ppt case tetanus

Upload: yuta-nugraha

Post on 14-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TETANUS

TRANSCRIPT

  • Case Report

    TETANUS

    Oleh:Alvian Yuta Nugraha, S.KedFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

  • BAB IILaporan Kasus

  • Nama Pasien : Tn. PUmur : 59 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAlamat : Josari 2/8 oare, Selogiri, WonogiriNo. RM : 259xxxAgama : IslamStatus : Kawin Tanggal masuk RS : 22 Desember 2014Tanggal pemeriksaan: 24 Desember 2014

  • AnamnesisKejang-kejangKELUHAN UTAMA

  • Pasien datang ke RSUD Sukoharjo dengan keluhan kaku badan dan leher, kejang-kejang, Sesak (+), dada ampeg, susah menelan dan perut kaku. Keluhan tersebut sudah dirasakan penderita sejak 3 hari yang lalu.Riwayat Penyakit Sekarang

  • Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat Diabetes Melitus: disangkal Riwayat Sakit Jantung: disangkal Riwayat Penyakit Ginjal: disangkal Riwayat Penyakit Asma: disangkal Riwayat sakit serupa : disangkal

  • RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Riwayat Sakit Serupa: disangkal Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat Diabetes Melitus: disangkal Riwayat Sakit Jantung: disangkal

  • Anamnesis SistemSisitem serebrospinal : Lemas (+), pusing (-), Kejang (+) Sistem kardiovaskuler : BJ 1 &2 : regular , Bising (-)Sistem respirasi: Sesak nafas (+), batuk (-), nyeri dada (-)Sistem genitourinarius: BAK (+) normal Sistem gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), kembung (-), Sistem musculoskeletal: Edema tungkai (-/-), kaku pada ekstremitas (+ /+), nyeri sendi/tulang (+/+), tremor (-/-)Sistem integumentum Memar (-), ruam/bintik kemerahan (-)

  • Pemeriksaan Fisik

  • Pemeriksaan FisikThoraks : Simetris, ketinggalan gerak (-)

  • Paru-paruPerkusiDepanBelakangAuskultasiRhonki basah halusWheezing

    SSSSS

    SS

    SsS

    Sdv Sdv

    SdvSdvSdv

    SdvSdv

    SdvSdvSdv

    --

    ---

    --

    ---

    --

    ---

    --

    ---

  • Jantung Inspeksi : Iktus kordis tak tampakPalpasi : Kuat angkat Perkusi : Batas jantung dalam batas normalAuskultasi : bunyi jantung 1-2 interval reguler, bising jantung tak didapatkanAbdomen Inspeksi : Distended (+), venektasi (-), ascites (-)Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (-)Perkusi : timpani (+)Palpasi : Epistotonus (+), Massa abnormal (-), ascites (-), Nyeri tekan epigastrium (-)

    Hati : Tak teraba membesar Limpa : Tak teraba membesarEkstremitas Akral : HangatEdem : Tidak didapatkan

  • 22 Desember 2014

    Pemeriksaan Laboratorium

    PemeriksaanNilaiSatuanNilai NormalHemoglobin 9,7g/dl13,2-17,3Hematokrit 33%40-52Lekosit19,8103/ul3,8-10,6Trombosit562103/ul150 450Eritrosit 4,8106/ul4,40-5,90MCV69Fl80-100MCH20Pg26-35MCHC29g/dl32 38SGOT16,22U/l0-30SGPT14,7U/l0-50Glukosa sewaktu107mg/dl70-120Ureum40,2mg/dl0-31Creatinin0,69mg/dl0,60-1,10

    HbsAgNegativeNegative

  • DiagnosisTetanus

  • Terapi

  • FOLLOW UP

  • TanggalSOAP22 Desember 2014Kaku badan & leher (+), lemes (+), seak (+), nyeri perut, luka pada kaki.KU : LemahKesadaran : Compos MentisVital Sign: TD: 170/90 N: 110 S: 37,2C RR:22x/menitPemeriksaan fisik: Kepala: Normocephal, deformitas (-) Mata : SI -/-, CA -/- Leher: PKGB (-) Cor: BJ I-II intensitas regular,Bising (-)Pulmo: SDV (+/+), Rh (-/-), whz (-/-)Abdomen: Peristaltik (+), nyeri tekan(+) Ekstremitas: Akral Hangat (+), edem (-)TetanusInfus D5% + diazepam 4 amp 20 tpm Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Metronidazole 500mg/12 jam Inj. Vit B1. B6, B12 1A/24jam ATS 20.000/hari Inj. Ranitidin 1A/12 jam23 Desember 2014Nyeri saat bergerak, sesak (+), Nyeri perut (-), KU : LemahKesadaran : Compos MentisVital Sign: TD: 160/90 N: 100 S: 37,2C RR: 22x/menitPemeriksaan fisik: Kepala: Normocephal, deformitas (-) Mata : SI -/-, CA -/- Leher: PKGB (-) Cor: BJ I-II intensitas regular,Bising (-)Pulmo: SDV (+/+), Rh (-/-), whz (-/-)Abdomen: Peristaltik (+), nyeri tekan(+) Ekstremitas: Akral Hangat (+), edem (-) TetanusInfus D5% + diazepam 5 amp 20 tpm Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Metronidazole 500mg/12 jam Inj. Vit B1. B6, B12 1A/24jam ATS 20.000/hari Inj. Ranitidin 1A/12 jam

  • TanggalSOAP24 Desember 2014Kejang pada malam hari (+), perut kaku(+), Nyeru Perut (+)KU : CukupKesadaran : Compos MentisVital Sign: TD: 160/100 N: 82 S: 37,2C RR:18x/menitPemeriksaan fisik: Kepala: Normocephal, deformitas (-) Mata : SI -/-, CA -/- Leher: PKGB (-) Cor: BJ I-II intensitas regular,Bising (-)Pulmo: SDV (+/+), Rh (-/-), whz (-/-)Abdomen: Peristaltik (+), nyeri tekan(+), Epistotonus (+) Ekstremitas: Akral Hangat (+), edem (-)TetanusInfus D5% + diazepam 4 amp 20 tpm Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Metronidazole 500mg/12 jam Inj. Vit B1. B6, B12 1A/24jam ATS 20.000/hari Inj. Ranitidin 1A/12 jamCandesartan 8mg 0-0-125 Desember 2014Kaku badan (+), Nyeri perut (+), Sesak (+), perut kaku(+)KU : CukupKesadaran : Compos MentisVital Sign: TD: 160/80 N: 80 S: 37C RR: 20x/menitPemeriksaan fisik: Kepala: Normocephal, deformitas (-) Mata : SI -/-, CA -/- Leher: PKGB (-) Cor: BJ I-II intensitas regular,Bising (-)Pulmo: SDV (+/+), Rh (-/-), whz (-/-)Abdomen: Peristaltik (+), nyeri tekan(+), Epistotonus (+) Ekstremitas: Akral Hangat (+), edem (-) TetanusInfus D5% + diazepam 5 amp 20 tpm Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Metronidazole 500mg/12 jam Inj. Vit B1. B6, B12 1A/24jam ATS 20.000/hari Inj. Ranitidin 1A/12 jamCandesartan 8mg 0-0-1

  • TanggalSOAP26 Desember 2014Kejang (+), Perut kaku (+), Nyeri perut (+), BAK nyeri (+)KU : CukupKesadaran : Compos MentisVital Sign: TD: 150/80 N: 80 S: 36,8C RR: 20x/menitPemeriksaan fisik: Kepala: Normocephal, deformitas (-) Mata : SI -/-, CA -/- Leher: PKGB (-) Cor: BJ I-II intensitas regular,Bising (-)Pulmo: SDV (+/+), Rh (-/-), whz (-/-)Abdomen: Peristaltik (+), nyeri tekan(+), Epistotonus (+) Ekstremitas: Akral Hangat (+), edem (-)TetanusInfus D5% + diazepam 4 amp 20 tpm Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Metronidazole 500mg/12 jam Inj. Vit B1. B6, B12 1A/24jam ATS 20.000/hari Inj. Ranitidin 1A/12 jamCandesartan 8mg 0-0-1

  • BAB IIITinjauan Pustaka

  • Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin. Tetanospamin merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani DEFINISI

  • PATOFISIOLOGI

  • Gejala KlinisKekakuan Otot Rahang (Trismus)Kekakuan Leher/Kaku kudukRhisus SardonikusEpistotonus

  • Diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan :Riwayat adanya luka yang bersifat anaerobGejala klinis; trismus, rhisus sardonicus, kejang, epistotonus Pemeriksaan laboratorium kurang menunjang dalam diagnosis. Pada pemeriksaan darah rutin tidak ditemukan nilainilai yang spesifik; lekosit dapat normal atau dapat meningkat

  • TatalaksanaPengobatan Umum: Isolasi penderita untuk menghindari rangsangan. Ruangan perawatan harus tenang. Perawatan luka dengan Rivanol, Betadin, H202. Bila perlu diberikan oksigen dan kadangkadang diperlukan tindakan trakeostomi untuk menghindari obstruksi jalan napas.Jika banyak sekresi pada mulut akibat kejang atau penumpukan saliva maka dibersihkan dengan pengisap lendir. Makanan dan minuman melalui sonde lambung. Bahan makanan yang mudah dicerna dan cukup mengandung protein dan kalori.

    Pengobatan khusus Anti Tetanus toksinAntikonvulsan dan sedatif : - Diazepam - FenobarbitalAntibiotik.Oksigen : Bila terjadi asfiksia dan sianosis

  • BAB VKESIMPULAN

    Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.Clostridium Tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh melalui luka yang terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja binatang, jika dinding sel kuman lisis maka dilepaskan eksotoksin, yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Secara klinis tetanus ada 3 macam :Tetanus umum, tetanus local dan tetanus cephalic.Strategi terapi tetanus melibatkan tiga prinsip penatalaksanaan : organisme yang terdapat dalam tubuh hendaknya dihancurkan untuk mencegah pelepasan toksin lebih lanjut, toksin yang terdapat dalam tubuh, diluar sistem saraf pusat hendaknya dinetralisasi dan efek dari toksin yang telah terikat pada sistem saraf pusat dieliminasi.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adams, E. B.; Holloway, R. Thambiran, A. K.; Dessy, S. D. 1996. Usefulness of Intermittent Positive Pressure Respirations in The Treatment of Tetanus. Lancet;Arditayasa, Wayan. 2008. Clotridium tetani. Fakultas Kedokteran UniversitasGajah Mada Bagian Mikrobiologi.Asa, K. D.; Bertorini, T. E. Pinals, R. S. Case Report Myositis Ossificans Circumscripta, a Complication of Tetanus. Am. J. Med. Sciences 1986Barkin, R. M.; Pichichero, M. E. DiphteriaPertusisTetanus Vaccine Teactogenicity. Cimmercial Products. Pediatricas 1979Behrman.E.Richard. 1996. Tetanus, chapter 193, edition 15, Nelson, J.B.Saunders Company.Blackmore, C. & Janowski, H.T. 2000. Tetanus.http://www.doh.state.fl.us/diseasectrl/epi/htopic/tetanus.pdf Cook T, Protheroe R, Handel J. Tetanus: a review of the literature. British Journal of Anaesthesia.2001;87(3):477-87.Dire,DJ. 2005. Tetanus. www.eMedicine.comEdlich RF,HillLG, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG,Jed H. HorowitzM, etal.Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term Effects of MedicalImplants.2003;13(3):139-54Harrison: Tetanus in :Principles of lnternal Medicine, volume 2, ed. 13 th,McGrawHill.Inc,New York, 1994, .577-579Hinfey, P.B. 2009. Tetanus, http://emedicine.medscape.com/article/229594-overviewIsmanoe, G. 2007. Tetanus dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, K MS, Setiati S, (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI.Sherwood., Lauralee. 2006. Textbook of Human Physiology. Edisi 2. Jakarta: EGC.

  • Thank You