pola pembinaan prestasi olahraga usia dini

5
Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 8 POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINI PADA SD NEGERI 2 PERCONTOHAN TIJUE Amirzan Dosen Prodi Penjaskesrek, FKIP Universitas Jabal Ghafur ABSTRAK Dukungan seluruh unsur yang terkait dalam pengembangan prestasi siswa di sekolah dipandang sebagai suatu hal yang sangat penting dalam program peningkatan prestasi olahraga usia dini di sekolah, dengan penyelenggaraan pembelajaran PJOKyang berfungsi untuk mengembangkan potensi fisik siswa yang mengarah kepada pembinaan aspek psikomotor, karena semua akan bermuara dan bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan potensi kemampuan berolahraga yang ia miliki. Penelitian yang berjudul Pola Pembinaan Prestasi Olahraga Usia Dini Pada SD Negeri 2 Percontohan Tijue bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pembinaan prestasi olahraga usia dini di sekolah, dan bagaimana peran guru bidang studi, karyawan dan Kepala Sekolah dalam membina prestasi olahraga di sekolah. Penelitian yang menentukan sampel Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah Guru PJOK, Guru Kelas, karyawan dan siswa sebanyak 25 orang.Sedangkan isntrumen penelitian dengan mengedarkan angket.Bedasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan bahwa Pembinaan prestasi olahraga usia dini di SD Negeri 2 Percontohan Tijue dilaksanakan dengan kegiatan pembinaan yang terprogram, didukung oleh guru PJOK yang memenuhi keriteria kelayakan, mendapat persetujuan dari semua guru kelas yang ada, kegiatan pembinaan dibiayai seluruhnya oleh sekolah dan wali siswa, kepala sekolah membina dengan baik, hasil penelitian membuktikan bahwa pembinaan cabang olahraga telah berjalan sebagai mana mestinya. Kata Kunci : Prestasi, Olahraga, Usia dini PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) adalah salah satu mata pelajaran yang dikembangkan dengan aspek psikomotor yang lebih dominan,namun pada prinsipnya bertujuan secara umum untuk meningkatkan seluruh komponen yang ada pada diri seseorang, sebagaimana Toha Cholik Mutohir (2002:16) “Pendidikan Jasmani memiliki tujuan yang berbeda dengan pelatihan jasmani seperti halnya dalam olahraga prestasi. Pendidikan jasmani diarahkan pada tujuan secara keseluruhan (multilateral) seperti halnya tujuan pendidikan secara umum”. Dengan sasaran pada pengembangan keterampilan melalui aktifitas fisik, dan unsur gerak, yang mempersiapkan diri individu peserta didik lebih siap menghadapi berbagai tuntutan hidup aktif, progresif dan menyenangkan dalam mencapai kehidupan yang lebih baik, yang mementingkan kemampuan perceptual motorik, dan pembinaan keterampilan gerak fundamental, maka untuk menunjang proses pendidikan secara umum dan dibutuhkan suatu pembinaan yang mengarahkan kepada pembinaan aspek keterampilan yang dirancang dengan program pembinaan yang terarah, Terpadu dan berkelanjutan. Pembinaan dan pengembangan olahraga dikalangan usia sekolah dasar hingga perguruan tinggi secara profesional merupakan hal yang sangat penting, pembinaan keterampilan melalui pembelajaran PJOK, terutama para remaja usia dini yang masih berada pada jenjang pendidikan dengan harapan untuk melahirkan siswa-siswa potensi yang prestasi terutama para siswa yang masih berada pada bangku-bangku sekolah dasar. Sudah saatnya kita mengadakan program-program Pembibitan olahragawan secara terpadu dan menyeluruh, pemandu bakat harus diperbanyak, dan dibina secara teratur, terus-menerus dan terencana, sehingga dapat mencapai prestasi tinggi. Pembibitan olahragawan harus dimulai dari jenjang yang paling bawah seperti di sekolah-sekolah, maka pembinaan yang terorganisir perlu dilaksanakan dengan baik sehingga akan mudah terjangkau terkait pembinaan prestasi

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 8

POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINIPADA SD NEGERI 2 PERCONTOHAN TIJUE

Amirzan

Dosen Prodi Penjaskesrek, FKIP Universitas Jabal Ghafur

ABSTRAK

Dukungan seluruh unsur yang terkait dalam pengembangan prestasi siswa di sekolah dipandangsebagai suatu hal yang sangat penting dalam program peningkatan prestasi olahraga usia dini disekolah, dengan penyelenggaraan pembelajaran PJOKyang berfungsi untuk mengembangkan potensifisik siswa yang mengarah kepada pembinaan aspek psikomotor, karena semua akan bermuara danbermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan potensi kemampuan berolahraga yang ia miliki.Penelitian yang berjudul Pola Pembinaan Prestasi Olahraga Usia Dini Pada SD Negeri 2 PercontohanTijue bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pembinaan prestasi olahraga usia dini di sekolah,dan bagaimana peran guru bidang studi, karyawan dan Kepala Sekolah dalam membina prestasiolahraga di sekolah. Penelitian yang menentukan sampel Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah GuruPJOK, Guru Kelas, karyawan dan siswa sebanyak 25 orang.Sedangkan isntrumen penelitian denganmengedarkan angket.Bedasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan bahwa Pembinaan prestasiolahraga usia dini di SD Negeri 2 Percontohan Tijue dilaksanakan dengan kegiatan pembinaan yangterprogram, didukung oleh guru PJOK yang memenuhi keriteria kelayakan, mendapat persetujuan darisemua guru kelas yang ada, kegiatan pembinaan dibiayai seluruhnya oleh sekolah dan wali siswa,kepala sekolah membina dengan baik, hasil penelitian membuktikan bahwa pembinaan cabangolahraga telah berjalan sebagai mana mestinya.

Kata Kunci : Prestasi, Olahraga, Usia dini

PENDAHULUANPendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan

(PJOK) adalah salah satu mata pelajaran yangdikembangkan dengan aspek psikomotor yanglebih dominan,namun pada prinsipnyabertujuan secara umum untuk meningkatkanseluruh komponen yang ada pada diriseseorang, sebagaimana Toha Cholik Mutohir(2002:16) “Pendidikan Jasmani memilikitujuan yang berbeda dengan pelatihan jasmaniseperti halnya dalam olahraga prestasi.Pendidikan jasmani diarahkan pada tujuansecara keseluruhan (multilateral) seperti halnyatujuan pendidikan secara umum”. Dengansasaran pada pengembangan keterampilanmelalui aktifitas fisik, dan unsur gerak, yangmempersiapkan diri individu peserta didiklebih siap menghadapi berbagai tuntutan hidupaktif, progresif dan menyenangkan dalammencapai kehidupan yang lebih baik, yangmementingkan kemampuan perceptualmotorik, dan pembinaan keterampilan gerakfundamental, maka untuk menunjang prosespendidikan secara umum dan dibutuhkan suatupembinaan yang mengarahkan kepada

pembinaan aspek keterampilan yang dirancangdengan program pembinaan yang terarah,Terpadu dan berkelanjutan.

Pembinaan dan pengembangan olahragadikalangan usia sekolah dasar hinggaperguruan tinggi secara profesional merupakanhal yang sangat penting, pembinaanketerampilan melalui pembelajaran PJOK,terutama para remaja usia dini yang masihberada pada jenjang pendidikan denganharapan untuk melahirkan siswa-siswa potensiyang prestasi terutama para siswa yang masihberada pada bangku-bangku sekolah dasar.

Sudah saatnya kita mengadakanprogram-program Pembibitan olahragawansecara terpadu dan menyeluruh, pemandu bakatharus diperbanyak, dan dibina secara teratur,terus-menerus dan terencana, sehingga dapatmencapai prestasi tinggi. Pembibitanolahragawan harus dimulai dari jenjang yangpaling bawah seperti di sekolah-sekolah, makapembinaan yang terorganisir perludilaksanakan dengan baik sehingga akanmudah terjangkau terkait pembinaan prestasi

Page 2: POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 9

kepada seluruh peserta didik yang memilikipotensi prestasi dikemudian hari.

KONI Pusat (1997:7) menjelaskan"Peningkatan prestasi tidak akan tercapaiapabila pemassalan dan Pembibitan tidakdirencanakan dan diprograrnkan secaraterpadu, terarah,berjenjang, danberkesinambungan". Sehubungan denganpernyataan di atas bahwa upaya pemasalanolahraga merupakan hal yang sangat pentingdilaksanakan, karena tahap ini merupakantahap yang sangat menentukan untukmenimbulkan gairah prestasi olahraga terutamabagi yang berusia remaja, terutama yang masihberada di bangku-bangku sekolah.

Sekolah merupakan bagian yangberfungsi untuk melaksanakan kegiatanpembelajaran sekolah lebih terarah kepadapembinaan potensi prestasi dikalangan siswa,dengan melaksanakan kurikulum denganmenerapkan program yang terukur Pembinaanbibit-bibit unggul berprestasi dan menjanjikanmasa depan prestasi, hal ini memiliki tanggungjawab seluruh komponen bangsa secaraberjenjang, yaitu guru PJOK di sekolahmemiliki tanggung jawab untuk mengadakanpemasalan, memperkenalkan cabang olahragatertentu sesuai kurikulum, berfungsi secaraobjektif dan bertanggung jawab melaksanakanproses pembelajaran dan pelatihan untukmencapai prestasi yang diharapkan.

Dengan demikian maka dalam kerangkaproses pemilihan bibit, pembibitan awal sampaikepada pembinaan prestasi telah tersediarangkaian kelembagaan yang langsungbertanggung jawab, dan tanggung jawabtertinggi ada pada KONI (Komite OlahargaNasional Indonesia), sedangkan yangbertanggung jawab paling bawah adalah guruPJOK di sekolah. Dengan demikian pembinaanprestasi di sekolah perlu ditindak lanjuti olehseluruh personil sekolah terutama melaluikebijakan kepala sekolah, bahkan telahdiselenggarak pewrlombaan dan pertandinganantar sekolah ditingkat Kabupatren, Propinsidan Nasional yang di gelar seperti kegiatanO2SN.

Dukungan kepala sekolah dalampengembanganpembelajaranPendidikanJasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) disekolah dipandang sebagai suatu hal yangsangat penting karena melalui penyelenggaraanpendidikan jasmani dapat mengembangkanpotensi Fisik siswa untuk mengembangkanpotensi kesegaran jasmani yang bermuara

kepada pembinaan kesiapan siswa menjalankantugas dan kewajibannya di lingkunganmasyarakat secara fisik, menjadi dasarpembinaan kemampuan berolahraga yangmengarah kepada upaya pembibitan prestasiolahraga dan menjadi dasar pembinaan disekolah-sekolah.

Namun bagaimana peran kepala sekolah,guru PJOK, maupun guru bidang studi yanglainnya terkait dalam hal pembibitan danpembinaan cabang olahraga prestasi di sekolahmelalui pembelajaran dan pelatihan untukmencapai suatu keberhasilan prestasi olahragadi sekolah, apakah mereka sebagai insan yangterkait dalam pembinaan olahraga usia dinitersebut mampu menyediakan alat dan fasilitasolahraga secara lengkap dan memenuhi standarkelayakan untuk digunakan serta memberikanbekal ketrampilan untuk diperagakan saatmengikuti pertandingan maupun perlombaan disegala tingkatan kegiatan yangdiselenggarakan, bagaimana dukungan kepalasekolah dalam kegiatan pemassalan olahraga disekolah, bagaimana program guru PJOK untukmenuju sebuah berhasilan kegiatan pembibitanolahraga serta bagaimana dukungan para gurubidang studi lainnya dan karyawan terhadappembibitan olahraga di sekolah.

Pembinaan prestasi usia dini di sekolahdilakukan berdasarkan cabang olahraga tertentuyang dikembangkan struktur kurikulum PJOKdan kesehatan di sekolah. Pembinaan cabangolahraga dalam mata pelajaran PJOK dankesehatan (penjaskes) dalam melaksanakankurikulum sesuai dengan alokasi waktu yangtersedia di dalam jam pelajaran.Pengembangan pembelajaran penjaskestersebut berdasarkan program pembelajaran.

Pembinaan prestasi usia dini di sekolahyang menggunakan waktu diluar kurikulumatau kegiatan ekstra kurikuler denganmemanfaatkan waktu sore hari, kegiatantersebut diadakan latihan pembinaan fisik danteknik dengan pembinaan teratur yngmenggunakan program latihan yang sesuaidengan tujuan prestasi. Pembinaan diarahkankepada siswa-siswa yang memiliki potensi danbakat prestasi, dengan kondisi yang ungguldalam daya tahan, kecepatan, dengan kondisifisik pemain sepakbola yang menjadi dasarpencapaian prestasi sepakbola di sekolah.

Guru PJOK di sekolah berperanmembina kondisi fisik siswa dengankemampuan fisik yang mengarah kepadakeunggulan jasmani dalam kapasitas memiliki

Page 3: POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 10

kemampuan kesegaran jasmani yang mampumelaksanakan tugas dengan berhasil.Hal inisesuai dengan pengertian kesegaran jasmani itusendiri yaitu sebagaimana Sadoso (1994:19)bahwa “Kesegaran jasmani adalah kemampuanseseorang untuk menunaikan tugas sehari-haridengan gampang, tanpa merasa lelah yangberlebihan dan masih mempunyai sisa ataucadangan tenaga untuk menikmati waktusenggangnya dan untuk keperluan-keperluanyang mendadak”.

Terdapat berbagai kondisi objektif yangdikatakan orang berada dalam keadaan fitkesegaran jasmaninya yaitu yang mempunyaikekuatan, kemampuan dan ketangkasan,kesanggupan dan kreasi, day tahan untukmelakukan Pekerjaan dengan efisien tanpamengalami kelelahan yang berarti, kalau jugamencapai keadaan yang kurang bertenaga,maka segera akan merasa fit kembali dalamwaktu yang tidak terlalu lama, sehingga masihmemiliki cadangan energi dan semangat positifdalam memperhatikan fungsinya bagi keluargadan masyarakat.

Guru PJOK merupakan salah satu unsuryang bertanggung jawab terhadapkelangsungan pembinaan prestasi olahraga disekolah, peran guru penjaskes sangat pentingartinya di dalam melaksanakan prosespembelajaran penjaskes, guru penjaskes, gurupenjaskes dapat melaksanakan pembinaanprestasi usia dini di sekolah dengan mendasarimenyelenggarakan pemassalan olahraga yangbertahap kepada siswa kemudian membinadengan program yang berkelanjutan yangterarah kepada dasar pembinaan prestasi.

Pembibitan prestasi olahraga di sekolahmerupakan bagian dari tugas, peran dan bagiantanggung jawab guru penjaskes di sekolah,guru berperan melaksanakan Pembibitanolahragawan di sekolah, dalam hal ini Mutohir(2002:21) mengemukakan “Idealnya, sesuaidengan pandangan hidup (filsafat) dan konseppendidikan jasmani yang kita anut, pembinaanolahraga usia dini tiu diarahkan padapengenalan dan penguasaan ketrampilan dasarsuatu cabang olahraga yang dilengkapi denganpengembangan ketrampilan serta kemampuanfisik yang bersifat umum”.

DUKUNGAN PIHAK TERKAIT DALAMPEMBINAAN PRESTASI USIA DINI

Arismunandar (1972) mengemukakan"Secara rata rata pembinaan dini dimulai padausia 10 tahun dan dibutuhkan latihan 8 tahun

hingga 10 tahun untuk menjadi juara". Kutipandi atas membuktikan bahwa pembinaanseorang atlit membutuhkan waktu yangpanjang, dengan melibatkan berbagai unsurepembina, diantaranya adalah :

1) Pihak sekolah (pemerintah), dalam halini melibatkan

a. Guru penjaskes.b. Kepala sekolah.c. Pemerintah daerah.2) Pihak keluarga (orang tua).3) Pihak masyarakat.Pembinaan prestasi yang membutuhkan

waktu latihan antara 8 tahun pembinaan, untukitu peran guru di sekolah sangat penting artinyadalam membina kesiapan siswa, pembinaanyang dilakukan di bangku sekolah semasa anakdalam kelompok umur usia dini, pada saatsiswa masih duduk di bangku sekolah dasarkelas IV, sampai siswa masih sekolah tingkatSLTA, bahkan sampai pada jenjang perguruantinggi, untuk memenuhi aspek pembinaantersebut maka keberadaan guru PJOK disekolah merupakan hal Yang sangat bergunadalam, mengembangkan bakat dan prestasisiswa.

Kepala sekolah dengan programpembinaan yang dilakukan secaraterus¬menerus dalam memanfaatkan segalasumber daya yang ada, baik sebagai sumberdaya siswa yang membawa potensi, pemerintahyang menyediakan berbagai kebutuhan, orangtua dengan peran dan tanggung jawabnya, danmasyarakat dalam, mengontrol kegiatanpembinaan.Dalarn hal ini kepala sekolahmenjadi fasilitator pembinaan prestasisepakbola di sekolah dan dikembangkannyadiluar sekolah dengan tujuan prestasi.

Pemerintah daerah mempunyai perandan tangung jawab yang besar dalampembinaan prestasi siswa di sekolah denganberbagai program pembinaan yang dilakukan,pemerintah memiliki posisi yang kuat dalammembina prestasi siswa, karena berbagaikeunggulan, diantaranya memiliki power yangpolice untuk menentukan kebijakan danprogram pembinaan berdasarkan kekuatankeunggulannya. Pemerintah dapat menentukanlangkah dan menetapkan sikap yang diperlukanuntuk pembinaan prestasi, prestasi usia diniberhubungan dengan siswa di sekolah,sedangkan sekolah merupakan aset pemerintahyang perlu dilestarikan oleh seluruh komponenyang ada.

Page 4: POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 11

Bayi yang baru dilahirkan sang ibulaksana selembar kain atau kertas putih yangtidak ternoda oleh suatu coretan apapun, hanyayang membuat mereka berwarna atau bernodaadalah disebabkan karena faktor lingkungananak itu berada, apakah lingkungan keluarga,lingkungan sekolah/pendidikan ataupunlingkungan masyarakatnya. Sebaliknya ketidakternodaan anak yang baru dilahirkan itumemiliki potensi rasa, karsa, pikir, intelegensi,kemauan dan lain lain yang bakal berkembangbila dipengaruhi dengan metoda metodatertentu yang disebut dengan pendidikan.

Pada umumnya orang orang yangmempunyai bakat dan prestasi olahragatertentu dapat terwarisi kepada anak anaknya,sebagai contoh : seorang ayah yang memilikibakat dan prestasi sepakbola akan turun bakatdan prestasi sepakbolanya itu kepada salah satuatau lebih anaknya berbakat sepakbola. Cumaperkembangan bakat itu sangat tergantungkepada pembinaan.

Kehadiran peranan orang tua yangmemiliki dedikasi yang besar tentuakanberpengaruh dalam membina,mengarahkan, dan mengembangkan potensiyang dimiliki si anak sehingga akanberkembang seiring dengan perkembanganfisiknya. Keluarga merupakan sebuah wadahyang dapat diandalkan untuk membina potensianak agar dapat dikembangkan menjadimanusia yang bakal berprestasi.

Dukungan orang tua di rumah sangatberpengaruh dan memegang peranan yangsangat penting untuk membina potensi anakbaik yang berhubungan dengan pengembangankepribadian, ketrampilan dan potensi bakat,minat, maupun dalam hubungannya denganpembinaan ketrampilan, menyediakan waktuyang cukup dan kesempatan yang bermanfaatuntuk mengembangkan ketrampilan menguasaiteknik yang diperlukan dalam mempelajaricabang olahraga tertentu, mengikuti latihanteratur dengan dukungan moral sebagaimotivasi positif sehingga dapat menghasilkansuatu prestasi yang dapat dibanggakan.

Masyarakat besar pengaruhnya dalammembina prestasi sepakbola, sebagai hadirnyapenonton dalam satu pertandingan, salah satusifat penonton adalah jenis penonton objektifyaitu yang menghendaki tersajinya mutupertandingan yang enak dinikmati.Pertandingan ini menuntut pemainnya untukmenyuguhkan mutu pertandingan yangmendapat support penonton, penonton tipe ini

tidak dapat menerima penampilan pemain yangmenyajikan penampilan buruk. Kesebelasanyang sanggup menampilkan permainanmenarik mendapat dukungan moral penontonterlepas dari menang kalahnya kesebelasanyang tampil, dan menjadi moment berhargadalam menciptakan prestasi sepakbola.

PROSEDUR PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian

dengan pendekatan kualitatif. MenurutMoleong (1990) Penelitian kualitati berakarpada latar almiah sebagai keutuhan,mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,mamfaat metode kual;itatif menggunakananalisa secara induktif. Penelitian kualitatiflebih mementinhgkan proses daripada hasil.

Menurut Sugino (2007) Dalampenelitian kualitatif instrumen utamanyainstrumen peneliti sendiri, namun selanjutnyasetelah fokus menjadi jelas, makakemungkinan instrument sederhana menjadiyang diharapkan dapat melengkapi data danmembandingkan dengan data yang telahditemukan melalui observasi dan wawancara.Peneliti akan terjun sendiri ke lapangan untukmelakukan pengumpulan data, analisa data dankesimpulan. Sebagaimana yang dikemukakanoleh Nasuytian (1988) dalam Sugiyono (2007): Dalam kualitatif tidak ada pilihan laindaripada menjadikan manusia sebagaiinstrument penelitian utama. Alasannya ialahbahwa, segala sesuatunya belum mempunyaibentuk yang pasti. Masalah focus penelitian,prosudur penelitian, hipotesis yang digunakan,bahkan hasil yang diharapkan, itu tidak dapatditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkansepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yangserba tidak pasti dan tidak jelas, tidak adap[ilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri alatsatu-satunya yang dapat mencapainya.Sehingga yang dijadikan objek atau inpermendalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah,Guru PJOK, Guru Kelas dan Karyawan yangada SD Negeri 2 Percontohan Tijue.

HASIL PENELITIANBerdasarkan hasil penelitian dari 26

tabel atau soal pada angket hanya tiga tableyang mencerminkan bahwa pembinaanolahraga usia dini tidak berjalan sebagai manamestinya, sedangkan 23 tabel yang lainnyadapat dujadikan sebagai acuan kegiatanpembinaan prestasi olahraga usia dini telah

Page 5: POLA PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA USIA DINI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 12

berjalan dengan baik, serta didukung olehbukti-bukti yang telah dikumpulkan, makadapat dikemukakan bahwa pembinaan prestasiolahraga usia dini di SD Negeri 2 PercontohanTijuetelah dilaksanakan dengan baik, artinyakegiatan pembinaan yang telah terprogram,didukung oleh guru PJOK yang memenuhikeriteria kelayakan sebagai guru dan pelatih,mendapat persetujuan dari semua guru kelasdan seluruh karyawan yang ada, kegiatanpembinaan dibiayai seluruhnya oleh sekolahdan wali murid, serta kepala sekolahmemberikan dukungan sepenuhnya dalamkegiatan pembinaan prestasi program usia dinidi sekolah tersebut.

Guru PJOK bersama siswa telahmengawali program pembinaan yang matangdengan kegiatan yang cukup bearti untukmembina prestasi siswa yang diikuti denganantusiasme tinggi, dukungan alat dan fasilitasyang cukup, termasuk dana transportasi siswayang memadai, mengapat dukungan orang tuasiswa secara baik, penerapan latihan yangberimbang antara fisik dan tehnik, dan dalamsituasi menghadapi pertandingan jugadiberikan latihan dengan sasaran membinamental agar siap menghadapi lawan, segalakelemahan dalam pertandingan dibahas denganseksama dan diperbaiki pada latihanberikutnya, pembinaan ini telah menjadiprogram tetap yang mengarah pada pembinaanprestasi olahraga usia dini secara terus menerusatau berkesinambungan.

KESIMPULANPembinaan prestasi olahraga usia dini

pada SD Negeri 2 Percontohan Tijue telahmengemabangkan program latihan yang teraturpada klub sekolah yang bertujuan utnukmencapai prestasi olahraga usia dini secaramaksimal. Pembinaan didukung oleh seluruhguru kelas, karyawan dan antusiasme siswa,dukungan dana yang cukup, dukungan danpembinaan kepala sekolah serta bantuanpartisipasi orang tua. Guru PJOK bersamasiswa mengawali program pembinaan prestasidengan dukungan alat dan fasilitas yang cukup,pemberian dana transportasi siswa, penerapanlatihan fisi, tehnik dan mental yang berimbang.

DAFTAR PUSTAKAAhmad Patusuri. 2012. Manajemen Pendidikan

Jasmani dan Olahraga.Jakarta : RinekaCipat.

Boyke Mulyana.2012. Ilmu KesehatanOlahraga. Bnadung. PT. Remaja RosdaKarya.

H. JS. Sudarta. 2010. Pertumbuhan danPerkembangan Peserta Didik(Olahraga Kesehatan). Bandung.Penerbit Alfabeta.

Cholik, Toha Mutohir. 2002. Gagasan-GagasanTentang Pendidikan Jasmani danOLahraga.Penerbit : Unesa UniversityPress.

Dini Rosdiani. 2012. Model PembelajaranLangsung dalam Pendidikan Jasmanidan Kesehatan. Bandung. PenerbitAlfabeta.

Harsuki. 2012. Pengantar ManajemenOLahraga. Jakarta PT Raja GrafindoPersada.

E Mulyasa (2003) Kurikulum BerbasisKompetensi. Konsep, Karakteristik,dan Implentasi. Bandung : RemajaRosdakarya.

Mahendra. 2003. Hakekat Pendidikan Jasmani:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rusli Lutan .1996.Hakekat danKarakteristik Pendidikan Jasmanidan Keschatan dalam Kurikuium D2PGSD.Jakarta : Dirjen Depdikbud.

Roesdianto. 2012. Permainan dan Olahraga.Penerbit : Universitas Negeri Malang.

Roesdianto.2012.Sejarah Olahraga danPendidikan Jasmani.Penerbit :Universitas Negeri Malang.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung : Alfabeta.