praktikum teknologi bahan

24
PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Ruang Lingkup 3. Maksud dan Tujuan 4. Persiapan Praktikum

Upload: ananda12345xxx

Post on 25-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

struktur

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang2. Ruang Lingkup3. Maksud dan Tujuan4. Persiapan Praktikum

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 BetonBeton merupakan komponen penting dalam suatu konstruksi

bangunan dimana beton merupakan campuran antara semen, air, agregat halus, agregat kasar dan kadang-kadang terdapat juga campuran tambahan lainnya.

Adapun bahan-bahan penyusun beton antara lain:

2.1.1 Agregat :

Agregat yang butir-butirnya lebih besar dari 4,80 mm disebut agregat kasar dan agregat yang butir-butirnya lebih kecil dari 4,80 mm disebut agregat halus.

2.1.2 Air :

Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan.

2.1.3 Semen :Semen adalah hidrolik binder (perekat hidrolis) yaitu

senyawa yang terkandung di dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan.

2.2 Baja Tulangan

2.2.1 Baja Tulangan Polos (BJTP)2.2.2 Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)

BAB IIIPEMERIKSAAN BAHAN

3.1 Pemeriksaan Kadar Air Agregat halus (Pasir) dan Agregat kasar (batu pecah)

a. Bahan: pasir

Tabel 3.1.1 Persentase kadar air agregat halus untuk pasir

No. Uraian Keterangan

1. Berat Pasir Semula ( W1) 734 gr

2. Berat Pasir Setelah di Oven( W2 ) 690,40 gr

3. %1002

21

W

WWPersentase 6,32%

a. Bahan: batu pecah

Tabel 3.1.2 Persentase kadar air agregat kasar untuk batu pecah

No. Uraian Keterangan

1. Berat Batu Pecah Semula ( W1 ) 977,70 gr

2. Berat Batu Pecah Setelah di Oven ( W2 )

971,60 gr

3. %1002

21

W

WWPersentase 0,63 %

Uraian:

Dari data hasil perhitungan di atas diperoleh, kadar air pasir adalah 6,32% dan kadar

air batu pecah adalah 0,63%. Kadar air batu pecah lebih kecil dibandingkan dengan

kadar air pasir.

Tabel 3.2.1 Pemeriksaan Persentase kandungan lumpur

No Uraian Keterangan

1. Tinggi pasir + lumpur (H1) 5,40 cm

2. Tinggi pasir kering oven (H2) 5,10 cm

3. %100

1

21

H

HHPersentase 5,56 %

Uraian:

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kandungan lumpur sebesar 5,56%,

sedangkan syarat pasir untuk campuran beton yaitu memiliki kandungan lumpur

maksimum sebesar 5%. Sehingga pasir tersebut tidak memenuhi syarat sebagai

rancangan campuran beton oleh karena itu pasir perlu dicuci.

Tabel 3.3.1Persentase kandungan lumpur dalam batu pecah

No. Uraian Keterangan

1 Berat agregat kasar kering oven ( W1 )

737,90 gr

2 Berat agregat kasar kering oven setelah dicuci tertahan saringan No. 200 ( W2 )

721,70 gr

3 %1002

21

W

WWPersentase 2,20 %

Uraian:

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kandungan lumpur sebesar 2,20%,

sedangkan syarat untuk campuran beton, batu pecah memiliki kandungan lumpur

maksimum 1%. Jadi, Batu pecah tersebut tidak memenuhi syarat sebagai rancangan

campuran beton. Sehingga perlu dilakukan pencucian terhadap batu pecah.

Tabel 3.4.1 Berat jenis pasir dan penyerapan agregat halus

No. Nama Pemeriksaan Keterangan

1 Berat contoh pasir SSD 500 gr

2 Berat contoh pasir kering oven (B) 477,1 gr

3 Berat piknometer + air temperature 25°(C) 710 gr

4 Berat piknometer + pasir SSD + air temperature 25° (D) 1003 gr

5 Berat jenis Bulk = DC

B

500

2,418

6 Berat jenis SSD = DC 500

500 2,416

7 Berat jenis Semu = DBC

B

2,736

8 Absorpsi = B

B500x 100% 4,8 %

Uraian:

Berat jenis pasir SSD (Saturated Surface Dry) yang diperoleh adalah 2,416 dengan

penyerapan air sebesar 4,8 %.

Tabel 3.5.1 Berat jenis dan Penyerapan Batu Pecah

No. Uraian Keterangan

1 Berat benda uji kering oven (BK) 5000 gr

2 Berat benda uji SSD (BJ) 5055 gr

3 Berat benda uji dalam air (BA) 2765 gr

4 Berat jenis Bulk = BABJ

BK

2,18

5 Berat jenis SSD = BABJ

BJ

2,21

6 Berat jenis Semu = BABK

BK

2,24

7 Absorpsi = BK

BKBJ x 100% 1 ,09%

Uraian:

Berat jenis batu pecah SSD (Saturated Surface Dry) yang diperoleh adalah 2,21

dengan penyerapan air dalam batu pecah sebesar 1,09%.

3.6 Pemeriksaan Berat Isi Agregat dan Semen

Cara Rodding Cara Sovelling

Tabel 3.6.1Berat isi gembur/Sovelling

No Berat isi gembur/Sovelling Semen Pasir Bt.Pecah

1 Berat container + sample (A) (gr) 6705 6375 6510

2 Berat container (B) (gr) 2864 2864 2864

3 Berat sample (A - B) (gr) 3841 3511 3646

4 Volume container (ml) 2922 2922 2922

5 Berat isi sample (gr/ml) (3/4) 1,32 1,20 1,25

Tabel 3.6.2Berat isi padat/Rodding

No Berat isi padat/Rodding Semen Pasir Bt.Pecah

1 Berat container + sample (A) (gr) 7020 7085 6771

2 Berat container (B) (gr) 2864 2864 2864

3 Berat sample (A – B) (gr) 4156 4221 3907

4 Volume container ( ml ) 2922 2922 2922

5 Berat isi sample (gr/ml) (3/4) 1,42 1,45 1,34

6 Berat isi sample rata-rata (gr/ml) 1,37 1,32 1,29

Uraian:

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa pengujian berat satuan

dengan cara RODDING memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan cara

SOVELLING. Hal ini disebabkan karena pada cara RODDING, pori-pori agregat terisi

penuh akibat proses pemadatan dengan tongkat penumbuk. Banyaknya butiran-butiran

yang mengisi pori-pori tersebut akan dipengaruhi oleh gradasi butiran, bentuk

permukaan dan bentuk butiran. Adapun berat isi rata-rata pasir yang diperoleh adalah

1,37 gr/ml, berat isi rata-rata batu pecah 1,32 gr/ml, dan berat isi rata-rata semen 1,29

gr/ml.

BAB IVRANCANGAN CAMPURAN

4.1 Data Rancangan Campuran Beton

Bahan Semen Pasir Agregat Kasar

(Batu Pecah)

Berat Isi 1,37 1,32 1,29

Berat Jenis 3,15 2,42 2,21

Kadar Air (%) - 6,32 0,64

Penyerapan (%) - 4,8 1,09

1. Kuat Tekan yang disyaratkan (Fc)Kuat tekan yang diisyaratkan sudah ditetapkan sebesar 27,5 MPa untuk

umur 28 hari dengan bagian tidak memenuhi syarat 5 %.

2. Standar Deviasi dan Nilai Tambah (Margin)• 6 MPa• Berdasarkan buku SK SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 2, nilai

tambah dihitung menurut rumus:• M = k x s• M = 1,64 x 6 = 9,84

3. Kekuatan Rata – Rata yang ditargetkan = f’c + M= 27,5 MPa + 9,84

= 37,34 MPa

4. Faktor Air Semen Hitung

• Dalam SK SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.2 digunakan tabel 2 (tabel perkiraan kekuatan tekan beton dengan faktor air semen 0,5 dan jenis semen dan jenis agregat ). Berdasarkan tipe semen portland tipe 1, jenis agregat kasarnya batu pecah dan bentuk benda uji kubus maka didapatlah kekuatan tekan pada umur 28 hari sebesar 45 (N/mm).

JENIS SEMEN

JENIS AGREGAT KASAR

KEKUATAN TEKAN (N/mm) PADA UMUR

(HARI) BENTUK BENDA UJI 3 7 28 91

Semen Portland Tipe I atau Semen Tahan Sulfat Tipe II

Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 Silinder

Batu Pecah 19 27 37 45 Batu tak dipecahkan 20 28 40 48

Kubus Batu Pecah 23 32 45 54

Semen Portland Tipe III

Batu tak dipecahkan 21 28 38 44 Silinder

Batu Pecah 25 33 44 48 Batu tak dipecahkan 25 31 46 53

Kubus Batu Pecah 30 40 53 60

Hubungkan dengan grafik 2 (hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen dengan benda uji kubus 150 x 150 x 150mm) dan masukkan nilai kuat tekan rata-rata target yang telah dihitung (37,34 MPa) maka di dapat nilai faktor air semennya 0,58.

Tabel Rancangan Campuaran

No Uraian Nilai 1 Kuat tekan yang direncanakan pada umur 28 hari dengan

syarat bagian yang tidak memenuhi syarat 5% 27,5 MPa

2 Deviasi Standar 6 MPa 3 Nilai Tambah (Margin) 9,84 4 Kekuatan Rata-Rata yang ditargetkan 37,34 MPa 5 Jenis Semen Bosowa (Portland

Tipe 1) 6 Jenis agregat halus Batu alami 7 Jenis agregat kasar Batu pecah 8 Faktor air semen hitung 0,58 9 Faktor air semen maksimum 0,6 10 Nilai Slump 60-80 mm 11 Ukuran agregat maksimum 40 mm 12 Kadar air bebas 185 kg 13 Kadar semen 352 kg 14 Kadar semen minimum 275 kg 15 Faktor air semen yang disesuaikan - 16 Susunan butir agregat gabungan Zone 2 17 Persen agregat halus 37% 18 Berat jenis agregat gabungan 2,28 kg/m3 19 Berat jenis beton 2163 kg/m3 20 Kadar agregat gabungan 1626 kg/m3 21 Kadar agregat halus 602 kg/m3 22 Kadar agregat kasar 1024 kg/m3

• Pembuatan Benda UjiKebutuhan material pembuat benda ujiVolume 10 benda uji kubus = 10 x (0,15 x 0,15 x 0,15)

= 0,03375 m3 ≈ 0,034 m3

Volume 1 benda uji balok = 1 x (0,15 x 0,15 x 0,60) = 0,0135 m3 ≈ 0,014 m3

Volume benda uji = (0,034+0,014)x120% = 0,0576 m3 ≈ 0,06 m3

Proporsi pengadukan campuran beton :Air : 0,06 x 185 = 11,1 kgSemen: 0.06 x 352 = 21,12 kgPasir : 0,06 x 602 = 36,12 kgAgregat kasar (batu pecah) : 0,06 x 1024 = 61,44 kg • 4.3 Pengujian Slump• Diperoleh hasil:• Campuran I dengan slump 10 cm = 100 mm• Hal ini sesuai dengan data perencanaan, yaitu nilai slump 60-18

BAB VPENGUJIAN KEKUATAN BETON

5.1 Perhitungan Kuat Tekan BetonLuas permukaan tekan kubus (F) A = 150 x 150

= 22500 mm2

Kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus:fc’ =

A

P

Tabel 5.1 Pengujian kuat tekan

Kubus Berat Kubus

Beban fc’ = P/A

(MPa) fc’- fcr’ (MPa)

(fc’- fcr')2

(MPa)

(Kg) P(kN)

1 7,584 650 28,89 -1,07 1,14 2 7,532 610 27,11 -2,84 8,09 3 7,550 650 28,89 -1,07 1,14 4 7,630 700 31,11 1,16 1,34 5 7,300 700 31,11 1,16 1,34 6 7,610 610 27,11 -2,84 8,09 7 7,675 730 32,44 2,49 6,19 8 7,580 570 25,33 -4,62 21,36 9 7,800 800 35,56 5,60 31,36

10 7,51 720 32,00 2,04 4,18

Rata-Rata 29,96 ∑= 84,23

• Perhitungan nilai standar deviasi (Sd) dihitung dengan rumus:

Sd =

1

2''

n

bkrbk

23.110

23,84

= 3,10

dimana:

fc’ = kuat tekan masing-masing kubus

fcr’ = kuat tekan rata-rata kubus

n = 10

Sehingga nilai Sd didapat 3,10 MPa

• Perhitungan kuat tekan rata-rata kubus :

Sdkfcrfc .''

dimana: fc’ = kuat tekan rata-rata kubus setelah

dihitungfcr’ = kuat tekan rata-rata kubusk = 1,83Sd = Standar deviasi

Didapat kuat tekan karakteristik = 29,96 - (1,83 x3,10) = 24,29 MPa

Perhitungan Berat Volume Beton• Volume kubus beton

V =150 x 150 x 150= 3375000 mm3

= 0,003375m3

• Berat jenis kubus beton dihitung dengan cara:Bv =

Tabel 5.2Hasil perhitungan kuat tekan dan berat jenis beton

Kubus Berat Kubus Berat Volume Beton

( 3mkg )

1 7,584 2247,11

2 7,532 2231,70

3 7,550 2237,04

4 7,630 2260,74

5 7,300 2162,96

6 7,610 2254,81

7 7,675 2274,07

8 7,580 2245,93

9 7,800 2231,11

10 7,510 2225,11

Rata-Rata = 2245,07