pola pembiayaan usaha kecil syariah (ppuk) · pdf filebank syariah muamalat indonesia, pt....
TRANSCRIPT
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH(PPUK)
PANCING ULURBERUMPON
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
i
KATA PENGANTARCetakan Syariah
Dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
Bank Indonesia memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan penyediaan
informasi. Salah satu informasi yang disediakan oleh Bank Indonesia adalah buku
pola pembiayaan. Sampai saat ini, telah tersedia 106 judul komoditi. Buku pola
pembiayaan tersebut semua mengunakan sistem konvensional (suku bunga).
Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan
penyediaan buku pola pembiayaan dengan sistem syariah. Buku pola pembiayaan
syariah yang disediakan merupakan konversi dari data dan informasi buku yang
sudah diterbitkan. Oleh karena itu bagi peminat yang ingin memanfaatkannya
diharapkan dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Dari 106 judul buku pola pembiayaan yang sudah tersedia, sampai dengan
tahun 2008 Bank Indonesia telah mengkonversikan ke sistem syariah sebanyak
21 judul buku. Pada tahun 2009, Bank Indonesia melakukan konversi 5 (lima)
buku pola pembiayaan ke sistem syariah. Satu diantara buku pola pembiayaan
yang dikonversikan ke sistem syariah adalah pancing ulur berumpon. Sedangkan
produk pola pembiayaan syariah yang digunakan adalah dengan akad murabahah
(jual beli).
Dalam penyusunan pola pembiayaan dengan sistem syariah, Bank Indonesia
memperoleh bantuan dari banyak pihak antara lain PT. Bank Syariah Mandiri, PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, PT.
Bank Syariah Muamalat Indonesia, PT. Bank Syariah Mega Indonesia dan berbagai
nara sumber korespodensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Atas
sumbang pikir dan bantuan kelancaran penyusunan buku pola pembiayaan syariah
ini, Bank Indonesia cq Biro Pengembangan BPR dan UMKM (BPBU) menyampaikan
terimakasih.
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)ii
Sedangkan bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan
bagi penyempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan
buku ini dapat menghubungi: BPBU - Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan
dan UMKM (TP3KU), Bank Indonesia dengan alamat:
Gedung Tipikal (TP), Lt. VJl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110
Telp: (021) 381-7412, Fax: (021) 351 – 8951
Email: [email protected]
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan UMKM dan Lembaga
Keuangan Syariah.
Jakarta, Desember 2009
iii
No Unsur Pembiayaan Uraian
1 Jenis usaha Pancing Ulur Berumpon
2 Skala usaha Nelayan minimal harus memiliki sedikitnya satu rumpon
dengan ukuran 3x12x3 m sebagai media tempat
pengumpulan ikan tuna
3 Lokasi Usaha Kota Gorontalo, Propinsi Gorontalo
4 Dana yang diperlukan - Investasi = Rp 222.600.000,-
- Modal Kerja = Rp 70.340.000,-
- Total = Rp 292.940.000,-
5 Sumber Dana Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan modal sendiri
6 Plafon Pembiayaan dan
kontribusi nasabah
a. Plafon pembiayaan dari LKS
- Pembiayaan investasi untuk pembelian 1 buah kapal
penampung (mesin penggerak) dan pengadaan
1 buah rumpon ukuran 3x12x3 m sebesar total
Rp. 119.000.000,-
- Pembiayaan modal kerja untuk pengadaan
perbekalan selama 1 bulan = Rp. 50.000.000,-
b. Kontribusi nasabah
- Biaya investasi = Rp. 103.600.000,-
- Biaya modal kerja = Rp. 20.340.000,-
Total kontribusi nasabah sebesar Rp. 123.940.000,-
7 Akad pembiayaan Kebutuhan pembiayaan syariah untuk usaha pancing
ulur berumpon dipenuhi dengan akad murabahah ( jual
beli), hal ini karena sifat kebutuhan pembiayaan adalah
untuk pembelian barang dan mesin.
Ringkasan Pola Pembiayaan Usaha Kecil SyariahPancing Ulur Berumpon
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)iv
8 Jangka Waktu Pembiayaan Pembiayaan investasi dan modal kerja selama 3 tahun,
tanpa masa tenggang (grace period).
9 Tingkat Margin Murabahah 8,5% (setara flat per tahun pada bank konvensional)
10 Periode Pembayaran
Pembiayaan
Angsuran pembiayaan pokok dan margin dibayarkan
setiap bulan
11 Kelayakan Usaha
a. Periode Proyek
b. Kapasitas Produksi
c. Tingkat Teknologi
d. Pemasaran Produk
5 tahun
4.250 kg/bulan
Manual dan Mesin sederhana
Pedagang pengumpul (ekspor) dan atau eceran
12 Kelayakan Usaha a. Total margin yang diperoleh dari pembiayaan investasi
dan modal kerja adalah Rp.43.095.000,-.
b. Usaha pancing ulur berumpon, mampu menghasilkan
keuntungan yang dapat digunakan untuk membayar
kewajiban pembiayaan kepada LKS.
c. Dengan demikian usaha pancing ulur berumpon layak
untuk diusahakan.
v
DAFTAR ISI
HalKATA PENGANTAR ..................................................................................... i
RINGKASAN ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR FOTO ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha ............................................................................... 3
2.2. Pola Pembiayaan ....................................................................... 4
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1. Aspek Pasar ............................................................................... 7
3.1.1. Permintaan ..................................................................... 7
3.1.2. Penawaran ..................................................................... 9
3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ........................... 9
3.2. Aspek Pemasaran ...................................................................... 10
3.2.1. Harga ............................................................................. 10
3.2.2. Jalur Pemasaran Produk .................................................. 11
3.2.3. Kendala Pemasaran ........................................................ 12
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)vi
BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI 4.1. Lokasi Usaha ............................................................................. 13
4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan .................................................. 13
4.3. Tenaga Kerja .............................................................................. 15
4.4. Teknologi ................................................................................... 16
4.5. Proses Produksi .......................................................................... 16
4.6. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ............................................... 19
4.7. Produksi Optimum ..................................................................... 19
4.8. Kendala Produksi ...................................................................... 20
BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah ..................................... 21
5.2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan ....................................... 22
5.2.1 Karakteristik Usaha Pancing Ulur Berumpon ...................... 22
5.2.2 Pola Usaha dan Pembiayaan..………................................... 23
5.2.3 Produk Murabahah ............................................................ 24
5.3. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan ........................ 26
5.4. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional ... 27
5.4.1 Biaya Investasi ......................................... .......................... 27
5.4.2 Biaya Operasional ......................................... .................... 28
5.5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ............................... 29
5.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan ............................................. 31
5.7. Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) ........................... 32
5.8. Proyeksi Arus Kas ....................................................................... 33
5.9. Proyeksi Perolehan Margin Pembiayaan ...................................... 35
5.10.Hambatan dan Kendala ............................................................. 35
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial ......................................................... 37
6.2. Aspek Dampak Lingkungan ....................................................... 37
vii
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ............................................................................... 39
7.2. Saran ......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41
DAFTAR WEBSITE ..................................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 44
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1.1 Rumpon dan Konstruksi ..................................................................... 1
3.1 Skema Jalur Pemasaran hasil tangkapan pancing ulur ........................ 11
DAFTAR FOTO
Foto Hal
2.1 Perahu Pancing Ulur .......................................................................... 3
4.1 Perahu Penampung ........................................................................... 14
4.2 Nelayan Sedang Melakukan Pemancingan ......................................... 15
4.3 Rangkaian Perahu Penangkap di Sekitar Rumpon ............................... 18
4.4 Hasil Tangkapan Pancing Ulur ............................................................. 20
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Volume Ikan Pelagis Besar (ton) yang Diperdagangkan dari
Propinsi Gorontalo .............................................................................. 7
3.2 Pengeluaran untuk Ikan, Konsumsi per Kapita Seminggu
dan Nilai Ekspor Ikan dari Tahun 2005 – 2007 .................................... 8
3.3 Produksi Hasil Tangkapan Utama Pancing Ulur di Propinsi Gorontalo .. 9
3.4 Harga Ikan Hasil Tangkapan Pancing Ulur di Gorontalo Tahun 2008 ... 10
4.1 Peralatan Penangkapan Ikan Pancing Ulur dan Rumpon ..................... 14
5.1 Asumsi untuk Analisis Keuangan ....................................................... 26
5.2 Komposisi Biaya Investasi ................................................................... 27
5.3 Komponen Biaya Operasional ........................................................... 28
5.4 Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja .............................. 30
5.5 Proyeksi Produksi dan Pendapatan ..................................................... 31
5.6 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi ................................................... 32
5.7 Rata-rata Laba Rugi dan BEP .............................................................. 33
5.8 Proyeksi Arus Kas ............................................................................... 34
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
1
BAB IPENDAHULUAN
Kegiatan penangkapan ikan adalah kegiatan berburu di laut. Untuk
mengurangi tingkat kegagalan, maka nelayan mengubah pola berburu ikan di
laut dengan cara menggembalakan ikan untuk kemudian memanennya dengan
mudah. Proses penggembalaan ikan dilakukan dengan memanipulasi kebiasaan
atau tingkah laku ikan dalam merespon suatu rangsangan dari luar. Dalam hal
ini, ikan mempunyai kebiasaan melindungi diri dari mangsa atau mencari mangsa
dengan cara berkumpul pada suatu benda yang terapung di permukaan air.
Atas dasar tersebut, kemudian nelayan membuat benda terapung buatan untuk
mengumpulkan ikan dan menggembalakannya untuk kemudian dipanen. Benda
yang sering digunakan untuk mengumpulkan ikan tersebut sering di sebut sebagai
rumpon. Berdasarkan penempatannya, rumpon dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu rumpon laut dalam dan rumpon laut dangkal.
Gambar 1.1 Rumpon dan Konstruksi
PENDAHULUAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)2
Rumpon laut dalam digunakan untuk menangkap jenis-jenis yang sifatnya
migratory di laut lepas. Jenis-jenis ikan yang menjadi target tangkapan adalah
ikan tuna, tongkol, cakalang, madidihang, layang, dsb. Sebagai daerah migrasi
ikan-ikan jenis tuna, nelayan di Teluk Tomini khususnya di Propinsi Gorontalo
mengembangkan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan. Selain di
Gorontalo, perikanan pancing ulur dan rumpon untuk menangkap ikan tuna juga
berkembang di beberapa daerah seperti, perairan Sulawesi, Selatan Jawa, Nusa
Tenggara, dan Papua.
Untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang kegiatan usaha
perikanan rumpon dan pancing ulur, maka dalam buku lending model ini beberapa
aspek yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek produksi, aspek keuangan,
aspek ekonomi dan aspek lingkungan akan dijelaskan. Selanjutnya, dalam rangka
menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat luas, maka buku pola
pembiayaan pancing ulur berumpon ini akan diunggah (up load) dalam Sistem
Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SI-PUK) yang sudah terintegrasi
dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui website
Bank Indonesia (www.bi.go.id).
3
BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Profil Usaha
Usaha penangkapan ikan dengan pancing ulur yang dikombinasikan dengan
menggunakan rumpon merupakan kegiatan yang mempunyai prospek cukup baik.
Dari sisi hasil tangkapannya, ikan hasil tangkapan pancing ulur di sekitar rumpon
mempunyai mutu yang baik (dari kondisi fisik dan biologis). Dengan kondisi hasil
tangkapan yang baik, maka hasil tangkapannya tidak mengalami kendala dalam
pemasarannya.
Kegiatan ini banyak dioperasikan di Propinsi Gorontalo, khususnya Kota
Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Usaha pancing ulur sendiri merupakan
kegiatan penangkapan yang sederhana, dan membutuhkan modal biaya operasi
Foto 2.1 Perahu Pancing Ulur
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
maupun investasi yang rendah. Karena membutuhkan modal usaha yang rendah,
maka pancing ulur dioperasikan hampir sebagaian nelayan di lokasi kajian.
Dengan target tangkapan tuna yang mempunyai nilai ekonomis tinggi,
usaha penangkapan ini mempunyai prospek yang cukup baik. Selain tuna, ikan
yang biasa tertangkap adalah jenis baby tuna, cakalang dan madidihang.
Unit usaha perikanan pacing ulur dan rumpon terdiri atas satu unit rumpon,
5 unit perahu penangkap dan satu unit perahu pengumpul. Rumpon dan kapal
penampung, biasanya dimiliki oleh perusahaan atau milik kelompok, sedangkan
kapal penangkap biasanya dimiliki oleh perseorangan. Untuk menjaga dan
mengetahui nelayan-nelayan yang melakukan kegiatan di sekitar rumpon, rumpon
biasanya dijaga oleh satu orang yang ditugaskan oleh perusahaan atau kelompok.
Kapal penangkap yang biasanya dioperasikan oleh 2 orang nelayan, akan meminta
ijin kepada penjaga rumpon sebelum operasi penangkapan dilakukan. Bila diijinkan,
maka perahu penangkap berkewajiban untuk membayar bagi hasil tangkapannya
sebesar 10% dari nilai hasil tangkapannya. Perahu penampung, akan berkeliling
antar kapal di rumpon untuk menampung hasil tangkapan nelayan.
Selama ini, nelayan-nelayan di lokasi kajian tidak memiliki hubungan
kerjasama atau keterikatan dengan perusahaan penampung atau industri
pengolahan ikan. Nelayan bebas melakukan penjualan, karena modal yang mereka
butuhkan selama ini dipenuhi oleh Taksi Mina Bahari (TMB), suatu unit ekonomi
produktif pemerintah propinsi Gorontalo. Dengan posisi yang seperti ini, maka
harga ikan dapat dijaga sehingga tetap menguntungkan nelayan.
2.2. Pola Pembiayaan
Sumber pembiayaan usaha rumpon pancing ulur biasanya berasal
dari pengusaha sendiri dan atau bantuan pihak lain maupun dari kredit bank
konvensional dengan proporsi yang sangat beragam. Selain dari beberapa
sumber modal tersebut, pada beberapa tahun terakhir nelayan di lokasi kajian juga
mendapatkan bantuan permodalan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Gorontalo.
Pancing Ulur Berumpon
5
Skim kredit konvensional yang tersedia pada lokasi usaha antara lain skim
Kredit Usaha Kecil (KUK) dari BRI Unit Gorontalo. Skim KUK yang diberikan adalah
kredit modal kerja dan atau modal investasi. Dalam pelaksanaannya, pimpinan BRI
unit berdasarkan kewenangannya dapat memberikan keputusan kredit dengan
nilai plafon maksimum sebesar Rp 50 juta.
Sumber pembiayaan selain dari bank konvesional di atas juga dapat berasal
dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Merujuk pada perkembangan perbankan
syariah, maka pada buku ini akan disampaikan contoh pembiayaan syariah. Salah
satu contoh alternatif produk syariah yang digunakan untuk pembiayaan usaha
pancing ulur berumpon adalah murabahah (jual beli).
Kriteria yang menjadi pertimbangan bank dalam melakukan analisis
kredit/pembiayaan kepada nasabah adalah 5C, yaitu character (watak), capacity
(kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan) dan condition (kondisi).
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
7
BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1. Aspek Pasar
3.1.1. Permintaan
Komoditas hasil tangkapan pancing ulur pada rumpon mempunyai
nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi ikan tuna, cakalang serta
tenggiri menjadi komoditas ekspor baik yang diperdagangkan langsung
dari Gorontalo maupun melalui pedagang pengumpul di kota lain seperti
Surabaya, Jakarta, Makassar dan Bali. Secara umum, perdagangan produk
tuna dari Propinsi Gorontalo dari tahun ke tahun menunjukkan tingkat
yang stabil. Berdasarkan catatan dari Departemen Kelautan dan Perikanan
Propinsi Gorontalo, produk tuna setelah dikirim ke pedagang pengumpul di
kota lain kemudian diekspor ke negara tujuan utama Jepang dan beberapa
negara tujuan lainnya.
Tabel 3.1 Volume Ikan Pelagis Besar (ton) yang Diperdagangkandari Propinsi Gorontalo
No. Keterangan 2005 2006 2007
1 Tuna 50.37 15,00 73,40
2 Cakalang 1.718,00 41,10 137,40
3 Tenggiri 32,15 7,30 75,00
4 Tuna loin 292,29 605,00 801,00
Sumber: DKP Propinsi Gorontalo (Data diolah kembali)
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Meskipun masih tergolong rendah, permintaan ikan di dalam negeri
terus mengalami peningkatan. Bila pengeluaran rata-rata per bulan untuk
ikan pada tahun 2005 sebesar Rp10.675,- meningkat menjadi Rp13.622,-
pada tahun 2007. Lebih lanjut BPS (2008) melaporkan bahwa tingkat
konsumsi rata-rata per kapita seminggu untuk ikan dan udang juga
mengalami peningkatan, bila konsumsi udang dan ikan segar pada tahun
2005 sebesar 0,252 kg/kapita/minggu kemudian naik menjadi 0,260 kg/
kapita/minggu (tabel 3.2). Dengan jumlah penduduk yang selalu bertambah,
dan kesadaran masyarakat yang sudah mulai membaik tentang konsumsi
ikan, maka permintaan ikan dari tahun ke tahun akan selalu bertambah
besar. Sehingga penambahan produksi ikan di masa yang akan datang
menjadi tantangan tersendiri.
Disisi lainnya, dari sisi perdagangan luar negeri, performa
perdagangan ikan dan udang juga menunjukkan peningkatan.Dengan
masih mengandalkan pada produk udang dan tuna, nilai eksport perikanan
meningkat dari USD1.324 pada tahun 2005 meningkat menjadi USD1.493
pada tahun 2007.
Tabel 3.2 Pengeluaran Untuk Ikan, Konsumsi per Kapita Seminggu dan Nilai Ekspor Ikan dari Tahun 2005 - 2007
No. Keterangan 2005 2006 2007
1 Pengeluaran pangan per kapita (Rp1000,-) 168,8 - 194,2
2 Pengeluaran rata-rata per bulan untuk ikan (Rp.) 10.675 13.374 13.622
3 Konsumsi rata-rata per kapita seminggu
a. Udang dan Ikan segar (kg)
b. Udang dan ikan yang diawetkan (ons)
0,252
0,441
0,281
0,499
0,260
0,523
4 Eksport udang dan ikan (juta USD) 1.324 1.456 1.493
Pancing Ulur Berumpon
9
3.1.2. Penawaran
Secara umum, produksi tuna dan cakalang menunjukkan tren
peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian, produksi tongkol
menunjukkan tingkat produksi yang menurun dalam kurun waktu 7 tahun
terakhir. Harga jual produk yang stabil dan tinggi mendorong untuk
melakukan proses penangkapan yang lebih intensif. Di sisi lainnya, tren
peningkatan nilai produksi dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kondisi
perairan di lokasi kajian masih belum menunjukkan gejala lebih lengkap
(Tabel 3.3.)
Tabel 3.3. Produksi Hasil Tangkapan Utama Pancing Ulurdi Propinsi Gorontalo
Komoditi utama
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tuna 1.752,5 3.448,7 3,342,2 1.881 4.508 5.375 4.394
Cakalang 1.847,2 2.186 2.057,9 2.147,5 4.021 5.004 4.427
Tongkol 2.704,4 4.816 3.816,9 8.308,5 3.635 5.573 4.546
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo
3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Dalam prakteknya, kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan
pancing ulur di rumpon ini tidak terjadi persaingan dalam proses pemasaran
hasil. Persaingan terjadi pada proses penangkapan ikan, dimana rumpon
yang tersedia di lokasi kajian belum optimal untuk menampung seluruh
armada penangkapan ikan yang ada.
Karena produk ikan yang relatif sulit dalam pengolahannya dan harga
ikan yang lebih mahal dibandingkan dengan produk protein hewani lainnya
seperti ayam atau telur ayam, maka pesaing utama dari perdagangan ikan
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
ini adalah produk-produk substitusi yang memang sudah cukup dikenal
masyarakat baik dari sisi kebiasaan atau cara pengolahannya.
3.2. Aspek Pemasaran
3.2.1. Harga
Ikan yang dihasilkan dari kegiatan penangkapan ikan dengan pancing
ulur di rumpon ini cukup banyak, seperti tuna, cakalang, tenggiri dan baby
tuna. Harga jual dari produk tangkapan usaha ini secara rata-rata adalah
Rp19.800,- per kg. Secara umum, selama ini nelayan tidak mempunyai
kekuatan untuk menentukan harga ikan, Harga ikan biasanya ditentukan
oleh pedagang pengumpul yang mengambil hasil tangkapannya di laut.
Sementara itu, pada tahapan rantai pemasaran selanjutnya, pedagang
pengumpul juga tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga
ikan pada saat menjual ikan kepada pedagang besar antar pulau. Pada
level nelayan, harga jual untuk ikan tuna adalah sebesar Rp27.000,-/kg dan
cakalang dijual dengan nilai Rp20.000,-/kg. Sedangkan baby tuna dijual
dengan harga Rp12.500,-/kg.
Tabel 3.4 Harga Ikan Hasil Tangkapan Pancing Ulur di GorontaloTahun 2008
No. Produk Harga (Rp./kg)
1 Tuna (Thunnus sp) 27.000
2 Cakalang (Katsuwonus sp) 20.000
3 Baby tuna 12.500
Pancing Ulur Berumpon
11
3.2.2. Jalur Pemasaran Produk
Penjualan produk usaha pancing ulur ini dapat dilakukan sendiri oleh
nelayan atau melalui pedagang pengumpul (toke) untuk kemudian diekspor
atau dijual langsung ke konsumen. Pola pemasaran produk pancing ulur ini
secara umum terbagi tiga, yaitu :
a. Nelayan menjual langsung produknya ke pasar-pasar setempat. Pada
pola ini daerah pemasaran hanya berkisar pada pasar-pasar yang
terdapat pada kota yang sama dengan daerah produsen pancing ulur
yang bersangkutan.
b. Nelayan atau pengumpul menjual ikan ke pengolah untuk kemudian di
pasarkan ke luar negeri
c. Pedagang besar di Gorontalo, kemudian menjual ikan kepada pedagang
eksportir di Jakarta, Bali dan Surabaya
d. Pedagang eksportir kemudian mengekspor ikan ke luar negeri.
Nelayan PengolahPedagang eksportir
Konsumenluar negeri
Pedagang besarPengumpul
Konsumen lokal
Gambar 3.1 Skema Jalur Pemasaran Hasil Tangkapan Pancing Ulur
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
3.2.3. Kendala Pemasaran
Kendala pemasaran yang dihadapi oleh usaha pancing ulur adalah
fluktuasi hasil tangkapan karena berubahnya sistem musim. Selain itu,
lemahnya pemasaran dimana jalur-jalur pemasaran masih dikuasai oleh
pedagang perantara, menyebabkan nelayan kurang mempunyai posisi tawar
yang baik.
13
BAB IVASPEK TEKNIS PRODUKSI
4.1. Lokasi Usaha
Kegiatan ini berlokasi di Kota Gorontalo, Propinsi Gorontalo. Lokasi ini
berhadapan langsung dengan Teluk Tomini, yang merupakan lokasi penangkapan
ikan bagi perahu pancing ulur. Untuk melakukan aktivitas penangkapan, rumpon
sebagai alat bantu penangkapan ikan dilepas di lepas pantai untuk beberapa
hari. Selanjutnya, dengan mendatangi rumpon yang telah dipasang sebelumnya
kemudian nelayan melakukan penangkapan ikan di sekitar rumpon.
4.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan
Fasilitas produksi yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi: rumpon,
perahu penangkap ikan dan perahu penampung (Tabel 4.1). Dalam satu unit usaha
pancing ulur dengan rumpon ini, terdiri atas 1 unit rumpon, 5 unit kapal penangkap,
dan 1 kapal penampung. Kapal penangkap yang digunakan untuk operasi
penangkapan ikan mempunyai ukuran 6,0 x 0,6 x 0,7 m. Untuk menggerakkan
perahu tersebut dibutuhkan mesin perahu dengan kekuatan 5,5 PK. Sedangkan
kapal penampung yang digunakan biasanya mempunyai panjang 21m, lebar 3
m dan tinggi 1,4 m. Mesin penggerak perahu penampung berkekuatan 90 PK.
Pada operasi penangkapan yang dikombinasikan dengan rumpon, rumpon yang
digunakan mempunyai ukuran 3 x 12 x 3 meter. Perahu biasanya dibeli jadi dari
Sulawesi Tengah, sedangkan bagan dan pancing ulur dibuat sendiri.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Foto 4.1 Perahu Penampung
Tabel 4.1 Peralatan Penangkapan Ikan Pancing Ulurdan Rumpon
No. KeteranganJumlah/
unit usahaHarga satuan
1
Kapal penangkap
Kapal Ukuran 6,0 x 0,6 x 0,7 m
Pancing ulur
Mesin Penggerak 5,5 PK
5
25
5
5.000.000
20.000
3.500.000
2
Kapal penampung
Kapal Ukuran 21 x 3,0 x 1,4 m
Mesin Penggerak 90 PK
1
1
60.000.000
80.000.000
3
Rumpon
Rumpon (3X12X3m) 1
39.000.000
4
Biaya lainnya
Biaya Surat-surat 1
600.000
Pancing Ulur Berumpon
15
4.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalan kegiatan ini terdiri dari 2 orang untuk masing-
masing perahu penangkap ikan, 1 orang penunggu rumpon dan 5 orang yang
mengoperasikan perahu penampung. Total tenaga kerja yang terlibat dalam satu
unit usaha kegiatan ini adalah 16 orang. Jurumudi/kapten perahu penangkap
ikan, biasanya adalah pemilik perahu, dibantu oleh tenaga kerja lainnya, yang
biasanya diambil dari anggota keluarga yang lain. Sedangkan penjaga rumpon,
adalah orang yang diberikan kepercayaan oleh kelompok atau perusahaan untuk
menjaga dan mencatat perahu-perahu yang melakukan penangkapan di rumpon.
Lima orang yang mengoperasikan kapal penampung, selain membeli ikan-ikan
hasil tangkapan nelayan penangkap juga membawa perbekalan penangkapan ikan
untuk perahu-perahu penangkap ikan. ABK perahu penampung adalah anggota
kelompok. Bila perahu penampung milik perusahaan, maka ABK adalah tenaga
kerja yang dibayar oleh perusahaan. Untuk kapal penampung milik kelompok,
ABK akan mendapatkan bayaran sebesar 70% dari nilai hasil tangkapan setelah
dikurangi perguliran (30% dari total hasil tangkapan), biaya operasional, dan biaya
perawatan (30% dari 70% hasil tangkapan setelah dikurangi biaya operasional).
Sedangkan untuk pemasaran, Lembaga Keuangan Syariah tidak memperhitungkan
sebagai biaya tenaga pemasaran karena hasil tangkapan sudah mempunyai captive market (lokal dan ekspor) meskipun melalui pedagang perantara.
Foto 4.2.Nelayan Sedang Melakukan Pemancingan
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
4.4 Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam operasi penangkap ikan ini masih sangat
sederhana. Upaya untuk mengumpulkan ikan dilakukan dengan menggunakan
rumpon. Sedangkan untuk memperbaiki kualitas hasil tangkapan, utamanya untuk
mengurangi stress ikan dan banyaknya darah yang keluar, nelayan di Gorontalo
menggunakan jaket tuna, yaitu kerangka besi seperti tabung yang digunakan
untuk mengurangi gerak ikan setelah ditangkap dengan pancing.
Pada kegiatan penangkapan ikan dengan pancing ulur yang dilengkapi
rumpon ini, ketergantungan kegiatan penangkapan ikan terhadap rumpon sangat
tinggi. Sehingga, teknologi rumpon yang diterapkan akan sangat menentukan
keberhasilan penangkapan ikan. Dalam banyak kesempatan, rumpon ini sering
terbawa oleh gelombang yang besar dan rusak. Oleh sebab itu, teknologi rumpon
yang lain dengan memanfaatkan drum plastik atau dari bahan besi bisa dijadikan
alternatif perbaikan teknologi yang ada.
4.5 Proses Produksi
Proses produksi pancing ulur yang dilakukan dalam studi pola pembiayaan
ini adalah proses penangkapan ikan dengan menggunakan pancing ulur. Proses
penangkapan ikan dengan pancing ulur adalah sebagai berikut :
1. Persiapan, yaitu mempersiapkan seluruh perbekalan ke laut dan anak buah
kapal yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan. Persiapan biasanya
dilakukan pada waktu subuh atau menjelang pagi hari.
2. Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan, Setelah persiapan selesai,
armada penangkapan kemudian menuju daerah penangkapan (rumpon)
yang telah direncanakan. Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan
biasanya akan memakan waktu 2 – 4 jam dari pelabuhan perikanan. Kira-
kira pukul 06.00 – 08.00 WITA perahu penangkapan ikan sudah sampai di
daerah penangkapan ikan yang menjadi tujuan penangkapan ikan.
Pancing Ulur Berumpon
17
3. Pemasangan pancing, bila ikan di sekitar rumpon dinilai layak, dari segi
jumlah ikan dan keselamatan operasi penangkapan kemudian dilakukan
operasi penangkapan. Untuk dapat mengoperasikan pancing ulur di
sekitar rumpon, maka nelayan harus meminta ijin terlebih dahulu. Bila
diijinkan kemudian dilakukan penambatan perahu ke rumpon, dan perahu
penangkap siap beroperasi. Penjaga rumpon kemudian mencatat nelayan
yang menangkap di rumponnya. Nama-nama nelayan tersebut kemudian
dilaporkan kepada pemilik/pengurus rumpon di darat untuk kemudian
dijadikan dasar penagihan kepada pengumpul ikan dimana hasil tangkapan
nelayan-nelayan tersebut dijual.
4. Perendaman pancing, untuk memberi kesempatan ikan datang mendekati
mata pancing dan memakan umpan yang ada di mata pancing, pancing
direndam selama kurang lebih 2 jam. Untuk mendapatkan umpan, nelayan
melakukan penangkapan umpan terlebih dahulu. Umpan ditangkap dengan
jenis pancing yang berukuran lebih kecil. Pada proses perendaman pancing
ini, biasanya nelayan akan membuat variasi dengan cara menyentak-
nyentakkan senar pancing. Kegiatan ini dilakukan terus menerus sampai
mata pancing dimakan ikan atau umpan hilang. Bila umpan sudah habis
atau hilang maka kemudian dilakukan proses pemasangan umpan dan
memancing lagi.
5. Pengangkatan pancing, bila mata pancing dimakan oleh ikan, maka
nelayan kemudian melakukan proses pengangkatan pancing. Untuk
proses pengangkatan pancing, diperlukan keahlian khusus, karena ikan
yang ditangkap berukuran besar. Bila umpan dimakan ikan, maka nelayan
akan mengulur senar pancing dan kemudian menarik mendadak dengan
menyentak senar. Selanjutnya secara perlahan ikan ditarik ke perahu.
6. Pemasangan ulang, bila belum membuahkan hasil tangkapan, dan hasil
tangkapan belum mencukupi secara ekonomi, akan dilakukan proses
penangkapan ulang.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
7. Penjualan hasil tangkapan, hasil tangkapan nelayan yang sudah masuk
kelompok biasanya akan ditampung oleh perahu penampung, akan tetapi
bagi nelayan non-anggota dapat menjual hasil tangkapannya dimana saja.
8. Kembali ke fishing base, bila hasil tangkapan telah mencukupi atau bila
waktu operasi telah lebih dari 12 jam, maka kemudian diputuskan untuk
kembali ke fishing base. Secara umum, nelayan-nelayan di lokasi kajian akan
sampai di fishing base (pelabuhan perikanan) sekitar pukul 14.00 – 16.00
WITA.
Foto 4.3 Rangkaian Perahu Penangkap di Sekitar Rumpon
Karena laut merupakan wahana multifungsi, maka pemasangan rumpon
harus memperhatikan beberapa hal:
a) Tidak mengganggu alur pelayaran
b) Jarak antar rumpon minimal 10 mil laut
c) Tidak dipasang dengan cara pemasangan yang mengakibatkan efek pagar
(zig-zag)
Selanjutnya, berdasarkan Kep.30/MEN/2004 tentang pemasangan dan
pemanfaatan rumpon, maka pengajuan ijin pemasangan rumpon diatur dengan
ketentuan sbb.:
Pancing Ulur Berumpon
19
a) Pemasangan pada perairan dengan jarak 2 mil laut sampai 4 mil laut dari
garis pantai pada titik surut terendah ijin diberikan dari Dinas Kelautan dan
Perikanan di tingkat Kabupaten/Kota
b) Pemasangan pada perairan dengan jarak 4 mil laut sampai 12 mil laut dari
garis pantai pada titik surut terendah ijin diberikan dari Dinas Kelautan dan
Perikanan di tingkat Propinsi
c) Pemasangan pada perairan dengan jarak di atas 12 mil laut dari garis pantai
pada titik surut terendah sampai ZEE ijin diberikan dari Dinas Kelautan dan
Perikanan di tingkat Kabupaten/Kota
4.6 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi
Jenis ikan yang dihasilkan dari proses penangkapan ikan dengan
menggunakan pancing ulur di sekitar rumpon ini adalah tuna, cakalang, baby
tuna, tenggiri dan beberapa jenis ikan lainnya. Secara umum, dalam satu kali
operasi penangkapan ikan akan dihasilkan rata-rata hasil tangkapan sebanyak 15
kg ikan per perahu penangkap ikan. Ini dengan asumsi bahwa dalam setiap 3 hari
dihasilkan 1 ekor ikan tuna yang bobotnya mencapai 50 kg/ekor, atau produk lain
yang setara. Karena ikan tuna ditangkap dengan menggunakan pancing maka
mutu ikan terjamin. Disamping itu, inovasi dalam mengurangi gerakan ikan dengan
menggunakan jaket tuna juga mempertinggi kualitas ikan hasil tangkapan.
4.7 Produksi Optimum
Seperti kegiatan menangkap ikan pada umumnya, maka faktor cuaca dan
musim memegang peranan yang sangat penting. Pada musim ikan, dengan asumsi
setiap hari tertangkap ikan tuna dengan bobot 34 kg, maka dalam sebulan (25
hari kerja) sudah mampu menghasilkan ikan sebanyak 850 kg. Bila dalam satu unit
penangkapan pancing ulur 5 kapal penangkap, maka secara total akan dihasilkan
4.250 kg.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
20 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Tuna yang menjadi target utama penangkapan, tidak tertangkap sepanjang
tahun, melainkan hanya sekitar 6 bulan saja. Musim tuna berkisar antara bulan
September sampai dengan Februari. Sedangkan untuk target penangkapan ikan
yang lainnya, akan ditemukan sepanjang tahun namun dengan jumlah dan jenis
yang bervariasi.
4.8 Kendala Produksi
Faktor kritis usaha penangkapan ikan adalah cuaca buruk. Bila musim
gelombang tinggi tiba, maka nelayan yang menggunakan kapal relatif kecil tidak
bisa melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut. Pada musim seperti ini,
rumpon-rumpon rusak dan tidak jarang yang putus dan hilang.
Bila rumpon hilang, maka kegiatan penangkapan juga akan terhenti. Agar
produksi terus bisa dilakukan, maka penentuan lokasi penempatan rumpon
menjadi kunci terhadap keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan penangkapan
ikan dengan rumpon.
Disisi yang lainnya, usaha ini juga mendapatkan persaingan dari armada
penangkapan lain, yaitu purse seine yang juga melakukan penangkapan ikan di
sekitar rumpon. Bila purse seine sudah melakukan penangkapan ikan di sekitar
rumpon, maka ikan-ikan yang ada di sekitar rumpon khususnya tuna akan
berpencar sehingga menyulitkan proses penangkapan ikan dengan menggunakan
pancing ulur.
Foto 4.4Hasil TangkapanPancing Ulur
2121
BAB VASPEK KEUANGAN
Analisis aspek keuangan diperlukan untuk membantu pihak Lembaga
Keuangan Syariah/LKS mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama
kemampuan pengusaha untuk mengembalikan pembiayaan yang diperoleh dari
LKS. Analisis keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan
dan pengelolaan usaha pancing ulur rumpon.
5.1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah
Produk pembiayaan konvensional hanya mengenal satu macam produk
yaitu pembiayaan dengan sistem perhitungan suku bunga. Sedangkan pada pola
syariah mempunyai keragaman produk pembiayaan dan perhitungan keuntungan
(perolehan hasil) yang fleksibel.
Untuk produk syariah banyak ragamnya, diantaranya mudharabah,
musyarakah, salam, istishna, ijarah dan murabahah (lampiran 1). Dari produk
tersebut, setiap produk juga masih mempunyai turunannya. Oleh karena itu, pada
pola pembiayaan syariah satu usaha bisa memperoleh pembiayaan lebih dari satu
macam produk.
Sedangkan untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan bisa
menggunakan sistem margin atau nisbah bagi hasil. Margin merupakan selisih
harga beli dengan harga jual sebagai besar keuntungan yang diharapkan. Nisbah
bagi hasil adalah proporsi keuntungan yang diharapkan dari suatu usaha. Pada
perhitungan nisbah bagi hasil dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi
(profit and loss sharing/PLS) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).
Profit sharing, nisbah bagi hasil diperhitungkan setelah dikurangi seluruh biaya
(keuntungan bersih). Sementara revenue sharing perhitungan nisbah berbasis dari
pendapatan usaha sebelum dikurangi biaya operasionalnya.
ASPEK KEUANGAN
22 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Keragaman produk pembiayaan dan perhitungan tingkat keuntungan ini
dapat memberi keluwesan/fleksibilitas baik untuk pihak LKS maupun pengusaha
guna memilih produk pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan dan
kapasitasnya masing-masing. Bagi pihak LKS, pemilihan ini dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan dan tingkat risiko terhadap nasabah dan usahanya. Sehingga bisa
terjadi untuk usaha yang sama, mendapat produk pembiayaan maupun besaran
margin atau nisbah per nasabahnya berbeda.
5.2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan
5.2.1. Karakteristik Usaha Pancing Ulur Berumpon
Lokasi rumpon dan jenis rumpon (permanen atau tidak) akan
berdampak pada kemudahan memperoleh hasil, mengingat untuk ikan
sejenis tuna memang mempunyai musim sendiri. Pada tingkat masyarakat
pesisir, nelayan dapat berkontribusi dengan menjalankan kapal penangkap
yang relatif membutuhkan alat dan biaya yang tidak mahal.Dengan demikian,
usaha pancing ulur berumpon ini dapat diusahakan oleh nelayan-nelayan
mikro sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarganya
karena jenis ikan yang dipancing mempunyai harga yang tinggi dan
cenderung stabil.
Sehubungan dengan pasar, hasil tangkapan usaha pancing ulur
berumpon sangat terbuka, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.
Terlebih, minat dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan makin
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan potensi pasar tersebut, maka
usaha pancing ulur berumpon memiliki prospek untuk dikembangkan.
Pancing Ulur Berumpon
23
5.2.2. Pola Usaha dan Pembiayaan
Pola usaha yang dipilih adalah pancing ulur berumpon. Kegiatan ini
mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat komoditas yang dihasilkan
adalah produk yang diekspor sehingga harga jual dan permintaan pasar bisa
terjamin.
Agar menjadi suatu kegiatan usaha yang utuh, maka pola usaha ini
merupakan kegiatan yang terintegrasi antara pancing ulur (5 unit), rumpon
(1 unit) dan perahu penampung (1 unit). Kapal penangkap yang digunakan
untuk operasi penangkapan berukuran 6,0 x 0,6 x 0,7 meter, dengan
tenaga penggerak berkekuatan 5,5 PK. Sedangkan kapal penampung yang
digunakan berdimensi (p x l x t) 21 x 3 x 1,4 meter. Sebagai penggerak
perahu penampung adalah mesin inboard berkekuatan 90 PK. Rumpon
yang digunakan mempunyai ukuran 3 x 12 x 3 meter. Untuk mengoperasi 1
unit usaha ini dibutuhkan 16 tenaga kerja terdiri dari 10 nelayan penangkap
(2 orang x 5 perahu), 1 orang penjaga rumpon dan 5 orang ABK perahu
penampung.
Perhitungan analisis keuangan ini didasarkan pada kelayakan usaha
pancing ulur berumpon. Model kelayakan usaha merupakan pengembangan
usaha yang telah berjalan dan diharapkan dapat mendorong kemandirian
usaha serta upaya replikasi usaha ini di wilayah lain.
Pada buku ini, model kelayakan usaha pancing ulur berumpon
diasumsikan untuk usaha baru atau peremajaan usaha. Kebutuhan
pembiayaan yang diperlukan meliputi biaya investasi dan modal kerja yang
dipenuhi dengan pembiayaan yang bersumber dari pengusaha dan LKS.
Pembiayaan yang diberikan oleh LKS meliputi biaya investasi guna pengadaan
mesin penggerak kapal penampung dan pengadaan rumpon. Sedangkan
biaya modal kerja diberikan berupa pengadaan perbekalan selama satu
bulan. Jangka waktu pembiayaan investasi adalah 3 (tiga) tahun.
ASPEK KEUANGAN
24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Merujuk pada sistem keuangan syariah yang mempunyai banyak
ragam produk pembiayaan, sistem pembiayaan syariah yang sesuai untuk
pembiayaan investasi dan modal kerja dimaksud adalah akad murabahah
(jual beli). Pertimbangannya adalah karena dengan produk murabahah
ini pengusaha dapat membiayai pengadaan barang/peralatan/mesin/
bahan baku sesuai dengan kemampuannya. Di samping itu, pembiayaan
murabahah juga memberi pilihan pada bank maupun nasabah/pengusaha
apakah pembiayaan akan digunakan untuk membiayai seluruh komponen
usaha atau hanya untuk komponen-komponen tertentu saja.
Bagi perbankan syariah, akad ini relatif sederhana perhitungannya dan
nilai margin yang akan diperoleh lebih dapat diprediksikan. Dengan demikian,
dengan produk murabahah bank dapat lebih mudah melakukan upaya
mitigasi risiko baik terhadap usaha maupun nasabah karena margin secara
pasti ditentukan di awal akad. Produk murabahah ini juga sudah banyak
diterapkan oleh LKS dan masyarakat sudah mengenal serta mengakses akad
pembiayaan tersebut.
Oleh karena itu, pada usaha penangkapan ikan dengan pancing
ulur berumpon, dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembelian mesin,
rumpon dan perbekalan, maka akad murabahah merupakan pilihan yang
cukup sesuai.
5.2.3. Produk Murabahah
Produk pembiayaan murabahah (jual beli) merupakan produk yang
paling banyak dimanfaatkan baik oleh LKS maupun oleh nasabah. Peraturan
mengenai produk murabahah antara lain mengacu pada Fatwa Dewan
Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang
Murabahah dan Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 tanggal 17
Desember 2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank
Pancing Ulur Berumpon
25
Syariah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/
PBI/2008 tanggal 25 September 2008.
Beberapa ketentuan umum terkait Murabahah sebagaimana terdapat
dalam ketentuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Syarat-syarat yang berlaku pada murabahah antara lain:
1. Dalam melaksanakan kegiatan usaha baik penghimpunan dana, penyaluran
dana maupun pelayanan jasa bank wajib memenuhi prinsip syariah,
yang terdiri dari prinsip keadilan dan keseimbangan, kemaslahatan, dan
universalisme, serta tidak memenuhi unsur gharar, masyir, riba, dzalim, riswah, dan obyek haram.
2. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
3. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
4. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
5. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan
ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
6. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
7. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad
tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan
nasabah.
8. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip, menjadi milik bank. Nasabah mengajukan permohonan
dan perjanjian pembelian suatu barang atau aset kepada bank.
ASPEK KEUANGAN
26 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
5.3. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan
Untuk analisa kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi
mengenai parameter teknologi proses maupun biaya, sebagaimana terangkum
dalam Tabel 5.1. Dalam kegiatan ini diasumsikan periode proyek 3 tahun dimana
dalam kegiatan per tahunnya hanya mempertimbangkan 6 bulan musim ikan.
Dalam kegiatan ini juga diasumsikan produksi ikan secara total adalah 4.250 kg/
bulan dari hasil tangkapan tuna dan beberapa ikan tangkapan sampingan lainnya.
Dengan asumsi 50% ikan hasil tangkapan tuna dan 50% ikan lainnya.
Tabel 5.1. Asumsi untuk Analisis Keuangan
No Asumsi Satuan Nilai/Jumlah
1 Periode proyek tahun 3
2 Bulan kerja tahun bulan 6
3 Hari kerja dalam sebulan hari 25
4
Output, Produksi dan Harga:
a. Produksi ikan per bulan
b. Produksi ikan per hari
c. Harga jual ikan
i. Tuna
ii. Cakalang
iii. Baby tuna
d. Keberhasilan produksi
kg
kg
Rp/kg
Rp/kg
Rp/kg
%
4.250
170
27.000
20.000
12.500
100
5
Tenaga kerja :
a. Produksi
orang
16
6
Penggunaan input dan harga:
a. BBM
b. Harga BBM *)
liter/bln
Rp/liter
850
8.000
7 Margin Pembiayaan Mudarabah % 8,5
8 Jangka waktu Pembiayaan tahun 3
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo
Pancing Ulur Berumpon
27
5.4. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional
Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha pancing ulur berumpon
dibedakan menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi
adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal
pendirian usaha yang meliputi perahu, mesin dan alat tangkap. Biaya operasional
adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi.
5.4.1. Biaya Investasi
Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha pancing
ulur berumpon ini meliputi rumpon, pancing ulur, serta perahu penangkap
dan perahu penampung beserta mesin penggeraknya. Total biaya yang
dibutuhkan adalah sebesar Rp222.600.000,-. Komponen terbesar adalah
kapal penampung (62,89%) kemudian kapal penangkap (19,32%), dan
rumpon (17,52%) (Tabel 5.2). Selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 3.
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo
Tabel 5.2 Komposisi Biaya Investasi (Rp)
No Komponen biaya Jumlah Presentase
1 Kapal penangkap 43.000.000 19,32
2 Kapal penampung 140.000.000 62,89
3 Rumpon 39.000.000 17,52
4 Biaya Surat-surat 600.000 0,27
Jumlah 222.600.000 100,00
ASPEK KEUANGAN
28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
5.4.2. Biaya Operasional
Biaya operasional dalam usaha pancing ulur berumpon meliputi
biaya operasional perahu penangkap, perahu penampung dan perawatan
rumpon. Untuk pengoperasi perahu penangkap dibutuhkan Rp4.450.000,-
per bulan. Pengoperasian kapal penampung, memerlukan Rp55.990.000,-
per bulan dan untuk perawatan rumpon dibutuhkan Rp300.000,- per bulan
(Tabel 5.3 serta Lampiran 4).
Tabel 5.3. Komponen Biaya Operasional
No Struktur Biaya Satuan Jumlah
FisikBiaya per
satuan (Rp)
Jumlah biaya 1
bulan Rp
I Kapal Penangkap 4.450.000
1 Perbekalan Rp 125 4.000 500.000
2 BBM (solar) liter 250 8.000 2.000.000
3 Olie liter 25 24.000 600.000
4 Perawatan Kapal trip 5 100.000 500.000
5 Perawatan alat tangkap trip 5 70.000 350.000
6 Perawatan Mesin trip 5 100.000 500.000
No Struktur Biaya Satuan Jumlah
FisikBiaya per
satuan (Rp)
Jumlah biaya 1
bulan Rp
II Kapal Penampung 55.990.000
1 Perbekalan Rp 25 2.000.000 50.000.000
2 BBM (solar) liter 600 8.000 4.800.000
3 Es Balok 100 10.000 1.000.000
4 Olie liter 5 24.000 120.000
5 Perawatan alat tangkap trip 1 70.000 70.000
Pancing Ulur Berumpon
29
Keterangan: 1. Pemeliharaan dimasukan ke biaya variabel karena biaya pemeliharaan timbul jika melaut saja2. Biaya tetap yang ada adalah biaya depresiasi saja.
5.5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja
Kebutuhan dana untuk usaha pancing ulur berumpon sebagaimana telah
dijelaskan pada sub bab terdahulu meliputi biaya investasi Rp222.600.000,-, dan
biaya modal kerja sebesar Rp70.340.000,-. Dana investasi dan modal kerja tersebut
ada yang bersumber dari pembiayaan LKS dan dana milik sendiri.
Kebutuhan dana investasi, pada contoh untuk usaha baru (start up) atau
peremajaan usaha, komponen biaya investasi yang memperoleh pembiayaan LKS
hanya untuk pengadaan mesin penggerak 90 PK untuk kapal penampung satu unit
dan pengadaan rumpon satu unit. Sedangkan komponen yang lain diasumsikan
telah dimiliki oleh pengusaha yang bersangkutan sebagai bagian dari kontribusinya
dalam usaha.
Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk operasional usaha.
Pada usaha pancing ulur berumpon ini, modal kerja meliputi biaya operasional
usaha selama
satu bulan. Berkaitan dengan kebutuhan modal kerja, komponen yang
dibiayai dari LKS hanya untuk pengadaan perbekalan untuk kapal penampung
sebesar Rp50.000.000,- Kebutuhan komponen-komponen biaya modal kerja
yang lainnya juga diasumsikan sebagai bagian dari kontribusi pengusaha yang
bersangkutan.
Pengadaan mesin penggerak 90 PK, rumpon dan bahan perbekalan untuk
kapal penampung yang dimaksud pada pembiayaan tersebut di atas, dalam hal ini
diasumsikan sudah tersedia dan telah dimiliki oleh pihak LKS. Untuk mengadakan
III Perawatan rumpon Rp 1 300.000 300.000
IV Upah ABK Rp 400 24.000 9.600.000
Total Biaya Variabel 70.340.000
ASPEK KEUANGAN
30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Jangka waktu pembiayaan baik untuk investasi maupun modal kerja adalah
tiga tahun tanpa grace period. Pembiayaan modal kerja pada kenyataannya
dapat diperpanjang lagi masa jangka waktunya disesuaikan dengan kemampuan
pengusaha membayar. Tingkat margin pembiayaan yang digunakan untuk usaha
baru (start up) adalah 8,5% (konvensional setara dengan suku bunga flat p.a).
Pembayaran angsuran pembiayaan dalam perhitungan kelayakan diasumsikan
secara tetap dengan cara jumlah pembiayaan dibagi jangka waktu pembiayaan
dengan mempertimbangkan siklus produksinya.
Tabel 5.4 Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja
No Uraian Jumlah
1 Total Biaya Investasi
Pembiayaan untuk pembelian mesin dan
pengadaan rumpon
222.600.000
119.000.000
2 Total Biaya modal kerja
Pembiayaan pembeliaan bahan baku
(kain)
70.340.000
50.000.000
3 Total Biaya produksi
a. Pembiayaan
b. Modal sendiri
292.940.000
169.000.000
123.940.000
4 Total pembiayaan dan Margin
a. Pembiayaan investasi
Margin Investasi
b. Pembiayaan modal kerja
Margin Modal kerja
c. Total margin
212.095.000
119.000.000
30.345.000
50.000.000
12.750.000
43.095.000
barang dan bahan ini pihak LKS dapat menggunakan pihak lain dengan akad yang
terpisah dari akad murabahah ini.
Keperluan dana investasi dan modal kerja merujuk pada asumsi dari contoh
pembiayaan syariah ditampilkan pada tabel 5.4 dan selengkapnya pada lampiran
6.
Pancing Ulur Berumpon
31
5.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan
Berdasarkan kapasitas yang ada, usaha pancing ulur menghasilkan produksi
per bulan sebanyak 2.250 kg ikan tuna, 1.000 kg cakalang dan 1.000 kg baby
tuna. Usaha ini diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai
tahun pertama hingga akhir tahun ketiga (sesuai umur proyek). Dengan merujuk
pada asumsi harga jual jenis ikan, maka untuk satu tahun produksi diproyeksikan
memperoleh pendapatan sebesar Rp559.500.000,- atau rata-rata Rp93.250.000,-
per bulan selama 6 (enam) bulan operasional. Proyeksi produksi dan pendapatan
usaha serta harga penjualan ditampilkan pada Tabel 5.5 dan Lampiran 5.
Tabel 5.5. Proyeksi Produksi dan Pendapatan
NO PRODUK VOLUME UNIT HARGA JUAL
PENJUALAN 1 BULAN
1 Tuna 2.250 kg 27.000 60.750.000
2 Cakalang 1.000 kg 20.000 20.000.000
3 Baby tuna 1.000 kg 12.500 12.500.000
TOTAL 4.250 93.250.000
5.7. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP)
Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha pancing ulur telah
menghasilkan laba (setelah pajak) pada tahun pertama (kapasitas 100%) sebesar
Rp62.300.750,- dengan nilai profit on sales 11,14%, dan hal sama juga untuk
tahun kedua dan ketiga (Tabel 5.6).
ASPEK KEUANGAN
32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Dengan membandingkan pengeluaran untuk biaya tetap terhadap biaya
variabel dan total penerimaan. maka BEP usaha ini terjadi pada penjualan senilai
Rp.261.169.195,- pada tahun ke-1 hingga tahun ke-3. Selengkapnya proyeksi
rugi laba usaha ditampilkan pada Lampiran 7.
UraianTahun
1 2 3
A Penerimaan
Total Penerimaan
559.500.000
559.500.000
559.500.000
B Pengeluaran
i. Biaya Variabel
ii. Depresiasi
iii. Angsuran Margin
Pembiayaan
iv. Biaya Pemasaran/Dis-
tribusi
Total Pengeluaran
422.040.000
49.800.000
14.365.000
-
486.205.000
422.040.000
49.800.000
14.365.000
-
486.205.000
422.040.000
49.800.000
14.365.000
-
486.205.000
C R/L Sebelum Pajak 73.295.000 73.295.000 73.295.000
F Pajak (15%) 10.994.250 10.994.250 10.994.250
G Laba Setelah Pajak 62.300.750 62.300.750 62.300.750
H Profit on Sales 11,14% 11,14% 11,14%
I BEP: Rupiah 261.169.195 261.169.195 261.169.195
Tabel 5.6 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi
Uraian Nilai
Laba per tahun (Rp) 62.300.750
Profit Margin 11,14%
BEP: Rupiah 261.169.195
Tabel.5.7. Rata-rata Laba Rugi dan BEP
Pancing Ulur Berumpon
33
5.8. Proyeksi Arus Kas
Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,
yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh
dari penjualan ikan hasil tangkapan selama satu tahun. Untuk arus keluar meliputi
biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, termasuk angsuran pokok pembiayaan,
angsuran margin pembiayaan dan pajak penghasilan.
Evaluasi kelayakan untuk usaha pancing ulur berumpon dengan pembiayaan
murabahah dapat diukur dari tingkat kemampuan membayar kewajiban angsuran
kepada LKS. Hal ini dapat diketahui karena pada produk murabahah besarnya
margin sudah ditentukan di awal akad, sehingga pada analisa laba rugi dan arus
kas dapat dihitung kemampuan membayar berdasarkan dari pendapatan yang
diperoleh usaha tersebut. Dari arus kas diketahui bahwa pada tingkat margin 8,5 %
p.a flat, usaha ini mampu membayar kewajiban pembiayaannya dan menghasilkan
keuntungan. Dengan demikian usaha pancing ulur berumpon tersebut layak untuk
dilaksanakan dan bisa dipertimbangkan untuk memperoleh pembiayaan.
Pada analisa kelayakan dapat juga memakai beberapa indikator yang umum
digunakan pada perhitungan konvensional. Indikator tersebut meliputi IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio), PBP (Pay Back Period). Nilai
IRR misalnya bisa menjadi indikator untuk mengukur kelayakan usaha, semakin
tinggi nilai IRR maka usaha tersebut semakin berpeluang untuk menciptakan
keuntungan. Meskipun demikian, indikator tersebut hanya sebagai alat bantu
untuk menilai kelayakan suatu usaha. Besaran margin ataupun bagi hasil, harus
ditetapkan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak (LKS dan pengusaha).
Proyeksi arus kas untuk kelayakan usaha pancing ulur berumpon (Tabel 5.8)
selengkapnya ditampilkan pada lampiran 8.
ASPEK KEUANGAN
34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Tabel 5.8 Proyeksi Arus Kas
No UraianTahun
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 559,500,000 559,500,000 559,500,000
2. Pembiayaan a. Investasi b. Modal Kerja
119,000,000 50,000,000
3. Modal Sendiri a. Investasi b. Modal Kerja
103,600,000 20,340,000
4. Nilai Sisa Proyek 73,000,000
Total Arus Masuk 292,940,000 559,500,000 559,500,000 632,500,000
Arus Masuk unt Menghitung IRR
- 489,160,000 559,500,000 632,500,000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 222,600,000 - - -
2. Biaya Variabel/operasional 70,340,000 351,700,000 422,040,000 422,040,000
4. Angsuran Pokok Pembiayaan 56,333,333 56,333,333 56,333,333
5. Angsuran Margin Pembiayaan
14,365,000 14,365,000 14,365,000
6. Pajak 10,994,250 10,994,250 10,994,250
Total Arus Keluar 292,940,000 433,392,583 503,732,583 503,732,583
Arus Keluar unt Menghitung IRR
292,940,000 362,694,250 433,034,250 433,034,250
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR
(292,940,000) 126,465,750 126,465,750 199,465,750
Discount Factor (8,5%) 1.0000 0.9217 0.8495 0.7829
Present Value (292,940,000) 116,558,295 107,427,000 156,163,351
E CUMMULATIVE (292,940,000) (176,381,705) (68,954,705) 87,208,646
Pancing Ulur Berumpon
35
5.9. Proyeksi Perolehan Margin Pembiayaan
Pola pembiayaan syariah yang digunakan dalam usaha pacing ulur
berumpon adalah murabahah (jual beli). Pada kesempatan ini ditampilkan satu
contoh alternatif pembiayaan yaitu untuk usaha baru atau peremajaan usaha.
Dari hasil perhitungan untuk tingkat margin 8,5% per tahun, selama tiga tahun
menghasilkan margin sebesar Rp. 62.300.750,-. Tingkat margin ini diberlakukan
flat (tetap) per tahun, selama waktu pembiayaan yang disepakati. Selengkapnya,
perhitungan perolehan margin dapat dilihat pada lampiran 6.
Penentuan besaran margin, diutamakan berdasarkan pada base line data (data
rujukan) untuk setiap komponen usaha/sektor ekonomi. Tetapi karena pada saat
ini data tersebut belum tersedia, maka nilai margin mempertimbangkan informasi
yang diperoleh dari praktek umum yang diterapkan oleh perbankan syariah dan
kesetaraan dengan suku bunga Bank Indonesia (SBI). Data pola pembiayaan pada
perbankan syariah dapat dilihat pada lampiran 9.
5.10. Hambatan dan Kendala
Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh pengusaha pancing ulur
berumpon adalah perubahan musim dan cuaca buruk. Pada cuaca buruk, tidak
jarang rumpon yang dipasang dilaut putus dan hilang. Kondisi ini mengharuskan
pengusaha untuk mencadangkan dana pembelian rumpon baru.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
3737
BAB VIASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN
DAMPAK LINGKUNGAN
6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial
Sebagian besar kegiatan usaha masyarakat Kota Gorontalo khususnya
dan Propinsi Gorontalo pada umumnya adalah bertani, berkebun atau nelayan,
sementara. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang pertanian,
perkebunan, perikanan dan pegawai negeri. Roda perekonomian, selain dari
perdagangan hasil pertanian dan perikanan, juga dari gaji pegawai negeri.
Keberadaan usaha pancing ulur berumpon mampu meningkatkan
pendapatan nelayan di daerah yang bersangkutan. Adanya usaha pancing
ulur berumpon ini juga mendorong berkembangnya usaha perdagangan dan
pengolahan, sehingga meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah
usaha.
Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha pancing ulur
berumpon memberi manfaat yang positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin
terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus
peningkatan pendapatan daerah.
6.2. Aspek Dampak Lingkungan
Proses produksi dalam usaha pancing ulur berumpon akan menghasilkan
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat umumnya berupa sisa-sisa ikan atau
kotoran ikan yang dibuang. Limbah-limbah padat ini umumnya tidak berbahaya
bagi lingkungan. Penanganan limbah ini cukup sederhana, yaitu dengan cara
menguburkannya di dalam tanah dimana untuk bahan organik akan terurai
menjadi bahan-bahan anorganik yang merupakan sumber unsur hara tanah.
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
38 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Limbah cair yang dihasilkan dari air sisa pencucian ikan yang umumnya
langsung dibuang ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dalam jangka waktu
yang lama limbah ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan
yang besar, karena itu tindakan pengolahan limbah secara sederhana sepertinya
sudah menjadi keharusan. Pembuatan bak penampung limbah cair sederhana
dapat menjadi salah satu alternatif penanganan limbah cair yang dihasilkan dari
usaha pancing ulur berumpon
39
BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
a. Usaha pancing ulur berumpon mempunyai peranan penting dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga bagi masyarakat nelayan.
b. Dua faktor terpenting bagi keberhasilan usaha pancing ulur berumpon
selain faktor cuaca dan pemilihan lokasi penangkapan juga keterampilan
nelayan.
c. Kebutuhan usaha pancing ulur berumpon yang dapat dibiayai oleh LKS
adalah pembelian/pengadaan kapal penampung, rumpon dan perbekalan.
d. Akad murabahah sesuai untuk pembiayaan yang peruntukanya adalah
pengadaan barang/peralatan/mesin/bahan baku. Pada usaha pancing ulur
berumpon, akad murabahah cocok diaplikasikan untuk pembiayaan membeli
kapal penampung, rumpon dan perbekalan. Akad ini memberi keleluasaan
bagi pengusaha untuk memilih barang dengan kualitas dan kuantitas yang
sesuai dengan kemampuan keuanganya.
e. Analisis aspek keuangan memperlihatkan bahwa dengan asumsi pendirian
usaha baru atau peremajaan usaha, dengan produk murabahah (jual beli),
maka diperlukan modal usaha sebesar Rp292.940.000,- yang terdiri dari modal
investasi sebesar Rp222.600.000,- dan modal kerja sebesar Rp70.340.000,-.
Modal tersebut diasumsikan berasal dari pembiayaan Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) sebesar Rp. 169.000.000,- dan dari pemilik/pengusaha sebesar
Rp. 123.940.000,-.
f. Berdasarkan analisis kelayakan keuangan usaha pancing ulur berumpon
layak untuk diusahakan. Dengan masa proyek 5 tahun dan tingkat margin
8,5%, usaha ini dapat membayar kewajiban kepada LKS dan menghasilkan
KESIMPULAN DAN SARAN
40 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
keuntungan yang memadai bagi pengusahanya.
g. Pengembangan usaha pancing ulur berumpon memberikan manfaat yang
positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja
serta peningkatan pendapatan masyarakat, dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang signifikan.
7.2. Saran
a. Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan
aspek finansial, usaha pancing ulur berumpon ini, layak untuk dibiayai.
b. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan
seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya
pada aspek keuangan, dan manajemen pembukuan.
c. Usaha pancing ulur berumpon untuk pembelian kapal penampung, rumpon
dan perbekalan dibiayai LKS dengan akad murabahah.
41
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2008. Perkembangan beberapa indikator sosial ekonomi Indonesia. BPS.
Jakarta
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo. 2005. Perikanan Dalam Angka
2005. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo . Goronntalo.
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo. 2006. Perikanan Dalam Angka
2005. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo . Goronntalo.
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo. 2007. Perikanan Dalam Angka
2005. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Gorontalo . Goronntalo.
Himpunan Fatwa Dewan Syariah. 2003. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia dan Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.2007. Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008 tanggal 25 September 2008 tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Prinsip
Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta
Pelayanan Jasa Bank Syariah.2008. Bank Indonesia.
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)42
DAFTAR WEBSITE
1. http://www.cuisinenet.com
2. http://www.ipb.ac.id
3. http://www.islamicfinanceonline.com
4. http://www.ifsb.org
5. http://www.isdb.org
6. http://www.bankislam.com.my
7. http://www.lariba.com
8. http://www.amss.net
43
LAMPIRAN
LAMPIRAN
44 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Pengenalan Pola Pembiayaan Syariah ................................................ 45
2. Asumsi Untuk Analisis Keuangan ....................................................... 50
3. Biaya investasi ................................................................................... 51
4. Biaya Variabel ................................................................................... 52
5. Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor ........................................... 53
6. Proyeksi Perolehan Margin Pembiayaan Pancing Ulur Berumpon ......... 54
7. Proyeksi Laba Rugi Usaha (Rp) ............................................................ 55
8. Proyeksi Arus Kas ............................................................................... 56
9. Pola Pembiayaan Syariah pada Perbankan Syariah .............................. 58
Pancing Ulur Berumpon
45
Lampiran 1. Pengenalan Pola Pembiayaan Syariah
Pembiayaan Syariah
Bank syariah menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Ini di dorong
oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang
halal. Pun karena jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang paling banyak di
dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam
pembiayaan ekonomi masyarakat.
Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah:
1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan
dana maupun pihak yang menyediakan dana
2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan
pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi
hasil yang menyertai pembiayaan tersebut.
Untuk mendukung prinsip-prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari
prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang
memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan yang proposional. Jenis informasi yang dimaksud antara
lain:
1. Informasi data nasabah
2. Informasi data penjualan / pembelian / penyewaan riil
3. Proyeksi laporan keuangan
4. Akad pembiayaan
Lebih lanjut penjelasan dari informasi yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
LAMPIRAN
46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
a. Informasi data nasabah
Menyeleksi calon nasabah yang dapat dipercaya untuk memperoleh
pembiayaan dilakukan melalui uji kelayakan nasabah. Uji kelayakan bentuknya
berupa form pengisian yang memuat data pribadi dan data usaha calon nasabah.
Pengisian form dilakukan melalui wawancara secara individual dan kunjungan ke
tempat tinggal dan tempat usaha.
Informasi dari uji kelayakan ini sebagai pertimbangan apakah calon bisa
menjadi nasabah atau tidak. Sekaligus juga menentukan jenis pembiayaan yang
sesuai untuk nasabah bersangkutan.
b. Informasi data penjualan / pembelian / penyewaan riil
Informasi data penjualan/pembelian/ penyewaan riil merupakan data usaha
yang sudah terjadi di lapangan. Data riil ini menjadi dasar perhitungan dari akad
yang sudah disepakati. Dengan demikian tereliminer kerugian baik yang dirasakan
oleh debitur maupun kreditur karena pelaksanaan akad dilandasi dengan data
riil.
Informasi ini bentuknya berupa form isian, yang diisi secara rutin sesuai
dengan siklus usahanya oleh nasabah. Contoh bentuk form yang diberikan sesuai
dengan jenis usahanya dan kebijakan LKS masing-masing.
c. Proyeksi laporan keuangan
Proyeksi laporan keuangan merupakan pelengkap informasi dalam
menentukan persetujuan usulan pembiayaan usaha dari nasabah. Proyeksi dari
laporan keuangan yang dimaksud terdiri dari proyeksi arus kas, proyeksi laba (rugi)
dengan analisa kelayakan seperti NPV, IRR, BEP, B/C ratio, PBP, dll.
Proyeksi ini dibuat atas dasar asumsi-asumsi yang relatif tetap sepanjang
umur usaha yang dibiayai. Sedangkan dalam hukum syariah semua transaksi harus
Pancing Ulur Berumpon
47
riil. Oleh sebab itu dalam menentukan besaran nominal untuk bagi hasil tidak bisa
merujuk pada hasil proyeksi (relatif tetap) tetapi harus merujuk pada transaksi riil
(relatif berfluktuasi sesuai dinamika usahanya).
d. Akad pembiayaan
Akad pembiayaan merupakan kesepakatan antara shahibul maal dan
mudharib. Akad ini sebagai landasan hukum syariah bagi transaksi pembiayaan.
Akad pembiayaan sesuai dengan jenis pembiayaan usaha nasabah.
Produk pembiayaan syariah bermacam-macam, sebagaimana tersaji pada
tabel di bawah ini:
Prinsip Dasar Jenis – jenis
Bagi Hasil (Profit Sharing)
Al-Musyarakah (Partnership, Project Financing and Participation)
Adalah penanaman dana dari shahibul maal (pemilik modal) untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua shahibul maal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.
Al-Mudharabah (Trust Financing, Trust Investment)
Adalah akad kerjasama antara 2 pihak di mana pihak shahibul maal menyediakan modal dan pihak mudharib menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi berdasarkan nisbah sesuai dengan kesepakatan. Pembagian nisbah dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).
Tabel Pengenalan Produk Syariah
LAMPIRAN
48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Al-Muzara’ah (Harverst-Yield Profit Sharing)
Adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan diperlihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.
Al Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain Portion of Yield)
Adalah bentuk sederhana dari Al-muzara’ah di mana si penggarap hanya bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
Jual Beli (Sale and Payment Sale)
Bai’ Al Murabahah (Deferred Payment Sale)
Adalah akad jual beli antara sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Barang yang dimaksud adalah barang yang diketahui jelas kuantitas, kualitas dan spesifikasinya
Bai’ as Salam (in front Payment Sale)
Adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
Bai’ Al – Istishna’ (Purchase by Order or Manufacture)
Jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan
Sewa (Operational Lease and Financial Lease)
Al-Ijarah (operational Lease)
Adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.
Pancing Ulur Berumpon
49
AL- Ijarah Al Muntahia bit – Tamlik (Financial Lease with Purchase Option)
Adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.
Jasa(Fee-Based Services)
Al Wakalah (Deputyship)
Adalah penyerahan, pedelegasian atau pemberian mandat kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal yang diwakilkan
Al-Kafalah (Guaranty)
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, atau mengalihkan tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berbegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin.
Al-Hawalah (Transfer service)
Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya
Ar-Rahn (Mortgage)
Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis
Al-qardh (soft and Benevolent Loan)
Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan
LAMPIRAN
50 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Lampiran 2. Asumsi Untuk Analisis Keuangan
No Asumsi Satuan Nilai / Jumlah
1 Periode proyek tahun 3
2 Bulan kerja tahun bulan 6
3 Hari kerja dalam sebulan hari 25
4 Output, Produksi dan Harga:
a. Produksi ikan per bulan
b. Produksi ikan per hari
c. Harga jual ikan
i. Tuna
ii. Cakalang
iii. Baby tuna
d. Keberhasilan produksi
kg
kg
Rp/kg
Rp/kg
Rp/kg
persen
4,250
170.0
27,000
20,000
12,500
100%
5 Tenaga kerja :
a. Produksi orang 16
6 Penggunaan input dan harga:
a. BBM
b. Harga BBM *)
liter/bln
Rp/liter
850
8,000
7 Margin Pembiayaan Mudarabah % 8.5%
8 Jangka waktu Pembiayaan tahun 3
Keterangan: *) harga BBM di tingkat nelayan
Pancing Ulur Berumpon
51
Lam
pir
an 3
. Bi
aya
Inve
stas
i
No
Ko
mp
on
en B
iaya
SATU
AN
Jum
lah
Fi
sik
Har
ga
per
Sa
tuan
Rp
Jum
lah
B
iaya
Rp
Um
ur
Eko
no
mis
(t
ahu
n)
Nila
i Pe
nyu
suta
n
Rp
Nila
i Sis
a R
p
1K
apal
pen
angk
ap 4
3,00
0,00
0
a. K
apal
Uku
ran
6.0
x 0.
6 x
0.7
mbu
ah5
5,00
0,00
025
,000
,000
55,
000,
000
10,0
00,0
00
b. P
anci
ng u
lur
buah
2520
,000
500,
000
110
0,00
00
c. M
esin
Pe
ngge
rak
5,5
PK
buah
53,
500,
000
17,5
00,0
005
3,50
0,00
07,
000,
000
2K
apal
pen
ampu
ng14
0,00
0,00
0
a. K
apal
Uku
ran
21 x
3.0
x 1
.4 m
buah
160
,000
,000
60,0
00,0
005
12,0
00,0
0024
,000
,000
b. M
esin
Pe
ngge
rak
90 P
K
buah
180
,000
,000
80,0
00,0
005
16,0
00,0
0032
,000
,000
3Ru
mpo
nbu
ah1
39,0
00,0
0039
,000
,000
113
,000
,000
0
4Bi
aya
lain
nya
Biay
a Su
rat-
sura
tun
it1
600,
000
600,
000
520
0,00
00
Jum
lah
222,
600,
000
49,8
00,0
0073
,000
,000
No
Ko
mp
on
en B
iaya
Jum
lah
Pers
enta
se
1K
apal
pen
angk
ap43
,000
,000
19.3
2
2K
apal
pen
ampu
ng14
0,00
0,00
062
.89
3Ru
mpo
n39
,000
,000
17.5
2
4Bi
aya
Sura
t-su
rat
600,
000
0.27
Jum
lah
222,
600,
000
100.
00
LAMPIRAN
52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Lam
pir
an 4
. Bi
aya
Var
iabe
l (un
tuk
oper
asi p
er b
ulan
)
No
Stru
ktu
r b
iaya
Satu
anJu
mla
h
Fisi
kB
iaya
per
Jum
lah
bia
yaJu
mla
h b
iaya
IK
apal
Pen
ang
kap
4,45
0,00
026
,700
,000
1Pe
rbek
alan
Rp
125
4,00
050
0,00
03,
000,
000
2BB
M (s
olar
) lit
er25
08,
000
2,00
0,00
012
,000
,000
3O
lielit
er25
2400
060
0,00
03,
600,
000
4Pe
raw
atan
Kap
altr
ip5
100,
000
500,
000
3,00
0,00
0
5Pe
raw
atan
ala
t ta
ngka
ptr
ip5
70,0
0035
0,00
02,
100,
000
6Pe
raw
atan
Mes
intr
ip5
100,
000
500,
000
3,00
0,00
0
IIK
apal
Pen
amp
un
g55
,990
,000
335,
940,
000
1Pe
rbek
alan
Rp
252,
000,
000
50,0
00,0
0030
0,00
0,00
0
2BB
M (s
olar
) lit
er60
08,
000
4,80
0,00
028
,800
,000
3Es
Balo
k10
010
,000
1,00
0,00
06,
000,
000
4O
lielit
er5
24,0
0012
0,00
072
0,00
0
5Pe
raw
atan
ala
t ta
ngka
ptr
ip1
70,0
0070
,000
420,
000
IIIPe
raw
atan
ru
mp
on
Rp1
300,
000
300,
000
1,80
0,00
0
IVU
pah
AB
KRp
400
24,0
009,
600,
000
57,6
00,0
00
Tota
l Bia
ya V
aria
bel
70,3
40,0
0042
2,04
0,00
0
Ket
eran
gan
:
1.
Pe
mel
ihar
aan
dim
asuk
an k
e bi
aya
varia
bel k
aren
a bi
aya
pem
elih
araa
n tim
bul j
ika
mel
aut
saja
2.
Biay
a te
tap
yang
ada
ada
lah
biay
a de
pres
iasi
saj
a.
Pancing Ulur Berumpon
53
Lam
pir
an 5
. Pr
oyek
si P
rodu
ksi D
an P
enda
pata
n K
otor
No
Pro
du
kV
OLU
ME
UN
ITH
AR
GA
JU
AL
PEN
JUA
LAN
1 B
ULA
NPE
NJU
LAN
1 TA
HU
N
1Tu
na 2
,250
.0
kg
27,
000
60,
750,
000
364
,500
,000
2C
akal
ang
1,0
00.0
k
g 2
0,00
0 2
0,00
0,00
0 1
20,0
00,0
00
3Ba
by t
una
1,0
00.0
k
g 1
2,50
0 1
2,50
0,00
0 7
5,00
0,00
0
TOTA
L 4
,250
9
3,25
0,00
0 5
59,5
00,0
00
LAMPIRAN
54 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Lampiran 6. Proyeksi Perolehan Margin Pembiayaan Pacing Ulur Berumpon
No Uraian Jumlah
1 Total Biaya Investasi
Pembiayaan untuk pembelian mesin dan pengadaan
rumpon
222,600,000
119,000,000
2 Total Biaya modal kerja
Pembiayaan pembeliaan bahan baku (kain)
70,340,000
50,000,000
3 Total Biaya produksi
a. Pembiayaan
b. Modal sendiri
292,940,000
169,000,000
123,940,000
4 Total pembiayaan dan Margin
a. Pembiayaan investasi
Margin Investasi
b. Pembiayaan modal kerja
Margin Modal kerja
c. Total margin
212,095,000
119,000,000
30,345,000
50,000,000
12,750,000
43,095,000
Keterangan: Angsuran pengembalian pembiayaan 1 tahun 12 bulan Margin 8.5% (setara flat rate per tahun) A Pembiayaan Investasi 119,000,000 Jangka waktu 3 tahun Besarnya margin 30,345,000 Uang muka 0 Angsuran pokok per tahun 39,666,667 Angsuran margin per tahun 10,115,000 B Pembiayaan modal kerja 50,000,000 Jangka waktu 3 tahun Besarnya margin 12,750,000 Uang muka 0 Angsuran pokok per tahun 16,666,667 Angsuran margin per tahun 4,250,000
Pancing Ulur Berumpon
55
Lampiran 7. Proyeksi Laba Rugi Usaha (Rp)
No UraianJumlah
1 2 3
A Penerimaan
Total Penerimaan 559,500,000 559,500,000 559,500,000
B Pengeluaran
i. Biaya Variabel
ii. Depresiasi
iii. Angsuran Margin Pembiayaan
iv. Biaya Pemasaran/Distribusi
Total Pengeluaran
422,040,000
49,800,000
14,365,000
-
486,205,000
422,040,000
49,800,000
14,365,000
-
486,205,000
422,040,000
49,800,000
14,365,000
-
486,205,000
C R/L Sebelum Pajak 73,295,000 73,295,000 73,295,000
F Pajak (15%) 10,994,250 10,994,250 10,994,250
G Laba Setelah Pajak 62,300,750 62,300,750 62,300,750
H Profit on Sales 11.14% 11.14% 11.14%
I BEP: Rupiah 261,169,195 261,169,195 261,169,195
LAMPIRAN
56 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
No
Ura
ian
Tah
un
01
23
A A
rus
Mas
uk
1. T
otal
Pen
jual
an 5
59,5
00,0
00
559
,500
,000
5
59,5
00,0
00
2. P
embi
ayaa
n
a. I
nves
tasi
b
. Mod
al K
erja
119
,000
,000
5
0,00
0,00
0 3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
b
. Mod
al K
erja
103
,600
,000
2
0,34
0,00
0
4. N
ilai S
isa
Proy
ek 7
3,00
0,00
0
Tot
al A
rus
Mas
uk
292
,940
,000
5
59,5
00,0
00
559
,500
,000
6
32,5
00,0
00
Aru
s M
asuk
unt
Men
ghitu
ng IR
R -
4
89,1
60,0
00
559
,500
,000
6
32,5
00,0
00
B A
rus
Kel
uar
1. B
iaya
Inve
stas
i 2
22,6
00,0
00
-
-
-
2. B
iaya
Var
iabe
l/ope
rasi
onal
7
0,34
0,00
0 3
51,7
00,0
00
422
,040
,000
4
22,0
40,0
00
4. A
ngsu
ran
Poko
k Pe
mbi
ayaa
n 5
6,33
3,33
3 5
6,33
3,33
3 5
6,33
3,33
3
5. A
ngsu
ran
Mar
gin
Pem
biay
aan
14,
365,
000
14,
365,
000
14,
365,
000
6. P
ajak
1
0,99
4,25
0 1
0,99
4,25
0 1
0,99
4,25
0
Tot
al A
rus
Kel
uar
292
,940
,000
4
33,3
92,5
83
503
,732
,583
5
03,7
32,5
83
Aru
s K
elua
r un
t M
engh
itung
IRR
292
,940
,000
3
62,6
94,2
50
433
,034
,250
4
33,0
34,2
50
Lam
pir
an 8
. Pr
oyek
si A
rus
Kas
Pancing Ulur Berumpon
57
No
Ura
ian
Tah
un
01
23
D C
ASH
FLO
W U
NTU
K M
ENG
HIT
UN
G IR
R (2
92,9
40,0
00)
126
,465
,750
1
26,4
65,7
50
199
,465
,750
Dis
coun
t Fa
ctor
(8,5
%)
1.0
000
0.9
217
0.8
495
0.7
829
Pre
sent
Val
ue
(292
,940
,000
) 1
16,5
58,2
95
107
,427
,000
1
56,1
63,3
51
E C
UM
MU
LATI
VE
(292
,940
,000
) (1
76,3
81,7
05)
(68,
954,
705)
87,
208,
646
LAMPIRAN
58 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
No
Para
met
erB
esar
an *
)
BR
IB
MI
BSM
BSM
IB
NIS
1Be
sar
rata
-rat
a (k
isar
an
terk
ecil
dan
terb
esar
) m
argi
n ya
ng d
iber
ikan
sa
mpa
i saa
t in
i
9.45
% -
18
.26%
(flat
rat
e p.
a)
19%
- 2
2%ef
f. p
.a19
% -
22%
eff.
p.a
(ter
gant
ung
jang
ka w
aktu
pe
mbi
ayaa
n)
15%
- 2
4%
eff.
p.a
.9,
00%
-
10,0
0%(fl
at r
ate
p.a)
2Be
sar
rata
-rat
a (k
isar
an
terk
ecil
dan
terb
esar
) ni
sbah
bag
i has
il ya
ng
dibe
rikan
sam
pai
seka
rang
men
yesu
aika
n dg
n ba
se r
ate
yg a
da d
i BRI
, yi
:17
% -
24%
eff.
Rat
e p.
a
(95%
- 5
%) -
(7
7% -
23%
)ki
sara
n ba
gsi
deng
an e
kspe
ktas
i re
turn
ban
k:16
,08%
- 1
9.08
%p.
a. e
ffek
tifA
dapu
n ni
sbah
ba
nk t
erga
ntun
g pe
rban
ding
an
anta
ra e
ksp.
ba
nk d
an r
ealis
asi
penj
uala
n na
saba
h
Nas
abah
: 0,
3% -
85
,3%
Ban
k:14
,7%
-
99,7
%
Terg
antu
ng
Reve
nue
atau
Pro
fit
mud
harib
D
enga
n pa
toka
n ex
pect
ed
retu
rn b
ank
berk
isar
14%
-
18%
p.a
3Be
sar
rata
-rat
a (k
isar
an
terk
ecil
dan
terb
esar
) ija
rah
dan
istis
hna’
ya
ng d
iber
ikan
sam
pai
seka
rang
9.45
%
-18.
26%
(fl
at r
ate
p.a)
19%
- 2
2%19
% -
22%
ef
f. p
.a (t
erga
ntun
g ja
ngka
wak
tu
pem
biay
aan)
belu
m a
da
port
folio
nya
belu
m a
da
port
folio
nya
Ket
eran
gan
:*)
D
ata
per
bula
n Ju
ni 2
006
1 BR
I = B
ank
Raky
at In
done
sia
2 BM
I = B
ank
Mua
mal
at In
done
sia
3 BS
M =
Ban
k Sy
aria
h M
andi
ri4
BSM
I = B
ank
Syar
iah
Meg
a In
done
sia
5 BN
IS =
Ban
k N
egar
a In
done
sia
Syar
iah
Lam
pir
an 9
. Po
la P
embi
ayaa
n Sy
aria
h pa
da P
erba
nkan
Sya
riah