ppn dasar pengenaan pajak
TRANSCRIPT
LOGO
Dasar Pengenaan Pajak Dalam
PPN
Instruktur :Taripar Doly, SE.,MM
Dasar Hukum
Pasal 1 UU PPN stdtd UU 42 tahun 2009 angka 17.
Angka 18
Angka 19
Angka 20
Angka 26
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Diatur dalam UU PPN Pasal 1 angka 17 yang dijelaskan dalam Bab IV PP 1 tahun 2012.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Dasar Pengenaan Pajak
PPN Terutang = Tarif x DPP
Pengertian
PengertianDasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak(DPP)
Pasal 1 Angka 17
HARGA JUAL, nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. (Pasal 1 Angka 18)
PENGGANTIAN, nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. (Pasal 1 Angka 19)
NILAI IMPOR, nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-Undang ini. (Pasal 1 Angka 20)
NILAI EKSPOR, nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. (Pasal 1 Angka 26)
Pengertian Nilai Lain SebagaiDasar Pengenaan Pajak
Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
PMK-38/PMK.011/2013
untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
untuk pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;
untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;
untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran;
untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar;
untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan;
untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara adalah harga yang disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli;
untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih;
untuk penyerahan emas perhiasan termasuk penyerahan jasa perbaikan dan modifikasi emas perhiasan serta jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan, yang dilakukan oleh pabrikan emas perhiasan adalah 20% (dua puluh persen) dari harga jual emas perhiasan atau nilai penggantian
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Yang termasuk dalam pengertian biaya yang merupakan unsur harga jual, antara lain : pengangkutan, asuransi, bantuan teknik, pemeliharaan, & garansi
Contoh :
Harga Tablet = Rp. 5.000.000
Discount = Rp. (250.000)
DPP = Rp. 4.750.000
Harga Jual
Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
Dg demikian, DPP adalah harga jual/penggantian netto (setelah dikurangi diskon yg diberikan), dg syarat diskon tsb dicantumkan dalam faktur Pajak
Contoh :
Pengusaha Kena Pajak PT. Nusahati melakukan penyerahan jasa kena pajak (JKP) dengan memperoleh nilai penggantian sebesar Rp. 20.000.000
Maka DPP PPN = Rp. 20.000.000
Penggantian
Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-Undang ini.
Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
PPN = 10% x Nilai Impor
Keterangan C = Cost / Harga FOB I =Insurance F + Freight
Nilai Impor
Contoh
PKP “PT. Nusa Property” mengimpor barang dengan nilai Cost Rp. 200 jt, Asuransi Rp. 20 jt, ongkos angkut Rp. 30 jt. Bea masuk ditetapkan 10 % dari CIF dan terdapat pungutan pabean lain sebesar Rp. 5.000.000
CIF = 200 jt + 20 jt + 30 jt = Rp. 250 jt
BM = 10 % x CIF = 10 % x Rp. 250 jt = Rp. 25 jt
Nilai impor = CIF + BM + Pungutan pabean lain
(DPP) = 250 jt + 25 jt + 5 jt
= Rp. 280 jt
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. yaitu, nilai yg tercantum dalam dokumen PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang yg telah difiat muat oleh Direktorat Jenderal Bea & Cukai).
PPN Ekspor = 0% x Nilai Ekspor
Contoh :
PKP “B” adalah seorang eksportir. Pada bulan Oktober 2011 melakukan ekspor barang dengan nilai Rp. 300 jt.
Nilai ekspor (DPP) = Rp. 300 jt
Nilai Ekspor
DPP = 20 % dari biaya yang dikeluarkan untuk membangun (tidak termasuk harga perolehan tanah)
Tn A. Merenovasi rumahnya dengan pengeluaran biaya:
Bulan Januari sebesar Rp. 100.000.000.
DPP KMS = 20 % x Rp.100 jt = Rp. 20 juta.
Bulan Februari Rp. 75.000.000
DPP KMS = 20 % x Rp. 75 jt = Rp. 15 jt
Nilai LainKegiatan Membangun Sendiri
Pemakaian sendiri dan pemberian cuma cuma
DPP = harga jual – laba kotor
PT.Eagle Ind menyerahkan 100 pasang sepatu ke Panti Asuhan “Kasih Bunda” senilai harga jual Rp. 125.000.000 (margin laba 25%).
DPP = 1/1,25 x 125 jt = Rp. 100 jt
Nilai LainPemakaian Sendiri & Pemberian Cuma-Cuma
Penyerahan media rekaman /gambar
DPP = perkiraan harga jual rata-rata
PT. Media Visual menyerahkan 1.000 keping vcd ke distributor dengan harga jual rata-rata per keping adalah Rp. 2.000.
DPP = 1.000 x Rp. 2000 = Rp. 2 juta.
Nilai LainPenyerahan Media Rekaman/Gambar
Penyerahan film cerita
DPP = Perkiraan hasil rata-rata per judul film
Persediaan BKP tersisa saat pembubaran
DPP = harga pasar wajar
Nilai LainPenyerahan Film Cerita & Persediaan Saat Bubar
Penyerahan jasa biro perjalanan/wisata
DPP = 10 % jumlah tagihan
PT. Duta Bangsa melakukan perjalanan wisata bersama karyawan dengan menggunakan jasa sebuah biro perjalanan. Selesai acara PT. Duta Bangsa membayar tagihan dr pemberi jasa sebesar Rp. 25 juta.
DPP = 10 % x Rp. 25 jt = Rp. 2.500.000
Nilai LainPenyerahan Jasa Biro Perjalanan
Jasa pengiriman paket
DPP = 10 % dr Tagihan
PT. Anugerah mengirim sebuah paket ke Semarang dengan menggunakan jasa sebuah perusahaan pengiriman paket dengan biaya Rp. 3.000.000,-
DPP = 10 % x Rp. 3 jt = Rp. 300.000
Nilai LainJasa Pengiriman Paket
Jasa anjak piutang
DPP = 5% dr Service charge, provisi & diskon
Penyerahan kendaraan bermotor bekas
DPP = Harga jual
Nilai LainJasa Anjak Piutang Dan Penyerahan Kend Bekas
Penyerahan BKP dr pusat ke cabang, antar cabang dan sebaliknya.
DPP = Harga jual – laba kotor
Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau juru lelang.
DPP = Harga lelang
Nilai LainJasa Anjak Piutang Dan Penyerahan Kend Bekas
Dalam kontrak atau perjanjian tertulis mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak, harus disebutkan dengan jelas nilainya, Dasar Pengenaan Pajak, dan besarnya Pajak yang terutang.
Apabila dalam nilai kontrak atau perjanjian tertulis telah termasuk Pajak, maka wajib disebutkan dengan jelas bahwa dalam nilai tersebut telah termasuk Pajak.
Apabila ketentuan diatas tidak dipenuhi, maka jumlah harga yang tercantum dalam kontrak atau perjanjian tertulis tersebut dianggap sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
Nilai Kontrak
Dalam hal Pajak Pertambahan Nilai telah menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak, maka Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah 10/110 dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Harga Sudah Termasuk PPN
Tarif
PPN Dalam Negeri
PPN Ekspor
PPnBM
10 %
0 %
Tarif sesuai PMK
Tarif
PPN/PPnBM Terutang
DPP
X 10 %X (sesuai PMK)
DPP Ekspor X 0 %
PPN/PPnBM Terutang
Penghitungan DPP
Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak juga terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan telah menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak, maka cara penghitungan Pajaknya adalah sebagai berikut :
ContohPenghitungan PPnBM dan PPN
PKP “A” menjual BKP dengan harga jual Rp. 250.000.000,- (PPnBM 40 %)PPN terutang = Rp. 250 jt x 10 % = Rp. 25.000.000PPnBM terutang = Rp. 250 jt x 40 % = Rp. 100.000.000
PKP “B” melakukan penyerahan JKP dgn nilai penggantian Rp. 15 jtPPN terutang = Rp. 15 jt x 10 = Rp. 1.500.000
ContohPenghitungan PPnBM dan PPN
PKP “A” mengimpor barang dengan nilai Cost Rp. 200 jt, Asuransi Rp. 20 jt, ongkos angkut Rp. 30 jt. Bea masuk ditetapkan 10 % dari CIF dan terdapat pungutan pabean lain sebesar Rp. 5 jt. (PPnBM 20 %)
CIF = 200 jt + 20 jt + 30 jt = Rp. 250 jtBM = 10 % x CIF = 10 % x Rp. 250 jt = Rp. 25 jtPPL = Rp. 5 jt
Nilai impor = CIF + BM + Pungutan lain pabean
(DPP) = 250 jt + 25 jt + 5 jt = Rp. 280 jt
PPN = Rp. 280 jt x 10 % = Rp. 28 jt.PPnBM = Rp. 280 jt x 20 % = Rp. 56 jt.
Apabila pembayaran atau Harga Jual atau Penggantian dilakukan dengan mempergunakan mata uang asing, maka penghitungan besarnya Pajak yang terutang harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan pada saat pembuatan Faktur Pajak.
Dalam hal pembayaran atau Harga JuaI atau Penggantian yang dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 16A Undang-undang PPN (WAPU) mempergunakan mata uang asing, maka besarnya Pajak yang terutang harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri Keuangan pada saat dilakukan pembayaran oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
Transaksi dengan Valas
Atas penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah atau atas impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, Dasar Pengenaan Pajak tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dikenakan atas penyerahan atau atas impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah tersebut.
Penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah Yang Dilakukan Oleh Pengusaha Yang Menghasilkan BKP Yang Tergolong Mewah Atau
Oleh PKP Yang Melakukan Impor BKP Yang Tergolong Mewah
Atas penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak selain Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah atau oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, Dasar Pengenaan Pajak termasuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dikenakan atas perolehan atau atas impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah tersebut.
Penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah Yang Dilakukan Oleh PKP Selain Pengusaha Yang Menghasilkan BKP Yang Tergolong Mewah Atau
Oleh PKP Yang Melakukan Impor BKP Yang Tergolong Mewah
LOGOEmail : [email protected] : www.nusahati.com