post positivisme
DESCRIPTION
Oleh Novi Hendra, S. IPTRANSCRIPT
Oleh Novi Hendra, S. IP
Post Positivisme lawan dari positivisme: cara berpikir yg subjektif
Asumsi thd realitas: there are multiple realities (realitas jamak)
Kebenaran subjektif dan tergantung pada konteks value, kultur, tradisi, kebiasaan, dan keyakinan.
Natural dan lebih manusiawi
Edmund Husserl (1859-1938)Gagasan Dasar Phenomenologi dari Franz
Bremento (1838-1917): “all consciousness is by its very nature
intentional, that is, directed toward some object”.
Kesadaran berilmu pengetahuan yg pertama-tama adalah kesadaran manusia tentang objek-objek intensional
Dua arti objek intensional: semantik dan ontologik
Makna semantik intensional: bila tidak dapat ditampilkan rumusan equivalennya (satu makna)
Ontologik: sesuatu dikatakan intensional bila kesamaan identitas tidak menjamin utk dikatakan equivalen atau identik
Intensionalitas: pengembangan konstruk teori hrs (mengarah, aktif, rasional), yang subjektif, paralel dg penamaan kita.
Logika transendental-pengalaman intersubjektivitas. Seseorang mrp subjek pengalaman sendiri, tetapi orang lain juga menyadari adanya perilaku eksternal. Kedua akan saling mengurun (sharing) dlm membangun dunia, budaya, dan nilai (ilmu)
Phenomenologi Antropologik (Bogdan dan Guba)
Phenomenologi Idealisme (Jaspers dan Heidegger;
Phenomenologi Hermeneutik (Gadamer) Phenomenologi Teori Kritis (Jurgen
Hubermas)
Phenomenologi dekonstruksi (Derrida
Cara Berpikir phenomenologi antropologik: mengarah kepada pencarian esensi, sifat generatif (tumbuh berkembang), dan mencari kesimpulan ideographik (bermakna)
Melibatkan interpretasi (interpretif) Interpretasi melibatkan bahasa
Semiotik atau semantik studi tentang simbol, tanda-tanda; bahasa sebagai tanda-tanda yg menampilkan pemikiran yang mempunyai makna
Sintaksis – makna simbol Semantik – relasi simbol dg sesuatu lain
sbg referensi, detonasi, konotasi, atau makna
Pragmatik – simbol kaitannya dg penggunaan
Platonist: bhs sepenuhnya merupakan abstraksi formalBhs memiliki makna dan struktur yg bebas dari pembicaranya.
Mentalist: ekspresi bahasa akan semakin baik bila diekspresikan makna dan struktur sesuai dengan si pembicara itu sendiri (Chomsky dan Fodor). Bahasa adlh batin si pembicara yg terdiri atas makna dan struktur yg diekspresikan.
Dapatkah orang berbahasa tanpa berpikir? Dapatkah orang berpikir tanpa
menggunakan bahasa?
“antara bahasa dan berpikir ada interdependensi”
Consciousness mrp mind yg pasif, netral, dan receptif
Intensionalis = mind yg mempunyai arah, mengandung hasrat aktif, dan kreatif.
Internalism: mind menampilkan pernyataan sebatas yg dimilikinya
Perceptival internalism: kemampuan dalam memiliki perspektif akan memperkaya pernyataan yg dikemukakan
Access internalism: kemampuan mengakses informasi akan memperkaya pernyataan yg dikemukakan
Wittgenstain: telaah analitik tentang bahasa
Noam Chomsky: bhs sebagai disiplin linguistik
Grice dan Quine: meaning sbg intensionalitas si pembicara dan meaning dg konteks kejadiannya
Davidson: interpretasi dpt berbeda antara si pembicara dan yg dibicarakan
Strukturalisme sosial genetik: antropologik
Strukturalisme sosial dinamik: dinamika sosial
Pendekatan ini berkembang menjadi sosiolinguistik: studi tentang perbedaan komunikasi antar strata sosial dan etnik
Pembacaan heuristik: menelaah dg mencari makna dari kata-kata. Misal: kata saleh, kata bijaksana dsb
Pembacaan hermeneutik: menelaah makna dg melihat keseluruhan karya sastra.
Tokoh Hermeneutik: Martin Heidegger Hermeneutik: the art of understanding
:cara memahami teks Heidegger mengganti istilah
intensionalistas dr Husserl menjadi eksposisi interpretif.
Pengalaman manusia dipilah: pengalaman spontan (gettimg around) dg dunia, getting by dg benda, getting along dg orang lain, getting with dg diri sendiri.
Mengenal dunia tdk sekedar keterarahan pada sesuatu (intensionalitas) tetapi tdk terpisah dr penafsiran yg terwujud dlm bahasaku, menjadi dunia di sekitar kita menjadi duniaku.
Bagi Heidegger: bahasaku adalah totalitas duniaku
Pembentukan makna dr dunia sekitar kita menjadi situasi hermeneutik yang terfahami menjadi duniaku