posisi neraca pembayaran indonesia pada tahun 2014

39
Posisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Tahun 2014 Pada triwulan pertama tahun 2014, kinerja transaksi Indonesia semakin membaik, hal ini dapat dilihat dari tabel neraca pembayaran Indonesia (tabel 3.1). Defisit transaksi berjalan turun dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014. Sumber dari perbaikan ini adalah perbaikan penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan.Meskipun impor nonmigas mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan I tahun 2014 tercatat lebih rendah daripada surplus neraca perdangan nonmigas triwulan IV tahun 2013. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja ekspor nonmigas triwulan I tahun 2014 yang tercermin dari pertumbuhan negatif ekspor ke Negara mitra utama seperti Cina, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, penurunan harga komoditas global, serta pengaruh pelarangan ekspor komoditas mineral mentah. Penurunan ekspor ke Cina terutama karena turunnya ekspor batubara dan karet alam olahan, dengan total pangsa 38,8% dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Penurunan ekspor ke Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara dan logam tidak mulia yang merupakan 30,2% total pangsa dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Berkurangnya ekspor minyak nabati yang merupakan 32,2% pangsa pasar di India menjadi penyebab utama penurunan ekspor ke Negara tersebut. Ekspor ke Malaysia ditekan oleh berkurangnya ekspor batubara dan barang dari logam tidak mulia. Penurunan ekspor ke Korea

Upload: sandra

Post on 31-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Tahun 2014

Pada triwulan pertama tahun 2014, kinerja transaksi Indonesia semakin membaik, hal

ini dapat dilihat dari tabel neraca pembayaran Indonesia (tabel 3.1). Defisit transaksi

berjalan turun dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar

pada triwulan I tahun 2014. Sumber dari perbaikan ini adalah perbaikan penurunan

impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan.Meskipun

impor nonmigas mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan

I tahun 2014 tercatat lebih rendah daripada surplus neraca perdangan nonmigas

triwulan IV tahun 2013. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja ekspor nonmigas

triwulan I tahun 2014 yang tercermin dari pertumbuhan negatif ekspor ke Negara mitra

utama seperti Cina, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, penurunan

harga komoditas global, serta pengaruh pelarangan ekspor komoditas mineral mentah.

Penurunan ekspor ke Cina terutama karena turunnya ekspor batubara dan karet alam

olahan, dengan total pangsa 38,8% dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut.

Penurunan ekspor ke Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara dan logam tidak

mulia yang merupakan 30,2% total pangsa dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut.

Berkurangnya ekspor minyak nabati yang merupakan 32,2% pangsa pasar di India

menjadi penyebab utama penurunan ekspor ke Negara tersebut. Ekspor ke Malaysia

ditekan oleh berkurangnya ekspor batubara dan barang dari logam tidak mulia.

Penurunan ekspor ke Korea Selatan disebabkan turunnya ekspor barutabara dan barang

dari logam tidak mulia yang merupakan 42,2% total pangsa dari total ekspor ke Negara

tersebut. Sedangkan ekspor ke Thailand yang juga ikut menurun dipengaruhi turunnya

ekspor mesin dan mekanik dengan pangsa 10,7% dari total ekspor ke Negara tersebut.

Selain itu defisit neraca perdagangan migas juga meningkat, hal ini disebabkan seiring

turunnya produksi minyak dan pola konsumsi BBM yang lebih rendah di awal tahun.

Sementara itu berkurangnya pengeluaran jasa transportasi, terutama dipengaruhi oleh

berkurangnya pembayaran jasa freightseiring dengan berkurangnya impor, dan

pengeluaran jasa travel yang mengikuti turunnya jumlah penduduk Indonesia keluar

negeri setelah akhir musim haji dan liburan, menyebabkan neraca jasa mengalami

penurunan defisit. Dalam satu periode yang sama neraca pendapatan mengalami

penyusutan defisit sebagai akibat dari berkurangnya pembayaran bunga utang luar

negeri sesuai jadwalnya. Membaiknya kondisi fundamental ekonomi juga mendorong

minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga transaksi

modan dan finansial mengalami surplus sebesar US$ 7,8 miliar. Total aliran masuk

Page 2: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014

dana asing meningkat dari US$ 10,5 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$

12,3 miliar pada triwulan I tahun 2014, terutama pada instrumen folio. Peningkatan

jumlah investasi portofolio asing tersebut, selain dipengaruhi kenaikan bersih jumlah

pembelian instrumen portofolio berdenominasi rupiah dari asing, juga dipengaruhi oleh

langkah pemerintah menerbitkan obligasi valas sebagai salah satu sumber pembiayaan

defisit fiskal. Surplus transaksi modal dan finansial juga bersumber dari aliran masuk

investasi langsung asing yang masih kuat dan tercatat pada tingkat yang relatif sama

dengan triwulan sebelumnya. Namun surplus trasaksi modal dan finansial pada

triwulan I tahun 2014 masih lebih rendah dibandingkan surplus pada triwulan IV tahun

2013 dipengaruhi karena penempatan simpanan swasta di luar negeri sama dengan

aliran masuk investasi portofolio. Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada

triwulan I tahun 2014 di tengah proses pemulihan ekonomi global yang berlangsung

mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih baik.

Penurunan defisit transaksi berjalan ini ditopang oleh penurunan impor yang

mendukung perbaikan neraca jasa.Selain itu penurunan defisit transaksi berjalan juga

dipengaruhi oleh defisit neraca pendapatan yang lebih rendah mengikuti pola

musimannya. Perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial

menyebabkan secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun

2014 mencatat surplus sebesar US$2,1 miliar. Surplus tersebut kemudianmendorong

kenaikan cadangan devisa dari US$ 99,4 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi

US$ 102,6 miliar pada Maret 2014. Pada April 2014 cadangan devisa terus meningkat

hingga mencapai US$ 105,6 miliar. Perbaikan kinerja neraca pembayaran ini dinilai

memberikan sumbangan positif dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih

seimbang.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II-2014 membaik di

tengah tekanan defisit transaksi berjalan yang meningkat. Surplus NPI

meningkat dari US$2,1 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi US$4,3 miliar

pada triwulan II-2014. Membaiknya kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi

modal dan finansial yang mencatat peningkatan surplus yang signifikan

dibandingkan dengan triwulan I-2014 sehingga dapat membiayai sepenuhnya defisit

transaksi berjalan yang melebar sesuai pola musimannya. Peningkatan surplus NPI

triwulan II-2014 tersebut pada gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan

devisa dari US$102,6 miliar pada akhir triwulan I-2014 menjadi US$107,7 miliar

pada akhir triwulan II-2014. Jumlah cadangan devisa ini cukup untuk membiayai

Page 3: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014

kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,1 bulan

dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada Juli 2014, posisi cadangan

devisa kembali meningkat menjadi US$110,5 miliar.

Meskipun mengalami peningkatan defisit dibanding triwulan sebelumnya,

kinerja transaksi berjalan triwulan II-2014 lebih baik dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Defisit transaksi berjalan

triwulan II-2014 mencapai US$9,1 miliar (4,27% PDB), lebih rendah

dibandingkan dengan defisit sebesar US$10,1 miliar (4,47% PDB) pada periode

yang sama tahun 2013, sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh oleh

Bank Indonesia dan Pemerintah. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut

terutama ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring

penurunan impor mengikuti pelemahan permintaan domestik.Namun demikian,

peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut belum mampu

mengimbangi kenaikan defisit neraca perdagangan migas. Sesuai pola musiman,

defisit transaksi berjalan triwulan II-2014 lebih tinggi dibandingkan dengan

defisit triwulan I-2014 sebesar US$4,2 miliar (2,05% PDB). Di sisi nonmigas,

surplus neraca perdagangan nonmigas menyempit karena impor nonmigas

meningkat 12,4% (qtq) antara lain terkait dengan naiknya kebutuhan menjelang

puasa dan Idul Fitri. Di sisi lain, ekspor nonmigas tumbuh 1,0% (qtq) terutama

dipengaruhi turunnya permintaan ekspor berbasis sumber daya alam, seperti

batubara dan minyak nabati, seiring dengan melambatnya pertumbuhan di

negara emerging serta dampak kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah.

Sementara itu, ekspor produk manufaktur terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara maju.Di sisi migas, defisit neraca

perdagangan migas melebar karena impor migas meningkat, terutama karena

bertambahnya volume impor minyak mentah, sementara ekspor migas

mengalami penurunan terutama akibat ekspor LNG yang lebih rendah.Selain

itu, tekanan defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi oleh melebarnya defisit

neraca jasa dan neraca pendapatan primer.Pada triwulan II-2014, sesuai dengan

pola musimannya, defisit neraca jasa melebar akibat meningkatnya pembayaran

jasa transportasi barang seiring dengan kenaikan impor serta meningkatnya

perjalanan masyarakat ke luar negeri selama musim liburan sekolah. Dalam

periode yang sama, defisit neraca pendapatan primer juga meningkat mengikuti

jadwal pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri kepada investor asing.

Page 4: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014

Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Tahun 2013

Pertama, transaksi perdagangan semakin memburuk, bahkan untuk pertama kali

dalam sejarah menderita defisit pada triwulan II-2013.Sebetulnya ekspor mengalami

peningkatan, namun impor meningkat lebih cepat.Peningkatan terjadi pada impor

nonmigas. Akibatnya, surplus transaksi perdagangan nonmigas tergerus, tinggal sebesar

1,7 miliar dollar AS. Gas juga menyumbang surplus perdagangan barang sebesar 3

miliar dollar AS.Sumbangan gas menurun sejalan dengan makin banyak porsi produksi

gas digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada triwulan II-2013,

surplus perdagangan nonmigas dan gas sebesar 4,7 miliar dollar. Jadi mengapa

transaksi perdagangan total mengalami defisit? Apa lagi kalau bukan minyak. pada

periode yang sama perdagangan minyak mengalami defisit sebesar 5,3 miliar dollar AS.

Maka jadilah sekcara keseluruhan transaksi perdagangan menderita defisit sebesar 0,6

miliar dollar AS.

Kedua, defisit jasa-jasa non-faktor (bukan faktor produksi) menunjukkan peningkatan,

dari 2,5 miliar dollar AS pada triwulan I-2013 menjadi 3,1 miliar dollar AS pada

triwulan II-2013. Penyumbang defisit terbesarnya adalah jasa transportasi, yaitu sebesar

77 persen.Hal ini disebabkan karena sebagian besar barang yang diekspor maupun yang

diimpor menggunakan kapal berbendera asing.

Ketiga, jasa-jasa faktor (faktor produksi).Penyumbang terbesar dari defisit ini adalah

repatriasi laba perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada triwulan II-2013,

repatriasi laba menyumbang 56 persen dari defisit di pos pendapatan (income).

Satu-satunya yang memberikan sumbangan positif bagi transaksi jasa faktor (factor

services) adalah remitansi (remittances). Tenaga Indonesia yang bekerja di luar negeri

yang pada triwulan II-2013 berjumlah 4 juta orang menyumbang devisa masuk sebesar

1,9 miliar dollar AS, sedangkan tenaga kerja asing di Indonesia mengirimkan

pendapatnnya keluar negeri sebesar 626 juta dollar AS, sehingga surplus 1,2 miliar

dollar AS.Karena tekanan dialami hampir semua pos, akibatnya transaksi akun semasa

mengalami lonjakan defisit, dari hanya 5,8 miliar dollar AS (2,6 persen terhadap PDB)

pada triwulan I-2013 menjadi 9,8 miliar dollar AS (4,4 persen terhadap PDB) pada

triwulan II-2013. Ini merupakan defisit selama tujuh triwulan berturut-turut.Walaupun

akun semasa mengalami tekanan berat, defisit neraca pembayaran jauh lebih kecil dari

defisit akun semasa. Defisit neraca pembayaran turun tajam dari 6,6 miliar dollar AS

pada triwulan I-2013 menjadi 2,5 miliar dollar AS pada triwulan II-2013. Pos yang

membantu adalah transaksi keuangan dan finansial. Tak tanggung-tanggung, pos ini

Page 5: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014

melonjak dari defisit sebesar 0,3 miliar dollar AS pada triwulan I-2013 menjadi surplus

sebesar 8,2 miliar dollar AS pada triwulan II-2013. Di pos ini ada investasi langsung

dan investasi portofolio. Investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia naik tipis

dari 4,1 miliar dollar AS pada triwulan I-2013 menjadi 4,2 miliar dollar AS pada

truwulan berikutnya. Sedangkan investasi langsung perusahaan Indonesia ke luar negeri

terjadi kenaikan dari 206 juta dollar AS dan 902 juta dollar AS. Akibatnya investasi

langsung bersih, walaupun cukup besar tetapi turun dari 3,9 miliar dollar AS menjadi

3,3 miliar dollar AS. Investasi portofolio juga memberikan sumbangan positif, yaitu

secara bersih sebesar 2,5 miliar dollar AS pada triwulan II-2013, sedikit turun

dibandingkan triwulan I-2013 sebesar 2,8 miliar dollar AS.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2013 kembali tercatat surplus

sebesar US$4,4 miliar, setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit.

Perbaikan NPI triwulan IV-2013 ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun

cukup tajam menjadi US$4,0 miliar atau 1,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Surplus NPI triwulan IV-2013 juga ditopang oleh peningkatan surplus transaksi modal

dan finansial yang mencapai US$9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada triwulan

sebelumnya sebesar US$5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada gilirannya

mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$95,7 miliar pada triwulan III-2013

menjadi US$99,4 miliar pada Desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Bank Indonesia menilai NPI triwulan IV-

2013 yang kembali tercatat surplus tidak terlepas dari kontribusi positif bauran

kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan Pemerintah dalam menurunkan

defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Penurunan defisit transaksi berjalan terutama didukung oleh naiknya surplus neraca

perdagangan barang, yang bersumber dari bertambahnya surplus neraca perdagangan

nonmigas dan menyempitnya defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca

perdagangan nonmigas meningkat karena ekspor nonmigas kembali tumbuh positif

(3,8%, yoy) didukung kenaikan ekspor manufaktur sejalan meningkatnya permintaan

dari AS dan Jepang, nilai tukar rupiah yang cukup kompetitif, dan koreksi harga

komoditas yang semakin terbatas, di samping didorong pula oleh peningkatan ekspor

sumber daya alam terkait dengan antisipasi pemberlakuan Undang Undang tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba).

Page 6: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 7: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 8: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 9: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 10: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 11: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 12: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 13: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 14: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 15: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 16: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 17: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 18: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 19: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 20: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 21: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 22: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 23: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 24: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 25: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 26: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 27: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 28: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 29: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 30: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 31: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014
Page 32: Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Pada Tahun 2014