prakerin keuis (farmasi)

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prakerin Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, tingkat perhatian masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan khususnya di bidang Farmasi meningkat. Dengan memperhatikan pentingnya peranan kesehatan di atas, diperlukan upaya yang lebih memadai secara menyeluruh dan perpadu. Seorong dengan itu, SMK FARMASI Bina Putra Nusantara Tasikmalaya, merupakan pendidikan formal yang bergerak di bidang kesehatan dan kefarmasian dimana setiap siswa diwajibkan untuk melakukan Prakerin di berbagai Perusahaan/Industri Farmasi/Instalasi yang tersedia dan Prakerin ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, untuk mengenal dan mengatasi masalah kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat, pihak sekolah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi FARMASI Bina Putera Nusantara untuk

Upload: heztap

Post on 29-Jun-2015

261 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prakerin Keuis (Farmasi)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Prakerin

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, tingkat

perhatian masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan khususnya di bidang

Farmasi meningkat.

Dengan memperhatikan pentingnya peranan kesehatan di atas, diperlukan

upaya yang lebih memadai secara menyeluruh dan perpadu.

Seorong dengan itu, SMK FARMASI Bina Putra Nusantara Tasikmalaya,

merupakan pendidikan formal yang bergerak di bidang kesehatan dan kefarmasian

dimana setiap siswa diwajibkan untuk melakukan Prakerin di berbagai

Perusahaan/Industri Farmasi/Instalasi yang tersedia dan Prakerin ini disesuaikan

dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, untuk mengenal dan mengatasi

masalah kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat, pihak sekolah

memberikan kesempatan kepada siswa-siswi FARMASI Bina Putera Nusantara

untuk berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sasaran utama pelayanan

kesehatan terutama di bidang Farmasi dengan cara melakukan Prakerin.

B. Maksud dan Tujuan Prakerin

Adapun tujuan penulisan laporan sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional

2. Untuk memperoleh pengalaman secara nyata di dunia kefarmasian.

3. Ingin mengikuti managament Farmasi di RUSD Ciamis

4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Page 2: Prakerin Keuis (Farmasi)

C. Manfaat Prakerin

Bagi Instansi Pendidik

- Dapat memberikan didikan dan bimbingan kepada siswa-siswi di

dalam Prakerin sehingga melatih kemandirian bagi IFRS Ciamis

- Memberi suatu manfaat kepada kepada para peserta Prakerin dapat

melaksanakan fungsi pendidikan dalam bidang farmasi bagi penulis

- Menambah wawasan dan dapat membandingkan antara teori dan

praktek kerja lapangan.

D. Waktu dan Lokasi Prakerin

Kegiatan praktek kerja lapangan dimulai dari tanggal 6 Oktober -6

November 2007 dan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis yang

beralamat di Jl. Rumah Sakit no. 76 Ciamis.

Page 3: Prakerin Keuis (Farmasi)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Pengertian

Menurut WHO Rumah sakit adalah bagian Integral dari suatu Organisasi

socaial dan kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang

lengkap (pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan.

Menurut Menkes RI No. 983/Menkes/Per/XI/1992 Rumah sakit adalah

sarana upaya kesehatan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan

serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian

tenaga kesehatan.

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang komplek, menggunakan

gabungan alat ilmiah khusus dari rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan

personal terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan mengenai masalah medik

modern, yang semuanya terkait bersama –sama dalam maksud yang sama, untuk

pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (siregar ; 2004)

2. Fungsi

Secara umum fungsi rumah sakit menurut seragar ; 2004 ada 4 yaitu :

a. Fungsi perawatan meliputi : perawatan pemulihan, perawatan gigi,

pelayanan pribadi (konsultasi).

Page 4: Prakerin Keuis (Farmasi)

b. Fungsi pendidikan meliputi : pendidikan untuk tenaga medis dan

tenaga profesi kesehatan, contoh imunisasi, penggunaan obat yang

tepat (critical right) : tepat indikasi, tepat obat, tepat penyakit, tepat

dosis, tepat penderita , tepat informasi, tepat cara pemberian, tepat

diagnosa.

c. Fungsi kesehatan masyarakat fungsinya untuk membantu

meningkatkan kesehatan masyarakat artinya mengurangi jumlah

penyakit.

3. Klasifikasi

Klasifikasi Rumah Sakit menurut siregar ; 2004 dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Rumah Sakit kelas A

Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran special dan subspesialis luas. Oleh pemerintah,

rumah sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan

rujukan tertinggi (top referal hospital) atau disebut pula sebagai

Rumah Sakit Pusat.

b. Rumah Sakit kelas B

Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialisasi terbatas.

Direncanakan Rumah sakit kelas B didirikan disetiap ibu kota Propinsi

(provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah

sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A

juga diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit kelas B

Page 5: Prakerin Keuis (Farmasi)

c. Rumah Sakit kelas C

Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada empat

macam Pelayanan Penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan

kesehatan anak serta pelayanan kesehatan anak serta pelayanan

kebidanan dan kandungan. Direncanakan di di Rumah Sakit Kelas C

ini akan didirikan di setiap Ibukota Kabupaten Regency hospital yang

menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas.

d. Rumah Sakit kelas D

Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit yang besifat transisi karena

pada suatu saat akan di tingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas C Pada

saat ini kemampuan Rumah Sakit Kelas C, Rumah Sakit Kelas D ini

juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari Puskesmas.

e. Rumah Sakit kelas E

Rumah Sakit Kelas E adalah rumah sakit khusus (special hospital)

yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja.

Pada saat ini banyak sekali kelas E yang telah ditemukan. Misalnya

rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit

kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu dan anak dan lain

sebagainya yang seperti ini. (siregar, 2004).

Page 6: Prakerin Keuis (Farmasi)

B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

IFRS adalah Departement atau divisi rumah sakit yang menyelenggarakan

pengadaan, penyimpanan, peracikan, pembuatan, pengemasan,pengendalian,

penentuan kadar, penerimaan resep, distribusi dan pengawasan obat melaui

manajement terapi obat untuk penderita rawat inap dan rawat jalan (Modul

Pengolahan Persediaan farmasi Dan Perbekalan kesehatan).

1. Tujuan IFRS

a. Memberi manfaat bagi pasien, doter dan perawat.

b. Menolong dalam menyediakan perbekalan kesehatan.

c. Menjamin praktek profesional kefarmasian yang bermutu

dan meningkatkan ketepatan panggunaan obat yang sesuai dengan

etika kefarmasian pada umumnya.

d. Meningkatkan penelitian dalam praktek dalam

kefarmasian dan ilmu farmasetik (ilmu tentang peracikan obat).

e. Menyebarkan pengetahuan farmasi melalui perputaran

informasi antara apotecker, perawat, pasien.

f. Memperluas dan memperkuat fungsi apotek rumah sakit

dalam

1) Secara efektif mengelola obat dan dan alkes

dirumah sakit.

2) Mengembangkan dan melaksanakan pelayanan

farmasi klinik.

2. Tugas Utama IFRS

Page 7: Prakerin Keuis (Farmasi)

Tugas utama IFRS adalah pengelola mulai dari perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai

dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan

dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan maupun untuk

semua unit termasuk poliklinik rumah sakit (siregar; 2004).

3. Ruang lingkup dari Kegiatan IFRS

a. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan

menentukan jumlah obat dalam rangka pengadaan obat.

Tujuan Perencanaan :

Untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan

kebutuhan.

1) Untuk menghindari kekosongan obat.

2) Untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

3) Untuk meningkatkan efesiensi penggunaan obat.

Perencanaan obat yang akan dipesan dilakukan dalam suatu buku yang

dinamakan Defecta. Buku Defecta ini memuat tentang daftar obat atau

alkes yang akan dipesan atau dibeli dari PBF dengan

memperhitungkan sisa stock, stock pengaman, lead time (waktu

tunggu). (siregar ; 2004)

b. Pengadaan

Pengadaan adalah suatu proses untuk pengadaan obat yang

dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan.

Page 8: Prakerin Keuis (Farmasi)

Tujuan pengadaan adalah tersedianya obat dengan jenis dan jumlah

yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat diperoleh pada waktu

yang tepat.

Pengadaan barang dirumah sakit umumnya dapat dilakukan melalui:

1). Pembelian

Pembelian meliputi perbekalan Farmasi dan alat kesehatan.

Sistem pembelian yang digunakan tergantung situasi dan kondisi

dari rumah sakit yang bersangkutan. Faktor yang berpengaruh dalam

pembelian adalah stock barang dan omzet penjualan.

2). Produksi

Produksi adalah pembuatan obat atau sediaan farmasi lainnya

dilakukan bila obat atau sediaan farmasi tersebut :

a) Bila tidak ada pasaran

b) Mempunyai komposisi yang khusus

c) Tidak stabil dalam penyimpanan

d) Diperlukan untuk penelitian

e) Dipergunakn rutin dalam jumlah besar dan dapat

diproduksi di rumah sakit.

3). Konsinyasi

Konsinyasi adalah semacam titipan barang, apabila barang tersebut

tidak laku bisa dikembalikan.

d. Penerimaan

Page 9: Prakerin Keuis (Farmasi)

Penerimaan adalah pernerimaan obat dan alkes yang datang dari PBF dan

disesuaikan dengan surat pesanan.

e. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara mene,patkan

obat-obat yang diterima pada tempat yang dinilai aman.

Maksud dan tujuan penyimpanan diantaranya :

1). Memelihara obat

2). Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab yang

meliputi :

- Jumlah sediaan

- Bentuk sediaan

3) Menjaga kelangsungan persediaan

4) Memudahkan pencarian dan pengawasan

1. Spot Location System

Spot Location System adalah penyimpanan berdasarkan tempat kosong.

Keuntungannya adalah area gudang dapat dipergunakan semaksimal

mungkin sedangkan kerugiannya adalah sulit untuk mencari barang yang

dibutuhkan

2. Squence Location System

Squence Location System adalah penyimpanan berdasarkan alfabet.

Keuntungannya adalah barang mudah dicari, sedangkan kerugiannya

adalah gudang tidak bisa digunakan secara maksimal.

3. Size Location System

Page 10: Prakerin Keuis (Farmasi)

Size Location System adalah penyimpanan berdasarkan besar kecilnya

barang. Keuntungannya adalah lebih mudah membedakan barang,

sedangkan kerugiannya adalah sulit mencari barang.

4. Popularity Location System

Popularity Location System adalah penyimpanan berdasarkan seringnya

permintaan suatu barang. Keuntungannya adalah dapat mengetahui

barang yang Fast Moving Intermediate Moving dan Slow Moving,

sedangkan kerugiannya adalah sulit untuk mencari barang yang

dibutuhkan.

f. Sistem Distribusi Obat

Jenis distribusi obat untuk penderita rawat inap, yaitu :

1). Sistem Distribusi Obat Resep Individu

Sistem ini digunakan oleh RS kecil /RS Pribadi memudahkan cara

untuk menarik pembayaran atas obat-obatan yang digunakan pasien, dan

memberikan pelayanan kepada pasien secara perorangan.

Keuntungan Sistem Distribusi ini yaitu :

a) Semua pesanan obat langsung diperiksa oleh farmasi

b) Memungkinkan Interaksi antara farmasi, Dokter, Perawat dan

Pasien.

c) Memungklinkan pengawasan obat-obatan lebih teliti

d) Memberikan cara yang cocok untuk melaksanakan pembayaran

obat-obatan yang digunakan pasien.

Page 11: Prakerin Keuis (Farmasi)

2). Sistem Distribusi Obat Persediaan Lengkap di Ruangan (Floor Stock )

Sistem Distribusi obat persediaan lengkap di ruangan adalah suatu

kegiatan pengantaran sediaan obat sesuai dengan yang ditulis Dokter pada

resep yang disiapkan perawat dari persediaan di ruangan dan dengan

mengambil dosis/unit obat dari wadah persediaan yang langsung diberikan

kepada penderita di ruangan itu.

Keuntungan System Distribusi Obat Persediaan Lengkap di Ruangan,

Yaitu :

a) Obat yang diperlukan dapat segera

tersedia untuk penderita.

b) Peniadaan pengembalian obat yang

tidak terpakai ke IFRS

c) Pengurangan penyalinan kembali

resep

d) Pengurangan jumlah personel IFRS

yang diperlukan

Keterbatasan Sistem Distribusi Obat Persediaan Lengkap di Ruangan yaitu

:

a) Kesalahan obat sangat meningkat karena resep tidak dikaji oleh

apoteker. Hal ini disebabkan karena penyiapan obat dan konsumsi obat

dilakukan oleh perawat sendiri, sehingga tidak ada pemeriksaan ganda.

b) Persediaan obat di unit perawatan meningkat, karena fasilitas ruangan

yang sangat terbatas, sehingga pengendalian persediaan dan mutu

Page 12: Prakerin Keuis (Farmasi)

kurang diperhatikan oleh perawat. Akibatnya, penyimpanan kurang

teratur, mutu obat cepat meriosot, dan tanggal kadaluarsa kurang

diperhatikan sehingga sering terjadi sediaan obat yang tak terpakai

karena telah kadaluarsa.

c) Pencurian obat meningkat

d) Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat akibat kurangnya

perhatian dari perawat.

e) Penambahan modal investasi untuk penyediaan fasilitas penyimpanan

obat yang disetiap tempat perawatan penderita.

f) Perlu adanya penambahan waktu bagi perawat untuk menangani obat.

g) Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat.

3). Sistem Distribusi Obat Kombinasi Resep Individu dan Persediaan

dilengkapi Ruangan

Sistem Distribusi Obat Kombinasi ini memiliki beberapa

keuntungan, yaitu :

a) Semua resep individu dikaji langsung oleh apoteker.

b) Adanya kesempatan berinteraksi profesional antara apoteker-dokter-

perawat-penderita.

c) Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita karena

adanya persediaan obat di ruangan.

Sistem Distribusi Obat ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :

a) Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita

(Obat Resep Individual)

Page 13: Prakerin Keuis (Farmasi)

Dokter (Ruangan)

Pasien

Farmasi/Apoteker(Farmasi Pusat/Depo)

Perawat (Ruangan)

Lemari Obat Ruangan

b) Kemungkinan adanya kesalahan obat (Obat dari persediaan di ruang)

ALUR DISTRIBUSI UNIT DOSE

- Resep- Map Obat

- Kereta Obat

- Map Obat

Obat diluar jam kerjaObat (untuk siang, sore, malam, pagi)Farmasi terafi

Page 14: Prakerin Keuis (Farmasi)

Penjelasan :

- Dokter di ruangan menuliskan resep dan

disusun di map obat kemudian diberikan ke Farmasi yang ada di depo,

lalu di depo resep dilayani oleh Farmasi dengan mengambil obat yang

ada di lemari obat. Kemudian dimasukan ke dalam kereta obat disertai

dengan map obat tersebut, dan diambil oleh perawat untuk diberikan

ke ruangan yang tertera pada resep. Penggunaan obat tersebut

ditujukan untuk penggunaan siang, sore, malam dan pagi disesuaikan

dengan formula terapi, dan obat tersebut diberikan kepada pasien.

4) Sistem Distribusi Obat Dosis Unit (Unit Dose)

Sistem distribusi obat dosis unit dapat dioperasikan dengan salah

satu dari tiga metode dibawah ini, yang pilihannya tergantung pada

kebijakan dan kondisi suatu rumah sakit.

a) Sistem Distribusi Obat Unit Dose dapat diselenggarakan secara

sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh IFRS sentral kesemua tempat

perawatan penderita rawat inap di Rumah Sakit secara keseluruhan.

Artinya, di rumah sakit tersebut hanya dapat satu IFRS tanpa adanya

cabang IFRS dibeberapa tempat perawatan penderita.

b) Sistem Distribusi Obat Unit Dose Desentralisasi dilakukan oleh

beberapa cabang IFRS sebuah rumah sakit. Pada dasarnya sistem

distribusi obat desentralisasi sama dengan sistem distribusi obat yang

persediaan di Kota seluruhnya oleh apoteker yang sama dengan

pengelolaan dan pengendalian oleh IFRS sentral.

Page 15: Prakerin Keuis (Farmasi)

c) Dalam Sistem Distribusi Obat Unit Dose Kombinasi Sentralisasi dan

Desentralisasi, biasanya hanya dosis semula dan dosis keadaan darurat

yang dilayani oleh cabang IFRS. Dosis selanjutnya dilayani oleh IFRS

sentral. Pengemasan dan pencampuran sediaan intervena juga dimulai

dari IFRS sentral.

Beberapa keuntungan Sistem Distribusi Obat Unit Dose yang lebih rinci

sebagai berikut :

a) Mengefisiensikan tenagaperawat dalam asuhan keperawatan karena

semua obat-obatan yang diperlukan diruang perawatan sudah

disiapkan oleh parmasi

b) Mengurangi kesalahn pengobatan, karena adanya pemeriksaan ganda

oleh Farmasi. Ketika membela resep dokter sebelum dan sesudah

menyiapkan obat dan pemeriksaan oleh perawat pada saat membaca

intruksi obat sebelum memberikan obat kepada pasien.

c) Menurunkan total biaya pengobatan, karena adanya pemeriksaan

ganda oleh Farmasi. Ketika membaca resep dokter sebelum dan

sesudah menyiapkan obat dan pemeriksaan oleh perawat pada saat

membaca intruksi obat sebelum memberikan obat kepada pasien.

d) Mengalihkan penyiapan cairan infus dan pencampuran obat dengan

larutan pembawa di Farmasi.

e) Perincian obat lebih teliti

f) Menghemat tempat di ruangan perawatan dan peniadaan lemari

persediaan obat yang besar

Page 16: Prakerin Keuis (Farmasi)

g) Kemasan unit dosis masing-masing diberi label dengan nama obat

Potensi Obat dan Kemasan tetap utuh samapai obat tersebut siap

diberikan kepada pasien

h) Meniadakan kemungkinan pencurian obat dan obat yang terbuang

i) Memperbesar kesempatan komunikasi antara Farmasi Perawat dan

Dokter

j) Memungkinkan farmasi mempunyai profil Farmasi Pasien yang

dibutuhkan untuk pengkajian penggunaan obat

k) Apoteker dapat masuk ke ruang perawatan dimana dapat berfungsi

sebagai konsultan obat bekerja sama dengan dokter dan perawat untuk

pelayanan Pasien yang maksimal sebagai satu tim kesatuan.

Page 17: Prakerin Keuis (Farmasi)
Page 18: Prakerin Keuis (Farmasi)
Page 19: Prakerin Keuis (Farmasi)
Page 20: Prakerin Keuis (Farmasi)
Page 21: Prakerin Keuis (Farmasi)
Page 22: Prakerin Keuis (Farmasi)