ppt blok 26 - raena sepryana

Upload: david-christian

Post on 01-Nov-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Belajar 26

TRANSCRIPT

Skrining Pemeriksaan IVA pada Kelompok Wanita di Lokalisasi Tuna Susila

Skrining Pemeriksaan IVA pada Kelompok Wanita di Lokalisasi Tuna SusilaRaena Sepryana 10 2012 309Skenario Dokter A di Puskesmas Warnasari melakukan program pemeriksaan IVA dalam rangka menemukan secara dini Ca cervix pada kelompok wanita di lokalisasi tuna susila. Dari 500 orang yang diperiksa, didapatkan 30 orang terdeteksi positif tes IVA. Sampel yang terkumpul juga diperiksa PAPs smear yang lebih baik sensitivitasnya. Setelah diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan PAPs smear ternyata dari yang positif tes IVA hanya 6 orang dinyatakan sakit kanker cervix dan yang tes IVA (-) ternyata ada 3 orang yang dinyatakan sakit kanker cervix.

Raena Sepryana 10 2012 309Memahami dan mampu merencanakan kegiatan skrining penyakitMampu memilih test yang spesifitas dan sensitivitasnya baikMampu melaksanakan kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan deteksi dini penyakit tertentuPemeriksaan IVA kurang sensitifSasaran BelajarRumusan MasalahSkrining PenyakitHealth PromotionPencegahanEpidemiologi Ca CervixEvaluasi ProgramPemeriksaan IVA kurang sensitifAdministrasi Kesehatan (actuating/evaluation)

Program pemeriksaan IVA

Upaya promosi kesehatan

AgentHostEnvironment

Primer, Sekunder, Tersier

Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.

Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker HPV (Human Papiloma Virus)

WHO menyebutkan 4 komponen penting yang menjadi pilar dalam penanganan kanker leher rahim, yaitu : Pencegahan infeksi HPV Peningkatan kewaspadaan dengan program skrining yang terorganisasi Diagnosis dan tatalaksana Perawatan paliatif untuk kasus lanjut.!!! DETEKSI DINISasaran SkriningSetiap perempuan yang berusia antara 25-35 tahunDitemukan lesi abnormal pada pemeriksaan sebelumnyaMengalami perdarahan abnormal pervaginamSkrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit

Menentukan orang yang terdeteksi menderita suatu penyakit sedini mungkin sehingga dapat segera memperoleh pengobatan. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin. Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti. Mass ScreeningSelective ScreeningSingle Disease ScreeningMultiphasic Screening

IVA TestPap SmearAmanYaYaPraktisYaTidakTerjangkauYaTidakEfektifYaYaAvailableYaTidakReliabilitas adalah suatu indikator tingkat, seberapa jauh pengukuran dapat direplikasiValiditas kemampuan tes skrining tersebut mengukur sesuatu yang seharusnya diukur Sensitifitas SpesifisitasPPV menggambarkan kemampuan tes skrining memprediksi kemungkinan seseorang benar-benar menderita penyakit dari hasil pemeriksaan positif menurut tes skrining NPV menggambarkan kemampuan tes skrining memprediksi kemungkinan seseorang benar-benar tidak menderita penyakit dari hasil pemeriksaan negatif menurut tes skrining.Tes SkriningDiagnosisPastiTotalSakitTidak SakitPositifa (TP)6b (FP) 24a+b 30Negatifc (FN)3d (TN) 467c+d 470Totala+c (9)b+d (491)a+b+c+d 500SENSITIFITAS

SPESIFISITAS

Nilai Predileksi Positif (PPV)

Nilai Predileksi Negatif (NPV)

Sensitifitas

Spesifisitas

PPV

NPV

Syarat syarat yang sebaiknya diperhatikan jika melakukan skriningTes harus cukup sensitif dan spesifikTes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, cukup murah dan sederhanaPenyakit atau masalah yang akan diskrining merupakan masalah yang cukup serius, prevalensinya cukup tinggi, merupakan masalah kesehatanKebijakan, intervensi atau pengobatan yang dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelasTujuan Skrining tercapaiPendekatan MedikPendekatan Perubahan PerilakuPendekatan Berpusat pada KlienPerubahan SosialPendekatan PendidikanMenurut Ewles dan Simnett 1994, Kerangka lima pendekatan yang menunjukkan nilai nilai yang dianutMenentukan orang yang terdeteksi menderita suatu penyakit sedini mungkin sehingga dapat segera memperoleh pengobatan.

Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin. Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat The 5 Level of PreventionThe 5 Level of PreventionHealth PromotionSpesific ProtectionEarly Diagnose and Promt TreatmentDiasability LimitationRehabilitation Problem Solving CylePemeriksaan IVA kurang sensitifMasalahHUKUM SEBAB - AKIBATTentukan penyebab masalahPeriksa kebenaranMengubah penyebab masalah ke dalam bentuk lapanganKriteriaMatrixEfektifEfisienMagnitudeImportancyVulnerabilityCostUJI COBAMencari faktor + dan faktor - pada waktu pelaksanaan penyelesaian masalahDimanfaatkan pada waktu menyusun rencanaEpidemiologiDepartemen Kesehatan RI (2007) : Urutan Pertama100 Kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya70% kasus ditemukan stadium lanjut Tipe virus Infeksi beberapa tipe onkogenik HPV secara bersamaan Jumlah virus (viral load) Status imunitas Jumlah paritas, dimana paritas lebih banyak lebih berisiko mengalami kanker Merokok Infeksi dengan penyakit menular seksual lainnya Penggunaan jangka panjang kontrasepsi oralAgentHostEnvironmentTerima KasihPencegahanPrimerHindari hubungan sex terlalu dini Hindari berganti ganti pasangan sex Hindari pencucian vagina Hindari kebiasaan menaburi talk Upayakan hidup sehat dan periksa kesehatan secara berkala dan teratur

Sekunder Skrining Deteksi dini (Pap smear, IVA, dll) Operasi Radioterapi Kemoterapi

Tersier Rehabilitasi

KesimpulanIVA test merupakan salah satu screening test yang sering digunakan sebagai metoda untuk melakukanpemeriksaan di Puskesmas karena dapat dilakukan dengan sumber daya yang terbatas, dan hasil yang cepat, tetapi memiliki kekurangan sensitifitas yang rendah