praktik ekspor dan impor

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Materi Tujuan pembuatan uraian materi ini diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari ekspor, alasan perusahan melakukan ekspor, dan tidak melakukan ekspor. 2. Menetukan sasaran ekspor yang tepat. 3. Mengetahui aspek-aspek utama dari program bantuan penjualan ekspor yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan AS. 4. Mengenali istilah-istilah dalam perdagangan Internasional. 5. Mengetahui asal sumber dana yang digunakan dalam kegiatan ekspor. 6. Menjelaskan pengertian impor dan kegiatan utamanya. 7. Mengidentifikasi sumber dana untuk kegiatan impor. 8. Memahami jenis-jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ekspor-impor. 1.2. Kata Kunci Ekspor-impor Pasar Luar Negeri Syarat Penjualan-Pembayaran Prosedur Ekspor-Impor Dokumen Ekspor dan Impor 1

Upload: yuni-andriany

Post on 28-Dec-2015

362 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Bisnis Internasional

TRANSCRIPT

Page 1: Praktik Ekspor Dan Impor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Materi

Tujuan pembuatan uraian materi ini diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian dari ekspor, alasan perusahan melakukan ekspor, dan tidak

melakukan ekspor.

2. Menetukan sasaran ekspor yang tepat.

3. Mengetahui aspek-aspek utama dari program bantuan penjualan ekspor yang dilakukan

oleh Departemen Perdagangan AS.

4. Mengenali istilah-istilah dalam perdagangan Internasional.

5. Mengetahui asal sumber dana yang digunakan dalam kegiatan ekspor.

6. Menjelaskan pengertian impor dan kegiatan utamanya.

7. Mengidentifikasi sumber dana untuk kegiatan impor.

8. Memahami jenis-jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ekspor-impor.

1.2. Kata Kunci

Ekspor-impor

Pasar Luar Negeri

Syarat Penjualan-Pembayaran

Prosedur Ekspor-Impor

Dokumen Ekspor dan Impor

1.3. Ringkasan

Ekspor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke

negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Sedangkan eksportir adalah

perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Ekspor dapat dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan kecil, besar baik multinasonal maupun internasional. Banyak orang

beranggapan bahwa ekspor dilakukan oleh sebuah perusahaan yang identik dengan

1

Page 2: Praktik Ekspor Dan Impor

perusahaan besar dan memiliki cabang-cabang di luar negeri. Namun, ekspor sebenarnya

juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil.

Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara ke negara

lain. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di

negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan

internasional. Jika perusahaan menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat

karena harga lebih murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam

negeri. Impor juga sangat dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor

dipengaruhi oleh hambatan peraturan perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak)

pada produk impor. Pajak itu biasanya dibayar langsung oleh importir, yang kemudian

akan membebankan kepada konsumen berupa harga lebih tinggi dari produknya.

Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan 2internacional (ekspor

impor), baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lainnya

mempunyai arti dan peranan penting. Oleh sebab itu semua dokumen yang menyangkut

kegiatan tersebut harus dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen-dokumen dalam

perdagangan internacional (ekspor impor) tersebut dapat dibedakan ke dalam tiga

kelompok yaitu dokumen induk, dokumen penunjang dan dokumen pembantu.

2

Page 3: Praktik Ekspor Dan Impor

BAB II

ISI

2.1. Ekspor

Ekspor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke

negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Sedangkan eksportir adalah

perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Ekspor dapat dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan kecil, besar baik multinasonal maupun internasional. Banyak orang

beranggapan bahwa ekspor dilakukan oleh sebuah perusahaan yang identik dengan

perusahaan besar dan memiliki cabang-cabang di luar negeri. Namun, ekspor sebenarnya

juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil.

Tujuan perusahaan melakukan kegiatan ekspor adalah untuk meningkatkan

keuntungan dan pejualan serta untuk melindungi keuntungan dan penjualan dari penurunan.

Alasan-alasan lain yang membuat sebuah perusahaan melakukan kegiatan ekspor, yaitu:

a. Untuk melayani pasar di mana perusahaan tidak memiliki fasilitas produksi atau

pabrik lokal tidak memproduksi produk lengkap campuran dari perusahaan itu.

b. Untuk memenuhi persyaratan pemerintah di negara tersebut, yaitu ekpor cabang lokal.

Di negara-negara berkembang, pemerintahnya sering mengharuskan cabang

untuk mengekspor, dan beberapanya mewajibkan perusahaan itu memperoleh mata

uangasing yang cukup untuk menutupi biaya impornya.

c. Untuk tetap kompetitif di pasar dalam negeri.

d. Untuk menguji pasar-pasar di luar negeri dan persaingan luar negeri dengan biaya yang

tidak mahal. Hal ini dilakukan oleh sebuah perusahaan yang ingin mengetahui

bagaimana masyarakat menerima suatu produk sebelum berinvestasi dalam fasilitas-

fasilitas produk lokal.

e. Untuk memenuhi permintaan aktual atau prospektif dari konsumen terhadap sebuah

perusahaan untuk mengekpor.

f. Untuk mengompensasi siklus penjualan di pasar domestik.

g. Untuk menjual lebih banyak, yang memungkinkan perusahaan menggunakan kelebihan

kapasitas produksinya untuk menurunkan biaya tetap per unit.

3

Page 4: Praktik Ekspor Dan Impor

h. Untuk memperluas daur hidup produk dengan mengekspor ke negara-negara yang

teknologinya kurang berkembang.

i. Untuk mengalihkan perhatian para pesaing asing yang berada di pasar dalam negeri

perusahaan itu dengan memasuki pasar-pasar dalam negeri mereka.

j. Untuk ikut mencicipi kesuksesan yang telah dicapai oleh berbagai perusahaan lain

dengan cara mengekspor.

k. Untuk meningkatkan tingkat utilisasi peralatan.

Selain perusahaan-perusahan yang ingin melakukan ekspor, tentu masih banyak

perusahaan yang tidak melakukan kegiatan ekspor. Alasan sebuah perusahaan

tidak melakukan ekspor adalah sibuk mengurusi bisnis dalam negerinya dan enggan

untuk terlibat dalam suatu operasi yang baru dan tidak dikenal, karena hal ini akan

menimbulkan masalah seperti:

a. mencari pasar asing yang tepat,

b. prosedur pendanaan dan pembayaran,

c. dukungan dari pemerintah serta

d. prosedur ekspor.

Perusahaan yang tidak melakukan kegiatan ekspor sebagian besar menyatakan bahwa

mereka tidak tahu dari mana harus memulainya, seperti bagaimana menentukan pasar yang

tepat; takut dengan kerumitannya, misalnya yang berkaitan dengan prosedur pembayaran,

pendanaan, dan ekspor; serta tidak tahu bahwa informasi dan dukungan dari pemerintah

sebenarnya ada dan siap digunakan.

Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan mengenai hal yang berkaitan dengan

bagaimana menentukan pasar luar negeri yang tepat, bagaimana prosedur pembayaran dan

pendanaanya, dan dukungan pemerintah serta prosedur ekspor itu sendiri.

4

Page 5: Praktik Ekspor Dan Impor

2.2. Menentukan Pasar Luar Negeri yang Tepat

Dalam menentukan pasar luar negeri yang tepat, baik itu untuk ekspor ataupun untuk

produksi luar negeri, pertama-tama adalah menentukan apakah pasar untuk produk-produk

perusahaan itu ada atau tidak. Namun, bagi perusahaan-perusahaan yang baru dibidang

ekspor, apalagi perusahaan tersebut adalah perusahaan kecil, mugkin akan masih sulit bagi

mereka untuk memulai ekspor. Tetapi, di negara seperti AS terdapat berbagai program

bantuan ekspor yang tersedia.

Sumber Penyuluhan Ekspor:

a. Trade Information Center (TIC)

Dapat digunakan untuk mencari informasi mengenai segala bantuan ekspor

daripemerintah federal sekaligus informasi mengenai pasar regional dari berbagai

negara.Tujuan situs TIC ini adalah untuk mendidik mereka yang tidak berpengalaman

mengenai sumber-sumber daya yang tersedia sebelum mereka menghubungi TIC secara

langsung untuk menerima bantuan.

b. International Trade Administration (ITA)

Menawarkan berbagai kegiatan ekspor seperti penyuluhan ekspor, analisis pasar luar

negeri, penilaian kemampuan kompetisi perusahaan, serta pengembangan kesempatan

pasar dan perwakilan penjualan melalui acara-acara promosi ekspor. Selain itu, ITA

juga memberikan informasi mengenai pasar-pasar dan praktik perdagangan di seluruh

dunia melalui Trade Development.

c. Small Business Administration

Menawarkan bantuan melalui kantor-kantor daerahnya bagi para pengekspor dan calon

pengekspor yang skalanya kecil melalui dua program yang disediakan di kantor-kantor

daerah seluruh AS: Development Assistance (Bantuan Pengembangan Usaha) dan

Finacial Assistance (Bantuan Pendanaan).

d. Departemen Pertanian

Memberikan informasi mengenai pasar asing untuk produk-produk pertanian, seperti

Trade Assistance and Promotion Office (TAPO), yang merupakan bagian dari Office of

Outreach dan Exporter Assistance of The Foreign Agricultural Service.

5

Page 6: Praktik Ekspor Dan Impor

Program Bantuan Ekspor dari Departemen Perdagangan :

Riset Pasar Asing

Memberikan bantuan dalam melakukan riset pasar. Departemen Perdagangan juga

membantu menentukan lokasi wakil-wakil di luar negeri dan melakukan penjualan

melalui pameran-pameran dagaang, serta pertunjukan video dan katalog.

Mengekspor Langsung atau Tidak Langsung

Jika perusahaan memilih mengekspor secara tidak langsung sebagai menguji pasar,

para pakar perdagangan dapat memberikan bantuan dalam menentukan lokasi salah

satu dari berbagai jenis eksportir. Namun, apabila perusahaan memilih menjalankan

operasi ekspornya sendiri, maka perusahaan tersebut harus memperoleh jalur distribusi

di luar negeri.

Pamerkan dan Jual

Ada empat jenis acaranya:

1. Pavilin AS. Departmen Perdagangan memilih sekitar 100 pekan dagang global

setiap tahunnya untuk merekrut perusahaan-perusahaan AS ke dalam suatu pavilin

AS.

2. Misi-misi Dagang. Difokuskan pada sector indutri. Para peserta diberikan informasi

pemasaran yan rinci, perkenalan pada public di awal acara, dukungan logistic, dan

perjanjian-perjanjian yang diatur sebelumnya dengan para pembeli potensial dan

pejabat-pejabat pemerintah.

3. Pusat literature produk. Memberikan informasi pada perusahan-perusahaan berupa

daftar pengunjung yang berminat untuk ditindaklanjuti.

4. Misi perdagangan balik. Para pejabat luar negeri mewakili orang-orang yang

berkuasa dalam melakukan pembelian yang berminat membeli peralatan AS untuk

proyek-proyek tertentu.

Sumber-Sumber bantuan lainnya

Seperti: World Trade Centers Assosiation yang melalui keanggotaanya, para eksportir dan

importir memiliki akses ke suatu sistem perdagangan online; Dewan Ekspor Distrik yang

terdiri atas pakar-pakar bisnis dan perdagangan sukarela yang membantu dalam lokakarya

6

Page 7: Praktik Ekspor Dan Impor

dan juga menyediakan layanan konsultasi di antara para eksportir yang berprospek dan

berpengalaman.

Setelah menentukan pasar untuk produk-produk perusahaan dengan bantuan program

ekspor di atas, maka secepat mungkin rencana pemasaran ekspor harus dibuat. Rencana

pemasaran ekspor, mencakup pasar-pasar yang akan dikembangkan, strategi pemasaran

untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan taktik yang diperlukan untuk menjadikan strategi

itu operasional. Rencana ekspor juga akan menyebutkan apa yang harus dilakukan dan

kapan, siapa yang harus melakukannya, serta berapa banyak uang yang harus dikeluarkan.

Bauran pemasaran berlaku bagi para eksportir, seperti kebijakan penetapan harga.

Harga-harga yang tidak bersaing menyebabkan penjualan lepas kepada para pesaing, dan

penetapan harga yang tidak tepat juga dapat menyebabkan para eksportir merugi.

2.3. Syarat Penjualan

Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan syarat penjualan yang akan dipilih

ketika mengekspor, seperti:

FAS (Free Alongside Ship)

Penjual membayar semua ongkos angkut sampai sisi kapal. Free Alongside Ship (FAS)

adalah di mana Penjual melakukan penyerahan barang dengan menggunakan

persyaratan Free Alongside Ship yang memiliki kewajiban utama adalah pembeli

dengan memikul biaya pengangkutan barang dan risiko terhadap barang. Selain itu

pembeli memiliki kewajiban untuk mengurus formalitas ekspor. Penyerahan barang

oleh penjual kepada pembeli dilakukan di samping kapal pengangkutan. Free Alongside

Ship hanya dapat dipakai dalam pengangkutan laut atau pengangkutan antara pulau

saja.

Cost, Insurance, Freight Freign port (CIF)

Merupakan bagian dari Incoterms. Penyerahan barang dengan Cost, Insurance and

Freight dilakukan di atas kapal, namun ongkos angkut dan premi asuransi sudah

dibayar oleh penjual sampai ke pelabuhan tujuan, dengan begitu penjual wajib untuk

mengurus formalitas ekspor. Selain itu dengan persyaratan CIF, maka penjual memiliki

kewajiban untuk menutup kontrak asuransi dan melakukan pembayaran premi asuransi.

7

Page 8: Praktik Ekspor Dan Impor

Persyaratan penyerahan barang dengan CFR hanya dapat dilakukan untuk

pengangkutan laut dan pengangkutan antara pulau saja.

Penjual wajib mentup asuransi angkutan laut terhadap risiko kerugian pembeli terhadap

kerusakan atau kehilangan barang yang mungkin terjadi selama dalam perjalanan.

Meskipun penjual yang menutup asuransi, risiko atas barang telah berpindah dari pihak

penjual kepada pembeli sejak penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan

pengapalan. Sama seperti CFR, nama pelabuhan tujuan dicantumkan dibelakangterms

CIF, misalnya CIF Tanjung Priok.

CFR (Cost and Freight)

Seperti CIF hanya saja pembeli yang membayar biaya asuransi. Penjual melakukan

penyerahan barang dengan Cost and Freight dilakukan di atas kapal, namun ongkos

angkut sudah dibayar penjual sampai ke pelabuhan tujuan, dengan begitu penjual

wajib mengurus formalitas ekspor. Selain itu dengan persyaratan CFR, maka

peralihan risiko dan biaya tambahan beralih setelah barang dimuat di atas kapal.

DAF (nama tempat)

Pihak penjual mengurus izin ekspor dan bertanggung jawab sampai barang tiba di

perbatasan negara tujuan. Bea cukai dan izin impor menjadi tanggung jawab pihak

pembeli. Penjual melakukan penyerahan barang dengan Delivered At Frontier

dilakukan di perbatasan negara tujuan, tetapi belum memasuki daerah pabean

negara tujuan. Selain itu dengan persyaratan DAF, maka penjual memiliki

kewajiban untuk mengurus formalitas ekspor. Dan bila barang-barang tersebut telah

ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli saat datangnya alat angkut, belum

dibongkar, sudah diurus formalitas impornya di tempat atau pada titik yang disebut

di wilayah perbatasan tetapi belum memasuki wilayah pabean dari negara yang

bertetangga.

Syarat ini berlaku untuk alat angkut apa saja bilamana barang-barang tersebut harus

diserahkan di perbatasan darat. Bila penyerahan dilakukan di pelabuhan maka penyerahan

harus dilakukan di pelabuhan tujuan, di atas kapal, atau di dermaga.

8

Page 9: Praktik Ekspor Dan Impor

2.4. Syarat Pembayaran

Setelah mengetahui bagaimana menentukan pasar luar negeri yang tepat, para

eksportir juga dituntut untuk mengetahui bagaimana prosedur pembayaran dan pendanaan.

Berikut ini adalah jenis syarat pembayaran yang ditawarkan oleh eksportir kepada pembeli

asing:

Uang muka

Ketika reputasi kredit pembeli tidak dikenal/tidak jelas, uang muka biasanya

diperlukan. Tetapi tidak banyak konsumen yang rela membayar uang mukanya sebelum

barang diterima. Sebagian modal kerja mereka menjadi terikat sampai barangnya

diterima dan dijual. Mereka tidak memperoleh jaminan akan mendapatkan apa yang

mereka pesan.

Rekening terbuka (open account)

Ketika penjualan dilakukan pada rekening terbuka, si penjual menanggung semua

risikonya .Kesepakatan dengan syarat penjualan ini hanya ditawarkan kepada para

konsumen yang dapat diandalkan di negara-negara yang perekonomiannya stabil.

Penjual akan mempunyai resiko yang tinggi dikarenakan modalnya akan terikat sampai

pembayaran atas penjualannya diterima.

Konsinyasi

Merupakan suatu prosedur dimana barang dikirimkan ke pembeli dan pembayarannya

tidak dilakukan sampai barang tersebut terjual. Resikonya ditanggung semua oleh

penjual. Kesepakatan ini harus dilakukan dengan menyelidiki terlebih dahulu mengenai

pembeli dan negara tempat pembeli itu berada, sama ketika melakukan rekening

terbuka.

Letter of credit (L/C)

Merupakan dokmen yang diterbitkan oleh bank si pembeli yang berjanji membayar

sejumlah nilai tertentu kepada penjual di saat bank penerbit menerima dokumen-

dokumen yang disyaratkan dalam L/C untuk jangka waktu yang telah ditentukan.

9

Page 10: Praktik Ekspor Dan Impor

Wesel dokumen (documentary of draft)

Apabila eksportir tidak yakin dengan kesepakatan L/C karena alasan politik dan

komersial, maka eksportir dapat menyetujui pembayaran berdasarkan documentary

draft, yang lebih murah. Wesel ekspor (ekspor draft) adalah sebuah pesanan tanpa

syarat yang diberikan oleh penjual kepada pembeli, berisi instruksi kepada pembeli

untuk membayar pada saat penunjukan (sight draft) atau pada tanggal yang telah

disetujui (time draft).

2.5. Pendanaan Ekspor

Sedangkan mengenai pendanaan ekspor, terdiri dari swasta dan pemerintah. Sumber-

sumber pendanaan ekspor tersebut antara lain bank-bank komersial, anjak piutang,

penebusan utang (forfaiting), bank ekspor-impor (Eximbank), dan Small

Business Administration.

Bank-bank komersial

Melakukan sumber pendanaan ekspor melalui pinjaman untuk modal kerja

danpemberian diskonto wesel berjangka. Dengan menerima sebuah wesel berjangka,

maka bank menerima tanggungjawab untuk melakukan pembayaran pada saat wesel itu

jatuh tempo.

Anjak piutang

Penerapan harga diskon tanpa memotong piutang. Anjak piutang digunakan

untuk menyediakan modal kerja kepada para perusahaan manufaktur yang sedang

kekurangan uang tunai. Perusahaan anjak piutang dapat berbentuk factoring house atau

sebuah departemen khusus dalam bank komersial.

Penebusan utang (forfaiting)

Pembelian obligasi yang timbul dari penjualan barang dan jasa serta jatuh tempo

padasuatu tanggal setelah waktu 90 sampai 180 hari yang biasanya berlaku dalam

anjak piutang, piutang-piutang ini biasanya dalam bentuk wesel dagang atau wesel

promes (promissory note) dengan waktu jatuh temponya berkisar dari 6 bulan sampai 5

tahun.Risiko politik dan risiko transfer ditanggung oleh pelakunya.

10

Page 11: Praktik Ekspor Dan Impor

Bank ekspor-impor

Badan pemerintah utama yang bertanggungjawab untuk membantu ekspor barang dan

jasa AS melalui berbagai jenis pinjaman, jaminan, dan asuransi. Program-program yang

ditawarkan oleh bank ekspopr impor, yaitu:

Pinjaman langsung dan perantara, di mana program ini menanggung sampai

85%nilai barang dan jasa yang diekspor, dengan perjanjian pembayaran kembali

dalamsatu tahun atau lebih.

Jaminan modal kerja, membantu bisnis-bisnis kecil mendapatkan modal kerja untuk

menutup penjualan ekspor mereka.

Garansi, menyediakan perlindungan pembayaran kembali untuk pinjaman-pinjaman

sektor swasta kepada para pembeli barang modal dan jasa terkait di AS.

Asuransi kredit ekspor, suatu badan ekspor dapat mengurangi risiko

pembayarannya dengan cara membeli satu dari sekian banyak kebijakan

untuk melindungi dirinya dari risiko politik dan perdagangan dari pembeli asing

yang gagal membayar utangnya.

Small Business Administration, menjalankan program-program garansi pinjaman

dan pinjaman langsung untuk membantu para eksportir bisnis kecil.

2.6. Dukungan Pemerintah Lainnya

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, alasan lain sebuah perusahaan

tidak melakukan kegiatan ekspor adalah ketidaktahuan mereka mengenai dukungan

pemerintah. Dukungan-dukungan pemerintah ini, antara lain:

Overseas Private Investment Corporation (OPIC)

Perusahaan pemerintah menawarkan asuransi pada para investor Amerika di negara-

negara berkembang untuk melindungi mereka dari penipuan, ketidakmampuan suatu

mata uang untuk ditukarkan, dan kerusakan-kerusakan akibat perang atau revolusi.

Foreign Sales Corporation (FSC)

Bentuk korporasi khusus yang disahkan oleh pemerintah federal yang

memberikanpengurangan pajak bagi perusahaan-perusahaan pengekspor.

11

Page 12: Praktik Ekspor Dan Impor

Zona-zona Perdangangan Luar Negeri

Zona perdagangan bebas (Free Trade Zone – FTZ) yaitu sebuah kawasan tertutup yang

berada di luar wilayah kepabeanan negara di mana FTZ berlokasi. Barang-barangyang

berada di zona ini, tidak perlu membayar bea masuk.

Perusahaan-perusahaan yang tidak mengekspor juga mengeluhkan kerumitan

prosedur ekspor, yang biasanya terkait dengan hal dokumentasi karena jika ingin mengirim

sebuah barang ke luar negeri, jumlah dokumen yang diperlukan sangat banyak. Menurut

penelitian dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD),

transaksi rata-rata ke luar negeri membutuhkan 35 dokumen dan total berkasnya kira-

kira360 salinan. Sedangkan total biaya dokumentasi untuk suatu pengiriman diperkirakan

antara $150 dan $300.

2.7. Prosedur Ekspor

a) Pemberitahuan Ekspor

a. Ekspor barang wajib PEB 

Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang

(PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim melalui media

elektronik.

b. Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB 

Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini :

Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan menggunakan

Deklarasi Pabean; 

Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai

ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas; 

Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan

menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan Kepabeanan Internasional

(ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU CPD CARNET) . 

Barang kiriman melalui PT.( Persero ) Pos Indonesia dengan menggunakan

Declaration En Douane (CN 23). 

12

Page 13: Praktik Ekspor Dan Impor

b) Prosedur Pemeriksaan Pabean Atas Barang Ekspor

Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen,Dalam hal tertentu

diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh :

a. Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai

Terhadap barang ekspor yang: Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran

atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor. Berdasarkan informasi

dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau

telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya dengan

restitusi PPN dan PPn BM atau Akan dimasukkan kembali ke dalam Daerah Pabean

(re-impor)  Pemeriksaan dapat dilaksanakan di: Kawasan Pabean, Gudang eksportir,

atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk menyimpan barang ekspor. 

b. Surveyor

Terhadap barang ekspor yang: Seluruhnya atau sebagian berasal dari barang impor

yang mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran

PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea Masuk serta pembayaran pendahuluan

PPN/PPn BM.  Pemeriksaan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di

luar Kawasan Pabean.

c) Pengajuan PEB

Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan mengajukannya

kepada Kantor Pabean dengan dilampiri : LPS-E dalam hal barang ekspor wajib

diperiksa oleh Surveyor; Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat

Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor; Copy

invoice dan copy packing list; Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang

diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor. Pelunasan

Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang yang terutang

PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk pelunasannya.

d) Pemasukan Barang Ekspor Ke Kawasan Pabean

Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan Sementara

dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap pabean dalam hal

13

Page 14: Praktik Ekspor Dan Impor

pelaksanaan ekspor dilakukan dengan PEB Berkala.  Atas barang ekspor yang diperiksa

Surveyor, selain disertai dengan PEB juga harus dilampiri CTPS; Dalam hal

pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan menggunakan peti kemas Less

Container Load (LCL), seluruh PEB dari barang ekspor dalam peti kemas yang

bersangkutan harus diajukan secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator

dalam dokumen konsolidasi ekspor.

e) Pendaftaran PEB

Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan memberi

nomor dan tanggal pendaftaran.

f) Penelitian Dokumen

Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB bersangkutan,

yang meliputi : Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen seperti

tersebut pada butir 1 di atas. Kebenaran pengisian PEB Kebenaran penghitungan

pungutan negara yang tercantum dalam bukti pelunasan PNDRE.

g) Persetujuan Muat

Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai memberikan

persetujuan muat pada PEB tersebut dengan mencantumkan nama tempat, tanggal,

tanda tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan.

h) Pembetulan/Perubahan

Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada eksportir untuk

diadakan pembetulan/perubahan. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan

sebelum atau sesudah persetujuan muat diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai dari

Kantor tempat PEB didaftarkan. 

i) Pemuatan

Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah mendapat

persetujuan muat dari Pejabat Bea dan Cukai.

j) Pengangkutan

Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan Kawasan Pabean dengan tujuan

ke luar Daerah Pabean, wajib memberitahukan barang yang diangkutnya dengan

menggunakan pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor yang

14

Page 15: Praktik Ekspor Dan Impor

diangkutnya kepada Pejabat Bea dan Cukai di Kantor Pabean paling lambat 3 (tiga) hari

kerja terhitung sejak keberangkatan Sarana Pengangkut. Barang ekspor yang diangkut

lanjut ke tempat lain dalam Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya

kepada Pejabat Bea dan Cukai di Kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB

barang ekspor yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB yang telah

ditandasahkan oleh Pejabat Bea dan Cukai di tempat pemuatan. 

k) Tatacara Pemeriksaan Fisik Barang Oleh Surveyor

Pemeriksaan barang dilakukan oleh Surveyor setelah adanya Permintaan Pemeriksaan

Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3

(tiga) hari kerja sebelum pemeriksaan.

l) Fasilitas PEB Berkala

PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode

waktu tertentu Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan

dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB Berkala. Penggunaan

PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal atau

Pejabat yang ditunjuknya.

m) Sanksi Administrasi

Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah memberitahukan

jenis dan/atau jumlah barang, eksportir dikenai sanksi administrasi berupa denda paling

banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000,00

(satu juta rupiah). Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan

sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan surat-menyurat

yang bertalian dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian

keuangan negara dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000,00 (lima juta

rupiah). Pengangkut yang tidak mengajukan pemberitahuan barang yang diangkut

dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

n) Lain-Lain

Di luar hari dan jam kerja Bank Devisa, pelunasan pungutan negara dalam rangka

ekspor dapat dilakukan di Kantor Pabean; Barang yang telah diberitahukan untuk

15

Page 16: Praktik Ekspor Dan Impor

diekspor, sementara menunggu pemuatannya dapat ditimbun di Tempat Penimbunan

Sementara. Pemuatan barang ekspor dilakukan : Di Kawasan Pabean atau Di tempat

lain yang dipersamakan dengan Kawasan Pabean berdasarkan izin dari Kepala Kantor

yang mengawasi tempat yang bersangkutan. 

Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, jika dibatalkan ekspornya, wajib

dilaporkan kepada Pejabat Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan. Eksportir

diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan catatan serta surat

menyurat yang bertalian dengan ekspor.

2.8. Cara Mengurangi Pencurian dan Biaya Penanganan

Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi pencurian dan biaya penanganan

sekaligus adalah meliputi pemakaian peti kemas, kapal-kapal LASH, dan RO-RO maupun

angkutan udara.

Peti Kemas

Peti kemas ini diisi oleh penjual dengan barang yang akan dikirim dari dalam

gudangnya sendiri. Peti kemas yang disegel hanya akan dibuka pada saat barang-barang

tiba di tempat tujuan akhirnya. Peti kemas ini akan dijemput oleh trailer atau sebuah

kereta di tepi kapal, di mana barang-barang itu akan dimuat ke atas kapal.

Lighter Aboard Ship (LASH)

Kapal-kapal LASH memberi eksportir dan importir akses langsung ke layanan

angkutan lintas samudra meskipun mereka berlokasi di jalur perairan dangkal. Jenis

kapal ini  mampu mengangkut muatan berupa lighters (tongkang = barges).

RO-RO Kapal RO-RO (roll on-roll)

Memungkinkan trailer-trailer yang sudah dimuati dan segala perangkat

yang memiliki roda dibawa masuk ke kapal yang dirancang secara khusus ini. Jasa RO-

RO telah membawa manfaat dari segi pengemasan bagi pelabuhan-pelabuhan yang

selama ini tidak mampu menginvestasikan uangnya untuk peralatan-peralatan

pengangkutan yang diperlukan untuk peti-peti kemas.

16

Page 17: Praktik Ekspor Dan Impor

Angkutan Udara

Angkutan udara memungkinkan dilakukannya pengiriman yang sebelumnya memakan

waktu 30 hari menjadi satu hari. Dengan menggunakan angkutan udara, para

pelangganakan lebih puas ketika mereka menerima kirimannya lebih cepat. Selain itu,

ketidakpuasan akibat kerusakan barang yang terjadi selama masa pengiriman atau

keterlambatan karena kapal pengirimnya yang rusak sedang diperbaiki, kecil

kemungkinannya untuk terjadi.

2.9. Impor

Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara ke negara

lain. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di

negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan

internasional. Jika perusahaan menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat

karena harga lebih murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam

negeri. Impor juga sangat dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor

dipengaruhi oleh hambatan peraturan perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak)

pada produk impor. Pajak itu biasanya dibayar langsung oleh importir, yang kemudian

akan membebankan kepada konsumen berupa harga lebih tinggi dari produknya.

Demikianlah sebuah produk mungkin berharga terlalu tinggi dibandingkan produk

yang berasal dari dalam negeri. Ketika pemerintah asing menerapkan tarif, kemampuan

perusahaan asing untuk bersaing di Negara-negara itu dibatasi. Pemerintah juga dapat

menerapkan kuota pada produk impor, yang membatasi jumlah produk yang dapat dimpor.

Jenis hambatan perdagangan seperti ini bahkan lebih membatasi dibandingkan tarif, karena

secara eskpilit menetapkan batas jumlah yang dapat dimpor.

Dalam kasus ekspor, terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang bisnis utamanya

hanyalah mengimpor, dan terdapat perusahaan-perusahaan dunia yang bagi mereka

mengimpor komponen dan bahan mentah senilai jutaan dolar setiap tahunnya hanyalah

merupakan salah satu fungsinya. Di bawah ini akan diuraikan mengenai cara-cara

bagaimana prospek importir mengidentifikasikan sumber-sumber impornyaJika produk itu

tidak diimpor, maka dapat menghubungi kamar dagang asing.

17

Page 18: Praktik Ekspor Dan Impor

Dapat menggunakan electronic bulletin board dari berbagai World Trade Center yang

ada melalui jaringan internet.

2.10. Teknik Kegiatan Impor

Sedangkan mengenai teknisnya, teknis kegiatan impor dapat dibantu oleh pialang

pabean. Pialang pabean (customhouse broker) yaitu usaha independen yang menangani

pengiriman impor dengan meminta kompensasi tertentu. Pialang pabean yang

bertindak sebagai agen bagi importir membawa barang-barang yang diimpor melalui

pabean, yang mewajibkan mereka mengetahui dengan baik berbagai peraturan impor dan

daftar tarif yang ekstensif. Para pialang pabean juga dapat menyediakan jasa-jasa lain,

seperti mengatur transportasi untuk barang-barang setelah meninggalkan pabean atau

bahkan transportasi untuk barang-barang dari suatu negara asing jika eksportir

tidak melakukannya.

Setiap importir, juga harus mengetahui bagaimana menghitung pajak-pajak impor dan

klasifikasi produk. Hal ini berkaitan dengan Harmonized Tariff Schedule of the

United States (HTSUSA) yaitu versi Amerika dari kode tarif global adalah

Harmonized System, yang digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk

mengklasifikasikan produk-produk impor. Setiap produk memiliki nomor HTSUSA-nya

sendiri yang unik. HTSUSA juga memperlihatkan unit-unit pelaporan, yang digunakan

Pabean AS dalam kegiatan Administrasinya.

Cara importer mengidentifikasi sumber-sumber impor:

1. Perhatikan label produk untuk mengetahui dimana produk tersebut dibuat. Setelah

mengetahui tempat produksinya, hubungi kedutaan/konsulat negara itu dan mintalah

nama-nama produsen dari produk tsb. Beberapa negara menerbitkan selebaran yang

menawarkan produk-produk yang mereka ekspor. Mintalah mereka untuk menyertakan

Anda sebagai langganan selebaran tersebut. Selain itu Anda dapat menghubungi kamar-

kamar dagang asing di negara Anda.

18

Page 19: Praktik Ekspor Dan Impor

2. Jika produk tidak diimpor, hubungi sumber-sumber impor dan lebih banyak negara.

3. Gunakan electronic bulletin board dari berbagai World Trade Center yang ada.

Cantumkan nama Anda dan apa yang ingin dibeli dalam bank data mereka, dengan

sedikit biaya informasi tsb akan dilihat di seluruh dunia.

4. Ketika mengunjungi negara asing carilah suatu produk yang mungkin mempunyai pasar

di dalam negeri. Mendapat satu jenis barang dapat membawa Anda ke dalam sebuah

bisnis baru.

2.11. Pialang Pabean (Customhouse Broker)

Yaitu usaha independent yang menangani pengiriman impor dengan memeinta

kompensasi tertentu. Setiap negara taerdapat pialang pabean yang membantu para importir

mengimpor barangnya. Pialang pabean membawa barang-barang yang diipor melalui

pabean. Pada umumnya evaluasi pabean menggunakan unit-unit untuk produk-produk yang

dikenakan pajak tertentu dan harga fatur sebagai dasar utnuk bea masuk.

Pialang pabean juga dapat menyediakan jasa untuk mengatur transportasi barang-

barang setelah meninggalkan pabean. Fungsi lainnya adalah mengetahui ketika impor

tersebut dikenakan kuota impor dan berapa banyak kuota tsb telah dipenuhi pada saat

mengimpor.

Sistem Komersial Otomatis (Automated Commercial System – ACS)

Pihak pabean mempunyai Sistem Komersial Otomatis (Automated Commercial System

– ACS) yang digunakan untuk menelusuri, mengendalikan dan memproses semua

barang komersial yang diimpor ke AS. Para importir yang menggunakan system ini

dapat membayar bea pabean dan pajak-pajak impor secara elektonik sekaligus dalam

sekali transaksi.

Harmonized Tariff Schedule of the United State (HTSUSA)

Merupakan versi AS dari kode tariff global, Harmonized System yang digunakan oleh

negara-negara di seluruh dunia untuk mengklarifikasi produk-produk impor.

19

Page 20: Praktik Ekspor Dan Impor

2.12. Dokumen Ekspor dan Impor

Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional (ekspor impor),

baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lainnya mempunyai

arti dan peranan penting. Oleh sebab itu semua dokumen yang menyangkut kegiatan

tersebut harus dibuat dan diteliti dengan seksama.

Dokumen-dokumen dlam perdagangan internasional (ekspor impor) tersebut dapat

dibedakan ke dalam tiga kelompok yaitu dokumen induk, dokumen penunjang dan

dokumen pembantu.

2.13. Dokumen Induk 

Yang dimaksud dengan dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh

Badan Pelaksana Utama Perdagangan internasional, yang memiliki fungsi sebagai alat

pembuktian pelaksanaan suatu transaksi. Termasuk dalam dokumen ini antara lain:

Letter Of Credit (L/C)

Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bang atas permintaan importir yang ditujukan

kepada eksportir di luar negri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan

hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan.

Penjelasan mengenai L/C telah dibahas pada ban sebelumnya (lihat bab 5).

Bill Of Lading (B/L)

Surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang juga merupakan

tanda bukti kepemilikan barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian

pengangkutan barang melalui laut. Penjelasan rinci tentang B/L telah diterangkan pada

bab sebelumnya (lihat bab 6).

Faktur  (Invoice)

Adalah suatu dokumen yang penting dalam perdagangan, data-data dalam invoice akan

dapat diketahui berapa jumlah wesel yang akan dapat ditarik, jumlah penutupan

asuransi, dan penyelesaian segala macam bea masuk. Faktur (invoice) dapat dibedakan

ke dalam tiga bentuk yaitu:

Proforma Invoice

20

Page 21: Praktik Ekspor Dan Impor

Merupakan penawaran dalam bentuk faktur biasa dari penjual kepada pembeli yang

potensial juga merupakantawaran pada pembeli untuk menempatkan pesanannya

yang pasti dan sering dimintakan oleh pembeli supaya instansi yang berwenang di

negara importir akan memberikan izin impor. Faktu ini biasanya menyatakan

syarat-syarat jual beli dan harga barang sehingga segera setelah pembeli yang

bersangkutan telah menyetujui pesanan maka akan ada kontrak yang pasti.

Penggunaan faktur ini juga digunakan bilamana penyelesaian akan dilakukan

dengan:

Dengan pembayaran terlebih dahulu sebelum pengapalan.

Atas dasar consignment

Tergantung pada tender

Commercial Invoice

Nota perincian tentang keterangan jumlah barang-barang yang dijual dan harga dari

barang-barang tersebut serta perhitungan pembayaran. Faktur ini oleh penjual

(eksportir) ditujukan kepada pembeli (importir) yang nama dan alamatnya sesuai

dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak

menandatangani.

Consular Invoice

Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaanatau konsulat.Faktur ini

terkadang ditandatangani oleh konsul perdagangan negri pembeli, dibuat oleh

eksportir dan ditandatangani oleh konsul negara pembeli, atau dibuat dan

ditandatangani negara sahabatdari negara pembeli.

Peraturan-peraturan antar negara memiliki perbedaan antar satu dengan yang

lainnya tetang faktur ini, tetapi yang jelas kegunaan dari faktu ini antara lain untuk

memeriksa harga jual dibandingkan harga pasar yang sedang berlakudan untuk

memastikan bahwa tidak terjadi dumping, selain itu juga diperlukan untuk

menghitung bea masuk di tempat importir.

Dokumen (Polis) Asuransi

Surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan perusahaan asuransi atas permintaan

eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim.

21

Page 22: Praktik Ekspor Dan Impor

Dokumen asuransi ini pentingkarena dapat membuktikan bahwa barang-barang yang

disebut di dalamny telah diasuransi. Jenis-jenis resikoyang ditutup juga disebutkan

dalam dokumen ini. Dokumen ini menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan

kepada siapa klaim dibayarkan.Setiap asuransi wajib dibayar dengan valuta yang sama

dengan L/C kecuali syarat-syarat L/C menyatakan lain.

2.14. Dokumen Pembantu

Dokumen pengiriman

Dokumen ini dipersiapkan oleh para eksportir atau perusahaan angkutan

merekasehingga pengiriman melewati pabean, dimuat ke dalam pengangkut, dan

dikirimketujuannya. Dokumen-dokumen ini meliputi:

Konosemen (bill of lading) ekspor, yang memiliki tiga tujuan yaitu

kontrak pengangkutan antara pengirim dan pembawa (perusahaan angkutan), tanda

terima dari perusahaan angkutan atas barang-barang yang dikirim, dan sertifikasi

kepemilikan.

Daftar kemasan ekspor.

Lisensi (izin-izin) ekspor. Lisensi ekspor mencakup komoditas ekspor di

manalisensi tervalidasi tidak diperlukan; tidak memerlukan aplikasi formal.

Surat pernyataan ekspor dari pengirim.

Sertifikat asuransi, yang merupakan bukti bahwa pengiriman telah

diasuransikanterhadap kerugian atau kerusakan selama masa transit. Asuransi laut

atas suatu transaksi internasional dapat diatur oleh pihak eksportir maupun pihak

importir,bergantung pada syarat-syarat penjualannya. Terdapat tiga jenis polis

asuransi laut,yaitu:

a. Basic named perils, menanggung bahaya-bahaya di laut, kebakaran,

penolakan, kargo, ledakan, dan badai.

b. Broad named perils, mencakup pencurian, gagal serah, kerusakan, dan

kebocoran di luar yang ditanggung oleh basic named perils. Kedua polis

inimemuat klausul yang menentukan sejauh mana kerugian yang disebabkan

oleh bahaya yang diasuransikan akan dibayarkan. Pembeli asuransi dapat

22

Page 23: Praktik Ekspor Dan Impor

memilih salah satu, yaitu: bebas dari rata-rata partikular (tidak termasuk

kerugianparsial), atau dengan rata-rata partikular (termasuk kerugian parsial).

Tarif yangdikenakan dari kedua opsi ini tentu berbeda-beda.

c. All risks, menanggung semua kerugian dan kehilangan fisik dari penyebab

eksternal, serta lebih mahal daripada polis-polis di atas. Risiko perang

ditanggung dalam kontrak yang terpisah.

Dokumen penagihan

Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk penagihan berbeda antara negara-

negarayang satu dengan yang lainnya. Namun, dokumen-dokumen yang paling

umumdigunakan, yaitu:

Faktur komersial (commercial invoice)

Faktur komersial untuk pesanan ekspor sama dengan faktur domestik, hanya

sajafaktur ini mencantumkan informasi tambahan seperti asal barang, tanda-tanda

pengemasan ekspor, dan klausul yang menyatakan bahwa barang-barang tersebut

tidak akan dialihkan ke negara lain. Beberapa negara pengimpor mewajibkan faktur

komerial ditulis dalam bahasa mereka dan diberikan visanya oleh konsulat mereka

setempat.

Faktur konsuler (consular invoice)

Merupakan formulir khusus. Formulir ini dibeli dari konsulat, dipersiapkan

dalambahasa negara tujuan ekspor, kemudian diberikan visanya oleh konsulat.

Sertifikat asal barang

Dokumen ini diterbitkan karena sejumlah pemerintah asing mengharusnkan

adanyasuatu sertifikat terpisah mengenai asal barang yang diekspor. Dokumen ini

padaumumnya diterbitkan oleh kamar dagang setempat dan diberikan visanya

olehkonsulat.

Sertifikat pemeriksaan

Sertifikat ini sering kali diminta oleh pembeli barang-barang seperti biji-bijian,

bahan makanan, dan hewan hidup.

23

Page 24: Praktik Ekspor Dan Impor

Selain hal-hal yang berkaitan dengan prosedur ekspor ini, ekspor tentu tidak terlepas dari

masalah pengirimannya. Karena itu, di bawah ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kemajuan dalam teknik-teknik penanganan bahan yang tidak hanya dapat

menghemat uang tetapi juga dapat menjangkau pasar-pasar yang sebelumnya tidak dapat

mereka layani.

2.15. Contoh Kasus: Ekspor Barang RI Terhadang Aturan Proteksi 130 Negara WTO

Selama tahun lalu, Badan Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO)

mencatat, ada 407 kebijakan perdagangan baru di dunia yang dibuat oleh 130 negara

anggota WTO. Ratusan kebijakan itu dibuat untuk melindungi produk buatan negara

mereka dari serbuan produk impor.

Indonesia menerima laporan dari Dirjen WTO tentang kebijakan perdagangan tahun

2013. Terjadi peningatan kebijakan perdagangan yang sifatnya restriktif di dunia. WTO

mencatat terdapat 407 kebijakan restriktif yang diterbitkan anggota WTO yang jumlahnya

130 negara. Kalau dinilai dalam nilai perdagangan, maka kebijakan ini telah berpengaruh

terhadap nilai perdagangan dunia sebesar US$ 240 miliar.

Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2012, di mana WTO hanya mencatat

terdapat 308 kebijakan baru. Dari 407 kebijakan perdagangan baru yang tercipta, sebanyak

217 kebijakan berkaitan dengan antidumping dan safeguard.

Untuk Indonesia, tahun lalu tidak menerapkan aturan baru kebijakan antidumping.

Sedangkan di 2012, Indonesia menerbitkan 7 inisiatif kebijakan antidumping. Sementara

untuk safeguard, di 2012 dan 2013 Indonesia sama-sama mengeluarkan 4 aturan kebijakan

baru.

Dalam aturan WTO, gangguan terhadap perdagangan internasional ada yang bersifat

unfair trade (perdagangan tidak adil) seperti dumping dan subsidi yang direspons dengan

adanya kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Anti Subsidi

(BMAS). Tetapi ada juga perdagangan yang bersifat adil atau fair trade, yaitu tidak ada

praktik dumping atau subsidi, tetapi industri di suatu negara terkena dampak. 

Contohnya produk yang dihasilkan negara A jauh lebih kompetitif dari negara B.

Sehingga negara B menggunakan kebijakan safeguard sebagai bentuk respons untuk

24

Page 25: Praktik Ekspor Dan Impor

melindungi produknya. Negara di dunia sudah mulai hati-hati dan melakukan proteksi

(perlindungan) terhadap kebijakan perdagangan yang mereka buat. Cara-cara semacam ini

bisa saja menyebabkan gangguan ekspor produk Indonesia ke luar negeri.

Ada beberapa cara yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag)

untuk mengurangi risiko kerugian akibat terganggunya laju ekspor produk Indonesia ke

luar negeri. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan cara memberdayakan salah satu divisi

di Kemendag yaitu Direktorat Pengamanan Perdagangan. Sedangkan untuk perlakuan

produk impor ke Indonesia, Kemendag akan menginstruksikan Komite Anti Dumping

Indonesia (KADI) dan Komite Pengamanan dan Perdagangan Indonesia (KPPI).

Ada beberapa produk Indonesia yang mendapatkan hambatan saat masuk ke negara

lain diantaranya biodiesel, alkohol, MSG, sepeda, kertas, dan rokok. Umumnya produk

Indonesia dituduh melakukan perdagangan tidak adil baik ditemukan adanya subsidi dan

dumping. Ada juga tuduhan lainnya lebih bersifat kampanye hitam yang memojokkan

produk buatan Indonesia seperti rokok dan biodiesel yang disebut tidak ramah lingkungan

dan merusak kesehatan.

25

Page 26: Praktik Ekspor Dan Impor

BAB III

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Ball, Donald A dkk. 2005.Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global Edisi 9 Buku 2.

Jakarta: Salemba Empat.

http://artikelgado2-tiyas.blogspot.com/

http://finance.detik.com/read/2014/03/07/163252/2518974/4/2/ekspor-barang-ri-terhadang-

aturan-proteksi-130-negara-wto

26