ppt blok 18 new.pptx

Upload: dewi-suryanti

Post on 11-Mar-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tuberkulosis Resisten dalam Terapi Skenario7

Tuberkulosis Resisten dalam Terapiskenario 3

Ilustrasi Kasus

Tn a,usia 35 tahun dateng untuk mengetahui kondisi penyakit TB parunya. Pasien mempunyai riwayat pengobatan TB 2x. pertama kali pasien berobat hanya minum obat selama 1 bulan kemudian tidak melanjutkan pengobatanya lagi. Saat ini pasien menjalani pengobatan tb yang ke 2 kalinya, pasien mengaku mendapatkan obat suntik kali ini, dan sudah berjalan selama 6 bulan.

ANAMNESIS

Dimana mulai terdapat keluhan?Sudah berapa lama?Apakah hilang timbul?IdentitasKURiwayat/Pengobatan terdahuluRiwayat MerokokPenyakit Penyerta lainRiwayat KeluargaStatus sosial ekonomi

PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisis, dapat ditemukan kelainan yang sering bermanifestasi pada regio lobus superior daerah apeks dan segmen posterior (S1 dan S2), serta daerah apeks lobus inferior (S6)

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Bakteriologis Bahan pemeriksaan laboratorium bakteriologis untuk TB dapat berasal dari mana saja, termasuk dahak, cairan pleura, cairan serebrospinal, bilasan bronkus, kurasan bronkus, urin, feses, maupun jaringan hasil biopsi.

Pemeriksaan Radiologis Kelainan radiologis sering ditemukan pada lobus superior pada salah satu atau kedua paru. Kavitasi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan, dengan situs tersering di apeks dan segmen posterior dari lobus kanan atas dan segmen apikoposterior pada lobus kiri atas.

Tes TuberkulinBiasanya dipakai tes Mantoux yakni dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin PPD (Purifird Protein Derivative) intrakutanDasar tes tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe lambat. Biasanya hampir seluruh pasien tuberkulosis memberikan reaksi Mantoux yang positif (99,8%). Kelemahan tes ini adalah positif palsu yakni pada pemberian BCG atau terinfeksi dengan Mycobacterium lainDiagnosisMDR-TBEpidemiologiBerdasarkan data dari WHO, dari jumlah penderita TB yang ada di dunia ini ada sekitar 450.000 orang memiliki TB-MDR pada tahun 2012 dan 170.000 orang meninggal dari jumlah itu. Menurut WHO hanya kurang dari 20 % pasien dengan TB-XDR mendapatkan pengobatan yang tepat. Hampir 10 % kasus TB-MDR berkembang menjadi TB-XDR (resisten terhadap obat secara ektensif). Indonesia berada di peringkat 8 dari 27 negara dengan beban TB-MDR terbanyak didunia

Etiologi TuberculosisMycobacterium tuberculosisBTATidak BergerakAerob

Manifestasi klinisSistemik : malaise, anoreksia, berat badan menurun, dan keluar keringat malamAkut : demam tinggi, seperti flu dan menggigilMilier : demam akut, sesak napas dan sianaosis (kulit kuning)Respiratorik : batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid atau mukopurulen, nyeri dada, batuk darah dan gejala lain. Bila ada tanda-tanda penyebaran ke organ lain, seperti pleura, akan terjadi nyeri pleura, sesak napas ataupun gejala meningeal (nyeri kepala, kaku kuduk dan lain sebagainya)

Patofisiologi Tuberkulosis penyakit yang dikendalikan oleh cell mediated immune response. Sel efektornya makrofag, sedangkan limfosit (biasanya sel T) merupakan immunoresponse cell. Inhalasi partikel besar yang berisi lebih dari tiga basil tuberkulosis tidak akan sampai ke alveoli, partikel akan melekat di dinding bronkus dikeluarkan oleh sistem mukosiliari, tetapi inhalasi partikel kecil yang berisi 1-3 basil dapat sampai ke alveoli. reaksi peradangan

Golongan Obat Tbc Primer IsoniazidRifampisinEtambutolStreptomisinpirazinamid

Sekunder etionamidAsam para amino salisilat (pas)sikloserinamikasinKapreomisinkanamisin

2 Tahap pemberian Tahap Intensif : pasien mendapat obat setiap hari dan diawasi secara langsung mencegah terjadinya resistensi obat. Jika diberikan secara tepat maka dalam 2 minggu pasien menjadi tidak menular. Dan sebagian besar pasien TB BTA + menjdi BTA (konversi) dalam 2 bulan

Tahap Lanjutan : pasien akan mendapatkan jenis obat lebih sedikit namun dengan jangka waktu yang lebih lama. Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah kekambuhan. Pengobatan TBC pada orang dewasaKategori 1 : 2HRZE/4HR3 : Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan) di berikan kepada penderita baru TBC baru BTA+

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3 : Diberikan pada penderita kambuh , penderita gagal terapi atau penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat

Kategori 3 : 2HRZ/AH3R3 : Diberikan kepada penderita BTA (-) dan rongsen paru mendukung aktif

Secara umum timbulnya resistensi terhadap obat anti tuberkulosis dibagi menjadi

Resistensi Primer yaitu terdapatnya strain mikobakterium tuberkulosis yang resisten pada penderita TB yang belum pernah diobati dengan obat anti tuberkulosis atau telah minum obat anti tuberkulosis kurang dari 1 bulan.

Resistensi Sekunder terdapatnya strain mikobakterium tuberkulosis yang resisten pada penderitaTB yang telah minum obat anti tuberkulosis minimal 1 bulan Pada awalnya kuman masih sensitif namun karena pengobatan yang tidak adekuat maka terjadi mutasi pada sel kuman mikobakterium tuberkulosis sehingga terjadi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya resistensi terhadap obat Obat tidak diminum sesuai dengan yang dianjurkan karena pengetahuan yang salah,terputusnya obat, adanya efek samping, hamil dan lainlainObat tidak diminum sesuai dosis yang diberikanCara pemberian obat yang salahAdanya penyakit yang menyebabkan penyerapan obat tidak sempurna Tenaga kesehatan tidak memberikan terapi yang adekuat

Pasien sebelumnya telah resisten terhadap salah satu obat yang diberikan

Mendapat monoterapi- Riwayat penggunaan obat anti tuberkulosis tanpa pengawasan

Pemberian obat anti tuberkulosis bersama dengan obat lain sehingga menyebabkan terjadinya interaksi obat.MDR-TBMulti Drug-resistant TBPada tahun 2010, 3.4% dari kasus TB di seluruh dunia merupakan MDRmengharuskan untuk menggunakan kelompok obat-obatan lini kedua, termasuk fluoroquinolon dan kanamycinPengobatan diperpanjang selama 6-9 BulanDapat berkembang menjadi Extensively Drug-resistant TB (XDR-TB)

XDR-TBResisten terhadap: isoniazid, rifampin, fluoroquinolones dan kanamycin Hampir 10% dari kasus MDR-TB telah berevolusi menjadi XDR-TBDapat Berkembang menjadi Totally Drug-resistant TBTDR-TBmemiliki resistensi terhadap semua pengobatan lini pertama dan keduaDua kasus totally drug resistant TB (TDR-TB) atau extremely drug-resistant TB (XXDR-TB) dilaporkan di itali2009, 15 pasien di Iran resisten terhadap semua anit-TB. 2012, 12 pasien di India mengalami TDR-TBFaktor Penyebab ResistensiTerlambatnya diagnosis dan isolasi

Penggunaan paduan obat yang tidak tepat, yaitu pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan, petugas kesehatan memberikan pengobatan yang tidak tepat, baik paduan dosis , lama pengobatan dan kualitas obat

Kurang patuh dan pengobatan tidak lengkapGagal menisolasi penderita TB-MDRPelaksanan DOTS yang kurang baikKurangnya pengetahuan tentang TBObat yang kurang berkualitas

Daftar ObatFirst LineDoseethambutol + isoniazid + pyrazinamide+ rifampicinTablet: 275 mg + 75 mg + 400 mg + 150 mg.isoniazid + pyrazinamide + rifampicinTablet: 75 mg + 400 mg + 150 mg.streptomycinPowder for injection: 1 g (as sulfate) in vialisoniazidOral liquid: 50 mg/5 ml Tablet: 100 mg to 300 mgTablet (scored): 50 mgrifampicinOral liquid: 20 mg/mlSolid oral dosage form: 150 mg; 300 mgethambutolTablet: 100 mg to 400 mgpyrazinamideTablet: 400 mg.Obat Lini ke-2Second LineDoseKanamycinPowder for injection: 1 g (as sulfate) in vial.ofloxacin*Tablet: 200 mg; 400 mg.OATBerat badan< 33 kg33 50 kg51 70 kg>70 kgPirazinamid (tablet,500 mg)