portofolio ca mammae

32
PORTOFOLIO Kasus 3 Topik : Ca Mammae Dextra Tanggal (kasus) : 2 mei 2015 Presentan : dr. Lilis Khairani Tanggal Presentasi : 5 september 2015 Pendamping : dr. Eva Trijaniarti Tempat Presentasi : Ruang rapat RSUD Bayung Lencir Objekttif Presentasi : Keilmuan Keterampila n Penyelenggara Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja √ Dewasa Lansia Deskripsi : perempuan 32 tahun, Ca Mammae Dextra Tujuan : Tatalaksana Ca Mammae Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data Pasien Nama : Ny. S Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Medan Kebangsaan : Indonesia Umur : 32 tahun Status : menikah Agama : Kristen No. Reg: 03….. 1

Upload: liliskhairani

Post on 10-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: Portofolio CA Mammae

PORTOFOLIO

Kasus 3

Topik : Ca Mammae Dextra

Tanggal (kasus) : 2 mei 2015 Presentan : dr. Lilis Khairani

Tanggal Presentasi : 5 september 2015 Pendamping : dr. Eva Trijaniarti

Tempat Presentasi : Ruang rapat RSUD Bayung Lencir

Objekttif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyelenggara Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja √ Dewasa Lansia

Deskripsi : perempuan 32 tahun, Ca Mammae Dextra

Tujuan : Tatalaksana Ca Mammae

Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien Nama : Ny. S

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Medan

Kebangsaan : Indonesia

Umur : 32 tahun

Status : menikah

Agama : Kristen

No. Reg:

03…..

RSUD Bayung Lencir Telp:- Terdaftar : 2 mei 2015

Data utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosa /Gambaran klinis : Ca Mammae, keadaan umum tampak sakit sedang.

2. Riwayat Pengobatan : -

3. Riwayat Kesehatan dan Penyakit :

Sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh nyeri pada payudara

kanannya, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri seperti ditusuk jarum, pasien juga

mengaku terdapat benjolan seperti biji kacang merah di payudara kanannya.

Sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku nyeri semakin

bertambah dan payudara kanannya membengkak ukuran p:2,5 cm, l: 1,5cm, merah, dan

terdapat retkasi pada kulit payudara kanannya. pasien juga mengeluh keluar cairan

kuning kental bercampur darah dari puting payudara kanannya. Jumlahnya sebanyak

setengah gelas belimbing. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di ketiak kanannya.

1

Page 2: Portofolio CA Mammae

Ukuran p:1cm, l:1cm. demam (-), batuk (-), pilek (-). BAB dan BAK biasa.

4. Riwayat Keluarga : ibu pasien mempunyai penyakit kanker payudara

5. Riwayat Pekerjaan : pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat R, Wim de jong, 2005, Tumor Ganas.. Buku Ajar Ilmu Bedah,

Jakarta..

2. Herman singhal, MD. Breast Cancer Foundation. Stage of Breast Cancer. 2010.

Access: 5 mei 2015

3. Wan desen, 2008. Onkologi Klinis. Edisi 2. FK UI

4. Anonim. Kanker Payudara. 2010. http://wikipedia.com, access: 5 mei 2015

5. National Breast Cancer Foundation. Stage of Breast Cancer. 2010. Access: 5 mei

2015

6. Susan Strock. Breast Lump Self Exam. 2008. http://medline.com, Access: 5 mei

2015

Hasil pembelajaran

1. Diagnosis Ca Mammae

2. Mekanisme terjadinya Ca Mammae

3. Edukasi pada pasien mengenai Ca Mammae

4. Langkah-langkah Penatalaksanaan Ca Mammae

5. Motivasi kepatuhan berobat dan pencegahan berulang

1.Subjektif :

Sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh nyeri pada payudara

kanannya, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri seperti ditusuk jarum, pasien juga

mengaku terdapat benjolan seperti biji kacang merah di payudara kanannya.

Sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku nyeri semakin bertambah

dan payudara kanannya membengkak ukuran p:2,5 cm, l: 1,5cm, merah, dan terdapat

retkasi pada kulit payudara kanannya. pasien juga mengeluh keluar cairan kuning kental

bercampur darah dari puting payudara kanannya. Jumlahnya sebanyak setengah gelas

belimbing. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di ketiak kanannya. Ukuran p:1cm,

l:1cm. demam (-), batuk (-), pilek (-). BAB dan BAK biasa. Riwayat ibu pasien pernah

menderita penyakit kanker payudara.

2

Page 3: Portofolio CA Mammae

2. Objektif :

Status Present

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 82 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup

Respirasi : 20 x/menit, regular.

T ax : 36,0ºC

Status Generalis

Kepala : N-Cephali

Mata : conj. anemis(-)/(-), sclera ikterus(-)/(-) Reflek pupil +/+, strabismus (-),

nistagmus (-) deviation conjugee (-) air mata (+).

THT : NCH (-), sianosis (-), tonsil T1/T1 hiperemis (-),

Pharing hiperemis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)

Thorak : retraksi (-)

Cor : S1S2 N, regular, murmur(-)

Po : Bronkovesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen : Distensi (-), BU (+) N, nyeri tekan epigastrium (-), H/L tidak teraba,

turgor menurun

Extremitas : akral hangat, gerakan ke segala arah, edema (-/-), jaringan parut (-),

telapak tangan pucat (-), sianosis(-), CRT <2”

Status Lokalis :

Mammae dextra : terdapat benjolan berukuran p:2,5cm, l:1,5cm, berdungkul-dungkul,

tepi tidak rata, hiremis, terdapat peau d’orange. Keluar cairan dari

putting secret kuning kental bercampur darah.

Axilla dextra : terdapat benjolan ukuran p:1cm, l:cm, hiperemis (-)

Pemeriksaan Penunjang :

Tidak dilakukan.

Assesment :

3

Page 4: Portofolio CA Mammae

Ny.S, perempuan umur 32 tahun sudah menikah bekerja sebagai ibu rumah tangga

dengan keluhan nyeri di payudara kanan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Berdasarkan data anamnesis tersebut didapatkan pasien berusia 32 tahun. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa pada umumnya kebanyakan pada usia setengah baya dan lansia.

Jaranng terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun

sangat jarang.

Dari anamnesis didapatkan keluhan yaitu nyeri pada payudara kanan. nyeri semakin

bertambah dan payudara kanannya membengkak ukuran p:2,5 cm, l: 1,5cm, merah, dan

terdapat retkasi pada kulit payudara kanannya. pasien juga mengeluh keluar cairan

kuning kental bercampur darah dari puting payudara kanannya. Jumlahnya sebanyak

setengah gelas belimbing. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di ketiak kanannya.

Ukuran p:1cm, l:1cm. Gambaran klinis dari penderita ca mammae yaitu nyeri pada

payudara, benjolan, keluar cairan kuning kental bercampur darah keluar dari putting dan

retraksi kulit dipayudara kanan (peau d’orange) merupakan keluhan utama yang sering

dirasakan penderita ketika berkunjung ke dokter. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel

normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap

inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel

yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetic sel ini disebabkan

oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi

(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama

terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetic dalam sel atau bahan lainnya yang disebut

promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan

fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu

keganasan. Semua gejala yang dialami Ny. S sesuai dengan gambaran klinis dari ca

mammae.

Pada riwayat penyakit keluarga didapatkan bahwa ibu pasien memiliki sakit kkanker

payudara. Hal ini dapat memperburuk keadaan pasien dengan adanya factor keturunan.

Terdapat peninngkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker

payudara. Pada studi genetic ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan

gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatuu gen kerentanan terhadap kanker

payudara, probabilitas utuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan

sebesar 85% pada umur 70 tahun.

4

Page 5: Portofolio CA Mammae

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos

mentis, tekanan darah120/80 mmhg, frekuensi nadi 82 x/menit, regular, isi dan tegangan

cukup, frekuensi pernafasan 20 x/menit, regular, suhu 36,0ºC. pada pemeriksaan Status

Lokalis :Mammae dextra : terdapat benjolan berukuran p:2,5cm, l:1,5cm, berdungkul-

dungkul, tepi tidak rata, hiremis, terdapat peau d’orange. Keluar cairan dari putting secret

kuning kental bercampur darah, Axilla dextra terdapat benjolan ukuran p:1cm, l:cm,

hiperemis (-).Hal ini sesuai dengan gejala pada ca mammae yang sudah menunjukkan

pada fase promosi, dimana pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi

akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan

terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa factor untuk terjadinya

keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsiogen).

Dari identifikasi, anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosa

sementara pasien menderita ca mammae dextra.

Planning

Diagnosa : Ca Mammae Dextra

Tatalaksana :

Medikamentosa :

o Asam mefenamat 3x500 mg

o Amoxicillin 3x500 mg

Konsultasi : Rujuk ke dr.Sp.B / Pro Konsul dr.Sp.B untuk Pro. Operasi.

Edukasi Keluarga :

Menyakinkan keluarga untuk tetap tenang dan tidak panik

Memberikan informasi kepada keluarga mengenai penyakit pasien dan rencana

tatalaksana selanjutnya

Edukasi pasien :

Motivasi untuk operasi

5

Page 6: Portofolio CA Mammae

Prognosis :

Qua ad vitam : dubia

Qua ad fungsionam : dubia at malam

Qua ad sanasionam : dubia

Pasien di rujuk ke Rumah Sakit yang ada di medan untuk di lakukan operasi.

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan

lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang

terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di

payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase

pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening

ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di

tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel

kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit

payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,

jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)

6

Page 7: Portofolio CA Mammae

Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen

yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara

(Karsono, 2006).

Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan

pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan

sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko

Prodjo, 1995).

Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang

terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras

dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua

payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti

jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan

di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak

terbanyak di kuadran lateral atas. Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar

kulit. Pada lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah

aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara (Arif Mansjoer, Kapita selecta

kedokteran Edisi 2 ).

Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-

masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes

Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri

aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.

Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke

kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra

lateral, ke m. rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati,

pleura dan payudara kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

2.  ETIOLOGI CA MAMMAE

Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti

(Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang

penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:

7

Page 8: Portofolio CA Mammae

Mekanisme hormonal

Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan

dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan  bagi ca

mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).

Virus

Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa

abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

Genetik

Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage

genetic”  autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).

 Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom

17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan

(Reeder, Martin, 1997).

 mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien

dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin &

kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).

Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi

interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan

jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa

faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara,

yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm

b. Masa reproduksi yang relatif panjang.

c. Faktor Genetik

d. Ca Payudara yang terdahulu

e. Keluarga

Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,

dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

f. Kelainan payudara ( benigna )

8

Page 9: Portofolio CA Mammae

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah

ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang

porliferatif sedikit meningkat.

g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

h. Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun,

Menarche kurang dari 12 tahun

i. Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun

mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

3.  ANATOMI DAN FISIOLOGI 

a.    Anatomi Payudara

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot

penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral

ats kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila,

disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20

lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae,

yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga

diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara

9

Page 10: Portofolio CA Mammae

lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi

rangka untuk payudara.

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes

anterior dan a. mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a.

aksilaris, dan beberapa a. interkostalis.

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada

beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan

mati rasa pasca bedah, yakni  n. intercostalis dan n. kutaneus brakius

medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke

kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula

penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah

kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain

menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju

ke aksila kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum

hepatis ke hati, pleura dan payudara kontralateral.

b.    Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri

atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus

mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting

susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah,

lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara

ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.

Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :

a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia

b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid

c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

4.  PATOFISIOLOGI CA MAMMAE

10

Page 11: Portofolio CA Mammae

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang

disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a.     Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang

memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan

oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,

radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan

yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan

lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu

karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih

peka untuk mengalami suatu keganasan.

b.     Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah

menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh

oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan

(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena

kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada

beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae,

yaitu:

Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen

dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor

pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu

fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae. Suatu

penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia

muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu

tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker 

mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat

ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan resiko kanker 

mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia

lebih dari 30 tahun.

11

Page 12: Portofolio CA Mammae

Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya

massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

Genetik

Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya

“linkage genetic”  autosomal dominan.

Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom

17     mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.

mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan

riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)

serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).

Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi

interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan

jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi

tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan

paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan

perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan

menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah

sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker

yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa

nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah

dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe

dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe

menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga

bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). 

Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya

metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak,

vertebredan panggul).

12

Page 13: Portofolio CA Mammae

Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan

progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang

sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai

kakeksi kanker.

Pathway CA MAMMAE

5.  MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE

Gejala  umum Ca mamae adalah :

Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara

13

Page 14: Portofolio CA Mammae

Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena

mulai timbul pembengkakan

Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,

mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas

Ada cairan yang keluar dari puting susu

Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan

terjadi retraksi

Ada rasa sakit

Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium

darah meningkat

Ada pembengkakan didaerah lengan

Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah

diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).

Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.

Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

6.  PENTAHAPAN  CA MAMMAE

Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan

pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena

hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan

terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan

prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan

prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar,

pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah

sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe

yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.

Tumor primer (T) :

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

14

Page 15: Portofolio CA Mammae

2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 :Tumor <>

a. T1a : Tumor <>

b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm

c. T1c :Tumor 1 – 2 cm

5. T2 :Tumor 2 – 5 cm

6. T3 : Tumor diatas 5 cm

7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax

atau kulit :

a. T4a : Melekat pada dinding dada

b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange

c. T4c : T4a dan T4b

d. T4d : Mastitis karsinomatosis

Nodus limfe regional (N) :

1.    Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2.    N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3.    N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat

4.    N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama

lain atau melekat pada jaringan sekitarnya

5.    N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastas jauh (M) :

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan

2. M0 : Tidak ada metastase jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I

Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan

tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada

kulit dan otot pektoralis.

15

Page 16: Portofolio CA Mammae

2. Stadium IIa

Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan

tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa

keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh

3. Stadium IIb

Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan

tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan

limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa

16

Page 17: Portofolio CA Mammae

Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa

penyebaran jauh.

5. Stadium IIIb

Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan

terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan

limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau

menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema

pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan

pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai

Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke

pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian

lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc

17

Page 18: Portofolio CA Mammae

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe

infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis

kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau

metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral

7. Stadium IV

Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau

tulang rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :

1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.

2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.

3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri

sendiri 50% dari waktu sadar.

4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri,

perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.

18

Page 19: Portofolio CA Mammae

5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri,

hanya tiduran saja.

7.  PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA

MAMMAE

a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker

(CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis

b. Test diagnostik lain:

Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET

Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi

biopsy, Eksisi biopsy

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :

1.     Pemeriksaan payudara sendiri

2.     Pemeriksaan payudara secara klinis

3.     Pemeriksaan manografi

4.     Biopsi aspirasi

5.     True cut

6.     Biopsi terbuka

7.     USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,

pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

19

Page 20: Portofolio CA Mammae

8.  KOMPLIKASI

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,

tulang dan hati.

Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:

1. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah

kapiler (penyebaran limfogen dan hematogen), penyebarab hematogen dan

limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang, otak, syaraf.

2. gangguan neuro vaskuler

3. Faktor patologi

4. Fibrosis payudara

5. kematian

9.  PENATALAKSANAAN CA MAMMAE

1. Pembedahan

a.  Mastectomy radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis

mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis

minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

b. Mastectomy total

20

Page 21: Portofolio CA Mammae

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot

pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot

dinding dada tidak diangkat.

c.  Lumpectomy/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut

diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara

normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

d. Wide excision/mastektomy parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

e.  Ouadranectomy.

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot

pectoralis mayor.

2. Radiotherapy

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula

merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di

sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,

radang tenggorokan.

3. Chemotherapy

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.

Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan

membuat, mudah terserang penyakit.

4. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah

bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat

juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.\

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk

perencanaan dan  pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

21

Page 22: Portofolio CA Mammae

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions

Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St.

Louis :Mosby Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi

10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid

2 . Edisi 4. Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.

EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification

2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

22