politik dinasti, akuntabilitas, dan kinerja

14
POLITIK DINASTI, AKUNTABILITAS, DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Oleh : Atria Ulandari (132010300051) Agustin Anjar Sari (132010300070) Winda Nur Jayanti (132010300079) Mila Nur Ainia (132010300081) Farah Nahdzia H (132010300111) Umi Kafillah (132010300112)

Upload: nahdzia-heryanni

Post on 19-Feb-2016

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Politik dinasti, akuntabilitas dan kinerja pemerintahan daerah

TRANSCRIPT

Page 1: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

POLITIK DINASTI, AKUNTABILITAS, DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI

INDONESIAOleh :

Atria Ulandari (132010300051)Agustin Anjar Sari (132010300070)Winda Nur Jayanti (132010300079)

Mila Nur Ainia (132010300081)Farah Nahdzia H (132010300111)Umi Kafillah (132010300112)

Page 2: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Sekilas Tentang Politik DinastiPemilihan kepala daerah langsung juga menjadi salah satu sebab munculnya masalah politik dinasti. Politik dinasti dapat diartikan secara sederhana sebagai sejumlah kecil keluarga mendominasi distribusi kekuasaan (Querrubin, 2010). Asako et al. (2010) mendefinisikan politisi dinasti seperti mereka yang mewarisi jabatan publik yang sama dari anggota keluarga mereka yang memegangnya sebelum mereka. Thompson (2007) berpendapat bahwa dinasti politik sebagai jenis lain transmisi kekuatan politik baik langsung maupun tidak langsung, yang melibatkan hubungan keluarga.

Page 3: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Agency TheoryMasalah keagenan akan muncul karena

setiap individu diasumsikan mempunyai preferensi untuk memaksimalkan kepentingan pribadi yang kemungkinan besar berlawanan dengan kepentingan individu lain (Jensen dan Meckling, 1976). Untuk meminimalisasi masalah keagenan yang muncul akibat perbedaan kepentingan ini maka dibuatlah kontrak antara prinsipal dan agen.

Hal yang sama terjadi dalam pemerintahan, yaitu kontrak antara agen (pemerintah) dengan prinsipal (rakyat). Mekanisme pemilihan menunjukan bahwa terdapat pelimpahan wewenang dari rakyat kepada kepala daerah. Proses ini menunjukan adanya hubungan keagenan antara rakyat dan kepala daerah, kepala daerah berperan sebagai agen dan rakyat merupakan prinsipal dalam rerangka hubungan keagenan.

Public Choice Theory

Public choice theory menggunakan asumsi dan teknik dari bidang ekonomi untuk menggambarkan, menganalisis, dan memprediksi perilaku dalam demokrasi sektor publik (Schneider dan Damanpour, 2002). Teori ini berkontribusi sebagai landasan teoritis dalam refleksi besar pada ukuran dan fungsi pemerintah (Schneider dan Damanpour, 2002). Teori ini diduga sebagai salah satu pemicu gerakan reformasi pemerintah di seluruh dunia (Aucoin ,1990; Gray dan Jenkins, 1995).

Landasan Teori Politik Dinasti

Page 4: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Kinerja keuangan pemerintah daerah

• Yaitu kemampuan suatu daerah untuk menggali dan mengelola sumber keuangan asli daerah dalam memenuhi kebutuhannya guna mendukung berjalannya sistem pemerintahan, pelayanan ke-pada masyarakat dan pembangunan daerah.

Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah

•Memiliki fokus utama pelaporan yang akurat dan tepat waktu tentang penggunaan dana publik, yang biasanya dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Page 5: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Sistem Pengendalian Intern

Salah satu wujud pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (good public governance) adalah dengan penerapan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 mengatur tentang Sistem Pengenalian Intern Pemerintah mendefinisikan Sistem Pengendalian Intern sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Page 6: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Telaah Terdahulu

• Barro (1973) dan Ferejohn (1986) menyatakan bahwa demokrasi mendorong akuntabilitas dengan menyediakan kompetisi politik, dan membantu pemerintahan untuk menjadi lebih efisien dengan mengurangi masalah moral hazard serta mengurangi fenomena adverse selection (Rogoff, 1990). ). Desentralisasi kekuasaan dan keuangan diharapkan memberikan dampak negatif terhadap praktik korupsi, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Pellegrini dan Gerlagh, 2008; Akai et al., 2007; Dincer et al., 2010). Politik patrimonial mengakibatkan terjadinya praktik politik dinasti. Nama keluarga dianggap memberikan keuntungan pemilu atas pesaing non-dinasti (Rossi, 2009).

• Asako et al. (2010) menyatakan bahwa dinasti politik berpotensi menghambat pembangunan ekonomi dan melemahkan daya saing pemilu. . Keberadaan dinasti politik juga mempersulit munculnya calon alternatif bagi rakyat karena politisi dinasti memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memenangkan pemilihan umum sehingga kepala daerah yang terpilih berkualitas rendah (Querrubin, 2010).

Page 7: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Kerangka Berpikir

Page 8: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan politik dinasti?

2. Bagaimana praktik politik dinasti dapat berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas keuangan pemerintah daerah (H1)?

3. Bagaimana praktik politik dinasti berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (H2)?

4. Bagaimana akuntabilitas publik yang diproksikan oleh sistem pengendalian intern dapat meminimalisir dampak negatif praktik politik dinasti terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (H3)?

5. Apakah politik dinasti memiliki hubungan dengan kerugian daerah?

Page 9: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Pembahasan Rumusan Masalah

Politik dinasti dapat diartikan secara sederhana sebagai sejumlah kecil keluarga mendominasi distribusi kekuasaan (Querrubin, 2010). Asako et al. (2010) mendefinisikan politisi dinasti seperti mereka yang mewarisi jabatan publik yang sama dari anggota keluarga mereka yang memegangnya sebelum mereka. Dal Bo et al. (2009) berpendapat bahwa ada korelasi yang kuat antara masa jabatan kepala daerah dengan kecenderungannya untuk menciptakan dinasti politik.Asako et al. (2010) menyatakan bahwa dinasti politik berpotensi menghambat pembangunan ekonomi dan melemahkan daya saing pemilu. Keberadaan dinasti politik juga mempersulit munculnya calon alternatif bagi rakyat karena politisi dinasti memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memenangkan pemilihan umum sehingga kepala daerah yang terpilih berkualitas rendah (Querrubin, 2010).

Apakah yang dimaksud dengan politik dinasti?

Page 10: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Praktik politik dinasti berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas public, karena daerah yang menjalankan praktik politik dinasti cenderung untuk memiliki akuntabilitas atas laporan keuangan pemerintah daerah yang lebih rendah dibandingkan daerah yang tidak melakukan praktik ini. Pada pengujian, angka yang lebih besar menunjukan opini yang lebih buruk, sehingga korelasi positif dalam sampel menunjukan bahwa daerah yang melakukan politik dinasti akan memiliki opini atas laporan keuangan yang lebih buruk dibandingkan daerah yang tidak melakukan praktik ini. Hal ini membuktikan bahwa praktik politik dinasti berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas keuangan pemerintah daerah.

Bagaimana praktik politik dinasti dapat berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas keuangan pemerintah daerah (H1)?

Page 11: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Bagaimana praktik politik dinasti berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah?

Politik dinasti yang menurunkan jabatan maupun memperluas kekuasaan eksekutif kepada keluarga dapat menyebabkan penurunan kinerja dan menghambat pembangunan ekonomi (asako et al., 2012). Keberadaan dinasti politik juga mempersulit munculnya calon alternatif bagi rakyat karena politisi dinasti memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memenangkan pemilihan umum (querubin, 2010). Praktik politik dinasti tidak terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Tidak berpengaruhnya praktik politik dinasti dengan kinerja keuangan pemerintah daerah dapat disebabkan oleh besarnya pengaruh pusat terhadap daerah. Berdasarkan deskripsi penelitian yang dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa rata-rata PAD hanya mampu menalangi 9% pengeluaran daerah, artinya bahwa sebagian besar pengeluaran daerah ditalangi dengan dana pusat. Karena besarnya ketergantungan keuangan daerah kepada pusat, praktik politik dinasti menjadi tidak dominan. Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua penelitian ini yang menyatakan bahwa praktik politik dinasti berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terbukti.

Page 12: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Bagaimana akuntabilitas publik yang diproksikan oleh sistem pengendalian intern dapat meminimalisir dampak negatif praktik politik

dinasti terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah?

Akuntabilitas publik dengan

proksi sistem pengendalian

intern memiliki koefisien

negatif secara

konsisten. Hal ini

menunjukan bahwa sistem

pengendalian intern

berpengaruh positif

(ukuran sistem

pengendalian intern adalah berdasarkan

jumlah temuan

kelemahan SPI oleh BPK RI, sehingga

jumlah temuan yang

besar mengindikasikan SPI yang

lemah) terhadap hubungan

politik dinasti dengan kinerja

pemerintah daerah.

Daerah dengan jumlah temuan diatas

median sampel

dikategorikan sebagai

daerah dengan sistem

pengendalian intern yang

buruk sedangkan

daerah dengan jumlah temuan

kelemahan sistem

pengendalian intern

dibawah median

dikategorikan sebagai

daerah dengan sistem

pengendalian intern yang

baik.

Berdasarkan hasil analisis

diketahui bahwa

dampak negatif praktik politik dinasti

terhadap kinerja

keuangan pemerintah

daerah hanya terjadi pada

daerah dengan sistem

pengendalian intern yang

buruk. Pengaruh negatif ini

tidak terjadi pada daerah

dengan sistem

pengendalian yang baik.

Hal ini membuktika

n bahwa sistem

pengendalian intern

mampu meminimalis

ir dampak negatif yang diakibatkan oleh praktik

politik dinasti.

Berdasarkan hasil analisis diatas maka

dapat disimpulkan

bahwa hipotesis ketigaa

penelitian ini yang

menyatakan bahwa

akuntabilitas publik dapat memperlema

h dampak negatif praktik politik dinasti

terhadap kinerja

keuangan pemerintah

daerah terbukti.

Page 13: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja

Apakah politik dinasti memiliki hubungan dengan kerugian daerah?

Praktik politik dinasti tidak berhubungan dengan jumlah kerugian daerah. Jumlah kerugian daerah yang digunakan merupakan

jumlah kerugian daerah yang ditemukan dalam audit BPK RI. Data yang digunakan mengalami bias karena audit BPK RI

berdasarkan teknik sampling sehingga jumlah temuan tidak bisa sepenuhnya mencerminkan kondisi riil korupsi di suatu daerah. Hanya variabel kontrol belanja modal yang berpengaruh positif terhadap kerugian daerah, sedangkan variabel contorol lainnya

tidak berpengaruh.

Page 14: Politik Dinasti, Akuntabilitas, Dan Kinerja