ppt jurnal reading

23
Etiologi dan menejemen postpartum hipertensi Oleh endik siswanto

Upload: endik-siswanto

Post on 17-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

preeklamsia

TRANSCRIPT

Slide 1

Etiologi dan menejemen postpartum hipertensiOleh endik siswanto

Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama kecactan dan kematian maternal, terutama dinegara berkembang.Hypertension mungkin ada sebelum atau selama kehamilan atau postpartum. Postpartum hipertensi dapat dikaitkan dengan hipertensi gestasional yang menetap, preeklamsia, atau sebelumnya sudah ada hipertensi kronis

InsidenInsiden yang tepat dari postpartum hipertensi sulit untuk dipastikan. Dalam praktek klinis, kebanyakan wanita tidak memeriksakan tekanan darah mereka sampai 6 minggu setelah partus ditempat praktek dokter atau bidan. Akibatnya, wanita dengan hipertensi ringan yang tidak menunjukkan gejala biasanya tidak dilaporkan.

Studi penelitian yang berhubungan dengan postpartum hipertensi biasanya dibatasi oleh analisis data dari pusat. berfokus pada pasien rawat inap pada periode postpartum langsung (2-6 hari), atau menggambarkan pasien yang diterima kembali karena preeklampsia-eklampsia, hipertensi berat, atau komplikasi terkait dengan hypertension. prevalensi resiko postpartum hipertensi atau preeklampsia dilaporkan berkisar 0,3-27,5%.

Onset baru postpartum hipertensiKehamilan normal ditandai dengan peningkatan volume plasma berkaitan dengan retensi natrium dan air dalam jaringan interstitialSelain itu, banyak perempuan menerima cairan intravena volume besar selama kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan.Volume besar cairan juga diberikan untuk analgesia-anestesi regional atau selama operasi caesar.tertunda volume besar cairan ke dalam ruang intravaskular, terutama berkaitan dengan fungsi ginjal suboptimal, dapat menyebabkan keadaan volume yang berlebihan mengakibatkan hipertensi

Beberapa obat yang menyebabkan vasokonstriksi sering digunakan untuk menghilangkan rasa sakit,pada wanita yang memiliki laserasi perineum, episiotomi, atau bekas sesar. Wanita dengan riwayat seperti diatas biasanya membutuhkan dosis besar obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen atau indometasin yang berkaitan dengan vasokonstriksi dan retensi natrium dan air, yang dapat mengakibatkan hypertension berat

Selain itu, beberapa perempuan sering menerima suntikan alkaloid ergot (ergometrine atau methylergonovine) untuk pengobatan atonia uteri. Tindakan obat ini dimediasi melalui reseptor alpha adrenergik, yang dapat menyebabkan vasokonstriksi perifer dengan akibat hipertensi, vasokonstriksi serebral, dan stroke.Obat-obat ini juga berhubungan dengan mual, muntah, dan sakit kepala, gejala yang mirip seperti Gestasional hipertensi-preeklamsia berat

persisten / eksaserbasi hipertensi-proteinuria pada wanita dengan riwayat GH-preeklampsia Hipertensi ibu hamil dan proteinuria biasanya akan hilang selama minggu pertama postpartum pada sebagian besar wanita dengan GH atau preeklamsia, namun, ada data yang bertentangan mengenai resolusi waktu yang dibutuhkan untuk pada setiap wanitaPerbedaan antara berbagai penelitian ini mungkin karena populasi yang diteliti, tingkat keparahan proses penyakit,durasi tindak lanjut, manajemen, dan kriteria yang digunakan

persisten / eksaserbasi hipertensi pada hipertensi kronis Wanita dengan hipertensi kronis selama kehamilan akan meningkatkan risiko untuk terjdi superimpose preeclampsiarisiko tergantung pada keparahan hipertensi, adanya kondisi medis yang terkait (obesitas, diabetes tipe 2, penyakit ginjal)

komplikasi maternal

Komplikasi maternal bisa terdapat 1 : keparahan dan etiologi hipertensi, status ibu (adanya disfungsi organ), dan kualitas manajemen yang digunakanManajemen awal akan tergantung pada riwayat mereka, temuan klinis, ada atau tidaknya gejala terkait, hasil temuan laboratorium (protein urine, jumlah trombosit, enzim hati, kreatinin serum, dan elektrolit), dan respon terhadap pengobatan hipertensi.

Ada beberapa obat yang sering diresepkan pada periode postpartum seperti ibuprofen, ergonovine, dan anticongestants. Penggunaan dosis besar atau seringnya pengunaan agen ini dapat memperburuk hipertensi kronis maupun preeklamsi. Penggunaan obat ini juga berhubungan dengan gejala serebral, mual, dan muntah.semua wanita dengan hipertensi postpartum harus dievaluasi dalam hal menerima obat-obat ini

Jika pasien memiliki hipertensi tanpa gejala tidak ada proteinuria, dan temuan laboratorium normal, langkah selanjutnya adalah untuk mengontrol tekanan darah. Obat antihipertensi yang dianjurkan jika sistolik masih > 150 mm Hg dan diastolik tetap > 100 mm Hg. Bolus suntikan intravena baik labetalol atau hydralazine

jika ada peningkatan terus-menerus 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik; ini kemudian diikuti dengan obat oral untuk menjaga tekanan darah sistolik