portofolio heg

Upload: nita-damayanti

Post on 18-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

PortofolioSEORANG PEREMPUAN 23 TAHUN DENGAN G1P0A0H0 GRAVID 11-12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh:

dr. Nita Damayanti S.

Pembimbing:

dr. Rahmawati, MARS

dr. Yulfa RozaRSUD AHMAD DARWIS SULIKI

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

2013TINJAUAN PUSTAKAI. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.1,2

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.3

Hiperemesis gravidarum ialah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) di mana penderita mengalami mual-muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan.5

Hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidupnya.6

Hiperemesis gravidarum adalah muntah-muntah yang cukup berat sehingga menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis akibat kelaparan, alkalosis akibat keluarnya asam hidroklorida dalam muntahan dan hipokalemia.7II. EtiologiPenyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.1,2,3,4 Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.1 Hiperemesis tampaknya berkaitan dengan kadar gonadotropin korionik atau estrogen yang tinggi atau meningkat pesat.7 Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut:

1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.1,2,3 Ditemukan peninggian yang bermakna dari kadar serum korionik gonadotropin total maupun -subunit bebasnya pada ibu dengan hiperemesis dibandingkan dengan yang hamil normal.42. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. 1,2,63. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. 1,2,64. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. 1,2,3,65. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.3 Gejala mual-muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan traktus digestivus seperti pada penderita diabetes melitus (gastroparesis diabeticorum). Hal ini disebabkan oleh gangguan motilitas usus pada penderita ini atau setelah operasi vagotomi.1Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.1III. PatologiDari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai berikut:1,31. Hati. Tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus-menerus. Tetapi separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.

2. Jantung. Menjadi tampak lebih kecil daripada biasanya dan beratnya atrofi; ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.

3. Otak. Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan dapat dijumpai kelainan seperti ensefalopati Wernicke yaitu dilatasi kapiler dan perdarahan kecilkecil didaerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keeempat. 4. Ginjal. Tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.

IV. PatofisiologiAda yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.1,2Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.1,2Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Di samping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.1,2V. Gejala dan tandaBatas jelas antara mual dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak ada. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah; akan tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.1,3 Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan:

Tingkat I. Ringan

Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.1,2,3Tingkat II. Sedang

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Dapat pula tercium aseton dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.1,2,3Tingkat III. Berat

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.1,2,3 Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental.1,3 Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.1 Literatur lain menyebutkan Wernicke encephalopathy dari defisiensi tiamin diikuti tanda-tanda dari keterlibatan sistem saraf pusat., meliputi bingung, gangguan penglihatan, ataksia, and nistagmus. Komplikasi ini ditemukan melalui pemeriksaan penunjang MRI.8sdsVI. DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan jika perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.4 Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit gastritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.1,4

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah turun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.2

Kriteria Diagnosis:5a. Sering muntah (lebih dari 10 kali per 24 jam)

b. Tenggorokan terasa kering dan terus-menerus merasa haus

c. Kulit menjadi keriput (dehidrasi)

d. Berat badan mengalami penyusutan

e. Pada keadaan yang berat dapat terjadi ikterus sampai dengan gangguan syaraf/kesadaran.

Hiperemesis gravidarum yang terus-menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.1VII. Pencegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.1,2,3,9 Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.1,2,3VIII. Penatalaksanaan

1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurkan seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti metoklopramide, disiklomin hidrokhloride atau khlorpromazin.1,2 Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.1 Apabila muntah terus berlangsung perlu diambil langkah-langkah yang sesuai untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit lain, misalnya gastroenteritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis, dan perlemakan hati pada kehamilan.72. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.

a. Yang menjadi pegangan untuk memasukkan pasien ke rumah sakit sebagai berikut:

i. Semua yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi bila telah berlangsung lama

ii. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal

iii. Dehidrasi, yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering

iv. Adanya keton dalam urine.4b. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya.1,3c. Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah dan peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.1,2,33. Terapi psikologik. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.1,2 Dengan diperbaikinya faktor-faktor psikologik ini, wanita yang bersangkutan biasanya mengalami perbaikan bermakna selagi di rawat inap namun biasanya kambuh setelah dipulangkan. Penanganan yang positif terhadap masalah psikologis dan sosial akan bermanfaat.74. Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan.1 Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas.10 Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.1 Jika pasien dengan usaha di atas tetap muntah, makanan diberikan melalui sonde hidung.45. Penghentian kehamilan. Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.1,3 Gejala-gejala untuk mempertimbangkan abortus terapeutikus, ialah:4a. Ikterus

b. Delirium atau koma

c. Nadi yang naik berangsur-angsur sampai di atas 130 kali/menit

d. Suhu meningkat di atas 38 oC

e. Perdarahan dalam retina

f. Uremi, proteinuri, silinder yang merupakan tanda-tanda intoksikasi.IX. Prognosis Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.1,2 Literatur lain menyebutkan, prognosis hiperemesi gravidarum umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.10DAFTAR PUSTAKA1. Wibowo B, Soejoenoes A. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005. hal 275-279

2. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2001. hal 259-260

3. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. 2004

4. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2004. hal 64-67

5. Achadiat CM. Prosedur tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC: 2004. hal 72-74

6. Manuaba IBD. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. 2001. hal 397-401

7. Hartanto H. Penyakit Saluran Cerna. Dalam: Cunningham FG. Obstetric Williams. Edisi ke-21. Jakarta: EGC. 2005. hal 1424-1425

8. Cunningham FG. Obstetric Williams. Edisi ke-22. McGraw-Hill Companies, Inc. 2007

9. Swenson KL, Chisholm C. Renal, Hepatic, and Gastrointestinal Disorders and Systemic Lupus Erythematous in Pregnancy. Dalam: Brandon J, dkk. The John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics Edisi ke 2. USA: Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2002

10. Moeloek FA. Hiperemesis Gravidarum. Standar Pelayanan Medik: Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2006. hal 21-22

LAPORAN KASUS

I. ANAMNESIS

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 di IGD RSUD Ahmad Darwis.

A. Identitas Penderita

Nama: Ny.LTUmur: 23 tahun

Jenis kelamin: PerempuanAgama: IslamPekerjaan: PNSAlamat

: Koto Tinggi, Kab 50 kota, Sumatera BaratNo. RM: 019932Tanggal masuk: 6 Desember 2013Tanggal pemeriksaan: 6 Desember 2013B. Data Dasar

1. Keluhan Utama

Mual dan muntah2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluhkan mual dan muntah, memberat 7 hari yang lalu. Muntah awalnya hanya + 3x, dalam seminggu terakhir memberat hingga 10x dalam sehari isi makanan hingga air saja, darah (-). Pasien mengaku sedang hamil anak pertama dan sudah diperiksakan ke bidan sebelumnya. Pasien merasa pusing, badan letih dan lemah sejak awal mula mual dan muntah. Setiap makan, pasien memuntahkan isi makanannya. Nafsu makan juga menurun. Saat ini pasien juga mengeluh perih pada daerah ulu hatinya. Berat badan turun dibandingkan sebelum hamil, demam (-). BAK masih banyak, warna kuning jernih, darah (-), nanah (-), berpasir (-). BAB pasien masih rutin dengan konsistensi lunak, BAB encer (-), BAB hitam (-). Pasien mengaku pada akhir-akhir ini sering cemas dengan kehamilannya. Hubungan dengan suami dan keluarga baik-baik saja. ANC sebulan sekali puskesmas. HPHT 11-10-13 dan TP 18-7-14.3. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat tekanan darah tinggi:disangkalb. Riwayat penyakit gula:disangkalc. Riwayat penyakit jantung:disangkal

d. Riwayat penyakit ginjal:disangkale. Riwayat asma:disangkal

f. Riwayat penyakit hati:disangkal

g. Riwayat mondok: disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat tekanan darah tinggi:disangkal b. Riwayat penyakit gula:disangkal

c. Riwayat penyakit jantung:disangkal

d. Riwayat asma:disangkal

e. Riwayat alergi:disangkal

5. Riwayat Kebiasaana. Riwayat olahraga teratur:disangkal

b. Riwayat merokok:disangkalc. Riwayat minum jamu-jamuan:disangkal

d. Riwayat obat-obatan: disangkale. Riwayat alkohol:disangkal6. Riwayat MenstruasiMenarche 13 tahun, Siklus 28 hari , lamanya 5 hari, Banyaknya 2 pembalut per hari, dismenore tidak ada. Riwayat perdarahan di luar menstruasi (-). 7. Riwayat PernikahanMenikah 1 kali, umur saat menikah 23 tahun dan suami berumur 27 tahun.8. Riwayat KehamilanSaat ini9. Riwayat KB-10. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang perempuan berusia 23 tahun, bekerja. Pasien berobat dengan ASKES.

11. Anamnesis Sistem

Keluhan Utama:Mual dan muntah a. Kepala:pusing (+), kaku pada tengkuk (-),

b. Sistem Indera Wajah

: Bengkak (-)

Mata:pandangan dobel (-), penglihatan kabur (-) kedua mata, berkunang-kunang (-)

Hidung :mimisan (-), pilek (-)

Telinga:pendengaran berkurang (-), telinga berdenging (-), berdarah (-)

c. Mulut :sariawan (-), gigi goyang (-), gusi bengkak (-), gusi berdarah (-), d. Tenggorokan:sakit menelan (-), suara serak (-)

e. Sistem respirasi:sesak nafas (-), tidur mendengkur (-)

f. Sistem kardiovaskuler:sesak nafas saat istirahat (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

g. Sistem gastrointestinal:mual (+), muntah (+), sakit perut (-), perut terasa penuh (-), perih ulu hati (+), panas saat BAB (-), BAB lembek warna hitam (-), Konstipasi (-)h. Sistem genitourinaria: BAK sedikit (-), BAK warna teh (-), nyeri BAK (-), anyang-anyangan (-), pinggang terasa pegal (-)i. Ekstremitas atas:luka (-), ujung jari terasa dingin (-) bengkak (-), sakit sendi (-), bengkak (-) di kedua tangan.

j. Ekstremitas bawah : Luka di kaki (-), ujung jari terasa dingin (-), kesemutan (-), bengkak (-) di kedua kaki, sakit sendi (-)

k. Sistem neuropsikiatri:kejang (-), gelisah (-), mengigau (-)

l. Sistem Integumentum:Kulit sawo matang, pucat (-), gatal (-)II. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 6 Desember 2013A. Keadaan Umum :Sedang, tampak lemah CM, E4V5M6, Status GiziBerat Badan

: 46 kg

Tinggi Badan : 155 cm

BMI

: 19 kg/m2

Gizi kesan normal berdasarkan antropometri.Berat badan sebelum hamil : 50 kgB. Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi

: 98 x/ menit, irama reguler, isi & tegangan

cukup

Pernafasan

: 18 x/menit

Suhu

: 36,80C per axiller

C. Kulit :Warna coklat, turgor menurun (+), CRT < 2detik, kering (-), ikterik (-)D. Kepala :Bentuk mesocephal, rambut warna hitamE. Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor dengan diameter 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+), konjunctival bleeding (-), lensa keruh (-/-), oedem palpebra (-/-), mata sedikit cekung (+/+)F. Telinga :nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)G. Hidung :Nafas cuping hidung (-), sekret (-), hidung berdarah (-)H. Mulut :Sianosis (-), papil lidah atrofi (-), oral thrush (-), lidah dalam batas normal, lidah kering (+)I. Leher : JVP tidak meningkat, trakhea di tengah, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical(-), distensi vena-vena leher (-)J. Limfonodi : kelenjar limfe preaurikuler, retroaurikuler, submandibuler, servikalis superficial, servikalis anterior, servikalis posterior, supraklavikularis, aksilaris dan inguinalis tidak membesar

K. Thorax:Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), sela iga melebar (-/-), nyeri tekan sternum (-)

JantungInspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC VI, 1 cm medial LMCS, tidak kuat angkatPerkusi : batas jantung kiri atas: spatium intercostale II, linea parasternalis sinistra

batas jantung kiri bawah : spatium intercostale VI 1 cm medial linea midklavikularis sinistra

batas jantung kanan atas:spatium intercostale II ,linea sternalis dextra

batas jantung kanan bawah: spatium intercostale IV linea parasternalis dextra

Kesan: batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi :Heart Rate 64 kali/menit, reguler. Bunyi jantung I-II intensitas tidak meningkat, murni, reguler, bising (-), gallop (-)

PulmoAnterior

Inspeksi

Statis:simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar (-)

Dinamis : pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar, retraksi intercostal (-), retraksi supraklavikula (-)

Palpasi

Fremitus raba kanan = kiriPerkusi

Kanan :sonor, batas relatif paru-hepar SIC IV

Kiri : sonor, mulai redup sesuai pada batas paru-jantung

Batas paru-lambung SIC VIII linea axillaris anterior sinistra

Auskultasi

Kanan : suara dasar vesikuler normal, ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus (-), wheezing (-).

Kiri: suara dasar vesikuler normal, ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus (-), wheezing (-).

Posterior

Inspeksi

Statis: simetris

Dinamis : pengembangan dada kanan = kiriPalpasiFremitus raba kanan = kiriPerkusiKanan :sonorKiri : sonorAuskultasiKanan : suara dasar vesikuler normal, ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus (-), wheezing (-).

Kiri: suara dasar vesikuler normal, ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus (-) , wheezing (-).L. AbdomenInspeksi :dinding perut // dinding dada, distended (-), venektasi (-), sikatriks (-), striae (-), vena kolateral (-), hernia umbilikalis (-)

Auskultasi :bising usus (+) 23 x/menit

Perkusi:tympani, pekak alih (-), pekak sisi (-), undulasi (-)Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak membesar, balotement ginjal (-/-)

M. Ekstremitas:

Extremitas superiorExtremitas inferior

DextraSinistraDextraSinistra

Edema----

Akral dingin----

Luka----

Fungsi motorik5555

Fungsi sensorikNNNN

N. Status Obstetris : Inspeksi : striae gravidarum (-) Palpasi : TFU 1 jari di atas symphisis Auskultasi : DJJ belum terdengar III. PEMERIKSAAN PENUNJANGA. Pemeriksaan LaboratoriumHEMATOLOGI

RUTIN6/12/13SATUANRUJUKAN

Hb15,2g/dl12.3 - 15.3

HCT45,4(35-47

AL8,5103/(l7.0 11.3

AT382103/(l150 450

HITUNG JENIS

Eosinofil1%0.00 4.00

Basofil0%0.00 2.00

Netrofil76%55.00 80.00

Limfosit19%22.00 44.00

Monosit3%0.00 7.00

HEMOSTASIS

PTDetik10.0-15.0

APTTDetik20.0-40.0

INRDetik

KIMIA KLINIK

GDS9070-110

URINRUTIN6/12/13SATUANRUJUKAN

WarnaKuning jernih

Berat jenis1,010

Protein-

Glukosa-

Keton-

Protein-

Bilirubin-

Ph6

Tes kehamilan(+)

B. USGTampak janin tunggal hidup intrauterinCRL 4,6 sesuai dengan kehamilan 11-12 mggKesan : janin tunggal hidup intrauterin, hamil 11 12 minggu, kehamilan baik. IV. TERAPI Bed rest Diet makanan lunak 1600 kkal Puasakan pasien selama 6 jam IVFD RL dengan cernevit : Aminofluid = 2 : 1, 8 jam/kolf Inj Ranitidin 2 x1 amp Inj Ondansentron 2x1amp Antasida syr 3x 1C Lansoprasol 1x30mg Edukasi mengenai tidak perlu cemas tentang kehamilan Plan : cek elektrolit darah, Awasi tanda vital dan tanda dehidrasiV. FOLLOW UP

Tanggal7 Desember 2013

SDemam (-), BAK dan BAB (+, dbn)Mual (+) muntah (+), nafsu makan (masih menurun)

O: Keadaan umum

Kesadaran

Tekanan darah

Nadi

Pernapasan

Temperatur

Keadaan spesifik

Kepala

Thorax:

Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

IntegumentumTampak sakit sedang

Compos mentis

110/70 mmHg

90 x/menit

18 x/ menit

36,6 0C

Conjungtiva pucat (-), mata cekung (+/+)berkurangSklera ikterik(-), lidah kering (-)I : ictus cordis tidak terlihat

P : ictus cordis teraba di SIC VI, 1 cm medial LMCS, tidak kuat angkatP : batas jantung kesan tidak melebar A : HR 90 x/ menit, BJ I-II intensitas normal, bising (-)vesikuler normal, ronkhi basah halus(-) , wheezing (-)

I : datar

P : nyeri tekan (+),hepar dan lien tidak teraba.

P : thympani, ascites (-)

A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Turgor normal

AG1P0A0H0 Gravid 11-12 minggu dengan HEG

P

Tirah baring Diet makanan lunak 1600 kkal IVFD RL dengan cernevit : Aminofluid = 2 : 1, 8 jam/kolf Inj Ranitidin 2 x1 amp Inj Ondansentron 2x 1amp Antasida syr 3x 1C Lansoprasol 1x30mg

Tanggal8 Desember 2013

SDemam (-), BAB dan BAK (+,dbn)Mual (-) muntah (-) Nafsu makan (+ bertambah)

O: Keadaan umum

Kesadaran

Tekanan darah

Nadi

Pernapasan

Temperatur

Keadaan spesifik

Kepala

Thorax:

Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

IntegumentumTampak sakit sedang

Compos mentis

120/70 mmHg

85x/menit

18 x/ menit

36,6 0C

Conjungtiva pucat (-), mata cekung (-/-)Sklera ikterik(-)

I : ictus cordis tidak terlihat

P : ictus cordis teraba di SIC VI, 1 cm medial LMCS, tidak kuat angkatP : batas jantung kesan tidak melebar A : HR 85 x/ menit, BJ I-II intensitas normal, bising (-)

vesikuler normal, ronkhi basah halus(-) , wheezing (-)

I : datar

P : nyeri tekan (-),hepar dan lien tidak teraba.

P : thympani, ascites (-)

A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Turgor normal

AG1P0A0H0 Gravid 11-12 minggu dengan HEG

P

Tirah baring

Diet makanan lunak 1600 kkal

IVFD RL dengan cernevit : Aminofluid = 2 : 1, 8 jam/kolf

Inj Ranitidin 2 x1 amp

Inj Ondansentron 2x 1amp

Antasida syr 3x 1C

Lansoprasol 1x30mg

Tanggal9 Desember 2013

SDemam (-), BAB dan BAK (+,dbn)Mual (-) muntah (-)

O: Keadaan umum

Kesadaran

Tekanan darah

Nadi

Pernapasan

Temperatur

Keadaan spesifik

Kepala

Thorax:

Jantung

Paru

Abdomen

Genitalia

IntegumentumTampak sakit sedang

Compos mentis

110/70 mmHg

88 x/menit

18 x/ menit

36,6 0C

Conjungtiva pucat (-), mata cekung (-/-)Sklera ikterik(-)

I : ictus cordis tidak terlihat

P : ictus cordis teraba di SIC VI, 1 cm medial LMCS, tidak kuat angkatP : batas jantung kesan tidak melebar A : HR 88 x/ menit, BJ I-II intensitas normal, bising (-)

vesikuler normal, ronkhi basah halus(-) , wheezing (-)

I : datar

P : nyeri tekan (-),hepar dan lien tidak teraba.

P : thympani, ascites (-)

A : bising usus (+) normal

Tidak diperiksa

Turgor normal

AG1P0A0H0 Gravid 11-12 minggu dengan HEG

P

Pasien minta pulang, diberikan obat pulang :

Ranitidin 2 x1 tab Pregmovit 1x1 tab Antasida syr 3x 1C Asam folat 1x1

Benovit C 1x1 Edukasi psikologis

Edukasi pola makan

VI. DISKUSI

Dari kasus diatas ditegakkan diagnosis hiperemesis gravidarum (HEG) tingkat I. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari anamnesa didapatkan adanya mual dan muntah yang memberat sejak 7 hari yang lalu. Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluhkan mual dan muntah, Muntah awalnya hanya + 3x, dalam seminggu terakhir memberat hingga 10x dalam sehari isi makanan hingga air saja, darah (-). Pasien mengaku sedang hamil anak pertama dan sudah diperiksakan ke bidan sebelumnya. Pasien merasa pusing, badan letih dan lemah sejak awal mula mual dan muntah. Setiap makan, pasien memuntahkan isi makanannya. Nafsu makan juga menurun. BB turun dibanding sebelum hamil. Saat ini pasien juga mengeluh perih pada daerah ulu hatinya. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien mengaku pada akhir-akhir ini sering takut dengan kehamilannya. Hubungan dengan suami dan keluarga baik-baik saja. ANC sebulan sekali puskesmas. HPHT 11-10-13 dan TP 18-7-14. Dari pemeriksaan fisik didapatkan lidah kering, mata cekung, turgor kulit menurun serta nyeri tekan pada epigastriumDari pemeriksaan penunjang, pemeriksaan elektrolit tidak dapat dilakukan karena alat sedang rusak dan keluarga pasien menolak untuk cek lab di luar.Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik tesebut masuk dalam kriteria untuk penegakan diagnosis HEG tingkat I.Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini berupa penatalaksanaan farmakologis dan non-farmakologis. Penatalaksanaan nonfarmakologis meliputi istirahat dan pemberian makanan lunak.. Sedangkan penatalaksanaan farmakologis diberikan IVFD RL dengan cernevit: aminofluid = 2:1, 1 kolf/8 jam untuk melengkapi elektrolit tubuh; Inj Ranitidin 2 x1 amp, Inj Ondansentron 2x 1amp, antasida syr 3x1 C dan lansoprazol 1x30 mg untuk mengatasi rasa tidak nyaman di perut serta mual dan muntah. Prognosis ditegakkan berdasarkan ada tidaknya komplikasi serta perbaikan gejala klinik setelah di terapi. Secara klinis, pada pasien ini terdapat perbaikan sehingga prognosis quo ad vitam adalah dubia ad bonam dan secara fungsional, prognosis quo ad fungsionam adalah dubia ad bonam.27