ppt kasus 5

17
MODUL ORGAN FORENSIK KELOMPOK 5 FK USAKTI PASIEN 62 TAHUN DENGAN CARCINOMA COLON Neneng Maya 030.09.169 P Gusti Ratih Permatasari 030.09.179 Ni Made Rai Wahyuni S 030.09.170 Petrus Philipus Mekas 030.09.181 Ni Nyoman Nami A 030.09171 Pradita Adiningsih 030.09.182 Novia Alrosa 030.09.172 Pramita Yulia Andini 030.09.184 Noviana Sie 030.09.173 Pryta Widyaningrum 030.09.186 Nurul Vitria 030.09.175 Puteri Rahmia 030.09.187 Nyoman Arya Adi Wangsa 030.09.177 Putri Nabilah Candra N 030.09.188 Oktaviani Halim 030.09.178

Upload: widya-widyarini

Post on 27-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

MODUL ORGAN FORENSIK

KELOMPOK 5

FK USAKTI

PASIEN 62 TAHUN DENGAN CARCINOMA COLON

Neneng Maya 030.09.169 P Gusti Ratih Permatasari 030.09.179Ni Made Rai Wahyuni S 030.09.170 Petrus Philipus Mekas 030.09.181Ni Nyoman Nami A 030.09171 Pradita Adiningsih 030.09.182Novia Alrosa 030.09.172 Pramita Yulia Andini 030.09.184Noviana Sie 030.09.173 Pryta Widyaningrum 030.09.186Nurul Vitria 030.09.175 Puteri Rahmia 030.09.187Nyoman Arya Adi Wangsa 030.09.177 Putri Nabilah Candra N 030.09.188Oktaviani Halim 030.09.178

Seorang pasien berusia 62 tahun datang ke rumah sakit dengan karsinoma kolon yang telah terminal. Pasien masih cukup sadar berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannyadan keterbatasan kemampuan ilmu kedokteran saat ini. Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelang ajalnya di rawat di ICU dengan peralatan bermacam-macam tampak sangat menderita, dan alat-alat tersebut tampaknya hanya memperpanjang penderitaannya saja. Oleh karena itu ia meminta kepada dokter apabila ia mendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimal saja (tanpa antibiotika, tanpa peralatan ICU dll), dan ia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun ia tetap setuju apabila ia menerima obat-obatan penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan

Laporan kasus

Pembagian etika:

Praktis NormativeRefleksi

Aspek Etika

Prinsip otonomi :prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien

Prinsip beneficence: mengutamakan tindakan yang ditujukan kepada kebaikan pasien.

Prinsip non-maleficence: melarang tindakan yang memperburuk keadan pasien

Prinsip justice: mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya

Kaidah-kaidah dasar moral

Praktek Dokter1. Pasal 531 KUHPBarang siapa ketika menyaksikan bahwa ada orang

yang sedang menghadapi maut, tidak memberi pertolongan yang dapat diberikan padanya, tanpa selayaknya menimbulkan bahaya bagi dirinya maupun orang lain, diancam jika kemudian orang itu meninggal, dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.

2. Pasal 55 UU KesehatanSetiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan

atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

Aspek hukum

Diatur dalam: Peraturan Menteri kesehatan No 585/MenKes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik

Persetujuan tindakan medik

Definisi: suatu proses yang menunjukan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien.

Informed consent

Treshold elements

Information elementsStandard praktek profesi Standard subyektif Standard pada reasonable person

Consent elementsDinyatakan (expressed) Tidak dinyatakan (implied)

3 elemen informed consent

Jika dokter melakukan tindakan medis tanpa pemberitahuan dan penjelasan kepada pasien terlebih dahulu/tanpa informed consent maka dokter dapat dikenakan dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. Atau ahli anestesi yang membius tanpa informed consent sebelumnya dapat dikenakan pasal 89 KUHP yaitu membuat orang tidak berdaya disamakan dengan melakukan kekerasan.

Informed consent

Menurut UU Praktik Kedokteran Pasal 47 Ayat (2) rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh dokter, dokter gigi dan sarana kesehatan.

Sementara jika dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dikenakan sanksi hukuman penjara maksimal 1 (satu) tahun atau denda Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sesuai dengan UU No. 29 tahun 2004.

Rekam medis

4 aspek:

Teori Pelaksanaan Jabatan

Tindakan Medis secara nyata bukan penganiayaan

Tidak adanya opset atau “maksud”

Tidak adanya sifat melawan hukum secara material

Prosedur tindakan medis

Terapi kuratif

Kemoterapi

Radioterapi

Terapi hormonal

Terapi biologik

Pembedahan atau operasi

Prosedur terapi

Bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual

Terapi paliatif

Euthanasia

Voluntary euthanasia(euthanasia sukarela)

non-voluntary euthanasia

involuntary euthanasia (euthanasia dipaksakan)

pasal 344 KUHP yang menyatakan barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun

Aspek hukum euthanasia

 Wiradharma D. Etika Profesi Medis. Jakarta: Universitas Trisakti;

2008. p.19-52Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan Hukum

Kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar; 2008. p. 31-32Bagian Kedokteran Forensik. Peraturan Perundang-undangan

Bidang kedokteran. Edisi 1. Cetakan kedua. 1994. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.20-25,41.

Wiradharma D. Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara; 1996. p 60-5

Wiradharma D. Tindakan Medis Aspek Etis dan Yuridis: syarat legal tindakan medis. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2008; p:36-9

Wiradharma D. Etika Profesi Medis. Jakarta: Universitas Trisakti; 2008. p.117-83

DAFTAR PUSTAKA

THANK YOU!