posr

138
BLOK 20: EMERGENCY LAPORAN KETERAMPILAN MEDIK POSR 2 KELOMPOK A M Marjan Husni H1A 010 001 Diana Mardilasari H1A 010 039 Faradila KN Hakim H1A 010 007 Putu Ayu Rila A. H1A 010 045 Wayan Gede S. H1A 010 013 Andre Hendrajaya H1A 010 051 Yuvita Dewi Priyatni H1A 010 021 Yos Akbar I. H1A 010 057 Rian Prasdinar PP H1A 010 027 Baiq Ria Raissa F. H1A 009 041

Upload: arina-windri-rivarti

Post on 20-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Farmako

TRANSCRIPT

Page 1: POSR

BLOK 20: EMERGENCY

LAPORAN KETERAMPILAN MEDIK

POSR 2

KELOMPOK A

M Marjan Husni H1A 010 001 Diana Mardilasari H1A 010 039

Faradila KN Hakim H1A 010 007 Putu Ayu Rila A. H1A 010 045

Wayan Gede S. H1A 010 013 Andre Hendrajaya H1A 010 051

Yuvita Dewi Priyatni H1A 010 021 Yos Akbar I. H1A 010 057

Rian Prasdinar PP H1A 010 027 Baiq Ria Raissa F. H1A 009 041

Kadek Soga Prayaditya P H1A 010 033

Instruktur : dr. Nurhidayati M.kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

NUSA TENGGARA BARAT

2013

Page 2: POSR

KASUS 1

1. Daftar Masalah

- Anak 3 tahun

- Kejang-kejang beberapa menit

- 2 hari yang lalu demam tinggi

- Keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak menggenggam kencang dan

bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis,

tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.

2. Diagnosis

Kejang ec tetanus

3. Tujuan Terapi

a. Stabilisasi pasien dengan primary survey

b. Mengendalikan kejang

c. Menurunkan demam

d. Menetralisir toksin

e. Mengeradikasi toksin

4. Pilihan Golongan

a. Mengendalikan kejang

- Golongan hidantoin

- Golongan barbiturat

- Golongan oksazolidindion

- Golongan suksinimid

- Golongan karbamzepine

Seorang  anak laki-laki, usia 3  tahun, dibawa ke UGD  Puskesmas karena kejang-

kejang yang mulai  dialami  beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam

sejak 2 hari yang lalu dan demam  tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya

memang akan kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi

anaknya tetap kejang.  Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak

tangan tampak menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki

tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki

pasien.

Page 3: POSR

- Benzodiazepine

- Asam valproat

Nama

Golongan

Obat

Efikasi Suitabilitas Safety Cost

Hindantoin - Mempengaruhi konduksi

dari Na, K, Ca, potensial

membran & neutransiter

NE, asetilkolin, GABA

- Kadar puncak plasma 3-12

jam

- Absorpsi oral cenderung

lambat

- I : kejang

tonik-

klonik dan

bagkitan

parsial atau

fokal,

neuralgia

trigeminal

dan aritmia

jantung

- KI : hati-

hati

penggunaa

n pada

anak ;

batas

keamanan

sempit,

banyak ES

dan toksik

ES : sedasi,

nistagmus,

ataksia,

diplopia,

neuropati

perifer,

penurunan

kapasitas difusi

paru, hipotensi,

mual-muntah,

gangguan hati,

nefritis,

osteomalasia,

hipokalsemia,

hiperglikemia,

RAS, hipertrofi

gusi

80 40 40

Golongan

barbiturat

-Menghambat tahap akhir

oksidasi mitokondria

mengurangi pembentukan

fosfat energi tinggi

sehingga menghambat

sintesis neutransmiter

I : terapi lini

pertama

kejang dan

kejang

demam pada

anak, kejang

ES :

mengantuk,

pusing, sakit

kepala, mual,

ruam, pitting

edem,

Page 4: POSR

misalnya asetilkolin parsial,

kejang umum

tonik klonik

anoreksia,

aktivitas

psikotik

80 90 60

Golongan

oksazolidindionmempunyai efek

memperkuat

depresi

pascatransmisi,

sehingga transmisi

impuls berurutan

dihambat ,

trimetadion juga

dalam sediaan

oral mudah

diabsorpsi dari

saluran cerna

dandidistribusikan

ke berbagai cairan

tubuh.

ESO: sedasi

dan

hemeralopia.

I: bangkitan

lena murni

(tidak disertai

komponen

bangkitan

bentuk lain).

Trimetadion

dapat

menormalkan

gambaran EEG

dan

meniadakan

kelainan EEG

akibat

hiperventilasi

maksimal pada

70% pasien.

7070 60

Golongan

suksimid

-Mempengaruhi voltase dari

konduksi ion Ca di neuron

talamikus

- I :

bangkitan

lena pada

anak, petit

mall

ES : mual

muntah, sakit

kepala, ruam

kulit

80 80 60

Golongan -Memblokade post titanic

potentiation, blockade

- I : neuralgia

trigeminal,

ES : pusing,

vertigo, toksia,

Page 5: POSR

karboksamid voltase kanal Na,

meningkatkan konduksi

ion K dan modulasi Ca

channel

kejang

parsial

komplek,

tonik

klonik,

kelainan

psikiatri ;

mania &

bipolar

diplopia,

penglihatan

kabur, mual,

muntah,

anemia,

80 70 60

Golongan

benzodiazepin

-Depresi sistem RAS di

brainstem dengan

meningkatkan efek inhibisi

GABA

- I : petit mal,

kejang

umum,

kejang

parsial,

status

epileptikus

ES : obstruksi

saluran nafas,

depresi nafas,

hipotensi, henti

jantung,

ngantuk,

gangguan

kepribadian,

ataksia

Rp 45

41.000

80 90 80

Asam valproat -Meningkatkan kadar GABA

-Kadar maksimal dalam

serum 1-3 jam

I : epilepsi

umum

dengan

bangkitan

tonik klonik

ES : gangguan

saluran cerna,

sistem saraf ;

ngantuk,

ataksia, tremor

80 80 70

Golongan obat terpilih : benzodiazepin

Benzodiazepin memiliki efek samping yang lebih sedikit dibanding fenitoin dan lebih

banyak digunakan untuk anak-anak karena tidak menyebabkan wajah kasar dan hipertrofi

gusi. Pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku maupun kemampuan kognitif lebih kecil.

Page 6: POSR

b. Menurunkan demam

- Kortikosteroid

- NSAID non selektif

- NSAID selektif

- Paracetamol

Nama

golongan

Efficacy Safety Suitability

Kortikosteroid Berinteraksi dengan protein

reseptor yang spesifik di

organ target, untuk mengatur

suatu ekspresi genetic yang

selanjutnya akan

menghasilkan perubahan

dalam sintesis protein lain.

Protein yang terakhir inilah

yang akan mengubah fungsi

seluler organ target sehingga

diperoleh, misalnya, efek

glukoneogenesis,

meningkatnya asam lemak,

meningkatnya reabsorpsi

Na, meningkatnya

reaktivitas pembuluh

terhadap zat vasoaktif dan

efek anti-inflamasi.

ESO:

Insomnia, hipomania

dan ulkus peptic akut

Jangka panjang:

Diabetes dan

osteoporosis,

penggunaan dosis

tinggi menyebabkan

nekrosis avaskular dan

sindrom cushing.

I: menekan radang

pada demam

rematik, arthritis,

bursitis,

tenosinovitis,

reaksi alergi,

dermatitis, ARDS

KI: ulkus peptic,

penyakit jantung,

infeksi sistemik

Hati-hati

ketergantungan

steroid

70 70 70

NSAID Non-

selektif

Aktifitas anti-inflamasi

melalui inhibisi sintesis

prostaglandin. Jalur lain

kemungkinan melalui

penghambatan kemotaksis,

menurunkan regulasi

ESO:

Pada saluran cerna

menyebabkan

perdarahan, ulserasi,

perforasi lambung atau

I: rheumatoid

arthritis, nyeri

jantung, nyeri

ringan sampai

sedang

Page 7: POSR

produksi IL-1, menurunkan

produksi radikal bebas dan

mengganggu proses kalsium

intraseluler. Selain itu juga

menurunkan sensitivitas

pembuluh darah terhadap

bradikinin dan histamine,

mengganggu produksi

limfokin dari limfosit T dan

mengembalikan vasodilatasi

sebagai akibat dari

inflamasi.

usus.

Hepatotoksik dan

nefrotoksik.

Reaksi alergi pada kulit

KI: tidak diberikan

pada orang dengan

tukak lambung

yang aktif

80 60 80

NSAID

Selektif

(Coxib)

Menghambat sintesis

prostaglandin oleh COX-2

pada lokasi inflamasi tanpa

mempengaruhi COX-1,

sehingga efek samping GIT

minimal. Coxib secara

selektif berikatan dengan

sisi aktif enzim COX-2

dengan efek analgesic,

antipiretik dan anti-

inflamasi.

ESO:

Edema, hipertensi,

thrombosis

kardiovaskuler, SJS,

rash

(efek kardiovaskuler

yang berbahaya,

sehingga sempat ditarik

dari pasar)

I: arthritis

rematoid,

osteoarthritis,

arthritis gout akut,

nyeri

musculoskeletal

akut

KI: gangguan

ginjal

80 70 70

Parasetamol Digunakan untuk mengatasi

nyeri ringan hingga sedang

tanpa efek antiinflamasi

yang kuat. Penghambat

lemah COX-1 dan 2 di

jaringan perifer serta COX-3

ESO:

Jaundice, anemia

hemolitik dan

methemoglobinemia

(jarang)

I: nyeri kepala,

myalgia, nyeri

postpartum, gout,

infeksi virus

KI: kerusakan

Page 8: POSR

di system saraf pusat.

Mencapai kadar puncak

dalam 30-60 menit.

Dosis berlebihan:

pusing, disorientasi,

kerusakan hepar

(nekrosis), kematian

hepar

80 80 90

Obat yang terpilihialahparasetamol karena memiliki efek antipiretik yang paling baik

dianatara golongan antiinflamsi dan amanuntukanak, serta menghindari dari kemungkinan

terjadinya kejang demam.Efek samping minimal dan mudah didapatkan, termasuk di

puskesmas

c. Menetralisir kuman

Netralisasi kuman (Antitetanus serum)

- Bila tersedia, dapat diberikan HTIG (Human Tetanus Immune Globulin) yang

direkomendasikan untuk terapi tetanus 3.000 IU hingga 6.000 IU yang diberikan secara

intramuskular, meskipun disebutkan pula pemberian 500 IU memiliki efektivitas yang

sama.

- Angka kematian pada penggunaan HTIG sama atau lebih rendah dibandingkan ATS.

Pemberian HTIG juga memberikan risiko efek samping reaksi hipersensitif sistemik dan

reaksi lokal yang lebih kecil dibandingkan ATS.

ATS

- Pemberian ATS (hati-hati reaksi anafilaksis) hanya dilakukan pada keadaan HTIG tidak

dapat diberikan. ATS 50.000–100.000 IU, setengah dosis diberikan intramuskular dan

setengahnya intravena, dengan dilakukan uji kulit lebih dulu.

TT (tetanus toxoid)

d. Mengeradikasi kuman penyebab

- Tertrasiklin

- Kloramfenikol

- Co-trimoksazole

- Florokuinolon

- Sefalosporin

- Beta laktam (penisilin)

Page 9: POSR

- Makrolide

- Klindamisin

- Aminoglikoside

- Sulfonamide

- Polipeptide

- Amubiasid (metronidazole)

Nama

golongan

Efficacy Safety Suitability

Tetrasiklin Bekerja dengan

menghambat sintesis

protein dengan

menghambat perlekatan

aminoasil-tRNA yang

bermuatan. Memiliki

spektrum yang luas.

ESO: mual, muntah,

diare, iritasi esofagus,

hepatotoksisitas,

pankreatitis,

gangguan darah,

fotosensitivitas dan

reaksi

hipersensitivitas

(demam).

Menimbulkan

disgenesis pada gigi

susu maupun gigi

tetap. Perubahan

warna permanen dan

kecendrungan terjadi

karies. Hingga tidak

dianjurkan diberikan

pada anak.

I: infeksi bakteri

yang umum

KI: Tidak boleh

diberikan pada anak-

anak < 12 tahun

70 60 30

Kloramfenikol Penghambat kuat

terhadap sintesis protein

mikroba. Bersifat

bakteriostatik untuk

kebanyakan bakteri,

ESO: mual, muntah,

dan diare, depresi

sumsung tulang,

reaksi neurotoksik

seperti sakit kepala,

I: infeksi berat

(hemophilus

influenza, demam

tifoid, dan

burkholderia

Page 10: POSR

melawan bakteri aerob

dan anaerob serta gram

positif dan gram negatif.

neuritis optik, neuritis

perifer dan reaksi

hipersensitivitas.

Memiliki efek

samping hematologik

yg berat.

cepacea)

KI: wanita hamil dan

menyusui, porfiria

70 60 60

Co-

trimoksazole

Berkompetisi dengan

PABA dan enzim

dihidrofolat sintetase

bakteri sehingga

membentuk analog asam

folat yang tidak

berfungsi.

Menghambat enzim

dihidrofolat reduktase

bakteri yang mengubah

asam dihidrofolat

menjadi asam

tetrahidrofolat.

ESO: mual, diare,

sakit kepala,

hiperkalemia, rash.

Aman pada anak-

anak.

I: enteritis

infeksiosa,

toksoplasmosis,

nokardiasis

KI: gagal ginjal,

gangguan hati yang

berat, porfiria

70 80 60

Florokuinolon Merupakan analog dari

asam nalidixic yang aktif

melawan bakteri gram

positif dan gram negatif.

Obat ini memblok

sintesis DNA dengan

cara menghambat enzim

topoisomerase II (DNA

ESO: mual, muntah,

dispepsia, diare, sakit

kepala, gangguan

tidur, ruam dan

pruritus. Selain itu,

anoreksia,

peningkatan kadar

urea dan kreatinin

I: bakteri gram

positif dan gram

negatif

KI: hati-hati pada

pasien dengan

riwayat epilepsi atau

kejang, defisiensi

G6PD, miastenia

Page 11: POSR

gyrase) dan

topoisomerase IV. Obat

ini memiliki aktivitas

bakterisidal dan lebih

efektif melawan bakteri

gram negatif

dibandingkan bakteri

gram positif.

dalam darah, astenia,

depresi, bingung,

halusinasi, kejang,

tremor, paraestesia,

hipoastesia,

fotosensitivitas,

reaksi

hipersensitivitas

(demam) serta

gangguan darah.

gravis, gangguan

ginjal, wanita hamil

dan ibu menyusui,

anak-anak dan

remaja

70 60 40

Sefalosporin Menghambat sintesis

dinding sel mikroba.

Dapat menembus sawar

darah uri dan sawar

darah otak, dieksresi

utuh melalui ginjal.

Memiliki spectrum yang

luas.

ESO: Reaksi alergi,

nyeri berat dan

tromboflebitis setelah

injeksi intravena,

toksisitas pada ginjal.

Gen I: terutama

aktif terhadap kuman

gram positif

Gen II: kurang aktif

terhadap bakteri

gram positif, tapi

lebih aktif terhadap

bakteri gram negatif

Gen III: kurang

aktif terhadap kokus

gram positif, tapi

jauh lebih aktif

terhadap

Enterobacteriaceae

70 70 60

Penisilin Bersifat bakterisida dan

bekerja dengan

menghambat sintesis

ESO: reaksi alergi

dan reaksi anafilaksis

yang dapat menjadi

I: infeksi kokus gram

positif, infeksi

batang gram positif,

Page 12: POSR

dinding sel. Berdifusi

dengan baik di jaringan

dan cairan tubuh,

tapi penetrasi ke dalam

cairan otak kurang baik

kecuali jika selaput otak

mengalami infeksi.

Diekskresi ke urin dalam

kadar terapetik.

fatal, kejang pada

pasien gagal ginjal.

infeksi bakteri gram

negatif

KI: alergi penisilin

70 50 60

Makrolide Aktifitas

antimikrobialnya

kemungkinan inhibitor

atau bakterisidal. Aktif

pada pH alkalin.

Menghambat sintesis

protein melalui proses

binding pada RNA

ribosom dan

menghambat reaksi

translokasi serta formasi

kompleks inisiator.

ESO:

Efek GIT: anoreksia,

mual, muntah,

intoleransi

gastrointestinal yang

menstimulasi

motilitas usus

Hepatotoksik:

hepatitis kolestatis

akut (demam,

jaundice, gangguan

fungsi hepar), reaksi

hipersensitivitas

(demam, eosinofilia,

rash)

I:

Infeksi gram positif

KI:

Gangguan hepar,

hipersensitivitas

80 60 70

Klindamisin Berikatan secara

reversible pada subunit

ribosom dan

menghambat sintesis

ESO:

Diare, rash, colitis

pseudomembran,

mual, muntah,

I:

Pengobatan infeksi

anaerob, profilaksis

endokarditis,

Page 13: POSR

protein, bacteriostatic or

bactericidal tergantung

pada konsentrasi obat,

lokasi infeksi dan

orgamisme yang

menginfeksi

hipotensi, urtikaria,

SJS, gangguan fungsi

hepar, neutropenia,

enterocolitis

pneumonia

KI:

Hipersensitivitas

80 70 70

Aminoglikosid

a

Menghambat sintesis

protein secara

ireversibel, namun

mekanisme pasti

aktivitas bakterisidalnya

belum diketahui. Di

dalam sel,

aminoglikosida

berikatan secara spesifik

dengan protein ribosom

subunit 30S.

Mengganggu

pembentukan kompleks

peptide, kesalahan

pembacaan mRNA dan

merusak polisom

menjadi monosom yang

tidak berfungsi.

ESO:

Ototoksik dan

nefrotoksik

Pada dosis yang

sangat tinggi dapat

menyebabkan inhibisi

neuromuscular yang

berdampak pada

paralisis respiratorik

I:

Bakteri enteric gram

negative

KI:

Hipersensitivitas

golongan

aminoglikosida

80 60 70

Sulfonamide Sulfonamide merupakan

analog PABA yang,

PABA sangat penting

bagi organism termasuk

bakteri untuk sintesis

ESO:

Alergi (demam, rash

kulit, dermatitis,

fotosensitif, urtikaria,

mual, muntah, diare,

I:

Infeksi traktus

urinarius,

toksoplasmosis,

Page 14: POSR

asam folat. Dengan

struktur yang mirip,

sulfonamide

menghambat sintesis

dihidropteroat dan

produksi folat.

Aktivitasnya melawan

bakteri gram positif

maupun negative, namun

buruk melawan bakteri

anaerob.

gangguan traktus

urinarius), SJS,

stomatitis,

konjunctivitis,

arthritis, gangguan

hematopoietic,

hepatitis, poliarteritis

dan psikosis (jarang)

malaria (lini kedua)

KI:

Hipersensitivitas

sulfa

80 50 60

Polipeptida Menghambat sintesis

dinding sel bakteri. Aktif

terhadap organism yang

beragam, sesuai dengan

spesialisasi masing-

masing obat yang

termasuk dalam

golongan ini.

ESO:

Reaksi alergi (jarang)

I:

Infeksi berbagai jenis

spesies

KI:

-

80 60 70

Amubiasid

(Metronidazole

)

Efek antibakteri

terhadap klostridium.

Obat ini tergolong

aman, memiliki

penetrasi yang

efisien ke dalam luka

dan abses serta eksitasi

terhadap SSP dapat

abaikan.

KI : Hipersensitivitas

P: Hati-hati pada

penggunaan

dengan diskrasia

darah atau gangguan

fungsi hati; lakukan

pemantauan terhadap

spasme

I :amubisid,

trikomoniasid,

bakteri anaerob

D : Bayi dan Anak:

diberikan secara iv

dengan dosis inisial

15 mg/kgBB

dilanjutkan dosis 30

mg/kgBB/hari

Page 15: POSR

dan perkembangan

neuropati

perifer.

dengan interval

setiap 6 jam selama

7-10 hari.tidak

melebihi 2 g/hari 2

80 8080

Golonganobat yang terpilih untuk mngeradiksai kumam anaerob ialah metronidazole,

karenaefektifuntukmengeradikasikumananaerobdan gram positif seperti C.

tetani.Selainitupenisilinmemilikiefekagonisterhadaptetanospasmin.

5. Pilihan Obat

a. Untuk mengatasi kejang (Golongan benzodiazepim)

Obat Efikasi Safety Suitability Cost

Diazepam -Obat ini bekerja

sebagai antagonis

dari reseptor

GABA dan

potensial

menghambat

aktivitas neuron

-Awitan kerja

cepat dengan

durasi kerja yang

sangat pendek

karena cepat

diredistribusi ke

cadangan lemak

ES : kantuk,

pandangan

kabur,

bingung,

Peringatan :

penyakit

pernapasan,

kelemahan

otot/MG,

riwayat

ketergantunga

n obat, hamil,

menyusui

I : Efektif

mengatasi spasme

dan hipertonisitas

tanpa menekan

pusat

kortikal. Status

epileptikus,

konvulsi akibat

keracunan

KI : depresi

pernapasan,

porfiria

D: Anak : 0,1-0,3

mg/kgBB/kali

dengan interval 2-

4 jam sesuai gejala

klinis (penjelasan

Rp.13.000,-/

ampul

Page 16: POSR

lanjut di KIE).

Maks : 5-10 mg

Skor 80 60 70 70

Klonazepam -Obat ini bekerja

sebagai antagonis

dari reseptor

GABA dan

potensial

menghambat

aktivitas neuron

-benzodiasepin

kerja panjang,

efektif untuk terapi

tambahan semua

tipe kejang

ES : letih,

mengantuk,

hipotoni otot,

ggg koordinasi

gerak,

hipersalivasi

(anak), agresi,

iritabel,

perubahan

mental

I : epilepsi, semua

jenis termasuk

petit mal,

mioklonus, status

epileptikus

KI: depresi

pernapasan,

profiria

D : Anak sampai

10 tahun (BB 30

kg) : 0,01-0,03

mg/kgBB sehari,

diberikan terbagi.

Dosis

pemeliharaan :

0,1-0,2 mg/kgBB

sehari.

Skor 80 40 70

Nitrazepam -kurang efektif

dibandng

klonazepam dan

diazepam. Dapat

dimanfaatkan utuk

spasme infantil dan

bangkitan

mioklonik

-dapat

mencetuskan

ES :hipersekre

si lendir

saluran napas,

ggg SSS

berupa gejala

letargi dan

ataksia

I : mengendalikan

hipsaritmia,

spasme infantil

terutama bangkitan

mioklonik

D : 1 mg/kgBB

sehari

Page 17: POSR

bangkitan tonik

klonik perlu

tambahan

antikonvulsi lain

Skor 60 40 60

Obat yang dipilihlah diazepam karena memiliki rapid onset yang cepat, ketersediaan di

Indonesia secaraluas, danmerupakan first line panatalaksanaankejang di Indonesia.

b. Untuk menurunkan demam (golongan analgetik-antipiretik)

Obat Efikasi Safety Suitability Cost

Parasetamo

l

Digunakan untuk

mengatasi nyeri

ringan hingga

sedang tanpa efek

antiinflamasi yang

kuat. Penghambat

lemah COX-1 dan

2 di jaringan

perifer serta COX-

3 di system saraf

pusat. Mencapai

kadar puncak

dalam 30-60

menit.

ESO:

Jaundice, anemia

hemolitik dan

methemoglobinemi

a (jarang)

Dosis berlebihan:

pusing,

disorientasi,

kerusakan hepar

(nekrosis),

kematian

I: nyeri kepala,

myalgia, nyeri

postpartum,

gout, infeksi

virus, pireksia

KI: kerusakan

hepar

Dosis :

-oral : anak 1-5

tahun 120-250

mg setiap 4-6

jam jika perlu

(maksimal 4

kali dosis dlm

24 jam)

-infus

intravena lebih

dari 15 menit,

Rp

3000,-/botol

Page 18: POSR

dewasa dan

anak dgn BB >

50 kg, 1 gram

setiap 4-6 jam;

maksimum 4

gram per hari;

dewasa dan

anak-anak BB

10-50 kg, 15

mg/kgBB

setiap 4-6 jam;

maksimum 60

mg/kgBB/hari

Dosis rektal : 1-

5 tahun 125-

250 mg

diberikan tiap

4-6 jam sekali

c. Untuk menetralisir kuman

Pada pasien ini hanya diberi imunisasi aktif yaitu TT karena tersedia di

Puskesmas, dan tidak diketahui riwayat imunisasi sebelumnya (*sesuai protokol

penatalaksanaan tetanus pada anak, 2008), sedangkan ATS dan HTIg tidak

diberikan karena tidak tersedia di Puskesmas.

d. Untuk mengeradikasi kumam penyebab

Obat Efikasi Safety Suitability Cost

Metronidazol

e

Efek antibakteri

terhadap

KI :

HipersensitivitaI :amubisid,

Rp

35.400,-/infus

Page 19: POSR

klostridium. Obat

ini tergolong

aman, memiliki

penetrasi yang

efisien ke dalam

luka dan abses

serta eksitasi

terhadap SSP

dapat abaikan.

s

P: Hati-hati

pada

penggunaan

dengan diskrasia

darah atau

gangguan fungsi

hati; lakukan

pemantauan

terhadap spasme

dan

perkembangan

neuropati

perifer.

trikomoniasid,

bakteri anaerob

D : Bayi dan

Anak: diberikan

secara iv

dengan dosis

inisial 15

mg/kgBB

dilanjutkan

dosis 30

mg/kgBB/hari

dengan interval

setiap 6 jam

selama 7-10

hari.tidak

melebihi 2

g/hari 2

6. BSO

a. Diazepam

Bentuk Sediaan : 10mg/2ml setiap ampul

Dosis : 0,1-0,3 mg/kgBB/kali (anggap berat anak 10 kg)

dengan interval 2-4 jam sesuai gejala klinis

Dosis = 0,3 mg x 10 kg = 3 mg tiap kali pemberian, maksimal 3 kali pemberian = 3x

3 = 9 mg dalam 1 hari.

Maksimal 20 mg per 1 kali pemberian.

Anak = 9 mg jadi diambil 1 ampul (10 mg/ampul)

Harga: Rp 3.400,-/ampul 2 ml (5 mg/ml)

Page 20: POSR

b. Paracetamol

Bentuk sediaan : suppositoria

Anak 1-6 : 125-250 mg tiap 4 jam.

Dosis maksimal :750 mg maksimal 4 kali dosis dlm 24 jam

Jumlah pemberian :diberikan 2 suppositoria.

c. Vaksin TT

BSO : Injeksi

Dosis : 0,5 cc im

Harga : gratis

d. Metronidazol

Bentuk sediaan : botol 500mg /100 ml, diberikan secara iv

Dosis :15 mg-30 /kgBB

Dosis anak :10 kg x 15 mg/kgBB = 150 mg tiap 8-12 jam

Dosis : 150 mg x 3 x 1 = 450 mg berarti diperlukan 1 botol dalam 1

hari.

Dosis maksimal :tidak melebihi 2 g/hari

7. Resep

PUSKESMAS KOTA MATARAMAlamat : Jl. Masyarakat No. 6 Mataram

Telpon : 0370 666666

dr. xxxMataram, 2 November 2013

R/ inj Diazepam 10mg/2ml amp I S i.m.m paraf

R/Supp Paracetamol 125mg supp II S i.m.m paraf

R/ inj Metronidazole 500mg/100ml fl I S i.m.m paraf

Pro :BungaUmur : 3 tahunAlamat : Jl. Merdeka no 23, Mataram

Page 21: POSR

8. Edukasi

- Rujuk RS dengan fasilitas lengkap untuk mendapatkan HTIG.

- Perhatikan ABCDE dan debridement luka

- Nutrisi cukup dan higienitas dijaga

PUSKESMAS KOTA MATARAMAlamat : Jl. Masyarakat No. 6 Mataram

Telpon : 0370 666666

dr. xxxx

Mataram, 2 November 2013

R/ Inj TT amp I S.i.m.m paraf

R/ Spuit 3 cc No.III S.i.m.m paraf

R/ abocath 18 G No.I S.i.m.m paraf

Pro : BungaUmur : 3 ahunAlamat : Jl. Merdeka no. 23, Mataram

PUSKESMAS KOTA MATARAMAlamat : Jl. Masyarakat No. 6 Mataram

Telpon : 0370 666666

dr. xxxMataram, 2 November 2013

R/ inj Diazepam 10mg/2ml amp I S i.m.m paraf

R/Supp Paracetamol 125mg supp II S i.m.m paraf

R/ inj Metronidazole 500mg/100ml fl I S i.m.m paraf

Pro :BungaUmur : 3 tahunAlamat : Jl. Merdeka no 23, Mataram

Page 22: POSR

KASUS 2

Seorang pasien perempuan, berusia 55 tahun dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri

setelah tiba-tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu. Pasien mempunyai riwayat DM sejak

10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD

200/110 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris, pemeriksaan ekstremitas

inferior terdapat lateralisasi ke kiri. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan

hasilnya GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl.

1. Daftar masalah

a. Tidak sadarkan diri tiba-tiba

b. Memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu

c. Memiliki riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu

d. TD 200/110 mmHg

e. RR 22 kali/menit

f. Terdapat lateralisasi ke kiri pada pemeriksaan ekstremitas inferior

g. GDS 400mg/dl

h. Kolestrol total 350 mg/dl

2. Diagnosis

Suspect stroke hemoragik et HT derajat II et DM et dislipidemia

3. Tujuan Terapi

a. Stabilisasi pasien

b. Menurunkan tekanan darah (<25% MAP) hingga 165 mmHg

MAP=(2D+S):3=(220+200):3=420:3=140 mmHg

Page 23: POSR

(25/100)x140=35

Target TD=200-35=165 mmHg

c. Menurunkan kadar gula darah

d. Mengendalikan kadar kolestrol

4. Golongan Obat

Golongan Penurun Tekanan Darah

Jenis Golongan

Obat

Efikasi Suitability Safety

Diuretik

a. Thiazid Diuretik lemah.

Bekerja di tubulus

distal dengan cara

menghambat

reabsorbsi NaCl.

Menyebabkan

hipokalemia,

hiperurisemia,

mengganggu toleransi

glukosa, meningkatkan

kadar kolesterol,

hipotensi, penurunan

libido.

KI: Penderita DM

tipe II.,

hiperkalsemia,

hiponatremia,

gangguan hati dan

ginjal yang berat

Kurang dianjurkan

untuk Ibu Hamil.

Skor total 120 60 0 60

b. Loop diuretic Diuretic kuat.

Menghambat

reabsorbsi NaCl di

ansa henle asendens

segmen tebal.

Menyebabkan

hiponatremia,

hipovolemia,

hipokalemia, ggn

pendengaran.

Hati-hati

pemberian pada

pasien dg aritmia,

kehamilan dan

lansia.

Skor total 170 60 60 50

c. Diuretik

hemat kalium

Diuretic lemah jika

digunakan tunggal.

Menurunkan

reabsorbsi natrium

dengan cara

memblok kanal Na

atau mengantagonis

aldosteron.

Antagonis

aldosteron memiliki

Hiperkalemia Pasien dengan

penyakit ginjal,

hiperkalemia, ibu

hamil

Page 24: POSR

onset aksi yang lama

(6 minggu)

Skor total 160 40 60 60

d. Inhibitor

karbonik

anhidrase

Diuretic lemah,

jarang digunakan

efek diuretiknya.

Menyebabkan

parestesia,

hipokalemia, kurang

nafsu makan,

mengantuk.

KI:pasien dengan

kerusakan ginjal

berat, kehamilan,

tidak dianjurkan

penggunaan jangka

panjang.

Skor total 160 40 60 60

Angoitensin

Converting Enzym

Inhibitor (ACEI)

Mencegah

perubahan

angiotensin I

menjadi II.

Mencegah degradasi

bradikinin dan

menstimulasi

sintesis senyawa

vasodilator.

Menyebabkan

neutropenia,

agranulositosis,

proteinuria,

glomerulonefritis,

gagal ginjal akut. ACEI

menyebabkan batuk.

Kurang dianjurkan

untuk penderita

gagal ginjal kronik

dan diabetes

mellitus.

KI absolute: ibu

hamil dan PPOK

atau Asma.

Skor total 160 70 60 30

Angiotensin

Receptor Blocker

(ARB)

Menahan langsusng

reseptor angiotensin

tipe 1, reseptor yang

memperantarai efek

angiotensin II

(vasokonstriksi,

pelepasan

aldosteron, dll).

Tidak memecah

bradikinin.

Tidak menyebabkan

batuk. Mencegah

nefropati pada pasien

DM. dapat

menyebabkan

hiperkalemia, hipotensi

ortostatik.

KI:Ibu hamil

Kurang dianjurkan

untuk pasien

dengan kerusakan

ginjal yang berat.

Skor total 190 60 70 60

β –Blocker Menurunkan CO

melalui kronotropik

Efek samping pada

miokardium adalah

hati hati

pemberian β

Page 25: POSR

negative dan efek

inotropik jantung,

serta inhibisi

pelepasan rennin

dari ginjal.

β –Blocker, terdiri

atas 2 macam :

β–Blocker

kardioselektif

(selektif β1)

kurang

merangsang

bronkospasme

dan

vasokonstriksi

serta lebih aman

β–Blocker

Nonselektif

bradikardi kelainan

kondukdi AV, gagal

jantung akut.

Penghambat β2 dapat

merangsang

bronkospasme pada

pasien asma atau

PPOK. Pengehentian

tiba – tiba dapat

menyebabkan angina

tidak stabil.

Menyebabkan retardasi

pada janin.

blocker non

selektif pada

penderita asma,

PPOK.

Hati-hati pada

kehamilan,

dapat

menyebabkan

IUGR.

Skor total 180 70 50 60

Ca Channel Blocker

(CCB)

Menyebabkan

relaksasi jantung dan

otot polos dengan

menghambat kanal

Ca yang sensitive

terhadap tegangan

mengurangi

masuknya Ca

kedalam sel. Selain

itu CCB memiliki

potensi memperbaiki

aliran darah.

Terbagi dalam dua

golongan yaitu

Non-Dihidropiridin:

Memiliki efek tinggi

pada konduksi jantung

bradikardi blok AV,

gagal jantung dsb.

Dihidropiridin :

Menybabkan sakit

kepala, pusing, gingival

hyperplasia, keluhan

GI.

Digunakan dengan

peringatan pada

pasien dengan pra

konduksi abnormal

atau pasien yang

mengonsumsi obat

dengan efek

inotropik (-)

Page 26: POSR

dihidropiridini dan

non dihidropiridin.

Skor total 240 80 80 80

α1 Reseptor Blocker Menginhibisi

katekolamin pada sel

otot polos vascular

perifer

vasodilatasi. Tidak

mempengaruhi

reseptor α2 shg tidak

menyebabkan

takikardi.

Menyebabkan hipotensi

ortostatik. Lebih aman

jika dikombinasi

dengan diuretic.

Memiliki efek pada

SSP.

Sediaan terbatas.

Tidak ada

ditemukan data

generic.

Skor total 160 70 60 30

Golongan Penurun Gula Darah

Jenis Golongan

Obat

Efikasi Suitability Safety Cost

(Rentang)

Insulin

secretagogues

Mekanisme kerja

yang utama adalah

menstimulasi

pengeluaran dari

insulin endogen

Efek sampingnya

menyebabkan

hipoglikemia dan

penambahan BB.

Obat ini merupakan

pilihan utama untuk

pasien dengan berat

badan normal

dan kurang, namun

masih boleh

diberikan kepada

pasien

dengan berat badan

lebih.

Rp.

116.460

Skor total 150 50 50 50

Thiazolidinediones Mekanisme kerjanya

dengan cara

meningkatkan

sensitifitas jaringan

Obat ini bersifat

hepatotoksik dan

efek sampingnya

menyebabkan

Sesuai diberikan

pada pasien.

Rp.

275.000

Page 27: POSR

terhadap insulin.

Menstimulasi

PPAR- receptor.

Golongan ini

mempunyai efek

menurunkan

resistensi

insulin dengan

meningkatkan

jumlah protein

pengangkut

glukosa, sehingga

meningkatkan

ambilan glukosa di

perifer.

edema

Skor total 150 50 50 50

α-Glucosidase

inhibitor

Menghambat α-

glucosidase.

Obat ini bekerja

dengan mengurangi

absorpsi glukosa

di usus halus,

sehingga

mempunyai efek

menurunkan

kadar glukosa darah

sesudah makan

Efek sampingnya

dapat menyebabkan

flatulence, diare

dan abdominal

pain. Tidak

menimbulkan

hipoglikemia.

Sesuai diberikan

pada pasien.

Obat ini

mempunyai efek

yang minimal

terhadap fasting

blood sugar

Rp.

108.800

Skor total 140 40 50 50

Insulin Kerja

Singkat

Diabetes mellitus

tipe 1, diabetes

mellitus tipe 2

yang tidak

membaik dengan

Edema

sementara,

reaksi lokal dan

hipertrofi lemak

pada daerah

Hipoglikemia,

hipersensitif.

Page 28: POSR

cara lain.

Paling sesuai

untuk digunakan

pada keadaan

darurat diabetes

misalnya

ketoasidosis

diabetes dan pada

waktu

pembedahan.

Diberikan secara

intravena,

intramuskular,

atau subkutan.

injeksi; jarang

terjadi reaksi

hipersensitifitas

termasuk

urtikaria, ruam,

kelebihan dosis

menyebabkan

hipoglikemia.

Skor total 240 80 80 80

Insulin Kerja

Sedang dan

Lama

Diabetes mellitus

tipe 1, diabetes

mellitus tipe 2

yang tidak

membaik dengan

cara lain.

Diberikan secara

intravena,

intramuskular,

atau subkutan.

Gangguan

penglihatan yang

bersifat

sementara, pada

pasien dengan

retinopati berat,

serangan

hipoglikemia

berat dapat

menyebabkan

kehilangan

penglihatan

sementara; efek

samping lain

yang jarang

terjadi yaitu:

reaksi antibodi

terhadap insulin,

Hipoglikemia,

hipersensitif.

Page 29: POSR

retensi natrium,

udema,

bronkospasme,

penurunan

tekanan darah,

circulatory

collapse (shock),

dan reaksi

alergis berat

yang pada

kondisi tertentu

dapat

mengancam

jiwa.

Skor total 190 60 60 70

Golongan Obat untuk Kolesterol

Jenis Golongan

Obat

Efikasi Suitability Safety

Bile acid

sequestrants

Kerja utama adalah

mengikat dalam

lumen saluran cerna,

dengan mengganggu

stimulasi terhadap

sirkulasi

enterohepatik asam

empedu, yang

menurunkan

penyimpanan asam

empedu dan

merangsang hepatik

sintesis asam

Indikasi : pada pasien

hiperkolesterolemia

primer

(hiperkolesterolemia

familial,

hiperlipidemia,

hiperlipoproteinemia

tipe IIa) kemudian

pada pasien

hipertrigliseridemia

kombinasi

hiperlipidemia).

Kontraindikasi :

ESO : konstipasi, mulas,

mual, dan kembung

paling sering dilaporkan.

Yang mungkin timbul :

kenaikan konsentrasi AP

(alkalifosfatase),

gangguan vitamin larut

lemak (A,D,E,K),

hipernatremia,

hiperkloremia, dll

Page 30: POSR

empedu dari

kolesterol. Dengan

demikian asam

empedu yang

kembali ke hati akan

menurun , hal ini

akan memacu hati

memecah kolesterol

lebih banyak untuk

menghasilkan asam

empedu yg

dkeluarkan melalui

tinja.

penyumbatan saluran

empedu.

Skor total 170 60 70 40

HMG-CoA

Reductase

inhibitor

Obat yang paling

efektif dan aman.

Obat ini efektif

menurunkan

kolesterol dan pada

dosis tinggi juga

menurunkan

trigliserida yang

disebabkan oleh

peninggian VLDL.

Obat ini bekerja

dengan menghambat

secara kompetitif

koenzim 3-hidroksi-

3-metilglutaril

(HMG CoA)

reduktase, yakni

enzim yg bperan

dalam sintesis

kolesterol, terutama

Indikasi: HDL rendah

atau TGS tinggi. Juga

sebagai terapi tambhan

pda diet untuk

mengurangi

peningkatan

kolesterol total, c-

LDL, apolipoprotein

B, dan trigliserida,

pada pasien dengan

hiperkolesterolemia

primer, kombinasi

hiperlipidemia,

hiperkolesterolemia

baik

homozigot/heterozigot

. Sebagai diet

tambahan untuk

menurunkan kec

progresifitas

ESO yg sering terjadi :

adanya myositis yg

dtandai dgn nyeri otot

dan meningkatnya kadar

keratin fosfokinase.

Sakit kepala, perubahan

fungsi ginjal, efek

saluran cerna (nyeri

lambung, mual dan

muntah), sakit kepala,

perubahan uji fungsi

hati, parestesia, flatulens,

konstipasi, diare, dan

ruam kulit.

Yang paling ditakutkan :

rabdomilisis yang dapat

mematikan.

Page 31: POSR

dalam hati. Dengan

menurunnya sintesis

kolesterol di hati

akan menurunkan

sintesis APO B100,

disamping itu

meningkatkan

reseptor LDL pada

permukaan hati.

Dengan demikian

kadar kolesterol

LDL darah akan

ditarik ke hati,

dimana akan

menurnkan kdar

LDL, dan VLDL.

aterosklerosis pada

hiperkolesterolemia

dan penyakit jantung

coroner.

Kontraindikasi : pasien

dengan penyakit hati

yg aktif pada

kehamilan (karena itu

diperlukan kontrasepsi

selama pengobatan

dan 1 bulan stelahx)

dan menyusui.

Skor total 220 80 80 60

Derivat asam

fibrat

Obat ini bekerja

mengaktifkan enzim

lipoprotein lipase

yang kerjanya

memecahkan

trigliserid, sehingga

menurunkan TG

plasma dan di hati.

Selain menurunkan

kdar TG,

meningkatkan kadar

kolesterol HDL

yang diduga melalui

peningkatan

apoprotein A-I, dan

A-II.

Indikasi :dapat

dipertimbangkan

sebagai lini pertama

pada pasien dmna kdar

TG serum > 10

mmol/L.

Hiperlipidemia tipe

IIa, IIb, III, IV dan V

pada pasien yg tidak

respon terhadap diet

dan tindakan lain yg

sesuai.

Kontraindikasi :keham

ilan dan menyusui,

penyakit hati,

insufisiensi ginjal.

Gangguan saluran cerna

(3-5%), lemah, vertigo,

eksim (2%),

trombositopeni, anemia,

dermatitis, pruritus, sakit

kepala, pusing (2,4 %),

pandangan kabur,

angiodema, miastenia,

myalgia, dapat

menyebabkan sindrom

seperti myositis (terutma

jika fungsi ginjal

terganggu).

Interaksi : penguat efek

kumarin, menurunkan

efek OHO dan statin.

Asam nikotinik Golongan ini diduga Indikasi : untuk ESO paling

Page 32: POSR

bkerja menghambat

enzim hormone

sensitive lipase di

jaringan adipose,

dengan demikian

akan mengurangi

jumlah asam lemak

bebas. Asam lemak

bebas ada dlm darah

sebagian besar

ditangkap oleh hati

dan akan ditangkap

sbg sumber sintesis

VLD. Dengan

menurunnya sintesis

VLDL di hati, akan

mengakibatkan

penurunan kadar TG

dan juga kolesterol

di plasma.

Pemberian asam

nikotinik ternyata

juga meningkatkan

kadar HDL bahkan

merupakan obat

terbaik untuk

meningkatkan HDL.

hyperlipidemia

campuran atau agen

sekunder dalam terapi

kombinasi untuk

hiperkolesterolemia.

Obat ini merupakan

agen primer atau

alternative untuk

hipertrigliseridemia

dan dyslipidemia.

Asam nikotinat

disarankan digunakan

bersama dengan statin

apabila statin tunggal

tidak cukup untuk

mengendalikan

dyslipidemia pasien.

Kontraindikasi :perdar

ahan arteri, ulkus

peptikum aktif,

kehamilan dan

menyusui.

Peringatan :DM,

penyakit hati, otot

skelet, unstable

angina, infark miokard

akut, jaundis.

sering :flushing yakni

perasaan panas pada

muka bahkan dibadan.

ESO yg lain :intoleransi

glukosa, kemerahan pada

kulit, dan gatal karena

mediasi prostaglandin.

Gangguan GI juga

masalah yg biasa.

Abnormalitas

laboratorium :

peningkatan uji fungsi

hati, hiperurikemia, dan

hiperglisemia.

Skor total 180 70 60 50

Ezetimbe Merupakan obat

hipolipid terbaru,

bekerja sebagai

penghambat selektif

penyerapan

kolesterol dari

Indikasi :

hiperkolesterolemia

primer, karena

mekanismex yg unik

baik untuk terapi

tambahan yakni

ESO sering : gguan

saluran pencernaan, sakit

kepala, lemas, myalgia.

ESO jarang : ruam dan

angioudem

ESO sgt jarang :

Page 33: POSR

membrane fili

saluran cerna baik

yg berasal dari

makanan maupun

dari asam empedu.

kombinasi dgn statin,

hiperkolesterolemia

familial homozigot.

Kontraindikasi :tidak

dianjurkan pada pasien

dengan penurunan

fungsi hati sedang-

berat. Hati-hati pada

kehamilan dan

menyusui.

pankreatitis, kolelitiasis,

trombositopeni,

peningkatan kreatinin

kinase, miopati dan

rabdomiolisis.

ESO kombinasi statin :

skit kepala, lemas,

konstipasi, diare,

kembung, mual, dll.

Interaksi : antacid,

kolestiramin,

siklosporin, fibrat.

Skor total 200 70 60 70

Asam lemak

omega 3

Atau yg dikenal jg

dengan minyak ikan

yang kaya akan

asam

eicosapentaenoic

(EPA) dan asam

docasahexaenoic

(DHA). Minyak

ikan menurunkan

sintesis VLDL.

Dengan demikian

dapat juga

menurunkan kadar

kolesterol dan

meningkatkan kadar

HDL.

Indikasi : gangguan

sekunder, gejala

penyakit jantung

aterosklerosis.

Hiperkolesterolemia.

Kontraindikasi : -

ESO : mual

Skor total 180 60 60 60

Alasan Pemilihan Golongan

a. Jadi dipilih golongan obat CCB untuk menurunkan tekanan darah,karena:

Tidak memiliki memiliki efek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah,

maupun asam urat

Page 34: POSR

Kadar puncak tercapai dengan cepat sehingga dapat menurunkan tekanan darah

dengan cepat

b. Jadi dipilih golongan insulin short acting untuk dapat menurunkan kadar gula darah

dengan cepat.

c. Jadi dipilih golongan obat HMG-CoA Reductase inhibitor (statin) untuk menurunkan

kadar kolesterol karena :

Statin berdaya menurunkan sintesa kolestrol endogen dalm hati sehingga

penurunan kolestrol total terjadi kuat, LDL (30-40%), TG dan VLDL lebih

ringan, sedangkan HDL dinaikkan

Statin berkhasiat antitrombosis dan antiaritmia.

5. Pemilihan Obat

Obat Golongan CCB

Nama Obat Efikasi Suitability Safety

Amlodipin Sekelompok obat yang

bekerja dengan

menghambat

masuknya ion chanel

Ca+ melewati slow

chanel yang terdapat

pada membran sel

(sarkolema).

Menghambat arus

masuk ion kalsium

melalui saluran lambat

membran sel aktif,

mempengaruhi sel

miokard jantung dan

sel otot polos

pembuluh darah,

sehingga mengurangi

kemampuan kontraksi

miokard, pembentukan

dan propagasi impuls

I: diindikasikan untuk

pengobatan hipertensi,

dapat digunakan

sebagai agen tunggal

untuk mengontrol

tekanan darah pada

sebagian besar

penderita hipertensi.

Juga diindikasikan

untuk pengobatan

iskemia myokardial,

dapat digunankan

sebagai monoterapi

atau kombinasi dengan

obat-

KI: hipersensifitas

terhadap

dyhidropiridine,

gangguan fungsi ginjal

dan hati, kehamilan,

ESO : sakit kepala,

udema, letih,

somnolensi, mual, nyeri

perut, kulit memerah,

palpitasi, pening.

Page 35: POSR

elektrik dalam

jantung, tonus

vaskuler sistemik atau

koroner.

menyusui, anak-anak

Skor total 210 70 70 70

Nifedipin Sama seperti di atas. I : terapi dan

propilaksi gangguan

koroner, terutama

angina pectoris,

hipertensi, insufisiensi

koroner kronik

KI: wanita hamil dan

menyusui, syok

kardiogenik,

hipersensifitas.

ESO : ringan dan hanya

sementara, rasa panas,

rasa berat kepala, mual

dan pusing, udem

subcutan, hipotensi dan

palpitasi.

Skor total 200 70 60 70

Verapamil Sama seperti di atas I : angina pectoris

KI: hipotensi atau

syokkardiogenik,

gangguan konduksi

(AV blok tingkat 2

dan 3, SA blok), sick

sinus syndrome,

penderita dengan

antiflutter, dll.

ESO: hipotensi

ortostatik, maul,

konstipasi, sakit kepala

dan gelisah

Skor total 210 70 70 70

Nicardipin Dengan menghambat

kanal ion dan atau

mengintervensi

pelepasan kalsium dari

reticulum

sarcoplasma,

nicardipine

menghambat infuks

I : penggunaan untuk

angina stabil kronik

dan untuk terapi krisis

hipertensi

KI : Hipersensitif

terhadap nicardipin

atau komponen lain

dalam formulasi

Efek samping flushing,

edema peripheral, sakit

kepala, hipotensi,

eksaserbasi angina,

asthenia, nausea, pusing.

Page 36: POSR

kalsium ekstraseluler

pada otot miokardium

dan pembuluh darah.

Penurunan kalsium

intraseluler

menghambat proses

kontraktil dari

miokardium yang

menyebabkan dilatasi

arteri coroner dan

arteri sistemik,

peningkatan

pengiriman oksigen ke

jaringan miokardium,

penurunan resistensi

perifer, penurunan

tekanan darah, dan

penurunan afterload.

stenosis  aorta lanjut.

Skor total 240 80 80 80

Obat Golongan Insulin Short Acting

Jenis Golongan

Obat

Efikasi Suitability Safety

Regular soluble Masa kerja 5-8 jam

Umumnya disuntikkan

30-45 menit setelah

pemberian IV, glukosa

akan menurun dengan

cepat mencapai nadir

I : terapi untuk pasien

DM, ketoasidosis,

koma non ketosis

KI : hipoglikemia

ES : liposdistrofi,

reaksi alergi local,

hipoglikemia

Skor total 210 70 70 70

Lispro Masa kerja 2-5 jam.

Umumnya disuntikkan

I : terapi untuk pasien

DM, ketoasidosis,

ES : liposdistrofi,

reaksi alergi local,

Page 37: POSR

30-45 menit setelah

pemberian IV, glukosa

akan menurun dengan

cepat mencapai nadir

koma non ketosis

KI : hipoglikemia

hipoglikemia

Skor total 220 80 70 70

Obat Golongan Statin

Nama Obat Efikasi Suitability Safety Cost, BSO,

Dosis

Simvastati

n

Cara Kerja :

Inhibitor HMG-

CoA reduktase,

menghambat

kecepatan

biosintesis

kolesterol dengan

cara penghambatan

kompetitif HMG-

CoA reduktase.

Merupakan statin

terkuat, pasien

yang menerima

dosis maksimum

mengalami

penurunan LDL

35-45% dan

penurunan yang

sama pada TG,

pada dosis yang

sama, simvastatin

juga meningkatkan

kadar HDL dan

apoA-I lebih dari

obat statin lainnya.

Efek Samping :

1-10%

Konstipasi, infeksi

traktus respiratori

bagian atas, flatulens,

peningkatan

transaminase

<1%

Myalgia, myopati,

rabdomyosis, nyeri

perut

Indikasi :

hiperkolesterolemi,

hipertrigliseridemi,

disbetalipoproteinemi

a

KI : hipersensitif

terhadap simvastatin,

liver disease aktif,

atau peningkatan

transaminase,

penggunaan bersama

dengan inhibitor

CYP3A4

(itraconazole,

Tersedia di

Indonesia

Kerjanya dapat

menurunkan risiko

kardiovaskular

pada pasien dengan

diabetes mellitus

tipe 2. Dapat

mengurangi insiden

CHD fatal dan non

fatal, stroke, dan

mortalitas total

Dikontraindikasika

n pada ibu hamil

dan menyusui

Dapat

meningkatkan

kepatuhan pasien

karena diminum

hanya sehari sekali

setiap malam

Dapat

meningkatkan level

HbA1c

Hati-hati pada

Dosis

maksimal : 80

mg sehari

Dosis lazim :

1 dd 5-10 mg

setiap malam

Terapi awal,

10-20 mg

peroral per

hari setiap

malam

Lama terapi :

4 minggu

Dus 30 tab 10

mg Rp

14.700,-

Page 38: POSR

Merupakan

prodrug dan

didalam hati

diubah menjadi

bentuk asam

hidroksi yang aktif.

Efek maksimum 4-

6 minggu

eritromisin,

siklosporin, dll)

pengguna alcohol,

pasien gagal ginjal

Skor total

210

70 70 70

Fluvastatin Cara Kerja :

Inhibitor HMG-

CoA reduktase,

menghambat

kecepatan

biosintesis

kolesterol dengan

cara penghambatan

kompetitif HMG-

CoA reduktase.

Merupakan statin

yang baru

diizinkan,

merupakan

senyawa sintetis

total yang

mengandung rantai

samping asam

heptanoat yang

membentuk analog

struktur senyawa

antara HMG Co-A.

Diberikan dalam

bentuk aktif

ES : dyspepsia, mual,

insomnia, nyeri perut,

sakit kepala, gejala GI

minor, kadar

transaminase

meningkat,

hipersensitif, namun

jarang.

KI : penyakit hati

aktif atau peningkatan

transaminase serum

persisten yang tidak

diketahui sebabnya,

ibu hamil, menyusui,

wanita dalam masa

subur.

I : tambahan diet

untuk mengurangi

kadar kolesterol total,

LDL, apoB dan TG

dan meningkatkan

HDL pada pasien

dengan

hiperkolesterolemia

Jarang tersedia di

Indonesia, belum

tersedia obat

generic, hanya obat

paten.

Perhatian pada

pasien dengan

riwayat penyakit

liver atau peminum

alcohol, myalgia

difus yang tidak

dapat diterangkan,

kelemahan otot dan

kadar keratin

fosfokinase

meningkat. Tidak

direkomendasikan

pada insufisiensi

ginjal berat

Dosis

maksimum :

80 mg/hari

Dosis lazim :

1 dd 20-40 mg

hs

Dosis awal 20

mg atau 40

mg.

Harus

diminum

sebelum tidur.

4x7 kaps 40

mg Rp.

309.515

4x7 tab XL 80

mg Rp.

387.980

Page 39: POSR

sebagai garam

natrium dan

hampir seluruhnya

diabsorpsi.

Onset 3-4 minggu

Waktu paruh <3

jam

primer dan

dyslipidemia

gabungan,

memperlambat

progresivitas

aterosklerosis koroner

pada pasien dengan

hiperkolesterolemia

primer dan penyakit

jantung koroner.

Skor total

270

70 60 70

Lovastatin Diberikan sebagai

prodrug dan

didalam hati

diubah menjadi

bentuk asam

hidroksi yang aktif.

Waktu paruh 4

jam.

Onset : 3 hari

Durasi : 4-6

minggu

Maksimum efek :

4-6 minggu

I : menurunkan

kolesterol total dalam

kolesterol LDL

KI : hipersensitif

terhadap simvastatin,

liver disease aktif,

atau peningkatan

transaminase,

penggunaan

bersamaan dengan

inhibitor CYP3A4

(itrakonazol,

ketokonazol,

eritromisin,

klaritromisin, dll)

ES : flatulens, nyeri

perut, konstipasi,

diare, myalgia, mual,

dyspepsia, lemah,

pandangan kabur,

rash, pusing,

hepatotoksik,

Dapat mengurangi

insiden CHD fatal

dan non fatal,

stroke, dan

mortalitas total.

Perhatian pada

pasien dengan

riwayat penyakit

liver atau peminum

alcohol, hindari

pemakaian

bersamaan dengan

siklosporin, hati-

hati pada pasien

rabdomyolisis,

resiko miopati.

Dosis awal 20

mg.

Dianjurkan

dikonsumsi

saat makan

malam.

Namun untuk

menghindari

lupa dapat

dikonsumsi

sebelum tidur.

Dosis dapat

ditingkatkan

setiap 3-6

minggu

hingga

maksimum

80mg/hari.Du

s 3x10 tab Rp.

132.00,-

Page 40: POSR

rabdomyolisis

Skor total

200

70 60 70

Pravastatin Diberikan dalam

bentuk aktif asam

β-hidroksi sebagai

garam natrium, dan

34% dosis oral

diabsorpsi.

I : hiperkolesterolemi,

hipertrigliseridemi,

disbetalipoproteinemi

a

KI : penyakit hati,

hamil, dan menyusui

ES : ruam kulit,

myalgia, sakit kepala

Dapat mengurangi

insiden CHD fatal

dan non fatal,

stroke, dan

mortalitas total.

Hanya tersedia obat

paten.

Perhatian pada

pasien gagal ginjal

setelah

rabdomiolisis

Dosis awal 10

mg atau 20

mg yang dapat

ditingkatkan

hingga 40 mg.

Obat harus

diminum

sebelum

tidur.Tab 10

mg x 3 x 10

Rp. 217.500,-

Skor total

200

70 70 60

Atorvastatin Diberikan sebagai

garam kalsium.

Mempunyai waktu

paruh yang lama.

Efektifitas sama

seperti simvastatin,

dapat menurunkan

trigliserida,

menurunkan kadar

LDL sekitar 25%

pada pasien

hiperkolesterolemi

a familial

homozigot yang

diobati dengan

80mg.

I : untuk mengurangi

kadar kolesterol total,

LDL, apoB dan TG

dan meningkatkan

HDL pada pasien

dengan

hiperkolesterolemia

dan hiperlipidemia

KI : penderita

gangguan ginjal,

hipersensitif, penyakit

hati, ibu hamil, dan

menyusui

ES : sakit kepala,

mual, insomnia,

miopati, myalgia,

ruam kulit,

hipoglikemia

Pada penderita

gangguan ginjal

harus dipantau terus

kadar kreatininnya.

Diet, olahraga dan

penurunan BB

diperlukan agar

mendapat hasil

yang optimum,

dapat

meningkatkan

kreatin fosfokinase

dan transaminase.

Dosis

maksimum 80

mg sehari

Dosis awal 10

mg.

Dapat

diminum

kapan saja

dalam sehari

karena

mempunyai

waktu paruh

yang lama.

3x10 tab 10

mg Rp.

330.000,- ;

3x10 tab 20

mg Rp.

Page 41: POSR

330.000,- ; 40

mg Rp.

330.000,-

Skor total

240

80 80 80

Alasan Pemilihan Obat

a. Jadi dipilih obat nicardipine, karena memiliki penurunan kontraksi miokardium lebih

rendah daripada CCB yang lain sehingga aman digunakan pada kasus krisis hipertensi.

b. Jadi dipilih obat lispro, karena dapat memberikan efek terapi yang cepat dan bertahan

dalam waktu singkat sehingga tepat untuk terapi awal.

c. Jadi, obat yang dipilih adalah atorvastatin karena tidak di kontraindikasikan bagi pasien

dan dapat diminum kapan saja. Sehingga atorvastatin dianggap lebih praktis.

6. Kesimpulan akhir :

a. CCB : Nikardipin hidroklorida (Perdipine Rp 135.000)

Sediaan : Injeksi 10mg/10ml, amp@10ml

Dosis : Secara infus IV drip (0.1-0.2 mg/ml) pada kecepatan 0.5

mcg/kgBB/menit hingga tekanan darah mencapai 165 mmHg.

b. Insulin short acting

Sediaan : Injeksi 100 IU/ml, vial @10ml (NovoRapid Vial Novo Rp

217.000)

Dosis : 0,5 IU/kgBB/hari

c. Atorvastatin

Sediaan : Tablet

Dosis : 10 mg/hari dapat diminum kapan saja

Sediaan diambil : 1 x

Page 42: POSR

7. Penulisan Resep

UGD RSUP NTBJalan Pejanggik No. 5 Mataram

Telp. 0370 666999Dokter: dr. Fauziah

Mataram, 8 Juni 2013R/ Inj. Nikardipin hidroklorida ml 10 Amp No. I

ʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Inj. Novorapid ml 10 Vial No. I

ʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Tab Atorvastatin mg 10 No XIV

ʃ u.d.d. Tab I_____________________________________ . ANama : Ny. AniUmur :55 tahunAlamat: Jl. Mekar No. 16 Mataram

UGD RSUP NTBJalan Pejanggik No. 5 Mataram

Telp. 0370 666999Dokter: dr. Fauziah

Mataram, 8 Juni 2013R/ Set Infus No. Iʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Abocath 18 G No. Iʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Set spuit cc 5 No. Iʃ i.m.m_____________________________________ . ANama : Ny. AniUmur :55 tahunAlamat: Jl. Mekar No. 16 Mataram

Page 43: POSR

8. Keterangan

a. Stabilisasi kondisi pasien:

Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

Stabilisasi hemodinamik

Pengendalian tinggi TIK

- Tinggikan posisi kepala 20-30o

- Posisi pasien sebaiknya menghindari penekanan vena jugularis

- Hindari hipertermia

- Mempertahankan normovolemia

Pengendalian suhu tubuh

b. Nikardipin hidroklrida diberikan secara infus IV drip (0.1-0.2 mg/ml) pada kecepatan

0.5 mcg/kgBB/menit hingga tekanan darah mencapai 165 mmHg.

c. Insulin short acting diberikan secara injeksi 0,5 IU/kgBB/hari

Page 44: POSR

KASUS 3

Seorang pasien perempuan, berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena tiba-tiba pingsan di

tengah pesta 15 menit yang lalu. Menurut keluarga yang mengantar pasien mengalami

keracunan makanan. Pasien tidak mengalami mual dan muntah. Hasil pemeriksaan tanda

vital : TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30

kali/menit, suhu 35,5 C.

1. Daftar masalah

a. Pingsan 15 menit yang lalu

b. TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120x/menit, RR 30x/menit

2. Diagnosis : syok anafilatik

3. Tujuan terapi

a. Memposisikan pasien (meninggikan kaki pasien)

b. Mempertahankan airways (orofaringeal tube)

c. Mempertahankan breathing (oksigenasi)

d. Mempertahankan sirkulasi (Menaikkan tekanan darah, Rehidrasi cairan,

Mengurangi reaksi inflamasi)

4. Gol obat yang sesuai dengan tujuan terapi

a. Untuk menaikan tekanan darah

1. Adrenalin

2. Dopamin

3. Dobutamin

b. Pemberian resusitasi cairan

1. Isotonik

2. Hipertonik

3. Hipotonik

c. Mengurangi reaksi anafilaktik

1. Kortikosteroid

2. Antihistamin

Page 45: POSR

3. Anti Leukotrien

4. Penghambat pelepasan sel mast.

a. Untuk menaikan tekanan darah

Golongan Obat Efficacy Safety Suitability

Adrenalin Bekerja dengan

meningkatkan tekanan

darah, kontriksi

pembuluh darah,

melebarkan bronkus

dan meningkatkan

aktivitas otot jantung.

Adrenalin bekerja

sebagai penghambat

pelepasan histamine

dan mediator lain

Aman untuk digunakan,

penggunaan adrenalin

untuk syok anafilaktik

tidak memiliki

kontraindikasi. Dosis

yang tinggi digunakan

untuk henti jantung.

Indikasi : syok anafilaktik,

bradikardi, hipotensi.

Peringatan : hati-hati

pemberian pada syok

hipovolemik.

Page 46: POSR

yang poten.

Mekanismenya adalah

adrenalin

meningkatkan siklik

AMP dalam sel mast

dan basofil sehingga

menghambat

terjadinya degranulasi

serta pelepasan

histamine dan

mediator lainnya.

80 80 80

Dopamine Inotropin, Bekerja

lansung pada reseptor

dopaninergik dan

adrenergik

Pada dosis rendah

bekerja pada reseptor

dopaminergik D1

pembuluh darah

terutama di ginjal,

mesenterium, dan

pembuluh darah

koroner yang akan

menyebabkan

vasodilatasi melalui

aktivitas

adenililsiklase.

Dosis >10 µg/kg/menit

akan meyebabkan

vasokontriski ginjal,

mesenterika, dan

pembuluh darah perifer

yanga akan

menyebabkan perfusi

jaringan dan organ yang

buruk, menurunkan

kemampuan jantung dan

mengurangi produksi

urine.

Dapat meyebabkan

takikardi, disritmia,

iskemik miokardium,

mual dan muntah.

I : syok yang mengancam

jiwa, syok kardiogenik

dan gagal jantung berat

pada dosis tinggi

K: pasien yang sedang

menggunakan MAO-

inhibitor,

Feokromoiitoma,

Takikardi, Fibrilasi

ventrikel, Tirotoksikosi,

Adenoma prostat,

Penderita dengan

hipoksemia dan

hipovolemi, Glaukoma

Page 47: POSR

Pada dosis tinggi akan

meningkatkan

kontraktilitas miokard

melalui aktivitas

adrenoreseptor β1 dan

menyebabkn

vasokontriksi akibat

aktivasi α1pembuluh

darah.

sudut sempit

70 70 70

Dobutamin Obat simpatomimetik

dengan kerja β1

adrenergik yang

memiliki efek

meningkatkn

kontraksi miokardium

(inotropik positif) dan

meningkatkan denyut

jantung (efek

kronotropik positif).

Tidak memiliki efek

vasokonstriksi

Iskemik miokardium,

takikardi, distritmia,

sakit kepala, mual dan

tremor

I : syok yang ingin

memperbaiki curah

jantung dan kemampuan

kerja jantung secara

menyeluruh.

K : stenosis subaorta,

hipertrofi idiopatik,

Hipoksemia yang disertai

hipovolemia

70 70 70

b. Pemberian resusitasi cairan

Jenis cairan Eficacy Safety Suitability

Hipotonik Cairan hipotonik akan

keluar dari pembuluh

darah ke ruang

interstisial, tidak

Tidak bermanfaat diberikan

untuk kasus syok karena

akan keluar dari vaskuler

dan akan menimbulkan efek

Indikasi : Digunakan

pada keadaan sel yang

mengalami dehidrasi,

misalnya pada pasien

Page 48: POSR

menetap di dalam

vaskuler.

samping seperti edema dan

kolaps kardiovaskuler.

cuci darah (dialisis)

dalam terapi diuretik,

juga pada pasien

hiperglikemia (kadar

gula darah tinggi)

dengan ketoasidosis

diabetik.

50 40 50

Isotonik Cairan isotonik memiliki

komposisi mirip cairan

intravaskuler sehingga

cocok untuk

menggantikan cairan

intravaskuler

Aman diberikan pada kasus

syok dan cepat

mengembalikan cairan

intravaskuler.

Indikasi : syok dengan

kehilangan volume

cairan intravaskular,

penurunan tekanan

darah akut karena syok.

80 80 80

Hipertonik Cairan hipertonik akan

menetap di pembuluh

darah dan menarik air

dari interstisial menuju

ke dalam vaskuler

Kontraindikasi relative yaitu

diberikan pada pasien dalam

keadaan tidak sadar

Indikasi : penurunan

tekanan darah progresif

yang berlangsung lama,

pengembalian cairan

intravaskuler yang

gagal setelah

pemberian cairan

isotonik

65 40 50

c. Mengurangi reaksi alergi

Golongan

Obat

Efficacy Safety Suitability

Kortikosteroid Menekan Efek samping Indikasi : Insufisiensi

Page 49: POSR

pembentukan,

pelepasan & aktivitas

mediator inflamasi

endogen meliputi

prostaglandin, kinin,

histamin, enzim

liposomal dan sistem

komplemen. Juga

memodifikasi respon

imun.

kebanyakan tidak terjadi

setelah pemakaian

jangka pendek:

Kehilangan Ca, K

Retensi Na, Cl, air

Edema

Osteoporosis,

kelemahan otot,

penyembuhan luka yg

lambat

Glaukoma, katarak

DM, gangg.sekresi

hormon kelamin,

gangg.pertumbuhan pd

anak, hipertensi,

obesitas

dsb.

adrenal, perbaikan fungsi

paru pada fetus, atritis,

karditis reumatik,

penyakit ginjal kolagen,

asma, alergi, penyakit

mata, kulit, hepar,

keganasan, gangguan

hematologic, syok, edema

serebral, trauma sumsum

tulang belakang

Dikontraindikasikan pada:

Infeksi fungal

sistemik, ITP,

pemberian vaksin,

monoterapi infeksi

bakterial primer,

penggunaan oftalmik

pada keratitis herpes

simpleks superfisial,

Kehamilan trimester I

70 60 60

Antihistamin Bekerja dengan

menghambat kerja

histamine secara

antagonis kompetitif

reversible pada

reseptor histamine,

Terdiri dari

penghambat resoptor

Efek samping

penghambat reseptor H1

Sedasi

Hipotensi ortostatik

Retensi kemih

Penglihatan kabur

Indikasi :

alergi Reaksi alergi;

motion sickness dan

gangguan vestibular;

mual dan muntah hamil.

Kontraindikasi :

Page 50: POSR

H1,H2,H3. Untuk

mengatasi reaksi alergi

digunakan penghambat

reseptor H1.

Hati-hati diberikan pada

orang yang bekerja

sebagai sopir (AH-1

generasi pertama)

70 70 70

Penghambat

Pelepasan sel

mast

Bekerja melalui

penghambatan

degranulasi sel mast

dalam melepaskan

histamin sebagai

mediator pada penyakit

alergi,

Menghambat pelepasan

mediator, histamin dan

SRS-A (Slow Reacting

Substance Anaphylaxis,

leukotrien) dari sel

mast

Tidak terdapat efek

samping yang khusus,

paling sering adalah

sakit kepala. Aman

diberikan pada skenario.

Biasanya diberikan pada

penyakit asma, rhinitis

alergi, kurang cocok

diberikan pada kasus

kegawatdaruratan syok.

60 60 60

Anti

leukotriene

Efek bronkodilatasinya

sedikit (bervariasi),

reduksi gejala batuk,

mengontrol inflamasi

dan eksaserbasi asma.

Efeknya kurang

dibandingkan

glukokortikosteroid

dosis rendah.

ESO: Umumnya

ditoleransi baik.

Zileuton dikaitkan

dengan toksiistasnya

terhadap hepar.

Indikasi: sebagai

pengontrol asma; obat

alternative untuk asma

dewasa; aspirin sensitive

asma.

Page 51: POSR

60 60 60

Metilxantin Memiliki efek

antiinflamasi melalui

penuruna pelepasan

mediator sel mast,

penurunan proliferasi

limfosit T, dan

penurunan stikoin sel T

Efek samping:

Reaksi efek samping

jarang terjadi pada level

serum teofilin yang < 20

mcg/mL. Pada level

lebih dari 20 mcg/mL :

mual, muntah, diare,

sakit kepala, insomnia,

iritabilitas.

Pada level yang lebih

dari 35 mcg/mL :

hiperglisemia, hipotensi,

aritmia jantung,

takikardia (lebih besar

dari 10 mcg/mL pada

bayi prematur), seizure,

kerusakan otak dan

kematian.

Lain – lain : demam,

wajah kemerah-

merahan, hiperglikemia,

sindrom ketidaksesuaian

dengan hormon

antiduretik, ruam,

kerontokan pada rambut

Kontraindikasi:

Hipersensitivitas terhadap

semua xantin, peptik

ulser, mengalami

gangguan seizure (kecuali

menerima obat-obat

antikonvulsan yang

sesuai). Aminofilin :

hipersensitif terhadap

etilendiamin. Supositoria

aminofilin : iritasi atau

infeksi dari rektum atau

kolon bagian bawah.

Page 52: POSR

60 60 60

5. Golongan Obat yang Dipilih

a. Gol obat yang dipilih untuk mengatasi syok Adrenalin, karena merupakan

lini pertama dalam menangani syok anafilaktik. Onset kerja cepat. Tidak

terdapat kontraindikasi dalam pemberian adrenalin, terbukti lebih cepat

menaikan tekanan darah.

b. Untuk pemberian cairan diberikan larutan isotonik karena memiliki

konsentrasi yang relative sama dengan cairan intravena sehingga akan tetap

berada dalam intravaskuler. Cairan ini juga berguna untuk pasien yang sudah

mengalami tekanan darah rendah akibat syok anafilaktik.

c. Untuk mengurangi inflamasi, dipilih antihistamin dan kortikosteroid.

Antihistamin dipilih karena sesuai dengan patofisiologinya yaitu karena

pelepasan histamin. Antihistamin juga bekerja cepat dalam menangangi reaksi

anafilaksis. Kortikosteroid diberikan bersamaan dengan antihistamin untuk

mencegah reaksi bifasik anafilaktik. Direkomendasikan pemberikan

kortikosteroid pada setiap kasus syok anafilaktik.

5. Obat yang dipilih dari golongan tersebut

a. Adrenalin

Nama Obat Eficacy Safety Suitability

Epinefrin Sama Sama Lebih cocok

diberikan untuk

syok anafilaktik

70-100mmHg.

Norepinefrin Sama Sama digunakan apabila

TD <70 mmHg

Page 53: POSR

b. Cairan Isotonik

Nama Obat Eficacy Safety Suitability

Ringer laktat Sama, laktat

memberikan

nutrisi

Sama, resiko

asidosis lebih

sedikit daripada

normal salin

apabila diberikan

dengan tetes

cepat.

Sama

NaCl 0,9% Sama Sama Sama

c. Antihistamin H1

Obat Eficacy Suitability Safety

Etanolamin - Efek antihistamin :ringan sampaisedang

- Sedatif : ringan sampai kuat

- Antikolinergik : kuat

- Masa kerja : 3-6 jam

I:

- Mencegah dan mengobati mabuk perjalanan laut, udara, dan darat

- Memiliki efek anestesi lokal

- Pengobatan alergi- Mencegah

terjadinya motion sickness

- Keluhan mual muntah pada pasien hamil

- Menghilangkan gatal-gatal

KI:

- Ibu hamil

ESO:

- Efek sedative- Efek

antimuskarini- Menyebabkan

aritmia jantung- Kelahiran anak

cacat pada pasien ibu hamil

- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping

saluran cerna : ringan

Etilenediamin - Efek antihistamin :ringan sampaisedang

- Sedatif : sedang- Antikolinergik : -- Masa kerja : 4-6

jam

- Pengobatan alergi- Mencegah

terjadinya motion sickness

- Keluhan mual muntah pada pasien hamil

ESO:

- Efek sedative- Efek

antimuskarini- Menyebabkan

aritmia jantung

Page 54: POSR

- Lebih efektif menghilangkan gatal-gatal

KI:

- Ibu hamil

- Kelahiran anak cacat pada pasien ibu hamil

- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping

saluran cerna : kuat

Piperazin - Efek antihistamin :sedang sampaikuat

- Sedatif : ringan sampai kuat

- Antikolinergik : ringan

- Masa kerja : 4-24 jam

I:

- Mencegah dan mengobati mabuk perjalanan laut, udara, dan darat

- Pengobatan alergi- Mencegah

terjadinya motion sickness

- Keluhan mual muntah pada pasien hamil

- Menghilangkan gatal-gatal

KI:

- Ibu hamil

- Efek sedative- Efek

antimuskarini- Menyebabkan

aritmia jantung- Kelahiran anak

cacat pada pasien ibu hamil

- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping

saluran cerna : ringan

Alkilamin - Efek antihistamin :sedang sampai kuat

- Sedatif : ringan sampai sedang

- Antikolinergik : sedang

- Masa kerja : 4-6 jam

I:

- Pengobatan alergi- Mencegah

terjadinya motion sickness

- Keluhan mual muntah pada pasien hamil

- Menghilangkan gatal-gatal

KI:

- Ibu hamil

- Efek sedative- Efek

antimuskarini- Menyebabkan

aritmia jantung- Kelahiran anak

cacat pada pasien ibu hamil

- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping

saluran cerna : ringan

Derivat Fenotiazin

- Efek antihistamin :ringan sampaikuat

- Sedatif : kuat- Antikolinergik :

kuat- Masa kerja : 4-6

jam

I:

- Untuk reaksi alergi dengan pruritus, ruam dan urtikaria kolinergik, dan untuk premedikasi untuk anestesi

ESO:

- Efek sedative- Efek

antimuskarini- Menyebabkan

aritmia jantung- Kelahiran anak

Page 55: POSR

umum- Memiliki efek

anestesi lokal- Pengobatan alergi- Mencegah

terjadinya motion sickness

- Keluhan mual muntah pada pasien hamil

- Lebih efektif menghilangkan gatal-gatal

KI:

- Ibu hamil

cacat pada pasien ibu hamil

- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping

saluran cerna : tidak ada

Lain-lain (siproheptadin dan mebhidrolin napadisilat)

- Efek antihistamin :sedang sampai kuat

- Sedatif : tidak ada sampai ringan

- Antikolinergik : tidak ada sampai ringan

- Masa kerja : 4-6 jam

I:

- Pengobatan alergi- Mencegah

terjadinya motion sickness

- Keluhan mual muntah pada pasien hamil

- Menghilangkan gatal-gatal

KI:

- Ibu hamil

ESO:

- Efek sedative- Efek

antimuskarini- Menyebabkan

aritmia jantung- Kelahiran anak

cacat pada pasien ibu hamil

- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping

saluran cerna : tidak ada

d. Untuk mencegah reaksi anafilaktik berat

Obat Efficacy Safety Suitability

Prednison Seperti

Kortikosteroid

secara umum

Efek samping : efek

saluran pencernaan

seperti dyspepsia,

tukak lambung,

hirsutsm, cushing

sindrom (pada dosis

tinggi), jerawat,

Indikasi

:Insufisiensi

adrenal, nefrotik

sindrom, penyakit

kolagen, asma

bronchial, penyakit

jantung, reumatik,

Page 56: POSR

striae, atrofi kulit,

gangguan cairan dan

elektrolit,

leukositosis.

leukemia limfositik,

limfoma, edema

serebral,

konjungtifitis

alergika, otitis

eksterna, penyakit

kulit.

Kontra

indikasi :Infeksi

jamur sistemik,

hipersensitifitas,

hati-hati pemberian

pada penderita

colitis ulserasif,

insufisiensi ginjal,

hipertensi,

infeksi pirogenik

Prednisolon Seperti

Kortikosteroid

secara umum

Efek samping : efek

saluran pencernaan

seperti dyspepsia,

tukak lambung,

hirsutsm, cushing

sindrom (pada dosis

tinggi), jerawat,

striae, atrofi kulit,

gangguan cairan dan

elektrolit,

leukositosis.

Indikasi :

pengobatan Lokal

inflamasi (jangka

pendek), reaksi

alergi

Kontarindikasi :

infeksi sistemik

yang tidak diobati,

hindari penggunaan

saat memakai vaksin

virus aktif.

Hidrokortison Seperti

Kortikosteroid

Efek samping :

merupakan

Indikasi : radang

kulit ringan seperti

Page 57: POSR

secara umum kortikosteroid

potensi ringan,

jarang menyebabkan

efek samping. Efek

samping yaitu

penyebaran dan

perburukan infeksi

yang tidak diobati,

penipisan kulit,

jerawat, striae atropis

ekzema, ruam popok

Peringatan: hindari

penggunaan jangka

panjang pada bayi

dan anak-anak.

Pengobatan dibatasi

5-7 hari.

Kontraindikasi :

luka kulit akibat

bakteri, jamur, atau

viral yang tak

diobati, rosasea,

akne vulgaris.

Metilprednisolon Seperti

Kortikosteroid

secara umum

Efek samping :

iritasi perineal, efek

saluran pencernaan

seperti dyspepsia,

tukak lambung,

hirsutsm, cushing

sindrom (pada dosis

tinggi), jerawat,

striae, atrofi kulit,

gangguan cairan dan

elektrolit,

leukositosis.

Indikasi : supresi

inflamasi dan

gangguan alergi,

udema serebral

dihubungkan dengan

keganasan, penyakit

rematik, penyakit

kulit.

Kontraindikasi :

infeksi sistemik

yang tidak diobati,

hindari penggunaan

saat memakai vaksin

virus aktif.

Triamsinolon Seperti

Kortikosteroid

Efek samping :

merupakan

kortikosteroid potensi

Indikasi : kelainan

radang kulit yang

hebat seperti ekzema

Page 58: POSR

secara umum kuat, sering

menimbulkan efek

samping. Efek

samping yaitu

penyebaran dan

perburukan infeksi

yang tidak diobati,

penipisan kulit,

jerawat, striae atropis

yang tidak

menunjukkan respon

terhadap

kortikosteroid yang

kurang kuat,

psoriasis

Peringatan: hindari

penggunaan jangka

panjang pada bayi

dan anak-anak.

Pengobatan dibatasi

5-7 hari.

Kontraindikasi :

luka kulit akibat

bakteri, jamur, atau

viral yang tak

diobati, rosasea,

akne vulgaris.

Betametason Seperti

Kortikosteroid

secara umum

Efek samping :

merupakan

kortikosteroid potensi

kuat, sering

menimbulkan efek

samping. Efek

samping yaitu

penyebaran dan

perburukan infeksi

yang tidak diobati,

penipisan kulit,

jerawat, striae atropis

Indikasi : psoriasis

Kontraindikasi :

lesi kulit akibat

bakteri, , jamur,

virus yang tidak

diobati, rosasea, plak

psoriasis dengan

sebaran luas,

perioral dermatitis

Page 59: POSR

Obat yang dipilih :

a. Adrenalin

Dipilih epinefrin karena merupakan lini pertama penanganan syok anafilaktik yang baik

untuk meningkatkan tekanan darah. Bekerja dengan meningkatkan resistensi perifer,

onset cepat, dan dapat menurunkan dengan cepat reaksi vasodilatasi pembuluh darah.

b. Cairan resusitasi isotonik

Dipilih ringer laktat karena selain sebagai pengganti cairan intravaskuler, juga memiliki

laktat sebagai sumber nutrisi tubuh. Selain itu efek asidosis yang ditimbulkan lebih kecil

daripada normal salin sehingga lebih aman diberikan apabila di grojok (tetes cepat).

c. Antihistamin

Dipilih AH1 karena reseptor H1 berperan dalam pelepasan histamine sistemik. Obat

yang dipilih adalah dipenhidramin.

d. Kortikosteroid.

Dipilih hidrokortison merupakan kortikosteroid short acting. Aman diberikan pada kasus

anafilaktik.

6. BSO dan dosis

a. epinefrin

1.BSO : injeksi IM pada lengan atas, paha,

2.Dosis : 0,5 ml dapat diulangi 5-15 menit jika tidak ada perubahan klinis. Efinefrin 1 :

1000 diberikan 0,01 ml/kgBB maksimal 0,3 ml subkutan dan dapat diulang setiap 15-

20 menit sampai 3-4 kali. Dosis ini diberikan pada kondisi akut syok anafilaktik. Jika

kondisi memburuk dapat diberikan 0,5 ml/kgBB injeksi intramuskular (IPD FKUI).

Wanita usia 35 tahun memiliki berat badan sekitar 50 kg, sehingga dosis efinefrin

pada pasien ini yaitu 0,5 ml injeksi subkutan.

b. RL

1.BSO : injeksi

2.Dosis : 1-2 liter @500cc, disesuaikan dengan kebutuhan pasien

c. Dipenhydramin

Bentuk sediaan yang digunakan adalah injeksi intravena. Dosis pemberian 50 mg IV

dapat diberikan bersama dengan steroid.

d. Metilprednisolon

Page 60: POSR

Diberikan melalui injeksi intravena dengan dosis 5 mg/kgBB. Diberikan setiap 6 jam

(IPD FKUI). Dosis pada pasien ini dengan berat badan sekitar 50 kg adalah 250 mg

injeksi intravena. Sediaan injeksi 500mg/vial

7. RESEP

Page 61: POSR

dr. ANINDYA

SIP No: 282/192/UP/DINKES

Praktek:

Jalan Gajah Mada No. 2 Mataram

Telp. (0370) 621232

Mataram, 21 November 2013

R/ Inj. Epinefrin ml1 Amp I    S.i.m.m___________________________________Paraf

R/ Inj.Metil Prednisolon Fl II

S.i.m.m

__________________________________Paraf

R/ Inj.DifenhidraminS.i.m.m__________________________________Paraf

R/ Inj.Ringer Laktat ml 500 Kolf.4S.i.m.m__________________________________Paraf

Nama : Ny. X

Umur : 35 tahun

Page 62: POSR

8. KIE Menghindari makanan penyebab syok anafilaktik

KASUS 4

dr. ANINDYA

SIP No: 282/192/UP/DINKES

Praktek:

Jalan Gajah Mada No. 2 Mataram

Telp. (0370) 621232

Mataram, 21 November 2013

R/infus set No. I

__________________________________Paraf

R/abocath No. I

__________________________________Paraf

R/Spuit 5 cc No. IIs

__________________________________Paraf

R/Spuit 1 cc No. I

__________________________________Paraf

Pro : Mrs.X

Umur : 35 tahun

Page 63: POSR

Seorang laki-laki, usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu

lintas 60 menit yang lalu. Saat dibawa ke UGD, pasien dalam keadaan kesadaran menurun,

pasien masih dapat membuka mata dan menggerakkan tanganya jika dirangsang dengan

nyeri. Menurut yang membawa ke UGD, pasien sempat muntah dalam perjalanan ke ke

rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik : luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari

telinga kanan. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu

afebris.

1. Permasalahan yang ditemui

a. Kesadaran menurun E2M4V?

b. pasien sempat muntah

c. Luka lecet di pelipis kanan

d. Darah keluar dari telinga tengah.

e. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100x/menit, RR 22x/menit, suhu afebris

(memperlihatkan tanda-tanda shock derajat II)

2. Diagnosis Kerja: Trauma Kepala (Trauma Capitis Sedang)

3. Tujuan Terapi

a. A: Mempertahankan Airways

b. B: Mempertahankan saturasi oksigen >92% dengan kecepatan 4-5L/menit

c. C: Memperbaiki keadaan shock pasien, dan mencegah agar tidak jatuh kedalam

keadaan shock. Menghentikan perdarahan

d. Menurunkan tekanan intrakranial

4. Golongan Obat yang digunakan

Terapi Non Farmakologis

1. Mempertahankan Airways Jaw Trust.

2. Menghentikan perdarahan Bebat luka.

Page 64: POSR

3. Menurunkan tekanan Intrakranial Elevasi kepala 15-30o menurnkan tekanan

intracranial 3-4 mmHg.

Terapi Farmakologis

- Memperbaiki keadaan shock pasien

Efikasi Suitability Safety

ISOTONIK Cairan yang

hipoonkotik sebab

memiliki jumlah

protein bermolekul

besar sedikit di dalam

plasma. Sehingga

dapat menggantikan

kehilangan cairan

secara cepat dengan

rasio 3:1

Digunakan untuk

mengatasi perdarahan akut.

Terutama untuk perdarahan

kelas I-II (15%-20%).

Hati-hati terhadap

overloading

cairan, dapat

menyebabkan

edem paru.

Skor 70 80 70

HIPERTONI

K

Memiliki kandungan

natrium yang paling

tinggi sehingga

memiliki kemampuan

menarik cairan yang

ada di jaringan.

Digunakan untuk

mengatasi edema jaringan .

sangat menguntungkan

yang digunakan pada kasus

trauma kepala (edem

serebri), menurunkan

tekanan intracranial, dan

meningkatkan perfurusi

serebral.

Sama dengan

koloid

Skor 60 80 70

KOLOID Memilki molekul

yang besar dan

memiliki tekanan

onkotik yang hamper

sama dengan protein

plasma vaskuler.

Menggantikan plasma yang

hilang dalam darah saat

perdarahan, dan lebih

efektif menggantikan

cairan daripada kristaloid.

Hati-hati dapat

menyebabkan

edema pulmonal

dengan gangguan

difusi oksigen,

serta edema intra-

Page 65: POSR

abdomen, dan

mengganggu

gerakan

kontraktilitas.

Skor 60 85 65

BLOOD berperan

membawa nutrisi dan

oksigen ke semua

organ tubuh, termasuk

organ-organ vital

seperti otak, jantung,

paru-paru, ginjal, dan

hati. Jika darah yang

beredar di dalam

tubuh sangat sedikit

oleh karena berbagai

hal, maka organ-organ

tersebut akan

kekurangan nutrisi

dan oksigen. Oleh

karena itu untuk

mencegah hal

tersebut, dibutuhkan

pasokan darah dari

luar tubuh. Jika darah

dalam

tubuh jumlahnya

sudah memadai, maka

syok maupun

kematian dapat

dihindari.

- Anemia karena

perdarahan.

-  Anemia hemolitik

- Anemia aplastik

- Leukemia dan anemia

refrakter

- Anemia karena sepsis

- Anemia pada orang yang

akan menjalani operasi.

Kontraindikasi

Pasien yang infeksi

Pasien yang memiliki

golongan darah berbeda

Hati-hati terhadap

reaksi alergi

Skor 70 70 65

Page 66: POSR

Golongan yang terpilih ialah glongan Isotonik Kristaloid, sebab dapat memberikan

pergantian volume cairan secara akut, dan cocok untuk digunakan sebagai terapi shock kelas

I dan II.

- Menurunkan Tekanan Intrakranial

Efikasi Suitability Safety

Diuretik

Osmotik

diuretik osmotik

bekerja pada bagian

nefron yang sangat

permeabel terhadap

air (dimana disana

terjadi absorbsi pasif

dari air) yaitu tubulus

proksimalis, bagian

descending loop henle

dan tubulus

kolektivus. Obat ini

bekerja dengan

meningkatkan tekanan

osmotik dalam lumen

tubulus sehingga

menarik air ke dalam

lumen.

Indikasi : Edema,

Hipertensi

Kontraindikasi

diuretic Tergantung

pembagian dari

golongan masing-

masing diuretic

Diuretik

direkomendasikan

apabila telah dipakai

sebelum kehamilan.

Tidak

direkomendasikan

pada preklampsia.

Gangguan metabolik

pada dosis tinggi

Hiperglikemi &

glukosuri pada DM

Hiperurisemi

serangan GOUT

Gangguan elektrolit

alkalosis

hipokloremi,

hipokalemi,

hiponatremi,

hipomagnesemi

mulut kering, haus,

lemah, nyeri & keram

perut, kejang, oliguri,

hipotensi, gangguan

GIT

Anorexia, iritasi

gaster, mual, muntah,

konstipasi, diare

Hipersensitif

Kolestitis jaundice,

pankreatitis, diskrasia

darah, ulkus usus

Skor 50 60 60

HIPERTONI

K

Memiliki kandungan

natrium yang paling

tinggi sehingga

Digunakan untuk

mengatasi edema

jaringan . sangat

Sama dengan koloid

Page 67: POSR

memiliki kemampuan

menarik cairan yang

ada di jaringan.

menguntungkan yang

digunakan pada kasus

trauma kepala (edem

serebri), menurunkan

tekanan intracranial,

dan meningkatkan

perfurusi serebral.

Skor 70 80 70

Kortikosteroi

d

Kortikosteroid

bekerja dengan

mempengaruhi

kecepatan sintesis

protein.

Kortikosteroid dapat

mempengaruhi

banyak sistem, efek

yang diinginkan

untuk terapi

serangan akut pada

penyakit gout

adalah efek anti-

inflamasinya.

Obat ini

menghambat

fenomena inflamasi

dini yaitu edema,

deposit fibrin,

dilatasi kapiler,

migrasi leukosit ke

tempat radang dan

aktivitas fagositosis.

Selain itu juga dapat

menghambat

manifestasi inflamasi

KI: Kontraindikasi

relative yaitu diabetes

melitus, tukak

peptic/duodenum,

infeksi berat, hipertensi

atau gangguan sistem

kardiovaskular.

ES:

-Karena pemberian

jangka panjang dan

dihentikan secara

tiba-tiba: insufisiensi

adrenal akut dengan

gejala demam,

mialgia, atralgia, dan

malaise.

-ES akibat pengobatan

jangka panjang:

gangguan cairan dan

elektrolit,

hiperglikemia,

glikosuria, mudah

terjadi infeksi

terutama TB,

perdarahan atau

perforasi pada pasien

tukak peptic,

osteoporosis, miopati

yang karekteristik,

psikosis, habitus

pasien Cushing.

Page 68: POSR

yang telah lanjut

yaitu proliferasi

kapiler dan

fibroblast,

penumpukan kolagen

dan pembentukan

sikatrik.

Skor 70 70 60

Obat yang digunakan ialah dari golongan Diuretik osmotic, sebab dalam menurunkan tekanan

intracranial secara akut, golongan obat ini yang digunakan.

5. Jenis Obat dari golongan obat terpilih

A. KRISTALOID

Ringer-Laktat (RL) (NaCl 0,9%)

Komposisi:

SODIUM CHLORIDE

0.60000 g

POTASSIUM CHLORIDE

0.04000 g

CALCIUM CHLORIDE

0.02684 g

SODIUM LACTATE SOLUTION AT

50% 0.62000 g

(corresponding quantity of sodium

lactate.................... 0.31000 g)

Water for injectable preparations

……..................... s.q........ 100 ml

Na+ ..............................................130

mmol/l

K+ .................................................5.4

mmol/l

Ca2+.............................................. 1.8

mmol/l

Komposisi:

Sodium concentration (154 mEq/L), chloride

concentration (154 mEq/L), pH (5.7 ),

osmolality (308 mOsm/L).

Aksi: larutan kristaloid untuk pengganti

cairan

Indikasi: dapat digunakan sebagai alternatif

dari infus intravena RL dan meningkatkan

perfusi jaringan; dehidrasi; pengganti cairan

pada koma diabetik ketoasidosis

hiperglikemik dan pre-koma

KI:

Hypernatremia, lactic acidosis, hypokalemia.

Efek samping: infus berlebihan dapat

meningkatkan volume sirkulasi dan

mempercepat gagal jantung;

Page 69: POSR

Cl- ................................................111

mmol/l

Lactates .....................................27.7

mmol/l

Osmolarity ..............................276.8

mOsm/l

pH ranging from 6.0 to 7.5

Berisi terutama natrium,

Sodium lactat berdifusi secara cepat ke

ruang ekstraseluler (~75%), sehingga

berguna dalam penanganan awal resusitasi

kehilangan cairan yang banyak.

Aksi : pengganti volume cairan

Indikasi: kehilangan darah dan cairan,

untuk mengkoreksi hipovolemi dan

meningkatkan perfusi jaringan., Dehidrasi

KI: jangan digunakan sebagai pengganti

cairan pada koma ketoasidosis

hiperglikemi dan pre-koma;

Hypernatremia, hyperhydration, lactic

acidosis, hyperkalemia.

Efek samping: infus melebihi volume

memungkinkan terjadinya overload

sirkulasi dan memepercepat gagal jantung

Cairan yang dipilih ialah adalah jenis RL sebab merupakan larutan yang dapat menggantikan

kehilangan cairan secara akut dan merupakan indikasi pada perdarahan kelas I-II.

Page 70: POSR

B. DIURETIK OSMOTIK

Efikasi Suitability Safety

MANNITO

L

diuretik osmotik.

Mannitol bekerja

dengan cara

meningkatkan jumlah

cairan yang

dikeluarkan oleh ginjal

dan membantu tubuh

dalam mengurangi

tekanan di otak dan

Untuk mencegah atau

mengobati kelebihan air

dalam tubuh pada keadaan

ginjal tertentu, mengurangi

pembengkakan otak, atau

mengurangu tekanan dalam

mata.

Dosis:

Sebagai 15-25%

soln:

0.25-2 gr/kg

melalui infus

pembuluh darah

(intra venous)

selama 30-60

menit.

Page 71: POSR

mata.

Efek Samping:

Sistem peredaran

darah yang

kelebihan beban,

gagal jantung

kongestif (CHF),

sakit kepala,

convulsions,

kedinginan,

kepeningan, ruam,

ketidakseimbanga

n cairan dan

elektrolit,

instoksikasi air,

dehidrasi dan

hipovolemia

sekunder hingga

diuresis cepat,

N/V, pulmonary

edema, reaksi

alergi.

Skor 70 80 70

Glyserin

Isosorbid

Urea

Manitol dipilih karena memiliki pengaruh dehidrasi serebral, sehingga infus yang cepat akan

segera melintasi sawar darah otak sehingga akan menggerakkan air dari otak ke intravaskuler

dan TIK menurun.

6. Dosis, BSO

Ringer laktat

Page 72: POSR

- BSO : injeksi intravena karena cairan ini dapat dengan cepat mengisi vaskuler dan

memiliki osmolaritas mendekati plasma sehingga sangat bermanfaat pada pasien yang

mengalami hipovolemi. Sediaan : 500 ml.

- Lama pemberiaan : sesuai kondisi pasien

- Dosis : 1-2 Liter/24 jam

Manitol (otsu-manitol)

- BSO : injeksi intravena. Sediaan : injeksi 20% x 250 ml

- Dosis : 0,25-1.5 g/kgBB (tidak boleh diberikan lebih dari 3 hari atau diberikan secara drip

continue) dapat dikombinasikan dengan Golongan glukokortikoid Dexamethasone 10 mg

i.v diikuti 4 mg tiap 6 jam.

Dexamethasone

- BSO: Injeksi intravena. Sediaan: Injeksi 5mg/1ml.

- Dosis : 10 mg IV diikuti 4 mg dalam 6 jam pertama

7. Edukasi

- Diberikan oksigen

- Monitor tanda vital dan kondisi pasien

- Elevasi kepala pasien 15-30o

dr. Yos Akbar IrmansyahSIP No: 007/123/UP/DINKES

Praktek:Jl. Pendidikan No. 37

Tlp: 0370 14045

Mataram, 3 November 2013

R/ Inj. Ringer laktat ml 500 Kolf. III

S. i.m.m o.q.h kolf. I

YaiR/ Otsu-manitol ml 250 Kolf. I

s.i.m.m

R/ Infus set 16G No IIs.i.m.m

Pro : AntonUmur : 30 tahunAlamat : Jl. Swakarya Mataram no.109

dr. Yos Akbar IrmansyahSIP No: 007/123/UP/DINKES

Praktek:Jl. Pendidikan No. 37

Tlp: 0370 14045

Mataram, 3 November 2013

R/ Inj. Dexamethasone mg 5 Cuff II

S.i.mm

R/ Spuit 5 cc No. Is.i.m.m

Pro : AntonUmur : 30 tahunAlamat : Jl. Swakarya Mataram no.109

Page 73: POSR

- Rencanakan Foto AP/Lateral kepala.

- Segera dirujuk ke dokter spesialif saraf dan bedah saraf untuk segera diberikan

terapi definitif

KASUS 5

1. Daftar Permasalahan

Perempuan, 25 tahun

Perdarahan pervaginan setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu

Pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian yang dikenakan

TD 80/60 mmHg, N 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit

Ruptur perineum derajat 2

Hb 8 mg/dl

2. Diagnosis: Syok Hipovolemik et causa Ruptur Perineum Derajat 2 et susp atonia

uteri

3. Tujuan Terapi

1. Mengganti cairan tubuh yang hilang

2. Menjahit sumber perdarahan

3. Mencegah infeksi

4. Meningkatkan kontraksi uterus

4. Golongan Obat Sesuai Tujuan Terapi

Seorang pasien perempuan, berusia 25 tahun dibawa ke UGD Puskesmas setelah

mengalami perdarahan pervaginan setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu. Hasil

pemeriksaan fisik : pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian

yang dikenakan. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 80/60 mmHg, Nadi 120 kali/menit,

sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 36,5 C. hasil pemeriksaan inspekulo tampak

ruptur perineum derajat 2. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya

Hb 8 mg/dl.

Page 74: POSR

1. Mengganti cairan tubuh yang hilang

a. Cairan hipotonik

b. Cairan isotonik

c. Cairan hipertonik

2. Mencegah infeksi

a. Tetrasiklin

b. Klorampenikol

c. Co-trimoksazole

d. Florokuinolon

e. Sefalosporin

f. Penisilin

g. Makrolide

h. Klindamisin

i. Aminoglikosida

j. Sulfonamide

k. Polipeptida

3. Meningkatkan kontraksi uterus uterotonika

a. Oksitosin

b. Alkaloid ergot

c. Analog prostaglandin

5. Pemilihan Golongan Obat Sesuai Tujuan Terapi

a. Mengganti cairan tubuh yang hilang

Cairan hipotonik Cairan Isotonik Cairan Hipertonik

Omolaritasnya lebih rendah

dibandingkan serum

(konsentrasi ion Na+ lebih

rendah dibandingkan serum),

sehingga larut dalam serum,

dan menurunkan osmolaritas

serum. Maka cairan “ditarik”

dari dalam pembuluh darah

keluar ke jaringan sekitarnya

Osmolaritas (tingkat kepekatan)

cairannya mendekati serum (bagian

cair dari komponen darah), sehingga

terus berada di dalam pembuluh

darah. Bermanfaat pada pasien yang

mengalami hipovolemi (kekurangan

cairan tubuh, sehingga tekanan

darah terus menurun). Memiliki

risiko terjadinya overload (kelebihan

Osmolaritasnya lebih tinggi

dibandingkan serum,

sehingga “menarik” cairan

dan elektrolit dari jaringan

dan sel ke dalam pembuluh

darah. Mampu menstabilkan

tekanan darah, meningkatkan

produksi urin, dan

mengurangi edema

Page 75: POSR

(prinsip cairan berpindah

dari osmolaritas rendah ke

osmolaritas tinggi), sampai

akhirnya mengisi sel-sel

yang dituju. Digunakan pada

keadaan sel “mengalami”

dehidrasi, misalnya pada

pasien cuci darah (dialisis)

dalam terapi diuretik, juga

pada pasien hiperglikemia

(kadar gula darah tinggi)

dengan ketoasidosis

diabetik. Komplikasi yang

membahayakan adalah

perpindahan tiba-tiba cairan

dari dalam pembuluh darah

ke sel, menyebabkan kolaps

kardiovaskular dan

peningkatan tekanan

intrakranial (dalam otak)

pada beberapa orang.

Contohnya adalah NaCl 45%

dan Dekstrosa 2,5%.

cairan), khususnya pada penyakit

gagal jantung kongestif dan

hipertensi. Contohnya adalah cairan

Ringer-Laktat (RL), dan normal

saline/larutan garam fisiologis (NaCl

0,9%).

(bengkak). Penggunaannya

kontradiktif dengan cairan

hipotonik. Misalnya Dextrose

5%, NaCl 45% hipertonik,

Dextrose 5%+Ringer-

Lactate, Dextrose 5%+NaCl

0,9%, produk darah (darah),

dan albumin.

Golongan obat yang dipilih : Cairan isotonik karena cairan isotonik memiliki

osmolaritas (tingkat kepekatan) cairan yang mendekati serum (bagian cair dari komponen

darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Selain itu, cairan isotonik juga

bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.

2. Mencegah infeksi

Nama

golongan

Efficacy Safety Suitability

Tetrasiklin Bekerja dengan

menghambat sintesis

ESO: mual, muntah,

diare, iritasi esofagus,

I: infeksi bakteri yang umum

Page 76: POSR

protein dengan

menghambat

perlekatan aminoasil-

tRNA yang

bermuatan. Memiliki

spektrum yang luas.

hepatotoksisitas,

pankreatitis, gangguan

darah, fotosensitivitas

dan reaksi

hipersensitivitas

(demam). Menimbulkan

disgenesis pada gigi susu

maupun gigi tetap.

Perubahan warna

permanen dan

kecendrungan terjadi

karies. Hingga tidak

dianjurkan diberikan

pada anak.

KI: Tidak boleh diberikan

pada anak-anak < 12 tahun

Kloramfeniko

l

Penghambat kuat

terhadap sintesis

protein mikroba.

Bersifat

bakteriostatik untuk

kebanyakan bakteri,

melawan bakteri

aerob dan anaerob

serta gram positif dan

gram negatif.

ESO: mual, muntah, dan

diare, depresi sumsung

tulang, reaksi

neurotoksik seperti sakit

kepala, neuritis optik,

neuritis perifer dan reaksi

hipersensitivitas.

Memiliki efek samping

hematologik yg berat.

I: infeksi berat (hemophilus

influenza, demam tifoid, dan

burkholderia cepacea)

KI: wanita hamil dan

menyusui, porfiria

Co-

trimoksazole

Berkompetisi dengan

PABA dan enzim

dihidrofolat sintetase

bakteri sehingga

membentuk analog

asam folat yang tidak

berfungsi.

Menghambat enzim

ESO: mual, diare, sakit

kepala, hiperkalemia,

rash.

Aman pada anak-anak.

I: enteritis infeksiosa,

toksoplasmosis, nokardiasis

KI: gagal ginjal, gangguan

hati yang berat, porfiria

Page 77: POSR

dihidrofolat reduktase

bakteri yang

mengubah asam

dihidrofolat menjadi

asam tetrahidrofolat.

Florokuinolon Merupakan analog

dari asam nalidixic

yang aktif melawan

bakteri gram positif

dan gram negatif.

Obat ini memblok

sintesis DNA dengan

cara menghambat

enzim topoisomerase

II (DNA gyrase) dan

topoisomerase IV.

Obat ini memiliki

aktivitas bakterisidal

dan lebih efektif

melawan bakteri

gram negatif

dibandingkan bakteri

gram positif.

ESO: mual, muntah,

dispepsia, diare, sakit

kepala, gangguan tidur,

ruam dan pruritus. Selain

itu, anoreksia,

peningkatan kadar urea

dan kreatinin dalam

darah, astenia, depresi,

bingung, halusinasi,

kejang, tremor,

paraestesia, hipoastesia,

fotosensitivitas, reaksi

hipersensitivitas

(demam) serta gangguan

darah.

I: bakteri gram positif dan

gram negatif

KI: hati-hati pada pasien

dengan riwayat epilepsi atau

kejang, defisiensi G6PD,

miastenia gravis, gangguan

ginjal, wanita hamil dan ibu

menyusui, anak-anak dan

remaja

Sefalosporin Menghambat sintesis

dinding sel mikroba.

Dapat menembus

sawar darah uri dan

sawar darah otak,

dieksresi utuh melalui

ginjal. Memiliki

spectrum yang luas.

ESO: Reaksi alergi,

nyeri berat dan

tromboflebitis setelah

injeksi intravena,

toksisitas pada ginjal.

Gen I: terutama aktif

terhadap kuman gram positif

Gen II: kurang aktif

terhadap bakteri gram positif,

tapi lebih aktif terhadap

bakteri gram negatif

Page 78: POSR

Gen III: kurang aktif

terhadap kokus gram positif,

tapi jauh lebih aktif terhadap

Enterobacteriaceae

Penisilin Bersifat bakterisida

dan bekerja dengan

menghambat sintesis

dinding sel. Berdifusi

dengan baik di

jaringan dan cairan

tubuh, tapi penetrasi

ke dalam cairan otak

kurang baik kecuali

jika selaput otak

mengalami infeksi.

Diekskresi ke urin

dalam kadar

terapetik.

ESO: reaksi alergi dan

reaksi anafilaksis yang

dapat menjadi fatal,

kejang pada pasien gagal

ginjal.

I: infeksi kokus gram positif,

infeksi batang gram positif,

infeksi bakteri gram negatif

KI: alergi penisilin

Makrolide Aktifitas

antimikrobialnya

kemungkinan

inhibitor atau

bakterisidal. Aktif

pada pH alkalin.

Menghambat sintesis

protein melalui

proses binding pada

RNA ribosom dan

menghambat reaksi

translokasi serta

formasi kompleks

inisiator.

ESO:

Efek GIT: anoreksia,

mual, muntah, intoleransi

gastrointestinal yang

menstimulasi motilitas

usus

Hepatotoksik: hepatitis

kolestatis akut (demam,

jaundice, gangguan

fungsi hepar), reaksi

hipersensitivitas (demam,

eosinofilia, rash)

I:

Infeksi gram positif

KI:

Gangguan hepar,

hipersensitivitas

Page 79: POSR

Klindamisin Berikatan secara

reversible pada

subunit ribosom dan

menghambat sintesis

protein, bacteriostatic

or bactericidal

tergantung pada

konsentrasi obat,

lokasi infeksi dan

orgamisme yang

menginfeksi

ESO:

Diare, rash, colitis

pseudomembran, mual,

muntah, hipotensi,

urtikaria, SJS, gangguan

fungsi hepar,

neutropenia, enterocolitis

I:

Pengobatan infeksi anaerob,

profilaksis endokarditis,

pneumonia

KI:

Hipersensitivitas

Aminoglikosi

da

Menghambat sintesis

protein secara

ireversibel, namun

mekanisme pasti

aktivitas

bakterisidalnya

belum diketahui. Di

dalam sel,

aminoglikosida

berikatan secara

spesifik dengan

protein ribosom

subunit 30S.

Mengganggu

pembentukan

kompleks peptide,

kesalahan pembacaan

mRNA dan merusak

polisom menjadi

monosom yang tidak

berfungsi.

ESO:

Ototoksik dan

nefrotoksik

Pada dosis yang sangat

tinggi dapat

menyebabkan inhibisi

neuromuscular yang

berdampak pada paralisis

respiratorik

I:

Bakteri enteric gram negative

KI:

Hipersensitivitas golongan

aminoglikosida

Sulfonamide Sulfonamide ESO: I:

Page 80: POSR

merupakan analog

PABA yang, PABA

sangat penting bagi

organism termasuk

bakteri untuk sintesis

asam folat. Dengan

struktur yang mirip,

sulfonamide

menghambat sintesis

dihidropteroat dan

produksi folat.

Aktivitasnya

melawan bakteri

gram positif maupun

negative, namun

buruk dalam

melawan bakteri

anaerob.

Alergi (demam, rash

kulit, dermatitis,

fotosensitif, urtikaria,

mual, muntah, diare,

gangguan traktus

urinarius), SJS,

stomatitis, konjunctivitis,

arthritis, gangguan

hematopoietic, hepatitis,

poliarteritis dan psikosis

(jarang)

Infeksi traktus urinarius,

toksoplasmosis, malaria (lini

kedua)

KI:

Hipersensitivitas sulfa

Polipeptida Menghambat sintesis

dinding sel bakteri.

Aktif terhadap

organism yang

beragam, sesuai

dengan spesialisasi

masing-masing obat

yang termasuk dalam

golongan ini.

ESO:

Reaksi alergi (jarang)

I:

Infeksi berbagai jenis spesies

KI:

-

Golongan antibiotik yang dipilih : Golongan penisilin karena saya ndak tau alasan

selanjutnya

Uterotonika

Golongan obat Efficacy Safety Suitability

Oksitosin Oksitosin ES: kejang rahim I: indikasi dan augmentasi

Page 81: POSR

menstimulasi

kontraksi otot polos

pada segmen atas

uterus secara ritmis,

mengkontraksikan

pembuluh darah, dan

menurunkan aliran

darah ke uterus

dengan risiko rahim

robek, dan hambatan

sirkulasi janin, juga

aritmia dan reaksi

hipersensitifitas

persalinan, pencegahan dan

pengobatan perdarahan

postpartum

KI: kehamilan dengan

kelainan letak bayi,

disproporsi sefalopelvik,

Kontraksi uterus hipertonik

Distress janin,

Prematurisasi dan gawat

janin, Predisposisi lain

untuk pecahnya rahim,

Obstruksi mekanik pada

jalan lahir, Resistensi dan

mersia uterus, Uterus yang

starvasi

Alkaloid ergot Merangsang

kontraksi otot polos

uterus pada segmen

atas dan bawah

secara tetanik

ES: peningkatan

tekanan darah

I: indikasi dan augmentasi

persalinan, pencegahan dan

pengobatan perdarahan

postpartum

KI:hipertensi, penyakit

jantung, atau pre-eklamsia,

Sepsis, Tromboflebitis,

Penyakit hati dan ginjal

Prostaglandin Merangsang

kontraksi

miometrum uterus

ES : Hiperstimulasai

uterus

Pireksia, Infalamasi,

Sensitisasi terhaap

rasa nyeri,

Diuresis+kehilangan

I : indukasi partus aterm

mengontrol perdarahan dan

antoni uteri pasca

persalinan, merangsang

kontraksi uterus setelah sc,

atau operasi uterus lainnya,

Page 82: POSR

elektrolit, Efek pada

sistem syaraf

pusat( tremor

merupakan efek

samping yang jarang

terjadi ), Pelepasan

hormon hipofise

renin steroid adrenal,

Sakit persisten pada

punggung bwah dan

perut

induksi abortus terapeutik,

uji oksitosin,

menghilangkan

pembengkakan mamae.

KI: terdapat rupturea

memberan amnion, adanya

riwayat sikatrik, dalam

kondisi mata yang dikenal

gaukoma, jika ada infeksi

jalan lahir, pada kehamilan

sungsang atau miring.

Golongan obat terpilih adalah oksitosin karena lebih efektif dan memiliki efek

samping lebih sedikit dibanding alkaloid ergot dan prostaglandin

6. Pemilihan Obat Sesuai Tujuan Terapi

a. Mengganti cairan tubuh yang hilang

Obat Efikasi Suitability Safety

Ringer-Laktat (RL) Komposisi:

Na+ 130 mmol/l

K+ 5.4 mmol/l

Ca2+ 1.8 mmol/l

Cl- 111 mmol/l

Laktat 27.7 mmol/l

Osmolaritas 276.8

mOsm/l

pH 6.0 to 7.5

Berisi terutama

I: kehilangan darah

dan cairan, untuk

mengkoreksi

hipovolemi dan

meningkatkan

perfusi jaringan,

dehidrasi

KI: pengganti cairan

pada koma

ketoasidosis

hiperglikemi dan

pre-koma;

hipernatremia,

asidosis laktat,

ES: infus melebihi

volume

memungkinkan

terjadinya overload

sirkulasi dan

memepercepat gagal

jantung

Page 83: POSR

natrium,

Sodium laktat

berdifusi secara

cepat ke ruang

ekstraseluler (~75%)

hiperkalemia

NaCl 0,9% Komposisi:

Na+ 154 mEq/L)

Cl- 154 mEq/L)

Osmolalitas 308

mOsm/L

pH 5.7

Berfungsi sebagai

larutan kristaloid

untuk pengganti

cairan

I: dapat digunakan

sebagai alternatif

dari infus intravena

RL dan

meningkatkan

perfusi jaringan;

dehidrasi; pengganti

cairan pada koma

diabetik ketoasidosis

hiperglikemik dan

pre-koma

KI: hipernatremia,

asidosis laktak,

hipokalemia

ES: infus berlebihan

dapat meningkatkan

volume sirkulasi dan

mempercepat gagal

jantung

Cairan yang dipilih : Ringer Laktat karena Ringer laktat merupakan pilihan pertama

untuk mengganti cairan/darah yang keluar sedangkan NaCl merupakan pilihan kedua.

Selain itu, RL juga mudah didapatkan dan harganya terjangkau.

b. Mencegah infeksi

Nama Obat Efficacy Safety Suitability

Penisilin G Terlibat dalam sintesis

dinding sel bakteri

selama pembelahan

aktif, menyebabkan

kematian dinding sel

dan berefek bakterisidal

ESO: nyeri local, konvulsi,

bingung, mengantuk, demam,

kemerahan,

ketidakseimbangan elektrolit,

anemia hemolitik,

tromboflebitis, mioklonus,

I: bakteri gram

positif, beberapa

gram negative,

anaerob dan

spiroset, infeksi

ringan hingga

Page 84: POSR

melawan bakteri

tertentu.

reaksi hipersensitivitas,

anafilaktik

sedang-berat

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Penisilin VK Menghambat sintesis

dinding sel dengan

berikatan pada

penicillin-binding

protein yang berperan

dalam tahapan

transpeptidation dari

peptidoglikan dinding

sel. Bakteri mengalami

lisis akibat aktivitas

enzim auto-litik dinding

sel.

ESO: diare ringan, mual,

muntah, candidiasis oral,

demam, anemia hemolitik,

reaksi hipersensitivitas dan

anafilaktik

I: kokus gram

positif aerob,

anaerob

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Cloxacillin ESO: mual, diare, nyeri

abdomen, demam,

kemerahan, infeksi,

hipersensitivitas dan

anafilaktik

I: stafilokoki

produksi

penisilinase

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Nafcillin Terlibat dalam sintesis

dinding sel bakteri

selama pembelahan

aktif, menyebabkan

kematian dinding sel

dan berefek bakterisidal

melawan bakteri

tertentu.

ESO: demam, nyeri,

kemerahan, mual, diare,

neutropenia, tromboflebitis,

reaksi hipersensitivitas

I: stafilokoki

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Oxacillin Menghambat sintesis ESO: mual, diare, demam, I: stafilokoki

Page 85: POSR

dinding sel dengan

berikatan pada

penicillin-binding

protein yang berperan

dalam tahapan

transpeptidation dari

peptidoglikan dinding

sel. Bakteri mengalami

lisis akibat aktivitas

enzim auto-litik dinding

sel.

kemerahan, muntah,

gangguan hematologiKI:

hipersensitivitas

penisilin

Amoxicillin ESO: demam, urtikaria,

kemerahan, reaksi alergi,

kejang, cemas, bingung,

halusinasi, depresi, mual,

muntah, gangguan

hematologi

I: infeksi secara

umum

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Amox/

potassium

clavulanat

Clavulanat menghambat

betalaktamase yang

menginaktivasi

amoxicillin, sehingga

amoxicillin

mendapatkan spectrum

yang luas. Amoxicillin

bekerja sesuai dengan

mekanisme kerjanya.

ESO: kemerahan, urtikaria,

mual, muntah, diare,

vaginitis, nyeri kepala,

abdominal discomfort,

flatulensi

I: B. catarrhalis, H.

influenza, N.

gonorrheae, S.

aureus

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Piperacillin Menghambat sintesis

dinding sel dengan

berikatan pada

penicillin-binding

protein yang berperan

dalam tahapan

ESO: konvulsi, bingung,

mengantuk, demam,

kemerahan, gangguan

hematologic, reaksi

hipersensitivitas dan

I: Pseudomonas,

Proteus, E. coli,

Enterobacter,

beberapa

streptokoki dan

Page 86: POSR

transpeptidation dari

peptidoglikan dinding

sel. Bakteri mengalami

lisis akibat aktivitas

enzim auto-litik dinding

sel.

anafilaktik bakteri anaerob

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Ticarcillin ESO: I: Pseudomonas

dan bakteri gram

negative lain

KI:

hipersensitivitas

penisilin

Antibiotik yang terpilih : Amoxicillin karena amoxicillin banyak tersedia di puskesmas

dengan harganya yang terjangkau dan merupakan golongan antibiotik dengan

spekterum luas.

Uterotonika

Obat terpilih adalah oksitosin karena lebih efektif dan memiliki efek samping

lebih sedikit dibanding alkaloid ergot dan prostaglandin, tersedia banyak dan

harga relatif murah

7. BSO dan Dosis

a. RL

BSO : injeksi

Dosis : 500 cc/jam

b. Amoxicillin

c. BSO : kaplet

d. Dosis : 500 mg (3x1) selama 3 hari

e. Oksitosin

f. BSO: injeksi

Page 87: POSR

g. Dosis: 20 IU

8. Resep

dr. Ilyas Suryani

SIP No : 300/123/UP/DINKES

Praktek : Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram

Telpon : 0370 655555

Mataram, 20 November 2012

R/ inj RL ml 500 no. I

S.i.m.m p

R/ inj oxytocin IU 20 no. I

S. imm

R/ Tab amox mg 500 no IX

S.t.d.d tab 1 ac_________p

Pro : Atut

Umur : 25 tahun

Alamat : Jl. Beo No. XX Mataram

Page 88: POSR

9. KIE:

- Jaga kebersihan jalan lahir

- Oksitosisn diberikan bersama dengan infus RL dengan kecepatan 500 cc/jam

dr. Ilyas Suryani

SIP No : 300/123/UP/DINKES

Praktek : Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram

Telpon : 0370 655555

Mataram, 20 November 2012

R/ infuse set no IS.i.m.m pR/ abocath 16 G no IS.i.m.m p

Pro : Atut

Umur : 25 tahun

Alamat : Jl. Beo No. XX Mataram