pola pembiayaan usaha kecil syariah (ppuk) · untuk mendukung perkembangan lembaga keuangan syariah...

84

Upload: dotu

Post on 19-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan
Page 2: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH(PPUK)

GULA AREN(Gula Semut dan Gula Cetak)

Page 3: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 4: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

i

KATA PENGANTARCetakan Syariah

Dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),

Bank Indonesia memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan penyediaan

informasi. Salah satu informasi yang disediakan oleh Bank Indonesia adalah buku

pola pembiayaan. Sampai saat ini, telah tersedia 106 judul komoditi. Buku pola

pembiayaan tersebut semua mengunakan sistem konvensional (suku bunga).

Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

penyediaan buku pola pembiayaan dengan sistem syariah. Buku pola pembiayaan

syariah yang disediakan merupakan konversi dari data dan informasi buku yang

sudah diterbitkan. Oleh karena itu bagi peminat yang ingin memanfaatkannya

diharapkan dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

Dari 106 judul buku pola pembiayaan yang sudah tersedia, sampai dengan

tahun 2008 Bank Indonesia telah mengkonversikan ke sistem syariah sebanyak

21 judul buku. Pada tahun 2009, Bank Indonesia melakukan konversi 5 (lima)

buku pola pembiayaan ke sistem syariah. Satu diantara buku pola pembiayaan

yang dikonversikan ke sistem syariah adalah usaha gula aren dengan produk gula

semut dan gula cetak. Sedangkan produk pola pembiayaan yang digunakan adalah

musyarakah (bagi hasil).

Dalam penyusunan pola pembiayaan dengan sistem syariah, Bank Indonesia

memperoleh bantuan dari banyak pihak antara lain PT. Bank Syariah Mandiri baik

di kantor pusat maupun kantor cabang, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk,

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia,

PT. Bank Syariah Mega Indonesia dan berbagai nara sumber korespodensi

baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Atas sumbang pikir dan bantuan

kelancaran penyusunan buku pola pembiayaan syariah ini, Bank Indonesia cq Biro

Pengembangan BPR dan UMKM (BPBU) menyampaikan terimakasih.

Page 5: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)ii

Sedangkan bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan

bagi penyempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan

buku ini dapat menghubungi: BPBU - Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan

dan UMKM (TP3KU), Bank Indonesia dengan alamat:

Gedung Tipikal (TP), Lt. VJl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110

Telp: (021) 381-7412, Fax: (021) 351 – 8951

Email: [email protected]

Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat

memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan UMKM dan Lembaga

Keuangan Syariah.

Jakarta, Desember 2009

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM

Page 6: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

iii

No Unsur Pembiayaan Uraian

1 Jenis usaha Usaha Pembuatan Gula Aren

2 Skala usaha optimum Skala industri kecil dengan produksi gula aren per bulan

12.500kg gula aren semut dan 1.250kg gula aren

cetak.

3 Lokasi Usaha Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak

4 Dana yang diperlukan - Investasi = Rp259.200.000,-

- Modal Kerja = Rp 92.251.458,-

- Total = Rp351.451.458,-

5 Sumber Dana Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan modal sendiri

6 Plafon Pembiayaan a. Plafon pembiayaan dari LKS:

Pembiayaan modal kerja sebesar 80% dari

total pembiayaan modal kerja yaitu sebesar

Rp.70.000.000,-

b. Kontribusi nasabah:

- ±20% dari total kebutuhan modal kerja sebesar

Rp.22.251.458,-

- 100% dari biaya investasi:Rp.259.200.000,-

Total kontribusi nasabah sebesar Rp. 281.451.458,-.

7 Akad Pembiayaan Kebutuhan pembiayaan usaha gula aren adalah

akad musyarakah (murni), hal ini karena biaya yang

dibutuhkan adalah untuk modal kerja dengan kontribusi

modal baik dari nasabah maupun dari Lembaga

Keuangan Syariah (LKS).

8 Jangka Waktu Pembiayaan Pembiayaan modal kerja selama 1 tahun,dapat

diperpanjang jika sudah jatuh tempo sepanjang kinerja

pembiayaannya bagus (sesuai dengan kriteria bank

bersangkutan)

Ringkasan Pola Pembiayaan Usaha Kecil SyariahUsaha Pembutan Gula Aren

Page 7: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)iv

9 Perhitungan nisbah a. Berdasarkan pengakuan pendapatan (revenue

sharing) yang disepakati oleh kedua belah pihak

melalui berita acara bagi hasil.

b. Pengakuan pendapatan ini dilakukan setiap

bulan,sebagai dasar perhitungan perolehan nisbah

kedua belah pihak.

10 Nisbah Bank 0,76%

11 Nisbah Nasabah 99,24%

12 Periode Pembayaran

Pembiayaan

- Angsuran pokok pembiayaan dilakukan pada akhir

periode pembiayaan

- Nisbah bagi hasil bank dibayarkan setiap bulan

13 Kelayakan Usaha

a. Periode Proyek

b. Skala usaha

Gula Cetak

Gula Semut

c. Tingkat Teknologi

d. Pemasaran Produk

5 tahun

1.250 kg/bulan

12.500 kg/bulan

Manual dan Mesin sederhana

Dijual langsung, agen, pesanan

14 Kelayakan Usaha a. Usaha pembuatan Gula Aren mampu menghasilkan

keuntungan setelah membayar kewajiban

pembiayaan kepada LKS.

b. Total nisbah yang diperoleh dari pembiayaan modal

kerja dengan akad musyarakah diproyeksikan adalah

Rp.9.800.000,-.

c. Dengan demikian usaha pembuatan Gula Aren layak

untuk diusahakan dan memperoleh pembiayaan dari

LKS.

Page 8: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

v

DAFTAR ISI

HalKATA PENGANTAR .................................................................................... i

RINGKASAN ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

DAFTAR FOTO ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha ............................................................................... 5

2.2. Pola Pembiayaan ....................................................................... 6

BAB III ASPEK TEKNIS PRODUKSI 3.1. Lokasi Usaha ............................................................................. 9

3.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan .................................................. 9

3.2.1. Fasilitas Produksi ............................................................. 9

3.2.2. Peralatan ........................................................................ 10

3.3. Bahan Baku ............................................................................... 10

3.4. Tenaga Kerja .............................................................................. 10

3.5. Teknologi ................................................................................... 11

3.6. Proses Produksi .......................................................................... 11

3.7. Jenis, Jumlah dan Mutu Produksi ............................................... 17

3.8. Produksi Optimum ..................................................................... 18

3.9. Kendala Produksi ...................................................................... 18

Page 9: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)vi

BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.1. Aspek Pasar ............................................................................... 21

4.1.1. Permintaan ...................................................................... 21

4.1.2. Penawaran ..................................................................... 21

4.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ............................. 22

4.2. Aspek Pemasaran ...................................................................... 23

4.2.1. Harga ............................................................................. 23

4.2.2. Jalur Pemasaran Produk .................................................. 23

4.2.3. Kendala Pemasaran ........................................................ 24

BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah ..................................... 25

5.2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan ....................................... 26

5.2.1 Karakteristik Usaha Gula Aren ......................................... 26

5.2.2 Pola Usaha dan Pembiayaan..………................................... 27

5.2.3 Produk Musyarakah ........................................................... 28

5.3. Asumsi dan Parameter Teknis ..................................................... 30

5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek ........................................ 32

5.4.1 Biaya Investasi ......................................... .......................... 32

5.4.2 Biaya Operasional ......................................... .................... 33

5.5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ............................... 34

5.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan ............................................. 36

5.7. Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) ........................... 36

5.8. Proyeksi Arus Kas ....................................................................... 37

5.8. Proyeksi Perolehan Nisbah Pembiayaan ....................................... 38

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial ......................................................... 41

6.2. Aspek Dampak Lingkungan ....................................................... 41

Page 10: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

vii

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ............................................................................... 43

7.2. Saran ......................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 47

DAFTAR WEBSITE ..................................................................................... 48

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 50

Page 11: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 1.1. Pohon Industri Produk Turunan Aren .................................... 1

Gambar 3. 1. Diagram alur proses produksi gula aren cetak dan

gula semut oleh pengrajin ..................................................... 16

Gambar 3. 2. Diagram alur proses produksi gula semut oleh sentra industri 17

Gambar 4. 1. Rantai Pemasaran Gula Aren Cetak ....................................... 23

Gambar 4. 2. Rantai Pemasaran Gula Aren Semut ...................................... 24

DAFTAR FOTO

Foto Hal

3. 1. Lodong diberi kapur sebelum dipakai .................................................. 12

3. 2. Nira aren dimasak sambil diaduk ......................................................... 13

3. 3. Gula aren setelah pekat didinginkan ................................................... 13

3. 4. Gula Aren Cetak ................................................................................. 14

3. 5. Mesin Penggiling ................................................................................ 15

3. 6. Gula Aren semut diayak berdasarkan ukuran kehalusan ...................... 15

3. 7. Gula Aren semut berdasarkan 3 jenis ukuran kehalusan ...................... 15

Page 12: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1. Enam Besar Propinsi Penghasil Aren di Indonesia Tahun 2006 ............. 2

4.1. Perkembangan luas pertanaman, produksi dan produktivitas

gula aren di Indonesia ......................................................................... 22

5.1. Asumsi dan Parameter Teknis untuk Analisa Keuangan ...................... 31

5.2. Kebutuhan Biaya Investasi .................................................................. 32

5.3. Kebutuhan Biaya Operasional ............................................................. 34

5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Usaha Gula Aren ............. 35

5.5. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren ......................................... 36

5.6. Proyeksi Laba Rugi Rata-rata Per Tahun ............................................... 37

Page 13: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 14: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

1

BAB IPENDAHULUAN

Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma

yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di

wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam

kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir. Namun pohon

aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di Indonesia,

tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah yang

memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara

rata-rata 25o celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh namun kurang

optimal dalam berproduksi.

Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua

bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-

kaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat

digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan

Gambar 1.1. Pohon Industri Produk Turunan Aren

Page 15: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

PENDAHULUAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)2

akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk

dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil

sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun

dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai

bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya.

Dalam gambar pohon industri, berikut adalah beberapa produk turunan dari aren

yang berpotensi untuk dikembangkan.

Gula aren sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu

pemanis makanan dan minuman yang bisa menjadi substitusi gula pasir (gula tebu).

Gula aren diperoleh dari proses penyadapan nira aren yang kemudian dikurangi

kadar airnya hingga menjadi padat. Produk gula aren ini adalah berupa gula cetak

dan gula semut. Gula cetak diperoleh dengan memasak nira aren hingga menjadi

kental seperti gulali kemudian mencetaknya dalam cetakan berbentuk setengah

lingkaran. Untuk gula semut, proses memasaknya lebih panjang yaitu hingga gula

aren mengkristal, kemudian dikeringkan (dijemur atau dioven) hingga kadar airnya

di bawah 3%. Jenis yang terakhir ini memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan

yang lebih lama, lebih higienis dan praktis dalam penggunaannya.

Daerah Luas Area (Ha) Produksi (ton)

Jawa Barat* 13.878 7.866

Sulawesi Utara 5.928 5.846

Sumatera Utara 4.708 3.752

Sulawesi Selatan 4.520 2.503

Jawa Tengah 2.638 2.454

Bengkulu 3.388 2.058

Tabel 1.1 Enam Besar Propinsi Penghasil Aren di Indonesia Tahun 2006

Sumber : Statistik Perkebunan Tahun 2006, hal 8* Jawa Barat termasuk Banten.

Page 16: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

3

Luas area pohon aren yang diusahakan di Indonesia adalah 62.120 ha

dengan jumlah produksi 36.991 ton dalam bentuk gula merah. Berikut ini adalah

enam Propinsi penghasil aren terbesar di Indonesia.

Gula aren selama ini menjadi sumber mata pencaharian penting bagi

para petani di sentra-sentra produksinya. Salah satu sentra produksi gula aren

di Indonesia adalah di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten yaitu tepatnya di desa

Hariang, Kecamatan Sobang. Kabupaten Lebak dikenal sebagai salah satu daerah

penghasil gula aren terbesar di Indonesia. Industri gula aren di kabupaten ini

menyerap 5.406 tenaga kerja melalui 2.982 unit usaha mikro dan kecil, belum

termasuk tenaga kerja di saluran distribusinya. Kapasitas produksi per tahun

mencapai 2.249,4 ton yang tersebar di 44 sentra produksi1.

1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lebak, 2005

Page 17: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 18: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

55

BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. Profil Pengusaha

Usaha gula aren pada umumnya dilaksanakan oleh para pengrajin sebagai

usaha sampingan. Ini karena waktu penyadapan dapat dilakukan pada pagi dan sore

hari di luar waktu kerja utamanya. Usaha ini tergolong jenis home industry karena

pengerjaannya secara individual di rumah masing-masing pengrajin. Penyadapan

biasanya dilakukan oleh para pria, kemudian proses pemasakan hingga menjadi

gula cetak atau gula semut setengah jadi dilakukan oleh para wanita di rumah.

Proses produksi gula aren di tingkat petani dilakukan dengan peralatan yang

sangat sederhana, yaitu menggunakan kuali, pengaduk dan tungku kayu bakar.

Gula aren cetak dari hasil produksi para pengrajin (petani) biasanya langsung dijual

ke pasar atau pengumpul yang datang pada hari-hari tertentu. Selain daya tahan

yang pendek, gula aren cetak memiliki kelemahan, yaitu tingkat harga yang sangat

fluktuatif. Pada saat musim hujan, yaitu ketika pasokan gula aren melimpah, harga

bisa jatuh hingga kisaran antara Rp. 3000,- dan Rp. 4000,- per kg. Namun pada

saat musim kemarau pasokan gula aren sangat terbatas, sehingga harga dapat

naik dari Rp. 9.000,- hingga Rp. 10.000,- / kg.

Untuk memasok industri usaha gula aren semut, biasanya pengrajin hanya

memproduksi bahan setengah jadi, yaitu gula aren semut dengan kadar air yang

masih di atas 5%. Bahan tersebut kemudian dikumpulkan ke sentra produksi oleh

para pengumpul. Selanjutnya, gula aren setengah jadi dihaluskan dan dikeringkan

kembali hingga kadar airnya di bawah 3%. Proses pengeringannya dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan panas matahari dan menggunakan oven.

Usaha gula aren di lokasi penelitian terkonsentrasi pada suatu sentra

produksi. Adanya sentra ini membantu pelaku usaha untuk berkembang dan

Page 19: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

6 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)

memudahkan pihak-pihak terkait untuk berkontribusi dalam pengembangannya,

misalnya bantuan peralatan (penghancur, oven, loyang penjemur) melalui Dinas

Kehutanan dan Perkebunan setempat. Batuan peralatan ini didistribusikan melalui

kelompok pengrajin, sehingga pemiliknya adalah kelompok yang bersangkutan/

bukan individual. Hasil produksinya kemudian dijual ke pasar dan pedagang besar

di kota-kota besar seperti Tangerang dan Jakarta. Sedangkan, keuntungan yang

diperoleh dibagikan di antara anggota (pengrajin dan pengumpul) dengan proporsi

yang sudah ditentukan.

2.2. Pola Pembiayaan

Pada tingkat pengrajin, pembiayaan yang dibutuhkan adalah untuk keperluan

konsumsi daripada usaha. Ini karena usaha gula aren hanya membutuhkan peralatan

yang sederhana, seperti: lodong atau bambu sebagai penampung nira aren, kuali,

pengaduk, tungku, kayu bakar dan konjor atau cetakan gula aren yang terbuat dari

kayu. Peralatan tersebut relatif harganya murah dan atau dapat diusahakan sendiri

oleh pengrajin. Sedangkan pinjaman konsumsi dibutuhkan untuk kelangsungan

hidup keluarga, terutama pada masa paceklik. Sumber pinjaman biasanya berasal

dari pengumpul. Di awal bulan pengumpul memberikan pinjaman kepada pengrajin

berupa bahan makanan dan atau uang untuk keperluan hidupnya. Kemudian

pengrajin akan membayar pinjamannya dengan gula aren yang dihasilkan.

Pengumpul tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu pengumpul murni yang

membeli gula aren cetak untuk dijual ke pasar/agen, dan pengumpul yang juga

berperan sebagai pengusaha gula aren semut. Pengusaha gula aren semut tersebut

memproduksi gula aren semut sebagai produk utama dan gula aren cetak sebagai

produk sampingan.

Pada tingkat pengusaha/pengumpul, pinjaman yang diperlukan untuk

kebutuhan investasi yaitu pengadaan alat-alat produksi dan modal kerja. Buku

pola pembiayaan ini membahas mengenai pembiayaan modal kerja pada jenis

usaha ini. Sumber pembiayaan selain dari bank konvesional dapat juga berasal

Page 20: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

7

dari perbankan syariah. Salah satu alternatif produk syariah yang dapat digunakan

adalah musyarakah (bagi hasil).

Jenis Kriteria yang menjadi pertimbangan bank dalam melakukan analisis

pembiayaan kepada nasabah adalah 5C, yaitu character (watak), capacity

(kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan) dan condition (kondisi

ekonomi). Disamping itu prospek pemasaran dalam usaha juga tetap menjadi

perhatian karena aspek pemasaran diakui merupakan faktor penting yang

mempengaruhi kelayakan usaha tersebut.

Page 21: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 22: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

99

BAB IIIASPEK TEKNIK PRODUKSI

3.1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha produksi gula aren sebaiknya berada di dekat sumber bahan

baku yaitu nira aren. Hal ini disebabkan daya tahan nira aren hanya tiga jam

sebelum menjadi asam akibat proses fermentasi. Oleh karena itu, bahan baku

perlu penanganan yang cepat dan nira hasil sadapan harus segera diolah menjadi

gula cetak.

Daerah yang memiliki banyak pohon aren, umumnya menjadi lokasi sentra

produksi gula aren baik gula aren cetak maupun gula aren semut. Salah satu sentra

produksi yang relatif berkembang ada di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Di

wilayah tersebut terdapat 44 sentra produksi yang mampu menghasilkan ±2.249

ton gula aren per tahun.

3.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

3.2.1. Fasilitas Produksi

a. Saung/bangunan untuk proses produksi

Saung digunakan untuk aktivitas produksi yang ukurannya disesuaikan

dengan kapasitas/skala usaha. Kegiatan produksi di saung/bangunan ini

adalah proses pemasakan nira aren dan pencetakan gula aren.

b. Lahan penjemuran

Luas lahan penjemuran disesuaikan dengan skala usaha.

c. Tempat penyimpanan gula aren semut yang sudah jadi.

Page 23: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)

3.2.2. Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam usaha gula aren relatif sederhana,

yaitu: lodong atau bambu sebagai penampung nira aren, kuali, pengaduk,

tungku, kayu bakar, saringan nira, golok sadap, pemukul (paninggur), konjor

atau cetakan gula aren yang terbuat dari kayu. Sedangkan untuk usaha gula

aren yang sudah berskala industri kecil menggunakan alat tambahan berupa

nampan aluminium untuk menjemur gula aren semut, mesin penggiling,

oven pemanas, mesin pengayak dan alat pengayak manual.

3.3. Bahan Baku

Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk usaha gula aren adalah nira aren.

Perbedaan jenis gula aren antara gula cetak dan gula semut karena perbedaan

pengolahannya.

Pada jenis gula aren cetak, pengolahan nira dilakukan sesegera mungkin

untuk menghindari kemasaman. Pengolahan gula aren cetak selain bahan baku,

juga memerlukan bahan pelengkap yaitu sarang madu yang berfungsi sebagai

katalisator untuk mengentalkan nira ketika dipanaskan.

Sedangkan untuk gula aren semut, bahan baku selain langsung dari nira

aren juga dapat menggunakan gula aren semut setengah jadi. Pada skala industri

kecil, umumnya digunakan bahan baku berupa gula aren semut setengah jadi

yang diperoleh dari pengrajin dan atau pengumpul.

3.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada usaha gula aren umumnya berasal dari anggota keluarga

dan masyarakat di sekitar lokasi usaha. Tenaga kerja keluarga biasanya dipraktekkan

di tingkat pengrajin, yaitu penyadap oleh anggota keluarga laki-laki dan dibantu

anggota keluarga perempuan sebagai pemasak nira aren.

Page 24: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

11

Pada tingkat skala industri kecil, menggunakan tenaga kerja sebanyak 6-12

tenaga kerja yang berasal baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar. Tenaga

kerja tersebut dapat digolongkan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja

tidak tetap yang memproses gula aren semut. Tenaga kerja tetap merupakan

tenaga kerja administratif yang digaji per bulan, sedangkan tenaga kerja tidak

tetap dibayar upah antara Rp. 20.000,- hingga Rp. 30.000,- per hari.

3.5. Teknologi

Teknologi usaha gula aren dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Teknologi Tradisional

Teknologi tradisonal digunakan di tingkat pengrajin, yaitu dengan menggunakan

peralatan yang sangat sederhana. Penggunaan alat sederhana berpengaruh

pada kapasitas produksi dan mutu yang relatif rendah.

b. Teknologi Mekanisasi

Teknologi ini umumnya digunakan pada skala industri kecil. Teknologi mekanisasi

yang biasanya dipakai antara lain: mesin penggiling, mesin pengayak dan oven

pengering.

3.6. Proses Produksi

Proses produksi gula aren dapat dibedakan atas:

1. Proses produksi gula cetak

2. Proses produksi gula semut

3.6.1. Proses produksi gula cetak

Proses produksi gula cetak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

langsung dari nira aren atau dari gula semut reject. Proses produksi gula

cetak yang menggunakan nira aren biasanya hanya dilakukan di tingkat

Page 25: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)

pengrajin. Sedangkan di tingkat industri, gula cetak diproduksi dari gula

semut reject yaitu gula semut yang menggumpal dan tidak lolos ayakan.

Meskipun demikian, secara garis besar proses produksinya tidak ada

perbedaan. Proses produksi dimulai dari penyadapan nira, pemasakan nira,

pengadukan dan pencetakan gula aren.

Foto 3.1. Lodong diberi kapur sebelum dipakai

Penyadapan nira aren biasanya dilakukan dua kali sehari yaitu pada

pagi dan sore hari. Sebelum menyadap, lodong atau bambu penampung

diberi sedikit air kapur pada dasarnya yang bertujuan untuk mengurangi

risiko rusaknya nira aren akibat pembiakan organisme mikro.

Nira hasil sadapan pagi disaring menggunakan ijuk dari pohon aren

kemudian dituang di kuali dan dimasak hingga matang agar menjadi gula

cetak setengah jadi kemudian disimpan. Tujuan memasak nira sebelum

disimpan adalah untuk menjaga daya tahan, karena nira aren mentah hanya

tahan 3 jam.

Page 26: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

13

Nira yang disadap sore, kemudian dicampur dengan nira pagi yang

sudah dimasak untuk kemudian dimasak bersama. Dalam pemasakan nira ini,

juga perlu ditambahkan minyak goreng atau minyak kelapa sebanyak 10 gram

untuk tiap 25 liter nira. Pada proses memasak, sesekali dilakukan pengadukan.

Setelah memasuki fase jenuh yang ditandai dengan terbentuknya buih,

pengadukan dilakukan lebih sering hingga nira aren menjadi pekat. Pada

fase ini juga dilakukan pembersihan dari buih dan kotoran halus. Kemudian

gula aren dicetak di dalam cetakan dari kayu. Sebelum digunakan, cetakan

tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan air kapur dan

merendamnya dengan air bersih untuk memudahkan pelepasan gula aren

nantinya. Lama pemasakan nira aren hingga dicetak adalah 3-4 jam.

Foto 3.2. Nira aren dimasak sambil diaduk

Foto 3.3. Gula aren setelah pekat didinginkan

Page 27: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)

Gula aren cetak didinginkan Gula aren cetak siap dijual

Foto 3.4. Gula Aren Cetak

3.6.2. Proses produksi gula semut

Proses produksi gula semut hampir sama dengan gula cetak,

perbedaannya adalah gula aren semut proses pemasakan lebih lama

dibandingkan pada gula aren cetak. Setelah nira aren yang dimasak berubah

menjadi pekat, api kemudian dikecilkan. Setelah 10 menit, kuali diangkat

dari tungku dan dilakukan pengadukan secara perlahan sampai terjadi

pengkristalan.

Setelah terjadi pengkristalan, pengadukan dipercepat hingga terbentuk

serbuk kasar. Serbuk yang masih kasar inilah yang disebut dengan gula

aren semut setengah jadi dengan kadar air masih di atas 5%. Gula semut

setengah jadi, kemudian dikirim kepada produsen gula semut skala industri

kecil di masing-masing sentra produksi.

Industri kecil gula aren semut yang terdapat di beberapa sentra industri

gula aren di Lebak menerima gula semut setengah jadi dari pengrajin. Gula

semut setengah jadi dari pengrajin terlebih dahulu digiling dengan mesin

penggiling untuk menghaluskan gula yang masih menggumpal.

Setelah penggilingan, gula aren semut diayak sesuai dengan ukuran

yang diinginkan. Ukuran yang umum dipakai adalah 10 mesh, 15 mesh dan

paling halus 20 mesh dengan kadar air di bawah 3%.

Page 28: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

15

Foto 3.5. Mesin Penggiling

Untuk memperoleh tiga tingkat kehalusan tersebut, gula yang sudah

digiling diayak dengan ayakan dari ukuran yang paling besar terlebih dahulu,

yaitu 10 mesh. Gula semut yang tidak lolos pada ayakan ini, yang disebut

dengan gula reject. Gula reject tersebut kemudian dimasak kembali hingga

meleleh dan mengental untuk dibentuk menjadi gula cetak.

Gula semut hasil ayakan pertama, kemudian diayak kembali dengan

ayakan ukuran yang lebih kecil, demikian seterusnya hingga ukuran ayakan

yang terkecil. Jumlah produksi gula semut dengan tiga jenis kehalusan ini

disesuaikan dengan permintaan pasar.

Foto 3.6. Gula Aren semut diayak berdasarkan ukuran kehalusan

Foto 3.7. Gula Aren semut berdasarkan 3 jenis ukuran kehalusan

Page 29: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)

Selanjutnya, gula semut dengan tiga ukuran ayakan tersebut,

kemudian dijemur di bawah panas matahari hingga kadar airnya mencapai

di bawah 3%. Jika tidak ada sinar matahari, proses pengeringan dapat

dilakukan menggunakan alat pengering, misalnya oven pemanas. Gula

semut yang sudah kering kemudian dikemas dalam kemasan karung untuk

dikirim kepada industri makanan atau pedagang besar dengan kemasan

plastik untuk dipasarkan.

Secara garis besar alur proses produksi gula aren dapat dilihat pada

diagram di bawah ini:

Gambar 3.1. Diagram alur proses produksi gula aren cetak dan gula semut oleh pengrajin

Penyaringan (membersihkan dari kotoran kasar)

Pemasakan (ditambah minyak kelapa) serta pembersihan dari buih dan kotoran halus

Gula Cetak

Pendinginan

Pencetakan dalam kojor

Pekatan nira (peet) Didinginkan 10 menit tanpa

diaduk

Gula Semut ½ jadi

Pengadukan dipercepat

Pensterilan

Pengadukan

Nira Aren

Page 30: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

17

Gambar 3.2. Diagram alur proses produksi gula semut oleh sentra industri

Pengayakan

Penggilingan

Gula Semut ½ Jadi

Pengeringan

Gula Semut

Pemasakan

Gula Cetak

Pendinginan

Pencetakan dalam kojor

Pekatan nira (peet)

Gula semut reject

3.7. Jenis, Jumlah dan Mutu Produksi

Usaha gula aren menghasilkan dua jenis produk yaitu gula aren cetak dan

gula aren semut. Sedangkan untuk jumlah produksi, baik gula aren cetak atau

semut pada skala pengrajin adalah antara 2 – 10 kg per hari. Sementara, pada

skala industri kecil, produksi gula aren per hari antara 200 – 2.000 kg. Jumlah

produksi dipengaruhi oleh musim, dimana saat musim hujan, jumlah nira aren yang

dihasilkan lebih banyak dibanding pada saat musim kemarau. Dengan demikian,

hasil produksi gula aren musim hujan lebih banyak dari musim kemarau. Tetapi

Page 31: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)

dari sisi kualitas, gula aren musim kemarau lebih baik daripada musim hujan. Hal

ini karena kadar air nira musim hujan lebih tinggi dari musim kemarau.

Mutu gula aren cetak ditentukan oleh tekstur, aroma dan warna. Namun

demikian, tidak ada perbedaan harga untuk perbedaan mutu berdasarkan ketiga

variabel tersebut baik di tingkat pengrajin maupun industri kecil. Sedangkan,

gula aren semut untuk memenuhi standar industri merujuk pada standar tingkat

kehalusan serbuk dan kadar air. Kehalusan serbuk dibagi dalam 3 jenis ukuran,

yaitu: 10 mesh, 15 mesh dan paling halus 20 mesh dengan kadar air di bawah 3%.

Tingkat kehalusan serbuk gula semut inilah yang menentukan perbedaan harga.

Harga gula aren semut ukuran 20 mesh (terkecil) adalah yang paling mahal.

3.8. Produksi Optimum

Hasil produksi gula aren di tingkat pengrajin ditentukan oleh musim dan

jumlah pohon aren yang dimiliki. Rata-rata seorang pengrajin memiliki 10 – 60

pohon, dimana hanya sepertiga atau sekitar 4 – 20 pohon diantaranya yang

memproduksi nira. Sementara, sisanya pohon masih muda atau belum berproduksi.

Mengingat tidak adanya biaya variabel di tingkat pengrajin gula aren (kayu bakar,

minyak kelapa dan nira aren diproduksi sendiri), maka semakin banyak produksi

gula aren, keuntungan yang didapat semakin besar.

Sedangkan hasil gula aren di tingkat industri kecil, produksi optimum mencapai

± 2 ton per hari. Hal ini diperhitungkan dari besarnya rata-rata permintaan pasar

terhadap produk gula aren di Kabupaten Lebak.

3.9. Kendala Produksi

Kendala produksi yang dialami dalam usaha pembuatan gula aren adalah

fluktuasi jumlah nira aren yang dihasilkan dan harga. Fluktuasi ini terjadi karena

pengaruh musim. Pada saat musim hujan jumlah produksi meningkat tetapi harga

produk justru turun, sementara pada musim kemarau terjadi sebaliknya.

Page 32: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

19

Selain itu, pada tingkat industri kecil juga mengalami kendala pengadaan

peralatan produksi misalnya oven pengering. Oven ini sangat dibutuhkan terutama

pada musim pengujan, dimana produksi sedang tinggi tetapi tidak ada panas

matahari sebagai pengering.

Page 33: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 34: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

21

BAB IVASPEK PASAR DAN PEMASARAN

4.1. Aspek Pasar

4.1.1. Permintaan

Usaha gula aren di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan

untuk dikembangkan. Ini dapat diketahui dari tingginya permintaan baik

di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya untuk jenis gula semut,

yang seringkali sulit dipenuhi. Berdasarkan survei, sebuah industri kecil dalam

sebulan dapat memperoleh pesanan sebesar 15 – 25 ton. Pesanan tersebut

sampai saat ini belum mampu dipenuhi akibat keterbatasan pasokan dan

kurangnya modal.

Terkait dengan permintaan dalam negeri, kebutuhan gula semut

terbesar datang dari industri makanan dan obat yang tersebar di sekitar

Tangerang. Sementara untuk pasar lokal, permintaan tertinggi terjadi pada

saat dan menjelang bulan puasa Ramadhan. Sedangkan untuk permintaan

ekspor, banyak datang dari Jerman, Swiss dan Jepang.

4.1.2. Penawaran

Di Indonesia, usaha gula aren banyak dikembangkan di wilayah

pegunungan. Berdasarkan data pada tabel 4.2. luas areal tanaman relatif

meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi gula aren juga cenderung

meningkat.

Page 35: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)22

Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (ton)Produktivitas

(Kw/Ha)

1996 46.105 25.392 10,05

1997 45.611 19.067 7,38

1998 44.857 38.069 14,31

1999 44.802 20.874 7,65

2000 47.730 27.682 9,96

2001 50.543 33.498 11,38

2002 48.797 28.189 10,15

2003 55.183 34.051 10,42

2004 59.557 32.880 10,12

2005 60.761 35.899 10,13

Tabel 4. 1. Perkembangan luas pertanaman,produksi dan produktivitas gula aren di Indonesia

Sumber: Ditjen Perkebunan (1996-2007)

Perluasan areal tanaman aren dapat diindikasikan sebagai jaminan

pasokan bahan baku. Ini juga berarti usaha gula aren dapat berkelanjutan dan

berpeluang untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dengan demikian,

dari sisi penawaran berpotensi untuk menaikan produk gula aren sebagai

upaya untuk memenuhi permintaan yang cenderung makin tinggi.

4.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan antar usaha gula aren di lokasi penelitian relatif masih

rendah karena jumlah pengusaha gula aren tidak terlalu banyak. Dengan

demikian, jumlah penawaran masih lebih rendah dibanding permintaannya,

terutama pada saat permintaan tinggi yaitu pada bulan Ramadhan dan Idul

Fitri. Sebagaimana yang diuraikan pada sub bab 4.1.1 pengusaha seringkali

tidak mampu memenuhi permintaan pasar.

Page 36: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

23

4.2. Aspek Pemasaran

4.2.1. Harga

Harga gula aren ditentukan oleh musim, dimana musim hujan saat

produksi nira melimpah harga turun, sebaliknya saat musim kemarau saat

produksi nira sedang berkurang harga naik. Secara umum fluktuasi harga

per kg untuk gula aren cetak berkisar antara Rp 3.000,- sampai Rp 9.000,-,

sedangkan gula aren semut berkisar Rp7000,- sampai Rp.10.000,-.

4.2.1. Jalur Pemasaran Produk

Gula aren, baik gula aren cetak maupun gula aren semut, dapat

dipasarkan melalui beberapa jalur pemasaran. Jalu-jalur tersebut antara lain

dapat dilihat pada diagram 4.1 dan 4.2

Pengrajin

Pedagang pengumpul di tingkat desa

Pedagang pengumpul di tingkat kecamatan

Pedagang Besar dari Jakarta dan Tangerang

Pedagang Pengecer

Pedagang Besar/Bandar di Tingkat kabupaten

Gambar 4.1. Rantai Pemasaran Gula Aren Cetak

Page 37: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)24

Gambar 4.2. Rantai Pemasaran Gula Aren Semut

Industri kecil Pengolahan Gula Semut

Eksportir Industri makanan

dan obat

Pengrajin

Pedagang pengumpul di tingkat desa

Pedagang pengumpul di tingkat kecamatan

Pedagang Besar dari Jakarta dan Tangerang

Pedagang Pengecer

4.2.3. Kendala Pemasaran

Kendala pemasaran yang masih dihadapi oleh pengusaha dalam

pemasaran produk gula aren, antara lain:

- Kurangnya akses terhadap informasi pasar, terutama tentang harga,

sehingga pengrajin sangat tergantung pada harga yang diberikan oleh

pengumpul (posisi tawar pengrajin rendah).

- Masyarakat masih kurang mengenal produk gula aren semut sebagai

subtitusi gula pasir tebu. Hal ini menyebabkan gula aren semut lebih

dikenal untuk keperluan industri daripada untuk konsumsi. Padahal,

peluang pasar untuk memenuhi kebutuhan pemanis pada pasar konsumsi

relatif besar.

Page 38: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

2525

BAB VASPEK KEUANGAN

Analisis aspek keuangan diperlukan untuk membantu pihak Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama

kemampuan pengusaha untuk mengembalikan pembiayaan yang diperoleh dari

LKS. Analisis keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan

dan pengelolaan usaha gula aren.

5.1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah

Berbeda dengan produk pembiayaan konvensional yang hanya mengenal

satu macam produk yaitu pembiayaan dengan sistem perhitungan suku bunga,

pola syariah mempunyai keragaman produk pembiayaan dan perhitungan

perolehan hasil yang fleksibel.

Keragaman produk syariah tersebut, diantaranya mudharabah, musyarakah,

salam, istishna, ijarah dan murabahah (lampiran 1). Dari produk tersebut, setiap

produk juga masih mempunyai turunannya. Oleh karena itu, pada pola pembiayaan

syariah satu usaha bisa memperoleh pembiayaan lebih dari satu macam produk.

Adapun untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan bisa

menggunakan sistem margin atau nisbah bagi hasil. Margin merupakan selisih

harga beli dengan harga jual sebagai besar keuntungan yang diharapkan. Nisbah

bagi hasil adalah proporsi keuntungan yang diharapkan dari suatu usaha. Pada

perhitungan nisbah bagi hasil dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi

(profit and loss sharing/PLS) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).

Pada profit sharing, nisbah bagi hasil diperhitungkan setelah dikurangi seluruh

biaya (keuntungan bersih). Sementara pada revenue sharing, perhitungan nisbah

berbasis dari pendapatan usaha sebelum dikurangi biaya operasionalnya.

Page 39: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)26

Keragaman produk pembiayaan dan perhitungan tingkat keuntungan ini

dapat memberi keluwesan/fleksibilitas baik untuk pihak LKS maupun pengusaha

guna memilih produk pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan dan

kapasitasnya masing-masing. Bagi pihak LKS, pemilihan ini dipengaruhi oleh

tingkat kepercayaan dan tingkat risiko terhadap nasabah dan usahanya. Sehingga

bisa terjadi untuk usaha yang sama, LKS menetapkan produk pembiayaan maupun

besaran margin atau nisbah per nasabah yang berbeda.

5.2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan

5.2.1. Karakteristik usaha gula aren

Usaha gula aren didukung oleh ketersedian bahan baku nira aren.

Ketersediaan nira aren dipengaruhi oleh populasi dari pohon aren. Sejauh ini

di lokasi penelitian populasi pohon aren relatif cukup banyak, hampir setiap

rumah mempunyai pohon aren. Populasi pohon aren juga relatif terjamin,

karena informasi dari Pemerintah Daerah setempat menyampaikan bahwa

melalui dinas terkait sedang dikembangkan program pembibitan pohon aren

yang selanjutnya akan dibagikan kepada penduduk untuk mengganti pohon

aren yang sudah tua. Ini mengindikasikan bahwa dari sisi bahan baku tidak

terlalu sulit untuk dipenuhi, hanya kualitasnya yang berfluktuasi dipengaruhi

oleh musim, dimana musim kemarau kualitas nira aren lebih bagus dari pada

musim penghujan. Dengan demikian mengacu pada ketersedian bahan baku,

keberlanjutan usaha gula aren relatif dapat dijalankan. Selain itu, usaha gula

aren dapat dilakukan baik dengan peralatan sederhana maupun dengan

bantuan teknologi. Oleh karena itu, usaha gula aren dapat dilakukan dalam

skala rumah tangga maupun industri.

Pasar gula aren masih terbuka lebar, ini dapat diketahui dari tingginya

permintaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya untuk

jenis gula semut. Sebagai gambaran, sebuah industri kecil dalam sebulan

Page 40: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

27

dapat memperoleh pesanan sebesar 15 – 25 ton, pesanan ini belum bisa

dipenuhi karena keterbatasan modal. Berdasarkan potensi pasarnya, maka

usaha gula aren memiliki prospek untuk dikembangkan.

5.2.2. Pola Usaha dan Pembiayaan

Analisis keuangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran

kepada pengusaha maupun pemerhati usaha gula aren terhadap nilai

tambah yang dihasilkan dalam kegiatan usaha ini. Model kelayakan usaha ini

merupakan pengembangan usaha gula aren yang telah berjalan dan untuk

menumbuhkan kemandirian usaha serta upaya replikasi usaha di wilayah

lain.

Usaha yang dianalisis adalah usaha gula aren skala industri kecil.

Industri yang menjadi contoh adalah usaha gula aren yang dimiliki oleh

kelompok tani di desa Hariang, kecamatan Sobang, kabupaten Lebak.

Produk utama yang dihasilkan adalah gula aren semut dengan kadar air 3%

dan produk sampingan adalah gula aren cetak yang berasal dari gula aren

semut yang tidak lolos pada saat pengayakan. Kapasitas produksi per bulan

adalah 12.500kg gula aren semut dan 1.250kg gula aren cetak.

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha gula aren, pada

kajian ini diasumsikan dipenuhi oleh LKS. Pola pembiayaan syariah yang

dipergunakan adalah pola musyarakah (bagi hasil). Pola/akad musyarakah

merupakan akad yang sesuai untuk pembiayaan modal kerja. Pada sistem

bagi hasil, akad musyarakah merupakan salah satu bentuk pembiayaan

berdasarkan bagi hasil yang relatif mudah untuk diterapkan kepada nasabah.

Hal ini karena pada akad musyarakah baik pengusaha maupun perbankan

mempunyai kontribusi modal sehingga risiko ditanggung oleh kedua belah

pihak.

Faktor penting yang mendasari akad musyarakah adalah ‘kepercayaan’.

Hal ini karena perhitungan bagi hasil bersumber pada laporan keuangan/

Page 41: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)28

pengakuan pendapatan yang diterima (revenue sharing) atau keuntungan

yang diperoleh (profit sharing) oleh nasabah. Inilah yang mendasari

pentingnya asas kepercayaan antara bank dan nasabah karena pengakuan

realisasi penjualan bersumber pada nasabah bersangkutan meskipun bank

juga mempunyai perkiraan perhitungan. Hal kritikal adalah ketika realisasi

penjualan lebih besar dari perkiraan bank, di sini kepercayaan nasabah

sangat memegang peranan.

Untuk itu, perbankan syariah memberikan pembiayaan dengan pola

musyarakah kepada nasabahnya secara selektif yaitu untuk nasabah yang

memiliki track record yang baik dari pembiayaan sebelumnya. Biasanya,

sebelum memperoleh akad musyarakah, perbankan memberikan pembiayaan

akad murabahah terlebih dulu untuk dapat lebih mengenal baik usaha

maupun karakter nasabahnya.

Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja untuk usaha gula aren

dimungkinkan untuk dibiayai dengan akad musyarakah oleh LKS, sepanjang

kinerja pembiayaan sebelumnya menunjukan hasil yang baik, diantaranya

tidak pernah menunggak, disiplin dalam pembayaran, mempunyai prospek

pemasaran yang baik, dll.

5.2.3. Produk musyarakah

Pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Pembiayaan musyarakah memiliki keunggulan dalam kebersamaan dan

keadilan, baik dalam berbagi keuntungan maupun risiko kerugian.

Penjelasan mengenai pembiayaan musyarakah mengacu antara lain

pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Pembiayaan Musyarakah dan Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007

Page 42: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

29

tanggal 17 Desember 2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam

Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Bank Syariah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.

10/16/PBI/2008 tgl. 25 September 2008.

Beberapa ketentuan terkait musyarakah sebagaimana terdapat dalam

ketentuan dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:

a. Ketentuan umum

Dalam melaksanakan kegiatan usaha baik penghimpunan

dana, penyaluran dana maupun pelayanan jasa bank wajib memenuhi

prinsip syariah, yang terdiri dari prinsip keadilan dan keseimbangan,

kemaslahatan, dan universalisme, serta tidak memenuhi unsur gharar, masyir, riba, dzalim, riswah dan obyek haram.

b. Modal

1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya

sama.

Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang,

properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih

dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.

2) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan

atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali

atas dasar kesepakatan.

3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan,

namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat

meminta jaminan.

c. Kerja

1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan

musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan

syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari

yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan

tambahan bagi dirinya.

Page 43: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)30

2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi

dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi

kerja harus dijelaskan dalam kontrak.

d. Keuntungan

1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan

perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau

penghentian musyarakah.

2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas

dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di

awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.

3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi

jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.

4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam

akad.

e. Kerugian

Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut

saham masing-masing dalam modal.

5.3. Asumsi dan Parameter Teknis

Asumsi dan parameter untuk analisis keuangan gula aren menjelaskan

gambaran umum variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan analisis

keuangan. Asumsi tersebut diambil berdasarkan survei lapangan yang dilakukan

terhadap industri terkait. Periode proyek adalah lima tahun dimana tahun ke nol

sebagai dasar perhitungan nilai sekarang (present value) adalah tahun ketika biaya

investasi awal dikeluarkan. Dengan menggunakan mesin/peralatan dan jumlah

tenaga kerja seperti yang tercantum dalam tabel asumsi, seorang pengusaha setiap

bulan mampu memproduksi 12.500 kg gula aren semut dan 1.250 kg gula aren

cetak dengan angka rendemen sebesar 92%. Harga gula aren semut rata-rata di

pasar lokal sebesar Rp8.000,- per kg, dan gula aren cetak Rp6.000,- per kg. Hari

Page 44: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

31

Tabel 5.1. Asumsi dan Parameter untuk Analisa Keuangan

No AsumsiJumlah

(Nilai)Satuan Keterangan

1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun

2 Jumlah hari kerja per bulan 25 hari

3 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan

4 Skala Usaha

a. Bahan baku *)

b. Output produksi

• Gula Cetak

• Gula Semut

600

50

500

kg

kg

kg

Untuk satu hari

5 Harga produk **)

• Gula Cetak

• Gula Semut

6,000

8,000

Rp/kg

Rp/kg

6 Harga Bahan Baku **) 5,000 Rp/kg

7 Upah tenaga kerja

• Pimpinan

• Tenaga kerja administrasi

• Tenaga kerja harian ***)

2,000,000

800,000

30,000

Rp/bulan

Rp/bulan

Rp/hari

Untuk satu bulan

8 Biaya pemeliharaan 5% %/thn dari nilai peralatan dan mobil

9 Expected Return Bank 14% % efektif****)

kerja selama setahun sebanyak diasumsikan 300 hari (25 hari per bulan). Asumsi

dan parameter untuk analisis keuangan gula aren dapat dilihat pada tabel 5.1.

Selengkapnya dapat dilihat lampiran 2.

*) Gula aren setengah jadi yang dihasilkan pengrajin **) Harga rata-rata sepanjang tahun (rata-rata terbobot dari harga masing-masing musim) ***) Jumlah hari kerja perbulan dikali upah harian (Rp30.000 per hari)****) Data per Desember 2009 dari Bank Syariah

Page 45: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)32

5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek

5.4.1. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi

oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya investasi secara garis besar terdiri

dari 5 (lima) komponen, yaitu: biaya perizinan, sewa tanah dan bangunan,

peralatan produksi, peralatan lain, dan kendaraan carry.

Biaya perijinan meliputi SIUP, SITU, ijin usaha industri dan wajib

daftar perusahaan yang masa berlakunya 5 tahun, sementara untuk ijin

Depkes dan NPWP yang berlaku selamanya. Jumlah biaya perijinan total

mencapai Rp1.750.000,-. Sewa tanah dan bangunan dibayarkan sekaligus

selama masa proyek yaitu 5 tahun, karenanya setiap tahun harus dikeluarkan

biaya amortisasi untuk komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun tertentu

dilakukan reinvestasi untuk pembelian mesin atau peralatan produksi yang

umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah biaya investasi keseluruhan

pada tahun ke nol adalah Rp259.200.000,-.

Komponen biaya investasi berurutan dari yang terbesar adalah

sewa tanah dan bangunan yaitu 46,3% dari total biaya investasi pada awal

usaha, kemudian diikuti biaya kendaraan carry yaitu sebesar 27%, peralatan

produksi yaitu sebesar 25,7% dan sisanya 1% adalah untuk investasi

pembelian peralatan lain dan perijinan. Kebutuhan biaya investasi dapat

dilihat pada tabel 5.2. Sedangkan, rincian biaya investasi dapat dilihat pada

lampiran 3.

Tabel 5.2. Kebutuhan Biaya Investasi

No Jenis Biaya Nilai RpPenyusutan

per thn

1 Perizinan 1,750,000 240,000

3 Sewa tanah dan bangunan 120,000,000 24,000,000

Page 46: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

33

5.4.2. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya variabel yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh jumlah produksi. Komponen dari biaya operasional adalah

pengadaan bahan baku, bahan pendukung, biaya pemasaran, biaya tenaga

kerja, biaya overhead pabrik, serta biaya administrasi dan umum. Biaya

operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari untuk

produksi gula aren. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari (asumsi

yang digunakan adalah 25 hari kerja per bulan dan 12 bulan kerja dalam

setahun).

Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai

Rp1.107.017.500,-. Komponen biaya operasional berurutan dari yang

terbesar yaitu biaya bahan baku menyerap sebesar 81,3% dari total biaya

operasional per tahun, diikuti biaya overhead pabrik yaitu sebesar 13,2%

dan 5,5% sisanya adalah biaya bahan pendukung, pemasaran, tenaga kerja

serta administrasi dan umum.

Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap dan tidak

tetap. Tenaga kerja tetap terdiri dari seorang pimpinan dengan bayaran

Rp2.000.000,- per bulan, 2 orang tenaga administrasi gaji masing-masing

Rp800.000,- per bulan. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap adalah 3 orang

yang masing-masing dibayar dengan upah sebesar Rp30.000,- per hari.

Jumlah biaya operasional untuk usaha gula aren disajikan pada tabel 5.3.

Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

2 Peralatan Produksi 66,700,000 13,850,000

3 Peralatan lain 750,000 150,000

4 Kendaraan carry 70,000,000 7,000,000

Jumlah Biaya Investasi 259,200,000 45,240,000

Page 47: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)34

5.5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Besarnya dana modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana

awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha produksi gula aren mempunyai

siklus produksi (dari pembuatan sampai memperoleh penerimaan penjualan)

kurang lebih selama 25 hari atau 1 bulan. Sehingga kebutuhan dana modal

kerja adalah:

Dengan demikian total kebutuhan biaya untuk modal awal usaha

gula aren sebesar Rp351.451.458,- yang terdiri dari biaya investasi sebesar

Rp259.200.000,- dan modal kerja awal untuk 1 siklus produksi gula aren

(1 bulan/25 hari) yaitu sebesar Rp92.251.458,-. Dalam penelitian ini untuk

( )( ) ( )

,-92.251.458 Rp.

.500,-1.107.017. Rp. 30025

setahun loperasiona biayasetahun kerja hari

produksi sikluskerja modal danaKebutuhan

=

×

=

×=

Tabel 5.3: Kebutuhan Biaya Operasional

No Jenis Biaya Nilai

1 Bahan Baku 900,000,000

3 Bahan Pendukung 30,180,000

4 Pemasaran 3,600,000

5 Biaya Tenaga kerja 27,000,000

6 Biaya overhead pabrik 145,637,500

7 Biaya administrasi & umum 600,000

Jumlah Biaya 1,107,017,500

Biaya operasional per bulan 92,251,458

Page 48: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

35

kebutuhan dana investasi seluruhnya berasal dari modal sendiri sedangkan

modal kerja sebagian bersumber dari dana sendiri dan pembiayaan dari

LKS.

Diproyeksikan pembiayaan untuk modal kerja sebesar Rp70.000.000,-

yang bersumber dari pembiayaan LKS dan sisanya sebesar Rp22.251.458,-

berasal dari modal sendiri. Jangka waktu pembiayaan untuk modal kerja satu

tahun dan sesudahnya dapat diperpanjang sepanjang kinerja pembiayaannya

baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh LKS bersangkutan.

Dengan memperhitungkan besaran expected return bank sebesar 14%,

plafon pembiayaan LKS sebesar Rp 70.000.000,- dan proyeksi pendapatan

sebesar Rp1.290.000.000,- per tahun, maka diperoleh nisbah bank sebesar

0.76% dan nisbah nasabah sebesar 99,24%. Angsuran pokok pembiayaan

dilakukan pada akhir periode pembiayaan, sedangkan pembayaran nisbah

bank dilakukan setiap bulan berdasarkan pengakuan pendapatan. Kebutuhan

dana usaha gula aren selengkapnya dapat ditampilkan pada tabel 5.4 dan

lampiran 5, sedangkan proyeksi nisbah bank selengkapnya pada lampiran 6.

No Rincian Biaya Proyek Total Biaya (Rp)

1

Dana investasi yang bersumber dari

a. Pembiayaan

b. Dana sendiri

Jumlah dana investasi

-

259,200,000

259,200,000

2

Dana modal kerja yang bersumber dari

a. Pembiayaan

b. Dana sendiri

Jumlah dana modal kerja

70,000,000

22,251,458

92,251,458

3

Total dana proyek yang bersumber dari

a. Pembiayaan

b. Dana sendiri

Jumlah dana proyek

70,000,000

281,451,458

351,451,458

Tabel 5.4.: Kebutuhan Dana Investasi danModal Kerja Usaha Gula Aren

Page 49: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)36

5.7. Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP)

Tingkat keuntungan atau profitabilitas dari usaha yang dilakukan merupakan

bagian penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan

dihitung dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel pada

5.6. di bawah ini menunjukkan keuntungan (surplus) selama periode proyek.

5.6. Proyeksi Produksi Dan Pendapatan

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka kapasitas produksi usaha gula

aren per bulan adalah 12.500 kg gula aren semut dan 1.250 kg gula aren cetak,

sehingga selama satu tahun besarnya produksi adalah 150.000 kg gula aren

semut dan 15.000 kg gula aren cetak. Harga jual gula aren semut rata-rata

sebesar Rp8.000,-/kg, sedangkan untuk gula aren cetak Rp6.000,-/kg. Dengan

demikian, pendapatan yang dihasilkan dari produksi gula aren semut adalah

Rp1.200.000.000,-. dan gula aren cetak sebesar Rp90.000.000,- atau totalnya

(kotor) mencapai Rp1.290.000.000,- per tahun. Perhitungan produksi dan

pendapatan dapat dilihat pada tabel 5.5 atau lampiran 7.

No Uraian SatuanProduksi kg/bulan

Produksi kg/tahun

Harga Rp/kg

Nilai Rp/thn

1

Jenis Produk

Gula Cetak Kg 1,250 15,000 6,000 90,000,000

Gula Semut Kg 12,500 150,000 8,000 1,200,000,000

2 Total Pendapatan Kotor Per Tahun 1,290,000,000

Tabel 5. 5. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren

Page 50: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

37

No Uraian Rata-rata

1 Pendapatan 1,290,000,000

2 Biaya Operasional Produksi 1,107,017,500

3 Laba Kotor 182,982,500

Nisbah pembiayaan 9,800,000

4 Laba Sebelum Pajak 173,182,500

Biaya Penyusutan 45,240,000

5 Laba Kena Pajak 127,942,500

Pajak 20,882,750

6 Laba Bersih 107,059,750

7 Profit margin (%) 8.30

Tabel 5.6.: Proyeksi Laba Rugi Rata-rata Per Tahun

Perhitungan proyeksi laba rugi (lampiran 8) menunjukkan bahwa laba rata-

rata selama periode proyek mencapai Rp 107.059.750,- per tahun dengan profit

margin rata-rata per tahun sebesar 8,30%.

Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan

gula aren, maka diperoleh BEP rata-rata selama 3 tahun untuk usaha ini adalah

sebesar Rp 842.090.844,-. Nilai ini sama dengan jumlah BEP rata-rata produksi

sebesar 9.792 kg gula aren cetak dan 97.918 kg gula aren semut tiap tahunnya.

(lampiran 9)

5.8. Proyeksi Arus Kas

Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,

yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk

diperoleh dari penjualan produk gula aren selama satu tahun. Untuk arus keluar

meliputi biaya investasi, biaya operasional, termasuk angsuran pokok pembiayaan

Page 51: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

ASPEK KEUANGAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)38

yang dibayarkan pada akhir periode, nisbah pembiayaan dan pajak penghasilan.

Evaluasi kelayakan untuk usaha gula aren dengan pembiayaan musyarakah

dapat diukur dari tingkat kemampuan membayar kewajiban kepada LKS baik

nisbah bagi hasil maupun pokok pembiayaannya. Dari arus kas diketahui bahwa

pada tingkat nisbah bank sebesar 0,76%, usaha ini mampu membayar kewajiban

pembiayaannya dan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian usaha

tersebut layak untuk dilaksanakan dan bisa dipertimbangkan untuk memperoleh

pembiayaan. Proyeksi arus kas untuk kelayakan usaha gula aren selengkapnya

ditampilkan pada lampiran 10.

Pada analisa kelayakan dapat juga memakai beberapa indikator yang umum

digunakan pada perhitungan konvensional. Indikator tersebut meliputi IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio), PBP (Pay Back Period). Nilai

IRR misalnya bisa menjadi indikator untuk mengukur kelayakan usaha, semakin

tinggi nilai IRR maka usaha tersebut semakin berpeluang untuk menciptakan

keuntungan. Meskipun demikian, indikator tersebut hanya sebagai alat bantu

untuk menilai kelayakan suatu usaha.

5.9. Proyeksi Perolehan Nisbah Pembiayaan

Pola pembiayaan syariah yang digunakan dalam usaha gula aren adalah

musyarakah. Pada kesempatan ini ditampilkan satu contoh alternatif pembiayaan

yaitu untuk pengembangan usaha. Dari hasil perhitungan untuk tingkat nisbah

bank sebesar 0,76%, selama satu tahun pembiayaan modal kerja diproyeksikan

dapat menghasilkan nisbah kepada bank sebesar Rp.9.800.000,-. Selengkapnya,

perhitungan pengakuan hasil bagi (nisbah) dapat dilihat pada lampiran 6 dan

lampiran 11.

Sebagai contoh perhitungan nilai nisbah bank, apabila realisasi penjualan

pada bulan berjalan – n1 adalah sebesar Rp115.750.500, maka realisasi pembayaran

nisbah bulan ke-n adalah Rp879.345,-. Pembayaran nisbah bank pada praktiknya

dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari proyeksi bank karena menyesuaikan

Page 52: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

39

dengan realisasi penjualan/pendapatan (revenue sharing) yang terjadi, sehingga

nisbah yang diperoleh dapat berfluktuasi. Selengkapnya contoh perhitungan

nisbah bagi hasil musyarakah dapat dilihat pada lampiran 11.

Penentuan nisbah mempertimbangkan nilai expected return bank dan

prospek usaha bersangkutan. Nilai dan prospek usaha tersebut secara periodik

dievaluasi oleh bank untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan

usaha/sektor usaha terkait. Sebagai gambaran, besaran nisbah yang berlaku pada

perbankan syariah dapat dilihat pada lampiran 12.

Page 53: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 54: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

4141

BAB VIASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN

DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial

Dampak ekonomi dan sosial dari kegiatan produksi gula aren antara lain

sebagai berikut:

a) Menyediakan lapangan kerja bagi penduduk di sekitar sentra produksi gula

aren.

b) Meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dan diperoleh pengrajin dan

pengusaha gula aren.

c) Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah penghasil gula aren.

d) Meningkatkan devisa negara melalui ekspor produk gula aren ke luar negeri.

e) Mendorong adanya penelitian dan pengembangan teknologi produksi gula

aren secara berkesinambungan

6.2. Aspek Dampak Lingkungan

Usaha produksi gula aren tidak menimbulkan dampak negatif bagi

lingkungan, bahkan menciptakan manfaat bagi lingkungan karena:

a) Tidak ada limbah berbahaya yang dihasilkan oleh industri gula aren.

b) Perakaran pohon aren sangatlah dalam, sehingga membantu mengangkat

unsur hara dari tanah yang dalam ke permukaan yang berakibat pada semakin

suburnya tanah disekitarnya. Itulah sebabnya di sekitar pohon aren, para

pengrajin dapat melakukan kegiatan bercocok tanam secara tumpang sari

untuk menambah penghasilan.

Page 55: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 56: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

43

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan a. Industri kecil gula aren dilakukan secara kelompok oleh masyarakat pengrajin

di desa Hariang, kecamatan Sobang, kabupaten Lebak merupakan sumber

pendapatan keluarga bagi masyarakat.

b. Permintaan dan penawaran gula aren di pasar sangat fluktuatif. Permintaan

sangat tinggi pada saat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Sedangkan penawaran juga bergantung pada curah hujan. Saat musim

kemarau, air nira yang dihasilkan sangat sedikit sehingga gula aren yang

diproduksi jumlahnya kecil tetapi secara kualitas sangat baik karena lebih kental,

dan sebaliknya di saat musim penghujan.

c. Daerah yang memiliki banyak pohon aren umumnya menjadi lokasi sentra

produksi gula aren baik gula aren cetak maupun gula aren semut. Hal ini karena

setelah diambil, nira hasil sadapan harus segera diolah. Mengingat daya tahan

nira aren setelah disadap hanya 3 jam sebelum menjadi asam akibat proses

fermentasi.

d. Terkait dengan replikasi usaha di wilayah lain, sepanjang tersedia bahan baku

pohon aren maka usaha gula aren dapat dilakukan. Ini mengingat, usaha gula

aren relatif tidak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus,

peralatan yang digunakan sederhana dan hanya membutuhkan modal kecil

atau tidak sama sekali jika masyarakat mempunyai bahan bakunya sendiri.

e. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha gula aren, dapat dipenuhi oleh

LKS sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan. Akad musyarakah sesuai

untuk pembiayaan modal kerja pada usaha gula aren. Hal ini karena pada

akad musyarakah pengusaha hanya membayar nisbah pembiayaan sedangkan

Page 57: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

KESIMPULAN DAN SARAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)44

pokok pembiayaan dapat dibayar pada akhir periode. Dengan demikian,

pengusaha dapat secara optimal memanfaatkan modal kerja selama jangka

waktu pembiayaan tanpa dibebani angsuran pokok tiap bulan. Selain itu, akad

musyarakah juga dapat diperpanjang jika telah jatuh tempo. Bagi LKS, akad

musyarakah merupakan salah satu cara untuk mitigasi risiko dalam pembiayaan

dengan pola bagi hasil, karena pada akad tersebut, baik pengusaha maupun

perbankan memiliki kontribusi sehingga risiko juga ditanggung bersama antara

LKS dengan nasabah.

f. Analisis aspek keuangan memperlihatkan bahwa untuk asumsi pengembangan

usaha gula aren, maka diperlukan modal usaha sebesar Rp351.451.458,- yang

terdiri dari modal investasi sebesar Rp259.200.000,- dan modal kerja sebesar

Rp92.251.458,-. Kebutuhan modal kerja pada usaha ini dapat bersumber

dari pembiayaan LKS dengan menggunakan akad musyarakah sebesar

Rp70.000.000,- dan pembiayaan dari modal sendiri sebesar Rp281.451.458.

g. Berdasarkan contoh perhitungan kelayakan keuangan, usaha gula aren layak

untuk diusahakan. Dengan masa proyek 5 tahun dan tingkat nisbah bank sebesar

0,76%, usaha ini dapat membayar kewajiban kepada LKS dan menghasilkan

keuntungan yang memadai bagi pengusahanya.

h. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil untuk usaha-usaha yang memproduksi

barang, biasanya diawali dengan akad musyarakah dengan pertimbangan pada

akad ini baik pengusaha (nasabah) maupun bank mempunyai kontribusi modal

terhadap usaha sehingga masing-masing bertanggung jawab terhadap risiko

modal yang diberikan.

7.2. Saran a. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan, maka

pengusaha perlu lebih memperdalam pengetahuan mengenai teknik produksi,

teknologi, dan informasi mengenai produksi gula aren yang efektif dan

higienis.

Page 58: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

45

b. Untuk meningkatkan produksi, perlu diadakan pembudidayaan bibit gula aren

secara intensif untuk menggantikan pohon aren yang sudah tidak produktif

lagi. Selain itu perlu adanya transfer teknologi pengolahan gula aren cetak

dan semut melalui pelatihan dan penyuluhan secara berkala dan pengenalan

teknologi tepat guna sehingga lebih efisien.

c. Untuk memperbaiki pola pemasaran, pengusaha sebaiknya mendapat pelatihan

mengenai strategi pemasaran yang baik untuk meningkatkan penjualan

produknya dan mendapatkan harga yang baik.

d. Pemenuhan kebutuhan modal kerja usaha gula aren sesuai dibiayai dengan

akad musyarakah.

Page 59: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 60: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

47

DAFTAR PUSTAKA

BPS.1996-1999.Neraca Bahan Makanan.

Clive Gray.2007. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2000-2002. Neraca Bahan Makanan.

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Lebak.2005. Profil

Potensi Komoditi Gula Aren. Lebak.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000

tentang Pembiayaan Musyarakah.2000. Dewan Syariah Nasional.

Husein Umar. 1997. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang

Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.2007. Bank Indonesia.

Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008 tanggal 25 September 2008 tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta

Pelayanan Jasa Bank Syariah.2008. Bank Indonesia.

Rachman, Benny, dkk, 2005. Kajian Sosial Ekonomi Gula Aren. Badan Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, Serang.

Page 61: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)48

DAFTAR WEBSITE

1. http://www.cuisinenet.com

2. http://www.ipb.ac.id

3. http://www.islamicfinanceonline.com

4. http://www.ifsb.org

5. http://www.isdb.org

6. http://www.bankislam.com.my

7. http://www.lariba.com

8. http://www.amss.net

Page 62: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

49

LAMPIRAN

Page 63: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Pengenalan Pola Pembiayaan Syariah .................................................... 51

2. Asumsi dan Parameter Usaha Gula Aren ............................................... 56

3. Biaya Investasi Usaha Gula Aren ............................................................ 57

4. Biaya Operasional Usaha Gula Aren ...................................................... 59

5. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja ................................. 60

6. Proyeksi Pembayaran Nisbah Pembiayaan ............................................. 62

7. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren ............................................ 63

8. Proyeksi Laba Rugi Usaha ...................................................................... 64

9. Proyeksi Perhitungan BEP Usaha ........................................................... 65

10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Kelayakan Usaha ................................... 67

11. Contoh Perhitungan Nisbah Musyarakah .............................................. 69

12. Pola Pembiayaan Syariah pada Perbankan Syariah ................................. 70

Page 64: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

51

Lampiran 1. Pengenalan Pola Pembiayaan Syariah

Pembiayaan Syariah

Bank syariah menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Ini di dorong

oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang

halal. Pun karena jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang paling banyak di

dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam

pembiayaan ekonomi masyarakat.

Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah:

1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan

dana maupun pihak yang menyediakan dana

2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan

pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi

hasil yang menyertai pembiayaan tersebut.

Untuk mendukung prinsip-prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari

prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang

memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk

mengambil keputusan yang proposional. Jenis informasi yang dimaksud antara

lain:

1. Informasi data nasabah

2. Informasi data penjualan / pembelian / penyewaan riil

3. Proyeksi laporan keuangan

4. Akad pembiayaan

Lebih lanjut penjelasan dari informasi yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut:

Page 65: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)52

a. Informasi data nasabah

Menyeleksi calon nasabah yang dapat dipercaya untuk memperoleh

pembiayaan dilakukan melalui uji kelayakan nasabah. Uji kelayakan bentuknya

berupa form pengisian yang memuat data pribadi dan data usaha calon nasabah.

Pengisian form dilakukan melalui wawancara secara individual dan kunjungan ke

tempat tinggal dan tempat usaha.

Informasi dari uji kelayakan ini sebagai pertimbangan apakah calon bisa

menjadi nasabah atau tidak. Sekaligus juga menentukan jenis pembiayaan yang

sesuai untuk nasabah bersangkutan.

b. Informasi data penjualan / pembelian / penyewaan riil

Informasi data penjualan/pembelian/ penyewaan riil merupakan data usaha

yang sudah terjadi di lapangan. Data riil ini menjadi dasar perhitungan dari akad

yang sudah disepakati. Dengan demikian tereliminer kerugian baik yang dirasakan

oleh debitur maupun kreditur karena pelaksanaan akad dilandasi dengan data

riil.

Informasi ini bentuknya berupa form isian, yang diisi secara rutin sesuai

dengan siklus usahanya oleh nasabah. Contoh bentuk form yang diberikan sesuai

dengan jenis usahanya dan kebijakan LKS masing-masing.

c. Proyeksi laporan keuangan

Proyeksi laporan keuangan merupakan pelengkap informasi dalam

menentukan persetujuan usulan pembiayaan usaha dari nasabah. Proyeksi dari

laporan keuangan yang dimaksud terdiri dari proyeksi arus kas, proyeksi laba (rugi)

dengan analisa kelayakan seperti NPV, IRR, BEP, B/C ratio, PBP, dll.

Proyeksi ini dibuat atas dasar asumsi-asumsi yang relatif tetap sepanjang

umur usaha yang dibiayai. Sedangkan dalam hukum syariah semua transaksi harus

Page 66: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

53

riil. Oleh sebab itu dalam menentukan besaran nominal untuk bagi hasil tidak bisa

merujuk pada hasil proyeksi (relatif tetap) tetapi harus merujuk pada transaksi riil

(relatif berfluktuasi sesuai dinamika usahanya).

d. Akad pembiayaan

Akad pembiayaan merupakan kesepakatan antara shahibul maal dan

mudharib. Akad ini sebagai landasan hukum syariah bagi transaksi pembiayaan.

Akad pembiayaan sesuai dengan jenis pembiayaan usaha nasabah.

Produk pembiayaan syariah bermacam-macam, sebagaimana tersaji pada

tabel di bawah ini:

Prinsip Dasar Jenis – jenis

Bagi Hasil (Profit Sharing)

Al-Musyarakah (Partnership, Project Financing and Participation)

Adalah penanaman dana dari shahibul maal (pemilik modal) untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua shahibul maal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.

Al-Mudharabah (Trust Financing, Trust Investment)

Adalah akad kerjasama antara 2 pihak di mana pihak shahibul maal menyediakan modal dan pihak mudharib menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi berdasarkan nisbah sesuai dengan kesepakatan. Pembagian nisbah dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).

Tabel Pengenalan Produk Syariah

Page 67: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)54

Al-Muzara’ah (Harverst-Yield Profit Sharing)

Adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan diperlihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.

Al Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain Portion of Yield)

Adalah bentuk sederhana dari Al-muzara’ah di mana si penggarap hanya bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.

Jual Beli (Sale and Payment Sale)

Bai’ Al Murabahah (Deferred Payment Sale)

Adalah akad jual beli antara sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.Barang yang dimaksud adalah barang yang diketahui jelas kuantitas, kualitas dan spesifikasinya

Bai’ as Salam (in front Payment Sale)

Adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

Bai’ Al – Istishna’ (Purchase by Order or Manufacture)

Jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan

Sewa (Operational Lease and Financial Lease)

Al-Ijarah (operational Lease)

Adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.

Page 68: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

55

AL- Ijarah Al Muntahia bit – Tamlik (Financial Lease with Purchase Option)

Adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.

Jasa(Fee-Based Services)

Al Wakalah (Deputyship)

Adalah penyerahan, pedelegasian atau pemberian mandat kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal yang diwakilkan

Al-Kafalah (Guaranty)

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, atau mengalihkan tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berbegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin.

Al-Hawalah (Transfer service)

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya

Ar-Rahn (Mortgage)

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis

Al-qardh (soft and Benevolent Loan)

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan

Page 69: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)56

Lampiran 2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Usaha Gula Aren

*) Gula aren setengah jadi yang dihasilkan pengrajin

**) Harga rata-rata sepanjang tahun (rata-rata terbobot dari harga masing-masing musim)

***) Jumlah hari kerja perbulan dikali upah harian (Rp 30.000 per hari)

****) Data per Desember 2009 dari Bank Syariah

NoAsumsi

Jumlah (Nilai)

Satuan Keterangan

1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun

2 Jumlah hari kerja per bulan 25 hari

3 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan

4 Skala Usaha Untuk satu hari

a. Bahan baku *) 600 kg

b. Output produksi

• Gula Cetak 50 kg

• Gula Semut 500 kg

5 Harga produk **)

• Gula Cetak 6,000 Rp/kg

• Gula Semut 8,000 Rp/kg

6 Harga Bahan Baku **) 5,000 Rp/kg

7 Upah tenaga kerja Untuk satu bulan

• Pimpinan 2,000,000 Rp/bulan

• Tenaga kerja administrasi 800,000 Rp/bulan

• Tenaga kerja harian ***) 30,000 Rp/hari

8 Biaya pemeliharaan 5% %/thn dari nilai peralatan dan

mobil

9 Expected Return Bank 14% % efektif****)

Page 70: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

57

Lam

pir

an 3

. Bi

aya

Inve

stas

i Usa

ha G

ula

Are

n

No

Jeni

s Bi

aya

Satu

anJu

mla

hH

arga

sa

tuan

Rp

Nila

iU

mur

ek

onom

isPe

nyus

utan

pe

r th

nN

ilai S

isa

Rp

1Perizinan

Berkas

• SI

UP1

300,000

300,000

5 6

0,00

0

• SI

TU1

300,000

300,000

5 6

0,00

0

• Iz

in U

saha

Indu

stri

1300,000

300,000

5 6

0,00

0

• W

ajib

Daf

tar P

erus

ahaa

n1

300,000

300,000

5 6

0,00

0 -

• Iz

in D

epke

s1

300,000

300,000

selamanya

- -

• N

PWP

1250,000

250,000

selamanya

- -

Sub

jum

lah

1,750,000

240

,000

-

2Se

wa

tana

h da

n ba

ngun

anth

n5

24,0

00,0

00120,000,000

524

,000

,000

3Pe

rala

tan

Prod

uksi

• M

esin

gili

ngan

unit

25,000,000

10,000,000

52,000,000

-

• O

ven

unit

115,000,000

15,000,000

53,000,000

-

• Ko

mpo

r utk

Ove

nun

it1

5,000,000

5,000,000

51,000,000

• Lo

yang

alu

min

ium

unit

60250,000

15,000,000

53,000,000

-

• Ce

taka

n un

it20

10,000

200,000

2100,000

100

,000

• M

esin

aya

kan

unit

120,000,000

20,000,000

54,

000,

000

-

• Ay

akan

man

ual

unit

6250,000

1,500,000

2750,000

750

,000

Sub

jum

lah

66,7

00,0

0013,850,000

850,000

Page 71: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)58

Reka

p Ju

mla

h Bi

aya

Inve

stas

i

No

Jen

is B

iaya

Nila

iPe

nyu

suta

n

1Pe

rizin

an1,

750,

000

240

,000

3Se

wa

tana

h da

n ba

ngun

an12

0,00

0,00

0 2

4,00

0,00

0

2Pe

rala

tan

Prod

uksi

66,7

00,0

0013

,850

,000

3Pe

rala

tan

lain

750,

000

150,

000

4Ke

ndar

aan

carr

y70

,000

,000

7,00

0,00

0

Jum

lah

Biay

a In

vest

asi

259,

200,

000

45,2

40,0

00

No

Jeni

s Bi

aya

Satu

anJu

mla

hH

arga

sa

tuan

Rp

Nila

iU

mur

ek

onom

isPe

nyus

utan

pe

r th

nN

ilai S

isa

Rp

4Pe

rala

tan

lain

• Ti

mba

ngan

5 k

gun

it3

150,000

450,

000

590,000

-

• Ti

mba

ngan

25

kgun

it1

300,000

300,000

560

,000

-

Sub

jum

lah

750,000

150,000

-

5Ke

ndar

aan

carry

unit

170,000,000

70,000,000

107,000,000

35,

000,

000

Jum

lah

biay

a in

vest

asi

259,200,000

45,2

40,0

0035,850,000

Page 72: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

59

Lam

pir

an 4

. Bi

aya

Ope

rasi

onal

Usa

ha G

ula

Are

n

No

Jeni

s Bi

aya

Satu

anJu

mla

hpe

r bu

lan

Har

ga/

satu

anBi

aya

per

bula

nN

ilai

1 th

n (R

p)

1Ba

han

Baku

gul

a ce

tak

kg 1

5,00

0 5

,000

7

5,00

0,00

0 9

00,0

00,0

00

2Ba

han

Pend

ukun

g

• M

inya

k ta

nah

Lite

r 1

80

3,5

00

630

,000

7

,560

,000

• K

anto

ng p

last

ik

kg

30

12,

000

360

,000

4

,320

,000

• K

arun

g b

uah

175

7

,000

1

,225

,000

1

4,70

0,00

0

• K

ayu

baka

r ik

at

100

3

,000

3

00,0

00

3,6

00,0

00

Sub

jum

lah

2,5

15,0

00

30,

180,

000

3Pemasaran

pake

t 1

3

00,0

00

300

,000

3

,600

,000

4Te

naga

Ker

ja P

rodu

ksi

oran

g3

30,

000

2,2

50,0

00

27,

000,

000

5O

verh

ead

pabr

ik (B

OP)

• Pi

mpi

nan

oran

g1

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

24,

000,

000

• Te

naga

ker

ja a

dmin

istra

sior

ang

2 8

00,0

00

1,6

00,0

00

19,

200,

000

• Pe

mbe

lian

waj

anpe

r tah

un 1

50,0

00

12,

500

150

,000

• Pe

mbe

lian

peng

aduk

per t

ahun

15,

000

1,2

50

15,

000

• Li

strik

per b

ulan

1

300

,000

3

00,0

00

3,6

00,0

00

• Tr

ansp

orta

sipe

r bul

an 1

7

,500

,000

7

,500

,000

9

0,00

0,00

0

• Te

lpon

per b

ulan

1

150

,000

1

50,0

00

1,8

00,0

00

• Bi

aya

Pem

elih

araa

npe

r tah

un 1

6

,872

,500

5

72,7

08

6,8

72,5

00

Sub

jum

lah

12,

136,

458

145

,637

,500

6Bi

aya

adm

inist

rasi

& um

umBu

lan

1

50,

000

50,

000

600

,000

Jum

lah

92,

251,

458

1,1

07,0

17,5

00

Page 73: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)60

No Rincian Biaya Proyek Total Biaya

1 Dana investasi yang bersumber dari

a. Pembiayaan -

b. Dana sendiri 259,200,000

Jumlah dana investasi 259,200,000

2 Dana modal kerja yang bersumber dari

a. Pembiayaan 70,000,000

b. Dana sendiri 22,251,458

Jumlah dana modal kerja 92,251,458

3 Total dana proyek yang bersumber dari

a. Pembiayaan 70,000,000

b. Dana sendiri 281,451,458

Jumlah dana proyek 351,451,458

Lampiran 5. Kebutuhan Dana Untuk Investasi dan Modal Kerja

Rekap Jumlah Biaya Operasional Per Tahun

No Jenis Biaya Nilai

1 Bahan Baku 900,000,000

3 Bahan Pendukung 30,180,000

4 Pemasaran 3,600,000

5 Biaya Tenaga kerja 27,000,000

6 Biaya overhead pabrik 145,637,500

7 Biaya administrasi & umum 600,000

Jumlah Biaya 1,107,017,500

Biaya operasional per bulan= 92,251,458

Page 74: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

61

Keterangan: Proyeksi Penjualan per tahun 1,290,000,000 Proyeksi Penjualan per bulan 107,500,000 Pembiayaan bank untuk modal kerja ± 80%: Pembiayaan bank 70,000,000 Expected return bank 14% Expected return bank dalam rupiah 9,800,000 Nisbah Bank 0.76% Nisbah nasabah 99.24%

Perhitungan Kebutuhan Dana Modal Kerja

Besarnya dana modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha produksi gula aren mempunyai siklus produksi (dari pembuatan sampai memperoleh penerimaan dari penjualan) kurang lebih selama 25 hari atau 1 bulan. Sehingga kebutuhan dana modal kerja adalah:

( )( ) ( )

,-92.251.458 Rp.

.500,-1.107.017. Rp. 30025

setahun loperasiona biayasetahun kerja hari

produksi sikluskerja modal danaKebutuhan

=

×

=

×=

Page 75: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)62

Lampiran 6. Proyeksi Pembayaran Nisbah Pembiayaan

Nilai Pembiayaan Modal Kerja 70,000,000 Jangka waktu pembiayaan (bln) 12Expected return bank 14%Prakiraan Penjualan (bln) 107,500,000 Nisbah Bank 0.76%

Keterangan:1. Angsuran pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode pembiayaan, sehingga angsuran

bulanan hanya berupa pembayaran nisbah saja 2. Jangka waktu pembiayaan selama satu tahun dan dapat diperpanjang dua kali (jadi total 3 kali)

melalui perpanjangan akad setiap tahunnya. Pada contoh asumsi sampai 3 (tiga) tahun dengan perpanjangan setiap tahun

3. Perhitungan nisbah pada contoh di atas berdasarkan asumsi bahwa realisasi penjualan dan besar pembiayaan sebagai dasar perhitungan nisbah adalah tetap sepanjang masa akad pembiayaan dan perpanjangannya.

Meskipun demikian, pada prakteknya, pembayaran nisbah a.l. dihitung berdasarkan realisasi penjualan (pendapatan) tiap bulan yang jumlahnya dapat berbeda-beda.

4. Contoh perhitungan pengakuan nisbah bagi hasil dapat dilihat pada lampiran - 10.

Bulan Angsuran Pokok Nisbah bank Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir

1 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

2 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

3 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

4 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

5 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

6 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

7 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

8 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

9 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

10 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

11 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000

12 70,000,000 816,667 70,816,667 70,000,000 -

70,000,000 9,800,000 79,800,000

Page 76: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

63

Lam

pir

an 7

. Pr

oyek

si P

rodu

ksi d

an P

enju

alan

Gul

a A

ren

No

Ura

ian

Satu

anPr

od

uks

i kg

/b

ula

nPr

od

uks

i kg

/tah

un

Har

ga

Rp

/kg

Nila

i R

p/t

hn

1Je

nis

Prod

uk

• G

ula

Ceta

kKg

1,2

50

15,

000

6,0

00

90,

000,

000

• G

ula

Sem

utKg

12,

500

150

,000

8

,000

1

,200

,000

,000

2To

tal P

enda

pata

n Ko

tor P

er Ta

hun

1,290,000,000

3To

tal P

enda

pata

n Ko

tor P

er b

ulan

107

,500

,000

Page 77: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)64

No

Ura

ian

TAH

UN

Rata

-rat

a1

23

1Pe

ndap

atan

1,29

0,00

0,00

01,

290,

000,

000

1,29

0,00

0,00

01,

290,

000,

000

2Bi

aya

Ope

rasi

onal

Pro

duks

i1,

107,

017,

500

1,10

7,01

7,50

01,

107,

017,

500

1,10

7,01

7,50

0

3La

ba K

otor

182,

982,

500

182,

982,

500

182,

982,

500

182,

982,

500

Nis

bah

pem

biay

aan

9,80

0,00

0 9

,800

,000

9

,800

,000

9,

800,

000

4La

ba S

ebel

um P

ajak

173,

182,

500

173,

182,

500

173,

182,

500

173,

182,

500

Biay

a Pe

nyus

utan

45,2

40,0

0045

,240

,000

45,2

40,0

0045

,240

,000

5La

ba K

ena

Paja

k12

7,94

2,50

012

7,94

2,50

012

7,94

2,50

012

7,94

2,50

0

Paja

k20

,882

,750

20,8

82,7

5020

,882

,750

20,8

82,7

50

6La

ba B

ersi

h10

7,05

9,75

010

7,05

9,75

010

7,05

9,75

010

7,05

9,75

0

7Pr

ofit m

argi

n (%

)8.

308.

308.

30 8

.30

Lam

pir

an 8

. Pr

oyek

si L

aba

Rugi

Usa

ha

Shar

eN

ilai L

aba

Ken

a Pa

jak

0.10

50000000

50000000

50000000

50000000

50000000

0.15

50000000

50000000

50000000

50000000

50000000

0.30

27,9

42,5

0027

,942

,500

27,9

42,5

0037

,742

,500

37,7

42,5

00

Paja

k20,882,750

20,882,750

20,882,750

23,822,750

23,822,750

Page 78: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

65

No

Ura

ian

TAH

UN

12

3

1Ha

sil P

enju

alan

Pro

duk

1,290,000,000

1,290,000,000

1,290,000,000

2Bi

aya

Varia

bel

Baha

n Ba

ku900,000,000

900,000,000

900,000,000

Baha

n Pe

nduk

ung

30,180,000

30,180,000

30,180,000

Biay

a Pe

mas

aran

3,60

0,00

03,

600,

000

3,60

0,00

0

Biay

a Te

naga

Ker

ja L

angs

ung

27,000,000

27,000,000

27,000,000

Paja

k20,882,750

20,882,750

20,882,750

Tota

l Bia

ya V

aria

bel

981,

662,

750

981,

662,

750

981,

662,

750

3Bi

aya

Teta

p

Biay

a ov

erhe

ad p

abrik

(BO

P)14

5,63

7,50

014

5,63

7,50

014

5,63

7,50

0

Biay

a ad

min

istra

si &

umum

600,

000

600,

000

600,

000

Biay

a pe

nyus

utan

45,

240,

000

45,

240,

000

45,

240,

000

Nisb

ah p

embi

ayaa

n9,800,000

9,8

00,0

00

9,8

00,0

00

Tota

l Bia

ya T

etap

201,

277,

500

201,

277,

500

201,

277,

500

4BE

P N

ilai p

enju

alan

(Rp)

842,

090,

844

842,

090,

844

842,

090,

844

5BE

P Pr

oduk

si (k

g)

Gul

a Ce

tak

9,792

9,792

9,792

Gul

a Se

mut

97,918

97,918

97,918

Lam

pir

an 9

. Pr

oyek

si P

erhi

tung

an B

EP U

saha

Page 79: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)66

Jenis BEP (rata-rata) Nilai BEP

1 Nilai penjualan (Rp) 842,090,844

2 Persentase (%) 63.21

2 Produksi (kg)

• Gula Cetak 9,792

• Gula Semut 97,918

Page 80: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

67

Ura

ian

TAH

UN

01

23

Inflo

w

a. P

enda

pata

n -

1,290,000,000

1,290,000,000

1,290,000,000

b. D

ana

send

iri28

1,45

1,45

8 -

- -

c. Pe

mbi

ayaa

n in

vest

asi

- -

- -

d. P

embi

ayaa

n m

odal

ker

ja70,000,000

- -

-

e. N

ilai s

isa -

- -

124

,630

,000

Tota

l Infl

ow35

1,45

1,45

81,290,000,000

1,290,000,000

1,41

4,63

0,00

0

Tota

l Infl

ow u

ntuk

IRR

- 1,290,000,000

1,290,000,000

1,41

4,63

0,00

0

Out

flow

a. In

vest

asi/r

e-in

vest

asi

259,200,000

- 1,700,000

-

b. M

odal

ker

ja92

,251

,458

c. Bi

aya

oper

asio

nal

1,107,017,500

1,107,017,500

1,107,017,500

d. A

ngsu

ran

poko

k -

- 7

0,00

0,00

0

e. N

isbah

pem

biay

aan

bank

9,800,000

9,8

00,0

00

9,8

00,0

00

f. Pa

jak

20,882,750

20,882,750

20,882,750

Tota

l Out

flow

351,

451,

458

1,137,700,250

1,13

9,40

0,25

01,207,700,250

Tota

l Out

flow

unt

uk IR

R35

1,45

1,45

81,127,900,250

1,12

9,60

0,25

01,127,900,250

Lam

pir

an 1

0. P

roye

ksi A

rus

Kas

dan

Ana

lisis

Kel

ayak

an U

saha

Page 81: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)68

Ura

ian

TAH

UN

01

23

Cash

flow

- 152,299,750

150,599,750

206,

929,

750

Kum

ulat

if ca

shflo

w -

152,299,750

302,899,500

509,829,250

Kum

ulat

if ca

shflo

w (-

nila

i sisa

)0

152,299,750

302,899,500

385,199,250

Cash

flow

unt

uk IR

R-3

51,4

51,4

5816

2,09

9,75

016

0,39

9,75

028

6,72

9,75

0

PV B

enefi

t -

1,13

1,57

8,94

799

2,61

3,11

295

4,83

4,95

6

PV C

ost

351,

451,

458

989,

386,

184

869,

190,

713

761,

300,

542

PV C

ashfl

ow-3

51,4

51,4

5814

2,19

2,76

312

3,42

2,39

919

3,53

4,41

4

Kum

ulat

if PV

Cas

hflow

-351

,451

,458

-209

,258

,695

-85,

836,

296

107,

698,

118

Page 82: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)

69

Lampiran 11. Contoh Perhitungan Nisbah Musyarakah

Contoh Perhitungan Pembayaran Nisbah Bulan Ke-n1 dan Bulan ke - n2

Nama Nasabah : Fatimah

Ekspektasi penjualan per bulan : 107,500,000

Plafon pembiayaan : 70,000,000

Nisbah bagi hasil bank : 0.76%

Realisasi penjualan bulan ke - n1 : 115,750,500

Nisbah bagi hasil bank bulan ke - n1 : 879,345

Realisasi penjualan bulan ke - n2 : 95,465,500

Nisbah bagi hasil bank bulan ke - n2 : 725,242

Keterangan:

1. Pembayaran nisbah pada bulan ke-n1 sesuai realisasi penjualan = Rp 879.345,-

2. Pembayaran nisbah pada bulan ke-n2 sesuai realisasi penjualan = Rp 725.242,-

3. Pembayaran nisbah dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari proyeksi bank karena

sesuai dengan realisasi penjualan (pendapatan) yang terjadi, sehingga nisbah yang

diperoleh dapat berfluktuasi

Page 83: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan

LAMPIRAN

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)70

No

Para

met

erB

esar

an *

)

BR

IB

MI

BSM

BSM

IB

NIS

1Be

sar

rata

-rat

a (k

isar

an

terk

ecil

dan

terb

esar

) m

argi

n ya

ng d

iber

ikan

sa

mpa

i saa

t in

i

9.45

% -

18

.26%

(flat

rat

e p.

a)

19%

- 2

2%ef

f. p

.a19

% -

22%

eff.

p.a

(ter

gant

ung

jang

ka w

aktu

pe

mbi

ayaa

n)

15%

- 2

4%

eff.

p.a

.9,

00%

-

10,0

0%(fl

at r

ate

p.a)

2Be

sar

rata

-rat

a (k

isar

an

terk

ecil

dan

terb

esar

) ni

sbah

bag

i has

il ya

ng

dibe

rikan

sam

pai

seka

rang

men

yesu

aika

n dg

n ba

se r

ate

yg a

da d

i BRI

, yi

:17

% -

24%

eff.

Rat

e p.

a

(95%

- 5

%) -

(7

7% -

23%

)ki

sara

n ba

gsi

deng

an e

kspe

ktas

i re

turn

ban

k:16

,08%

- 1

9.08

%p.

a. e

ffek

tifA

dapu

n ni

sbah

ba

nk t

erga

ntun

g pe

rban

ding

an

anta

ra e

ksp.

ba

nk d

an r

ealis

asi

penj

uala

n na

saba

h

Nas

abah

: 0,

3% -

85

,3%

Ban

k:14

,7%

-

99,7

%

Terg

antu

ng

Reve

nue

atau

Pro

fit

mud

harib

D

enga

n pa

toka

n ex

pect

ed

retu

rn b

ank

berk

isar

14%

-

18%

p.a

3Be

sar

rata

-rat

a (k

isar

an

terk

ecil

dan

terb

esar

) ija

rah

dan

istis

hna’

ya

ng d

iber

ikan

sam

pai

seka

rang

9.45

%

-18.

26%

(fl

at r

ate

p.a)

19%

- 2

2%19

% -

22%

ef

f. p

.a (t

erga

ntun

g ja

ngka

wak

tu

pem

biay

aan)

belu

m a

da

port

folio

nya

belu

m a

da

port

folio

nya

Ket

eran

gan

:

*)

Dat

a pe

r bu

lan

Juni

200

6

1 BR

I = B

ank

Raky

at In

done

sia

2 BM

I = B

ank

Mua

mal

at In

done

sia

3 BS

M =

Ban

k Sy

aria

h M

andi

ri

4 BS

MI =

Ban

k Sy

aria

h M

ega

Indo

nesi

a

5 BN

IS =

Ban

k N

egar

a In

done

sia

Syar

iah

Lam

pir

an 1

2. P

ola

Pem

biay

aan

Syar

iah

pada

Per

bank

an S

yaria

h

Page 84: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK) · Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan