potensi dan pengembangan objek wisata bahari …repository.ub.ac.id/2653/1/ade hidayah.pdf ·...

121
POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI TULAMBEN, KABUPATEN KARANGASEM,BALI SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ADE HIDAYAH NIM. 125030807111034 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDI PARIWISATA MALANG 2017

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI TULAMBEN, KABUPATEN

KARANGASEM,BALI

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

ADE HIDAYAH NIM. 125030807111034

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDI PARIWISATA

MALANG 2017

Page 2: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

MOTTO

“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam”

Ir. Soekarno

Belajarlah dari laut semakin dalam semakin tak bergemuruh -Anonymous-

i

Page 3: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari
Page 4: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari
Page 5: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari
Page 6: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

limpahan rahmat dan berkah atas segala karunia yang diberikan kepada penulis

menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek

Wisata Bahari Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali. Sholawat serta salam

selalu tercurahkan kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir kelak.

Penulisan laporan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian

skripsi sehingga peneliti dapat meraih gelar sarjana.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terwujud

tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang membatu baik

secara moril, materil, masukan, diskusi, dan saran dalam rangka menyelesaikan

skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Bambang Supriyono, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

3. Bapak Yusri Abdillah S.Sos, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi

Pariwisata Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

4. Ibu Dr. Sunarti, S.Sos., MAB selaku ketua dosen pembimbing skripsi yang

telah berkenan memberikan waktu, petunjuk, dan arahan hingga terselesainya

skripsi ini.

vi

Page 7: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

5. Bapak Luchman Hakim, S.Si., M.AgrSc., Ph.D selaku anggota dosen

pembimbing skripsi yang telah berkenan memberikan waktu, petunjuk, dan

arahan hingga terselesainya skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Administrasi yang selama ini telah memberikan

ilmu dan pengetahuan terkait kepariwisataan.

7. Bapak I Nyoman Suastika selaku Ketua Asosiasi Pemandu Selam Tulamben

yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi narasumber.

8. Bapak I Kadek pemilik dan pengelola Dive Center Aqua Dive dan juga

merupakan pengembang objek wisata bahari Tulamben yang telah bersedia

meluangkan waktunya menjadi narasumber.

9. Bapak I Nyoman Ardika S.Pd selaku Perbekel Desa Tulamben yang telah

bersedia meluangkan waktunya menjadi narasumber.

10. Bapak I Nyoman Degeng selaku Kepala Desa Tulamben yang telah bersedia

meluangkan waktunya menjadi narasumber.

11. Ibu Permana Wahyuni selaku Kepala Seksi Pengembangan dan Pendataan

Destinasi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi narasumber.

12. Bapak Fahrurozi dan Ibu Lazuardiah selaku orang tua saya yang selalu

mendoakan dan mensupport semua kegiatan saya.

13. Kakak Laki-laki saya dan seluruh keluarga besar, yang telah rela mendoakan

saya agar cepat lulus.

14. Terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dan memberikan motivasi

yang tak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

vii

Page 8: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

Demikian laporan skripsi ini penulis buat, saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan kesempurnaan laporan

skripsi. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

Malang, 19 Juni 2017

Penulis

viii

Page 9: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

RINGKASAN

Ade Hidayah, 2017. Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Bahari Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali. Dosen Pembimbing: Dr. Sunarti, S.Sos., MAB., Luchman Hakim, S.Si.,M.AgrSc., Ph.D

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui potensi alam bawah laut di perairan objek wisata bahari di Tulamben saat ini; (2) Mengetahui persepsi wisatawan terhadap alam bawah laut Tulamben; (3) Mengetahui pengembangan yang dilaksanakan oleh pengelola dan pengembang objek wisata bahari Tulamben dalam upaya menjaga menjaga dan melestarikan atraksi-atraksi yang berada di perairan Tulamben.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil melalui observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi berpartisipasi (participant observation) dengan cara ikut mengamati potensi apa saja yang dimiliki oleh objek wisata bahari Tulamben dan melakukan analisis bagaimana cara menjaga potensi tersebut agar tetap berkelanjutan. Proses observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti aktivitas menyelam pada suatu dive center. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi-terstruktur. Analisis data menggunakan model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga potensi bawah laut yang dimiliki oleh objek wisata bahari Tulamben. Tiga potensi itu adalah wreck ship, coral garden dan drop off. Dimana ketiga potensi tersebut merupakan titik-titik penyelaman yang memiliki ikan-ikan laut yang berbeda-beda. Objek wisata bahari Tulamben merupakan objek wisata dengan jenis minat khusus. Persepsi wisatawan akan bawah laut Tulamben sangat beragam yang dapat membantu dalam mengembangkan daya tarik wisata pada objek wisata bahari Tulamben. Pengembangan pada objek wisata bahari Tulamben dilakukan oleh para pengelola objek wisata bahari Tulamben dengan pendekatan potensi dan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci : Potensi Wisata, Pengembangan Wisata, Wisata Bahari.

iv

Page 10: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

SUMMARY

Ade Hidayah, 2017. Potential And Development of Object Marine Tourism Tulamben, Districk Karangasem, Bali. Advisors: Sunarti, Dr, S.Sos., M.AB and Luchman Hakim, S.Si., M.AgrSc., Ph.D

This study aim to: (1) find out potential under the sea Tulamben at this time (2) the tourist perception about under the sea Tulamben, and (3) knowing the development implemented by mainteiners and developers of Tulamben in an attempt to keep maintaining and preserving the attractions that are located of Tulamben.

The type of research used in this study is descriptive with qualitative methods. Collecting data in this research are observation, interview and documentation. The observation of this research used participant observation methods, observing any potential took a part owned Tulamben and conduct analysis how to keep the potential in order to remain sustainable. The observation in this research done by following the activities of diving on a dive center. This research used a semi-structured interview type. Data analysis using interactive model by Miles and Huberman.

The results of research there are three potential spot for special interest tourism owned Tulamben. There are wreck ship spot, coral garden spot, and drop off spot. Where there are the diving spots have different sea fish. Tulamben attractions special interest type for marine tourism. The perception of tourists about under the sea Tulamben very diverse that can help to developing attraction on marine tourism Tulamben. The development of Tulamben is done by managers in object marine toursim Tulamben with potential and community empowerment approach.

Key words: Potential Tourism, Development Tourism, Marine Tourism

v

Page 11: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

DAFTAR ISI Halaman

MOTTO .................................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................................ii

PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………………..iii

RINGKASAN…………………………………………………………………....iv

SUMMARY………………………………………………………………………..v

KATA PENGANTAR………………………………………………..…………vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………..........ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………...…………………xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 D. Kontribusi Penelitian .................................................................................... 8 E. Sistematika Penelitian .................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 11 A. Pariwisata Bahari ....................................................................................... 11 B. Ekologi Laut ............................................................................................... 21

1.Pengertian Ekologi Laut .......................................................................... 21 2.Bagian dan Sistem Lautan ....................................................................... 22

C. Ekowisata ................................................................................................... 24 D. Perencanaan Objek Wisata Bahari ............................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 33 B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 34 C. Lokasi dan Situs Penelitian ........................................................................ 35 D. Jenis dan Sumber Data Penelitian .............................................................. 36 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37 F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 31 G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 42

ix

Page 12: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 45

A. Gambaran Umum ....................................................................................... 45 1.Gambaran Umum Kab. Karangasem ...................................................... 45 2.Gambaran Umum Desa Tulamben .......................................................... 50

B. Penyajian Data Fokus Penelitian ................................................................ 57 1. Potensi Alam Bawah Laut Tulamben .................................................... 57 2. Persepsi Wisatawan Tentang Alam Bawah Laut Tulamben .................. 75 3. Pengembangan Pada Objek Wisata Bahari Tulamben ........................... 79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 88 1. Analisis Potensi Alam Bawah Laut Tulamben ...................................... 88 2. Analisis Persepsi Wisatawan Tentang Alam Bawah Laut Tulamben .... 94 3. Analisis Pengembangan Pada Objek Wisata Bahari Tulamben ............. 95

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 100 A. Kesimpulan .............................................................................................. 100 B. Saran ......................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………..………………………..106

x

Page 13: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Lingkungan Pesisir...........................................23 Tabel 4.1 Potensi Alam Bawah Laut Tulamben…………………….58 Tabel 4.2 Jumlah KunjunganWisatawan……………………………60

Tabel 4.3 TujuanWisatawan Ke Tulamben………………………. 77

xi

Page 14: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 3.1 Model Interaktif Miles and Huberman ................................... 43 Gambar 4.1 Lambang Kab. Karangasem .................................................. 45 Gambar 4.2 Lokasi Desa Tulamben ........................................................... 50 Gambar 4.3 Lokasi Objek Wisata Bahari Tulamben ................................. 56 Gambar 4.4 Geografis Alam Bawah Laut Tulamben................................. 57 Gambar 4.5 Potensi Alam Bawah Laut Titik Wreck Ship .......................... 58 Gambar 4.6 Potensi Alam Bawah Laut Titik Coral Garden ..................... 59 Gambar 4.7 Potensi Alam Bawah Laut Titik Drop Off ............................. 59 Gambar 4.8 Atraksi Buatan Pada Coral Garden ...................................... 63 Gambar 4.9 Padang Pasir Pada Drop Off ................................................... 63 Gambar 4.10 Jack Fish Wreck Ship Tulamben .......................................... 65 Gambar 4.11 Kegiatan Scuba Diving ........................................................ 67 Gambar 4.12 Salah Satu Dive Center Tulamben ....................................... 67 Gambar 4.13 Kegiatan Free Diving .......................................................... 68 Gambar 4.14 Satu-satunya Freediving School di Tulamben ..................... 68 Gambar 4.15 Kegiatan Snorkelling ........................................................... 69 Gambar 4.16 Titik Penyelaman Wreck Ship .............................................. 72 Gambar 4.17 Titik Penyelaman Coral Garden .......................................... 73 Gambar 4.18 Titik Penyelaman Coral Garden .......................................... 74 Gambar 4.19 Titik Penyelaman Drop Off .................................................. 75 Gambar 4.20 Struktur Pemerintahan Desa Tulamben................................ 84 Gambar 4.21 Sarana Perhubungan Tulamben ............................................ 86 Gambar 4.22 Salah Satu Penginapan di Tulamben .................................... 86 Gambar 4.23 Salah Satu Restaurant di Tulamben ..................................... 87 Gambar 4.24 Salah Satu Minimart di Tulamben ....................................... 87 Gambar 4.25 Salah Satu Souvenir Shop di Tulamben ............................... 87 Gambar 4.26 Salah Satu ATM di Tulamben .............................................. 88 Gambar 4.27 Tiket Masuk Objek Wisata Bahari ....................................... 92 Gambar 4.28 Tiket Masuk Objek Wisata Bahari ....................................... 92 Gambar 4.29 Tiket Masuk Objek Wisata Bahari ....................................... 92 Gambar 4.30 Tiket Parkir Objek Wisata Bahari Tulamben ....................... 93 Gambar 4.31 Akses Jalan Utama Objek Wisata Bahari Tulamben ........... 97 Gambar 4.32 Pedestrian Pada Objek Wisata Bahari Tulamben ................ 97

xii

Page 15: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Halaman

Pedoman Wawancara……………………………………………..…….106

xiii

Page 16: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

CURRICULUM VITAE

Ade Hidayah

Jakarta, November 19th 1994

[email protected]

Villa Bintaro Indah Blok D4 No. 1 St. Bangka II, South Tangerang

Education

2000-2006 : Islamic Elementary School Soebono Mantofani

2006-2009 : Junior High School 3 Ciputat

2009-2012 : Islamic Senior High School 4 Jakarta Selatan

2012-2017 : Brawijaya University, Malang

Skills and Interest

Able communicate English and Deutsch. Professional user Microsoft office. Interest on social issues. I like watching movies in free time

Organizational Experiences

2015 : AIESEC exchange participant , The Philippines

2015 : OC Agenda For Youth Talk Project, Brawijaya University

2015 : Event Manager TEDxUniversitasBrawijaya

Work Experinces

2014 : Contributor of Nylon Magazine, Regional Malang

2015 : Internship in InboundID Digital Marketing Agency, Jakarta

2017-Present : Merchendising Luxury, JD.ID

Page 17: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar pertama di dunia

dengan luas wilayah 1,904,569 km persegi. Total luas lautan Indonesia

3,544,743, km persegi, dengan perbandingan lautan dan daratan 70

persen berbanding 30 persen. Kekayaan yang dimiliki oleh laut

Indonesia sangat beragam, mulai dari flora hingga faunanya. Indonesia

sebagai negara kepulauan, pantai dan lautnya menyimpan berbagai

potensi yang jika dikelola dengan baik akan menguntungkan bagi

masyarakat sekitar bahkan bagi industri pariwisata.

Potensi dari laut Indonesia selain perikanan adalah potensi

wisatanya. Potensi wisata bahari di Indonesia tersebar dari Sabang

hingga Merauke. Usaha dalam mencari potensi dan pengembangan pada

objek wisata bahari harus didasarkan pada keberlanjutan dari suatu

atraksi tersebut. Terdapat beberapa objek wisata bahari yang sudah

terkenal di pasar global, diantaranya adalah Kepulauan Bali dan

Lombok dan Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Wisata bahari merupakan salah satu wisata yang sedang berkembang

pesat di seluruh dunia saat ini (Akhyaruddin, 2012 diakses pada 24

Maret 2016). Pada wisata bahari wisatawan dapat melakukan aktivitas-

aktivitas seperti swimming, diving, snorkelling, surfing, fishing dan lain

1

Page 18: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

2

sebagainya. Wisata bahari termasuk kedalam jenis wisata minat khusus,

dengan spesifikasi wisata petualangan atau adventure tourism.

Keindahan alam merupakan aset berharga yang selama ini mampu

menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan

berkunjung menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari

keanekaragaman pariwisata di Indonesia. Pariwisata saat ini telah

menjadi kebutuhan bagi masyarakat dari berbagai lapisan, bukan hanya

untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya harus

dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, guna

mencapai tujuan pada pengembangan pariwisata (Soebagyo, 2012:

154).

Pulau Bali merupakan salah satu objek daerah tujuan wisata yang

sudah terkenal ke mancanegara sebagai tempat wisata yang mempunyai

keindahan panorama yang berada di Indonesia. Keindahan pantai dan

adat masyarakat menjadikan Bali sebagai aset pariwisata yang sangat

berharga (Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif, 2015).

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyatakan

tentang wisata bahari atau tirta adalah penyelenggaraan wisata dan

olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa

lainnya yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai,

danau, dan waduk.

Bali merupakan salah satu tujuan wisata bahari di Indonesia.

Kontribusi Bali dalam meningkatkan devisa Indonesia berasal dari salah

Page 19: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

3

satu sektornya, wisata bahari. Dinas pariwisata Bali mencatat lebih dari

25.000 kunjungan wisatawan ke Bali periode tahun 2012 sampai

dengan 2014. Kunjungan dari lebih 25.000 wisatawan yang

mengunjungi Bali tersebar keseluruh daerah tujuan wisata yang berada

di Pulau Dewata dengan kegiatan wisata yang bermacam-macam, salah

satunya dengan berwisata minat khusus. Pulau Bali mempunyai 9

Kabupaten dengan potensi wisata bahari yang berbeda-beda di setiap

kabupatennya. Potensi wisata bahari yang terdapat pada setiap

kabupaten memberikan peluang persebaran jumlah kunjungan

wisatawan di Bali dan memberikan pilihan lain bagi wisatawan dalam

melakukan kegiatan wisata. Penyebaran wisatawan berguna sebagai

salah satu upaya dalam mengurangi kerusakan ekosistem suatu objek

wisata. Salah satu objek wisata bahari yang memiliki potensi wisata

bahari terdapat di Kabupaten Karangasem. Sebagai salah satu objek

daerah tujuan wisata bahari yang berada di Bali, Kabupaten

Karangasem terus melakukan perencanaan dan pengembangan pada

objek wisata baharinya. Salah satu objek wisata bahari yang

mendapatkan perhatian khusus yaitu Tulamben (Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Karangasem, 2016).

Tulamben merupakan salah satu diving site yang mempunyai

keindahan alam bawah laut. Tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan

yang mengunjungi Tulamben mencapai 71.802 wisatawan dan

mencapai 77.842 wisatawan di tahun 2014 (Dinas Pariwisata Bali,

Page 20: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

4

2014). Tulamben merupakan sebuah desa kecil yang berada di Timur

Pulau Bali. Potensi wisata bahari yang dimiliki oleh objek wisata bahari

Tulamben menarik para wisatawan yang mempunyai minat khusus

menyelam untuk datang berkunjung. Kekayaan biota laut, keindahan

panorama, dan keaneka ragaman atraksi yang diberikan Tulamben

menjadikan objek wisata bahari tersebut menjadi tempat terbaik untuk

menyelam yang berada di Bali (Subhan, 2014: 3-19). Potensi yang

dimiliki oleh Tulamben saat ini antara lain:

1. Keaneka ragaman hayatinya yang tinggi, terutama di lingkungan

terumbu karang.

2. Kawasan sekitar desa yang memiliki keindahan alam, seperti gunung

yang menenangkan, pantai yang memiliki terumbu karang yang

sangat indah dengan ombak yang tenang.

Keunikan atraksi yang terdapat di Tulamben menjadi daya tarik

utama pada saat ini yang ditawarkan para pengelola dan pengembang

pariwisata yang berada di tempat tersebut antara lain pemerintah desa

dan penyedia jasa menyelam atau diving. Tulamben juga disebut

sebagai paradise reef karena penuh dengan kejutan dengan hewan-

hewan yang akan muncul (Subhan, 2014: 54). Dengan segala kelebihan

yang dimiliki tempat tersebut, menjanjikan keindahan dan keragaman

sumber daya alam yang luar biasa, berbagai jenis ikan, terumbu karang,

serta makhluk hidup lainnya, hingga bangkai kapal yang karam menjadi

daya tarik bagi calon wisatawan yang akan mengunjungi Tulamben

Page 21: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

5

dengan minat khusus wisata bahari, khususnya aktivitas diving dan

snorkelling. Keindahan alam bawah laut menjadi daya tarik bagi

wisatawan dalam mengunjungi Tulamben, selain keindahan alam

bawah laut yang mempesona, terdapat fenomena yang

mengkhawatirkan bagi keberlanjutan terumbu karang di perairan

Tulamben. Menurut salah satu pengelola dan pengembang objek wisata

bahari Tulamben yaitu Asosiasi Pemandu Selam Tulamben, Tulamben

saat ini sedang mengupayakan sebuah program yang berbasis

lingkungan guna menjaga kelestarian di perairan Tulamben terutama di

sekitar kapal karam.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

menyebutkan bahwa Tulamben sebagai objek wisata bahari dengan

berbagai potensi yang dimilikinya, maka objek wisata bahari ini banyak

melakukan perencanaan dan pengembangan objek wisatanya yang

berbasis lingkungan. Perencanaan dan pengembangan dalam suatu

objek wisata harus didasarkan pada perencanaan, pengembangan, dan

arah pengelolaan yang jelas agar semua potensi yang dimiliki suatu

objek wisata dapat diberdayakan secara optimal. Perencanaan dalam

pengembangan pada objek wisata bahari membutuhkan manajemen

pariwisata yang terukur, tidak merugikan pihak-pihak yang dalam hal

ini mengelola dan mengembangkan objek wisata bahari Tulamben.

Kerja sama antara pihak pemerintahan desa dan pemerintahan

kabupaten serta semua masyarakat yang terlibat dalam mengelola serta

Page 22: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

6

mengembangkan objek wisata bahari Tulamben dibutuhkan guna

mencapai tujuan dari pengembangan yang berkelanjutan.

Perencanaan dan pengembangan objek wisata bahari Tulamben saat

ini dilakukan oleh masyarakat lokal yang terbentuk dalam beberapa

organisasi yang mendukung usaha pariwisata. Dukungan dari

pemerintahan desa dan pemerintahan daerah kabupaten sangat

dibutuhkan dalam upaya menjaga kelestarian atraksi-atraksi wisata

bahari Tulamben. Manajemen pariwisata berkelanjutan yang

dibutuhkan untuk merencanakan, mengembangkan dan mengelola

objek wisata bahari Tulamben pada saat ini masih sedikit jumlahnya,

sehingga upaya dalam melestarikan atraksi-atraksi wisata yang berada

di objek wisata tersebut masih belum dapat dilakukan. Kaiser Jr dan

Helber (1978: 177) menjelaskan bahwa tingkat-tingkat perencanaan dan

pengembangan objek wisata dimulai dari pengembangan pariwisata

daerah yang mencakup pembangunan fisik objek dan atraksi wisata.

Setelah itu dilakukan, pengelola objek dan atraksi wisata dapat melihat

bagaimana perkembangan dari jumlah kunjungan wisatawan serta

kepuasan yang dialami oleh wisatawan. Selanjutnya apabila mencapai

target yang telah ditetapkan, tahapan selanjutnya dalam pengembangan

pariwisata yaitu memikirkan sistem prioritas. Perencanaan dan

pengembangan pada objek wisata bahari Tulamben dibutuhkan pada

saat ini untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan

di masa yang akan datang.

Page 23: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

7

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bermaksud

membahas potensi dan pengembangan objek wisata bahari Tulamben

yang berwawasan lingkungan. Harapan dari dilakukannya penelitian ini

adalah menjadikan Desa Tulamben sebagai salah satu objek daerah

tujuan wisata bahari berkelanjutan yang berada di Bali timur dalam

penelitian yang berjudul “Potensi dan Pengembangan Objek Wisata

Bahari Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi alam bawah laut diperairan objek wisata bahari

Tulamben pada saat ini?

2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap alam bawah laut Tulamben?

3. Bagaimana pengembangan yang dilaksanakan oleh pengelola dan

pengembang objek wisata bahari Tulamben dalam upaya menjaga dan

melestarikan atraksi-atraksi pada objek wisata bahari Tulamben?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah tertulis diatas maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui potensi alam bawah laut diperairan objek wisata bahari

Tulamben pada saat ini.

2. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap alam bawah laut Tulamben.

Page 24: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

8

3. Mengetahui pengembangan yang dilaksanakan oleh pengelola dan

pengembang objek wisata bahari Tulamben dalam upaya menjaga dan

melestarikan atraksi-atraksi yang berada di perairan Tulamben.

D. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun

kontribusi penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Maanfaat Akademis

a. Diharapkan penelitian ini mampu menjadi pemahaman ilmiah

mengenai potensi dan pengembangan objek wisata bahari bagi

objek wisata bahari lainnya yang berada di Indonesia.

b. Diharapkan mampu menghasilkan perbandingan antara

pengetahuan yang bersifat teoritis dengan realita di lapangan.

2.Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis,

stakeholders dan penulis-penulis lainnya dalam melakukan

penelitian mengenai objek wisata baharidan sejenisnya agar

perencanaan dan pengembangan objek wisatanya dapat menjadi

lebih baik dan berwawasan lingkungan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide atau pendapat baru

dalam upaya perencanaan dan pengembangan objek wisata bahari

baik di Desa Tulamben itu sendiri maupun objek wisata bahari lain

dengan berwawasan lingkungan.

Page 25: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

9

E. Sistematika Penulisan

Dalam memudahkan pemahaman penelitian ini, digunakan sistematika

penulisan yang bertujuan agar segala aspek yang dibahas dalam

penelitian ini dapat lebih mudah dimengerti dan dapat menggambarkan

isi dari penulisan ini dengan jelas. Adapun sistematika dalam penelitian

ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang pendahuluan yang berisikan

latar belakang yang mengemukakan permasalahan

berkaitan dengan judul skripsi dan diungkapkan

pula pertimbangan-pertimbangan sehingga perlu

untuk mengangkat permasalahan tersebut.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka menyajikan teori-teori yang

berkaitan dengan penulisan skripsi yang

selanjutnya diungkapkan pada studi pustaka untuk

memperoleh gambaran teoritis terhadap bahasan

dalam judul.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian menjelaskan mengenai

metode apa saja yang digunakan dalam penelitian,

Page 26: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

10

termasuk didalamnya jenis penelitian, fokus

penelitian, lokasi dan situs penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian dan analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan data-data hasil penelitian

yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian,

data fokus penelitian, dan analisis serta interpretasi

dari data hasil penelitian. Bab ini juga merupakan

bab yang berisi jawaban dari rumusan masalah

yang telah dibuat.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan garis besar dari hasil pembahasan yang

menjawab rumusan masalah, sedangkan saran

merupakan sumbangan pemikiran penulis kepada

pengembang dan pengelola objek wisata bahari

Tulamben agar dapat membantu dalam

mengembangkan objek wisata bahari Tulamben

yang berkelanjutan sebagai salah satu objek wisata

bahari yang dapat di perhitungkan di Indonesia.

Page 27: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata Bahari

Secara etimilogi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang

terdiri atas pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “berkeliling”,

sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka

kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan

berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang

dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk

pengertian jamak, kata “Kepariwisataan” dapat digunakan kata

“tourisme” atau “tourism” (Yoeti, 1996:112). Pengertian lainnya dalam

UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yaitu kegiatan wisata

dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Terdapat berbagai macam dan jenis pariwisata, salah satunya adalah

jenis pariwisata minat khusus. Hall and Weiler (1992: 141), wisata minat

khusus memiliki pengertian: “... is travel for people who are going

somewhere because they have particular interest that can be pursued in a

particular region or at a particular destination”. Pengertian diatas

memberikan penjelasan bahwa pariwisata minat khusus adalah pariwisata

yang dilakukan oleh sekelompok wisatawan yang menginginkan suatu

kegiatan dengan tujuan tertentu.

11

Page 28: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

12

Pariwisata bahari dapat dikategorikan sebagai wisata minat khusus.

Pariwisata bahari adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok yang bersifat sementara untuk menikmati atau

menyalurkan hobi yang berhubungan dengan kelautan, seperti menyelam,

berenang, berselancar, memancing, dan lain-lain (Muljadi, 2014: 219).

Menurut Miller (1993) pariwisata yang berbasis pada kelautan

menunjukkan popularitas yang cukup tinggi dan pertumbuhan ini

berpengaruh pada masyarakat lokal, wilayah, dan nasional pada suatu

negara. Menurut Orams dalam Muljadi pada awalnya perkembangan

wisata bahari dimulai dari daratan Eropa dengan spa resort dan kemudian

Amerika pada akhir abad ke-18 (Muljadi, 2014: 220). Wisata bahari

merupakan daya tarik yang akan berkembang di masa yang akan datang.

Wisata bahari merupakan segmen dalam pariwisata yang akan tumbuh

dengan pesat. Menurut Smith dan Jenner dalam Orams memperkirakan

pada tahun 2000 telah berkembang 2,5 kali daripada sebelumnya, yaitu

paket wisata yang berbasis pada watersports dan diperkirakan terdapat

sebanyak 2,5 s.d 5 juta wisatawan yang membeli paket tersebut. Salah

satu kegiatan dari wisata bahari yang terkenal di dunia adalah diving atau

menyelam. Diperkirakan terdapat lebih dari 4 juta penyelam yang berada

di seluruh dunia dengan mayoritas berasal dari negara-negara seperti

Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Terdapat syarat-syarat guna

menjadi spot diving terbaik bagi suatu daerah tujuan wisata, antara lain:

1. Lingkungan laut yang sehat dan tidak kotor.

Page 29: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

13

2. Informasi tentang rute perjalanan.

3. Terdapat variasi atraksi lokasi diving, seperti bangkai kapal, terumbu

karang, dan lain lain.

4. Keindahan pemandangan alam laut.

5. Banyak pesona bawah laut yang menarik (Orams, 2002: 23).

Wilkinson (2000: 95) menyatakan meskipun Indonesia sebagai negara

kepulauan belum termasuk kedalam sepuluh tempat terbaik diving di

dunia, tetapi terumbu karang terbanyak di dunia terletak di Indonesia.

Sebanyak 17,59% terumbu karang yang berada di Indonesia dari seluruh

jenis terumbu karang yang berada di dunia, diikuti oleh Australia yang

memiliki sekitar 17% terumbu karang. Kegiatan wisata bahari yang

terkenal lainnya di dunia adalah surfing atau berselancar. Berselancar

merupakan bagian dari watersports yang digemari oleh beberapa orang

yang mempunyai minat khusus. Menurut Muljadi (2014: 221), terdapat

sepuluh daerah tujuan wisata untuk berselancar terpopular di dunia, yaitu

California; pesisir pantai yang memiliki lautan tenang yang membentang

sepanjang garis pantai, Perancis pesisir barat; sepanjang pantai pesisir

barat adalah tempat berselancar, Lanzarote, Maroko; bagian utara Pulau

Canary terletak 100 km dari pantai Maroko terdapat dua tempat utama

untuk berselancar, Feurtaventrua, Spanyol; sepanjang pesisir barat

terdapat pantai yang sangat baik guna berselancar,Maroko; Maderia

Page 30: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

14

pulau yang terletak sekitar 350 mil dari Casablanca, Australia yang

merupakan salah satu negara yang memiliki tempat berselancar paling

baik dengan pemandangan matahari terbit yang menyilaukan, Bali

(Indonesia) merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki daya tarik

untuk berselancar, Florida dengan Pantai Cocoa merupakan salah satu

dari seluruh daerah tujuan wisata untuk berselancar di dunia, Hawaii

dengan tempat berkumpulnya para pesalancar profesional, dan Portugal

yang merupakan kawasan pariwisata yang terkenal bagi para peselancar

kelas dunia. Libon merupakan salah satu kawasan utama berselancar

yang berada di Portugal yang terbentang sepanjang jalan menuju Peniche.

Muljadi menyatakan bahwa Pariwisata bahari di Indonesia menempati

urutan ketujuh sebagai tempat berselancar paling popular di dunia,

sedangkan untuk diving memiliki potensi sangat besar mengingat

terumbu karang laut Indonesia terbanyak di dunia. Pariwisata bahari di

Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dapat dibedakan menjadi tiga

area, yaitu:

1) Area Darat Pantai

Pada area darat pantai merupakan tempat rekreasi pantai yang paling

banyak wisatawannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di

pantai antara lain berjemur, voli pantai, bersepeda pantai, panjat tebing

dinding terjal pantai dan menelusuri goa pantai.

Page 31: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

15

2) Area Laut

Pada area laut umumnya digunakan oleh wisatawan untuk berbagai

kegiatan seperti:

a) Surfing adalah kegiatan berselancar dengan menggunakan selancar

papan atau sering disebut juga selancar badan. Surfing sering disebut

juga sebagai selancar angin karena sangat bergantung pada arah angin

dan kekuatan tiupan angin. Selain itu surfing juga sangat bergantung

pada struktur gelombang laut dan musim. Beberapa daerah tujuan

wisata surfing di Indonesia antara lain Nias di Sumatera, Pelabuhan

Ratu di Pulau Jawa, Nusa Lembongan di Bali, dan Senggigi di

Kepulauan Nusa Tenggara.

b) Snorkelling adalah kegiatan menyelam dengan menggunakan alat-alat

seperti tabung udara, masker, snorkel, baju selam, dan selaput renang

untuk melihat keindahan panorama di dalam laut.

c) Jetski adalah kegiatan olahraga yang menggunakan jetski berbadan

besar, dan pengendaranya hanya cukup memainkan gas untuk

mengatur kecepatan yang berfungsi secara otomatis. Daerah tujuan

wisata pariwisata untuk jet ski di Indonesia, antara lain di Pulau Bali

dan Pulau Bidadari (Kepulauan Seribu).

d) Banana Boat adalah kegiatan olahraga bahari yang digunakan

bersama-sama dengan marshmallow.

e) Parasailing adalah kegiatan olahraga yang menggunakan balon udara.

Page 32: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

16

f) Fishing merupakan salah satu kegiatan untuk wisata bahari yang

umumnya dilakukan oleh wisatawan yang tergabung dalam organisasi

atau club memancing, seperti banyak terdapat di Amerika dan Eropa.

g) Cruise Ship merupakan salah satu segmen pariwisata yang

berkembang cepat. Kunjungan kapal pesiar sangat potensial

menunjang pengembangan wisata bahari, karena pola pengeluaran

penumpang kapal pesiar sangat tinggi. Industri wisata kapal pesiar di

Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara-negara di Asia,

seperti Malaysia dan Thailand.

h) Yachting adalah olahraga yang menggunakan kapal layar. Bagian

Indonesia timur merupakan daerah tujuan wisata yang berada di

Indonesia.

3) Area Dasar Laut

Kegiatan wisata bahari dengan tujuan dasar laut untuk melihat

keindahan laut yang dilakukan oleh wisatawan. Terdapat beberapa

kegiatan yang dapat wisatawan lakukan untuk melakukan keindahan laut,

antara lain:

a) Diving merupakan suatu kegiatan wisata bahari di Indonesia yang

sudah dikenal oleh banyak profesional diver dari berbagai kawasan di

dunia dan dinyatakan sebagai tempat yang menyenangkan untuk

menyelam. Iklim dan temperatur air yang stabil juga merupakan faktor

Indonesia menjadi tempat yang menyenangkan untuk kegiatan

menyelam. Kejernihan air, ukuran tembus pandang sampai jarak

Page 33: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

17

kurang lebih 20 meter, dan kekayaan biota laut yang beraneka ragam

menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat terbaik untuk diving.

Beberapa lokasi terbaik untuk melakukan aktivitas menyelam di

Indonesia yaitu Bali, Pulau Komodo, Pulau Alor, Taman Laut

Bunaken, Raja Ampat dan Taman Laut Derawan.

Laut dan pantai merupakan tumpuan sumber hidup masyarakat sekitar

pesisir yang khususnya bekerja sebagai nelayan, maka upaya

penyelamatan terhadap terumbu karang dan biota laut lainnya pada

tempat kegiatan menyelam perlu dilakukan dengan tujuan sebagai

berikut:

1. Sebagai tanda untuk kapal-kapal besar agar menghindari area tersebut.

2. Mencegah para nelayan agar tidak menebar peralatan pada area

diving.

3. Para operator diving dapat segera menemukan dive spot, sehingga

tidak perlu melepaskan jangkar berkali-kali untuk menemukan dive

spot tersebut karena dapat menyangkut dan merusak terumbu karang..

4. Memudahkan para dive operator untuk menambatkan perahu motor

sambil menunggu para penyelam kembali ke dasar laut.

b) Glass Bottom Tour adalah kegiatan wisata melihat pemandangan laut

menggunakan kapal tembus pandang, sehingga wisatawan dapat

melihat keindahan bawah laut tanpa harus menyelam. Jenis tour

macam ini hanya ada di Bali, yaitu di Tanjung Benoa dengan tujuan

Pulau Kura-kura dan Labuan Amuk.

Page 34: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

18

c) Taman Nasional Laut dan Taman Wisata Laut adalah suatu taman

bawah laut yang terdapat biota laut yang indah dan menarik,

kebanyakan berada dalam kondisi lingkungan yang relatif bagus

(Muljadi, 2009: 230-237).

Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di

dunia dengan luas perairan laut sekitar 5,8 juta kilometer persegi atau

75% dari seluruh wilayah Indonesia. Wilayah laut yang disekitarnya

terdapat pulau-pulau sebanyak lebih dari 17.500 serta memiliki luasan

terumbu karang 17,59% dari luasan terumbu karang dunia, 37% spesies

laut, dan 30% hutan mangrove menjadikan Indonesia salah satu negara

yang memiliki kekayaan bahari terbaik di dunia. Laut Indonesia memiliki

potensi lestari sumber daya ikan sebesar 6,4 juta ton pertahun dan sekitar

80% jumlah tangkapan yang diperboleh menurut Code of Conduct for

Responsible Fishier (FAO, 1995). Nontji (2007) menyatakan, Indonesia

memiliki kekayaan laut berupa kehidupan biota laut sebanyak 80 genera,

450 spesies terumbu karang, 2.500 spesies moluska, 1.512 spesies

krustacea, 850 spesies sponges, 2.334 spesies ikan laut, 30 spesies

mamalia laut dan 38 spesies reptilia yang merupakan potensi laut terbesar

di dunia. Letak posisi Indonesia berada di dua samudra dan dua benua

serta geografi kepulauannya sejak dulu merupakan jalur pelayaran

internasional, dimana 95% jalur perdagangan Asia Pasifik melawati

perairan Indonesia. Dengan demikian, maka pemerintah Indonesia

melalui Kementerian Ekonomi dan Kreatif menetapkan kebijakan bahwa

Page 35: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

19

wisata bahari merupakan salah satu prioritas pengembangan produk

pariwisata Indonesia.

Perairan laut Indonesia banyak terdapat berbagai keindahan alam

khususnya alam laut yang tidak sedikit berada di tempat lain. Kawasan-

kawasan laut yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata bahari yang

memiliki keaneka ragaman hayati laut pada tingkatan genetik, spesies,

dan ekosistem yang tertiggi di dunia, sehingga Indonesia dikenal sebagai

megamarine biodiversity. Kawasan-kawasan bahari yang berada di

Indonesia yang sudah terkenal seperti, Bali, Lombok, Bunaken,

Wakatobi, dan Raja Ampat bahkan sudah berada dalam katalog-katalog

travel agent di seluruh dunia. Pariwisata bahari di Bali menempati urutan

ketujuh sebagai tempat berselancar paling populer di dunia, sedangkan

untuk diving Bali memiliki potensi yang sangat besar mengingat terumbu

karang di Indonesia merupakan terbanyak di dunia. Dengan potensi

terumbu karang dan keindahan panorama bawah laut membawa

Indonesia menjadi negara tujuan pariwisata bahari terbesar di dunia. Bali

sebagai salah satu daerah tujuan wisata bahari yang berada di Indonesia

memiliki tujuh pantai terindah dan diakui sebagai sepuluh pantai terbaik

di dunia, yaitu:

1. Pantai Padangbai, terletak di Kabupaten Karangasem digunakan

sebagai pelabuhan penyebrangan feri Bali-Lombok juga tempat

pemancingan dan menyelam karena biota lautnya yang baik.

Page 36: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

20

2. Pantai Amed dan Pantai Tulamben, terletak di Kabupaten

Karangasem, Pantai Amed dan Pantai Tulamben merupakan pantai

yang masih terjaga kelestariannya dan menyimpan banyak sejarah,

seperti bangkai kapal Amerika Serikat yang karam.

3. Pantai Lovina, terletak di Kabupaten Buleleng Bali Utara, laut yang

terkenal dengan atraksi utama lumba-lumba.

4. Pantai Dreamland, pantai pasir putih yang membentang luas dn dihiasi

karang-karang besar, serta menjadi tempat para peselancar berkumpul.

5. Pantai Candi Dasa, terletak di Kabupaten Karangasem yang terkenal

dengan kuliner khasnya.

6. Nusa Lembongan, terletak di Kabupaten Klungkung, pulau terkenal

dengan rumput laut dan pantai indahnya.

7. Pantai Pulau Menjangan, terletak di Kabupaten Buleleng dan berada

pada Taman Nasional Bali Barat. Perairan yang bersih menjadikan

Menjangan tempat yang cocok untuk snorkeling dan diving (Muljadi:

2009: 228-229).

B. Ekologi Laut

1. Pengertian Ekologi Laut

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme

dengan lingkungannya. Berasal dari bahasa Yunani Oikos yang berarti

habitat dan Logos ilmu. Ekologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun makhluk hidup

dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh

Page 37: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

21

Ernst Haeckel (1834-1914). Selain itu pengertian lain dari ekologi adalah

ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

lingkungannya (Lincoln dkk. 1982). Laut adalah kumpulan air asin yang

luas dan berhubungan dengan samudra. Kurang lebih 71 persen

permukaan planet bumi ditutupi oleh air asin. Laut juga seperti halnya

daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan

mikroorganisme hidup. Jadi ekologi laut adalah cabang ilmu dari ekologi

yang mempelajari lingkungan timbal balik dari manusia kepada

lingkungan laut.

Kurang lebih 71 persen permukaan planet bumi ditutupi oleh air asin.

Air adalah zat yang mengelilingi semua organisme laut, juga merupakan

bagian terbesar pembentuk tumbuhan-tumbuhan dan binatang laut.

Lautan tidak tersebar secara merata di permukaan bumi. Lautan menutupi

lebih daripada 80% belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61%

belahan bumi utara, di mana terdapat sebagian besar daratan dunia.

Lautan mempunyai suhu yang bervariasi secara horizontal sesuai dengan

garis lintang, dan juga secara vertikal sesuai dengan kedalaman.

Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya.

Biota laut dikelompokkan sesuai dengan kemampuan hidupnya terhadap

suatu lingkungan (Romimohtarto: 2005:1).

Page 38: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

22

2. Bagian dan Sistem Lautan

Sherman (1994: 48) menyatakan bagian dan sistem lautan merupakan

hal yang penting bagi ekologi laut. Keempat bagian tersebut antara lain

estuari, pesisir, wilayah laut, dan ekosistem laut besar. Penjelasan dari

keempat bagian tersebut yaitu:

a. Estuari (Estuary)

Estuari adalah suatu badan perairan semi tertutup, dimana air asin dari

lautan terbuka bercampur dengan air tawar yang mengalir dari

daratan. Batas estuari hingga batas dasar aliran sungai di wilayah

pesisir, sedangkan ke arah daratan hingga batas intrusi air laut dan

garis pantai. Estuari memiliki habitat dan ekosistem yang sangat

bervariasi. Macam-macam habitat estuari adalah mangrove, rawa

gambut, padang lamun dan alga, hamparan lumpur di daerah pasang,

pantai berpasir, badan air estuari serta daerah tanpa vegetasi

bersedimen halus. Pada bagian estuari banyak masyarakat yang

menjadikan sebagai area pemukiman dan pembangunan yang terkait

dengan pengembangan infrastruktur.

b. Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah wilayah dengan produktivitas sangat tinggi

dengan tingkat aksesibilitas yang sangat tinggi pula. Wilayah pesisir

mencakup berbagai jenis habitat dan menjadi daya tarik bagi manusia

Page 39: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

23

untuk menghuninya atau menggunakannya sebagai area rekreasi dan

pariwisata.

Tabel 2.1. Klasifikasi Lingkungan Pesisir.

Sumber: Burke et al. (2002).

c. Perairan Laut

The United Nations Convention On The Law Of The Sea (UNCLOS)

menjadi dasar penetapan kondisi dan batasan-batasan dalam

penggunaan dan eksploitasi wilayah laut dunia. Menurut UNCLOS,

perbatasan yurisdiksi negera-negara anggota, dimana laut territorial

No. Kelas Lingkungan Jenis Lingkungan/Habitat

1. Daratan Pantai Bukit pasir, tebing, pantai

berbatu/berpasir, dan kawasan

industri serta pertanian

2. Daerah Pasang Surut Estuarin delta, laguna, mangrove,

hamparan lumpur, rawa gambut,

pelabuhan dan kawasan akuakultur

3. Bentik Terumbu karang, padang lamun dan

alga, tumbuhan laut, sedimen halus

diatas paparan benua dan struktur

buatan

4. Pelagis Perairan diatas paparan benua, zona

neuston, kawasan budidaya laut dan

blooming plankton

Page 40: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

24

ditetapkan berada dalam zona 12 mil laut dari batas surut terendah di

garis pantai sedangkan zona ekonomi eksklusif meluas hingga 200 mil

dari garis pantai. Habitat dan atribut-atribut di sepanjang garis pantai

dunia sangat bervariasi, mulai dari paparan datar, gugusan mangrove,

dan terumbu karang hingga pantai bercadas.

d. Ekosistem Laut Besar

Ekosistem laut besar adalah wilayah laut yang mencakup wilayah

pesisir, muara sungai dan estuarin di atas dan batas kearah laut dari

paparan benua dan batas kearah laut dari sistem arus pantai. Ekosistem

laut besar memiliki cakupan area yang relatif besar kurang lebih

200.000 kilometer persegi, dengan karakteristik rezim kedalaman,

hidrografi, dan produktivitas sendiri serta populasi-populasi yang

memiliki saling ketergantungan pada level tropik (Sherman, 1994: 48-

50).

C. Ekowisata

Ekowisata merupakan penggabungan kata antara ecology (lingkungan)

dan tourism (wisata). Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan

wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke daerah terpencil

dengan tujuan menikmati dan mempelajari alam, sejarah, dan budaya di

suatu daerah, dimana bentuk wisatanya dapat membantu ekonomi

masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam (World Wildlife Fund

Indonesia, 2009).

Page 41: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

25

Menurut World Wildlife Fund (2009) pelaku dan pakar dari wisata

berbasis lingkungan sepakat untuk menekankan bentuk wisata dari

ekowisata seharusnya dapat mengurangi dampak buruk yang akan terjadi

terhadap lingkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatkan

pendapatan ekonomi masyarakat lokal dan nilai konservasi. Ekowisata

yang dimaksud oleh World Wildlife Fund (2009) memiliki ciri-ciri

jumlah pengunjung diatur agar dapat sesuai dengan daya dukung

lingkungan dan sosial-budaya masyarakat, ekowisata yang bentuknya

wisata ramah lingkungan, wisata yang ramah akan budaya dan adat

setempat, wisata yang dapat membantu secara langsung perekonomian

masyarakat lokal, dan wisata yang tidak memerlukan modal awal yang

besar untuk membangun infrastrukturnya.

Sejak tahun 1970-an, organisasi konservasi mulai melihat ekowisata

sebagai alternatif ekonomi yang berbasis konservasi karna tidak merusak

alam ataupun tidak “ekstraktif” dengan berdampak negatif terhadap

lingkungan seperti penebangan dan pertambangan. Ekowisata juga

dianggap sebagai sejenis usaha yang berkelanjutan secara ekonomi

lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di dalam maupun sekitar

kawasan konservasi. Ekowisata dihargai dan dikembangkan sebagai salah

satu program usaha yang sekaligus dapat menjadi strategi konservasi dan

dapat membuka alternatif ekonomi bagi masyarakat. Dengan pola

ekowisata, masyarakat dapat memanfaatkan keindahaan alam yang masih

utuh, budaya, dan sejarah setempat tanpa merusak atau menjual isinya.

Page 42: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

26

D. Perencanaan Objek Wisata Bahari

Perencanaan menurut Hani Handoko dalam Muljadi (2014: 77) adalah

proses-proses dasar dimana manajemen memutuskan dan cara

mencapainya. Perencanaan yang baik selalu mengandung unsur 5 W 1 H

dengan penjabaran:

a. What: tindakan apa yang harus dilaksanakan

b. Why: mengapa tindakan tersebut harus dilaksanakan

c. Where: dimana tindakan tersebut akan dilaksanakan

d. When: kapan tindakan tersebut dilaksanakan

e. Who: siapa yang akan melaksanakan tindakan tersebut

f. How: bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut

Menurut Yoeti (1997: 1) pertumbuhan pariwisata yang tidak

terkendali sebagai akibat dari perencanaan yang tidak baik, pasti akan

menimbulkan dampak yang tidak baik dan akan merugikan semua pihak.

Aspek-aspek yang diperlukan dalam perencanaan kepariwisataan sebagai

berikut:

1) Wisatawan yaitu dengan mengetahui karakteristik wisatawan, asal

negara wisatawan, motivasi perjalanan, dan kebiasaan wisatawan,

sehingga lebih mudah dalam memberikan fasilitas yang sesuai dengan

kebutuhan wisatawan.

2) Transportasi yaitu bagaimana fasilitas angkutan baik udara, laut dan

darat yang tersedia dan dapat digunakan oleh wisatawan baik

domestik maupun internasional.

Page 43: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

27

3) Daya tarik wisata yaitu suatu aspek utama dalam pariwisata yang akan

ditawarkan guna memberikan kepuasan kepada wisatawan. Daya tarik

wisata dapat didukung dengan pengadaan berbagai fasilitas, seperti

akomodasi dan fasilitas umum yang baik dan bersih dengan mudah

dapat dijumpai oleh wisatawan.

4) Pemasaran yaitu suatu kegiatan yang diperlukan untuk

memperkenalkan produk-produk wisata yang akan ditawarkan kepada

calon wisatawan.

5) Sumber daya manusia yaitu tenaga kerja yang akan terlibat dalam

bidang kepariwisataan sebagai pelaku atau pengelola usaha pariwisata.

Dalam pembuatan rencana khususnya untuk aktivitas pembangunan

dan pengembangan destinasi wisata, perlu kegiatan yang dilaksanakan

secara bertahap menurut cara-cara yang sistematis dan harus

mengandung seperti unsur-unsur diatas agar hasilnya efektif sesuai yang

diharapkan. Perencanaan pembangunan dan pengembangan pada

destinasi wisata harus diintegrasikan dengan perencanaan dan

pengembangan secara keseluruhan, agar mencapai hasil yang efektif,

sehingga keseimbangan lingkungan dapat dicapai dan dipertahankan.

Perencanaan pembangunan dan pengembangan destinasi wisata harus

bertujuan untuk memperbaiki tingkat dan keadaan hidup penduduk suatu

daerah, dan juga untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih

fungsional, menyenangkan, aman, menarik, dan lebih indah baik untuk

masyarakat setempat maupun bagi wisatawan sebagai pendatang.

Page 44: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

28

Perencanaan destinasi wisata merupakan suatu kegiatan pengorganisasian

secara menyeluruh dalam pembangunan dan pengembangan fasilitas-

fasilitas yang diperlukan dalam kepariwisataan. Perencanaan destinasi

wisata merupakan bagian dari pembangunan dan pengembangan secara

keseluruhan (Muljadi, 2014: 78).

Menurut Sastrayuda (2010: 6-7) mengemukakan dalam perencanaan

pengembangan destinasi wisata meliputi :

a. Pendekatan Participatory Planning, dimana seluruh unsur yang

terlibat dalam perencanaan dan pengembangan destinasi wisata diikut

sertakan baik secara teoritis maupun praktis.

b. Pendekatan potensi dan karakteristik ketersedian produk budaya yang

dapat mendukung keberlanjutan pengelolaan destinasi wisata.

c. Pendekatan pemberdayaan masyarakat, adalah memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan

kemampuannya agar tercapai kemampuan baik yang bersifat pribadi

maupun kelompok.

d. Pendekatan kewilayahan, faktor keterkaitan antar wilayah merupakan

kegiatan penting yang dapat memberikan potensinya sebagai bagian

yang harus dimiliki dan diseimbangkan secara berencana.

e. Pendekatan optimalisasi potensi, dalam optimalisasi potensi yang ada

di suatu desa seperti perkembangan potensi kebudayaan masih jarang

disentuh atau digunakan sebagai bagian dari indikator keberhasilan

pengembangan.

Page 45: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

29

Destinasi wisata merupakan suatu tempat yang menjadi tujuan

wisatawan karena mempunyai sumber daya, baik alamiah maupun buatan

manusia, seperti keindahan alam atau pegunungan, pantai flora dan

fauna, kebun binatang, bangunan kuno bersejarah, monumen-monumen,

candi-candi, tarian-tarian, atraksi dan kebudayaan khas lainnya. Menurut

Fandeli (2001: 17) destinasi wisata adalah perwujudan daripada ciptaan

manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau

keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

Berdasarkan pengertian tentang destinasi wisata, dapat diartikan bahwa

destinasi wisata alam adalah destinasi wisata yang daya tariknya

bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya.

Destinasi wisata bahari adalah wisata laut atau wisata yang berhubungan

dengan laut atau wisata yang dengan objeknya adalah laut (Fandeli,

2001: 18). Untuk melakukan perencanaan dan pengembangan potensi

daya tarik objek wisata bahari diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pengembangan Objek Wisata Bahari

Pemasaran dan promosi objek wisata bahari merupakan suatu usaha

menarik wisatawan untuk datang serta lebih lama tinggal pada objek

daerah tujuan wisata yang sedang dikunjungi. Pada pemasaran objek

wisata bahari diperlukan keahlian serta kerja sama yang baik antara

organisasi yang bertanggung jawab didalam upaya pengembangan

tersebut. Menurut Pendit (2002: 19) keberadaan objek wisata bahari

harus ditunjang dari Something to see yaitu segala sesuatu yang dapat

Page 46: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

30

dilihat pada suatu objek wisata, Something to do yaitu segala sesuatu

yang dapat dilakukan di suatu objek wisata, dan Something to buy yaitu

segala sesuatu yang dapat dibeli seperti, souvenir, makanan dan

minuman pada lokasi wisata tersebut. Sedangkan daya tarik sebuah

wisata merupakan pesona-pesona yang dapat dilihat dan ditampilkan

oleh suatu objek wisata (Yoeti, 2006: 15). Daya tarik wisata adalah

suatu objek ciptaan Tuhan maupun manusia yang menarik minat orang

lain untuk berkunjung dan menikmati.

Adapun unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menunjang

pengembangan objek dan daya tarik wisata, yaitu :

1) Adanya sumber daya yang menimbulkan rasa senang, indah, nyaman,

dan bersih.

2) Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka, yang tidak

ada pada daerah lain.

3) Adanya aksesibilitas yang banyak untuk dapat menjangkau objek

wisata tersebut (Yoeti, 2006: 15).

Pengembangan objek dan daya tarik wisata meliputi pembangunan

objek beserta sarana dan prasarana yang diperlukan bagi suatu objek

wisata tersebut atau kegiatan pengelolaan objek dan daya tarik wisata

yang telah ada, misalnya pembangunan hotel, restaurant, biro perjalanan,

toko souvenir dan lain-lain di sekitar wilayah objek wisata.

b. Pengembangan Sarana dan Prasarana Objek Wisata Bahari

Page 47: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

31

Pengembangan objek wisata juga harus memperhatikan sarana dan

prasarana yang mendukung, maka diperlukan berbagai upaya untuk

mengembangkan sarana dan prasarana pada suatu objek wisata. Sarana

pariwisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang

diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati

perjalanan wisatanya (Mill, 2006:86). Sarana wisata terbagi menjadi

tiga elemen, yaitu:

1. Sarana Pokok Wisata

Merupakan fasilitas yang harus terdapat pada suatu daerah tujuan

wisata dan objek wisata yang meliputi sarana perhubungan, sarana

angkutan wisata, penginapan, restaurant dan sejenisnya.

2. Sarana Pelengkap Wisata

Merupakan sarana-sarana yang dapat melengkapi sarana pokok

sehingga fungsi sarana pelengkap ini dapat membuat wisatawan lebih

lama tinggal didaerah atau tempat yang dikunjungi.

3. Sarana Penunjang Wisata

Merupakan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang sarana pokok

dan pelengkap yang berfungsi agar wisatawan lebih banyak

membelanjakan uangnya di darah tujuan wisata yang dikunjungi.

Perencanaan dan pengembangan objek wisata harus disesuaikan

dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Sarana wisata kuantitatif merujuk pada jumlah sarana sarana wisata yang

harus dikembangkan dan secara kualitatif merujuk pada mutu pelayanan

Page 48: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

32

yang diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang

memperoleh pelayanan.

Dalam perencanan dan pengembangan sarana dan prasarana wisata

dibutuhkan koordinasi dari berbagai instansi yang terkait dengan industri

pariwisata. Dukungan dari instansi terkait dalam perencanan dan

pengembangan sarana dan prasarana bagi suatu objek daerah tujuan

wisata sangat diperlukan bagi kemajuan dan keberlanjutan pariwisata

suatu daerah.

Page 49: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

atau pengamatan, wawancara dan dokumentasi pada situs penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan sebagai dasar maksud dan

tujuan peneliti sesuai dengan pokok masalah yang diteliti, serta berguna

untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian

tersebut.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan Potensi dan

Pengembangan Objek Wisata Bahari Tulamben, Kabupaten Karangasem,

Bali. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan,

permasalahan, dan fakta-fakta di lapangan. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,

dimana untuk mencapai pemahaman dan melihat kebenaran berdasarkan

fakta dan kenyataan atau masalah yang sebenarnya terjadi di lapangan,

peneliti kemudian melakukan penelaahan agar mendapatkan gambaran

yang jelas secara sistematis dalam rangka pemecahan masalah yang

dihadapi. Pemilihan metode ini didasari dari anggapan bahwa metode

ilmiah yang dianggap paling tepat untuk menjangkau, menjelaskan, dan

33

Page 50: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

34

menggambarkan segala permasalahan dan data yang ada dengan lebih

mendalam yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014: 4) memberikan penjelasan

tentang pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:

“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai dari suatu keutuhan”.

Melalui metode kualitatif peneliti pada tahap awal melakukan

pengamatan atau observasi, selanjutnya melakukan pengumpulan data

yang mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang merupakan

hubungan antara gejala dalam hal ini dengan memberikan gambaran dan

analisis secara mendalam terkait potensi dan pengembangan pada objek

wisata bahari yang berada di Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu

penelitian. Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian agar

lebih terarah dan tidak menyimpang dari rumusan masalah. Moleong

mengatakan (2014: 237) yaitu: “Pertama penetapan fokus dapat

membatasi studi; kedua penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi

kriteria-kriteria guna memasukan suatu informasi yang baru diperoleh di

lapangan”. Maka dalam penelitian ini fokus penelitian dari pokok

masalah yang ada adalah:

Page 51: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

35

1. Mengetahui potensi alam bawah laut di Objek Wisata Bahari

Tulamben, Bali.

a. Identifikasi potensi-potensi alam bawah laut Tulamben.

b. Keberlanjutan atraksi-atraksi dari objek wisata bahari Tulamben.

2. Mengetahui persepsi dari wisatawan tentang alam bawah laut

Tulamben, Bali.

a. Tujuan untuk berwisata ke objek wisata bahari Tulamben.

b. Pendapat mengenai atraksi-atraksi yang berada di objek wisata

bahari Tulamben.

c. Kepuasaan dalam menikmati alam bawah laut Tulamben.

3. Mengetahui pengembangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa

Tulamben dalam upaya menjaga dan melestarikan situs yang berada di

alam bawah laut Tulamben.

a. Faktor Pendorong.

b. Faktor Penghambat.

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan dilakukannya penelitian.

Lokasi yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu objek wisata bahari

Tulamben, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem,

Bali. Lokasi tersebut merupakan salah satu tempat terbaik dan terfavorit

untuk kegiatan bahari menyelam atau diving dan snorkelling yang berada

di Pulau Bali. Lokasi tersebut dianggap memiliki potensi bahari yang

menarik dan dalam tahap mengembangkan objek wisata baharinya.

Page 52: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

36

Situs penelitian adalah suatu kondisi dimana sebuah penelitian dapat

mengungkapkan dan melihat suatu keadaan atau peristiwa yang nyata

dari obyek yang ditelitinya. Situs penelitian pada penelitian ini adalah

Pantai Tulamben, dive spot Tulamben, asosiasi penyelam Tulamben

selaku pengembang dan pengelola objek wisata bahari Tulamben serta

wisatawan yang mengunjungi.

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian merupakan faktor penting dalam menentukan

metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian. Sumber data

merupakan orang, tempat, dan benda yang diamati dalam penelitian

sesuai dengan topik yang akan diteliti. Loflan dan Lofland dalam

Moleong (2014: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan dokumentasi dan lain sebagainya.

Data terbagi menjadi 2 (dua), yaitu data primer dan data sekunder.

Kedua data tersebut saling berkaitan dan sangat diperlukan guna

memperoleh informasi yang relevan dan kebutuhan penelitian, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari informan berupa

kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai.

Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara yang

diperoleh peneliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari sumber

yang relevan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.

Page 53: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

37

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung didapatkan

oleh peneliti. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data

tingkat perkembangan pembangunan Desa Tulamben tahun 2013-2014,

data tentang kondisi umum Kabupaten Karangasem dan dokumentasi

free diving dan drop off dari salah satu dive center. Data sekunder dapat

digunakan untuk mendukung infomasi dari data primer yang diperoleh

baik dari wawancara, maupun dari observasi langsung kelapangan.

Sumber data sekunder dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari

data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain

(Sugiyono, 2012: 225).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi alamiah). Teknik pengumpulan data yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013: 145) observasi atau

pengamatan merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sanafiah

Faisal dalam Sugiyono (2014: 226) mengklasifikasikan observasi

menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi

Page 54: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

38

yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan

convert observation), dan observasi yang tak berstuktur (unstructured

observation). Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik observasi berpartisipasi (participant observation)

dengan cara ikut mengamati potensi apa saja yang dimiliki oleh objek

wisata bahari Tulamben dan melakukan analisis bagaimana cara

menjaga potensi tersebut agar tetap berkelanjutan. Proses pengamatan

atau observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti

aktivitas menyelam atau diving ataupun snorkelling. Proses pengamatan

dengan cara ikut serta menyelam dilakukan sebanyak tiga kali hingga

kedalaman 15 meter dibawah permukaan laut dengan waktu

pengamatan pagi, siang, dan sore di hari yang berbeda dengan durasi

maksimal 40 menit di bawah permukaan laut. Observasi atau

pengamatan dilakukan guna menjawab rumusan masalah yang terdapat

pada penelitian ini.

2. Wawancara atau Interview

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2013: 231).

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013: 233) terdapat 3 jenis teknik

pengumpulan data wawancara atau interview, yaitu wawancara

terstruktur, wawancara semi-struktur, dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

Page 55: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

39

pengumpul data ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

dalam. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi-terstuktur.

Wawancara semi-terstruktur digunakan untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Pada penelitian ini

wawancara atau interview akan dilakukan dengan narasumber yang

telah ditetapkan sebelumnya.Wawancara atau interview pada

penelitian ini akan dilakukan kepada beberapa sumber yaitu:

a. Ketua asosiasi pemandu selam di Tulamben Bapak I Nyoman

Suastika beserta salah satu anggotanya yaitu Bapak I Wayan Pasek,

wawancara dengan ketua asosiasi pemandu selam di Tulamben

beserta salah satu anggotanya berguna menjawab rumusan masalah

pertama mengetahui apa saja potensi yang berada di bawah laut

Tulamben serta yang berkaitan dengan menjaga potensi yang

dimiliki objek wisata bahari Tulamben.

b. Dua orang instruktur diving I Made Aqua Dive, Luki Dive Concept,

dan seorang instruktur freediving Galih Apnea Bali, wawancara

dengan tiga orang dive master dilakukan guna menjawab potensi

apa yang dimiliki oleh objek wisata bahari Tulamben dan

bagaimana cara untuk menikmati alam bawah laut Tulamben serta

membantu menjawab dalam menjaga potensi dan mengembangkan

objek wisata bahari di Tulamben.

Page 56: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

40

c. Tiga orang pelaku usaha yang berkaitan dengan pengembangan

objek wisata bahari Tulamben yaitu Bapak I Kadek Aqua Dive,

Bapak I Wayan Adiputra dan Ibu Ni Komang Kastiani , ketiga

narasumber tersebut mempunyai usaha dive center, restaurant, dan

homestay. Wawancara dengan ketiga orang pelaku usaha wisata

guna mengetahui tentang pengembangan objek wisata bahari

Tulamben yang merupakan bagian dari sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh wisatawan di objek wisata bahari Tulamben.

Ketiga pelaku usaha tersebut juga merupakan stakeholders dari

pengembangan pariwisata di Tulamben.

d. Tiga orang wisatawan nusantara dan dua orang wisatawan

mancanegara yang telah melakukan diving atau menyelam, yaitu

Robby, Angga yang berasal dari Jakarta, Bapak Rizky Primanto

dari Kalimantan Timur, Joyce yang berasal dari United Kingdom

dan Rita Azevedo yang berasal dari Perancis. Pemilihan responden

dalam melakukan wawancara atau interview kepada wisatawan

dilakukan hanya kepada lima orang wisatawan yang mau

meluangkan waktunya guna bertukar informasi. Wawancara

dengan lima orang wisatawan berguna menjawab rumusan masalah

yang kedua yang berkaitan dengan pendapat wisatawan tentang

alam bawah laut Tulamben.

e. Perbekel Desa Tulamben yaitu Bapak I Nyoman Ardika, S.Pd,

Kepala Desa Tulamben yaitu Bapak I Nyoman Degeng selaku

Page 57: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

41

kepala pemerintahan tertinggi pada Desa Tulamben yang

merupakan salah satu stakeholder dalam mengembangkan wisata

bahari di Tulamben dan Ibu Permana Wahyuni selaku Kepala Seksi

Pengembangan dan Pendataan Destinasi Pariwisata pada Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang telah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini dokumen

yang akan digunakan adalah foto-foto dari potensi objek wisata bahari

Tulamben yang merupakan salah satu tempat terbaik untuk kegiatan

menyelam yang berada di Indonesia. Foto-foto yang akan di lampirkan

dalam penelitian ini adalah foto potensi lain yang berada dibawah laut

perairan Tulamben.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

melakukan pengumpulan data di dalam penelitian. Menurut Moleong

(2014: 163) menyatakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif

tidak dapat dipisahkan dari pengamatan peran serta namun peranan

penelitilah yang sangat menentukan keseluruhan dan skenarionya.

Penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri,

sebagai instrumen utama dalam penelitian seorang peneliti merupakan

perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis data, penafsiran data, dan

Page 58: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

42

pemeroleh hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Kegiatan dalam

penelitian kualitatif dapat dibantu juga dengan dokumen-dokumen yang

relevan dan bantuan alat elektronik. Dalam penelitian ini selain peneliti

sendiri yang menjadi instrumennya dibutuhkan alat bantuan seperti:

1. Pedoman wawancara, berupa butir pertanyaan yang dibuat oleh

peneliti guna mendapatkan jawaban serta penjelas-penjelasan yang

rinci dari narasumber-narasumber yang telah ditetapkan dalam

penelitian ini.

2. Alat-alat penunjang lainnya kamera, kamera underwater, telfon

genggam sebagai alat perekam berguna dalam pengumpulan data pada

penelitian kualitatif.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif pada pencarian data mengenai

potensi apa yang dimiliki oleh objek wisata bahari Tulamben dilakukan

dengan observasi selama pelaksanaan penelitian dilapangan. Data pada

penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara dengan narasumber

yang qualified, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan

dengan cara mengorganisasikan data yang diperoleh kedalam kategori,

menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang

sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat

kesimpulan agar mudah dipahami

Jenis penelitian diatas menggunakan model interaktif dari Miles dan

Huberman dalam Saldana (2014:33) untuk menganalisis data hasil

Page 59: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

43

penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara berterus-menerus sampai tuntas.

Adapun model analisis interaktif yang dimaksud sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model interaktif Miles and Huberman Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar diatas menunjukan empat alur kegiatan yang terjadi, yaitu

dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, sampai

dengan penarikan kesimpulan atau verikasi data. Hal-hal tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tahap pengumpulan data pada saat berada

di lapangan. Data yang diperoleh berdasarkan pada fokus penelitian

yang telah ditentukan. Namun terkadang fokus dari suatu penelitian

dapat berkembang sesuai dengan keadaan lapangan tempat dimana

penelitian tersebut dilakukan.

2. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum,memfokuskan kepada hal-hal

yang penting. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu

Reduksi Data Penyajian Data

Verifikasi K i l

Pengumpulan Data

Page 60: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

44

oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang dicapai pada penelitin

ini adalah mengetahui potensi dan pengembangan pada Tulamben.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah data selesai direduksi. Data yang

diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis

kemudian disajikan dalam bentuk sajian wawancara, dan catatan

dokumentasi. Data yang sudah disajikan dalam bentuk catatan

wawancara dan catatan dokumentasi diberi kode data untuk

mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat menganalisis dengan

cepat dan mudah. Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai

pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Masing-masing

data yang sudah diberi kode dianalisis dalam bentuk refleksi dan

disajikan dalam bentuk teks.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Data

Langkah terakhir dalam analisis data pada penelitian kualitatif

model interaktif adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan data yang sudah direduksi dan disajikan, peneliti

membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada

tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan

masalah dan pertanyaan yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak

awal.

Page 61: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Kabupaten Karangasem

Kabupaten Karangasem merupakan sebuah kabupaten yang terletak di

Provinsi Bali, Indonesia. Ibu kota kabupaten berada di Amlapura.

Kabupaten Karangasem secara geografis terletak pada garis lintang

800’00”-841’37,8” Lintang Selatan dan 11535’9,8”-11554’8,9” Bujur

Timur. Berbatasan langsung dengan:

1. Utara : Laut Jawa

2. Timur : Selat Lombok

3. Barat : Kabupaten Klungkung

4. Selatan : Samudera Hindia

(Sumber: Karangasemkab.go.id)

Gambar 4.1 Lambang Kabupaten Karangasem Sumber: Karangasemkab.go.id, 2016

45

Page 62: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

46

Luas wilayah Kabupaten Karangasem seluas 839, 54 km² yang terbagi

menjadi delapan kecamatan dan 75 desa. Salah satu desa yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah Desa Tulamben.

a. Sejarah Wilayah Kabupaten Karangasem

Keberadaan Kabupaten Karangasem sebagai suatu entitas wilayah

diawali dengan disebutnya daerah yang disebut sebagai Adri Karang oleh

Prasasti Sading C. Prasasti Adri Karang menjelaskan bahwa disebelah

timur Pulau Bali berdiri dengan tegak sebuah gunung yang tinggi

menjulang menggapai angkasa yang dapat diartikan ‘Gunung Karang’.

Nama Karangasem sebagai suatu wilayah juga mendapat sebutan lain

didalam teks-teks kesasastraan Bali.

Selain itu keberadaan wilayah Karangasem juga berkaitan dengan

kekuasaan kerajaan Gelgel pada masa lalu. Karangasem didirikan pada

tahun 1611. Sejak didirikan pada tahun tersebut, Asal mula Kota

Amlapura berkaitan langsung dengan terbentuknya Kerajaan Karangasem

dibawah dinasti Arya Batan Jeruk. Oleh karena itu, sejarah Kota

Amlapura berkaitan dengan sejarah Kota Karangasem pada masa lalu.

Kota Karangasem mulai ditata sebagai ibu kota Kerajaan Karangasem

sejak hijrahnya Ida I Dewa Agung Amla bersama keluarga barunya yaitu

pada hari Rabu, 22 Juni 1611 Masehi. Pembangunan Kota Karangasem

mengalami perkembangan yang pesat. Struktur puri dilengkapi dari

waktu ke waktu sehingga terbentuklah sebuah kota yang sesuai dengan

konsepnya.

Page 63: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

47

Lingkungan kota sesuai paham tata ruang tradisional Bali disebut

Kutanegara. Konsep Kutanegara yaitu konsep dimana pusat-pusat

pemerintahan ada dalam delapan lingkaran kelopak daun padma. Pada

masa pemerintahan Kolonial Belanda, dimana Kerajaan Karangasem

menjadi daerah bawahan, maka Kutanegara Karangasem sendiri berusaha

dikembangkan seiring kebutuhan akan infrastruktur. I Gusti Gde Jelantik

yang merupakan Raja pada masa pemerintahan Hindia-Belanda

mengetahui perkembangan kota-kota di Eropa melalui penuturan orang

Belanda, pada dasarnya beliau tetap berpegang pada konsep arsitektur

planologi tradisional Bali.

b. Visi Misi Kabupaten Karangasem

Visi

Visi Pemerintah Kabupaten Karangasem tahun 2015-2020 adalah:

“Karangasem Cerdas, Bersih dan Bermartabat Berlandaskan Tri Hita

Karana”

Makna dari visi tersebut adalah:

1. Cerdas, mengandung makna terwujudnya masyarakat yang

memiliki kemampuan intelektual, emosional dan spiritual yang

seimbang.

2. Bersih, mengandung makna terwujudnya tata kelola pemerintahan

yang bersih dan bebas dari KKN.

3. Bermartabat, mengandung makna terwujudnya Karangasem yang

bangkit, berwibawa dan memiliki daya saing

Page 64: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

48

Misi

Misi adalah implementasi dari keinginan menyatukan langkah dari

gerak dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Membentuk sumber daya manusia yang cerdas, sehat bermartabat

dan unggul melalui pencapaian wajib belajar 9 (sembilan) tahun

dan pelayanan kesehatan yang terjangkau, murah, ramah dan

paripurna.

2. Mewujudkan culture masyarakat dan tata kelola pemerintahan yang

berkarakter melayani, bebas dari praktik korupsi, kolusi, nepotisme,

dan budaya suap.

3. Menurunkan angka kemiskinan dengan menitikberatkan pada

penyiapan lapangan kerja, pengembangan sektor ekonomi

kerakyatan berbasis pertanian dalam arti luas, usaha kecil dan

menengah.

4. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan

menitikberatkan pada program perluasan kesempatan kerja,

pariwisata kerakyatan, dan peningkatan investasi yang berwawasan

lingkungan.

5. Membangun infrastuktur wilayah yang merata, berkeadilan dan

tepat guna serta mengembangkan wilayah berbasis potensi lokal

pedesaan.

Page 65: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

49

6. Mengembangkan peri kehidupan rakyat yang religius, toleran,

berkarakter dan bermartabat melalui program peningkatan program

pembangunan dibidang keagamaan, sosial budaya, politik, dan

kesejahteraan sosial (Sumber: Karangasemkab.go.id).

c. Destinasi Wisata Kabupaten Karangasem

Karangasem merupakan salah satu dari sembilan kabupaten di Bali.

Terletak di bagian timur Bali, dengan luas wilayah 839, 54 km² .

Karangasem terdiri atas delapan kecamatan yaitu; Karangasem, Manggis,

Rendang, Selat, Sidemen, Bebandem, Abang, dan Kubu. Karangasem

memilki berbagai macam pemandangan lansekap yang sangat

mempesona. Deretan pegunungan rendah dan tinggi berpadu dengan

daratan, hutan tropis, sawah dengan terasering, pantai-pantai yang indah,

sisa-sisa arkeologi budaya dan sejarah, desa tradisional dengan gaya

hidupnya membuat Karangasem menjadi suatu daerah tujuan wisata yang

layak dikunjungi.

Karangasem memiliki lima jenis wisata yang berbeda-beda. Jenis

wisata yang ditawarkan oleh Kabupaten Karangasem terdiri dari wisata

alam, wisata budaya, wisata kuliner, wisata religi, dan wisata sejarah.

Salah satu wisata alam yang berada di Karangasem yang sudah terkenal

yaitu Tulamben.

Page 66: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

50

2. Gambaran Umum Desa Tulamben

Desa Tulamben merupakan salah satu desa yang berada di timur Pulau

Bali. Tulamben adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kubu,

Kabupaten Karangasem, Bali. Desa Tulamben terletak sekitar ±25 km

dari ibukota kabupaten, yaitu kota Amlapura dan sekitar ±82 km dari

kota Denpasar. Luas wilayah dari Desa Tulamben adalah 2.915.127 Ha.

Tulamben adalah salah satu tempat penyelaman yang terkenal di Bali.

Tulamben merupakan desa yang berkembang menjadi obyek wisata

bahari karena memiliki potensi laut yang beragam. Nama Tulamben

berasal dari kata batulambih, yang berarti banyak batu, merujuk pada

sejarah letusan Gunung Agung yang mempengaruhi tulamben dari waktu

ke waktu. Seiring dengan berjalannya waktu, batulambih berganti nama

menjadi batulamben atau lebih terkenal dengan sebutan Tulamben.

Gambar 4.2 Lokasi Desa Tulamben Sumber: Google, 2016

Desa Tulamben merupakan daerah landai dan perbukitan yang terletak

di ketinggian 5-500 meter dari permukaan laut. Desa Tulamben

Page 67: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

51

mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Desa Dukuh, sebelah

selatan Selat Lombok (laut), sebelah timur Desa Datah, sebelah barat

dengan Desa Kubu. Secara astronomis Tulamben terletak pada

8°41’37,8” Lintang Selatan dan 115°35’9,8”- 115°54,’89” Bujur Timur.

Tulamben merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang terdapat di

Kabupaten Karangasem. Daya tarik utama Tulamben adalah potensi alam

bawah lautnya yang eksotis untuk kegiatan diving dan snorkelling.

Kondisi air yang jernih sepanjang tahun dan arus yang tenang,

menjadikan Tulamben selaku obyek wisata bahari dengan minat khusus

diving atau snorkelling menjadi salah satu obyek wisata bahari terbaik di

Bali. Yang membedakan lokasi ini dengan tempat penyelaman yang

lainnya adalah jenis ikan yang lebih bervariasi dan kondisi karang yang

cenderung masih baik. Hal menarik lainnya adalah adanya kapal perang

milik Amerika yang karam dilepas pantai Desa Tulamben. Kondisi

khusus dari Tulamben sangat mendukung dilakukannya kegiatan wisata

bahari. Gunung Agung sebagai latar belakang menambah nilai bagi segi

estetik alami kawasan objek wisata bahari Tulamben. Desa Tulamben,

dengan kondisi alamnya yang berbeda dengan desa-desa disekitarnya,

dimana dahulu ketika Gunung Agung meletus Desa Tulamben menjadi

tempat pemuntahan lahar yang mengakibatkan tempat tersebut memiliki

padang rumput atau stepa disepanjang perjalanan menuju desa tersebut.

Keindahan dan keunikan lain yang ditawarkan Pantai Tulamben juga

Page 68: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

52

adalah pantai dengan batu-batuan alam yang terlihat berbeda dari pantai-

pantai lainnya yang menawarkan atraksi yang serupa, membuat

Tulamben memiliki karakter berbeda dibandingkan objek wisata bahari

lainnya.

a. Visi dan Misi

Visi

Dalam Pemerintahan Desa Tulamben terdapat Visi dan Misi. Visi dari

Desa Tulamben yaitu Mewujudkan Desa Tulamben yang Bersih Sehat

Tertib Indah ( TULAMBEN BERSEHATI). Untuk memberikan arah

dan cita-cita ke depan yang akan dicapai dalam pelaksanaan

pembangunan maka diperlukan visi yang jelas dan terukur, sehingga cita-

cita dan harapan yang menjadi keinginan Desa Tulamben dapat

terpenuhi. Visi Desa Tulamben tersebut berlaku pada periode 2014-2020.

Misi

Dalam mewujudkan Visi Desa Tulamben, tentunya diperlukan

langkah nyata berupa Misi sehingga apa yang menjadi harapan dapat

terwujud. Adapun yang menjadi Misi sebagai berikut:

1. Menciptakan dan mempertahankan serta menumbuh kembangkan

suasana yang aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat dengan

mengoptimalsasi Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) untuk

dapat lebih berperan aktif melalui pelatihan, pembinaan secara

berkala, dan mendorong serta ikut berpartisipasi upaya peran serta Pos

Page 69: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

53

Kamling yang ada di setiap Banjar secara swakarsa menjaga

lingkungannya masing-masing semakin meningkat.

2. Melakukan koordinasi, komunikasi dan kerja sama yang optimal

dengan lembaga adat (Desa Adat, Banjar Adat, Subak atau Subak

Abian, Sekehe Gong atau Baleganjur, Sekehe Santhi dll) sehingga

dapat dibangun komitmen bersama, lewat Pecalang yang ada di Desa

atau Banjar Adat dapat dibangun guna bersama-sama menjaga situasi

keamanan dan ketertiban yang kondusif. Melalui lembaga adat

tersebut di atas Pemerintah Desa menjalin kerja sama agar budaya

yang Desa Tulamben miliki tidak punah diupayakan agar tetap lestari

dan terus berkembang.

3. Menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai seni budaya,

adat istiadat serta tumbuh dan berkembangnya rasa keyakinan dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan selalu

berpedoman pada falsafah “ Tri Hita Kirana”.

4. Memberikan pelayanan yang optimal oleh Perbekel dan perangkat

desa kepada semua masyarakat tanpa membedakan golongan, status,

pendidikan secara adil dan bijaksana.

5. Memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

secara jujur memberikan pendapat, saran atau kritik, masukan tanpa

merasa tertekan oleh siapapun juga sehingga suasana demokratis

selalu terasa disetiap pertemuan-pertemuan, musyawarah dimanapun

di wilayah Desa Tulamben.

Page 70: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

54

6. Mendorong dan memfasilitasi agar masyarakat dapat meningkatkan

kegiatan, kreativitas, dan inovasinya dengan membantu dan

memperjuangkan program-program Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten agar cair ke Desa

Tulamben, serta berupaya mencarikan akses agar program di Desa dan

di masyarakat dapat terealisasi, maka sangat penting membuka

komunikasi ke pejabat-pejabat Pemerintah dengan mengedepankan

hidup ini sebuah realita bukan idealisme semata yang terkadang

membentur tembok batu karang, Idealis tetap perlu tapi proporsional

sesuai ruang dan waktu.

b. Kondisi Geografis dan Demografis

Secara umum kondisi Desa Tulamben berada pada ketinggian 0-700

mdpl dengan topografi yang beragam. Kemiringan lereng berkisar antara

0-65%. Lereng yang relatif datar dapat ditemui dikawasan pantai dan

dibagian barat Desa Tulamben, sedangkan lereng yang relatif curam

dapat dibagian timur Desa Tulamben. Desa Tulamben adalah salah satu

dari 9 (sembilan) Desa yang berada di Kecamatan Kubu yang berjarak 1

kilometer dari pusat Kecamatan Kubu dengan jarak tempuh perjalanan

kendaraan ±15 menit. Keadaan tanah di Desa Tulamben adalah kritis

sampai subur dengan jenis tanah termasuk kedalam tanah berpasir,

dengan curah hujan rata-rata pertahun 1479-1500 milimeter.Suhu udara

minimal pada Desa Tulamben yaitu 13° Celcius dan suhu maksimal yang

terjadi di Desa Tulamben yaitu 38° Celcius.

Page 71: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

55

Pola pikir masyarakat setempat sangat menerima masuknya industri

pariwisata kedaerah Tulamben sebagai pemasukan ekonomi bagi

masyarakat setempat. Dengan diterimanya industri pariwisata di kawasan

Tulamben berguna mempermudah pengembangan kawasan wisata bahari

Tulamben.

Tulamben yang merupakan desa adat dibawah Kecamatan Kubu

Kabupaten Karangasem ini mempunyai atraksi alam bawah laut yang

sangat berpotensi mendatangkan wisatawan-wisatawan nusantara

maupun mancanegara baik pada musim liburan maupun tidak. Panorama

yang diberikan oleh Tulamben bukan hanya panorama pantai dan lautnya

saja, Gunung Agung menjadi salah satu panorama terbaik yang diberikan

oleh Tulamben. Laut di perairan Tulamben termasuk kedalam perairan

yang tenang baik di permukaan maupun di bawah permukaan air.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di objek wisata bahari Tulamben

yaitu diving, snorkelling, free diving, dan swimming. Kondisi Pantai

Tulamben yang bebatuan membuat pantai ini merupakan salah satu

pantai yang pada bagian darat tidak bisa dimanfaatkan kegiatan berjemur,

voli pantai, bersepeda pantai, panjat tebing dinding terjal pantai dan

menelusuri goa pantai. Kondisi fisik dari Pantai Tulamben yang bebatuan

dipengaruhi oleh sejarah yang menyatakan bahwa bebatuan-bebatuan

tersebut merupakan hasil dari letusan Gunung Agung pada tahun 1963.

Kondisi fisik dari objek wisata bahari Tulamben juga yang

mempengaruhi apa saja kegiatan bahari yang dapat dilakukan oleh

Page 72: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

56

wisatawan-wisatawan yang mengunjunginya. Pada area laut objek wisata

bahari Tulamben wisatawan-wisatawan tidak dapat melakukan kegiatan

surfing dikarenakan perairannya yang sangat tenang. Kegiatan-kegiatan

yang dapat dilakukan di area laut seperti jetski, banana boat, parasailing,

fishing, cruise ship, dan yachting tidak dapat dilakukan juga di objek

wisata bahari Tulamben. Objek wisata bahari Tulamben merupakan salah

satu objek wisata bahari dengan tujuan minat khusus diving ataupun

snorkelling dengan atraksi bawah laut yang mengagumkan.

Gambar 4.3 Lokasi Objek Wisata Bahari Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Page 73: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

57

Gambar 4.4 Geografi Bawah Laut Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

B. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Potensi Alam Bawah Laut Tulamben

a. Potensi-Potensi Alam Bawah Laut Tulamben

Objek wisata bahari Tulamben mempunyai banyak potensi lautnya.

Jenis dari potensi alam yang berada di objek wisata bahari Tulamben

beraneka macam. Mulai dari kekayaan biota lautnya hingga atraksi

wisatanya. Namun jika di kaitkan dengan potensi pariwisata, perairan

Tulamben memiliki tiga spot atau tiga titik yang terkenal dikalangan para

penyelam. Ketiga titik yang menarik itu adalah Wreck Ship, Coral

Garden, dan Drop Off. Selain atraksi yang di berikan oleh ketiga titik

tersebut fauna dan flora yang berada di wilayah perairan Tulamben pun

menarik keinginan wisatawan untuk melihatnya.

Page 74: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

58

Tabel 4.1. Potensi Alam Bawah Laut Tulamben

No. Titik Penyelaman

Keunikan Atraksi

1. Wreck Ship Wreck ship USA, mola-mola, parrot bumphead fish, sekumpulan ikan sarden, scorpion leaf fish, kuda laut, barakuda, ikan kodok, ikan kerapu, jack fish, angel fish, hiu sirip hitam, penyu, gorgonian corals.

2. Coral Garden Candi buatan bawah laut, Anemon, Moray ribbon eel, siput laut nudibranch ,ikan pipa hantu, berbagai jenis udang, ikan badut, ikan dory.

3. Drop Off Dogtooth tuna, pari elang, napoleon fish, lepu, gorgonian corals.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.5 Potensi Alam Bawah Laut Titik Wreck Ship Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Page 75: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

59

Gambar 4.6 Potensi Alam Bawah Laut Titik Coral Garden Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.7 Potensi Alam Bawah Laut Titik Drop Off Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

“.....potensi alam bawah lautnya banyak. Ada karang, ada kapal yang

tenggelam, ada hiu, bump head fish, penyu, dan banyak jenis ikan lainnya dan yang terpenting adalah bangkai kapal tenggelam“. (INS, Ketua Asosiasi Pemandu Selam Tulamben, September 2016)

Berdasarkan pendapat dari Ketua asosiasi pemandu selam Tulamben

mengenai apa saja potensi yang berada di objek wisata bahari Tulamben

menjelaskan bahwa atraksi utama yang ditawarkan oleh objek wisata

bahari tersebut adalah hal-hal yang berada di bawah permukaan laut.

Dengan tujuan utama bagi para wisatawan adalah bangkai kapal karam

milik United States. Akhyaruddin menjelaskan pada saat ini, wisata

Page 76: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

60

bahari sedang dalam masa keemasannya. Berdasarkan hasil pengamatan

dan wawancara lapangan dengan Ketua asosiasi pemandu selam di

Tulamben saat ini setiap wisatawan dengan mudah melakukan aktifitas

menyelam tanpa kemampuan khusus. Menurut Bapak I Nyoman Suastika

Tulamben merupakan salah satu objek tujuan wisata yang tidak

memerlukan spesifikasi dan sertifikasi khusus bagi wisatawan-wisatawan

yang ingin menikmati alam bawah lautnya. Keterkaitan antara potensi

yang dimiliki oleh objek wisata bahari tersebut dengan wisatawan yang

datang mengunjungi adalah interaksi langsung dari wisatawan terhadap

makhluk hidup yang berada di perairan tersebut.

Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Tulamben 2012-2015

Jenis Wisatawan Tahun Tahun Tahun Tahun

2012 2013 2014 2015 Nusantara 46,496 21,811 21,190 55

Mancanegara 85,287 51,324 56,652 23,619

Jumlah 131,783 73,135 77,842 23,674 Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2016.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Bali dalam empat tahun terakhir, terjadi fluktuasi

jumlah kunjungan wisatawan Tulamben. Dampak dari fluktuasi jumlah

kunjungan wisatawan dapat secara langsung mendorong turunnya

kualitas dari kondisi fisik alam yang merupakan main attraction di objek

wisata bahari tersebut.

Page 77: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

61

Menurunnya kualitas dari atraksi alam yang berada di objek wisata

bahari Tulamben dapat disebabkan dengan adanya kehadiran wisatawan

dalam jumlah berlebih pada satu atraksi. Selain faktor manusia yang

dapat dengan langsung menurunkan kualitas lingkungan atraksi wisata

bawah laut, terdapat faktor alam yang membantu membuat kerusakan

pada lingkungan fisik alam bawah laut Tulamben. Kerusakan fisik dari

bangkai kapal USAT Liberty Glo yang terjadi dari tahun ketahun selain

disebabkan oleh wisatawan yang massal mendekatinya adalah

sedimentasi laut yang terjadi pada kapal tersebut. Selain sedimentasi air

laut yang terjadi, sepanjang tahun 2016 hampir seluruh ekosistem

terumbu karang mengalami coral bleaching.

“.....salah satu faktor yang membuat penurunan kualitas lingkungan bawah laut adalah faktor alam, baru-baru ini tiga bulan terakhir saya cek terumbu karang-terumbu karang yang ada disini ternyata terjadi pemutihan. Pemutihan terumbu karang itu terjadi ya karna faktor cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini. Saya tanya ke teman-teman di luar Tulamben katanya juga sudah sampai Australia pemutihannya”.(IWP, Bendahara Asosiasi Pemandu Selam Tulamben, September 2016)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Pasek, Coral

bleaching adalah gejala alam yang dapat mematikan terumbu karang.

Faktor utama terjadinya coral bleaching pada objek wisata bahari

Tulamben adalah perubahan suhu udara atau perubahan cuaca yang

ekstrim.

Asosiasi pemandu selam Tulamben menyatakan terdapat perubahan

yang terlihat jelas pada bagian fisik bangkai kapal USAT Liberty Glo dari

tahun ketahun. Perubahan yang terjadi pada bagian fisik bangkai kapal

USAT Liberty Glo membuat asosiasi pemandu selam Tulamben

Page 78: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

62

merencanakan sebuah program dimana program tersebut untuk

mengembangkan atraksi-atraksi lainnya yang berada di Tulamben.

Program tersebut adalah dengan melakukan penyebaran wisatawan ke

titik-titik penyelaman lain yang berada di Tulamben. Titik-titik tersebut

yaitu coral garden dan drop off. Coral garden dan drop off merupakan

titik menyelam lain yang berada di Tulamben. Coral garden dan drop off

mempunyai jenis atraksi bawah laut yang berbeda. Coral garden

merupakan titik penyelaman yang merupakan taman bawah laut yang

mempunyai atraksi terumbu karang-terumbu karang asli hingga buatan.

Pada Coral garden juga terdapat banyak patung-patung Buddha buatan

hingga candi-candi buatan untuk menarik minat wisatawan. Sedangkan

drop off merupakan titik penyelaman yang mempunyai kondisi geografis

yang berbeda dengan kedua titik lainnya. Drop off seperti padang pasir

bawah laut dengan memiliki kemiringan layaknya dinding. Pada titik

drop off wisatawan akan banyak menjumpai hewan-hewan laut yang

tidak ada di kedua titik yang berada di objek wisata bahari Tulamben.

Pada titik penyelaman drop off pengalaman yang diberikan lebih

menantang dikarenakan ekologi fisik lautnya yang berbeda dengan kedua

titik lainnya pada objek wisata tersebut.

Page 79: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

63

Gambar 4.8 Atraksi Buatan Pada Coral Garden Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.9 Padang Pasir Pada Drop Off Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Program penyebaran kepada kedua titik tersebut dilakukan oleh

pengelola dan pengembang objek wisata bahari Tulamben untuk

mengurangi kerusakan yang akan terjadi pada satu titik penyelaman.

Salah satu program yang sudah dilakukan oleh asosiasi pemandu selam

yang bekerja sama dengan LSM dan mitra kerja melakukan budidaya

terumbu karang dengan cara membuat terumbu karang-terumbu karang

buatan yang berguna meningkatkan dan menjaga ekosistem laut

Tulamben yang kaya akan flora dan faunanya.

“.....pada saat ditemukan bangkai kapal itu tahun 1978, itu bagus banget. Wisatawan yang datang ke Tulamben itu pasti maunya ke wreck ship, soalnya ini merupakan kapal yang penuh akan nilai sejarah yang karam di perairan dangkal. Tapi semenjak para penyelam-penyelam tau tempat itu, jumlah kunjungannya makin ga ke control. Dan banyak juga penyelam-penyelam

Page 80: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

64

pemula yang memegang bahkan sampai menginjak biota-biota yang berada di dekat kapal. Maka dari itu kami selaku asosiasi ingin menarik wisatawan dari wreck ship ke titik lain”. ( INS, September 2016)

Selain itu pendapat lain menurut dua orang instruktur diving dari dua

dive center dan satu instruktur free divingyang berbeda mengatakan

bahwa potensi yang dimiliki oleh objek wisata bahari Tulamben adalah

kemudahan akses dalam menikmati pesona bawah lautnya.

“.....kalau wisatawan kesini itu gamungkin gabisa berenang. Soalnya ga ada cara lain buat menikmati Tulamben selain diving, snorkelling atau free diving. Tujuan wisatawan datang keTulamben ya untuk melihat wreck shipnya, bukan buat sunsetan atau sunrisean”(LK, Scuba Dive Master Dive Concept, September 2016)

Objek wisata bahari Tulamben merupakan objek tujuan wisata yang

mempunyai minat khusus pada menyelam. Untuk menikmati panorama

bawah laut Tulamben, wisatawan paling tidak harus melakukan

snorkelling. Tulamben sendiri memang dikenal sebagai objek wisata

bahari yang kegiatan wisatanya berada di dasar laut. Potensi yang berada

di Tulamben bahkan terkadang tidak ada di tempat menyelam-menyelam

lainnya. Sekitar tahun 2013, di objek wisata bahari Tulamben terdapat

sekumpulan ikan membentuk formasi seperti lingkaran besar atau yang

disebut juga jack fish. Namun, populasi mereka sudah menghilang di

perairan Tulamben pada saat ini.

“.....dulu wisatawan-wisatawan yang datang kesini itu buat ngeliat jack fishnya. Rata-rata photographer dalam air ingin mengabadikan moment langka bisa berenang berdekatan dengan sekumpulan ikan-ikan laut seperti itu”(IM, Scuba Dive Master Aqua Dive Paradise, September 2016)

Page 81: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

65

Gambar 4.10 Jack fish Wreck Ship Tulamben Dokumentasi: Dive Center, 2016 Pada titik drop off wisatawan akan banyak menjumpai hewan-hewan

laut yang tidak ada di kedua titik yang berada di objek wisata bahari

Tulamben. Pada titik penyelaman drop off pengalaman yang diberikan

lebih menantang dikarenakan ekologi fisik lautnya yang berbeda dengan

kedua titik lainnya pada objek wisata tersebut.

Dalam menikmati alam bawah laut terdapat banyak kegiatan-kegiatan

umum yang dapat dilakukan wisatawan, seperti dengan snorkelling,

scuba diving, ataupun free diving. Pada umumnya di Bali sudah terdapat

banyak alternatif kegiatan untuk melihat kedasar laut. Alternatif-alternatif

kegiatan tersebut antara lain glass bottom tour, odyssey submarine, atau

dengan sea walker. Dalam hal ini objek wisata bahari Tulamben hanya

memakai tiga kegiatan yang telah disebutkan diatas yaitu snorkelling,

scuba diving atau free diving.

“.....kalau untuk glass bottom tour sih pernah ada yang punya kapalnya, tapi sama pemandu-pemandu selam disini tidak diizinkan. Soalnya akan di taruh dimana, glass bottom tour nanti akan membuat fauna-fauna disini stress dan akhirnya menghilang. Pakai yang alami saja kalau mau menikmati Tulamben, berenang”(I Kadek Instruktur dan Pengelola&Pengembangan Dive Center Aqua Dive, September 2016)

Page 82: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

66

Objek wisata bahari Tulamben memang sudah dikenal sebagai tempat

menyelam terbaik yang berada di Bali. Selain karena perairannya yang

tenang dan jernih, atraksi wisatanya pun menarik. Pada hal ini asosiasi

pemandu selam di Tulamben hanya mengizinkan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan berenang untuk menikmati alam bawah lautnya.

Pengembang dan pengelola objek wisata bahari Tulamben memang

sengaja tidak menyediakan water sport-water sport lain dikarenakan

faktor alam yang kurang mendukung.

“.....water sport gitu kan udah ada di Kuta, di Sanur, dan di Tanjung Benoa. Tulamben memang untuk wisatawan-wisatawan yang ingin melihat bawah laut dengan cara yang unik ya itu mau scuba atau snorkelling”(IK Instruktur dan Pengelola dan Pengembangan Dive Center Aqua Dive, September 2016)

Kemudahan dalam melakukan wisata bahari di Tulamben di dukung

dengan tersebarnya dive center-dive center yang menawarkan wisatawan

dengan harga murah untuk menikmati alam bawah laut Tulamben. Selain

menawarkan wisata bahari, dive center-dive center yang berada disana

juga menawarkan kursus singkat dalam dunia penyelaman dengan

sertifikasi internasional segala tingkatan. Pada objek wisata bahari

Tulamben kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan yaitu:

1) Scuba Diving

Scuba merupakan akronim dari Self-Contained Underwater

Breathing Aparatus dan diving sendiri merupakan kegiatan wisata

bahari dengan tujuan dasar laut untuk melihat keindahan alam bawah

laut yang dilakukan oleh wisatawan. Scuba diving adalah kegiatan

Page 83: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

67

yang dilakukan wisatawan dengan menggunakan alat-alat bantu

pernafasan yang sesuai dengan standart keselamatan dalam dunia

penyelaman untuk menikmati atraksi wisata bawah laut.

Gambar 4.11 Kegiatan Scuba Diving Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.12 Salah Satu Dive Center Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

2) Free Diving

Berbeda dengan scuba diving yang menggunakan alat bantu

pernafasan dalam kegiatan menyelamnya, freediving adalah kegiatan

menyelam ke bawah permukaan laut guna menikmati alam bawah laut

dengan cara menahan nafas dalam permukaan laut yang diambil

dengan satu kali tarikan nafas ketika masih dipermukaan.

Page 84: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

68

“.....freedive itu sama aja dengan scuba yang membedakan hanya kita dari freediver tidak menggunakan alat bantu pernafasan seperti halnya scuba. Kalau scuba itu keahliannya harus bisa memainkan peralatan yang mereka bawa guna membantu pernafasan di bawah permukaan laut, kalau freedive keahlian yang diajarkan di sekolah freedive adalah ketenangan dalam berfikir ketika berada di bawah permukaan laut” (GL Instruktur Free Dive Apnea Bali, September 2016)

Gambar 4.13 Kegiatan Free Diving Sumber: Free Diving School, 2016

Gambar 4.14 Satu-satunya Freediving School Tulamben

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

3) Snorkelling

Snorkelling adalah kegiatan selam permukaan atau kegiatan

berenang dengan menggunakan peralatan seperti masker selam dan

snorkel. Kegiatan snorkelling hanya bisa di lakukan dipermukaan air

laut, berbeda dengan free diving yang dengan peralatan sama bisa

Page 85: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

69

menyelam kebawah permukaan laut. Bagi wisatawan-wisatawan yang

tidak memiliki keberanian untuk masuk kedalam permukaan laut,

salah satu cara paling aman dalam menikmati alam bawah laut adalah

dengan kegiatan snorkelling.

Gambar 4.15 Kegiatan Snorkelling

Sumber: Dive Center, 2016

b. Objek Wisata Bahari Berbasis Lingkungan

Wisata bahari merupakan suatu kegiatan wisata yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok yang bersifat sementara untuk menikmati

atau menyalurkan hobi yang berhubungan dengan kelautan, seperti

berenang, menyelam, berselancar, memancing dan lain sebagainya.

Menurut Muljadi wisata bahari dapat dikategorikan sebagai wisata minat

khusus. Objek wisata bahari berbasis lingkungan dapat diartikan sebagai

objek wisata yang menjadi tujuan wisatawan baik nusantara maupun

mancanegara ke suatu daerah yang jauh dari perkotaan dengan tujuan

menikmati dan mempelajari alam, sejarah, dan budaya di suatu daerah

tersebut yang dimana bentuk wisatanya dapat membantu ekonomi

Page 86: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

70

masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Objek wisata bahari

berbasis lingkungan juga dapat mengurangi dampak buruk yang akan

terjadi terhadap lingkungan dan budaya setempat dan mampu

meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat lokal dan nilai

konservasi.

Objek wisata bahari Tulamben, dalam hal ini merupakan objek wisata

bahari yang termasuk kedalam objek wisata bahari yang sedang

melakukan kegiatan wisata bahari dengan basis lingkungan. Objek wisata

bahari Tulamben saat ini sedang melakukan sejumlah kegiatan guna

mengurangi dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh adanya kegiatan-

kegiatan wisata air. Objek wisata bahari Tulamben menjunjung tinggi

nilai konservasi dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

lokal. Kegiatan wisata bahari dengan basis lingkungan yang sedang di

lakukan oleh pelaku-pelaku usaha wisata yang berada di Tulamben salah

satunya dengan meminimalisir limbah sampah laut disekitar atraksi-

atraksi wisata yang berada di bawah permukaan air dan kawasan sekitar

objek wisata bahari Tulamben. Plastik merupakan permasalahan global.

80% sampah dilaut adalah plastik, sebuah komponen yang dengan cepat

terakumulasi sejak zaman perang dunia ke-2. Jumlah sampah plastik di

lautan diperkirakan yang menumpuk sekitar seratus juta metrik ton.

Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat dilaut

berbahaya untuk ekosistem yang berada didalamnya. Limbah sampah

yang berada di laut juga dapat mencemarkan kondisi lingkungan laut.

Page 87: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

71

Potensi yang dimiliki oleh objek wisata bahari Tulamben sangatlah

beragam. Objek wisata bahari Tulamben merupakan objek wisata bahari

dengan tujuan minat khusus diving, free diving atau snorkelling. Dimana

ketika sebuah objek wisata bahari dengan tujuan minat khusus tersebut

harus dapat menjaga lingkungan ekosistem lautnya agar tetap

berkelanjutan dan dapat mendatangkan wisatawan-wisatawan yang ingin

menikmatinya. Objek wisata bahari Tulamben juga harus

mempertimbangkan keberlanjutan dari atraksi-atraksi yang dimiliki pada

saat ini. Objek wisata bahari Tulamben mempunyai tiga spot atau titik

penyelaman untuk menikmati alam bawah lautnya. Titik-titik tersebut

adalah wreck ship, coral garden, dan drop off. Ketiga titik tersebut

mempunyai atraksi-atraksi yang berbeda di setiap titiknya. Dimana setiap

titiknya harus dijaga kelestariannya dengan treatment-treatment yang

berbeda.

1. Wreck Ship USAT LIBERTY GLO

USAT Liberty Glo adalah kapal yang dimiliki oleh Amerika

Serikat yang digunakan untuk mengangkut pasukan angkatan darat,

yang dibuat pertama kali selama Perang Dunia I di pulau Hog, di

negara bagian Amerika Serikat yaitu Philadelphia. Pada tanggal 11

Januari 1942, sebuah kapal seberat 6,211 ton berlayar dari Australia

menuju Philippina, membawa bagian-bagian dari rel kereta dan karet

untuk kepentingan perang saat itu. Saat berada di sekitar 19 km

sebalah barat laut dari Selat Lombok kapal kargo USAT Liberty Glo

Page 88: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

72

tertembak oleh torpedo yang diluncurkan kapal selam milik tentara

Jepang.

Tahun 1963, Gunung Agung meletus, lava dari letusan Gunung

Agung menyebabkan USAT Liberty Glo terdorong dari bibir pantai

dan menenggelamkannya. USAT Liberty Glo tenggelam di perairan

Tulamben pada kedalaman 9 hingga 30 meter dibawah permukaan laut

atau 100 kaki dari permukaan air. Untuk menikmati kapal karam

tersebut, para penyelam tidak memerlukan kapal untuk sampai

ketengah laut, karena kapal tersebut karam hanya sekitar 200 m dari

bibir pantai. Saat ini USAT Liberty Glo termasuk kedalam salah satu

atraksi wisata bahari yang termasuk kedalam wilayah konservasi yang

berada di Kabupaten Karangasem.

Gambar 4.16 Lokasi Titik Penyelaman Wreck Ship USAT Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

2. Coral Garden

Coral garden adalah titik lain penyelaman yang berada di objek

wisata bahari Tulamben. Coral garden sendiri merupakan taman

bawah laut dengan aneka ragam terumbu karang baik yang alami

Page 89: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

73

maupun yang buatan serta berbagai jenis binatang-binatang laut. Coral

garden dapat di akses langsung dari pinggir Pantai Tulamben, yaitu

sekitar 15 meter dari pinggir pantai. Coral garden sangatlah aman bagi

para penyelam pemula maupun professional. Untuk dapat menikmati

atraksi yang diberikan coral garden di bawah permukaan air para

penyelam dapat melihat mulai kedalam 10 meter hingga 25 meter.

Selain keaneka ragaman terumbu karang, baik buatan maupun alami,

coral garden juga menawarkan atraksi wisata menyelam lainnya yaitu

dengan pemandangan candi bawah laut yang berada di kedalaman 7

hingga 10 meter. Selain dengan menyelam untuk menikmati

pemandangan alam bawah laut di coral garden wisatawan dapat juga

melakukan snorkelling ataupun free diving.

Gambar 4.17 Lokasi Titik Penyelaman Coral Garden

Sumber: Dive Center, 2016

Page 90: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

74

Gambar 4.18 Lokasi Titik Penyelaman Coral Garden Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

3. Drop Off

Drop off adalah titik ketiga tempat penyelaman yang berada di

Tulamben. Drop off merupakan sebuah jurang terjal yang berada di

perairan Tulamben. Kondisi arus yang lemah dan kemampuan

penglihatan bawah laut mulai dari 10 hingga 30 meter menjadikan

drop off tempat menyelam yang sedikit lebih menantang daripada

kedua titik lainnya yang berada di objek wisata bahari Tulamben.

Akses untuk ke drop off memerlukan sedikit waktu yaitu sekitar 5

menit dari pinggir Pantai Tulamben dengan menggunakan kapal

motor. Drop off juga memberikan sensasi menyelam yang luar biasa

karena penyelam akan berenang diantara tebing-tebing yang

ditumbuhi oleh terumbu karang-terumbu karang yang lunak dan

menakjubkan. Kedalaman pada drop off mulai 5 meter hingga 80

meter dibawah permukaan laut. Drop off merupakan tempat yang

menyenangkan bagi para penyelam pemula maupun professional.

Page 91: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

75

Gambar 4.19 Lokasi Titik Penyelaman Drop Off Sumber: Dive Center, 2016

2.Persepsi Wisatawan Tentang Alam Bawah Laut Tulamben

a.Tujuan Berwisata Ke Objek Wisata Bahari Tulamben

Objek wisata bahari mempunyai sejuta pesona bagi wisatawan yang

akan mengunjunginya. Baik dari panorama sekitar lautnya, seperti pantai

atau keindahan alam bawah lautnya itu sendiri. Kegiatan yang dapat

dilakukan di sebuah objek wisata bahari juga banyak macamnya. Pada

area darat umumnya wisatawan dapat menikmati dengan hanya sekedar

sunbathing atau juga dengan olahraga-olahraga pantai lain. Objek wisata

bahari Tulamben dengan kondisi geografisnya yang cukup unik membuat

Pantai Tulamben menjadi salah satu pantai yang hanya bisa di nikmati

alam bawah lautnya. Para wisatawan yang datang mengunjungi objek

wisata bahari Tulamben merupakan wisatawan-wisatawan yang

mempunyai minat wisata khusus pada diving.

“.....hampir delapan puluh persen wisatawan yang ke sini itu wisatawan-wisatawan yang memang ingin diving atau mereka ingin snorkelling. Kalau di Tulamben soalnya tidak seperti di Denpasar yang banyak jenis pilihan wisatanya”( IM, Scuba Dive Master Aqua Dive Paradise, September 2016)

Page 92: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

76

Menurut pendapat dari I Made selaku scuba dive master pada aqua

dive center, wisatawan-wisatawan yang datang mengunjungi Tulamben

adalah wisatawan-wisatawan yang mempunyai tujuan khusus atau

ketertarikan akan suatu wisata minat khusus. Dimana hampir setiap

wisatawan yang datang baik yang menetap atau yang tidak menetap pasti

akan melakukan diving, free dive atau hanya sekedar snorkelling.

“.....we were in North Sumatera around a month then we going to Bali directly to Tulamben. Cause we just want to dive in here. Both of us have license from our country” (JY wisatawan asal United Kingdom, September 2016)

“.....saya kesini atas rekomendasi teman-teman dari komunitas penyelam

yang ada di Kalimantan Timur. Kalau ingin menyelam tanpa biaya yang mahal bisa menyelam di Tulamben. Mereka juga bilang atraksi wisatanya ada kapal perang dunia 2 yang tenggelam disini jadi ya saya tertarik” (RP wisatawan asal Kalimantan Timur, September 2016)

Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa wisatawan

yang datang mengunjungi objek wisata bahari Tulamben baik yang

menetap dalam beberapa waktu maupun yang tidak mempunyai tujuan

hanya untuk diving dan melihat wreck ship USAT Liberty Glo. Tidak

jarang bahkan penyelam-penyelam professional dari mancanegara datang

untuk melihat langsung kapal karam milik United States. Selain

penyelam-penyelam professional, para photographer underwater pun

ikut menjadi salah satu wisatawan yang mengunjungi objek wisata bahari

Tulamben.

Page 93: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

77

Tabel 4.3 Tujuan Wisatawan Ke Tulamben

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

b. Pendapat Wisatawan Terhadap Atraksi Di Objek Wisata

Bahari Tulamben

Persepsi dari setiap wisatawan terhadap atraksi-atraksi yang berada di

objek wisata bahari Tulamben berbeda-beda. Persepsi wisatawan

didukung dari apa yang dilihat, dari apa yang dilakukan sampai dengan

apa yang dirasakan pada saat menikmati atraksi-atraksi yang berada pada

objek wisata bahari tersebut dan didukung dengan ketersediaannya sarana

dan prasarana pendukung aktivitas dari wisata bahari tersebut yang akan

diintrepetasikan. Keunikan dari atraksi yang terdapat pada sebuah objek

wisata bahari dapat menjadi faktor yang mendorong seorang wisatawan

mengunjungi wisata tersebut.

“.....saya direkomendasikan sama teman untuk ke Tulamben. Soalnya saya memang senang scuba. Dan disini terdapat atraksi yang unik yaitu kapal tenggelamnya. Selama saya scuba, ini atraksi yang menarik karna belum sampai 10 meter saja saya sudah dapat melihat dek belakang dari bangkai kapal tersebut. Menurut saya sih Tulamben ini bagus buat penyelam pemula”(RB wisatawan asal Jakarta, September 2016)

No. Negara Asal Tujuan Wisatawan

1. United Kingdom Diving di Wreck ship

2. Perancis Snorkelling di Wreck ship

3. Indonesia Free dive di Wreck ship

4. Indonesia Diving di Wreck ship

Page 94: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

78

“.....Tulamben has an amazing underwater. We’re goin to here cause the wreck. We just snorkelling around a hundred meters from the beach then we can see the amazing wreck ship with a beautiful fish” (RA wisatawan asal Perancis, September 2016)

Persepsi atau pendapat yang berasal dari kedua wisatawan tersebut

menunjukan akan kepuasannya terhadap atraksi bawah laut dari objek

wisata bahari Tulamben.Wisatawan yang merasakan kepuasan akan

memiliki kenangan-kenangan baik terhadap suatu hal dan akan memilih

untuk mendatangi tempat itu lebih dari sekali. Salah satu pendapat yang

menyatakan bahwa kepuasan dan kenangan yang baik akan menghasilkan

wisatawan yang loyal adalah pernyataan dari saudara Angga yang

merupakan wisatawan asal Jakarta yang sudah kedua kalinya

mengunjungi Tulamben untuk menyelam.

“.....saya sudah kesini dua kali, ini yang kedua mungkin nanti akan ada yang ketiga. Karena menurut saya disini untuk free diver kayak saya cenderung aman, lautnya tenang dan visibilitasnya bagus” (AG wisatawan asal Jakarta, September 2016)

c. Kepuasan dalam menikmati Alam Bawah Laut Tulamben

Wisatawan yang merasakan kepuasan dalam menikmati suatu atraksi

akan memberikan tanggapan yang menyenangkan, sedangkan wisatawan

yang merasakan ketidak puasaan dalam menikmati suatu atraksi akan

memberikan tanggapan berupa kekecewaan.

“.....saya belum pernah ke Tulamben. Tapi teman saya menyatakan bahwa Tulamben ini punya kapal karam yang bagus banget pemandangannya dan mudah dijangkau untuk penyelam pemula seperti saya. Disini saya merasakan keindahan alam bawah laut yang akan menjadi kenangan yang sangat berharga. Kapal karam itu menurut saya icon Tulamben ya” (RB wisatawan asal Jakarta, September 2016)

“…..saya disini hanya untuk menyelam di wreck ship, besok saya sudah

kembali ke Kalimantan Timur. Mungkin nanti saya akan coba menyelam lagi di dua titik lainnya. Menurut saya menyenangkan dapat menyelam di

Page 95: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

79

Tulamben, karena ya seindonesia untuk akses diving yang mudah dan terdapat atraksi yang kaya akan nilai sejarah ya hanya di Tulamben.”(RP wisatawan asal Kalimantan Timur, September 2016)

Kenangan yang didapat oleh wisatawan asal Jakarta, terjadi

dikarenakan kepuasan antara ekspektasi dan kenyataan yang berada di

objek wisata tersebut. Ketika wisatawan merasakan kepuasan dalam

menyaksikan sebuah atraksi wisata, secara tidak langsung akan terbentuk

suatu keinginan yang membuat wisatawan mengunjunginya lagi suatu

hari dan akan membantu mempromosikan secara lisan dari mulut ke

mulut kepada calon wisatawan lain yang memiliki minat khusus yang

sama.

3. Pengembangan Pada Objek Wisata Bahari Tulamben

Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Karangasem merupakan

salah satu lembaga pemerintahan yang turut andil dalam

mengembangkan objek wisata bahari Tulamben. Selain dinas kebudayaan

dan pariwisata, pengembangan objek wisata bahari juga mendapatkan

bantuan-bantuan dari lembaga adat, LSM dan peran dari masyarakat

Tulamben itu sendiri.

“.....selain pemerintah daerah, peran masyarakat, lembaga adat dan LSM sangat dominan perannya dalam mengembangan objek wisata bahari Tulamben yang berbasis lingkungan, melalui konservasi.” (PW,Kasi pengembangan dan pendataan destinasi pariwisata disbudpar Karangasem, September 2016)

Menurut Ibu Permana Wahyuni selaku kasi dari dinas pariwisata

kabupaten Karangasem pengembangan objek wisata bahari Tulamben

bukan hanya dengan mengembangkan objek wisata tersebut secara

Page 96: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

80

penjualan, namun juga membantu nilai-nilai kelestarian dan

keberlanjutan dari atraksi-atraksi yang berada di objek wisata bahari

Tulamben. Dimana menurut Ibu Permana Wahyuni saat ini objek wisata

bahari Tulamben sedang melakukan upaya-upaya pelestarian atraksi

wisata bawah laut dengan nilai bisnis dan konservasi. Pengembangan

pada suatu objek wisata bahari harus berdasarkan kepada aspek-aspek

yang dibutuhkan dalam pengembangan tersebut yang antara lain

wisatawan, transportasi, daya tarik wisata, pemasaran dan sumber daya

manusia (Oka A. Yoeti, 1997: 1). Pengembangan pada objek wisata

bahari Tulamben harus di integrasikan dengan seluruh pihak-pihak yang

wajib menjaga dan mengembangkan objek wisata bahari yang

berkelanjutan agar mencapai hasil yang efektif, dan dapat menjaga

keseimbangan lingkungan.

“.....pelestarian atraksi wisata, khususnya potensi daya tarik wisata bawah laut telah dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dalam menjaga kondisi dan keadaan terumbu karang. Upaya lain dilakukan oleh masyarakat Desa Tulamben yang terikat dalam hukum adat dalam menjaga potensi pantai dan laut Tulamben.”(PW, Kasi pengembangan dan pendataan destinasi pariwisata disbudpar Karangasem, September 2016)

“.....sejauh ini belum ada langkah-langkah formal dalam strategi

pengembangan yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata dalam pendekatan kepariwisataan. Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam hal ini dibudpar membantu membangun sinergitas dengan masyarakat lokal dan LSM lingkungan, dimana sinergitas ini dilakukan melalui beberapa kegiatan bersama, seperti bersih-bersih pantai, pelatihan dasar pariwisata berkelanjutan, pelaksanaan forum group discussion mengenai upaya pengelolaan objek wisata bahari Tulamben.” (PW, Kasi pengembangan dan pendataan destinasi pariwisata disbudpar Karangasem, September 2016)

Potensi dan pengembangan objek wisata bahari Tulamben menurut

kasi pengembangan dan pendataan destinasi pariwisata dinas kebudayaan

Page 97: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

81

dan pariwisata Karangasem Ibu Permana Wahyuni, saat ini objek wisata

bahari Tulamben bersama masyarakat lokal dan badan lingkungan hidup

bekerja sama dalam menjaga keadaan dan kondisi terumbu karang dan

sejauh ini dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Karangasem

belum menemukan langkah-langkah formal dalam strategi

pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan pendekataan

kepariwisataan. Saat ini dinas kebudayaan dan pariwisata Karangasem

masih membantu dengan cara membangun sinergitas dengan masyarakat

lokal dan LSM lingkungan.

Kebijakan khusus dalam mengembangan objek wisata bahari

Tulamben yang berbasis lingkungan pada saat ini belum tertuang pada

disbudpar. Namun secara umum disbudpar setempat mempunyai konsep

“Nyegara Gunung”. Dalam konsep nyegara gunung pengembangan

pariwisata Kabupaten Karangasem diarahkan pada penguatan wisata

spiritual atau spiritual tourism berlandaskan agama hindu yang

direpresentasikan oleh gunung dan laut. Gunung dimaknai sebagai

tempat yang suci karena tingginya serta sebagai hulu dan laut yang

dimaknai sebagai tempat menyucikan serta sebagai hilir. Oleh karena itu,

kedua tempat tersebut harus dijaga kondisi lingkungannya sehingga

kesucian kelestarian hulu dapat terdapat dampaknya hingga ke hilir.

Konsep nyegara gunung secara harfiah dapat menggambarkan Kabupaten

Karangasem mengingat Gunung tertinggi Pulau Bali yaitu Gunung

Agung yang berada di Karangasem dan potensi wisata bahari yang

Page 98: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

82

berada di Karangasem. Dalam mengembangkan objek wisata bahari

Tulamben, dinas kebudayaan dan Pariwisata masih membutuhkan

manajemen pengelolaan yang baik, yang di sesuaikan dengan kebutuhan

tata kelolanya sebagai objek wisata bahari berbasis lingkungan dengan

atraksi bawah laut sebagai daya tarik utamanya.

“.....faktor penghambat dalam mengembangkan objek wisata bahari Tulamben adalah kurangnya manajemen pengelolaan objek wisata bahari yang berbasis lingkungan, hal lain yang menjadi salah satu penghambat dalam mengembangkan objek wisata bahari tersebut adalah mengenai pendanaan dan kebijakan atau regulasi terhadap salah satu daya tarik utama objek wisata bahari tersebut yaitu wreck ship yang memerlukan perhatian dan penangan yang cepat dalam menjaga potensinya.” (PW,Kasi pengembangan dan pendataan destinasi pariwisata disbudpar Karangasem, September 2016)

Pemerintahan Desa Tulamben dipimpin oleh seorang perbekel dan

kepala desa. Perbekel Tulamben adalah kepala desa atau bisa juga

disebut sebagai lurah yang mengepalai desa yang kecil. Perbekel dibantu

dengan kepala desa adat menjadi salah satu pengembang dari objek

wisata bahari Tulamben. Pemerintah desa bertugas mengelola wilayah

desa. Lembaga ini diatur melalui Peraturan Pemerintah no.72 tahun 2005

tentang pemerintahan desa yang diterbitkan untuk melaksanakan

ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang-Undang nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintahan daerah.

“.....Tulamben mulai ramai dengan wisatawan semenjak tahun 2000-an. Dimana semenjak tahun 2000 kami selaku pemerintah yang berada di desa bersama dengan masyarakat lokal sudah memulai membuat etik-etik dalam menjaga potensi yang ada di desa ini. Seperti kami melarang sebanyak 30 nelayan yang berada di Tulamben untuk tidak mencari ikan disekitar atraksi-atraksi wisata, lalu kami mengajak sebanyak 30 nelayan untuk bekerja sama dengan dive center dan hotel yang akan mengajak tamu-tamunya menyelam dengan menggunakan kapal nelayan sebagai transportasi menuju salah satu atraksi wisata yang berada di Tulamben” (IND, Kepala Desa Tulamben, September 2016)

Page 99: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

83

Menurut Bapak I Nyoman Degeng bentuk kerjasama yang dilakukan

dari masyarakat lokal dan pemerintah desa dapat mengembangkan daya

tarik wisata yang berada di Tulamben. Pada saat ini, pemerintahan Desa

Tulamben dengan pemerintah kabupaten terjalin sinergi yang baik dalam

menjaga dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Tulamben.

Bentuk kerjasama yang telah dilakukan oleh pemerintah desa dengan

masyarakat lokal adalah dengan membantu membentuk segala perangkat

yang dapat membantu kegiatan pariwisata yang ada di Tulamben

khususnya wisata menyelam. Pemerintahan desa dengan perangkat-

perangkat dalam kegiatan pariwisata khususnya asosiasi pemandu selam

di Tulamben membuat regulasi atau peraturan-peraturan khusus menjaga

nilai kelestarian dari sebuah atraksi wisata yang berada di objek wisata

bahari Tulamben. Regulasi atau peraturan itu merupakan peraturan-

peraturan yang telah dimusyawarahkan bersama dengan masyarakat

lokal. Salah satu bentuk regulasi untuk menjaga sebuah atraksi wisata di

Tulamben adalah dengan melarang nelayan mencari ikan disekitar daya

tarik wisata dan baru diizinkan mencari ikan sekitar 200 meter dari

atraksi-atraksi wisata.

Diawal perkembangan objek wisata bahari Tulamben, organisasi

pertama yang terbentuk adalah organisasi keamanan atau dengan sebutan

siskamling yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjaga

keamanan wisatawan-wisatawan yang datang dengan tujuan menyelam di

Tulamben. Setelah siskamling terbentuk, diikuti terbentuk asosiasi

Page 100: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

84

pemandu selam Tulamben yang memegang peranan penting dalam

menjaga dan mengembangkan daya tarik-daya tarik wisata yang berada

di objek wisata bahari Tulamben. Asosiasi pemandu selam dan semua

organisasi yang berada di sekitar objek wisata bahari saling terkait satu

sama lain. Pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan

berhasil jika tanpa turun tangannya asosiasi pemandu selam yang

berinteraksi langsung dengan atraksi wisata dan wisatawan.

Pengembangan yang berada di objek wisata bahari Tulamben

membutuhkan manajemen yang baik dari seluruh pihak dengan

pendekatan kepariwisataan dan konservasi.

“......pengembangan yang dilakukan di objek wisata bahari Tulamben ini kami lakukan bersama-sama. Pemerintah membantu mengawasi dan mendukung segala tujuan dari organisasi-organisasi yang berinteraksi langsung dengan daya tarik wisata dan wisatawan yang tujuannya untuk melestarikan objek wisata Tulamben. Para organisasi yang berada di sekitar objek wisata mengembangkannya dengan melaporkan segala kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan bagi sebuah objek wisata.”( INA, S.pd Perbekel Desa Tulamben, September 2016).

Gambar 4.20 Struktur Pemerintahan Desa Tulamben Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 101: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

85

Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah

Desa Tulamben pada saat ini adalah dengan menyediakan kawasan

alternatif parkir selain di dekat pintu masuk Pantai Tulamben, dimana

parkir pusat yang berada di pintu masuk pantai merupakan kawasan

pengembangan dari pihak provinsi. Selain itu pemerintah Desa Tulamben

juga membantu dengan memperbaiki akses jalan menuju objek wisata

bahari dengan menggunakan anggaran dasar desa yang sudah di

persiapkan untuk mengembangkan objek wisata bahari Tulamben yang

berwawasan lingkungan. Pemerintah Desa Tulamben juga menyediakan

tempat pembuangan sampah terpadu dimana tempat pembuangan sampah

diperuntukan mengumpulkan sampah-sampah daripada pengusaha-

pengusaha hotel dan restaurant yang berada di Tulamben guna menjaga

kebersihan dan kenyamanan wisatawan.

Sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata yang berada di

sekitar objek wisata merupakan salah satu pengembangan yang dilakukan

oleh berbagai pihak, baik pihak pemerintah atau pihak pengusaha sekitar

objek wisata. Ketersediaan fasilitas yang berada disekitar objek wisata

haruslah memadai. Daerah sekitar objek wisata bahari Tulamben sudah

memiliki berbagai sarana dan prasarana yang dapat mendukung aktivitas

Page 102: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

86

wisata, seperti penginapan, restaurant, minimart, toko souvenir, ATM,

rent car atau rent motorcycle.

Gambar 4.21 Sarana Perhubungan Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.22 Salah Satu Penginapan di Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Page 103: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

87

Gambar 4.23 Salah Satu Restaurant di Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.24 Salah Satu Minimart di Tulamben

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.25 Salah Satu Souvenir Shop di Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Page 104: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

88

Gambar 4.26 Salah Satu Gerai ATM di Tulamben Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Tulamben memiliki tiga gerai anjungan tunai mandiri (ATM) dari tiga

bank yang sudah terkenal di Indonesia, yaitu ATM dari Bank Rakyat

Indonesia, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri. Dimana atm dari

ketiga bank tersebut saling berdekatan satu sama lain yang memudahkan

dan memberikan pilihan kepada wisatawan yang datang mengunjungi

Tulamben. Selain sarana dan prasarana yang tersedia di sekitar objek

wisata bahari Tulamben, pengelola dan pengembang dari objek wisata

tersebut juga menyediakan fasilitas tempat untuk membilas bagi para

wisatawan sehabis melakukan kegiatan bahari yang tidak menginap

disekitar kawasan objek wisata.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Potensi Alam Bawah Laut Tulamben

Berdasarkan hasil penyajian data pada penelitian ini guna mengetahui

potensi-potensi alam bawah laut Tulamben, dapat disimpulkan bahwa

pada objek wisata bahari Tulamben memiliki tiga main attraction yang

Page 105: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

89

dijadikan daya tarik wisata bawah laut oleh pengelola dan pengembang

yang berada di sekitar objek wisata bahari Tulamben. Ketiga main

attraction tersebut merupakan keunikan yang hanya berada di alam

bawah laut Tulamben. Ketiga main attraction tersebut merupakan titik-

titik penyelaman yang masing-masing memiliki ke unikannya. Titik

pertama yaitu wreck ship USAT Liberty Glo yang merupakan titik utama

dari wisata alam bawah laut Tulamben. Wreck ship mempunyai potensi

yang tidak dimiliki oleh wisata alam bawah laut lainnya. Kesimpulan

tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber,

yaitu I Nyoman Suastika, I Gede Pasek, dan Galih Apnea Bali. Nilai

sejarah, ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka pada kapal

karam inilah yang menjadikan kapal tersebut daya tarik wisata alam

bawah laut Tulamben (Yoeti, 2006: 15). Potensi wisata alam bawah laut

Tulamben bukan hanya terletak di kapal karamnya, titik kedua yang

disebut dengan coral garden juga memiliki keunikannya sendiri yang

tidak dapat ditemui di wisata alam bawah laut lainnya, seperti

underwater temple buatan yang dapat diakses hanya dengan scuba

dikedalaman 7 meter dibawah permukaan laut dan snorkelling sejauh 100

meter dari pinggir Pantai Tulamben. Menurut I Nyoman Suastika selaku

Ketua Asosiasi Pemandu Selam Tulamben menyatakan pada titik tersebut

para wisatawan dapat menikmati atraksi lain yang sengaja dibuat agar

wisatawan yang menikmati Tulamben tidak bosan jika hanya dengan

mengunjungi titik wreck ship. Pendit (2002: 19) keberadaan objek wisata

Page 106: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

90

bahari Tulamben memiliki sesuatu yang menunjang yaitu something to

see dan something to do segala sesuatu yang dapat dilihat dan segala

sesuatu yang dapat dilakukan pada objek wisata bahari tersebut. I

Nyoman Suastika menyatakan bahwa titik ketiga yang sering disebut

drop off memiliki kekayaan hayati yang membuat wisatawan ingin

mengunjunginya. Hewan-hewan laut yang terdapat di drop off termasuk

hewan-hewan unik yang sering kali dijadikan objek fotografi bawah laut

bagi para professional photographer. Dengan keunikan demografi yang

dimiliki titik tersebut, drop off menjadi tempat menyelam yang

menantang bagi para penyelam yang baru mendatanginya. Ketiga titik

tersebut mempunyai keunikan masing-masing bagi atraksi alam bawah

laut.

I Kadek Aqua Dive yang merupakan salah satu anggota asosiasi dan

pelaku usaha penyediaan jasa dive center menyatakan bahwa terdapat

tiga cara paling umum yang dapat dilakukan untuk menikmati alam

bawah laut Tulamben, yaitu scuba diving, free diving dan snorkelling.

Untuk scuba diving wisatawan yang datang mengunjungi Tulamben

dapat menggunakan bantuan dari dive center-dive center yang

menyediakan jasa penyewaan perlengkapan dan peralatan scuba dari

mask sampai dengan dive computer dari peralatan untuk penyelam

pemula hingga penyelam professional. Bagi wisatawan yang ingin

memiliki license diving hampir disetiap dive center yang berada di

Tulamben memilki short course-nya. Untuk menikmati alam bawah laut

Page 107: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

91

Tulamben wisatawan yang tidak ingin memiliki license dalam menyelam

tidak perlu mengambil short course, wisatawan dapat mengambil paket

discovery scuba yang hampir setiap dive center memilikinya. Sementara

untuk free diving wisatawan yang mengunjungi Tulamben memerlukan

short course dari lembaga yang tersedia di Tulamben. Free diving

memerlukan pelatihan untuk dapat dilakukan oleh wisatawan, dengan

kata lain untuk melakukan free diving hanya orang-orang yang memiliki

ilmu free dive. Selain kedua cara menikmati tersebut, dalam menikmati

objek wisata bahari Tulamben dapat dengan cara snorkelling juga.

Dimana para wisatawan dapat menyewa atau dengan membawa alat-alat

snorkelling pribadi. Untuk dapat masuk ke Pantai Tulamben wisatawan

dikenakan biaya lima belas ribu rupiah perorang yang merupakan

retribusi kepada pemerintah Kabupaten Karangasem. Sedangkan yang

akan masuk kedalam kas Desa Tulamben sebesar tiga belas ribu rupiah,

dengan rincian sumbangan dari setiap wisatawan yang berkunjung ke

wisata bahari Tulamben seribu lima ratus rupiah, sembilan ribu lima ratus

rupiah kepada desa pekraman Tulamben, dan karcis parkir sebesar seribu

rupiah.

Page 108: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

92

Gambar 4.27 Tiket Masuk Objek Wisata Bahari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.28 Tiket Masuk Objek Wisata Bahari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.29 Tiket Masuk Objek Wisata Bahari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Page 109: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

93

Gambar 4.30 Tiket Parkir Objek Wisata Bahari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Pada dasarnya pengelola dan pengembang objek wisata bahari

Tulambensudah sadar akan pentingnya atraksi wisata yang berkelanjutan,

namun masih ada rencana-rencana yang belum bisa dilakukan pada masa-

masa sekarang. Seperti halnya kebijakan untuk membatasi aktifitas

penyelam dalam satu waktu di atraksi yang sama.I Nyoman Suastika

mengatakan bahwa kebijakan tersebut dibuat agar suatu atraksi bisa

bertahan lebih lama keindahannya atau sustainable. Kebijakan tersebut

juga membantu penyebaran wisatawan yang berada di bawah air untuk

dapat menikmati atraksi-atraksi lainnya yang berada di Tulamben.

Kebijakan yang dibuat oleh Asosiasi Pemandu Selam dengan bantuan

LSM lingkungan berguna untuk mengurangi tingkat kerusakan terumbu

karang dan hilangnya hewan-hewan yang menempati suatu perairan.

Selain dengan rencana pembatasan jumlah penyelam yang berada di satu

atraksi bawah laut Tulamben, pengelola dan pengembang dari objek

Page 110: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

94

wisata tersebut juga ingin menambah atraksi tambahan dengan membuat

kapal karam buatan sebagai aksi dari menambah jumlah terumbu karang

yang berada di Tulamben agar menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi

ikan-ikan hias yang berada di alam bawah laut Tulamben. Objek wisata

bahari Tulamben sudah banyak bekerja sama dengan banyak LSM-LSM

yang bergerak di bidang konservasi terumbu karang, salah satunya

dengan reef check Indonesia. Reef check Indonesia membantu asosiasi

pemandu selam Tulamben dalam memelihara dan melestarikan terumbu

karang-terumbu karang yang berada di Tulamben.

2. Analisis Persepsi wisatawan

Berdasarkan hasil penyajian data pada penelitian ini, persepsi dari

wisatawan yang mengunjungi Tulamben merasakan kepuasan akan

harapannya untuk mengunjungi salah satu situs sejarah yang berada di

perairan Tulamben. Kesimpulan tersebut didapatkan berdasarkan dari

hasil wawancara dengan salah satu wisatawan asal Kalimantan Timur

yaitu Rizky Primanto dimana ia merupakan salah satu penyelam pemula

bersertifikat yang merasakan kepuasaan akan ekspektasinya terhadap

Tulamben. I Made aqua dive menyatakan tujuan utama dari wisatawan-

wisatawan yang mengunjungi Tulamben adalah melihat dan bersenang-

senang di sekitar wreck ship yang hingga kini masih dengan gagah berada

di bawah laut Tulamben. Persepsi atau pendapat dari wisatawan tentang

atraksi yang berada di Tulamben dapat membantu pengelola dan

Page 111: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

95

pengembang objek wisata bahari Tulamben untuk melayani wisatawan

dengan lebih prima melalui pendekatan pariwisata yang berkelanjutan.

Melayani wisatawan yang berkunjung ke objek wisata bahari

Tulamben dengan pelayanan prima dapat membantu membuat sebuah

kenangan yang akan dirasakan oleh wisatawan dan menghasilkan

kepuasaan serta loyalitas dari wisatawan terhadap suatu produk jasa yang

mereka gunakan. Persepsi dari wisatawan yang datang ke objek wisata

bahari Tulamben juga dapat dijadikan suatu alat bantu ukur pengelola

dan pengembang objek wisata dalam memperbaharui segala sesuatu yang

berhubungan langsung dengan wisatawan. Menurut salah satu wisatawan

yang datang ke objek wisata bahari Tulamben, yaitu Joyce wisatawan

asal United Kingdom objek wisata tersebut mampu memberikan atraksi

yang tidak dapat dilupakan dengan background penyelaman apapun dapat

menikmati keindahan dari kapal tersebut. Kemudahan akses dalam

mencapai atraksi yang berada di Tulamben dan perairan yang tenang,

menjadikan Tulamben tempat menyelam yang menyenangkan bagi para

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata bahari tersebut mulai dari

penyelam pemula sampai dengan penyelam professional.

3. Analisis Pengembangan

a. Analisis Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pengembangan objek wisata bahari harus memperhatikan sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan wisata bahari. Diperlukan berbagai

Page 112: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

96

upaya dalam mengembangkan sarana dan prasarana pada suatu objek

wisata bahari. Sarana dan prasarana merupakan kelengkapan objek wisata

guna memenuhi kebutuhan wisatawan dalam menikmati wisatanya (Mill,

2006: 86). Sarana dan prasarana wisata terbagi menjadi tiga elemen yaitu

pokok, pelengkap dan penunjang wisata.

Berdasarkan hasil penyajian data pada penelitian ini dengan Perbekel

Desa I Nyoman Ardika, S.Pd, pengembangan yang berada di objek

wisata bahari Tulamben dilakukan oleh pihak-pihak yang langsung

berinteraksi dengan wisatawan. Sarana seperti aksesibilitas seperti jalan

raya berada di wilayah pengembangan pemerintah provinsi yang dimana

jalan utama dari Desa Tulamben merupakan akses terbaik untuk

mencapai bagian utara Pulau Bali. I Nyoman Degeng selaku Kepala Desa

Tulamben menyatakan bahwa pemerintah daerah dan pemerintah desa

membantu pengembangan objek wisata bahari dengan mensinergikan

semua pihak yang didapat membantu dalam melestarikan objek wisata

bahari Tulamben. Perkembangan sarana-sarana pokok lainnya seperti

penginapan, restaurant dan dive center yang berada di sekitar objek

wisata bahari merupakan usaha pengembangan yang dilakukan oleh

masyarakat lokal dalam mencapai tujuan bersama menjaga objek wisata

bahari Tulamben yang berkelanjutan dan memakmurkan masyarakat

lokal.

Page 113: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

97

Secara kuantitatif sarana-sarana yang berada di sekitar objek wisata

bahari Tulamben banyak yang perlu di perbaiki, seperti halnya memberi

penerangan di pinggir jalan utama yang merupakan akses satu-satunya

wisatawan menuju Pantai Tulamben. Selain memberikan penerangan

pada jalan utama menuju Pantai Tulamben, perbaikan dalam memberikan

ruang sendiri bagi pejalan kaki merupakan bagian dari pengembangan

secara kuantitatif bagi kemajuan objek wisata bahari Tulamben.

Gambar 4.31 Akses Jalan Utama Objek Wisata Bahari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.32 Pedestrian Pada Objek Wisata Bahari Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Page 114: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

98

b. Analisis Pengembangan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata merupakan pesona-pesona yang dapat dilihat dan

ditampilkan oleh suatu objek wisata (Yoeti, 2006: 15). Daya tarik wisata

dapat berupa karya ciptaan Tuhan maupun manusia yang dapat menarik

minat orang lain untuk berkunjung dan menikmatinya. Pengembangan

daya tarik wisata yang baik adalah pengembangan yang tidak mengurangi

kualitas dari apa yang sudah tersedia sumber daya alamnya dan tetap

menjaga menjadi suatu kesatuan utuh yang dapat dinikmati oleh

masyarakat sekitar objek wisata tersebut. Pengembangan daya tarik

wisata dengan manajeman yang baik akan mengindahkan nilai-nilai

konservasi dengan keuntungan bisnis yang dapat mengangkat sosial

ekonomi daerah sekitar objek wisata.

Berdasarkan penyajian data diatas, pengembangan akan daya tarik

wisata bahari Tulamben sudah mengarah kepada keberlanjutan dan

kelestarian dari atraksi-atraksi yang dimiliki objek wisata tersebut.

Pernyataan dari Kepala Seksi Pengembangan dan Pendataan Destinasi

Pariwisata Permana Wahyuni yaitu kurangnya manajemen

kepariwisataan dari pihak-pihak yang belum sadar akan pentingnya nilai-

nilai konservasi menjadi salah satu faktor terberat yang sedang dihadapi

pengelola dan pengembang objek wisata bahari Tulamben untuk

mewujudkan wisata bahari yang berbasis pada kelestarian. Sumber daya

Page 115: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

99

alam yang terdapat di objek wisata bahari Tulamben sangatlah banyak

yang dapat dimanfaatkan sebagai bidang kepariwisataan.

Pengembangan daya tarik wisata bukan hanya tanggung jawab sebelah

pihak, pengembangan daya tarik wisata menjadi tanggung jawab

berbagai pihak yang terkait dalam wisata bahari. Dalam mengembangkan

objek wisata bahari terdapat unsur-unsur pokok yang sebaiknya

diperhatikan, yaitu sumber daya alam yang tetap terjaga keindahan dan

kebersihannya, ciri khusus yang bersifat langka dari sebuah atraksi yang

tidak ada di objek wisata lain dan aksesibilitas untuk menjangkau atraksi

tersebut. Pengembangan daya tarik wisata yang berbasis lingkungan

dapat mengurangi dampak buruk yang akan terjadi terhadap lingkungan

objek wisata bahari tersebut dan mampu meningkatkan pendapatan

ekonomi masyarakat lokal desa dan nilai-nilai konservasi. Dengan pola

wisata berwawasan lingkungan, masyarakat dapat memanfaatkan

keindahan alam yang tersedia, budaya dan sejarah setempat tanpa

merusak. Pengembangan wisata berbasis lingkungan yang berkelanjutan

dapat dianggap sebagai jenis program yang dapat membuka alternatif

ekonomi bagi masyarakat lokal yang berada disekitar kawasan objek

wisata bahari berwawasan lingkungan.

Page 116: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang berjudul Potensi dan

Pengembangan Objek Wisata Bahari Tulamben, Kabupaten Karangasem,

Bali adalah terdapat tiga potensi alam bawah laut yang dimiliki oleh

objek wisata bahari Tulamben. Dimana setiap potensi alam bawah

lautnya mempunyai ciri khas yang berbeda. Objek wisata bahari

Tulamben merupakan objek wisata jenis minat khusus bawah laut,

hampir setiap wisatawan yang datang mengunjungi objek wisata bahari

tersebut dapat dipastikan akan melakukan aktivitas diving atau

snorkelling. Persepsi atau pendapat dari wisatawan yang datang

mengunjungi objek wisata bahari Tulamben dapat dijadikan sebagai alat

ukur seberapa puas seorang wisatawan yang mengingingkan wisata minat

khusus dengan ketersediaan fasilitas yang ada. Persepsi dari wisatawan

yang mengunjungi objek wisata bahari Tulamben juga dapat dijadikan

sebagai salah satu pertimbangan dalam mengembangkan daya tarik

wisata dari suatu objek wisata tersebut. Pengembangan objek wisata

bahari Tulamben pada saat ini masih dalam tahap pengembangan baik

pengembangan sarana dan prasarana wisata dan pengembangan daya

tarik wisata yang berkelanjutan. Pengembangan pada objek wisata bahari

100

Page 117: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

101

Tulamben dilakukan oleh para pengelola objek wisata bahari Tulamben

dengan pendekatan potensi dan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Pengembangan pada objek wisata bahari Tulamben dilakukan dengan

bekerja sama dengan berbagai pihak yang mempunyai tanggung jawab

dalam melestarikan objek wisata bahari Tulamben. Lembaga-lembaga

swadaya masyarakat turut andil dalam membantu objek wisata bahari

Tulamben yang berkelanjutan. Pemeriksaan rutin mengenai terumbu

karang menjadi salah satu agenda yang diadakan oleh para pengelola dan

pengembang objek wisata bahari Tulamben. Selain pemeriksaan rutin

terumbu karang, pengelola dan pengembang objek wisata bahari

Tulamben yang berinteraksi langsung dengan potensi dan wisatawan

melakukan agenda rutin dalam bersih-bersih didaerah sekitar wilayah

objek wisata bahari Tulamben guna menjaga objek wisata bahari tersebut

dari tindakan yang kurang terpuji dari wisatawan maupun masyarakat

lokal. Dalam perencanaan pengembangan daya tarik wisata dari sebuah

objek wisata bahari, harus dapat menyesuaikan dengan daya dukung

lingkungan objek wisata.Perencanaan dan pengembangan objek wisata

bahari Tulamben dapat menggunakan manajemen kepariwisataan yang

baik jika ingin membuat sebuah objek wisata bahari tersebut bertahan

lama.

Perencanaan dan pengembangan pada objek wisata bahari Tulamben

juga memerlukan suatu strategi jangka panjang dalam upaya menjaga

Page 118: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

102

kelestariannya. Kurangnya tenaga ahli dalam manajemen pariwisata

bahari menjadi suatu kendala yang saat ini dihadapi dinas kebudayaan

dan pariwista Kabupaten Karangasem selaku instansi negara yang turut

andil dalam mengembangkan objek wisata bahari yang berada di

wilayahnya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian terkait potensi dan pengembangan objek

wisata bahari Tulamben serta hasil observasi peneliti saran yang dapat

disampaikan yaitu agar pengembang dan pengelola dari objek wisata mau

untuk berusaha sama-sama mensinergikan apa yang sudah menjadi tujuan

bersama, dalam menjaga objek wisata bahari Tulamben yang

berkelanjutan. Pengembang dan pengelola baik yang secara langsung

berinteraksi dengan potensi wisata maupun yang belum berinteraksi

langsung dengan potensi dapat membuat objek wisata bahari Tulamben

berkelanjutan dengan pendekatan-pendekatan pariwisata bahari yang

lestari. Perlu adanya koordinasi lebih antara pemerintah provinsi,

kabupaten, hingga TNI AL desa hingga ke masyarakat lokal agar dapat

mengembangkan objek wisata bahari yang di perhitungkan di Indonesia.

Koordinasi antara pemerintah provinsi, kabupaten dan TNI AL dalam hal

ini sebagai lembaga tertinggi yang memilik andil dalam menjaga asset

suatu daerah baik dari segi pariwisata maupun kemaritimannya.

Page 119: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

103

Dengan meningkatkan koordinasi mengenai pengembangan akan

suatu potensi, tujuan dari suatu objek wisata bahari yang berkelanjutan

akan cepat ter-realisasikan. Koordinasi antara pengembang dan pengelola

juga dibutuhkan guna menciptakan suatu kebijakan yang konkrit

mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menciptakan

wisata bahari yang lestari. Dibutuhkannya tenaga-tenaga ahli dalam

pendekatan kepariwisataan merupakan salah satu upaya dalam

mengembangkan objek wisata bahari Tulamben yang berkelanjutan.

Tenaga-tenaga ahli dapat mensinergikan antara kepentingan bisnis dan

kepentingan konservasi melalui pendekatan kepariwisataan.

Page 120: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

DAFTAR PUSTAKA

A.J Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja

GrafindoPersada

___________. 2014. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Akhyaruddin. 2012. The Asia Pasific Region Discussion Forum on Blue Economy Report: Trend of Marine Tourism. Online. http://www.imacsindonesia.com/v5/index.php/id/news/87-the-asiapacific-region-discussion-forum-on-blue-economy. Diakses pada 24 Maret 2016

Fandeli, C. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty

FAO.1995. Code Of Conduct For Responsible Fisheries. Rome, FAO, 41 pp. (Available at http://ftp.fao.org/docrep/fao/003/W4493e/W4493e00.pdf)

J. Saldana. Qualitative Data Analysis, A Methodes. Edisi Ketiga. Sage

Publications, Inc

Kamus Bahasa Indonesia. 2007. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2015. Pariwisata Indonesia

Keiser Jr, Larry Helber. 1978. Tourism Planning and Development. Boston: Sleeper sleep

Mark Orams. 2002. Marine Tourism: Development, Impacts and Management. Inggris: Routledge Publishing

Miller, M. 1993. The Rise of Coastal and Marine Tourism. In: Ocean & Coastal Management, vol. 20, 1993 (Special Issue: Ecotourism in Marine and Coastal Areas)

Mill, Robert Christie. 2006. Tourism International Business Edisi Bahasa Indonesia .Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Molleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nontji A. 2007. Laut Nusantara. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Nybakken, J. 1988. Marine Biology: an Ecological Approach. Jakarta: Gramedia

104

Page 121: POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI …repository.ub.ac.id/2653/1/Ade Hidayah.pdf · menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Bahari

105

Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Oka. A Yoeti. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

___________. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

__________. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Romimohtarto, Sri Juwana. 2005. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Laut. Jakarta: Djambatan

Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Hand Out Mata Kuliah Strategi Pengembangan dan pengelolaan Pariwisata. Universitas Pendidikan Indonesia

Sherman K. 1994. Sustaining the World’s Large Marine Ecosystems. Australia: Blackwell Science Pty Ltd

Soebagyo, 2012. Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Jurnal Liquidity, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2012. Jakarta: Universitas Pancasila

Subhan, B. 2015. Kehidupan Laut Tropis Tulamben. Bogor: IPB Press

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

________. 2013. Metode Penelitian Kuantitif, Kualitatif dan R&D. Catatan ke-19. Bandung: Alfabeta

________.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Catatan ke-20. Bandung: Alfabeta

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan

Weiler, Michael C. Hall. 1992. Special Interest Tourism. New York: Belhaven Press

Wilkinson, C. 2000. Status of Coral Reefs of The world. Australian Institute of Marine Science. Australia

World Wildlife Fund Indonesia Tahun 2009 tentang ekowisata