polusi udara

14
Asap Kendaraan, Pendiam yang Mematikan Saat ini banyak negara berkembang menghadapi masalah polusi udara yang jauh lebih serius dibandingkan negara maju. Macam polusi udara ini beragam. mulai dari asap kendaraan, asap industry, asap akibat pembakaran hutan. hingga asap rokok. WHO mengungkapkan bahwa lebih dari delapan ratus ribu warga dunia tewas karena pencemaran udara dan sebagian besar berasal dari wilayah Asia. Semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan transportasi membuat pengguna kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik( Jamal Zaini.,2008). Di Indonesi, sumber polusi utama berasal dari asap kendaraan. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Jika dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri Nama : Eva Yudia NIM : 09.06.0005 Page 1

Upload: mustafa-holidi

Post on 22-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

polusi

TRANSCRIPT

Asap Kendaraan Sebabkan Kematian

Asap Kendaraan, Pendiam yang Mematikan

Saat ini banyak negara berkembang menghadapi masalah polusi udara yang jauh lebih serius dibandingkan negara maju. Macam polusi udara ini beragam. mulai dari asap kendaraan, asap industry, asap akibat pembakaran hutan. hingga asap rokok. WHO mengungkapkan bahwa lebih dari delapan ratus ribu warga dunia tewas karena pencemaran udara dan sebagian besar berasal dari wilayah Asia. Semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan transportasi membuat pengguna kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik( Jamal Zaini.,2008).

Di Indonesi, sumber polusi utama berasal dari asap kendaraan. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Jika dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga listrik, jenis proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak sesempurna di dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang lebih tinggi, terutama berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon. Selain itu gas buang kendaraan bermotor juga langsung masuk ke dalam lingkungan jalan raya yang sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan gas buang dari cerobong industri yang tinggi. Contohnya Jakarta, 70% pencemaran udara disebabkan oleh kendaraan bermotor (Thomas Ari Negara.,2004). Sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernapasan. asma . bahkan angka kematian bayi ikut meningkat seiring dengan adanya polusi udara ini. Beberapa studi epidemiologi pun menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif (Jamal Zaini, 2008). Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai jenis gas maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat. Terlebih lagi. saat ini penyakit yang paling banyak diderita adalah infeksi saluran pernapasan yang dikarenakan pencemaran polusi yang dihasilkan gas karbonmonoksida pada kendaraan (Prof.dr.Umar Fahmi A.MPH.Phd. 2009).

Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), ozon dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Namun untuk gas buang yang paling berpengaruh terhadap kesehatan saluran pernapasan meliputi oksida nitrogen, oksida sulfur, dan ozon (Wikipedia, 2008). Melihat kenyataan tersebut, maka dalam esai ini akan diuraikan, mengapa gas buang dari asap kendaraan bisa menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan, apa tipe penyakit saluran pernapasan tersebut dan bagaimana bisa menyebabkan kematian serta sedikit uraian mengenai upaya penangggulangan dari pemerintah dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh masyarakat agar tidak terserang atau tidak memperparah penyakit saluran pernapasan tersebut, Selama ini masyarakat hanya memperhitungkan dampak dari polusi udara terhadap lingkungan tetapi tidak memperkirakan bahwa asap kendaraan bermotor yang selama ini disepelekan pun ternyata ikut mengambil andil atas penyakit saluran napas yang mereka anggap sebagai penyakit musiman, seperti contohnya penyakit penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan misalnya batuk pilek, asma, sesak napas, faringitis, dan lainnya,Badan Kesehatan Dunia (WHO) polusi udara memberikan kontribusi hingga 800,000 kematian setiap tahunnya. Bahkan WHO dan American thoracic (ATS) 2005 memaparkan polusi udara menimbulkan penyakit yang terkait respirasi, gejala batuk, sesak, hingga infeksi saluran pernapasan, Infeksi saluran pernapasan acap kali timbul akibat polusi udara yang terhirup dalam jangka panjang dan tanpa disadari dampak akhirnya(Nurul Ulfah,2009), Organ pernafasan memang merupakan bagian yang diperkirakan paling banyak mendapatkan pengaruh karena yang pertama berhubungan dengan bahan pencemar udara. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia, meliputi 60% gas CO dan 15% gas hidrokrabon serta 5% campuran senyawa lainnya seperti senyawa nitrogen, sulfur ataupun ozon (Srikandi Fardiaz, 2000). Sejumlah senyawa spesifik yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor seperti oksida - oksida sulfur dan nitrogen, partikulat dan senyawa-senyawa oksidan, dapat menyebabkan iritasi dan radang pada saluran pernafasan. Walaupun kadar oksida sulfur di dalam gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin relative kecil, tetapi tetap berperan karena jumlah kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar makin meningkat. Selain itu menurut studi epidemniologi, oksida sulfur bersama dengan partikulat bersifat sinergetik sehingga dapat lebih meningkatkan bahaya terhadap kesehatan (Wikipedia,2009),Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air yang langsung dapat terabsorbsi di dalam hidung dan sebagian besar saluran ke paru-paru, dan partikulat di dalam gas buang kendaraan bermotor berukuran kecil, partikulat tersebut dapat masuk sampai ke dalam alveoli paru-paru dan bagian lain yang sempit. Sifat iritasi terhadap saluran pernafasan, menyebabkan SO2 dan partikulat dapat membengkaknya membran mukosa dan pembentukan mukosa dapat meningkatnya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan, Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok yang peka, seperti penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para lanjut usia.

Sedangkan untuk nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang paling beracun. Bagian dari saluran yang pertama kali dipengaruhi adalah membran mukosa dan jaringan paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO2 dari paru adalah melalui aliran darah. Data epidemilogi tentang resiko pengaruh NO2 terhadap kesehatan manusia sampai saat ini belum lengkap, maka evaluasinya banyak didasarkan pada hasil studi eksprimental. Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah mendapat pajanan sebesar 100 g/m3. Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO2 sebsar 250 g/m3 dan 500 g/m3 dapat mengganggu fungsi saluran pernafasan pada penderita asma dan orang sehat.Senyawa yang lebih rendah lagi tingkat kelarutannya namun juga cukup membahayakan adalah ozon, hampir semua ozon dapat menembus sampai alveoli. Ozon merupakan senyawa oksidan yang paling kuat dibandingkan NO2 dan bereaksi kuat dengan jaringan tubuh. Evaluasi tentang dampak ozon dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh WHO task group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500 g/m dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak (Srikandi Fardiaz,2000). Profil kesehatan DKI Jakarta 2004 menunjukkan bahwa sekitar 46% penyakit gangguan pernapasan terkait dengan pencemaran udara (ISPA 43%, iritasi mata 1,7% dan asma 1,4%), dan sekitar 32% kematian kemungkinan terkait dengan pencemaran udara (penyakit jantung dan paru-paru 28,3% dan pneumonia 3,7%) Di tahun yang sama di Yogyakarta (Profil Kesehatan Yogyakarta 2004), sebanyak 32% penyakit ganggugan pernapasan terkait dengan pencemaran udara (ISPA 22%, gangguan pernapsan lain 7,7%, dan asma 2,2%), Kecenderungan yang sama terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan juga terlihat pada data di kota-kota besar lain, seperti Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar (Jamal Zaini, 2008).Dari data tersebut dapat dilihat ternyata penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) lah yang terbanyak menyerang terutama pada anak anak yang tergolong sangat rentan terhadap penyakit ini (Prof,T,K, Partha Sarathy, 2009). Penyakit penyakit yang tergolong ISPA ini meliputi batuk pilek, radang tenggorokan, dan bronchitis yang jika bertambah parah akan mengarah pada pneumonia, Bahkan Universitas Birmingham pun ternyata telah menemukan adanya hubungan antara pneumonia dengan kematian akibat polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor (Wikipedia,2007).ISPA yang disebabkan oleh faktor lingkungan biasanya diderita oleh anak yang memiliki bakat alergi. Asap kendaraan inilah yang termasuk dalam alergen anak anak penderita ISPA. Awalnya mungkin hanya batuk pilek biasa, tetapi bila tidak ditanggulangi lebih lanjut maka dapat menyebabkan faringitis atau radang tenggorokan. Bila infeksinya sudah mengena laring. bisa menjadi laringitis seperti suara parau atau bahkan hilang, namun sifatnya masih sementara. Jika peradangan ini sudah mencapai bronkus atau yang disebut dengan bronchitis, maka disinilah gejala gejala dari parahnya infeksi karena bronchitis bisa menjadi penyebab dari pneumonia jika tidak ditangani secara cepat. Gejala bronchitis hampir mirip dengan faringitis, hanya saja ditambah dengan sesak napas yang disebabkan penyempitan saluran napas sebagai akibat pembengkakan bronkus (Anonymous, 2009).Pneumonia yang ditangani secara cepat dan tuntas, maka akan muncul komplikasi seperti batuk darah, radang selaput otak, pleural effusion atau bahka berakhir pada kematian. Mengingat penderita penyakit sebagian besar adalah anak anak terutama pada balita, yang bisa dibilang system imunnya masih tegolong belum sempurna, sehingga kemungkinan persentase kematiannya cukup tinggi. Pneumonia bertanggungjawab sekitar 21 % atas kematian anak anak di bawah 5 tahun, dan dari 1000 kelahiran anak, 12-20% meninggal karena pneumonia (Anyonomous, 2009). Beberapa kasus pneumonia di dunia tergolong tinggi, misalnya di India sebanyak 43,000 kasus, China 21,000 kasus, Pakistan 10,000 kasus, Bangladesh, Nigeria dan termasuk Indonesia memilki 56,000 kasus pneumonia(WHO,2009).Berangkat dari kenyataan tersebutlah, kemudian pemerintah melakukan langkah langkah awal untuk mengurangi kadar emisi gas buang dari kendaraan bermotor in. Sebagai solusi awal, pemerintah sudah melakukan pengujian emisi gas buang secara berkala dari setiap kendaraan. Selain itu pemerintah pun sudah melakukan kebijakan untuk percepatan pembuatan BBN (Bahan Bakar Nabati). Solusi ini dilakukan sebagai pengganti solar atau bensin. Untuk solar digunakan bio diesel yang merupakan bentuk ester dari minyak nabati sedangkan untuk bensin digunakan bio_ethanol yang merupakan anhydrous alcohol berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu. Solusi lainnya seperti Blending 10% (B10) merupakan komposisi 10 % minyak nabati dan 90% minyak solar, B10 jauh lebih ramah lingkungan dan memiliki nilai cetane lebih tinggi yang mencapai 64 sehingga membuat kinerja mesin kendaraan jauh lebih tinggi dibandingkan solar biasa. Sementara nilai kadar asap turun hingga 10 20%. Penurunan juga terjadi pada kandungan sulfur pada hasil pencampuran tersebut(Thomas Ari Negara, 2004).Selain itu perlu juga usaha dari masyarakat dalam mencegah terlalu banyaknya kadar ketiga jenis gas penyebab penyakit pada saluran napas tersebut. Maka dari itu berangkat dari fakta dan dampak negatif polusi udara, penggunaan masker menjadi sama penting layaknya sebuah helm bagi para pengendara motor, walau berdalih memakai helm penuh (full face helmet), hal tersebut tidak menjamin kebersihan udara yang dihirup karena partikulat yang sangat kecil masih bisa tetap masuk. Solusi yang paling jitu, hanya dengan menggunakan masker, baik itu masker balaclava (model topeng) atau masker sederhana penutup hidung dan mulut. Hal ini disosialisasikan PT Medifarma Laboratories yang menggelar "Kampanye Udara Sehat Decolsin", pada 3 November 2008. Hal kecil ini bisa mengurangi banyaknya gas buang dari asap kendaraan bermotor yang terhirup masuk ke dalam tubuh (Nurul Ulfah, 2009).Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata asap kendaraan yang selama ini dianggap remeh masyarakat ikut ambil andil atas beberapa gangguan pernapasan yang banyak dialami oleh masyarakat belakangan ini. Gejalanya mungkin tidak secara langsung menyerang tubuh namun jika dalam jangka panjang hal ini dibiarkan berlangsung maka dapat mempengaruhi kesehatan saluran pernapasan, bahkan bisa menyebabkan kematian pada anak anak. Dalam hal ini yang menjadi penyebab utama dari gangguan saluran pernapasan itu sendiri merupakan kandungan dari emisi kendaraan bermotor yang berupa oksida sulfur, oksida nitrat dan ozon yang bersifat racun di dalam tubuh. Pemerintah sudah melakukan cukup banyak upaya penanggulangan kadar polusi udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Namun tentunya perlu kesadaran dari masyarakat juga untuk lebih menghindarkan atau mencegah merebaknya penyakit saluran pernapasan dengan melakukan upaya pencegahan yang salah satunya adalah menggunakan masker pada saat bepergian, terutama bagi pengguna sepeda motor. Dengan adanya upaya upaya tersebut, tentunya diharapkan angka pengidap penyakit saluran pernapasan terutama pengidap ISPA yang diakibatkan oleh senyawa senyawa kandungan dari emisi kendaraan bermotor semakin menurun tiap tahunnya.DAFTAR PUSTAKAAnonymous. Acute Respiratory Infection (ARI). http://www.who.int akses Februari 2009

Anonymous. Air Pollution. http://www.wikipedia.com. Akses February 2007.

Anonymous. Pollutants. http://www.wikipedia.com. Akses February 2007.

Anonymous. Emmission Factor. http://www.wikipedia.com. Akses February 2007.

Anonymous. Infeksi Saluran Pernapasan Atas. http://www.wikipedia.com. Akses 6 September 2009.

Anonymous. Udara Kotor dalam Ruang parker Basemen. http://www.kiat-hidup-sehat.com. Akses 21 Januari 2009

Anonymous. Penyakit Akibat Angin dan Cuaca. http://www.nakita.net. Akses April 2006

Fardiaz S.2000.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta.Kanisius.

Hidayatullah. Pencemaran Udara Ancaman Anak Anak. http://udarakota.bappenas.go.id. Akses 16 Januari 2007

Ulfah N. Penyakit Penyakit Polusi yang Menghantui Warga Jakarta. http://www.detikhealth.com. Akses 10 September 2009.

Ulfah N.Diskusi Polusi Jakarta Ancaman Serius terhadap Kesehatan oleh Prof Dr. Umar Fahmi A.MPH.Phd. http://www.detikhealth.com. Akses 10 September 2009Robins, 2007, Buku Ajar Patologi Volume 2, Edisi 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaSarathy P. Acute Respiratory Infection in Children. http://www.medindia.com. Akses 11 Agustus 2009

Thomas Ari Negara. Bahayanya Pencemaran Udara. http://www.kamase.org. Akses 28 September 2004

Nama : Eva Yudia

NIM : 09.06.0005

Page 8