posyandu lansia
DESCRIPTION
posyandu lansiaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan
penduduk akan berpengaruh pada peningkatan Usia Harapan Hidup
(UHH) di Indonesia. Berdasarkan laporan World Health Organization
(WHO) dalam Wirakusumah (2000), pada Tahun 1980 UHH adalah 55,7
tahun, angka ini meningkat pada tahun 1990 menjadi 59,5 tahun dan pada
tahun 2020 diperkirakan UHH menjadi 71,7 tahun. Peningkatan UHH
berdampak pada peningkatan populasi manusia usia lanjut (lansia). jumlah
lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau
hanya 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah
penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen.
Dan data terbaru menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia
diperkirakan akan mencapai 9,77 persen atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada
tahun 2010 dan akan meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4 persen
atau sebanyak 28,8 juta jiwa pada tahun 2020.
Transisi demografi ke arah menua akan diikuti oleh transisi
epidemiologi ke arah penyakit degeneratif seperti rematik, diabetes,
hipertensi, jantung koroner, dan neoplasma. Angka kesakitan penduduk
lanjut usia tahun 2009 sebesar 30,46% artinya bahwa setiap 100 orang
lanjut usia, sekitar 30 orang diantaranya mengalami sakit. Tingginya
angka kesakitan lansia diakibatkan rendahnya kualitas sumberdaya lansia,
yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi
makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta pengakuan
masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan
pendapatan dari pensiunan yang masih rendah.
Permasalahan penduduk Lansia perlu ditangani dengan strategi
antara lain melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama
dengan peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang di pusatkan
pada Posyandu. Strategi peningkatan kesehatan Lansia ini ditempuh
melalui penurunan angka kesakitan dan jumlah jenis keluhan Lansia.
Penurunan Angka Kesakitan Lansia (AKL) tidak hanya merupakan
tanggung jawab sektor kesehatan tapi merupakan tanggung jawab semua
sektor terkait.
Sebagai wujud nyata pelayanan kesehatan dan sosial pada
kelompok lanjut usia, pemerintah telah menetapkan pelayanan pada lanjut
usia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan dan sosial di tingkat
masyarakat adalah posyandu lanjut usia. Posyandu lansia merupakan
sarana pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para
Lansia. Gerakan Sadar Pangan dan Gizi (GSPG) juga merupakan wadah
lintas sektoral untuk melaksanakan keterpaduan unsur terkait dalam
rangka mendukung kesehatan para lansia.
Pada laporan ini akan dibahas hasil dari kunjungan field lab
posyandu lansia Guyub Rukun yang dilaksanan di desa Gondangwetan,
desa Purwosari, Wonogiri yang dibawah asuhan Puskesmas Wonogiri I.
B. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa
dapat memiliki kemampuan:
1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.
3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya.
4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan pola hidup sehat Lansia.
5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat
Posyandu Lansia dalam meningkatkan kesehatan Lansia.
6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,
prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan
rehabilitatif
7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan
Geriatric Depression Scale dan MMSE (mini mental state
examination).
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian pada posyandu lansia
setempat dengan standar program posyandu lansia.