polarisasi cahaya
TRANSCRIPT
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
TUJUAN PEMBELAJARAN� Menjelaskan ciri utama cahaya
terpolarisasi
� Menjelaskan bagaimana suatu bahan
dapat melakukan proses diskroisma.• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
dapat melakukan proses diskroisma.
� Menjelaskan timbulnya bayangan
rangkap akibat bahan anisotropic.
� Menentukan kondisi khusus yang dapat
menghasilkan gelombang pantul
terpolarisasi.
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
BAB YANG AKAN DIPELAJARI
� Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
� Polarisator Diskroik
� Polarisasi Akibat Hamburan
� Polarisasi Birefringent
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
� Polarisasi Birefringent
� Polarisasi Akibat Refleksi
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
PENDAHULUAN� Kacamata yang digunakan untuk mencegah
kesilauan pandangan mata merupakan salah
satu contoh kecil dari aplikasi konsep polarisasi
cahaya. Pada dasarnya gelombang cahaya
dapat mengalami polarisasi.• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
dapat mengalami polarisasi.
� Pada bab ini kita akan membahas sifat lain dari
gelombang cahaya yaitu polarisasi cahaya
yang akan diawali dengan pengenalan konsep
mengapa cahaya dapat mengalami polarisasi
dan dilanjutkan dengan polarisasi gelombang
cahaya oleh beberapa peristiwa antara lain
hamburan, refleksi dan lain sebagainya.
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
SIFAT ALAMI CAHAYA TERPOLARISASI
� Gelombang elektromagnetik terdiri dari dua
komponen yaitu medan listrik dan medan
magnet dimana kedua komponen tersebut
saling terkopel satu sama lain.Vektor medan listrik
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
Arah rambat gelombang
Vektor medan listrik
Vektor medan magnet
x
y
z
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Karena sifat kedua medan tersebut yang
terkopel maka agar lebih mudah kita akan fokus
ke salah satu medan saja yaitu medan listrik.
� Keadaan dimana vektor medan listrik memiliki
kecenderungan arah tertentu disebut sebagai• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
kecenderungan arah tertentu disebut sebagai
keadaan yang terpolarisasi. Jadi gelombang
elektromagnetik tunggal selalu berada dalam
keadaan terpolarisasi.
� Suatu berkas cahaya dapat mengalami
keadaan terpolarisasi oleh beberapa faktor
antara lain hamburan, peristiwa dichroic,
pemantulan, dan birefringence (bias ganda).
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
Medan
Listrik
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
Celah
Sejajar dengan
Bidang Getar
Celah Tegak
Lurus dengan
Bidang Getar
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Dalam keadaan naturalnya,
cahaya terdiri dari banyak
sekali gelombang-gelombang
elektromagnetik tunggal.
Gelombang-gelombangDilihat dari
Vektor medan listrik
(a)
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
Gelombang-gelombang
tersebut saling bersuperposisi.
� Keadaan dimana suatu
gelombang elektromagnetik
memiliki banyak medan listrik
dengan berbagai orientasi
disebut sebagai gelombang
yang tidak terpolarisasi.
Dilihat dari
depan (arah
rambat
gelombang)
(b)
(c)
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Suatu gelombang cahaya yang tidak terpolarisasi
dapat diubah menjadi cahaya terpolarisasi dengan
cara melewatkan cahaya tersebut pada suatu alat
yang disebut polarisator.
� Alat ini berfungsi sebagai pengubah cahaya tidak• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
� Alat ini berfungsi sebagai pengubah cahaya tidak
terpolarisasi menjadi cahaya yang terpolarisasi.
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Hukum Malus
� intensitas cahaya yang keluar dari polarisator
tentu saja lebih kecil dibanding intensitas cahaya
datang karena hanya sebagian komponen
cahaya saja yang diteruskan oleh polarisator.• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
cahaya saja yang diteruskan oleh polarisator.
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Hukum Malus
� Intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh
polarisator dapat ditentukan dengan persamaan:
I = I0 cos2 θ
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
� Persamaan diatas disebut hukum Malus.
Implikasi penting dari hukum Malus ini adalah
bahwa ketika suatu cahaya tak terpolarisasi
ditransmisikan melalui polarisator maka
intensitasnya menjadi setengah kali intensitas
mula-mula.
I = I0 cos θ
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
POLARISASI DICHROIC� Dichroic berasal dari istilah Yunani Kuno,
dikhroos, yang merujuk pada definisi pada
suatu alat yang dapat digunakan untuk
memisahkan berkas cahaya menjadi dua
berkas cahaya yang memiliki panjang• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
berkas cahaya yang memiliki panjang
gelombang berbeda.
� Suatu molekul optis aktif dapat menyerap
berbagai cahaya dan menghasilkan konfigurasi
cahaya yang berlawanan dengan polarisasi
lingkaran. Keadaan semacam itu sering
diistilahkan sebagai dischroisme lingkaran.
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
POLARISASI AKIBAT HAMBURAN
� Hamburan adalah peristiwa dimana cahaya
mengalami absorspi dan pemancaran kembali
oleh suatu medium.
� Prinsip mata dapat melihat benda adalah
karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh
benda ke mata kita.
� Cahaya yang dipancarkan lampu mobil
termasuk cahaya yang tak terpolarisasi. Ketika
cahaya tersebut menerjang air hujan maka
sebagian cahaya akan ditransmisikan dan
sebagian yang lain akan dipantulkan
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Sebuah lampu mobil dinyalakan. Tiga orang
melakukan pengamatan terhadap berkas cahaya
yang dihasilkan lampu tersebut dari arah yang
berbeda-beda.Cahaya
terpolarisasi
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
Sumber cahayaCahaya
terhambur
Muatan
berosilasi pada
bading xy
Pengamat (1)
Pengamat (2)
Pengamat (3)
Pengamat (4)
Cahaya tak
terpolarisasi
terpolarisasi
Cahaya
terpolarisasi
Titik pengamatan
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
POLARISASI AKIBAT BIREFRINGENCE (BIAS
GANDA)� Umumnya setiap material bersifat isotropik
dimana jika gelombang elektromagnetik
dirambatkan pada material tersebut maka
kecepatan rambat cahaya akan sama di setiap
bagian dan arah pada material tersebut. Namun• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
bagian dan arah pada material tersebut. Namun
ada jenis material yang merambatkan cahaya
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
� Fenomena semacam ini disebut fenomena
birefringence atau bias ganda.
� Material yang dapat menghasilkan fenomena
semacam itu berasal dari jenis material
anisotropik.
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Cahaya-cahaya hasil pembiasan tersebut
sering diistilahkan sebagai cahaya yang bersifat
ordinary dan extraordinary.
� Pada satu arah rambat tertentu dimana
gelombang cahaya merambat dengan• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
gelombang cahaya merambat dengan
kecepatan yang sama disebut sumbu optikal.
Sumbu optikal
Cahaya ordinary
Cahaya extraordinary
Material Birefringent
Cahaya datang
Cepat rambat berbeda
Pembiasan ganda θ
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Fenomena polarisasi yang terjadi pada material
birefringent, istilah untuk menyebut material yang
menghasilkan fenomena bias ganda, menunjukkan
bahwa cahaya ordinary dan extradordinary selalu
teprolarisasi secara tegak lurus satu sama lain
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
teprolarisasi secara tegak lurus satu sama lain
Plat birefringent
Sumbu optikal
Cahaya datang
Terpolarisasi linier
Polarisator
Komponen medan listrik cahaya
Komponen medan listrik cahaya extraordinary
Komponen medan
listrik cahaya
ordinary
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Jika diuraikan maka medan listrik ordinary dan
extraordinary saling tegak lurus satu sama lain.
Medan listrik E yang dibelokkan tersebut
sesungguhnya adalah mengalami rotasi oleh
material birefringent.• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
material birefringent.
Plat birefringentSumbu optikal
Cahaya datang
dari polarisator
Komponen medan
listrik cahaya
ordinary
Komponen medan listrik
cahaya extraordinaryKomponen medan listrik
cahaya extraordinary
Komponen medan
listrik cahaya
ordinary
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
POLARISASI AKIBAT REFLEKSI
� Cahaya tak terpolarisasi yang mengenai suatu
permukaan transparan seperti gelas atau kaca
maka sebagian cahaya tersebut akan dipantulkan.
� Polarisasi akibat pemantulan dipengaruhi oleh
besar sudut datang cahaya relatif terhadap normal • Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
besar sudut datang cahaya relatif terhadap normal
bidang
Cahaya datang Cahaya dipantulkan
Cahaya ditransmisikan
Normal bidang
Sudut bias
Cahaya terpolarisasi
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Dengan menggunakan hukum Snellius
diperoleh:
( )pp nn
θθ
θθθθ 90sinsin
0
0
2221
−=
−=→=2
tann
=θ• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
( )pp
pp
nn
nn
θθ
θθ
cossin
90sinsin
21
0
21
=
−=1
2tan
n
np =θ
Persamaan diatas
disebut dengan
hukum Brewster
sedangkan sudut
θp disebut sebagai
sudut Brewster
• Sifat Alami
Cahaya
TerpolarisasiA
• Polarisasi
DichroicB
Polarisasi Cahaya
� Hal yang cukup
menarik adalah jika
cahaya yang datang
pada sudut θp adalah
cahaya tepolarisasi
Tidak ada cahaya
terpantul
Cahaya datang
terpolarisasi
Sudut Brewster
• Polarisasi
Akibat
HamburanC
• Polarisasi
akibat
Birefringence
(Bias Ganda)
D
• Polarisasi
Akibat
RefleksiE
cahaya tepolarisasi
maka tidak ada
cahaya yang
dipantulkan. Semua
cahaya akan
ditransmisikan, seperti
terlihat pada Gambar
dibawah.Cahaya ditransmisikan