power point hukum kepailitan

18
POKOK  BAHASAN HUKUM K EPAILITAN Disusun oleh: Feybe Febriana Yusuf Program Studi Profesi Akuntasi Univer sitas T arumanegara 2013

Upload: kennyfitelia

Post on 09-Oct-2015

209 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Power Point Hukum Kepailitan

TRANSCRIPT

  • POKOK BAHASANHUKUM KEPAILITAN

    Disusun oleh:Feybe Febriana Yusuf

    Program Studi Profesi AkuntasiUniversitas Tarumanegara2013

  • SUMBER HUKUMHukum kepailitan Indonesia diatur dalam UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Asas yang terkandung dalam UU tersebut, yaitu:Asas KeseimbanganAsas KelangsunganAsas KeadilanAsas Integritas

  • KASUS Pada putusan-putusan tertentu hakim menjatuhkan vonis pailit terhadap debitur tanpa melihat kondisi kesehatan perusahaan yang dijatuhkan pailit tersebut, hal ini disebabkan karena UU Kepailitan tidak menganut prinsip pembatasan jumlah nilai nominal uang atau utang seperti yang terdapat dalam sistem kepailitan di Negara lain, misalnya di Singapura dan Hongkong. Hal ini sebagai kekurangan dan bahkan kelemahan aturan hukum kepailitan di Indonesia. Dalam hukum kepailitan di Indonesia tidak dikenal adanya Insolvensy Test terhadap permohonan kepailitan debitor sehingga besarannya asset tidak dipertimbangkan untuk menolak ataupun menerima permohonan kepailitan, karena itu tidak terdapat perlindungan hukum terhadap perusahaan yang masih sangat solven dari jeratan kepailitan tersebut. Hukum kepailitan di Indonesia lebih ditekankan sebagai debt collection tool atau alat untuk penagihan utang.

  • HUKUM KEPAILITAN YANG BERLAKU DI UNI EMIRAT ARABChapter 645 of the UAE Penal Code, Law No.3 of 1987 menetapkan bahwa: Setiap debitor yang tidak mampu membayar utangnya yang telah jatuh tempo dengan alasan ketidakstabilan finansial, dapat dinyatakan pailit dan akan ditahan sementara selama 120 hari; Setiap debitor yang menggunakan cara ilegal untuk membayar utang-utangnya akan dianggap sebagai tidak mampu membayar utang-utangnya; Seorang debitor harus dinyatakan pailit setelah putusan oleh Pengadilan yang berwenang. (http://www.tamimi.com/en/magazine/law-update/section-6/april-4/the-courts-approach-in-bankruptcy-under-exciting-uea-law.html)

  • HUKUM KEPAILITAN YANG BERLAKU DI SINGAPURA

    Singapura merupakan negara maju di Asia, dan salah satu yang paling makmur dalam ekonomi dunia, dan negara ini terkenal karena hukum yang ketat yang berhubungan dengan kepailitan sebagaimana tercantum dalam The 1995 Bankruptcy Act and The Companies Act. Aturan Kepailitan di Singapura mendukung peningkatan batas utang karena didukung oleh amandemen 1999, yang mengangkat batas utang minimum pribadi $ 10.000 (Singapura) sebelum proses peradilan kepailitan yang diajukan terhadap debitur. Demikian juga, perusahaan pada the Amended Section 254 (2) (a) of the Companies Act meningkatkan batas utang dari $ 2.000 sampai $ 10.000 untuk mencegah individu atau perusahaan dari pengajuan permohonan kepailitan dan memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi pilihan lain sebelum last resort ini. (http://www.ehow.com/list_6784472_bankruptcy-rules-singapore.html)

  • HUKUM KEPAILITAN YANG BERLAKU DI USAChapter 11 of the United States Bankruptcy Code, Law No.4 of 1998 atau populer dengan sebutan Chapter 11 adalah salah satu chapter dalam Undang-Undang Kepailitan tentang reorganisasi sesuai hukum kepailitan Amerika Serikat. Bidang usaha berbentuk apa pun bisa meminta perlindungan Chapter 11 Undang-Undang Kepailitan termasuk perseroan atau perusahaan perorangan yang memiliki utang tanpa jaminan paling sedikit AS$336.900,00 atau utang beragun paling sedikit AS$1.010.650,00. Walaupun demikian, perlindungan Chapter 11 sebagian besar hanya diajukan oleh badan perseroan.Sebagai perbandingan, Chapter 7 mengatur prosedur likuidasi ketika terjadi kepailitan. Sementara itu, Chapter 13 mengatur prosedur reorganisasi untuk mayoritas perorangan dengan utang tanpa jaminan kurang dari AS$336.900,00 dan utang beragun kurang dari AS$1.010.650,00 (berlaku sejak 1 April 2007).Ketika pemilik usaha tidak lagi mampu menyelesaikan utang atau membayar kreditor, pemilik usaha atau kreditor bisa mengajukan perlindungan Chapter 7 atau Chapter 11 of the United States Bankruptcy Code. Berdasarkan Chapter 7, pemilik usaha menghentikan semua operasi sementara wali amanat menjual semua aset, dan membagikan hasil penjualan aset kepada kreditor atau investor.(http://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Chapter_7,_Title_11,_United_States_Code)

  • HUKUM KEPAILITAN YANG BERLAKU DI REPUBLIK IRLANDIASection 7 of the Bankruptcy Act 1988, seorang kreditur berhak mengajukan permohonan ajudikasi terhadap debitur, tanpa harus memberikan pemberitahuan kepada debitur, jika: Utang debitur kepada kreditur sebesar 1.900 atau lebih dan telah jatuh tempo, danTelah melakukan tindakan kebangkrutan dengan tidak membayar kreditur dalam waktu yang telah ditentukan.(http://en.wikipedia.org/wiki/Bankruptcy_Law_in_the_Republic_of_Ireland)

  • HUKUM KEPAILITAN YANG BERLAKU DI KANADABankruptcy and Insolvency Act (R.S.C.,1985, C.B-3) adalah undang-undang yang dirancang untuk meringankan utang dari debitor. Sebuah proposal adalah sebuah tawaran kepada kreditor dari debitor untuk membayar sebagian persentase dari hutangnya dalam periode waktu tertentu, memperpanjang waktu untuk melunasi utang atau kombinasi keduanya. Kreditor dapat memilih untuk menerima atau menolak proposal tersebut. Ada dua jenis proposal: Proposal konsumen -tersedia bagi individu yang berutang kurang dari $250.000, termasuk hipotek; dan Proposal komersial -tersedia untuk bisnis dan individu (tidak ada batasan mengenai berapa banyak uang yang berutang). CCAA Prosiding adalah hukum federal yang berlaku untuk perusahaan bangkrut karena lebih dari $ 5 juta. Di bawah CCAA, perusahaan-perusahaan meminta pengadilan untuk perlindungan jangka pendek sementara mereka mempersiapkan tawaran kepada kreditor untuk beberapa bentuk pembayaran (sehingga mereka dapat merestrukturisasi bisnis dan urusan keuangan). Proses CCAA dilakukan di bawah pengawasan pengadilan. (http://www.Bankruptcy and Insolvency at Glance - Office of the Superintendent of Bankruptcy Canada.htm)

  • HUKUM KEPAILITAN YANG BERLAKU DI BELANDABankruptcy Act (BA) mengakui tiga jenis proses kepailitan di pengadilan: Kepailitan, Moratorium dan Restrukturisasi Hutang. Di Belanda kepailitan diatur dalam European Insolvency Decree (EC) No.1346/200 of 29 May 2000 L 160 (changed in January 2005, com 2004, 827).Dalam kasus kepailitan debitor (pengusaha atau individu swasta) harus berada dalam situasi di mana ia telah berhenti melakukan pembayaran sesuai dengan Pasal 1 dari Bankruptcy Act (BA). Dalam kasus moratorium debitor harus memastikan bahwa ia tidak akan dapat melanjutkan membayar utangnya yang jatuh tempo (Pasal 214 BA). Proses moratorium disediakan untuk pengusaha. Dalam kasus Restrukturisasi Hutang lihat Part 284 dari Undang-Undang Kepailitan: Cukup dapat dipastikan bahwa debitor tersebut tidak akan dapat terus membayar utang-utangnya, atau debitor yang berada dalam situasi tersebut telah berhenti untuk melakukan pembayaran. Satu-satunya tujuan dari proses kepailitan adalah likuidasi ekuitas untuk di distribusikan di antara para kreditor. Proses moratorium memiliki tujuan restrukturisasi. Proses restrukturisasi utang di Pengadilan memiliki tujuan ganda: likuidasi ekuitas dan restrukturisasi beban utang. Dalam melakukan pengajuan permohonan kepailitan oleh kreditor, pemohon harus memegang setidaknya 10% dari modal saham atau saham dengan nilai nominal minimal 225.000. Jika ada lebih dari satu Pemohon, persyaratan ini juga dipenuhi oleh semua pemohon bersama-sama. (http://www.European Commission - European Judicial Network - Bankruptcy - Netherlands.htm)

  • INSOLVENCY TEST

    Di Indonesia tidak dikenal adanya "insolvency test" terlebih dahulu sebelum diajukan permohonan pailit. HarusnyaUndang-UndangKepailitan juga memberikan pengaturan tentang kondisi keuangan debitor sebagai syarat untuk bisa dinyatakan pailit.Undang-UndangNomor 37 Tahun 2004 mengandung asas kelangsungan usaha, dimana debitor yang masih prospektif dimungkinkan untuk melangsungkan usahanya. Untuk melihat prospektif debitor salah satunya dapat dilihat dari keadaan keuanganya. Namun,Undang-undangKepailitan sama sekali tidak menyinggung tentang kondisi keuangan debitor sebagai syarat dijatuhkanya putusan pailit. Lembaga kepailitan harusnya digunakan sebagai upaya terakhir (ultimum remedium) dalam menyelesaikanutang-utang yang sudah tidak mampu lagi dibayar oleh debitor.Salah satu tahap penting dalam proses kepailitan adalah tahap insolvensi. Tahap ini penting artinya karena pada tahap inilah nasib debitor pailit ditentukan. Apakah hartanyadibagi-bagisampai menutupiutang-utangnyaataupun debitor masih dapat bernapas dengan diterimanya suatu rencana perdamaian atau restrukturisasi utang. Yang jelas, jika debitor sudah dinyatakan insolvency, dia sudah benar-benarpailit dan hartanya segera akandibagi-bagimeskipun hal ini tidak berarti bahwa bisnis dari perusahaan pailit tersebut tidak bisa dilanjutkan.

  • Secara umum ada 3 Test Insolvensi untuk mengetahui apakah seseorang/perusahaan mampu atau tidak mampu membayar:The Abiliti to Pay Solvency Testn (Cash Flow Solvency Test)Tes yang menentukan apakah suatu debitor dapat membayar utangnya ketika utangnya telah jatuh tempo. Melihat masa depan kondisi keuangan debitor dan dilakukan hanya dengan melihat apakah utang seorang debitor telah jatuh tempo dan tidak mampu untuk membayar.Rumus Perhitungan solvabilitas jangka pendek:N1 X P1 + N2 X P2 = FUTURE CASH FLOWN: NominalP: Probability (Peluang)Contoh Kasus: Diketahui Perusahaan X memiliki utang yang jatuh tempo disatu tahun buku sebesar Rp.100.000 dan Perusahaan X, tidak memiliki aset (dana). Seandainya Perusahaan X akan memiliki uang sebesar Rp.1.000.000, TAPI kemungkinan mendapatkannya 15% atau kemungkinan mendapatkan Rp.0 dengan kemungkinan 85 %Intinya: 85% Perusahaan X tidak akan mampu membayar utangnya (Insolven), ketika jatuh tempo15% Mampu membayar utangnya dan dapat untung Rp.900.000(Rp.1.000.000-100.000),Ditanya: Hitung Future cash Flownya dan Apakah perusahaan masih solven?JAWABN1 X P1 + N2 X P2=Rp.1.000.000 x 15% + Rp.0 X 85%=Rp.150.000 (Cash Flow Future)Perusahaan masih Solven karena Aset yang akan didapat (150.000) >Kewajiban (100.000).

  • Rumus Perhitungan solvabilitas jangka panjang:Net Cash Provided by operating activities : average total liabilities = cash debt coverage ratio>1 maka semakin solven perusahaan itu
  • The Balance Sheet testApabila utang (Responbility) telah melebihi asetnya, kondisi keuangan lebih besar daripada asetnya berdasarkan penilaian yang wajar.Rumus: Aliran uang yang akan masuk:1+persentase kenaikan nilaiuang (inflasi)= nilai uang saat iniContoh Kasus: Diketahu Perusahaan JAYA menjalankan usaha dan memiliki utang Rp.100.000 yang harus dibayar dalam 1 akhir tahun, perusahaan tidak memiliki uang tunai kecuali proyek yang akan menghasilkan nilai uang Rp.108.000, lalu diketahui bahwa kenaikan inflasi dalam rangka untuk membayar utang sebesar 10%Ditanya: Apakah Perusahaan JAYA solven dimasa akan datang. JAWAB: Rp.108.000/1+10% =Rp.98.180Perusahaan Tidak Solven dan dapat dipailitkan.

  • The Capital Adequacy test (analisis transaksional)Tes ini jarang dilakukan Introduction to Analysis Economic Of Law. Pendekatan analisa ekonomi atas hukum dalam Kasus Kepailitan dan Reorganisasi Perusahaan (PKPU) Penundaan kewajiban pembayaran utang dengan tujuan untuk mengajukan rencana perdamaian dengan tujuan debitur tidak dipailitkan Reorganisasi Perusahaan:Mem-FreshStart Perusahaan dengan cara memberikan kesempatan kepada perusahan untuk dapat mengelola perusahaannya dari awal dengan caramem-formatkomponen perusahaan yang ada didalamnya menjadi baru. Tujuannya: Perusahaan dapat bangkit kembali.

  • KESIMPULAN

    Tidak adanya pembatasan besaran atau jumlah minimal utang yang dapat dijadikan dasar penagihan melalui lembaga kepailitan dalam Undang-undang Kepailitan, maka seharusnya para hakim yang diperhadapkan dengan suatu sengketa atau kasus kepailitan harus mampu memahami sejauh mana substansi penyelesaian sengketa kepailitan dengan menjatuhkan putusan berdasarkan Pertimbangan-pertimbangan hukum yang ideal terkait dengan adanya unsur utang jatuh tempo yang menjadi salah satu syarat permohonana kepailitan. Misalnya putusan pernyataan pailit seharusnya berdasarkan persetujuan para kreditor mayoritas, sekalipun permohonan pernyataan pailit dapat diajukan oleh debitor sendiri, namun putusan pernyataan pailit seharusnya tidak dapat diambil oleh pengadilan tanpa disetujui oleh semua atau mayoritas kreditor. Mayoritas kreditor adalah para kreditor pemilik sebagian besar piutang. Permohonan pernyataan pailit seharusnya dapat diajukan terhadap Debitor yang insolven yang tidak membayar utang-utangnya kepada para kreditor mayoritas. Artinya bahwa utang jatuh tempo harus dimaknai apabila debitor tidak membayar kepada kreditor tertentu saja sedangkan kepada para kreditor lain yang memiliki tagihan lebih dari 50% dari jumlah seluruh utangnya tetap melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka terhadap debitor itu seharusnya tidak dapat diajukan permohonan pernyatan pailit baik oleh kreditor maupun oleh debitor sendiri.

  • SARANPerlunya insolvency test seperti di Amerika Serikat sebagaimana yang diatur dalam Title II United States Bankruptcy Code terdapat klausula insolvent yang mana dalam Bankruptcy Code tersebut diartikan antara lain sebagai keadaan keuangan dari debitor yang lebih besar utangnya daripada asetnya dan dapat dibuktikan dengan Insolvency Test. Insolvency Test perlu dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Kepailitan di Indonesia untuk membuktikan bahwa debitor benar-benar dalam keadaan solven atau tidak. Karena apabila suatu perusahaan yang solven dipailitkan, tentunya tidak hanya merugikan perusahaan tetapi juga para stakeholder, bahkan dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. (misalnya hilangnya lapangan pekerjaan).

  • DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bab_11,_Judul_11,_Kode_Amerika_Serikat&oldid=6601589http://www.ehow.com/list_6784472_bankruptcy-rules-singapore.htmlhttp://www.doj.gov.hk/eng/legal/http://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Chapter_7,_Title_11,_United_States_Codehttp://en.wikipedia.org/wiki/Bankruptcy_Law_in_the_Republic_of_Irelandhttp://www.tamimi.com/en/magazine/law-update/section-6/april-4/the-courts-approach-in-bankruptcy-under-exciting-uea-law.htmlhttp://www.Bankruptcy and Insolvency at Glance - Office of the Superintendent of Bankruptcy Canada.htmhttp://www.European Commission - European Judicial Network - Bankruptcy - Netherlands.htmhttp://hukum.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/Jurnal-Adi-Nugroho-Setiarso-0910113064.pdf

  • SEKIAN DAN TERIMA KASIH

    *