power point pneumonia anak ganteng

Upload: trisman-putra

Post on 12-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN PNEUMONIAOleh : Nurlama Siregar, SST, S.Kep, Ns

  • 1. Pengertian Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G. Bare, 1993).

  • Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

  • 2. EtiologiBakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

  • Fatofisiologi

    Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

  • 4. Manifestasi klinis

    Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas. Penyakit ini umumnya timbul mendadak, suhu meningkat 39-40O C disertai menggigil, napas sesak dan cepat, batuk-batuk yang non produktif napas bunyi pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus dan nyaring.

  • 5. Pemeriksaan penunjang

    1. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.2. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 40.000 / m dengan pergeseran LED meninggi.3. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.

  • 6. Penatalaksanaan Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X 500 mg sehari atau Tetrasiklin 3 4 mg sehari.Adapun pengobatan simtomatik : Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.Simptomatik terhadap batuk.Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusifBila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan broncodilator.Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit.

  • Komplikasi

    Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.d. Infeksi sitemik e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

  • ASUHAN KEBIDANAN 1. Pengkajiana. Riwayat kesehatan1) Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam.2) Anorexia, sukar menelan, mual dan muntah.3) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi.4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan5) Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat dan dangkal, gelisah, sianosis

  • b. Pemeriksaan fisik

    1) Demam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung2) Auskultasi paru ronchi basah3) Laboratorium leukositosis, LED meningkat atau normal4) Rontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar pada kedua paru)

  • c. Factor fsikologis

    1) Usia tingkat perkembangan2) Toleransi / kemampuan memahami tindakan3) Koping4) Pengalaman terpisah dari keluarga / orang tua5) Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya

  • d. Pengetahuan keluarga / orang tua

    Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran pernapasan

    2) Pengalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan

    3) Kesiapan / kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya

  • 2. Diagnosa keperawatan

    Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.

    2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli.

    3) Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.

  • 3. IntervensiDiagnosa 1Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.KH : sekret dapat keluar.Rencana tindakan :1. Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan pernapasan dan bunyi napas abnormal.2. Lakukan suction sesuai indikasi.3. Beri terapi oksigen setiap 6 jam4. Ciptakan lingkungan / nyaman sehingga pasien dapat tidur dengan tenang5. Beri posisi yang nyaman bagi pasien6. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan

  • Diagnosa 2Tujuan : pertujaran gas kembali normal.KH : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuatRencana tindakan :1. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda cianosis2. Beri posisi fowler sesuai program / semi fowler3. Beri oksigen sesuai program4. Monitor AGD5. Ciprtakan lingkungan yang nyaman6. Cegah terjadinya kelelahan

  • Diagnosa 3.Tujuan : Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normalKH : Tanda dehidrasi tidak ada.Rencana tindakan :1. Catat intake dan output cairan (balance cairan) 2. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan cairan peroral3. Monitor keseimbangan cairan , membran mukosa, turgor kulit, nadi cepat, kesadaran menurun, tanda-tanda vital.4. Pertahankan keakuratan tetesan infus5. Observasi tanda-tanda vital (nadi, suhu, respirasi)

  • ******************