ppt agama_kelompok 5.pptx

13
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGEMBANGAN HUKUM ISLAM Lavenska Mutiara F 11414007 Fajrina Anjarnisa R 11414008 Eka Setiyarni 11414009 Vista Dwi Yulianti 11414020 Maulidi Firlandiana 11414022 Tri Susanti 11414025 Tutik Ratna S 11414029 Inayati Zakiyatun H 11414032 Dinah Azizah J 11414057 Tinta Komariyah 11414034 Kelompok 5

Upload: fajrina-anjarnisa

Post on 02-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGEMBANGAN HUKUM ISLAM

Lavenska Mutiara F 11414007

Fajrina Anjarnisa R 11414008

Eka Setiyarni11414009

Vista Dwi Yulianti11414020

Maulidi Firlandiana 11414022

Tri Susanti 11414025

Tutik Ratna S 11414029

Inayati Zakiyatun H 11414032

Dinah Azizah J11414057

Tinta Komariyah11414034

Kelompok 5

Pengertian Ijtihad

Tujuan Ijtihad

Fungsi Ijtihad

Dasar Hukum Ijtihad

Macam-Macam Ijtihad

Kedudukan Ijtihad

Kesimpulan

• Secara etimologis, Ijtihad berarti mencurahkan segala kemampuan atau memikul beban.

• Secara terminologi, Ijtihad berarti mencurahkan kemampuan untuk mendapatkan hukum syara’ tentang suatu masalah dari sumber hukum yang terperinci.

• Ijtihad (Arab: اجتهاد ) merupakan sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang. Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukakn para ahli agama Islam. Orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid. Terdapat tiga hukum ijtihad seperti ditetapkan oleh ahli ushul fikih, antara lain fardlu ain (wajib bagi setiap orang), fardhu kifayah (cukup dilakukan sebagian orang) serta mandub (sunah).

Pengertian Ijtihad

”Ijtihad bertujuan untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup beribadah kepada Allah SWT di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.

Tujuan Ijtihad

Fungsi Ijtihad

QS. An-Nisa’ : 59

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT dan Rasul-Nya dan Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT dan Rasul, jika kemu benar-benar beriman kepada Allah dan di kemudian hari……”

QS. An-Nisa’ : 83

“……. dan kalau mereka menyerahkan kepada Rasul dan Ulil amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka.”

Dasar Hukum Ijtihad

QS. Asy-Syura : 38

“….sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah diantara mereka…”

QS. Ali Imran : 159

“….dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…”

Hadist Nabi

“Umatku tidak akan melakukan kesepakatan terhadap yang salah.” (HR. Tarmizi)

1. Ijma’

Ijma’ yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.

2. Qiyas

Qiyas artinya menetapkan suatu hukum perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.

Macam-Macam Ijtihad

3. Istihsan

Istihsan merupakan fatwa yang dikeluarkan oleh seorang faqih (ahli fiqih), hanya karena dia merasa hal itu adalah benar. Bisa diartikan juga bahwa istihsan adalah suatu argumentasi dalam pikiran seorang faqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan olehnya.

4. Mushalat Murshalah

Mushalat murshalah adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskahnya dengan pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat dan menghindari kemudharatan.

Macam-Macam Ijtihad

5. Sududz Dzariah

Sududz Dzariah merupakan tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.

6. Istishab

Istishab adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa mengubahnya.

Macam-Macam Ijtihad

7. Urf

Urf adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Macam-Macam Ijtihad

1. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan yang mutlak absolut, karena ijtihad merupakan aktivitas akal pikiran manusia yang relatif. Hasil ijtihad merupakan produk pikiran manusia yang relatif, sehingga keputusan ijtihad bersifat relatif.

2. Keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad tidak berlaku untuk semua orang

3. Berlaku untuk satu masa dan satu tempat.

4. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Urusan ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah SWT dan Rasulullah.

5. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

6. Proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan oleh faktor-faktor motivasi, akibat, kemaslahatan umum, manfaat bersama, dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa ajaran Islam.

Kedudukan Ijtihad

Ijtihad bertujuan untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup beribadah kepada Allah SWT di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu. Salah satu mekanisme ijtihad yang dilaksanakan pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah mengumpulkan para sahabat guna bermusyarawah serta menentukan hukum terhadap permasalahan tertentu. Mekanisme ijtihad yang dilakukan tersebut, masih diterapkan di Indonesia sampai saat ini dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dalam aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Kesimpulan