ppt fix 6a

31
PEMILIHAN TAWAS, FERRI KHLORIDA DAN FERRO SULFAT SEBAGAI ZAT KOAGULAN YANG PALING EFEKTIF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEKSTIL Penulis: Totok Wartiono, Ainur Rosyida Jurusan Teknik Kimia, Akademi Teknologi Warga Surakarta

Upload: revaninuri

Post on 23-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

PEMILIHAN TAWAS, FERRI KHLORIDA DAN FERRO SULFAT SEBAGAI ZAT KOAGULAN YANG PALING EFEKTIF

DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEKSTIL

Penulis:Totok Wartiono, Ainur Rosyida

Jurusan Teknik Kimia, Akademi Teknologi Warga Surakarta

KELOMPOK VI A

1. Ayu Maulina Sugianto (2313 030 031)2. Rizka Amalia Putri (2313 030 073)3. Angga Septian A (2313 030 059)4. Prima Gita (2313 030 066)5. Burhanudin Muiz (2313 030 100)6. Shinta Rahayu (2313 030 082)7. Rizuana N M (2313 030 043)

PENDAHULUAN

Industri Tekstil di Indonesia tersebar diseluruh indinesia

Di Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu daerah yang menjadi sentra industri tekstil, sampai tahun 2008 sektor industri tekstil masih mendominasi sektor bidang industri lainnya ( mencapai angka 37,68 %) dan tahun 2007 tercatat besarnya nilai eksport produk tekstildan TPT mencapai 11.727.094 US$. Selain itu industri tekstil juga dapat menyerap tenaga kerja lokal di Kabupaten Karanganyar sebanyak 21.263 orang ( Deperindag Kab. Karanganyar, 2008)

LIMBAHTEKSTIL

PENDAHULUAN

Limbah industri tekstil yang mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan

PENDAHULUAN

Perlu dilakukan analisa untuk mengetahui kualitas air

Kandungan COD, BOD dan

TSS

Pengolahan

Proses koagulasi-Flokulasi

Jenis koagulan yang sering digunakan

Tawas Fero Sulfat Ferri Klorida Koagulan Alami

- Biji kelor- Biji kako- Bji Asam

Jenis koagulan yang digunakan pada penelitian ini dengan

tujuan untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS, pH dan Warna

- Ferro (II) sulfat berbentuk kristal putih kehijauan- Sangat mudah larut dalam air- Dapat bertindak sebagai koagulan- Sebagai pereduksi- Sebagai oksida (+6) berwarna merah- Garam alkali dikromat berwarna oranye dan kuning dalam bentuk kromat.

Ferro Sulfat

Tawas- Garam rangkap hidrat dan bersifat isomorf- Mudah larut dalm air dan kelarutannya tergantung pada jenis logam dan suhu- Senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral

Ferri (III) Klorida-Berbuih di udara lembab- Apabila dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi eksotermis.- Hidrolisis akan menghasilka n warna coklat- Korosif

Proses Koagulasi-Flokulasi

Penambahan koagulan berupa FeSO4 Proses pengadukan

Pada prinsip-Nya koagulasi adalah menggumpalkan partikel-partikel Koloid dan zat-zat organik yang tersuspensi. Tahapan Proses ini yaitu destabilisasi sistem koloid, pembentukan mikroflok dan aglomerasi.

Mekanisme Koagulasi Flokulasi

Parameter yang Dianalisa

BOD

COD

TSS

Karakteristik Koagulan

BAHAN PERCOBAAN1. Limbah cair industri tekstil terpadu dari PT. Danliris dan PT. TKSM

2. Tawas atau Al2(SO4)3.18H2O 5. Polimer anionik

3. Ferri Khlorida atau FeCl3 6. CaO ( kapur )

4. Ferro Sulfat atau FeSO4 7. Kertas pH ( stick )

Alat yang digunakan

1. Pipa kaca, panjang 1,5 m dan diameter 6 cm

2. Beker glas 4. Timbangan Elektrik

3. Stop watch 5. Pengaduk

PROSEDUR PERCOBAANSampel air limbah berwarna yang akan dilakukan proses

koagulasi-sedimentasi diaduk terlebih dahulu agar kandungan polutan atau zat-zat pencemar yang ada dalam

limbah bisa hampir sama atau homogen.

Limbah sebanyak 1 liter dituangkan pada beker glas, setelah itu zat koagulan dimasukkan (yang sudah dilarutkan) kedalam

beker glas yang berisi air limbah.

PROSEDUR PERCOBAAN

Limbah yang telah ditambahkan zat koagulan diaduk dengan menggunakan pengaduk agar terjadi pencampuran yang

sempurna antara limbah dan koagulan.

Pengadukan awal dilakukan dengan putaran yang cukup kuat selama 2 menit, agar limbah dan zat koagulan bercampur

dengan baik.

PROSEDUR PERCOBAAN

Berikutnya pengadukan dilanjutkan secara berlahan selama 2 menit, agar flok atau ikatan antara zat koagulan dengan

partikel pencemar dapat terjadi dengan baik.

Setelah flok terbentuk, air limbah dimasukkan dalam pipa kaca sepanjang 1,5 M, amati pengendapan yang terjadi pada air limbah yang telah dimasukkan pada tabung kaca, kemudian

catat waktu dan kecepatan pengendapannya.

PROSEDUR PERCOBAAN

Limbah hasil proses yang telah dapat dipisahkan dari endapan atau floknya, diambil untuk kemudian dianalisa kandungan

pencemarnya.

SELESAI

TAHAPAN PADA PROSES PERCOBAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN • Dari beberapa hasil percobaan proses koagulasi – sedimentasi limbah

cair tekstil, diperoleh hasil sebagai berikut : a. Penambahan Al2 (SO4)3 atau Tawas dengan berbagai konsentrasi pada

proses koagulasi tidak akan bisa menyerap atau menghilangkan warna dengan baik sehingga warna air limbah masih tetap seperti semula.

b. Penambahan FeSO4 atau Ferro Sulfat dengan konsentrasi 2 g/l pada proses koagulasi tidak hanya akan menghasilkan derajat pembersihan yang cukup baik tetapi juga mampu menyerap atau menghilangkan warna pada air limbah dengan baik sehingga warna air limbah setelah proses koagulasi – sedimentasi akan menjadi hijau muda atau putih jernih.

c. Penambahan FeCl3 atau Ferri Khlorida dengan konsentrasi 2 -3 g/l pada proses koagulasi, selain dapat membersihkan limbah juga dapat menghilangkan warna semula pada air limbah menjadi putih kekuningan.

Gambar 5. Perbedaan grafik tinggi antar fase dengan fungsi waktu pada ketiga jenis zat

Penurunan beban pencemaran limbah sebelum proses koagulasi-sedimentasi

Penurunan beban pencemaran limbah setelah proses koagulasi-sedimentasi

KESIMPULAN

1. Bahan koagulan yang paling baik untuk digunakan dalam proses koagulasi limbah cair tekstil (berwarna) adalah FeSO4, dengan konsentrasi FeSO4 2 g/l + CaO 1 g/l + Polimer Anionik 0,125 g/l.

2. Kebutuhan zat koagulan yang harus ditambahkan untuk per m3 limbah cair tekstil (berwarna) adalah FeSO4 2 Kg + CaO 1 Kg + Polimer Anionik 125 g.

TERIMA KASIH