politik dan pemahamannya

47
Politik dan Pemahamannya Bab 1. pendahuluan A. latar belakang Politik adalah kajian ilmu social, yang tidak bisa lepas dari aktivitas kehidupan manusia. Mengapa demikian? Karena manusia adalah makhluk sosial. Sehingga bagaimanapun orang memandang politik, selama manusia ada dan berupaya untuk melanjutkan peradabannya, maka selama itu pula politik akan ada bersama berdampingan dengan manusia. Sekalipun saat ini politik telah mengalami berbagai pergeseran, namun rasanya kita tidak harus dan tidak bisa begitu saja dalam menilai baik tidak politik, karena pada dasarnya poltik tu dikendalikan oleh manusia, maka wajar kalau suatu ketika politik mengalami sedikit perubahan makna Karena manusia sendiri apda dasarnya selalu berupaya untuk berubah. Hanya tingal kita bisa tidak melihat sisi baik dari politik itu. Politik juga merupakan sebuah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu 1

Upload: ondiz

Post on 22-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Politik Dan Pemahamannya

Politik dan Pemahamannya

Bab 1. pendahuluan

A. latar belakang

Politik adalah kajian ilmu social, yang tidak bisa lepas dari aktivitas kehidupan manusia.

Mengapa demikian? Karena manusia adalah makhluk sosial. Sehingga bagaimanapun orang

memandang politik, selama manusia ada dan berupaya untuk melanjutkan peradabannya, maka

selama itu pula politik akan ada bersama berdampingan dengan manusia. Sekalipun saat ini

politik telah mengalami berbagai pergeseran, namun rasanya kita tidak harus dan tidak bisa

begitu saja dalam menilai baik tidak politik, karena pada dasarnya poltik tu dikendalikan oleh

manusia, maka wajar kalau suatu ketika politik mengalami sedikit perubahan makna Karena

manusia sendiri apda dasarnya selalu berupaya untuk berubah. Hanya tingal kita bisa tidak

melihat sisi baik dari politik itu. Politik juga merupakan sebuah proses pembentukan dan

pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan

keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara

berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun

nonkonstitusional.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan

politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga

tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah utama dalam makalah ini ialah:

Bagaimana hakikat politik, arti dan sejarah perkembangannya?

Apa konsep-konsep perpolitikan?

Bagaimana pola dan bentuk-bentuk politik?

Apa kajian istimewa tentang partai politik?

1

Page 2: Politik Dan Pemahamannya

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah:

Penanaman nilai tentang politik beserta hakikatnya.

Transper pemahaman tentang arti, sejarah, konsep, bentuk dan pola perpolitikan.

Mengarahkan mahasiswa untuk memahami hakikat partisipasi politik serta upaya

pentrasnperan nilainya kepada masyarakat?

Memberikan petunjuk bahwa politik bukan hal yang kotor ataupun tabu bagi

masyarakat.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini adalah

Untuk mengetahui arti, sejarah perkembangan politik dunia dan di indoneia.

Memahami sikap seharusnya yang harus ditumbuhkan oleh individu dalam memandang

dan menilai politik secara benar.

Mendapatkan pemahaman tentang politik yang sebenarnya yang harus terus

dikembangakan dan

Mengetahui praktek politik seperti apa tidak boleh diikuti karena penyimpangan-

penyimpangannya, guna menciptakan dan menghasilkan serta mencapai cita-cita mulia

dari politik itu sendiri seperti yang etrtuang dalam UU No 2 tahun 2008 tentang partai

politik.

Bab 2. Pembahasan

A. Pemahaman dan Sejarah Politik

a.1. Pengertian politik

Secara etimologi politik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata polistaia. Polis diartikan

negara, kota yakni suatu masyarakat yang mampu mengurus diri sendiri atau mandiri,

sementara taia berarti urusan. Secara sederhana dari tata bahasanya politik dapat diartikan

urusan yang mengurusi masalah negara kota.

2

Page 3: Politik Dan Pemahamannya

Menurut para pakar dan ahli politik.

1. Thomas M. Magstadt dan Peter M. Schotten (1988:7), politik adalah segala sesuatu

mengenai bagaimana manusia diperintah, yang berkaitan dengan tatanan, kekuasaan, dan

keadilan.

2. Cecep Darmawan (2009), politik ialah segala sesuatu yang berkenaan dengan negara,

termasuk didalamnya kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, maupun pembagian dan

pengalokasian nilai-nilai didalam masyarakat yang bersangkutan.

Pengertian politik dapat dilihat dan diklasifikasikan juga dalam ranah-ranah sebagai berikut:

1. Politik dalam arti kepentingan,

Politik adalah ilmu yang menjelaskan tentang kepentingan, baik dalam kontek individu,

kelompok, cara meraih, merebut, atau memperhatikan kepentingan perorangan maupun

kelompok.

2. Politik dalam arti kebijakan

Politik adalah aturan main dalam mengurusi masalah kebijakan-kebijakan dalam

mempertahankan kepentingan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dengan

karakteristik terjadinya sebuah pengembangan makna politik, luas dan berkembangnya kajian

atau objek ilmu politik.

3. Politik secara institusional

Politik adalah ilmu yang mempelajari lembaga-lembaga politik seperti negara, pemerintah,

DPR dsb semuanya terkait dengan kajian ilmu politik.

4. Menurut hakikat politik itu sendiri

Politik adalah ilmu yang meneliti manusia dalam usahanya memperoleh kekuasaan

(postulation approach), tentang kehausan kekuasaan, motivasi memperoleh dan menggunakan

kekuasaan (psocologys approach) juga sebagai kajian kekuasaan sebagai gejal sosial, dimana

kekuasaan itu berlaku atau digunakan sebagai alat untuk menjelaskan keadaan masyarakat

(sociologis approach).

a.2. Sejarah Perkembangan Ilmu Politik

1. Asal muasal kemunculan ilmu politik

3

Page 4: Politik Dan Pemahamannya

Jika hanya dilihat dari rumpun ilmu social maka politik masih dikatakan sangat muda karena

politik baru lahir pada abad ke-19. Namun jika kita pandang dari objek kajian politiknya itu

sendiri secara orisinil maka ilmu politik usiannya sudah sangat tua, bahkan sampai disebut

sebagai ilmu social tertua. Untuk lebih jelasnya kita bisa mengkajinya dari sudut pandang

kajian orisinalnya, menurut sejarah ilmu politik telah ada sejak tahun 450 S.M. (Budihardjo,

2008:5). Buktinya pada saat itu pemikiran mengenai negara telah ada di Yunani kuno, hal ini

diperjelas oleh karya-karya Herodicus (ahli sejarah), Plato(Bapak filsafat politik), Aristoteles

(Bapak ilmu politik) yang telah meletakan dasar-dasar ilmu politik.

2. Perkembangan politik di Indonesia

Jika kita mengkajinya lebih dalam, disesuaikan dengan pengertian politik secara umum, maka

kita bisa menyebutkan bahwa politik di Indonesia juga telah lahir jauh-jauh hari tepatnya sejak

masyarakat ada, lalu mengkaji konsep mengenai masyarakatnya, dan terlebih pada upaya-

upaya pemilihan para pemimpin mereka. Perkembangannya dilanjutkan juga oleh masyarakat

yang membentuk suatu kerajaan. Maka mereka telah menggauli ilmu dan kajian politik. Hanya

saja yang perlu kita garis bawahi adalah perbedaan khususnya saja, antara politik jaman dahulu

dengan politik masa kini. Dan juga mungkin mereka tidak mengetahui kalau-kalau yang

mereka lakukan itu aalah proses politik.

Memang sangat jauh berbeda sesuai dengan tahap perkembangan. Perkembangan yang kami

maksudkan yaitu perkembangan kebudayaan, peradaban, latar belakag pendidikan dan yang

tidak kalah penting dilihat dari perkembangan penmgaruh bagsa luar yang masuk kedalah

bangsa atau peradaban suatu bangsa atau negara. Ditambah lagi dengan perkembangan Ilmu

Pengetauhan dan Teknologi yang saat ini sedang kita rasakan bersama. Tentulah politik abad

lalu dengan abad sekarang jauh berbeda.

Kendati demikian jika melihat dari perkembangan pola, bentuk dan konsep mengenai

politiknya itu sendiri maka kami sangat optimis meramalkan bahwa politik dinegara kita akan

teurs mengalami perkembangan dan gejolak yang lebih besar dari pada yang sekarang kita

alami dan rasakan ini. Mungkin itu lebih baik ataupun sebaliknya malah lebih buruk (dilihat

dari banyak sedikitnya memberikan maslahat bagi masyarakat).

4

Page 5: Politik Dan Pemahamannya

a.3. Konsep Dasar Ilmu Politik

Jika kita kaji lebih dalam mengenai objek kajian ilmu politik maka jawabannya akan sangat

banyak dan beragam, namun agar kajiannya menjadi lebih sederhana dan lebih mudah

dipahami maka kami akan menguraikan dalam kajian-kajian sebagai berikut:

1. Negara

Negara adalah organisasi masyarakat yang memiliki wilayah, memiliki kekuasaan dan diaukui

secara de yure dan de facto oleh angotanya (rakyat) juga oleh beberapa negara lain secara sah

dan ditaati oleh raakyatnya. Dalam hal ini Negara berfungsi sebagai agen bagi proses

pelaksanaan kepentingan politik atau aspirasi masyarakat. Adapun yang menjadi tugas negara

dalam hal ini ialah:

a. mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan pada masyarakat

b. mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan kearah

tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat umum.

2. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk memengaruhi tingkah

laku seseorang atau kelompok lain dengan sedemikian rupa sehingga tingkah lakunya sesusi

dengan yang dinginkan oleh orang atau kelompok yang memepengaruhinya (Miriam

Budiardjo,1992:35). Dalam hal ini kekuasaan juga jelas sangat terkait erat dengan politik.

Kekuasaan menjadi objek yang cukup vital dalam kajian politik. Dan selama kekuasaan itu

diingikan untuk ada maka selama itu pula politik akan tetap ada dalam kehidupan umat

manusia.

3. Kebijakan dan Pengambilan Keputusan

Berpolitik adalah bertindak sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu dalam mengarahkan

tindakan pada sebuah tujuan. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa politik merupakan alternatif

yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan, salah satunya tujuan untuk mengangkat seorang

pemimpin, maka politiklah alternatifnya.

4. Konflik dan Kerjasama

Hal ini pula yang cukup menjadi sorotan penting dalam kajian ilmu politik. Karena manusia itu

pada dasarnya memiliki keinginan dan harapan masing-masing serta diberkahi cara pandang

5

Page 6: Politik Dan Pemahamannya

yang berbeda maka hal ini akan mengakibatkan kemungkinan munculnya kerjasama atau

sebaliknya konflik. Dalam dunia perpolitikan hal ini sangat mungkin terjadi. Namun itu adalah

hal yang wajar dan alamiah.

B. Partai Politik dan Pemahamannya

b.1. Definisi Partai Politik

Partai politik merupakan salah satu komponen yang penting di dalam dinamika perpolitikan

sebuah bangsa. Partai politik dipandang sebagai salah satu cara seseorang atau sekelompok

individu untuk meraih kekuasaan,argumen seperti ini sudah biasa kita dengar di berbagai

media massa ataupun seminar-seminar yang kita ikuti khususnya yang membahas tentang

partai politik.

Partai politik dapat di definisikan sebagai sekumpulan orang yang secara terorganisir mem-

bentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk bisa

menjalankan program-programnya. Parpol biasanya mempunyai asas, tujuan, ideolog, dan misi

tertentu yang diterjemahkan ke dalam program-programnya. Parpol juga mempunyai pengurus

dan massa.

Adapula Roger F Saltou yang mendefinisikan partai politik sebagai kelompok warga negara

yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan

dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan

dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat. Mengacu pada dua definisi di atas maka

dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok

orang agar memperoleh kekuasaan untuk menjalankan program yang telah direncanakan.

b.2. Fungsi dan Tujuan Partai Politik

Partai politik sebagai sebuah instrumen politik memiliki beberapa macam fungsi partai politik

diantaranya.

6

Page 7: Politik Dan Pemahamannya

melakukan sosialisasi politik, pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota

masyarakat.

rekrutmen politik yaitu seleksi dan pemilihan atau pengangkatan seseorang atau

sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik.

partisipasi politik, kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan

dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintahan.

pemandu kepentingan, mengatur lalu lintas kepentingan yang seringkali bertentangan

dan memiliki orientasi keuntungan sebanyak-banyaknya.

komunikasi politik, partai politik melakukan proses penyampaian informasi mengenai

politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah.

pengendalian konflik, partai politik melakukan pengendalian konflik mulai dari

perbedaan pendapat sampai pada pertikaian fisik antar individu atau kelompok.

Kontrol politik, partai politik melakukan kegiatan untuk menunjukan kesalahan,

kelemahan dan penyimpangan dalam isi kebijakan atau pelaksaan kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah.

Ada 4 tujuan dari Partai Politik berdasarakan basis sosial sebagai berikut :

1. Partai politik berdasarkan lapisan masyarakat yaitu bawah, menengah dan lapisan atas.

2. Partai politik berdasarkan kepentingan tertentu yaitu petani, buruh dan pengusaha.

3. Partai politik yang didasarkan pemeluk agama tertentu.

4. Partai politik yang didasarkan pada kelompok budaya tertentu.

C. Politik hukum

c.1. Definisi Politik Hukum dan Pembagiannya

Dibawah ini ada beberapa definisi yang akan disampaikan oleh beberapa ahli :

1. Satjipto Rahardjo

Politik Hukum adalah aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara –

7

Page 8: Politik Dan Pemahamannya

cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat.

2. Padmo Wahjono disetir oleh Kotam Y. Stefanus

Politik Hukum adalah kebijaksanaan penyelenggara Negara tentang apa yang dijadikan criteria

untuk menghukumkan sesuatu ( menjadikan sesuatu sebagai Hukum ). Kebijaksanaan tersebut

dapat berkaitan dengan pembentukan hukum

dan penerapannya.

3. L. J. Van Apeldorn

Politik hukum sebagai politik perundang - undangan .

Politik Hukum berarti menetapkan tujuan dan isi peraturan perundang - undangan . pengertian

politik hukum terbatas hanya pada hukum tertulis saja.

4. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto

Politik Hukum sebagai kegiatan - kegiatan memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai - nilai.

5. Moh. Mahfud MD.

Politik Hukum ( dikaitkan di Indonesia ) adalah sebagai berikut :

a) Bahwa definisi atau pengertian hukum juga bervariasi namun dengan meyakini adanya

persamaan substansif antara berbagai pengertian yang ada atau tidak sesuai dengan kebutuhan

penciptaan hukum yang diperlukan.

b) Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada , termasuk penegasan Bellefroid dalam

bukunya Inleinding Tot de Fechts Weten Schap in Nederland.

Mengutarakan posisi politik hukum dalam pohon ilmu hukum sebagai ilmu. Politik hukum

merupakan salah satu cabang atau bagian dari ilmu hukum, menurutnya ilmu hukum terbagi

atas :

1. Dogmatika Hukum

2. Sejarah Hukum

3. Perbandingan Hukum

4. Politik Hukum

5. IlmU Hukum Umum

Sedangkan keseluruhan hal diatas diterjemahkan oleh Soeharjo sebagai berikut :

1. Dogmatika Hukum

8

Page 9: Politik Dan Pemahamannya

Memberikan penjelasan mengenai isi ( in houd ) hukum , makna ketentuan – ketentuan

hukum , dan menyusunnya sesuai dengan asas – asas dalam suatu sistem hukum.

2. Sejarah Hukum

Mempelajari susunan hukum yang lama yang mempunyai pengaruh dan peranan terhadap

pembentukan hukum sekarang. Sejarah Hukum mempunyai arti penting apabila kita ingin

memperoleh pemahaman yang baik tentang hukum yang berlaku sekarang .

3. Ilmu Perbandingan Hukum

Mengadkan perbandingan hukum yang berlaku diberbagai negara , meneliti kesamaan, dan

perbedaanya.

4. Politik Hukum

Politik Hukum bertugas untuk meneliti perubahan – perubahan mana yang perlu diadakan

terhadap hukum yang ada agar memenuhi kebutuhan – kebutuhan baru didalam kehidupan

masyarakat.

5. Ilmu Hukum Umum

Tidak mempelajari suatu tertib hukum tertentu , tetapi melihat hukum itu sebagai suatu hal

sendiri, lepas dari kekhususan yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Ilmu Hukum umum

berusaha untuk menentukan dasar- dasar pengertian perihal hukum , kewajiban hukum , person

atau orang yang mampu bertindak dalam hukum, objek hukum dan hubungan hukum. Tanpa

pengertian dasar ini tidak mungkin ada hukum dan ilmu hukum.

Berdasarkan atas posisi ilmu politik hukum dalam dunia ilmu pengetahuan seperti yang telah

diuraikan , maka objek ilmu politik hukum adalah “ Hukum “.

Hukum yang berlaku sekarang , yang berlaku diwaktu yang lalu, maupun yang seharusnya

berlaku diwaktu yang akan datang.

Yang dipakai untuk mendekati / mempelajari objek politik hukum adalah praktis ilmiah bukan

teoritis ilmiah. Penggolongan Hukum yang klasik/tradisional dianut dalam tata hukum di Eropa

dan tata hukum Hindia Belanda :

1. Hukum Tata Negara

2. Hukum Tata usaha

3. Hukum Perdata

9

Page 10: Politik Dan Pemahamannya

4. Hukum Dagang

5. Hukum Pidana

6. Hukum Acara

Lapangan Hukum Baru :

1. Hukum Perburuhan

2. Hukum Agraria

3. Hukum Ekonoimi

4. Hukum Fiskal

Pembagian Hukum secara tradisional antara lain : Hukum Nasional terbagi mejadi 6 bagian

diantaranya :

a. Hukum Tata Negara

b. Hukum adminitrasi Negara

c. Hukum Perdata

d. Hukum Pidana

e. Hukum Acara Perdata

f. Hukum Acara Pidana

Hukum Nasional tradisional Mengandung “ Ide ”, “ asas ”, “ nilai “, sumber hukum ketika

semua itu dijadikan satu maka disebut kegiatan Politik Hukum Nasional.

c.2. Ruang Gerak Politik Hukum Suatu Negara

Adanya Politik Hukum menunjukkan eksistensi hukum negara tertentu , bergitu pula

sebaliknya, eksistensi hukum menunjukkan eksistensi Politik Hukum dari negara tertentu.

Politik Hukum mengejawantahkan dalam nuansa kehidupan bersama para warga masyarakat .

Di lain pihak Politik Hukum juga erat bahkan hampir menyatu dengan penggunaan kekuasaaan

didalam kenyataan. Untuk mengatur negara , bangsa dan rakyat. Politik Hukum terwujud

dalam seluruh jenis peraturan perundang - undangan negara. Ada pemahaman yang baru

mengenai ruang gerak bahwa Politik Hukum itu sendiri itu dinamis. Bersama dengan laju

perkembangan jaman , maka ruang gerak Politik Hukum tidak hanya sebatas negara sendiri

10

Page 11: Politik Dan Pemahamannya

saja melainkan meluas sampai keluar batas negara hingga ke tingkat Internasional.

Menurut pendapatnya Sunaryati Hartono , Politik Hukum tidak terlepas dari realita sosial dan

tradisional yang terdapat di negara kita dan di lain pihak. Sebagai salah satu anggota

masyarakat dunia ,maka Politik Hukum Indonesia tidak terlepas pula dari Realita dan politik

Hukum Internasional.

Kalau kita kaji antara Politik Hukum dan Asas-Asas Hukum maka akan terlihat konsep sebagai

berikut :

• Politik Hukum di negara manapun juga termasuk di Indonesia tidak bisa lepas dari asas

Hukum.

• diantara asas itu terhadap asas yang dijadikan sumber tertib hukum bagi suatu negara.

• Asas hukum yang dijadikan sumber tertib Huykum/dasar Negara di sebut : GRUND

NORM

• Di Indonesia yang dijadikan dasar negara adalah Pancasila

• Asas hukum yang dijadikan dasar negara ini merupakan hasil proses pemikiran yang digali

dari pengalaman Bangsa Indonesia sendiri; bukan diambil dari hasil perenungan belaka; bukan

hal yang seolah-olah masuk kedalam pemikiran masyarakat Indonesia tetapi :

1. ada yang bersifat Nasional

2. ada yang lebih khusus lagi seperti : kehidupan agama,suku,profesi, dll.

3. ada yang merupakan hasil pengaruh dari sejarah dan lingkungan masyarakat dunia.

Negara RI lahir dan berdiri tanggal 17 Agustus 1945,proklamasi kemerdekaan yang

dikumandangkan oleh Ir. Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945 tersebut merupakan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik

pembangunan tertib hukum nasional ( Tatanan Hukum Nasional ).

Menurut Bagi Manan , bahwa politik hukum terdiri dari

1. Politik Hukum yang bersifat tetap ( permanen )

Berkaitan dengan sikap hukum yang akan selalu menjadi dasar kebijaksanaan pembentukan

dan penegakkan hukum.

Bagi bangsa Indonesia , Politik Hukum tetap antara lain :

A. Terdapat satu sistem hukum yaitu Sistem Hukum Nasional.

11

Page 12: Politik Dan Pemahamannya

Setelah 17 Agustus 1945, maka politik hukum yang berlaku adalah politik hukum nasional ,

artinya telah terjadi unifikasi hukum ( berlakunya satu sistem hukum diseluruh wilayah

Indonesia ). Sistem Hukum nasional tersebut terdiri dari:

- Hukum Islam ( yang dimasukkan adalah asas – asasnya)

- Hukum Adat ( yang dimasukkan adalah asas – asasnya )

- Hukum Barat (yang dimasukkan adalah sistematikanya)

- Sistem hukum nasional yang dibangun berdasrkan Pancasila dan UUD 1945.

B. Tidak ada hukum yang memberi hak istimewa pada warga negara tertentu berdasarkan pada

suku , ras , dan agama. Kalaupun ada perbedaan , semata – mata didasarkan pada kepentingan

nasional dalam rangka keasatuan dan persatuan bangsa.

C. Pembentukan hukum memperhatikan kemajemukan masyarakat

Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan hukum , sehingga

masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pembentukan hukum .

D. Hukum adat dan hukum yang tidak tertulis lainnya diakui sebagai subsistem hukum

nasional sepanjang nyata-nyata hidup dan dipertahankan dalam pergaulan masyarakat.

E. Pembentukan hukum sepenuhnya didasarkan pada partisipasi masyarakat.

F. Hukum dibentuk dan ditegakkan demi kesejahteraan umum ( keadilan sosial bagi seluruh

rakyat ) terwujudnya masyarakat yang demokratis dan mandiri serta terlaksananya negara

berdasarkan hukum dan konstitusi.

2. Politik Hukum yang bersifat temporer.

Dimaksudkan sebagai kebijaksanaan yang ditetapkan dari waktu ke waktu sesuai dengan

kebutuhan .

Politik hukum yang dilakukan oleh pemerintah berkaitan erat dengan wawasan nasional bidang

hukum yakni cara pandang bangsa Indonesia mengenai kebijaksanaan politik yang harus

ditempuh dalam rangka pembinaan hukum di Indonesia. Adapun arah kebijaksanaan politik

dibidang hukum ditetapkan dalam GBHN.

Dalam TAP MPR dibawah ini terdapat politik hukum Indonesia yang menyangkut GBHN,

antara lain:

a. TAP MPR No. 66 / MPRS / 1960

12

Page 13: Politik Dan Pemahamannya

b. TAP MPR No. IV / MPR / 1973

c. TAP MPR No. IV / MPR / 1978

d. TAP MPR No. II / MPR / 1983

e. TAP MPR No. II / MPR / 1988

f. TAP MPR No. II / MPR / 1993

g. TAP MPR No. X / MPR / 1998

Tentang Pokok – pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi

kehidupan nasional sebagai haluan negara “.

h. TAP MPR No. VIII / MPR / 1998

Mencabut TAP MPR No. II / MPR/ 1998

i. TAP MPR No. X / MPR / 1998, tentang GBHN

j. Tap mpr No. IV / MPR / 1999 tentang GBHN 1999 sampai dengan 2004.

c.3. Politik Hukum Lama

Politik Hukum Lama, di jalankan pada masa pemerintahan Hindia, Belanda, diawali sejak

kedatangan atau zaman pemerintahan Hindia Belanda yang menerapkan asas Konkosedansi

yaitu: menerapakn hubungan yang berlaku di Belanda berlaku juga di Hindia Belanda.

Di Hindia Belanda selain berlaku hukum adat dan Hukum Islam.

Sejak pendudukan penjajahan Belanda sampai dengan Indonesia merdeka tidak ada asvikasi

hukum. Kalau menang Belanda berupaya untuk melakukan asifikasi (memberlakukan satu

hukum untuk seluruh Rakyat di seluruh wilayah negara) tidak berhasil jug.

Asas Konkordansi

Yaitu pemberlakuan hukum Belanda disebuah wilayah Hindia Belanda.

Unifikasi Hukum adalah berlakunya suatu hukum di suatu wilayah negara untuk seluruh

pasalnya.

Kenapa hukum Islam masih berlaku ? karena sebagian besar pelakunya adalah beragama

Islam.

Tetapi masuk terdapat orang-orang Indonesia yang tidak bulat “membela pemikiran barat”.

Hamengku Buwono IX yang tetap mempertahankan Budaya Timur dengan menyatakan: jiwa

13

Page 14: Politik Dan Pemahamannya

barat dan timur dapat dilakukan dan bekerja sama secara ekonomomis tanpa harus kehilangan

kepadiannya masing-masing. Selama tidak menghambat kemajuan, adat akan tetap menduduki

tempat yang utama dalam mator yang kay7a dalam tradisi.

Pandangan politik hukum penjajah Belanda di Hindia Belanda;

1. secara keseluruhan politik hukum Belanda sama isinya dengan politik hwed untuk tanah atau

aja hanya di Hindia Belanda.

2. panangan politik Hukum Belanda sama dengan politik umum dan politik hukum dari hampir

smua orang Eropa dan orang negara baratt trhadap daerah timur yang mereka jajah.

3. umumnya daerah yang dapat mereka kuasai; Daerah di Afrika dan Asia.

4. dikatakan oleh mereka, kebudayaan barat, tinggi, baik, mul;ia,sedangkan kebudayaan timur

rendah terbelakang, primitif, sangat bergantung pada alam.

5. orang yang berpegang pada kebudayaan barat maju sedangkan yang berpegang pada timur

ketinggalan zaman.

6. pendidikan mereka memandang pendidikan asli rendah, pendidikan Islam rendah dapat

dilihat pada daerah jajahan Inggris, perancis, Belanda.

7. Usaha penjajah Belanda memaksakan sistem kebudayaan ke Hindia Belanda berhasil

sehingga pemikiran sebagian bangsa Indonesia berpihak pada penjajah Belanda atau Barat.

8. Jadi terjadi dikotomi timur dan Barat.

c.4. Politik Hukum Baru

Politik hukum baru di Indonesia muali pada tanggal 17 Agustus 1945 (versi Indonesia).

Kemerdekaan Indonesia Belanda adalah; 19 desember 1949 yaitu sewaktu adanya KMB di

Denhaag (Belanda).

Apa syarat untuk membuat atau membentuk Politik Hukum sendiri bagi suatu negara;

1. Negara tersebut negara Merdeka.

2. Negara tersebut yang mempunyai Kedaulatan keluar dan kedalam

• Kedaulatan keluar : Negara lain mengakui bahwa Negara kita merdeka.

• Kedaulatan kedalam: Kedaulatan Negara diakui oleh seluruh Warga Negara.

3. Ada keinginann untuk membuat hukum yang tujuannya untuk mensejahterakan Masyarakat.

14

Page 15: Politik Dan Pemahamannya

Sumber-sumber hukum bagi Politik antara lain ;

1. Konstitusi

2. Kebajiakan (tertulis atau undang-undang)

3. Kebijakan tidak tertulis atau tidak.

bahan baku dari politik Hukum (Indonesia hukum nasional yang baru)

1. Hukum Islam

2. hukum Adat

3. Hukum Barat

Penjelasan:

1. cara rakyat Indonesia sebagian besar beragama Islam.

2. peraturan di Indonesia mengadopsi Asas “hukum Islam Bukti: UU No. 1. 1974, asas

monogami.

3. karena hukum aslinya rakyat Indonesia adalah Adat Indonesia.

4. hukum rakyat yang diambil oleh hukum Indonesia adalah sistemnya yang baik.

Bagi Indonesia politik Hukum dicantumkan dalam :

1. Konsitusi / garis besar politik Hukum.

2. UU ketentuan Incroteto / ketentuan yang berlaku.

3. Kebijaksanaan yang lain / pelengkap untuk pemersatu.

4. Adat / Berupa Nilai.

5. GBHN / Berupa Program

6. Hukum Islam , yang diambil adalah nilainya.

Sedangkan dari sisi produk Perundang-undangan. Terjadi perubahan Politik Hukum, yakni:

dengan dikeluarkannya beberapa UU yang semula belum ada, yakni :

1. UU No 14 tahun 1970 Tentang ketentuan kekeuasaan kehakiman.

2. UU No 5 Tahun 1960 Tentang ketentuan pokok Agraria.

3. UU lingkungan Hiduop.

4. UU Perburuhan.

5. UU Perbankan, Dsb.

15

Page 16: Politik Dan Pemahamannya

Prof. Hazairin berpendapat bahwa :

• DiPakainya Hukum Adat sebagai sumber Hukum Nasional telah disebabkan Hukum Adat

sudah Eksis dalam budaya dan perasaan Bangsa Indonesia.

• Di pakainya Hukum Islam sebagai sumber Hukum Nasional karena mayoritas Penduduk

Indonesia beragama Islam.

• Terhadap Hukum Adat dan Hukum Islam tersebut hanya diambil asas-asasnya saja.

• Hukum Barat dijadikan sumber Hukum Nasional juga berkaitan dengan urusan-urusan

Internasional atau berkaitan dengan Hukum atau perdagangan Internasional.

D. Politik Liberalisme

d.1. Definisi politik liberal dan Pemahamanya

Politik liberalisme sangat menekankan kebebasan atau kemerdekaan individu sesuai dengan

arti liberalisme itu sendiri yang berasal dari kata libre yang berarti bebas daripada perbudakan,

perkosaan dan penganiayaan. Sistem politik liberalisme saangat menjunjung tinggi hak-hak

asasi manusia yang utama, yaitu hak hidup, hak mengejar kebahagiaan, dan hak kemerdekaan,

dimana di dalamnya terdapat pula hak berbicara, hak untuk mengemukakan pendapat, hak

untuk beragama ataupun membawa pemikiran-pemikiran sendiri tentang konsep Tuhan dan

agama.

Liberalisme sangat menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, maka didalam sistem

pemerintahannya selalu mengadakan pembagian kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif. Hal ini sebagi reaksi keras terhadap absolutisme mengingat didalam

sistem politik absolutisme, hak-hak asasi manusia selalu diperkosa atau manusia-manusia itu

selalu diperbudak. Itulah sebabnya dalam Revolusi Prancis sebagai reaksi keras terhadap

pemerintahan absolut daripada Raja Louis XVI mengumandangkan suara-suara yang cukup

menggetarkan seluruh dunia, yaitu Liberte, Egalite, dan Fraternite.

Sistem politik liberalisme menganggap bahwa sistem politik yang paling tepat untuk suatu

negara agar hak-hak asasi manusia itu terlindungi ialah sistem demokrasi. Itulah sebabnya,

sebagai contoh, Amerika Serikat menentukan garis kebijaksanan didalam memberikan bantuan

16

Page 17: Politik Dan Pemahamannya

terhadp negara-negara yang sedang berkembang dikaitkan dengan hak-hak asasi manusia,

pemerintah negara-negara di dunia harus menggunakan sistem demokrasi.

politik liberalisme menekankan terhadap perlindungan hak-hak asasi manusia, maka

infrastruktur/ struktur masyarakat/ struktur sosial selalu berusaha untuk mewujudkan tegaknya

demokrasi dan tumbangnya sistem kediktatoran. Hal ini terlihat dalam American Declaration

of Independence pada Juli 1776 bahwa setiap pemerintahan yang merusak terhadap hak-hak

asasi manusia yaitu hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak mengejar kebahagiaan harus diganti

dan membentuk pemerintahan baru yang melindungi hak-hak asasi manusia tersebut.

Sistem politik liberalisme didalam sistem sosialnya karena menekankan kepada kebebasan

individu, maka timbullah ekses-ekses negatif yaitu seperti homoseksual, lesbianisme, sehingga

di banyak negara yang menganut sistem politik liberal, kaum homo menuntut adanya undang-

undang untuk melindungi perbuatan-perbuatan mereka dan juga free sex. Sistem politik

liberalisme melahirkan sekualisme, yaitu paham yang memisahkan antara negara dengan

agama. Menurut paham ini, agama adalah urusan masyarakat sedangkan negara adalah urusan

pemerintah. Oleh karena itu pemerintah tidak boleh turut campur dalam hal agama.

Sistem politik liberalisme menentang ajaran komunisme mengingat didalam ajaran komunisme

sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem kediktatoran sehingga hak-hak asasi

manusia banyak dirampas dan diperkosa. Didalam ajaran itulah adanya eksploitasi manusia

terhadap manusia dan eksploitasi bangsa terhadap bangsa. Itulah sebabnya negara-negara yang

menggunakan sistem politik liberalisme tergabung dalam NATO melakukan suatu pertahanan

bersama terhadap ancaman komunisme.

Sistem politik liberalisme didalam masyarakat melahirkan adanya kelas ekonomi kuat dan

kelas ekonomi lemah. Oleh karena itu sistem politik liberalisme yang modern mengusahakan

adanya pengurangan jurang pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin dengan

mengadakan tarif pajak pendapatan yang tinggi terhadap warga negara yang berpenghasilan

tinggi.

Di Indonesia Proses berlakunya politik liberal diawali dengan penghapusan tanam paksa pada

tahun 1865. Pemberlakuan politik liberal ditandai dengan adanya kebebasan usaha berupa

penanaman modal swasta yang ditanamkan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan.

17

Page 18: Politik Dan Pemahamannya

Dengan banyaknya modal swasta yang ditanamkan di perkebunan dan pertambangan berarti

berlaku Politik Pintu Terbuka di Hindia Belanda, artinya pemerintah memberikan kesempatan

seluas-luasnya bagi pihak swasta untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dalam masa ini,

kepemilikan kekayaan alam Indonesia bukan 100% oleh pemerintah Belanda, melainkan

dimiliki oleh “enterpreneur-enterpreneur” dari banyak negara. Hal ini merupakan suatu bentuk

sistem Neo-Liberal yang kita anut sekarang pada masa kolonial Belanda.

Sistem Pelaksanaannya :

Penghapusan Sistem Tanam Paksa

Memperluas Penanaman Modal Pengusaha Swasta Belanda

Diberlakukan undang-undang baru pada tahun 1870 untuk menunjang usaha

perkebunan, antara lain : UU Agraria(Agrarische Wet), Pernyataan Hak Tanah

(Domein Verklaring), UU Gula (Suiker Wet)

Mengubah status kepemilikan tanah dan tenaga kerja, Tanah dan tenaga kerja dianggap

sebagai milik perorangan (pribadi). Tanah dapat disewakan dan tenaga kerja dapat

dijual. Jadi, ada kebebasan dalam memanfaatkan tanah dan tenaga kerja.

Meluaskan peredaran uang, Mulai dikenal sistem upah yang diperoleh bila mereka

menyewakan tanah dan bekerja di perkebunan dan pabrik.

Membangun sarana perhubungan, Perhubungan darat dan laut dikembangkan untuk

memudahkan pengangkutan hasil perkebunan. Jalan raya, jalan kereta api, jembatan,

pelabuhan, dan sarana lainnya dibangun untuk mempercepat pengangkutan dan

perpindahan penduduk ke tempat lain.

Akibat dari politik liberal yaitu belum berhasil mengangkat nasib rakyat. Contoh : kuli kontrak

di Sumatera Timur masih dikungkung oleh Poenale Sanctie (yaitu hukuman berat, baik

hukuman badan maupun penjara bagi setiap kuli yang melarikan diri). Mereka diawasi oleh

mandor yang sangat kejam. Ketidakpuasan rakyat menyebabkan timbulnya kerusuhan di

berbagai tempat, termasuk pembakaran,pencurian, dan pembunuhan.

d.2. Dimensi Sosial Politik Liberal

18

Page 19: Politik Dan Pemahamannya

Dalam artikelnya ini  Prof. Dr. Hubertus Müller-Groeling  memaparkan bahwa politik liberal

diidentifikasikan sebagai sebuah paham politik yang memiliki cita-cita utama memberdayakan

individu, hak-hak kebebasan dan tanggung jawab pribadi. Cita-cita ini hendak dicapai dengan

menerapkan kebijakan ekonomi pasar secara efisien, kompetitif dan mendorong kemajuan

ekonomi serta membatasi kekuasaan pemerintah pada hal-hal yang seperlunya.

Namun acapkali pula muncul kritik bahwa politik liberal seperti ini dengan himbauannya pada

penentuan kehendak sendiri dan tanggung jawab pribadi seringkali dianggap kurang memiliki

dimensi sosial. Pembandingan yang sempit antara individu dan masyarakat, pasar dan moral,

prinsip efisiensi dan keadilan sosial adalah alasan atas kritik “sikap masa bodoh” politik liberal

terhadap sosial.

Menurut Groeling sebenarnya kesalahpahaman terhadap kebijakan atau politik liberal yang

dianggap dingin atau tidak memiliki sense sosial itu hanya bisa terjadi pada orang-orang yang

mengidentifikasikan ‘sosial’ dengan sistem jaminan sosial pemerintah. Identifikasi yang sudah

berlangsung berpuluh-puluh tahun ini kemudian menyebabkan orang menyamakan

intensifikasi atau klimaks sosial dengan perluasan sistem jaringan sosial tersebut. Dan apabila

politik liberal menolak mengidentifikasikan sosial seperti versi yang telah berlaku puluhan

tahun tersebut, maka ia dianggap politik yang mengusung liberalisme ekonomi dan dianggap

tidak memiliki dimensi sosial.

Politik liberal lebih bertujuan pada penerapan suatu sistem ekonomi dan masyarakat yang

kesosialannya bersifat hakiki. Dalam politik liberal ada sifat sosial karena ia tidak hanya

mencoba menciptakan kebebasan kepada rakyat melalui kebijakan ekonomi pasarnya,

membiarkan rakyat dengan tanggung jawab sendiri berikhtiar untuk kesejahteraannya tanpa

campur tangan pemerintah dan tanpa diskriminasi, tapi juga karena prasyarat ikhtiar itu

diberikan melalui tatanan hukum dan ekonomi sedemikian rupa sehingga secara umum apa

yang bermanfaat begi setiap individu berarti juga baik bagi masyarakat. Dimensi sosial politik

liberal terdapat pada ikhtiar individu untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan

urusannya sesuai dengan kapasitasnya. Dimensi sosial politik liberal terletak pada kualitas

“dampak timbal balik di mana tindakan untuk tujuan sendiri membuat orang lain juga

bertindak untuk tujuannya”.

19

Page 20: Politik Dan Pemahamannya

E. Trias Politika ( Pemisahan Kekuasaan )

e.1. Definisi trias politika menurut para ahli

Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai negara di

aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh

dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-

lembaga negara yang berbeda.

Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga

berbeda : Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat

undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif

adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan,

menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga

ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.

Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya

pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga,

dan akan memunculkan mekanisme check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi).

Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya mulus atau tanpa

halangan.

Pada masa lalu, bumi dihuni masyrakat pemburu primitif yang biasanya mengidentifikasi diri

sebagai suku. Masing-masing suku dipimpin oleh seorang kepala suku yang biasanya

didasarkan atas garis keturunan ataupun kekuatan fisik atau nonfisik yang dimiliki. Kepala

suku ini memutuskan seluruh perkara yang ada di suku tersebut.

Pada perkembangannya, suku-suku kemudian memiliki sebuah dewan yang diisi oleh para

tetua masyarakat. Contoh dari dewan ini yang paling kentara adalah pada dewan-dewan

negara-kota Yunani. Dewan ini sudah menampakkan 3 kekuasaan Trias Politika yaitu

kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Bahkan di Romawi Kuno, sudah ada perwakilan

daerah yang disebut Senat, lembaga yang mewakili aspirasi daerah-daerah. Kesamaan dengan

20

Page 21: Politik Dan Pemahamannya

Indonesia sekarang adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Namun, keberadaan kekuasaan yang terpisah, misalnya di tingkat dewan kota tersebut

mengalami pasang surut. Tantangan yang terbesar adalah persaingan dengan kekuasaan

monarki atau tirani. Monarki atau Tirani adalah kekuasaan absolut yang berada di tangan satu

orang raja. Tidak ada kekuasaan yang terpisah di keduanya.

Pada abad Pertengahan (kira-kira tahun 1000-1500 M), kekuasaan politik menjadi

persengketaan antara Monarki (raja/ratu), pimpinan gereja, dan kaum bangsawan. Kerap kali

Eropa kala itu dilanda perang saudara akibat sengketa kekuasaan antara tiga kekuatan politik

ini. Sebagai koreksi atas ketidakstabilan politik ini, pada tahun 1500 M mulai muncul

semangat baru di kalangan intelektual Eropa untuk mengkaji ulang filsafat politik yang

bertujuan melakukan pemisahan kekuasaan.

Tokoh-tokoh seperti John Locke, Montesquieu, Rousseau, Thomas Hobbes, merupakan contoh

dari intelektual Eropa yang melakukan kaji ulang seputar bagaimana kekuasaan di suatu

negara/kerajaan harus diberlakukan. Meski pemikiran mereka saling bertolak-belakang, tetapi

tinjauan ulang mereka atas relasi kekuasaan negara cukup berharga untuk diperhatikan.

Didalam makalah yang saya buat ini, saya akan menjelaskan gambaran mengenai 2 pemikiran

intelektual Eropa yang berpengaruh atas konsep Trias Politika. Pertama adalah John Locke

yang berasal dari Inggris, sementara yang kedua adalah Montesquieu, dari Perancis.

1. John Locke (1632-1704)

Pemikiran John Locke mengenai Trias Politika ada di dalam Magnum Opus (karya besar) yang

ia tulis dan berjudul Two Treatises of Government yang terbit tahun 1690. Dalam karyanya

tersebut, Locke menyebut bahwa fitrah dasar manusia adalah "bekerja (mengubah alam dengan

keringat sendiri)" dan "memiliki milik (property)." Oleh sebab itu, negara yang baik harus

dapat melindungi manusia yang bekerja dan juga melindungi milik setiap orang yang diperoleh

berdasarkan hasil pekerjaannya tersebut. Mengapa Locke menulis sedemikian pentingnya

masalah kerja ini ?

Dalam masa ketika Locke hidup, milik setiap orang, utamanya bangsawan, berada dalam posisi

rentan ketika diperhadapkan dengan raja. Seringkali raja secara sewenang-wenang melakukan

akuisisi atas milik para bangsawan dengan dalih beraneka ragam. Sebab itu, tidak

21

Page 22: Politik Dan Pemahamannya

mengherankan kalangan bangsawan kadang melakukan perang dengan raja akibat

persengkataan milik ini, misalnya peternakan, tanah, maupun kastil.

Negara ada dengan tujuan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain,

demikian tujuan negara versi Locke. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya kekuasaan

terpisah, kekuasaan yang tidak melulu di tangan seorang raja/ratu. Menurut Locke, kekuasaan

yang harus dipisah tersebut adalah Legislatif, Eksekutif dan Federatif

Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-undang. Hal penting yang

harus dibuat di dalam undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin menikmati miliknya

secara damai. Untuk situasi 'damai' tersebut perlu terbit undang-undang yang mengaturnya.

Namun, bagi John Locke, masyarakat yang dimaksudkannya bukanlah masyarakat secara

umum melainkan kaum bangsawan. Rakyat jelata tidak masuk ke dalam kategori stuktur

masyarakat yang dibela olehnya. Perwakilan rakyat versi Locke adalah perwakilan kaum

bangsawan untuk berhadapan dengan raja/ratu Inggris.

Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang. Dalam hal ini

kekuasaan Eksekutif berada di tangan raja/ratu Inggris. Kaum bangsawan tidak melaksanakan

sendiri undang-undang yang mereka buat, melainkan diserahkan ke tangan raja/ratu.

Federatif adalah kekuasaan menjalin hubungan dengan negara-negara atau kerajaan-kerajaan

lain. Kekuasaan ini mirip dengan Departemen Luar Negara di masa kini. Kekuasaan ini antara

lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri, menyatakan perang dan damai,

pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan ini oleh sebab alasan kepraktisan,

diserahkan kepada raja/ratu Inggris, sebagai kekuasaan eksekutif.

Dari pemikiran politik John Locke dapat ditarik satu simpulan, bahwa dari 3 kekuasaan yang

dipisah, 2 berada di tangan raja/ratu dan 1 berada di tangan kaum bangsawan. Pemikiran Locke

ini belum sepenuhnya sesuai dengan pengertian Trias Politika di masa kini. Pemikiran Locke

kemudian disempurkan oleh rekan Perancisnya, Montesquieu.

2. Montesquieu (1689-1755)

Montesqueieu (nama aslinya Baron Secondat de Montesquieu) mengajukan pemikiran

politiknya setelah membaca karya John Locke. Buah pemikirannya termuat di dalam magnum

22

Page 23: Politik Dan Pemahamannya

opusnya, Spirits of the Laws, yang terbit tahun 1748.

Sehubungan dengan konsep pemisahan kekuasaan, Montesquieu menulis sebagai berikut :

"Dalam tiap pemerintahan ada tiga macam kekuasaan: kekuasaan legislatif; kekuasaan

eksekutif, mengenai hal-hal yang berkenan dengan dengan hukum antara bangsa; dan kekuasan

yudikatif yang mengenai hal-hal yang bergantung pada hukum sipil.

Dengan kekuasaan pertama, penguasa atau magistrat mengeluarkan hukum yang telah

dikeluarkan. Dengan kekuasaan kedua, ia membuat damai atau perang, mengutus atau

menerima duta, menetapkan keamanan umum dan mempersiapkan untuk melawan invasi.

Dengan kekuasaan ketiga, ia menghukum penjahat, atau memutuskan pertikaian antar

individu-individu. Yang akhir ini kita sebut kekuasaan yudikatif, yang lain kekuasaan eksekutif

negara."

Dengan demikian, konsep Trias Politika yang banyak diacu oleh negara-negara di dunia saat

ini adalah Konsep yang berasal dari pemikir Perancis ini. Namun, konsep ini terus mengalami

persaingan dengan konsep-konsep kekuasaan lain semisal Kekuasaan Dinasti (Arab Saudi),

Wilayatul Faqih (Iran), Diktatur Proletariat (Korea Utara, Cina, Kuba).

e.2. Fungsi-fungsi Kekuasaan Legislatif

Legislatif adalah struktur politik yang fungsinya membuat undang-undang. Di masa kini,

lembaga tersebut disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat (Indonesia), House of

Representative (Amerika Serikat), ataupun House of Common (Inggris). Lembaga-lembaga ini

dipilih melalui mekanisme pemilihan umum yang diadakan secara periodik dan berasal dari

partai-partai politik.

Melalui apa yang dapat kami ikhtisarkan dari karya Michael G. Roskin, et.al, termaktub

beberapa fungsi dari kekuasaan legislatif sebagai berikut : Lawmaking, Constituency Work,

Supervision and Critism Government, Education, dan Representation.

1. Lawmaking adalah fungsi membuat undang-undang. Di Indonesia, undang-undang yang

dikenal adalah Undang-undang Ketenagakerjaan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-undang Guru Dosen, Undang-undang Penanaman Modal, dan sebagainya. Undang-

23

Page 24: Politik Dan Pemahamannya

undang ini dibuat oleh DPR setelah memperhatikan masukan dari level masyarakat.

2. Constituency Work adalah fungsi badan legislatif untuk bekerja bagi para pemilihnya.

Seorang anggota DPR/legislatif biasanya mewakili antara 100.000 s/d 400.000 orang di

Indnesia. Tentu saja, orang yang terpilih tersebut mengemban amanat yang sedemikian besar

dari sedemikian banyak orang. Sebab itu, penting bagi seorang anggota DPR untuk

melaksanakan amanat, yang harus ia suarakan di setiap kesempatan saat ia bekerja sebagai

anggota dewan. Berat bukan ?

3. Supervision and Critism of Government, berarti fungsi legislatif untuk mengawasi jalannya

pelaksanaan undang-undang oleh presiden/perdana menteri, dan segera mengkritiknya jika

terjadi ketidaksesuaian. Dalam menjalankan fungsi ini, DPR melakukannya melalui acara

dengar pendapat, interpelasi, angket, maupun mengeluarkan mosi kepada presiden/perdana

menteri.

4. Education adalah fungsi DPR untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada

masyarakat. Anggota DPR harus memberi contoh bahwa mereka adalah sekadar wakil rakyat

yang harus menjaga amanat dari para pemilihnya. Mereka harus selalu memberi pemahaman

kepada masyarakat mengenai bagaimana cara melaksanakan kehidupan bernegara yang baik.

Sebab, hampir setiap saat media massa meliput tindak-tanduk mereka, baik melalui layar

televisi, surat kabar, ataupun internet.

5. Representation, merupakan fungsi dari anggota legislatif untuk mewakili pemilih. Seperti

telah disebutkan, di Indonesia, seorang anggota dewan dipilih oleh sekitar 300.000 orang

pemilih. Nah, ke-300.000 orang tersebut harus ia wakili kepentingannya di dalam konteks

negara. Ini didasarkan oleh konsep demokrasi perwakilan. Tidak bisa kita bayangkan jika

konsep demokrasi langsung yang diterapkan, gedung DPR akan penuh sesak dengan 300.000

orang yang datang setiap hari ke Senayan. Bisa-bisa hancur gedung itu. Masalah yang muncul

adalah, anggota dewan ini masih banyak yang kurang peka terhadap kepentingan para

pemilihnya. Ini bisa kita lihat dari masih banyaknya demonstrasi-demonstrasi yang muncul di

aneka isu politik.

24

Page 25: Politik Dan Pemahamannya

e.3. Fungsi-fungsi Kekuasaan Eksekutif

Eksekutif adalah kekuasaaan untuk melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh Legislatif.

Fungsi-fungsi kekuasaan eksekutif ini garis besarnya adalah : Chief of state, Head of

government, Party chief, Commander in chief, Chief diplomat, Dispenser of appointments, dan

Chief legislators.

Eksekutif di era modern negara biasanya diduduki oleh Presiden atau Perdana Menteri. Chief

of State artinya kepala negara, jadi seorang Presiden atau Perdana Menteri merupakan kepada

suatu negara, simbol suatu negara. Apapun tindakan seorang Presiden atau Perdana Menteri,

berarti tindakan dari negara yang bersangkutan. Fungsi sebagai kepala negara ini misalnya

dibuktikan dengan memimpin upacara, peresmian suatu kegiatan, penerimaan duta besar,

penyelesaian konflik, dan sejenisnya.

1. Head of Government, artinya adalah kepala pemerintahan. Presiden atau Perdana Menteri

yang melakukan kegiatan eksekutif sehari-hari. Misalnya mengangkat menteri-menteri,

menjalin perjanjian dengan negara lain, terlibat dalam keanggotaan suatu lembaga

internasional, menandatangi surat hutang dan pembayarannya dari lembaga donor, dan

sejenisnya. Di dalam tiap negara, terkadang terjadi pemisahaan fungsi antara kepala negara

dengan kepala pemerintahan.

Di Inggris, kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris, demikian pula di Jepang. Di kedua

negara tersebut kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Di Indonesia ataupun

Amerika Serikat, kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh Presiden.

2. Party Chief berarti seorang kepala eksekutif sekaligus juga merupakan kepala dari suatu

partai yang menang pemilu. Fungsi sebagai ketua partai ini lebih mengemuka di suatu negara

yang menganut sistem pemerintahan parlementer. Di dalam sistem parlementer, kepala

pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang berasal dari partai yang menang pemilu.

Namun, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensil terkadang tidak berlaku

kaku demikian. Di masa pemerintahan Gus Dur (di Indonesia) menunjukkan hal tersebut. Gus

Dur berasal dari partai yang hanya memenangkan 9% suara di Pemilu 1999, tetapi ia menjadi

presiden. Selain itu, di sistem pemerintahan parlementer, terdapat hubungan yang sangat kuat

25

Page 26: Politik Dan Pemahamannya

antara eksekutif dan legislatif oleh sebab seorang eksekutif dipilih dari komposisi hasil suara

partai dalam pemilu. Di sistem presidensil, pemilu untuk memilih anggota dewan dan untuk

memilih presiden terpisah.

3. Commander in Chief adalah fungsi mengepalai angkatan bersenjata. Presiden atau perdana

menteri adalah pimpinan tertinggi angkatan bersenjata. Seorang presiden atau perdana menteri,

meskipun tidak memiliki latar belakang militer memiliki peran ini. Namun, terkadang terdapat

pergesekan dengan pihak militer jika yang menjadi presiden ataupun perdana menteri adalah

orang bukan kalangan militer.

Sekali lagi, ini pernah terjadi di era Gus Dur, di mana banyak instruksi-instruksinya kepada

pihak militer tidak digubris pihak yang terakhir, terutama di masa kerusuhan sektarian (agama)

yang banyak terjadi di masa pemerintahannya.

4. Chief Diplomat, merupakan fungsi eksekutif untuk mengepalai duta-duta besar yang tersebar

di perwakilan negara di seluruh dunia. Dalam pemikiran trias politika John Locke, termaktub

kekuasaan federatif, kekuasaan untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Demikian pula di

konteks aplikasi kekuasaan eksekutif saat ini. Eksekutif adalah pihak yang mengangkat duta

besar untuk beroperasi di negara sahabat, juga menerima duta besar dari negara lain.

5. Dispenser of Appointment merupakan fungsi eksekutif untuk menandatangani perjanjian

dengan negara lain atau lembaga internasional. Dalam fungsi ini, penandatangan dilakukan

oleh presiden, menteri luar negeri, ataupun anggota-anggota kabinet yang lain, yang diangkat

oleh presiden atau perdana menteri.

6. Chief Legislation, adalah fungsi eksekutif untuk mempromosikan diterbitkannya suatu

undang-undang. Meskipun kekuasaan membuat undang-undang berada di tangan DPR, tetapi

di dalam sistem tata negara dimungkinkan lembaga eksekutif mempromosikan diterbitkannya

suatu undang-undang oleh sebab tantangan riil dalam implementasi suatu undang-undang

banyak ditemui oleh pihak yang sehari-hari melaksanakan undang-undang tersebut.

e.4. Fungsi-fungsi Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan Yudikatif berwenang menafsirkan isi undang-undang maupun memberi sanksi atas

26

Page 27: Politik Dan Pemahamannya

setiap pelanggaran atasnya. Fungsi-fungsi Yudikatif yang bisa dispesifikasikan kedalam daftar

masalah hukum berikut :

Criminal law (petty offense, misdemeanor, felonies); Civil law (perkawinan, perceraian,

warisan, perawatan anak); Constitution law (masalah seputan penafsiran kontitusi);

Administrative law (hukum yang mengatur administrasi negara); International law (perjanjian

internasional).

Criminal Law penyelesaiannya biasanya dipegang oleh pengadilan pidana yang di

Indonesia sifatnya berjenjang, dari Pengadilan Negeri (tingkat kabupaten), Pengadilan

Tinggi (tingkat provinsi, dan Mahkamah Agung (tingkat nasional).

Civil law juga biasanya diselesaikan di Pengadilan Negeri, tetapi khusus umat Islam

biasanya dipegang oleh Pengadilan Agama.

Constitution Law kini penyelesaiannya ditempati oleh Mahkamah Konstitusi. Jika

individu, kelompok, lembaga-lembaga negara mempersoalkan suatu undang-undang

atau keputusan, upaya penyelesaian sengketanya dilakukan di Mahkamah Konstitusi.

Administrative Law penyelesaiannya dilakukan di Pengadilan Tata Usaha Negara,

biasanya kasus-kasus sengketa tanah, sertifikasi, dan sejenisnya. Sementara itu,

International Law tidak diselesaikan oleh badan yudikatif di bawah kendali suatu

negara melainkan atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Bab 3. Penutup

A. Kesimpulan

Politik pada dasarnya adalah hal yang baik untuk diketahui, dipahami untuk diaktualsasikan

dalam aktivitas dan partisifasi aktiv masyarakat dalam setiap kegiatan perpolitikan bangsa.

Adapun Tujuan dari pembangunan politik yaitu untuk menciptakan stabilitas politik yang

kondusif bagi terselenggaranya pembangunan disegala bidang, dengan menciptakan kehidupan

politik yang dinamis dan mampu mengakomodasikan setiap perubahan kepentingan serta

27

Page 28: Politik Dan Pemahamannya

aspirasi rakyat dan perkembangan lingkungan strategis regional maupun nasional.

Untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi, maka strategi kebijakan

pembangunan politik yang ditetapkan adalah

a) Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik rakyat dan pengembangan sistem politik

Program ini bertujuan memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik rakyat dan

pengembangan sistem politik yang dapat meningkatkan kesadaran serta pemahaman

masyarakat terhadap hak dan kewajiban politiknya dalam berbagai segi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b) Peningkatan peran lembaga legislatif

Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran lembaga legislatif sebagai institusi politik

yang mampu menjabarkan aspirasi rakyat, terciptanya mekanisme kontrol yang efektif,

mendorong proses demokratisasi serta menciptakan iklim yang mendukung terwujudnya sikap

keterbukaan dan tanggung jawab.

c) Fasilitasi atau dukungan penyelenggaraan pemilu dan sosialisasi sistem pemilu

Program ini bertujuan untuk mendukung peningkatan penyelenggaraan pemilihan umum

dengan memberikan peran yang lebih efektif kepada organisasi peserta pemilihan umum, baik

dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan didaerah, serta sosialisasi sistem pemilu

yang telah disepakati kepada masyarakat.

B. Saran

Kita sebagai manusia yang diberikan pemahaman yang lebih mengenai permasalahan gejolak

politik khususnya karena kita adalah agen perubahan bangsa, maka selayaknya kita mampu

memberikan pemahaman lebih pula kepada masyarakat yang belum memahami secara

gamblang hakikat politik sebenarnya. Berikan pengertian yang jelas dan jauhkan dari pola pikir

dan paradigma yang merusak hakkat dan nilai politik itu sendiri.

Saran yang bagi semua organisasi parpol, munculkanlah image baik yang sesungguhnya bagi

masyarakat kita. Jangan terus membuat racun hati mereka. Karena tak mungkin ada asap kalu

saja tidak ada api.

28

Page 29: Politik Dan Pemahamannya

Daftar Pustaka

Dr. Firmanzah (2008) “Mengelola Partai Politik”

29

Page 30: Politik Dan Pemahamannya

HM. Wahyudin Husein,SH.,MH – H. Hufron, SH.,MH (2008) “Hukum Politik dan Kepentingan”

Arief Mudzakir (2006) “RPUL Global”

www.Ilmu Politik Indonesia.com

30