polarisasi gelombang cahaya

Upload: aaaa

Post on 06-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

fisika

TRANSCRIPT

POLARISASI GELOMBANG CAHAYA

POLARISASI GELOMBANG CAHAYA

Elvi CahyaningtyasHerdiana Rizki AmaliaNita AnggelaRiza Billy SasmitaVincentius Priambodo

Hakikat CahayaCahaya adalah kesan (dalam bentuk energi) yang diterima oleh indera mata. Teori tentang hakikat cahaya diantaranyaTeori Korpuskuler menurut Newton (The corpuscular heory of light)Teori Gelombang atau Teori Undulasi menurut HuygensTeori Gelombang Elektromagnetik menurut Maxwell

Teori Korpuskuler menurut Newton (The corpuscular heory of light)Teori ini mengatakan bahwa cahaya adalah partikel-partikel atau korpuskuler-korpuskuler yang dipancarkan oleh sumber cahaya dan merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang besar.Teori Gelombang atau Teori Undulasi menurut HuygensMenurut Huygens, cahaya adalah gelombsng ysng berasal dari sumber yang bergetar. Gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar ini merambat dalam medium yang disebut eter, yaitu zat yang mengisi seluruh ruangan termasuk ruang vakum. Padahal sebenarnya zat eter ini tidak ada, hanya merupakan model saja supaya teorinya dapat diterima. Teori ini belum sempurna, tetapi dapat digunakan untuk menerangkan terjadinya interferensi, difraksi, polarisasi, tetapi tidak dapat menerangkan mengapa cahaya merambat pada garis lurusTeori Gelombang Elektromagnetik menurut MaxwellPada abad 19 Maxwell mengemukakan teori bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetikIndeks Bias/ DispersiBerdasarkan percobaan, diketahui bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik di dalam suatu bahan (medium) berbeda dengan cepat rambat dalam ruang vakum. Hal ini disebabkan karena gelombang elektromagnetik menimbulkan getaran-getaran dari atom atau molekul medium (kecuali vakum) yang dilaluinya, yang mengakibatkan terjadinya hamburan gelombang yang berbeda panjang gelombangnya (gelombang sekunder).Fase gelombang sekunder pada umumnya berbeda dengan gelombang asal. Beda fase ini yang akan memengaruhi gelombang resultan, yang menyebabkan gelombang yang melalui medium berlainan akan berbeda pulacepat rambatnya. Bila medium bahan adalah homogen dan isotropik, maka cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam medium adalah v = .

Perbandingan antara cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam vakum (c) dengan cepat rambat dalam medium (v) disebut indeks bias absolut dari medium tersebut, diberi notasi n.

PolarisasiPolarisasi adalah keadaan (orientasi) bidang getar dari (medan listrik). Macam-macam polarisasi yaitu1. Polarisasi LinearSuatu gelombang dikatakan terpolarisasi linear apabila gelombang tersebut hanya bergetar pada satu bidang getar (datar) yang disebut juga bidang polarisasi. Polarisasi linear disebut juga polarisasi bidang2. Polarisasi LingkaranApabila gelombang memiliki amplitudo tetap, tetapi arah medan berubah-ubah. Polarisasi ni dapat terjadi apabila dua gelombang dengan amplitudo yang sama bersuperposisi.3. Polarisasi EliptisSama dengan polarisasi lingkaran, tetapi dengan amplitudo yang tidak selalu sama besar.

Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.

Gejala polarisasi Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.

Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara, antara lain karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.

Polarisasi karena Pemantulan

Polarisasi karena Pemantulan dan PembiasanBerdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan para ilmuwan Fisika menunjukkan bahwa polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut 90o. Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Sudut datang sinar yang dapat menimbulkan cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan merupakan sinar yang terpolarisasi. Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi (ip) atau sudut Brewster. Pada saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak lurus (membentuk sudut 90o) akan berlaku ketentuan bahwa :i + r = 90o atau r = 90o iDari hukum Snellius tentang pembiasan berlaku bahwa:

Rumus Sudut Pandang

Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan Ganda)

Polarisasi karena Absorbsi

Polarisasi karena Hamburan

Pemutaran Bidang Polarisasi