posr
DESCRIPTION
FarmakoTRANSCRIPT
BLOK 20: EMERGENCY
LAPORAN KETERAMPILAN MEDIK
POSR 2
KELOMPOK A
M Marjan Husni H1A 010 001 Diana Mardilasari H1A 010 039
Faradila KN Hakim H1A 010 007 Putu Ayu Rila A. H1A 010 045
Wayan Gede S. H1A 010 013 Andre Hendrajaya H1A 010 051
Yuvita Dewi Priyatni H1A 010 021 Yos Akbar I. H1A 010 057
Rian Prasdinar PP H1A 010 027 Baiq Ria Raissa F. H1A 009 041
Kadek Soga Prayaditya P H1A 010 033
Instruktur : dr. Nurhidayati M.kes
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
NUSA TENGGARA BARAT
2013
KASUS 1
1. Daftar Masalah
- Anak 3 tahun
- Kejang-kejang beberapa menit
- 2 hari yang lalu demam tinggi
- Keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak menggenggam kencang dan
bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis,
tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.
2. Diagnosis
Kejang ec tetanus
3. Tujuan Terapi
a. Stabilisasi pasien dengan primary survey
b. Mengendalikan kejang
c. Menurunkan demam
d. Menetralisir toksin
e. Mengeradikasi toksin
4. Pilihan Golongan
a. Mengendalikan kejang
- Golongan hidantoin
- Golongan barbiturat
- Golongan oksazolidindion
- Golongan suksinimid
- Golongan karbamzepine
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejang-
kejang yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam
sejak 2 hari yang lalu dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya
memang akan kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi
anaknya tetap kejang. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak
tangan tampak menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki
tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki
pasien.
- Benzodiazepine
- Asam valproat
Nama
Golongan
Obat
Efikasi Suitabilitas Safety Cost
Hindantoin - Mempengaruhi konduksi
dari Na, K, Ca, potensial
membran & neutransiter
NE, asetilkolin, GABA
- Kadar puncak plasma 3-12
jam
- Absorpsi oral cenderung
lambat
- I : kejang
tonik-
klonik dan
bagkitan
parsial atau
fokal,
neuralgia
trigeminal
dan aritmia
jantung
- KI : hati-
hati
penggunaa
n pada
anak ;
batas
keamanan
sempit,
banyak ES
dan toksik
ES : sedasi,
nistagmus,
ataksia,
diplopia,
neuropati
perifer,
penurunan
kapasitas difusi
paru, hipotensi,
mual-muntah,
gangguan hati,
nefritis,
osteomalasia,
hipokalsemia,
hiperglikemia,
RAS, hipertrofi
gusi
80 40 40
Golongan
barbiturat
-Menghambat tahap akhir
oksidasi mitokondria
mengurangi pembentukan
fosfat energi tinggi
sehingga menghambat
sintesis neutransmiter
I : terapi lini
pertama
kejang dan
kejang
demam pada
anak, kejang
ES :
mengantuk,
pusing, sakit
kepala, mual,
ruam, pitting
edem,
misalnya asetilkolin parsial,
kejang umum
tonik klonik
anoreksia,
aktivitas
psikotik
80 90 60
Golongan
oksazolidindionmempunyai efek
memperkuat
depresi
pascatransmisi,
sehingga transmisi
impuls berurutan
dihambat ,
trimetadion juga
dalam sediaan
oral mudah
diabsorpsi dari
saluran cerna
dandidistribusikan
ke berbagai cairan
tubuh.
ESO: sedasi
dan
hemeralopia.
I: bangkitan
lena murni
(tidak disertai
komponen
bangkitan
bentuk lain).
Trimetadion
dapat
menormalkan
gambaran EEG
dan
meniadakan
kelainan EEG
akibat
hiperventilasi
maksimal pada
70% pasien.
7070 60
Golongan
suksimid
-Mempengaruhi voltase dari
konduksi ion Ca di neuron
talamikus
- I :
bangkitan
lena pada
anak, petit
mall
ES : mual
muntah, sakit
kepala, ruam
kulit
80 80 60
Golongan -Memblokade post titanic
potentiation, blockade
- I : neuralgia
trigeminal,
ES : pusing,
vertigo, toksia,
karboksamid voltase kanal Na,
meningkatkan konduksi
ion K dan modulasi Ca
channel
kejang
parsial
komplek,
tonik
klonik,
kelainan
psikiatri ;
mania &
bipolar
diplopia,
penglihatan
kabur, mual,
muntah,
anemia,
80 70 60
Golongan
benzodiazepin
-Depresi sistem RAS di
brainstem dengan
meningkatkan efek inhibisi
GABA
- I : petit mal,
kejang
umum,
kejang
parsial,
status
epileptikus
ES : obstruksi
saluran nafas,
depresi nafas,
hipotensi, henti
jantung,
ngantuk,
gangguan
kepribadian,
ataksia
Rp 45
–
41.000
80 90 80
Asam valproat -Meningkatkan kadar GABA
-Kadar maksimal dalam
serum 1-3 jam
I : epilepsi
umum
dengan
bangkitan
tonik klonik
ES : gangguan
saluran cerna,
sistem saraf ;
ngantuk,
ataksia, tremor
80 80 70
Golongan obat terpilih : benzodiazepin
Benzodiazepin memiliki efek samping yang lebih sedikit dibanding fenitoin dan lebih
banyak digunakan untuk anak-anak karena tidak menyebabkan wajah kasar dan hipertrofi
gusi. Pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku maupun kemampuan kognitif lebih kecil.
b. Menurunkan demam
- Kortikosteroid
- NSAID non selektif
- NSAID selektif
- Paracetamol
Nama
golongan
Efficacy Safety Suitability
Kortikosteroid Berinteraksi dengan protein
reseptor yang spesifik di
organ target, untuk mengatur
suatu ekspresi genetic yang
selanjutnya akan
menghasilkan perubahan
dalam sintesis protein lain.
Protein yang terakhir inilah
yang akan mengubah fungsi
seluler organ target sehingga
diperoleh, misalnya, efek
glukoneogenesis,
meningkatnya asam lemak,
meningkatnya reabsorpsi
Na, meningkatnya
reaktivitas pembuluh
terhadap zat vasoaktif dan
efek anti-inflamasi.
ESO:
Insomnia, hipomania
dan ulkus peptic akut
Jangka panjang:
Diabetes dan
osteoporosis,
penggunaan dosis
tinggi menyebabkan
nekrosis avaskular dan
sindrom cushing.
I: menekan radang
pada demam
rematik, arthritis,
bursitis,
tenosinovitis,
reaksi alergi,
dermatitis, ARDS
KI: ulkus peptic,
penyakit jantung,
infeksi sistemik
Hati-hati
ketergantungan
steroid
70 70 70
NSAID Non-
selektif
Aktifitas anti-inflamasi
melalui inhibisi sintesis
prostaglandin. Jalur lain
kemungkinan melalui
penghambatan kemotaksis,
menurunkan regulasi
ESO:
Pada saluran cerna
menyebabkan
perdarahan, ulserasi,
perforasi lambung atau
I: rheumatoid
arthritis, nyeri
jantung, nyeri
ringan sampai
sedang
produksi IL-1, menurunkan
produksi radikal bebas dan
mengganggu proses kalsium
intraseluler. Selain itu juga
menurunkan sensitivitas
pembuluh darah terhadap
bradikinin dan histamine,
mengganggu produksi
limfokin dari limfosit T dan
mengembalikan vasodilatasi
sebagai akibat dari
inflamasi.
usus.
Hepatotoksik dan
nefrotoksik.
Reaksi alergi pada kulit
KI: tidak diberikan
pada orang dengan
tukak lambung
yang aktif
80 60 80
NSAID
Selektif
(Coxib)
Menghambat sintesis
prostaglandin oleh COX-2
pada lokasi inflamasi tanpa
mempengaruhi COX-1,
sehingga efek samping GIT
minimal. Coxib secara
selektif berikatan dengan
sisi aktif enzim COX-2
dengan efek analgesic,
antipiretik dan anti-
inflamasi.
ESO:
Edema, hipertensi,
thrombosis
kardiovaskuler, SJS,
rash
(efek kardiovaskuler
yang berbahaya,
sehingga sempat ditarik
dari pasar)
I: arthritis
rematoid,
osteoarthritis,
arthritis gout akut,
nyeri
musculoskeletal
akut
KI: gangguan
ginjal
80 70 70
Parasetamol Digunakan untuk mengatasi
nyeri ringan hingga sedang
tanpa efek antiinflamasi
yang kuat. Penghambat
lemah COX-1 dan 2 di
jaringan perifer serta COX-3
ESO:
Jaundice, anemia
hemolitik dan
methemoglobinemia
(jarang)
I: nyeri kepala,
myalgia, nyeri
postpartum, gout,
infeksi virus
KI: kerusakan
di system saraf pusat.
Mencapai kadar puncak
dalam 30-60 menit.
Dosis berlebihan:
pusing, disorientasi,
kerusakan hepar
(nekrosis), kematian
hepar
80 80 90
Obat yang terpilihialahparasetamol karena memiliki efek antipiretik yang paling baik
dianatara golongan antiinflamsi dan amanuntukanak, serta menghindari dari kemungkinan
terjadinya kejang demam.Efek samping minimal dan mudah didapatkan, termasuk di
puskesmas
c. Menetralisir kuman
Netralisasi kuman (Antitetanus serum)
- Bila tersedia, dapat diberikan HTIG (Human Tetanus Immune Globulin) yang
direkomendasikan untuk terapi tetanus 3.000 IU hingga 6.000 IU yang diberikan secara
intramuskular, meskipun disebutkan pula pemberian 500 IU memiliki efektivitas yang
sama.
- Angka kematian pada penggunaan HTIG sama atau lebih rendah dibandingkan ATS.
Pemberian HTIG juga memberikan risiko efek samping reaksi hipersensitif sistemik dan
reaksi lokal yang lebih kecil dibandingkan ATS.
ATS
- Pemberian ATS (hati-hati reaksi anafilaksis) hanya dilakukan pada keadaan HTIG tidak
dapat diberikan. ATS 50.000–100.000 IU, setengah dosis diberikan intramuskular dan
setengahnya intravena, dengan dilakukan uji kulit lebih dulu.
TT (tetanus toxoid)
d. Mengeradikasi kuman penyebab
- Tertrasiklin
- Kloramfenikol
- Co-trimoksazole
- Florokuinolon
- Sefalosporin
- Beta laktam (penisilin)
- Makrolide
- Klindamisin
- Aminoglikoside
- Sulfonamide
- Polipeptide
- Amubiasid (metronidazole)
Nama
golongan
Efficacy Safety Suitability
Tetrasiklin Bekerja dengan
menghambat sintesis
protein dengan
menghambat perlekatan
aminoasil-tRNA yang
bermuatan. Memiliki
spektrum yang luas.
ESO: mual, muntah,
diare, iritasi esofagus,
hepatotoksisitas,
pankreatitis,
gangguan darah,
fotosensitivitas dan
reaksi
hipersensitivitas
(demam).
Menimbulkan
disgenesis pada gigi
susu maupun gigi
tetap. Perubahan
warna permanen dan
kecendrungan terjadi
karies. Hingga tidak
dianjurkan diberikan
pada anak.
I: infeksi bakteri
yang umum
KI: Tidak boleh
diberikan pada anak-
anak < 12 tahun
70 60 30
Kloramfenikol Penghambat kuat
terhadap sintesis protein
mikroba. Bersifat
bakteriostatik untuk
kebanyakan bakteri,
ESO: mual, muntah,
dan diare, depresi
sumsung tulang,
reaksi neurotoksik
seperti sakit kepala,
I: infeksi berat
(hemophilus
influenza, demam
tifoid, dan
burkholderia
melawan bakteri aerob
dan anaerob serta gram
positif dan gram negatif.
neuritis optik, neuritis
perifer dan reaksi
hipersensitivitas.
Memiliki efek
samping hematologik
yg berat.
cepacea)
KI: wanita hamil dan
menyusui, porfiria
70 60 60
Co-
trimoksazole
Berkompetisi dengan
PABA dan enzim
dihidrofolat sintetase
bakteri sehingga
membentuk analog asam
folat yang tidak
berfungsi.
Menghambat enzim
dihidrofolat reduktase
bakteri yang mengubah
asam dihidrofolat
menjadi asam
tetrahidrofolat.
ESO: mual, diare,
sakit kepala,
hiperkalemia, rash.
Aman pada anak-
anak.
I: enteritis
infeksiosa,
toksoplasmosis,
nokardiasis
KI: gagal ginjal,
gangguan hati yang
berat, porfiria
70 80 60
Florokuinolon Merupakan analog dari
asam nalidixic yang aktif
melawan bakteri gram
positif dan gram negatif.
Obat ini memblok
sintesis DNA dengan
cara menghambat enzim
topoisomerase II (DNA
ESO: mual, muntah,
dispepsia, diare, sakit
kepala, gangguan
tidur, ruam dan
pruritus. Selain itu,
anoreksia,
peningkatan kadar
urea dan kreatinin
I: bakteri gram
positif dan gram
negatif
KI: hati-hati pada
pasien dengan
riwayat epilepsi atau
kejang, defisiensi
G6PD, miastenia
gyrase) dan
topoisomerase IV. Obat
ini memiliki aktivitas
bakterisidal dan lebih
efektif melawan bakteri
gram negatif
dibandingkan bakteri
gram positif.
dalam darah, astenia,
depresi, bingung,
halusinasi, kejang,
tremor, paraestesia,
hipoastesia,
fotosensitivitas,
reaksi
hipersensitivitas
(demam) serta
gangguan darah.
gravis, gangguan
ginjal, wanita hamil
dan ibu menyusui,
anak-anak dan
remaja
70 60 40
Sefalosporin Menghambat sintesis
dinding sel mikroba.
Dapat menembus sawar
darah uri dan sawar
darah otak, dieksresi
utuh melalui ginjal.
Memiliki spectrum yang
luas.
ESO: Reaksi alergi,
nyeri berat dan
tromboflebitis setelah
injeksi intravena,
toksisitas pada ginjal.
Gen I: terutama
aktif terhadap kuman
gram positif
Gen II: kurang aktif
terhadap bakteri
gram positif, tapi
lebih aktif terhadap
bakteri gram negatif
Gen III: kurang
aktif terhadap kokus
gram positif, tapi
jauh lebih aktif
terhadap
Enterobacteriaceae
70 70 60
Penisilin Bersifat bakterisida dan
bekerja dengan
menghambat sintesis
ESO: reaksi alergi
dan reaksi anafilaksis
yang dapat menjadi
I: infeksi kokus gram
positif, infeksi
batang gram positif,
dinding sel. Berdifusi
dengan baik di jaringan
dan cairan tubuh,
tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik
kecuali jika selaput otak
mengalami infeksi.
Diekskresi ke urin dalam
kadar terapetik.
fatal, kejang pada
pasien gagal ginjal.
infeksi bakteri gram
negatif
KI: alergi penisilin
70 50 60
Makrolide Aktifitas
antimikrobialnya
kemungkinan inhibitor
atau bakterisidal. Aktif
pada pH alkalin.
Menghambat sintesis
protein melalui proses
binding pada RNA
ribosom dan
menghambat reaksi
translokasi serta formasi
kompleks inisiator.
ESO:
Efek GIT: anoreksia,
mual, muntah,
intoleransi
gastrointestinal yang
menstimulasi
motilitas usus
Hepatotoksik:
hepatitis kolestatis
akut (demam,
jaundice, gangguan
fungsi hepar), reaksi
hipersensitivitas
(demam, eosinofilia,
rash)
I:
Infeksi gram positif
KI:
Gangguan hepar,
hipersensitivitas
80 60 70
Klindamisin Berikatan secara
reversible pada subunit
ribosom dan
menghambat sintesis
ESO:
Diare, rash, colitis
pseudomembran,
mual, muntah,
I:
Pengobatan infeksi
anaerob, profilaksis
endokarditis,
protein, bacteriostatic or
bactericidal tergantung
pada konsentrasi obat,
lokasi infeksi dan
orgamisme yang
menginfeksi
hipotensi, urtikaria,
SJS, gangguan fungsi
hepar, neutropenia,
enterocolitis
pneumonia
KI:
Hipersensitivitas
80 70 70
Aminoglikosid
a
Menghambat sintesis
protein secara
ireversibel, namun
mekanisme pasti
aktivitas bakterisidalnya
belum diketahui. Di
dalam sel,
aminoglikosida
berikatan secara spesifik
dengan protein ribosom
subunit 30S.
Mengganggu
pembentukan kompleks
peptide, kesalahan
pembacaan mRNA dan
merusak polisom
menjadi monosom yang
tidak berfungsi.
ESO:
Ototoksik dan
nefrotoksik
Pada dosis yang
sangat tinggi dapat
menyebabkan inhibisi
neuromuscular yang
berdampak pada
paralisis respiratorik
I:
Bakteri enteric gram
negative
KI:
Hipersensitivitas
golongan
aminoglikosida
80 60 70
Sulfonamide Sulfonamide merupakan
analog PABA yang,
PABA sangat penting
bagi organism termasuk
bakteri untuk sintesis
ESO:
Alergi (demam, rash
kulit, dermatitis,
fotosensitif, urtikaria,
mual, muntah, diare,
I:
Infeksi traktus
urinarius,
toksoplasmosis,
asam folat. Dengan
struktur yang mirip,
sulfonamide
menghambat sintesis
dihidropteroat dan
produksi folat.
Aktivitasnya melawan
bakteri gram positif
maupun negative, namun
buruk melawan bakteri
anaerob.
gangguan traktus
urinarius), SJS,
stomatitis,
konjunctivitis,
arthritis, gangguan
hematopoietic,
hepatitis, poliarteritis
dan psikosis (jarang)
malaria (lini kedua)
KI:
Hipersensitivitas
sulfa
80 50 60
Polipeptida Menghambat sintesis
dinding sel bakteri. Aktif
terhadap organism yang
beragam, sesuai dengan
spesialisasi masing-
masing obat yang
termasuk dalam
golongan ini.
ESO:
Reaksi alergi (jarang)
I:
Infeksi berbagai jenis
spesies
KI:
-
80 60 70
Amubiasid
(Metronidazole
)
Efek antibakteri
terhadap klostridium.
Obat ini tergolong
aman, memiliki
penetrasi yang
efisien ke dalam luka
dan abses serta eksitasi
terhadap SSP dapat
abaikan.
KI : Hipersensitivitas
P: Hati-hati pada
penggunaan
dengan diskrasia
darah atau gangguan
fungsi hati; lakukan
pemantauan terhadap
spasme
I :amubisid,
trikomoniasid,
bakteri anaerob
D : Bayi dan Anak:
diberikan secara iv
dengan dosis inisial
15 mg/kgBB
dilanjutkan dosis 30
mg/kgBB/hari
dan perkembangan
neuropati
perifer.
dengan interval
setiap 6 jam selama
7-10 hari.tidak
melebihi 2 g/hari 2
80 8080
Golonganobat yang terpilih untuk mngeradiksai kumam anaerob ialah metronidazole,
karenaefektifuntukmengeradikasikumananaerobdan gram positif seperti C.
tetani.Selainitupenisilinmemilikiefekagonisterhadaptetanospasmin.
5. Pilihan Obat
a. Untuk mengatasi kejang (Golongan benzodiazepim)
Obat Efikasi Safety Suitability Cost
Diazepam -Obat ini bekerja
sebagai antagonis
dari reseptor
GABA dan
potensial
menghambat
aktivitas neuron
-Awitan kerja
cepat dengan
durasi kerja yang
sangat pendek
karena cepat
diredistribusi ke
cadangan lemak
ES : kantuk,
pandangan
kabur,
bingung,
Peringatan :
penyakit
pernapasan,
kelemahan
otot/MG,
riwayat
ketergantunga
n obat, hamil,
menyusui
I : Efektif
mengatasi spasme
dan hipertonisitas
tanpa menekan
pusat
kortikal. Status
epileptikus,
konvulsi akibat
keracunan
KI : depresi
pernapasan,
porfiria
D: Anak : 0,1-0,3
mg/kgBB/kali
dengan interval 2-
4 jam sesuai gejala
klinis (penjelasan
Rp.13.000,-/
ampul
lanjut di KIE).
Maks : 5-10 mg
Skor 80 60 70 70
Klonazepam -Obat ini bekerja
sebagai antagonis
dari reseptor
GABA dan
potensial
menghambat
aktivitas neuron
-benzodiasepin
kerja panjang,
efektif untuk terapi
tambahan semua
tipe kejang
ES : letih,
mengantuk,
hipotoni otot,
ggg koordinasi
gerak,
hipersalivasi
(anak), agresi,
iritabel,
perubahan
mental
I : epilepsi, semua
jenis termasuk
petit mal,
mioklonus, status
epileptikus
KI: depresi
pernapasan,
profiria
D : Anak sampai
10 tahun (BB 30
kg) : 0,01-0,03
mg/kgBB sehari,
diberikan terbagi.
Dosis
pemeliharaan :
0,1-0,2 mg/kgBB
sehari.
Skor 80 40 70
Nitrazepam -kurang efektif
dibandng
klonazepam dan
diazepam. Dapat
dimanfaatkan utuk
spasme infantil dan
bangkitan
mioklonik
-dapat
mencetuskan
ES :hipersekre
si lendir
saluran napas,
ggg SSS
berupa gejala
letargi dan
ataksia
I : mengendalikan
hipsaritmia,
spasme infantil
terutama bangkitan
mioklonik
D : 1 mg/kgBB
sehari
bangkitan tonik
klonik perlu
tambahan
antikonvulsi lain
Skor 60 40 60
Obat yang dipilihlah diazepam karena memiliki rapid onset yang cepat, ketersediaan di
Indonesia secaraluas, danmerupakan first line panatalaksanaankejang di Indonesia.
b. Untuk menurunkan demam (golongan analgetik-antipiretik)
Obat Efikasi Safety Suitability Cost
Parasetamo
l
Digunakan untuk
mengatasi nyeri
ringan hingga
sedang tanpa efek
antiinflamasi yang
kuat. Penghambat
lemah COX-1 dan
2 di jaringan
perifer serta COX-
3 di system saraf
pusat. Mencapai
kadar puncak
dalam 30-60
menit.
ESO:
Jaundice, anemia
hemolitik dan
methemoglobinemi
a (jarang)
Dosis berlebihan:
pusing,
disorientasi,
kerusakan hepar
(nekrosis),
kematian
I: nyeri kepala,
myalgia, nyeri
postpartum,
gout, infeksi
virus, pireksia
KI: kerusakan
hepar
Dosis :
-oral : anak 1-5
tahun 120-250
mg setiap 4-6
jam jika perlu
(maksimal 4
kali dosis dlm
24 jam)
-infus
intravena lebih
dari 15 menit,
Rp
3000,-/botol
dewasa dan
anak dgn BB >
50 kg, 1 gram
setiap 4-6 jam;
maksimum 4
gram per hari;
dewasa dan
anak-anak BB
10-50 kg, 15
mg/kgBB
setiap 4-6 jam;
maksimum 60
mg/kgBB/hari
Dosis rektal : 1-
5 tahun 125-
250 mg
diberikan tiap
4-6 jam sekali
c. Untuk menetralisir kuman
Pada pasien ini hanya diberi imunisasi aktif yaitu TT karena tersedia di
Puskesmas, dan tidak diketahui riwayat imunisasi sebelumnya (*sesuai protokol
penatalaksanaan tetanus pada anak, 2008), sedangkan ATS dan HTIg tidak
diberikan karena tidak tersedia di Puskesmas.
d. Untuk mengeradikasi kumam penyebab
Obat Efikasi Safety Suitability Cost
Metronidazol
e
Efek antibakteri
terhadap
KI :
HipersensitivitaI :amubisid,
Rp
35.400,-/infus
klostridium. Obat
ini tergolong
aman, memiliki
penetrasi yang
efisien ke dalam
luka dan abses
serta eksitasi
terhadap SSP
dapat abaikan.
s
P: Hati-hati
pada
penggunaan
dengan diskrasia
darah atau
gangguan fungsi
hati; lakukan
pemantauan
terhadap spasme
dan
perkembangan
neuropati
perifer.
trikomoniasid,
bakteri anaerob
D : Bayi dan
Anak: diberikan
secara iv
dengan dosis
inisial 15
mg/kgBB
dilanjutkan
dosis 30
mg/kgBB/hari
dengan interval
setiap 6 jam
selama 7-10
hari.tidak
melebihi 2
g/hari 2
6. BSO
a. Diazepam
Bentuk Sediaan : 10mg/2ml setiap ampul
Dosis : 0,1-0,3 mg/kgBB/kali (anggap berat anak 10 kg)
dengan interval 2-4 jam sesuai gejala klinis
Dosis = 0,3 mg x 10 kg = 3 mg tiap kali pemberian, maksimal 3 kali pemberian = 3x
3 = 9 mg dalam 1 hari.
Maksimal 20 mg per 1 kali pemberian.
Anak = 9 mg jadi diambil 1 ampul (10 mg/ampul)
Harga: Rp 3.400,-/ampul 2 ml (5 mg/ml)
b. Paracetamol
Bentuk sediaan : suppositoria
Anak 1-6 : 125-250 mg tiap 4 jam.
Dosis maksimal :750 mg maksimal 4 kali dosis dlm 24 jam
Jumlah pemberian :diberikan 2 suppositoria.
c. Vaksin TT
BSO : Injeksi
Dosis : 0,5 cc im
Harga : gratis
d. Metronidazol
Bentuk sediaan : botol 500mg /100 ml, diberikan secara iv
Dosis :15 mg-30 /kgBB
Dosis anak :10 kg x 15 mg/kgBB = 150 mg tiap 8-12 jam
Dosis : 150 mg x 3 x 1 = 450 mg berarti diperlukan 1 botol dalam 1
hari.
Dosis maksimal :tidak melebihi 2 g/hari
7. Resep
PUSKESMAS KOTA MATARAMAlamat : Jl. Masyarakat No. 6 Mataram
Telpon : 0370 666666
dr. xxxMataram, 2 November 2013
R/ inj Diazepam 10mg/2ml amp I S i.m.m paraf
R/Supp Paracetamol 125mg supp II S i.m.m paraf
R/ inj Metronidazole 500mg/100ml fl I S i.m.m paraf
Pro :BungaUmur : 3 tahunAlamat : Jl. Merdeka no 23, Mataram
8. Edukasi
- Rujuk RS dengan fasilitas lengkap untuk mendapatkan HTIG.
- Perhatikan ABCDE dan debridement luka
- Nutrisi cukup dan higienitas dijaga
PUSKESMAS KOTA MATARAMAlamat : Jl. Masyarakat No. 6 Mataram
Telpon : 0370 666666
dr. xxxx
Mataram, 2 November 2013
R/ Inj TT amp I S.i.m.m paraf
R/ Spuit 3 cc No.III S.i.m.m paraf
R/ abocath 18 G No.I S.i.m.m paraf
Pro : BungaUmur : 3 ahunAlamat : Jl. Merdeka no. 23, Mataram
PUSKESMAS KOTA MATARAMAlamat : Jl. Masyarakat No. 6 Mataram
Telpon : 0370 666666
dr. xxxMataram, 2 November 2013
R/ inj Diazepam 10mg/2ml amp I S i.m.m paraf
R/Supp Paracetamol 125mg supp II S i.m.m paraf
R/ inj Metronidazole 500mg/100ml fl I S i.m.m paraf
Pro :BungaUmur : 3 tahunAlamat : Jl. Merdeka no 23, Mataram
KASUS 2
Seorang pasien perempuan, berusia 55 tahun dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri
setelah tiba-tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu. Pasien mempunyai riwayat DM sejak
10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD
200/110 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris, pemeriksaan ekstremitas
inferior terdapat lateralisasi ke kiri. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan
hasilnya GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl.
1. Daftar masalah
a. Tidak sadarkan diri tiba-tiba
b. Memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu
c. Memiliki riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu
d. TD 200/110 mmHg
e. RR 22 kali/menit
f. Terdapat lateralisasi ke kiri pada pemeriksaan ekstremitas inferior
g. GDS 400mg/dl
h. Kolestrol total 350 mg/dl
2. Diagnosis
Suspect stroke hemoragik et HT derajat II et DM et dislipidemia
3. Tujuan Terapi
a. Stabilisasi pasien
b. Menurunkan tekanan darah (<25% MAP) hingga 165 mmHg
MAP=(2D+S):3=(220+200):3=420:3=140 mmHg
(25/100)x140=35
Target TD=200-35=165 mmHg
c. Menurunkan kadar gula darah
d. Mengendalikan kadar kolestrol
4. Golongan Obat
Golongan Penurun Tekanan Darah
Jenis Golongan
Obat
Efikasi Suitability Safety
Diuretik
a. Thiazid Diuretik lemah.
Bekerja di tubulus
distal dengan cara
menghambat
reabsorbsi NaCl.
Menyebabkan
hipokalemia,
hiperurisemia,
mengganggu toleransi
glukosa, meningkatkan
kadar kolesterol,
hipotensi, penurunan
libido.
KI: Penderita DM
tipe II.,
hiperkalsemia,
hiponatremia,
gangguan hati dan
ginjal yang berat
Kurang dianjurkan
untuk Ibu Hamil.
Skor total 120 60 0 60
b. Loop diuretic Diuretic kuat.
Menghambat
reabsorbsi NaCl di
ansa henle asendens
segmen tebal.
Menyebabkan
hiponatremia,
hipovolemia,
hipokalemia, ggn
pendengaran.
Hati-hati
pemberian pada
pasien dg aritmia,
kehamilan dan
lansia.
Skor total 170 60 60 50
c. Diuretik
hemat kalium
Diuretic lemah jika
digunakan tunggal.
Menurunkan
reabsorbsi natrium
dengan cara
memblok kanal Na
atau mengantagonis
aldosteron.
Antagonis
aldosteron memiliki
Hiperkalemia Pasien dengan
penyakit ginjal,
hiperkalemia, ibu
hamil
onset aksi yang lama
(6 minggu)
Skor total 160 40 60 60
d. Inhibitor
karbonik
anhidrase
Diuretic lemah,
jarang digunakan
efek diuretiknya.
Menyebabkan
parestesia,
hipokalemia, kurang
nafsu makan,
mengantuk.
KI:pasien dengan
kerusakan ginjal
berat, kehamilan,
tidak dianjurkan
penggunaan jangka
panjang.
Skor total 160 40 60 60
Angoitensin
Converting Enzym
Inhibitor (ACEI)
Mencegah
perubahan
angiotensin I
menjadi II.
Mencegah degradasi
bradikinin dan
menstimulasi
sintesis senyawa
vasodilator.
Menyebabkan
neutropenia,
agranulositosis,
proteinuria,
glomerulonefritis,
gagal ginjal akut. ACEI
menyebabkan batuk.
Kurang dianjurkan
untuk penderita
gagal ginjal kronik
dan diabetes
mellitus.
KI absolute: ibu
hamil dan PPOK
atau Asma.
Skor total 160 70 60 30
Angiotensin
Receptor Blocker
(ARB)
Menahan langsusng
reseptor angiotensin
tipe 1, reseptor yang
memperantarai efek
angiotensin II
(vasokonstriksi,
pelepasan
aldosteron, dll).
Tidak memecah
bradikinin.
Tidak menyebabkan
batuk. Mencegah
nefropati pada pasien
DM. dapat
menyebabkan
hiperkalemia, hipotensi
ortostatik.
KI:Ibu hamil
Kurang dianjurkan
untuk pasien
dengan kerusakan
ginjal yang berat.
Skor total 190 60 70 60
β –Blocker Menurunkan CO
melalui kronotropik
Efek samping pada
miokardium adalah
hati hati
pemberian β
negative dan efek
inotropik jantung,
serta inhibisi
pelepasan rennin
dari ginjal.
β –Blocker, terdiri
atas 2 macam :
β–Blocker
kardioselektif
(selektif β1)
kurang
merangsang
bronkospasme
dan
vasokonstriksi
serta lebih aman
β–Blocker
Nonselektif
bradikardi kelainan
kondukdi AV, gagal
jantung akut.
Penghambat β2 dapat
merangsang
bronkospasme pada
pasien asma atau
PPOK. Pengehentian
tiba – tiba dapat
menyebabkan angina
tidak stabil.
Menyebabkan retardasi
pada janin.
blocker non
selektif pada
penderita asma,
PPOK.
Hati-hati pada
kehamilan,
dapat
menyebabkan
IUGR.
Skor total 180 70 50 60
Ca Channel Blocker
(CCB)
Menyebabkan
relaksasi jantung dan
otot polos dengan
menghambat kanal
Ca yang sensitive
terhadap tegangan
mengurangi
masuknya Ca
kedalam sel. Selain
itu CCB memiliki
potensi memperbaiki
aliran darah.
Terbagi dalam dua
golongan yaitu
Non-Dihidropiridin:
Memiliki efek tinggi
pada konduksi jantung
bradikardi blok AV,
gagal jantung dsb.
Dihidropiridin :
Menybabkan sakit
kepala, pusing, gingival
hyperplasia, keluhan
GI.
Digunakan dengan
peringatan pada
pasien dengan pra
konduksi abnormal
atau pasien yang
mengonsumsi obat
dengan efek
inotropik (-)
dihidropiridini dan
non dihidropiridin.
Skor total 240 80 80 80
α1 Reseptor Blocker Menginhibisi
katekolamin pada sel
otot polos vascular
perifer
vasodilatasi. Tidak
mempengaruhi
reseptor α2 shg tidak
menyebabkan
takikardi.
Menyebabkan hipotensi
ortostatik. Lebih aman
jika dikombinasi
dengan diuretic.
Memiliki efek pada
SSP.
Sediaan terbatas.
Tidak ada
ditemukan data
generic.
Skor total 160 70 60 30
Golongan Penurun Gula Darah
Jenis Golongan
Obat
Efikasi Suitability Safety Cost
(Rentang)
Insulin
secretagogues
Mekanisme kerja
yang utama adalah
menstimulasi
pengeluaran dari
insulin endogen
Efek sampingnya
menyebabkan
hipoglikemia dan
penambahan BB.
Obat ini merupakan
pilihan utama untuk
pasien dengan berat
badan normal
dan kurang, namun
masih boleh
diberikan kepada
pasien
dengan berat badan
lebih.
Rp.
116.460
Skor total 150 50 50 50
Thiazolidinediones Mekanisme kerjanya
dengan cara
meningkatkan
sensitifitas jaringan
Obat ini bersifat
hepatotoksik dan
efek sampingnya
menyebabkan
Sesuai diberikan
pada pasien.
Rp.
275.000
terhadap insulin.
Menstimulasi
PPAR- receptor.
Golongan ini
mempunyai efek
menurunkan
resistensi
insulin dengan
meningkatkan
jumlah protein
pengangkut
glukosa, sehingga
meningkatkan
ambilan glukosa di
perifer.
edema
Skor total 150 50 50 50
α-Glucosidase
inhibitor
Menghambat α-
glucosidase.
Obat ini bekerja
dengan mengurangi
absorpsi glukosa
di usus halus,
sehingga
mempunyai efek
menurunkan
kadar glukosa darah
sesudah makan
Efek sampingnya
dapat menyebabkan
flatulence, diare
dan abdominal
pain. Tidak
menimbulkan
hipoglikemia.
Sesuai diberikan
pada pasien.
Obat ini
mempunyai efek
yang minimal
terhadap fasting
blood sugar
Rp.
108.800
Skor total 140 40 50 50
Insulin Kerja
Singkat
Diabetes mellitus
tipe 1, diabetes
mellitus tipe 2
yang tidak
membaik dengan
Edema
sementara,
reaksi lokal dan
hipertrofi lemak
pada daerah
Hipoglikemia,
hipersensitif.
cara lain.
Paling sesuai
untuk digunakan
pada keadaan
darurat diabetes
misalnya
ketoasidosis
diabetes dan pada
waktu
pembedahan.
Diberikan secara
intravena,
intramuskular,
atau subkutan.
injeksi; jarang
terjadi reaksi
hipersensitifitas
termasuk
urtikaria, ruam,
kelebihan dosis
menyebabkan
hipoglikemia.
Skor total 240 80 80 80
Insulin Kerja
Sedang dan
Lama
Diabetes mellitus
tipe 1, diabetes
mellitus tipe 2
yang tidak
membaik dengan
cara lain.
Diberikan secara
intravena,
intramuskular,
atau subkutan.
Gangguan
penglihatan yang
bersifat
sementara, pada
pasien dengan
retinopati berat,
serangan
hipoglikemia
berat dapat
menyebabkan
kehilangan
penglihatan
sementara; efek
samping lain
yang jarang
terjadi yaitu:
reaksi antibodi
terhadap insulin,
Hipoglikemia,
hipersensitif.
retensi natrium,
udema,
bronkospasme,
penurunan
tekanan darah,
circulatory
collapse (shock),
dan reaksi
alergis berat
yang pada
kondisi tertentu
dapat
mengancam
jiwa.
Skor total 190 60 60 70
Golongan Obat untuk Kolesterol
Jenis Golongan
Obat
Efikasi Suitability Safety
Bile acid
sequestrants
Kerja utama adalah
mengikat dalam
lumen saluran cerna,
dengan mengganggu
stimulasi terhadap
sirkulasi
enterohepatik asam
empedu, yang
menurunkan
penyimpanan asam
empedu dan
merangsang hepatik
sintesis asam
Indikasi : pada pasien
hiperkolesterolemia
primer
(hiperkolesterolemia
familial,
hiperlipidemia,
hiperlipoproteinemia
tipe IIa) kemudian
pada pasien
hipertrigliseridemia
kombinasi
hiperlipidemia).
Kontraindikasi :
ESO : konstipasi, mulas,
mual, dan kembung
paling sering dilaporkan.
Yang mungkin timbul :
kenaikan konsentrasi AP
(alkalifosfatase),
gangguan vitamin larut
lemak (A,D,E,K),
hipernatremia,
hiperkloremia, dll
empedu dari
kolesterol. Dengan
demikian asam
empedu yang
kembali ke hati akan
menurun , hal ini
akan memacu hati
memecah kolesterol
lebih banyak untuk
menghasilkan asam
empedu yg
dkeluarkan melalui
tinja.
penyumbatan saluran
empedu.
Skor total 170 60 70 40
HMG-CoA
Reductase
inhibitor
Obat yang paling
efektif dan aman.
Obat ini efektif
menurunkan
kolesterol dan pada
dosis tinggi juga
menurunkan
trigliserida yang
disebabkan oleh
peninggian VLDL.
Obat ini bekerja
dengan menghambat
secara kompetitif
koenzim 3-hidroksi-
3-metilglutaril
(HMG CoA)
reduktase, yakni
enzim yg bperan
dalam sintesis
kolesterol, terutama
Indikasi: HDL rendah
atau TGS tinggi. Juga
sebagai terapi tambhan
pda diet untuk
mengurangi
peningkatan
kolesterol total, c-
LDL, apolipoprotein
B, dan trigliserida,
pada pasien dengan
hiperkolesterolemia
primer, kombinasi
hiperlipidemia,
hiperkolesterolemia
baik
homozigot/heterozigot
. Sebagai diet
tambahan untuk
menurunkan kec
progresifitas
ESO yg sering terjadi :
adanya myositis yg
dtandai dgn nyeri otot
dan meningkatnya kadar
keratin fosfokinase.
Sakit kepala, perubahan
fungsi ginjal, efek
saluran cerna (nyeri
lambung, mual dan
muntah), sakit kepala,
perubahan uji fungsi
hati, parestesia, flatulens,
konstipasi, diare, dan
ruam kulit.
Yang paling ditakutkan :
rabdomilisis yang dapat
mematikan.
dalam hati. Dengan
menurunnya sintesis
kolesterol di hati
akan menurunkan
sintesis APO B100,
disamping itu
meningkatkan
reseptor LDL pada
permukaan hati.
Dengan demikian
kadar kolesterol
LDL darah akan
ditarik ke hati,
dimana akan
menurnkan kdar
LDL, dan VLDL.
aterosklerosis pada
hiperkolesterolemia
dan penyakit jantung
coroner.
Kontraindikasi : pasien
dengan penyakit hati
yg aktif pada
kehamilan (karena itu
diperlukan kontrasepsi
selama pengobatan
dan 1 bulan stelahx)
dan menyusui.
Skor total 220 80 80 60
Derivat asam
fibrat
Obat ini bekerja
mengaktifkan enzim
lipoprotein lipase
yang kerjanya
memecahkan
trigliserid, sehingga
menurunkan TG
plasma dan di hati.
Selain menurunkan
kdar TG,
meningkatkan kadar
kolesterol HDL
yang diduga melalui
peningkatan
apoprotein A-I, dan
A-II.
Indikasi :dapat
dipertimbangkan
sebagai lini pertama
pada pasien dmna kdar
TG serum > 10
mmol/L.
Hiperlipidemia tipe
IIa, IIb, III, IV dan V
pada pasien yg tidak
respon terhadap diet
dan tindakan lain yg
sesuai.
Kontraindikasi :keham
ilan dan menyusui,
penyakit hati,
insufisiensi ginjal.
Gangguan saluran cerna
(3-5%), lemah, vertigo,
eksim (2%),
trombositopeni, anemia,
dermatitis, pruritus, sakit
kepala, pusing (2,4 %),
pandangan kabur,
angiodema, miastenia,
myalgia, dapat
menyebabkan sindrom
seperti myositis (terutma
jika fungsi ginjal
terganggu).
Interaksi : penguat efek
kumarin, menurunkan
efek OHO dan statin.
Asam nikotinik Golongan ini diduga Indikasi : untuk ESO paling
bkerja menghambat
enzim hormone
sensitive lipase di
jaringan adipose,
dengan demikian
akan mengurangi
jumlah asam lemak
bebas. Asam lemak
bebas ada dlm darah
sebagian besar
ditangkap oleh hati
dan akan ditangkap
sbg sumber sintesis
VLD. Dengan
menurunnya sintesis
VLDL di hati, akan
mengakibatkan
penurunan kadar TG
dan juga kolesterol
di plasma.
Pemberian asam
nikotinik ternyata
juga meningkatkan
kadar HDL bahkan
merupakan obat
terbaik untuk
meningkatkan HDL.
hyperlipidemia
campuran atau agen
sekunder dalam terapi
kombinasi untuk
hiperkolesterolemia.
Obat ini merupakan
agen primer atau
alternative untuk
hipertrigliseridemia
dan dyslipidemia.
Asam nikotinat
disarankan digunakan
bersama dengan statin
apabila statin tunggal
tidak cukup untuk
mengendalikan
dyslipidemia pasien.
Kontraindikasi :perdar
ahan arteri, ulkus
peptikum aktif,
kehamilan dan
menyusui.
Peringatan :DM,
penyakit hati, otot
skelet, unstable
angina, infark miokard
akut, jaundis.
sering :flushing yakni
perasaan panas pada
muka bahkan dibadan.
ESO yg lain :intoleransi
glukosa, kemerahan pada
kulit, dan gatal karena
mediasi prostaglandin.
Gangguan GI juga
masalah yg biasa.
Abnormalitas
laboratorium :
peningkatan uji fungsi
hati, hiperurikemia, dan
hiperglisemia.
Skor total 180 70 60 50
Ezetimbe Merupakan obat
hipolipid terbaru,
bekerja sebagai
penghambat selektif
penyerapan
kolesterol dari
Indikasi :
hiperkolesterolemia
primer, karena
mekanismex yg unik
baik untuk terapi
tambahan yakni
ESO sering : gguan
saluran pencernaan, sakit
kepala, lemas, myalgia.
ESO jarang : ruam dan
angioudem
ESO sgt jarang :
membrane fili
saluran cerna baik
yg berasal dari
makanan maupun
dari asam empedu.
kombinasi dgn statin,
hiperkolesterolemia
familial homozigot.
Kontraindikasi :tidak
dianjurkan pada pasien
dengan penurunan
fungsi hati sedang-
berat. Hati-hati pada
kehamilan dan
menyusui.
pankreatitis, kolelitiasis,
trombositopeni,
peningkatan kreatinin
kinase, miopati dan
rabdomiolisis.
ESO kombinasi statin :
skit kepala, lemas,
konstipasi, diare,
kembung, mual, dll.
Interaksi : antacid,
kolestiramin,
siklosporin, fibrat.
Skor total 200 70 60 70
Asam lemak
omega 3
Atau yg dikenal jg
dengan minyak ikan
yang kaya akan
asam
eicosapentaenoic
(EPA) dan asam
docasahexaenoic
(DHA). Minyak
ikan menurunkan
sintesis VLDL.
Dengan demikian
dapat juga
menurunkan kadar
kolesterol dan
meningkatkan kadar
HDL.
Indikasi : gangguan
sekunder, gejala
penyakit jantung
aterosklerosis.
Hiperkolesterolemia.
Kontraindikasi : -
ESO : mual
Skor total 180 60 60 60
Alasan Pemilihan Golongan
a. Jadi dipilih golongan obat CCB untuk menurunkan tekanan darah,karena:
Tidak memiliki memiliki efek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah,
maupun asam urat
Kadar puncak tercapai dengan cepat sehingga dapat menurunkan tekanan darah
dengan cepat
b. Jadi dipilih golongan insulin short acting untuk dapat menurunkan kadar gula darah
dengan cepat.
c. Jadi dipilih golongan obat HMG-CoA Reductase inhibitor (statin) untuk menurunkan
kadar kolesterol karena :
Statin berdaya menurunkan sintesa kolestrol endogen dalm hati sehingga
penurunan kolestrol total terjadi kuat, LDL (30-40%), TG dan VLDL lebih
ringan, sedangkan HDL dinaikkan
Statin berkhasiat antitrombosis dan antiaritmia.
5. Pemilihan Obat
Obat Golongan CCB
Nama Obat Efikasi Suitability Safety
Amlodipin Sekelompok obat yang
bekerja dengan
menghambat
masuknya ion chanel
Ca+ melewati slow
chanel yang terdapat
pada membran sel
(sarkolema).
Menghambat arus
masuk ion kalsium
melalui saluran lambat
membran sel aktif,
mempengaruhi sel
miokard jantung dan
sel otot polos
pembuluh darah,
sehingga mengurangi
kemampuan kontraksi
miokard, pembentukan
dan propagasi impuls
I: diindikasikan untuk
pengobatan hipertensi,
dapat digunakan
sebagai agen tunggal
untuk mengontrol
tekanan darah pada
sebagian besar
penderita hipertensi.
Juga diindikasikan
untuk pengobatan
iskemia myokardial,
dapat digunankan
sebagai monoterapi
atau kombinasi dengan
obat-
KI: hipersensifitas
terhadap
dyhidropiridine,
gangguan fungsi ginjal
dan hati, kehamilan,
ESO : sakit kepala,
udema, letih,
somnolensi, mual, nyeri
perut, kulit memerah,
palpitasi, pening.
elektrik dalam
jantung, tonus
vaskuler sistemik atau
koroner.
menyusui, anak-anak
Skor total 210 70 70 70
Nifedipin Sama seperti di atas. I : terapi dan
propilaksi gangguan
koroner, terutama
angina pectoris,
hipertensi, insufisiensi
koroner kronik
KI: wanita hamil dan
menyusui, syok
kardiogenik,
hipersensifitas.
ESO : ringan dan hanya
sementara, rasa panas,
rasa berat kepala, mual
dan pusing, udem
subcutan, hipotensi dan
palpitasi.
Skor total 200 70 60 70
Verapamil Sama seperti di atas I : angina pectoris
KI: hipotensi atau
syokkardiogenik,
gangguan konduksi
(AV blok tingkat 2
dan 3, SA blok), sick
sinus syndrome,
penderita dengan
antiflutter, dll.
ESO: hipotensi
ortostatik, maul,
konstipasi, sakit kepala
dan gelisah
Skor total 210 70 70 70
Nicardipin Dengan menghambat
kanal ion dan atau
mengintervensi
pelepasan kalsium dari
reticulum
sarcoplasma,
nicardipine
menghambat infuks
I : penggunaan untuk
angina stabil kronik
dan untuk terapi krisis
hipertensi
KI : Hipersensitif
terhadap nicardipin
atau komponen lain
dalam formulasi
Efek samping flushing,
edema peripheral, sakit
kepala, hipotensi,
eksaserbasi angina,
asthenia, nausea, pusing.
kalsium ekstraseluler
pada otot miokardium
dan pembuluh darah.
Penurunan kalsium
intraseluler
menghambat proses
kontraktil dari
miokardium yang
menyebabkan dilatasi
arteri coroner dan
arteri sistemik,
peningkatan
pengiriman oksigen ke
jaringan miokardium,
penurunan resistensi
perifer, penurunan
tekanan darah, dan
penurunan afterload.
stenosis aorta lanjut.
Skor total 240 80 80 80
Obat Golongan Insulin Short Acting
Jenis Golongan
Obat
Efikasi Suitability Safety
Regular soluble Masa kerja 5-8 jam
Umumnya disuntikkan
30-45 menit setelah
pemberian IV, glukosa
akan menurun dengan
cepat mencapai nadir
I : terapi untuk pasien
DM, ketoasidosis,
koma non ketosis
KI : hipoglikemia
ES : liposdistrofi,
reaksi alergi local,
hipoglikemia
Skor total 210 70 70 70
Lispro Masa kerja 2-5 jam.
Umumnya disuntikkan
I : terapi untuk pasien
DM, ketoasidosis,
ES : liposdistrofi,
reaksi alergi local,
30-45 menit setelah
pemberian IV, glukosa
akan menurun dengan
cepat mencapai nadir
koma non ketosis
KI : hipoglikemia
hipoglikemia
Skor total 220 80 70 70
Obat Golongan Statin
Nama Obat Efikasi Suitability Safety Cost, BSO,
Dosis
Simvastati
n
Cara Kerja :
Inhibitor HMG-
CoA reduktase,
menghambat
kecepatan
biosintesis
kolesterol dengan
cara penghambatan
kompetitif HMG-
CoA reduktase.
Merupakan statin
terkuat, pasien
yang menerima
dosis maksimum
mengalami
penurunan LDL
35-45% dan
penurunan yang
sama pada TG,
pada dosis yang
sama, simvastatin
juga meningkatkan
kadar HDL dan
apoA-I lebih dari
obat statin lainnya.
Efek Samping :
1-10%
Konstipasi, infeksi
traktus respiratori
bagian atas, flatulens,
peningkatan
transaminase
<1%
Myalgia, myopati,
rabdomyosis, nyeri
perut
Indikasi :
hiperkolesterolemi,
hipertrigliseridemi,
disbetalipoproteinemi
a
KI : hipersensitif
terhadap simvastatin,
liver disease aktif,
atau peningkatan
transaminase,
penggunaan bersama
dengan inhibitor
CYP3A4
(itraconazole,
Tersedia di
Indonesia
Kerjanya dapat
menurunkan risiko
kardiovaskular
pada pasien dengan
diabetes mellitus
tipe 2. Dapat
mengurangi insiden
CHD fatal dan non
fatal, stroke, dan
mortalitas total
Dikontraindikasika
n pada ibu hamil
dan menyusui
Dapat
meningkatkan
kepatuhan pasien
karena diminum
hanya sehari sekali
setiap malam
Dapat
meningkatkan level
HbA1c
Hati-hati pada
Dosis
maksimal : 80
mg sehari
Dosis lazim :
1 dd 5-10 mg
setiap malam
Terapi awal,
10-20 mg
peroral per
hari setiap
malam
Lama terapi :
4 minggu
Dus 30 tab 10
mg Rp
14.700,-
Merupakan
prodrug dan
didalam hati
diubah menjadi
bentuk asam
hidroksi yang aktif.
Efek maksimum 4-
6 minggu
eritromisin,
siklosporin, dll)
pengguna alcohol,
pasien gagal ginjal
Skor total
210
70 70 70
Fluvastatin Cara Kerja :
Inhibitor HMG-
CoA reduktase,
menghambat
kecepatan
biosintesis
kolesterol dengan
cara penghambatan
kompetitif HMG-
CoA reduktase.
Merupakan statin
yang baru
diizinkan,
merupakan
senyawa sintetis
total yang
mengandung rantai
samping asam
heptanoat yang
membentuk analog
struktur senyawa
antara HMG Co-A.
Diberikan dalam
bentuk aktif
ES : dyspepsia, mual,
insomnia, nyeri perut,
sakit kepala, gejala GI
minor, kadar
transaminase
meningkat,
hipersensitif, namun
jarang.
KI : penyakit hati
aktif atau peningkatan
transaminase serum
persisten yang tidak
diketahui sebabnya,
ibu hamil, menyusui,
wanita dalam masa
subur.
I : tambahan diet
untuk mengurangi
kadar kolesterol total,
LDL, apoB dan TG
dan meningkatkan
HDL pada pasien
dengan
hiperkolesterolemia
Jarang tersedia di
Indonesia, belum
tersedia obat
generic, hanya obat
paten.
Perhatian pada
pasien dengan
riwayat penyakit
liver atau peminum
alcohol, myalgia
difus yang tidak
dapat diterangkan,
kelemahan otot dan
kadar keratin
fosfokinase
meningkat. Tidak
direkomendasikan
pada insufisiensi
ginjal berat
Dosis
maksimum :
80 mg/hari
Dosis lazim :
1 dd 20-40 mg
hs
Dosis awal 20
mg atau 40
mg.
Harus
diminum
sebelum tidur.
4x7 kaps 40
mg Rp.
309.515
4x7 tab XL 80
mg Rp.
387.980
sebagai garam
natrium dan
hampir seluruhnya
diabsorpsi.
Onset 3-4 minggu
Waktu paruh <3
jam
primer dan
dyslipidemia
gabungan,
memperlambat
progresivitas
aterosklerosis koroner
pada pasien dengan
hiperkolesterolemia
primer dan penyakit
jantung koroner.
Skor total
270
70 60 70
Lovastatin Diberikan sebagai
prodrug dan
didalam hati
diubah menjadi
bentuk asam
hidroksi yang aktif.
Waktu paruh 4
jam.
Onset : 3 hari
Durasi : 4-6
minggu
Maksimum efek :
4-6 minggu
I : menurunkan
kolesterol total dalam
kolesterol LDL
KI : hipersensitif
terhadap simvastatin,
liver disease aktif,
atau peningkatan
transaminase,
penggunaan
bersamaan dengan
inhibitor CYP3A4
(itrakonazol,
ketokonazol,
eritromisin,
klaritromisin, dll)
ES : flatulens, nyeri
perut, konstipasi,
diare, myalgia, mual,
dyspepsia, lemah,
pandangan kabur,
rash, pusing,
hepatotoksik,
Dapat mengurangi
insiden CHD fatal
dan non fatal,
stroke, dan
mortalitas total.
Perhatian pada
pasien dengan
riwayat penyakit
liver atau peminum
alcohol, hindari
pemakaian
bersamaan dengan
siklosporin, hati-
hati pada pasien
rabdomyolisis,
resiko miopati.
Dosis awal 20
mg.
Dianjurkan
dikonsumsi
saat makan
malam.
Namun untuk
menghindari
lupa dapat
dikonsumsi
sebelum tidur.
Dosis dapat
ditingkatkan
setiap 3-6
minggu
hingga
maksimum
80mg/hari.Du
s 3x10 tab Rp.
132.00,-
rabdomyolisis
Skor total
200
70 60 70
Pravastatin Diberikan dalam
bentuk aktif asam
β-hidroksi sebagai
garam natrium, dan
34% dosis oral
diabsorpsi.
I : hiperkolesterolemi,
hipertrigliseridemi,
disbetalipoproteinemi
a
KI : penyakit hati,
hamil, dan menyusui
ES : ruam kulit,
myalgia, sakit kepala
Dapat mengurangi
insiden CHD fatal
dan non fatal,
stroke, dan
mortalitas total.
Hanya tersedia obat
paten.
Perhatian pada
pasien gagal ginjal
setelah
rabdomiolisis
Dosis awal 10
mg atau 20
mg yang dapat
ditingkatkan
hingga 40 mg.
Obat harus
diminum
sebelum
tidur.Tab 10
mg x 3 x 10
Rp. 217.500,-
Skor total
200
70 70 60
Atorvastatin Diberikan sebagai
garam kalsium.
Mempunyai waktu
paruh yang lama.
Efektifitas sama
seperti simvastatin,
dapat menurunkan
trigliserida,
menurunkan kadar
LDL sekitar 25%
pada pasien
hiperkolesterolemi
a familial
homozigot yang
diobati dengan
80mg.
I : untuk mengurangi
kadar kolesterol total,
LDL, apoB dan TG
dan meningkatkan
HDL pada pasien
dengan
hiperkolesterolemia
dan hiperlipidemia
KI : penderita
gangguan ginjal,
hipersensitif, penyakit
hati, ibu hamil, dan
menyusui
ES : sakit kepala,
mual, insomnia,
miopati, myalgia,
ruam kulit,
hipoglikemia
Pada penderita
gangguan ginjal
harus dipantau terus
kadar kreatininnya.
Diet, olahraga dan
penurunan BB
diperlukan agar
mendapat hasil
yang optimum,
dapat
meningkatkan
kreatin fosfokinase
dan transaminase.
Dosis
maksimum 80
mg sehari
Dosis awal 10
mg.
Dapat
diminum
kapan saja
dalam sehari
karena
mempunyai
waktu paruh
yang lama.
3x10 tab 10
mg Rp.
330.000,- ;
3x10 tab 20
mg Rp.
330.000,- ; 40
mg Rp.
330.000,-
Skor total
240
80 80 80
Alasan Pemilihan Obat
a. Jadi dipilih obat nicardipine, karena memiliki penurunan kontraksi miokardium lebih
rendah daripada CCB yang lain sehingga aman digunakan pada kasus krisis hipertensi.
b. Jadi dipilih obat lispro, karena dapat memberikan efek terapi yang cepat dan bertahan
dalam waktu singkat sehingga tepat untuk terapi awal.
c. Jadi, obat yang dipilih adalah atorvastatin karena tidak di kontraindikasikan bagi pasien
dan dapat diminum kapan saja. Sehingga atorvastatin dianggap lebih praktis.
6. Kesimpulan akhir :
a. CCB : Nikardipin hidroklorida (Perdipine Rp 135.000)
Sediaan : Injeksi 10mg/10ml, amp@10ml
Dosis : Secara infus IV drip (0.1-0.2 mg/ml) pada kecepatan 0.5
mcg/kgBB/menit hingga tekanan darah mencapai 165 mmHg.
b. Insulin short acting
Sediaan : Injeksi 100 IU/ml, vial @10ml (NovoRapid Vial Novo Rp
217.000)
Dosis : 0,5 IU/kgBB/hari
c. Atorvastatin
Sediaan : Tablet
Dosis : 10 mg/hari dapat diminum kapan saja
Sediaan diambil : 1 x
7. Penulisan Resep
UGD RSUP NTBJalan Pejanggik No. 5 Mataram
Telp. 0370 666999Dokter: dr. Fauziah
Mataram, 8 Juni 2013R/ Inj. Nikardipin hidroklorida ml 10 Amp No. I
ʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Inj. Novorapid ml 10 Vial No. I
ʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Tab Atorvastatin mg 10 No XIV
ʃ u.d.d. Tab I_____________________________________ . ANama : Ny. AniUmur :55 tahunAlamat: Jl. Mekar No. 16 Mataram
UGD RSUP NTBJalan Pejanggik No. 5 Mataram
Telp. 0370 666999Dokter: dr. Fauziah
Mataram, 8 Juni 2013R/ Set Infus No. Iʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Abocath 18 G No. Iʃ i.m.m_____________________________________ . AR/ Set spuit cc 5 No. Iʃ i.m.m_____________________________________ . ANama : Ny. AniUmur :55 tahunAlamat: Jl. Mekar No. 16 Mataram
8. Keterangan
a. Stabilisasi kondisi pasien:
Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
Stabilisasi hemodinamik
Pengendalian tinggi TIK
- Tinggikan posisi kepala 20-30o
- Posisi pasien sebaiknya menghindari penekanan vena jugularis
- Hindari hipertermia
- Mempertahankan normovolemia
Pengendalian suhu tubuh
b. Nikardipin hidroklrida diberikan secara infus IV drip (0.1-0.2 mg/ml) pada kecepatan
0.5 mcg/kgBB/menit hingga tekanan darah mencapai 165 mmHg.
c. Insulin short acting diberikan secara injeksi 0,5 IU/kgBB/hari
KASUS 3
Seorang pasien perempuan, berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena tiba-tiba pingsan di
tengah pesta 15 menit yang lalu. Menurut keluarga yang mengantar pasien mengalami
keracunan makanan. Pasien tidak mengalami mual dan muntah. Hasil pemeriksaan tanda
vital : TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30
kali/menit, suhu 35,5 C.
1. Daftar masalah
a. Pingsan 15 menit yang lalu
b. TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120x/menit, RR 30x/menit
2. Diagnosis : syok anafilatik
3. Tujuan terapi
a. Memposisikan pasien (meninggikan kaki pasien)
b. Mempertahankan airways (orofaringeal tube)
c. Mempertahankan breathing (oksigenasi)
d. Mempertahankan sirkulasi (Menaikkan tekanan darah, Rehidrasi cairan,
Mengurangi reaksi inflamasi)
4. Gol obat yang sesuai dengan tujuan terapi
a. Untuk menaikan tekanan darah
1. Adrenalin
2. Dopamin
3. Dobutamin
b. Pemberian resusitasi cairan
1. Isotonik
2. Hipertonik
3. Hipotonik
c. Mengurangi reaksi anafilaktik
1. Kortikosteroid
2. Antihistamin
3. Anti Leukotrien
4. Penghambat pelepasan sel mast.
a. Untuk menaikan tekanan darah
Golongan Obat Efficacy Safety Suitability
Adrenalin Bekerja dengan
meningkatkan tekanan
darah, kontriksi
pembuluh darah,
melebarkan bronkus
dan meningkatkan
aktivitas otot jantung.
Adrenalin bekerja
sebagai penghambat
pelepasan histamine
dan mediator lain
Aman untuk digunakan,
penggunaan adrenalin
untuk syok anafilaktik
tidak memiliki
kontraindikasi. Dosis
yang tinggi digunakan
untuk henti jantung.
Indikasi : syok anafilaktik,
bradikardi, hipotensi.
Peringatan : hati-hati
pemberian pada syok
hipovolemik.
yang poten.
Mekanismenya adalah
adrenalin
meningkatkan siklik
AMP dalam sel mast
dan basofil sehingga
menghambat
terjadinya degranulasi
serta pelepasan
histamine dan
mediator lainnya.
80 80 80
Dopamine Inotropin, Bekerja
lansung pada reseptor
dopaninergik dan
adrenergik
Pada dosis rendah
bekerja pada reseptor
dopaminergik D1
pembuluh darah
terutama di ginjal,
mesenterium, dan
pembuluh darah
koroner yang akan
menyebabkan
vasodilatasi melalui
aktivitas
adenililsiklase.
Dosis >10 µg/kg/menit
akan meyebabkan
vasokontriski ginjal,
mesenterika, dan
pembuluh darah perifer
yanga akan
menyebabkan perfusi
jaringan dan organ yang
buruk, menurunkan
kemampuan jantung dan
mengurangi produksi
urine.
Dapat meyebabkan
takikardi, disritmia,
iskemik miokardium,
mual dan muntah.
I : syok yang mengancam
jiwa, syok kardiogenik
dan gagal jantung berat
pada dosis tinggi
K: pasien yang sedang
menggunakan MAO-
inhibitor,
Feokromoiitoma,
Takikardi, Fibrilasi
ventrikel, Tirotoksikosi,
Adenoma prostat,
Penderita dengan
hipoksemia dan
hipovolemi, Glaukoma
Pada dosis tinggi akan
meningkatkan
kontraktilitas miokard
melalui aktivitas
adrenoreseptor β1 dan
menyebabkn
vasokontriksi akibat
aktivasi α1pembuluh
darah.
sudut sempit
70 70 70
Dobutamin Obat simpatomimetik
dengan kerja β1
adrenergik yang
memiliki efek
meningkatkn
kontraksi miokardium
(inotropik positif) dan
meningkatkan denyut
jantung (efek
kronotropik positif).
Tidak memiliki efek
vasokonstriksi
Iskemik miokardium,
takikardi, distritmia,
sakit kepala, mual dan
tremor
I : syok yang ingin
memperbaiki curah
jantung dan kemampuan
kerja jantung secara
menyeluruh.
K : stenosis subaorta,
hipertrofi idiopatik,
Hipoksemia yang disertai
hipovolemia
70 70 70
b. Pemberian resusitasi cairan
Jenis cairan Eficacy Safety Suitability
Hipotonik Cairan hipotonik akan
keluar dari pembuluh
darah ke ruang
interstisial, tidak
Tidak bermanfaat diberikan
untuk kasus syok karena
akan keluar dari vaskuler
dan akan menimbulkan efek
Indikasi : Digunakan
pada keadaan sel yang
mengalami dehidrasi,
misalnya pada pasien
menetap di dalam
vaskuler.
samping seperti edema dan
kolaps kardiovaskuler.
cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik,
juga pada pasien
hiperglikemia (kadar
gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis
diabetik.
50 40 50
Isotonik Cairan isotonik memiliki
komposisi mirip cairan
intravaskuler sehingga
cocok untuk
menggantikan cairan
intravaskuler
Aman diberikan pada kasus
syok dan cepat
mengembalikan cairan
intravaskuler.
Indikasi : syok dengan
kehilangan volume
cairan intravaskular,
penurunan tekanan
darah akut karena syok.
80 80 80
Hipertonik Cairan hipertonik akan
menetap di pembuluh
darah dan menarik air
dari interstisial menuju
ke dalam vaskuler
Kontraindikasi relative yaitu
diberikan pada pasien dalam
keadaan tidak sadar
Indikasi : penurunan
tekanan darah progresif
yang berlangsung lama,
pengembalian cairan
intravaskuler yang
gagal setelah
pemberian cairan
isotonik
65 40 50
c. Mengurangi reaksi alergi
Golongan
Obat
Efficacy Safety Suitability
Kortikosteroid Menekan Efek samping Indikasi : Insufisiensi
pembentukan,
pelepasan & aktivitas
mediator inflamasi
endogen meliputi
prostaglandin, kinin,
histamin, enzim
liposomal dan sistem
komplemen. Juga
memodifikasi respon
imun.
kebanyakan tidak terjadi
setelah pemakaian
jangka pendek:
Kehilangan Ca, K
Retensi Na, Cl, air
Edema
Osteoporosis,
kelemahan otot,
penyembuhan luka yg
lambat
Glaukoma, katarak
DM, gangg.sekresi
hormon kelamin,
gangg.pertumbuhan pd
anak, hipertensi,
obesitas
dsb.
adrenal, perbaikan fungsi
paru pada fetus, atritis,
karditis reumatik,
penyakit ginjal kolagen,
asma, alergi, penyakit
mata, kulit, hepar,
keganasan, gangguan
hematologic, syok, edema
serebral, trauma sumsum
tulang belakang
Dikontraindikasikan pada:
Infeksi fungal
sistemik, ITP,
pemberian vaksin,
monoterapi infeksi
bakterial primer,
penggunaan oftalmik
pada keratitis herpes
simpleks superfisial,
Kehamilan trimester I
70 60 60
Antihistamin Bekerja dengan
menghambat kerja
histamine secara
antagonis kompetitif
reversible pada
reseptor histamine,
Terdiri dari
penghambat resoptor
Efek samping
penghambat reseptor H1
Sedasi
Hipotensi ortostatik
Retensi kemih
Penglihatan kabur
Indikasi :
alergi Reaksi alergi;
motion sickness dan
gangguan vestibular;
mual dan muntah hamil.
Kontraindikasi :
H1,H2,H3. Untuk
mengatasi reaksi alergi
digunakan penghambat
reseptor H1.
Hati-hati diberikan pada
orang yang bekerja
sebagai sopir (AH-1
generasi pertama)
70 70 70
Penghambat
Pelepasan sel
mast
Bekerja melalui
penghambatan
degranulasi sel mast
dalam melepaskan
histamin sebagai
mediator pada penyakit
alergi,
Menghambat pelepasan
mediator, histamin dan
SRS-A (Slow Reacting
Substance Anaphylaxis,
leukotrien) dari sel
mast
Tidak terdapat efek
samping yang khusus,
paling sering adalah
sakit kepala. Aman
diberikan pada skenario.
Biasanya diberikan pada
penyakit asma, rhinitis
alergi, kurang cocok
diberikan pada kasus
kegawatdaruratan syok.
60 60 60
Anti
leukotriene
Efek bronkodilatasinya
sedikit (bervariasi),
reduksi gejala batuk,
mengontrol inflamasi
dan eksaserbasi asma.
Efeknya kurang
dibandingkan
glukokortikosteroid
dosis rendah.
ESO: Umumnya
ditoleransi baik.
Zileuton dikaitkan
dengan toksiistasnya
terhadap hepar.
Indikasi: sebagai
pengontrol asma; obat
alternative untuk asma
dewasa; aspirin sensitive
asma.
60 60 60
Metilxantin Memiliki efek
antiinflamasi melalui
penuruna pelepasan
mediator sel mast,
penurunan proliferasi
limfosit T, dan
penurunan stikoin sel T
Efek samping:
Reaksi efek samping
jarang terjadi pada level
serum teofilin yang < 20
mcg/mL. Pada level
lebih dari 20 mcg/mL :
mual, muntah, diare,
sakit kepala, insomnia,
iritabilitas.
Pada level yang lebih
dari 35 mcg/mL :
hiperglisemia, hipotensi,
aritmia jantung,
takikardia (lebih besar
dari 10 mcg/mL pada
bayi prematur), seizure,
kerusakan otak dan
kematian.
Lain – lain : demam,
wajah kemerah-
merahan, hiperglikemia,
sindrom ketidaksesuaian
dengan hormon
antiduretik, ruam,
kerontokan pada rambut
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap
semua xantin, peptik
ulser, mengalami
gangguan seizure (kecuali
menerima obat-obat
antikonvulsan yang
sesuai). Aminofilin :
hipersensitif terhadap
etilendiamin. Supositoria
aminofilin : iritasi atau
infeksi dari rektum atau
kolon bagian bawah.
60 60 60
5. Golongan Obat yang Dipilih
a. Gol obat yang dipilih untuk mengatasi syok Adrenalin, karena merupakan
lini pertama dalam menangani syok anafilaktik. Onset kerja cepat. Tidak
terdapat kontraindikasi dalam pemberian adrenalin, terbukti lebih cepat
menaikan tekanan darah.
b. Untuk pemberian cairan diberikan larutan isotonik karena memiliki
konsentrasi yang relative sama dengan cairan intravena sehingga akan tetap
berada dalam intravaskuler. Cairan ini juga berguna untuk pasien yang sudah
mengalami tekanan darah rendah akibat syok anafilaktik.
c. Untuk mengurangi inflamasi, dipilih antihistamin dan kortikosteroid.
Antihistamin dipilih karena sesuai dengan patofisiologinya yaitu karena
pelepasan histamin. Antihistamin juga bekerja cepat dalam menangangi reaksi
anafilaksis. Kortikosteroid diberikan bersamaan dengan antihistamin untuk
mencegah reaksi bifasik anafilaktik. Direkomendasikan pemberikan
kortikosteroid pada setiap kasus syok anafilaktik.
5. Obat yang dipilih dari golongan tersebut
a. Adrenalin
Nama Obat Eficacy Safety Suitability
Epinefrin Sama Sama Lebih cocok
diberikan untuk
syok anafilaktik
70-100mmHg.
Norepinefrin Sama Sama digunakan apabila
TD <70 mmHg
b. Cairan Isotonik
Nama Obat Eficacy Safety Suitability
Ringer laktat Sama, laktat
memberikan
nutrisi
Sama, resiko
asidosis lebih
sedikit daripada
normal salin
apabila diberikan
dengan tetes
cepat.
Sama
NaCl 0,9% Sama Sama Sama
c. Antihistamin H1
Obat Eficacy Suitability Safety
Etanolamin - Efek antihistamin :ringan sampaisedang
- Sedatif : ringan sampai kuat
- Antikolinergik : kuat
- Masa kerja : 3-6 jam
I:
- Mencegah dan mengobati mabuk perjalanan laut, udara, dan darat
- Memiliki efek anestesi lokal
- Pengobatan alergi- Mencegah
terjadinya motion sickness
- Keluhan mual muntah pada pasien hamil
- Menghilangkan gatal-gatal
KI:
- Ibu hamil
ESO:
- Efek sedative- Efek
antimuskarini- Menyebabkan
aritmia jantung- Kelahiran anak
cacat pada pasien ibu hamil
- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping
saluran cerna : ringan
Etilenediamin - Efek antihistamin :ringan sampaisedang
- Sedatif : sedang- Antikolinergik : -- Masa kerja : 4-6
jam
- Pengobatan alergi- Mencegah
terjadinya motion sickness
- Keluhan mual muntah pada pasien hamil
ESO:
- Efek sedative- Efek
antimuskarini- Menyebabkan
aritmia jantung
- Lebih efektif menghilangkan gatal-gatal
KI:
- Ibu hamil
- Kelahiran anak cacat pada pasien ibu hamil
- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping
saluran cerna : kuat
Piperazin - Efek antihistamin :sedang sampaikuat
- Sedatif : ringan sampai kuat
- Antikolinergik : ringan
- Masa kerja : 4-24 jam
I:
- Mencegah dan mengobati mabuk perjalanan laut, udara, dan darat
- Pengobatan alergi- Mencegah
terjadinya motion sickness
- Keluhan mual muntah pada pasien hamil
- Menghilangkan gatal-gatal
KI:
- Ibu hamil
- Efek sedative- Efek
antimuskarini- Menyebabkan
aritmia jantung- Kelahiran anak
cacat pada pasien ibu hamil
- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping
saluran cerna : ringan
Alkilamin - Efek antihistamin :sedang sampai kuat
- Sedatif : ringan sampai sedang
- Antikolinergik : sedang
- Masa kerja : 4-6 jam
I:
- Pengobatan alergi- Mencegah
terjadinya motion sickness
- Keluhan mual muntah pada pasien hamil
- Menghilangkan gatal-gatal
KI:
- Ibu hamil
- Efek sedative- Efek
antimuskarini- Menyebabkan
aritmia jantung- Kelahiran anak
cacat pada pasien ibu hamil
- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping
saluran cerna : ringan
Derivat Fenotiazin
- Efek antihistamin :ringan sampaikuat
- Sedatif : kuat- Antikolinergik :
kuat- Masa kerja : 4-6
jam
I:
- Untuk reaksi alergi dengan pruritus, ruam dan urtikaria kolinergik, dan untuk premedikasi untuk anestesi
ESO:
- Efek sedative- Efek
antimuskarini- Menyebabkan
aritmia jantung- Kelahiran anak
umum- Memiliki efek
anestesi lokal- Pengobatan alergi- Mencegah
terjadinya motion sickness
- Keluhan mual muntah pada pasien hamil
- Lebih efektif menghilangkan gatal-gatal
KI:
- Ibu hamil
cacat pada pasien ibu hamil
- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping
saluran cerna : tidak ada
Lain-lain (siproheptadin dan mebhidrolin napadisilat)
- Efek antihistamin :sedang sampai kuat
- Sedatif : tidak ada sampai ringan
- Antikolinergik : tidak ada sampai ringan
- Masa kerja : 4-6 jam
I:
- Pengobatan alergi- Mencegah
terjadinya motion sickness
- Keluhan mual muntah pada pasien hamil
- Menghilangkan gatal-gatal
KI:
- Ibu hamil
ESO:
- Efek sedative- Efek
antimuskarini- Menyebabkan
aritmia jantung- Kelahiran anak
cacat pada pasien ibu hamil
- Vertigo- Tinitus- Lelah, penat- Efek samping
saluran cerna : tidak ada
d. Untuk mencegah reaksi anafilaktik berat
Obat Efficacy Safety Suitability
Prednison Seperti
Kortikosteroid
secara umum
Efek samping : efek
saluran pencernaan
seperti dyspepsia,
tukak lambung,
hirsutsm, cushing
sindrom (pada dosis
tinggi), jerawat,
Indikasi
:Insufisiensi
adrenal, nefrotik
sindrom, penyakit
kolagen, asma
bronchial, penyakit
jantung, reumatik,
striae, atrofi kulit,
gangguan cairan dan
elektrolit,
leukositosis.
leukemia limfositik,
limfoma, edema
serebral,
konjungtifitis
alergika, otitis
eksterna, penyakit
kulit.
Kontra
indikasi :Infeksi
jamur sistemik,
hipersensitifitas,
hati-hati pemberian
pada penderita
colitis ulserasif,
insufisiensi ginjal,
hipertensi,
infeksi pirogenik
Prednisolon Seperti
Kortikosteroid
secara umum
Efek samping : efek
saluran pencernaan
seperti dyspepsia,
tukak lambung,
hirsutsm, cushing
sindrom (pada dosis
tinggi), jerawat,
striae, atrofi kulit,
gangguan cairan dan
elektrolit,
leukositosis.
Indikasi :
pengobatan Lokal
inflamasi (jangka
pendek), reaksi
alergi
Kontarindikasi :
infeksi sistemik
yang tidak diobati,
hindari penggunaan
saat memakai vaksin
virus aktif.
Hidrokortison Seperti
Kortikosteroid
Efek samping :
merupakan
Indikasi : radang
kulit ringan seperti
secara umum kortikosteroid
potensi ringan,
jarang menyebabkan
efek samping. Efek
samping yaitu
penyebaran dan
perburukan infeksi
yang tidak diobati,
penipisan kulit,
jerawat, striae atropis
ekzema, ruam popok
Peringatan: hindari
penggunaan jangka
panjang pada bayi
dan anak-anak.
Pengobatan dibatasi
5-7 hari.
Kontraindikasi :
luka kulit akibat
bakteri, jamur, atau
viral yang tak
diobati, rosasea,
akne vulgaris.
Metilprednisolon Seperti
Kortikosteroid
secara umum
Efek samping :
iritasi perineal, efek
saluran pencernaan
seperti dyspepsia,
tukak lambung,
hirsutsm, cushing
sindrom (pada dosis
tinggi), jerawat,
striae, atrofi kulit,
gangguan cairan dan
elektrolit,
leukositosis.
Indikasi : supresi
inflamasi dan
gangguan alergi,
udema serebral
dihubungkan dengan
keganasan, penyakit
rematik, penyakit
kulit.
Kontraindikasi :
infeksi sistemik
yang tidak diobati,
hindari penggunaan
saat memakai vaksin
virus aktif.
Triamsinolon Seperti
Kortikosteroid
Efek samping :
merupakan
kortikosteroid potensi
Indikasi : kelainan
radang kulit yang
hebat seperti ekzema
secara umum kuat, sering
menimbulkan efek
samping. Efek
samping yaitu
penyebaran dan
perburukan infeksi
yang tidak diobati,
penipisan kulit,
jerawat, striae atropis
yang tidak
menunjukkan respon
terhadap
kortikosteroid yang
kurang kuat,
psoriasis
Peringatan: hindari
penggunaan jangka
panjang pada bayi
dan anak-anak.
Pengobatan dibatasi
5-7 hari.
Kontraindikasi :
luka kulit akibat
bakteri, jamur, atau
viral yang tak
diobati, rosasea,
akne vulgaris.
Betametason Seperti
Kortikosteroid
secara umum
Efek samping :
merupakan
kortikosteroid potensi
kuat, sering
menimbulkan efek
samping. Efek
samping yaitu
penyebaran dan
perburukan infeksi
yang tidak diobati,
penipisan kulit,
jerawat, striae atropis
Indikasi : psoriasis
Kontraindikasi :
lesi kulit akibat
bakteri, , jamur,
virus yang tidak
diobati, rosasea, plak
psoriasis dengan
sebaran luas,
perioral dermatitis
Obat yang dipilih :
a. Adrenalin
Dipilih epinefrin karena merupakan lini pertama penanganan syok anafilaktik yang baik
untuk meningkatkan tekanan darah. Bekerja dengan meningkatkan resistensi perifer,
onset cepat, dan dapat menurunkan dengan cepat reaksi vasodilatasi pembuluh darah.
b. Cairan resusitasi isotonik
Dipilih ringer laktat karena selain sebagai pengganti cairan intravaskuler, juga memiliki
laktat sebagai sumber nutrisi tubuh. Selain itu efek asidosis yang ditimbulkan lebih kecil
daripada normal salin sehingga lebih aman diberikan apabila di grojok (tetes cepat).
c. Antihistamin
Dipilih AH1 karena reseptor H1 berperan dalam pelepasan histamine sistemik. Obat
yang dipilih adalah dipenhidramin.
d. Kortikosteroid.
Dipilih hidrokortison merupakan kortikosteroid short acting. Aman diberikan pada kasus
anafilaktik.
6. BSO dan dosis
a. epinefrin
1.BSO : injeksi IM pada lengan atas, paha,
2.Dosis : 0,5 ml dapat diulangi 5-15 menit jika tidak ada perubahan klinis. Efinefrin 1 :
1000 diberikan 0,01 ml/kgBB maksimal 0,3 ml subkutan dan dapat diulang setiap 15-
20 menit sampai 3-4 kali. Dosis ini diberikan pada kondisi akut syok anafilaktik. Jika
kondisi memburuk dapat diberikan 0,5 ml/kgBB injeksi intramuskular (IPD FKUI).
Wanita usia 35 tahun memiliki berat badan sekitar 50 kg, sehingga dosis efinefrin
pada pasien ini yaitu 0,5 ml injeksi subkutan.
b. RL
1.BSO : injeksi
2.Dosis : 1-2 liter @500cc, disesuaikan dengan kebutuhan pasien
c. Dipenhydramin
Bentuk sediaan yang digunakan adalah injeksi intravena. Dosis pemberian 50 mg IV
dapat diberikan bersama dengan steroid.
d. Metilprednisolon
Diberikan melalui injeksi intravena dengan dosis 5 mg/kgBB. Diberikan setiap 6 jam
(IPD FKUI). Dosis pada pasien ini dengan berat badan sekitar 50 kg adalah 250 mg
injeksi intravena. Sediaan injeksi 500mg/vial
7. RESEP
dr. ANINDYA
SIP No: 282/192/UP/DINKES
Praktek:
Jalan Gajah Mada No. 2 Mataram
Telp. (0370) 621232
Mataram, 21 November 2013
R/ Inj. Epinefrin ml1 Amp I S.i.m.m___________________________________Paraf
R/ Inj.Metil Prednisolon Fl II
S.i.m.m
__________________________________Paraf
R/ Inj.DifenhidraminS.i.m.m__________________________________Paraf
R/ Inj.Ringer Laktat ml 500 Kolf.4S.i.m.m__________________________________Paraf
Nama : Ny. X
Umur : 35 tahun
8. KIE Menghindari makanan penyebab syok anafilaktik
KASUS 4
dr. ANINDYA
SIP No: 282/192/UP/DINKES
Praktek:
Jalan Gajah Mada No. 2 Mataram
Telp. (0370) 621232
Mataram, 21 November 2013
R/infus set No. I
__________________________________Paraf
R/abocath No. I
__________________________________Paraf
R/Spuit 5 cc No. IIs
__________________________________Paraf
R/Spuit 1 cc No. I
__________________________________Paraf
Pro : Mrs.X
Umur : 35 tahun
Seorang laki-laki, usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas 60 menit yang lalu. Saat dibawa ke UGD, pasien dalam keadaan kesadaran menurun,
pasien masih dapat membuka mata dan menggerakkan tanganya jika dirangsang dengan
nyeri. Menurut yang membawa ke UGD, pasien sempat muntah dalam perjalanan ke ke
rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik : luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari
telinga kanan. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu
afebris.
1. Permasalahan yang ditemui
a. Kesadaran menurun E2M4V?
b. pasien sempat muntah
c. Luka lecet di pelipis kanan
d. Darah keluar dari telinga tengah.
e. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100x/menit, RR 22x/menit, suhu afebris
(memperlihatkan tanda-tanda shock derajat II)
2. Diagnosis Kerja: Trauma Kepala (Trauma Capitis Sedang)
3. Tujuan Terapi
a. A: Mempertahankan Airways
b. B: Mempertahankan saturasi oksigen >92% dengan kecepatan 4-5L/menit
c. C: Memperbaiki keadaan shock pasien, dan mencegah agar tidak jatuh kedalam
keadaan shock. Menghentikan perdarahan
d. Menurunkan tekanan intrakranial
4. Golongan Obat yang digunakan
Terapi Non Farmakologis
1. Mempertahankan Airways Jaw Trust.
2. Menghentikan perdarahan Bebat luka.
3. Menurunkan tekanan Intrakranial Elevasi kepala 15-30o menurnkan tekanan
intracranial 3-4 mmHg.
Terapi Farmakologis
- Memperbaiki keadaan shock pasien
Efikasi Suitability Safety
ISOTONIK Cairan yang
hipoonkotik sebab
memiliki jumlah
protein bermolekul
besar sedikit di dalam
plasma. Sehingga
dapat menggantikan
kehilangan cairan
secara cepat dengan
rasio 3:1
Digunakan untuk
mengatasi perdarahan akut.
Terutama untuk perdarahan
kelas I-II (15%-20%).
Hati-hati terhadap
overloading
cairan, dapat
menyebabkan
edem paru.
Skor 70 80 70
HIPERTONI
K
Memiliki kandungan
natrium yang paling
tinggi sehingga
memiliki kemampuan
menarik cairan yang
ada di jaringan.
Digunakan untuk
mengatasi edema jaringan .
sangat menguntungkan
yang digunakan pada kasus
trauma kepala (edem
serebri), menurunkan
tekanan intracranial, dan
meningkatkan perfurusi
serebral.
Sama dengan
koloid
Skor 60 80 70
KOLOID Memilki molekul
yang besar dan
memiliki tekanan
onkotik yang hamper
sama dengan protein
plasma vaskuler.
Menggantikan plasma yang
hilang dalam darah saat
perdarahan, dan lebih
efektif menggantikan
cairan daripada kristaloid.
Hati-hati dapat
menyebabkan
edema pulmonal
dengan gangguan
difusi oksigen,
serta edema intra-
abdomen, dan
mengganggu
gerakan
kontraktilitas.
Skor 60 85 65
BLOOD berperan
membawa nutrisi dan
oksigen ke semua
organ tubuh, termasuk
organ-organ vital
seperti otak, jantung,
paru-paru, ginjal, dan
hati. Jika darah yang
beredar di dalam
tubuh sangat sedikit
oleh karena berbagai
hal, maka organ-organ
tersebut akan
kekurangan nutrisi
dan oksigen. Oleh
karena itu untuk
mencegah hal
tersebut, dibutuhkan
pasokan darah dari
luar tubuh. Jika darah
dalam
tubuh jumlahnya
sudah memadai, maka
syok maupun
kematian dapat
dihindari.
- Anemia karena
perdarahan.
- Anemia hemolitik
- Anemia aplastik
- Leukemia dan anemia
refrakter
- Anemia karena sepsis
- Anemia pada orang yang
akan menjalani operasi.
Kontraindikasi
Pasien yang infeksi
Pasien yang memiliki
golongan darah berbeda
Hati-hati terhadap
reaksi alergi
Skor 70 70 65
Golongan yang terpilih ialah glongan Isotonik Kristaloid, sebab dapat memberikan
pergantian volume cairan secara akut, dan cocok untuk digunakan sebagai terapi shock kelas
I dan II.
- Menurunkan Tekanan Intrakranial
Efikasi Suitability Safety
Diuretik
Osmotik
diuretik osmotik
bekerja pada bagian
nefron yang sangat
permeabel terhadap
air (dimana disana
terjadi absorbsi pasif
dari air) yaitu tubulus
proksimalis, bagian
descending loop henle
dan tubulus
kolektivus. Obat ini
bekerja dengan
meningkatkan tekanan
osmotik dalam lumen
tubulus sehingga
menarik air ke dalam
lumen.
Indikasi : Edema,
Hipertensi
Kontraindikasi
diuretic Tergantung
pembagian dari
golongan masing-
masing diuretic
Diuretik
direkomendasikan
apabila telah dipakai
sebelum kehamilan.
Tidak
direkomendasikan
pada preklampsia.
Gangguan metabolik
pada dosis tinggi
Hiperglikemi &
glukosuri pada DM
Hiperurisemi
serangan GOUT
Gangguan elektrolit
alkalosis
hipokloremi,
hipokalemi,
hiponatremi,
hipomagnesemi
mulut kering, haus,
lemah, nyeri & keram
perut, kejang, oliguri,
hipotensi, gangguan
GIT
Anorexia, iritasi
gaster, mual, muntah,
konstipasi, diare
Hipersensitif
Kolestitis jaundice,
pankreatitis, diskrasia
darah, ulkus usus
Skor 50 60 60
HIPERTONI
K
Memiliki kandungan
natrium yang paling
tinggi sehingga
Digunakan untuk
mengatasi edema
jaringan . sangat
Sama dengan koloid
memiliki kemampuan
menarik cairan yang
ada di jaringan.
menguntungkan yang
digunakan pada kasus
trauma kepala (edem
serebri), menurunkan
tekanan intracranial,
dan meningkatkan
perfurusi serebral.
Skor 70 80 70
Kortikosteroi
d
Kortikosteroid
bekerja dengan
mempengaruhi
kecepatan sintesis
protein.
Kortikosteroid dapat
mempengaruhi
banyak sistem, efek
yang diinginkan
untuk terapi
serangan akut pada
penyakit gout
adalah efek anti-
inflamasinya.
Obat ini
menghambat
fenomena inflamasi
dini yaitu edema,
deposit fibrin,
dilatasi kapiler,
migrasi leukosit ke
tempat radang dan
aktivitas fagositosis.
Selain itu juga dapat
menghambat
manifestasi inflamasi
KI: Kontraindikasi
relative yaitu diabetes
melitus, tukak
peptic/duodenum,
infeksi berat, hipertensi
atau gangguan sistem
kardiovaskular.
ES:
-Karena pemberian
jangka panjang dan
dihentikan secara
tiba-tiba: insufisiensi
adrenal akut dengan
gejala demam,
mialgia, atralgia, dan
malaise.
-ES akibat pengobatan
jangka panjang:
gangguan cairan dan
elektrolit,
hiperglikemia,
glikosuria, mudah
terjadi infeksi
terutama TB,
perdarahan atau
perforasi pada pasien
tukak peptic,
osteoporosis, miopati
yang karekteristik,
psikosis, habitus
pasien Cushing.
yang telah lanjut
yaitu proliferasi
kapiler dan
fibroblast,
penumpukan kolagen
dan pembentukan
sikatrik.
Skor 70 70 60
Obat yang digunakan ialah dari golongan Diuretik osmotic, sebab dalam menurunkan tekanan
intracranial secara akut, golongan obat ini yang digunakan.
5. Jenis Obat dari golongan obat terpilih
A. KRISTALOID
Ringer-Laktat (RL) (NaCl 0,9%)
Komposisi:
SODIUM CHLORIDE
0.60000 g
POTASSIUM CHLORIDE
0.04000 g
CALCIUM CHLORIDE
0.02684 g
SODIUM LACTATE SOLUTION AT
50% 0.62000 g
(corresponding quantity of sodium
lactate.................... 0.31000 g)
Water for injectable preparations
……..................... s.q........ 100 ml
Na+ ..............................................130
mmol/l
K+ .................................................5.4
mmol/l
Ca2+.............................................. 1.8
mmol/l
Komposisi:
Sodium concentration (154 mEq/L), chloride
concentration (154 mEq/L), pH (5.7 ),
osmolality (308 mOsm/L).
Aksi: larutan kristaloid untuk pengganti
cairan
Indikasi: dapat digunakan sebagai alternatif
dari infus intravena RL dan meningkatkan
perfusi jaringan; dehidrasi; pengganti cairan
pada koma diabetik ketoasidosis
hiperglikemik dan pre-koma
KI:
Hypernatremia, lactic acidosis, hypokalemia.
Efek samping: infus berlebihan dapat
meningkatkan volume sirkulasi dan
mempercepat gagal jantung;
Cl- ................................................111
mmol/l
Lactates .....................................27.7
mmol/l
Osmolarity ..............................276.8
mOsm/l
pH ranging from 6.0 to 7.5
Berisi terutama natrium,
Sodium lactat berdifusi secara cepat ke
ruang ekstraseluler (~75%), sehingga
berguna dalam penanganan awal resusitasi
kehilangan cairan yang banyak.
Aksi : pengganti volume cairan
Indikasi: kehilangan darah dan cairan,
untuk mengkoreksi hipovolemi dan
meningkatkan perfusi jaringan., Dehidrasi
KI: jangan digunakan sebagai pengganti
cairan pada koma ketoasidosis
hiperglikemi dan pre-koma;
Hypernatremia, hyperhydration, lactic
acidosis, hyperkalemia.
Efek samping: infus melebihi volume
memungkinkan terjadinya overload
sirkulasi dan memepercepat gagal jantung
Cairan yang dipilih ialah adalah jenis RL sebab merupakan larutan yang dapat menggantikan
kehilangan cairan secara akut dan merupakan indikasi pada perdarahan kelas I-II.
B. DIURETIK OSMOTIK
Efikasi Suitability Safety
MANNITO
L
diuretik osmotik.
Mannitol bekerja
dengan cara
meningkatkan jumlah
cairan yang
dikeluarkan oleh ginjal
dan membantu tubuh
dalam mengurangi
tekanan di otak dan
Untuk mencegah atau
mengobati kelebihan air
dalam tubuh pada keadaan
ginjal tertentu, mengurangi
pembengkakan otak, atau
mengurangu tekanan dalam
mata.
Dosis:
Sebagai 15-25%
soln:
0.25-2 gr/kg
melalui infus
pembuluh darah
(intra venous)
selama 30-60
menit.
mata.
Efek Samping:
Sistem peredaran
darah yang
kelebihan beban,
gagal jantung
kongestif (CHF),
sakit kepala,
convulsions,
kedinginan,
kepeningan, ruam,
ketidakseimbanga
n cairan dan
elektrolit,
instoksikasi air,
dehidrasi dan
hipovolemia
sekunder hingga
diuresis cepat,
N/V, pulmonary
edema, reaksi
alergi.
Skor 70 80 70
Glyserin
Isosorbid
Urea
Manitol dipilih karena memiliki pengaruh dehidrasi serebral, sehingga infus yang cepat akan
segera melintasi sawar darah otak sehingga akan menggerakkan air dari otak ke intravaskuler
dan TIK menurun.
6. Dosis, BSO
Ringer laktat
- BSO : injeksi intravena karena cairan ini dapat dengan cepat mengisi vaskuler dan
memiliki osmolaritas mendekati plasma sehingga sangat bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi. Sediaan : 500 ml.
- Lama pemberiaan : sesuai kondisi pasien
- Dosis : 1-2 Liter/24 jam
Manitol (otsu-manitol)
- BSO : injeksi intravena. Sediaan : injeksi 20% x 250 ml
- Dosis : 0,25-1.5 g/kgBB (tidak boleh diberikan lebih dari 3 hari atau diberikan secara drip
continue) dapat dikombinasikan dengan Golongan glukokortikoid Dexamethasone 10 mg
i.v diikuti 4 mg tiap 6 jam.
Dexamethasone
- BSO: Injeksi intravena. Sediaan: Injeksi 5mg/1ml.
- Dosis : 10 mg IV diikuti 4 mg dalam 6 jam pertama
7. Edukasi
- Diberikan oksigen
- Monitor tanda vital dan kondisi pasien
- Elevasi kepala pasien 15-30o
dr. Yos Akbar IrmansyahSIP No: 007/123/UP/DINKES
Praktek:Jl. Pendidikan No. 37
Tlp: 0370 14045
Mataram, 3 November 2013
R/ Inj. Ringer laktat ml 500 Kolf. III
S. i.m.m o.q.h kolf. I
YaiR/ Otsu-manitol ml 250 Kolf. I
s.i.m.m
R/ Infus set 16G No IIs.i.m.m
Pro : AntonUmur : 30 tahunAlamat : Jl. Swakarya Mataram no.109
dr. Yos Akbar IrmansyahSIP No: 007/123/UP/DINKES
Praktek:Jl. Pendidikan No. 37
Tlp: 0370 14045
Mataram, 3 November 2013
R/ Inj. Dexamethasone mg 5 Cuff II
S.i.mm
R/ Spuit 5 cc No. Is.i.m.m
Pro : AntonUmur : 30 tahunAlamat : Jl. Swakarya Mataram no.109
- Rencanakan Foto AP/Lateral kepala.
- Segera dirujuk ke dokter spesialif saraf dan bedah saraf untuk segera diberikan
terapi definitif
KASUS 5
1. Daftar Permasalahan
Perempuan, 25 tahun
Perdarahan pervaginan setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu
Pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian yang dikenakan
TD 80/60 mmHg, N 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit
Ruptur perineum derajat 2
Hb 8 mg/dl
2. Diagnosis: Syok Hipovolemik et causa Ruptur Perineum Derajat 2 et susp atonia
uteri
3. Tujuan Terapi
1. Mengganti cairan tubuh yang hilang
2. Menjahit sumber perdarahan
3. Mencegah infeksi
4. Meningkatkan kontraksi uterus
4. Golongan Obat Sesuai Tujuan Terapi
Seorang pasien perempuan, berusia 25 tahun dibawa ke UGD Puskesmas setelah
mengalami perdarahan pervaginan setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisik : pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian
yang dikenakan. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 80/60 mmHg, Nadi 120 kali/menit,
sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 36,5 C. hasil pemeriksaan inspekulo tampak
ruptur perineum derajat 2. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya
Hb 8 mg/dl.
1. Mengganti cairan tubuh yang hilang
a. Cairan hipotonik
b. Cairan isotonik
c. Cairan hipertonik
2. Mencegah infeksi
a. Tetrasiklin
b. Klorampenikol
c. Co-trimoksazole
d. Florokuinolon
e. Sefalosporin
f. Penisilin
g. Makrolide
h. Klindamisin
i. Aminoglikosida
j. Sulfonamide
k. Polipeptida
3. Meningkatkan kontraksi uterus uterotonika
a. Oksitosin
b. Alkaloid ergot
c. Analog prostaglandin
5. Pemilihan Golongan Obat Sesuai Tujuan Terapi
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang
Cairan hipotonik Cairan Isotonik Cairan Hipertonik
Omolaritasnya lebih rendah
dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih
rendah dibandingkan serum),
sehingga larut dalam serum,
dan menurunkan osmolaritas
serum. Maka cairan “ditarik”
dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya
Osmolaritas (tingkat kepekatan)
cairannya mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga
terus berada di dalam pembuluh
darah. Bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi (kekurangan
cairan tubuh, sehingga tekanan
darah terus menurun). Memiliki
risiko terjadinya overload (kelebihan
Osmolaritasnya lebih tinggi
dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan
dan elektrolit dari jaringan
dan sel ke dalam pembuluh
darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan
mengurangi edema
(prinsip cairan berpindah
dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel
yang dituju. Digunakan pada
keadaan sel “mengalami”
dehidrasi, misalnya pada
pasien cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik, juga
pada pasien hiperglikemia
(kadar gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis
diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan
dari dalam pembuluh darah
ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan
peningkatan tekanan
intrakranial (dalam otak)
pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45%
dan Dekstrosa 2,5%.
cairan), khususnya pada penyakit
gagal jantung kongestif dan
hipertensi. Contohnya adalah cairan
Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl
0,9%).
(bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Misalnya Dextrose
5%, NaCl 45% hipertonik,
Dextrose 5%+Ringer-
Lactate, Dextrose 5%+NaCl
0,9%, produk darah (darah),
dan albumin.
Golongan obat yang dipilih : Cairan isotonik karena cairan isotonik memiliki
osmolaritas (tingkat kepekatan) cairan yang mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Selain itu, cairan isotonik juga
bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.
2. Mencegah infeksi
Nama
golongan
Efficacy Safety Suitability
Tetrasiklin Bekerja dengan
menghambat sintesis
ESO: mual, muntah,
diare, iritasi esofagus,
I: infeksi bakteri yang umum
protein dengan
menghambat
perlekatan aminoasil-
tRNA yang
bermuatan. Memiliki
spektrum yang luas.
hepatotoksisitas,
pankreatitis, gangguan
darah, fotosensitivitas
dan reaksi
hipersensitivitas
(demam). Menimbulkan
disgenesis pada gigi susu
maupun gigi tetap.
Perubahan warna
permanen dan
kecendrungan terjadi
karies. Hingga tidak
dianjurkan diberikan
pada anak.
KI: Tidak boleh diberikan
pada anak-anak < 12 tahun
Kloramfeniko
l
Penghambat kuat
terhadap sintesis
protein mikroba.
Bersifat
bakteriostatik untuk
kebanyakan bakteri,
melawan bakteri
aerob dan anaerob
serta gram positif dan
gram negatif.
ESO: mual, muntah, dan
diare, depresi sumsung
tulang, reaksi
neurotoksik seperti sakit
kepala, neuritis optik,
neuritis perifer dan reaksi
hipersensitivitas.
Memiliki efek samping
hematologik yg berat.
I: infeksi berat (hemophilus
influenza, demam tifoid, dan
burkholderia cepacea)
KI: wanita hamil dan
menyusui, porfiria
Co-
trimoksazole
Berkompetisi dengan
PABA dan enzim
dihidrofolat sintetase
bakteri sehingga
membentuk analog
asam folat yang tidak
berfungsi.
Menghambat enzim
ESO: mual, diare, sakit
kepala, hiperkalemia,
rash.
Aman pada anak-anak.
I: enteritis infeksiosa,
toksoplasmosis, nokardiasis
KI: gagal ginjal, gangguan
hati yang berat, porfiria
dihidrofolat reduktase
bakteri yang
mengubah asam
dihidrofolat menjadi
asam tetrahidrofolat.
Florokuinolon Merupakan analog
dari asam nalidixic
yang aktif melawan
bakteri gram positif
dan gram negatif.
Obat ini memblok
sintesis DNA dengan
cara menghambat
enzim topoisomerase
II (DNA gyrase) dan
topoisomerase IV.
Obat ini memiliki
aktivitas bakterisidal
dan lebih efektif
melawan bakteri
gram negatif
dibandingkan bakteri
gram positif.
ESO: mual, muntah,
dispepsia, diare, sakit
kepala, gangguan tidur,
ruam dan pruritus. Selain
itu, anoreksia,
peningkatan kadar urea
dan kreatinin dalam
darah, astenia, depresi,
bingung, halusinasi,
kejang, tremor,
paraestesia, hipoastesia,
fotosensitivitas, reaksi
hipersensitivitas
(demam) serta gangguan
darah.
I: bakteri gram positif dan
gram negatif
KI: hati-hati pada pasien
dengan riwayat epilepsi atau
kejang, defisiensi G6PD,
miastenia gravis, gangguan
ginjal, wanita hamil dan ibu
menyusui, anak-anak dan
remaja
Sefalosporin Menghambat sintesis
dinding sel mikroba.
Dapat menembus
sawar darah uri dan
sawar darah otak,
dieksresi utuh melalui
ginjal. Memiliki
spectrum yang luas.
ESO: Reaksi alergi,
nyeri berat dan
tromboflebitis setelah
injeksi intravena,
toksisitas pada ginjal.
Gen I: terutama aktif
terhadap kuman gram positif
Gen II: kurang aktif
terhadap bakteri gram positif,
tapi lebih aktif terhadap
bakteri gram negatif
Gen III: kurang aktif
terhadap kokus gram positif,
tapi jauh lebih aktif terhadap
Enterobacteriaceae
Penisilin Bersifat bakterisida
dan bekerja dengan
menghambat sintesis
dinding sel. Berdifusi
dengan baik di
jaringan dan cairan
tubuh, tapi penetrasi
ke dalam cairan otak
kurang baik kecuali
jika selaput otak
mengalami infeksi.
Diekskresi ke urin
dalam kadar
terapetik.
ESO: reaksi alergi dan
reaksi anafilaksis yang
dapat menjadi fatal,
kejang pada pasien gagal
ginjal.
I: infeksi kokus gram positif,
infeksi batang gram positif,
infeksi bakteri gram negatif
KI: alergi penisilin
Makrolide Aktifitas
antimikrobialnya
kemungkinan
inhibitor atau
bakterisidal. Aktif
pada pH alkalin.
Menghambat sintesis
protein melalui
proses binding pada
RNA ribosom dan
menghambat reaksi
translokasi serta
formasi kompleks
inisiator.
ESO:
Efek GIT: anoreksia,
mual, muntah, intoleransi
gastrointestinal yang
menstimulasi motilitas
usus
Hepatotoksik: hepatitis
kolestatis akut (demam,
jaundice, gangguan
fungsi hepar), reaksi
hipersensitivitas (demam,
eosinofilia, rash)
I:
Infeksi gram positif
KI:
Gangguan hepar,
hipersensitivitas
Klindamisin Berikatan secara
reversible pada
subunit ribosom dan
menghambat sintesis
protein, bacteriostatic
or bactericidal
tergantung pada
konsentrasi obat,
lokasi infeksi dan
orgamisme yang
menginfeksi
ESO:
Diare, rash, colitis
pseudomembran, mual,
muntah, hipotensi,
urtikaria, SJS, gangguan
fungsi hepar,
neutropenia, enterocolitis
I:
Pengobatan infeksi anaerob,
profilaksis endokarditis,
pneumonia
KI:
Hipersensitivitas
Aminoglikosi
da
Menghambat sintesis
protein secara
ireversibel, namun
mekanisme pasti
aktivitas
bakterisidalnya
belum diketahui. Di
dalam sel,
aminoglikosida
berikatan secara
spesifik dengan
protein ribosom
subunit 30S.
Mengganggu
pembentukan
kompleks peptide,
kesalahan pembacaan
mRNA dan merusak
polisom menjadi
monosom yang tidak
berfungsi.
ESO:
Ototoksik dan
nefrotoksik
Pada dosis yang sangat
tinggi dapat
menyebabkan inhibisi
neuromuscular yang
berdampak pada paralisis
respiratorik
I:
Bakteri enteric gram negative
KI:
Hipersensitivitas golongan
aminoglikosida
Sulfonamide Sulfonamide ESO: I:
merupakan analog
PABA yang, PABA
sangat penting bagi
organism termasuk
bakteri untuk sintesis
asam folat. Dengan
struktur yang mirip,
sulfonamide
menghambat sintesis
dihidropteroat dan
produksi folat.
Aktivitasnya
melawan bakteri
gram positif maupun
negative, namun
buruk dalam
melawan bakteri
anaerob.
Alergi (demam, rash
kulit, dermatitis,
fotosensitif, urtikaria,
mual, muntah, diare,
gangguan traktus
urinarius), SJS,
stomatitis, konjunctivitis,
arthritis, gangguan
hematopoietic, hepatitis,
poliarteritis dan psikosis
(jarang)
Infeksi traktus urinarius,
toksoplasmosis, malaria (lini
kedua)
KI:
Hipersensitivitas sulfa
Polipeptida Menghambat sintesis
dinding sel bakteri.
Aktif terhadap
organism yang
beragam, sesuai
dengan spesialisasi
masing-masing obat
yang termasuk dalam
golongan ini.
ESO:
Reaksi alergi (jarang)
I:
Infeksi berbagai jenis spesies
KI:
-
Golongan antibiotik yang dipilih : Golongan penisilin karena saya ndak tau alasan
selanjutnya
Uterotonika
Golongan obat Efficacy Safety Suitability
Oksitosin Oksitosin ES: kejang rahim I: indikasi dan augmentasi
menstimulasi
kontraksi otot polos
pada segmen atas
uterus secara ritmis,
mengkontraksikan
pembuluh darah, dan
menurunkan aliran
darah ke uterus
dengan risiko rahim
robek, dan hambatan
sirkulasi janin, juga
aritmia dan reaksi
hipersensitifitas
persalinan, pencegahan dan
pengobatan perdarahan
postpartum
KI: kehamilan dengan
kelainan letak bayi,
disproporsi sefalopelvik,
Kontraksi uterus hipertonik
Distress janin,
Prematurisasi dan gawat
janin, Predisposisi lain
untuk pecahnya rahim,
Obstruksi mekanik pada
jalan lahir, Resistensi dan
mersia uterus, Uterus yang
starvasi
Alkaloid ergot Merangsang
kontraksi otot polos
uterus pada segmen
atas dan bawah
secara tetanik
ES: peningkatan
tekanan darah
I: indikasi dan augmentasi
persalinan, pencegahan dan
pengobatan perdarahan
postpartum
KI:hipertensi, penyakit
jantung, atau pre-eklamsia,
Sepsis, Tromboflebitis,
Penyakit hati dan ginjal
Prostaglandin Merangsang
kontraksi
miometrum uterus
ES : Hiperstimulasai
uterus
Pireksia, Infalamasi,
Sensitisasi terhaap
rasa nyeri,
Diuresis+kehilangan
I : indukasi partus aterm
mengontrol perdarahan dan
antoni uteri pasca
persalinan, merangsang
kontraksi uterus setelah sc,
atau operasi uterus lainnya,
elektrolit, Efek pada
sistem syaraf
pusat( tremor
merupakan efek
samping yang jarang
terjadi ), Pelepasan
hormon hipofise
renin steroid adrenal,
Sakit persisten pada
punggung bwah dan
perut
induksi abortus terapeutik,
uji oksitosin,
menghilangkan
pembengkakan mamae.
KI: terdapat rupturea
memberan amnion, adanya
riwayat sikatrik, dalam
kondisi mata yang dikenal
gaukoma, jika ada infeksi
jalan lahir, pada kehamilan
sungsang atau miring.
Golongan obat terpilih adalah oksitosin karena lebih efektif dan memiliki efek
samping lebih sedikit dibanding alkaloid ergot dan prostaglandin
6. Pemilihan Obat Sesuai Tujuan Terapi
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang
Obat Efikasi Suitability Safety
Ringer-Laktat (RL) Komposisi:
Na+ 130 mmol/l
K+ 5.4 mmol/l
Ca2+ 1.8 mmol/l
Cl- 111 mmol/l
Laktat 27.7 mmol/l
Osmolaritas 276.8
mOsm/l
pH 6.0 to 7.5
Berisi terutama
I: kehilangan darah
dan cairan, untuk
mengkoreksi
hipovolemi dan
meningkatkan
perfusi jaringan,
dehidrasi
KI: pengganti cairan
pada koma
ketoasidosis
hiperglikemi dan
pre-koma;
hipernatremia,
asidosis laktat,
ES: infus melebihi
volume
memungkinkan
terjadinya overload
sirkulasi dan
memepercepat gagal
jantung
natrium,
Sodium laktat
berdifusi secara
cepat ke ruang
ekstraseluler (~75%)
hiperkalemia
NaCl 0,9% Komposisi:
Na+ 154 mEq/L)
Cl- 154 mEq/L)
Osmolalitas 308
mOsm/L
pH 5.7
Berfungsi sebagai
larutan kristaloid
untuk pengganti
cairan
I: dapat digunakan
sebagai alternatif
dari infus intravena
RL dan
meningkatkan
perfusi jaringan;
dehidrasi; pengganti
cairan pada koma
diabetik ketoasidosis
hiperglikemik dan
pre-koma
KI: hipernatremia,
asidosis laktak,
hipokalemia
ES: infus berlebihan
dapat meningkatkan
volume sirkulasi dan
mempercepat gagal
jantung
Cairan yang dipilih : Ringer Laktat karena Ringer laktat merupakan pilihan pertama
untuk mengganti cairan/darah yang keluar sedangkan NaCl merupakan pilihan kedua.
Selain itu, RL juga mudah didapatkan dan harganya terjangkau.
b. Mencegah infeksi
Nama Obat Efficacy Safety Suitability
Penisilin G Terlibat dalam sintesis
dinding sel bakteri
selama pembelahan
aktif, menyebabkan
kematian dinding sel
dan berefek bakterisidal
ESO: nyeri local, konvulsi,
bingung, mengantuk, demam,
kemerahan,
ketidakseimbangan elektrolit,
anemia hemolitik,
tromboflebitis, mioklonus,
I: bakteri gram
positif, beberapa
gram negative,
anaerob dan
spiroset, infeksi
ringan hingga
melawan bakteri
tertentu.
reaksi hipersensitivitas,
anafilaktik
sedang-berat
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Penisilin VK Menghambat sintesis
dinding sel dengan
berikatan pada
penicillin-binding
protein yang berperan
dalam tahapan
transpeptidation dari
peptidoglikan dinding
sel. Bakteri mengalami
lisis akibat aktivitas
enzim auto-litik dinding
sel.
ESO: diare ringan, mual,
muntah, candidiasis oral,
demam, anemia hemolitik,
reaksi hipersensitivitas dan
anafilaktik
I: kokus gram
positif aerob,
anaerob
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Cloxacillin ESO: mual, diare, nyeri
abdomen, demam,
kemerahan, infeksi,
hipersensitivitas dan
anafilaktik
I: stafilokoki
produksi
penisilinase
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Nafcillin Terlibat dalam sintesis
dinding sel bakteri
selama pembelahan
aktif, menyebabkan
kematian dinding sel
dan berefek bakterisidal
melawan bakteri
tertentu.
ESO: demam, nyeri,
kemerahan, mual, diare,
neutropenia, tromboflebitis,
reaksi hipersensitivitas
I: stafilokoki
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Oxacillin Menghambat sintesis ESO: mual, diare, demam, I: stafilokoki
dinding sel dengan
berikatan pada
penicillin-binding
protein yang berperan
dalam tahapan
transpeptidation dari
peptidoglikan dinding
sel. Bakteri mengalami
lisis akibat aktivitas
enzim auto-litik dinding
sel.
kemerahan, muntah,
gangguan hematologiKI:
hipersensitivitas
penisilin
Amoxicillin ESO: demam, urtikaria,
kemerahan, reaksi alergi,
kejang, cemas, bingung,
halusinasi, depresi, mual,
muntah, gangguan
hematologi
I: infeksi secara
umum
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Amox/
potassium
clavulanat
Clavulanat menghambat
betalaktamase yang
menginaktivasi
amoxicillin, sehingga
amoxicillin
mendapatkan spectrum
yang luas. Amoxicillin
bekerja sesuai dengan
mekanisme kerjanya.
ESO: kemerahan, urtikaria,
mual, muntah, diare,
vaginitis, nyeri kepala,
abdominal discomfort,
flatulensi
I: B. catarrhalis, H.
influenza, N.
gonorrheae, S.
aureus
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Piperacillin Menghambat sintesis
dinding sel dengan
berikatan pada
penicillin-binding
protein yang berperan
dalam tahapan
ESO: konvulsi, bingung,
mengantuk, demam,
kemerahan, gangguan
hematologic, reaksi
hipersensitivitas dan
I: Pseudomonas,
Proteus, E. coli,
Enterobacter,
beberapa
streptokoki dan
transpeptidation dari
peptidoglikan dinding
sel. Bakteri mengalami
lisis akibat aktivitas
enzim auto-litik dinding
sel.
anafilaktik bakteri anaerob
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Ticarcillin ESO: I: Pseudomonas
dan bakteri gram
negative lain
KI:
hipersensitivitas
penisilin
Antibiotik yang terpilih : Amoxicillin karena amoxicillin banyak tersedia di puskesmas
dengan harganya yang terjangkau dan merupakan golongan antibiotik dengan
spekterum luas.
Uterotonika
Obat terpilih adalah oksitosin karena lebih efektif dan memiliki efek samping
lebih sedikit dibanding alkaloid ergot dan prostaglandin, tersedia banyak dan
harga relatif murah
7. BSO dan Dosis
a. RL
BSO : injeksi
Dosis : 500 cc/jam
b. Amoxicillin
c. BSO : kaplet
d. Dosis : 500 mg (3x1) selama 3 hari
e. Oksitosin
f. BSO: injeksi
g. Dosis: 20 IU
8. Resep
dr. Ilyas Suryani
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek : Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram
Telpon : 0370 655555
Mataram, 20 November 2012
R/ inj RL ml 500 no. I
S.i.m.m p
R/ inj oxytocin IU 20 no. I
S. imm
R/ Tab amox mg 500 no IX
S.t.d.d tab 1 ac_________p
Pro : Atut
Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Beo No. XX Mataram
9. KIE:
- Jaga kebersihan jalan lahir
- Oksitosisn diberikan bersama dengan infus RL dengan kecepatan 500 cc/jam
dr. Ilyas Suryani
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek : Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram
Telpon : 0370 655555
Mataram, 20 November 2012
R/ infuse set no IS.i.m.m pR/ abocath 16 G no IS.i.m.m p
Pro : Atut
Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Beo No. XX Mataram