ppt suspek bph

40
Oleh : Wiratmoko Radeta 2051210026 UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP Tn. G DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA SUSPEK BPH

Upload: devita-ari

Post on 10-Dec-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bedah

TRANSCRIPT

Oleh : Wiratmoko Radeta2051210026

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP Tn. G DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA

SUSPEK BPH

Nama Kepala Keluarga : Tn.GAlamat lengkap : turenBentuk Keluarga : Nuclear Family

No Nama Status L/P UmurPendidika

nPekerjaan

Pasien Klinik

Ket

1 Tn.G Bapak L 55 th SD Petani YSuspek BPH

2 Ny. T Istri P 49 th SMP - T -

3 Sdr. I Anak L 27 th MTS Petani T -

Keluarga pasien merupakan nuclear family yang terdiri atas 3 orang. Pasien adalah Tn.G, umur 55 tahun, beralamat di Belung, turen. Diagnosa klinis pasien adalah Suspek BPH. Pasien tinggal bersama istri dan anaknya (Ny. T, 49 th dan Sdr. I, 27 th).

• Identitas Penderita• Nama : Tn.G• Umur : 55 tahun• Jenis kelamin : Laki-laki• Pekerjaan : Petani• Agama : Islam• Alamat : turen• Status Pernikahan : Menikah• Suku : Jawa• Tanggal periksa : 25 januari 2014

Anamnesis• Keluhan Utama : BAK tidak tuntas sejak ± 2 bulan yang lalu.

• Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang ke BP puskesmas turen dengan keluhan Sejak ± 2

bulan yang lalu pasien merasakan buang air kecil tidak tuntas. Pasien juga merasa susah untuk memulai BAK, dan harus disertai dengan mengedan untuk buang air kacil, pancaran semakin lama dirasa melemah dan kadang pasien mengalami kencing tiba-tiba berhenti. Sebelumnya pasien juga merasakan anyang-anyangen, pasien menceritakan bahwa dirinya sering berkali-kali ke kamar kecil dikarenakan rasa ingin buang air kecil akan tetapi saat di kamar kecil hanya keluar beberapa tetes saja dan merasa kurang puas, selain itu pasien mengaku sering terganggu tidurnya dikarenakan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Pasien tidak merasakan pusing, mual, muntah, BAB (+) normal, tidah dirasa nyeri pada daerah tertentu, kencing darah (-) , Panas (-).

• Riwayat Penyakit Dahulu:Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kejadian serupa seperti sekarang. tidak ada riwayat kencing keluar batu.

Riwayat TraumaRiwayat hipertensi : disangkalRiwayat sakit gula : disangkalRiwayat penyakit jantung : disangkalRiwayat alergi obat/makanan : disangkal• Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkalRiwayat penyakit jantung : disangkalRiwayat hipertensi : disangkalRiwayat sakit gula : disangkal• Riwayat Kebiasaan • Riwayat merokok : disangkal• Riwayat mengonsumsi alkohol : disangkal• Riwayat Olahraga : disangkal• Pengisian waktu luang : istirahat

• Riwayat Gizi.Pasien sehari makan tiga kali, porsinya sedang dengan nasi lauk pauk tempe, tahu, sayur, kadang-kadang dengan ikan, telur, daging, atau ayam. Pasien tidak pernah membatasi variasi makanan walaupun sudah mengetahui memiliki sakit linu.

• Riwayat Sosial EkonomiPasien (Tn.G, 55 th) adalah seorang laki-laki yang dianugerahi dengan 3 orang anak. Anak pertama dan kedua Tn.G sudah menikah dan tinggal berbeda rumah dengan Tn.G. anak terakhir dari Tn.G belum menikah, tinggal 1 rumah dengan Tn.G dan bekerja sebagai petani. Pemasukan keluarga berasal dari hasil Tn.G dan anaknya bekerja di kebun sayur.

Anamnesis Sistem• Kulit :kulit gatal (-)• Mata :pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur (-),

ketajaman penglihatan berkurang (-)• Hidung :tersumbat (-), mimisan (-)• Telinga :pendengaran berkurang (-), berdengung (-), cairan (-)• Mulut :sariawan (-), lidah terasa pahit (-)• Ternggorokan :sakit menelan (-), serak (-)• Leher :sakit tengkuk (-), kaku (-), gondok (-)• Pernafasan :sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)• Jantung & peredaran darah :berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ortopneu (-), paroxysmal

nocturnal dipsneu (-), • Gastrointestinal:mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun (-), nyeri perut (-)• Genitourinaria :BAK tidak tuntas (+), BAB spontan (+)• Neurologik :kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-), sakit kepala (-), pusing (-) • Psikiatrik :emosi stabil (+), mudah marah (-)• Muskuluskeletal:kaku sendi lutut (-), nyeri sendi lutut (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot

(-) • Ekstremitas atas dan bawah :bengkak (-), sakit (-) • Endokrin :polidipsi (-), polifagi (-), poliuri (-)

• Keadaan Umum : kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6)

• Tanda Vital dan Status GiziTensi : 130/90 mmHgNadi : 87 x/menit, reguler, isi cukup,

simetrisPernafasan : 22 x/menitSuhu : 36,5 oC BB : 65 kgTB : 155 cm

PEMERIKSAAN FISIK– Kepala :mesocephal, simetris– Mata :conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),

refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm),

radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)– Hidung :nafas cuping hidung (-/-), epistaksis (-/-),

sekret (-/-)– Telinga :otorea (-/-), sekret (-/-)– Mulut:kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)– Leher :simetris, trakea di tengah, JVP tidak meningkat,

limfonodi tidak membesar, tiroid tidak membesar, pulsasi a. Carotis tidak

nampak.

– Thorax :Normochest, simetris, retraksi (-), spider nevi (-), venectasi (-), pernafasan tipe thorakoabdominal.

• Jantung :• Inspeksi : ictus Cordis tidak tampak• Palpasi : ictus Cordis tidak kuat angkat• Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar• Auskultasi : bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,

bising (-)• Paru :• Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri• Palpasi : fremitus raba kanan = kiri• Perkusi : sonor / sonor• Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Abdomen :Inspeksi : dinding perut // dinding dada

Auskultasi : peristaltik (+) normalPerkusi: tympaniPalpasi :supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

• Sistem genetalia : Dalam batas normal• Pemeriksaan Neurologik• Fungsi Luhur : Dalam batas normal• Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal• Fungsi Sensorik : Dalam batas normal• Fungsi motorik : Dalam batas normal

• Status LokalisPemeriksaan dalam (rectal examina-tion) : sfingter ani mencengkeram kuat, mukosa licin, ampula rectum tidak kolaps, teraba prostat kenyal, kanan dan kiri tidak simetris, nyeri tekan (-), sulcus medianus tidak teraba, tidak berbenjol-benjol,perdarahan(-).

RESUME• Tn.G, usia 55 tahun, datang ke Puskesmas turen dengan keluhan Sejak ± 2

bulan yang lalu pasien merasakan buang air kecil tidak tuntas. Pasien juga merasa susah untuk memulai BAK, dan harus disertai dengan mengedan untuk buang air kacil, pancaran semakin lama dirasa melemah dan kadang pasien mengalami kencing tiba-tiba berhenti. Sebelumnya pasien juga merasakan anyang-anyangen, pasien menceritakan bahwa dirinya sering berkali-kali ke kamar kecil dikarenakan rasa ingin buang air kecil akan tetapi saat di kamar kecil hanya keluar beberapa tetes saja dan merasa kurang puas, selain itu pasien mengaku sering terganggu tidurnya dikarenakan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Pasien tidak merasakan pusing, mual, muntah, BAB (+) normal, tidah dirasa nyeri pada daerah tertentu, kencing darah (-) , Panas (-).

• Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tensi:130/90 mmHg, nadi: 87 x/menit reguler isi cukup, pernafasan : 22 x/menit, dan suhu: 36,5 0C, Pemeriksaan dalam (rectal examina-tion) : sfingter ani mencengkeram kuat, mukosa licin, ampula rectum tidak kolaps, teraba prostat kenyal, kanan dan kiri tidak simetris, nyeri tekan (-), sulcus medianus tidak teraba, tidak berbenjol benjol,perdarahan(-).

DIAGNOSIS HOLISTIK

1. Diagnosis BiologisTn.G dengan Suspek BPH

2. Diagnosis PsikologisHubungan dengan anggota keluarga yang lain

saling mendukung, dan saling memperhatikan kondisi kesehatan.3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya

Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa dengan status ekonomi kurang

• Aspek Personal: • - Keluhan Utama : buang air kecil tidak tuntas• - Harapan : pasien berharap agar keluhannya bisa

cepat sembuh • - Kekhawatiran :pasien takut akan tidak bisa buang air

kecil• Aspek Klinis:• Buang air tidak tuntas ec BPH• Aspek Resiko Internal:• Usia pasien yang sudah cukup tua.• Aspek Fungsional:• Pasien masih bisa melakukan aktivitas kesehariannya,

walaupun sering tidak nyaman saat buang air kecil.

IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

• FUNGSI HOLISTIK • Fungsi Biologis

Keluarga terdiri dari penderita , Ny. T (49 tahun), dan anaknya Sdr. I (27 tahun). Penderita hanya tinggal serumah dengan anak istrinyanya. • Fungsi Psikologis

Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung, dan saling memperhatikan kondisi kesehatan.

Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara musyawarah dan dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong menolong.

PENATALAKSANAAN Planing Terapi:• Aspek kedokteran keluarga

– Penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa sakitnya itu membutuhkan pengobatan di rumah sakit yang lebih berkopeten.

– Edukasi mengenai BPH, apa penyebababnya, bahayanya jika tidak diobati.

– Menerangkan kepada pasien agar segera di bawa ke rumah sakit.• Terapi Farmakologi : -• Terapi Non Farmakologi

- Rujukan ke rumah sakit- Diharapkan agar penderita segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

PROGRESS REPORTNo Tanggal Keluhan Pemeriksaan Terapi & Plan

1 25/01/20

14

Keluhan:

Keluhan

berupa BAK

tidak lancar

masih dialami

pasien

Pemeriksaan Fisik :

KU tampak cukup,

compos mentis, status gizi

kesan cukup

TD 130/80 mmhg, RR

22x/ menit, Nadi 78 x/mnt

Suhu 37,4 oC

Mendapat beberapa

obat dari RS dan

Minggu depan pasien

diminta kontrol lagi

ke RS

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

•  FUNGSI HOLISTIK – Fungsi Biologis

Keluarga terdiri dari penderita Tn.G (55 tahun) tinggal satu rumah bersama istri dan anaknya, Ny. T (49 tahun) dan Sdr. I (27 tahun). Anak dan istrinya menanggapi penyakit yang diderita Tn.G sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga ketika muncul keluhan keluhan dari Tn.G anak dan istrinya menyarankan untuk memeriksakannya ke puskesmas.– Fungsi Psikologis

Penderita (Tn.G) tinggal bersama dengan anak dan istrinya. Hubungan Tn.G dengan anak dan istrinya cukup baik dan saling memperhatikan satu sama lain, terutama dalam masalah kesehatan. Hal ini terbukti pada saat Tn.G sakit keluarga menyarankan untuk periksa ke puskesmas. Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara musyawarah dan dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong menolong.

• Fungsi SosialDalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya anggota

masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial Tn.G berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti kegiatan pengajian yang diadakan satu minggu sekali dan ikut dalam perkumpulan petani di desa.

• Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPenghasilan keluarga selama ini cukup untuk biaya

hidup sehari-hari yang berasal dari penghasilan Tn.G yang pekerjaannya sebagai petani.

• Kesimpulan:Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik,

fungsi psikologis dan fungsi sosial ekonomi Tn.Gcukup baik.

APGAR SCORE

– FUNGSI FISIOLOGIS

APGAR score keluarga Tn.G = (10+10+7) : 3 = 9• Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn.G

adalah baik.

C. FUNGSI PATOLOGIS

SCREEM Social Cultural Religion Economic Education Medical

Sumber Patologis

Social Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya -

Culture Menggunakan adat-istiadat jawa dalam kehidupan sehari-hari -

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di rumah -

Economic Penghasilan keluarga yang relatif tidak stabil -

Educational Tingkat pendidikan tergolong rendah +

Medication Dalam mencari pelayanan kesehatan, kel. Tn.Gpergi ke Rumah Sakit

atau balai pengobatan, akan tetapi jarang dilakukan dan kebih sering

mengabaikan penyakitnya karena keterbatasan biaya

-

• Kesimpulan : Keluarga Tn.G memiliki satu fungsi patologi yaitu dalam bidang pendidikan, yang artinya masih memiliki pengetahuan yang kurang, khususnya mengenai BPH.

GENOGRAM KELUARGA Tn.G

• Keterangan diagram:: menikah (beda rumah): Perempuan: Pasien

Kesimpulan: Dari Genogram diatas dapat disimpulkan BPH yang diderita oleh Tn.G bukan merupakan penyakit yang ditularkan dari anggota keluarga yang lainnya

TG

I

DENAH RUMAH

DAFTAR MASALAH

1. MASALAH MEDIS :Suspek BPH

2. MASALAH NON MEDIS :– Tingkat pengetahuan keluarga Tn.G tentang

BPH kurang– Lingkungan rumah tidak sehat– Status ekonomi kurang

PRIORITAS MASALAH

• Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga Tn.Gadalah sebagai berikut :1. kurangnya pengetahuan mengenai BPH2. Lingkungan rumah tidak sehat

• Kesimpulan:

Prioritas masalah yang diambil adalah kurangnya pengetahuan Tn.G dan keluarga mengenai BPH.

KESIMPULAN

1. Diagnosis BiologisBuang air kecil tidak tuntas ec suspek BPH

2.Diagnosis PsikologisHubungan dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung, dan saling memperhatikan kondisi kesehatan.

3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budayaa) Status ekonomi cukupb ) Penyakit mengganggu aktifitas sehari-hari

SARAN

• Promotif Edukasi mengenai penyebab, dan komplikasi BPH jika terlambat penanganannnya, serta bagaimana cara pengobatan yang benar.

• Preventif - Selalu kontrol ke puskesmas ataupun rumah sakit jika ada keluhan.- Membiasakan hidup bersih.

• Kuratif Minum obat dengan teratur sesuai anjuran dokter.

• RehabilitatifIstirahat cukup

TINJAUAN PUSTAKA

BPH

Etiologi & Patofsiologi

• Penyebab BPH masih belum diketahui, tetapi ada beberaba dugaan antara lain:

• Berkurangnya kematian sel prostat

Pemeriksaan

• RT• IVP• TRUS

Penatalaksanaan

• Pasien BPH yang mempunyai indikasi pembedahan:

1. Mengalami retensi urin2. Infeksi Saluran Kemih berulang3. Hematuri4. Gagal ginjal5. Timbulnya batu saluran kemih atau penyulit

lain akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah

TURP

Terimakasih….

Dapur

Kamar