post partum, blus depresi dan psikosa

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patologi Kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini sebagai mahasiswi kebidanan harus bisa mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya post partum psikosa. Dimana seorang ibu pasca melahirkan akan mengalami gangguan psikologis, psikosa ini pertama kali dikenal sebagai gangguan pada tahun 1850, psikosis postpartum adalah suatu kondisi mental yang sangat serius yang memerlukan perhatian medis segera. Menariknya, studi tentang tingkat gangguan telah menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang mengalami psikosis postpartum tidak berubah sejak pertengahan 1800-an. Sementara itu adalah bentuk paling ekstrim dari gangguan mood pascamelahirkan, psikosis pascapersalinan juga merupakan salah satu yang paling langka. Biasanya digambarkan sebagai periode ketika seorang wanita kehilangan sentuhan dengan realitas, gangguan tersebut terjadi pada wanita yang baru melahirkan. Ini mempengaruhi antara satu dan dua perempuan per 1.000 wanita yang telah melahirkan. Meskipun timbulnya gejala dapat terjadi kapan saja dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan, wanita yang memiliki postpartum psikosis biasanya mengalami gejala dalam 2-3 minggu pertama setelah melahirkan. Gejala psikosis postpartum

Upload: zeya-malik

Post on 27-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Patologi Kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus

dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini sebagai mahasiswi kebidanan harus bisa

mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya post partum psikosa. Dimana

seorang ibu pasca melahirkan akan mengalami gangguan psikologis, psikosa ini pertama kali

dikenal sebagai gangguan pada tahun 1850, psikosis postpartum adalah suatu kondisi mental

yang sangat serius yang memerlukan perhatian medis segera.  Menariknya, studi tentang

tingkat gangguan telah menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang mengalami psikosis

postpartum tidak berubah sejak pertengahan 1800-an.

Sementara itu adalah bentuk paling ekstrim dari gangguan mood pascamelahirkan,

psikosis pascapersalinan juga merupakan salah satu yang paling langka.  Biasanya

digambarkan sebagai periode ketika seorang wanita kehilangan sentuhan dengan realitas,

gangguan tersebut terjadi pada wanita yang baru melahirkan.  Ini mempengaruhi antara satu

dan dua perempuan per 1.000 wanita yang telah melahirkan.

Meskipun timbulnya gejala dapat terjadi kapan saja dalam tiga bulan pertama setelah

melahirkan, wanita yang memiliki postpartum psikosis biasanya mengalami gejala dalam 2-3

minggu pertama setelah melahirkan.  Gejala psikosis postpartum biasanya muncul tiba-tiba,

dalam 80% kasus, psikosis terjadi tiga sampai 14 hari setelah periode bebas gejala.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan post partum blus?

2. Apa yang dimaksud dengan depresi post partum?

3. Apa yang dimaksud dengan post partum psikosa?

C. Tujuan

1. Menjelaskan tentang post partum blus

2. Menjelaskan tentang depresi post partum

3. Menjelaskan psikosa post partum

Page 2: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

BAB II

A. Depresi

Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa

yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas

fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut Kartono menjelaskan bahwa

gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah,

perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri.

Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau

sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari

perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan

apa pun untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apa pun yang dilakukan tidak akan

berpengaruh pada hasil yang muncul.

Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada

pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa

dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi,

mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.

Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling

sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan

pascasalin diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu:

1. Post Partum Blues/Baby blues

Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari saja. Gejala

berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan dan khawatir tanpa alasan yang

jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-

pelan si ibu dapat pulih kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan

barunya.

2. Depresi post partum

Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang membedakan ibu

tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua minggu sampai setahun setelah

melahirkan

3. Psychosis post partum

Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi, memiliki keinginan

untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan.

Page 3: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

B. Post Partum Blues

1. Pengertian Post Partum Blues

Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan,

biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak

kelahiran bayi.

Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan

peran barunya sebagai ibu pada minggu minggu atau bulan-bulan pertama setelah

melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil

menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri

dan mengalami gangguan gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum

Blues.

2. Gejala Post Partum Blues

Perlu kita curigai jika terdapat gejala-gejala seperti ini:

a. Gejala Utama

1) Cemas tanpa sebab.

2) Menangis tanpa sebab

3) Tidak sabar

4) Tidak percaya diri

5) Sensitive

6) Mudah tersinggung

7) Merasa kurang menyayangi bayinya

8) Perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya

9) Kesulitan untuk tidur

10) Perubahan drastis berat badan

11) Kelelahan dan lesu

12) Adanya perasaan untuk membenci pada diri sendiri, perasaan bersalah, individu

merasa dirinya tidak berguna untuk orang lain

13) Samasekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap masalah kecil sekali pun

14) Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social

15) Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam

16) Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas)

b. Gejala Medis

Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung

Page 4: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang

tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan post partum blues bila memenuhi

kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu

yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang

mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.

Selain gejala di atas perlun juga kita perhatikan tingkah laku ibu dan hal hal yang

mungkin ia keluhkan, seperti:

1) Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi

2) Frustasi karena anak tidak mau tidur

3) Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive

4) Merasa sebal terhadap suami

5) Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua

6) Menangis dan takut apabila bayinya meninggal

7) Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami

8) Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat

ibu frustasi

9) Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress

10) Adanya persoalan dengan suami

11) Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis

12) Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.

13) Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi

14) Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi

15) Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada

didekat ibunya.

3. Penyebab Post Partum Blues

Mengenali penyebab post partum blues juga merupakan hal yang berguna dalam

mendeteksi adanya gangguan psikologi ini pada ibu. Selain bisa mengantisipasi kita juga

bisa memahami kondisi ibu sepenuhnya.

Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues antara lain:

a. Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estriol

yang terlalu rendah. Kadar estrogen turun secara bermakna setelah melahirkan

ternyata estrogen memiliki efek supresi aktivitas enzim nonadrenalin maupun serotin

yang berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi.

b. Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada emosional

Page 5: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

seperti payudara bengkak, nyeri jahitan, rasa mules.

c. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosianal kompleks.

d. Faktor umur dan paritas.

e. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.

f. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingklat pendidikan,

status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan

sebelumnya, sosial ekonomi.

g. Kecukupan dukungan dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman). Apakah

suami mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti perasaan istri, apakah

suami/keluarga/teman memberikan dukungan fisik dan moril misalnya dengan

membantu pekerjaan rumah angga, membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh

kesah ibu

h. Stress dalam keluarga misal faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami,

problem dengan mertua atau orang tua.

i. Stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar, frustasi karena

bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit, rasa bosan dengan

hidup yang dijalani.

j. Kelelahan pasca melahirkan

k. Perubahan peran yang dialami ibu. Sebelumnya ibu adalah seorang istri tetapi

sekarang sekaligus sebagai ibu dengan bayi yang sangat tergantung padanya.

l. Rasa memniliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut yang berlebihan

akan kehilangan bayinya.

m. Problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak

sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosianal ibu.

4. Cara Mencegah Post Partum Blues

Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues

yaitu:

a. Persiapan diri yang baik

Persiapan kehamilan yang pada saat kehamilan sangat diperlukan sehingga saat

kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik dan mengurangi resiko terjadinya

depresi post partum. Kegiatan yang dapat ibu lakukan adalah banyak membaca

artikel atau buku yang ada kaitannya dengan kelahiran, mengikuti kelas prenatal,

bergabung dengan kelompok senam hamil. ibu dapat memperoleh banyak informasi

yang diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dan hal traumatis yang

Page 6: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

mengejutkan dapat dihindari.

b. Olahraga dan nutrisi yang cukup

Olahraga dapat menjaga kondisi dan stamina sehingga dapat membuat keadaan emosi

juga lebih baik. Nutrisi yang cukup baik asupan makanan maupun minum sangat

penting pada periode postpartum. Usahakan mendapatkan keseimbangan dari kedua

hal ini.

c. Support mental dari lingkungan sekitar

Support mental sangat diperlukan pada periode post partum. Dukungan ini tidak

hanya dari suami tapi keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jika ingin bercerita,

ungkapkan perasaan, emosi dan perubahan hidup yang dialami kepada orang yang

dipercaya dapat menjadi pendengar yang baik. Ibu post partum harus punya

keyakinan bahwa lingkungan akan mendukung dan selalu siap membantu jika

mengalami kesulitan. Hal tersebut akan membuat ibu merasa lebih baik dan

mengurangi resiko terjadinya depresi post partum.

d. Ungkapkan apa yang dirasakan

Ibu post partum jangan memendam perasaan sendiri. Jika mempunyai masalah harus

segera dibicarakan baik dengan suami maupun orang terdekat. Petugas kesehatan

dapat membantu ibu untuk mengungkapkan perasaan dan emosi ibu agar ibu dapat

lebih nyaman.

e. Mencari informasi tentang depresi post partum

Informasi tentang depresi post partum yang kita berikan akan sangat bermanfaat

sehingga ibu mengetahui faktor pemicu-faktor pemicu sehingga dapat mengantisipasi

atau mencari bantuan jika mendapati kondisi tersebut.

Ibu juga harus mempelajari keadaannya dirinya, sehingga ketika sadar terhadap

kondisi ini ibu akan segera mendapatkan bantuan secepatnya. Bergabung dengan

orang yang pernah mengalami depresi post partum dapat membantu ibu memperoleh

informasi terhadap gejala dan hal yang dialami.

f. Menghindari perubahan hidup yang drastis

Perubahan hidup yang drastis sesudah kelahiran akan berpengaruh terhadap

emosioanal ibu sehingga sebisa mungkin sebaiknya dihindari misalnya pindah kerja,

pindah ke rumah yang baru. Hiduplah dengan wajar seperti sebelum melahirkan.

g. Melakuukan pekerjaan rumah tangga

Memasak, membersihkan rumah, merawat tanaman dan pekerjaan rumah tangga lain

dapat membantu melupakan gejolak emosi yang timbul pada periode post partum.

Page 7: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Saat kondisi ibu masih labil bisa dilampiaskan dengan melakukan pekerjaan rumah

tangga. Ibu dapat meminta dukungan dari keluarga dan lingkungan, meski

mempunyai pembantu rumah tangga ibu dapat melakukan aktivitas tersebut.

5. Cara Mengatasi Post Partum Blues

Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara

yaitu :

a. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik

Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan

dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :

1) Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi

2) Dapat memahami dirinya

3) Dapat mendukung tindakan konstruktif.

b. Dengan cara peningkatan support mental

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga

diantaranya :

1) Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan

rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.

2) Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi

kesibukan merawat bayi

3) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian

terhadap istrinya

4) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir

5) Memperbanyak dukungan dari suami

6) Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan

7) Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan

8) Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu

9) Mengganti suasana, dengan bersosialisasi

10) Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada

diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :

1) Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi

2) Tidurlah ketika bayi tidur

3) Berolahraga ringan

4) Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu

Page 8: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

5) Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi

6) Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan

7) Bersikap fleksibel

8) Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x

9) Bergabung dengan kelompok ibu

c. Skrining Post Partum Blues di luar negri

Diluar negeri skrining untuk mendeteksi gangguan mood / depresi sudah merupakan

acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan . Untuk skrining ini dapat

dipergunakan beberapa kuesinor sebagai alat Bantu. Edinburg Postanal Depression Scale

(EDPS) merupan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas

perubahan suasana depresi selama 7 hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaan

berhubungan dengan labilitas persaaan kecemasan persaan bersalah serta mencakup hal-

hal yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan

dimana setiap pertanyan memiliki 4 pilihan jawabanya yang mempunyai nilai skor dan

harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat ini.

Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5

menit . Peneliti mendapati bahwa nilai scoring lebih besar dari 12 memiliki sensitifitas

86 % dan nilai predikasi positif 73 % untuk mendiagnosa kejadian post partum blues .

EDPS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swadia ,

Australia, Italia dan Indonesia . EDPS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca

salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 minggu kemudian .

C. Depresi Post Partum

Banyak ibu merasa “let down “ sebelum melahirkan, sehingga dengan pengalaman partus

kalau kurang berkenan dan keraguan akan kemapuan untuk merawat bayinya akan

memperberat depresi ini. khusus depresi ringan sampai sedang mulai hari 2-3 post partum

dan teratasi dalam 1-2 minggu. ibu dapat merasa sedih dan tanpa tahu sebab pasti. Depresi

yang relatif ringan jarang berkembang menjadi psikosis partum atau kondisi yang patologis.

Depresi post partum merupakan efek lebih lanjut dari post partum blues yang tidak ditangani

dengan baik.

1. Pengertian Depresi Post Partum

Depresi Post Partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan

dan berlangsung selama 30 hari lebih serius dari post partum blues yang dapat terjadi di

awal-awal bulan setelah melahirkan bayi.

Postpartum depression dapat membuat ibu sangat merasa sedih, putus asa, dan

Page 9: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

tidak berarti. Dan ibu mungkin akan mengalami kesulitan membawa dan menggendong

bayinya

Depresi post partum adalah depresi yang lebih serius. bedanya pada post partum

dan baby blues adalah pada frekuensi, intentitas dan lamanya gejala.

Untuk itu deteksi dan pencegahan depresi postpartum merupakan suatu yang

penting dilakukan oleh para penyedia pelayanan kesehatan,. Suatu kenyataan depresi

postpartum tidak mudah dideteksi karena berbagai masalah dapat ditemui dalam

melakukan deteksi dan pencegahan depresi postpartum. Hal ini memerlukan penanganan

yang serius dari penyedia pelayanan kesehatan termasuk para perawat untuk mencari

penyelesaian depresi postpartum.

2. Gejala depresi Post Partum

Gejalnya merupakan perluasan dari gejal post partum blues, diantaranya:

a. Mimpi buruk.

Biasanya terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi – mimpi yang menakutkan,

individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.

b. Insomnia.

Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti

kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.

c. Phobia.

Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat

dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional

adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan kembali dan

mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan

merasakan emosi yang bermacam–macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok

dan tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi. Wanita yang pernah mengalami

bedah Caesar akan melahirkan dengan bedah Caesar pula untuk kehamilan

berikutnya. Hal ini bisa membuat rasa takut terhadap peralatan peralatan operasi dan

jarum.

d. Kecemasan.

Ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan

terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak

diketahuinya.

e. Meningkatnya sensitivitas.

Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri.

Page 10: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu harus belajar

bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya

sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri

dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan

sensitivitas ibu (Santrock, 2002).

f. Perubahan mood

Menurut Sloane dan Bennedict (1997), menyatakan bahwa depresi postpartum

muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih – murung,

perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa

terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia,

menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa

depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan

sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta

mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan

bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar memusuhi bayinya.

Menurut Nevid dkk (1997), depresi postpartum sering disertai gangguan nafsu makan

dan gangguan tidur, rendahnya harga diri dan kesulitan untuk mempertahankan

konsentrasi atau perhatian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala–gejala depresi postpartum

antara lain adalah trauma terhadap intervensi medis yang dialami, kelelahan, perubahan

mood, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, tidak mau berhubungan dengan orang lain,

tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri atau keduanya.

Perlu dikenali adanya tris depresi yang juga menjadi ciri kusus,yaitu:

a. Berkurangnya energi

b. Penurunan afek

c. Hilang minat (anhedonia)

3. Penyebab Depresi Post Partum

Penyebab depresi post partum ini juga merupaka perluasan dari penyebab post partum

blues yang tidak ditangani dengan baik. Diantaranya

a. Memiliki depresi atau postpartum depression sebelumnya

b. Tidak mendapat dukungan dari pasangan, teman, atau keluarga.

c. Mendapati bayi sakit atau kolik

d. Menderita stres di kehidupan perkawinan atau hubungan

e. Memiliki Severe Premenstrual Syndrom (PMS)

Page 11: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Beberapa faktor yang mempengaruhi:

a. Faktor konstitusional.

Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien

yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari

kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara.

Wanita primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita

primipara berada dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri

begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara

bayinya harus tetap dirawat.

b. Faktor fisik.

Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama

2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran

pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah

melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya

gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron

naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor

penyebab yang sudah pasti.

c. Faktor psikologis.

Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” padaakhir kehamilan menjadi dua

individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus

dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta dalam

menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak.

d. Faktor sosial.

Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai

lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya dukungan dalam

perkawinan.

e. Biologis.

Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon

seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu

lambat.

f. Karakteristik ibu, yang meliputi :

Umur, pengaalaman, pendidikan, faktor selama proses persalinan dan faktor dukungan

sosial.

Page 12: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

4. Skrining Dengan Menggunakan Kusioner Kusus.

Untuk mendeteksi adanya depresi pascapersalinan atau risiko untuk mengalami depresi

pascapersalinan, ada beberapa pertanyaan yang mesti dijawab calon ibu.

Jumlahkan skor yang diperoleh. semakin besar skor, gejala depresi semakin berat. Skor

di atas 12 berarti Anda mengalami atau berisiko menderita depresi pascapersalinan.

Contoh lembar kusioner

Selama tujuh hari terakhir:

a. Saya bisa tertawa dan melihat segi-segi lucu sari segala sesuatu, misalnya suatu

pertunjukan, bacaan, cerita komedi, lawakan, guyonan, obrolan sehari-hari: (0)

sebanyak-banyaknya, (1) sekarang tidak begitu banyak, (2) sangat sedikit, (3) tidak

sama sekali.

b. Saya gembira menghadapi segala sesuatu. (0) sebanyak-banyaknya, (1) berkurang

sedikit dari biasanya, (2) sangat kurang dari biasanya, (3) hampir tidak pernah.

c. Saya menyalahkan diri sendiri secara tidak semestinya bila keadaan menjadi buruk.

(0) tidak pernah, (1) tidak begitu sering, (2) ya, kadang-kadang, (3) ya, hampir selalu.

d. Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas. (0) tidak sama sekali, (1)

hampir tidak pernah, (2) ya kadang-kadang, (3) ya sering

e. Saya merasa takut dan panik tanpa alasan yang jelas. (0) tidak sama sekali, (1) tidak

banyak, (2) ya kadang-kadang, (3) ya cukup sering.

f. Segala sesuatu terasa membebani saya. (0) tidak, saya bisa mengatasinya dengan baik

seperti biasa, (1) tidak hampir selalu saya bisa mengatasinya dengan baik, (2) ya

kadang-kadang saya tidak bisa mengatasinya sebaik biasanya, (3) tidak, hampir

selalu saya bisa mengatasinya dengan baik.

g. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya sulit tidur. (0) tidak sama sekali, (1)

tidak begitu sering, (2) ya kadang-kadang, (3) ya hampir setiap waktu .

h. Saya merasa sedih atau jengkel tidak menentu. (0) tidak sama sekali, (1) tidak begitu

sering (2) ya cukup sering, (3) ya, (3)hampir setiap waktu.

i. Saya merasa sangat tidak bahagia, sehingga saya menangis. (0) tidak pernah, (1)

hanya sekali-kali, (2) ya cukup sering, (3) ya hampir setiap waktu

j. Pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai diri sendiri. (0) tidak pernah, (1) jarang, (2)

kadang-kadang, (3) ya cukup sering.

5. Tips untuk menangani depresi post partum:

a. Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.

b. Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman “tidak bisa” ketika istri tidak

Page 13: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

ingin dikunjungi.

c. Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan

pekerjaan rumah.

d. Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya sendiri

dan sementara jauh dari bayi.

e. Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani secara

seksual.

D. Post Partum Psikosa

Kasus depresi berat yang disebut Postpartum Psychosis ini merupakan keadaan yang paling

parah sebagai lanjutan dari depesi post partum,yang merupakan gangguan jiwa berat yang

ditandai dengan waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality).

Penderita akan bertingkah-laku aneh, melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dan

membahayakan dirinya dan bayinya. Kondisi ini sangat berbahaya dan akan semakin buruk

bila tidak segera dilakukan terapi. Gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab

organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan

berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan

bertindak sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-

hari sangat terggantung pada kecakapan ibu dalm menghadapi keadaan ini. Skriningnya pun

akan lebih mudah karna gejala gejala yang muncul lebih jelas dan aneh. Sehingga dengan

cepat dapat di ketahui. Diantaraya dengan memhami hal berikut:

1. Pengertian Post Partum Psikosa

Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.

2. Penyebab Post Partum Psikosa

Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya

yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk

terkena post partum psikosa.

3. Gejala Post Partum Psikosa

Gejala yang sering terjadi adalah:

a. Delusi

b. Halusinasi

c. Gangguan saat tidur

d. Obsesi mengenai bayi

4. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan

Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis,

Page 14: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita

kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari

teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-

berdebar serta nafas terasa cepat.

Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih

memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak

merasa kehilangan perhatian.

Saran kepada penderita untuk:

a. Beristirahat cukup

b. Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang

c. Bergabung dengan orang-orang yang baru

d. Bersikap fleksible

e. Berbagi cerita dengan orang terdeka

f. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

Page 15: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Kasus Post Partum Blues

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

NY. “M” P1A0 2 HARI POST PARTUM DENGAN POST PARTUM BLUES

DI BPS PRITA YENI SURANTIAH TAMPOMAS SELATAN

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 7 September 2013

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : BPS Prita Yeni Surantiah, Am. Keb

BIODATA

Nama ibu : Ny.M

Umur : 23 th

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Pondok Kopi No. 3

RT.02/RW.05

Kec.Gajahmungkur

Nama suami : Tn. C

Umur : 25 th

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jln. Pondok Kopi No. 3

RT.02/RW.05

Kec.Gajahmungkur

II. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan datang :

Keluhan utama : Ibu tidak mau merawat bayinya dan ibu mengatakan kurang tidur

a. Riwayat menstruasi

Menarche

Lama

Banyak

Siklus

: 13 th

: 6-7 hari

: 2-3 kali ganti pembalut/hari

: 28 hari

Page 16: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

b. Riwayat kehamilan/persalinan

Yang lalu :

Ana

k keUK Abortus

Jenis

partuspenolong

Penyu

lit/

kompl

ikasi

nifas

BB

Wakt

u lahir

Keadaan anak

hidup mati

Umr JK Umr JK

- - - - - - - - - -

Sekarang :

P1A0

Tempat persalinan

Jenis persalinan

Komplikasi persalinan

Keadaan plasenta dan tali

pusat

: Bidan

: Spontan

: Tidak ada

: Plasenta lahir spontan, t=2cm,

d=20cm, korion dan amnion utuh

kotiledon lengkap, selaput kotali pusat

normal, P tali pusat =45 cm,

Lama persalinan :

: 8 jam

: 20 menit

: 5 menit

: 2 jam

Jumlah perdarahan :

: 0

: 25cc

Page 17: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

: 75cc

: 100cc

Keadaan bayi :

Ditolong oleh : Bidan

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal/jam lahir : 5 September 2013/ 01.20 WIB

BB : 3500 gr PB : 48cm LK :33cm LD : 34cm

APGAR SCORE : 8 – 9 – 10

Kelainan bawaan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan :

Status nikah : ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang

Umur nikah : 22 tahun

Lama nikah : 1 tahun

Status Perkawinan : syah

3. Riwayat penyakit :

Sekarang : Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak

dalam menjalani pengobatan tertentu.

Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,

hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS

Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,

hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS

Keluarga : Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit

jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS,

HIV/ AIDS

4. Riwayat KB :

Ibu menyatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :

Pola nutrisi :

Sebelum nifas:

Page 18: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur

keluhan : tidak ada

Ibu minum 6-7 gelas/ hari dengan air putih

keluhan: tidak ada

Saat ini

Ibu makan 2x sehari dengan nasi, lauk dan sayur. porsi sedikit

keluhan : ibu mengeluh tidak nafsu makan

Ibu minum 6-7 gelas/ hari dengan air putih

keluhan : tidak ada

Pola eliminasi :

Sebelum nifas

BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.

keluhan: tidak ada

BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas.

Keluhan : tidak ada

Saati ini

BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.

keluhan: tidak ada

BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas.

Keluhan : tidak ada

Pola istirahat :

Sebelum nifas

tidur malam ± 7 jam sehari,

tidur siang ± 1 jam

Saat ini

tidur malam ± 5 jam sehari

tidur siang ± tidak pernah

Keluhan : ibu mengeluh susah tidur

Pola aktivitas :

Sebelum nifas

Ibu melakukan aktivitas seperti biasa, misal: memasak, bersih-bersih rumah

tanpa bantuan siapapun

Page 19: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Saat ini

Ibu murung dan malas melakukan aktivitas keseharian

Personal hygiene :

Sebelum nifas:

ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian

bersih 2x sehari.

Saat ini

ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian

bersih 2x sehari.

Pola sexual :

Sebelum nifas: 2-3 kali dalam seminggu

Saat ini : Ibu belum melakukan hubungan seksual

Psiko, sosial, spiritual, cultural

Psiko : Ibu tidak mau merawat bayinya

Sosial : Ibu sering menyendiri

Spiritual : Ibu beribadah sesuai dengan keyakinannya

Cultural : Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan

Pola Kebiasaan hidup sehat

Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang

maupun minum-minuman keras.

Pola Menyusui

Ibu enggan menyusui bayinya

Tingkat pengetahuan :

Ibu tidak dapat memahami kondisinya saat ini

III. DATA OBYEKTIF

1. Keadaan umum : kurang baik

2. Tanda-tanda vital :

Page 20: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

TD : 100/60 mmHg

Nadi : 92x/mnt

RR : 24x/mnt

3. Pemeriksaan fisik :

Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,

rambut tidak mudah dicanut, distribusi merata.

Muka : Simetris, tidak pucat

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada

benjolan.

Perut : Tidak ada bekas operasi, hepar tidak teraba.

Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varices, ujung kuku

tidak pucat.

Genetalia : Tidak odem, tidak varises

Anus : Tidak hemorroid.

4. Pemeriksaan obstetric :

Muka : tidak odem, tidak pucat

Payudara : membesar, areola menghitam, putting menonjol, ASI kurang lancar

Abdomen : ada linea nigra, ada striegravidarum, TFU ½ pusat-sympisis, kontraksi

baik, kandung kemih kosong

Genetalia : tidak oedem, tidak varises, ada PPV (lochea rubra)

5. Penunjang : tidak dilakukan

IV. ANALISA

Ny. M P1A0 umur 23 tahun, 2 hari post partum post partum blues

V. PLANNING

1. Menjelaskan bahwa ibu berada dalam masa nifas dengan depresi, yang ditandai dengan

gejala sulit tidur, tidak nafsu makan, cemas, perasaan tidak berdaya tidak senang

melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, tidak ada perhatian dengan

penampilan, kebersihan dirinya dan bayinya. Hal ini dapat dicegah dengan ibu merawat

diri, makan dengan menu seimbang olah raga, istirahat untuk mencegah dan

Page 21: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

mengurangi perubahan perasaan. Mintalah bantuan keluarga, teman, tetangga untuk

menjaga bayi sementara saat tidur, rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama bayi

dan bersama suami dan jika dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah.

2. Hasil: Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan menerapkannya

3. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu :

TD : 100/80 mmHg Suhu : 36,9°C

RR : 24 x/mnt Nadi : 92 x/mnt

H: Ibu mengerti keadaannya

4. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan

keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang lain.

H: Keluarga mengerti penjelasan bidan dalam membantu proses pemenuhan kebutuhan

sehari-hari ibu

5. Menganjurkan tentang perawatan bayi sehari-hari seperti menggendongnya bila bayi

menangis, menyusuinya, mengganti popoknya bila basah, menjaga bayinya tetap

kering, bersih dan hangat, agar ibu merasa lebih dekat dengan bayinya, menyukainya

dan mulai tumbuh kasih sayangnya pada bayinya.

H: Ibu mengerti penjelasan Bidan dan akan melakukannya

6. Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu membutuhkan

pengertian emosional, konseling, serta tenggang waktu untuk lepas sejenak dari

kegiatan merawat bayi, bantuan dari keluarga dan teman sangat berpengaruh dalam

proses penyelesaian masalah.

H: Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan

7. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya.

H: Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia melakukannya

8. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan usahakanlah kalau

siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan pada keluarga selalu

memantau pola istirahat ibu.

H: Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan

9. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat depresi seperti kurangnya

dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan, jumlah anak

dan hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah melahirkan.

H: Ibu mengerti penjelasan bidan

Page 22: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

B. Kasus Depresi Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Ny.N P1A0 DENGAN DEPRESI POST PARTUM

Page 23: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

DI BPS Nunik Astria, Am. Keb

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 26 Agustus 2013

Waktu : 15.30 WIB

Tempat : BPS Tutik Susmiati, Am. Keb

BIODATA

Nama ibu : Ny.N

Umur : 19 th

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Lemah Gempal II No.

95

Nama suami : Tn. A

Umur : 20 th

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Lemah Gempal II No.

95

II. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan datang :

Keluhan utama : Ibu mengeluh 2 minggu yang lalu sangat merasa sedih,

tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu

tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.

a. Riwayat menstruasi

Menarche

Lama

Banyak

Siklus

: 13 th

: 6-7 hari

: 2-3 kali ganti pembalut/hari

: 28 hari

b. Riwayat kehamilan/persalinan

Yang lalu :

ini adalah kehamilan yang pertama.

Sekarang :

P1A0

Page 24: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Tempat persalinan

Jenis persalinan

Komplikasi persalinan

Keadaan plasenta dan tali

pusat

: Bidan

: Spontan

: Tidak ada

: Plasenta lahir spontan, t=2cm,

d=20cm, korion dan amnion utuh

kotiledon lengkap, selaput kotali pusat

normal, P tali pusat =45 cm,

Lama persalinan :

: 11 jam

: 30 menit

: 5 menit

: 2 jam

Jumlah perdarahan :

: 0

: 50 cc

: 150 cc

: 100cc

Keadaan bayi :

Ditolong oleh : Bidan

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal/jam lahir : 13 Agustus 2013/ 01.50 WIB

BB : 3400 gr PB : 46cm LK :33cm LD : 34cm

APGAR SCORE : 8 – 9 – 10

Kelainan bawaan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan :

Status nikah : ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang

Umur nikah : 18 tahun

Lama nikah : 1 tahun

Status Perkawinan : syah

Page 25: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

3. Riwayat penyakit :

Sekarang : Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak

dalam menjalani pengobatan tertentu.

Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,

hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS

Keluarga : Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit

jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS,

HIV/ AIDS

4. Riwayat KB :

Ibu menyatakan belum pernah mengguanakan alat kontrasepsi apapun

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :

Pola nutrisi :

Sebelum nifas:

Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur

Ibu minum ± 8 gelas/ hari dengan air putih

Saat ini

ibu makan dengan menu nasi, lauk dan sayur. Dengan porsi sedikit dan tidak

habis.

Ibu minum 4 – 5 gelas sehari.

Pola eliminasi :

Sebelum nifas

BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.

BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas.

Saati ini

Ibu sudah BAB, BAK 2 x sehari.

Pola istirahat :

Sebelum nifas

tidur malam ± 7 jam sehari, selama cuti tidur siang ± 1 jam

Saat ini

Page 26: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Ibu merasa tidur tidak nyenyak, gelisah dan merasa terganggu dengan tangisan

bayi.

Pola aktivitas :

Sebelum nifas

Ibu melakukan aktivitas seperti biasa, misal: memasak, bersih-bersih rumah

Saat ini

Ibu sering murung dan menyendiri.

Personal hygiene :

Sebelum nifas:

ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian

bersih 2x sehari.

Saat ini

Ibu mandi 1 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, dan keramas 1 x seminggu.

Pola sexual :

Sebelum nifas: 2-3 kali dalam seminggu

Saat ini : Ibu belum melakukan hubungan seksual

Psiko, sosial, spiritual, cultural

Psiko : Ibu merasa cemas, tidak ada yang memahami dirinya, rasa takut dan

kadang hilang control.

Sosial : Ibu kurang terbuka dengan suami maupun keluarga.

Spiritual : Ibu sulit mendekatkan diri kepada Tuhan.

Cultural : Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan

Pola Kebiasaan hidup sehat

Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang

maupun minum-minuman keras.

Pola Menyusui

Page 27: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Ibu enggan menyusui bayinya.

Tingkat pengetahuan :

Ibu tidak menyadari kondisinya saat ini.

III. DATA OBYEKTIF

6. Keadaan umum : baik

7. Tanda-tanda vital :

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 90x/mnt

RR : 24x/mnt

8. Pemeriksaan fisik :

Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,

rambut tidak mudah dicanut, distribusi merata.

Muka : Simetris, tidak pucat

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada

benjolan.

Perut : Tidak ada bekas operasi, hepar tidak teraba.

Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varices, ujung kuku

tidak pucat.

Genetalia : Tidak odem, tidak varises

Anus : Tidak hemorroid.

9. Pemeriksaan obstetric :

Muka : tidak odem, tidak pucat

Payudara : membesar, areola menghitam, putting menonjol, ASI belum keluar

Abdomen : ada linea nigra, ada striae gravidarum

Genetalia : tidak odem, tidak varises, ada PPV (lochea rubra)

10. Penunjang : tidak dilakukan

IV. ANALISA

Page 28: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Ny. N P1A0 umur 19 tahun dengan depresi post partum.

V. PLANNING

1. Memberi tahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

H : ibu tahu dan mengerti tentang kondisi dirinya

2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami depresi post partum

H : Ibu dan keluarga mengerti bahwa depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi

oleh keadaan hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat)

komunikasi dan kedekatan, setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi,

psikososial dan lingkungan

3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengalami depresi karena tidak menghendaki

lahirnya anak perempuan, oleh karena itu beri penjelasan pada ibu bahwa anak

perempuan maupun laki-laki sama saja, karena sama-sama titipan Tuhan.

H : Ibu dan keluarga mengerti bahwa anak adalah titipan Tuhan yang patut disyukuri

dan dirawat.

4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene dengan

cara menganjurkan ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi,

ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan, atau daging. Ibu

anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.

H : Ibu bersedia makan sesuai anjuran.

5. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi yang benar, mandi lap,

dan mandi rendam. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat dengan kasa steril, kasa

tidak boleh basah dengan alkohol atau betadin. Alkohol atau betadin hanya dioles

dengan cotenbooth.

H : Ibu mengerti cara perawatan bayi yang telah dijelaskan.

Page 29: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

6. Menganjurkan suami, keluarga dan teman-teman terdekat untuk memberi dukungan

untuk membantu ibu menjalin interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong

bayinya, menyusuinya.

H : suami, keluarga dan teman-teman terdekat bersedia memberi dukungan kepada

ibu .

C. Kasus Post Partum Psikosa

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

NY. “I” P1A0 6 MINGGU POST PARTUM DENGAN POST PARTUM PSIKO

DI PUSKESMAS KROBOKAN KALI

Page 30: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

VI. PENGKAJIAN

Tanggal : 2 September 2013

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Puskesmas Krobokan Kali

BIODATA

Nama ibu : Ny.I

Umur : 21 th

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Suyudono no.7

RT.02/RW.01 kelurahan

Bulu Stalan.

Nama suami : Tn. W

Umur : 23 th

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln. Suyudono no.7

RT.02/RW.01 kelurahan

Bulu Stalan.

VII. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan datang :

Keluhan utama : ibu menyatakan bahwa telah melahirkan anak pertama pada 17 Juli

2013 lalu dan bayinya meninggal, mengeluh sering sakit kepala dan

nyeri dada, jantung berdebar-debar sertanafas terasa cepat delusi,

halusinasi, gangguan saat tidur dan obsesi mengenai bayi.

a. Riwayat menstruasi

Menarche

Lama

Banyak

: 12 th

: 6-7 hari

: 2-3 kali ganti pembalut/hari

Page 31: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Siklus : 28 hari

b. Riwayat kehamilan/persalinan

Yang lalu :

Ana

k keUK Abortus

Jenis

partuspenolong

Penyu

lit/

kompl

ikasi

nifas

BB

Wakt

u lahir

Keadaan anak

hidup mati

Umr JK Umr JK

1ater

m- spontan bidan tidak

nor

mal

2500

gr

0

jamL

Sekarang :

P1A0

Tempat persalinan

Jenis persalinan

Komplikasi persalinan

Keadaan plasenta dan tali

pusat

: Bidan

: Spontan

: Tidak ada

: Plasenta lahir spontan, t=2cm,

d=20cm, korion dan amnion utuh

kotiledon lengkap, selaput kotali pusat

normal, P tali pusat =45 cm,

Page 32: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Lama persalinan :

: 8 jam

: 30 menit

: 5 menit

: 2 jam

Jumlah perdarahan :

: 0

: 25cc

: 75cc

: 100cc

Keadaan bayi :

Ditolong oleh : Bidan

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal/jam lahir : 17 Juli 2013/ 05.20 WIB

BB : 2500 gr PB : 46cm LK :30cm LD : 29cm

APGAR SCORE : 6-7-7

Kelainan bawaan : tidak ada

2. Riwayat perkawinan :

Status nikah : ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang

Umur nikah : 19 tahun

Page 33: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Lama nikah : 2 tahun

Status Perkawinan : syah

3. Riwayat penyakit :

Sekarang : Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak

dalam menjalani pengobatan tertentu.

Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,

hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS

Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,

hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS

Keluarga : Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit

jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS,

HIV/ AIDS

4. Riwayat KB :

Ibu menyatakan belum pernah mengguanakan alat kontrasepsi apapun

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :

Pola nutrisi :

Sebelum nifas:

Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur

keluhan : tidak ada

Ibu minum 6-7 gelas/ hari dengan air putih

keluhan: tidak ada

Saat ini

Ibu makan 2x sehari dengan nasi, lauk dan sayur. porsi sedikit

keluhan : ibu mengeluh nafsu makannya berkurang

Ibu minum 4-5 gelas/ hari dengan air putih

Page 34: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

keluhan : ibu malas untuk minum

Pola eliminasi :

Sebelum nifas

BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.

keluhan: tidak ada

BAK 5-6x sehari warna kuning jernih, bau khas.

Keluhan : tidak ada

Saati ini

BAB 1xsehari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas.

keluhan: tidak ada

BAK 4-5x sehari warna kuning jernih, bau khas.

Keluhan : tidak ada

Pola istirahat :

Sebelum nifas

tidur malam ± 7 jam sehari,

tidur siang ± 1 jam

Saat ini

tidur malam 3-4 jam sehari

tidur siang ± tidak pernah

Keluhan : ibu mengeluh sulit tidur

Pola aktivitas :

Sebelum nifas

Ibu melakukan aktivitas seperti biasa, misal: memasak, bersih-bersih rumah

tanpa bantuan siapapun

Saat ini

Page 35: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Ibu sering murung dan menyendiri

Personal hygiene :

Sebelum nifas:

ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian

bersih 2x sehari.

Saat ini

ibu mandi 1x sehari, gosok gigi 1x sehari, keramas 2x seminggu, ganti pakaian

bersih 2x sehari.

Pola sexual :

Sebelum nifas: 2-3 kali dalam seminggu

Saat ini : Ibu belum melakukan hubungan seksual

Psiko, sosial, spiritual, cultural

Psiko : Ibu kepikiran teryus dengan kematian bayinya, ibu merasa bayinya

masih hidup padahal sudah meninggal

Sosial : Ibu sering menyendiri

Spiritual : Ibu sulit mendekatkan diri dengan Tuhannya

Cultural : Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan

Pola Kebiasaan hidup sehat

Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang

maupun minum-minuman keras.

Pola Menyusui

Ibu tidak menyusui bayinya karena bayinya sudah meninggal

Page 36: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Tingkat pengetahuan :

Ibu tidak dapat memahami kondisinya saat ini

VIII. DATA OBYEKTIF

11. Keadaan umum : kurang baik

12. Tanda-tanda vital :

TD : 130/90 mmHg

Nadi : 100x/mnt

RR : 24x/mnt

13. Pemeriksaan fisik :

Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,

rambut tidak mudah dicanut, distribusi merata.

Muka : Simetris, tidak pucat

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada

benjolan.

Perut : Tidak ada bekas operasi, hepar tidak teraba.

Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varices, ujung kuku

tidak pucat.

Genetalia : Tidak odem, tidak varises

Anus : Tidak hemorroid.

14. Pemeriksaan obstetric :

Muka : tidak odem, tidak pucat

Page 37: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Payudara : membesar, areola menghitam, putting menonjol, tidak ada bnejolan, ASI

kurang lancar

Abdomen : ada linea nigra, ada striegravidarum, TFU tidak teraba

Genetalia : tidak oedem, tidak varises.

15. Penunjang : tidak dilakukan

IX. ANALISA

Ny. I P1A0 umur 21 tahun, 6 minggu dengan post partum psikosa

X. PLANNING

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu berada dalam masa nifas

dengan postpartum psikosa, yang ditandai dengan mengeluh sering sakit kepala dan

nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat delusi, halusinasi,

gangguan saat tidur,    obsesi mengenai bayi. tidak ada perhatian dengan penampilan,

kebersihan dirinya. Hal ini dapat dicegah dengan ibu merawat diri, makan dengan menu

seimbang olah raga, istirahat untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan.

Mintalah bantuan keluarga, teman, tetangga untuk memberi motivasi pada ibu untuk

menerima keadaan, rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama suami dan jika

dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah.

H: Ibu dan keluarga mengeri kondisinya

2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu :

TD       :           120/ 80 mmHg

Nadi    :           84 x/menit

Suhu    :           367 0C           

RR       :           24 x/menit

H : Ibu mengerti kondisinya

3. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan

keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang lain.

Page 38: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

H : Keluarga mengerti penjelasan bidan dalam membantu proses pemenuhan kebutuhan

sehari-hari ibu

4. Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu

membutuhkan pengertian emosional, konseling, bantuan dari keluarga dan teman

sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian masalah.

H : Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bida

5. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan menenangkan

pikirannya.

H: ibu mengerti anjuran bidan dan akan melakukannya

6. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan usahakanlah

kalau siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan pada keluarga selalu

memantau pola istirahat ibu.

H: ibu mengerti anjuran bidan dan akan melakukannya

7. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat psikosa seperti kurangnya

dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan, jumlah anak

dan hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah melahirkan.

H : Ibu mengerti penjelasan bidan

8. Melakukan kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapatkan terapi yaitu

psikoterapi dan pengobatan seperti penenangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti.2010.Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Bahiyatun.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Suherni,dkk.2010.Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:Fitra Maya

Page 39: Post Partum, Blus Depresi Dan Psikosa

Arati, Diana.2012. “Depresi Post Partum” dalam

http://dianaraty19.blogspot.com/2012/06/depresi-post-partum.html diakses pada 8

september 2013

2010.” Post Partum Blues, Depresi Post Partum dan Post Partum Psikosa dalam

http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/post-partum-blues-depresi-post-partum-

dan-psikosa/ diakses pada 6 September 2013