pola pengasuhan anak pada pasangan di...

95
i POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI BAWAH UMUR DALAM PERSPEKTIF UU NO 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Terhadap Pasangan di Bawah Umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : Novita Purnita Sari NIM 211-13-033 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

i

POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI BAWAH UMUR

DALAM PERSPEKTIF UU NO 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM

(Studi Kasus Terhadap Pasangan di Bawah Umur di Desa Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

Novita Purnita Sari

NIM 211-13-033

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

ii

Page 3: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

iii

POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI BAWAH UMUR

DALAM PERSPEKTIF UU NO 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM

(Studi Kasus Terhadap Pasangan di Bawah Umur di Desa Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

Novita Purnita Sari

NIM 211-13-033

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

iv

Page 5: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

v

Page 6: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

vi

Page 7: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

vii

MOTO

Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk

menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya

jalan ke surga (HR Muslim)

Page 8: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

shalawat salam semoga tetap tercurah kepada rasulullah SAW, skripsi ini penulis

persembahkan untuk:

Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Suroto RH dan Ibu Purwanti yang selalu

memberi semangat, dukungan, doa dan kasih sayang tak terbatas.

Adik-adik saya, Irwan Hendrawan dan Hesti Kusumastuti yang selalu memberi

semangat dan dukungan untuk menyelesaikan karya ini secepatnya untuk meraih cita-

cita.

Dosen pembimbing saya, Ibu Evi Ariyani, S.H., M.H yang dengan ikhlas dan sabar

membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu dan tenaganya sehingga

skripsi ini terselesaikan.

Orang yang istimewa bagi saya, Rahmad Bayu Anggoro, S.H. yang senantiasa

memberikan motivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan pantang

menyerah serta selalu ada dalam keadaan apapun.

Sahabat-sahabat saya dan teman-teman jurusan Hukum Keluarga Islam angkatan

2013 yang memberi semangat dan suportnya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Alhamdulillahhirobbil Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi dengan judul POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI

BAWAH UMUR DALAM PERSPEKTIF UU NO 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus terhadap pasangan di

bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali).

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Agung Muhammad SAW,

kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikannya

suritauladan. Beliaulah yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman

terang benderang dan semoga kita semua mendapatkan Syawaatnya nanti di yaumul qiyamah,

Amin yarobbalalamim.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr . Rahmat Haryadi , M.Pd. , Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Dr. Siti Zumrotun, M, Ag. , Selaku Dekan Fakultas Syariah

3. Evi Ariyani, S.H., M.H, Selaku Dosen pembimbing

4. Sukron Ma‟mun, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam

5. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya yang sangat

bermanfaat.

Page 10: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

x

6. Orang tua dan adik-adik penulis yang telah memberikan dan mencurahkan segala

kemampuannya untuk mendukung memenuhi keinginan penulis hingga saat ini.

Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah ada.

7. Sahabat terbaik dan orang spesial yang selalu ada untuk memberi dukungan, semangat

serta doa kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan Hukum Keluarga Islam angkatan 2013 atas segala

semangat dan suportnya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil dari penelitian ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 23 Maret 2018

Novita Purnita sari

NIM : 211-13-033

Page 11: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

xi

ABSTRAK

Purnita Sari, Novita. “Pola Pengasuhan Anak pada Pasangan di Bawah Umur dalam

Prespektif UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dan Hukum Islam

( Studi Kasus Terhadap Pasangan di Bawah Umur di Desa Klakah Kecamatan

Selo Kabupaten Boyolali)”. Skripsi. Fakultas syariah. Jurusan Hukum Keluarga

Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Evi Ariyani,

S.H., M.H.

Kata Kunci : pola pengasuhan, pasangan di bawah umur

Pasangan di bawah umur yang melakukan perkawinan umumnya tergolong orang

yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Dimana pasangan muda cenderung kurang

memahami cara mengasuh anak mereka. sehingga hal itu sangat berpengaruh dalam pola

pengasuhan anak mereka. Pertayaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

bagaimana pola asuh anak pada pasangan di bawah umur di desa Klakah kecematan Selo

kabupaten Boyolali? Bagaimana prespektif UU No 35 Tahun 2014 Tentang perlidungan anak

terkait dengan pola pengasuhan anak pada pasangan di bawah umur di desa Klakah

kecematan Selo kabupaten Boyolali serta bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap pola

asuh anak pada pasangan di bawah umur di desa Klakah kecamatan Selo kabupaten Boyolali?

Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris peneliti

mengungkap fokus permasalahan di atas yang disajikan dalam bentuk diskriptif analitif.

Dengan metode tersebut dilakukan wawancara kepada beberapa narasumber sesuai dengan

data yang dibutuhkan. Untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti menganalisis

data dengan menggunakan kerangka teoritik yang peneliti susun.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap pasangan yang menikah di bawah umur di

desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali pola pengasuhannya adalah pola asuh

otoriter dimana anak harus mengikuti perintah orang tua.

Dalam Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak telah

dijelaskan tantang kewajiban orang tua dan hak-hak anak. Dalam penelitian ini mengenai

kewajiban orang tua sudah sesuai akan tetapi dalam hak anak ditemukan penyimpangan pada

pasal 11, dimana anak tidak diberi kebebasan untuk beristirahat, memanfaatkan waktu luang,

bergaul dengan teman sebayanya bermain dan berkreasi sesuai minat, bakat dan tingkat

kecerdasannya

Sedangkan dalam Hukum Islam telah dijelaskan bahwa seorang laki-laki adalah

pemimpin bagi keluarganya dan harus bertanggung jawab dalam hal material maupun

sepiritul.Seorang ayah wajib menaafkahi anggota keluarga dan membimbimg anggota

keluarga untuk bertaqwa kepada Allah SWT serta mengajarakan budi pekerti, tatakrama, dan

sopan santun. Dalam penelitian ini orang tua sudah menjalankan kewajibannya.

Page 12: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................................ ii

PENGESAHAN ....................................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5

E. Tinjuan Pustaka ................................................................................................. 5

F. Penegasan Istilah ............................................................................................... 7

G. Metode Penelitian .............................................................................................. 8

1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 8

2. Sumber Data ................................................................................................ 9

3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 10

4. Teknik Analisa Data .................................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 12

Page 13: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

xiii

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG POLA PENGASUHAN ANAK PADA

PASANGAN DI BAWAH UMUR ........................................................................... 14

A. Perkawinan dalam Prespektif Hukum Positif .................................................... 14

1. Pengertian perkawinan ................................................................................ 14

2. Syarat perkawinan dalam UU No 1 tahun 1974 .......................................... 15

B. Perkawinan dalam Prespektif Hukum Islam .................................................... 16

1. Pengertian perkawinan ................................................................................ 16

2. Rukun dan Syarat Perkawinan .................................................................... 18

3. Batas Umur Perkawinan Menurut Hukum Islam ........................................ 27

C. Pernikahan dibawah umur ................................................................................. 28

1. Pengertian perkawinan di bawah umur ...................................................... 28

2. Faktor pendorong pernikahan di bawah umur .......................................... 29

3. Akibat pernikahan di bawah umur ............................................................ 31

D. Pola Pengasuhan Anak ...................................................................................... 35

1. Pengertian pola asuh anak ......................................................................... 35

2. Macam-macam pola asuh ......................................................................... 36

E. Konsep Pengasuhan Anak Menurut UU No 35 Tahun 2014

tentang Perlidungan Anak ................................................................................ 44

F. Konsep Pengasuhan Menurut Hukum Islam .................................................... 50

BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG POLA PENGASUHAN ANAK PADA

PASANGAN DIBAWAH UMUR .......................................................................... 55

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................................ 55

1. Kondisi Geografis Desa Klakah ................................................................ 55

2. Keadaan Penduduk Desa Klakah .............................................................. 56

Page 14: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

xiv

B. Pola pengasuhan anak pada pasangan di bawah umur diwilayah Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali ................................................................ 59

1. Pola Pengasuhan Pasangan di bawah umur pada keluarga PT .................. 59

2. Pola Pengasuhan Pasangan di bawah umur pada keluarga EL ................. 62

3. Pola Pengasuhan Pasangan di bawah umur pada keluarga MS ................. 65

BAB IV ANALISIS POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI BAWAH

UMUR ...................................................................................................................... 68

A. Analalisis Pola Pengasuhan Anak pada Pasangan di bawah umur di desa

Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali .................................................... 68

B. Analalisis Pola Pengasuhan Anak dalam Prespektif Undang-Undang No 35

Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak ........................................................... 70

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pola Asuh Anak pada Pasangan di bawah

Umur di desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali .............................. 72

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 78

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 78

B. Saran ................................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah salah satu fase hidup manusia, dimana untuk dapat

meneruskan generasinya manusia perlu melakukan sebuah perkawinan. Perkawinan

menurut undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah-tangga) yang bahagia dan kekal berdasarakan ke Tuhanan

Yang Maha Esa.

Sedangkan dalam Hukum Islam, Perkawinan diartikan suatu akad atau perikatan

untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka

mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga yang diliputi rasa ketentraman serta kasih

sayang dengan cara yang diridohi Allah (Ahmad:1996,11)

Untuk dapat melakukan sebuah perkawainan kita harus mengikuti peraturan yang

ada, baik peraturan dalam Hukum Islam maupun Hukum Positif. Hukum Islam

menyebutkan bahwasanya perkawinan dapat terjadi apabila memenuhi rukun dan Syarat

Perkawinan sebaagaimana tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 14 untuk

melaksanakan perkawinan harus ada : calon suami, calon isteri,wali nikah, dua orang

saksi dan ijab dan qabul.

Selain itu, Perkawinan juga harus mengikuti aturan Hukum Positif, di Indonesia

peraturan tersebut diatur dalam Undamg-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

dalam Pasal 7 ayat (1) perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur

19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.

Sedangkan orang-orang yang masih berada di bawah usia tersebut diharuskan meminta

izin pengadilan apabila ingin melakukan perkawinan

Page 16: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

2

Batasan-batasan untuk melakukan pernikahan telah diatur dalam Hukum Islam

dan Hukum Nasional namun Perkawinan di bawah umur sangat umum terjadi dalam

masyarakat. Hal ini dapat terjadi di akibatkan karena berbagai faktor, seperti faktor

lingkungan, faktor ekonomi dan faktor Pendidikan.

Pasangan di bawah umur yang melakukan perkawinan umumnya tergolong orang

yang memilki tingkat pendidikan rendah sehingga tidak sedikit dari mereka yang hanya

memahami bahwasanya perkawinan hanyalah ikatan antara laki-laki dan perempuan yang

kemudian halal melakukan hubungan suami istri, sedangkan tujuan dari perkawinan yang

lainya seperti memelihara kehormatan, meneruskan generasi, menciptakan keluarga yang

tentram kurang dipahami oleh orang-orang yang menikah di usia dini.

Hal ini mengindikasikan bahwa sedikit sekali tercapainya perkawinan yang

harmonis dalam sebuah keluarga. Sedangkan keharmonisan keluarga merupakan impian

dan harapan setiap pasangan menikah. Perkawainan yang tidak harmonis akan

berdampak buruk terhadap kelangsungan keluarga itu sendiri, seperti berdampak pada

kesetiaan pasangan suami istri, keseimbangan peran antar suami isteri serta berdampak

pada pola asuh orang tua muda terhadap anak-anak meraka nantinya. Pasangan muda

cenderung kurang memahami cara mengasuh anak mereka. Sehingga hal itu sangat

berpengaruh dalam pola asuh anak yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak

mereka.

Dalam undang-undang perlindungan anak No 35 Tahun 2014 dijelaskan

bahwasanya orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab dalam mengasuh,

memelihara, mendidik, melindungi serta mencukupi segala kebutuhan anak dari lahir

sampai dewasa. Dalam hal ini, orang tua baik ayah maupun ibu wajib bekerja sama

dengan baik dalam menjalankan kewajiban tersebut.

Page 17: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

3

Orang tua berkewajiban memberikan hak-hak anak berupa material maupun non

material. Sebagai contoh, orang tua wajib membiayai segala kebutuhan anak berupa

biaya pendidikan, sandang, pangan dan sebagainya. Namun, disamping itu orang tua juga

wajib memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepada anak sehingga anak merasa

nyaman.

Sedangkan pertimbangan usaha kesejahteraan anak harus mengedepankan

kematangan sosial,pribadi dan mental seorang anak yang menurut Undang-Undang

perlindungan anak dicapai pada umur 21 tahun, maka pasangan dibawah umur sulit

sekali memenuhi hal tersebut.

Di desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali telah banyak terjadi

Pernikahan di bawah umur dan para pasangan tersebut kini telah dikaruniai 1-2 anak

pada setiap pasangan. Berdasarkan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian. Masalah tersebut menjadikan dasar bagi penulis untuk melakukan studi kasus

dengan judul POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI BAWAH UMUR

DALAM PERSPEKTIF UU NO 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN

ANAK DAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Terhadap Pasangan di Bawah Umur di

Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali)

B. Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pola asuh anak pada pasangan di bawah umur di Desa Klakah Kecamatan

Selo Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimana perspektif UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak terkait

dengan pola pengasuhan anak pada pasangan di bawah umur di Desa Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali?

Page 18: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

4

3. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap pola asuh anak pada pasangan di bawah

umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pola pengasuhan anak pada pasangan di bawah umur di Desa

Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

2. Untuk mengetahui perspektif UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak

terkait dengan pola pengasuhan anak pada pasangan di bawah umur di Desa Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

3. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap pola pengasuhan anak pada

pasangan di bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Menambah wawasan keilmuan dibidang hukum syariah terutama dalam pola

pengasuhan anak oleh orang tua yang melakukan pernikahan dibawah umur.

b. Menambah sumber referensi dan bahan rujukan untuk penulis selanjutnya

mengenai pola pengsuhan anak oleh orang tua yang melakukan pernikahan di

bawah umur.

2. Manfaat Praktis

a. Masyarakat mengetahui bagaimana bentuk pola pengasuhan anak

b. Masyarakat termotivasi untuk mengaplikasikan pola pengasuhan anak sesuai

Undang-Undang yang berlaku dan syariat islam.

E. Tinjuan Pustaka

Beberapa penelitian sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian yang berkaitan

dengan pengasuhan anak yang lahir dari pernikahan dini

Page 19: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

5

Menurut Arum Sabtorini dalam skripsi jurusan sosiologi pada tahun 2014 yang

berjudul Pola Asuh Anak Pada Pasangan Pernikahan Usia Dni (studi fenomenologi di

kelurahan Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali) menjelaskan bahwa penelitian

tersebut menganalisis pernikahan dini dilihat dalam segi sosiologis. Obyek dalam

penelitian ini adalah pasangan yang melakukan pernikahan dibawah umur. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif,dengan jenis fenomologi. Dalam teknik

pengumpulan data primer menggunakan wawancara dan observasi, sementara itu dalam

mengumpulkan data sekunder menggunakan dokumentasi Kelurahan dan KUA

Kecamatan Selo.Dampak apa yang terjadi jika masyarakat melakukan pernikahan pada

usia muda. Padahal menurut medis banyak resiko yang akan terjadi jika melakukan

pernikahan saat reproduksi belum siap.

Sedangkan menurut Fitra Puspita Sari dalam skripsi jurusan Hukum

Kewarganegaraan Fakultas Bahasa dan Seni pada tahun 2006 yang berjudul Perkawinan

Usia Muda Faktor-faktor Pendorong dan Dampaknya Terhadap Pola Asuh Dalam

Keluarga (Studi Kasus di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten

Tasikmalaya) menyebutkan bahwa perkawinan usia muda menyebabkan kurangnya

kesadaran suami istri untuk bertanggung jawab dalam kehidupan rumah tangga.

Penelitian ini berjenis kualitatif, pengumpulan data menggunakan metode observasi,

wawancara, dokumentasi sehingga menghasilkan kesimpulan bahwasanya pernikahan

usia muda berpengaruh pada pola pengasuhan anak yakni dengan pola asuh demokratik.

Perbedaan dengan skripsi yang pertama terletak pada sudut pandangnya. Skripsi

karya Arum Sabtorini meminjau dari sudut pandang sosiologis, sedengkan penelitian ini

sudut pandang undung-undang. Skripsi yang kedua yakni skripsi karya Fitra Puspita Sari

mencari faktor-faktor pendorong serta dampak dari pernikahan dini terhadap pola asuh

Page 20: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

6

anak tanpa melibatkan sudut pandang undang-undang perlindungan anak No 35 Tahun

2014 sedangkan penelitian ini menggunkan sudut pandang undang-undang.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dicantumkan diatas dapat

disimpulkan bahwa pernikahan dini membawa banyak dampak dalam masyarakat.

Ketidaksiapan dalam segala aspek kehidupan mulai dari ekonomi,, kesehatan, sosial,

psikologis dan relasi kemasyarakatan mempengaruhi pola pengasuhan terhadap anak-

anak mereka.

F. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini, penulis akan

mengemukakan definisi istilah-istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, sehingga

tidak menimbulkan kerancuan.

1. Pola Asuh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola asuh adalah merupakan suatu

bentuk (struktur), system dalam menjaga, merawat, mendidik, dan membimbing anak

kecil.

2. Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang

masih dalam kandungan. Dalam penelitian ini, anak adalah anak yang lahir dari

pernikahan dibawah umur.

3. Pasangan di bawah Umur

Pasangan yang melakukamn pernikahan dalam usia di bawah ketentuan umur

yang ditentukan oleh undang-undang perkawinan yakni UU No.1 Tahun 1974 pasal

7 ayat (1) yakni pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak

wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.

Page 21: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

7

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dimana data yang didapatkan adalah

dalam bentuk survey lapangan sehingga tidak berupa angka-angka. Menurut

Moleong (2009:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

Penelitian kualitatif dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah

sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi.

(Moleong,2009:7)

Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian berupa pengamatan-pengamatan

yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga dalam penelitian ini akan diketahui

pola pengasuhan anak pada pasangan muda di bawah umur.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang mengungkapakan peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek

penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya di dalam masyarakat yang

berkenaan objek penelitian.

Sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris atau

sosiologi hukum adalah pendekatan dengan melihat sesuatu kenyataan hukum di

dalam masyarakat. Pendekatan sosiologi hukum merupakan pendekatan yang

digunakan untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interkasi sosial di dalam

masyarakat, dan berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan

mengklarifikasi temuan bahan non hukum bagi keperluan penelitian atau penulisan

hukum.

Page 22: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

8

2. Sumber Data

Menurut Lofland (1984:47) dikutip dari Moleong (2009:157) sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak pertama berupa hasil

wawancara dengan subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti mewawancarai

pasangan muda di bawah umur yang sudah menikah dan mempunyai anak

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pelengkap yang membantu peneliti dalam

melakukan proses penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder adalah buku-

buku dan tulisan-tulisan ilmiah hukum islam yang berkaitan dengan objek

penelitian ini serta UU No 35 tahun 2014 tentang Perlindungaan Anak.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Menurut Sofyan (2013:167) terdapat empat jenis wawancara yaitu

wawancara terstruktur (structured interview), semi terstruktur (semi structured

interview), tidak terstruktur (unstructured or focused interview) dan kelompok

(group interview).

Wawancara pada penelitian ini lebih mengarah pada jenis wawancara

tidak terstruktur (unstructured or focused interview) yaitu wawancara yang

dilakukan dengan cara yang lebih terbuka (open-ended character). Pewawancara

tidak terpaku pada pedoman wawancara yang dibuat, dalam artian pewawancara

dapat melakukan improvisasi. Dengan cara tersebut responden akan leluasa

Page 23: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

9

menyatakan pendapat dan keinginannya sehingga penggalian informasi akan

lebih akurat.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teknik wawancara

mendalam (in depth interview). Dengan wawancara mendalam, bisa digali apa

yang tersembunyi di sanubari seseorang, apakah yang menyangkut masa lampau,

masa kini maupun masa sekarang. (Bungin,2010:67)

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap pasangan

yang menikah di bawah umur beserta perangkat desa di desa Klakah Kecamatan

Selo Kabupaten Boyolali.

b. Observasi

Observasi merupakan tindakan yang dilakukan dalam menggali data dan

informasi terhadap obyek yang tidak terbatas. Pada penelitian kali ini penulis

akan melakukan observasi partisipatif,yakni peneliti terlibat langsung dalam

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber

data penelitian.

Menurut Moleong (2009:175) observasi atau pengamatan

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,

perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya; observasi memungkinkan observer

untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian.

Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang di observasi dalam

penelitian ini terdiri dari beberapa hal,yakni :

1. Tempat : obervasi akan dilakukan di Desa Klakah Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

Page 24: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

10

2. Pelaku: peneliti akan melakukan observasi terhadap pasangan yang

menikah di bawah umur.

c. Telaah Dokumen

Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan

dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa

buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen,

blog, halaman web, foto, dan lainnya. (Sarosa,2012:61)

Dalam penelitian ini peneliti akan melampirkan foto pasangan yang

menikah di bawah umur.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri

maupun orang lain. (Sugiyono,2013:244)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif induktif dimana

penulis akan mengumpulkan data yang diperoleh dari proses observasi,wawancara

dan dokumentasi. Kemudian mengolah data yang diperoleh sesuai tema-tema yang

akan disajikan, kemudian di analisa dan disajikan sesuai susunan urutan pembahasan

yang sudah di rancang diawal penelitian ini guna menemukan jawaban dari rumusan

masalah.

Page 25: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

11

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kejelasan dan ketetapan pembahasan dalam menyusun

proposal ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan penelitian yang terdiri atas 5

bab yaitu:

BAB I Pendahuluan ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Penegasan Istilah, Metode

Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka yang mengulas beberapa teori yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan yakni perkawinan menurut Hukum Positif, perkawinan dalam

prespektif Hukum Islam, pernikahan di bawah umur, pola pengasuhan anak, konsep

pengasuhan anak menurut UU Perlindungan Anak No 35 tahun 2014 dan konsep

pengasuhan anak menurut Hukum Islam.

BAB III Bab ini berisi hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum daerah

penelitian dan pola asuh anak pada pasangan di bawah umur di Desa Klakah Kecamatan

Selo Kabupaten Boyolali.

BAB IV Pembahasan pokok permasalahan dan analisis dari data hasil penelitian

yang telah dilakukan.Selain itu bab ini juga berisi gambaran pola asuh anak serta pola

asuh anak dalam perspektif UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan

Hukum Islam yang mengemukakan pengasuhan anak.

BAB V Bab ini merupakan bab penutup. Dalam bab ini penulis akan

mengemukakan semua kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan saran.

Page 26: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

12

BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI

BAWAH UMUR

A. Perkawinan dalam Prespektif Hukum Positif

1. Pengertian perkawinan

Dalam kompilasi hukum islam pengertian perkawinan dinyatakan dalam pasal 2

merumuskan bahwasanya perkawinan menurut hukum islam adalah pernikahan, yaitu

akad yang sangat kuat atau mitsaqan qhalizhan untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.

Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 pengertian perkawinan terdapat

dalam bab 1 pasal (1), perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seoarang pria

dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengn tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pengertian perkawinan dalam hukum adat adalah ikatan hidup bersama antara

seorang pria dan wanita, yang bersifat komunal dengan tujuan mendapatkan generasi

penerus agar supaya kehidupan persektuan atau clannya tidak punah, yang didahului

dengan rangkaian upacara adat.

Perkawinan menurut hukum adat tidak semata-mata berarti suatu ikatan antara

seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri untuk maksud mendapatkan

keturunan dan membangun serta membina kehidupan rumah tangga, tetapi juga suatu

hubungan hukum yang menyangkut para anggota kerabat dari pihak-pihak isteri dan

para anggota kerabat dari pihak suami. Terjadinya perkwainan, berarti berlakunya

ikatan kekerabatan untuk dapat saling membantu dan menunjang hubungan

kekerabatan yang rukun dan damai.

Page 27: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

13

Sedangkan dalam KUHP tidak memberikan pengertian mengenai perkawinan.

Perkawinan dalam hukum perdata adalah perkawinan perdata, maksudnya adalah

perkawinan hanya merupakan ikatan lahiriah antara pria dan wanita, unsur agama

tidak dilihat.

2. Syarat perkawinan dalam UU No 1 tahun 1974

Syarat perkawinan tercantum dalam Bab II pasal 6 yaitu Perkawinan harus

didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai dan Untuk melangsungkan

perkawinan seorang yang belum berumur 21 tahun harus mendapatkan izin kedua

orang.

Ketentuan umur yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang perkawinan yaitu

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 ayat 1 disebutkan

bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai 19 (Sembilan belas)

tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 ( enam belas) tahun.

Selanjutnya dalam hal adanya penyimpangan terhadap pasal 7, dapat dilakukan

dengan meminta dispensasi kepada pengadilan atau penjabat lain, yang ditunjuk oleh

kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita.

Dalam melakukan dispensasi nikah di pengadilan ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi diantaranya : surat penolakan dari KUA, surat ini menjelaskan bahwa tidak

dapat dilangsungkannya perkawinan bagi anak yang belum mencapai batas minimal

usia pernikahan, yaitu pria 19 tahun dan wanita 16 tahun. Kartu Tanda Penduduk

(KTP) yang mengajukan permohonan (Orang tua). Kartu Keluarga (KK). Akta

Kelahiran Anak

Setelah melengkapi dokumen tersebut pemohon datang ke pengadilan sesuai

dengan tempat tinggal pemohon untuk membuat surat permohonan dispensasi nikah,

untuk selanjutnya daftarkan permohanan dipensasi tersebut ke pengadilan dan

Page 28: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

14

pemohon harus membayar panjar biaya perkara sesuai dengan yang tertera pada saat

pendaftaran. Setelah melewati tahap tersebut , pemohon tinggal menunggu surat

panggilan sidang dari pengadilan, biasanya surat panggilan tersebut sekurang-

kurangnya 3 minggu setelah pendaftaran akan sampai pada alamat yang dituju.

Setelah itu pemohon mengikuti intruksi dari hakim sampai persidangan selesai

(Berdasarkan wawancara dengan pegawai KUA Selo, 25 Oktober 2017)

B. Perkawinan dalam Prespektif Hukum Islam

1. Pengertian Perkawinan

Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut

bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis: melakukan hubungan

kelamin atau bersetubuh. Perkawinan disebut juga “pernikahan”, berasal dari kata

nikah yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan

digunakan untuk arti bersetubuh (wathi). Kata “nikah” sendiri sering dipergunakan

untuk arti persetubuhan (coitus), juga untuk arti akad nikah (Ghazali,2006:7)

Menurut syara‟ perkawinan adalah akad yang ditetapkan syara‟ untuk

membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan

menghalalkan bersenang-senangnya perempuan dengan laki-laki (Ghazali, 2006:8).

Sedangkan menurut Abu Yahya Zakariya dalam bukunya Ghazali (2006: 8)

mendefinisikan bahwa; “nikah menurut istilah syara‟ ialah akad yang mengundang

ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-

kata yang semakna dengannya”.

Pengertian di atas tampaknya dibuat hanya melihat sari satu segi, yaitu kebolehan

hukum dalam hubungan antara seorang laki-laki dan seorang wanita yang semula

dilarang menjadi kebolehan. Padahal setiap perbuatan hukum itu mempunyai tujuan

dan akibat ataupun pengaruhnya. Hal-hal inilah yang menjadikan perhatian manusia

Page 29: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

15

pada umumnya dalam kehidupannya sehari-hari, seperti terjadinya perceraian, kurang

adanya keseimbangan antara suami istri, sehingga memerlukan penegasan arti

perkawinan, bukan saja dari segi kebolehan hubungan seksual tetapi juga dari segi

tujuan dan akibat hukumnya.

Dalam buku (Ghazali,9:2006) Muhmamad Abu Ishrah memberikan definisi yang

lebih luas, yang dikutip oleh Zakiah Daradjat :

ا عليو من واجبا ت عقد يفيد حل العشرة ب ي الرجل والمراة وت عاون هما ويد ما لكيهما من حقوق وم

Artinya: Akad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan hubungan

keluarga (suami istri) antara pria dan wanita dan mengadakan tolong menolong dan

memberi batas hak bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masing.

Dari pengertian ini perkawinan mengandung aspek akibat hukum,

melangsungkan perkawinan ialah saling mendapat hak dan kewajiban serta bertujuan

mengadakan pergaulan yang dilandasi tolong menolong. Karena perkawinan termasuk

pelaksana agama, maka di dalamnya terkandung adanya tujuan/maksud

mengharapkan keridhoan Allah SWT.

2. Rukun dan Syarat Perkawinan

Rukun dan syarat perkawinan suatu yang mesti ada yang menentukan sah atau

tidaknya. Yang dimaksud dengan perkawinan disini adalah keseluruhan yang secara

langsung berkaitan dengan perkawinan dengan segala unsurnya, bukan hanya akad

nikah itu sendiri. Dengan begitu rukun syarat perkawinan itu adalah segala hal yang

harus terwujud dalam suatu perkawinan, baik yang menyangkut unsur dalam maupun

unsur luar.

Unsur pokok suatu perkawinan adalah laki-laki dan perempuan yang akan kawin,

akad perkawinan itu sendiri, wali yang melangsungkan akad dengan si suami, dua

orang saksiyang menyaksikan telah berlangsungnya akad perkawinan dan mahar. Para

jumhur ulama menetapkan akad, kedua mempelai, wali si perempuan dan saksi

Page 30: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

16

sebagai rukun dari perkawinan, yang bila tidak ada salah satu diantaranya perkawinan

itu tidak sah. Sedangkan mahar ditempatkan sebagai syarat dalam arti tidak

menentukan kelangsungan akad nikah, namun harus dilaksanakan dalam masa

perkawinan. Menurut Prof Dr Amir Syarifuddin dalam bukunya yang berjudul “Garis-

Garis Besar Fiqh” Untuk setiap unsur atau rukun berlaku pula beberapa syarat sebagai

berikut:

a. Akad nikah

Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang

berakad dalam bentuk ijab dan qabul. Ijab penyerahan dari pihak pertama

sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si

perempuan dengan ucapannya:”saya kawinkan anak saya yang bernama si A

kepadamu dengan mahar sebuah kitab al-Quran”. Qabul adalah penerimaan dari

pihak suami dengan ucapannya:”saya terima mengawini anak bapak yang

bernama si A dengan mahar sebuah kitab al-Quran”

Syarat-syarat akad adalah:

1) Akad harus dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan qabul. Yang

melakukan ijab boleh dari pihak laki-laki dan boleh pula dari pihak wali

perempuan. Bentuk ijab dari suami umpamanya ucapan suami :” saya nikahi

anak bapak yang bernama si A dengan mahar satu kitab al-Quran”. Qabul dari

wali yang bunyinya:”saya terima engkau menikahi anak saya bernamai A

dengan mahar satu kitab al-Quran”.

2) Materi Dari ijab dan qabul tidak boleh berbeda, seperti nama si perempuan

secara lengkap dan bentuk mahar.

3) Ijab dan qabul harus diucapkan secara bersambungan tanpa terputus walaupun

sesaat.

Page 31: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

17

4) Ijab dan qabul mesti menggunakan lafaz yang jelas dan terus terang. Dalam

lafaz arab ialah na-ka-ha atau za-wa-ja atau terjemahannya yang dapat

dipahami oleh orang yang akan berakad, seperti lafaz kawin bagi bahasa

melayu.

5) Ijab dan qabul tidak boleh menggunakan lafaz yang mengandung maksud

membatasi perkawinan untuk masa tertentu.

b. Laki-laki dan perempuan yang akan menikah

Islam hanya mengakui perkawinan antara laki-laki dan perempuan dan tidak

boleh lain dari itu, seperti sesama laki-laki atau sesama perempuan, karena itu

yang tersebut dalam al-Quran. Adapun syarat-syarat mesti dipenuhi untuk laki-

laki dan perempuan yang akan kawin ini adalah sebagai berikut:

1) Keduannya jelas keberadaannya dan jelas identitasnya.

2) Keduanya sama-sama beragama Islam (tentang kawin lain agama dijelaskan

tersendiri).

3) Antara keduanya tidak terlarang melangsungkan perkawinan (tentang

larangan perkawinan dijelaskan tersendiri)

4) Keduanya telah mencapai usia yang layak untuk melangsungkan

perkawinan.Tentang batas usia perkawinan memang tidak dibicarakan dalam

kitab-kitab fiqh.

c. Wali

2) Keberadaan wali

Wali dalam perkawinan adalah seorang yang bertindak atas nama mempelai

perempuan dalam suatu akad nikah. Akad nikah dilakukan oleh dua pihak yaitu

pihak laki-laki yang dilakukan oleh mempelai laki-laki itu sendiri dan pihak

perempuan yang dilakukan oleh walinya.

Page 32: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

18

Keberadaan seorang wali dalam akad nikah suatu yang mesti dan tidak sah

akad perkawinan yang tidak dilakukan oleh wali. Ini adalah pendapat jumhur

ulama. Hal ini berlaku untuk semua perempuan, yang dewasa atau masih kecil,

masih perawan atau sudah janda.

3) Orang-orang yang berhak menjadi wali

a) Wali dekat atau wali qarib

yaitu ayah dan bila tidak ada ayah pindah kepada kakek. Keduanya

mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap anak perempuan yang akan

dikawinkannya. Ia dapat mengawinkan anaknya yang masih berada dalam usia

muda tanpa minta persetujuan dari anaknya tersebut. Wali dalam kedudukan

seperti ini disebut wali mujbir. Ketidak harusan minta pendapat dari anaknya

yang masih usia muda tidak mempunyai kecakapan untuk memberikan

persetujuan.

b) Wali jauh atau wali ab‟ad.

Yang menjadi wali jauh ini secara berurutan adalah:

(1) Saudara laki-laki kandung, kalau tidak ada pindah kepada

(2) Saudara laki-laki seayah, kalau tidak ada pindah kepada

(3) Anak saudara laki-laki kandung, kalau tidak ada pindah kepada

(4) Anak saudara laki-laki seayah, kalau tidak ada pindah kepada

(5) Paman kandung, kalau tidak ada pindah kepada

(6) Paman seayah, kalau tidak ada pindah kepada

(7) Anak paman kandung, kalau tidak ada pindah kepada

(8) Anak paman seayah.

(9) Ahli waris kerabat lainnya kalau ada

(10) Sultan atau wali hakim yang memegang wilayah umum

Page 33: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

19

4) Syarat-syarat wali

Orang-orang yang disebutkan diatas baru berhak menjadi wali bila

memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Telah dewasa dan berakal sehat dalam arti anak kecil atau orang gila tidak

berhak menjadi wali. Ini merupakan syarat umum bagi seseorang yang

melakukan akad.

b) Laki-laki. Tidak boleh perempuan menjadi wali

c) Muslim, tidak sah orang yang tidak beragamaislam menjadi wali untuk

muslim.

d) Orang merdeka

e) Tidak dalam berada pengampuan atau mahjur alaih

f) Berfikiran baik. Orang yang terganggun pikirannya karena ketuaannya

tidak boleh menjadi wali, karena dikhawatirkan tidak akan mendatangkan

maslahat dalam perkawinan tersebut.

g) Adil dalam arti tidak pernah terlibat dengan dosa besar dan tidak sering

terlibat dengan dosa kecil serta tetap memelihara muruah atau sopan

santun.

h) Tidak sedang melakukan ihram, untuk haji atau umrah.

Pada dasarnya yang menjadi wali itu adalah wali qarib. Bila wali tidak

memenuhi syarat baliqh, berakal, islam, merdeka, berfikiran baik dan adil maka

perkawinan berpindah kepada wali ab‟ad menurut urutan tersebut diatas. Bila

wali qarib sedang dalam ihram hajim atau umrah, maka kewalian tidak pindah

kepada wali ab‟ad tetapi berpindah kepada wali hakim secara kewalian umum.

Demikian pula wali hakim menjadi wali nikah bila keseluruhan wali tidak ada,

atau wali qarib dalam keadaan „adhal atau enggan mengawinkan tanpa alasan

Page 34: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

20

yang dapat dibenerkan. Begitu pula akad perkawinan dilakukan oleh wali hakim

bila wali qarib sedang berada ditempat lain yang jaraknya mencapai dua marhalah

(60KM).

d. Kerelaan perempuan untuk dinikahkan

Meskipun perempuan waktu akad nikah tidak dapat melakukan sendiri

pernikahannya tetapi meski dilakukan oleh wali, namun kerelaan perempuan

untuk dinikahkan merupakan suatu keharusan. Wali mesti meminta izin dn

kerelaan perempuan yang dinikahkan bila perempuan itu masih perawan

sedangkan bila perempuan itu sudah janda tidak cukup hanya minta izin, tetapi si

perempuan itu sendiri yang minta untuk dinikahkan.

e. Saksi

1) Keberadaan saksi

Akad pernikahan mesti disaksikan oleh dua orang saksi supaya ada kepastian

hukum dan untuk menghindari timbulnya sanggahan dan pihak-pihak yang

berakad di belakang hari.

Dasar hukum keharusan saksi dalam akad pernikahan terdapat dalam Q.S.

Al-Thalaq ayat 2:

وأقيموا فإذا ب لغن أجلهن فأمسكوىن بعروف أو فارقوىن بعروف وأشهدوا ذوي عدل منكم

هادة للو .... الش

Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujukilah

mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu

tegakkan kesaksian itu karena Allah.( QS Al-Thalaq ayat 2)

2) Syarat-syarat saksi

Saksi dalam pernikahan mesti memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Page 35: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

21

a) Saksi itu berjumlah paling kurang dua orang

b) Kedua saksi itu adalah beragama islam

c) Kedua saksi itu adalah orang yang merdeka

d) Kedua orang saksi itu adalah laki-laki

e) Kedua saksi itu bersifat adil dalam arti tidak pernah melakukan dosa

besar dan tidak selalu melakukan dosa kecil dan tetap menjaga muruah

atau sopan santun.

f) Kedua saksi itu dapat mendengar dan melihat

f. Mahar

Mahar atau yang disebut juga shadaq ialah pemberian khusus laki-laki

kepada perempuan yang melangsungkan perkawinan pada waktu akad nikah.

Hukum memberikan mahar itu adalah wajib dengan arti laki-laki yang mengawini

seorang perempuan mesti menyerahkan mahar kepada istrinya itu. Dalam

menempatkannya sebagai rukun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Ada yang menamakannya rukun dan ada yang menamakannya syarat.

Dasar wajibnya menyerahkan mahar itu ditetapkan dalam Q.S. An-Nisa‟ ayat

4:

طب لكم عن شيء منو ن فسا فكلوه ىنيئا مريئا وآتوا النساء صدقاتن نلة فإن

Artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)

sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan

kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah

(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

(QS An-Nisa‟ ayat 4)

Mahar itu adalah suatu yang wajib diadakan dijelaskan bentuk dan harganya

pada waktu akad, maka kewajibannya itu harus ditunaikannya selama masa

perkawinan sampai putus perkawinan dalam bentuk kematian atau perceraian.

Mahar yang disebutkan secara jelas dalam akad disebut mahar musamma. Bila

Page 36: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

22

mahar tidak disebutkan jenis dan jumlahnya maka kewajibannya adalah sebesar

mahar yang diterima oleh perempuan lain dalam keluarganya. Mahar dalam

bentuk ini disebut mahar mitsil.

Mahar musamma sebaiknya diserahkan langsung secara tunai pada waktu

akad nikah supaya selesai pelaksanaan kewajiban. Meskipun demikian dalam

keadaan tertentu dapat saja tidak diserahkan secara tunai, bahkan dapat

pembayaran secara cicilan.

Bila mahar tidak dalam bentuk tunai kemudian terjadi putus perkawinan

setelah berlangsung hubungan kelamin, sewaktu akad maharnya adalah dalam

bentuk musamma, maka kewajiban suami yang menceraikan adalah mahar secara

penuh sesuai dengan bentuk dan jumlah yang ditetapkan dalam akad. Namun bila

putus perkawinan terjadi sebelum berlangsung hubungan kelamin, sedangkan

jumlah mahar sudah ditentukan, maka kewajiban suami hanyalah separuh dari

jumlah yang ditetapkan waktu akad, kecuali bila yang separuh itu telah dimaafkan

oleh mantan istri atau walinya.

Adapun bila perkawinan putus sebelum hubungan kelamin dan sebelumnya

jumlah mahar tidak dijelaskan dalam akad maka tidak ada kewajiban mahar.

Sebagai imbalannya Allah mewajibkan apa yang bernama mut‟ah, yaitu

pemberian tertentu yang nilainya diserahkan kepada kemampuan mantan suami.

3. Batas Umur Perkawinan Menurut Hukum Islam

Pada dasarnya, hukum islam tidak mengatur secara mutlak tentang batas umur

perkawinan. Tidak adanya ketentuan agama tentang batas umur melangsungkan

perkawinan diasumsikan memberi kelonggaran bagi manusia untuk mengaturnya.

Menurut M. Makmun Abha (2015:18) seorang yang telah aqil baliqh dan

memiliki bekal, mampu menunaikan kewajiban baik lahir maupun batin, secara fisik

Page 37: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

23

telah mengalami kematangan seksual, dari segi akal telah mencapai kematangan

berpikir, mampu mengambil pertimbangan yang sehat dalam memutuskan sesuatu dan

tanggung jawab, serta bisa mencari nafkah. Dengan demikian sebenarnya islam lebih

menuntut kesiapan masing-masing pasangan dalam menikah. Untuk itu setiap

pasangan dianjurkan untuk mempersiapkan duri sebaik mungkin untuk menghadapi

kehidupan pernikahan.

Al qur‟an secara konkrit tidak menentukan batas usia bagi pihak yang akan

melangsungkan pernikahan. Batasan hanya diberikan berdasarkan kualitas yang harus

dinikahi oleh mereka sebagaimana dalam QS An-Nisa‟ ayat 6:

إذا ب لغوا النكاح فإن آنستم م هم رشدا فادف عوا إليهم واب ت لوا اليتامى حت ن

أموالم

Artinya: Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.

Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta),

maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. QS An-Nisa‟ ayat 6)

Menafsirkan ayat ini, „sampai mereka cukup umur untuk kawin‟ Mujahid

berkata: Artinya Baliqh, Jumhur ulama berkata: Baligh pada anak laki-laki terkadang

oleh mimpi, yaitu di saat tidur; bermimpi sesuatu yang menyebabkan keluarnya air

mani yang memancar, yang darinya akan menjadi anak. (Abdullah,2008:236)

Masa aqil baligh seharusnya telah dialami oleh tiap-tiap orang pada rentang usia

14-17 tahun. Salah satu tanda yang biasa dipakai sebagai patokan apakah kita

sudahaqil baligh atau belum adalah datangnnya mimpi basah (Ihtilam) Akan tetapi

pada masa kita sekarang, datangnya ihtilam sering tidak sejalan dengan telah cukup

matangnya pikiran kita sehingga kita telah memiliki kedewasaan berpikir. Generasi

yang lahir pada zaman kita banyak yang telah memiliki kemasakan seksual, tetapi

belum memiliki kedewasaan berpikir.(Adhim,2004:47)

Page 38: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

24

Pada umumnya ulama berpendapat,seseorang disebut dewasa, apabila telah

mengalami mimpi melakukan hubungan seks bagi laki-laki, dan telah mengalami haid

bagi wanita. Apabila kedua tanda ini belum ditemukan, maka tanda kedewasaannya

dilihat dari segi usia. (Dahlan,2010:95)

C. Pernikahan di Bawah Umur

1. Pengertian Perkawinan di Bawah Umur

Pernikahan di bawah umur adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang

usianya masih dibawah umur. Ketentuan umur yang sudah ditetapkan dalam Undang-

undang perkawinan yaitu Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai

19 (Sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 ( enam

belas) tahun. Jadi pasangan yang melakukan pernikahan dibawah umur dimana usia

keduanya masih dibawah batas minimal yang ditentukan oleh undang-undang yang

berlaku desebut pernikahan dini.

2. Faktor Pendorong Pernikahan di Bawah Umur

a. Menurut RT. Akhmad Jayadiningrat, sebab-sebab utama dari perkawinan dibawah

umur adalah :

1) Keinginan untuk segera mendapatkan tambahan anggota keluarga

2) Tidak adanya pengertian mengenai akibat buruk perkawinan terlalu muda,

baik bagi mempelai itu sendiri maupun keterunannya.

3) Sifat kolot orang jawa yang tidak mau menyimpang dari ketentuan adat.

Kebanyakan orang desa mengatakan bahwa mereka itu mengawinkan

anaknya begitu muda hanya karena mengikuti adat kebiasaan saja.

b. Terjadinya perkawinan dibawah umur menurut Hollean dalam suryono

disebabkan oleh:

Page 39: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

25

1) Masalah ekonomi keluarga

2) Orang tua dari gadis meminta masyarakat kepada keluarga laki-laki apabila

mau mengawinkan anak gadisnya.

3) Bahwa dengan adanya perkawinan anak-anak tersebut, maka dalam keluarga

gadis akan berkurang satu anggota keluarganya yang menjadi tanggung jawab

(makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya) (soekanto,1992:65)

Selain menurut para ahli diatas, ada beberapa faktor yang mendorong

terjadinya perkawinan di bawah umur yang sering dijumpai di lingkungan

masyarakat kita yaitu :

a) Ekonomi

Terjadinya pernikahan di bawah umur diakibatkan karena tingkat ekonomi

masyarakat kita masih rendah. Banyak yang beranggapan bahwa menikahkan

anak mereka diusia muda berarti mengurangi beban keluarga.

b) pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan atau pengetahuan orang tua, anak dan

masyarakat menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang

masih dibawah umur.

c) Faktor orang tua

Orang tuanya khawatir anaknya kena aib, karena anaknya berpacaran sangat

lengket. Sehingga orang tuanya cepat-cepat mengawinkan anaknya.

d) Media massa

Gencarnya media massa dalam megekspose tentang hal-hal yang berbau

seks, menyebabkan remaja kian premisif terhadap kehidupan seks.

Page 40: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

26

e) Faktor Adat

Perkawinan anak usia dini diakibatkan karena keluarga takut dikatakan jika

anak mereka dikatakan atau di cap lingkungan sebagai perawan tua.

3. Akibat Pernikahan di bawah umur

Pernikahan di bawah umur memiliki dampak positif dan negatif bagi yang

melakukannya baik pria ataupun wanita dalam berbagai aspek seperti pendidikan,

biologis, fisik dan psikologis. Meskipun pernikahan di bawah umur memiliki dampak

positif, namun dibandingkan dengan dampak negatifnya tentu sangat tidak seimbang.

Berikut uraian dampak positif dan negatif dari pernikahan dibawah umur.

a. Dampak positif

1) Adanya dukungan emosional, dengan dukungan emosional ini maka dapat

melatih kecerdasan emosional dan spiritual dalam diri setiap pasangan (ESQ).

2) Adanya dukungan keuangan, dengan menikah di usia muda dapat

meringankan beban ekonomi menjadi lebih hemat karena ditanggung berdua.

3) Memiliki kebebasan yang lebih, dengan berada jauh dari rumah atau tempat

tinggal sebelumnya maka dapat memberikan kebebasan bagi pasangan untuk

melakukan hal sesuai keputusannya dalam menjalani hidup bersama, baik

secara fininsial maupun emosional.

4) Belajar memikul tanggung jawab di usia dini, banyak pemuda yang waktu

sebelum menikah tanggung jawabnya masih kecil dikarenakan ada orang tua

yang selalu membantu. Ketika sudah menikah tentu harus dapat mengatur

urusan masing-masing tanpa bergantung pada orang tua.

5) Terbebas dari perbuatan dosa maksiat seperti zina dan lain-lain.

http://www.sehatfres.com/dampak-positif-dan-negatif-dari-pernikahan-di-

usia-dini

b. Dampak negatif

Page 41: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

27

1) Dari segi pendidikan

Dari segi pendidikan, sebagaimana telah diketahui bersama, bahwa seseorang

yang melakukan pernikahan khususnya di usia yang masih muda, tentu akan

membawa berbagai dampak, terutama dalam dunia pendidikan. Contohnya jika

seseorang yang melangsungkan pernikahan ketika baru lulus SMP atau SMA,

tentu keinginannya untuk melanjutkan sekolah menempuh pendidikan yang lebih

tinggi akan sulit tercapai. Hal tersebut dapat terjadi karena motivasi belajar akan

mulai mengendur karena banyaknya tugas dan kewajiban yang harus dilakukan

setelah menikah. Dengan kata lain, pernikahan dini dapat menghambat proses

pendidikan dan pembelajaran.

2) Dari segi biologis

Penyakit kandungan yang banyak diderita wanita yang menikah usia dini,

antara lain infeksi pada kandungan dan kanker mulut Rahim. Hal ini terjadi

karena terjadinya masa peralihan sel anak-anak ke sel-sel dewasa yang terlalu

cepat. Padahal pada umumnya pertumbuhan sel yang tumbuh pada anak-anak

baru akan berakhir pada usia 19 tahun.

Berdasarkan beberapa penelitian yamng pernah dilakukan, rata-rata penderita

infeksi kandungan dan kanker rahim adalah wanita yang menikah di usia dini (di

bawah usia dibawah usia 19 tahun), terkait dengan resiko kebidanan, wanita yang

hamil di bawah usia 19 tahun dapat berisiko kematian pada proses melahirkan.

Resiko lainnya, hamil di usia muda juga rentan terjadinya pendarahan,

keguguran, hamil anggur serta hamil prematur di masa kehamilan. Resiko

meninggal dunia akibat keracunan pada saat kehamilan juga banyak terjadi pada

wanita yang melahirkan di usia dini. Salah satunya penyebab keracunan

kehamilan ini adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Page 42: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

28

Dilihat dari segi kesehatan, pasangan usia muda dapat berpengaruh pada

tingginya angka kematian ibu yang melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh

pada rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak. Menurut ilmu kesehatan, bahwa

usia yang kecil resikonya dalam melahirkan adalah antara usia 29-35 tahun,

artinya melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

mengandung resiko tinggi. Ibu hamil usia 20 tahun ke bawah sering mengalami

prematuritas (lahir sebelum waktunya) besar kemungkinan cacat bawaan, fisik

maupun mental, kebutaan dan ketulian.

3) Dari segi psikologi

Menurut para psikolog,ditinjau dari sisi sosial, pernikahan di usia dini dapat

mengurangi harmonisasi dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi kedua

pasangan yang masih labil, gejolak darah muda dan cara berpikir yang belum

matang. Dengan demikan, dilihat dari berbagai sisi, pernikahan dini akan

membawa banyak kerugian bagi salah satu pasangan. Oleh karenanya, orangtua

wajib berpikir berulang kali jika ingin menikahkan anaknya yang masih dibawah

umur. Bahkan pernikahan dini bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan psikis

dan seks sang anak, yang kemudian dapat mengalami trauma.

Kesetabilan emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat

itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, boleh dibilang baru

berhenti pada usia 19 tahun. Dan pada usia 20-24 tahun dalam psikologi

dikatakan sebagai usia dewasa muda atau lead edolesen. Pada masa ini, biasanya

mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka,

kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin

bertulang menemukan jati dirinya.

4) Dari segi fisik

Page 43: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

29

Pasangan usia muda belum mampu dibebani sesuatu pekerjaan yang

memerlukan keterampilan fisik, untuk mendatangkan penghasilan baginya, dan

mencukupi kebutuhan keluarganya. Faktor ekonomi adalah salah satu faktor

yang berperan dalam mewujudkan dalam kesejahteraan dan kebahagiaan rumah

tangga. Generasi muda tidak boleh berspekulasi apa kata nanti, utamanya bagi

pria, rasa ketergantungan kepada orang tua harus dihindari.

D. Pola Pengasuhan Anak

1. Pengertian pola asuh anak

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap (

KBBI,1988:54)

Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil,

membimbing (membantu;melatih dan sebagainya) dan memimpin (mengepalai dan

menyelenggarakan) satu badan atau lembaga ( KBBI,1988:692)

Pola asuh yaitu cara-cara atau bentuk pengasuhan anak menurut Chabib Thoha

(1997:109), bahwa pola asuh merupakan suatu cara yang terbaik yang dapat ditempuh

orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dan rasa tanggung jawab kepada

anak.

Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak yang dimaksud Pola asuh ialah

Kuasa Asuh, yang dimaksud kuasa asuh di sini adalah kekuasaan orang tua untuk

mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh

kembangkan Anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan sesuai dengan

kemampuan, bakat serta minatnya.

Jadi yang dimaksud pola asuh anak di sini adalah interaksi orang tua dan anak

yang meliputi masa pertumbuhan, perkembangan yang di dalamnya terdapat beberapa

Page 44: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

30

kegiatan antara lain penyusuan, penyapihan, pemberian makan, pendidikan, cara-cara

pendisiplinan, aktivtias anak sehari-hari kehidupan anak dan sikap, harapan, prestasi

dan aspirasi para orang tua. Dan kegiatan tersebut berulang hingga orang tua

mencapai apa yang diharapkan dari anaknya.

2. Macam-macam Pola Asuh

Sebagai seorang pemimpin orang tua dituntut mempunyai dua ketrampilan,

yakini ketrampilan manajemen (managerial skiil) maupun ketrampilan teknis (

technical skiil). Sedangkan kriteria kepempimpinan yang baik memiliki beberapa

kriteria, yaitu kemampuan memikat hati anak, kemampuan membina hubungan yang

serasi dengan anak, penguasaan keahlian teknis membina anak, memberikan contoh

yang baik kepada anak, memperbaiki jika merasakan ada kesalahan dan kekeliruan

dalam mendidik,membimbing dan melatih anak. Menurut Drs. Syaiful Bahri

Djamarah, M.Ag. dalam bukunya yang berjudul “Pola Asuh Orang Tua dan

Komunikasi Dalam Keluarga” terdapat lima belas bentuk atau tipe pola pengasuhan

anak sebagai berikut :

a. Gaya Otoriter

Tipe pola asuh otoriter adalah tipe pola asuh orang tua yang memaksakan

kehendak. Dengan tipe orang tua ini cenderung sebagai pengendali atau

pengawas, selalu memeaksakan kehendak kepada anak, tidak terbuka terhadap

pendapat anak, sangat sulit menerima saran dan cenderung memaksakan

kehendak dalam perbedaan, terlalu percaya diri sendiri sehingga menutup katup

musyawarah. Dalam upaya mempengaruhi anak sering mempergunakan

pendeketan (approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman. Kata-kata

yang diucapkan orang tua adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah,

memonopoli tindak komunikasi dan seringkali meniadakan umpan balik dari

Page 45: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

31

anak. Hubungan antar pribadi diantara orang tua dan anak cenderung renggang

dan berpotensi antogonistik (berlawanan). Pola asuh ini sangat cocok untuk anak

PAUD dan TK dan masih bisa digunakan untuk anak SD dalam kasus-kasus

tertentu.

b. Gaya Demokratis

Tipe pola asuh demokratis adalah tipe pola asuh yang terbaik dari semua tipe

pola asuh yang ada. Hal ini disebabkan tipe pola asuh ini selalu mendahulukan

kepentingan bersama diatas kepentingan individu anak. Tipe ini adalah tipe pola

asuh orang tua yang banyak menggunakan kontrol terhadap anak. Pola ini dapat

digunakan untuk SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi.

Tipe pola asuh demokratis mengharapkan anak untuk berbagi tanggung

jawab dan mampu mengembangkan potensi kepempimpinan yang dimilikinya.

Memiliki kepedulian terhadap hubungan antar pribadi dalam keluarga. Meskipun

tampak kurang terorganisasi dengan baik, namun gaya ini dapat berjalan dalam

suasana yang rileks dan memiliki kecenderungan untuk menghasilkan

produktivitas dan kreativitas, karena tipe pola asuh demokratis ini mampu

memaksimalkan kemampuan yang dimiliki anak.

c. Gaya Laissez-Faire

Tipe pola asuh orang tua ini tidak berdasarkan aturan-aturan. Kebebasan

memilih terbuka bagi anak dengan sedikit campur tangan orang tua agar

kebebasan yang diberikan terkendali. Bila tidak ada kendali dari orang tua, maka

perilaku anak tidak terkendali, tidak terorganisasi, tidak produktif, dan apatis,

sebab anak merasa tidak memiliki maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Orang

tua yang menggunakan gaya ini menginginkan seluruh anaknya berpartisipasi

Page 46: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

32

tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Pola asuh ini

bisa digunakan untuk anak dalam semua tingkatan usia.

d. Gaya Fathernalistik

Fathernalistik (fathernal=kebapakan) adalah pola asuh kebapakan, dimana

orang tua bertindak sebagai ayah terhadap anak dalam perwujudan mendidik,

mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Orang tua menggunakan

pengaruh sifat kebapakannyauntuk menggerakkan anak mencapai tujuan yang

diinginkan meskipun terkadang pendekatan yang dilakukan bersifat sentimental.

Dibalik kebaikannya, kelemahannya adalah tidak memberikan kesempatan

kepada anak untuk tumbuh menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Itulah

sebabnya. Tipe pola asuh ini diberi ciri-ciri berdasarkan sifat-sifat orang tua

sebagai pemimpin. Diantara sifat-sifat umum tipe pola asuh kebapakan adalah

orang tua menganggap anak sebagai manusia yang tidak dewasa, terlalu

melindungi anak, tidak memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil

keputusan dan untuk mengembangkan inisiatif dan kreasi, orang tua sering

menganggap dirinya serba tau. Pola asuh ini cocok digunakan untuk anak PAUD

dan TK dalam kasus-kasus tertentu dan sangat pas digunakan untuk anak usia 0-2

tahun.

e. Gaya Karismatik

Tipe pola asuh karismatik adalah pola asuh orang tua yang memiliki

kewibawaan yang kuat. Kewibaawan itu hadir bukan karena kekuasaan atau

kekuatan , tetapi karena adanya relasi kejiwaan antara orang tua dan anak.

Adanya kekuatan internal luar biasa yang diberkahi kekuatan gaib (supernatural

powers) oleh Tuhan dalam diri orang tua berpegang teguh kepada nilai-nilai

moral dan akhlak yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku. Pola asuh ini

Page 47: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

33

dapat diberdayagunakan terhadap anak usia SD, SLTP, SLTA, dan perguruan

tinggi.

f. Gaya Melebur Diri

Tipe pola asuh melebur diri (affiliate) adalah tipe kepemimpinan orang tua

yang mengedepankan keharmonisan hubungan dan membangun kerja sama

dengan anak dengan cara menggabungkan diri. Ini tipe yang berusaha

membangun ikatan yang kuat antara orang tua dan anak, berupaya menciptakan

perasaan cinta, membangun kepercayaan dan kesetiaan antara orang tua dan anak.

Keakraban antara orang tua dan anak terjalin sangat harmonis. Pola asuh ini bisa

dipakai untuk anak PAUD dan TK. Tetapi untuk anak SLTP hanya sampai batas-

batas tertentu.

g. Gaya Pelopor

Tipe pola asuh orang tua yang satu ini biasanya selalu berada di depan

(pelopor)untuk memberikan contoh atau suri teladan dalam kebaikan bagi anak

dalam keluarga orang tua benar-benar tokoh yang patut diteladani karena sebelum

menyuruh atau memerintah anak, ia harus lebih dulu berbuat. Dengan kata lain,

orang tua lebih banyak sebagai pelopor di segala bidang demi kepentingan

pendidikan anak. Pola asuh ini dapat digunakan untuk anak dalam semua

tingkatan usia.

h. Gaya Manipulasi

Tipe pola asuh ini selalu melakukan tipuan, rayuan, memutar balikkan

kenyataan. Agar apa yang dikehendaki tercapai orang tua menipu dan merayu

anak agar melakukan yang dikehendakinya.Orang tua selalu memtuarbalikan

fakta atau memanipulasi keadaan sebenarnya. Pola asuh orang tua yang bergaya

manipulasi biasanya berhasil mencapai tujuan karena anak yang perlakukan tidak

Page 48: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

34

tau maksud orang tuanya. Pola asuh ini sampai batas-batas tertentu dan sangat

hati-hati masih bisa digunakan untuk PAUD dan TK karena mereka cenderung

belum bisa diberi pengertian dan sangat tidak cocok untuk anak SD, SLTP dan

SLTA. Jangan ke sana ada hantu, jangan menduduki bantal nanti berbisul, itu

beberapa contoh dari sekian banyak tradisi dalam masyarakat.

i. Gaya Transaksi

Pola asuh orang tua tipe ini selalu melakukan perjanjian (transaksi), di mana

antara orang tua dan anak membuat kesepakatan dari setiap tindakan yang

diperbuat. Orang tua menghendaki anaknya mematuhi dalam wujud

melaksanakan perjanjian yang telah disepakati. Ada sanksi tertentu yang

dikenakan kepada anak jika suatu waktu anak melanggar perjanjian tersebut. Pola

asuh ini cocok digunakan untuk anak SD dan SLTP.

j. Gaya Biar Lambat Asal Selamat

Pola suh orang tua tipe ini melakukan segala sesuatunya sangat berhati-hati.

Orang tua berprinsip biar lambat asal selamat. Biar pelan tapi pasti melompat

jauh ke depan. Orang tua tidak mau terburu-buru, tetapi selalu memperhitungkan

secara mendalam sebelum bertindak. Dalam berbicara orang tua menggunakan

bahasa lemah lembut, sopan dalam kata-kata, santun dalam untaian kalimat. Pola

asuh ini cocok digunakan untuk anak PAUD, TK, SD, dan SLTP.

k. Gaya Alih Peran

Gaya alih peran adalah tipe kepemimpinan orang tua dengan cara

mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anak. Pola asuh ini

dipakai oleh orang tua untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengemban tugas dan peran tertentu. Orang tua hanya memfasilitasi dan

membantu ketika solusi atas masalah tidak ditemukan oleh anak. Mesti tidak

Page 49: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

35

diberikan arahan secara detail apa yang harus anak lakukan, tetapi tanggung

jawab dan proses pengambalian keputusan sebagian besar diserahkan kepada

anak.penedelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada anak akan berjalan

baik apabila anak telah paham dan efisien dalam pekerjaan, sehingga kita dapat

melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan

inisiatifnya sendiri. Pola asuh ini bisa digunakan untuk anak SLTP. SLTA, dan

Perguruan Tinggi.

l. Gaya Pamrih

Tipe pola asuh ini disebut pamrih, karena setiap hasil kerja yang dilakukan

ada nilai material. Bila orang tua ingin menggerakan anak untuk melakukan

sesuatu, amak ada imbalan jasanya dalam bentuk material. Jadi, karena ingin

mendapatkan imbalan jasa itulah anak terdorong melakukan sesuatu yang

diperintah oleh orang tua. Poa asuh ini cocok digunakan untuk anak PAUD, TK,

SD dan SLTP, tetapi hanya dalam hal tertentu.

m. Gaya Tanpa Pamrih

Tipe pola asuh ini disebut tanpa pamrih, karena asuhan yang dilaksanakan

orang tua kepada anak mengajarkan keikhlasan dalam perilaku dan perbuatan.

Tidak pamrih berarti tidak mengharapkan sesuatu pun kecuali mengharapkan rida

Tuhan. Pola asuh ini nisa digunakan untuka anak dalam semua tingkatan usia.

n. Gaya Konsultan

Tipe pola asuh ini menyediakan diri sebagai tempat keluh kesah anak,

membuka diri menjadi pendengar yang baik bagi anak. Orang tua siap sedia

bersama anak untuk mendengarakan cerita, informasi, kabar dan keluhan tentang

berbagai hal yang telah dibawa anak dari pengalaman hidupnya. Komunikasi dua

arah terbuka antara orang tua dan anak, di mana keduanya dengan posisi dan

Page 50: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

36

posisi yang berbeda, orang tua berperan sebagai konsultan dan anak berperan

sebagai orang yang menyampaikan pesan. Keduanya terlibat dalam komunikasi

yang dialogis tentang segala sesuatu. Pola asuh ini dapat digunakan untuk anak

dalam berbagai tingkatan usia.

o. Gaya Militeristik

Pola asuh militeristik adalah tipe kepemimpinan orang tua yang suka

memerintah. Tanpa dialog, anak harus mematuhi perintahnya. Tidak boleh

dibantah, harus tunduk dan patuh pada perintah dan larangan. Dalam keadaan

tertentu, ada ancaman, dalam keadaan berbahaya, tipe ini sangat tepat digunakan

untuk menggerakkan anak, karena harus secepatnya dan tepat dalam mengambil

keputusan demi keselamatan anak. Dalam hal-hal tertentu, pola asuh ini dengan

kebijakan orang tua dan sangat hati-hati bisa digunakan untuk anak PAUD, TK

dan SD.

E. Konsep Pengasuhan Anak Menurut UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan

Anak

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa di dalam dirinya melekat

harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka merupakan tunas, potensi, dan

generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran setrategis , ciri dan

sifat khusus sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi

yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Agar kelak mampu

bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara, setiap anak perlu

mendapat perlindungan dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan

berkembang secara optimal baik fisik, mental, maupun sosial. Untuk itu, perlu dilakukan

upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan

Page 51: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

37

terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa adanya perlakuan diskriminatif. Hak hak anak

tersebut sebagai berikut :

1. Pasal 4 Setiap anak berhak dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan dikriminasi.

2. Pasal 5 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas dri dan status

kewarganegaraan

3. Pasal 6 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan

berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan Orang

Tua atau Wali. Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberi kebebasan kepada

anak dalam rangka mengembangkan kreativitas dan intetektualitasnya (daya

nalarnya) sesuai dengan tingkat usia anak. Ketentuan pasal ini juga menegaskan

bahwa pengembangan tersebut masih tetap harus berada dalam bimbingan Orang

Tua atau Walinya.

4. Pasal 7 Anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh

orang tuanya sendiri. Ketentuan mengenai hak anak untuk mengetahui siapa

orang tuanya, dalam arti asal usulnya (termasuk ibu susunya), dimaksudkan untuk

menghindari terputusnya silsilah dan hubungan darah antara anak dengan orang

tua kandungnya, sedangkan hak untuk dibesarkan dan diasuh orang tuanya,

dimaksudkan agar anak dapat patuh dan menghormati orang tuanya. Dan apabila

orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam

keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak

asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 52: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

38

5. Pasal 8 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial

sesuai dengan kebutuhan fisik, ,mental, spiritual, dan sosial.

6. Pasal 9 Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat bakat,

dan setiap anak berhak mnedapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari

kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan pendidik, tenaga kependidikan,

sesame peserta didik dan pihak lainnya. Serta anak penyandang disabilitas berhak

memperoleh pendidikan luar biasa dan anak yang memiliki keunggulan berhak

mendapatkan pendidikan khusus.

7. Pasal 10 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,

mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya

demi pengembangan dirinhya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

8. Pasal 11 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,

bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai

dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.

9. Pasal 12 Anak penyandang disabilitas berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan

sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. Hak dalam ketentuan ini

dimaksudkan untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat

kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpartisipasi

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

10. Pasal 13 Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali atau pihak lain

mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat

perlindungan dan perlakuan:

Page 53: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

39

a. Diskriminasi. Perlakuan diskriminasi, misalnya perlakuan yang membeda-

bedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa,

status hukum ana, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan mental.

b. Ekspoitasi, baik ekonomi maupun seksual. Perlakuan ekspoitasi misalnya,

tindakan atau perbuatan memperalat, memanfaatkan atau memeras anak untuk

memperoleh keuntungan pribadi, keluarga, atau golongan.

c. Penelantaran. Perlakuan pelantaran misalnya tindakan atau perbuatan

mengabaikan dengan sengaja kewajiban untuk memelihara, merawat, atau

mengurus anak sebagaimana mestinya.

d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan. Perlakuan yang kejam, misalnya

tindakan atau perbuatan secara zalim, keji, bengis, atau tidak menaruh belas

kasihan kepada anak. Perlakuan penganiayaan misalnya perbuatan melukai

atau mencederai anak dan tidak semata-mata fisik, tetapi juga mental dan

sosial.

e. Ketidakadilan. Perlakuan ketidakadilan, misalnya tindakan keperpihakan

antara anak yang satu dan lainnya atau sewenang-wenangan terhadap anak

f. Perlakuan salah lainnya. Misalnya tindakan pelecehan atau perbuatan tidak

senonoh kepda anak. Dalam hal ini orang tua, wali atau pengasuh anak

melakukan segala bentuk perlakukan, maka pelaku dikenakan pemberatan

hukuman

11. Pasal 14 Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika

ada alasan atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah

demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir. Dalam

hal pemisahan tersebut anak tetap berhak bertemu langsung dan berhubungan

pribadi secara tetap dengan kedua Orang Tuanya, mendapatkan pengasuhan,

Page 54: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

40

pemeliharaan, pendidikan dan perlindungan untuk proses tumbuh kembang dari

kedua orang tuanya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan martabatnya,

memperoleh pembiayaan hidup dari kedua orang tuanya dan memperoleh hak

anak lainnya. Yang dimaksud “pemisahan” antara lain pemisahan akibat

perceraian dan situasi lainnya dengan tidak menghilangkan hubungan anak

dengan kedua orang tuanya, seperti anak yang ditinggal orang tuanya ke luar

negeri untuk bekerja, anak yang orang tuanya ditahan ataun dipenjara.

12. Pasal 15 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :

penyalahgunaan dalam kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa bersenjata,

pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan dalam peristiwa yang mengandung

unsur kekerasan, pelibatan dalam peperangan, dan kejahatan sesksual.

Perlindungan dalam ketentuan ini meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan

tidak langsung dari tindakan yang membahayakan anak secara fisik dan psikis.

13. Pasal 16 Setiap anak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan,

penyiksaan atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Setiap anak berhak

untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. Penangkapan, penahanan,

atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukuim

yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.

14. Pasal 17 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :

a. Mendapat perlakukan secara manusiawi dan penempatanya dpisahan dari

orang dewasa

b. Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap

tahapan upaya hukum yang berlaku, dan

c. Membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang

objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. Setiap anak

Page 55: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

41

yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan

dengan hukum berhak dirahasiakan.

14. Pasal 18 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak

mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. Bantuan lainnya dalam

ketentuan ini termasuk bantuan medik, sosial, rehabilitasi, vokasional, dan

pendidikan.

undang-undang ini juga memberikan penjelasan kewajiban dan tanggung jawab

orang tua terhadap anak Kewajiban dan tanggung jawab orang tua dalam hal

perlindungan kepada anak adalah sebagai berikut :

Pasal 26

1. Mengasuh, memelihara mendidik dan melindungi anak

2. Menumbukembangkan anak sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya,

3. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak

4. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak.

Pasal 30 dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, melalikan

kewajibannya, terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang

tua dapat dicabut. Pencabutan kuasa asuh tersebut dilakukan melalui penetapan

pengaadilan.

Pasal 45 Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan

merawat anak sejak dalam kandungan. Apabila orang tua dan keluarga tidak mampu

melaksanakan tanggung jawab tersebut maka pemerintah dan pemerintah daerah wajib

memenuhinya dan pelaksanaan tersebut dilakukan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 56: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

42

Kenyataannya orang tualah yang paling dekat dengan sang anak dalam

kesehariannya yang secara langsung memantau pertumbuhan fisik dan psikis sang anak

dan memantau pergaulan keseharian sang anak.

Menurut pasal-pasal tersebut diatas anak berhak mendapat kehidupan yang layak,

memiliki identitas dan mengetahui identitas orang tuanya, mendapatkan pelayanan

kesehatan dan pendidikan, berhak beristirahat dan memmanfaatkan waktu luang untuk

bergaul dan mendapat pengasuhan dan perlindungan dari orang tuanya sehingga orang

tua berkewajiban mengasuh, memelihara, mendidik anak dan memenuhi seluruh hak-hak

anak.

F. Konsep Pengasuhan Anak Menurut Hukum Islam

Dalam istilah fiqh digunakan dua kata namun ditunjukan untuk maksud yang sama

yaitu kafalah dan hadhanah. Yang dimaksud dengan hadhanah atau kafalah dalam arti

sederhana ialah “pemeliharaan”atau “pengasuhan “. Dalam arti yang lebih lengkap adalah

pemeliharan anak yang masih kecil setelah terjadinya putus perkawinan. Hal ini

dibicarakan dalam fiqh karena secara praktis antara suami dan isteri telah terjadi

perpisahan sedangkan anak-anak memerlukan dari ayah/ibunya. (Amir,2006:328)

Para ulama sepakat bahwasanya hukum hadhanah adalah wajib, tetapi mereka

berbeda dalam hal, apakah hadhanah ini menjadi hak orang tua (terutama ibu) atau hak

anak. Ulama mazhab Hanafi dan Maliki misalnya, berpendapat bahwa hak hadhanah itu

menjadi hak ibu sehingga ia dapat saja menggugurkan hak nya. Tetapi menurut jumhur

ulama, hadhanah itu menjadi hak bersama antara orang tua dan anak. Bahkan menurut

Wahbah Al Zuhaily, hak hadhanah adalah hak bersyarikat antara ibu, ayah, dan anak.

Jika terjadi pertengkaran maka yang didahulukan adalah hak atau kepentingan si

anak(Dahlan,1999:415)

Page 57: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

43

Hadhanah merupakan kewajiban orang tua dalam mendidik dan memelihara anak

dengan sebaik-baiknya dalam hal pendidikan, ekonomi, dan segala kebutuhan pokok si

anak, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 233 sebagai berikut:

وعلى المولود لو رزق هن وكسوت هن بالمعروف لمن أراد أن يتم الرضاعة والوالدات ي رضعن أولدىن حولي كاملي

لك ل تضار والدة بولدىا ول مولود لو بولده ل تكلف ن فس إل وسعها فإن أرادا فصال عن وعلى الوارث مثل ذ

هما وتشاور فل جناح عليهما وإن أردت أن تست رضعوا أولدكم فل جناح عليكم إذا سلمتم ما آت يتم ت راض من

للو با ت عملون بصي وات قوا اللو واعلموا أن ا بالمعروف

Artinya:“para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu

bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan

pakaian kepada para ibu dengan cara ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan

menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu

disukai oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepad Allah dan ketahuilah bahwa

Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan ”. (QS Al-Baqarah ayat 233)

Dalam ayat tersebut menjelaskan bagaimana ibu menyusui adalah hak ibu

mendapatkan nafkah bagi si ibu dan terutama anaknya, karena bapak berkewajiban

mencukupi sandang dan pangan. Mereka dibangsakan atas nama bapak dan pemberian

nafkah itu juga hendaklah sesuai dengan kelayakan si wanita dalam lingkungannya,

sehingga ia tidak mengalami kesulitan dalam bentuk pelayanan apapun cara-cara

penuaiannya.

Kewajiban membiayai anak yang masih kecil bukan hanya berlaku selama ayah dan

ibu masih terikat dalam tali perkawinan saja, namun juga berlanjut setelah terjadinya

perceraian. (Amir,2006:328)

Page 58: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

44

Selain hak berupa sandang dan pangan, orang tua juga wajib mengajarkan kepada

anak tentang nilai-nilai agama atau ketuhanan sebagai mana tertera dalam QS At-Tahrim

ayat 6 sebagai berikut:

يا أي ها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأىليكم نارا وقودىا الناس والجارة

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman pelihara dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarrya adalah manusia dan batu” (QS At-Tahrim ayat 6)

Ayat ini menjelaskan tentang orang tua diperintahkan oleh Allah SWT untuk

memelihara keluarganya dari api neraka dengan berusaha agar seluruh anggota

keluarganya melaksanakan perintah dan larangan Allah termasuk anggota keluarga,

dalam ayat ini yaitu anak.

Selain itu, orang tua juga berkewajiban menanamkan keasadaran pada anaknya

tentang tanggung jawab sosial sebagaimana luqman mendidik anaknya dalam QS luqman

ayat 17-18 sebagai berikut :

QS Luqman ayat 17

نكر واصب على ما أصابك إن

عروف وانو عن الم

ذلك من عزم الأمور ياب ن أقم الصلة وأمر بالم

Artinya: Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik

dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mukar dan bersabarlah terhadap apa yang

menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan

(oleh Allah). (QS Luqman:17)

QS Luqman ayat 18

ب كل متال فخور ك للناس ولتش ف الأرض مرحا إن الله لي ولتصعر خد

Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan muka mu dari manusia (karena sombong)

dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Luqman:18)

Berdasarkan ayat-ayat QS Luqman di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai

pendidikan yang wajib diajarkan pada anak antara lain adalah tidak menyekutukan Allah,

setiap perbuatan manusia betapapun kecilnya akan mendapatkan balasan dari Allah SWT,

Page 59: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

45

kewajiban menaanti perintah Allah SWT seperti shalat, amar ma‟ruf nahi munkar, sabar

dalam menghadapi musibah serta tida

Page 60: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

46

BAB III

HASIL PENELITIAN TENTANG POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN

DIBAWAH UMUR

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kondisi Geografis Desa Klakah

Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali terletak dilereng gunung

merepi. Secara administrative, Desa Klakah merupakan salah satu desa dari 10 desa

yang ada di kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Desa klakah terletak 1.210 meter

dari permukaan laut, bentuk wilayah di desa ini 40% datar sampai bergelombang,

55% bergeleombang sampai berbukit dan 60% berbukit sampai bergunung. Jarak desa

dengan pusat pemerintahan kecamatan 10 km dengan waktu tempuh ¾ jam sedangkan

jarak desa dengan kabupaten kota 31 km dengan waktu tempuh selama 1 jam.

Desa Klakah terdiri dari 6 dusun, yaitu :

1) Dusun Klakah Ngisor

2) Dusun Klakah Tengah

3) Dusun Klakah Duwur

4) Dusun Bangunsari

5) Dusun Sumber

6) Dusun Bakalan

Untuk menjangkau lokasi penelitian ini tidak terlalu sulit meskipun sarana

transportasi yang kurang memadai. Transportasi yang banyak digunakan oleh

,masyrakat desa klalah berupa sepeda motor. Desa klalah akan lebih mudah dijangkau

menggunakan alat transportasi, karena tidak sedikit jalan yang rusak dan sempit

karena wilayah tersebut merupakan wilayah perbukitan.

Page 61: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

47

Secara geografis, desa klakah memiliki batas administrative sebagai berikut :

Batas sebalah utara : Desa Jrakah

Batas sebelah selatan : Desa Trogolele

Batas sebelah Barat : Batas wilayah kabupaten Magelang

Batas sebelah Timur : Desa Samiran

2. Keadaan Penduduk Desa Klakah

a. Jumlah penduduk yang dikelompokkan menurut usia

Jumlah penduduk Desa Klakah sesuai dengan data monografi pada tahun 2015

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Klakah Tahun 2015

Umur (Tahun) Jumlah

0-6 338

7-12 276

13-18 337

19-24 336

25-55 345

56-79 561

80 Tahun Keatas 811

Jumlah 3.004

(sumber : Kelurahan Desa Klakah)

b. Penduduk berdasarkan agama

Warga desa Klakah dikenal sebagai kelompok masyarakat yang aktif dan

memiliki potensi tinggi untuk berpartisipasi dalam mengikuti acara sosial keagamaan

yang diadakan oleh desa sendiri. Seperti acara merti desa, syukuran desa, dan juga

mengadakan acara-acara saat hari besar seperti perayaan 17 Agustus, mengadakan

halal bi halal dan lain-lain.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Klakah Berdasarkan Agama

Page 62: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

48

No Agama Jumlah

1. Islam 2.967 orang

2. Kristen 37 orang

3. Khatolik 0 orang

4. Hindu 0 orang

5. Budha 0 orang

6. Konghucu 0 orang

Jumlah 3.004 orang

(Sumber : Kelurahan Desa Klakah)

c. Penduduk menurut mata pencaharian

Bidang ekonomi merupakan salah satu bidang yang amat penting dalam suatu

proses pembangunan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing individu,

yang cukup berpengaruh pada perekonomian itu sendiri. Mata pencaharian

masyarakat desa Klakah ialah sebagian besar petani sayur sayuran.

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Desa Klakah Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 1.784 orang

2. Buruh Tani 30 orang

3. Wirausaha 76 orang

4. Pengrajin 11 orang

5. Buruh bangunan 26 orang

6 Perdagangan 87 orang

Jumlah 2014 orang

(sumber: Kelurahan Desa Klakah)

d. Tempat ibadah

Tabel 3.4 Jumlah Tempat Ibadah Desa Klakah

No Tempat Ibadah Jumlah

1. Masjid 8

2. Mushola 4

Page 63: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

49

3. Gereja 3

(sumber: kelurahan Desa Klakah)

Penduduk Desa Klakah Mayoritas beragama islam namun sebgaian ada yang

memeluk agama Kristen meskipun tidak banyak jumlahnya. Dalam aktivitas

keseharian, masyarakat Desa Klakah sangat taat dalam menjalankan ibadah

keagamaan. Setiap RT dan perdusuanan memiliki kelompok-kelompok pengajian.

Penduduk desa klakah kerap menggelar acara peringatan dengan tema yang

disesuaikan dengan hari besar keagamaan.

e. Data pasangan yang menikah di bawah umur

Tabel 3.5 Jumlah Pasangan yang dibawah umur Selama 5 Tahun Terakhir

No Tahun Jumlah

1. 2013 2

2. 2014 3

3. 2015 3

4. 2016 2

Menurut data dari KUA Kecamatan Selo selama 5 tahun terakhir ini di desa

klakah yang menikah dini sekitar 10an orang.

B. Pola Pengasuhan pada Pasangan Pernikahan di Bawah Umur Di wilayah Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Berdasarkan keterangan pak kadus pada saat wawancara tanggal 19 oktober 2017

menerangkan bahwa pernikahan di bawah umur di desa Klakah sudah membudaya,

pernikahan di desa klakah sudah seperti adat istiadat dan karena penduduk klakah

SDMnya sangat rendah dan pendidikan dianggap tidak penting.

1. Pola pengasuhan pasangan pernikahan dibawah umur pada keluarga PT

a. Data Keluarga

Page 64: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

50

No

Nama Umur Agama Pekerjaan Pendidikan

terakhir

1. PT (laki-laki) 20 tahun Islam sopir pic up dan

penambang pasir

Tamat SD

2. WR (perempuan) 20 tahun Islam Petani Tidak tamat

SD

3. AG ( laki-laki,

anak PT dan WR)

2 tahun Islam - -

b. Pasangan PT dan WR

Pasangan ini menikah pada tanggal 24 juli 2014, pada saat itu usia PT (laki-

laki) 17 tahun sedangkan usia WR (perempuan) ialah usia 16 tahun. Usia mereka jelas

tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku yaitu 16 tahun bagi calon

mempelai perempuan dan 19 tahun bagi calon mempelai laki-laki.

PT dan WR dulu saling mengenal saat menonton kesenian daerah. Setelah

keduanya saling mengenal mereka sering bertemu dan PT sering mengajak WR

menonton bila ada acara pertunjukan di daerah mereka. seiring berjalannya waktu,

orang tua PT mengetahui hubungan mereka, sehingga orang tua takut terjerumus

kedalam pergaulan bebas. setelah tamat SD, PT tidak melanjutkan sekolah dan atas

kemauan mereka maka orang tua PT dan WR menikahkan anak mereka meskipun

usianya belum mencapai syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang perkawinan.

Oleh karena itu pihak KUA menyarankan untuk keduanya melakukan permohonan

dispensasi nikah di Pengadilan Agama Boyolali. Sesuai saran tersebut, mereka

melakukan sidang dispensasi nikah dengan hasil akhir permohonan mereka diterima

oleh hakim setelah sidang yang rumit dan kurang lebih 8 kali sidang.

Selang setahun mereka menikah, mereka dikarunai seorang anak laki-laki AG

lahir pada tanggal 09 januari 2015 dan kini usianya 2 tahun.

Page 65: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

51

Sehari-hari PT bekerja sebagai penambang pasir sebagai sopir pic up, ia

berangkat pagi jam 05.00 sampai malam jam 21.00. Sedangkan WR sehari-hari ke

ladang, sambil membawa anaknya.jarak ladang dengan rumahnya kurang lebih 2km.

maka dari itu, WR membawa bekal untuk makan dan minum satu hari untuk dia dan

anaknya. AG dari kecil diajak ke ladang sampai sekarang sudah terbiasa. WR dan AG

biasanya berangkat ke ladang pagi jam 08.00 sampe jam 17.00. WR terpaksa

mengajak anaknya keladang karena WR ingin mengasuh secara langsung.

Berdasarkan wawancara pada orang tua PT tanggal 4 november 2017, bahwa

PT dan WR mendidik anaknya dengan baik sebagaimana mestinya. Meskipun PT dan

WR tidak berpendidikan yang cukup akan tetapi WR mengasuh AG dengan baik,

kewajiban sebagai orang tua mereka jalankan, seperti pembutan akte, AG juga

diajarkan budi pekerti yang sopan santun, menghormati dengan orang yang lebih tua,

salim cium tangan dengan orang yang lebih tua. WR juga memberitahu hal yang baik

dan yang buruk dari hal yang kecil sejak dini. WR berharap anaknya tidak seperti

kedua orang tuanya yang kurang berpendidikan, setelah AG cukup umur ia akan

disekolahkan agar menjadi anak yang mereka idamkan. PT dan WR menggatakan

anaknya kelak mau menikah diusia berapa itu terserah anaknya, bila anaknya sudah

mampu membina rumah tangga sendiri maka orang tua hanya bisa merestui.

Menurut wawancara terhadap adik PT, PT dan WR sangat memperhatikan

anaknya, terutama WR, setiap WR pergi kemanapun AG selalu dibawa bersamanya.

Hal tersebut berpengaruh terhadap anak, anak tersebut tumbuh jadi anak yang selalu

menuruti apa kata orang tuanya, oleh karena itu AG tidak pernah mendapat perlakuan

kasar dari kedua orang tuanya.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan PT yang bertanggung jawab. Karena hanya

PT lah yang bekerja sedangkan WR keladang mencari rumput untuk makanan ternak

Page 66: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

52

mereka. bapak PT juga berkata, setelah PT dan WR menikah mereka hidup mandiri

tanpa dibantu oleh orang tua.

2. Pola pengasuhan anak pada pasangan pernikahan dibawah umur keluarga EL

a. Data keluarga

No Nama Umur Agama Pekerjaan Pendidikan

terakhir

1. EL (laki-laki) 17 tahun Islam Penambang

pasir

SLTP

2. DL (perempuan) 17 tahun Islam Petani sayur SLTP

3. A (perempuan,

anak EL dan DL)

11 bulan Islam - -

b. Pasangan EL dan DL

Pasangan ini menikah pada tanggal 27 agustus 2016, saat itu usia EL( laki-

laki) ialah 16 tahun sedangkan usia DL (perempuan) ialah sama, yaitu 16 tahun.

Mereka menikah pada usia yang sangat muda dan jauh dibawah syarat sebagaimana

tercantum dalam perundang-undangan.

Awalnya EL dan DL berteman sebagaimana mestinya, mereka saling

mengenal satu sama lain saat mereka masih sama-sama duduk dibangku SLTP, karena

satu sekolahan maka mereka sering bertemu, hingga diantara mereka timbul rasa cinta

yang membuat mereka menjalin hubungan satu sama lain. Dan setelah keduanya lulus

SLTP mereka berdua memutuskan untuk segera menikah meskipun usia mereka

masih belum memenuhi syarat sebagaimana yang tercantum dalam perundang-

undangan. Alasan dari orang tua merencanakan pernikahan anaknya dikarenakan

kemauan anaknya, tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan juga

dikawatirkan pergaulan bebas maka dari itu kedua pihak memutuskan menikahkan

anaknya.

Page 67: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

53

Pengurusan syarat-syarat pernikahan EL dan DL dilakukan bersama-sama

dengan orang tua mereka masing-masing. Mereka dating ke KUA untuk

mendaftarkan pernikahan EL dan DL , berkas-berkas yang dibawa diserahkan untuk

diperiksa oleh KUA. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa usia calon

pengantin tidak mencukupi syarat. Pihak keluarga merasa bingung dan meminta untuk

diupayakan bagaimana jalan keluarnya agar anaknya dapat segera menikah. Pihak

KUA menyarankan untuk melakukan sidang dispensasi nikah di pengadilan Agama

Boyolali. Dengan penjelasan dari pihak KUA, merekapun melakukan sidang

diPengadilan Agama Boyolali dengan hasil akhir sidang bahwa hakim memutuskan

memberi ijin pada EL dan DL untuk melangsungkan pernikahan.

EL sehari-hari bekerja sebagai penambang pasir, pasir tersebut dibawa

kerumah untuk dijadikan batako. Setelah batako jadi, maka batako dijual. sedangkan

DL membantu orang tua EL atau mertuanya dagang sayur, karena mertuanya

pengepul sayur. Dari ladang keladang yang lain, setelah sayur terkumpul diambil EL

untuk dibawa kepasar sayur induk Cepogo. Pekerjaan itu rutin dikerjakan setiap hari

Selang setahun mereka menikah, mereka dikaruniai seorang anak,

A(perempuan), anak tersebut kini berusia 11 bulan.

Dalam hal pengasuhan anak dilakukan bersama-sama tapi DL yang sangat

berperan penting mengingat anaknya masih berusia 11 bulan. DL mengasuh anaknya

dibantu oleh mertuanya. Karena mereka merasa sudah menjadi orang tua maka ia

berkewajiban dan menjalankan hak sebagai orang tua, seperti pembuatan akte,

membelikan susu formula untuk anak mereka, berencana membuat rumah sendiri

karena saat ini mereka masih tinggal dengan orang tuanya.

Meskipun EL dan DL masih tinggal dengan orang tuanya akan tetapi dalam

hal pemenuhan kebutuhan EL yang menanggung kebutuhan pokok mereka. dan

Page 68: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

54

meskipun mereka menikah jauh dari syarat yang tercantum dalam perundang-

undangan mereka jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah bertengkar. (wawancara

dengan DL dengan orang tua EL pada tanggal 25 oktober 2017).

3. Pola pengasuhan anak pada pasangan pernikahan dibawah umur keluarga MS

a. Data Keluarga

No Nama Umur Agama Pekerjaan Pendidikan

terakhir

1. MS (laki-laki) 22 tahun Islam Petani SLTP

2. ST (perempuan) 21 tahun Islam Petani Tamat SD

3. IL (laki-laki, anak

dari MS dan ST)

3 tahun Islam - -

b. Pasangan MS dan ST

Pasangan ini menikah pada tanggal 08 juli 2013, saat itu usia MS (laki-laki) 18

tahun sedangkan usia ST (perempuan) 17 tahun. Dari kenyataan ini jelas usia laki-

laki masih dibawah syarat sebagaimana tercantum dalam perundang-undangan.

Pertemuan keduanya berawal ketika MS dan ST sama-sama sedang menonton

jatilan. setelah berbulan-bulan mereka menjalin hubungan serius maka MS dan ST

bersepakat untuk segera menikah. Setelah kedua pihak merasa yakin, mereka segera

mengurus berkas dan diserahkan ke KUA. Setelah diteliti, ternyata diketahui usia MS

belum memenuhi syarat yang telah tercantum dalam undang-undang perkawinan.

Atas alasan itu, pihak KUA menyarankan kedua belah pihak untuk mengikuti sidang

dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Boyolali. Atas saran KUA, MS dan ST

akhirnya melakukan sidang di Pengadilan Agama Boyolali agar dapat segera

menikah. Setelah tiga kali mengikuti sidang hakim memutuskan untuk mengijinkan

keduanya menikah.

Page 69: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

55

Setelah MS dan ST menikah mereka menempati rumah orang tuanya

sedangakn orang tuanya membuat rumah sendiri di belakang rumah MS dan ST.

Sehari-hari MS bekerja di ladang, berbagai macam sayur ia tanam, seperti brokoli,

kul,sawi,cabai,tomat dan lain-lain. MS dibantu dengan ST.

Setelah setahun pasangan ini menikah, mereka dikaruniai seorang anak yaitu

IL(laki-laki) yang lahir pada tanggal 10 januari 2014, Anak tersebut kini berusia 3

Tahun.

Menurut keterangan dari MS dan ST pada saat wawancara tanggal 4 november

2017, MS dan ST mengasuh anaknya bersama-sama tetapi ST lah yang berperan

penting, ST mengajarkan hal-hal yang baik. IL diajarkan pemahaman agama sejak

kecil, seperti membaca doa sebelum makan selain itu IL juga diajarkan sopan santun.

Sama halnya dengan pasangan PT dan WR, pasangan ini juga sangat memperhatikan

anaknya, apabila ST keladang membantu MS, ia selalu mengajak IL, mereka lebih

suka mengasuh anaknya sendiri dibanding IL dititipkan orang tua mereka atau orang

lain karena mereka bisa mengawasi anak mereka secara langsung bahkan kalau IL

sudah tumbuh dewasa MS dan ST tidak ingin anaknya menikah muda seperti yang

dialami mereka, karena mereka ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri,

cerdas, bertanggung jawab dan kehidupannya lebih baik dari orang tuanya.

Selain itu, ST mengatakan bahwa bila anaknya sudah mulai bersekolah. Ia

akan lebih memperhatikan anaknya, seperti menghantar jemput sekolah, mengajarkan

pada anaknya hal-hal yang diajarkan di sekolah. Meskipun mereka menikah dibawah

umur yang tercantum dalam undang-undang akan tetapi mereka bisa menjalankan

kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Mereka mengasuh dan

mendidik anak mereka dengan baik.

Page 70: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

56

Tanggung jawab dalam hal nafkah keluarga adalah tanggung jawab MS dari

hasil jual sayur diladang, meskipun MS menjual hasil sayur diladang hanya tiap kali

panen tetapi MS tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka dan tidak

meninggalkan tanggung jawab ia sebagai kepala rumah tangga.

Page 71: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

57

BAB IV

ANALISIS POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI BAWAH UMUR

A. Analisis Pola Pengasuhan Anak pada Pasangan di Bawah Umur di Desa Klakah

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Esensi hubungan antara orangtua dengan anak sangat ditentukan oleh sikap orang

tua dalam mengasuh anak. seperti halnya cara-cara yang dipilih dan dilakukan oleh orang

tua dalam mengasuh anak. jadi orang tua memiliki pengaruh yang amat besar dalam

membentuk kepribadian anak yang tangguh sehingga anak berkembang menjadi pribadi

yang percaya diri, berinisiatif, berambisi, beremosi stabil, bertanggung jawab, mampu

menjalin hubungan interpersonal yang positif.

Terdapat beberapa pola pengasuhan anak menurut Drs. Syaiful Bahri Dramarah,

M.Ag, namun dari beberapa bentuk pengasuhan yang ada, pola pengasuhan yang terbaik

yaitu pola pengasuhan demokratis. Hal ini disebabkan pola asuh ini selalu mendahulukan

kepentingan bersama di atas kepentingan individu anak. Pola asuh demokratis

mengharapkan anak untuk berbagi tanggung jawab dan mampu mengembangkan potensi

kepemimpinan yang dimilikinya dan memiliki kepedulian terhadap hubungan antar

pribadi dalam keluarga. Pola asuh ini dapat berjalan dalam suasana yang rileks dan

memiliki kecenderungan untuk menghasilkan produktivitas dan kreativitas karena

mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki anak.

Beda halnya dengan bentuk pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter adalah pola

pengasuhan yang kaku, diktator dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah

orangtua tanpa banyak alasan. Dalam pola asuh otorirer orang tua cenderung sebagai

pengendali atau pengawas, selalu memaksakan kehendak anak.kata-kata yang diucapakan

orang tua adalah hukum atau peraturan yang tidak dapat diubah. Orang tua selalu

Page 72: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

58

menuntut anaknya untuk selalu mengikuti segala kemauannya tersebut akan membuat

anak menjadi pasif, tidak terlatih untuk berinisiatif, sangat tergantung pada orang lain.

Selain dampak yang negatif tersebut, pola asuh ini juga memiliki dampak yang positif.

Pemilihan pola pengasuhan otoriter terhadap anak sangat diperlukan, karena pola asuh

tersebut dapat mengontrol sikap dan kepribadian seorang anak.

Di Desa Klakah kecamatan Selo kabupaten Boyolali pola asuh yang digunakan

oleh pasangan yang menikah di bawah umur adalah pola asuh otoriter. seperti pasangan

PT dan WR serta MS dan ST. Mereka memaksa anaknya untuk diajak berkebun keladang

serta tidak memberikan kesempatan anaknya untuk bermain. Mereka beralasan bahwa

mereka lebih nyaman dan tenang bila anaknya ikut bersama mereka ke ladang tanpa

memikirkan dampak yang ditimbulkan. Meskipun mangsud mereka baik namun hal

tersebut berdampak buruk bagi anak. seperti menyita waktu anak untuk berinteraksi

dengan lingkungan sekitar, anak kurang bergaul dan bermain dengan teman sebayanya.

Pemaksaan kehendak yang dilakukan oleh pasangan PT dan WR serta MS dan ST

terhadap anaknya dan anak harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tua

tersebut menunjukkan bahwa pola asuh yang mereka terapkan adalah pola asuh otoriter.

Hal ini menunjukkan bahwa bentuk pola pengasuhan ini memiliki dampak terhadap

perilaku anak seperti berkembangnya kompetensi, perilaku, prestasi, pengaturan diri.

Orangtua harus tetap melaksanakan fungsi pengawasan dalam setiap hal yang

dilakukan anak. Dalam hal ini tumbuh kembang dan perkembangan anak sangat

tergantung kepada orangtua. Jika melihat teori yang ada seharusnya anak usia 2-3 tahun

diberikan kebebasan untuk bermain dengan teman sebayanya, beristirahat dan

memanfaatkan waktu luang untuk mengeksplore lingkungan sekitar guna

mengembangkan diri. Pola asuh orangtua harus dilakukan secara baik dan maksimal. Hal

ini bertujuan untuk membentuk karakter anak dalam menjalani kesehariannya.

Page 73: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

59

B. Analisis Pola Pengasuhan Anak dalam Prespektif Undang-Undang No 35 Tahun

2014 Tentang Perlindungan Anak

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi karena anak adalah sebagai

tunas,potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran

strategis, ciri dan sifat khusus sehingga wajib dilindungi.Perlindungan anak diatur dalam

undang-undang No 35 tahun 2014.

Dalam undang-undang perlindungan anak No 35 Tahun 2014 pasal 4-18

membahas tentang hak-hak anak, diantaranya: anak berhak mendapat kehidupan yang

layak, memiliki identitas dan mengetahui identitas orang tuanya, mendapatkan pelayanan

kesehatan dan pendidikan, berhak beristirahat dan memanfaatkan waktu luang untuk

bergaul dan mendapat pengasuhan dan perlindungan dari orang tuanya sehingga orang

tua berkewajiban mengasuh, memelihara, mendidik anak dan memenuhi seluruh hak-hak

anak yang tercantum dalam pasal 26, yaitu :

1. Mengasuh, memelihara mendidik dan melindungi anak

2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya,

3. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak

4. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak.

Dalam hal kewajiban orang tua sudah sesuai dan tidak ditemukan adanya

penyimpangan pada pasal 26 tersebut. Semua telah dipenuhi oleh orang tua baik dari

pelayanan kesehatan, pendidikan dan identitas anak. meskipun mereka menikah jauh dari

syarat yang tercantum dalam undang-undang akan tetapi orang tua sudah menjaga

kesehatan anaknya berupa imunisasi, posyandu, pemberian vitamin. Mereka juga berniat

menyekolahkan anaknya apabila usia anak mereka sudah mencukupi dan mereka juga

Page 74: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

60

memberikan nama yang baik untuk anaknya, selain itu mereka juga membuatkan akte

kelahiran anaknya setelah anak mereka lahir.

Keberhasilan pelaksanaan tugas pengasuhan anak juga tidak akan berhasil hanya

oleh faktor tanggung jawab dari orangtua saja, tetapi juga lingkungan memiliki pengaruh

yang sangat besar. Anak yang diasuh dilingkungan yang tidak baik tentu akan

mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Seperti AG anak dari pasangan PT dan WR

serta IL anak dari pasangan MS dan ST yang hampir seluruh waktunya dihabiskan

mengikuti orang tuanya diladang, hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan AG

dan IL.Waktu untuk beristirahat, bermain dengan teman sebayanya dan untuk

mengeksplore lingkungan tersita karena waktu mereka dihabiskan diladang. Hal tersebut

menyimpang dari pasal 11 yang mengatakan bahwa setiap anak berhak untuk beristirahat

dan memenfaatkan waktu luang, bergaul, dengan anak yang sebaya, bermain, dan

berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan

diri, karena jelas AG dan IL tidak diberikan kebebasan sebagaimana yang tercantum

dalam pasal 11 tersebut. Hal itu pun berpengaruh terhadap perkembangan anak yang

mana anak harus dididik dilingkungan yang benar dan anak juga harus diberi kebebasan

untuk bermain dan bergaul dengan teman sebayanya guna untuk pengembangan diri.

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pola Asuh Anak pada Pasangan di Bawah Umur

di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Agama islam mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk juga dalam

urusan pengasuham anak. Anak merupakan titipan dari sang maha kuasa yang sudah

sepantasnya diasuh, dirawat,dididik sebagaimana mestinya. Seorang anak ketika diasuh

dengan baik oleh orang tuanya yang memahami dasar pengasuhan anak dalam islam dan

mampu menerapkannya, maka anak akan memiliki kepribadian yang baik sesuai bentuk

Page 75: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

61

pengasuhan tersebut. Beberapa aturan mengenai pengasuhan anak terdapat QS al Baqarah

ayat 233 sebagai berikut:

وعلى المولود لو رزق هن لمن أراد أن يتم الرضاعة والوالدات ي رضعن أولدىن حولي كاملي

وعلى ل تضار والدة بولدىا ول مولود لو بولده ل تكلف ن فس إل وسعها وكسوت هن بالمعروف

لك هما وتشاور فل جناح عليهما فإن أرادا فصال عن ت راض م الوارث مثل ذ وإن أردت أن ن

وات قوا اللو واعلموا أن اللو با تست رضعوا أولدكم فل جناح عليكم إذا سلمتم ما آت يتم بالمعروف

ت عملون بصي

Artinya:“para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu

bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan

pakaian kepada para ibu dengan cara ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan

menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu

disukai oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa

Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan ”.(QS al Baqarah ayat 233)

Di dalam ayat Al Baqarah ayat 233, Allah memerintahkan untuk

menyempurnakan penyusuan kepada seorang ibu dan pemenuhan kewajiban untuk

memenuhi sandang dan pangan kepada ayah. Hal tersebut diperkuat dengan tulisan sa‟id

bin ali bin wahf al-qahthani dalam bukunya “Rasullullah sang pendidik menjaga amanah

menuju jannah” bahwa nafkah yang baik bersumber dari yang halal. Perintah tersebut

merupakan langkah ataupun cara yang semestinya dilakukan untuk menunaikan

Page 76: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

62

pengasuhan anak. dalam hal ini ayah dan ibu harus saling berkerja sama mendidik dan

mengasuh anak mereka karena pada umumnya, ayah dan ibu akan melakukan

pengasuhan dengan baik apabila terjalin komunikasi, pemahaman, dan juga kesempatan

atas ketersediaan waktu untuk saling berbagi dan melengkapi.

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab III bahwa dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari ditanggung oleh kepala keluarga. hal tersebut berhubungan dengan

QS al-baqarah ayat 233 dimana ayat tersebut menjelaskan bahwa ayah berkewajiban

menafkahi anggota keluarganya.

Pada ketiga pasangan perkawinan di bawah umur di Desa Klakah semua kebutuhan

yang bersifat materiil digantungkan kepada kepala keluarga yakni PT, MS dan EL.

Meskipun mereka menikah diusia yang masih sangat muda akan tetapi mereka tetap

menjalankan kewajiban mereka sebagai kepala rumah tangga. Selain itu PT, MS dan EL

sebagai kepala rumah tangga juga berkewajiban membimbing anggota kekuarganya

untuk bertaqwa kepada Allah, sebagaimana dalam QS At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

الذين آمنوا قوا أنفسكم وأىليكم نارا وقودىا الناس والجارة يا أي ها

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman pelihara dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarrya adalah manusia dan batu”(QS At-Tahrim ayat 6)

Ayat ini menjelaskan tentang orang tua diperintahkan oleh Allah SWT untuk

memelihara keluarganya dari api neraka bukan hanya mengedepankan kepentingan

sosial, melainkan tujuan utama seorang kepala keluarga untuk dapat menjadikan akhirat

sebagai akhirnya dengan berusaha agar seluruh anggota keluarganya melaksanakan

perintah dan larangan Allah. Dalam hal ini anak diberi pemahamanan pendidikan agama

tentang ketaqwaan kepada Allah.

Page 77: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

63

Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari

rumah. Walau secara redaksional ayat tersebut tertuju kepada perempuan dan laki-laki

(ibu dan ayah). Perintah kepada orang beriman agar menjaga keselamatan diri dan seisi

rumah tangga dari api neraka. Caranya adalah dengan menjauhkan perbuatan maksiat,

memperkuat diri dengan iman agar tidak mengikuti hawa nafsu dan senantiasa taat

menjalankan perintah Allah swt.Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap

anak.

Islam sangat memberi perhatian terhadap religiusitas keluarga inti, karenanya

kepala keluarga diminta memberikan bimbingan, nasehat dan pendidikan kepada mereka

secara baik. Diharapkan dari rumah tangga itulah akan terbentuk umat dan selanjutnya

akan tegak masyarakat islam. Keluarga yang rapuh keimananya, maka sendi-sendi

bangunan masyarakat dan bangsa juga akan keropos dan rapuh.

PT dan MS sebagai kepala keluarga berkewajiban membimbing anggota

keluarganya untuk selalu bertaqwa kepada Allah. Mereka mengajarkan anaknya tentang

pengetahuan agama sejak dini, seperti membaca doa sehari-hari dan mengaji. Karena

pengetahuan dan pemahaman mereka yang sangat minim mereka mendidik anak mereka

sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Selain dalam pendidikan agama, mereka

juga mengajarkan anaknya budi pekerti, tata karma dan sopan santun, karena mereka

tinggal dilingkungan pegunungan maka hal tersebut sudah seperti kewajiban bagi seluruh

orang tua agar mengajarkan pada anaknya budi pekerti dan tata krama. Hal tersebut

terdapat dalam QS Luqman ayat 18 :

ك للناس ول ب كل متال تش ف الأرض مرحا إن ولتصعر خد الله لي

فخور

Page 78: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

64

Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan muka mu dari manusia (karena sombong)

dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Luqman:18)

Dalam ayat tersebut dapat disimpulkan bahawa Luqman menanamkan kesadasaran

pada anaknya tentang tanggung jawab sosial. Luqman mendidik anaknya agar berbuat

baik dan hormat kepada orang lain, bergaul secara baik, berperilaku baik, tidak sombong

dan angkuh.

Di Desa Klakah merupakan daerah pegunungan, dimana daerah tersebut sangat

kental dengan budaya, budi pekerti, sopan santun dan tatakrama. Oleh karena itu ketiga

narasumber mengajarkan tatakrama dan sopan santun sejak dini. Sehubungan dengan QS

Luqman yang mana Luqman mengajarkan anaknya tentang tanggung jawab sosial.

seperti halnya AG anak dari pasangan PT dan WR yang sudah diajarakan sopan santun

sejak kecil, seperti salim mencium tangan dengan orang yang lebih tua, berperilaku baik

terhadap orang lain. Hal tersebut membuat anak akan diterima di lingkungan masyarakat

serta disegani dikenal sebagai anak yang baik.

Page 79: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus dan analisis yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Dari penelitian yang dilakukan terhadap beberapa pasangan di bawah umur di Desa

Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali pola pengasuhannya adalah pola asuh

otoriter dimana anak harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tua. seperti

yang dilakukan oleh narasumber dimana mereka memaksa anaknya diajak keladang

serta tidak memberikan kesempatan anaknya untuk bermain. Mereka beralasan bahwa

mereka lebih nyaman dan tenang bila anaknya ikut bersama mereka keladang dan

meraka asuh sendiri tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan.

2. Dalam Undang-Undang No : 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak telah

dijelaskan bahwa orang tua wajib mengasuh, memelihara, dan mendidik anak. dalam

penelitian ini kewajiban orang tua sudah sesuai akan tetapi ditemukan penyimpangan

dalam hak anak yang tercantum dalam pasal 11, dimana anak berhak untuk

beristirahat, dan memenfaatkan waktu luang, bergaul dengan teman sebayanya,

bermain dan berkreasi sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya.

3. Sedangkan dalam Hukum Islam telah di jelaskan bahwa seorang laki laki adalah

pemimpin bagi keluarganya dan harus bertanggungjawab dalam hal material maupun

spiritual. Seperti halnya dalam penelitian ini bahwa orang tua sudah menjalankan

kewajibannya menafkahi anggota keluarganya dan membimbing anggota keluarganya

untuk takqwa kepada Allah SWT serta mengajarkan budi pekerti, tatakrama dan

sopan santun.

Page 80: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

66

B. Saran

1. Bagi pasangan yang menikah di bawah umur

Pola asuh yang diterapkan oleh pasangan pernikahan dibawah umur dalam mengasuh

anak mereka masih belum maksimal karena anak tidak diberi kebebasan untuk

bermain dan beristirahat. Alangkah baiknya jika anak dititipkan kepeda keluarga

dekatnya agar anak bisa bermain. Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang guna

pegembangan diri. selain itu orang tua lebih baik mendidik anak mereka sesuai

dengan UU perlindungan anak yang berlaku dan Hukum islam agar anak tumbuh

menjadi anak yang cerdas, berprestasi dan membanggakan karena anak merupakan

tunas, potensi generasi penerus bangsa.

2. Bagi pemerintah Daerah

Pernikahan dibawah umur bisa berakibat ke hal yang negatif, seperti pada pola

pengasuhan anak yang kurang baik sehingga akan menghasilkan generasi muda yang

kurang berkualitas. Hendaknya pemerintah daerah melakukan kerja sama dengan

masyarakat sekitar untuk menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat akan

pendidikan yang lebih baik. Karena faktor pendidikan ini akan berpengaruh pada

sosial budaya masyarakat Desa Klakah. Dengan kesadaran masyarakat tersebut

sehingga mampu menekan pernikahan dibawah umur yang terjadi di Desa Klakah.

3. Bagi masyarakat

Masyarakat hendaknya jangan terpengaruh kebiasaan atau tradisi yang berlaku dan

perlu adanya peran aktif masyarakat dan ulama dalam memberikan pengetahuan

keagamaan.

Page 81: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin „Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. 2008. Tafsir Ibnu Katsir

M. „Abdul Goffar, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i

Abd. Rahman Dahlan. 2010. Ushul Fiqh. Jakarta: Amzah

Abdul Rahman Ghazaly. 2006 . fiqh munakahat. Jakarta : kencana

Abha, M. Makmun. 2015. Benarkah Aisyah Menikah di Usia 9 Tahun?. Jakarta : Buku Seru.

Ahmad Azhar Basir. 1996. Hukum Perkawinan Islam. Jogjakarta : Perpustakaan Fakultas

Hukum Islam . Universitas Islam Indonesia

Amir Syarifuddin. 2003. Garis-garis besar fiqh. Jakarta : prenada media

Amir syarifuddin.2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta : kencana

Bungin, Burhan.2000. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filosofi dan Metodologi ke

Arah Penguasaan Modal Aplikasi. Jakarta : Rajawali Press

Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah M.Ag, Syaiful Bahri Drs . 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam

Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.

http://erlinpurwanita.blogspot.com/2012/08/dampak-fisik-dan-

psikologis.pernikahan.html?m=1

http://www.sehatfres.com/dampak-positif-dan-negatif-dari-pernikahan-di-usia-dini

Kau, Sofyan A.P.2013.Metode Penelitian Hukum Islam. Yogyakarta:

Mitra Pustaka

Kompilasi Hukum Islam (KHI). Indonesia.2012. Bandung : Citra Umbara

Muhammad Fauzil Adhim. 2004. Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta: Gema Insani

Muhammad Thalib. 2007. Manajemen Keluarga Sakinah. Yogyakarta : Pro U. 195-204

Moleong, M.A.,Lexy J.Prof.DR. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Nuruddin MA, Amiur Dr.H dan Tarigan M.Ag, Azhari Akmal Drs. 2006. Hukum Perdata

Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group.

Pusat Bahasa Depdiknas.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai

Pustaka

Page 82: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

68

Puspitasari. 2006. Perkawinan Usia Muda: Faktor-faktor Pendorong dan Dampaknya

terhadap Pola Asuh Keluarga ( Studi Kasus di Desa Mandalagiri Kecamatan

Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang :

Universitas Negeri Semarang

Sabtorini, Arum.2014. Pola Asuh Anak Pada Pasangan Pernikahan Usia Dini (Studi

Fenomenologi Di Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Skripsi

tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas ISIP jurusan Sosiologi Universitas Negeri

Surakarta

Sarosa, Samiaji.2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks

Sa‟id bin Ali bin Wahf al Qahthani. 2003. Rasullulah sang pendidik menjaga Amanah

menuju jannah. Solo : Tinta medina solo. 94

Soeryono, soekanto.1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT.Grafinda.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Undang-undang No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak

Page 83: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

LAMPIRAN

Page 84: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 85: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 86: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 87: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Novita Purnita Sari Fakultas : Syariah

Nim : 211-13-033 Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Dosen PA : Sukron Ma‟mun, M.Si

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Point

1.

Sertifikat OPAK STAIN SALATIGA 2013

“Rekontruksi Paradigma Mahasiswa

Yang Cerdas, Peka dan Peduli” Oleh

(DEMA) STAIN Salatiga

Salatiga, 26-27

Agustus 2013 Peserta 3

2.

Sertifikat OPAK SYARIAH 2013

“Revitalisasi Intelektualitas &

Spiritualitas Mahasiswa Menuju

Kemajuan Indonesia” Oleh HMJ Syariah

STAIN Salatiga

Salatiga, 29

Agustus 2013 Peserta 3

3.

Sertifikat Library User Education

(Pendidikan Pemakai Perpustakaan) UPT

Perpustakaan STAIN Salatiga

Salatiga, 16

September

2013

Peserta 2

4.

Sertifikat Bedah Buku “Mahkota Untuk

Emak” Oleh LDK Darul Amal Stain

Salatiga

Salatiga, 03

Oktober 2013 Peserta 2

5.

Seminar Nasional Bahasa Arab “Upaya

Menjaga Eksistensi dan Masa Depan

Pembelajaran Bahasa Arab” Oleh

ITTAQO

Salatiga, 09

Oktober 2013 Peserta 6

6.

Sertifikat “How to be a Successful

Creative Preneur to Face ASEAN

Economic Community 2015” Oleh

FATAWA

Salatiga 07

April 2014 Peserta 2

7. Sertifikat “Entrepreneurs is the way of

live” Oleh KPI Salatiga, 16

April 2014 Peserta 3

8.

Sertifikat “SIBA SIBI Training UTS

Semester Genap Tahun 2014” Oleh CEC

dan ITTAQO

Salatiga, 2-3

Mei 2014 Peserta 3

9.

Sertifikat Seminar Nasional “Berkontribusi

Untuk Negeri Melalui Televisi/TV” Oleh

KPI

Salatiga, 05

November

2014

Peserta 6

10.

Piagam Penghargaan “Talk Show Pranika

dengan Tema Menjemput Jodoh Impian ”

Oleh RKI Kota Salatiga dan LDK DARUL

Salatiga, 09

November

2014

Peserta 2

Page 88: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

AMAL STAIN Salatiga

11.

Sertifikat Seminar Nasional “Perlindungan

Hukum Terhadap Usaha Mikro

Menghadapi Pasar Bebas ASEAN” Oleh

HMPS AS

Salatiga, 2014 Peserta 6

12.

Sertifikat bedah buku “Metode Tafsir

Kontemporer Model Pendekatan

Hermeneutika Sosio-Tematik dalam

Tafsir Al-Quran Hasan Hanafi” Oleh

HMPS IAT

Salatiga, 27

November

2014

Peserta 2

13.

Sertifikat “Seminar Nasional

Entrepreneurship” Oleh Gerakan Pramuka

Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi

Salatiga, 16

November

2014

Peserta 6

14.

Sertifikat “Motivasi Wawasan Keislaman

Dakwah Kampus dan Sosialisasi

FSLDKN Pontianak ke-17” Oleh LDK

IAIN SALATIGA

Salatiga, 21

Maret, 2015 Peserta 2

15.

Sertifikat Penghargaan MAPABA

“Menanamkan Nilai-Nilai Aswaja Melalui

Pergerakan dalam PMII” Oleh PMII

Rayon Syariah dan Ekonomi Islam

Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga

Ngablak,08-10

Mei 2015 Peserta 3

16.

Sertifikat Seminar Nasional “Peran

Mahasiswa Syariah dan Hukum dalam

Pembangunan Bangsa” Oleh DEMA

Fakultas Syariah

Salatiga, 27

Juli 2015 Peserta 8

17.

Sertifikat Workshop “Pelatihan Naib

dalam Mengawali Bahtera Mahligai

Rumah Tangga” Oleh HMJ AS Salatiga, 2015 Peserta 3

18.

Sertifikat Workshop Pelatihan Advokasi

“Advokasi Wujud Tri Darma perguruan

Tinggi Ketiga Sebagai Upaya intuk

Mencapai Kemaslahatan” Oleh DEMA

Fakultas Syariah

Salatiga, 03

November

2015

Peserta 3

19.

Sertifikat Seminar Nasional “Hak Gender

Kaum Difabel dalam Prespektif Sosiologi

dan Hukum Islam Himpunan Mahasiswa

Jurusan AHWAL AL-SYAKHSHIYAH”

Oleh HMJ AS

Salatiga, 24

Desember 2015 Peserta 8

20.

Sertifikat Bedah Buku “Agama Baha’I

dalam Lintasan Sejarah di Jawa Tengah”

Oleh Fakultas Syariah IAIN Salatiga dan

Komunitas pemeluk Agama Baha‟I Jawa

Tengah

Salatiga, 26

April 2016 Peserta 2

21.

Sertifikat Seminar Nasional “Analisis

Metode Imsakiyah yang Berkembang di

Indonesia” Oleh DEMA Fakultas Syari‟ah

Iain Salatiga

Salatiga, 02

Juni 2016 Peserta 8

22.

Sertifikat Kuliah Umum Fakultas Syariah

IAIN salatiga “Gerakan Revivalis Islam

Modern dan Perkembangan Hukum di

Indonesia” Oleh Fakultas Syariah IAIN

Salatiga, 02

Juni 2016 Peserta 2

Page 89: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam

Salatiga

23.

Sertifikat Kuliah Umum “Peran Partai

Politik Islam dalam Pentas Poltik

Nasional untuk Mewujudkan Indonesia

Emas” Oleh HTN Fakultas Syariah

Salatiga, 19

September

2016

Peserta 2

24.

Sertifikat Seminar Nasional Problematika

Hakim dan Peradilan “Rekontruksi Ideal

Sistem Peradilan di Indonesia” Oleh HMJ

AS

Salatiga, 22

September

2016

Panitia 8

25.

Sertifikat “Peneguhan Kaum Intelektual

dalam Menolak Paham Redikalisme dan

Intoleransi” Oleh SEMA dan DEMA IAIN

SALATIGA

Salatiga, 31

Oktober 2016 Peserta 2

26.

Sertifikat Seminar Nasional “Sejarah san

Revitalisasi Identitas Bangsa” Oleh HMJ

SKI

Salatiga, 08

November

2106

Peserta 6

27.

Sertifikat Kontribusi Hukum Islam terhadap

Pemberantasan Korupsi di Indonesia

“Bersama Merajut Asa Memberantas

Korupsi di Indonesia” Oleh DEMA

Fakultas Syariah

Salatiga, 10

November

2016

Peserta 2

Page 90: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 91: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 92: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 93: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 94: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam
Page 95: POLA PENGASUHAN ANAK PADA PASANGAN DI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4731/1/SKRIPSI...bawah umur di Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali). Shalawat serta salam