ppt dietary assessment of individual level (24 hours

26
DIETARY ASSESSMENT OF INDIVIDUAL LEVEL (24 HOURS RECALL) Oleh : FEPY SISILIAY A2/14507030011024

Upload: sisilia-addafi

Post on 12-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dietary Assessment of Individual Level 24 Hours Recall

TRANSCRIPT

  • DIETARY ASSESSMENT OF INDIVIDUAL LEVEL (24 HOURS RECALL)Oleh :FEPY SISILIAYA2/14507030011024

  • Pengertian Metode Recall 24 JamMetode 24 hours recall merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik secara klinis maupun penelitian.Metode ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung.

  • Prosedur Metode Recall 24 JamHal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif.Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (124 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu.

  • Menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu.Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.

  • Kelebihan Metode Recall 24 JamMudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

  • Kekurangan Metode Recall 24 JamTidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari.Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden.The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian.

  • Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Metode Recall 24 Jam

  • 1. Sumber dari Kesalahan PengukuranNonrespondent Bias/Bias Nonresponden dalam survey makanan memberikan hasil, sebaliknya sampel acak dari subjek tidak mewakili populasi studi.Respondent Bias/Bias Responden diakibatkan oleh kelebihan laporan sistematik atau kelemahan laporan dari konsumsi makanan.Interviewer Bias/Kesalahan Pewawancara bisa terjadi jika ada perbandingan pertanyaan diantara para pewawancara untuk informasi yang merubah tingkat atau catatan jawaban dari subjek tidak benar.

  • Respondent Memory Lapse/Terbatasnya Daya Ingat Responden bisa mengakibatkan kesalahan yang tidak disengaja sehingga perlu tambahan memori untuk mengingat kembali.Incorrect Estimate of Protein Size/Kesalahan perkiraan ukuran porsi dapat terjadi dari responden yang gagal mengukur dengan akurat jumlah dari konsumsi makanan atau kurang paham rata-rata ukuran porsi.Supplement Kause/Pemakaian Suplemen bisa menghilangkan catatan makanan atau mengingat kembali atau kesalahan dalam kalkulasi asupan gizi.

  • Coding Error/Kesalahan Pengkodean dapat terjadi ketika perkiraan ukuran porsi telah dikonversi dari ukuran rumah tangga ke ukuran gram dan ketika makanan memakai kode (e.g.,2% susu adalah kode untuk keseluruhan susu).Mistakes in the Holding of Mixed Disease/Kesalahan dalam Perlakuan Menggabungkan Hidangan mengakibatkan kesalahan perkiraan dari kandungan gizi per gram dan juga kesalahan dalam penilaian kelompok makanan tertentu.

  • 2. Penilaian dan kontrol dari kesalahan pengukuranKesalahan pengukuran acak dan kesalahan pengukuran sistematik dapat diminimalkan dengan menggabungkan bermacam mutu-prosedur kontrol ke dalam setiap tingkatan dari metode penilaian makanan karena itu bisa dilakukan pelatihan dan latihan kerja untuk pewawancara dan pembaca kode, standardisasi dari teknik wawancara dan kuisioner, pretest dari kuisioner, dan administrasi dari studi pilot utama untuk survey.

  • 3. Non Responden BiasKekurangan respon tertentu, namun pemilihan subjek secara acak menghasilkan bias nonresponden yang signifikan dan dapat terjadi pada semua tipe dari sistem penilaian gizi.Hal ini penting karena subjek tidak terlibat dalam survei konsumsi yang memiliki karakteristik diluar dari karakteristik responden yang diintervensi hal ini berbeda dari responden.Usaha yang dilakukan untuk mengurangi nilai dari nonresponden dan agar mempermudah dalam penilaian makanan, yaitu dengan cara melakukan lewat POS atau melalui telepon pada studi survelians dan pelatihan bagi pewawancara agar lebih ramah, pengertian, dan bisa dipercaya.

  • 4. Laporan Asupan Energi yang TinggiKelemahan dalam laporan ini adalah keadaan yang biasanya berasal dari bias responden dan dari dokumen atau pencatatan hasil survei.Kelemahan laporan asupan energi yang biasanya terjadi adalah kelemahan dari segi pencatatan dan kekurangan dari segi makanan.Dalam banyak studi tidak ada perbedaan antara kekurangan catatan dan kekurangan makanan yang telah dibuat.

  • 5. Pelaporan yang Lebih dari Asupan EnergiMeskipun umumnya tidak lazim seperti pelaporan yang rendah, pelaporan yang lebih dari asupan energi juga terjadi.Jenis laporan yang tidak akurat itu harus dipertimbangkan ketika mengidentifikasi laporan asupan energi yang tidak akurat.Saat ini, penekanan lebih ditujukan untuk mengidentifikasi pelaoporan yang kurang kemudian pelaporan yang lebih dari asupan energi.

  • 6. Keinginan Masyarakat dan Penyimpangan PersetujuanKeinginan sosial (kecenderungan untuk merespon sebaik mungkin untuk menghindari kritikan) dan persetujuan sosial (kecenderungan untuk dipuji) adalah dua sumber utama dari penyimpangan yang mungkin terjadi dalam metode penilaian diet.

  • 7. Kesalahan PewawancaraKesalahan pewawancara harus selalu dianggap sebagai sumber potensial kesalahan dalam penyelidikan diet.Suatu kecermatan dan acuan standar wawancara, sebaiknya dijalankan melalui komputer, dapat membantu meminimalkan efek.Ketika beberapa pencacah bekerja, tugas dari pencacah-responden-hari harus diacak, dan pencacah harus dilatih untuk mengenali dan mengantisipasi sumber potensi dari penyimpangan dan kesalahan.

  • 8. Penyimpangan Memori RespondenKegagalan memori dapat mempengaruhi metode recall dalam dua cara: responden mungkin lupa untuk mengambil makanan yang seharusnya dikonsumsi (kesalahan dari kelalaian) atau laporan makanan yang tidak dikonsumsi selama hari di recall. Kedua sumber kesalahan telah dilaporkan dalam beberapa studi yang di-recall 24 jam yang dibandingkan dengan pengukuran yang dicatat pada hari yang sama.

  • 9. Salah Estimasi dari Ukuran yang DikonsumsiKesalahan yang berkaitan dengan proses kuantifikasi porsi makanan yang dikonsumsi mungkin kesalahan terbesar dalam pengukuran diet metode assesment. Kesalahan itu dapat timbul dari responden yang gagal untuk mengukur secara akurat jumlah makanan yang dikonsumsi, atau lebih dari salah satu rata-rata porsi ukuran.

  • Efek dari porsi ukuran bantuan pada ketetapan perkiraan jumlah kadang-kadang sulit untuk menafsirkannya.Beberapa studi belum memberikan keterangan jelas dari porsi ukuran bantuan.10. Pengukuran Bantu untuk Mengukur Porsi Ukuran

  • Sumber besar dari kesalahan mencatat untuk estimasi dari ketebalan dari pada panjang atau lebar, perlengkapan untuk perceptual factor.11. Hasil Contoh Makanan dan URT

  • Questionari Frekuensi semikuantitatif makanan, digunakan menurut tingkatan individu untuk makanan atau asupan makanan, seringkali menentukan sebuah referensi standar ukuran porsi untuk penetapan makanan lainnya.Banyak efek factor langsung ukuran porsi makanan, mencakup umur, gender, tingkat aktivitas, selera makan individu, penggunaan alat-alat rumah tangga, dan dimana dan kapan makanan didapatkan dan dimakan.12. Mengukur Referensi Standar Ukur Porsi

  • Pencatatan yang benar dari penggunaan suplemen makanan dalam sebuah survey yang dilakukan di negara-negara industry sekarang telah menjadi sangat penting.Perbedaan-perbedaan muncul dalam terminology dan metode-metode yang digunakan untuk mengukur suplemen makanan dan kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan pengguna suplemen makanan, sehingga membatasi perbandingan lintas penelitian-penelitian.13. Penghilangan Informasi Tentang Penggunaan Suplemen Gizi

  • Pengunaan sebuah sestem pengodean yang terstandarisasi adalah penting untuk surveilans nutrisi, dan untuk penelitian-penelitian lintas-budaya yang melibatkan perbandingan internasionalKesalahan kode makanan dapat dihindari oleh standarisasi kode terdahulu untuk pembelajaran, dan melekat pada tugas mereka.14. Kesalahan Pengkodean

  • Pertama mungkin kesalahan yang terjadi selama kerusakan tercampurnya masakan kedalam wadah mentah dan perubahannya menjadi sebuah bentuk yang dapat dimakan.Sumber yang kedua dari kesalahan yang mungkin berasal dari selama pemindahan tercampurnya masakan ke kelompok masakan yang tepat. Biasanya, ini terjadi pada bahan utama disetiap makanan yang bercampur.15. Kesalahan Pencampuran Makanan

  • 10. Pengukuran Bantu untuk Mengutur Porsi UkuranEfek dari porsi ukuran bantuan pada ketetapan perkiraan jumlah kadang-kadang sulit untuk menafsirkannya.Beberapa studi belum memberikan keterangan jelas dari porsi ukuran bantuan. Belum meneliti kesalahan, khususnya yang berkaitan dengan porsi bantuan, tapi bukan dinilai memiliki kesalahan yang terkait dengan kombinasi prosedur yang digunakan dalam metode diet.