power point seminar fixed
DESCRIPTION
ghiiTRANSCRIPT
LATAR BELAKANGDaerah pemetaan yang memiliki tatanan geologi yang cukup kompleks dan memenuhi persyaratan untuk dilakukannya kegiatan Geologi Lapangan.
MAKSUDMemetakan kondisi Geologi daerah pemetaan.Mengaplikasikan ilmu Geologi yang telah didapat. Persyaratan akademis dalam kurikulum tingkat
sarjana sebelum melaksanakan tugas akhir.TUJUANMengetahui kondisi geologi yaitu struktur, morfologi, stratigrafi, sumber daya alam, dan geologi tata lingkungan, yang disusun dalam bentuk peta dan laporan pemetaan geologi.
Secara administratif berada di Daerah Ketol dan Sekitarnya, Kecamatan Ketol dan Sekitarnya, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh
Pengamatan Struktur
- Mendiskripsi batuan- Pengukuran sebaran batuan- Pengambilan Sampel - Pengambilan Foto
- Bentuk bentang alam- Stadia sungai- Pengambilan Foto- Genetika sungai
- Mengamati ciri-ciri struktur- Pengukuran
kedudukan struktur- Pengambilan Foto
TAHAP PEMETAAN LAPANGAN
Pengamatan LithologiPengamatan Morfologi
TAHAP ANALISA
TAHAP STUDI PERSIAPAN
-Inventarisasi Data/lLaporan Terkait Terdahulu-Pengadaan Peta Topografi Regional-Pengadaan Peta Geologi-Alat dan perlengkapan lapangan
Analisa Morfologi Analisa LithologiPetrografi & Analisa Fosil Analisa Struktur
- Satuan Morfologi- Pola aliran- Genetik Sungai
- Nama batuan,- Genesa danUmur- Lingkungan Pengendapan- Stratigrafi
- Jenis Struktur- Arah umum struktur
TATANAN GEOLOGI DAERAH PEMETAAN
Metode dan Tahap Pemetaan
= Lokasi daerah pemetaan
Berdasarkan Klasifikasi William D.Thornburry (1989)95° 40’ 00”
BT 41’
42’
44’
43’
42’
95° 45’ 00” BT
41’
40’
Satuan Morfologi Perbukitan SesarSatuan Morfologi Perbukitan DenudasionalSatuan Morfologi Dataran Alluvial
Satuan Morfologi Perbukitan Denudasional
Satuan Mofologi Perbukitan Sesar
95° 40’ 00” BT 41’
42’
44’43’42’
95° 45’ 00” BT
41’
40’
A
B
Satuan Mofologi Dataran Alluvial
Pola Aliran Sub-DendritikI :Genetik InsekuenK :Genetik Konsekuen
Sungai Stadia Muda
Sungai Stadia Dewasa
95° 40’ 00” BT
41’
42’
44’
43’
42’
95° 45’ 00” BT
41’
40’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
95° 40’ 00” BT
41’
42’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
41’
40’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Batugamping pada pos P42
95° 40’ 00” BT
41’
42’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
41’
40’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Batugamping pada pos P11
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Gneis pada pos P37
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Batulanau Pasiran pada pos P37
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Andesit pada pos P49
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
A B
0
500 m
1000 m0
500 m
1000 m
C D
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
12
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Kekar batugamping P2, dengan Arah Umum N 2330E
Kekar Andesit P, dengan Arah Umum N 640E
GEOLOGI SEJARAH DAERAH GEOLOGI SEJARAH DAERAH PEMETAANPEMETAAN
Pada zaman Jura akhir – Kapur awal yang dimana dulunya daerah pemetaan ini adalah laut ,adanya input silisiklastik yang membentuk satuan batugamping formasi Teunom (Mutl) bagian timur sampai barat, batugamping ini sebagai basement. Pada Kapur akhir terjadi aktivitas magmatik yang membentuk batolit Sikuleh dengan sejalan nya adanya tektonik lempeng menyebabkan batolit Sikuleh terdeformasi dan mengarah ke batugamping yang di bawahnya.
Lalu pada masa Oligosen akhir sampai Miosen awal daerah pemetaan terjadi transgresi dengan penurunan dasar cekungan lalu mengendapkan material-material batulanau pasiran hingga terbentuk batulanau formasi Tangla (Tlt). Akibat proses epirogenesa pada cekungan sumatera mengakibatkan batuan - batuan di daerah pemetaan menjadi terangkat ke permukaan, diikuti dengan peningkatan aktivitas gunungapi Calang yang mengakibatkan erupsi dan mengeluarkan lava yang berkomposisi intermedier di daerah penelitian di sebelah tenggara yang berupa lava andesit. Selanjutnya daerah pemetaan diikuti dengan proses pelapukan dan erosi terhadap batuan yang telah terbentuk sehingga mengendapakan material-material lepas terutama di sekitar sungai Kr. Sabee, akhirnya membentuk endapan aluvial yang menempati morfologi relatif datar yang berumur Holosen.
0
500 m
1000 m
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
Sumber Daya Alam Air
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
Sumber Daya Alam Tidak dapat diperbaharui Mineral Logam pada
pos P36
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Mineral Logam pada daerah pemetaan di buktikan terdapat mineral opak sebagai penanda adanya logam pada batugamping yang di sayat pada pos 42 ( lampiran petrografi)
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
Sumber Daya Alam Tidak dapat diperbaharui Endapan Sirtu pada
pos P21
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
Sumber Daya Alam Tidak dapat diperbaharui Batugamping pada pos
P13
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
96° 40’ 00” BT
41’
43’
44’
43’
42’
96° 45’ 00” BT
42’
41’
Sumber Daya Alam Tidak dapat diperbaharui Batugamping pada pos
P47
G. SAWA KRUENG DE
Buntha
Gabuh
Panggong
Padang Geunie
G. BATU TUJUH
G. ALUE PUNTONG
G. UJEUEN
A
B
C
D
15
40
63
Potensi Bencana Alam- Gerakan Tanah (pada pos P16)
- Banjir (pada pos P22)
= Daerah Pmetaan
KesimpulanKesimpulan
Daerah penelitian secara administratif berada dalam Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh.
Secara geografis daerah pemetaan terletak pada koordinat :95040’00” - 95045’00” dan BT 04039’00” - 04043’00” LU
GEOMORFOLOGI1.Satuan Morfologi Perbukitan Sesar, Satuan Morfologi Perbukitan Denudasional dan dataran alluvial2.Pola Aliran Sungai Sub-dendritik, Genetika sungai Konsekuen di Timur laut dan Insekuen di barat daya3.Stadia Sungai Muda dan Dewasa
STRATIGRAFI1.Satuan Batugamping berumur Jura Akhir – Kapur Awal2.Satuan Gneis umur Kapur Akhir3.Satuan Batulanau Pasiran umur Oligosen Akhir – Miosen Awal4.Satuan Andesit berumur Miosen Akhir5.Alluvial berumur Holosen
STRUKTUR GEOLOGI1.Sesar Mendatar Kr. Cangeh dan G. Sawa Krueng De, sesar mendatar yang memiliki arah umum timur laut – barat daya.
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN 1.Sumber Daya AlamAir PermukaanMineral LogamEndapan SirtuBatugampingAndesit
2. Bencana AlamGerakan TanahGempa BumiBanjirTsunami
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut (khusus) terhadap keberadaan emas di daerah pemetaan.
2. Kepada instansi terkait perlu dilakukan penyuluhan dan penertiban terhadap penambangan emas ilegal di daerah pemetaan.
3. Perlu mewaspadai terhadap potensi bencana dengan melakukan penyuluhan, pelatihan,
pengetahuan mitigasi bencana alam geologi yang berpotensi seperti : gempa bumi, gerakan tanah (longsor), banjir, dan tsunami.
4. Disarankan untuk lebih jauh kepada masyarakat sekitar yang melakukan penambang ilegal untuk membuat surat izin usaha penambangan, dan melakukan penyuluhan keselamatan saat bekerja