potensi jamur pelapuk kayu isolat makassar … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam...

61
i POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR DALAM MENDEKOMPOSISI LIMBAH SERASAH KAKAO Theobroma cacao L. OLEH: NURAFNI H41109006 Skripsi ini dibuat untuk Melengkapi Tugas Akhir dan memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Biologi JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: nguyenlien

Post on 16-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

i

POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR DALAM

MENDEKOMPOSISI LIMBAH SERASAH KAKAO Theobroma cacao L.

OLEH:

NURAFNI

H41109006

Skripsi ini dibuat untuk Melengkapi Tugas Akhir dan memenuhi Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

ii

LEMBAR PENGESAHAN

POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR DALAM

MENDEKOMPOSISI LIMBAH SERASAH KAKAO Theobroma cacao L.

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pertama

Dr. Nur Haedar A. Nawir, S.Si, M.Si Prof. Dr. Ir. Tutik Kuswinanti, M.Sc.

NIP.196801291997022001 NIP. 1965031619890320021

Page 3: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

iii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain puji syukur ke hadirat Allah

Subhanahu wa Ta’ala, berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurah kepada Baginda

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan

orang-orang yang senantiasa teguh memperjuangkan jalan dakwah ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr.

Dr. Nur Haedar A. Nawir, S.Si, M.Si selaku pembimbing utama dan Prof. Dr. Ir.

Tutik Kuswinanti, M.Sc. selaku pembimbing pertama yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk, motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, yang sudah

sangat sabar membimbing penulis (semoga Tuhan YME membalasnya dengan

balasan yang lebih baik).

Teristimewa, ditujukan sebagai wujud rasa terima kasih yang tak terhingga,

serta teriring doa dan kasih sayang tiada henti atas segala pengorbanan, kepada orang

tuaku tercinta, Abd. Rahman dan Sarmina yang selalu melimpahkan cinta kasihnya

bagi penulis dan tak putus-putusnya mendoakan serta memberikan dukungannya.

Kakakku, Nurlyanti, A. md Keb. beserta Suami Eko Andrianto, Muh. Rifai, dan

Adikku Muh. Rahmadin, terima kasih untuk segala pengertian dan perhatian , serta

bantuannya yang diberikan. My lovely, my family.

Page 4: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

iv

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Hasanuddin.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin

beserta para staf.

3. Ketua Jurusan beserta staf dan pegawai jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.

4. Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Hasanuddin.yang telah mengajarkan banyak hal dan memberikan

ilmu kepada penulis.

5. Penasehat akademik, Drs. Munif S. Hassan M.Si yang telah banyak membantu

penulis selama masa perkuliahan.

6. Tim penguji skripsi yang telah membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi

ini: Dr. Hj. Zohra Hasyim, M.Si, Drs. Muh. Ruslan Umar, M.Si, Dr. Syafaraenan,

M.Si, Dr. Eddyman W. Ferial, M.Si, dan Drs. Asadi Abdullah, M. Si

7. Yunianti Timang, Erviani Lestari dan Welsiliana yang banyak membantu penulis

selama penelitian hingga penyusunan skripsi, Suka duka selama penelitian dan

penyusunan skripsi kita lewati bersama.

8. Saudara-saudara Bi09enesis yang selalu menyemangati, memberikan dukungan,

doa, bantuan dalam berbagai hal, yang kesemuanya itu sangat berharga.

9. Saudara-saudara selingkup MIPA yang banyak memberikan kenangan menarik

selama penulis aktif dalam perkuliahan.

Page 5: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

v

10. Kanda-kanda dan adik-adik warga HIMBIO yang memberikan bantuannya dan

mengajarkan kekeluargaan.

11. Saudara Seperjuanganku I-Choner’s terkhusus akhwat I-Chone, Hasdaria, Ayu

Ratnasari, Marcy Silvia, Noviar S.S, Ayis, Fitriagustiani, Marhah, Rahmatang

S.Pi, dan semuanya yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

senantiasa telah menyemangati, mendoakan dan membantu dalam berbagai hal.

Semoga Allah selalu meneguhkan hati-hati kita untuk bersatu dalam perjuangan

dakwah ini.

12. Saudara-saudaraku di SC LOCUS FMIPA UNHAS yang selalu membantu dan

mengajarkan penulis berbagai hal.

13. Saudara-saudaraku di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

tercinta, jazakumullah atas ukhuwah dan berbagai pelajaran berharga yang

diajarkan pada penulis.

14. Saudara-saudaraku di IKA ROHIS LUWU TIMUR, sebagai tempat awal

membentuk karakter penulis terdahulu.

15. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan skripsi. Semoga skripsi ini bisa menjadi acuan yang bermanfaat

dikemudian hari bagi siapapun yang membutuhkan.

Page 6: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

vi

Demikianlah skripsi ini dibuat untuk menambah ilmu pengetahuan dalam

bidang biologi. Semoga Allah SWT senantiasa menilai aktifitas ini sebagai suatu

amalan yang bernilai ibadah. AMIN.

Makassar, April 2013

Penulis,-

Page 7: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

vii

ABSTRAK

Serasah Kakao Theobroma cacao L. merupakan salah satu hasil limbah dari

perkebunan Kakao di Indonesia. Telah dilakukan penelitian mengenai Potensi Jamur

Pelapuk Kayu Isolat Makassar dalam Dekomposisi Serasah Kakao Theobroma cacao

L. Tujuan dari penelitian adalah untuk untuk mengetahui kemampuan beberapa isolat

jamur pelapuk dari daerah sekitar Makassar dalam mendekomposisi limbah serasah

kakao Theobroma cacao L. Parameter pengamatan meliputi pertumbuhan jamur pada

substrat organik secara visual dan kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin yang

diamati setelah 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan Isolat jamur yang paling cepat

pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan

MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling efektif menurunkan

kadar hemiselulosa adalah isolat C (70,48%), untuk penurunan kadar selulosa yaitu

isolat E (33,11%), dan penurunan kadar lignin yang paling efektif adalah isolat B

(8,2%).

Kata kunci : Serasah Kakao Theobroma cacao L, Jamur Pelapuk, Dekomposisi

Page 8: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

viii

ABSTRACT

The presence of cocoa waste in Indonesia is very abundant. Research about the

potential of locally fungal isolates of wood rot fungi in litter decomposition Cocoa

Theobroma cacao L. The purpose of the study was to determine the ability of some

isolates to fungal rot of the area around Makassar in decomposing litter of cocoa

(Theobroma cacao L.). Observation parameters include fungal growth on organic

substrates visually and content of hemicellulose, cellulose and lignin that were

observed after 30 days. The results showed that fungal isolates JM and MKS grown

fastest in baglog, foolowed by isolate KSH. The most effective fungal isolates in

reducing of hemicellulose level was C isolate (70.48%), cellulose was degraded

fastest by E isolate (33.11%), whereas lignin level was most effective degraded by B

isolate (8.2%).

Keywords: Litter Cocoa Theobroma cacao L, rot fungi, decomposition.

Page 9: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL. ........................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.....………………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

I.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

I.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 6

I.3 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 6

I.4 Manfaat Penelitin .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7

II.1 Morfologi Kakao ................................................................... 7

II.1.2 Batang dan Cabang ...................................................... 8

II.1.3 Daun ............................................................................ 8

II.1.4 Bunga ........................................................................... 9

II.1.5 Buah. ............................................................................ 10

II.1.6 Biji ............................................................................... 10

II.1.7 Akar ............................................................................. 10

II.2. Klasifikasi .............................................................................. 11

II.3. Komponen penyusun Tanaman……………………………… 12

II.4. Proses Dekomposisi Bahan Organik ..................................... 15

II.5. Jamur Pendegradasi Lignoselulosa ....................................... 17

Page 10: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

x

II.6. Proses Pendegradasi Hemiselulosa, Selulosa, dan Lignin

Oleh Jamur ........................................................................... 20

II.7. Analisis Hemiselulosa, Selulosa, dan Lignin……………….. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 23

III.1 Alat Penelitian ...................................................................... 23

III.2 Bahan Penelitian................................................................... 23

III.3 Metode Kerja ........................................................................ 23

III.3.1 Sterilisasi Alat ............................................................ 23

III.3.2 Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) .... 24

III.3.3 Peremajaan ................................................................. 25

III.3.4 Pembuatan substrat Bahan Organik Sebagai Media

Tumbuh Isolat……………………………………….. 25

III.3.5 Seleksi Jamur Lignolitik…………………………….. 26

III.3.5.1. Inokulasi Isolat Jamur Pada Substrat Bahan

Organik Serasah Kakao…………………………… 26

III.3.5.2 Analisa Lignin, Selulase dan Hemiselulase………… 27

III.3.6 Analisis Data…………………………………………. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 31

IV.1. Pengamatan pertumbuhan Jamur Pelapuk Pada

Serasah Kakao……………………………………………… 31

IV.2. Analisis kadar Hemiselulosa, Selulosa, dan Lignin pada

serasah kakao............................................................... ........ 35

BAB V PENUTUP .................................................................................. 40

V.1 Kesimpulan ............................................................................. 40

V.2 Saran .................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 41

LAMPIRAN…………………………………………………………………. 45

Page 11: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengamatan setelah 3 hari masa inkubasi.................................... ........... 31

Gambar 2. Pengamatan setelah 30 hari masa Inkubasi.......................................... 32

Gambar 3. Persentase penurunan kadar hemiselulosa, selulosa, dan lignin

pada serasah kakao, 30 hari setelah inokulasi dengan 7 isolat

jamur pelapuk............................................................................................ 37

Page 12: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertumbuhan Isolat jamur pada bahan organik Serasah Kakao.............. 33

Tabel 2. Kandungan NDF dan ADF ................................................................ 35

Tabel 3. Kandungan dan Penurunan Hemiselulosa, Selulosa, dan Lignin............... 36

Page 13: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Isolat jamur pelapuk KSH, KSB, MKS, JM, Isolat B, C, dan E

pada media PDA (Potato Dextrose Agar) ....................................... 45

Lampiran 2. Kadar serat dari sampel daun kakao Theobroma cacao L.

setelah diinokulasi 7 isolat jamur pelapuk selama

30 hari.………………………………………………………............ 46

Lampiran 3. Alur analisis serat dengan metode Van Soest.................................. 47

Page 14: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menurut Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian (2006), Indonesia

merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah

petani, sehingga pertanian merupakan salah satu sektor industri yang menyerap lebih

banyak pekerja bila dibandingkan dengan sektor lain yaitu sekitar 44,5% .

Keberlangsungan sektor pertanian dipengaruhi oleh sektor-sektor non

pertanian yang saling terkait. Industri pupuk merupakan salah satu industri yang

berpengaruh dalam penyediaan faktor produksi pertanian berupa pupuk. Kelangkaan

serta tingginya harga pupuk di beberapa daerah telah menyebabkan rendahnya

aplikasi pemupukan, seperti Pupuk Urea, Pupuk NPK, Pupuk KCL/MOP, Pupuk

Organik, dll. Kondisi ini mengakibatkan permasalahan yang serius dalam pertanian.

Pada satu sisi pendapatan usaha berkurang karena menurunya produksi, sedangkan

disisi lain biaya produksi dan biaya operasional mengalami peningkatan. Para petani

memerlukan berbagai kiat untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk agar terhindar dari

kebangkrutan usaha. Namun beberapa tahun terakhir karena kebutuhan terus

meningkat keberadaanya semakin langka dan harganya semakin tinggi (Anonim,

2006).

Selama ini banyak petani yang menggunakan pupuk buatan pabrik. Salah satu

alasan penngunaan pupuk buatan tersebut adalah karena praktis. Namun sebenarnya

Page 15: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

2

pemakaian pupuk buatan tersebut dapat mengurangi unsur hara yang di miliki oleh

tanah bahkan dapat menghilangkan tingkat kesuburann tanah. Kebanyakan petani

masih memiliki pandangan bahwa pupuk alamiah atau kompos ini memiliki fungsi

yang tidak sama dari pupuk buatan pabrik. Pupuk kompos pun dapat memiliki fungsi

yang sama dengan pupuk buatan pabrik ketika kompos ini di buat dengan cara yang

benar dan tepat (Ahira, 2011).

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan

organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Namun yang paling

sering kita temui adalah daun- daun tua dari tanaman yang berguguran atau dari hasil

pemangkasan yang biasa disebut serasah yang sering kali menjadi sesuatu yang tidsk

berguna (Sudirja dkk, 2006).

Luas pertanaman kakao di Indonesia mencapai 1.563.423 ha dengan produksi

sebesar 795.581 ton. Produktivitas tanaman kakao masih jauh dari potensi

produksinya. Permasalah utamanaya adalah umur tanaman yang sudah tua dan

perawatan yang kurang intensif, serta adanya serangan hama dan penyakit. Penggerek

Buah Kakao (PBK), penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) dan Busuk Buah

(Phyropthora palmivora) mangakibatkan penurunan produktivitas menjadi 660

kg/ha/thn atau sebesar 40% dari produktivitas yang dicapai (1.100 kg/ha/thn).

Tingginya serangan hama dan penyakit terutama diakibatkan oleh kondisi pertanaman

yang tidak higinis akibat penumpukan buah terinfeksi yang gugur serta limbah hasil

panenan yang berserakan disekitar pertanaman yang mengakibatkan kondisi lembab

Page 16: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

3

dan optimal untuk perkembangbiakan patogen dan hama kakao. Kehilangan hasil

akibat penyakit mencapai 198.00 ton/thn atau setara dengan Rp 3,96 triliun/thn

(Ditjenbun, 2009).

Tanaman kakao Theobroma cacao L. adalah tanaman perkebunan yang

umumnya tumbuh di daerah tropis. Bagian dari buah kakao yang dimanfaatkan

berupa biji, yang nantinya diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bubuk

coklat, biasa digunakan sebagai minuman penyegar dan makanan ringan. Limbah

adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia

maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Isro’i, 2008).

Pada industri pertanian kakao salah satu cara untuk mengatasi permasalahan

limbah yang dapat dilaksanakan adalah melaksanakan pengolahan limbah pertanian

kakao. Limbah tersebut meliputi limpah pra-panen dan limbah pasca-panen. Tujuan

dari pengolahan limbah sendiri adalah untuk menjaga kstabilan ekologi pertanian

kakao. Tanaman kakao banyak menghasilkan limbah. Limbah tersebut antara lain

adalah pulp, kulit buah, dan daging buah. Selain itu, terdapat limbah pra-panen

merupakan daun dan serasah pohon (Kristanto, 2004).

Pengelolaan limbah tanaman kakao masih belum ditangani dengan tepat,

karena limbah tanaman kakao seperti serasah dan kulit buah tidak dikelola (tetap

berada menumpuk diatas permukaan tanah saja). Selain itu kadar bahan organik di

kebun kakao juga tergolong rendah hanya 1,1%, karena tidak adanya upaya

pengembalian bahan organik ke dalam tanah. Oleh karena itu sangat diperlukan

Page 17: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

4

upaya pengelolaan yang tepat dalam pengelolaan serasah kakao. Untuk menangani

limbah padat organik berkadar selulosa tinggi (serasah daun, dan ranting cacao), yang

apabila dibiarkan menumpuk akan menjadi sumber hama/penyakit, mencemari

lingkungan serta memerlukan tempat penampungan dengan biaya tinggi. Penanganan

dengan cara dibakar akan menimbulkan polusi dan kemungkinan terjadi kebakaran.

Penanganan limbah organik terbaik adalah dengan cara pengomposan (Anonim,

2004).

Serasah kakao dapat di manfaatkan untuk diolah menjadi pupuk kompos

untuk meningkatkan kadar organik tanah. Usaha meningkatkan kadar organik dapat

dilakukan dengan memanfaatkan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman

kulit buah kakao (Sudirja dkk, 2006).

Dinding sel tanaman muda terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan pektin.

Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman dan hampir

tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di alam, melainkan berikatan dengan

bahan lain, yaitu lignin dan hemiselulosa membentuk suatu lignoselulosa (Lynd et al.

2002).

Selulosa merupakan struktur dasar sel-sel tumbuhan, dan oleh karena

merupakan bahan alam yang paling penting yang di buat oleh mikroorganisme hidup.

Dapat di perkirakan bahwa sekitar 40% karbon tumbuhan terikat dalam selulosa.

Selulosa terdapat pada semua jenis tumbuhan dari yang tingkat tinggi hingga yang

tingkat rendah seperti rumput laut dan ganggang (Fengel dan Wegener, 1995).

Page 18: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

5

Di alam terdapat tiga kelompok jamur yang dapat menguraikan komponen

kayu (lignoselulosa) yaitu pelapuk coklat (brown rot), pelapuk putih (white rot) dan

pelapuk lunak (soft rot). Pengelompokan jamur pelapuk ini didasarkan pada hasil

proses pelapukan. Jamur pelapuk coklat menghasilkan sisa hasil pelapukan berwarna

coklat sedangkan jamur pelapuk putih menghasilkan sisa hasil pelapukan yang

berwarna putih. Ketiga jenis jamur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

Jamur pelapuk putih memiliki kemampuan mendegradasi lignin yang tinggi dengan

sedikit mengakibatkan kehilangan selulosa (Soeparjo, 2004).

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dibuktikan mikroorganisme yang dapat

mempercepat proses dekomposisi pada bahan organik yang salah satunya pada

limbah serasah Kakao.

Page 19: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

6

I.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan beberapa isolat jamur

pelapuk asal Makassar dalam mendekomposisi limbah serasah kakao Theobroma

cacao L.

I.3 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan November 2012 hingga awal Januari

2013 di Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Universitas Hasanuddin, Makassar.

I. 4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat jamur terbaik dalam

mendekomposisi limbah Serasah kakao yang dapat di aplikasikan pada bidang

pertanian guna memanfaatkan kemampuan dari mikroorganisme dalam

mendekomposisi limbah serasah kakao untuk dijadikan Pupuk Kompos.

Page 20: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya

cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan

kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan

dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri

(Departemen Perindustrian, 2007).

Pada pertanian kakao menghasilkan limbah yang meliputi limpah pra-panen

dan limbah pasca-panen. Limbah tersebut antara lain adalah pulp, kulit buah, dan

daging buah. Selain itu, terdapat limbah pra-panen merupakan daun dan seresah

pohon (Kristanto, 2004).

II.1 Morfologi Kakao

Kakao merupakan tumbuhan tahunan berbentuk pohon yang biasanya

mempunyai ketinggian hingga 10 m. Tanaman kakao dapat tumbuh dan berproduksi

baik pada keadaan iklim dan keadaan tanah yang sesuai. Kakao merupakan tanaman

tropis yang suka akan naungan (Shade Loving Plant) dengan potensi hasil bervariasi

50-120 buah/ pohon/ tahun (Rahmitasari, 2010).

Dalam komoditas perdagangan kakao dunia dibagi menjadi dua kategori besar

biji kakao (Depperin, 2010) :

Page 21: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

8

a. Kakao mulia (“fine cocoa”) Secara umum, Kakao mulia diproduksi dari varietas

Criolo

b. Kakao curah (“bulk or ordinary cocoa”) Kakao curah berasal dari jenis Forastero

II.1.2 Batang dan Cabang

Tanaman kakao bersifat dimorfisme karena memiliki bentuk tunas vegetatif

yang berbeda yaitu tunas ortotrop dan tunas plagiotrop. Tunas ortotrop merupakan

tunas yang arah pertumbuhannya ke atas. Sedangkan tunas plagiotrop merupakan

tunas yang arah tumbuhnya ke samping. Pada tanaman kakao juga terdapat jorket

yaitu tempat atau titik percabangan tunas ortotorop ke plagiotrop. Permukaan batang

utama agak kasar, alurnya tegas. Dari hasil okulasi, percabangan utama (jorget) yang

dihasilkan rata-rata ketinggiannya 90-115 cm dari atas tanah. Cabang primer

merupakan cabang yang arah tumbuhnya condong kesamping. Dari cabang-cabang

primer tumbuh cabang lateral. Cabang sekunder arah tumbuh agak tegak, warna kulit

kuning kehijauan, permukaan halus, alur agak jarang. Pertumbuhan rantingnya

teratur, permukaannya halus dan terdapat alur yang teratur (Satriono, 2009).

II.1.3 Daun

Bentuk daun meruncing, tidak terdapat penyempitan pada pangkal daunnya,

permukaan daun agak kasar. Warna daun tua hijau, sedangkan daun muda kuning

kehijauan. Tangkai daun dan permukaan atas daun memiliki bulu-bulu yang berwarna

kuning kehijauan. Tulang daun nampak jelas dan merata, bekas duduk daun pada

cabang tegas dan jelas. Ujung daun meruncing dan membengkok, tepi daun

Page 22: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

9

bergelombang kasar, permukaan daun tidak mengkilat. Daun kakao bersifat

dimorfisme yang artinya pada tunas ortotrop panjang tangkai daun 7,5 – 10 cm,

sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daun 2,5 cm. Tangkai daun

berbentuk silinder dan bertangkai halus. Dan memiliki dua persendian (articulation)

yang terdapat pada pangkal dan ujung tangkai daun (Satriono, 2009).

II.1.4 Bunga

Letak dan sebaran bunga pada batang dan cabang merata. Kuncup bunga

warna merah muda, kelopak bunga bagian bawahnya berwarna putih kuning

kehijauan. Tangkai bunga berwarna kuning kehijauan dan bagian atas tangkainya

merah. Panjang tangkai bunga rata-rata 0,9 cm, arah pertumbuhannya melengkung ke

bawah. Ukuran bunga mekar berdiameter 1,3 cm dan tinggi mahkota bunga ± 0,7 cm.

Bunga memiliki 5 benang sari palsu (staminodia) berwarna merah muda yang

ujungnya menutup. Rumus dari bunga kakao adalah K5C5A5+5G(5) yaitu bunga

tersusun dari 5 kelopak yang bebas satu dengan lainnya, 5 daun mahkota, 10 tangkai

sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari

tetapi hanya satu lingkaran yang fertile, dan terdapat 5 daun buah yang bersatu.

Pembungaan kakao bersifat cauliflora dan ramiflora, artinya bunga-bunga dan buah

tumbuh melekat pada batang atau cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai

cabang sekunder. Tanaman kakao dalam keadaan normal dapat menghasilkan bunga

sebanyak 6.000 – 10.000 pertahun tetapi hanya sekitar lima persen yang dapat

menjadi buah (Satriono, 2009).

Page 23: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

10

II.1.5 Buah

Buah kakao yang masih muda disebut chrelle dan sampai 3 bulan pertama

sejak perkembangannya akan terjadi chrelle wilt, yaitu buah muda menjadi kering

atau mengeras. Buah kakao yang berumur 3 bulan (panjang buah 5 – 10 cm), pada

umumnya tidak akan mengalami chrelle wilt, namun dapat berkembang menjadi buah

yang masak jika tidak terserang hama penyakit. Buah kakao masak setelah 5 – 6

bulan dari proses penyerbukan buah muda (pentil) berwarna merah agak mengkilat,

ujung pentil runcing, pangkal pentil tumpul. Buah masak yang dimulai dari alurnya.

Buah yang sudah masak pada umumnya berwarna kuning orange. Ketebalan kulit

pada alur terdalam ± 1cm dan ketebalan kulit pada punggungnya 1-3 cm, kulit keras

(Sunanto, 1992).

II.1.6 Biji

Warna kulit biji basah coklat kekuningan dengan alur pada kulit biji tegas,

jumlah alur pada kulit biji rata-rata 15,4. Jumlah biji per buah 30-35. Berat biji basah

tanpa pulp rata-rata 2,54 gram. Warna kotiledon biji dominan putih tetapi tardapat

beberapa biji ungu muda (Satriono, 2009).

II.1.7 Akar

Akar kakao adalah akar tunggang. Kakao yang diperbanyak secara vegetative

pada awal pertumbuhannya tidak menumbuhkan akar tunggang, melainkan akar-akar

serabut yang banyak jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut akan

menumbuhkan dua akar yang menyerupai akar tunggang (Siregar dkk, 2000).

Page 24: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

11

Sistem perakaran kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah tempat

tanaman tumbuh. Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam terutama

pada lereng-lereng gunung, akar tunggang tumbuh panjang dan akar-akar lateral

menembus sangat jauh ke dalam tanah. Sebaliknya pada tanah yang permukaan air

tanahnya tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu dalam dan akar lateral

berkembang dekat permukaan tanah (Satriono, 2009).

II.2 Klasifikasi

Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika tanaman ini sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Anak kelas : Dialypetalae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Jenis : Theobroma cacao L

II.3 Komponen Penyusun Dinding Tanaman

Lignoselulosa merupakan komponen utama tanaman yang menggambarkan

jumlah sumber bahan organik yang dapat diperbaharui. Lignoselulosa terdiri dari

selulosa, hemiselulosa, lignin dan beberapa bahan ekstraktif lain. Semua komponen

Page 25: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

12

lignoselulosa terdapat pada dinding sel tanaman. Susunan dinding sel tanaman terdiri

dari lamela tengah (M), dinding primer (P) serta dinding sekunder (S) yang terbentuk

selama pertumbuhan dan pendewasaan sel yang terdiri dari lamela transisi (S1),

dinding sekunder utama (S2) dan dinding sekunder bagian dalam (S3). Dinding

primer mempunyai ketebalam 0.1-0.2μm dan mengandung jaringan mikrofibril

selulosa yang mengelilingi dinding sekunder yang relatif lebih tebal (Chahal dan

Chahal 1998). Mikrofibril mempunyai struktur dan orientasi yang berbeda pada

setiap lapisan dinding sel (Perez et al, 2002).

Lapisan dinding sekunder terluar (S1) mempunyai struktur serat menyilang,

lapisan S2 mempunyai mikrofibril yang paralel terhadap poros lumen dan lapisan S3

mempunyai mikrofibril yang berbentuk heliks. Mikrofibril dikelilingi oleh

hemiselulosa dan lignin. Bagian antara dua dinding sel disebut lamela tengan (M) dan

diisi dengan hemiselulosa dan lignin. Hemiselulosa dihubungkan oleh ikatan kovalen

dengan lignin. Selulosa secara alami terproteksi dari degradasi dengan adanya

hemiselulosa dan lignin. Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel

tanaman. Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatanβ-1,4 glukosida dalam

rantai lurus. Selulosa mengandung sekitar 50-90% bagian berkristal dan sisanya

bagian amorf (Aziz et al, 2002).

Menurut Sjostrum (1995) Selulosa merupakan konstituen utama kayu. Kira-

kira 40- 45 % bahan kering dalam kebanyakan jenis kayu adalah selulosa yang

terutama terdapat dalam dinding sel sekunder. Selulosa merupakan homopolisakarida

Page 26: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

13

yang terikat satu sama lain dengan ikatan- ikatan glukosida (1,4). Molekul-molekul

selulosa seluruhnya berbentuk linier dan mempunyai kecenderungan kuat membentuk

ikatan-ikatan hydrogen intra dan intermolekul. Sel tumbuhan terdiri atas selulosa,

hemiselulosa, dan lignin. Dalam proses dekomposisi serasah komponen-komponen

penyusun dinding sel inilah yang diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dapat

dihasilkan bahan-bahan organik unsur hara yang diperlukan pada suatu ekosistem.

Fotosintesis adalah proses di padukannya air dan karbondioksida sehingga

dapat terbentuk glukosa dan gula sederhana yang lain dengan bantuan sinar matahari,

dan sebagai hasil sampingan adalah oksigen. Gula ini di gunakan untuk pohon untuk

membuat daun, kayu dan kulit. Selulosa di bentuk dari unut- unit glukosa sebagai

langkah pertama dalam proses tersebut. Di pohon glukosa di angkut ke pusat-pusat

pengolahan yang terletak pada pucuk, cabang, dan akar (meristem ujung) dan

kambium yang menyelubungi batang utama. Cabang dan akar. Kemudian dalam

suatu proses kompleks, glukosa mengalami modifikasi secara kimia dengan di

pindahkannya satu molekul air dari tiap unit dan terbentuklah suatu anhibrid glukosa

C6H12O6 (Glukosa) H2O = C6H10O5 (anhidrit glukosa). Unit-unit anhidrit glukosa

selanjutnya saling bersambungan ujung-ujungnya dan membentuk polimer berantai

panjang yaitu selulosa (C6H10O5) n, dengan n (derajat polimerisasi) sama dengan 500

10000 (Haygreen dan Bowyer, 1993).

Dalam dinding sel rantai selulosa tersusun dalam bagian-bagian yang di kenal

sebagai mikrofibril dan amorf. Ruang antar mikrofibril dan ruang antar lamella

Page 27: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

14

tengah di isi oleh matriks selulosa dan lignin. Area antar dinding sel primer yang

berdekatan dengan lamella tengah di isi oleh lignin sebanyak 40-85%. Di dalam sel

sekunder terdapat lignin kira-kira 80%, Hemiselulosa dibangun oleh -1, 4 glikosidik

berikatan dengan glikan bentuknya adalah lurus atau bercabang dan relatif pendek

(terdiri atas 100-300 residu gula) di banding selulosa (Sjostrom, 1995).

Menurut Tarmansyah (2007), berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan

kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat

dibedakan atas tiga jenis yaitu: 1. Sellulosa α (Alpha Cellulose) yaitu sellulosa

berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat

dengan DP 600-1500. Sellulosa α dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat

kemurnian sellulosa. 2. Sellulosa β (Betha Ceilulosa) adalah sellulosa berantai

pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15-90, dapat

mengendap bila dinetralkan. 3. Sellulosa ϫ (Gamma Cellulosa) adalah sama dengan

sellulosa β, tetapi DP nya kurang dari 15. Selain itu ada yang disebut Hemiselulosa

dan Holosellulosa yaitu:

• Hemisellulosa adalah polisakarida yang bukan sellulosa, jika dihidrolisis akan

menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, Larabinosa dan asam Uronat.

• Holosellulosa adalah bagian dari serat yang bebas lignin, terdiri dari campuran

semua sellulosa dan hemisellulosa.

Page 28: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

15

II.4 Proses Dekomposisi Bahan Organik

Dekomposisi merupakan suatu proses yang dapat menjamin siklus kehidupan

berlangsung di alam dengan cara biodegradasi bahan organik. Pembusukkan dimulai

dengan sekresi enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis molekul kompleks

berukuran besar menjadi molekul lebih kecil sehingga dapat dimanfaatkan oleh

organisme lain. Urutan penguraian sisa tumbuhan di mulai dengan penguraian

selulosa dan penggunaan karbon terlarut yang selanjutnya di ikuti oleh penguraian

protein dan terakhir lignin. Dekomposisi Trifolium memerlukan waktu maksimum 20

hari untuk penguraian selulosa dan 40 hari untuk penguraian hemiselulosa.

Penguraian selulosa dan hemiselulosa oleh fungi pelapuk putih (white rot)

berlangsung dengan kecepatan yang sama, sedang lignin terurai relatif lebih cepat.

Hifa fungi lapuk putih terkonsentrasi pada sel jari-jari dan pembuluh, karena hifa

pertama sekali menyerang sel jari-jari dan pembuluh melalui noktah atau langsung

mempenetrasi dinding sel. Banyak macam enzim yang dihasilkan pada ujung hifa dan

permukaan lateral. Berbagai macam enzim ini membantu mempenetrasi dinding sel.

Hifa yang tumbuh di dalam rongga sel, mendegradasi dinding sel sekunder dari

dalam dan selanjutnya pada dinding tersier ke arah luar. Bahan-bahan yang di

hasilkan dari penguraian komponen dinding sel (wall layer) adalah kompleks dan

dapat di serap oleh hifa (Dix dan Webster, 1995).

Highley dan Kirk (1979) mengemukakan bahwa berdasarkan analisis bahan

kimia, fungi pelapuk putih berhasil memperoleh komponen dinding sel yang dapat di

Page 29: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

16

gunakan oleh fungi dalam serangkaian kegiatan metabolisme. Peran sistem enzim

fungi pelapuk putih terbatas pada lapisan luar dinding sel, berbeda dengan enzim-

enzim fungi pelapuk coklat (brown rot) yang terdifusi kedalam lapisan dinding sel.

Glukosa oksidase dapat digunakan untuk proses-proses oksidasi glukosa

menjadi glukonolakton. Aktifitas oksidasi di pengaruhi oleh kandungan glukosa dan

selobiosa, kecepatan hidrolisis selulosa, dan produk metabolisme akhir (Eaton dan

Hale, 1993). Adapun menurut Zabel dan Morell (1992) bahwa enzim dan tahap utama

enzim menghancurkan selulosa melalui reaksi hidrolitik dan oksidatif.

Menurut Moore-Landecker (1990) selulosa adalah suatu polimer glukosa yang

terdapat di alam pada dinding sel tanaman. Actinomycetes, bakteri, fungi, protozoa

dan beberapa serangga adalah dekomposer selulosa, terutama fungi berperan aktif

sebagai dekomposer selulosa. Fungi pendekomposisi selulosa meliputi anggota

Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Enzim yang terlibat pada

dekomposisi selulosa adalah selulase. Selulase terdapat sebagai senyawa kompleks

dan kombinasi enzim selulase berbeda antara satu organisme dengan organismee

lainnya. Selulosa di rubah menjadi rantai linear dan unit-unit disakarida (selobiosa)

oleh enzim selulase. Selobiosa di hidrolisis menjadi glukosa oleh enzim selulase

Mikrobia memiliki dua tipe sistem kerja enzim ekstraseluler: (1) Sistem

hidrolitik, yaitu dengan cara menghasilkan enzim hidrolase yang bekerja merombak

selulosa dan hemiselulosa, dan (2) Sistem oksidatif dan sekresi lignase ekstraseluler

dengan cara depolimerisasi lignin (Peres et al., 2002).

Page 30: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

17

Mikroorganisme di dalam tumpukan bahan organik tidak dapat langsung

memetabolisme partikel bahan organik tidak larut. Mikroorganisme memproduksi

dua sistem enzim ekstraselular; sistem hidrolitik, yang menghasilkan hidrolase dan

berfungsi untuk degradasi selulosa dan hemiselulosa; dan sistem oksidatif, yang

bersifat lignolitik dan berfungsi mendepolimerasi lignin. Mikroorganisme

memproduksi enzim ekstraseluler untuk depolimerisasi senyawa berukuran besar

menjadi kecil dan larut dalam air (subtrat bagi mikroba). Pada saat itu mikroba

mentransfer substrat tersebut ke dalam sel melalui membran sitoplasma untuk

menyelesaikan proses dekomposisi bahan organik. Aktivitas enzim selulase

menurunkan jumlah selulosa sekitar 25% selama sekitar tiga minggu (Saraswati dkk,

2005).

II.5 Jamur Pendegradasi Lignoselulosa

Fungi terdapat di setiap tempat terutama di darat dalam berbagai bentuk,

ukuran, dan warna. Pada umumnya mempunyai kemampuan yang lebih baik

dibanding bakteri dalam mengurai sisa-sisa tanaman (hemiselulosa, selulosa dan

lignin). Sebagian besar fungi bersifat mikroskopis, hanya kumpulan miselium atau

spora yang dapat dilihat dengan mata. Pertumbuhan hifa dari fungi kelas

Basidiomycetes dan Ascomycetes (diameter hifa 5–20 µm) lebih mudah menembus

dinding sel-sel tubular yang merupakan penyusun utama jaringan kayu. Pertumbuhan

pucuk hifa maupun miselium (kumpulan hifa) menyebabkan tekanan fisik dibarengi

dengan pengeluaran enzim yang melarutkan dinding sel jaringan kayu. Perombakan

Page 31: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

18

komponen-komponen polimer pada tumbuhan erat kaitannya dengan peranan enzim

ekstraseluler yang dihasilkan (Saraswati, 2005).

Jamur di alam merupakan perombak lignin paling efisien dan berperan

penting dalam siklus karbon. Spesies jamur perombak lignin dikelompokkan atas

dasar warna saat fermentasi substrat menjadi soft rot, brown rot dan white rot. Ketiga

kelompok jamur tersebut sebagai berikut :(1) Soft rot memiliki kemampuan melepas

rantai samping metil (R-O-CH3) dan membuka cincin aromatik, namun tidak mampu

merombak struktur lignin secara sempurna. Contoh : Chaetomium dan Preussia. (2)

Brown rot adalah jamur mayoritas perombak kayu. Brown rot tidak memiliki enzim

pembuka cincin tetapi mampu langsung merombak semua selulosa dan hemiselulosa.

Brown rot merombak lignin dengan cara demetilasi dan melepaskan rantai samping

metil menghasilkan fenol hidroksilat. Oksidasi struktur aromatik lignin menghasilkan

karakter warna coklat. Pemisahan polisakarida dari lignin terjadi secara oksidasi non

enzimatik melalui pembentukan radikal hidroksil (OH). Reaksi ini menjadikan brown

rot mampu merombak struktur kayu tanpa merusak struktur lignin. Contoh: Poria dan

Gloeophyllum. (3) White rot adalah jamur paling aktif merombak lignin. Ada ribuan

spesies jamur white rot telah diketahui utamanya berasal dari kelompok

basidiomisetes dan askomisetes. Contoh basidiomisetes adalah Phanerochataete

chrysosprium dan Coriolus versicolor sedangkan contoh ascomisetes adalah Xylaria,

Libertella dan Hypoxylon. Jamur white rot memproduksi enzim lignolitik yang

mampu bekerja mengoksidasi pelepasan unit fenilpropanoid, demetilasi, mengubah

gugus aldehid (R-CHO) menjadi gugus karboksil (R-COOH), dan membuka cincin

Page 32: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

19

aromatik sehingga secara sempurna merombak lignin menjadi CO2 dan H2O. Jamur

white rot menghasilkan tiga kelas enzim ektraseluler perombak lignin yaitu lakase

pengoksidasi fenol, peroksidase lignin, dan oksidase mangan (Suparjo, 2004).

1. Jamur Pelapuk Putih (White rot fungi)

Jamur white rot menguraikan lignin melalui proses oksidasi menggunakan

enzim phenol oksidase menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap

oleh mikroorganisme (Sanchez, 2009).

Jamur pelapuk putih menggunakan selulosa sebagai sumber karbon. Jamur

mendegradasi lignin secara keseluruhan menjadi karbon dioksida untuk masuk ke

polisakarida kayu yang dilindungi oleh lignin-karbohidrat kompleks (Wilson dan

Walter, 2002).

2. Jamur Pelapuk Coklat (Brown rot fungi)

Jamur pelapuk coklat ini (Brown rot fungi) mendegradasi selulosa dan

hemiselulosa sangat efeisien dengan mekanisme yang berbeda dari organisme lain

yang melibatkan reaksi non enzimatik dan tanpa enzim eksoglukonase. Keberadaan

lignin memacu degradasi selulosa oleh brown-rot fungi meskipun lignin didegradasi

dalam tingkat yang lebih kecil terutama pada lamela tengah dinding sel yang kaya

lignin (Blanchette 1995; Hatakka 2001).

3. Jamur Pelapuk Lunak (Soft rot fungi)

Jamur pelapuk lunak mampu mendegradasi polisakarida tertentu terutama

pada kayu lunak dan basah kemudian menimbulkan warna biru dan hitam. Kapang ini

Page 33: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

20

juga mempunyai tingkat toleransi yang lebih baik terhadap temperatur, pH dan

keterbatasan oksigen dibanding kapang pelapuk lain (Blanchette, 1995).

II.6 Proses Pendegradasian Lignin, Selulosa Dan Hemiselulosa Oleh Jamur

Biodegradasi lignin adalah kemampuan yang unik yang dimiliki oleh

beberapa jenis jamur pelapuk yang tidak dimiliki oleh mikroorganisme lainnya.

Lignin diuraikan oleh enzim dengan proses oksidatif sedang selulosa dan

hemiselulosa diuraikan enzim dengan proses hidrolitik. Pemisahan secara oksidatif

antara karbon dengan karbon dan antara ikatan eter dengan ikatan eter lainnya

termasuk unit-unit fenilpropan dilakukan oleh enzim peroksidase. Untuk

kelangsungan reaksi enzimatik diperlukan sumberdaya ekstraseluler H2O2 (Zabel dan

Morel, 1992).

Lignin berbeda dari selulosa dan hemiselulosa karena lebih tahan terhadap

biodegradasi. Urutan penguraian sisa tumbuhan dimulai dengan penguraian selulosa

dan penggunaaan karbon terlarut yang selanjutnya diikuti oleh penguraian protein dan

terakhir lignin. Hifa jamur pelapuk putih terkonsentrasi pada sel jari-jari dan

pembuluh, hifa pertama kali menyerang sel-sel jari dan pembuluh melalui noktah atau

langsung mempenetrasi dinding sel. Banyak macam enzim yang dihasilkan pada

ujung hifa yang akan membantu dalam mempenetrasi dinding sel. Dalam

pendegradasian selulosa akan diubah menjadi rantai-rantai linear dan unit-unit

disakarida (selobiosa) oleh enzim selulase, lalu selobiosa dihidrolisis menjadi glukosa

oleh enzim selulase. Degradasi lignin oleh jamur pelapuk putih terjadi paling akhir,

Page 34: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

21

oksigenase menyerang polimer dengan pembentukkan molekul-molekul kecil (low)

alifatik besar dan produk-produk aromatik yang ditempatkan pada hifa. Selanjutnya

molekul-molekul tersebut terlibat dalam proses metabolisme (Moore-Landecker,

1990).

Mikrobia selulolitik pada umumnya akan mensekresikan tiga jenis enzim,

yaitu: endoglukanase atau carboxymethylcellulase (CMC-ase), eksoglukanase, dan β-

glukosidase. Secara sinergis ketiga jenis enzim ini mendegradasi selulosa menjadi

glukosa. Enzim CMC-ase memecah ikatan hidrogen yang ada di dalam struktur

kristalin selulosa sehingga terbentuk rantai-rantai individu selulosa. Eksoglukanase

memotong ujung-ujung rantai individu selulosa sehingga menghasilkan disakarida

misalnya selobiosa, β-glukosidase menghidrolisis disakarida menjadi glukosa

(Beauchemin et al, 2003).

II.7 Analisis Hemiselulosa, Selulosa dan Lignin

Sebagian besar berasal dari sel dinding tananam dan mengandung selulosa,

hemiselulosa dan lignin. Metode pengukuran kandungan serat kasar pada dasarnya

mempunyai konsep yang sederhana. Langkah pertama metode pengukuran

kandungan serat kasar adalah menghilangkan semua bahan yang larut dalam asam

dengan pendidihan dalam asam sulfat. Bahan yang larut dalam alkali dihilangkan

dengan pendidihan dalam larutan sodium alkali. Residu yang tidak larut dikenal

sebagai serat kasar. Serat kasar merupakan ukuran yang cukup baik dalam

menentukan serat dalam sampel (Soeparjo, 2004).

Page 35: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

22

Untuk menganalisis Hemiselulosa, Selulosa, dan lignin, maka dikembangkan

metode Van Soest. Sistem analisis Van Soest menggolongkan zat pakan menjadi isi

sel (cell content) dan dinding sel (cell wall). Neutral Detergent Fiber (NDF) mewakili

kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa dan protein

yang berikatan dengan dinding sel. Bagian yang tidak terdapat sebagai residu dikenal

sebagai neutral detergent soluble (NDS) yang mewakili isi sel dan mengandung lipid,

gula, asam organik, non protein nitrogen, pektin, protein terlarut dan bahan terlarut

dalam air lainnya. Serat kasar terutama mengandung selulosa dan hanya sebagian

lignin, sehingga nilai ADF lebih kurang 30 % lebih tinggi dari serat kasar pada bahan

yang sama. Acid Detergent Fiber (ADF) mewakili selulosa dan lignin dinding sel

tanaman. Analisis ADF dibutuhkan untuk evaluasi kualitas serat untuk pakan ternak

ruminansia dan herbivora lain. Untuk ternak non ruminansia dengan kemampuan

pemanfaatan serat yang kecil, hanya membutuhkan analisis NDF (Soeparjo, 2004).

Page 36: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, labu Erlenmeyer

1000 ml, autoklaf , kamera, enkas, Laminary Air Flow (LAF), oven, timbangan,

penangas, jarum preparat, pinset, Batang pengaduk, corong, gegep, botol sampel,

botol pengencer, hand sprayer, bunsen, gunting, Korek gas, Pipa yang di potong

dengan diameter 3-4 cm, dan pulpen.

III.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jamur pelapuk kayu ,

Serasah kakao 3000 gr, dedak 600 gr, kapur 30 gr, alkohol 70%, Spritus, aquades

steril 1,5 liter, Agar , parafilm, kentang, gula, tissue, kapas, aluminium foil, Karet

gelang, plastik polipropilena (PP), dan kertas label.

III.3 Metode Kerja

III.3.1 Sterilisasi Alat

Semua alat yang digunakan dalam penelitian ini harus dalam keadaan steril

dan bebas dari segala bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Untuk alat yang

terbuat dari bahan gelas dicuci menggunakan sabun dan dibilas dengan air lalu

dikering-anginkan, kemudian disterilkan dengan menggunakan oven pada suhu

180°C selama 2 jam. Sedangkan alat-alat non gelas yang tidak tahan panas, dicuci

Page 37: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

24

dan dikering-anginkan lalu disterilkan dengan menggunakan otoklaf pada suhu 121°C

dengan tekanan 2 atm selama 15 - 30 menit. Alat-alat yang terbuat dari logam seperti,

jarum preparat dan pinset disterilkan dengan cara dibilas dengan alkohol lalu

dipanaskan di atas nyala api Bunsen hingga pijar. Alat lain yaitu enkas disterilkan

dengan menyemprotkan alkohol 70% pada seluruh bagian dalam enkas, lalu diberikan

pemanasan dengan menyalakan api Bunsen kemudian segera pintu enkas ditutup dan

dibiarkan selama 30 menit sebelum digunakan.

III.3.2 Pembuatan Medium Potato Dextrosa Agar (PDA)

Bahan yang digunakan adalah kentang 200 g, agar 20 g, dan dextrosa 15 g.

Bahan terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Kentang

direbus dalam 1 liter aquades hingga mendidih, kemudian mengukur volume ekstrak

kentang menggunakan gelas ukur lalu menambahkan aquades steril untuk

mencukupkan volume hingga 1 liter, untuk mengganti volume air yang hilang saat

pemanasan. Ekstrak kentang dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, lalu

ditambahkan agar dan dextrosa kemudian dipanaskan di atas penangas hingga semua

bahan larut dan homogen. Setelah semua bahan larut dan homogen, labu Erlenmeyer

kemudian ditutup dengan kapas dan aluminium foil, selanjutnya medium siap

disterilkan di dalam otoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 2 atm selama 15 menit.

Untuk mencegah pertumbuhan bakteri, ke dalam medium ditambahkan antibiotik

chloramphenicol 500 mg pada saat medium akan digunakan (Dwyana dan Gobel,

2011)

Page 38: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

25

III.3.3 Peremajaan

Isolat jamur yang digunakan pada penelitian ini merupakan isolat dari jamur

pelapuk kayu di sekitar Makassar. Isolat jamur ini telah tersedia dan merupakan

koleksi dari Laboratorium Bioteknologi Pusat Kegiatan Penelitian (PKP), Universitas

Hasanuddin Makassar.

Koloni cendawan yang ada pada isolat tersebut dipotong dengan ukuran 1cm

x 1cm lalu koloni dipindahkan ke cawan petri yang berisi medium Potato Dextro

Agar (PDA) lalu diinkubasi pada suhu kamar 28°-30°C selama 5 hari (Sigit, 2008).

III.3.4 Pembuatan substrat Bahan Organik Sebagai Media Tumbuh Isolat

Pembuatan substrat bahan organic serasah kakao yang di ambil dari sekitar

Makassar dengan perbandingan 5:1:0,05. Yakni sekitar 3000 gr dihancurkan dengan

mencabik-cabik serasah dengan menggunakan tangan atau gunting. Selanjutnya

setelah semua daun di hancurkan, kemudian di tambahkan dedak sebagai sumber

karbohidrat sebanyak 600 gr. Dan selanjutnya menambahkan Kapur sebagai penetral

PH sebanyak 30 gr. Ketiga bahan tersebut di campur hingga merata. Setelah semua

bahan tercampur rata, kemudian di masukkan dalam wadah plastic tahan panas

(plastik polipropilena) sebanyak 200 gr. Pada plastik polipropilena dibuatkan mulut

plastik dari pipa paralon dengan diameter 3 cm lalu ditutup dengan kapas penyumbat

dan aluminium foil kemudian mulut plastik polipropilena ditutup dengan

menggunakan plastik berukuran segiempat lalu diikat dengan karet gelang setelah itu

kemudian di sterilisasi dalam autoklaf selama 7 jam (Achmad et all, 2011).

Page 39: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

26

III.3.5 Seleksi Jamur Lignolitik

Tahapan-tahapan seleksi jamur lignolitik adalah sebagai berikut (Chang,

1982; Yong dan Leong, 1983; Achmad et all, 2011):

III.3.5.1 Inokulasi Isolat Jamur Pada Substrat Bahan Organik Serasah Kakao

Isolat jamur yang digunakan yaitu sebanyak 7 isolat. Pada media yang berisi

isolate jamur di potong-potong dengan ukuran 1 cm x 1 cm sebanyak 5 potong dan di

masukkan kedalam media substrat bahan organic yang telah di sterilkan lalu diaduk-

aduk hingga merata. Selanjutnya Plastik kemudian ditutup kembali dengan

menggunakan sumbat kapas steril kemudian diikat dengan karet gelang dan

direkatkan menggunakan plastik parafilm. Setelah diinokulum maka di berikan label

sesuai kode isolat jamur yang di inokulum kedalam substrat serasah kakao

Pengerjaan inokulasi isolat jamur ini dilakukan pada keadaan aseptis di dalam enkas.

Selanjutnya diinkubasikan pada suhu kamar yaitu 30-320C dan dilakukan

pengamatan koloni jamur pelapuk setiap dua hari selama 30 hari. Setiap pengamatan,

substrat organik yang sudah ditambahkan jamur pelapuk kemudian ditimbang dan

diamati pertumbuhan jamurnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

jamur pelapuk tersebut dalam mendegradasi serasah kakao dengan melihat

indikatornya yaitu pertumbuhan jamur pada baglog secara visual dan kandungan

hemiselulosa, selulosa dan lignin serta terjadi pengurangan berat pada substrat

organik selama 30 hari pengamatan.

Page 40: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

27

III.3.5.2 Analisa Lignin, Selulase dan Hemiselulase

Untuk menentukan kadar lignin, selulosa dan hemiselulosa maka spawn

dikeluarkan dari botol kemudian terlebih dahulu ditentukan kadar ADF dan NDF

(Van Soest, 1976).

Untuk menentukan kemampuan isolat jamur pelapuk tersebut dalam

mendegradasi selulosa pada daun kakao dapat dilihat pada pertumbuhan koloni jamur

dan pengurangan berat bahan organic selama pengamatan 30 hari . Untuk mengetahui

secara spesifik pengurangan selulosa, lignin, dan hemiselulase pada bahan organik,

dianalisa kadarnya di Laboratorium Kimia dan Makanan, Fakultas Peternakan,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Untuk menentukan kadar lignin, selulosa dan hemiselulosa, terlebih dahulu

ditentukan kadar ADF dan NDF (Van Soest, 1976).

Serasah kakao yang telah difermentasi dikeluarkan dari plastik kamudian

dikeringkan selama 2-3 hari. Sebelum dan setelah fermentasi dilakukan penimbangan

bobot limbah organik dan pengamatan terhadap tekstur produk fermentasi serta

analisis kandungan serat kasar (CF). Untuk menentukan kadar lignin, selulosa

dan hemiselulosa terlebih dahulu ditentukan kadar ADF dan NDF menggunakan

metode Van Soest.

a. Penentuan Neutral Detergent Fiber (NDF)

Mula-mula serasah sebanyak 0,5 gram (a gram) dimasukkan ke dalam gelas

piala berukuran 500 ml lalu ditambahankan larutan detergen netral (NDS) sebanyak

Page 41: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

28

50 ml dan 0,5 gram Na2SO3, lalu dipanaskan selama 1 jam. Selanjutnya kaca masir

ditimbang sebagai b gram. Kemudian melakukan penyaringan dengan bantuan pompa

vakum dibilas dengan air panas dan acetone. Hasil penyaringan tersebut dikeringkan

dalam oven 105°C setelah itu dimasukkan lagi dalam desikator selama 1 jam,

kemudian dilakukan penimbangan akhir (c gram).

Rumus:

Keterangan: a = berat sampel

b = berat kaca masir

c = berat kaca masir + berat sampel setelah ditambah larutan NDS

b. Penentuann Kadar Acid Detergent Fiber (ADF)

Sampel serasah kakao sebanyak 0,5 gram (a gram) dimasukkan ke dalam gelas

piala kemudian dtambahkan 50 ml larutan ADS dan 2 ml decalin. Dipanaskan

selama 1 jam diatas penangas air. selanjutnya adalah penyaringan yang dilakukan

dengan bantuan pompa vakum dan kaca masir di timbang sebagai b gram. Pencucian

dilakukan dengan menggunakan hexan, aceton, dan air panas. Pengeringan

dilakukan dengan memasukkan hasil penyaringan tersebut ke dalam oven, setelah

itu dimasukkan lagi didalam desikator untuk melakukan pendinginan dan ditimbang

sebagai c gram.

Page 42: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

29

Rumus:

Keterangan:

a = berat sampel

b = berat kaca masir

c = berat kaca masir+berat sampel setelah ditambah larutan ADS

Untuk memisahkan selulosa dari lignin, ADF ditambahi H2SO4 dingin,

sehingga selulosanya akan larut. Selanjutnya residu yang tertinggal dicuci dengan air

hangat (85-95oC) sampai bebas dari asam. Lalu dikeringkan, dengan menggunakan

oven 105°C dan selanjutnya dilakukan pendinginan dengan desikator lalu ditimbang

sebagai berat akhir (e gram). Selisih bobot antara ADF dengan residu tersebut adalah

selulosa. Setelah residu ditimbang, lalu dibakar pada suhu 500oC kemudian

didinginkan dalam desikator serta disimpan kembali sebagai berat akhir (f gram).

Abu sisanya setelah dingin ditimbang dan selisih antara residu dengan abu adalah

lignin.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

% Hemisellulosa = %NDF - % ADF

% Selulosa dan Lignin :

Keterangan: a = berat sampel c = residu ADF e = berat kaca masir + berat residu ADF setelah ditambah H2SO4 72%

f = berat residu ADF setelah ditambah H2SO4 72% lalu dibakar

Page 43: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

30

III.3.6 Analisis Data

Pada isolat jamur pelapuk kayu ini, analisis data dilakukan secara deskriptif

dengan melihat banyaknya miselium jamur pelapuk yang tumbuh pada baglog, yang

artinya memilik kemampuan dalam mendekomposisi serasah kakao. Sehingga apabila

didapatkan isolat jamur yang memiliki kemampuan tinggi maka akan digunakan

untuk pembuatan kompos dalam mengolah limbah organik pertanian. Untuk

mengetahui pengurangan kadar lignin, selulosa dan hemiselulosa pada serasah kakao

maka setelah diinkubasi selama 30 hari, serasah kakao akan dianalisa kadar lignin,

selulosa dan hemiselulosa di Laboratorium Kimia dan Makanan, Fakultas Peternakan,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 44: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pengamatan Pertumbuhan Jamur Pelapuk Pada Serasah Kakao

Penelitian ini menggunakan isolat jamur pelapuk yang berasal dari daerah

sekitar Makassar, yang merupakan koleksi dari PKP (Pusat Kegiatan Penelitian)

UNHAS. Terdapat 7 isolat jamur pelapuk hasil skrining, yakni isolat KSB, KSH, JM,

MKS, B, C, dan isolat E (Lampiran 1). Parameter pengamatan meliputi pertumbuhan

jamur pada baglog secara visual dan kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin

yang diamati setelah 30 hari.

KSB KSH JM MKS

B C E Kontrol

Gambar 1. Pertumbuhan jamur dalam baglog setelah 3 hari masa inkubasi

Page 45: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

32

Pengamatan 3 hari pertama pada baglog bahan organik, tampak hanya pada

isolat KSH yang pertumbuhan miseliumnya dapat diamati, sedangkan untuk ke-6

isolat lainnya yang tumbuh pada serasah kakao didalam baglog belum terlihat

miselium jamur yang tumbuh dan warna substrat juga belum ada yang berubah

kecuali pada baglog yang ditumbuhi isolat jamur KSH.

KSB KSH JM MKS

B C E Kontrol

Gambar 2. Pertumbuhan jamur dalam baglog setelah 30 hari masa Inkubasi

Pada 30 hari terakhir tampak jelas perbedaan dari ke-7 isolat jamur pelapuk.

Hal ini di tandai dengan banyaknya miselium yang hampir memenuhi seluruh bahan

organik dalam baglog. Perubahan substrat dapat dilihat dengan jelas perbedaannya

pada tabel di bawah ini.

Page 46: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

33

Tabel 1. Pertumbuhan Isolat jamur pada bahan organik Serasah Kakao

Perlakuan

menggunakan

isolat jamur

Hari ke 3 setelah inokulasi Hari ke 30 setelah inokulasi

Warna

miselium

Pertumbuhan

miselium

Warna

miselium

Pertumbuhan

miselium

Kontrol - - - -

Isolat KSB - - Putih +

Isolat KSH Hijau + Putih ++

Isolat JM - - Putih +++

Isolat MKS - - Putih +++

Isolat PDA B - - Hijau +

Isolat PDA C - - Hijau +

Isolat PDA E - - Hijau +

Keterangan: - = Tidak ada

+ = Pertumbuhan jamur hanya memenuhi sebagian baglog

++ = Pertumbuhan jamur hamper memenuhi baglog

+++ = Pertumbuhan jamur memenuhi seluruh baglog

Berdasarkan gambar hasil pengamatan selama 30 hari menunjukkan bahwa

isolat yang paling cepat tumbuh memenuhi seluruh substrat bahan organik yaitu isolat

jamur JM dan MKS, yakni pertumbuhan miseliumnya memenuhi seluruh bahan

organik. Isolat KSH pertumbuhan miseliumnya tergolong sedang dan tidak merata

pada seluruh substrat. Sedangkan untuk isolat jamur KSB, B, C, dan E pertumbuhan

Page 47: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

34

miseliumnya tergolong lambat. Substrat yang di inokulasi isolat jamur KSB, JM, dan

MKS berubah warna menjadi putih. Sedangkan untuk substrat yang diinokulasi isolat

jamur B, C, dan isolat KSH warnannya menjadi kehijauan, dan berwarna kehitaman

pada substrat yang diinokulasi isolat E.

Pertumbuhan jamur pada isolat KSB, B, C, dan E yang tergolong lambat

disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Gunawan (2011) beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah:

1. Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan jamur. Suhu

ekstrem, yaitu suhu minimum dan maksimum merupakan faktor yang

menentukan pertumbuhan jamur. Suhu inkubasi jamur berkisar antara 22-28oC

dengan kelembaban 60-80%, sedangkan suhu pada saat pembentukan tubuh buah

berkisar antara 16-22oC dengan kelembaban 80-90%.

2. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur tidak dapat dinyatakan secara umum

karena bergantung pada beberpa faktor, seperti ketersediaan ion logam tertentu,

permeabilitas membrane sel yang berhubungan dengan pertukaran ion, produksi

CO2 atau NH3, dan asam organik. Umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran pH

yang cukup luas antara 4,5-8,0 dengan pH optimum antara 5,5-7,5 atau

bergantung pada jenis umurnya.

3. Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur,

yaitu O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Oksigen merupakan unsur penting

Page 48: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

35

dalam respirasi sel. Sumber energi di dalam sel dioksidasi menjadi karbon

dioksida dan air sehingga energi menjadi tersedia.

4. Cahaya dimana jamur secara umum memerlukan cahaya untuk awal pembentukan

tubuh buah dan perkembangan yang normal. Intensitas cahaya yang diperlukan

pada saat pertumbuhan sekitar 10%.

5. Kelembapan dimana secara umum jamur memerlukan kelembapan relatif yang

cukup tinggi. Kelembapan relatif sebesar 95-100% menunjang pertumbuhan yang

maksimum pada kebanyakan jamur.

IV.2. Analisis Kadar Hemiselulosa, Selulosa, dan Lignin pada serasah kakao

Dalam menentukan kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin, maka terlebih

dahulu di tentukan kadar NDF dan ADF nya, seperti pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Kandungan NDF dan ADF

Isolat Jamur % NDF %ADF

JM 67,60 64,74

MKS 61,23 58,29

KSB 68,98 65,29

KSH 70,53 62,60

PDA B 59,25 56,10

PDA C 64,07 61,44

PDA E 60,23 57,42

Keterangan : NDF = Neutral Detergent insoluble Fiber

ADF = Acid Detergent insoluble Fiber

Persentase kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin pada kontrol berturut-turut

yaitu 8,91%, 31,56% dan 31,06%. Setelah 30 hari inokulasi jamur pelapuk pada

substrat serasah kakao memperlihatkan kandungan dan penurunannya, seperti terlihat

pada tabel 3 dibawah ini:

Page 49: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

36

Tabel 3. Kandungan dan Penurunan Hemiselulosa, Selulosa, dan Lignin

Isolat

% Hemiselulosa % Selulosa % Lignin

Kandungan Penurunan Kandungan Penurunan Kandungan Penurunan

Kontrol 8,91 - 31,56 - 31,06 -

KSB 3.69 58.58 30.22 4.24 30.71 1.12

KSH 7.93 10.99 28.76 8.87 30.85 0.67

JM 2.86 67.9 29.9 5.25 30.63 1.38

MKS 2.94 67 21.55 31.71 31.02 0.12

B 3.4 61.84 22.73 27.97 28.51 8.2

C 2.63 70.48 26.83 14.98 30.34 2.31

E 2.81 68.46 21.11 33.11 30.86 0.64

Dari hasil analisis kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin pada bahan

organik daun kakao terlihat bahwa tiap isolat memiliki kemampuan degradasi yang

berbeda.

Penurunan yang paling tinggi terhadap hemiselulosa adalah isolat C sebesar

70,48%, sedangkan pada penurunan kadar selulosa yang paling tinggi adalah isolat E

sebesar 33,11%, dan untuk penurunan lignin yang paling tinggi adalah isolat B

sebesar 8,2%. Untuk lebih jelasnya grafik yang menunjukkan penurunan kadar

hemiselolosa, selulosa dan lignin dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.

Page 50: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

37

Gambar 3. Persentase penurunan kadar hemiselulosa, selulosa, dan lignin pada

serasah kakao, 30 hari setelah inokulasi dengan 7 isolat jamur pelapuk.

Kadar penurunan hemiselulosa, selulosa dan lignin pada masing-masing isolat

jamur pelapuk yang berada di dalam bahan organik serasah kakao memberikan hasil

yang berbeda-beda. Berdasarkan gambar 3, terlihat kadar penurunan hemiselulosa

paling besar pada tiap perlakuan isolat jamur pelapuk dibanding dengan komponen

selulosa dan lignin. Penurunan terbesar kedua adalah selulosa, dan diikuti lignin yang

paling rendah kadar penurunannya hingga hari ke 30.

Proses penguraian hemiselulosa, selulosa, dan lignin pada substrat serasah

kakao ini dilakukan oleh jamur pelapuk, dimana jamur pelapuk pertama kali

memecah struktur hemiselulosa menjadi lebih sederhana. Hemiselulosa pertama kali

dipecah karena hemiselulosa dihubungkan oleh ikatan kovalen dengan lignin yang

mengelilingi selulosa dan strukturnya lebih sederhana dibandingkan dengan selulosa

dan lignin. Penurunan komponen hemiselulosa yang paling banyak karena

hemiselulosa mempunyai berat molekul rendah dibandingkan dengan selulosa, yang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

KSB KSH JM MKS B C E

Pe

nu

run

an (

%)

Isolat

Hemiselulosa

Selulosa

Lignin

Page 51: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

38

terdiri dari D-xilosa, D-mannosa, D-galaktosa, D-glukosa, L-arabinosa, 4-0-metil

glukoronat, D-galakturonat dan asam D-glukoronat (Anindyawati, 2009).

Degradasi hemiselulosa menjadi monomer gula dan asam asetat dengan

bantuan enzim hemiselulase. Hemiselulase seperti kebanyakan enzim lainnya yang

dapat menghidrolisis dinding sel tanaman merupakan protein multi-domain. Xilan

merupakan karbohidrat utama penyusun hemiselulosa dan Xylanase merupakan

hemiselulase utama yang menghidrolisis ikatan β-1,4 rantai xilan menjadi

oligosakarid. Hemiselulosa merupakan kelompok polisakarida heterogen dengan

berat molekul rendah. Jumlah hemiselulosa biasanya antara 15 dan 30 persen dari

berat kering bahan lignoselulosa. Hemiselulosa relatif lebih mudah dihidrolisis

dengan asam menjadi monomer yang mengandung glukosa, mannosa, galaktosa,

xilosa dan arabinosa (Perez et al, 2002).

Struktur berkristal serta adanya lignin dan hemiselulosa disekeliling selulosa

merupakan hambatan utama dalam menghidrolisis selulosa. Selanjutnya setelah

proses pemecahan hemiselulosa menjadi struktur yang lebih sederhana, akan

dilanjutkan dengan pemecahan struktur selulosa menjadi struktur yang lebih

sederhana. Karena struktur selulosa tidak sekompleks dari struktur lignin. Menurut

Howard et al. (2003), degradasi selulosa oleh fungi merupakan hasil kerja

sekelompok enzim selulolitik yang bekerja secara sinergis. Selulosa dilapisi oleh

polimer yang sebagian besar terdiri dari xilan dan lignin. Xilan dapat didegradasi oleh

xilanase, akan tetapi lignin sangat sulit terdegradasi. Selulosa merupakan polimer

Page 52: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

39

glukosa dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar selulosa

berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa. Rantai panjang selulosa terhubung

secara bersama melalui ikatan hidrogen dan gaya van der Waals. Ikatan β-1,4

glukosida pada serat selulosa dapat dipecah menjadi monomer glukosa dengan cara

hidrolisis asam atau enzimatis.

Lignin merupakan struktur yang paling terkahir dipecahkan karena lignin

lebih tahan terhadap biodegradesi dan strukturnya yang kompleks dan heterogen yang

berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan tanaman. Degradasi

lignin membutuhkan enzim ekstraseluler yang tak spesifik karena lignin mempunyai

struktur acak dengan berat molekul yang tinggi. Kristalisasi selulosa dan pengerasan

fibril selulosa oleh lignin membentuk suatu senyawa lignoselulosa yang keras.

komponen lignin paling rendah penurunannya (Orth et al. 1993).

Enzim lignoselulolitik terdiri dari sekumpulan enzim yang terbagi dalam dua

kategori yaitu hidrolitik dan oksidatif. Enzim hidrolitik mendegradasi selulosa dan

hemiselulosa dan setiap enzim bekerja terhadap substrat yang spesifik. Enzim

oksidatif merupakan enzim non-spesifik dan bekerja melalui mediator bukan protein

yang berperan dalam degradasi lignin. Enzim pendegradasi lignin ini secara umum

terdiri dari dua kelompok utama yaitu laccase (Lac) dan peroxidase yang terdiri dari

lignin peroxidase (LiP) dan manganese peroxidase (MnP). Ketiga enzim ini

bertanggung jawab terhadap pemecahan awal polimer lignin dan menghasilkan

Page 53: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

40

produk dengan berat molekul rendah pada kapang pelapuk putih, contoh jamur

pelapuk putih yakni jamur Phanaerocahete crysosporium (Perez et al. 2002).

Page 54: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

41

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian terhadap kemamampuan

beberapa isolat jamur pelapuk pada kayu pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan

bahwa:

Isolat jamur yang paling efektif menurunkan kadar hemiselulosa pada substrat

serasah kakao adalah jamur isolat C sebesar 70,48%, untuk penurunan kadar selulosa

yaitu isolat E sebesar 33,11%, dan penurunan kadar lignin yang paling efektif adalah

isolat B sebesar 8,2%. Isolat jamur yang paling cepat pertumbuhannya memenuhi

bahan organik pada substrat serasah kakao dalam baglog adalah isolat jamur JM dan

MKS, kemudian isolat jamur KSH.

V.2 Saran

Sebaiknya waktu untuk penelitian ini hendaknya lebih lama untuk

mengoptimalkan proses dekomposisi hemiselulosa, selulosa, dan lignin.

Page 55: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

42

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mugiono, T.Arlianti dan C.Azmi. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta.

Penebar Swadaya.

Ahira, A. 2011. Membuat Kompos dari daun-daun Gugur. http//AnneAhira.com.

Diakses tanggal 16 september 2012, pukul 21.00 WITA.

Anindyawati T. 2010. Potensi Selulase Dalam Mendegradasi Lignoselulosa Limbah

Pertanian Untuk Pupuk Organik. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI Jl.

Raya Bogor Km. 46 Cibinong 16911.

Anonim, 2004. Produk Hasil Penelitian Dan Pengembangan http://www.ipard.com.

Diakses tanggal 22 November 2012.

Anonim. 2006. Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian. Dalam http

//www.deptan.co.id. Diakses tanggal 15 November 2012.

Aziz A..A., M. Husin and A. Mokhtar. 2002. Preparation of cellulose from oil palm

empty fruit bunches via ethanol digestion: effect of acid and alkali catalysts. Journal of Oil Palm Research 14(1):9-14.

Beauchemin, K. A., D. Colombatto, D. P. Morgavi. And W. Z. Yang. 2003. Use of exogenous fibrolytic enzymes to improve feed utilization by ruminant. J Anim. Sci. 81 (E.Suppl. 2) : E 37 – E 47

Blanchette R.A. 1995. Degradation of lignocellulose complex in wood. Can. J. Bot.

73 (Suppl. 1):S999-S1010

Chahal P.S. and D.S. Chahal. 1998. Lignocellulosic Waste: Biological Conversion. In: Martin, A.M. [eds]. Bioconversion of Waste Materials to Industrial Products. Ed ke-2. London: Blackie Academic & Professional. pp. 376-422.

Depperin. 2007. Gambaran Sekilas Tentang Industri Kakao. Pusat Data Dan

Informasi Depertemen Perindustrian. Jakarta. Depperin. 2010. Kakao.

http://www.kemenperin.go.id/PaketInformasi/Kakao/kakao.pdf. Diakses pada tanggal 23 November 2012.

Page 56: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

43

Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan 2009. Pedoman Pemanfaatan Limbah dari Pembukaan Lahan

Dix, N. J dan J. Webster. 1995. Fungal Ecology. Chapman and Hall. London,

Glasgow. Weinheim. New York. Tokyo. Melbourne. Madras. Dwyana. Z. dan Gobel, R. B. 2011. Penuntun PraktikumMikrobiologi Umum.

Makassar. Fengel, D., dan G. Wegener. 1995. Kayu Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi.

Terjemahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Gunawan. A.W. 2001. Usaha Pembibitan Jamur. Bogor. Penebar Swadaya.

Hatakka, A. 2001. Lignin Modifying Enzyme from Selected White Rot Fungi: Production and Role in Lignin Degradation. FEMS Microbiol Rev 13.

Haygreen, J. G., dan J. L. Bowyer. 1993. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu

Pengantar. Terjemahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Highley, T. L., dan T. K Kirk .1979. Mechanisms of wood Decay and the Unique of

Heartrots. Phytopathology 69: 1151-1157.

Howard, R.L., E. Abotsi, E. L. J. van. Rensburg, and S. Howard. 2003.

Lignocellulose biotechnology: issues of bioconversion and enzyme

production. African.

Isro’i, 2008. Pengomposan Limbah Kakao. http//www.isroi.org. Diakses tanggal 22

November 2012.

Kristanto P. 2004. Ekologi Industri. Jakarta. Penerbit Andi.

Lynd L.R., P.J. Weimer, W.H. van Zyl WH and I.S. Pretorius. 2002. Microbial

Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiol. Mol.

Biol. Rev. 66(3):506-577.

Moore-Landecker, E. 1990. Fundamentals of the Fungi. Fourth Edition. Prentice.

Orth A.B., D.J. Royse, M. Tien. 1993. Ubiquity of lignindegrading peroxidases

among various wood-degrading fungi. Appl Environ Microbiol 59:4017-4023.

Page 57: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

44

Perez J., J. Munoz-Dorado, T. de la Rubia and J. Martinez. 2002. Biodegradation and biological treatments of cellulose,hemicellulose and lignin: an overview. Int. Microbiol. 5:53-63.

Rahmitasari, D. 2010. Antisipasi Dampak Kekeringan Pada Kebun Sumber Benih

Kakao Dengan Aplikasi

Mikoriza.http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b4kakao.pdf.

Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012.

Sanchez, C. 2009. Lignocellulosic Residues : Biodegradation and Bioconversion by

Fungi. Biotechnology Advances 27.

Saraswati, E., E. Santoso dan E. Yuniarti. 2010. Organisme Perombak Bahan

Organik. Diakses Desember 2012.

Satriono. 2009. Deskripsi Klon Kakao Mulia/Edel.

http://nomist07.blogspot.com/2009/11/pendahuluan-keberhasilan-budidaya-suatu.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012.

Sigit, A, M., 2008. Pola Aktivitas Enzim Lignolitik Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Pada Media Sludge Industri Kertas (skipsi). Sjostrom, E. 1995.Kimia Kayu Dasar-Dasar dan Penggunaan. Terjemahan. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta. Sudirja, R., Solihin, M.A., Rosniawaty, S. 2006. Respon Beberapa Sifat Kimia

Fluventic Eutrudepts Melalui Pendayagunaan Limbah Kakao dan Berbagai Jenis

Pupuk organic. http://pustaka.unpad.ac.id/ Sunanto, H., 1992. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil Dan Aspek Ekonominya.

Kanisius. Yogyakarta. Soeparjo, 2004. Degradasi komponen lignoselulosa oleh kapang pelapuk putih.

(Online) Jajo66.wordpress.com Diakses 16 Oktober 2012. Tarmansyah, U.S. 2007. Pemanfaatan Serat Rami untuk Pembuatan Selulosa. Buletin

Balitbang Deptan, STT No.2289 Volume 10 No.18 Litbang Pertahanan

Indonesia, Jakarta Selatan. Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Gajah Mada

University Press. Yogyakarta.

Van Soest, P. J., 1976. New Chemical Methods for Analysis of Forages for The

Purpose of Predicting Nutritive Value. Pref IX International Grassland Cong.

Page 58: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

45

Van Soest, P.J., 1982. Nutitional Ecology of The Ruminant. Cornell University Press.

Ithaca. New York.

Wijaya, M. A., 2012. Isolasi Bakteri dan Jamur Dari Dalam Tanah. http//Media

Sains.Ardli’s.com . Diakses pada 16 September 2012, pukul 21.00 WITA

Wilson KB and Walter, M. 2002. Development of Biotechnology Tool Using New Zealand White Rot Fungi to Degrade Pentachorophenol. Hasil Presentasi pada Waste Management Institute New Zealand. http://www.hortresearch.co.nz/files/2002/biorem-wasteminz.pdf.

Zabel RA dan Morrell JJ., 1992. Wood Microbiology : Decay and Its Prevention.

Academic Press, Inc. New York.

Page 59: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

46

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Isolat jamur pelapuk KSH, KSB, MKS, JM, Isolat B, C, dan E pada

media PDA (Potato Dextrose Agar).

KSH KSB MKS

JM PDA B PDA C PDA E

Page 60: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

47

Lampiran 2: Kadar serat dari sampel daun kakao Theobroma cacao L. setelah

diinokulasi 7 isolat jamur pelapuk selama 30 hari.

Substrat

serasah

kakao

% NDF %ADF

% Hemiselulosa % Selulosa % Lignin

JM 67,60 64,74 2,86 29,90 30,63

MKS 61,23 58,29 2,94 21,55 31,02

KSB 68,98 65,29 3,69 30.22 30,71

KSH 70,53 62,60 7,93 28,76 30,85

PDA B 59,25 56,10 3,15 22,73 28,51

PDA C 64,07 61,44 2,63 26,83 30,34

PDA E 60,23 57,42 2,81 21,11 30,86

Keterangan : NDF = Neutral Detergent insoluble Fiber

ADF = Acid Detergent insoluble Fiber

Page 61: POTENSI JAMUR PELAPUK KAYU ISOLAT MAKASSAR … · pertumbuhannya memenuhi bahan organik dalam baglog adalah isolat jamur JM dan MKS, kemudian isolat jamur KSH. Isolat jamur yang paling

48

Lampiran 3. Alur analisis serat dengan metode Van Soest

Sampel daun kakao Theobroma cacao L. setelah diinokulasi 7 isolat jamur pelapuk

Analisis ADF Analisis NDF

Di + larutan ADF Di + larutan ADF

0, 5 g sampel 0, 5 g sampel

Dipanaskan Dipanaskan

Disaring Disaring

Filtrat Residu Filtrat Residu

Dibilas dengan air panas Dibilas air panas

Dioven 105 oC Dioven 105

oC

Ditimbang (ADF)

Residu untuk analisis selulosa

Ditambah H2SO4 75 ml Ditimbang

Disaring (NDF)

Filtrat Residu

Dicuci air panas

Dioven 105 oC

Ditimbang (selulosa)

Residu untuk analisis lignin

Dipanaskan dengan tanur 500 oC

Ditimbang (lignin)