pola komunikasi antara pembina dan santri dalam...

278
POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN PONDOK PESANTREN TERPADU DARUL QUR’AN MULIA BOGOR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Firgi Nurdiansyah NIM: 11150510000228 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM

PROGRAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN PONDOK

PESANTREN TERPADU DARUL QUR’AN MULIA BOGOR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Firgi Nurdiansyah

NIM: 11150510000228

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 3: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 4: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 5: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

iv

ABSTRAK

Firgi Nurdiansyah

11150510000228

Pola Komunikasi Antara Pembina dan Santri Dalam Program

Menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia Bogor

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana pola

komunikasi kelompok antara pembina dan santri dalam program menghafal

Al-Qu’ran di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

melalui dakwah halaqah, bagaimana pola komunikasi antarpribadi antara

pembina dan santri dalam Program menghafal Al-Qu’ran di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah fardiyah

dan bagaimana pola komunikasi intrapribadi antara pembina dan santri

Mulia dalam Program menghafal Al-Qu’ran di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah dzatiyah.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi

dari orang yang menghasilkan hipotesis dan penelitian lapangan. Ciri lain

dalam metedologi kualitatif desktriptif ialah titik berat pada observasi dan

suasana alamiah (naturalistic setting). Analisis dalam penelitian ini adalah

dengan data yang didapatkan dari hasil pengumpulan berupa wawancara dan

observasi akan dianalisis menggunakan metode deskripif kualitatif dan

ditafsirksn serta dikomentari untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian dan dipertajam dengan tahapan-tahapan studi berupa deksripsi,

tema dan penegasan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola

komunikasi yang dipopulerkan oleh Joseph A. Devito mengatakan ada lima

unsur struktur pola komunikasi. Kelima jenis pola komunikasi tersebut

adalah pola roda, pola rantai, pola lingkaran, pola Y dan Pola Bintang/

semua saluran. Selain itu peneliti menggunakan pendekatan dakwah yang di

rangkum oleh Armawati Arbi dalam buku psikologi komunikasi dan tabligh

yaitu dakwah alamiyah, dakwah wathaniyah, dakwah siyasah, dakwah ramzi,

dakwah profesional, dakwah halaqah, dakwah fardiyah dan dakwah dzatiyah

Hasil penelitian ini yaitu pola komunikasi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an yaitu komunikasi kelompok melalui

dakwah halaqah yakni pola roda, pola bintang/semua saluran, komunikasi

antarpribadi melalui dakwah fardiyah dan komunikasi intrapribadi melalui

dakwah dzatiyah.

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Pembina, Santri, Menghafal Al-Qur’an,

Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia Bogor

Page 6: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji serta syukur saya sampaikan kepada Allah SWT atas segala

nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

serta salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita

termasuk umat-Nya yang mendapatkan pertolongan di yaumil akhir

nantinya.

Allhamdulillahi Rabbil’alamin, berkat usaha dan do’a demi

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pola Komunikasi Antara

Pembina Dan Santri Dalam Program Menghafal Al-Qur’an Di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor” dapat

terselesaikan. Penulis menyadari banyaknya bantuan, motivasi serta

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin berterimakasih

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S. Ag, BSW. MSW selaku Wakil Dekan

I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Nour M.Ag selaku Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. selaku

Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin M.A. selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, beserta staff Tata Usaha dan

Page 7: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

vi

Pepustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu selama penulis melakukan studi.

4. Kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah ikhlas dan tulus mendidik dan memberikan ilmu yang berharga

untuk penulis.

5. Kepada Ismet Firdaus, M.Si. selaku dosen Penasehat Akademik yang

telah memberikan nasehat serta arahan kepada saya selama masa

perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. Ibnu Qoyim, M.Si. selaku Dosen Pembimbing, atas waktu, energi dan

juga ilmu yang bapak berikan kepada saya selama proses pengerjaan

skripsi ini berlangsung.

7. KH. Hasib Hasan, Lc Rahimahullah selaku pendiri Yayasan Pondok

Pesantren Darul Qur’an Bogor yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia

Bogor.

8. Narasumber Skripsi Drs. H. Sihabudin M.H, KH. Hasib Hasan Lc Ustad

Sarmadan Rambe M.Pd.I selaku Mudir bidang Pengajaran Al-Qur’an,

Ustad Abdurrahman Arrozy, Ustad Mustafa M.Pd, Ustad Acep Ariyadri

M.Ag, Riski S.Kom dan juga kepada santriwan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia khususnya kelas 7 Putra yang telah yang

telah memudahkan penulis untuk mencari data-data skripsi.

9. Teruntuk kedua orang tua Papa Wasdian dan (almh) Mama Nurhasanah

yang saya sayang dan cintai atas didikan selama ini, yang telah menjadi

guru pertama yang saya miliki, untuk papa atas perjuangannya selama ini

sehingga saya bisa melanjutkan studi di Perguruan tinggi yang saya

inginkan semoga papa dalam keadaan sehat wal’afiat selalu dan selalu

Page 8: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

vii

menjadi tauladan bagi saya kemudian teruntuk (almh) mama terimakasih

atas kasih dan sayangnya semoga (almh) ditempatkan di sisi-Nya.

10. Teruntuk Paman Aprizal dan Bibi Susilawati atas keikhlasan paman dan

bibi yang telah mengizinkan penulis untuk tinggal di rumah paman dan

bibi kemudian, memberikan arti kepada penulis apa itu artinya kehidupan

di rantau orang dan sekaligus yang telah menjadi orang tua kedua penulis,

dikala penulis jauh dari kedua orang tua.

11. Teruntuk H.Bustamam dan Hj. Fatimah yang telah mendo’akan dan

memberi arahan berupa motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Teruntuk Drs. H. A.Sihabudin M.H. selaku Kepala Pendidikan Diniyah

dan Pondok Pesantren Kabupaten Bogor yang telah membantu penulis

untuk memberikan data seputar Pondok Pesantren yang berada di

Kabupaten Bogor dan juga kepada Staff Pendidikan Diniyah dan Pondok

Pesantren Kabupaten Bogor.

13. Teruntuk Teman-teman seperjuangan Andika C. Shaputra, Misbah El-

Khair, Dadan Damanhuri dan Teman-Teman KPI E 2015 yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu namanya atas pengalaman terbaik di dalam

perkuliahan maupun diluar perkuliahan selama 4 tahun ini.

14. Teruntuk teman-teman Organisasi Ikatan Mahasiwa Ilmu Komunikasi

(IMIKI) Indonesia UIN Jakarta atas pengalaman organisasinya yang

begitu luar biasa karena penulis menyadari bahwasnya ilmu bukan hanya

sekedar dari perkuliahan saja tetapi ilmu dari organisasi pun sangat

penting untuk menambah wawasan penulis secara pribadi.

15. Teruntuk Keluarga Mahasiwa Minang (KMM) terkhusus untuk angkatan

Bujang Gadih 2015 Azka Febriawan, Ifnu Rusdi, Putra Kunia dan semua

angkatan bujang gadih 2015 yang tidak dapat penulis sebutkan satu

Page 9: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 10: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...............................ii

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iii

ABSTRAK.....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR...................................................................................v

DAFTAR ISI.................................................................................................ix

DAFTAR TABEL......................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................1

B. Indentifikasi Masalah....................................................................6

C. Batasan Masalah............................................................................7

D. Rumusan Masalah..........................................................................7

E. Tujuan penelilitian & Manfaat Penelitian.....................................8

F. Tinjuan Pustaka.............................................................................9

G. Metedologi Penelitian..................................................................15

H. Sistematika Penulisan..................................................................28

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................33

A. Pola Komunikasi...........................................................................33

B. Jenis-jenis Pola Komunikasi.........................................................37

C. Bentuk-bentuk Pola Komunikasi..................................................42

Page 11: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

x

D. Unsur-unsur Komunikasi..............................................................48

E. Dakwah Halaqah, Frdiyah dan Dzatiyah......................................52

F. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi.......................................56

G. Metode Hafalan Al-Qur’an...........................................................64

H. Pembina.........................................................................................71

I. Santri.............................................................................................72

J. Yayasan.........................................................................................73

K. Pondok Pesantren..........................................................................77

L. Kerangka Konsep..........................................................................80

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN DARUL QUR’AN MULIA

BOGOR........................................................................................81

A. Profil Yayasan Darul Qur’an Mulia Bogor..................................81

B. Struktural Pengurus Yayasan Darul Qur’an Mulia.......................83

C. Visi dan Misi Yayasan Darul Qur’an Mulia.................................83

D. Budaya Lembaga Yayasan Darul Qur’an Mulia...........................84

E. Tujuan Lembaga Yayasan Darul Qur’an Mulia............................85

F. Sejarah Berdirinya Yayasan Darul Qur’an Mulia.........................85

G. Sumber Daya Manusia Yayasan Darul Qur’an Mulia..................88

H. Capaian Hafalan Santri Darul Qur’an Mulia................................89

I. Struktrur Yayasan Darul Qur’an Mulia Bidang Pengajaran Al-

Qur’an...........................................................................................90

J. Kekhasan & Kunggulan Program Yayasan Darul Qur’an Mulia..91

K. Kegiatan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia.............................................................................................92

L. Sarana dan Fasilitas Yayasan Darul Qur’an

Mulia.............................................................................................93

Page 12: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

xi

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.....................................95

A. Pola komunikasi kelompok antara pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Halaqah..........................................................................................98

B. Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Fardiyah.......................................................................................105

C. Pola komunikasi intrapribadi antara pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Dzatiyah......................................................................................110

BAB V PEMBAHASAN...........................................................................117

A. Pola komunikasi kelompok antara pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Halaqah.......................................................................................123

B. Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Fardiyah.......................................................................................133

C. Pola komunikasi intrapribadi antara pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Dzatiyah......................................................................................141

Page 13: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

xii

BAB V PENUTUP.....................................................................................145

A. Kesimpulan...............................................................................145

B. Implikasi...................................................................................148

C. Saran.........................................................................................149

DAFTAR PUSTAKA................................................................................151

LAMPIRAN...............................................................................................157

Page 14: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tinjuan Pustaka.............................................................................10

Tabel 1.2 Informan........................................................................................17

Tabel 3.1 Sumber Daya Manusia Yayasan Darul Qur’an Mulia...................88

Tabel3.3Kekhasan & Keunggulan Program Yayasan Darul Qur’an

Mulia...........................................................................................91

Tabel5.1 Pola komunikasi kelompok antara pembina dan santri dalam

Program Menghafal Al-Qu’ran di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

halaqah........................................................................................128

Tabel5.2 Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri dalam

Program Menghafal Al-Qu’ran di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

fardiyah.......................................................................................136

Tabel5.3 Pola komunikasi intarpribadi antara pembina dan santri dalam

Program Menghafal Al- Qu’ran di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah dzatiyah Darul

Qur’an Mulia dalam program menghafal Al-Qur’an Melalui

Dakwah dzatiyah.........................................................................142

Page 15: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pola Lingkaran.........................................................................................37

2.2 Pola Roda................................................................................................36

2.3 Pola Rantai..............................................................................................38

2.4 Pola Y......................................................................................................38

2.5 Pola Bintang............................................................................................40

2.6 Kerangka Konsep....................................................................................80

3.1 Capaian Hafalan Santri Darul Qur’an Mulia...........................................89

3.3 Struktur Yayasan Darul Qur’an Mulia Bidang Pengajaran Al-

Qur’an.....................................................................................................90

5.1 Pola Roda Pada Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia.....................................................................................................126

5.2 Pola Bintang Pada Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia.....................................................................................................128

Page 16: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren dapat kita artikan sebagai tempat untuk

belajar dan mengajarkan ilmu Agama Islam.1 Kamus Besar

Bahasa Indonesia menyebut Pondok Pesantren yang diartikan

sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar

mengaji. Pengertian Pondok Pesantren ialah institusi pendidikan

dan pembelajaran agama. Secara umumnya proses aktualiasi

yang dilakukan secara nonklasiskal. Seorang kiyai melakukan

transformasi ilmu pengetahuan terhadap santrinya dari aneka

kitab klasik yang ditulis oleh para ulama abad pertengahan, para

santri tinggal di asrama dengan aturan dan disiplin tertentu.

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang

mengilhami berbagai model sistem pendidikan saat ini eksistensi

pondok pesantren sudah cukup dikenal oleh masyarakat

Indonesia, karena secara substansial Pondok Pesantren

merupakan manifestasi dari kebutuhan

Pesantren sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga

pendidikan tradisional, tempat untuk mempelajari, mendalami,

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang

menerapkan pentingnya moral keagamaan.2 Dengan demikian di

dalam Pondok Pesantren juga mempunyai peran dalam

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1996) , hal 885 2 Mastufu, Prinsip Pendidikan Pesantren, (Jakarta: Inis, 1994), hal 55

1

Page 17: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

2

berkomunikasi antara kiyai terhadap guru dan juga guru dan

santri.

Perlu di sadari bahwa peran komunikasi tidak hanya terbatas

pada kegiatan sosialisasi saja, bahkan proses belajar mengajar

pun sangat memerlukan komunikasi. Karena proses belajar

mengajar pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan

berupa ilmu melalui dari guru (komunikator) kepada murid

(komunikan). Pesan yang disampaikan berisikan materi-materi

pelajaran yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan dapar

bersposisi sebagian guru, murid, dan lain sebaginya. Sedangkan

salurannya berupa media pendidikan dan penerimanya adalah

murid.3

Fungsi Komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi

dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok

mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Agar komunikasi

berlangsung efektif dan informasi yang hendak disampaikan oleh

seorang pendidik dapat diterima dengan baik oleh murid, maka

seorang pendidik dituntut dapat menerapkan pola komunikasi

yang baik pula.4

Dalam hal ini, pendekatan komunikasi yang baik antara

pembina dan santri merupakan proses yang diperlukan dalam

program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor

3 H.M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:UIN Jakarta,

2005), hal.11. 4 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta: UIN

Jakarta, 2005), hal 11.

Page 18: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

3

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam,

yang percaya bahwa kitab suci Al-Qur’an diturunkan oleh Allah

SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril,

maka dari itu umat Islam yang beriman dianjurkan untuk

membaca Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka setiap

harinya sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-baqarah

ayat 121 sebagai berikut:

ئك ول ه أ ت و ل ق ت ه ح ون ل ت ت بة ي ك م ال ن به ي ت ين آ ذ ال

ه ون ب ن م ؤ ي

ون ر بس خ م ال ك ه ئول أ ه ف ر ب ف ك ن ي م و

Artinya:

“orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab kepadanya,

mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,

mereka itu beriman kepada-Nya. Dan barang siapa yang

ingkar kepada-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang

merugi” (QS:al-baqarah:121).

Kabupaten Bogor merupakan daerah yang begitu luas dari

mulai jumlah penduduk, jumlah kecamatan dan jumlah pondok

pesantren yang ada di kabupaten bogor. Jumlah pondok pesantren

yang berada di kabuparten bogor berjumlah 1938 pondok

pesantren

Jumlah Pondok Pesantren yang didirikan di Kabupaten

Bogor atas auntusisame. Para Kiyai dan masyikh yang menimba

ilmu diberbagai Pondok Pesantren diluar Kabupaten Bogor

Ketika ada kebijakan dan dorongan dari masyarakat untuk saling

Page 19: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

4

membesarkan dan mengarahkan adanya Pondok Pesantren yang

bermuatan dari hafalan Al-Qur’an dan kajian lainnya.5

Pondok Pesantren di Kabupaten Bogor pada prinsipnya

sama saja dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya. Pondok

Pesantren di Kabupaten Bogor menjadi salah satu pesantren

keunggulan yang mempunyai program hafalan Al-Qur’an.

Dengan program hafalan Al-Qur’an ini menjadi positif untuk

masyarakat. Khususnya masyarakat Kabupaten Bogor, santri

yang telah selesai berpendidikan di Pondok Pesantren dengan

bekal hafalan Al-Qur’an agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat

termasuk program-program pemerintah agar, menjadi

penyumbang karakter yang baik untuk hal-hal yang menyangkut

tentang harapan masyarakat

Salah satu Pondok Pesantren yang ingin peneliti teliti dari

Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Bogor yakni, Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor.

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor. memiliki program unggulan yakni menghafal Al-Qur’an,

sebagaimana santri Darul Qur’an Mulia diwajibkan agar bisa

menghafal Al-Qur’an lima juz setiap tahunnya dan pesantren ini

dipimpin oleh KH. Abdul Hasan Lc. Awal sejarah berdirinya

dengan sebuah cita-cita yang luhur yakni menyiapkan Generasi

Robbani.6

Lahirnya generasi Qur’ani tentu saja didukung dengan

interaksi yang kompherenshif terhadap Al-Qur’an dalam bentuk:

5 Drs.H.A.Sihabudin. M.H. Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan

Pondok Pesantren Kabupaten Bogor Wawancara Pribadi 27 November 2019 6 Observasi Langsung Ke Lapangan 3 September 2019

Page 20: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

5

Tilawah, Tafhim, Tahfizh, dan Tathbiq nilai-nilai yang ada di

dalamnya. Sehingga muncul kecintaan kepada Al-Qur’an.

Keempat bentuk interaksi terhadap Al-Qur’an tersebut tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiadaan pada salah satunya

meniscayakan adanya bagian yang tidak sempurna dari tujuan Al-

Qur’an diturunkan kepada umat manusia.

Lembaga pendidikan model pesantren yang berasrama

(boarding school) menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk

mewujudkan cita-cita diatas. Sehingga dalam keseharian, seluruh

santri dapat menjalani proses tersebut dengan berbagai cara.

Besar harapan dari Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia ini akan kembali lahir kader umat yang Qur’ani.

Pembina merupakan salah satu yang menjadi faktor

pemicu minat santri Darul Qur’an Mulia dalam program

menghafal Al-Qur’an. Untuk mencapai Agar santri Darul Qur’an

Mulia bisa menghafal Al-Qur’an sesuai target yang telah

ditentukan oleh Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia. Maka dibutukan sebuah suasana pendekatan

komunikasi yang baik antara pembina dan santri sehingga

menimbulkan keharmonisan bagi komunikan karena pesan dari

komunikator dapat dipahami dengan baik.

“Dengan adanya komunikasi yang baik maka sebuah

lembaga atau instasi akan memiliki kekuatan baik suatu

organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan

begitu pula sebaliknya. Kurangnya atau tidak adanya

Page 21: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

6

komunikasi dalam sebuah organisasi maka proses

pengolahan keorganisasian akan macet dan berantakan”7

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui secara

lebih jelas bagaimana pola komunikasi di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor yang terjadi antara

pembina dan santri agar terjadinya keselarasan dan kefektifan

untuk meningkatkan menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor. Penulis

bermaksud untuk mengadakan penelitian ilmiah yang akan

dibahas dalam skripsi yang berjudul: “Pola Komunikasi Antara

Pembina dan Santri Dalam Program Menghafal Al-Qur’an di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor”

B. Indentifikasi Masalah

Pondok Pesantren dapat diartikan sebagai tempat untuk

belajar dan mengajaerkan agama Islam. Pesantren sesuai dengan

fungsinya sebagai lembaga pendidikan tradisional, seperti tempat

untuk mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama

Islam yang menerapkan pentingnya moral keagamaan. Pondok

Pesantren pada era modern sekarang sudah banyak salah satunya

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor yang

mempunyai penerapan pada pendidikan hafalan Al-Qur’an

Pondok Pesantren ini mempunyai program unggulan Hafalan Al-

Qur’an yang berlandaskan generasi Qur’ani tentu saja didukung

dengan interaksi yang kompherenshif terhadap Al-Qur’an. Perlu

7 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Budi

Aksara, 2007), hal. 1

Page 22: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

7

di sadari bahwa dengan adanya penerapan hafalan Al-Qur’an

yang berada di pesantren ini karena dengan adanya pola

komunikasi antara pembina dan santri. Dengan demikian peneliti

ingin mengetahui lebih luas pola komunikasi antara pembina dan

santri

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis hanya membatasi

pembahasannya pada bentuk-bentuk dan jenis-jenis pola

komunikasi yang terjadi antara pembina dan santriwan kelas 7

Darul Qur’an Mulia Bogor dalam program menghafal Al-Qur’an

di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian

skripsi ini yang akan diteliti agar penelitian ini berjalan dengan

sistematis.

a. Bagaimana pola komunikasi kelompok antara pembina dan

santri dalam Program Menghafal Al-Qu’ran di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui

dakwah halaqah?

b. Bagaimana pola komunikasi antarpribadi antara pembina

dan santri Mulia dalam Program Menghafal Al-Qu’ran di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

melalui dakwah fardiyah?

c. Bagaimana pola komunikasi intrapribadi antara pembina

dan santri dalam Program Menghafal Al-Qu’ran di

Page 23: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

8

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

melalui dakwah dzatiyah?

E. Tujuan penelitian & Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk

mengetahui pola komunikasi khusus penelitian ini untuk:

a) Mengetahui pola komunikasi kelompok antara pembina

dan santri dalam Program Menghafal Al-Qu’ran di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

melalui dakwah halaqah.

b) Mengetahui pola komunikasi antrapribadi antara pembina

dan santri dalam Program Menghafal Al-Qu’ran di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

melalui dakwah fardiyah.

c) Mengetahui pola komunikasi intrapribadi antara pembina

dan santri dalam Program Menghafal Al- Qu’ran di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

melalui dakwah dzatiyah.

2. Manfaat Penelitian

a) Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan

memperluas khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang

Ilmu Komunikasi.

b) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi bagi akademisi serta kontribusi yang positif

kepada masyarakat luas terutama pembina dan santri

Page 24: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

9

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor.

F. Tinjuan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjuan

pustaka terhadap skripsi terdahulu yang mempunyai judul

atau objek dan subjek penelitian yang hampir sama dengan

yang penulis telitu. Maksud tinjuan kepustakaan ini adalah

agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang

tidak sama dengan penelitian skripsi-skripsi terdahulu.

Setelah diteliti ternyata ada judul skripsi yang membahas pola

komunikasi yaitu:

a. Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Santri dalam

Menjalankan Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan

Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah

Cisauk Tangerang” tahun 2014 karya Tri Wibowo. Ia

menggunakan pendekatan kualitatif, Persamaan penelitian

ini sama-sama mengangkat pola komunikasi. Namun

perbedaannya, penelitian ini hanya terfokus pada

kedsiplinan santri untuk melaksanakan shalat dhuha di

Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisuak Tangerang.8

8Triwibowo, Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Santri dalam

Menjalankan Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang. Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014.

Page 25: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

10

b. Pola Komunikasi Marrabbi Foundation Dalam Membentuk

Sikap Loyalitas Relawan tahun 2018 Karya Bayu Setiawan.

Ia menggunakan pendekatan kualitatif, Namun

perbedaannya, penelitian ini hanya Fokus pada Loyalitas

Relawan9

c. Pola Komunikasi Pengasuh Antara Pengasuh Terhadap

Anak Asuh Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri di

Panti Asuhan Annajah tahun 2018 karya Salafina Yuanita.

Ia menggunakan pendekatan kualitatif, Namun

Perbedaannya, penelitian ini terfokus pada Hubungan

Pengasuh Antara pengasuh Terhadap Anak Asuh Dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri di Panti Asuhan

Annajah”10

Tabel 1.2

Tinjauan Pustaka

Nama

penelitian

Judul

Penelitian

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Hasil

Penelitian

Triwibowo Pola

Komunikasi

Antara

Persamaan

pada

penelitian ini

Perbedaan

pada

penelitian

Dari hasil

penelitian pola

komunikasi

9 Bayu Setiawan, Pola Komunikasi Marrabbi Foundation Dalam

Membentuk Sikap Loyalitas Relawan. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2018. 10 Salfania Yuanita, Pola Komunikasi Pengasuh Antara pengasuh

Terhadap Anak Asuh Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri di Panti Asuhan

Annajah. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.

Page 26: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

11

Pengasuh dan

Santri alam

Menjalankan

Kedisiplinan

Shalat Dhuha

di Yayasan

Pendidikan

Islam Pondok

Pesantren

Modern Alfa

Sanah Cisauk

Tangerang

sama

mengangkat

pola

komunikasi

hanya

terfokus pada

kedsiplinan

santri untuk

melaksanakan

shalat dhuha

di Pondok

Pesantren

Modern Alfa

Sanah Cisuak

Tangerang

antara

pengasuh dan

santri

menggunakan

pola bintang/

seluruh saluran.

Komunikasidua

arah menjadi

efektifketika

pesan yang

disampaikan

komunikator

mendapat

feedback dari

komunikan.

Bayu

Setiawan

Pola

Komunikasi

Marrabbi

Foundation

Dalam

Membentuk

Sikap

Loyalitas

Relawan

Persamaan

pada

penelitian ini

sama

menggunakan

pola

komunikasi

dengan

pendekatan

kualitatif

Perbedaan

pada

penelitian

hanya

penelitian ini

hanya Fokus

pada

Loyalitas

Relawan

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa dalam

membentuk

loyalitas

relawan

Murabbi di

foundation

menggunakan

pola roda dan

Page 27: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

12

pola bintang.

Pola roda ini

terjadi ketika

pengelola

lembaha

membuka

pelatihan

relawan untuk

menjelaskan

prinsip dasar

dan kode etik.

Sedangkan

pola bintang

terjadi pada

proses interaksi

pengelola

lembaga

dengan relawan

yang bersifat

informatif dan

persuasif di

dalam setiap

program

kegiatan

ataupun diluar

dari kegiatan.

Page 28: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

13

Salfania

Yuanita

Pola

Komunikasi

Antara

pengasuh

Terhadap

Anak Asuh

Dalam

Meningkatkan

Kepercayaan

Diri di Panti

Asuhan

Annajah

tahun 2018

karya Salafina

Yuanita

Persamaan

pada

penelitian ini

sama

mengangkat

pola

komunikasi

dengan

pendekatan

analisis

deskriptif

Perbedaan

pada

penelitian ini

terfokus pada

Hubungan

Pengasuh

Antara

pengasuh

Terhadap

Anak Asuh

Dalam

Meningkatkan

Kepercayaan

Diri di Panti

Asuhan

Annajah

dengan

menggunakan

teori penatrasi

sosial

hasil dari

penelitian ini

yaitu pola

komunikasi

antara

pengasuh

terhadap anak

asuh dalam

memingkatkan

kepercayaan

diri adalah pola

roda, pola

bintang,

komunikasi

antarpribadi

dan

komunikasi

kelompok.

Sedangkan

hubungan

antara

pengasuh

terhadap anak

asuh melalui 4

tahap

pertukaran

Page 29: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

14

eksploratif,

tahap

pertukaran

afektif, dan

tahap,

pertukaran

stabil faktor

yang

memengaruhi

meningkatnya

kepercayaan

diri pada anak

asuh yaitu

faktor

lingkungan

faktor

pendidikan.

Page 30: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

15

G. Metodologi Penelitian

1. Pradigma penelitian

Pradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang

menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap

fakta kehidupan sosial dan perlakuan peniliti terhadap

ilmu dan teori.11

Penelitian ini menggunakan pradigma konstruktivis.

Pradigma kontruktivis untuk mengetahui dan mengamati

secara mendalam pada objek penelitian. Penelitian yang

dihasilkan bisa menemukan suatu kebenaran terhadap

realitas.

2. Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian

ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang

menghasilkan hipotesis dan penelitian lapangan.12

Pradigma berisi bagaimana mempelajari fenomena, realita

serta cara yang digunakandalam penelitian, dan

menginterpretasikan temuan.13

Dengan menggunakan metedologi kualitatif

deksriptif penulis berusaha melukiskan secara sistematis

fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

secara faktual dan cermat. Ciri lain dalam metedologi

11

Juliansyah Noor, Metedologi Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Media Group, 2012), hal 33. 12

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 15 13

Imam Gunawan, Metedologi Penelitian Kualitatif Teori an Praktik,

( Jakarta:Bumi Aksara, 2013) hal. 25

Page 31: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

16

kualitatif desktriptif ialah titik berat pada observasi dan

suasana alamiah (naturalistic setting). Penulis hanya

membantu kategori perilaku, mengamati gejala, dan

mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana

alamiah yang dimaksudkan bahwa penulis terjun

kelapangan.14

3. Subjek dan Objek Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi an kondisi latar

penelitian.15

Penentuan informan ditentukan dengan

mencari tahu pihak yang paling memahami objek

penelitiandan ditentukan berdasarkan konsep purposive

sampling. Purposive Sampling adalah metode penemuan

informan dengan cara secara sengaja memilih informan

tertentu dengan mengabaikan informan yang lainnya

karena informan tertentu memiliki ciri-ciri khusus yang

tidak dimiliki informan lain.16

Sementara objek

penelitiannya adala pola komunikasi yang terjadi di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muli

Bogor antara pembina dan santri dalam program

menghafal Al-Qur’an.

Berikut ini informan yang diwawancari untuk

mendapatkan informasi dan pendapat mereka terkait Pola

14

Jalaludin Rachmat, Metedologi Penelitian Komunikasi, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakatya, 2005), hal. 22 dan 25 15

Lexy J. Moleong. Metedologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 90 16

Prasetya Irawan, Logika dan prosedur Penelitian (Jakarta: STAI-

LAN, 1999), hal. 183

Page 32: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

17

Komunikasi Antara Pembina dan Santri Dalam Program

Menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor.

Tabel 1.2

Nama

Informan

Jabatan Tanggal

Wawancara

Alasan

KH. Abdul

Hasib Hasan

Lc.

Pendiri Yayasan Minggu, 15

September 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena karena

peneliti ingin

menannyakan sejarah

berdirinya Yayasan

Darul Qur’an Mulia

dan hubungan

Yayasan Darul

Qur’an ini dengan

masyarakat sekitar.

Sarmadan

Rambe

M.Pd.I

Pimpinan bidang

pengajaran Al-

Qur’an

Minggu, 15

September 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

menjabat sebagai

pimpinan bidang

pengajaran Al-

Qur’an di Yayasan

Pondok Pesantren

Page 33: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

18

Terpadu Darul

Qur’an Mulia

sehingga disamping

itu juga peneliti

menannyakan siapa

saja yang berperan

dan memiliki andil

dalam pembinaan Al-

Qur’an informan ini

bertanggung jawab

atas semua kegiatan

hafalan Al-Qur’an

santri dari mulai

penerimaan laporan

hafalan santri yang

diterima oleh

bawahannya yang

nantinya yang akan

dilaporkan kepada

pihak yayasan

Abdurrahman

Arrozy M.Ag

Wakil Pimpinan

bidang

pengajaran Al-

Qur’an

Sabtu 19 Oktober

2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

menjabat sebagai

wakil kepala bidang

pengajaran Al-

Page 34: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

19

Qur’an tentunya

membantu pimpinan

dalam tugas-

tugasnya, disamping

itu peneliti ingin

menannyakan pola

komunikasi seperti

apa yang dilakukan

informan ini kepada

santri dalam hafalan

Al-Quran

Mustafa

M.Pd

Pembina bidang

pengajaran Al-

Qur’an/ wakil

kepala

kedisiplinan

Sabtu 19 Oktober

2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

melakukan evaluasi

kegiatan sehari-hari

dan membantu dalam

memobilisasi dalam

setiap kegiatan Al-

Qur’an. disamping

itu peneliti ingin

menannyakan pola

komunikasi seperti

apa yang dilakukan

informan ini kepada

santri dalam hafalan

Page 35: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

20

Al-Quran

Acep

Ariyadri

M.Ag

Pembina bidang

pengajaran Al-

Qur’an/ wakil

kepala tahsin dan

tahfidz

Sabtu 19 Oktober

2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

merekap dan

mendata capaian

hafalan santri dan

merekapitulasi

administrasi kegiatan

Al-Qur’an.

disamping itu

peneliti ingin

menannyakan pola

komunikasi seperti

apa yang dilakukan

informan ini kepada

santri dalam hafalan

Al-Quran.

Davin Santriwan

Yayasan kelas 7

Rabu 20

November 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

selalu mengikuti

kegiatan halaqah Al-

Qur’an disamping itu

peneliti juga ingin

menannyakan apa

Page 36: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

21

yang dilakukan

pembina kepada

informan ini disaat

informan jenuh

dalam mengahafal

Al-Qur’an.

Hilmy Santriwan

Yayasan kelas 7

Rabu 20

November 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

selalu mengikuti

kegiatan halaqah Al-

Qur’an disamping itu

peneliti juga ingin

menanyakan

komunikasi seperti

apa yang dilakukan

pembina untuk

program menghafal

Al-Qur’an.

Hafiz Santriwan

Yayasan kelas 7

Rabu 20

November 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

selalu mengikuti

kegiatan halaqah Al-

Qur’an disamping itu

peneliti juga ingin

Page 37: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

22

menanyakan kapan

saja informan ini

menghafal Al-Qur’an

d waktu biasa dan

waktu khusus

Zayyan Santriwan

Yayasan kelas 7

Rabu 20

November 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

selalu mengikuti

kegiatan halaqah Al-

Qur’an disamping itu

peneliti juga ingin

menanyakan apa

motivasi informan ini

disaat menghafal Al-

Qur’an.

Aqeel Santriwan

Yayasan kelas 7

Rabu 20

November 2019

Alasan peneliti

memilih informan ini

karena informan ini

selalu mengikuti

kegiatan halaqah Al-

Qur’an disamping itu

peneliti juga ingin

menanyakan apa

manfaat informan ini

disaat menghafal Al-

Page 38: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

23

Qur’an.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Tempat penelitian di laksanakan di Yayasan

Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia Bogor di

Jl.Puspitek, Pembangunan, Pabuaran Kec. Gn Sindur,

Bogor. Jawa Barat 16340.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan 15

September 2019 - 15 November 2019 di Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan

data, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pertama yang

digunakan dalam melakukan penelitian ini. Teknik

observasi atau pengamatan yang penulis gunakan

adalah bersifat langsung dengan mengamati objek yang

di teliti.17

Yakni bagaimana pola komunikasi pembina

dalam pembinaan program menghafal Al-Qur’an di

17 Jalaludin Rachmat, Metedologi Penelitian Komunikasi, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakatya, 2005), hal. 25.

Page 39: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

24

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia Bogor.

b. Wawancara (Interview)

Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi

metode pengumpulan data yang utama, wawancara

merupakan bentuk pengumpulan data yang paling

sering digunakan dalam penelitian kualitatif.18

Dalam

sesi wawancara, penulis memilih narasumber KH.

Hasib Hasan Lc sebagai pendiri Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor dan

ustad Sarmadan Rambe M.Pd.I sebagai pimpinan

bidang pengajaran Al-Qur’an, Selain wawancara,

Pendiri Yayasan dan Pimpinan bidang pengajaran Al-

Qur’an juga mewawancarai 3 pembina bidang

pengajaran Al-Qur’an untuk santriwan dan 5 santriwan

kelas 7 Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor, selain wawancara dengan pembina bidang

pengajaran Al-Qur’an penulis mewawancarai diluar

dari informan yang terkait di Yayasan Darul Qur’an

Mulia yakni Kepala Seksi Diniyah Pondok Pesantren

Kabupaten Bogor, penulis menggunakan beberapa

18

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik hal.

160.

Page 40: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

25

media pendukung yaitu tape recorder, alat tulis foto

digital, dan lain sebagainnya.19

4. Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini meliputi data primer (primary data) dan data

skunder (secondary data).

1. Data Primer (Primary data) yaitu data penelitian

yang sumbernya langsung dari sumber asli tanpa

adanya perantara. Data perimer yang dimaksud

adalah data yang dikumpulkan melalui metode

wawancara dan pengamatan langsung yang

dilakukan peneliti terhadap Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor

pembina Al-Qur’an dan santrinya.

2. Data Skunder (secondary data) yaitu data

penelitian yang diperoleh secara tidak langsung,

tapi melalui perantara pihak lain, data sekunder

dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

(library reseaerch) yaitu penelitian yang diperoleh

dari buku-buku, laporan-laporan, jurnal yang

dikeluarkan oleh pemerintah.

5. Teknik Analisis Data

19

Deddy Mulyana, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 156.

Page 41: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

26

Analisis data sederhananya adalah proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

sederhana yang mudah dibaca untuk diinterpretasikan.20

Data yang didapatkan dari hasil pengumpulan berupa

wawancara, observasi dan dokumentasi akan dianalisis

menggunakan metode deskripif kualitatif dan ditafsirksn

serta dikomentari untuk menjawab rumusan masalah

dalam penelitian dan dipertajam dengan tahapan-tahapan

studi berupa deksripsi, tema dan penegasan

6. Teknik Keabsahan Data

Pelaksanaan teknik pemeriksaan data disasarkan

atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Moleong dalam

buku metedologi kualitaif (2005:324) ada beberapa

kriteria yang dapat dilihat pada teknik keabsahan data

penelitian kualitatif, yaitu:

a. Derajat Kepercayaan (Creadibility)

Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya

mengantikan konsep validitas internal dan nonkualitatif.

Fungsi dari derajat kepercayaan: pertama, penemuannya

dapat dicapai; kedua, mempertunjukn derajat kepercayaan

hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh

peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa

teknik, yaitu:

1) Perpanjangan keikutsertaan

20

Nurul Hidayati. Metedologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan

Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 63.

Page 42: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

27

Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar

penelitian memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan , karena peneliti

dapat memperlajari kebudayaan, dapat menguji

ketidakbenaran informasi yang diperkenankan oleh

distorsi, baikdari sendiri maupun dari responden, dan

membangun kepercayaan subyek. Perpanjangan

keikutsertaan dilakukan untuk mengetahui bagaimana

pola komunikasi antara pembina dan santri dalam

program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor

2) Triangulasi

Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data

dan membandingkan dengan data yang

diperolehdengan sumber lain, pada berbagai fase

penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan

dengan metode yang berlainan. Adapun trigulasi yang

dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan

teori. Trigulasi dapat dilakukannya dengan jalan:

a) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

b) Menegeceknya dengan berbagai sumber data

c) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan

kepercayaan data dapat dilakukan. Pada

penelitian ini triangulasi dilakukan pengecekan

dalam berbagai sumber yaitu dengan

mewawancarai lebih dati satu pihak informanyang

Page 43: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

28

berasal dari elemen yang berbeda yakni, dari pihak

pemerintah dan masyrakat.

d) Kecukupan refrensial

Kecupukan refrencsial yaitu mengumpulkan

berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, rekaman-

rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan

patokan untuk meguji sewaktu diasaat dianalisis dan

penafsiran data. Kecukupan referensi dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang

berhubungan dengan penelitian ini untuk menguji

kembali data yang ada.21

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana

agar mempermudah penulisan skripsi, maka peneliti

membagi menjadi enam bab yang terdiri dari:

BAB I :PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar

belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjuan pustaka, metedologi penelitian

dan sistematika penulisan

21

Lexy J. Moleong. Metedologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 331

Page 44: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

29

BAB II :KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan tentang kajian

pustaka yang terdiri dari pola komunikasi, jenis-

jenis pola komunikasi, bentuk-bentuk pola

komunikasi, unsur-unsur komunikasi, dakwah

halaqah, fardiyah, dzatiyah, pengertian

menghafal Al-Qur’an, pengertian pembina,

pengertian santri, pengertian yayasan, pengertian

pondok pesantren dan kerangka Konsep.

BAB III :GAMBARAN UMUM YAYASAN PONDOK

PESANTREN TERPADU DARUL QUR’AN

MULIA BOGOR

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran

umum Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia profil Yayasan Darul

Qur’an Mulia Bogor, Struktural Pengurus

Yayasan Darul Qur’an Mulia. Visi dan Misi

Yayasan Darul Qur’an Mulia budaya lembaga

Yayasan Darul Qur’an Mulia Tujuan lembaga

Yayasan Darul Qur’an Mulia sejarah berdirinya

Yayasan Darul Qur’an Mulia, sumber daya

manusia Yayasan Darul Qur’an Mulia, ,capaian

hafalan santri Yayasan Darul Qur’an Mulia,

struktural Yayasan Darul Qur’an Mulia Bidang

Page 45: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

30

pengajaran Al-Qur’an, kekhasan & keunggulan

program kegiatan, sarana dan fasilitas

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini mengenai penjelasan hasil data

dan temuan penelitian hasil wawancara, dan

observasi yang dilakukan di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor.

Data dan temuan tersebut terkait dengan pola

komunikasi kelompok antara pembina dan

santri dalam program menghafal Al-Qur’an

melalui dakwah halaqah, pola komunikasi

antarpribadi antara pembina dan santri dalam

program menghafal Al-Qur’an melalui dakwah

fardiyah, pola komunikasi intrapribadi antara

pembina dan santri dalam program menghafal

Al-Qur’an melalui dakwah dzatiyah.

BAB V :PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi uraian data yang diartikan

dengan latar berlakang dan teori terkait

penguraian pola komunikasi kelompok antara

pembina dan santri dalam program menghafal

Al-Qur’an melalui dakwah halaqah, pola

komunikasi antarpribadi antara pembina dan

santri dalam program menghafal Al-Qur’an

melalui dakwah fardiyah, pola komunikasi

Page 46: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

31

intrapribadi antara pembina dan santri dalam

program menghafal Al-Qur’an melalui dakwah

dzatiyah.

BAB VI : PENUTUP

bab ini merupakan akhir penulisan skripsi,

meliputi simpulan, implikasi, dan saran atas

penelitian yang telah dibahas dalam skripsi ini

Page 47: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

32

Page 48: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

33

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka merupakan ringkasan tertulis mengenai

artikel dan jurnal, dan buku yang mendeskripsikan teori serta

informasi baik masa lalu maupun saat ini, mengorganisasikan

pustaka ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka

merupakan informasi yang relevan dengan masalah penelitian

yang dapat diambil dari berbagai sumber seperti artikel jurnal dan

buku-buku ilmiah

Ada beberapa kajian pustaka yang penulis uraikan sesuai

dengan judul penulis sebagai berikut:

A. Pola Komunikasi

1. Pengertian Pola Komunikasi

Kata pola komunikasi dibangun dari dua suku kata yaitu

pola dan komunikasi. Sebelum mengetahui pola komunikasi,

ada baiknya mengetahui apa itu pola dan apa tu komunikasi.

Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

pola memiliki arti yakni“Bentuk atau sistem, cara struktur

yang dimana tetap dimana pola itu sendiri bisa dikatakan

sebagai contoh atau cetakan”.1Pola menurut Wiryanto dalam

buku pengantar ilmu komunikasi ialah “ Pola dikatakan juga

dengan model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek

1 Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hal. 778.

33

Page 49: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

34

yang mengandung kompleksitas proses di dalamnya hubungan

antara unsur-unsur pendukungnya”2 selain itu pola juga bisa di

artikan sebagai suatu gambaran yang sistematis dan abstrak,

dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang

berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses. Pola

dibangun agar kita dapat menentukan atau menetapkan

komponen-komponen yang relevan dari suatu proses.

Pola menurut B Aubrey Fisher ialah analogi yang

mengabstrasikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur

sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang

dijadikan model. Pola adalah gambaran informal untuk

menjelaskan atau menerapkan teori.3`

Adapun istilah komunikasi yakni komunikasi sangat

penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya

pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi.

Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling

membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan

masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut Edward Sapir

yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi

Bahwa” jaringan hubungan masyarakat itu melalui

komunikasi, jikalu tidak ada komunikasi, maka tidak ada

masyarakat.4 Komunikasi atau communication dalam bahasa

Inggris berasal dari kata liat communis yang berarti membuat

2 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia

Widiasavina: 2004), hal. 9. 3Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,

(Bandung:Rosdakarya, 2007) hal. 132. 4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Perss, 2007), h.13

Page 50: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

35

sama.5 Selain itu menurut Roudhonah dalam buku Ilmu

Komunikasi, dibagi menjadi beberapa kata diantaranya

“Communicare yang berarti berpartisipasi atau memberi

tahukan, Communis opinion yang berarti pendapat umum.6

Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi

interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebab-akibat aksi-

reaksi yang arahnya bergantian. dalam konteks ini,

komunikasi melibatkan komunikator yang menyampaikan

pesan, baik verbal maupun non verbal kepada komunikan yang

langsung dinamis timbal balik. Komunikasi sebagai proses

interaksi sebagai tindakan searah7

Menurut Harold D. Laswell dikutip oleh Djamalul Abidin

dalam buku Komunikasi dan Bahasa Dakwah, bahwa

“Komunikasi itu merupakan jawaban terhadap who says what

to whom in wich cahnnel ti whom with what effect (siapa

berkata apa dalam media apa kepada siapa dengan dampak

apa”.8 Komunikasi merupakan suatu proses, di dalamnya

terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi yaitu

pertunjukan pesan dan penafsiran pesan. Pertunjukan pesan

berarti menyebarkan sesuatu sehingga dapat terlihat secara

lengkap dan menyenangkan. Sedangkan penafsiran pesan yaitu

5 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,

(Bandung:Rosdakarya, 2007) h. 46 6 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta:UIN Press, 2007), hal. 27.

7 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi Prespektif, Ragam, dan Aplikasi,

(Jakarta: PT Adi Mahasatya, 2016), hal. 11. 8 Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah,

(Jakarta:Gema Insani Press, 1996), hal. 16-17.

Page 51: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

36

menguraikan atau memahami sesuatu.9 Definisi lain tentang

komunikasi seperti yang dikemukakan Moor (1993:78) adalah

penyampaian pengertiaan individu. Dikatakannya semua

manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud,

hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang

satu kepada orang lain, pada pokoknya komunikasi adalah

pusat minat dan situasi prilaku dimana suatu sumber

menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan

berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut.10

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian

pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media

tertentu untuk membuat pemahaman yang sama diantara

mereka, informasi yang disampaikan dapat memberikan efek

terntu kepada komunikan, bisa mempengaruhi kognitif,afketif

dan behavioral.

Jadi pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau

struktur hubungan dua orang atau lebih dalam proses

pengiriman atau penerimaan pesan dengan cara yang tepat

sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami.

9 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi,

(Bandung, Rosdakarya, 2006), hal. 26-28. 10

Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Pedoman Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), hal. 9.

Page 52: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

37

B. Jenis-Jenis Pola Komunikasi

Menurut Josep A. Devito yang dikutip oleh Abdullah

Masmuh dalam buku “Komunikasi Antar Manusia” terdapat

jenis-jenis pola komunikasi, yaitu pola komunikasi roda, pola

rantai, pola lingkaran, pola bintang, pola Y. Berikut adalah

gambar dari kelima pola tersebut.

a. Pola Lingkaran

Pola lingkaran merupakan hampir sama dengan pola

rantai, namun orang terakhir yaitu E berkomunikasi pula

kepada orang pertama A. Dalam pola lingkaran tidak memiliki

pemimpin. semua anggota posisinya sama. Semuanya berhak

dan memilik kesempatan yang sama untuk berkomunikasi

dengan orang yang berada di sisi mereka.

Gambar 2.1 Pola Lingkaran

(Sumber: Buku Josep A Devito Komunikasi Antar Manuisa hal. 383)

b. Pola roda

Pola roda pimpinan yang jelas, sehingga kekuatan

pimpinan berada pada posisi sentral dan berpengaruh dalam

proses penyampaian pesannya yang mana semua informasi

Page 53: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 54: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 55: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

40

Gambar 2.5 Pola Bintang

(Sumber: Buku Josep A Devito Komunikasi Antar Manuisa hal. 383)

Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam buku psikologi

komunikasi jenis pola komunikasi pada pola roda, pada roda

seseorang biasanya pemimpin menjadi fokus perhatian. Ia

dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi

setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan

pemimpinnya. Pada rantai A dapat berkomunikasi dengan B, B

dengan C, C dengan D dan begitu seterusnya, sedangkan pada

Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang

di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang

yang hanya dapat berkomunikasi dengan seseorang di

sampingnya saja. Pada lingkaran, setiap orang hanya dapat

berkomunikasi dengan seseorang di sampingnya saja. Pada

lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua

orang di samping kirinya dan kananya. Di sini tidak ada

pemimpin. pada bintang disebut juga semua saluran setiap

anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota

Page 56: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

41

kelompok yang lain. Yang terakhir ini disebut juga comcon.

Semua saluran komunikasi media.

Dalam hubunganya dengan prestasi kelompok, Leavitt

(1951: 46) menemukan bahwa pola roda yang paling memusat

dan terorganisasi. Kelompok lingkaran yang paling tidak

memusat adalah yang paling lambat dalam dalam

memecahkan soal. Lingkaran cenderung melahirkan sejumlah

besar kesalahan. Shaw (1954) memperkuat kesimpulan Leavit,

tetapi demgam catatan: kelompok roda hanya efektif bila

mereka memecahkan persoalan yang mudah. Bila masalahnya

kompleks, kelompok lingkarann yang lebih cepat. Pola

komunikasi yang paling efektif: yaitu pola semua saluran.

Karena pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang

memimpin, pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada

anggota-anggotanya, dan yang paling cepat menyelesaikan

tugas bila tugas itu berkenaan dengan masalah yang sukar.

Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan

paling rendah.12

Menurut peneliti pada jenis pola komunikasi adalah

kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah ruangan dan duduk

melingkari meja bundar untuk berkomunikasi kepada anggota

kelompok untuk memberikan arahan kepada anggota

kelompok.

12

Jalaluddin Rakhmat,Psikilogi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2019),h. 203

Page 57: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

42

C. Bentuk-Bentuk Pola Komunikasi

Bila pola komunikasi memiliki arti yang sama dengan

bentuk sebagaimana dijelaskan Onong Uchajana Effendy.

Terdapat beberapa pola atau bentuk komunikasi yang terdiri

dari lima macam jenis yaitu:

1. Komunikasi Intrapribadi

Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang

menjadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya proses

pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui system

syaraf dan inderanya.13

Kemudian, komunikasi Intrapribadi

merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi bahkan

saat bersama dengan orang sekalipun. Para teroritis

komunikasi interpersonal sering kali mempelajari peran

kognisi dalam perilaku komunikasi interpersonal biasanya

lebih sering berulang dari pada komunikasi lainnya. Karena

pada konteks ini juga mencakup dimana saat seseorang

membayangkan, mempresepsikan, melamun dan

menyelesaikan masalah dala kepala kita. Menurut Richard L.

Weaver II yang dikutip oleh Armawati Arbi dalam buku

Komunikasi Intrapribadi bahwa komunikasi intrapribadi

melibatkan semua percakapan yang terjadi pada diri yang

berkaitan dengan langkah-langkahnya melalui 1)

percakapakan pada diri sendiri, 2) umpan balik pada diri

sendiri, 3) memantau diri sendiri, 4) imagine atau visualisasi,

5) imagio, dan 6) transpaersonal communication. Umpan

13

Onong Uchajana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 7.

Page 58: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

43

balik interpersonal adalah semua pesan internal yang mana

kita menciptkan untuk merespons semua pesan-pesan yang

lain (internal dan eksternal).

Proses komunikasi pada diri sendiri meliputi empat tahap.

Pertama merencanakan program melalui self talk- dengan

skripnya. Kedua, menata program melalui interpersonal

feedback, self – monitoring imaging dan imagi. Kaum

profesional menerima umpan balik dari berbagai pihak. Pilih

masukan sesuai dengan kita.14

Lance Morrow dalam majalah Time (1998) mengatakan

bahwa berbicara dengan diri sendiri, dan makian-makian” Joan

Atiken dan Leonard Shedletsky (1997) menyatakan bahwa

komunikasi interpersonal sebenarnya lebih dari itu,

komunikasi macam ini juga melibatkan banyak penilaian akan

perilaku orang lain.15

Komunikasi intrapribadi juga menjadi

landasan keberhasilan komunikasi seseorang mampu

berkomunikasi dengan baik dalam dirinya sendiri16

Jadi menurut pengertian diatas peneliti menyimpulkan

bahwasanya komunikasi diri sendiri merupakan proses

berpikir itulah timbul pertanyaan-pertanyaan yang bisa

dijawab oleh diri penananya itu sendiri. Seperti semacam

dialog dalam diri untuk menentukan sikap apa yang harus

dilakukan ketika menghadapi suatu permasalahan yang timbul

14

Armawati Arbi, Komunikasi IntraPribadi,(Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP, 2019), hal. 326-327 15

Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi

Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humainika, 2009) hal. 34. 16

Arief Hidayatullah, Jurnalisme Cetak (Konsep & Praktek,

(Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta) hal. 8.

Page 59: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

44

dari internal maupun diluar. Proses itulah yang disebut dengan

komunikasi diri sendiri.

2. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunukasi antara

komunikator dengan komunikan yang berlangsung antara dua

orang, dimana terjadi kontak langsung dalamm bentuk

percakapan, bisa juga melalui medium/telepon.17

Komunikasi

ini juga dapat berlangsung secara behadapan muka bahasa

lainnya ialah dengan harapan umpan balik yang berlangsung.18

Sementara Effendi mengatakan komunikasi antarpribadi atau

disebut pula dengan diadic communication adalah komunikasi

antar dua orang yang mana terjadi kontak langsung dalam

berbentuk percakapan. Kontak bisa berlansgung secara

berhadapan muka (face to face) sifatnya dua arah timbal balik

(two way traffic communication) bahwa komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan dengan akrab

dan sangat mengenal antara orang-orang yang terlibat di

dalamnya. Ia berlangsung dalam skala jumlah ornang-orang

yang di dalamanya terbatas dan kecil, yang mana diantaranya

lebih saling kenal-mengenal. Oleh sebab itulah komunikasi

antarpribadi dianggap yang paling efektif dalam mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku manusia.19

17

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas

Indonesia, 2005), hal. 125. 18

Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 1991), hal. 72. 19

Silfia hanani, Komunikasi Antar Pribadi, (Yogyakarta: Ar-ruzz

Media, 2017), hal. 15-16.

Page 60: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

45

Jadi menurut pengertian diatas peneliti menyimpulkan

bahwasanya komunikasi antarpribadi ialah seorang

komunikator menyampaikan suatu pesan kepada komunikan

secara tatap muka antara dua orang atau lebih dan

menghasilkan efek.

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah penyampaian pesan oleh

seseorang komunikator kepada sejumlah komunikan untuk

mengubah sikap, pandangan atau perilakunya.20

a. Komunikasi kelompok kecil

Menurut Robert F. Bales yang dikutip oleh Widajaja,

Kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat antara

dengan yang lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap

muka, dimana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan

antara dengan yang lainnya, sehingga ia baik pada saat timbul

pertanyaan maupun sesudah memberikan tanggapan kepada

masing-masing individu komunikan.21

kelompok kecil juga

berfokus kepada kelompok kecil berfokus pada kelompok

kerja, berlawanan dengan pertemanan dan kelompok keluarga

dalam konteks interpersonal , ada beberapa perdebatan

mengenai jumlah orang yang memberntuk kelompok kecil,

beberapa peneliti berpendapat bahwa jumlah maksimal dalam

kelompok kecil adalah lima sampai tujuh orang sementara

yang lain tidak memberikan batasan jumlah, tetapi hampir

20

Onong Uchajana Effendi, Hubungan Masyarakat: Suatu Study

Komunikologis, ( Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hal. 62. 21

H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, ( Jakarta:

Universitas Terbuka, 2001), hal. 127.

Page 61: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

46

semuanya setuju bahwa paling tidak harus ada tiga orang

dalam sebuah kelompok kecil (Schultz 1996).22

b. Komunikasi kelompok besar

Komunikasi kelompok besar adalah kelompok komunikan

yang karena jumlahnya banyak, dalam suatu situasi

komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk

memberikan tanggapan secara verbal.23

Jadi menurut pengertian diatas peneliti menyimpulkan

bahwa pengertian komunikasi kelompok adalah komunikasi

antara dua orang maupun lebih dari dua orang.

4. Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah komunikasi yang ditujukan kepada

massa, khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti

bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang

yang membaca tau juga semua orang yang menonton tv,

karena sejatinya khalayak amat sulit untuk didefinisikan kedua

komunikasi massa ialah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar audio visual.24

Walaupun sekarang

komunikasi massa merujuk pada surat kabar, video, CD- ROM

dan Radio, kita akan melebarkan diskusi kita dan membahas

media baru (New Media), yang terdiri atas teknologi berbasis

komputrer. Teknologi komunikasi ini termasuk email, Internet,

televisi kabel digitial, teknologi video seperti DVD, pesan

22

Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi

Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humainika, 2009) hal. 34. 23

Onong Uchajana Effendy, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek,

(Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 129. 24

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008), hal. 21-22.

Page 62: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

47

instan (instant messaging- IM) dan telepon gengam. Untuk

kepentingan kita, komunikasi massa akan didefinisikan

sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

melalui banyak saluran komunikasi. Oleh karenanya, konteks

komunikasi massa mencakup baik saluran maupun khalayak.

Komunikasi massa dengan bentuk komunikasi lainnya.

Sebagai contoh model awal memasukan pesan, sedangkan

komunikasi massa menawarkan banyak pesan yang identik.

Perbedaan lainnya adalah model komunikasi massa

menpesifikkan “umpan balik”, ketika dua orang atau lebih

berkomunikasi tatap muka, pastisipan dapat segera mengenali

dengna jelas umpan balik yang tertinggal dalam pesan-pesan

yang resiprokal. Dalam model komunikasi massa Schramm,

umpan balik di gambarkan dalam sebuah garis putus-putus

yang diberi label umpan balik inferensial yang terlambat.

Umpan balik ini lebih bersifat tidak langsung dari pada

langsung. Eksekutif televisi, sebagai contoh, harus menunggu

minimal sehari, terkadang seminggu atau sebulan untuk

mengetahui rating program baru.25

Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa merupakan komunikasi yang di sampaikan

kepada khalayak luas dengan menggunakan audio visual

seperti TV dan lain sebagainya yang berkaitan dengan media

massa,

25

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5, (

Jakarta: Penerbit Airlangga, 2008), hal. 8.

Page 63: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

48

5. Komunikasi Media

Komunikasi media adalah proses komunikasi antar

komunikator pada komunikan dengan menggunakan alat

sebagai perantara penyampaiannya. Adapun bentuk

komunikasi media ini dilakukan dengan mengguakan media,

seperti surat, telepon dan lain sebagainya.26

Komunikasi media

lebih mengandalkan pengguna media khususnya telepon

seluler.

Dapat disimpulkan bahwa menurut peneliti komunikasi

media adalah prose komunikasi dari komunikator dengan

lainnya namun menggunakan perangkat telephone seluler.

D. Unsur-unsur Komunikasi

1. Komunikator

Dalam proses komunikasi komunikator berperan penting

karena mnegerti atau tidaknya lawan bicara tergantung cara

penyampaian komunikator. Komuinkator berfungsi sebagai

encoder , yakni sebagai orang yang memformulasikan

pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain,

orang yang menerima pesan ini adalah komunikan yang

berfungsi sebeagai decoder yakni menerjemahkan

lambang-lambang pesan konteks pengetiannya sendiri.27

2. Pesan

26

Onong Uchajana Effendy, IlmuKomunikasi teori dan Praktek,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1996), ha1.3. 27

Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta:Al-Amin

Press, 1996), hal 59.

Page 64: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

49

Adapun yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah

suatu informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima.

“Pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan

verbal dapat secara tertulis seperti: Surat, buku, majalah,

memo, sedangkan pesan yangb secara lisan dapat berupa

percakapan tatap muka percakapan melalui telepon, radio

dan sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa isyarat,

gerak badan, ekspresi muka dan nada suara.28

Adapun beberapa bentuk pesan, diantaranya

a) Informatif,

Informatif yakni suatu keterampilan berkomunikasi

dengan menyampaikan berbagai tanda informasi baik

secara verbal, non verbal maupun paralinguistik.

Menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang

perubahan sosial, agar masyarakat dapat: memusatkan

perhatian akan kebutuhan perubahan, cara mengadakan

perubahan dan dapat menyiapkan sarana-sarana

perubahan.29

kemudian komunikan dapat mengambil

kesimpulan sendiri dari informasi yang di sampaikan oleh

komunikator

b) Persuasif,

Persuasif yakni dengan bujukan untuk membangkitkan

pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita

28

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumu Aksara,

1997), hal. 14.

Page 65: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

50

sampaikan akan memberikan rupa pendapat ayau sikap

sehingga ada perubahan, namun perubahan ini adalah

kehendak sendiri. Komunikasi pesuasif menurut Ma‟rat

(1982) merupakan kegiatan penyampaian suatu informasi

atau masalah pada pihak lain dengan cara membujuk.lalu

menurut Simons (1976) komunikasi persuasif adalah

memperngaruhi sikap, nilai-nilai pendapat dan perilaku

seseorang.30

Komunikasi persuasif bertujuan hanya untuk

memberi tahu, komunikasi persuasif bertujuan untuk

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku. Istolah persuasi

(persuasion) bersumber pada perkataan latin persuasio kata

kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk,

mengajak atau merayu.31

c) Koersif,

Koersif yakni dengan menggunakan sanksi.

Bentuknya terkenal dengan agitasi, yakni dengan

penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin di

antara sesamanya dan pada kalangan publik.32

Komunikasi koersif menurut para ahli adalah istilah

koersi atau dalam bahasa Inggris Coersion, berasal dari

bahasa latin coercio yang secara harfiah berarti

pengekanagan. Secara maknawiyah berarti upaya

mencapai suatu tujuan dengan menggunakan kekuatan.

30

Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif,(Jakarta: Universitas

Terbuka: 2007), hal. 29.

32

H.A.W Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (

Jakarta:Bumi Aksara, 1997), hal. 14.

Page 66: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

51

Dalam prakteknya untuk mencapai tujuan itu dilakukan

kegiatan dalam bentuk sanksi, ancaman, intimidasi,

pemerasan, boikot teror dan lain-lain, sehingga orang

yang dijadikan sasaran merasa terpaksa, cemas, takut dan

sebagainya. Otto Lerbinger dalam Effendy (1999)

mengatakan bahwa pengertian koersi. Komunikasi koersif

( coersive communication) berarti proses penyampaian

pesan (pikiran dan perasaan) oleh seseorang kepada orang

lain untuk mengubah sikap, opini, atau perilaku dengan

gaya yang mengandung paksaan.33

3. Media

Media yaitu sarana atau alat yang digunakan oleh

komunikatir untuk menyampaikan pesan atau informasi

kepada komunikator untuk menyampaikan pesan

atauninformasi kepada komunikan atau sarana yang

digunakan untuk memberikan feedback darimkomunikan

kepada komunikator. “Media sendiri merupakan bentuk

jamal dari medium, yang artinya perantara, penyampai,

atau penyalur.34

a) Penerima

Penerima adalah orang yang menjadi sasaran

kegiatan komunikasi, penerima pesan biasa bertindak

33

Abizal Muhammad Yati “Metode Komunikasi Da‟i Perbatasan

Aceh Singkil dalam Menjawab Tantangan Dakwah.” Jurnal Al-Bayan Vol. 24

No. 2 (Desember 2018). 34

Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif : Bahan ajar

Diklat Prajabatan Golongan III, (Jakarta:Lembaga Administrasi Negara,

2003), h.8

Page 67: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

52

sebagai pribadi atau orang banyak.35

Penerima tidak

hanya pasif menerima informasi saja namun, juga

mengolahnya sehingga terdapat kesamaan makna, jika

suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan

menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali

menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau

saluran.36

b) Efek

Pengaruh atau efek perbedaan apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan

sesuadah mereima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada

pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh

karen aitu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau

penguatan keyakinan pada pengetahuan sikap dan

tindakan sessorang sebagai akibat penerimaan pesan.37

E. Dakwah Halaqah, Fardiyah dan Dzatiyah

a. Dakwah Halaqah

Dakwah Halaqah adalah dakwah dimana pendakwah

dapat menyampaikan pesan dakwahnya kepada kelompoknya

sendiri dan ia juga dapat mengajak kelompok lain.

Kemampuan pendakwah mengatur kaderisasi kelompok

sendiri dalam manajemen dakwah dan mengajak kelompok

lain. Oleh karena itu, seorang pendakwah sebaiknya

35

Y.S Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Gramedia,

1998), hal. 71. 36

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008), hal. 26. 37

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, hal. 27.

Page 68: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

53

mengetahui klasifikasi kelompok, pengaruh kelompok dan

bagaimana kelompok menjadi efektif.38

Dakwah berkelompok

melalui pendekatan dengan komunikasi secara berkelompok

atau secara meja bundar bertujun lebih demokratus, lebih

informatif dri pada segi empat. Simposium adalah serangkaian

pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah

topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap anggota

kelompoknya berinteraksi, baik berhadap-hadapan maupun

melalui mediator. Diskusi panel membahas masalah yang

kontroversial. Kolokium memberikan kesempatan diskusi

yang sama kepada wakil-wakil khalayak yang parlementer

adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta

diskusi yang besar pada periode waktu ysng tertentu. Pada saat

sejumlah keputusan harus dibuat, prosedur harus diikuti39

b. Dakwah Fardiyah

Dakwah Fardiyah menurut Muh. Nuh adalah kosentrasi

dengan dakwah atau berbicara dengan mad‟u secara tatap

muka atau dengan sekelompok kecil dari manusia yang

mempunyai ciri-ciri sifat-sifat khusus.

Berbeda dengan Ali Abdul Halim Mahmud yang

menegaskan bahwa dakwah Fardiyah merupakan antonym

dari dakwah Jama‟iyah atau „ammah, ialah ajakan atau seruan

ke jalan Allah yang dilakukan seorang da‟i kepada orang lain

38 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, (Jakarta:

Amzah, 2012), hal. 189-190 39

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, hal 120.

Page 69: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

54

secara perorangan dengan tujuan memindahkan Al-Mad‟u

pada keadaanyang lebih baik dan diridhai Allah.

Dakwah Fardiyah memiliki tiga pengertian yaitu:

Mafhum Da‟wah (seruan atau ajakan), Mafhum Haraki

(gerakan), Mafhum Tanzhimi (pengorganisasian).

Pelaku dakwah fardiyah hendaknya memiliki sifat-sifat

sebagai berikut:

1) Uswah dan qudwah

2) Ikhlas

3) Sabar dan ihtisab

4) Optimis dan tsiqah kepada Allah

5) Pemahaman yang mendalam

6) Pengrobanan

7) Antisipasif atas kegagalan dakwah

8) Berinteraksi dengan lebih dari satu orang

9) Penuh perhitungan tidak tergesa-gesa

10) Cerdas dan piawai

11) Lemah lembut

12) Menjaga ukhuwah Islamiyah

13) Berharakah sesuai khithah (garis perjuangan)

14) Menjadikan Dakwah kesibukan utama

15) Berlepas diri dari segala sesuatu kecuali daya dan

kekuatan Allah40

40

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, hal 17

Page 70: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

55

c. Dakwah Dzatiyah

Dakwah dzatiyah adalah dakwah kepada diri sendiri

melalui pendektan komunikasi di dalam diri. Kata dzatiyah ini

mengikuto Tarbiyah Dzatiyah. Abdullah bin Abdul Aziz Al-

Aidan mendefinisikan, Tarbiyah Dzatiyah ialah Tarbiyah

(pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri dengan diri

sendiri.

Dakwah dzatiyah ini mengajak diri sendiri untuk

mengenal diri sendiri sebagai hamba Allah, khalifah di bumi,

mengenal Allah yang berkesinambungan, dan hubungan

komunikasi yang intrekatif antara hamba dan pencipta-Nya

Dengan demikian, seseorsng dapat mengatur diri sendiri,

memilih, dan menyaring faktor situasi.

Ia dapat menilai dirinya apakah perilakunya lebih

dipengaruhi oleh faktor situasi atau faktor pribadi.

Sarana-saran dakwah dzatiyah:

1) Muhasabah

2) Taubat atas segala dosa

3) Mencari ilmu dan memperluas wawasan

4) Memperbanyak amal ibadah

5) Memperbaiki akhlaq

6) Aktif dalam kegiatan dakwah

7) Mujhadah41

41

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, hal 17

Page 71: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

56

F. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi

Berkomunikasi bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari, sebagai makhluk sosial kita sering berkomunikasi

suatu sama lain, berkomunikasi kelihatannya mudah,

tetapi sebenarnya tidak akan terlepas dari berbagai

masalah atau hambatan.

Menurut Onong Uchajana Effendi dalam bukunya yang

berjudul Dinamika Komunikasi mengungkapkan bahwa

ada empat faktor psikologis, hambatan semantis,

hambatan mekanis, dan hambatan ekologis.42

1. Hambatan sosio-antro-psikologis

Proses komunikasi berlangsung dalam konteks

situasional (situasuional context). Ini berarti bahwa

komunikator harus memperhatikan situasi ketika

komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat

berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama

situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor sosiologi-

antropologis-psikologis.

a) Hambatan sosiologis

Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies

mengklasifikasikan kehidupan manusia dalam masyarakat

menjadi dua jenis pergaulan yang ia namakan

Geminschaft dan Gesellschaft adalah pergaulan hidup

42

Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1986), hal 7.

Page 72: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

57

yang bersifat tak pribadi, dinamis, dan rasional, seperti

pergaulan di kantor atau dalam organisasi.

Berkomunikasi dalam Geminschaft dengan istri atau

anak tidak akan menjumpai banyak hambatan karena

sifatnya personal atau pribadi sehingga menjumpai banyak

hambatan karena sifatnya personal atau pribadi sehingga

dapat dilakukan dengan santai: adalah lain dengan

komunikasi dalam Gesellschaft. Seseorang yang

bagaimanapun tingginya kedudukan yang ia jabat, ia akan

menjadi bawahan orang lain. Seorang kepala desa

mempunyai kekuasaan di daerahnya, tetapi ia harus

tunduk kepada camat: camat akan lain sikapnya ketika

berkomunikasi dengan bupati: dan bupati ketika

berkomunikasi dengan gubernur akan membungkuk-

bungkuk sewaktu berhadapan dengan menteri dalam

negeri: dan pada gilirannya mendagri pun akan bersikap

demikian ketika mengkomunikasikan keadaan daerahnya

kepada presiden.

Seorang letnan yang terlibat dalam komunikasi

dengan sesama letnan tidak akan kaku karena situasi

komunikasi dengan sesama letnan tidak akan kaku karena

situasi komunikasi bersifat horizontal. Demikian pula bila

berhadapan dengan seorang kopral, tetapi aakan lain jika

letnan tadi memberikan laporan kepada seorang kolonel.

Masyarakat terdiri dari berbagai golongan dan lapisan,

yang menimbulkan perbedaan dalam status sosial, agama,

ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan

Page 73: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

58

sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi hambatan

bagi kelancaran komunikasi.43

b) Hambatan Antropologis

Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam

jenisnya sebagai maakhluk “homo sapiens”, tetapi

ditakdirkan berbeda dalam banyak hal. Berbeda dalam

postur, warna kulit, dan kebudayaan, yang pada

kelanjutannya berbeda dalam gaya hidup (way of life),

norma, kebiasaan, dan bahasa.

Dalam melancarkan komunikasinya seorang

komunikator tidak akan berhasil apabila ia tidak mengenal

siapa komunikan yang dijadikan sasarannya yang

dimaksudkan dengan “siapa” disini bukan nama yang

disandang melainkan ras apa, bangsa apa, atau suku apa.

Dengan mengenal dirinya, akan mengenal pula

kebudayaannya, gaya hidup dan norma kehidupannya

kebiasaan dan bahasanya.

Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu pesan

yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikasn

secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received

atau inderawi, dan dalam pengertian accapted atau secara

rohani. Seorang pemirsa televisi mungkin menerima acara

yang disiarkan dengan baik karena gambar yang tampil

pada pesawat televisi amat terang dan suara yang keluar

amat jelas, tetapi mungkin tidak dapat menerima ketika

43

Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1986), hal .11-12.

Page 74: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

59

seorang pembicara pada acara itu mengatakan bahwa

daging lezat sekali. Si pemirsa tadi hanya menerimanya

dalam pengertian accapted. jadi teknologi komunikasi

tanpa dukungan kebudayaan tidak akan berfungsi.44

c) Hambatan psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan

dalam komunikasi. Hal ini umumnya disebabkan si

komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak

mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit untuk untuk

berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung,

marah, merasa kecewa, merasa iri hati dan kondisi

psikologis lainnya: jika komunikasi menaruh prasangka

(prejudice) kepada komunikator. Prasangka merupakan

salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi,

karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah

bersikap menentang komunikator. Pada orang yang

bersikap prasangka emosinya menyebabkan dia menarik

kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara rasional.

Emosi sering kali membutakan pikiran dan perasaan

tethadap suatu fakta yang bagaimana pun jelas dan

tegasnya. Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar,

seseorang tidak dapat lagi berfikir objektif, dan apa saja

yang dilihat arau didengarnya selalu akan dinilai negatif.

Prasangka sebagai faktor psikologis dapat disebabkan

oleh aspek antropologis dan sosialogis: dapat terjadi

terhadap ras, bangsa, suku bangasa, agama, partai politik,

44 Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi, hal. 12.

Page 75: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

60

kelompok, dan apa saja yang bagi seseorang merupakan

suatu perangsang disebabkan dalam pengalamannya

pernah diberi kesan yang tidak enak. Berkenaan degan

faktor-faktor penghambat komunikasi yang bersifat

sosiologis-antropologis-psikologis itu, yang menjadi

permaalahan ialah bagaimana upaya kita untuk

mengatasinya.

Cara mengatasinya ialah mengenal diri komunikan

seraya mengkaji kondisi psikologinya sebelum

komunikasi dilancarkan, dan bersikap empatik kepadanya.

Empati (empathy) adalah kemampuan memproyeksikan

diri kepada diri orang lain: dengan perkataan, kemampuan

menghayati perasan orang lain atau merasakan apa yang

dirasakan orang lain.

2. Hambatan semantis

Kalau hambatan sosiologis-antropologis-psikologis

terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan semantis

terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan semantis

terdapat pada diri komunikator.

Faktor semantis menyangkut bahasa yang

dipergunakan komunikator sebagai alat untuk

menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan

demi kelancaran komunikasinya seorang komunikator

harus benar-benar memperhatikan semantis ini, sebab

salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah

pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir

Page 76: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

61

(misintrepretation), yang pada gilirannya bisa

menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).

Sering kali salah ucap disebabkan si komunikator

berbicara terlalu cepat sehingga ketika pikiran dan

perasaan belum mantap terformulasikan, kata0kata sudah

terlanjur dilontarkan. Maksudnya akan mengatakan

“kedelai” yang terlontar “keledai”, “demokrasi” menjadi

demontrasi, “partisipasi” menjadi “partisisapi” dan

sebagainya.

Gangguan semantis kadang-kadang disebabkan pula

oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang bunyinya

dan tulisannya, tetapi memiliki makna sama bunyinya dn

tulisannya, tetapi memiliki makna yang berbeda.

“Rampung” sunda lain dengan “rampung” Jawa. “Atos”

Sunda tidak sama dengan “atos” Jawa. “Bujang” Sunda

beda dengan “bujang” Sumatera. “Jangan” Indonesia lain

dengan “jangan” jawa “Pala” Indonesia lain dengan

“pala” Madura. “Momok” Indonesia jauh sekali bedanya

dengan “momok” Sunda. Dan sebagainya. Salah

komunikasi miscommunication ada kalanya disebabkan

oleh pemilihan kata yang tidak tepat, kata-kata yang

sifatnya konotatif, dalam komunikasi bahasa yang

sebaiknya dipergunakan adalah kata-kata yang denotatif.

Kalau terpaksa juga menggunakan kata-kata yang

konotatif seyogyanya dijelaskan apa yang dimaksudkan

sebenarnya, sehingga tidak terjadi salah tafsir. Kata-kata

denotatif adalah yang mengandung makna sebagaimana

Page 77: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

62

tercantum dalam kamus. Dan diterima secara umum oleh

kebanyakan orang yang salam dalam kebudayaan dan

bahasanya, kata-kata yang mempunyai kata konotatif

adalah yang mengandung makan emosioal atau eveluatif

(emotional of evaluatitativw meaning) disebabkan oleh

latar belakang dan pengalaman seseorang. Jadi untuk

menghilangkan hambtan semantis dalam komunikasi,

seorang komunikator harus mengucapkan pernyataannya

dengan jelas dan tegas, memilih kata-kata yang tidak

menimbulkan persepsi yang salah, dan disusun dalam

kalimat-kalimat yang logis.

3. Hambatan mekanis

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang

dipergunakan dalam melancarakan komunikasi. Banyak

contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, suara

telepon yang krotokan, ketikan huruf yang buram pada

surat, suara yang hilang muncul pada pesawat radio, berita

surat kabara yang sulit dicari sanbungan kolomnya,

gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-

lain.

Hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi

oleh komunikator, misalnya hambatan yang dijumpai pada

surat kabar, radio, dan televisi. Tetapi pada beberapa

media komunikator dapat saja mengatasinya dengan

mengambil sikap tertentui, misalnya ketiak sedang

menelpon terganggu oleh krotokan barangkali ia dapat

mengulangiunya beberapa kemudian. Hambatan yang

Page 78: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

63

dijumpai pada surat, misalnya huruf ketikan yang buram

dapat diatasi dengan mengganti pita mesin tik atau mesin

tiknya sendiri. Yang penting diperhatikan dalam

komunikasi yang ialah seperti telah disinggung dimuka

sebelum suatu pesan komunikasi dapat diterima secara

rohani accapted, terlebih dahulu harus dipastikan dapat

diterima secara rohani inderawi received, dalam arti kata

bebas dari hambatan mekanis.

4. Hambatan ekologis.

Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan

lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi,

jadi datangnya dari lingkungan. Seperti hambatan

ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan

lalu-lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang

lewat, dan lain-lain pada saat komunikator sedang

berpidato

Situasi komunikasi yang tidak menyenangkan seperti

itu dapat diatasi komunikator dengan menghindarkannya

jauh sebelum atau dengan mengatasinya pada saat ia

sedang berkomunikasi. Untuk menghindarkannya

komunikator harus mengusahakan tempat komunikasi

yang bebas dari gangguan suara lalu-lintas atau

kebisingan orang-orang seperti disebutkan tadi, dalam

menghadapi gangguan seperti hujan, petir, peswat terbang

lewat, dan lain-lain yang datang tiba-tiba tanpa diduga

terlebih dahulu, maka komunikator dapat melakukan

Page 79: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

64

kegiatan tertentu, misalnya berhenti dulu sejenak atau

memperkakas suaranya.45

Demikan beberapa jenis hambatan yang sering

dijumpai oleh komunikasi yang perlu mendapat perhatian

para komunikator.

F. Metode Hafalan Al-Qur’an

1. Metode hafalan Al-Qur‟an

Menghafal merupakan asal kata dari hafidza-yahfadzu

yang berarti menjaga, memelihara, melindungi, dan

menghafal.46

Hafalan secara bahasa lawan dari kata lupa.

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia disebutkan bahwa

kata hafal berarti telah masuk dalam ingatan dan dapat

mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat buku).

Menghafal merupakan sebuah proses penyimpanan hasil

penglihatan dan pendengaran. Maka, apabila semakin banyak

membaca dan mendengarkan Al-Qur‟an. Insya Allah akan

semakin cepat pula dalam penghafalan Al-Qur‟an

2. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah bentuk masdar dari fi‟il qar‟a-yaqra‟u,

qira‟atan, qur‟anan.47

Dikatakan Al-Qur‟an karena ia

45

Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 14-16. 46

Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Bahasa Arab-

Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hal. 279. 47

Muhammad Chrzin, Al-Qur‟an & Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta:

PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), hal. 1.

Page 80: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

65

berisikan inti sari dari semua kitabullah dan inti sari dari ilmu

pengetahuan.48

Beberapa definisi Al-Qur‟an menurut pendapat ulama

diantaranya:

1. Manna „al Qaththan berpendapat bahwasanya “Al-Qur‟an

adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad

SAW dan membacanya adalah ibadah.

2. Al-Zarqani berpendapat bahwasanya” Al-Qur‟an itu

adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW, dari permulaan surat Al-Fatihah sampai akhir surat

An-Nas

3. Abdul Wahab Khallaf berpendapat bahwasanya Al-

Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati

Rasullah, Muhammad bin Abdulah melalui al-Ruhul

Amin (Jibril AS) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa

Arab dan maknanya yang benar agar ia menjadi hujjah

bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasullah, menjadi

undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada

mereka, dan menjadi sarana dan prasarana pendekatakan

diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-

Qur‟an itu terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat

Al-Fatiha dan diakhiri surat An-Nas. Disampaikan kepada

kita secara mutawatir dari generasi kegenerasi secara

48

Munaimin dkk, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, ( Jakarta:

Prenada Media, 2005), hal. 85.

Page 81: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

66

tulisan maupun lisan. Ia ( Al-Qur‟an ) terpeliharadari

perubahan atau pergantian.49

Dengan demikian Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat

Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw, dengan perantara Malaikat Jibril utuk

dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau

pedoman hidup bagi manusia.

Tujuan utama diturunkan Al-Qur‟an adalah untuk

menjadikan pedoman untuk manusia dalam menata

kehidupan supaya memperoleh kebahagian di dunia dan

akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia,

maka AlQur‟an datang dengan petunjuk-petunjuk dan

konsep-konsep yang baik dan menjadi sarana dan prasarana

pendekatakan diri dan ibadah kepada Allah dengan

membacanya. Al-Qur‟an itu terhimpun dalam mushaf,

dimulai dengan surat Al-Fatiha dan diakhiri surat An-Nas.

Disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi

kegenerasi secara tulisan maupun lisan. Ia ( Al-Qur‟an )

terpeliharadari perubahan atau pergantian.

3. Etika Terhadap Al- Qur‟an

Tidak bisa di pungkiri, bila kita ingin di muliakan oleh

Allah SWT dengan Al- Qur‟an, kita juga harus memuliakan

Al-Qur‟an. Karena Al-qur‟an menjadi ukuran bagi Allah

49

Munaimin dkk, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, hal. 4.

Page 82: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

67

untuk memuliakan atau merendahkan seseorang atau suatu

kaum.50

Bentuk cara kita untuk memuliakan Al-Qur‟an

diantaranya adalah dengan memperhatikan adab-adab

terhadap Al-Qur‟an. Disisi lain dengan kita memperhatikan

adab-adab tersebut kita akan mudah mendapatkan

kemudahan untuk mengahafal Al-Qur‟an serta mendapatkan

keberkahan dalam aktivitas menghafal Al-Qur‟an. Adab-

adab berinteraksi dengan Al-Qur‟an Sebagai berikut:

a) Menjaga kesucian dan kebersihan

Bagian dari adab memvbaca Al-qur‟an adalah menjaga

kesucian dari hadats dan najis. Dianjurkan berwudhu untuk

membaca Al-qur‟an karena Al- Qur‟an adalah zikir yang

paling utama.51

b) Membaca Ta‟awudz saat mulai membaca

Disunnahkan berta‟awudz sebelum membaca Al-Qur‟an.

Allah SWT berfirman:

جيم من الشهيطان الزه فإذا قزأت القزآن فاستعذ بالله

50

Arham bin Yasin, agar Sehafal al-Fatiha, (Bogor: CV Hilal Media

Group, 2015), hal. 51. 51

HR Ahmad dan Abu Dawud, hal. 17.

Page 83: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

68

Artinya:“Apabila kamu membaca Al-Qur‟an

hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah

dari Syaitan yang terkutuk” (QS. An-Nahl:98)52

Memohon perlindungan kepada Allah SWT sangat di

anjurkan untuk menghindari segala bentuk godaan syetan

yang dapat menganggu aktivitas kita untuk membaca Al-

Qur‟an apalagi unyuk mengahaflanya (Al-Qur‟an).

Diantaranya godaan rasa malas, waSwas, takut tidak

ikhlas, menunda-nunda dan yang lainnya.

c) Membaca Al-Qur‟an baik dan benar

Hukum membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar

sesuai kaidah ilmu tajwid adalah fardhu‟ain.53

Artinya

setiap muslim wajib untuk membaca Al-Qur‟an dengan

secara baik dan benar. Allah SWT berfirman:

.... ورتل القزان تزتيل

“...............dan bacalah Al-Qur‟an dengan perlahan-lahan”.(

QS: Al-Muzzammil: 4)

Orang yang belum mampu untuk membaca Al-Qur‟an

dengan baik dan benar maka seseorang tersebut wajib

belajar Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Disamping itu

merupakan kewajiban dan bagian dari adab membaca Al-

qur‟an, ia juga sangat penting dalam proses untukm

penghafalan Al-Qur‟an

52

Ahmad Tholabi Kharlie, ed, Al-Qur‟an Mushaf Al-Bantani, (

Banten: Lembaga Percetakan Al-Qur‟an Kementrian Agama RI, 2012) hal. 17. 53

Arham bin Yasin, Agar sehafal Al-fatiha, (Bogor: Hilal Media,

2015), hal. 53.

Page 84: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

69

d) Khususk dan berusaha untuk memahaminya

Zikir yang baik adalah membaca Al-Qur‟an.54

Karena itu, ketika embaca Al-Qur‟an hati dan pikiran juga

harus khususk sebagaimana kita sedang membaca zikir lain.

Imam Nawawi mengatakan, “ ketika seseorang membaca

Al-Qur‟an, maka hendaklah kondisinya khusuk dan

tadabbur ketika membacanya. Dalil-dalil tentang hal ini

terlalu banyak dihitung, dan terlalu masyhur dan jelas untuk

disebut. Itulah maksud yang diinginkan yang dengannya,

dada lapang dan hati mejadi tenang.55

Disamping itu merupakan bagian dari adab-adab

membaca Al-Qur‟an memahami apa yang dibaca sangat

membantu untuk penghafalan Al-Qur‟an walaupun bisa

saja seseorang menghafal tanpa memahami yang ia baca.

Tetapi lebih baiknya dan lebih berakalnya juga harus

berusaha memahami ayat atau surat yang hendak

dihafalkan. Sejatinya ketika kita ingin menghafal Al-

Qur‟an maka kiat sebagai muslim di anjurkan untuk

memahami isi

4. Kestimewaan Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan

Allah SWT, dengan perantara malaikat Jibri a.s kepada Nabi

Muhammad Saw, sebagai kunci dan kesimpulan dari semua

kitab-kitab suci yang pernah diturunkan Allah Swt, kepada

54

Arham bin Yasin, Agar sehafal Al-fatiha, (Bogor: Hilal Media,

2015), hal. 56. 55

Arham bin Yasin, Agar sehafal Al-fatiha, (Bogor: Hilal Media,

2015), hal. 58.

Page 85: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

70

Nabi-Nabi dan Rasul-rasul yang di utus Allah Swt sebelum

Nabi Muhammad Saw.

Al-Qur‟an yang secara harfiah berarti sempurna

merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat,

karena tidak ada satu bacaan pun sejak manusia megenal

tulisan dan bacaan sekitar lima ribu tahun yang lalu yang

dapat menandingi Al-Qur‟an. Al-Qur‟an terus dibaca oleh

jutaan orang yang tidak mengerti artinya, dan tidak dapat

menulis dengan huruf-hurufnya. Bahkan, dihafal huruf demi

huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak.

Al-Qur‟an merupakan kitab yang teratur tata cara

membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan,

dipertebal, atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang

terlarang atau yang boleh, atau harus memulai dan berjenti,

bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika

membacanya. Seorang orientalis H.A.R Gibb pernah menulis

bahwa, ”tidak ada seorang pun dalam seribu lima ratus tahun

yang telah memainkan alat bernada nyaring demikian mampu

dan berani, dan demikian luas getaran jiwa yang

diakibatkannya, seperti yang dibaca Muhammad (Al-Qur‟an)

Demikian terpadu dalam Al-Qur‟an keindahan bahasa,

ketelitian, dan keseimbangannya, dengan kedalam makna,

kekayaan dan kebenarannya, serta kemudahan pemahaman

dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya. Tidak dapat

Page 86: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

71

disangkal oleh siapapun yang memiliki objektivitas bahwa

kitab suci Al-Qur‟an memiliki kesitimewaan-kesitimewaan.

G. Pembina

Pembina merupakan orang yag membina, pembina juga

dapat diartikan sebagai guru atau pendidik. Pendidik menurut

Moh. Fadhil Al-Djamil adalah oang yang mengarahkan

manusia kepada kehidupan yang baik sehingga terangkat

derajat kemanusiannya sesuai dengan kemampuan dasar

yang dimiliki oleh manusia.

Pendidik adalah individu yang akan memenuhi

kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.

Di Indonesia pendidik disebut juga guru yaitu “orang yang

digugu dan ditiru”.56

Pendidk juga salah satu tenaga

profesional yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk

menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat

kecerdasa, akhlak moral, pengalaman, wawasan, dan

keterampilan peserta didik.57

Lebih khususnya diartikan orang yang berkerja dalam

bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung

jawab dalam membentuk anak-anak mencapai kedewasaan

masing-masing.

56

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008),

hal. 58. 57

Abduddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana Prenada

Media Group, 2012), hal. I65.

Page 87: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

72

H. Santri

Santri adalah orang yang belajar di pondok pesantren.

Kehadiran santri tentu menjadi unsur penting dalam

kehidupan pesantren. Bila hanya ada kyai, namun tidak ada

santri, maka kyai tidak akan memilki objek yang akan ia

didik di pesantren yang ia bangun.58

Istilah Santri hanya terdapat di pesantren sebagai adanya

peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki

oleh seorang kiyai yang memimpin sebuah pesantren. Oleh

karena itu santri pada dasarnya berkaitan erat dengan

keberadaan kyai dan santri.

Pesantren dalam tradisi pesantren. Santri sering kali

dibedakan menjadi dua, yaitu santri mukim dan santri

kalong.59

Pertama, Santri Mukim yaitu santri yang berasal dari

tempat jauh dimana ia menetap dan tinggal serta secara aktif

menuntut ilmu dari seorang kyai. Dapat juga secara langsung

sebagai pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab

atas keberadaan santri lainnya.60

Ada dua motif yang mendasari seorang santri menetap

sebagai santri mukim, yaitu:

58

Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metedologi Menuju

Demokratisasi Instuisi (Jakarta:Erlangga, 1992), hal. 20. 59

Mansur Hidayat, Model Komunikasi Kyai dengan Santri di

Pesantren, Jurnal Komunikasi ASPIKOM Vol 2, No. 6 (Januari 2016), 387 60

Amir Fadhilah, Struktur dan Pola Komunikasi Kepemimpinan Kyai

dalam Pesantren di Jawa, Jurnal Studia Islamika Vol. 8 No. 1 (Juni 2011),

111.

Page 88: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

73

1. Motif menuntut ilmu artinya santri itu datang dengan

maksud menuntut ilmu dari kyainya

2. Motif menjunjung tinggi akhlak, artinya seorang santri

belajar secara tidak langsung agar santri tersebut setelah di

pesantren akan memiliki akhlak yang terpuji sesuai yang

diajarkan kiyainya.

Kedua, santri Kalong, yaitu santri yang berasal dari desa

sekitar pondok pesantren, yang biasanya tidak menetap di

dalam pondok pesantren tetapi setelah belajar langsung

kembali ke rumah masing-masing.61

I. Yayasan

Menurut Indra Bastian (2007 : 1) yayasan adalah badan

hukum yang kekayaanya terdiri dari kekayaan yang

dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan

tertentu dibidang social, keagamaan, dan kemanusiaan.

Menurut Pahala Nainggalon (2005:1) yayasan merupakan

suatu lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba

semata (nirlaba). Menurut anwar Borahima (2002) setelah

56 tahun Indonesia merdeka, tepatnya 6 agustus 2001,

barulah dapat dibuat undang-undang yang mengatur

mengenai yayasan yaitu undang-undang (UU) nomor 16

tahun 2001 tentang yayasan dimuat dalam Lembaga Negara

(LN) No 112/2001 dan Tambahan Negara (LTN) 4123. Itu

pun baru berlaku 6 agustus 2002. Sebelumnya, tidak asa

61 Mansur Hidayat, Model Komunikasi Kyai dengan Santri di

Pesantren, Jurnal Komunikasi ASPIKOM Vol 2, No. 6 (Januari 2016), 387

Page 89: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

74

satupun peraturan perundang-undang yang mengatur secara

khusus tentang yayasan di Indonesia. Namun demi tidaklah

berarti bahwa Indonesia sama sekali tidak ada ketentuan

yang mengatur yayasan. Ketentuan perundang-undangan

yang ada pada waktu itu, tidak satupun memberikan

rumusan mengenai definisi yayasan, status hukum yayasan,

sertya mendirikan yayasan. Berbeda halnya dengan di

Belanda, yang secara tegas di dalam undang-undangnya

menyebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum.

Walapun tidak disebutkan sebagai badan hukum

didasarkan pada kebiasaaan dan yurisprudensi.

Untuk diakui sebagai badan hukum, yayasan hanya

perlu memenuhi syarat tertentu yaitu:

1. Syarat materil terdiri dari: harus ada suatu pemisahan

harta kekayaan adanya suatu tujuan, dan mempunyai suatu

organisasi.

2. Syarat formil yaitu harus dengan aktta autentik.

Di dalam praktek hukum yang berlaku di

Indonesia, pada umumnya yayasan didirikan dengan akta

notaris. Akta notaris ini ada didaftarkan pengadilan

negeri, dan diumumkan dalam berita Negara. Hal ini

dikarenakan tidak ada ketentuan yang mengaturnya

sehingga masih bebas bentuk. Dengan demikian,

yayasana dapat juga didirikan dengan akta dibawah

tangan. Setelah keluarnya UU Yayasan, secara otomatis

penentuan status badan hukum yayasan harus mengikuti

ketentuan ada dalam UU Yayasan tersebut. Dalam UU

Page 90: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

75

Yayasan disebutkan bahwa yayasan memperoleh status

badan hukum seteklah akta pendirian memperoleh

pengesahan dari Menteri.

Dari ketentuan UU yayasan dapat disimpulkan

bahwa ada beberapa syarat pendirian, yaitu:

1. Didirikan oleh 1 (satu) orang atau lebih.

2. Ada kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan

pendirinya

3. Harus dilakuakn dengan aktanotaris dan dibuat dalam

bahasa Indonesia

4. Harus memperoleh pengesahan Menteri

5. Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik

Indoensia

6. Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara

sah oleh yayasan lain, atau bertentangan dengan

ketertiban umu dan/atau kesulitan.

7. Nama yayasan harus didahului kata “Yayasan”

Bagi yayasan yang belum terdaftar, harus melakukan

pendaftaran lebih dahulu, kemudian menyesuaikan

anggaran dasarnya. Persyaratan pendaftaran merupakan

suatu hal kontradiktif, karena justru didalam UU Yayasan

No 16/2001 tidak ada kewajiban bagi yayasan yang baru

untuk didaftarkan setelah mendapatkan pengesahan dari

Menteri. Kewajiab yang dibebankan kepada yayasan

setelah disahkan hanyalah kewajiban untuk

mengumumkan dalam berita Negara. Seharusnya

penekanan aturan peralihan bukan pada pendaftaran,

Page 91: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

76

melainkan pada syarat jumlah minimal kekayaan yang

dimiliki serta prospek kegiatan yayasan itu sendiri. Bagi

yayasan yang tidak memnuhi syarat jumlah minimal

kekayaan yang harus dimiliki oleh Yayasan dan atau

prospek kegiatan yayasan tidak mungkin untuk

dikembangkan, yayasan tersebut dapat dibubarkan.

Dengan demikian kerugian yang mungkin timbul baik

bagi organ yaysan maupun dengan pihak ketiga dapat

diminimalisir.62

Dapat dismpulkan bahwa yayasan merupakan badan

hukum yang diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu

dibidang sosial. Yayasan pada umumnya didirikan dengan

akta notaris. Akta notaris ini ada didaftarkan di pengadilan

negeri, dan diumkan dalam berita negara, hal ini

dikarenakan tidak ada ketentuan yang mengaturkannya

sehingga masih bebas bentu, dengan demikian,yayasan

dapat juga didirikan dengan akta dibawah tangan. Setelah

keluarnya UU Yayasan, secara otomatis penentuan status

badan hukum yayasan harus mengikuti ketentuan UU

Yayasan.

62

Norita Citra Yuliarti. Studi Penerapan PSAK 45 Yayasan Panti Asuhan

Yabappenatim Jember.” Jurnal Akuntansi Universitas Jember Vol. 12 No. 2 (Desember

2014)

Page 92: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

77

J. Pondok Pesantren

Pondok berasal dari bahasa Arab „Fundoq‟ yang berarti

asrama, rumah dan tempat tinggal.63

Sebuah pondok pada

dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam

tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama

dibawah bimbingan seorang guru atau yang lebih dikenal

dengan Kyai.64

Dengan istilah pondok pesantren

dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman

yang melembaga di Indonesia.

Pondok atau asrama merupakan tempat yang sudah

disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya

pondok ini banyak menunjang segala kegiatan bagi para

santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala

kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok

dengan sarana pondok yang lain biasanya berdekatan

sehingga memudahkan untuk komunikasi antar kyai dan

santri guru (pembina) dan santri, dan antar satu santri

dengan santri yang lain.

Pondok Pesantren sebagaimana dikatakan Didin

Hafiduddin dalam buku Umi Musyarrofah yakni Pondok

Pesantren satu lembaga iqamatuddin. Lembaga-lembaga

iqamatuddin memiliki dua fungsi utama, yaitu: sebagai

tempat tafaqquh fiddien (pengajaran, pemahaman dan

pendalaman ajaran agama Islam) dan indzar

63

Amir Fadhilah, Struktur dan Pola Kepemimpinan Kyai dalam

Pesantren di Jawa. Jurnal Studia Islamika Vol. 8, No.1 (Juni 2011), 109 64

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan

Hidup Kya, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 49.

Page 93: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

78

(menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada

masyarakat).65

Dengan demikian akan tercipta situasi yang

komunikatif di samping adanya hubungan timbal balik

antara Kyai dan santri, guru (pembina) dan antara santri

dengan santri yang lainnya. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Zamakhasyari Dhofier, bahwa adanya

sikap timbal balik antara Kyai dan santri di mana para

santri menganggap Kyai seolah-olah menjadi bapaknya

sendiri, sedangkan santri dianggap Kyai sebagai titipan

Tuhan yang harus senantiasa dilindungi.

Sikap timbal balik (feedback) tersebut menimbulkan

rasa kekeluargaan dan saling menyayangi satu sama lain,

sehingga mudah bagi Kyai dan ustaz untuk membimbing

dan mengawasi anak didiknya atau santri. Segala sesuatu

yang dihadapi oleh santri dapat dimonitor langsung oleh

Kyai dan ustdaz, sehingga dapat membantu memberikan

pemecahan ataupun pengarahan yang cepat terhadap

santri, mengurai masalah yang dihadapi para santri.66

Pondok sederhana biasanya hanya terdiri dari ruangan

yang besar di huni bersama. Terdapat juga pondok

agaknya sempurna di mana didapati sebuah gang (lorong)

yang dihubungkan oleh pintu-pintu di sebelah kiri kanan

gang terdapat kamar kecil-kecil dengan pintunya yang

65

Umi Musyarrofah, Dakwah K,H Haman Dja‟far dan Pesantren

Pabelan, ( Jakarta: UIN Press, 2009), hal 22 66

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan

Hidup Kyai. (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 49.

Page 94: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

79

semput. Sehingga sewaktu memasuki kamar orag-orang

terpaksa harus membungkuk, jendelanya kecil-kecil dan

memakai terali. Perabot di dalamnya sangat sederhana. Di

diepan jendela yang kecil itu terdapat tikar pandan atau

rotan dan sebuah meja pendek dari bambu atau dari kayu,

di atasnya terletak beberapa buah kitab.67

Dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren

merupakan sebuah pendidikan Islam Tradisional dimana

para siswanya tinggal berasrama dibawah bimbingan

seorang guru atau yang lebih dikenal dengan Kyai.

Dengan istilah Pondok Pesantren dimaksudkan sebagai

suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di

Indonesia. Pondok atau asrama merupakan tempat yang

sudah disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya

pondok ini banyak menunjang segala kegiatan bagi para

santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala

kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok

dengan sarana pondok yang lain biasanya berdekatan

sehingga memudahkan untuk komunikasi antar kyai dan

santri guru (pembina) dan santri, dan antar satu santri

dengan santri yang lain.

67

Amir Fadhiah, Stuktur dan Pola Kepemimpinan Kyai dalam

Pesantren di Jawa, Jurnal Studi Islamika Vol. 8, No 1(Juni 2011), 106

Page 95: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 96: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

81

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN DARUL QUR’AN

MULIA BOGOR

Bogor sebagai salah satu daerah yang terdiri dari banyak

pesantren, jumlah pesantren di kabupaten bogor terdiri dari

1938 Pondok Pesantren.1 Perhatian peneliti pada salah satu

Pondok Pesantren yang berada di Kabupaten Bogor Yakni

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor yang

memfokuskan pada program unggulan hafalan Al-Qur’an.

Untuk mengenal lebih jauh Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia Bogor secara umum akan dikaji sebagai berikut

A. Profil Yayasan Darul Qur’an Mulia Bogor

Yayasan Darul Qur’an didirikan pada tanggal 4 Desember

2006 dengan Akta Notaris Budiono, S.H. Serta

MENKUMHAM RI Nomor C-22- HT.03.02 Th 1998,

Yayasan ini bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan

dakwah, pada tahun 2007 Yayasan Darul Qur’an untuk

pertama kalinya membuka lembaga pendidikan pada jenjang

SMPIT kemudian SDIT dilanjutkan dengan SMAIT dan

PAUD dan pada tahun 2013 mendirikan STIU dengan kerja

sama Yayasan Al-Hikmah. Saat ini Yayasan Darul Qur’an

Mulia adalah yayasan non profit yang bergerak di bidang

pendidikan, keagamaan, dan sosial.

1 Database Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Bogor

81

Page 97: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

82

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia adalah lembaga

pendidikan Islam Berasrama (boarding school) yang

menerapkan sistem pendidikan Islam yang menjadikan Al-

Qur’an sebagai unggulan utamanya dalam rangka

memfungsikannya sebagai tuntunan hidup. Ada sebuah cita-

cita luhur yang hendak dicapai Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia yakni menyiapkan. Generasi Robbani, generasi

yang sangat istimewa dalam sejarahawal perjalanan Islam,

yang dibentuk oleh manusia agung yakni Rasullah SAW.

Generasi itu terkenal dengan sebutan Generasi Qur’ani.

Dinamakan pesantren karena sistem pendidikan di

lembaga ini berbentuk pesantren dimana setiap santri dan guru

harus tinggal menetap dilembaga ini selama proses belajar

mengajar berlangsung baik di siang hari, sore hari atau

dimalam hari.

Dinakaman terpadu karena sebagai berikut:

1. Manjhaj pendidikan di pesantren ini memadukan kurikulum

diknas, kurikulum pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu

keislaman dan bahasa arab dan juga manjah tarbiyyah.

2. Pendidikan dipesantren ini memadukan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknolgi IPTEK dengan dasar-dasar

keilmuan dan ketaqwaan (IMTAQ)

3. Memadukan aspek tarbiyah jasadiyah, fikriyah, dan ruhiyah

4. Memadukan penguasaan ilmu keislaman dengan aspek-

aspek pengalamannya

5. Memadukan pengatahuan dan bekal kehiduoan duniawi

dengan bekal kehidupan ukhrawi.

Page 98: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

83

B. Struktural Pengurus Yayasan Darul Qur’an Mulia

Dewan Pembina Yayasan: KH. Hasib Hasan Lc.

Direktur Pendidikan: M. Abdul Hasib Lc.

Ketua Yayasan: Abdurrahman Abdul Hasib M.Pd.

Sekretaris/Bendahara Yayasan: Aisyah M.Si.2

C. Visi dan Misi Lembaga Yayasan Darul Qur’an Mulia

Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan alternatif

yang lain sebagai pendorong suksesnya pendidikan di

Indonesia bukanlah hal yang main-main semata. Diperlukan

sebuah keseriusan untuk menjalaninnya, sebagai dasar dari

kegiatan tersebut, sebuah lembaga manapun dituntut untuk

memiliki kejelasan tentang visi dan misinya. Adapun secara

umum visi dan misi dari Yayasan Darul Qur’an Mulia

sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi lembaga dakwah dan pendidikan Islam yang

unggul dalam membentuk masyarakat yang sholih menuju

kemajuan ummat dan bangsa.

b. Misi

1. Menjadikan dakwah sebagai landasan utama dan presepsi

dasar dalam semua aktivitas

2. Membuat sistem pembelajaran terpadu (pembelajaran

akademik pembinaan karakter, dan pengajarannAl-

Qur’an) yang unggul sehingga menjadi model atau

percontohan bagi lembaga pendidik Islam lainnya.

2 Abdurrahman Arrozy, Pembina Al-Qur’an Wawanacara Pribadi

Sabtu 19 Oktober 2019

Page 99: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

84

3. Menjamin mutu lulusan dengan peningktan kualitas SDM

dan standarisasi proses pendidikan sehingga lulusan siap

berhidmah di masyarakat.

4. Mengedepankan pelayanan yang baik sehingga

memuaskan stakeholder.

5. Membangun networking untuk menopang dakwah dan

pendidikan yang berkualitas

D. Budaya Lembaga Yayasan Darul Qur’an Mulia

Budaya Lembaga yaitu nilai-nilai yang ditanamkan

kepada guru/pendidik lalu membentuk karakter dasar, dan

menjadi budaya lembaga dalam menjlankan tugas dan

amanahnya sehingga visi, tujuan, dan misi tercapai. Ada

beberapa budaya yang diterapkan di Yayasan Darul Qur’an

Mulia sebagai berikut:

1. Ikhlas yang diterapkan di Yayasan Darul Qur’an Mulia

ialah sebagai lanadasan dalam ucapan dan perbuatan

2. Disiplin yang diterapkan di Yayasan Darul Qur’an Mulia

ialah sebagai disiplin dalam bekerja dan mengemban

amanah

3. Totalitas yang diterapkan di Yayasan Darul Qur’an Mulia

ialah sebagai ihsan dalam melaksanakan tugas

Makna dari budaya yang diterapka di Yayan Darul

Qur’an Mulia ialah niatkan dengan ikhlas, budyakan dengan

disiplin, kerjakan dengan totalitas.

Page 100: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

85

E. Tujuan Lembaga Yayasan Darul Qur’an Mulia

“terwujudnya peserta didik yang sholih; beriman kokoh,

beribadah benar, berakhlaq Mulia, berbadan sehat,

berpengetahuan Luas, Mandiri, Terampil, dan cinta Al-

Qur’an”

F. Sejarah Berdirinya Yayasan Darul Qur’an Mulia

Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Darul Qur’an

Mulia Bogor dilatar belakangi oleh sebuah proses yang

cukup panjang diawali dengan sebuah cita-cita besar

mewujudkan sebuah pesantren terpadu yang menjadikan Al-

Qur’an sebagai unggulan utamanya dari ccita-cita besar

selanjutnya dilakukan langkah-langkah perintisannya dengan

mencari lokasi yang tidak jauh dari Ibukota Jakarta yaitu

Desa Pabuaran Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor

yang mudah diakses melalui jalan tol lingkar luar Jakarta

BSD. Sejak Tahun 1997 mulai dilakukan pembelian tanah

seluas 5100 m2 125.000/m2 yang selanjutnya menjadi tanah

wakaf untuk pesantren selanjutnya secara perlahan dan

berangsur-angsur dilakukan pembebasan tanah wakaf

pesantren yang sampai saat ini pada tahun 2008- 2012 telah

mencapai sekitar 4 hektar.Pada tahun 2006 mulai dilakukan

pembangunan dua unit bangunan pesantren yaitu ruang kelas

belajar dua lantai (masing-masing 8 x 30 m) dan ruang

asrama (masing-masing 16 x 30) dengan bantuan dari

seorang muhsinin.

Page 101: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

86

Pada awal tahun ajaran bulan juni tahun 2007

pendidikan di Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia mulai diselenggarakan dengan santri 23 santri putra

tingkat SMPIT dan siswa-siswi tingkat SDIT yang tidak

berasrama. Pada tahun yang sama tahun 2007 dibangun 2

unit bangunan unit berupa dapur dan ruang makan dan unit

kedua rumah-rumah guru sebanyak 7 rumahSetahun

kemudian pada tahun 2008 mulai dirintis pembangunan

Masjid Raudhatul Jannah yang terdiri dari 2 lantai seluas 19x

19 m2 yang sebagian besar dananya adalah infaq dari

seorang muhsinin di Jakarta. Pada tahun yang sama dirintis

pembangunan gedung SDIT terdiri dari 7 ruang kelas dan

beberapa ruangan diantaranya adalah bantuan dari

Depdiknas. Dibuat pada tahun 2009 dilakukan sebuah rumah

letaknya disebelah selatan pesantren putra. Selanjutnya

setelah sedikit direnovasi maka rumah ini dijadikan sebagai

bangunan PAUD. Pada tahun 2010 dibuat bangunan GOR

yang merupakan bantuan dari KEMENPORA. Pada tahun

yang sama dibuat 2 bangunan 2 lantai ukuran 8 x 30 m2

yang terdiri dari ruang kelas belajar, labor Komputer Labor

IPA dan perpustakaan yang sebagiannya adalah bantuan dari

Depdiknas.

Pada pertengahan 2010, mulai dirintis pembangunan

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Putri yang letaknya

disebelah barat Pesantren Putra, pada bulan Juli 2001

Pesantren Putri sudah mulai menerima santri putri sebanyak

Page 102: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

87

2 kelas tingkat SMPIT Putri. Pada tahun yang sama di

bangun 7 unit rumah guru putri dan 1 unit Masjid dengan

ukuran 15 x 15 m2 dengan bantuan dari Haiah Alamiah

Tahfidzul Qur’an. Demikianlah selanjutnya dengan Izin dan

Pertolongan Allah SWT Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia Terus berkembang dari sarana fisik, jumlah santrinya,

jumlah gurunya dan kualitas pendidikannya sampai bulan

Januari 2017 jumlah peserta didik seluruhnya 2.176 orang

dengan jumlah tenaga pengajar 248 orang dan jumlah

pegawai non pendidikan 174 orang.

Page 103: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

88

G. Sumber Daya Manusia Yayasan Darul Qur’an Mulia

Tabel 3.1

(Sumber: Buku Profil Darul Qur’an Mulia Bogor)

Unit

Pendidikan

SMA

Diploma

Sarjana

Magister

Doktor

Mahasiswa

STIU DQ

PAUD - - 7 - - -

SDIT - - 57 - - -

SMPIT &

SMAIT

3 4 81 21 1 80

STIU 1 1 6 8 3 -

Yayasan 4 - 21 3 - 21

Jumlah 8 5 172 32 4 101

Total 322

Page 104: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

89

H. Capaian Hafalan Santri Darul Qur’an Mulia

Gambar 3.1

(sumber: Buku Profil Darul Qur’an Mulia Bogor)

Page 105: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

90

I. Struktur Yayasan Darul Qur’an Mulia Bidang Pengajaran Al-Qur’an

Gambar 3.2

(Sumber: Buku setoran hafalan santri)

Page 106: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

91

J. Kekhasan & Keunggulan Program Yayasan Darul

Qur’an Mulia

Tabel 3.2

Kekhasan

Pembelajaran terpadu meliputi pengajaran

Al-Qur’an, pembinaan dan pembelajaran

akademik yang unggul seluruhnya.

Program pembelajaran yang membiasakan

interaksi dengan Al-qur’an terutama hafal

Al-Qur’an 30 juz lancar, serta memahami

makna dann mengaplikasikann nilai-nilai

Memiliki lingkungan belajar yang

kompetitif sehingga peserta didik siap

menjadi bintang

Memiliki program yang melahirkan

pelopor dakwah dalam kegiatan Al-Qur’an

Memberikan layanan pendidikan Islam

yang berkualitas dengan harga terjangkau

Keunggulan

Program

Halaqoh Al-Qur’an: pembelajaran Al-

Qur’an secara berkelompok (12-14 siswa)

dengan satu pembimbing (musyrif) setiap

harinya 3x pertemuan

Program tambahan: lomba MHQ & MTQ

setiap semester serta wisuda Qur’an 30 Juz

setiap tahunnya

Program pendukung:

Page 107: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

92

Halaqah Al-Qur’an guru (tarqiyah)

untuk menjaga dan meningkatkan

hafalan guru sebanyak 2 kali

sepekan

Program pengmbilan sanad Al-

Qur’an untuk Guru

Pembekalan calon Da’i: program

pembinaan pekanan seluruh siswa serta

program khusus kelas 12 untuk

berkhidmah di masyarakat sebagai guru

atau da’i (Khidmah Mujtama’)

Program Al-Qur’an: Tahapan dimulai

dengan tahsin sebelum tahfiz dan

tarjamah. Setiap semesternya.

(Sumber: Buku Profil Darul Qur’an Mulia Bogor)

K. Kegiatan Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Quran Mulia.

1.Sains Qur’ani

2.Baca Kitab

3.Kaligrafi

4.Marawis

5.Jurnalistik

6.Theater

7.Olahraga (futsal, badminton, renang, bola basket)

8.Short movie

9.Panahan

Page 108: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

93

10.Sapala (santri pecinta alam)

11.Beladiri praktis (BIP) kepanduan atau kepramukaan

12.Sains Club3

L. Sarana dan Fasilitas Yayasan Darul Qur’an Mulia

1. gedung sekolah

2. gedung asrama

3. Masjid

4. Dapur umum

5. Perpustakaan

6. Rumah dinas guru

7. Pengamanan CCTV

8. Klinik

9. Kolam renang

10. Studio 107, 7 DQFM

11. Meeting Room

12. Infocus Penunjang pembelajaran

13. Parkir kendaraan

14. Kantin supermarket Darul Quran Mart

15. Lab IPA

16. Lapangan, Gor dan futsal, badminton, bola basket

17. Lab komputer4

3 Buku Profil Darul Qur’an Mulia Bogor hal. 12 4 Buku Profil Darul Qur’an Mulia Bogor hal .11

Page 109: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

94

Page 110: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

95

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Sebelum membahas pola komunikasi antara pembina dan

santri dalam program mengahafal Al-Qur’an. Peneliti akan

membicarakan orang yang berperan langsung dalam proses

pembinaan program menghafal Al-Qur’an. Orang yang

bertanggung jawab dalam proses pembinaan program menghafal

adalah pembina bidang pengajaran Al-Qur’an (komunikator)

pembina yang bertanggung jawab dalam proses pembinaan

hafalan Al-Qur’an yakni dipilih langsung oleh Mudir (Pimpinan)

bidang pengajaran Al-Qur’an.1 Maka dari itu yang menangani

proses pembinaan program menghafal Al-Qur’an adalah pembina

bidang pengajaran Al-Qur’an yang berperan langsung sebagai

komunikator. Oleh karena itu, pola komunikasi merupakan salah

satu unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya dalam

pembinaan dalam program menghafal Al-Qur’an.

Pembina harus mempunyai syarat-syarat sebagai komunikator,

yaitu memiliki kreadibilitas yang tinggi untuk komunikannya,

memiliki keterampilan yang baik dalam berkomunikasi,

mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki sikap yang baik

terhadap komunikan dan memiliki daya traik, dalam artian

seorang komunikator yang mampu memberikan ilmu

pengetahuan yang komunikator miliki kepada komunikan dan

juga kemampuan untuk merubah sikap mengikuti kondisi

komunikannya.

1 Observasi ke lapangan 24 Agustus 2019

95

Page 111: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

96

Pola komunikasi yang dilakukan pembina dan santri Darul

Qur’an Mulia Bogor dalam program menghafal Al-Qur’an yakni

pembina sudah Pembina sudah melakukan komunikasi dengan

santri ketika santri tersebut masuk ke Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor agar santri bisa termotivasi

dan bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an. Bedasarkan hasil

penelitian yang telah peneliti lakukan, pola komunikasi yang

terjalin pada pembina terhadap santri berupa pola roda dan pola

bintang/semua saluran. Di samping itu, hal yang sama juga

komunikasi yang digunakan pembina terhadap santri dalam

menghafal Al-Qur’an yakni, komunikasi intrapribadi, komunikasi

antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi media.

Bedasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di lapangan

maka peneliti dapat mengkelompokan komunikasi yang

dilakukan oleh pembina dan santri dalam beberapa bentuk yakni:

(1) pola roda (dakwah halqah), (2) pola bintang/semua saluran

(dakwah halaqah) ,(3) ) komunikasi antarpribadi (dakwah

fardiyah) (4) Komunikasi Intrapribadi (dakwah) komunikasi

antarpribadi (dakwah fardiyah) Pola komunikasi roda (dakwah

halaqah) yakni, seluruh pesan yang di arahkan kepada seseorang

yang berada di posisi sentral. Posisi sentral ini ditempati oleh

pembina (komunikator) memberikan dorongan serta arahan

kepada santri tanpa adanya fedback. Pola komunikasi roda yang

diterapkan oleh pembina terhadap santri yakni pada saat pada saat

pembina memberikan motivasi berupa kedisiplinan menghafal

Al-Qur’an terhadap santri agar santri bersemangat dan disiplin

dalam mengahafal Al-Qur’an.

Page 112: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

97

Adapaun pola komunikasi bintang/ semua saluran ini (dakwah

halaqah) yakni, memberikan feedback yang besar dari kedua

pihak antara komunikator dan komunikan. komunikasi dua arah

yang berlangsung menjadi syarat utama kefektifan komunikasi.

Peran dari proses komunikasi sangat efektif dari komunikator

(pembina) kepada komunikan (santri), komunikan (santri) kepada

komunikator (pembina), maupun komunikan (santri) kepada

komunikan lainnya (santri-santri yang lainnya). Pola komunikasi

bintang/seluruh saluran yang diterapkan oleh pembina yakni pada

saat menyetorkan hafalannya ke pembina pada kegiatan halaqah

Adapun komunikasi interpersonal yang terjadi dalam program

menghafal Al-Qur’an yakni disaat santri sedang menghafal Al-

Qur’an dan mengulang bacaan hafalan Al-Qur’annya di luar

kegiatan jam halaqah

Adapun pembina melakukan komunikasi terhadap santri

dalam program menghafal Al-Qur’an yaitu komunikasi

intrapribadi, komunikasi antar pribadi dilakukan antara dua orang

dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan guna

menghasilkan feedback berupa perubahan sikap dan perilaku.

Komunikasi Antar Pribadi ini dilakukan ketika pembina kepada

santri saat pembina memberikan motivasi, nasehat dan saran

ketika santri telah usai menyetorkan hafalannya kepada pembina.

Maka dari itu peneliti akan menganalisa pola komunikas

antara pembina dan santri dalam prorgam menghafal Al-Qur’an

di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor melalui dakwah halaqah, dakwah fardiyah dan dakwah

dzatiyah sebagai berikut

Page 113: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

98

A. Pola komunikasi kelompok antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

halaqah.

1. Pola Roda (dakwah halaqah).

Pola komunikasi (dakwah halaqah) yang peneliti temukan

pada pembina terhadap santri yaitu pola roda. Pola komunikasi

pertama yang peneliti temukan pada pembina terhadap santri

yaitu pola roda. Pola roda disini memiliki pimpinan yang jelas,

sehingga kekuatan pimpinan berada pada posisi sentral dan

berpengaruh dalam proses penyampaian pesannya yang mana

semua informasi berjalan harus terlebih dahulu disampaikan

kepada pemimpin. pembina dikatakan sebagai (komunikator)

memberikan pesan dan arahan kepada santri (komunikan)

tanpa adanya fedback dari santri (komunikan). Pada pola roda

ini komunikasi didominasi oleh pembina sebagai komunikator.

Peneliti menemukan hasil penelitian dari observasi dan

wawancara saat terjun langsung ke lapangan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung

terjun ke lapangan. Pola roda yang dilakukan antara pembina

dan santri juga terjadi pada kegiatan kajian Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada seminggu sekali di Masjid Raudhatul

Jannah Yayasan Darul Qur’an Mulia Peneliti mengamati

adanya pola roda dalam komunikasi yang dilakukan pembina

saat kegiatan pertemuan dalam kajian yang dilaksanakan pada

setiap minggu. Pada kegiatan kajian Al-Qur’an ini pembina

menyampaikan motivasi Motivasi merupakan faktor

Page 114: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

99

penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya

rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia

atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk

dirinya sendiri (Sadirman 1986, 750). Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Pimpinan bidang Al-Qur’an :

“kalau secara perkumpulannya disini ya kita ada kajian

setiap minggu ya dari pembina atau pimpinan dari kiyai

pun juga ada dan isi dari kajian itu untuk memotivasi

santri agar santri bisa menghafal Al-Qur’an”2

Hal serupa juga diungkapkan oleh salah satu pembina

bidang Al-Qur’an ketika peneliti menanyakan seperti halnya

untuk memotivasi santri untuk menghafal Al-Qur’an sebagai

berikut:

“ya kalau kita menerapkan Motivasi kepada santri itu

dengan disiplin diwaktu halaqah nah waktu halaqah ada

tiga waktu yaitu subuh, ashar maghrib nah kalau anak-

anak tidak disiplin seperti mereka tidur ketika selesai

halaqoh kan akan mnegurangi kedisiplinan mereka kan

kita waktu halaqah waktunya hanya 1 jam ya lalu ketika

anak-anak setoran kalau dia tidur belum dapet 1

halamannya otomatis hafalan yang saat ini akan tertunda

sorenya kalaupun sorenya dia bisa gitu makannya yang

pertama ini kita tanamkan kepada anak-anak itu disiplin

terus supaya dia itu untuk membaca Al-Qur’an itu

2Ustad Sarmadan Rambe M.Pd.I Pimpinan Al-Qur’an, Wawancara

Pribadi Sabtu 19 oktober 2019

Page 115: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

100

mandiri tidak hanya ditegur oleh guru gitu disiplin dan

mandiri lah karena disiplin itu memang harus sekali

ditanamkan kepada anak-anak disini”3

Pola Roda (dakwah dzatiyah) yang dilakukan pembina

dan santri terjadi disaat santri berkumpul di dalam kegiatan

halaqah disaat santri hendak menyetorkan hafalan Al-Qur’an

kepada pembina.4 kemudian komunikasi kelompok juga

terjadi disaat setelah kegiatan halaqah. Setelah kegiatan

halaqah pembina memberikan arahan serta motivasi kepada

santri supaya hafalann santri tercapai sesuai target Peneliti

menemukan hasil penelitian dari observasi dan wawancara

saat terjun ke lapangan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan

peneliti mengamati adanya komunikasi kelompok yang

dilakukan pembina Al-Qur’an pada saat setelah halaqah. Di

dalam halaqah terdapat 11 Anggota santri dan satu pembina

Al-Qur’an sebagaimana yang diungkapkan oleh pembina Al-

Qur’an:

“kalau saya menerapkan komunikasi kelompok kepada

santri itu kalau saya di waktu halaqah atau setiap selesai

halaqah saya kasih motivasi ada yang kurang targetnya

harus tercapai”5

3 Ustad Mustafa M.Pd, Pembina Al-Qur’an ,Wawancara Pribadi

Sabtu 19 oktober 2019 4 Observasi Langsung Ke Yayasan Darul Qur’an Mulia disaat

kegiatan setoran hafalan 5 Ustad Mustafa M.Pd, Pembina Al-Qur’an ,Wawancara Pribadi

Sabtu 19 Oktober 2019

Page 116: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

101

Begitu juga ada pembina Al-Qur’an yang

menerapkan Pola Roda (dakwah dzatiyah). Dari hasil

observasi yang dilakukan peneliti terhadap pembina Al-Qur’an

pada saat berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Qur’an

Mulia, pembina Al-Qur’an memberikan arahan kepada santri

berupa taujih Al-Qur’an agar iman santri tersirami dan

termotivasi untuk menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan peniliti terhadap salah satu

pembina Al-Qur’an, pola komunikasi roda yang diterapkan

oleh pembina Al-Qur’an dalam program menghafal Al-Qur’an

yaitu melalukan sharing seputar Al-Qur’an agar santri

bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh salah satu pembina Al-Qur’an.

“kalau secara pola komunikasinya saya lebih yang ke

bareng-bareng kumpul-kumpul sama yang lain terutama

saya itu lebih sering untuk memberikan taujih ke Al-

Qur’an nan gitu ya setelah ba’da halaqah itu ya meskipun

durasinya tidak begitu panjang ya istilahya kumpul

dengan mereka supaya iman mereka tersirami terus ya

begitu juga kalau menghafal kalau tidak disiram dengan

motuvasi Al-Qur’annya khawatir mereka akan layu gitu

jadi saya ngumpulin mereka itu kadang suka insentif gitu

ya seminggu berapa kali”6

6 Ustad Acep Ariyadri M.Ag, Pembina Al-Qur’an santriwan,

Wawancara Pribadi Senin 21 oktober 2019

Page 117: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

102

Hal serupa juga diungkapkan oleh salah satu

santriwan ketika peneliti menanyakan seperti halnya

komunikasi secara kelompok sebagai berikut:

“ biasanya setelah halaqah pembina berkomunikasi

setelah halaqah kumpul dulu di jelasin satu-satunya apa

nanti dikasih tau itu secara keseluruhan atau

perhalaqah”7

Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia, pola

komunikasi roda (dakwah Dzatiyah) yang terjadi antara

pembina dan santri dalam program menghafal Al-Qur’an di

Yayasan Darul Qur’an Mulia terjadi pada kegiatan Kajian Al-

Qur’an yang dilaksanakan pada setiap minggunya di Masjid

Raudhatul Jannah Darul Qur’an Mulia. Pada pola roda

komunikasi ini pembina berada di posisi sentral yang

memberikan materi kepada santri. Kegiatan ini merupakan

kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap minggunya yang

di dalam kegiatan ini pembina memberikan nasihat serta

motivasi kepada santri, agar santri mampu untuk menghafal

Al-Qur’an melaui kegiatan kajian Al-Qur’an. Selain kegiatan

kajian bidang Al-Qur’an, komunikasi yang dilakukan pembina

terhadap santri juga disaat pembina Al-Qur’an memberikan

penerapan kedisiplinan menghafal Al-Qur’an terhadap santri.

7 Davin Santriwan Yayasan Kelas 7 Wawancara Pribadi 20

November 2019

Page 118: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

103

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menguraikan

bahwa pola komunikasi roda (dakwah dzatiyah) yang

digunakan dengan metode siraman rohani adalah hal yang

tepat dilakukan untuk santri di Yayasan Pondok Pesantren

Darul Qur’an Mulia dalam memberikan motivasi untuk

menghafal Al-Qur’an dan Pola Roda (dakwah dzatiyah) yang

peneliti temukan di Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an

disaat pembina memberikan arahan berupa motivasi agar

hafalan santri tercapai sesuai target.

Pola Roda (dakwah dzatiyah) berikutnya peneliti

menemukan disaat pembina memberikan taujih Al-Qur’an

kepada santri agar iman santri tersirami dan santri bersemangat

dalam menghafal Al-Qur’an. Komunikasi yang terjadi antara

pembina dan santri dominan bersifat satu arah tanpa adanya

respon atau umpan balik dimana pembina hanya memberi

arahan atau pesan dan santri hanya mendengarkan saja.

2. Pola Bintang/ Semua Saluran (dakwah halaqah)

Pola Komunikasi bintang (dakwah halaqah) juga

diterapkan pembina Al-Qur’an saat memberikan pemahaman

Al-Qur’an agar santri lancara dalam menghafal Al-Qur’an

apabila setelah paham dengan isi kandungan dari Al-Qur’an.

Pola bintang yang terjadi Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia ini antara pembina dan santri dapat saling

berinteraksi satu sama lain. Ketika pembina memberikan

pemahaman berupa Al-Qur’an kepada santri dan santri

Page 119: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

104

mendengarkan secara seksama apa yang disampaikan pembina

Al-Qur’an. Pada pola komunikasi bintang terdapat interaksi

antara pembina. hal tersebut terlihat dalam memberikan

pemahaman Al-Qur’an kepada santri, santri tidak sungkan

untuk beratanya kepada pembina Al-Qur’an. Dalam

berinteraksi dengan santri dan pembina menerapkan kebebasan

untuk santri untuk bertanya kepada santri seputar pelajaran

yang terkait dengan Al-Qur’an. Hal tersebut diterapkan pada

hari sabtu setelah shalat maghrib antara pembina dan santri.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap pembina Al-Qur;an, pola bintang

yang dilakukan antara pembina Al-Qur’an terjadi disaat

pembina memberikan pemahaman Al-Qur’an kepada santri

sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu pembina Al-

Qur’an:

“ kita ada komunikasi secara keseluruhan untuk santri ya

itu perpekan, itu biasanya kita laksanakan pada setiap

sabtu malam ahad mereka itu berkomunikasi dengan

seluruh gurunya dan biasanya itu kita berbicara tentang

tafhim jadi guru itu berbicara kemudian santri-santri itu

bertanya kepada guru terhadap pelajaran yang terkait

dengan Al-Qur’an”8

8 Ustad Abdurrahman Arrozy M.Ag, Pembina Al-Qur’an santriwan

,Wawancara Pribadi Sabtu 19 Oktober 2019

Page 120: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

105

Beradasarkan pernyataan diatas yang dilakukan peneliti

di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia,

pola komunikasi bintang (dakwah halaqah) yang terjadi

antara pembina dan santri dalam program menghafal Al-

Qur’an di Yayasan Darul Qur’an Mulia terjadi pada kegiatan

Tafhimul Qur’an yang dilaksanakan pada hari sabtu malam.

Pada pola komunikasi bintang ini diketahui bahwa santri

memberikan respon yang baik kepada pembina Al-Qur’an

dalam bertanya terkait dengan pelajaran Al-Qur’an agar santri

paham dengan isi Al-Qur’an dan mudah untuk menghafal Al-

Qur’an.

B. Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

fardiyah.

Komunikasi Antrapribadi (dakwah fardiyah) komunikasi

antara komunikator dengan komunikan yang berlangsung

antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalamm

bentuk percakapan.9 Komunikasi AntarPribadi (dakwah

fardiyah) yang dilakukan pembina terhadap santri disaat

pembina memanggil nama santri untuk menyetorkan hafalan

kepada pembina kemudian santri membacakan hafalannya

kepada pembina, pembina mendengarkan dengan baik bacaan

9 Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas

Indonesia, 2005), hal. 125.

Page 121: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

106

santri dan menandai nama santri apabila santri telah selesai

untuk menyetorkan hafalan kepada pembina Al-Qur’an.10

Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) yang dilakukan

pembina dan santri terjadi disaat pembina menannyakan

kejenuhan santri dalam menghafal Al-Qur’an kemudian

pembina mendatangi santri tersebut lau pembina memberikan

nasehat kepada santri. Komunikasi ini dianggap paling efektif

dalam hal upaya mengubah sikap dan pendapat atau perliaku

seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan.

Sebagaimana pernyataan diatas diungapkan oleh pembina Al-

Qur’an:

“ kalau jenuh ya biasanya saya tanyakan ya kenapa dia

bisa jenuh, ya tidak beda jauh dengan yang tadi ya

biasanya saya datangi santri yang sedang jenuh tersebu

lalu saya berikan santri tersebut arahan dan nasihat

ketika santri tersebut mulai bosan dan jenuh untuk

menghafal Al-Qur’an”11

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap pembina Al-Qur’an, peniliti mengamati komunikasi

antarpribadi yang dilakukan pembina hanya pada saat santri

tida hadir dalam tiga hari ketika kegiatan muraja’ah (setoran)

hafalan kepada pembina disebabkan santri yang jarang hadir

10

Observasi Langsung Ke Yayasan Darul Qur’an Mulia disaat

kegiatan setoran hafalan 11 Ustad Abdurrahman Arrozy M.Ag, Pembina Al-Qur’an santriwan

,Wawancara Pribadi Sabtu 19 Oktober 2019

Page 122: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

107

untuk setoran hafalan Al-Qur’an kepada pembina.

sebagaimana yang diungkapan oleh pembina Al-Qur’an:

“saya pun menerapkan disini ketika anak-anak itu tiga

hari alfa itu saya panggil supaya tidak larut lagi kenapa

kok sepekan ini ada alfanya”12

Begitupun dengan pembina Al-Qur’an yang lainnya,

berdasarkan hasil wawancara peneliti tehadap pembina ,

peniliti mendapatkan hasil data wawancara komunikasi

antarpribadi yang dilakukan antara pembina Al-Qur’an kepada

santri. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan pembina

kepada santri disaat pembina mendeteksi dan memanggil

santri yang kurangnya motivasi untuk menghafal Al-Qur’an

atau jarang untuk setoran. Hal tersebut sesuai denga apa yang

diungkapkan oleh pembina Al-Qur’an:

“ kalau saya pribadi jika komunikasi secara langsung ke

santri jika saya mendapatkan santri kurangya motivasi

ataupun jarang setoran jadi timbul dulu masalah di

permukaan halaqah itu, istilahnya di halqah itu saya

udah mendeteksi gitu ya atau membaca anak ini udah

jarang setoran itu kan sudah timbul permasalahan dan

mengetahui santri yang ada bermasalah itu si A jarang

maju atau b jarang maju untuk setoran lalu saya panggil

dan lalu saya gunakan pendekatan-pendekatan

12

Ustad Mustafa M.Pd, Pembina Al-Qur’an ,Wawancara Pribadi

Sabtu 19 Oktober 2019

Page 123: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

108

komunikasi seperti saya tanyakan kamu kenapa seperti

itu”13

Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) yang

dilakukan pembina terhadap santri selain pembina

memberikan motivasi kepada santri. Pembina juga mengajak

santri untuk curhat kepada pembina kendala apa saja yang

dialami santri ketika sulit untuk menghafal Al-Qur’an

sebagaimana yang diungkapkan oleh Aqeel salah satu

santriwan yayasan:

“biasanya sih ada kak diajak sama pembina untuk curhat

aja kayak kamu gimana hafalannya atau kendala dalam

menghafal Al-Qur’an gitu kak”14

Komunikasi AntarPribadi (dakwah fardiyah) juga

dilakukan oleh pembina Al-Qur’an disaat pembina Al-Qur’an

melihat santrinya yang sedang jenuh dalam mengahafal Al-

Qur’an sebagaimana yang diungkapkan oleh Hilmy Santriwan

kelas 7:

“Pembina sih sedikit ngasih motivasi doang kak dan saya

juga kalau lahgi jenuh saya pernah berkomunikasi juga ke

pembina kak untuk meminta solusi”

Peneliti berpendapat bahwa komunikasi AntarPribadi

(dakwah fardiyah) yang dilakukan oleh pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an adalah termasuk

13 Ustad Acep Ariyadri M.Ag, Pembina Al-Qur’an santriwan,

Wawancara Pribadi Senin 21 Oktober 2019 14

Aqeel Santriwan Yayasan Kelas 7 Wawancara Pribadi 20

November 2019

Page 124: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

109

komunikasi yang efektif diakarenakan dengan adanya

komunikasi yang efektif pasti pesan yang disampaikan oleh

pembina dan santri akan tersampaikan dengan berhasil.

Berdasarkan pernyataan diatas yang peneliti lakukan di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia.

Komunikasi antarpribadi yang peneliti temukan di Yayasan

Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia terjadi disaat pembina

mendengarkan bacaan hafalan santri yang disetorkan kepada

pembina. Dalam komunikasi antarpribadi pembina memlilki

peran yang sangat penting sebagai seorang pembina untuk

memberikan arahan dan bantuan kepada santri.

Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) merupakan

komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih dan

menghasilkan timbal balik berupa perubahan sikap, dan

perilaku. Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah yang

dilakukan pembina dengan santri disaat santri sudah

merasakan kejenuhan dalam menghafal Al-Qur’an kemudian

pembina memberikan arahan serta nasehat dan motivasi hal

serupa juga sama dengan pembina lainnya dengan menerapkan

komunikasi antarpribadi dengan santri disaat pembina

mendeteksi santri yang kurang motivasi dalam menghafal Al-

Qur’an disaat pada kegiatan halaqah berlangsung.

Pada komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) setiap

orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi efek seperti

bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan

Page 125: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

110

reaksinya, penting halnya sebagai pembina harus mengetahui

kondisi dan keadaan santri dan memberi pemahaman kepada

santri..

C. Pola komunikasi IntaraPribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

dzatiyah.

Komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) merupakan

proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang

menjadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya proses

pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui system

syaraf dan inderanya.15

Komunikasi intrapribadi (dakwah

dzatiyah) yang diterapkan oleh pembina Al-Qur’an terhadap

santri disaat pembina memberikan penugasan kepada santri

seperti menghafal dalam metode tahfidz, metode tahfidz

merupakan materi atau hafalan baru yang belum pernah

dihafalkan lalu santri membaca Al-Qur’an dengan diri sendiri

sesuai dengan yang diarahkan oleh pembina, guna untuk

persiapan santri untuk mura’jah kepada pembina agar santri

menghafal Al-Qur’an agar bisa mengejar target hafalan Al-

Qur’an. Dari hasil wawancara dengan pembina peneliti

mendapatkan hasil wawancara terkait komunikasi intrapibadi

yang dilakukan oleh pembina. sebagaimana yang diungkapkan

oleh salah satu pembina Al-Qur’an:

15

Onong Uchajana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2001), hal 7

Page 126: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

111

“ya itu istilahnya kalau saya secara komunikasi

intrapibadinya kepada santri yaitu penugasan ya seperti

atau tambahan istilahnya seperti pemberian metode, kan

metode itu sangat banyak kadang anak-anak itu kita kasih

metode lalu dia membaca Al-Qur’an dan menghafalnya

sendiri seperti metode tahfidz kadang saya bilang kamu

pakai metode tahfidz agar lancar dalam menghafal Al-

Qur’an dan ada juga ada anak-anak itu menghafal sendiri

dengan kenyamanan dia untuk menghafal dengan

sendirinya ya intinya persiapan mereka untuk muraja’ah,

mereka muraja’ah sendiri kan mereka harus ngejar

target”16

Komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) yang

terjadi antata pembina dan santri disaat pembina mentalaqqi

bacaan santri. Setelah pembina membacakan Al-Qur’an

kemudian santri mengikutinya, santri yang telah mengikuti

bacaan dari pembinanya, lalu santri tersebut meniggalkan

pembinannya dan santri mulai menghafal dengan sendirinya

dan apabila ada kesalahan maka santri harus memperhatikan

dimana letak kesalahan yang diberikan oleh pembinanya

kemudian santri harus memberi tanda kemudian, santri

tersebut harus memperbaiki secara sendirinya. Hal tersebut

diungkapkan oleh salah satu pembina Al-Qur’an:

16

Ustad Mustafa M.Pd, Pembina Al-Qur’an ,Wawancara Pribadi

Sabtu 19 oktober 2019

Page 127: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

112

“pertama untuk menghafal Al-Qur’an ini harus ada

komunikasi yang baik dari gurunya bagaimana cara

membaca yang benar kemudian guru harus mentalaqqi

terhadap apa yang akan dibaca oleh santri setelah dia

dibacakan oleh gurunya baru santri itu mengikuti setelah

dibacakan kemudian santri tersebut meninggalkan guru

tersebut untuk menghafalnya secara sendiri lalu apabila

ada kesalahan maka santri ini harus memperhatikan

dimana letak kesalahan yang dikasih tau oleh gurunya

kemduian harus memberi tanda atau memberikan

lingkaran kesalahan tersebut kemudin dia harus

memeprbaiki secara sendirinya”17

Berdasarkan observasi ke lapangan peneliti menemukan

komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) yang dilakukan

santri disaat santri menghafal Al-Qur’an luar kegiatan halaqah,

karena disaat kegiatan halaqah semua santri mulai menghafal

sebelum hafalan tersebut disetorkan kepada pembinanya

masing-masing. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti

terhadap santri, santri tersebut menghafal Al-Qur’an disaat

setelah shalat zuhur sebagaimana yang diungkapkan oleh salah

satu santriwan kelas 7:

“ya waktu biasa waktu Halaqah kak yaitu 3 waktu kak,

kalau waktu khusus bagi saya tu biasanya habis zuhur kak

dari jam setengah satu dan sampai jam 2 terus kalau

17 Ustad Abdurrahman Arrozy M.Ag, Pembina Al-Qur’an santriwan

,Wawancara Pribadi Sabtu 19 Oktober 2019

Page 128: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

113

sempat malam sekalian belajar juga itu mah kalau

malam tergantung aja sih kak sampai ngantuk aja”18

Hal serupa juga diungkapkan oleh salah satu pembina

bidang Al-Qur’an disaat peneliti terjun ke lapangan disaat

peneliti menemukan santri menghafal Al-Qur’an dengan

sendirinya di luar kegiatan halaqah. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh pembina Al-Qur’an:

“kalau selain waktu subuh ashar dan maghrib itu inisiatif

mereka untuk membaca ya tapi kalau pas waktu yang tiga

tadi itu memang program kita, istilahnya membaca

sendiri dulu sebelum setoran hafalan ke saya kalau selain

waktu tiga tadi, itu bukan dari intruksi dari guru”19

Santri Darul Qur’an Mulia yang selalu giat dalam

menghafal Al-Qur’an akan bisa memahami pelajaran dari Al-

Qur’an dan mendapatkan ketenenangan hati di dalam diri

santri sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu

santriwan kelas 7:

“lebih mudah memahami pelajaran kak, terus manfaatnya

jika sudah membaca Al-Qur’an tenang hati gitu kak”20

Hal serupa juga diungkapkan oleh Santriwan kelas 7

disaat peneliti menannyakan manfaat dari menghafal Al-

Qur’an:

18

Hilmy, Santriwan kelas 7 Yayasan, wawancara pribadi Rabu 20

November 2019 19 Ustad Acep Ariyadri M.Ag, Pembina Al-Qur’an santriwan,

Wawancara Pribadi Senin 21 Oktober 2019 20 Aqeel, Santriwan kelas 7 Yayasan, wawancara pribadi Rabu 20

November 2019

Page 129: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

114

“Jadi kita tau cerita-cerita orang terdahulu kita bisa

mengambil ibrahnya kayak pelajaran Nabi Musa dan Nabi

Ibrahim kemdian hukum-hukum dari Al-Qur’an kak, dan kalau

kita pulang kerumah nih jadi bisa berbagi ilmu juga sama

orang tua kak”21

Beradasarkan Pernyataan diatas peneliti menyimpulkan

bahwa komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) yang

dilakukan pembina dan santri terjadi disaat pembina

mentalaqqi bacaan santri kemudian santri mengikutinya, santri

yang telah mengikuti bacaan dari pembinanya, lalu santri

tersebut meninggalkan pembinannya dan santri mulai

menghafal dengan sendirinya dan apabila ada kesalahan dari

hafalan santri, maka santri harus memperhatikan dimana letak

kesalahan yang diberikan oleh pembinanya kemudian santri

harus memberi tanda, kemudian santri tersebut harus

memperbaiki secara dngan sendirinya. bacaan dari pembina,

kemudian santri mengulang bacaan hafalan Al-Qur’an dengan

diri sendirinya

Dengan demikian santri Darul Qur’an Mulia yang selalu

giat dalam menghafal Al-Qur’an akan bisa memahami

pelajaran dari Al-Qur’an dan mendapatkan ketenenangan hati

di dalam diri santri. Hal tersebut dilakukan agar komunikasi

intrapribadi (dakwah dzatiyah) santri berhasil dan

tersampaikan dengan baik di dalam diri santri. Untuk

21

Hilmy, Santriwan kelas 7 Yayasan, wawancara pribadi Rabu 20

November 2019

Page 130: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

115

menghafal Al-Qur’an. Kemudian komunikasi intrapribad

(dakwah dzatiyah)i yang dilakukan oleh santri disaat

menghafal Al-Qur’an adalah disaat santri termotivasi untuk

menghafal Al-Qur’an dikarenakan santri tersebut ingin

mempelajari dan memahami isi dari Al-Qur’an dari apa yang

dia baca dengan sendirinya

Page 131: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

116

Page 132: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

117

BAB V

PEMBAHASAN

Kata pola komunikasi dibangun dari dua suku kata yaitu

pola dan komunikasi. Sebelum mengetahui pola komunikasi,

ada baiknya mengetahui apa itu pola dan apa tu komunikasi.

Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

pola memiliki arti yakni“Bentuk atau sistem, cara struktur

yang dimana tetap dimana pola itu sendiri bisa dikatakan

sebagai contoh atau cetakan”.1Pola menurut Wiryanto dalam

buku pengantar ilmu komunikasi ialah “ Pola dikatakan juga

dengan model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek

yang mengandung kompleksitas proses di dalamnya hubungan

antara unsur-unsur pendukungnya”2 selain itu pola juga bisa di

artikan sebagai suatu gambaran yang sistematis dan abstrak,

dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang

berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses. Pola

dibangun agar kita dapat menentukan atau menetapkan

komponen-komponen yang relevan dari suatu proses.

Adapun istilah komunikasi yakni komunikasi sangat

penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya

pengetahuan manusia dari hari ke hari karena komunikasi.

Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling

membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan

1 Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hal. 778. 2 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia

Widiasavina: 2004), h.9

117

Page 133: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

118

masyarakat tidak dapat dipisahkan. Menurut Edward Sapir

yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi

Bahwa” jaringan hubungan masyarakat itu melalui

komunikasi, jikalu tidak ada komunikasi, maka tidak ada

masyarakat.3 Komunikasi atau communication dalam bahasa

Inggris berasal dari kata liat communis yang berarti membuat

sama.4 Selain itu menurut Roudhonah dalam buku Ilmu

Komunikasi, dibagi menjadi beberapa kata diantaranya

“Communicare yang berarti berpartisipasi atau memberi

tahukan, Communis opinion yang berarti pendapat umum.5

Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi

interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebab-akibat aksi-

reaksi yang arahnya bergantian. dalam konteks ini,

komunikasi melibatkan komunikator yang menyampaikan

pesan, baik verbal maupun non verbal kepada komunikan yang

langsung dinamis timbal balik. Komunikasi sebagai proses

interaksi sebagai tindakan searah6.

Menurut peneliti, pola komunikasi merupakan suatu

struktur ataupun bentuk sebagaimana seorang komunikator

menyampaikan pesan kepada seorang komunikan sehingga

komunikan dapat memahami setiap pesan yang sudah

disampaikan oleh komunikator agar mendapatkan suatu

3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Perss, 2007), hal. 13

4 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,

(Bandung:Rosdakarya, 2007) hal. 46. 5 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta:UIN Press, 2007), hal. 27.

6 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi Prespektif, Ragam, dan Aplikasi,

(Jakarta: PT Adi Mahasatya, 2016), hal. 11.

Page 134: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

119

persamaan makna antara komunikator dengan komunikan.

Suatu proses komunikasi dapat terjadi dimana saja kapan saja

dan dengan siapapun. Seoramg komunikator harus mempunyai

suatu pola komunikasi yang efektif dengan seorag komunikan

agar proses penyampaian pesan dapat dirasakan hasilnya.

Seperti halnya pola komunikasi antara pembina dan

santri dalam program menghafal Al-Qur’an di lembaga

pendidikan Islam yakni Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia Bogor. Pondok Pesantren ini menerapkan

sistem pendidikan Islam yang menjadikan Al-Qur’an sebagai

unggulan utamanya dalam rangka memfungsikannya sebagai

tuntunan hidup. Ada sebuah cita-cita luhur yang hendak

dicapai Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia yakni

menyiapkan. Generasi Robbani, generasi yang sangat istimewa

dalam sejarahawal perjalanan Islam, yang dibentuk oleh

manusia agung yakni Rasullah SAW. Generasi tersebut

terkenal dengan sebutan Generasi Qur’ani. Penerapan di

Pondok Pesantren ini dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai

utamanya untuk tuntunan hidup, tentunya di Pondok Pesantren

ini mempelajari Al-Qur’an baik dengan cara membacanya,

menghafalnya, mengulang-ngulang dan memahami Al-Qur’an.

Hal tersebut dilaksanakan pada kegiatan halaqah Al-Qur’an

yang dilaksanakan disaat setelah subuh, setelah ashar dan

setelah maghrib. Halaqah yang artinya lingkaran atau yang

diisi oleh para santri sebanyak sepuluh santri ataupun sampai

empat belas santri dan dibimbing oleh satu pembina pada

Page 135: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

120

masing-masing halaqah. Berdasarkan hasil penelitian diatas

hal tersebut sesusai dengan apa yang diungkapkan oleh KH.

Hasib Hasan Lc sebagai berikut:

“ jadi ada halaqatul quran itu merupakan metode

mempelajari Al-Qur’an baik membacanya atau

menghafalnya atau memngulang-ngulangnya termasuk

juga memahaminya jadi untuk pelajaran-pelajaran Al-

Qur’an khususnya itu diberikan halaqahtul quran halaqah

itu artinya lingkaran sepuluh sampai empat belas orang

santri dipimpin oleh guru baik dalam proses membacanya

secara benar menghafal ayat tersebut menyetorkan

hafalan sudah dihafal kepada guru atau mempelancar

hafalannya sampai lebih baik maka dari halaqatul quran

itu seperti tadi saya katakan dia dari habis subuh sampai

jam enam terus dari zuhur mereka membaca sendiri terus

dari setelah sholat ashar sampai jam lima dan dari

maghrib sampai lewat isya mereka duduk dalam

halaqahtul qur’an mereka mempelajari Al-Qur’an jadi

halaqatul quran itu ada tahsin yaitu membaca yang

benar kalau membaca sudah yang benar baru

ditingkatkan ke tahfidz cara menghafal Al-Qur’an

berbarengan denga tahfidz itu ada tafhim cara memahami

Al-Qur’an dan itu selalu diberikan ketika halaqatul

Qur’an semu santri wajib mengikuti halaqatul quran

Page 136: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

121

semua proses belajar itu disampaikan dalam halaqatul

qur’an”7

Dari pernyataan diatas peneliti menguraikan bahwa pada

kegiatan halaqah Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor merupkan kegiatan untuk

mempelajari Al-Qur’an, cara membaca Al-Qur’an dengan

yang baik dan benar, mengulang-ngulang bacaan Al-Qur’an

dan memahami Al-Qur’an yang diikuti oleh seluruh santri

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia.

Pondok Pesantren Terapadu Darul Qur’an Mulia

menerapkan hafalan Al-Qur’an kepada santri seperti bacaan

santri yang harus standar seperti tajwid kemudian target

hafalan Al-Qur’an sesuai dengan lembaga Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren ini tidak hanya menerapkan hafalan Al-

Qur’an kepada santri tetapi juga memberikan pemahaman Al-

Qur’an agar santri bisa memiliki akhlaq yang mulia. Karena

hal tersebut salah satu visi untuk menjadikan santri yang cinta

terhadap Al-Qur’an. Hal tersebut diungkapkan oleh Pimpinan

bidang pengajaran Al-Qur’an:

“yang ditekankan ya target hafalan Al-Qur’annya ya,

targetnya itu di indikator dan keberhasilan santri itu

terutama bacaannya standar kayak kaidah tajwid

kemudian targetnya sesuai lembaga pesantren tapi buka

hanya mengejar target tapi kualitas hafalan Al-

7 KH. Hasib Hasan Lc, Pendiri Yayasan,Wawancara Pribadi 15

September 2019

Page 137: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

122

Qur’annya atau lancara dan bisa diujikan 70% dari

hafalannya di setiap semesternya kalau misalnya

hafalannya 10 juz ya, hafalann 10 juznya harus lancar

dan harus di ujikan juga itu lah yang di tekankan kepada

santri dan tidakmkalah pentingnya juga pemahaman

santri tersebut terhadap Al-Qur’an dalam rangka untuk

membantu generasi-generasi yang punya akhlaq mulia

karena salah satu visi turunan dari visi itu menjadikan

santri itu menjadikan santri itu menjadi santri soleh dan

soleha salah satunya itu cinta Al-Qur’an dan berakhlaq

Mulia istilahnya punya imunitas”8

Dari hasil pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa

Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia menerapkan kepada

santri agar bisa menghafal Al-Qur’an dan bisa memahami isi

kandungan Al-Qur’an guna untuk menjadikan santri yang

berakhlaq mulia dan cinta terhadap Al-Qur’an.

Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia dalam menerapkan

hafalan Al-Qur’an tentunya menrapkan pola komunikasi yang

dikembangkan oleh Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia, dengan adanya pola komunikasi yang baik maka

sebuah lembaga atau instasi akan memiliki kekuatan baik

suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan

begitu pula sebaliknya. Maka dari itu peneliti akan membahas

pola komunikasi antara pembina dan santri dalam program

menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

8 8

Ustad Sarmadan Rambe M.Pd.I Pimpinan Al-Qur’an, Wawancara

Pribadi Sabtu 19 oktober 2019

Page 138: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

123

Darul Qur’an Mulia dalam program mengahafal Al-Qur’an

Melalui dakwah halaqah, dakwah Fardiyah dan dakwah

dzatiyah sebagai berikut:

A. Pola komunikasi kelompok antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila melalui dakwah

halaqah.

1. Pola Roda (dakwah halaqah)

Pola roda (dakwah halaqah) adalah roda yang memiliki

disini memiliki pimpinan yang jelas, sehingga kekuatan

pimpinan berada pada posisi sentral dan berpengaruh dalam

proses penyampaian pesannya yang mana semua informasi

yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan melaui

pemimpin9 Pola roda sama halanya seperti dakwah halaqah,

dakwah halaqah merupakan dakwah dimana pendakwah dapat

menyampaikan pesan dakwahnya kepada kelompoknya sendiri

dan ia juga dapat mengajak kelompok lain. Kemampuan

pendakwah mengatur kaderisasi kelompok sendiri dalam

manajemen dakwah dan mengajak kelompok lain. Oleh karena

itu, seorang pendakwah sebaiknya mengetahui klasifikasi

kelompok, pengaruh kelompok dan bagaimana kelompok

menjadi efektif.10

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia Bogor dalam

9 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, ( Tangerang: Karisma

Publishing Group, 2011),h. 383 10 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, (Jakarta:

Amzah, 2012), hal. 189-190

Page 139: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

124

program menghafal Al-Qur’an menggunakan pola roda

(dakwah halaqah). Orang yang menduduki posisi sentral pada

pola komunikasi antara pembina dan santri yang dilakukan

dalam program menghafal Al-Qur’an. Pembina Al-Qur’an

sebagai komunikator dan santri sebagai komunikan. pada pola

roda ini pembina (komunikator) memberikan stimulus atau

arahan kepada santri (komunikan) tanpa adanya respon dari

santri (komunikan) pada pola roda ini komunikasi didominasi

oleh pembina sebagai komunikator,

Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia, pola

komunikasi roda (dakwah halaqah) antara pembina dan santri

di Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia dalam program

menghafal Al-Qur’an terjadi pada kegiatan Kajian Al-Qur’an

yang dilaksanakan pada setiap minggunya di Masjid

Raudhatul Jannah Darul Qur’an Mulia. Pada pola roda

komunikasi ini yang sebagai komunikator adalah (pembina)

berada di posisi sentral yang memberikan materi kepada

komunikan (santri). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin

yang dilaksanakan pada setiap minggunya yang di dalam

kegiatan ini pembina memberikan nasihat serta motivasi

kepada santri, agar santri mampu untuk menghafal Al-Qur’an

melaui kegiatan kajian Al-Qur’an. Selain kegiatan kajian

bidang Al-Qur’an.

Pola Komunikasi Roda (dakwah halaqah) yang yang

terjadi antara pembina dan santri dominan bersifat satu arah

tanpa adanya respon atau umpan balik dimana pembina hanya

Page 140: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

125

memberi arahan atau pesan dan santri hanya mendengarkan

saja.

Pola Roda (dakwah halaqah) juga terjadi Pondok

pesantren Darul Qur’an Mulia Pola Roda (dakwah halaqah)

sama halnya seperti komunikasi kelompok, komunikasi

kelompok secara umum didefinisikan sebagai pelibatan tiga

hingga delapan orang. Semakin besar sebuah kelompok yang

lebih kecil Komunikasi kelompok (dakwah halaqah) antara

pembina dan santri dalam program menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia terjadi disaat pembina

dan santri terjadi pada saat pembina memberikan arahan

berupa motivasi agar hafalan santri tercapai sesuai target.

Komunikasi kelompok (dakwah halaqah) merupakan

komunikasi yang dilakkan dari tiga orang atau lebih melalui

tatap muka (face to face) dan mempunyai tujuan yang

dikehendaki. Pada komunikasi kelompok (dakwah halaqah)

pembina berkomunikasi atau berdakwah di hadapan santri

bertujuan agar hafalan santri tercapai sesuai dengan target

maka dari itu pembina mempunyai peran untuk mengayomi

dan terus membina santri dalam hafalan Al-Qur’an.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menguraikan

bahwa pola komunikasi roda (dakwah halaqah) yang

digunakan dengan metode siraman rohani adalah hal yang

tepat dilakukan untuk santri di Yayasan Pondok Pesantren

Darul Qur’an Mulia dalam memberikan motivasi dalam

program menghafal Al-Qur’an.

Page 141: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 142: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

127

bintang semua anggota mempunyai kekuatan yang sama untuk

saling mempengaruhi satu sama lain. Pola Komunikasi bintang

yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia

ini dilihat dari komunikasi yang dilakukan pembina terhadap

santri serta pembina dengan santri yang lainnya. Pola

komunikasi bintang (dakwah halaqah) terjadi dua arah dan

semua pihak yang terlibat. Komunikasi dua arah yaitu

“komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta

memerlukan respon antara komunikasi

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan bahwa pola

komunikasi bintang (dakwah halaqah) antara pembina dan

santri dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia terjadi disaat pembina Al-Qur’an

memberikan pemahaman Al-Qur’an guna agar santri bisa lebih

teliti lagi dalam menghafal Al-Qur’an karena sudah adanya

pemberian pemahaman Al-Qur’an oleh pembina kemudian

pada program pemahaman Al-Qur’an santri dipersilahakan

bertanya terkait dnegan pelajaran dalam pemahaman Al-

Qur’an agar santri lancar dalam menghafal Al-Qur’an. Pada

pola komunikasi bintang ini, komunikasi dilakukan dua arah

baik antara komunikator (pembina) dengan komunikan

(santri), maupun komunikan (santri) dengan komunikator

(pembina), maupun komunikan (santri) kepada komunikan

lainnya (santri-santri yang lainnya) . dan dapat kesamaan

makna sehingga proses komunikasi yang berlangsung nerjalan

dengan baik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Jika

digambarkan proses pola komunikasi bintang sebagai berikut:

Page 143: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 144: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

129

yang

dilakukan

informan ini

adalah

disaat

informan

memberikan

kajian Al-

Qur’an

berupa agar

santri

paham dan

termotivasi

untuk

menghafal

Al-Qur’an

kajian Al-

Qur’an

yakni

dilakasanak

-an setiap

rabu malam

untuk

mendengarka

n dan

memperhatik

an pada

kegiatan

kajian Al-

Qur’an.

Sehingga

pesan yang

di sampaikan

oleh Kiyai

(da’i) tidak

efektif.

mengetahui

situasi dan

kondisi

komunikannya

(mad’u) agar

pesan yang

disampaikan bisa

efektif dan

tersampaikan

kepada

komunikan

(mad’u)

Ustad

Abdurrahm

an Arrozy

M.Ag

- Pendukung

pada pola

komunikasi

bintang

Penghambat

pada pola

komunikasi

bintang

Seharusnya pada

kegiatan

pemahaman Al-

Qur’an seorang

Page 145: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

130

(dakwah

halaqah)

yang

dilakukan

informan ini

disaat

memberikan

pemahaman

Al-Qur’an

kepada

santri

disamping

kegiatan

pemahaman

Al-Qur’an

santri

dipersilahka

-n untuk

bertanya

terkait

pemahaman

Al-Qur’an

(dakwah

halaqah)

masih ada

santri

(mad’u) yang

masih

canggung

untuk

bertanya

kepada

pembinanya

(da’i)

komunikator

(da’i) harus

menunjuk

diantara anggota

(mad’u) yang

masih canggung

untuk bertanya

agar pertanyaan

yang dilontarkan

oleh komunikan

kepada

komunikator bisa

tersampaikan

Ustad

Mustafa

M.Pd

- pendukung

pada pola

roda

(dakwah

Penghambat

pola roda

yang

dilakukan

Seharusnya,

seorang

(komunikator)

hendaknya

Page 146: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

131

halaqah)

informan ini

selalu

memberikan

arahan

berupa

kedisiplinan

menghafal

Al-Qur’an

kepada

santrinya.

komunikator

ini adalah

disaat santri

yang tidur

disaat

pembina

(da’i)

memberikan

arahan

kepada santri

( mad’u)

mempunyai

kreadibilitas

untuk

berkomunikasi

kepada

komunikannya

(mad’u), agar

komunikannya

(mad’u) bisa

mendengarkan

dan

memperhatikan

pesan yang

disampaikan oleh

komunikator

(da’i)

Ustad Acep

Ariyadri

M.Ag

- pendukung

pada pola

roda

(dakwah

halaqah)

informan ini

selalu

memotivasi

santri

(mad’u)

Penghambat

pola roda

yang

dilakukan

komunikator

ini adalah

disaat santri

yang kurang

bersemangat

hal ini yang

Seharusnya,

disaat ada

komunikasn

(mad’u) apabila

mengalami

masalah yang ada

pada dirinya,

hendaknya,

seorang

komunikator

Page 147: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

132

dalam

pembinaan

Al-Qur’an

motivasi

dari

informan ini

ada dua

yaitu dari

segi zahir

dan bathin

menjadi

hambatan

pembina

(da’i) disaat

memberikan

motivasi

kepada santri.

(da’i) tidak untuk

memanggil atau

menasehati

komunikan

(mad’u),

sebaiknya

komunikator

(da’i) harus bisa

mengetahui kapan

komunikannya

(mad’u) tidak ada

masalah yang ada

di diri komunikan

(mad’u) agar pesan

yang disampaikan

komunikator (da’i)

bisa efektif

tersampaikan

kepada

komunikannya.

Page 148: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

133

B. Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila melalui dakwah

fardiyah.

Komunikasi Antarpribadi (dakwah fardiyah) yang

dilakukan pembina dan santri di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia yaitu juga menggunakan

komunikasi antarpribadi . Komunikasi antarpribadi merupakan

Komunikasi AntarPribadi (dakwah fardiyah) adalah

komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang

berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung

dalam bentuk percakapan.12

Komunikasi ini juga dapat

berlangsung secara behadapan muka bahasa lainnya ialah

dengan harapan umpan balik yang berlangsung.13

Komunikasi

AntarPribadi sama halnya seperti dakwah fardiyah, dakwah

fardiyah merupakan ajakan atau seruan ke jalan Allah yang

dilakukan seorang da’i kepada orang lain secara perorangan

dengan tujuan memindahkan Al-Mad’u pada keadaan yang

lebih baik dan diridhai Allah.

Dakwah Fardiyah memiliki tiga pengertian yaitu:

Mafhum Da’wah (seruan atau ajakan), Mafhum Haraki

(gerakan), Mafhum Tanzhimi (pengorganisasian).14

12

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas

Indonesia, 2005), hal 125 13

Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 1991), h.al 72 14 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, (Jakarta:

Amzah, 2012), hal 17

Page 149: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

134

Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) yang

dilakukan pembina terhadap santri terjadi di saat disaat

pembina mendengarkan bacaan hafalan santri yang disetorkan

kepada pembina. Dalam komunikasi antarpribadi pembina

memlilki peran yang sangat penting sebagai seorang pembina

untuk memberikan arahan dan bantuan kepada santri.

Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) merupakan

komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih dan

menghasilkan timbal balik berupa perubahan sikap, dan

perilaku. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pembina

dengan santri disaat santri sudah merasakan kejenuhan dalam

menghafal Al-Qur’an kemudian pembina memberikan arahan

serta nasehat dan motivasi hal serupa juga sama dengan

pembina lainnya dengan menerapkan komunikasi antarpribadi

dengan santri disaat pembina mendeteksi santri yang kurang

motivasi dalam menghafal Al-Qur’an disaat pada kegiatan

halaqah berlangsung.

Pada komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) setiap

orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi efek seperti

bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan

reaksinya, penting halnya sebagai pembina harus mengetahui

kondisi dan keadaan santri. Hal tersebut dilakukan agar

komunikasi yang dilakukan pembina kepada santri berhasil

dan tersampaikan dengan baik.

Page 150: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

135

Komunikasi jenis ini di anggap paling efektif dalam hal

upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan antara

pembina dan santri. Pada komunikasi antarpribadi (dakwah

fardiyah) setiap orang yang berkomunikasi akan memberikan

stimulus atau efek bagaimana pihak yang menerima pesan dari

informan dapat menimbulkan respon dari penerima. Penting

halnya seorang pembina harus mengetahui terlebih dahulu

situasi dan kondisi santri. Hal tersebut dilakukan agar

komunikasi yang dilakukan pembina terhadap santri bisa

tercapai dengan baik.

Secara umum, komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah)

memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan antar manusia,

mengurangi potensi konflik antar orang dan berbagi

pengetahuan ataupun pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi antar pribadi memiliki peluang untuk

meningkatkan hubungan personal antara pihak yang

melakukan komunikasi interpersonal. Dengan adanya

komunikasi antar pribadi manusia dapat membina hubungan

yang baik sehingga mengurangi risiko konflik mungkin terjadi

antara pihak tertentu.15

15

Poppy Ruliana & Puji Lestari, Teori Komunikasi, ( Depok: PT Raja

Grafindo Persada. 2019), hal. 119.

Page 151: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

136

Tabel 5.2

Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui dakwah

fardiyah

Informan pendukung penghambat solusi

Ustad Rozy-Davin Pendukung

pada

komunikasi

antarpribadi

(dakwah

fardiyah)

Antara Ustad

Rozy dan

Davin ialah

ustad Rozy

selalu

memberikan

arahan berupa

motivasi

untuk

menghafal Al-

Qur’an.

Penghambat

bagi davin

menghafal Al-

Qur’an yaitu

davin masih

kurang fokus

dalam

menghafal Al-

Qur’an

dikarenakan

masih

memikirkan

keluarganya

dirumah inilah

yang menjadi

hambatan davin

disaat

menyetorkan

hafalannya

Solusinya

ialah

hendaknya

seorang

komunikator

(da’i)

melakukan

pendekatan

komunikasi

yang baik

kepada

komunikannya

(mad’u) dan

menannyakan

hal apa yang

menyebabkan

komunikan

(mad’u) tidak

serius dalam

Page 152: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

137

kepada pembina

Al-Qur’an.

menghafal Al-

Qur’an.

Ustd Acep-Aqeel Pendukung

pada

komunikasi

antarpribadi

(dakwah

fardiyah)

antara ustad

Acep dan

Aqeel

pembina Al-

Qur’an

mengajak

davin untuk

curhat dan

menannyakan

apa kendala

Aqell dalam

menghafal Al-

Qur’an.

Penghambat

bagi Aqell

dalam

menghafal Al-

Qur’an ialah

disaat ia masih

malas untuk

menghafal

inilah yang

menghambat

Aqeel disaat

hendak

menghafal Al-

Qur’an.

Solusinya

ialah

hendaknya

seorang

komunikator

(da’i)

mengajak

ngobrol secara

face to face

atau sharing-

sharing antara

komunikator

(da’i) dan

komunikan

(mad’u)

Ustd Mustafa- Hilmy Pendukung

pada

komunikasi

antarpribadi

(dakwah

Penghambat

bagi hilmy

disaat

menghafal Al-

Qur’an ialah

Solusinya

ialah

hendaknya

seorang

komunikator

Page 153: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

138

fardiyah)

antara ustad

Mustafa dan

Hilmy ialah

ustad Mustafa

selalu

memberikan

motivasi

kepada Hilmy

dan juga

Hilmy juga

meminta

solusi kepada

ustad Mustafa

solusi agar

bagaimana

agar tidak

jenuh dalam

menghafal Al-

Qur’an.

karena faktor

dari luar seperti

memikirkan

ujian di sekolah

sehingga tidak

terfokus untuk

menghafal Al-

Qur’an.

(da’i)

memberikan

stimulus

kepada

komunikannya

(mad’u)

seperti nasehat

berupa nasehat

dan arahan

kepada

komunikannya

secara face to

face

Ustd Acep- Hafiz Pendukung

pada

komunikasi

antarpribadi

(dakwah

fardiyah)

Hambatan bagi

Hafiz disaat

mengahafal Al-

Qur’an ialah

disaat hafalan

hafiz tidak

Solusinya

ialah

hendaknya

komunikator

(da’i)

mengajak

Page 154: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

139

antara ustad

Acep dan

Hafiz ialah

disaat hafiz

diberikan

motivasi

seperti halnya

ustad acep

berkomunikasi

(dakwah)

kepada hafiz

untuk

memberikan

motivasi

untuk

menghafal Al-

Qur’an secara

tatap muka

menambah dan

hafalan hafiz

tertinggal oleh

temannya

komunikan

(mad’u) ke

suatu tempat

untuk

berkomunikasi

secara efektif

supaya

komunikan

(mad’u) bisa

terbuka untuk

menyampaikan

masalahnya

kepada

komunikan

(mad’u)

Ustd Rozy- Zayyan Pendukung

pada

komunikasi

antarpribadi

(dakwah

fardiyah)

antara ustad

Rozy dan

Hambatan bagi

Zayyan disaat

menghafal

Zayyan kurang

fokus pada ayat

yang dihafal

dalam

istilahnya

Solusinya

ialah

hendaknya

komunikator

(da’i) terhadap

komunikan

(mad’u)

sharing antara

Page 155: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

140

Zayyan ialah

disaat ustad

Rozy

memberikan

semangat

kepada

Zayyan untuk

mengahafal

Al-Qur’an.

terlewat ayat

yang dibaca

komunikator

(da’i) dan

komunikan

(mad’u)

seperti halnya

dalam

menghafal Al-

Qur’an.

Page 156: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

141

C. Pola komunikasi intarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

dzatiyah.

Komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) yang terjadi di

Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia. Komunikasi

intrapribadi merupakan proses komunikasi yang terjadi dalam

diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian adalah

bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami

seseorang melalui system syaraf dan inderanya.16

Kemudian,

komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) merupakan dialog

internal dan bahkan dapat terjadi bahkan saat bersama dengan

orang sekalipun. Para teroritis komunikasi interpersonal sering

kali mempelajari peran kognisi dalam perilaku komunikasi

interpersonal biasanya lebih sering berulang dari pada

komunikasi lainnya.17

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan

komunikasi yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Darul

Qur’an Mulia disaat pembina mentalaqqi bacaan santri

kemudian santri mengikutinya, santri yang telah mengikuti

bacaan dari pembinanya, lalu santri tersebut meniggalkan

pembinannya dan santri mulai menghafal dengan sendirinya

dan apabila ada kesalahan maka santri harus memperhatikan

dimana letak kesalahan yang diberikan oleh pembinanya

16

Onong Uchajana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2001), hal 7 17 Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi

Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humainika, 2009) h. 34

Page 157: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

142

kemudian santri harus memberi tanda kemudian, santri

tersebut harus memperbaiki secara sendirinya. bacaan dari

pembina, kemudian santri mengulang bacaan hafalan Al-

Qur’an dengan diri sendirinya. Komunikasi intrapribadi

(dakwah dzatiyah) juga terjadi disaat pembina memberikan

penugasan kepada santri untuk mengulang bacaan hafalan Al-

Qur’an santri, lalu arahan pembina tersebut tersimpan dalam

kognisi santri, maka pada saat itu terjadilah komunikasi

intrapribadi (dakwah dzatiyah ) komunikasi dengan sendirinya

yang dilakukan santri Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia Bogor.

Tabel 5.3

Pola komunikasi intarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia melalui dakwah

dzatiyah.

Informan Akal

al-aql

Roh

akhlaq

Nafsu

kemauan

Kalbu

perasaan

Fitrah

membingkai

Davin

Hafalan

sudah 3

juz

sebelum

masuk

DQ

Mengula

-ng

hafalan

Al-

Qur’an

sebelum

zuhur

Menyetork-

an hafalan

Al-Qur’an

ba’da subuh

Ketenangan

dalam hati

disaat

menghafal

Al-Qur’an

Ingin

membanggaka-

n keluarga

disaat

menghafal Al-

Qur’an

Page 158: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

143

Aqeel Hafalan

1 Juz

sebelum

masuk

DQ

Mengula

ng

hafalan

ba’da

zuhur

Menyetorka

n hafalan

Al-Qur’an

pada ba’da

subuh dan

ba’da ashar

Lebih

mudah

untuk

memahami

pelajaran

dan

ketenangan

dalam hati

disaat

menghafal

Al-Qur’an

ingin

membanggaka-

n kedua orang

tua

Hilmy

Sudah

hafal juz

ke 30

sebelum

masuk

DQ

Mengula

-ng

hafalan

sesudah

shalat

zuhur

dan

sebelum

tidur

Menyetork-

an hafalan

Al-Qur’an

ba’da subuh

dan ba’da

ashar

Bisa

memahami

pelajaran

yang ada

didalam Al-

Qur’an dan

bisa

mengetahui

cerita-cerita

orang

terdahulu

yang ada di

dalam Al-

Qur’an.

Agar bisa

membanggaka

n kedua orang

tua dan ingin

memberikan

mahkota

kepada orang

tua di akhirat

nantinya.

Page 159: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

144

Hafiz Sudah

hafal 30

juz

sebelum

masuk

DQ.

Mengula

-ng

hafalan

Al-

Qur’an

setelah

shalat

subuh.

Menyetork-

an hafalan

setelah

shalat ashar

Bisa

mengetahui

ilmu agama

yang

dirasakan

disaat

menghafal

Al-Qur’an.

Agar bisa

istiqomah terus

untuk

menghafal Al-

Qur’an dan

jangan bosan

untuk

menghafal Al-

Qur’an.

Zayyan Sudah

hafal1

juz

sebelum

masuk

DQ

Mengula

-ng

hafalan

setelah

shalat

zuhur

dan

setelah

makan

siang.

Menyetork-

an hafalan

Al-Qur’an

setelah

shalat

subuh.

Ketenangan

hati disaat

menghafal

Al-Qur’an.

Agar bisa

membuktikan

kepada

keluarga agar

tetap istiqomah

dalam

menghafal Al-

Qur’an dan

membuat

kedua orang

tua bahagia.

Page 160: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

145

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan dalam skripsi

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola komunikasi kelompok antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila Melalui Dakwah

Halaqah

a) Pola Roda. (dakwah halaqah)

Pada pola roda yang diterapkan pembina terhadap santri

yakni dengan memberikan materi berupa motivasi untuk

menghafal Al-Qur’an melaui kegiatan kajian Al-Qur’an

kepada santri dengan adanya pemberian arahan berupa

motivasi kepada santri pola roda (dakwah halaqah) antara

pembina dan santri dalam hafalan Al-Qur’an pembina

menyampaikan pesan kepada sejumlah santri, dua orang

santri maupun lebih, berupa arahan dan motivasi.

Misalnya pembina memberikan arahan serta motivasi

kepada santri setelah kegiatan halaqah yang dilaksanakan

pada ba’da subuh, ba’da ashar dan ba’da maghrib juga

pola roda (dakwah halaqah) dilakukan oleh pembina Al-

Qur’an disaat pembina memberikan taujih Al-Qur’an

kepada santri agar iman santri tersirami dan santri

bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an maka santri

145

Page 161: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

146

disini hanya sebagai pendengar, dan santri pun hanya

mendengarkan apa yang pembina bidang pengajaran Al-

Qur’an sampaikan kepada seluruh santriwan Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia.

Komunikasi yang terjadi antara pembina dan santri

dominan bersifat satu arah tanpa adanya respon atau

umpan balikn dari santriwan dimana pembina hanya

memberi arahan atau pesan dan santri hanya

mendengarkan saja.

b) Pola Bintang/ Semua saluran (dakwah halaqah)

Pada pola bintang (dakwah halqah) ini pembina dan santri

mempunyai kekuatan yang sama untuk saling

mempengaruhi satu sama lain. Pada pola bintang pembina

memberikan pemahaman berupa Al-Qur’an kepada

secara seksama apa yang disampaikan pembina Al-

Qur’an. Pada pola komunikasi bintang terdapat interaksi

antara pembina. hal tersebut terlihat dalam memberikan

pemahaman Al-Qur’an kepada santri, santri tidak sungkan

untuk beratanya kepada pembina Al-Qur’an. Dalam

berinteraksi dengan santri dan pembina menerapkan

kebebasan untuk santri untuk bertanya kepada santri

seputar pelajaran yang terkait dengan Al-Qur’an.

Page 162: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

147

2. Pola komunikasi antarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila melalui dakwah

fardiyah.

Pada komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) yang

dilakukan antara pembina dan santri sudah dianggap efektif

dalam hal upaya mengubah sikap atau perilaku seseorang

yaitu karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan

antara pembina dan santri. komunikasi antarpribadi

(dakwah fardiyah) yang dilakukan antara pembina dan

santri terjadi disaat santri menyetorkan hafalan kepada

pembina dan murajah kepada pembina Al-Qur’an dan

Komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) ini dilakukan

oleh semua pembina Al-Qur’an Misalnya seperti pembina

mengubah sikap dan perilaku santri melalui pendekatan-

pendekatan berkomunikasi.

3. Pola komunikasi intarpribadi antara pembina dan santri

dalam program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Muila melalui dakwah

dzatiyah.

Pada komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) yang

terjadi di Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia

disaat menerima proses pengolahan informasi yang dialami

santri melaui system syaraf dan inderanya misalnya seperti

santri menerima arahan dari pembina untuk mengulang

hafalan Al-Qur’an lalu arahan dari pembina tersebut

tersimpan dari system syaraf santri dan inderanya yang

Page 163: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

148

nantinya santri akan melakukan arahan dari pembina

tersebut. Disisi lain santriwan dengan menghafal Al-Qur’an

dengan sendirinya juga mendapatkan mannfaat dari

menghafal Al-Qur’an berupa pelajaran-pelajaran yang ada

di dalam Al-Qur’an.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan

implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Peneliti membenarkan pola komunikasi yang dilakukan

pembina terhadap santri yang agar santri termotivasi untuk

menghafal Al-Qur’an adapun teori yang digunakan adalah

Pola Komunikasi yakni Pola Roda dan Pola Bintang/

semua saluran. sebagai acuan melihat perkembangan

komunikasi pembina terhadap santri. Penelitian ini dapat

menjadi acuan bagi para pembaca untuk mempelajari pola

komunikasi. Penelitian ini juga dapat menjadi panduan

bagi yayasan pondok pesantren terpadu darul qur’an mulia

untuk menerapkan pola komunikasi yang baik dalam

program menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai rujukan bagi

Pondok Pesantren dan pembina. menambah pengetahuan

sehubungan dengan pembinaan kepada santri dalam

program mengahafal Al-Qur’an.

Page 164: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

149

C. Saran

Dalam hal ini penulis merasa perlu memberikan saran

agar ke depan Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia Bogor dalam program menghafal Al-Qur’an

dapat lebih baik lagi

1. Kepada Yayasan yang agar lebih memperkuat

berkomunikasi dengan santri agar secara keseluruhan

merasa diarahkan dan dibimbing secara pribadi dan

diusahakan untuk menjaga kedisiplinan untuk menghafal

Al-Qur’an agar bisa menghafal Al-Qur’an sesuai target

yang telah ditentukan oleh pihak Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor

2. Kepada pembina khususnya pembina bidang pengajaran

Al-Qur’an di Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia. Hendaknya harus dapat memperlihatkan

bagaimana semangat dalam melakukan pembinaan

hafalan Al-Qur’an kepada santri agar santri terpacu

semangatnya untuk menghafal Al-Qur’an sesuai target

yang telah ditentukan oleh pihak Yayasan.

Page 165: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

150

Page 166: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

151

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abidin, Djamaludin. 1996. Komunikasi dan Bahasa Dakwah.

Jakarta: Gema Insani Press.

Abidin, Djamaludin. 1996. Komunikasi dan Bahasa Dakwah.

Jakarta: Gema Insani Press.

Ahmad Tholabi, ed 2012. Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani. Banten:

Lembaga Percetakan Al-Qur’an Kementerian Agama RI.

Alisuf H.M. Alisuf. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta:

UIN Jakarta.

Al-Munawwir. 1997. Kamus Bahasa Arab-Indonesia Terlengkap.

Surabay: Pustaka Progresif.

Arbi Armawati Arbi. 2012 Psikologi Komunikasi Dan Tabligh,

Jakarta: Amzah.

Arbi Armawati. 2019. Komunikasi IntraPribadi. Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP

Baran, Stanley J. 2008. Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1

Edisi 5. Jakarta: Airlangga.

Bungin Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.

Jakarta:Kencana Prenada Medi Group

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. 2008.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Chrzin, Muhammad. 1998. Al-Qur’an & Ulumul Qur’an.

Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar

Indonesia. 1996.

151

Page 167: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

152

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tengerang:

Karisma Publishing Group.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi tentang

Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982.

Effendi, Onong Uchajana. 2002. Hubungan Masyarakat: Suatu

Study Komunikologis. Bandung: PT. Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchajana. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gunadi, Y.S. 1998. Himpunan Istikah Komunikasi. Jakarta:

Gramedia.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanani Silfia hanani. 2007. Komunikasi Antar Pribadi.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Hidayatullah Arief. Jurnalisme Cetak (Konsep & Praktek.

Yogyakarta: Litera Yogyakarta.

Hidayati, Nurul. 2006. Metedologi Penelitian Dakwah dengan

Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Irawan Prasetya. 1999. Logika dan prosedur Penelitian (Jakarta:

STAI-LAN.

Lexy J. Moelong. 2007. Metedologi penelitian Kualitatif.

Bandung.

Mastufu. 1994. Pendidikan Pesantren. Jakarta: Inis.

Muhammad Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT.

Budi Aksara.

Mujamil Qomar. 1992. Pesantren Dari Transformasi

Metedologi Menuju Demokratisasi Instuisi. Jakarta:

Erlangga.

Page 168: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

153

Mulyana Deddy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Munaimin dkk. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam.

Jakarta: Prenada Media.

Musyarrofah Umi. 2009. Dakwah K.H Hamam Djafar dan

Pesantren Pabelan. Jakarta: UIN Press

Nata, Abduddin Nata. 2012. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Pace R. Wayne dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi.

Bandung, Rosdakarya.

Qomar, Mujamil. 1992. Pesantren dari Transformasi Metedologi

Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga

Rachmat Jalaludin 2005. Metedologi Penelitian Komunikasi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakatya.

Rakhmat Jalaluddin Rakhmat. 2019. Psikilogi

Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Richard West & Lynn H. Turner 2009. Pengantar Teori

Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba

Humainika.

Rohim, Syaiful. 2006. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, dan

Aplikasi. Jakarta: PT. Adi Mahasatya.

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Press

Ruliana Poppy & Puji Lestari. 2019. Teori Komunikasi. Depok:

PT Raja Grafindo Persada.

Sabri H.M. Alisuf. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta:

UIN Jakarta.

Page 169: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

154

Sendjaja Sasa Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Sholeh, Saiman dan Abdul Basyit. 2005. Ulumul Qur’an.

Tangerang: CV Aries.

Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009. Pedoman Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta.

West, Richard dan Lynn H. Turner. 2009. Pengantar Teori

Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba

Humainika.

Widjaja H.A.W Widjaja. 2001 Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2004. Jakarta: Gramedia

Widiasavina.

Yasin, bin Arham 2015. Agar Sehafal Al-Fatihah. Bogor: CV

Hilal Media Group.

Karya Ilmiah

Setiawan, Bayu. 2018. Pola Komunikasi Marrabi Foundation

Dalam Membentuk Sikap Loyalitas Relawan. Skripsi

Mahasiswa UIN Jakarta. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah.

Triwibowo. 2014. “Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Santri

Dalam Menjalankan Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan

Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk. Skripsi

Mahasiswa UIN Jakarta. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah.

Yuanita, Salfania. 2018. Pola Komunikasi Antara Pengasuh

Terhadap Anak Asuh Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri di Panti Asuhan Annajah. Skripsi Mahasiswa UIN

Jakarta. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah.

Page 170: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

155

Jurnal

Fadillah, Amir. “Struktur dan Pola Komunikasi Kepemimpinan

Kyai dalam Pesantren di Jawa.” Jurnal Studia Islamika

Vol. 8 No. 1 (Juni 2011).

Hidayat, Mansur. “Model Komunikasi Kyai dengan Santri di

Pesantren.” Jurnal Komunikasi ASPIKOM Vol. 2 No 6

(Januari 2016).

“Jurnal E-Komunikasi Program studi Ilmu Komunikasi

Universitas Kristen Petra

Yati, Abizal Muhammad. “Metode Komunikasi Da’i Perbatasan

Aceh Singkil dalam Menjawab Tantangan Dakwah.” Jurnal

Al-Bayan Vol. 24 No. 2 (Desember 2018).

Yuliarti, Norita Citra. “Studi Penerapan PSAK 45 Yayasan Panti

Asuhan Yabappenatim Jember.” Jurnal Akuntansi

Universitas Jember Vol. 12 No. 2 (Desember 2014).

Page 171: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

156

Page 172: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

157

LAMPIRAN-LAMPIRAN

157

Page 173: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Lampiran. 1

Catatan Lapangan

Hari/Tanggal : Rabu/20 November 2019

Waktu : 18.30-20.00 WIB

Tempat : Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia

Objek Penelitian : Pola Komunikasi

Pola Komunikasi yang dilakukan pembina kepada

santri dalam program menghafal Al-Qur’an yaitu menggunakan

pola roda. Pola roda (dakwah halaqah) yang dilakukan pembina

kepada santri dalam program menghafal Al-Qur’an terjadi disaat

pembina memberikan materi kajian bidang Al-Qur’an agar santri

paham dan mudah menghafal Al-Qur’an dengan materi yang

diberikan oleh pembina bidang pengajaran Al-Qur’an selain

pembina memberikan arahan dan materi bidang pengajaran Al-

Qur’an Kiyai pun juga memberikan berupa motivasi-motivasi

untuk menghafal Al-Qur’an melalui cerita-cerita agar santri tertarik

dan terdorong untuk menghafal Al-Qur’an pada pola roda(dakwah

halaqah) ini santri yang hanya sebagai pendengar hanya bisa untuk

mendengarkan saja dan tidak dapat untuk bertanya kepada pembina

maupun kepada kiyai pada kegiatan pemberian arahan berupa

motivasi dan kajian bidang menghafal Al-Qur’an pola roda

Page 174: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

(dakwah halaqah) juga dilakukan pembina disaat pembina

memberikan Taujih Al-Qur’an kepada santri supaya iman santri

tersirami dan santri bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an

pembina memberikan Taujih Al-Qur’an disaat setelah kegiatan

halaqah.Selain pola roda (dakwah halaqah) yang diterapkan di

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia. Pola

bintang/ (dakwah halaqah) semua saluran juga diterapkan. Pola

bintang terjadi disaat pembina memberikan pemahaman Al-Qur’an

kegiatan dilaksanakan supaya santri bisa lebih teliti lagi dalam

menghafal Al-Qur’an pada kegiatan ini santri dipersilahkan oleh

pembina untuk bertanya seputar pemahaman Al-Qur’an seperti:

1. Bagaimana caranya agar hafalan Al-Qur’an tidak cepat begitu

lupa

2. Bagaimana caranya agar cepat dan tidak sulit dalam menghafal

Al-Qur’an

3. Bagimana caranya memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar

Dalam kegiatan pemahaman Al-Qur’an pembina dan

santri saling memberikan respon pembina memberikan materi dan

santri juga bertanya mengenai materi apa yang diberikan pembina.

sedangkan komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) juga

dilakukan pembina disaat pembina memberikan motivasi serta

arahan kepada santri yang hafalannya kurang dan belum sesuai

dengan target sedangkan Komunikasi Intrapribadi (dakwah

dzatiyah) yang terjadi di Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Page 175: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

dalam menghafal Al-Qur’an yaitu disaat pembina mentalaqqi

santrinya, setelah pembina mentalaqqi santrinya, kemudian santri

meninggalkan pembinannya untuk mengulang-ngulang bacaan Al-

Qur’an yang telah dibacakan oleh pembina Al-Qur’an. Komunikasi

intrapribadi (dakwah dzatiyah) juga terjadi di Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an dalam menghafal Al-Qur’an yaitu disaat

pembina mentalaqqi santrinya, setelah pembina mentalaqqi

santrinya, kemudian santri meninggalkan pembinannya untuk

mengulang-ngulang bacaan Al-Qur’an yang telah dibacakan oleh

pembinanya.

Page 176: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 177: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Lampiran. 2

Hasil Wawancara

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana awal mula sejarah berdirinya Yayasan Pondok

Pesantren Darul Qur’an Mulia Bogor?

2. Visi dan Misi dari Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an

Mulia Bogor?

3. Apa hubungan Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia ini

dengan masyarakat sekitar?

4. Di Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia ini ada kegiatan

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia seperti halaqah,

tahsin, tafhim dan pengajian untuk santri secara

keseluruhan, guna tujuan kegiatan tersebut apa kiyai? Dan

adakah pesan dakwah yang di sampaikan terutama pada

kegiatan pengajian bidang Al-Qur’an dan contoh dari pesan

dakwah tersebut seperti apa kiyai kepada santri agar santri

termotivasi untuk menghafal Al-Qur’an?

5. Bagaimana pola komunikasi Kiyai kepada pembina disini

terutama kepada pembina di bidang pengajaran Al-Qur’an

yang selalu membina santri disini untuk menghafal Al-

Qur’an?

Page 178: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Minggu/15 September 2019

Tempat : Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia

Responden : KH. Hasib Hasan Lc

Jabatan : Pendiri Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia

Tanya: Bagaimana awal mula sejarah berdirinya Yayasan

Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia Bogor?

Jawab: “ DQ ini dibangun mulai tahun 2000 danm sebelum itu

sudah proses pembebasan lahan-lahannya setelah setahun

pembangunan maka ditahun berikutnya tahun 2007 mulai

operasional ketika kita memulai kita membuka tingkat SDIT

dan juga tingkat SMP waktu itu untuk santri SMP kurang

dari 30 orang setelah berjalan tiga tahun santri SMP putra

maka ditahun ke empatnya mulai dibuka SMP putri dan

juga SMA lanjutan dari SMP dan begitu selanjutnya dan

begitu selesai tamatan SMA dan kita juga membangun

sekolah tinggi ilmu ushuluddin STIU begitu

perkembangannya dan Allhamdulillah perkembangan dari

Darul Qur’an Mulia ini baik tingkat SD dan PAUDnya

dimulai setelah SD itu berjalan atau tingkat SMP dan SMA

nya itu berkembang cukup baik dan sebelum merintis DQ

ini saya sudah mulai menugaskan beberapa ustad untuk

Page 179: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

melakukan sosialiasi bahwa disini akan dibuat pesantren

dan ustad itu sudah mulai mengjarakan pengajian dan

majelis taklim di masyarakat sekitar sini dan juga

dikalangan anak-anak sehingga ketika pesantren itu mulai

dirintis juga mereka tidak kaget karena memang sudah

disosialisasikan jauh beberapa tahun pesantren itu dimulai

dan sosialiasi itu kita lakukan dari tahun 2000 ada 5

tahunan kita tugaskan ada seseorang tugasnya mengajar

ngaji baik buat anak-anak remaja dan buat orang tua

setelah berlangsung beberapa tahun lalu kita backup lagi

dengan seorang ustad dan sutadzah yang melakukan

pengajian yang lebih intensif”

Tanya: Visi dan Misi dari Yayasan Pondok Pesantren Darul

Qur’an Mulia Bogor?

Jawab: “ dari visi dan misi pesantren ini adalah untuk membentuk

santri yang beriman kokoh berbadan sehat berpengetahuan

luas berakhlaq mulia dan mencintai Al-Qur’an mengapa

tidak menghafal kita lebih menekankan santri itu cinta

kepada Al-Qur’an baik cinta dengan membacanya, cinta

dengan memahaminya dan cinta menghafalnya serta cinta

untuk mempelajarinya dan mengajarinya dan ciri khas dari

pesantren ini adalah cinta kepada Al-Qur’an maka dari itu

mereka pelajari itu ada alokasi waktu yang cukup banyak

sejak didirikan bahawa santri itu harus berinteraksi dengan

Page 180: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Al-Qur’an dalam kurin waktu 3 kali minimal dalam sehari

habis subuh, habis ashar dan habis maghrib dan itu terus

menerus kadang ada waktu habis zuhur untuk murajaah Al-

Qur’an jadi bisa sampai 4 kali tadi 3 waktu itu plus habis

zuhur”

Tanya:Apa hubungan Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

ini dengan masyarakat sekitar?

Jawab: “ banyak hubunganya dengan masyarakat sebab pesantren

ini peduli kepada lingkungan dalam arti bahwa dalam

pesantren ini diajarkan kepada masyarakat khusunya ibu-

ibu yang belajar Al-Qur’an membacanya sampai mereka

lancar dari Iqra membaca dan seterusnya mereka juga

mempelajari tentang sholat tentang macam-macam hukum

islam kita juga pesantren ini berperan memberdayakan

lingkungan dalam artian bahwa ketika membangun

pesantren ini kita memperkerjakan tukang-tukang yang

membangun kenek-keneknya itu direkrut dari lingkungan

sekitar sini begitu juga kita merekrut bagian kemanan

satpam itu juga dari lingkungan sini seperti pemuda-

pemuda sini orang-orang sini begitu juga kita merekrutt

tenaga-tenaga kebersihan ini dari orang sini kita juga

merekrut supir-supir juga dari orang sini pembantu rumah

tangga yang membantu keluarga guru juga pembantu yang

menangani laundry yang menangani dapur, menangani

Page 181: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

kantin nah itu orang-orang sini jadi kita memberdayakan

lingkungan nah karenanya mempunyai dampak positif juga

sehingga mereka merasakan disamping kita membutuhkan

tenaga mereka mereka juga mendapatkan manfaat dari

keberadan pesantren ini dan mereka juga merasa ikut

memajukan atau andil dan menjaga dari sisi kemanan

relatif lingkungan kita ini aman walaupun disekitar sini

kurang begitu aman seperti diluar tapi lingkungan di dalam

pesantren itu Allhamdulillah cukup aman dan mereka

merasa peduli dengan keamanan pesantren karena disini

tempat mereka berkiprah artinya kit saling membutuhkan

mereka, mereka juga membutuhkan bisa bekerja disini dan

hubungan kita dengan lingkungan itu cukup baik dan

secara berkala pesantren juga memberikan santunan untuk

lingkungan sekitar sini ketika momentum jelang ramadhan

momentum idul adha berkurban kita berkurban dan kita

berikan kelingkungan ini sehingga merekam juga

merasakan dampak positifnya”

Tanya: Di Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia ini ada

kegiatan Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

seperti halaqah, tahsin, tafhim dan pengajian untuk

santri secara keseluruhan, guna tujuan kegiatan

tersebut apa kiyai? Dan adakah pesan dakwah yang di

sampaikan terutama pada kegiatan pengajian bidang

Page 182: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Al-Qur’an dan contoh dari pesan dakwah tersebut

seperti apa kiyai kepada santri agar santri termotivasi

untuk menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ jadi ada halaqatul quran itu merupakan metode

mempelajari Al-Qur’an baik membacanya atau

menghafalnya atau memngulang-ngulangnya termasuk juga

memahaminya jadi untuk pelajaran-pelajaran Al-Qur’an

khususnya itu diberikan halaqahtul quran halaqah itu

artinya lingkaran sepuluh sampai empat belas orang santri

dipimpin oleh guru baik dalam proses membacanya secara

benar menghafal ayat tersebut menyetorkan hafalan sudah

dihafal kepada guru atau mempelancar hafalannya sampai

lebih baik maka dari halaqatul qur;an itu seperti tadi saya

katakan dia dari habis subuh sampai jam enam terus dari

zuhur mereka membaca sendiri terus dari setelah sholat

ashar sampai jam lima dan dari maghrib sampai lewat isya

mereka duduk dalam halaqahtul qur’an mereka

mempelajari Al-Qur’an jadi halaqatul quran itu ada tahsin

yaitu membaca yang benar kalau membaca sudah yang

benar baru ditingkatkan ke tahfidz cara menghafal Al-

Qur’an berbarengan denga tahfidz itu ada tafhim cara

memahami Al-Qur’an dan itu selalu diberikan ketik

halaqatul Qur’an semu santri wajib mengikuti halaqatul

qut;an semua proses belajar itu disampaikandalam

Page 183: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

halaqatul qur’an maka untuk pemahaman Al-Qur’an atau

kajian Al-Qur’an ada programnya beragam ada kajian

tematik tentang tema apa itu dikaji oleh ustadnya tentang

quran sains jadi itu ilmu pengetahuan di dalam Al-Qur’an

bicara tentang biologi menurut AlQur’an bicara tentag

tumbuhan tentang mukjizat Al-Qur’an nah itu pesan utamya

adalah untuk menambah wawasan santri tentang qur’an

qur’an itu bukan hanya sekedar dibaca dipahami tapi dia

mengandung pelajarann ilmiah sains dan itu dikaji jadi

kalau untuk menghafal quran itu pesan-pesan dari spesifik

dari guru-guru quran dari buku panduan yang diantara

isinya motivasi apa pahala yang akan mereka dapatkan

atau nilai-nilai positif yang akan mereka dapatkan ketika

mempelajari Al-Qur’an itu disampaikan guru-guru Al-

Qur’an jadi kalau untuk memotivasi santri Al-Qur’an itu

dari guru-guru Al-Qur’an sesuai dari buku panduan yang

telah diberikan”

Tanya:Bagaimana pola komunikasi Kiyai kepada pembina

disini terutama kepada pembina di bidang pengajaran

Al-Qur’an yang selalu membina santri disini untuk

menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ jadi di yayasan ini kami selalu memberikan arahan dulu

masih di awal saya memberikan arahan langsung baik

kepada kepala sekolah dan guru-gurunya atau kepasa

Page 184: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

pimpina pembinaan dengantimnya dan juga kepada kepala

sekolah kepala ta’lim quran musrif-musrif quran itu intensif

ya pekan kita berika tapi setelah pesantren ini besar sudah

ada regenerasi dan saya juga sudah tidak menjadi ketua

yayasan jadi sudah menjadi regenerasi tapi perhatian

kepada para guru para pembina para guru-guru quran itu

terus berlanjut dan juga ada guru berkomunikasi kepada

saya ketika berbagai kesempatan baik dalam rapat atau

jadwal rutin atau kajian pekanan saya selalu memberikan

arahan-arahann itu disamping arahan itu mereka

konsultasi itu kita layani sehingga kadang-kadang ada

problem sehingga ketika menghadapi problem tersebut

mereka berkonsultasi dan kita selalu welcome melayani

terkait dengan metedologi pengajaran dan problem siswa

dan lain sebagainya tapi dalam perjalanannya itu selalu

berlanjut dan saya sekarang saya sudah tidak lagi

menangani secara teknis untuk secara teknis karena peran

sebagai ketua yayasan saya sudah diganti oleh ketuanya

saya hanya sebagai anggota dewan pembina dengan

berjalannya waktutapi perhatian kepada santri dan guru-

guru terus berlanjut”

Page 185: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pewawancara Narasumber

Firgi KH. Hasib Hasan. Lc

Page 186: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 187: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pedoman Wawancara

1. Bagaimanakah awal mula sejarah berdirinya Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor?

2. Apakah visi dan misi dibangunnya Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor?

3. Bila dilihat dari keadaannya, seperti apakah sistem

pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia Bogor?

4. Sampai saat ini, siapa sajakah yang berperan dan memiliki

andil sebagai pengurus sekaligus pembina di Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia ini?

5. Selama perkembangannya, program apa saja yang hingga

kini dijalankan oleh Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an

Mulia Bogor

6. Apa saja yang ditekankan kepada santri dalam program

menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia Bogor?

7. Apa sajakah sanksi bagi santri ketika santri tidak dapat

menghafal Al-Qur’an sesuai target?

8. Bagaimana cara pihak Yayasan Pondok Pesantren Darul

Qur’an Mulia Bogor untuk mengetahui ketika seorang santri

tidak bisa menghafal sesuai target?

9. Penyampaian/Komunikasi seperti apa yang disukai santri?

10. Komunikasi kelompok menggunakan metode seperti apa

yang diterapkan kepada santri dalam pembinaan menghafal

Al-Qur’an?

11. Bagaimana cara penerimaan untuk pembina Al-Qur’an di

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia?

Page 188: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Minggu/15 September 2019

Tempat : Ruangan Bidang Pengajaran Al-Qur’an

Responden : Ustad Sarmadan Rambe M.Pd.I

Jabatan :Mudir/ Pimpinan bidang pengajaran Al-

Qur’an Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia Bogor

Tanya:Bagaimanakah awal mula sejarah berdirinya Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor?

Jawab :“ya ini sebuah cita-cita besar ya dari pendiri yaitu KH.

Abdul Hasib Hasan beliau itu memang sudah lama di dunia

pesantren ya pengalamannya sudah banyak dari tahun 80-

an beliau sudah di pesantren, pesantren yang beliau buat

itu sebelum Darul Qur’an beliau melihat pesantren secara

umum di Indonesia itu, pesantren itu masih parsial artinya

hanya fokus di satu keilmuan saja lalu beliau bercita-cita

untuk pesantren yang potensi santri itu bisa dimaksimalkan

karakternya bagus, keilmuannya bagus kemudian Al-

qur’annya juga ada gitu, awalnya beliau sudah menyiapkan

lahan disini barulah mulai 2005 2006 mulai lah

pembangunan dan beliau itu kalau untuk pesantren itu tidak

ditinggalkan begitu saja, beliau berusaha menginap, di

pesantren dan anak-anaknya tinggal di pesantren yang

beliau buat”

Page 189: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apakah visi dan misi dibangunnya Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor?

Jawab:“pesantren ini kan dibuat untuk lembaga dakwah ya tadi

karena awal ingin mencapai cita-cita generasi Al-Qur’an

dan unggul di setiap potensinya sehingga visi lembaga itu

adalah menjadi lembaga dakwah agar memberikan bekal

kepada santri unruk menjadi da’i seperti itu intinya ingin

menjadikan santri bisa menjadi da’i dan da’iah”

Tanya:Bila dilihat dari keadaannya, seperti apakah sistem

pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor?

Jawab:“ya pendidikan formal sama seperti yang lain tidak

dikurangi seluru kurikulum dari diknas itu diterapkan

terutama yang di un kan gitu ya ada beberapa pelajaran

yang dihilangkan gitu ya agar muatan pesantren di muat

disitu sehingga memang sulit gitu kalau kurikulum diknas

itu dimasukan semua sehingga nanti porsi pesantrennya

gak dapet gitu hampir lima puluh lima puluh lah diknas dan

pesantren kalau tradisionalny ada kajian-kajian kitab dan

kalau kayak bahasa dan Al-Qur’an ya itu diluar jam formal

Tanya:Sampai saat ini, siapa sajakah yang berperan dan

memiliki andil sebagai pengurus sekaligus pembina di

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia ini?

Page 190: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Jawab:“ ya yang di secara struktural secara pengurus harian ya di

lembaga ta’limul qur’an emang orang-orang yang

berkualitas ya kayak ada hafalan yang bersanad dan

macam sebagainya gitu ya selain itu juga dibantu dengan

guru-guru yang lain apakah itu mahasiswa atau yang sudah

Strata satu gitu ya jadi memang mengurusi program Al-

Qur’an itu ya kita-kita disini tapi ya Kiyainya itu tidak

lepas tangan gitu karena itu yang disorot program Al-

Qur’annya gitu sehingga memang beliau punya perhatian

lebih katena memang beliau itu backgroundnya dari dulu

mengutamakan program Al-Qur’an dan beliau pernah

menjadi ketua Al-Qur’an pesantren di Indonesia gitu”

Tanya:Selama perkembangannya, program apa saja yang

hingga kini dijalankan oleh Yayasan Pondok Pesantren

Darul Qur’an Mulia Bogor

Jawab:“ya yang sudah berkembang memang untuk akademiknya

jdi dorong agar lulusan pesantren DQ agar bisa

melanjutkan ke PTN atau PTS terfavorit gitu ya mau tidak

mau prosesny harus dibuat sekreatif mungkin guru-

gurunya juga SDM-SDMnya disiapkan bagaimana sesuai

jurusannya supaya santri-santri bisa masuk ke PTN atau

PTS yang terfavorit”

Page 191: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Jawab:Apa saja yang ditekankan kepada santri dalam program

menghafal Al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren

Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor?

Jawab:“yang ditekankan ya target hafalan Al-Qur’annya ya,

targetnya itu di indikator dan keberhasilan santri itu

terutama bacaannya standar kayak kaidah tajwid kemudian

targetnya sesuai lembaga pesantren tapi buka hanya

mengejar target tapi kualitas hafalan Al-Qur’annya atau

lancara dan bisa diujikan 70% dari hafalannya di setiap

semesternya kalau misalnya hafalannya 10 juz ya, hafalann

10 juznya harus lancar dan harus di ujikan juga itu lah

yang di tekankan kepada santri dan tidakmkalah

pentingnya juga pemahaman santri tersebut terhadap Al-

Qur’an dalam rangka untuk membantu generasi-generasi

yang punya akhlaq mulia karena salah satu visi turunan

dari visi itu menjadikan santri itu menjadikan santri itu

menjadi santri soleh dan soleha salah satunya itu cinta Al-

Qur’an dan berakhlaq Mulia istilahnya punya imunitas”

Tanya :Apa sajakah sanksi bagi santri ketika santri tidak dapat

menghafal Al-Qur’an sesuai target?

Jawab:sanksi dari bidang Al-Qur;an itu dulu ada berupa materil

dan berupa tulisan ayat kalau materilnya itu berupa uang

setelah kita lihat tahun ketahun karena itu tidak efektif bagi

Page 192: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

santri, sehingga santri itu kita hapus berupa materi, kalau

sanksi itu sekrang menulis Al-Qur’an dari juz 1 sampai juz

2 seperti itu”

Tanya:Bagaimana cara pihak Yayasan Pondok Pesantren Darul

Qur’an Mulia Bogor untuk mengetahui ketika seorang

santri tidak bisa menghafal sesuai target?

Jawab:“ya kita pemantuannya berkala ya mulai dari anak- anak

guru-guru Al-Qur’an dan wakil bidang gitu ya kemudian

ada laporan yang tertulis perkembangan anggota

holaqohnya beserta santri setiap bulan kemudian

monitoring ujiannya persemester ujiannya bukan ujian tulis

tapi ujian lisan untuk hafalan Al-Qur’an”

Tanya:Penyampaian/Komunikasi seperti apa yang disukai

santri?

Jawab“ya yang kita lihat yang sudah dilakukan seperti motivasi ya

ke santri ya bisa banyak media atau cara motivasinya

bisanya berupa penghargaaan ngajak makan keluar itu

adalah pola komunikasi yang efektif untuk meotivasi santri

untuk agar mengahafal Al-Qur’an ya itu memang inisiatif

pembinannya sih, kalau kita sih ngasih gambaran umunya

aja kalau ada santri kurang bermotivasi coba di gali lagi

motivasinya, tdan juga ada motivasinya ke santri misalkan

Page 193: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

kalau kamu bisa menghafal Al-Qur’an kamu bisa ikut

lomba”

Tanya:Komunikasi kelompok menggunakan metode seperti apa

yang diterapkan kepada santri dalam pembinaan

menghafal Al-Qur’an?

Jawab:“kalau disini ya secara perkumpulannya kita ada setiap

minggu ya ada kajiaan ya dari pimpinan dari kiyai pun

juga ada dan isi dari kajian itu untuk memotivasi santri

agar santri bisa menghafal Al-Qur’an”

Tanya:Bagaimana cara penerimaan untuk pembina Al-Qur’an

di DQ?

Jawab:”kalau calon gurunya itu mahasiswa sekaligus sekolah

disini itu lewat sekolah tingginya kalau secara normalnya

lewat HRD ya atau SDM untuk prosesnya itu bisa

mengajukan lanaran dulu setelah itu dibuat jadwalnya oleh

SDM seperti interview dan tes pos namanaya tes posisi

mengajarnya tapi yang selam ini diberlakukan itu kalau

untuk guru Al-Qur’an itu mayoritas itu dari jalur STIU ya

sekolah tinggi kalaupun ada lewat SDM pun mungkin dia

lamarannya itu belum syar’i ngajar mata pelajaran ulumur

syar’i apakah bahasa arab atau fiqih dan lain sebagainya”

Page 194: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pewawancara Narasumber

Firgi Sarmadan Rambe M.Pd.I

Page 195: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pedoman Wawancara

1. Sejak kapan ustad menjadi pembina Al-Qur’an di Yayasan

DQ?

2. Awal mula usatd ke DQ bagaimana ceritanya ustad?

3. Sudah berapa lama ustad menjadi pembina?

4. Ustad dari pesantren atau dari universitas?

5. Cara memotivasi santri apa yang diterapkan dalam

pembinaan Al-Qur’an di DQ?

6. Metode seperti apa yang ustad terapkan dalam pembinaan

menghafal Al-Qur’an di Yayasan DQ?

7. Metode seperti apa yang ustad terapkan dalam pembinaan

menghafal Al-Qur’an di Yayasan DQ?

8. Tujannya halaqah, tafsir,tahsin dan tahfidz di Yayasan

Darul Qur’an?

9. Kapan saja ustad berkomunikasi kepada santri?

10. Metode komunikasi intrapribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di Yayasan

DQ?

11. Kapan saja ustad berkomunikasi kepada santri?

12. Metode komunikasi antarpribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di Yayasan

DQ?

13. Metode komunikasi antarpribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di Yayasan

DQ?

14. Metode komunikasi kelompok seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di Yayasan

DQ?

15. Metode komunikasi kelompok seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di Yayasan

DQ?

16. Bentuk dan media komunikasi apa saja yang ustad gunakan

dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an?

17. Sarana dan prasana apa yang digunakan dalam proses

pembinaan Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Page 196: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

18. Menurut ustad pola komunikasi yang diterapkan dalam

pembinaan Al Qur’an di DQ?

19. Faktor penghambat apa saja yang ustad hadapi saat

berkomunikasi dengan para santri dalam pembinaan Al-

Qur’an?

20. Lalu apa yang ustad lakukan jika ada santri sudah mulai

bosan/jenuh ketika hafalan?

21. Zaman di era globalisasi sekarang ini sudah banyak orang

yang bekerja di bidang elektro lalu kenapa di pondok

pesantren ini yang diutamakan adalah penghafal Al-Qur’an

ada apa di balik cerita ini ustad?

Page 197: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2019

Tempat: Masjid Raudhatul Jannah Yayasan Darul

Qur’an Mulia Bogor

Responden : Ustad Abdurrahman Arrozy M.Ag

Jabatan :Pembina Al-Qur’an/ Wakil Mudir bidang

pengajaran Al-Qur’an Yayasan Pondok

Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor

Tanya:Sejak kapan ustad menjadi pembina Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab:“saya pertama kali masuk ke DQ tahun 2009 dan pada saat

itu saya di amanahkan untuk memegang menjadi halaqah

Al-Qur’an”

Tanya: Awal mula usatd ke DQ bagaimana ceritanya ustad?

Jawab:“pertama di saat masuk DQ itu santrinya jumlahnya sangat

sedikit dan saat itu memang pesantren DQ sangat

membutuhkan guru atau sangat membutuhkan musrif Al-

Qur’an dan saat itu saya dipanggil oleh salah satu pembina

disini dan kemudian didatangi ke Lombok kemudian

ditemani sampai saat itu saya kebingungan apakah

mungkin saya menjadi guru Al-Qur’an karena saat itu saya

masih muda akan tetapi setelah dipikir hari demi hari saya

tertarik karena melihat perjuangan orang yang ada di DQ

Page 198: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

sangat luar biasa sampai menjemput saya ke Lombok jadi

saya menerima tawaran tersebut menjadi guru Al-Qur’an”

Tanya: Sudah berapa lama ustad menjadi pembina?

Jawab:“sekarang saya usia di DQ itu sudah lebih 10 tahun dari

tahun 2009 sampai sekarang”

Tanya: Ustad dari pesantren atau dari universitas?

Jawab:“ saya dari pesantren , dari pesantren pertama dari SD

kemudian setelah itu lulus SD masuk ke Smp tapi smpnya

berbasis pesantren atau madrasah kalau sekarang disebut

dengan SMPIT lalu saya melanjutkan ke Aziziyah

kemudian saya menghafal disanadan Allhamdulillah saya

selesai di pesantren tersebut 6 tahun kemudian menghafal

Al-Qur’an juga sudah selesai disana kurang lebih 3 tahun

setengah untuk menghkahatamkan 30 juz kemudian saya itu

hijrah ke bogor ini ke pesantren darul qur’an mulia

mengajar setahun disini kemudin disuruh kulih oleh

kiyainya dan saat itu saya menempuh pendidikan di Jakarta

Selatan yang disebut dengan Ma’had An-Nuaimy pada saat

itu mencetak da’i nusantara dan pada saat itu saya

melanjutkan S2 nya di PTIQ Jakarta jurusan tafsir S1 nya

jurusan tarbiyah”

Page 199: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Cara memotivasi santri apa yang diterapkan dalam

pembinaan Al-Qur’an di DQ?

Jawab:“ kalau saya menerapkan bagaimana cara anak-anak itu

memiliki semangat dalam menghafal yang pertama adalah

disaat mereka dalam keadaan susah atau dalam keadaan

galau atau dalam keadaan bosan itu saya memanggil satu

persatu santri kemudian mengajak keluar, mengajak

makan-makan, mengajak sharing keluar, masalahnya

sehingga menjadi bosan kemudian jadi galau kemduian

tidak bisa menghafal Al-Qur’an dan lain sebagainya dan

allhamdulillah saya menerapkan ini sudah cukup lama

terutama disaat anak-anak memang sangat membutuhkan

motivasi jadi disaat kita sudah memanggil satu persatu

seolah-olah mereka sperti diperhatikan”

Tanya: Metode seperti apa yang ustad terapkan dalam

pembinaan menghafal Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Jawab: “metodenya anak-anak yang pertama kali anak-anak yang

ingin menghafal Al-Qur’an harus memiliki bacaan yang

bagus atau bisa dikatan dengan tahsin dan kalau anak yang

sudah memiliki tahsin yang bagus biasanya sangat mudah

atau sangat membantu mereka dalam menghafal Al-Qur’an

adapun santri yang belum bagus tahsin biasanya kami akan

Page 200: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

meberikan kesempatan untuk memperbaiki bacaanselama

10 pekan”

Tanya: Tujannya halaqah, tafsir,tahsin dan tahfidz di Yayasan

Darul Qur’an?

Jawab:”tujuan halaqah yang pertama adalah ingin mencetak para

Al-Qur’an yang memiliki kualitas yang unggul dan memiliki

bacaan yang benar dan juga memiliki akhlaq yang mulia

karena dengan halaqah iniliah nanti mereka akan terbiasa

untuk berkumpul dengan orang-orang yang baik dan saling

memotivasi dengan baik atau memberikan kekuatan satu

sama lain dengan halaqah ini juga itu akan mengetahui

bagaimana kebutuhan mereka terhadap lingkungan yang

meberika motivasi kepada hafalan dia kepada kesuksesan

dia untuk masa depannya tahsin tujuannya adalah supaya

mereka hafal Al-Qur’an itu tidak salah dan juga mereka

terhindar dari sesuatu yang sering terjadi kepada penghafal

Al-Qur’an biasanya kalau penghafal Al-Qur’an itu tidak

memiliki hafalan Al-Qur’an yang bagis biasanya mereka

tidak akan mempunyai hafalan Al-Qur’an yang bagus kalau

tahfidz tujuannya pertama ingin menjadikan Al-Qur’an ini

sumber risalah mereka atau sumber menjadikan langkah

awal mereka menuntut ilmu karena dengan Al-Qur’an ini

mereka akan mendapatkan kemudahan untuk menutut ilmu

Page 201: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

kedepannya dan kemudian supaya mereka memberikan

kebaikan kepada masyarakat umum”

Tanya: Kapan saja ustad berkomunikasi kepada santri?

Jawab:”yang pertama adalah komunikasi bagi saya itu sangat

penting tetapi yang pertama yang harus dilihat adalah

melihat kondisi anak tidak semua musrif atau guru harus

memiliki komunikasi yang harus dilakukan setiap waktu

tetapi dilihat kapan santri itu membutuhkan pencerahan

atau kalimat-kalimat atau taujih atau membutuhkan arahan

dari kita maka pada saat itulah saya datang kepada mereka

yang pertama disaat mereka sakit saya akan berusaha

hadir didepan mereka saat mereka galau atau bosan atau

disaat mereka membtuhkan motivasi karena santri

mempunyai karakter yang berbeda-beda ada kadang-

kadang santri yang membutuhkan kalimat atau taujih tetapi

mereka lewat saja maksudnya taujihnya itu kesannya tidak

berkesan bagi mereka kemudian ada pada saat itu santri

yang membutuhkan tapi ada disaat mereka dalam keadaan

galau kita harus datang disaat mreka mulai lemah, mulai

putus asa dan lain sebagainya”

Tanya: Metode komunikasi intrapribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Page 202: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Jawab:”pertama untuk menghafal Al-Qur’an ini harus ada

komunikasi yang baik dari gurunya bagaimana cara

membaca yang benar kehilmmudian guru harus mentalaqqi

terhadap apa yang akan dibaca oleh santri setelah dia

dibacakan oleh gurunya baru santri itu mengikuti setelah

dibacakan kemudian santri tersebut meninggalkan guru

tersebut untuk menghafalnya secara sendiri lalu apabila

ada kesalahan maka santri ini harus memperhatikan

dimana letak kesalahan yang dikasih tau oleh gurunya

kemduian harus memberi tanda atau memberikan lingkaran

kesalahan tersebut kemudin dia harus memeprbaiki secara

sendirinya”

Tanya: Metode komunikasi antarpribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab:”metodenya dengan waktu yang sudah disediakan yaitu

pada waktu halaqah ya dan untuk waktu pembinaan itu

mereka lebih luang dari semua program yang ada tim

pembinaan itu memiliki waktu yang cukup banyak terhadap

santri-santri dan biasanya komunikasi tersebut dilakukan

setelah halaqah seperti santri-santri itu akan mulai

bertanya seperti bagaimana halaqah supaya lebih baikdan

bagaimana hafalan bisa lancar dan alin sebagainya “

Page 203: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Metode komunikasi kelompok seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab: “ kita ada komunikasi secara keseluruhan untuk santri ya

itu itu perpekan, itu biasanya kita laksanakan pada setiap

sabtu malam ahad mereka itu berkomunikasi dengan

seluruh gurunya dan biasanya itu kita berbicara tentang

tafhim jadi guru itu berbicara kemudian santri-santri itu

bertanya kepada guru terhadap pelajaran yang terkait

dengan Al-Qur’an”

Tanya:Bentuk dan media komunikasi apa saja yang ustad

gunakan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an

Jawab:“ kalau disini kita ada menggunakan lab Al-Qur’an

kemudian secara individu kemudian baru secara halaqah

dan kalau lab tersebit juga khusus untuk santri-santri yang

baru yang memiliki bacaan yang masih lemah maka kita

akan menggunakan lab para syekh atau para qurra supaya

mereka bisa mendengarkan bacaan yang benar dalam

menerapkan hafalan yang benar”

Page 204: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Sarana dan prasana apa yang digunakan dalam proses

pembinaan Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Jawab:“dari sarana dan prasana cukup baik dan memadai untuk

membantu mereka menjadi orang-orang yang baik dan

tentu Allhamdulillah disini semua sarana sudah cukup

memadai lah ya pada kebutuhan di DQ ini

Tanya:Menurut ustad pola komunikasi yang diterapkan dalam

pembinaan Al Qur’an di DQ?

Jawab: “kalau pola komunikasinya itu biasanya kita lebih

menerapkan kepada pendidikan ya atau kepada tarbiyah

komunikasi kita sesuai dengan yang diajarkan Rasullah

pertama disampaikan oleh guru dan membuka pertanyaan

kepada santri-santri-santri kita”

Tanya: Faktor penghambat apa saja yang ustad hadapi saat

berkomunikasi dengan para santri dalam pembinaan

Al-Qur’an?

Jawab:“yang pertama adalah santri tidak serius untuk sekolah di

pesantren kendalanya adalah ketidak seriusan santri untuk

menghafal Al-Qur’an ini kendala yang paling berat ya

istilahnya dari perilakunya kemduian tidak ada dukungann

dari kedua orang tuanya biasanya ada santri itu tidak

serius tapi kadang-kadang santri tersebut didukung oleh

Page 205: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

orang tua padahal dia tidak mau ke pesantren lalu ada

santri yang ingin di pesantren tapi tidak didukung oleh

orang tua kemudian ada santri yang memiliki motivasi

untuk sekolah dan memiliki motivasi dari orang tua tetapi

kadang-kadang ada IQ mereka itu ada yang berbeda-beda

ada yang mempunyai IQ yang sangat rendah kadang ini

menjadi kendala kami untuk mengelola bagaimana

menjadikan halaqah yang baik dan memiliki kualitas yang

baik kepada anak-anak dan juga penghambat saya

berkomunikasi kepada santri ya kurangnya akhlaq dari

santri seperti susah diarahkan seperti mereka meremehkan

guru kadang mereka lebih membanggakan diri dari pada

gurunya”

Tanya:Lalu apa yang ustad lakukan jika ada santri sudah

mulai bosan/jenuh ketika hafalan?

Jawab: “ kalau jenuh ya biasanya saya tanyakan ya kenapa dia

bisa jenuh, ya tidak beda jauh dengan yang tadi ya

biasanya saya datangi santri yang sedang jenuh tersebu

lalu saya berikan santri tersebut arahan dan nasihat ketika

santri tersebut mulai bosan dan jenuh untuk menghafal Al-

Qur’an

Tanya:Zaman di era globalisasi sekarang ini sudah banyak

orang yang bekerja di bidang elektro lalu kenapa di

Page 206: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

pondok pesantren ini yang diutamakan adalah

penghafal Al-Qur’an ada apa di balik cerita ini ustad?

Jawab:“pertama walaupun ada keadaan perubahan zaman dan

kemudian kita lihat teknologi yang begitu canggih kenapa

kita memilih hafalannAl-Qur’an yang pertama karena

setelah mereka memiliki hafalan yang bagus kemudian

memahami Al-Qur’an biasanya mereka tetap terjaga disaat

mereka membuka internet seperti komunikasi-komunikasi

yang ada di facebook di youtube dan apa saja tentu mereka

akan menjaga-jaga dan berhati-hati mana yang akan

memberikan mereka manfaat dan mana yang akan

memberikan mereka mudhorat karena mereka sudah

mengetahui mana yang halal dan mana yang haram seperti

yang disyariatkan oleh islam”

Pewawancara Narasumber

Firgi Abdurrahman Arrozy M.Ag

Page 207: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Sabtu/19 Oktober 2019

Tempat: Masjid Raudhatul Jannah Yayasan Darul

Qur’an Mulia Bogor

Responden : Ustad Mustafa M.Pd

Jabatan :Pembina Al-Qur’an/ waka kedisiplinan

bidang pengajaran Al-Qur’an Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia Bogor

Tanya:Sejak kapan ustad menjadi pembina Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab:“ kalau saya masuk, masuk awal itu 2011 nah 2011 itu

termasuk musrif Al-Qur’an dan musrif asrama juga nah

kalau saya membina atau bagian berinteraski dengan santri

disini itu sudah 4 tahun yang lalu jadi tahun ke- 5 sekarang

dalam pembinaannya”

Tanya: Awal mula usatd ke DQ bagaimana ceritanya ustad?

Jawab“ sebenarnya kalau saya masuk ke DQ awalnya tidak ada

niat Cuma ketika itu kan saya lulus ni kebetulan saya punya

saudara disni dan saya berkunjung nah kebetulan disinipun

lagi membutuhkan musrif jadi dia butuh musrif dan tes pun

saya tidak ada persiapan langsung dipanggil oleh mudirnya

mudirnya dulu bernama abdul ghani dulunya ustad abdul

ghani saya dites selesai di tes itu saya kembali lagi ke

Page 208: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

pondok tempat saya semula seminggu setelah itu saya di

telepon untuk kembali kesini lagi itu asal muasalnya cuman

ketika saya lihat karena disini ada Al-Qur’annya dan

interaksi dengan adanya seminar Al-Qur’an yaudah

Bismillah dari itu saya 2011 udah masuk sini ya kalau

dihitung-hitung saya disini sudah 9 tahun”

Tanya: Sudah berapa lama ustad menjadi pembina?

Jawab:“ ya itu tadi saya disini lebih kurang sudah 9 tahun”

Tanya: Ustad dari pesantren atau dari universitas?

Jawab:“ saya dari pesantren, saya memang awalnya kuliah nih di

lombok di Kholid Bin Walid namanya itu di daerah lombok

sekolah disitu lalu pindah ke bogor namanya Islamic

Center Wadi Mubarrak nah sekarang saya kuliahnya di

PTIQ InsyAllah tahun ini wisuda”

Tanya: Cara memotivasi santri apa yang diterapkan dalam

pembinaan Al-Qur’an di DQ?

Jawab:“ ya kalau kita menerapkan Motivasi kepada santri itu

dengan disiplin diwaktu halaqah nah waktu halaqah ada

tiga waktu yaitu subuh, ashar maghrib nah kalau anak-

anak tidak disiplin seperti mereka tidur ketika selesai

halaqoh kan akan mnegurangi kedisiplinan mereka kan kita

waktu halaqah waktuny hanya 1 jam ya lalu ketiak anak-

anak setoran kalau dia tidur belum dapet 1 halamannya

Page 209: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

otomatis hafalan yang saat ini akan tertunda sorenya

kalaupun sorenya dia bisa gitu makannya yang pertama ini

kita tanamkan kepada anak-anak itu disiplin terus supaya

dia itu untuk membaca Al-Qur’an itu mandiri tidak hanya

ditegur oleh guru gitu disiplin dan mandiri lah karena

disiplin itu memang harus sekali ditanamkan kepada anak-

anak disini”

Tanya: Metode seperti apa yang ustad terapkan dalam

pembinaan menghafal Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Jawab: “ kalau kita disini ya kebanyakan metode talaqqi namanya

jadi anak-anak itu yang belum menghafal kita suruh baca

dulu ketika kita bacaan anak-anak nah kalau mereka

salah bacaannya kita benarkan nah sebelum anak-anak

itu menghafal kita talaqqi dulu supaya bacaan anak-anak

itu benar nah kadamg kita mengajarkan beginiloh cara

menghafal kita suruh anak-anak itu menghafal ayat per

ayat setelah mereka hafal ayat per ayat itu lalu sambung

ke ayat berikutnya nah dari ayat satu sampai dua

disambung lagi nah ayat ke tiga sendiri nah kalau sudah

hafal ayat tiga sambung dari ayat satu sampai tiga kita

menyarankan bisa diterapkan atau enggak jadi kan tetap

sebelum anak-anak menghafal itu kita talaqqi dulu agar

bacaannya benar dan intimya anak-anak itu sebenarnya

dalam metode menghafal secara umum itu mereka

Page 210: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

memilih sendiri kalau pembina/guru hanya menyarankan

saja kadangkan guru menerapkan si A metode tahfidz

atau gabungan nah ketika anak itu kita pilihkan terus dia

tidak mampu itu akan beban bagi dia makannya kita

mengasih pilihan saja kalau misalkan tadi metode tahfidz

ya seperti mendengar membaca tanpa melihat dan

sebagainya dan kalau kita melihat metode anak-anak

untuk menghafal itu ya fleksibel mereka lihat mau ikut

cara ustadnya terserah jika tidak mau tidak menjadi

masalah karena kita tidak mewajibkan gitu dengan

metode yang ditentukan ustad masing-masing gitu, cuman

kembali lagi tadi kita pilhkan anak-anak gimana baiknya

kan seperti tadi sa a sampaikan ada yang menghafal ayat

per ayat ada yang menghafal dari satu sampai kebawah

kan itu beda-beda ada yang membaca 20 kali baru dihafal

dan sebenarnya kita ada modul ya untuk persamaannya

cuman kita kembali lagi ke anak-anak intinya tergantung

anaknya dan tidak bisa kita paksakan jadi misalkan di

pesantren ini menetapkan dengan metode ini jadi anak itu

belum cocok dengan metode yang diterapkan dengan

pesantren ini makannya ada pilihan-pilihan metodenya

dan juga ada santri dengan menghafal Al-Qur’an dengan

metode Sima’an yah jadi di simak dulu oleh temannya

sebelum ayat itu di setorkan kepada ustadnya tanpa ada

Page 211: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

kesalahan bacaannya karean kalau misalkan santri salah

bacaannya makannya saya seuruh ulang lagi bacaannya

supaya hafalannya itu lengket kalau dia setor hafalannya

kacau bagaimana dia nanti muraja’ahnya kan kalau

misalkan anak-anak sudah selesai satu juz anak-anak itu

ada MKJ Muraj’ah terus seduah kenaikan juz lalu ada

UKJ nya ujian kenaikan juz”

Tanya:Tujannya halaqah, tafsir,tahsin dan tahfidz di Yayasan

Darul Qur’an?

Jawab:“kalau tujuan tahsin itu supaya bacaan mereka itu benar

sesuai dengan kaidah tajwid dan menyatukan, istilahnya

menyeimbangkan bacaan dari anak-anak itu walaupun

ada anak santri itu sudah punya hafalan kita tahsinkan

lagi yang kedua tahfidznya kenapa kita menyuruh dia

untuk menghafal karena kewajiban salah satu umat islam

yaitun menghafal Al-Qur’an, karena Al-Qur’an ini yang

akan menjadi teman kita memberikan kita syaf’at kepada

kita di yaumil kiyamah nanti itu salah satunya lalu tafsir

supaya kita memahami dari Al-Qur’an itu seperti ada

yang baca ayat tentang neraka tapi dia tidak sedih tentang

dari ayat tentang neraka nah jadi dari tafsir ini kita ingin

anak-anak itu paham dari apa yang dibaca dan di

hafalnya”

Page 212: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Kapan saja ustad berkomunikasi kepada santri?

Jawab:“kalau komunikasinya saya secara umum ya kepada semua

santri, kalau secara umum ya kita sepekan sekali, pada

kegiatan halaqah juga kita menannyakan hafalan kepada

santri, kita menannyakan fleksibel terkadang kita lihat dulu

nih suasana halaqahnya kadang kita duduk di situ kita

duduk komunikasi karena adanya yang sekian itu did dalam

suatu halaqah itu tidak semuaya sama ada yang dua ada

yang tiga ada yang lebih di dalam suatu halaqah jadi

fleksibel jadi kalau masalah hafalan kan kita kalau tau

hafalan anak-anak itu secara umum kita sebulan sekali itu

ada laporan namanya laporan bulanan nah disitu ada total

muraja’ah anak ada total hafalan anak total kehadiran

yang tiga tersebut ada di situ nah jadi kita sebulan sekali

itu ada laporan nah bahkan laporan bulanan tersebut kita

sudah sepakati semua musrif itu bisa ngeshare ke orang tua

jadi laporan ke orang tua itu ada laporan ke kita pun ada

jadi keseluruhan kit tau semua hafalannya sebulan sekali ya

kalau fleksibelnya kita cek duduk di halaqah kita keliling ya

kalau yang keliling biasanya bagian strukturalnya”

Page 213: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Metode komunikasi intrapribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab:“ ya itu istilahnya kalau saya secara komunikasi

intrapibadinya kepada santri yaitu penugasan ya seperti

atau tambahan istilahnya seperti pemberian metode, kan

metode itu sangat banyak kadang anak-anak itu kita kasih

metode lalu dia membaca Al-Qur’an dan menghafalnya

sendiri seperti metode tahfidz kadang saya bilang kamu

pakai metode tahfidz agar lancar dalam menghafal Al-

Qur’an dan ada juga ada anak-anak itu menghafal sendiri

dengan kenyamanan dia untuk menghafal dengan

sendirinya ya intinya persiapan mereka untuk muraja’ah,

mereka muraja’ah sendiri kan mereka harus ngejar target”

Tanya:Metode komunikasi antarpribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab :“kalau komunikasi secara intrpibadi kita tekan kan ya itu

diwaktu halaqah ataupun diluar jam halaqah kadang

kebanyakan bagi kita bersama misalkan si A jadi kamu

harus rajin lagi dalam membacanya karena dengan

membacanya mempermudah untuk membacanya misalkan

si B hurufnya yang kurang ni jadi ditekankan dalam huruf

Page 214: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

itu misalkan si C kamu ni sebelum menghafal di baca yang

benar dulu bacannya cuman ada nanti anak-anak

menghafal cuman nanti harakatnya yang salah karena dia

tidak memperhatikan bagaimana dia membacanya itu

kadang kalau dia sudah hafal masih ada saja yang salah

hurufnya makannya itu ketika setelah halaqah kita cek dulu

bacannya seperti apa kalau ada kekurangannya mereka

harus perbaiki”

Tanya: Metode komunikasi kelompok seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab:“sebenarnya secara umum tingkatkan bacannya ketika

halaqah karena diwaktu halaqah saya pribadi saya

mewajibkan tilawah 1 hari 1 juz karena apa, karena

kembali bahwa ketika anak-anak itu membacanya setiap

hari 1 juz sampai 30 juz nah nanti itu anak-anak akan

mengetahuinya oh bacannya begini dan dia akan

merasakan kenyamann ketika menghafal jadi mudah untuk

menghafalnya dan tadi kalau secara kelompoknya ya itu

tadi di halaqahnya ketika tidak ada yang setor kita panggil

kenapa tidak setoran apa alasannya, alasanya ngantuk ya

intinya saya tekankan di halqah itu muraja’ahnya di

tingkatkan lagi”

Page 215: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya:Bentuk dan media komunikasi apa saja yang ustad

gunakan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an

Jawab:“ ya paling di depan itu ya kita komunikasi kepada anak-

anak itu kita secara umum saja ketika ada anak bermasalah

kadang saya tidak ini terkadang dalam sepekan itu bisa dua

sampai tiga kali tergantung kondisi jadi kita sampaikan

secara umum kita sampaikan bahwa ada bermasalah

mungkin ini jangan ada yang mengikuti dan lain

sebagainya jadi pentingnya komunikasi itu memang harus

terus kalau pun saya tidak menyampaikan secara umum

saya sampaikan kepada musrifnya tolong tangani anak ini

secara khusus itu paling kita pakai komunikasi itu kepada

santri”

Tanya: Sarana dan prasana apa yang digunakan dalam proses

pembinaan Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Jawab:“ kita ada lab Al-Qur’an ketika anak-anak itu terutama

anak kelas tujuh ya kelas tujuh masih minim lah ya

bacaannya belum berpengalaman dalam artian jarang

mendengar jadi kita ada lab Al-Qur’an jadi adanya lab Al-

Qur’an agar anak-anak itu tau bacaan Al-Qur’an itu yang

bagus seperti apa cuman kita itu mengasih murattal untu

anak-anak itu di lab jadi di mendengarkan di lab itu

Page 216: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

memakai headseat nanti anak-anak untuk

mendengarkannya”

Tanya:Menurut ustad pola komunikasi yang diterapkan dalam

pembinaan Al Qur’an di DQ?

Jawab: “kalau saya menerapkan pola komunikasi kepada santri itu

kalau saya di waktu halaqah setiap hari atau setiap selesai

halaqah saya kasih motivasi ada yang kurang targetnya

harus tercapai, ketika ada temannya lebih hafalannya lebih

jauh coba tanyakan sama teman yang hafalannya sudah

jauh supaya hafalannnya itubertambah dan yang kurang

hafalannya itu kita kasih motivasi terus supaya tidak kalah

sama teman yang hafalannya sudah jauh hafalannya tapi

kalau saya secara umum itu biasanya saya ngomong

secara umum sepekan sekali saya ngomong itu di depan

tapi kalau setelah selesai halaqah ya masing-masing atau

bisa setiap hari dan ada juga

Tanya: Faktor penghambat apa saja yang ustad hadapi saat

berkomunikasi dengan para santri dalam pembinaan

Al-Qur’an?

Jawab:“ ya penghambat santri itu tidur itu bukan hanya subuh pun

tidur ashar pu masih ada yang tidur nah itu yang

menghambat makannya di awal itu saya tanamnkan

kepada santri itu intinya disiplin kedua malas bisa di lihat

Page 217: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

tadi santri-santri yang sering tidur itu orang yang inilah

bisa dikategorikan malas terkadang alasannya ke kamar

mandi itu lama sekali dan inilah alasannya dan Saat

kegiatan Al-Qur’an dia bermasalah dia jarang hadir dan

bahkan bukan hanya jarang hadir dia rajin cuman ditegur

oleh musrifnya tidak mau pokonya kalau ditegut tidak mau

setoran tidak mau ada kayak gitu pokonya istilahnya anak

itu tidak mau tau lah itu intinya semau-mau dia aja gitu

gak mau diatur”

Tanya:Lalu apa yang ustad lakukan jika ada santri sudah

mulai bosan/jenuh ketika hafalan?

Jawab:“ ya memang ada problem bosan itu pasti ada jadi emang

kepada anak-anak itu kita tanyakan yang pertama itu

bosannya dimana gitu terkadang anal-anak itu bosan

memang karena musrifnya itu yang bikin bosannya

terkadang kita heran juga kok bisa bosan dengan musrifnya

apalagi anak itu tidak pernah setor hafalan sering dihukum

itu tambah bosan kita ini cara kita menangani itu dengan

cara kita tanya dulu problem itu kenapa dia bosen itu

yang pertama kita tanyakan memang anak-anak itu bosan

karena musrif kadang anak itu berpendapat wah kadang

saya di anak tirikan istilahnya pilih kasihnya beda akhirnya

kayak yang sudah ada kita ada sp santri ketika ustadnya itu

nyuruh santrinya berdiri di tidak mau berdiri kalau pun dia

Page 218: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

berdiri di tidak mau dalam istilahnya dia tidak taat dengan

pembinannya lah akhirnya anak itu kita panggil

problemnya apa dia bosen dengan ustad itu ketika itu kita

pindahanaknya, ketika anak itu anak itu sudah pindah

dengan yang lain kita tanyakan kamu mau ustad ke siapa

misalkan ke ustad yang si A oke kita kasih dengan ustad

yang ke A ketika melanggar lagi kita tidak akan pindahkan

anak itu kalau pun dia bisenataupun tidak kita tidak akan

pindahkan anak ini ketika itu nah itu secara kita menangani

anak kalau misalkan dia bosen kadang kalau dia belum bisa

dengan itu ya kita ajak ngobrol setiap hari kita panggil ke

kantor secara khusus gitu kalau pun dia belum bisa

menerima ya kita biarkan dulu dia di kantor kalau udah

bosen mau pindah atau gimana kalau mau pindah ya itu

tadi pindah ke ustad siapa kadang anak-anak itu melihat

temannya di ustad si A dia akan kesana maksudnya temen

dekatnya gitu tapi kalau tidak ada temannya disitu kalau

pun dipindah tidak mau anak-anak itu karena apa nanti itu

yang pertama ada kesempatan dia ngobrol ya kedua ya

yang positifnya bisa saling muraj’ah kalau yang

negativenya dia terkadang suka ngobrol, kan disini ada

kelas tujuh dan kelas delapan kan kalaupun disini kalau

saya bisa ngatasi lah ya anak-anak itu kalau anak-anak

saya tuh terkadang suka takut sama saya, jadi kadang guty

Page 219: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

saya menerapkan ketika saya dalam keadaan tegas sayapun

tidak ada toleransi ya kalau di luar tugas saya panggil saya

ajak bercanda segala macam ya inilah komunikasi memang

sangat penting kadang hari ini saya hukum anaknya saya

pukul pakai sajadah lah ya karena dia tidur, dan sesudah

kegiatan talaqqi saya panggil yang anak tidur itu lalu saya

tanyakan kamu kenapa tidur dan disitu anak itu curhat anak

itu bilang dia tidak bisa tidur saya itu tidur jam sekian dan

juga ada yang bilang anak itu belajar nah justru ketika

saya menghukum anak itu justru yang lebih dekat dengan

saya karena itu tadi saya berkomunikasi dengan anak itu

ketika anak itu ada masalah dan juga ada orang tua itupun

dekat dengan saya orang tua santripun ada yang bertanya

seperti ini ustad bagaimana komunikasi ustad dengan anak

saya padahal saya bukan musrif kamarnya bukan usrif

halaqahnya tetapi kita panggil anak itu ada masalahnya

dan kita pun memberi tahu kepada orang tuanya kalau anak

ini ada masalah dan orangtuanya pun terus berkomunukasi

kepada kita tu gimana perkembangan anak-anak saya

ketika setelah dihukum dan saya pun menceritakan jadi ya

kalau anak-anaknya bermasalah langsung kita tangani

kalau berlarut larut itu susah nah saya pun menerapkan

disini ketika anak-anak itu tiga hari alfa itu saya panggil

supaya tidak larut lagi kenapa kok sepekan ini ada alfanya

Page 220: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

saya tanyakan setelah saya kasih tau anak itu pun

menjawab seperti ini saya malas masuk ustad karena

ustadnya tidak pernah menghiraukan dan ada pun

ustadnya anaknya setor tidak diharaukan bisa dikatakan

tidak ada respect jadi apakah ustadnya tidk mau dengan

anak tersebut atau gimana ya atau sudah dibikin aturan

dan juga kita sudah bilang kepada musrifnya di setiap

halaqah kita suruh bikin jadwal dari misalkan dari

absennya dari setoran dan absen murajaahnya kalau belum

setor waktu muroja’ah dia setor dhafalan baru jadi seperti

itu aturannya jadi kita terapkan kepada setiap pembinannya

ketika waktu halaqah kita ada acuannya juga jadi tertib

halaqahnya itu ada jadi tinggal pembinananya untuk

menerapkannya”

Tanya: Zaman di era globalisasi sekarang ini sudah banyak

orang yang bekerja di bidang elektro lalu kenapa di

pondok pesantren ini yang diutamakan adalah

penghafal Al-Qur’an ada apa di balik cerita ini ustad?

Jawab:“ya disinilah bedanya Darul Qur’an ya jadi darul Qur’an

ini memperpadukan Al-Qur’an dengan sendnya itu salah

satunya bahkan anak-anak itu ba’da zuhur itu biasanya

mereka ada jadwalnya ke lab komputer jadi dia silahkan

anak itu bagusnya di bidang apasilahkan digeluti bidang

tersebut tapi tidak meninggalkan Al-Qur’an jadi kenapa

Page 221: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

kita disini tu mengutamakan Al-Qur’an karena salah

satunya ya itu adalah pedoman hidup kita sebagaimana

muassofat kita disini tu ya cinta Al-Qur’an apapun

pekerjaan kita jangan sampaimkita meninggalkan Al-

Qur’an entah itu kita bekerjanya dibidang elektronik atau

dibengkel dan lain sebagainya tapi jangan kita tinggalkan

Al-Qur’an”

Pewawancara Narasumber

Firgi Mustafa M.Pd.

Page 222: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Senin/21 Oktober 2019

Tempat :Masjid Raudhatul Jannah Yayasan Darul

Qur’anMulia Bogor

Responden : Ustad Acep Ariyadi M.Ag

Jabatan :Pembina Al-Qur’an/waka tahsin dan

tahfidz Yayasan Pondok Pesantren Terpadu

Darul Qur’an Mulia Bogor

Tanya: Sejak kapan ustad menjadi pembina Al-Qur’an di

Yayasan DQ?

Jawab:“saya dari tahun 2012 menjadi pembina”

Tanya: Awal mula usatd ke DQ bagaimana ceritanya ustad?

Jawab :“ awalnya itu ajakan dari seorang teman dulu bareng

pesantren di depok yaitu baitul qur’an, saya dulu telah

selesai S1 di depok kemudian saya sempat pulang dulu

ngajar MI ya di bandung selama satu tahun kemudian

setelah itu saya diajakin teman ada peluang ngajar darul

qur’an ini kemudian saya ajukan lamaran dan

Allhamdulillah rejeki saya dan jodoh saya membina di

pesantren darul qur’an ini”

Page 223: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Sudah berapa lama ustad menjadi pembina?

Jawab:“ saya disini ya kurang lebih sudah 7 tahun disini dari

tahun 2012”

Tanya: Ustad dari pesantren atau dari universitas?

Jawab:“saya dari dua-duanya dari pesantren, say dari pesantren

dan institut bukan universitas istilahnya STAI”

Tanya:Cara memotivasi santri apa yang diterapkan dalam

pembinaan Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Jawab:“ kalau saya memotivasi santri dalam pembinaan Al-Qur’an

itu ada dua saya motivasi santri dari segi faktor zohir dan

bathin jadi kita bisa memotivasi santri menghidupkan

semangat santri itu memang kita harus sentuh itu tadi

secara zohir dan bathinnya kalau secara zohirnya

memotivasi santri dari segi apa ya dengan nasehat-nasehat

qur’aniyah berbentuk nasehat-nasehat qur’aniyah

kemudian kita kasih dia tugas-tugas, kasih untuk

mengekembangkan dia dengan lomba-lomba itu bagian

dari memotivasi santri supaya mereka memang termotivasi

untuk menghafalkan Al-Qur’an lagi terlebi dengan

program-program yang ada di darul qur’an mulia ini ya itu

sudah cukup bagus ya programnya ada MHQ ujian Al-

Qur’an ujian pekan muraja’ah dan lain sebagainya itu

Page 224: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

sudah cukup lumayan bagus ditambah tadi saya memotivasi

santri dengan zohirya supaya memang mereka termotivasi

untuk lebih rajin lagi untuk menghafal Al-Qur’an supaya

hafalan itu lancar lalu dari bathinnya say coba mungkin

dari pendekatan persuasif kepada mereka bagaimana

supaya mereka selain mereka mencintai Al-Qur’an

dibarengi dengan Amal soleh yang lain karena tidak mau

hubungan Al-Qur’an dengan amalan soleh itu tidak dapat

untuk dipishakan seorang penghafal Al-Qur’an mungkin

dia hafal Al-Qur’an sementara akhlaqnya tidak baik dan

tidak beramal soleh istilahnya ada eror ada sesuatu yang

tidak baik gitu jadi seorang penghafal Al-Qur’an tadi dia

bagus secara bacaan dia juga rajin sholat beramal soleh

gitu kemudian saya memberikan pesan persuasif kepada

mereka one bye one person by person kepada mereka baik

itu secara one bye one person by person secara berjama’ah

juga bagaiman tumbuh rasa cinta Al-Qur’an itu bukan hany

sekedar cinta di dunia saja mereka hafal di dunia di dalam

otak mereka lancar dites itu tapi tapi bagaiman mereka

mampu menghafal Al-Qur’an itu menjadikan Al-Qur’an itu

kunci sebagai keberkahan dirinya”

Page 225: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya:Metode seperti apa yang ustad terapkan dalam

pembinaan menghafal Al-Qur’an di Yayasan DQ?

Jawab:“metode saya sendiri saya mewajibkan kepada santri itu

setoran kepada saya satu hari satu halaman untuk

muraja’ahnya satu hari tiga halaman kalau mereka tidak

bisa mereka akan mendapatkan hukuman atau sanksi jadi

tergantung kalau dia tidak bisa nya kenapa ya ada sedikit

toleransi dan sebagainya tapi kalu tidak ada alasan mereka

akan mendapatkan sanksi dari saya”

Tanya: Tujannya halaqah, tafsir dan tahsin di Yayasan Darul

Qur’an?

Jawab:“ kalau tujuan halqah sudah jelas ya tujuannya untuk apa

namanya mencapai kurikulum dan visi misi pesantren

menjadikan anak-anak itu cinta Al-Qur’an, kalau tahsin itu

untuk memperbaiki bacaan lah ya jadi sebelum mereka

terjun ke kelas tahfidz kalau kelas tahsin ini hanya untuk

kelas tujuh dan sepuluh yang baru jadi yang dari luar

pesantren DQ ini ya mereka membawa latar belakang yang

berbeda backround yang berbeda ada yang dari SD MI

misalkan guru sebelumnya kayak gini gurunya jawa atau

segala macam lainnya itu kan berbeda, berbeda guru pasti

berbeda ajaran nah kita ingin ada menstandarkan dengan

tahsin DQ gitu jadi kita bina dulu biar bacaan santri di DQ

ini sama gitu, kalau tafsir tujuannya itu untuk membekali

Page 226: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

mereka itu dalam memahami ilmu-ilmu Al-Qur’an ketika

mereka sudah memahami ya berharap lah mereka mampu

untuk mengamalkan”

Tanya: Kapan saja ustad berkomunikasi kepada santri?

Jawab:“ ya ketika saya sebenarnya jadi bagaimana menumbuhkan

rasa memiliki atau rasa jiwa kita sebagai seorang musrif

kalau disini musrif ya istilahnya guru Al-Qur’an atau

ta’alimul qur’an istilahnya mereka bukan sekedar

mengugurkan kewajiban semata yang masuk halqah-halqah

Al-Qur’an kemudian duduk pergi begitu saja kalau hanya

seperti itu anak-anak itu susah menjadikan mereka untuk

menjadikan anak yang sukses jadi bagaimana

menunduhkan kepada musrif Al-Qur’an itu supaya mereka

layakany itu orang tua yang mencintai anak-anaknya ya

seperti itu, istilahnya saya berkomunikasi bukan hanya di

dalam halaqah saja ya tapi juga diluar kegiatan halaqah

saya juga berkomunikasi kepada santri kalau misalkan

santri ada apa-apa diajak ngobrol, diajak makan bareng

kalau saya mendapati anggota halqah saya sepertinya si

fulan kenapa hafalannya ini tidak berkembang mulai macet-

macet setiap setoran kemungkinan ada masalah tulalu saya

panggil kadang saya selesaikan di halaqah maupun diluar

misalkan di tempat makan istilahnya supaya dia terbuka

untuk menceritakan masalahnya, dengan saya mengajak

Page 227: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

santri untuk keluar seperti ngajak makan karena saya amati

dan rasakan metode seperti itu sangat efektif sekali karena

anak-anak itu akan mengeluarkan dan unek-uneknya gitu,

jadi tidak secara formal dipanggil kalau secara formal

istilahnya terlalu tegang bagi anak kadang juga santri itu

datang ingin curhat seperti kendala dalam hafalan”

Tanya:Metode komunikasi intrapribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an?

Jawab:“ kalau selain waktu subuh ashar dan maghrib itu inisiatif

mereka untuk membaca ya tapi kalau pas waktu yang tiga

tadi itu memang program kita, istilahnya membaca sendiri

dulu sebelum setoran hafalan ke saya kalau selain waktu

tiga tadi, itu bukan dari intruksi dari guru”

Tanya:Metode komunikasi antarpribadi seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an?

Jawab:“ kalau saya pribadi jika komunikasi secara langsung ke

santri jika saya mendaptkan santri kurangya motivasi

ataupun jarang setoran jadi timbul dulu masalah di

permukaan halaqah itu, istilahnya di halqah itu saya udah

mendeteksi gitu ya atau membaca anak ini udah jarang

setoran itu kan sudah timbul permasalahan dan mengetahui

santri yang ada bermasalah itu si A jarang maju atau b

jarang maju untuk setoran lalu saya panggil dan lalu saya

Page 228: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

gunakan pendekatan-pendekatan komunikasi seperti saya

tanyakan kamu kenapa seperti itu”

Tanya: Metode komunikasi kelompok seperti apa yang ustad

terapkan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an?

Jawab:“ya kalau kelompoknya ya tadi kalau setelah setoran atau

halaqah saya berikan motivasi kepada anggota halaqah

saya”

Tanya:Bentuk dan media komunikasi apa saja yang ustad

gunakan dalam pembinaan hafalan Al-Qur’an

Jawab:“ media yang saya gunakan ya itu tadi jalan-jalan seperti

bentuk komunikasi saya kepada santri ataupun terkadang

untuk datang kerumah saya seperti ngaji bareng-bareng

seperti tasyakuran gitu”

Tanya: Sarana dan prasana apa yang digunakan dalam proses

pembinaan?

Jawab:“ kalau saya pribadi dalam pembinaan tidak memakai

sarana dan prasarana, paling hanya menginstruksikan

kepada mereka nanti kalau liburan kan kalu disini tidak

boleh membawa hp seperti saya bilang ke santri untuk lebih

memperbanyak memperdengarkan muratal aja saya kasih

rekomendasi ya disini ada lab Al-Qur’an ya tapi hany

digunakan bagi kelas tujuh dan delapan saja kalau untuk

Page 229: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

jadwal lab Al-Qur’an untuk kelas delapan sampai dua belas

itu tidak ada jadwalnya “

Tanya: Menurut ustad pola komunikasi yang diterapkan dalam

pembinaan Al Qur’an di DQ?

Jawab:“kalau secara pola komunikasinya saya lebih yang ke

bareng-bareng kumpul-kumpul sama yang lain terutama

saya itu lebih sering untuk memberikan taujih ke Al-Qur’an

nan gitu ya setelah ba’da halqah itu ya meskipun durasinya

tidak begitu panjang ya istilahya kumpul dengan mereka

supaya iman mereka tersirami terus ya begitu juga kalau

menghafal kalau tidak disiram dengan motuvasi Al-

Qur’annya khawatir mereka akan layu gitu jadi saya

ngumpulin mereka itu kadang suka insentif gitu ya

seminggu berapa kali”

Tanya:Faktor penghambat apa saja yang ustad hadapi saat

berkomunikasi dengan para santri dalam pembinaan

Al-Qur’an?

Jawab“kalau prespektif saya pribadi yang pertama mungkin faktor

orang tua yang mana background orang tua sangat

mempengaruhi kita berkomunikasi dengan anak semakin

orang tua itu, profil orang tua itu misalkan high profil dari

segi ekonomi terutama dan posisi sosial gitu seperti dia

memiliki pangkat dan jabatan seperti jabatan anggota

Page 230: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

dewan itu setidaknya agak menghambat kepada kita agak

sedikit canggung lah bagaimana kita dalam berkomunikasi

dengan anak tersebut kemudian faktor lain adalah

psikologis anak yang mana anak pribadi jika sedang

kurang mood meskipun anak tersebut memiliki masalah

saya berusaha tidak memanggil dan menasehati anak

tersebut dalam keadaan tersebut tapi saya mencari diwaktu

lain mencari dimana anak tersebut sudah tidak memiliki

masalah atau psikologinya tidak terganggu sehingga saya

bisa menyampaikan nasehat dan sehingga saya bisa

menyampaikan nasehat dan wajengannya kepada anak

tersebut supaya memang masuk dan didengar oleh anak

tersebut kemudian faktor teman-teman juga ya jadi kita

menyampaikan komunikasi itu tidak sedang beramai-ramai

seperti itu ya baiknya sendiri saja gitu dipanggil secara

personal sehingga kita bisa menyampaikan pesannya

secara efektif kepada anak tersebut”

Tanya:Lalu apa yang ustad lakukan jika ada santri sudah

mulai bosan/jenuh ketika hafalan?

Jawab:“ ya kalau ada santri yang bosan lalu saya beri motivasi-

motivasi terus pasti bosan juga jadi kita harus bervariatif

lah seperti itu bervariatif dalam mendidik anak ini

istilahnya jangan monoton saja pengajarannya contohnya

seperti kalau saya suka mengajak mereka lomba keluar

Page 231: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

seperti lomba MTQ nah itu salah satu supaya mereka tidak

jenuh bukan berarti hanya motivasi saja tapi ada

aksioanlnya juga”

Tanya:Zaman di era globalisasi sekarang ini sudah banyak

orang yang bekerja di bidang elektro lalu kenapa di

pondok pesantren ini yang diutamakan adalah

penghafal Al-Qur’an ada apa di balik cerita ini ustad?

Jawab:“ sebenarnya ya pesantren ini tidak mengklaim ini

memfokuskan kepada Al-Qur’an makannya sebenanya

disini pesantren terpadu bukan mengistilahkan pesantren

Al-Qur’an ataupun ma’had Al-Qur’an karena harapan

dari pendiri pesantren disini tadi berharap santri

diharapkan selain mempunyai ilmu Al-Qur’an juga

memiliki skil-skil yang lain makannya di kita itu ada eskul

tekwondo karate dan lain sebagainya istilahnya ada

keseimbangan gitu ya antara ilmu di dunia dan akhirat

pesantren ini tidak mengklaimdirinya sendiri itu sebagai

pesantren qur’an cuman memang programnya lebih kesana

bobotnya tapi secara dalam programnya disini umum

general disini kita juga mempelajari ilmu yang tadi dan

kegiatan kamera dan lain sebagainya itu hari sabtu

istlahnya kalau hari sabtu sekolahnya hanya setengah hari

saja”

Page 232: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pewawancara Narasumber

Firgi Acep Ariyadri M.Ag

Page 233: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pedoman Wawancara

1. Nama adik siapa dan sudah berapa lama adik sekolah di

Yayasan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia?

2. Bagaimana menurut Adik tentang Yayasan Pondok

Pesantern Darul Qur’an Mulia?

3. Adik Masuk DQ Kemauan Sendiri apa kemauan orang tua?

Apa alasannya?

4. Di DQ ada program unggulan hafalan Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada waktu halaqah yaitu zuhur ashar dan

subuh apa kamu selalu mengikutinya? Bagaimana

tanggapanmu tentang porgram ini?

5. Apakah ada teguran jika adik tidak menyetorkan hafalan

Al-Qur’an di DQ?

6. Menurut adik menanggapi teguran tersebut bagaimana?

7. Sebelum masuk DQ adik sudah berapa hafal Al-Qur’an dan

setelah masuk DQ sudah berapa hafalan Al-Qur’an yang

adik hafal?

8. sulit tidak untuk menghafal Al-Qur’an? Apa saja suka duka adik

ketika menghafal Al-Qur’an?

9. Apa saja yang dilakukan pembina ketika adik jenuh disaat

sedang jenuh menghafal Al-Qur’an?

10. Bagaimana menurut adik tentang pembina Al-Qur’an

disini?

11. Biasanya, komunikasi yang seperti apa yang dilakukan

untuk program hafalan Al-Qur’an di DQ?

12. Kapan saja adik menghafal Al-Qur’an di waktu biasa dan

waktu khusus waktu khusus adik menghafal Al-Qur’an

kapan saja?

13. Kapan saja adik menyetorkan hafalannya ke pembina?

14. Apa motivasi adik ketika ingin menghafal Al-Qur’an?

15. Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Page 234: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Rabu/20 November 2019

Tempat : Asrama Putra

Responden : Davin

Jabatan : Santriwan Yayasan

Tanya: Nama adik siapa dan sudah berapa lama adik sekolah

di Yayasan Pondok Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “nama saya Davin”

Tanya: Bagaimana menurut Adik tentang Yayasan Pondok

Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ DQ itu seneng-seneng aja bisa bareng temen ya walapun

pertama kali ketemu sama orang baru itu sangat beda dan

suka nangis-nangis juga kak tapi ya ikutin alur aja seneng-

seneng sama temen dan bisa mandiri”

Tanya: Adik Masuk DQ Kemauan Sendiri apa kemauan orang

tua? Apa alasannya?

Jawab: “kemuan sendiri pertamanya sih coba-coba doang tapi pas

udah keterima seneng kayak oh ni ada DQ nih karena

bagus si bisa menghafal Al-Qur’an”

Page 235: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Di DQ ada program unggulan hafalan Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada waktu halaqah yaitu zuhur ashar

dan subuh apa kamu selalu mengikutinya? Bagaimana

tanggapanmu tentang porgram ini?

Jawab: “ selalu ngikutin program ini pendapatnya sih kalau buat

subuh lumayan bagus karena waktu subuh itu kan waktu

bangun otak kan masih fresh jadi bisa ngafalin kalau ashar

biasanya kita pakai waktu murajaah mengulang hafalan

biar gak lupa kalau maghrib biasanya persiapan untuk

subuhnya kita baca-baca nanti pasa waktu subuhnya biar

lancar jadi kalau program ini baik dan bagus”

Tanya: Apakah ada teguran jika adik tidak menyetorkan

hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “kadang-kadang ada kalau teguranya kayak di tagih gitu

hafalan Al-Qur’annya”

Tanya: Menurut adik menanggapi teguran tersebut

bagaimana?

Jawab: “ya terima-terima aja hafalan dari pembina”

Tanya: Sebelum masuk DQ adik sudah berapa hafal Al-Qur’an

dan setelah masuk DQ sudah berapa hafalan Al-Qur’an

yang adik hafal?

Jawab: “ 3 juz dari belakang kalau setelah masuk DQ sudah 1 Juz”

Page 236: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: sulit tidak untuk menghafal Al-Qur’an? Apa saja suka duka

adik ketika menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ kadang sulit kadang enggak kadang kalau sulitnya itu

suka pusing mikirin orang tua kayak mikirin Al-Qur’an tapi

blom bisa mikirin Al-Qur’an kalau sukanya seneng kalau

bacaannya bagus sama lancar bisa fresh bisa fresh

bacaan“

Tanya: Apa saja yang dilakukan pembina ketika adik jenuh

disaat sedang jenuh menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ kadang dibantuin kak seperti motivasi gitu”

Tanya: Bagaimana menurut adik tentang pembina Al-Qur’an

disini?

Jawab: “baik sih kak, karena pembina saya mencontohkan

mencontohkan jadi tauladan juga dan iniloh contohnya

bagian pembina kita bisa jadi hafidz Al-Qur’an saya juga

ingin menjadi hafidz Al-Qur’an dan juga mengmalkanya”

Tanya: Biasanya, komunikasi yang seperti apa yang dilakukan

pembina untuk program hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “ biasanya setelah halaqah pembina berkomunikasi setelah

halaqah kumpul dulu di jelasin satu-satunya apa nanti

dikasih tau itu secara keseluruhan atau perhalaqah

Page 237: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Kapan saja adik menghafal Al-Qur’an di waktu biasa

dan waktu khusus waktu khusus adik menghafal Al-

Qur’an kapan saja?

Jawab: “ kalau biasa waktu halaqah kak, kalau waktu khsusus bagi

saya ya waktu subuh kalau subuh masih fresh ya dan pas

istirahat sekolah sama sebelum zuhur kaayak buat nurajaah

aja”

Tanya: Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Jawab: “ketenangan hati aja sih kak”

Tanya: Kapan saja adik menyetorkan hafalannya ke pembina?

Jawab:“Allhamdulillah ya ketika ba’da shubuh ke pembina kak,

tapi sebelum saya menyetorkan ke pembina saya minta

tolong kepada teman saya untuk menyimak hafalan saya

ada yang salah atau ennggak kalauu misalkan tidak ada

yang salah saya baru menyetorkannya ke pembina Al-

Qur’an”

Tanya :Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Jawab:“ saya merasakan hidup saya makin tenang gitu adem dan

damai dan itu tidak bergantung sama barang elektronik

lagi kalau waktu kosong banyak bisa untuk menghafal Al-

Qur’an”

Page 238: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa motivasi adik ketika ingin menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ buat banggai orang tua si di surga karena itu kapan lagi

bisa banggain orang tua”

Pewawancara Narasumber

Firgi Davin

Page 239: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Rabu/20 November 2019

Tempat :Asrama Yayasan

Responden : Aqeel

Jabatan : Santriwan Yayasan

Tanya: Nama adik siapa dan sudah berapa lama adik sekolah

di Yayasan Pondok Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ nama saya Aqeel”

Tanya: Bagaimana menurut Adik tentang Yayasan Pondok

Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ Allhamdulillah nayaman bikin senang aja pokoknya “

Tanya: Adik Masuk DQ Kemauan Sendiri apa kemauan orang

tua? Apa alasannya?

Jawab: “sendiri karena alasannya kalau masuk smp diluar

pendidikan adabnya kurang”

Tanya: Di DQ ada program unggulan hafalan Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada waktu halaqah yaitu zuhur ashar

dan subuh apa kamu selalu mengikutinya? Bagaimana

tanggapanmu tentang porgram ini?

Page 240: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Jawab: “ iya selalu ngikutin, kalau program ini cukup berefek tapi

sayanya aja yang gampang ngantukan jadi sering

ketiduran”

Tanya: Apakah ada teguran jika adik tidak menyetorkan

hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “ ada kak”

Tanya: Menurut adik menanggapi teguran tersebut

bagaimana?

Jawab: “kalau ditegur merasa gak enak aja kalau ditegur”

Tanya: Sebelum masuk DQ adik sudah berapa hafal Al-Qur’an

dan setelah masuk DQ sudah berapa hafalan Al-Qur’an

yang adik hafal?

Jawab: “ sebelum masuk DQ 1 juz kalau sudah masuk DQ nambah

1 juz”

Tanya: sulit tidak untuk menghafal Al-Qur’an? Apa saja suka duka

adik ketika menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “sulit kadang suka gak fokus kalaun sukanya pas

menghafal ayat yang gampang kalau dukanya kalau

memang lagi bener-bener males jdi susah buat ngafal”

Tanya: Apa saja yang dilakukan pembina ketika adik jenuh

disaat sedang jenuh menghafal Al-Qur’an?

Page 241: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Jawab: “biasanya sih ada kak diajak sama pembina untuk curhat

aja kayak kamu gimana hafalannya atau kendala dalam

menghafal Al-Qur’an gitu kak”

Tanya: Bagaimana menurut adik tentang pembina Al-Qur’an

disini?

Jawab: “ pembinanya baik dan ramah Allhamdulillah”

Tanya: Biasanya, komunikasi yang seperti apa yang dilakukan

pembina untuk program hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “biasanya sih kalau gak konsen ditegur tapi kalau udah

tiga kali ditegur bisa di hukum juga”

Tanya: Kapan saja adik menghafal Al-Qur’an di waktu biasa

dan waktu khusus waktu khusus adik menghafal Al-

Qur’an kapan saja?

Jawab: “waktu biasa ya aktu halaqqah kak itu kak kalau waktu

khusus bagi saya yaitu biasanya ba’da zuhur kak habis

makan atau gak sebelum makan, atau gak sebelum tidur kak

tapi tergantung kitanya aja kak mau menghafal di waktu

khusus kapan”

Tanya: Kapan saja adik menyetorkan hafalannya ke pembina?

Jawab:“biasanya sore kalau gak pagi, kalau pagi ba’da subuh kak,

kalau sore ya ba’da ashar kak pas halaqah”

Page 242: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa motivasi adik ketika ingin menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “buat banggain orang tua intinya buat membanggakan

keluarga

Tanya :Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Jawab: “ lebih mudah memahami pelajaran kak, terus manfaatnya

jika sudah membaca Al-Qur’an tenang hati gitu kak”

Pewawancara Narasumber

Firgi Aqeel

Page 243: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Rabu/20 November 2019

Tempat : Asrama Yayasan

Responden : Hilmy

Jabatan : Santriwan Yayasan

Tanya: Nama adik siapa dan sudah berapa lama adik sekolah

di Yayasan Pondok Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ nama saya Hilmy”

Tanya: Bagaimana menurut Adik tentang Yayasan Pondok

Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ bagus, disini juga temannya baik-baik disini kak”

Tanya: Adik Masuk DQ Kemauan Sendiri apa kemauan orang

tua? Apa alasannya?

Jawab: ““sebenanya kemauan diri sendiri, alasannya karena mau

menghafal Al-Qur’an sama mau menimba ilmu agama

dengan umum kak”

Tanya: Di DQ ada program unggulan hafalan Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada waktu halaqah yaitu zuhur ashar

dan subuh apa kamu selalu mengikutinya? Bagaimana

tanggapanmu tentang porgram ini?

Jawab “ya kak selalu mengikuti, programnya bagus si kak”

Page 244: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apakah ada teguran jika adik tidak menyetorkan

hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “ ada kak”

Tanya: Menurut adik menanggapi teguran tersebut

bagaimana?

Jawab: “ menanggapinya langsung cepet-cepet ngafalin”

Tanya: Sebelum masuk DQ adik sudah berapa hafal Al-Qur’an

dan setelah masuk DQ sudah berapa hafalan Al-Qur’an

yang adik hafal?

Jawab: “ sebelum masuk ke DQ baru juz ke 30 dan setengah dari

29 setelah masuk ke DQ juz satu surat Al-Baqarah”

Tanya: sulit tidak untuk menghafal Al-Qur’an? Apa saja suka duka

adik ketika menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “nggak kak, nggak sulit karena Allah menurunkan Al-

Qur’an ini untuk menghafal dan sudah di permudahkan

oleh Allah kalau ada orang yang bilang susah mungkin

dirinya sendiri yang sudah menghafal Al-Qur’an kak, kalau

sukanya menambah wawasan mengetahui tentang hukum-

hukum gitu kak soalnya mengahafal gitu kan enaknya baca

artinya juga lalu kita ngerti, kalau dukanya pas lagi susah

menghafal gitu kak dan ujian mungkin gara-gara banyak

maksiat jadi susah buat menghafal ka”

Page 245: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa saja yang dilakukan pembina ketika adik jenuh

disaat sedang jenuh menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “pembina sih sedikit ngasih motivasi doang kak dan saya

juga kalau lagi jenuh saya pernah berkomunikasi juga ke

pembina kak untuk meminta solusi”

Tanya: Bagaimana menurut adik tentang pembina Al-Qur’an

disini?

Jawab: “pembina Al-Qur’annya sih bagus dia tegas dari mulai

merhatiin hafalan kita terus menjaga kita sampai halaqah

bagus sih kak kalau menurut aku”

Tanya: Biasanya, komunikasi yang seperti apa yang dilakukan

untuk program hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “ biasanya kalau tidur ditegur kalau becanda ditegur juga

kadang-kadang dilempar pulpen gitu kak”

Tanya: Kapan saja adik menghafal Al-Qur’an di waktu biasa

dan waktu khusus waktu khusus adik menghafal Al-

Qur’an kapan saja?

Jawab: ““ya waktu biasa waktu Halaqah kak yaitu 3 waktu kak,

kalau waktu khusus bagi saya tu biasanya habis zuhur kak

dari jam setengah satu dan sampai jam 2 terus kalau

sempat malam sekalian belajar juga itu mah kalau malam

tergantung aja sih kak sampai ngantuk aja”

Page 246: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Kapan saja adik menyetorkan hafalannya ke pembina?

Jawab:“ setoran hafalan ba’da subuh kak itu kalau gak sempet

ba’da subuh bisa ba’da ashar kak”

Tanya: Apa motivasi adik ketika ingin menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ biar bisa orang tua bangga orang tua masuk surga kak”

Tanya: Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Jawab:“ jadi kita tu tau cerita orang-orang terdahulu kita bisa

mengambil Ibrahnya kayak pelajaran nabi Musa dan Nabi

Ibrahim dan hukum-hukum kak, dan kalau kita pualng

kerumah nih jadi bisa berbagi ilmu juga sama orang tua

kak”

Pewawancara Narasumber

Firgi Hilmy

Page 247: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Rabu/21 November 2019

Tempat : Asrama Yayasan

Responden : Hafiz

Jabatan : Santriwan Yayasan

Tanya: Nama adik siapa dan sudah berapa lama adik sekolah

di Yayasan Pondok Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ nama saya hafiz”

Tanya: Bagaimana menurut Adik tentang Yayasan Pondok

Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ bagus fasilitasnya terjangkaun terus ustad-ustadnya

mendampingi dengan baik sekolahnya juga gak kalah lain

sama smp lain”

Tanya: Adik Masuk DQ Kemauan Sendiri apa kemauan orang

tua? Apa alasannya?

Jawab: “kemauan sendiri kak alasannya pengen menghafal Al-

Qur’an kak ya sama memperbanyak ilmu kak”

Tanya: Di DQ ada program unggulan hafalan Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada waktu halaqah yaitu zuhur ashar

Page 248: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

dan subuh apa kamu selalu mengikutinya? Bagaimana

tanggapanmu tentang porgram ini?

Jawab: “ iya kak sering mengikutinya, ya programnya bagus dan

menjamin untuk menghafal Al-Qur’an kak”

Tanya: Apakah ada teguran jika adik tidak menyetorkan

hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “ ada kak menanggapinya bagus kak karena teguran

tersebut juga baik buat kita”

Tanya: Menurut adik menanggapi teguran tersebut

bagaimana?

Jawab: “menanggapinya bagus kak karena teguran tersebut juga

baik buat kita”

Tanya: Sebelum masuk DQ adik sudah berapa hafal Al-Qur’an

dan setelah masuk DQ sudah berapa hafalan Al-Qur’an

yang adik hafal?

Jawab: “ juz ke 30 kalau setelah masuk DQ sudah 2 juz”

Tanya: sulit tidak untuk menghafal Al-Qur’an? Apa saja suka duka

adik ketika menghafal Al-Qur’an?

Jawab: ““ya sulit kak, kalau sukanya makan nambah dan dukanya

gak nambah sehari aja rugi gitu kak sama ketinggalan

sama temen juga hafalannya terus kalau misalkan salah nih

ayatnya pas nyetor halaman ya diualang lagi kak dari

awal”

Page 249: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa saja yang dilakukan pembina ketika adik jenuh

disaat sedang jenuh menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “biasanya sih ngasih motivasi gitu kak kayak kamu tu

serius kalau ngafal qur’an kalau misalkan bosen yang

dipaksain aja ngafalnya”

Tanya: Bagaimana menurut adik tentang pembina Al-Qur’an

disini?

Jawab: “Ace

Tanya: Biasanya, komunikasi yang seperti apa yang dilakukan

untuk program hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “biasanya setelah halaqah ada ngasih nasihat dan motivasi

gitu kak”

Tanya: Kapan saja adik menghafal Al-Qur’an di waktu biasa

dan waktu khusus waktu khusus adik menghafal Al-

Qur’an kapan saja?

Jawab: “ biasanya sih habis subuh kak, kalau asharnya muraja’ah

Al-Qur’an di ulang di ulang lagi hafalannya”

Tanya: Kapan saja adik menyetorkan hafalannya ke pembina?

Jawab: “ biasanya sih habis subuh kak, kalau asharnya muraja’ah

Al-Qur’an di ulang di ulang lagi hafalannya”

Page 250: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa motivasi adik ketika ingin menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “biar terus menghafal jangan bosan dan bisa banggain

orang tua”

Jawab: Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Jawab: “ biar tentang agama baik, dan bisa mengetahui ilmu juga

kak itu yang saya rasakan ketika menghafal Al-Qur’an”

Pewawancara Narasumber

Firgi Hafiz

Page 251: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal :Rabu/ 20 November 2019

Tempat : Asrama Putra Yayasan

Responden : Zayyan

Jabatan : Santriwan Yayasan

Tanya: Nama adik siapa dan sudah berapa lama adik sekolah

di Yayasan Pondok Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ nama saya Zayyan”

Tanya: Bagaimana menurut Adik tentang Yayasan Pondok

Pesantern Darul Qur’an Mulia?

Jawab: “ ya bagsu, ya membimbing gitu agar lebih mandiri dan

disiplin

Tanya: Adik Masuk DQ Kemauan Sendiri apa kemauan orang

tua? Apa alasannya?

Jawab: “kemauan sendiri kak, alasannya ingin menghafal Al-

Qur’an dan disini ada multitalenta juga ya kak tapi disini

bukan hanya Al-Qur’an juga tapi akademik juga ada dan

pengen memperbagus bahasa juga”

Page 252: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Di DQ ada program unggulan hafalan Al-Qur’an yang

dilaksanakan pada waktu halaqah yaitu zuhur ashar

dan subuh apa kamu selalu mengikutinya? Bagaimana

tanggapanmu tentang porgram ini?

Jawab: “ya kak selalu mengikutinya Allhamdulillah program ini

sangat membantu saya dalam menghafal Al-Qur’an”

Tanya: Apakah ada teguran jika adik tidak menyetorkan

hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “ ada kak kalau gak setoran disuruh berdiri setiap pagi”

Tanya: Menurut adik menanggapi teguran tersebut

bagaimana?

Jawab: “ ya memang itu kan rasa kasing sayang dari ustad”

Tanya: Sebelum masuk DQ adik sudah berapa hafal Al-Qur’an

dan setelah masuk DQ sudah berapa hafalan Al-Qur’an

yang adik hafal?

Jawab: “ 1 juz 3 surat setelah masuk DQ Allhamdulillah sudah

memasuki 3”

Tanya: sulit tidak untuk menghafal Al-Qur’an? Apa saja suka duka

adik ketika menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ya sulit gak juga kak selagi kita mau berusaha kak, kalau

sukanya ketika menghafal Al-Qur’an hati jadi adem gitu

kak, kalau dukanya kalau ngafal tu kadang ayatnta suka

ada yang kelewat aja”

Page 253: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa saja yang dilakukan pembina ketika adik jenuh

disaat sedang jenuh menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ya pernah kak cuman nannya aja berapa hafalannya gitu

kak”

Tanya: Bagaimana menurut adik tentang pembina Al-Qur’an

disini?

Jawab: “baik aja pokoknya dan setelah halaqah ngasih motivasi

gitu”

Tanya: Biasanya, komunikasi yang seperti apa yang dilakukan

untuk program hafalan Al-Qur’an di DQ?

Jawab: “biasanya nasehatin dikasih motivasi setelah halaqah”

Tanya: Kapan saja adik menghafal Al-Qur’an di waktu biasa

dan waktu khusus waktu khusus adik menghafal Al-

Qur’an kapan saja?

Jawab: “kalau waktu biasanya sih kak ya waktu halaqah aja kak,

kalau waktu khusus bagi saya setelah sholat zuhur dan

habis makan kak, dan juga di ushaian juga harus bisa

menghafal kak kalau malamnya itu mentok jam 10 kak”

Tanya: Kapan saja adik menyetorkan hafalannya ke pembina?

Jawab:“ kalau saya biasanya kan nyetor sehari itu 2 atau 3

halaman pada pagi hari”

Page 254: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Apa motivasi adik ketika ingin menghafal Al-Qur’an?

Jawab: “ agar bisa buktiin sama orang tua dan banggain juga”

Tanya: Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-

Qur’an?

Jawab: “ketenangan hati aja sih kak”

Pewawancara Narasumber

Firgi Zayyan

Page 255: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana pandangan umum Bapak tentang pesantren

masa kini?

2. Bagaimana Tanggapan Bapak tentang keadan pesantren

yang berada di Kabupaten Bogor

3. Idealnya pendidikan di pesantren seperti apa?

4. Pandangan bapak tentang Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia secara internal dan ekstrenalnya? dan yang bapak

ketahui tentang kurikulum di Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia?

5. Bagaimana pola komunikasi kiyai di pesantren secara

tupdwon dan button up?

Page 256: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Hari/Tanggal : Rabu / 27 November 2019

Tempat : Ruangan Kepala Seksi Pondok Pesantren

dan Diniyah Kabupaten Bogor

Responden : Drs H.A.Sihabuddin. MH.

Jabatan :Kepala Seksi Pondok Pesantren dan

Diniyah Kabupaten Bogor

Tanya:Bagaimana pandangan umum Bapak tentang pesantren

masa kini?

Jawab: “ ya pesantren itu bagian dari penyelenggara pendidikan

pendidikan pesantren ada yang formal dan ada yang non

formal tergantung dari pondok pesantrennya salah satu

pesantren yang menerapkan pendidikan yang formal berarti

termasuk pesantren khalafi tapi yang tradisonal yang salaf

itu adalah kebanyakan non formal untuk kondisi sekarang

pondok pesantren sama membutuhkan sistem menerapkan

pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat

sehingga outputnya bisa dimanfaatkan oleh bangsa dan

negara termasuk oleh masyarakat sekarang pesantren

menjadi harapan masyarakat dalam rangka membentuk

karakterdan berhasil pesantren itu pemebntukan karakter

penyumbangan kepada masyarakat dimana pondok

pesantren sekarang sudah menjadi tumpuhan masyarakat

kepada pondok pesantren jadi tetap masyarakat masa kini

dibutuhkan situasi dan kondisi sesuai dengan aturan yang

ada dan sekarang ada aturan yang baru UU nomor

18tahun 2019 tentang UU pondok pesantren tinggal

menunggu PP tinggal menuju ke MA dan tinggal juknisnya

sebab tanpa PP tanpa ke MA dan tanpa MA tidak akan bisa

mendorong bagaimana pondok pesantren yang diharapkan

sebab itu nanti akan masuk politikal anggaran”

Page 257: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya: Bagaimana Tanggapan Bapak tentang keaadan

pesantren yang berada di Kabupaten Bogor?

Jawab: “pesantren di kabupaten bogor ya, pada prinsipnya sama

saja dengan kabupten-kabupaten yang lain ya ada

khalafinya ada salafnya dari data yang awal itu kurang

lebih dari 1338 mungkin bertambah setiap hari itu kan di

posisi data bogor itu Allhamdulillah pesantren yang

mungkin pada umunya masyarakat yang belum kenal

secara khusus pesantren muadalah kabupaten bogor itu ada

8 pondok pesantren 5 pesantren yang sudah mendapatkan

izin itu pondok pesantren muadalah padahal pondok

pesantren muadalah hanya 11 di jawa barat jadi yang

banyak ya di kabupaten bogor di kabupaten bogor di jawa

barat termasuk kabupaten bogor banyak pondok pesantren

tapi santrinya berbeda dengan yang di jawa, kalau dijawa

tidak terlalu banyak pesantren tetapi santrinya ribuan di

kabupaten bogor hanya pondok pesantren nurul iman yang

paling banyak santrinya sekitar 12.000 santri dan

pembelajarannya ya khalafi kali memudahkan pelajar

memanfaatkan pendidikann formal masuk kalau salaf

berarti berpacu kepada turos seperti memperlajari kitab-

kitab kuning ini dikabupaten bogor yang ada termasuk

sekarang ini lagi booming pondok pesantren tahfidz ini

yang ada dikabupaten bogor saya pikir ini positif ya untuk

membantu karakter masyarakat sehingga sudah ada hasil

penelitian bahwa jebolan yang tamat pesantren ini siap

dimanfaatkan oleh masyarakat termasuk kepada program-

program pemerintah dan agar menjadi penyumbng karakter

yang baik untuk hal-hal yang menyangkut tentang harapan

masyarakat seperti itu keadaan pondok pesantren yang ada

dikabupaten bogor”

Page 258: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Tanya:Idealnya pendidikan di pesantren seperti apa dan

kurikulumnya?

Jawab: “ idelanya menurut saya sesuai dengan aturan yang ada

mungkin nanti akan dipatahkan oleh UU sehingga nanti

pondok pesantren itu disatukan oleh pejuan kemerdekaan

twntu wajar pondok pesantren punya hak mereka punya

harapan barangkali karena hanya pondok pesantren lah

untuk memperdalam melahitrkan kader-kader ulama,

kader-kader kiyai oleh karena itu harapan ideal jebolah

pesantren harus menghasilkan kiyai harus menghasilkan

ulama jadi kalau tidak menghasilkan kiyai dan ulama berati

pondok pesantren gagal itu idelanya bahkan kitab kuning

kitab turos termasuk barangkali pesantren juga mampu

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepada

dunia digital dunia IT supaya tidak ketinggalan dan kitab

kuningnya juga tidak ditinggalkan sehingga hal

menyamgkut tentang ciri khas pesantren tetap ada tapi

dunia harus diimbangi tentang itu kalau kurikulumnya tadi

ada salaf ada khalaf ada muadalah kalau khalaf berpacu

kepada pendidian formal yang digabungkan dengan

pesantren tapi kalau salafnya adalah kitab kunignya

turosnya sehingga dipacu dengan Itnya kemudian

pesantren yang muadalah adalah turosnya harus tetap

jalan tapi disi;plin bahasanya juga masuk kemudian

disiplin dan ada keterampilan yang menyangkut tentang

Page 259: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

tero-teori pramuka dan teori-teori yang berkenaan dengan

masyarakatakan pesantrenn yang ideal itu punya ciri khas

masing-masing di pondok pesantren ini”

Tanya: Pandangan bapak tentang Pesantren Terpadu Darul

Qur’an Mulia secara internal dan ekstrenalnya

Jawab: “ kalau dilihat penyelenggaraaan pondok pesantren saya

pikir cukup bagus karean ada pondok pesantren yang ada

di kabupaten bogor yang menyelenggarakan tentang

kegiatan pondok pesantren seperti turosnya dan juga

tahfidznya termasuk pendidikan formalnya malah pondok

pesantren itu juga untuk mengakomodir kebutuhan santri

seperti ada kolam renangnya karena orang tuanya ya

dikarenakan santru tidak bisa kemana-mana dan dari sisi

SDM cukup bagus menurut saya saya pernah berkunjung

dan mengadakan breafing dengan guru-guru dan ustad dan

uztadzahnya tapi banyak yang jebolan dari luar juga dan

menjadi harapan masyarakat dari mesir dari PTIQ

kemduian dari luar juga banyak itu menurut saya bagus

darul quran itu dan inshAllah barangkali ada lulusan dari

darul quran mulia untuk mengembangkan pondok

pesantren karena di tahfidznya ya kalau secara ekternalnya

ya saya juga kurang tau ya, dikarenakan pantauan saya

terbatas ya tapi yang saya tahu sepeerti kegiatan-kegiatan

yang ekstrakulikulernya banyak yang mendukung terhadp

Page 260: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

pengembangan santri saya pernah berbicara dengan

pimpinannya jadi itu bagus barangkali sehingga harapan

masyarakat bisa masuk kepada kondisi jebolan pesantren

minimal muncul sebagai ustad atau kiyai termasuk

harapan-harapan yang lain”

Tanya: Bagaimana pola komunikasi kiyai di pesantren secara

tupdwon dan button up?

Jawab: “ ya kalau secara tupdwon dan button up biasanya

dipondok pesantren kan doktinya tinggi tapi sekarang

sudah mulai sistem yang dibangun kalau doktiinnya

kemudian buttonupnya tinggin nanti kadang-kadang

regenerasi ya terbatas sudah tidak ada kiyainya siapa

yang meelanjutkan tapi kalau sistem yang dibangun mau

anaknya mau siapapun pesantren modern umumny seperti

itu dan sehingga harapan-harapan yang menyangkut

tentang situasi dan kondisi bisa menimbangi kondisi-

kondisi kalau sistem yang dibangun tapi kalau itu juga

barangkali tetap button up dan tupdwon juga berjalan tapi

persentasinya terbatas banget ya pesantren-pesantren

modern umunya sistemnya seperti pesantren tradisional

umunya button up ya karena figur kiyai tetap ya dan masih

dibutuhkan kaya dijawa-jawa itukan nah kanbuapten bogor

barangkali yang menyangkut masalah hal seperti itu masih

ada tapi dengan dipatahkan dengan sistem inshallah

Page 261: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

barangkali sebab kedua itu penting tupdwon dan buttonup

karena ada juga saya lihat pondok pesantren tradisonal itu

semua ngajar harus kiyai padahal terbatas jadi kiyainya

tidak bisa keluar karena penuh dengan mengajar sehingga

kondisi dengan hubungan dengan masyarakat terbatas

padahal kiyai adalah milik masyarakat milik santri milik

lingkungan tapi ketika sistem yang dibangun

Allhamdulillah itu ringan jadinya tapi ketika sistem itu

tidak dibangun kiyainya pastinya lelah ya intinya

regrenerasinya harus jalan”

Pewawancara Narasumber

Firgi Drs H.A.Sihabuddin. MH.

Page 262: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 263: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Lampiran. 3

SURAT

Page 264: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 265: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 266: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 267: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 268: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL
Page 269: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Lampiran. 4

DOKUMENTASI

Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia

Bogor

Page 270: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Pembina Bidang Pengajaran Al-Qur’an disaat memberikan

Motivasi membaca Al-Qur’an kepada santriwan setelah usai

shalat Isya

Pembina Al-Qur’an memberikan Pemahaman Al-

Qur’an kepada santriwan setelah usai shalat Maghrib

Page 271: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Kegiatan santriwan kelas 7 sedang Menghafal Al-

Qur’an

Kegiatan Santriwan disaat menyetorkan hafalan kepada

pembina Al-Qur’an.

Page 272: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Kegiatan santriwan disaat pembina Al-Qur’an memberikan

arahan serta motivasi setelah kegiatan halaqah

Page 273: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Peneliti Foto Bersama Dengan KH. Hasib Hasan Sebagai

Pendiri Yayasan Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an

Mulia Bogor

Page 274: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Peneliti foto bersama ustad Sarmadan Rambe M.Pd.I sebagai

Mudir (Pimpinan) bidang pengajaran Al-Qur’an Yayasan

Darul Qur’an Mulia

Peneliti Foto Bersama dengan ustad Abdurrahman Arrozy

M.Ag pembina Al-Qur’an/Wakil Mudir bidang pengajaran Al-

Qur’an Yayasan Darul Qur’an Mulia

Page 275: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Peneliti foto bersama ustad Mustafa Mp.d

sebagai pembina Al-Qur’an/Waka kedisiplinan bidang

pengajaran Al-Qur’an Yayasan Darul Qur’an Mulia

Peneliti foto bersama ustad Acep Ariyadri M.Ag sebagai

pembina Al-Qur’an/Waka tahsin dan tahfidz bidang

pengajaran Al-Qur’an Yayasan Darul Qur’an Mulia

Page 276: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Peneliti foto bersama dengan santriwan kelas 7 Yayasan

Pondok Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor

Page 277: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL

Peneliti Foto Bersama dengan Drs. H.A. Sihabudin M.H.

Sebagai Kepala Seksi Pendidikan Dinyah dan Pondok

Pesantren Kabupaten Bogor

Page 278: POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50559/1/FIRGI... · POLA KOMUNIKASI ANTARA PEMBINA DAN SANTRI DALAM PROGRAM MENGHAFAL