pra proposal

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Tamiang dan Kota Langsa sebagai kota tujuan pemasaran obat menunjukkan persaingan yang semakin kompetitif. Hal itu terlihat dengan semakin banyaknya apotek di wilayah Kota Langsa dan Kabupaten Tamiang. Apotek tersebut biasanya menyediakan produk dari berbagai perusahaan farmasi. Para pemilik apotek berharap agar konsumen memilih untuk membeli obat yang disukai. Fakta seperti ini menunjukkan bahwa kompetisi yang terjadi sangat ketat sehingga setiap perusahaan perlu usaha-usaha khusus agar tetap mampu bersaing. Merespons kondisi pasar yang semakin kompetitif dan dampak-dampaknya, perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran. Sehubungan dengan itu, maka perlu dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli obat. Penelitian yang dilakukan ini hanya difokuskan pada 1

Upload: rovidakamal

Post on 25-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tesis

TRANSCRIPT

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN, FAKTOR INDIVIDU, DAN

PAGE 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Tamiang dan Kota Langsa sebagai kota tujuan pemasaran obat menunjukkan persaingan yang semakin kompetitif. Hal itu terlihat dengan semakin banyaknya apotek di wilayah Kota Langsa dan Kabupaten Tamiang. Apotek tersebut biasanya menyediakan produk dari berbagai perusahaan farmasi. Para pemilik apotek berharap agar konsumen memilih untuk membeli obat yang disukai. Fakta seperti ini menunjukkan bahwa kompetisi yang terjadi sangat ketat sehingga setiap perusahaan perlu usaha-usaha khusus agar tetap mampu bersaing. Merespons kondisi pasar yang semakin kompetitif dan dampak-dampaknya, perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran. Sehubungan dengan itu, maka perlu dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli obat. Penelitian yang dilakukan ini hanya difokuskan pada sejauh mana faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor komunikasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan membeli obat.

Definisi faktor lingkungan adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu (Alwi, 2002:239). Lingkungan diartikan sebagai semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Lingkungan dapat berupa tiga hal. Pertama, lingkungan alam, keadaan (: kondisi, kekuatan) sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisasi. Kedua, lingkungan kebudayaan, keadaan sistem nilai budaya, adat istiadat dan cara hidup masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang. Ketiga, lingkungan sosial, kekuatan masyarakat serta berbagai sistem norma di sekitar individu atau kelompok manusia yang mempengaruhi tingkah laku mereka dan interaksi antara mereka (Alwi,2002: 526). Individu berasal dari kata latin, individuum yang berarti yang tidak terbagi. Kata individu merupakan sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan (Ahmadi, 2003: 95). Adapun, arti leksikal individu adalah orang seorang, pribadi orang (terpisah dari yang lain) secara fisiologi dan bersifat bebas sehingga tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya (Alwi,). 2002:329

Berdasarkan konsep tersebut faktor individu dapat diartikan sebagai hal atau keadaan yang melekat pada pribadi orang secara fisiologi. Jadi, faktor individu yang berhubungan dengan perilaku konsumen adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi keputusan membeli. Kekuatan yang melekat pada konsumen secara individu tersebut sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri individu atau konsumen. Kekuatan individu terdiri dari pengalaman belajar dan memori (learning and memory), kepribadian dan konsep diri (personality and self concept), motivasi dan keterlibatan (motivation and involvement), sikap (attitude), dan gaya hidup (life style) (Amirullah, 2002:36).

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep yang umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promotional mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk.

Bauran promosi terdiri dari iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation), dan pemasaran langsung (direct marketing) (Kotler, 2000:101).

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut Kotler (1997:162) ada lima tahap proses keputusan pembelian.

Pertama, analisis atau pengenalan kebutuhan, yaitu proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, di mana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

Kedua, pencarian informasi, yaitu apabila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, yaitu: (Kotler (1997:163) yang terdiri dari sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman. Ketiga, evaluasi alternatif yakni pemasaran harus mengetahui mengenai evaluasi alternatif, bagaimana konsumen mengolah informasi sampai pada pemilihan merek. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Untuk kamera, atribut produk mungkin mencakup mutu gambar, kemudahan menggunakan, ukuran kamera, harga, dan atribut lain. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuban dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai di mana posisi setiap merek pada setiap atribut. Himpunan keyakinan mengenai merek tertentu dikenal sebagai citra merek.

Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.

Keempat, keputusan membeli, artinya dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan.

Kelima, perilaku pasca pembelian, artinya tahap dari proses keputusan pembeli. Konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan prestasi yang diterima dari produk. Apabila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas. Apabila memenuhi harapan, konsumen merasa puas. Apabila melebihi harapan, konsumen akan merasa amat puas.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yakni apakah variabel faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor komunikasi pemasaran mempengaruhi konsumen memutuskan membeli obat farmasi.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor komunikasi pemasaran terhadap keputusan membeli obat farmasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Pertama, sebagai acuan penentuan langkah ke depan tentang bagaimana cara meningkatkan keberhasilan suatu usaha atau untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dibenahi untuk meningkatkan keberhasilan suatu perusahaan atau badan usaha.

2. Kedua, memberikan bukti empirik tentang pengaruh faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor komunikasi pemasaran terhadap preferensi konsumen dalam melaksanakan keputusan pembelian.

3. Ketiga, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki metode pemasaran agar menjadi lebih efektif dan sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk maksud dan tujuan yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian selanjutnya.

BABII TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor Budaya. Budaya memberi pengaruh yang cukup kuat terhadap perilaku konsumen. Peranan yang dimainkan adalah budaya, sub-budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan determinan atau penentu yang paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang.

Serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku seseorang didapat melalui keluarganya dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Sub-budaya terdiri juga berperan dalam pembentukan perilaku seperti suku bangsa, agama, dan wilayah geografis. Sementara itu kelas sosial dalam masyarakat mempunyai karakteristik nilai, minat, dan perilaku yang homogen seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan dan orientasi nilai. Kelas sosial membentuk perilaku konsumen dalam menentukan preferensi produk dan merek dari pakaian, perabotan rumah, kendaraan dan kegiatan waktu luang.

Faktor Sosial.Perilaku konsumen juga duipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelompok referensi, keluarga, peranan dan status sosial dalam masyarakat. Kelompok referensi yang merupakan kelompok dimana sesorang tinggal atau berinteraksi dapat memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Keluarga merupakan kelompok utama yang paling berpengaruh tehadap perilaku seseorang. Para pemasar tertarik untuk mengetahui peran dan pengaruh dari anggota keluarga dalam pembelian berbagai produk atau jasa. Selanjutnya dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk, peranan dan pengaruh seseorang dalam kelompoknya adalah sebagai berikut:

a) Sebagai initiator, yaitu seseorang yang menyarankan membeli suatu produk.

b) Sebagai influencer, yaitu seseorang yang mempengaruhi keputusan akhir pembelian suatu produk.

c) Sebagai decider, yaitu seseorang yang memutuskan pembelian suatu produk.

d) Sebagai purchaser, yaitu seseorang yang bertugas melakukan pembelian.

e) Sebagai user, yaitu seseorang yang memakai produk yang dibeli.

Kelima fungsi di atas merupakan decision making units, yaitu orang atau sekelompok orang yang mempunyai tujuan sama dalam proses pengambilan keputusan dan diharapkan dapat bersama-sama memikul resiko yang ditimbulkan. Seorang pemasar harus mengetahui peranan dan pengaruh seseorang dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. Misal, dalam pengambilan keputusan untuk membeli mobil, peranan orang tua biasanya sebagai decider dan purchaser, sedangkan anak- anak bisa berperan sebagai initiator atau user.

Peran dan status seseorang dalam suatu keluarga, klub atau organisasi mempengaruhi perilaku pembeliannya. Konsumen akan memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka dalam masyarakat.

Faktor Kepribadian.

Karakteristik pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian seseorang yaitu usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadiannya. Pengaruh usia dan tahap siklus seseorang terhadap pembelian produk yang dikonsumsi, misal pasangan muda yang baru menikah dan belum mempunyai anak mempunyai pola perilaku beli yang berbeda dengan keluarga yang mempunyai anak usia sekolah. Pekerjaan dan keadaan ekonomi seseorang mempunyai pengaruh pada pola konsumsi dan pilihan produk. Perilaku konsumsi juga dipengaruhi oleh gaya hidup atau pola hidup sehari-hari seseorang yang dinyatakan dengan kegiatan, minat dan opini.

Faktor Psikologi.Pilihan konsumsi seseorang secara psikologis dipengaruhi oleh faktor-faktor motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan/kepercayaan dan sikap. Motivasi seseorang dalam membeli suatu produk adalah untuk memperoleh kepuasan, terdapat berbagai teori motivasi seperti teori Freud, Maslow, maupun teori Herzberg yang masing-masing mempunyai implikasi yang berbeda dalam analisis konsumen dan strategi pemasarannya.

Persepsi merupakan suatu proses memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi input informasi dalam memperoleh gambaran tentang situasi tertentu. Pembelajaran merupakan perubahan dari suatu proses perilaku individu karena pengalaman. Teori pembelajaran mengajarkan pada para pemasaran bahwa permintaan didapat dari hubungan saling pengaruh dari data tarik atau drive, stimuli atau cues yang memotivasi, dan memberi penguatan atau reinforcement positif pada suatu hal.

Keyakinan/kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif seseorang tentang sesuatu yang didasarkan pada opini. Tugas pemasar adalah memperbaiki opini konsumen akan suatu produk yang mendorong pada proses pembelian.B. Keputusan PembelianKeputusan pembelian merupakan keputusan akhir dari serangkaian proses sebelumnya, yaitu mulai dari persepsi tentang situasi dalam mengolah informasi yang diterima, proses pembelajaran melalui pengalaman pribadi dan sosial, sampai pada sikap dan keyakinan terhadap perilaku yang akan dilakukannya.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, sebaliknya masalah kebudayaan, demografis, sosial, individu (karakteristik pribadi), dan psikologis secara kuat mempengaruhi proses keputusan tersebut (http://manbisnis.tripod.corn. 2005).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel lingkungan, individu, dan bauran pemasaran pada pelanggan jamu PT Deltomed Wonogiri menghasilkan pengaruh ketiga variabel tersebut sebesar 23,8%. Dalam hal ini variabel yang paling dominan mempengaruhi adalah faktor individu (Dalima, 2004:41).

Kemudian Rastini (2001) yang meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi keputusan menginap di hotel berbintang tiga yang mengemukakan ada sepuluh faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan, personal traits, kondisi fisik, sosial dan referensi, produk, promosi, budaya, harga, individu, dan proses.

Perilaku konsumen yang teramati dari perilaku pembelian konsumen merupakan salah satu tahap dari proses pembuatan/pengambilan keputusan konsumen (Consumenr Decision Making). Proses pengambilan keputusan konsumen meliputi serangkaian kegitan mulai dari identifikasi kebutuhan, pencarian alternatif, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi perilaku purna beli. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

gambar 1. Proses keputusan PembeliProses membeli diawali dengan adanya kebutuhan. Kebutuhan timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan adalah kekuatan salah satu bagian dari otak untuk mengatur dan mangarahkan perilaku, akal dan tubuh agar dapat mempertahankan keadaan terbaik organisme itu (Neal dan Daniel, 1982 : 131). Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya tergantung pada banyaknya ketidaksesuain antara keadaa actual dengan keadaan yang diinginkan. Jka ketidaksesuaian melebihi tingkat atau ambang tertentu kebutuhanpun akan dikenali. Misalnya seorang yang lapar (keadaan actual) dia ingin menghilangkan perasaan itu (keadaan yang diinginkan) akan mengalami pengenalan kebutuhan jika ketidaksesuaian diantaranya cukup besar.

Kebutuhan manusia dibagi dua yaitu: (1) Kebutuhan yang berasal dari tegangan sistem yang bersifat fisiologis seperti lapar, haus, sex; (2) Kebutuhan yang berdasarkan tegangan sistem yang terdapat dalam kondisi subyektif kejiwaan seseorang (kebutuhan psikologis) yang berkaitan dengan kebutuhan psikogenik (Bayton, 1982 : 137).

Kebutuhan psikogenik dibagi tiga yaitu: (1) Kebutuhan kasih sayang yaitu mempertahankan bentuk hubungan hangat dan harmonis serta memuaskan secara emosional; (2) Kebutuhan peningkatan diri yang berkaitan dengan prestise pengakuan, kepuasan mempengaruhi orang lain; (3) Kebutuhan perlindungan yaitu melindungi pribadi dari ancaman fisik dan psikologis, mencegah kehilangan muka, hilangnya prestise, aman dari kecemasan (Bayton, 1982 : 137). Hasil pengenalan kebutuhan akan mendorong organisme berperilaku lebih jauh untuk pemecahan masalah jika kebutuhan yang dikenali cukup penting dan pemecahan kebutuhan tersebut dalam batas kemampuannya (Engel dan Miniard).

Selanjutnya kita dapat menyimpulkan sesudah konsumen mengidentifikasi masalah akan melakukan proses lebih lanjut, yang dipengaruhi oleh tingkat pentingnya kebutuhan tersebut serta sumber daya yang dimiliki oleh konsumen. Pada akhirnya apakah konsumen akan melakukan proses lebih lanjut keputusan pembelian, ditentukan oleh sikap baik dirinya maupun sikap orang lain terhadap produk tersebut.

Untuk dapat dikenali, kebutuhan harus diaktifkan dulu. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifak kebutuhan antara lain:

1. Keadaan yang berubah Kebutuhan akan sering diaktifkan oleh perubahan di dalam kehidupan seseorang. Karyawan yang dipindah ke daerah lain lain akan mengenali kebutuhan untuk menendpatkan tempat tinggal yang baru. Kenaikan gaji mungkin menurunkan daya tarik mobil yang sekarang ada dibandingkan dengan apa yang sekarang ingin dibeli. Perubahan di dalam keluarga juga dapat memicu pengenalan kebutuhan. Sebagai contoh, kelahiran anak mengakibatkan kebutuhan untuk makanan, pakaian, perabot bayi.

2..Pemerolehan Produk. Pemerolehan produk pada gilirannya akan mengaktifkan kebutuhan akan produk tambahan. Misalnya pemerolehan perabot baru akan mempengarulii keinginan akan karpet baru, pelapis dinding,dan sebagainya.

3. Konsumsi Produk. Konsumsi aktual itu sendiri dapat mengaktifkan kebutuhan. Dalam banyak situasi pembelian, suatu kebutuhan diaktifkan karena ada situasi kehabisan persediaan. Paklaian yang dipakai menyadarkan bahwa kita butuh pakaian baru. Sejauh mana produk memenuhi harapan konsumen selama konsumsi mempengaruhi pengenalan kebutuhan. Ketika suatu produk memenuhi harapan ini, maka keada actual dan yang diinginkan selaras sehingga tidak menimbulkan kebutuhan, tetapi jika keadaan yang diinginkan dan yang senyatanya tidak selaras maka akan mengaktifkan kebutuhan.

4. Pengaruh Pemasaran. Pemasar dapat mengaktifkan kebutuhan dalam diri konsumen dengan merangsang kebutuhan mereka melali program pemasaran.

5. Perbedaan individu. Ada konsumen yang mengenali kebutuhan dari keadaan actual dan ada konsumen yang mengenali kebutuhan dari keadaan yang diinginkan.

Dalam pengambilan keputusan pembelian, setelah seseorang menyadari adanya kebutuhan maka langkah berikutnya adalah mencarai informasi dan kemudian memprosesnya untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan keputusannya.

Menurut Essael (1987: 11) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu: (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategipemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol olehpemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi. Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baikuntuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputipendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan membeli seseorang. Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuanmembeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan. Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatif merk dan harga dibandingkan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produkbaik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen.

BAB III . METODE PENELITIAN

1. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen obat-obatan farmasi di apotek Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang. Pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto, 1998:108). Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 147 konsumen obat-obatan farmasi. Penentuan sample sebesar 147 sudah sangat mencukupi dari ketentuan-ketentuan di atas.2. Definisi Operasional Variabela. Variabel Dependen.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Stanton (1996:165) mengemukakan keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian nyata setelah melalui tahap-tahap sebelumnya. Setelah melakukan evaluasi atas sejumlah alternatif maka konsumen dapat memutuskan apakah suatu produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. Indikator yang digunakan adalah apakah konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli.

b. Variabel Independen.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah factor lingkungan (X1). Faktor lingkungan adalah hal (: keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu (Alwi, 2002:239). Kemudian, factor individu (X2). Factor individu dapat diberi pengertian sebagai hal (: keadaan) yang melekat pada pribadi orang secara fisiologi. Jadi, faktor individu yang berhubungan dengan perilaku konsumen adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi keputusan membeli (Amirullah, 2002: 36). Ketiga, faktor komunikasi (X3). Factor komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar.

3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini responden diminta menyatakan pendapatnya atau persepsinya atas pertanyaan yang diberikan melalui empat pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun pengukurannya menggunakan pengukuran ordinal untuk menghindari jawaban netral atau ragu-ragu maka hanya ada empat alternatif jawaban yang akan digunakan dan diberi skor 1- 4.

Untuk perhitungannya adalah sebagai berikut. Kecenderungan membeli obat sangat tinggi (4); kecenderungan membeli obat tinggi (3); kecenderungan membeli obat sedang (3); dan kecenderungan membeli obat rendah (1). Klafisikasi dibedakan menjadi empat kategori meskipun akhirnya nanti dari keempat klasifikasi ini dikategorikan menjadi ya dan tidak, yaitu dari nilai di atas mean kemudian diberikan skor membeli atau ya atau (1), sedangkan dari nilai di bawah mean kemudian diberikan skor tidak membeli atau tidak atau (0).4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei dan wawancara. Metode survei adalah pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada responden melalui percakapan.

5. Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis ini tidak menggunakan pengujian secara sistematis dan statistik. Dimaksudkan hanya untuk menggambarkan angka-angka responden dari objek penelitian yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif.b. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar,1992:146). Teknik yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson.,yaitu:

Keterangan:

X : Pertanyaan nomor tertentu.

Y : Skor total.

N : Jumlah responden.

c. Reliabilitas

Azwar (2002:150) merumuskan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan alat uji reliabilitas Alpha, yaitu:

d. Logit Model for Ungrouped or Individual Data

Di mana,

Y = 1 jika responden mengambil keputusan membeli.

= O jika responden mengambil keputusan tidak membeli.

X1 = Faktor lingkungan.

X2 = Faktor Individu.

X3 = Komunikasi Pemasaran.

Dari persamaan logit model tersebut dapat digunakan untuk menganalisis dengan mengacu pada:

a. Jika nilai Li positip, artinya probabilitas odds ratio naik;

b. Jika nilai Li negatip, artinya probabilitas odds ratio menurun;

c. Menaksir besarnya _1, _2, _3 yaitu mengestimasi besarnya rasi probabilitas suatu kejadian atau event. Jika koefisien positif probabilitas terjadi meningkat, dan jika negatif sebaliknya.e. Mengukur Negelkerke R2.Untuk menguji ketepatan model. Nilai Negelkerke R2 menunjukkan besarnya variable variabel X menjelaskan variabel Y.

f. Mengukur Hosmer and Lemeshow.Test (X2) Jika signifikansi lebih besar 0,05 maka model dinilai fit atau sesuai data.

g. Uji Wald

Uji ini digunakan untuk melihat seberapa besar suatu hipotesis diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi H, 2002., Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Amirullah, 2002., Perilaku Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi RevisiIV, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S, 1992, Reliabilitas dan Validitas, Liberty, Yogyakarta.

Dalima, 2004., Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan, Faktor Individu dan Bauran

Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Jamu Produk PT Deltomed Wonogiri Di Wilayah Surakarta, Thesis, Program Pascasarjana UMS,

Surakarta.

Djarwanto, PS, 1998., Statistik Induktif, BPFE, Yogyakarta.

Engel, F., Janes, Blaskwel, D., Roger, Miniard, W., Paul, 1995., Perilaku Konsumen,

Aksara, Jakarta.Binarupa Husein Umar, 1999., Metodologi Penelitia Aplikasi dalam Pemasaran, Gramedia,Jakarta.

Http://manbisnis.tripod.com/tiga_satu, di akses 18 November 2005.

.

Kotler, Philip, 1997., Marketing Management : Analysis, Planing, Implementation, and Control, Prentice Hall Inc.

Rastini N. M, 2001., Analisis Faktor-Faktor Yang Di pertimbangkan Konsumen

Terhadap Keputusan Menginap pada Hotel Berbintang Tiga DI Kawasan KutaBali, FE Universitas Udayana, Bali.

Schiffman L.G & Kanuk L.L, 2000., Consumer Behavior, Seventh Edition, Prentice-

Hall,Inc.

Sutisna, 2002., Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Stanton, W.J., 1995., Alih Bahasa Yohanes Lamarto, Fundamental Of Marketing,

Erlangga, Jakarta.

DAFTAR ISI

HalamanDaftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1

A.Latar Belakang

1

B.Rumusan Masalah

5

C.Tujuan Penelitian

5

D.Manfaat Penelitian

5BABII TINJAUAN PUSTAKA

7

A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

7

Faktor Budaya.

7

Faktor Sosial.

7

Faktor Kepribadian.

9

Faktor Psikologis.

9

B. Keputusan Pembelian

10BABIII METODE PENELITIAN

16

1.Populasi dan Sampel

16

2.Defenisi Operasional Variabel

16

3.Instrumen Penelitian

17

4.Teknik Pengumpulan Data

18

5.Teknik Analisis Data

18DAFTAR PUSTAKA

EMBED Microsoft Equation 3.0

_82836196.unknown