ppt blok 30

27
SKENARIO 6 D2

Upload: lakwariagt

Post on 08-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Skenario 6

TRANSCRIPT

  • D2SKENARIO 6

  • ANGGOTA KELOMPOKRani F.Hallan 10 2007 178Ahmed Haykal Hilman 10 2008 160Selvi Leasa 10 2009 035Calista Paramitha 10 2009 111 Marcel Elian Suwito 10 2009 120Fathiara Inayati 10 2009 190Malvin Jonathan 10 2009 228Eka Yunita 10 2009 256Nurul Aisyah Binti Ismail 10 2009 297Izza Binti Zainal Abidin 10 2009 324

  • SKENARIOSeorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganya adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta sellu mendiskusikan kesehatan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita GO. Pasien tidak ingin istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit, tetapi oleh karena ia telah berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sudah tertular. Istrinya juga harus diobati.

  • IDENTIFIKASI ISTILAHTidak ada

  • RUMUSAN MASALAHSeorang dokter harus mengobati seorang pasien laki-laki yang menderita GO yang istrinya kemungkinan terkena GO dengan tetap harus menjaga rahasia pasien laki-laki tersebut.

  • ASPEK HUKUMKUHP Pasal 229 Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian makadapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

  • HIPOTESISTidak ada

  • Prinsip-prinsip etika profesi1. Tanggung jawab2. Keadilan untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.3. Otonomi menuntut agar setiap kaum profesional diberi kebebasan menjalankan profesinya.

  • Peranan etika dalam profesiSuatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.Salah satu gol masyarakat yg mempunyai nilai-nilai yg menjadi landasan,sering menjadi pusat perhatian krn adanya tata nilai yg mengatur & tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan anggotanya.Sorotan masyarakat semakin tajam ketika perilaku sebagian para anggota profesi tidak didasarkan pd nilai-nilai pergaulan yg telah disepakati.

  • Tujuan kode etik profesi1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.4. Untuk meningkatkan mutu profesi.5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat

  • Prinsip-prinsip moral1.Otonomi, yaitu prinsip moral yg menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien.2.Beneficence, yaitu prinsip moral yg mengutamakan tindakan yg ditujukan ke kebaikan pasien.3.Non maleficence, yaitu prinsip moral yg melarang tindakan yg memperburuk keadaan pasien;prinsip ini dikenal sebagai primum non nocere atau do no harm.4.Justice, yaitu prinsip moral yg mementingkan fairness & keadilan dlm mendistribusikan sumber daya.

  • Informed consent-Didefinisikan sbg persetujuan yg diberikan oleh pasien dan/atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yg akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yg berkaitan dengannya.-Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi min 3 unsur sbb:1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter.2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan.3. Kesukarelaan dalam memberikan persetujuan.

  • Tujuan pelaksanaan informed consentMelindungi pasien scra hukum dari segala tindakan medis yg dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan sewenang-wenang, tindakan malpraktek yg bertentangan dgn hak asasi pasien & standar profesi medis, serta penyalahgunaan alat canggih yg memerlukan biaya yg sebenarnya tidak perlu & tidak ada alasan medisnya.Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yg tidak wajar.

  • Informed consent memiliki 3 elemen yaitu:1. Threshold element2. Information elements, diperlukan 3 standar yaitu:- standar praktek profesi- standar subjektif- standar pada reasonable person3. Consent elements: dinyatakan dan tdk dinyatakan.

  • Aspek hukum (1)Peraturan Pemerintah no 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia Kedokteran.Pasal 1 PP No 10/1966Rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yg diketahui oleh orang-orang tersebut dlm pasal 3 pd waktu a/selama melakukan pekerjaannya dlm lapangan kedokteran.Pasal 2 PPNo 10 /1966Pengetahuan tersebut pasal l harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yg sederajat a/ lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain.

  • Aspek hukum (2)Pasal 3 PP No 10/1966Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:- Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatan.- Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.Pasal 4 PP No 10/1966Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 KUHP, menteri kesehatan dapat melakukan tindakan administratip berdasarkan pasal UU tentang tenaga kesehatan.

  • Aspek hukum (3)Pasal 5 PP No 10/1966Apabila pelanggaran yg dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.Pasal 322 KUHPBarang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.Pasal 48 KUHPBarang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana.

  • Aspek hukum (4)Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

  • Aspek hukum (5)Sanksi terhadap dokter yang membuka rahasia pasienMenurut KUHP Pasal 3221. Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia, yang menurut jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana perkara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah 2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang yang tertentu,maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang tersebut.Ancaman terhadap si suamiPasal 284 KUHPDiancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan:1(a) Seorang pria telah berkahwin yang melakukan jinah, pada hal diketahui, bahwa pasal 27 BW berlaku baginya.

  • Hak dan kewajiban dokter (1)Menurut UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak:a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya;d. Menerima imbalan jasa.

  • Hak dan kewajiban dokter (2)Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;b. Merujuk pasien ke dokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

  • Hak dan kewajiban pasien (1)Menurut UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran pasal 50 dan 51Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran, mempunyai hak:a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), yaitu :-Diagnosis dan tata cara tindakan medis;-Tujuan tindakan medis yang dilakukan;-Alternatif tindakan lain dan resikonya;-Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan-Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;d. Menolak tindakan medis;e. Mendapat isi rekam medis.

  • Hak dan kewajiban pasien (2)Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan;d. Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima.

  • Tindakan dokter berdasarkan kasus (1)Terhadap Pasien -Memberikan penjelasan mengenai penyakit kepada pasien.-Memberikan pengobatan kepada pasien.-Tetap menjaga kerahasiaan pasien, tetapi tetap memberikan informasi terhadap pasien mengenai penularan penyakit tersebut, karena dapat menular melalui hubungan seksual, sehingga istrinya juga perlu tahu, tentunya harus dari pasien, agar dokter dapat mengobati keduanya, sehingga tidak terjadi pola ping-pong.

  • Tindakan dokter berdasarkan kasus (2)Terhadap istri pasien-Memberikan penjelasan mengenai penyakit kepada istri pasien.-Memberikan pengobatan kepada istri pasien.-Jika ada pertanyaan dari istri pasien, dokter hanya berhak menjawab secara diplomatis saja sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya.-Tetap menjaga rahasia pasien sebelumnya, karena dokter tidak mempunyai hak untuk memberitahu, kecuali jika ada izin dari pasien, tetapi ada baiknya pasien yang memberi tahu istrinya.

  • Kesimpulan-Dokter disini harus dapat melihat hak-hak pasien secara objektif agar dapat bertindak adil dan jujur dengan memberikan informed concent yang jelas, akurat, tapi cukup terutama terhadap istri pasien. -Dokter harus dapat menjelaskan kepada pasiennya yang laki-laki bahwa penyakit ini dapat menimbulkan efek ping-pong apabila istrinya tidak diobati juga.-Apabila istri pasien berobat kepada dokter yang sama dengan suaminya, maka dokter tersebut harus memberikan kejelasan kepada istri pasien dan menjawab semua pertanyaannya dan tetap menjaga rahasia suami istri tersebut.

  • TERIMA KASIH