pola asuh orang tua tunggal dalam membentuk...

142
POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: Dewi Hartika NIM. 11160110000009 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MEMBENTUK

    AKHLAKUL KARIMAH ANAK

    (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan

    Kandanghaur Kabupaten Indramayu)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

    Pendidikan (S. Pd)

    Oleh:

    Dewi Hartika

    NIM. 11160110000009

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Membentuk Akhlakul

    Karimah Anak (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan

    Kandanghaur Kabupaten Indramayu) disusun oleh Dewi Hartika NIM.

    11160110000009, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalan Ujian Munaqasah pada tanggal 28

    Juli 2020 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

    Strata Satu (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

    Jakarta, 28 Juli 2020

    Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

    Drs. Abdul Haris, M. Ag 13-08-2020

    NIP. 19660901 199503 1 001

    Sekertaris Jurusan

    Drs. Rusdi Jamil, M. Ag 13-08-2020

    NIP. 19621231 199503 1 005

    Penguji I

    Dr. Abdul Ghofur, M.A 10-08-2020

    NIP. 19681208 199703 1 003

    Penguji II

    Ahmad Irfan Mufid, MA 13-08-2020

    NIP. 19740318 200312 1 002

    Mengetahui

    Dekan Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan

    Dr. Sururin, M. Ag

    NIP. 19710319 199803 2 001

  • Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

    Nama : Dewi Hartika

    Tempat/Tgl Lahir : Indramayu, 31 Oktober 1997

    NIM : 11160110000009

    Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

    Judul Skripsi : Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Membentuk Akhlakul

    Karimah Anak (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa

    Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu)

    Dosen Pembimbing : Dr. Siti Khadijah, MA

    NIP : 19700727 199703 2 004

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

    dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

    Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah

    Jakarta, 30 Maret 2020

    Mahasiswa Ybs.

    Dewi Hartika

    NIM. 11160110000009

    KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta

    FORM (FR)

    No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

    Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

    No. Revisi : 01

    Hal :1/1

    SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

  • LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul “Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Membentuk Akhlakul

    Karimah Anak (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan

    Kandanghaur Kabupaten Indramayu)” disusun oleh Dewi Hartika, NIM.

    11160110000009, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

    dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

    bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada

    sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

    Jakarta, 30 Maret 2020

    Yang mengesahkan,

    Pembimbing

    Dr. Siti Khadijah, MA

    NIP. 19700727 199703 2004

  • LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

    POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MEMBENTUK

    AKHLAKUL KARIMAH ANAK

    (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur

    Kabupaten Indramayu)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan

    Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Dewi Hartika

    NIM. 11160110000009

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbingan Skripsi

    Dr. Siti Khadijah, MA

    NIP. 19700727 199703 2 004

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020

  • i

    ABSTRAK

    Dewi Hartika (11160110000009). “Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam

    Membentuk Akhlakul Karimah Anak (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW

    Di Desa Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu”.

    Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pola asuh orang tua tunggal

    dalam membentuk akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur

    Kabupaten Indramayu. (2) untuk mengetahui strategi pengasuhan orang tua tunggal

    dalam membentuk akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur

    Kabupaten Indramayu, dan (3) untuk mengetahui pihak lain yang membantu orang

    tua tunggal dalam membentuk akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan

    Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Data diperoleh

    melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Dan teknik analisis data

    yang digunakan adalah mereduksi, menyajikan dan menarik kesimpulan.

    Hasil penelitian ini menunnjukkan bahwa (1) pola asuh orang tua tunggal dalam

    membentuk akhlakul karimah anak TKI/TKW di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur

    Kabupaten Indramayu sebagian besar menggunakan pola asuh demokratis. Dari 20

    responden orang tua tunggal, ditemukan bahwa 45% orang tua tunggal menggunakan

    pola asuh demokratis, 30% orang tua tunggal menggunakan pola asuh permisif dan

    25% orang tua menggunakan pola asuh otoriter. (2) strategi pengasuhan yang

    digunakan orang tua tunggal dalam membentuk akhlakul karimah anak TKI/TKW di

    Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu adalah sebagian besar

    menggunakan strategi nasehat. Dari 20 responden orang tua tunggal menggunakan

    tiga jenis strategi dalam membentuk akhlak anak, yaitu nasehat, nasehat dan teladan

    serta nasehat dan pengawasan. Pada pola asuh demokratis orang tua yang

    menggunakan nasehat sebanyak 33%, nasehat dan teladan sebanyak 55% sedangkan

    strategi nasehat dan pengawasan sebanyak 5%. Pada pola asuh otoriter orang tua

    yang menggunakan nasehat sebanyak 60% dan strategi nasehat dan teladan sebanyak

    40%. Sedangkan pada pola asuh permisif 100% orang tua menggunakan strategi

    nasehat. (3) dalam membentuk akhlakul karimah anak sebagian besar orang tua

    tunggal dibantu pihak lain seperti kakek, nenek, paman, bibi dan anggota keluarga

    lain atau biasa disebut dengan tipe orang tua tergantung.

    Kata kunci: pola asuh, orang tua tunggal dan akhlak anak.

  • ii

    ABSTRACT

    Dewi Hartika (11160110000009). “The Pattern of Parenting Single Parents in

    Forming the Morals of Childhood Karimah (Case Study of TKI/TKW Families in

    the Village District Kandanghaur Indramayu District”.

    The purpose of this study was (1) to determine the pattern of parenting single

    parents in forming children's moral behavior in Ilir Village, Kandanghaur District,

    Indramayu Regency. (2) to find out the strategy of caring for a single parent in

    forming the character of a child's career in Ilir Village, Kandanghaur District,

    Indramayu Regency, and (3) to find out other parties who help a single parent in

    forming a child's morality in the Ilir Village, Kandanghaur District, Indramayu

    Regency. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive

    analysis approach. Data obtained through observation, interviews, questionnaires

    and documentation. And the data analysis technique used is to reduce, present and

    draw conclusions.

    The results of this study indicate that (1) the pattern of parenting single parents

    in shaping the morality of the children of TKI /TKW in Ilir Village, Kandanghaur

    District, Indramayu Regency mostly use democratic parenting. Of the 20 respondents

    of single parents, it was found that 45% of single parents use democratic parenting,

    30% of single parents use permissive parenting and 25% of parents use authoritarian

    parenting. (2) the parenting strategy used by single parents in shaping the morality of

    the children of the TKI/TKW in Ilir Village, Kandanghaur Subdistrict, Indramayu

    Regency mostly uses the advice strategy. Of the 20 respondents single parents use

    three types of strategies in shaping children's morals, namely with advice, advice and

    role models as well as advice and supervision. In democratic parenting parents who

    use advice as much as 33%, advice and role models as much as 55% while the

    strategy of advice and supervision as much as 5%. On authoritarian parenting

    parents who are use 60% of advice and 40% of advice and role models. Whereas in

    permissive parenting 100% of parents use advice strategies. (3) in forming the

    morality of the child most children are single parents assisted by other parties such

    as grand parents, uncles, aunts and other family members or commonly referred to

    as dependent parent types.

    Keywords: parenting, parents are left behind and child morals.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    ِبْسِم اهلِل الرَّ ْْحَِن الرَّ ِحْيمِ

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan

    Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beriringkan salam tak lupa

    kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan

    para pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin...

    Alhamdulillah berkat rahmat, dan karunia serta hidayah-Nya, skripsi yang

    berjudul “Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Membentuk Akhlakul Karimah

    Anak (Studi Kasus Pada Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan

    Kandanghaur Kabupaten Indramayu)” dapat terselesaikan.

    Penulis penyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan

    serta kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan dan motivasi yang tidak ternilai

    dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan sesuai waktunya. Penulis

    menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada

    semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, LC, MA., selaku Rektor UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. Dr. Sururin M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus Dosen Penasehat

    Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama menempuh

    study S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama

    Islam.

    3. Drs. Abdul Haris M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

  • iv

    4. Drs. Rusdi Jamil, M. Ag, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    5. Dr. Siti Khadijah, MA, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

    meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk penulis melakukan konsultasi dan

    bimbingan, serta senantiasa memberikan petunjuk, arahan dan nasehat kepada

    penulis.

    6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada

    penulis selama proses pembelajaran di program Pendidikan Agama Islam.

    7. Adi Sucipto, selaku Kepala DISNAKER (Dinas Tenaga Kerja) Migran Indramayu

    yang telah membantu penulis mengumpulkan data-data rekapitulasi calon Tenaga

    Kerja Indonesia dan data pendukung lain yang diperlukan oleh penulis.

    8. H. Rastiman, selaku Kepala Desa Ilir yang telah mengizinkan penulis untuk

    melakukan penelitian.

    9. Para responden, bapak/ibu dan anak-anak di Desa Ilir yang senantiasa bersedia

    meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk senantiasa melakukan wawancara

    dengan penulis.

    10. Kedua orang tua tercinta, Sarkiman dan Nurminah yang tiada henti memberikan

    doa, dukungan, semangat, motivasi dan kasih sayang serta pengorbanan baik

    material maupun spiritual kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini.

    11. Kakak dan adik tercinta, Yunus Fatahillah dan Ahmad Thauzi, yang senantiasa

    mendoakan, mendukung, serta selalu memberikan semangat dan memotivasi

    penulis agar segera menyelesaikan skripsi.

    12. Zurriyatina dan Luthfi Karimata Qalbi, teman yang menemani penulis dari

    semester satu sampai sekarang, yang selalu memberikan semangat dan

    memberikan dukungan kepada penulis.

  • v

    13. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan yang telah menyediakan referensi dan mempermudahkan penulis dalam

    menyelesaikan skripsi.

    14. Keluarga besar PAI 2016 “PAI Surga Satu Cerita”, terkhusus PAI kelas B yang

    telah menemani penulis dari awal hingga sekarang, semoga Allah mempermudah

    dan melancarkan segala urusan dan semoga dipercepat dalam menyelesaikan

    skripsi.

    15. Keluarga besar Kahfi BBC Motivator School Angkatan 20, terkhusus pada kelas B

    Fundamen, yang selalu menemani penulis dan memberikan motivasi, semangat,

    serta dukungan kepada penulis, semoga Allah senantiasa mempermudah segala

    urusan teman-teman.

    Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

    membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini, penulis ucapkan terima kasih. Semoga semua pihak tersebut mendapatkan balasan

    Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Aamiin ya Rabbal‟alamin....

    Demikianlah skripsi ini dibuat, Harapan penulis semoga skripsi ini bisa

    bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, serta penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

    skripsi ini.

    Jakarta, 30 Maret 2020

    Penulis

    Dewi Hartika

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK .................................................................................................................... i

    ABSTRACT .................................................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

    DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 6

    C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 6

    D. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7

    E. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7

    F. Kegunaan Penelitian .............................................................................................. 8

    BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................ 9

    A. Kajian Teori ............................................................................................................ 9

    1. Pola Asuh Orang Tua ........................................................................................ 9

    a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua .................................................................... 9

    b. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua .......................................................... 10

    c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua .......................... 12

    d. Fungsi Keluarga Dalam Penerapan Pola Asuh ............................................. 14

    2. Pola Asuh Orang Tua Dalam Perspektif Islam ............................................ 15

    a. Kedudukan Anak Menurut Islam .................................................................. 16

  • vii

    b. Pendidikan Dan Pengajaran Anak Yang Terkandung Dalam QS. Luqman . 18

    3. Orang Tua Tunggal ......................................................................................... 24

    a. Pengertian Orang Tua Tunggal ..................................................................... 24

    b. Keteladanan Dan Pengasuhan Orang Tua Tunggal ...................................... 25

    c. Tipe-tipe Orang Tua Tunggal ....................................................................... 27

    4. Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Wanita (TKI/TKW) ...................... 28

    a. Pengertian TKI/TKW.................................................................................... 28

    b. Faktor-faktor Penyebab Menjadi TKI/TKW ................................................ 28

    c. Hak dan Kewajiban TKI/TKW ..................................................................... 29

    d. Perlindungan Terhadap TKI/TKW ............................................................... 30

    5. Membentuk Akhlakul Karimah Anak .......................................................... 31

    a. Pengertian Akhlak ......................................................................................... 31

    b. Macam-macam Akhlak ................................................................................. 32

    c. Ruang Lingkup Akhlak ................................................................................. 33

    d. Pengertian Akhlakul Karimah....................................................................... 38

    e. Faktor-faktor Membentuk Akhlakul Karimah .............................................. 39

    6. Strategi Dalam Membentuk Akhlakul Karimah .......................................... 41

    B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 44

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 48

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 48

    B. Latar Penelitian (Setting) ..................................................................................... 48

    C. Metode Penelitian ................................................................................................. 49

    D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................................. 49

    E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ................................................ 55

    F. Analisis Data ......................................................................................................... 56

    BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 58

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 58

    1. Profil Desa Ilir .................................................................................................. 58

  • viii

    2. Letak Geografis ................................................................................................ 58

    3. Jumlah Penduduk ............................................................................................ 59

    B. Deskripsi Data ....................................................................................................... 59

    C. Analisis Data ......................................................................................................... 64

    BAB V KESIMPULAN ............................................................................................ 79

    A. Kesimpulan ........................................................................................................... 79

    B. Implikasi ................................................................................................................ 80

    C. Saran ...................................................................................................................... 80

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 82

    LAMPIRAN ............................................................................................................... 86

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3. 1 Kisi-kisi Observasi ..................................................................................... 50

    Tabel 3. 2 Kisi-kisi Wawancara Orang Tua Dalam Membentuk Akhlak Anak ......... 51

    Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Angket Pola Asuh Orang Tua .................................... 52

    Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Angket Akhlakul Karimah Anak ............................... 54

    Tabel 3. 5 Kisi-kisi Dokumentasi................................................................................ 54

    Tabel 4. 1 Batas wilayah Kecamatan Kandanghaur .................................................... 58

    Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk Desa Ilir ........................................................................ 59

  • x

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4. 1 Akhlak pada Allah .................................................................................... 64

    Grafik 4. 2 Akhlak Pada Diri Sendiri .......................................................................... 66

    Grafik 4. 3 Akhlak Pada Orang Tua............................................................................ 68

    Grafik 4. 4 Akhlak Pada Guru .................................................................................... 69

    Grafik 4. 5 Akhlak Pada Teman .................................................................................. 70

    Grafik 4. 6 Akhlak Pada Orang Lain .......................................................................... 72

    Grafik 4. 7 A khlak Pada Lingkungan ........................................................................ 73

    Grafik 4. 8 Strategi Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Akhlakul Karimah ... 74

    Grafik 4. 9 Strategi Pola Asuh Orang Tua Otoriter .................................................... 75

    Grafik 4. 10 Strategi Pola Asuh Orang Tua Demokratis ............................................ 75

    Grafik 4. 11 Strategi Pola Asuh Orang Tua Permisif.................................................. 76

    Grafik 4. 12 Pihak Lain Yang Berperan Membantu Membentuk Akhlakul Karimah

    Anak ................................................................................................................ 77

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ....................................................................... 87

    Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Di Desa Ilir ............................................................. 88

    Lampiran 3 Surat Persetujuan Melakukan Penelitian Di Desa Ilir ............................. 89

    Lampiran 4 Rekapitulasi Pendaftaran CPMI 2018-2019 Kabupaten Indramayu ....... 90

    Lampiran 5 Daftar Responden .................................................................................... 94

    Lampiran 6 Instrumen Wawancara ............................................................................. 96

    Lampiran 7 Instrumen Kuesioner Pola Asuh Orang Tua ............................................ 98

    Lampiran 8 Hasil Skala Kuesioner Pola Asuh Orang Tua ........................................ 102

    Lampiran 9 Instrumen Kuesioner Akhlakul Karimah Anak ..................................... 104

    Lampiran 10 Hasil Skala Kuesioner Akhlakul Karimah Anak ................................. 110

    Lampiran 11 Foto Wawancara Dengan Responden .................................................. 115

    Lampiran 12 Lembar Uji Referensi .......................................................................... 116

    Lampiran 13 Biodata Penulis .................................................................................... 126

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Keluarga adalah suatu hubungan yang terbentuk karena ikatan

    perkawinan antara sepasang suami dan istri dengan tujuan untuk membentuk

    keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dan selalu bahagia serta selalu

    mendapat perlindungan Allah SWT. Keluarga merupakan kelompok satuan

    terkecil yang biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak.1 Keluarga juga

    merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak.2 Menurut

    Ramayulis, “Keluarga merupakan satuan sosial terkecil dalam kehidupan

    umat manusia sebagai makhluk sosial, karena ia merupakan unit pertama

    dalam masyarakat terhadap terbentuknya proses sosialisasi dan perkembangan

    individu”.3

    Keluarga mempunyai peran penting dalam mengajarkan anak berbagai

    hal. Keluarga berperan sebagai sarana pendidik bagi anak.4 Keluarga secara

    sederhana terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibu serta anak. Orang tua

    adalah orang yang tertua yang berada di dalam rumah. Orang tua merupakan

    pendidik yang pertama dan utama bagi anak, yang dijadikan sebagai model,

    panutan, teladan dan tokoh yang akan pertama kali melekat dalam diri anak.

    Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya, dengan tujuan agar anak

    memiliki masa depan yang bagus dan orang tua tidak khawatir terhadap masa

    depan anak.

    1 Desy, “Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Mendidik Agama (Islam) (Studi Kasus Di

    Desa Rejosar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 12,

    No. 1, 2015, h. 76. 2 Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Pendidikan Agama Islam Dalam

    Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 131. 3 Ibid.

    4 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 67.

  • 2

    Untuk menciptakan keluarga yang berhasil dalam mendidik anak, perlu

    adanya keutuhan dan keharmonisan suatu keluarga. Hubungan keluarga yang

    harmonis, penuh cinta, perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua akan

    membuat anak menjadi nyaman dan merasa aman berada dalam lingkungan

    keluarga serta akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang bersikap

    positif dan menyenangkan. Begitu sebaliknya jika anak di didik dan

    dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis, tanpa cinta dan tanpa kasih

    sayang dari orang tua maka akan melahirkan anak tumbuh dengan berperilaku

    negatif baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Pentingnya

    pendidikan anak dalam suatu keluarga akan mempengaruhi tindakan dan

    perilaku anak di masa depan. Oleh karena itu sudah sepatutnya para orang tua

    harus menaruh perhatian lebih terhadap pendidikan anak, terutama pada

    pendidikan akhlak yang ditanamkan sejak anak masih kecil.

    Kewajiban pengasuhan anak dibebankan pada orang tua, hal ini sesuai

    dengan pernyataan Sayid Sabiq yang menyatakan bahwa “Kewajiban

    mengasuh dan memelihara anak yang masih kecil atau belum dewasa,

    dibebankan kepada ibu dan bapaknya, baik ketika ayah ibunya masih terikat

    perkawinan maupun setelah mengalami perceraian, karena pengasuhan dan

    pemeliharaan anak adalah hak anak yang masih kecil”.5 Pendapat Sayid Sabiq

    mengenai kewajiban pengasuhan orang tua terhadap anak sejalan dengan

    firman Allah yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah: 233.

    نَّ َواْلَواِلَداُت يُ ْرِضْعَن أَْوََلَدُىنَّ َحْوَلْْيِ َكاِمَلْْيِ ِلَمْن أَرَاَد َأْن يُِتمَّ الرََّضاَعَة َوَعَلى اْلَمْوُلودِ ُُ َلُو رِْزُُ

    ا ََل ُتَضارَّ وَ َُ نَّ بِاْلَمْعُروِف ََل ُتَكلَُّف نَ ْفٌس ِإَلَّ ُوْسَع ُُ اِلَدٌة ِبَوَلِدَىا َوََل َمْوُلوٌد َلُو ِبَوَلِدِه وَِكْسَوتُ

    َما َوِإنْ ُِ َما َوَتَشاُوٍر َفََل ُجَناَح َعَلْي ُُ أََرْدُُتْ َوَعَلى اْلَواِرِث ِمْثُل َذِلَك فَِإْن أََراَدا ِفَصاًَل َعْن تَ رَاٍض ِمن ْ

    5 Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Op. Cit., h. 134.

  • 3

    لَّْمُتْم َما آتَ ْيُتْم بِاْلَمْعُروِف َوات َُّقوا اللََّو َواْعَلُموا َأنَّ َأْن َتْستَ ْرِضُعوا أَْوََلدَُكْم َفََل ُجَناَح َعَلْيُكْم ِإَذا سَ

    ( 322 البقرة: سورة) اللََّو ِبَا تَ ْعَمُلوَن َبِصيٌ

    “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,

    yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah

    memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma´ruf. Seseorang

    tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang

    ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena

    anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin

    menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

    permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin

    anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila

    kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu

    kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu

    kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 233).6

    Dalam mendidik anak perlu adanya pola pengasuhan orang tua. Pola asuh

    orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara

    orang tua dan anak yang dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan

    kepribadian anak.7 Apabila dalam melakukan pengasuhan yang dilakukan

    orang tua tepat, maka akan melahirkan tindakan dan perilaku anak yang baik.

    Begitu sebaiknya, jika pengasuhan orang tua pada anak tidak tepat maka akan

    melahirkan anak yang berperilaku kurang baik di lingkungan keluarga

    maupun lingkungan masyarakat. Karena itu pola asuh orang tua dapat

    mempengaruhi pembentukan akhlak anak.

    6 Kementerian Agama Republik Indonesia, The Qur‟an Al-Fatih, (Jakarta: Al-Fatih, 2012), h.

    37. 7 Istina rakhmawati, “Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak”, Jurnal Bimbingan

    Konseling Islam, Vol. 6, No. 1, 2015, h. 5.

  • 4

    Di dalam suatu keluarga terdapat dua individu yang berperan penting,

    yaitu peran ayah dan ibu. Peran seorang ayah sebagai mencari nafkah dan

    memenuhi segala kebutuhan baik jasmani maupun rohani anggota keluarga.

    Sedangkan peran seorang ibu yaitu sebagai seseorang yang mendidik,

    mengatur, merawat, mengurus dan memberikan teladan pada anak. Namun,

    ketika salah satu peran dalam keluarga tidak terpenuhi maka salah satu

    diantaranya harus berperan ganda menjadi seorang ayah dan ibu dalam waktu

    yang bersamaan atau bisa kita kenal dengan orang tua tunggal atau single

    parent. Orang tua tunggal adalah seseorang yang tidak memiliki suami atau

    sebaliknya tidak memiliki istri, orang yang ditinggal pasangannya baik

    bercerai hidup atau ditinggal meninggal, ditinggal pasangan bekerja dalam

    jangka waktu yang cukup lama sehingga menjadikannya menjadi orang tua

    tunggal mendidik dan mengasuh anak-anak seorang diri tanpa didampingi

    pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, orang tua tunggal di

    sini adalah orang tua yang ditinggal suami/istri bekerja ke luar negeri dengan

    kurun waktu yang cukup.

    Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara

    Indonesia yang bekerja ke luar negeri. Jawa Barat merupakan salah satu

    provinsi yang melakukan pengiriman TKI terbesar di Indonesia. Kabupaten

    pengiriman TKI/TKW terbanyak di Jawa Barat adalah Indramayu. Indramayu

    adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan julukan kota

    mangga, Indramayu merupakan dataran rendah dengan sebagian besar mata

    pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani dan nelayan. Indramayu

    menempati posisi pertama dalam pengiriman dan penyaluran TKI/TKW

    terbanyak Se-Provinsi Jawa Barat.8 Tercatat pada di dua tahun terakhir, pada

    tahun 2018 dan 2019 penyaluran Tenaga Kerja Indonesia di Indramayu

    kurang lebih sebanyak 44.076 orang. Dengan angka yang cukup signifikan

    8 Ekapti Wahjuni Djuwitaningsih, “Pola Komunikasi Keluarga Tenaga Kerja Wanita

    (TKW)”, Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, Vol. 22 No. 1, 2018, h. 163.

  • 5

    tersebut, didominasi oleh para perempuan. Tenaga Kerja Indonesia perempuan

    mencapai 38.085 orang dan Tenaga Kerja Indonesia laki-laki mencapai angka

    sekitar 5.991 orang.9

    Jumlah penyaluran TKI yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,

    disebabkan karena beberapa faktor diantaranya, kurang terpenuhinya

    perekonomi dalam keluarga, sulitnya mencari pekerjaan di daerah atau di

    Indonesia, terlilit dengan hutang, dan bayaran/gaji bekerja ke luar negeri yang

    cukup menjanjikan dibandingkan dengan bayaran kerja di Indonesia. Dari

    beberapa faktor di atas menjadi pemicu meningkatnya jumlah TKI di

    Indramayu. Keputusan suatu keluarga untuk menjadi TKI/TKW akan

    berdampak terhadap kehidupan dalam suatu tatanan kekeluargaan serta

    perkembangan dan psikologis anak. Dengan berkurangnya salah satu unsur

    dan peran dalam suatu keluarga, baik seorang ayah maupun ibu akan

    mengakibatkan ketidakseimbangan tatanan suatu keluarga. Keseimbangan

    suatu keluarga bisa terjadi apabila terjalin suatu keharmonisan hubungan

    interaksi antara ayah dan ibu, interaksi antara ayah dan anak serta interaksi

    antara ibu dan anak.10

    Pada saat peneliti melakukan penelitian di daerah Indramayu, khususnya

    di Desa Ilir peneliti memperhatikan dan mencermati keseharian anak-anak

    yang ditinggal orang tua baik ayah maupun ibu yang bekerja keluar negeri.

    Tidak sedikit peneliti temui rendahnya akhlak dan perilaku anak-anak di Desa

    Ilir, seperti bertutur kata yang kurang sopan, meninggikan volume suara

    ketika berbicara dengan orang tua, tidak mau mendengar nasehat orang tua,

    berpakaian yang kurang sopan, mengikuti pergaulan bebas, dan tidak sedikit

    pula anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah. Namun, ada juga anak-anak

    9 Hasil Rekapitulasi Pendaftaran CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) Tahun 2018 dan

    2019 Kabupaten Indramayu yang bersumber dari Dinas Tenaga kerjaan (DISNAKER) Indramayu. 10

    Latifatul Fatimah, “Migrasi dan Pengaruhnya Terhadap Pola Pengasuhan Anak TKW di

    Dusun Pangganglele Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang”, AntroUnairdotNet,

    Vol. 6, No.1, 2017, hal 111.

  • 6

    di sana memiliki akhlak yang baik. Rendahnya akhlak anak di sana,

    disebabkan karena kurangnya pengasuhan dan pengawasan orang tua pada

    anak serta rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan akhlak yang

    ditanamkan pada anak. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas mendorong

    peneliti untuk membuat penelitian dengan judul “Pola Asuh Orang Tua

    Tunggal Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Anak (Studi Kasus Pada

    Keluarga TKI/TKW Di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten

    Indramayu)”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah

    penelitian sebagai berikut:

    1. Rendahnya akhlak anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja ke luar

    negeri sebagai TKI/TKW, seperti bertutur kata yang tidak sopan,

    meninggikan volume suara, tidak mau mendengar nasehat orang tua, dan

    tidak sedikit anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah.

    2. Minimnya peran orang tua dalam pengasuhan, pengawasan, mendidik dan

    membimbing anak baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan

    masyarakat.

    3. Kurangnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pengasuhan anak

    yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan akhlak anak.

    C. Pembatasan Masalah

    Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahan agar penulis

    tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi

    permasalahan sebagai berikut:

    1. Orang tua tunggal dalam penelitian ini adalah orang tua yang ditinggal

    pasangannya baik suami/istri yang pergi bekerja ke luar negeri menjadi

    TKI dalam jangka waktu yang lama yaitu minimal 5 tahun.

  • 7

    2. Responden dalam penelitian ini adalah orang tua tumggal yaitu suami/istri

    yang di tinggal oleh salah satu pasangannya bekerja keluar negeri dan

    anak-anaknya

    3. Lokasi penelitian di batasi hanya satu desa yaitu Desa Ilir.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

    disebutkan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana pola asuh orang tua tunggal dalam membentuk akhlakul

    karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu?

    2. Bagaimana strategi yang digunakan orang tua tunggal dalam membentuk

    akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten

    Indramayu?

    3. Siapa saja pihak yang membantu orang tua tunggal dalam membentuk

    akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten

    Indramayu?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua tunggal dalam membentuk akhlakul

    karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu.

    2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan orang tua tunggal dalam

    membentuk akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur

    Kabupaten Indramayu.

    3. Untuk mengetahui pihak lain yang membantu para orang tua tunggal dalam

    membentuk akhlakul karimah anak di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur

    Kabupaten Indramayu.

  • 8

    F. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Dari hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

    pengetahuan serta menambah keilmuan yang berkaitan dengan pola asuh

    orang tua tunggal pada keluarga TKI/TKW dalam membentuk akhlakul

    karimah anak.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Penulis

    Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pola pengasuhan dan

    strategi yang digunakan orang tua tunggal pada keluarga TKI/TKW

    dalam pembentukan akhlakul karimah pada anak.

    b. Bagi Civitas Akademika

    Memberikan sumbangsi untuk memperkaya wawasan dan khazanah

    keilmuan mengenai peranan orang tua dalam membentuk akhlak yang

    baik pada anak.

    c. Bagi Orang Tua/Keluarga

    Dapat memberikan pengetahuan serta pemahaman pada orang tua

    mengenai pentingnya penanaman akhlak pada anak sejak kecil dan

    penerapan pola asuh orang tua pada anak serta startegi dalam

    membentuk akhlakul karimah anak

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Pola Asuh Orang Tua

    a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

    Pola asuh adalah cara pengasuhan yang diberikan orang tua sebagai

    perwujudan kasih dan sayang terhadap anak-anaknya. Menurut Khun

    dalam Habib Toha (1996:109) menyebutkan bahwa “Pola asuh

    merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anak-anaknya”.

    Jadi pola asuh orang tua adalah cara mendidik yang dilakukan orang tua

    kepada anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung.1 Pola

    asuh orang tua merupakan salah satu indikasi bagi anak dalam

    mengontrol perilakunya di dalam kehidupan bermasyarakat. Orang tua

    memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk perilaku anak.2

    Pendidikan anak di mulai melalui tiga lingkungan, yaitu lingkungan

    keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan organisasi. Lingkungan

    keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan yang terpenting.

    Apabila keluarga salah satu dalam mendidik maka perilaku sosial yang

    dilakukan anak juga salah. Maka perilaku sosial anak sangat

    dipengaruhi pola asuh orang tua, jika pola asuh yang diterapkan orang

    tua pada anak baik maka perilaku sosial anak juga ikut baik. Karena

    pola asuh orang tua berhubungan dengan perilaku sosial anak.3

    1 Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Pendidkan Agama Islam Dalam

    Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 149-150. 2 Tria Novasari dan I Made Suwanda, “Pengaruh Pola Asuh Orang tua terhadap Perilaku

    Sosial (Studi Pada Siswa Kelas X SMKN 5 Surabaya)”, Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan,

    Vol. 3, No. 4, 2016, h. 1991-1992. 3 Ibid., h. 1992.

  • 10

    b. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

    Setiap orang tua memiliki cara dan metode tersendiri dalam mengasuh

    anaknya. Pengasuhan pada anak dipercaya memiliki dampak yang

    sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan perkembangan individu

    anak. Berikut ini beberapa jenis pola asuh orang tua diantaranya sebagai

    berikut:

    1) Pola Asuh Otoriter

    Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan

    aturan-aturan yang ketat, memaksa anak untuk berperilaku seperti

    orang tua dan membatasi kebebasan anak untuk bertindak sendiri.4

    Pola asuh otoriter dilakukan oleh orang tua yang selalu membentuk,

    mengontrol mengevaluasi perilaku dan tindakan anak agar sesuai

    dengan standar. Aturan tersebut bersifat mutlak, karena orang tua

    menganggap anak merupakan tanggung jawabnya sehingga segala

    yang dikehendaki orang tua demi kebaikan anak.5 Berikut ini ciri-

    ciri pola asuh otoriter diantaranya:

    a) Kekuasaan orang tua sangat dominan

    b) Anak tidak diakui sebagai pribadi

    c) Kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat

    d) Orang tua menghukum jika anak tidak patuh.6

    2) Pola Asuh Demokratis

    Pola asuh demokratis memberikan pengakuan dalam mendidik

    anak, orang tua selalu mendorong anak untuk membicarakan apa

    yang ia inginkan secara terbuka. Anak selalu diberikan kesempatan

    untuk tidak tergantung kepada orang tua dan memberikan

    kesempatan kebebasan kepada anak, untuk memilih apa yang terbaik

    4 Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Op. Cit., h. 150.

    5 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 48-49.

    6 Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Loc. Cit.

  • 11

    dan apa yang tidak baik untuk dirinya. Berikut ini adalah ciri-ciri

    pola asuh demokratis diantaranya sebagai berikut:

    a) Ada kerja sama antara orang tua dan anak

    b) Anak diakui sebagai pribadi

    c) Ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua

    d) Kontrol dari orang tua yang tidak kaku.7

    3) Pola Asuh Permisif

    Pola pengasuhan yang permisif biasanya menggunakan

    komunikasi satu arah (one way communication) meskipun orang tua

    memiliki kekuasaan penuh terhadap anak, namun anak tetap akan

    memutuskan apa yang diinginkan sendiri baik atas persetujuan orang

    tua ataupun tidak. Pola asuh permisif bersifat children centered,

    yaitu segala aturan dan ketetapan keluarga berada di tangan anak.8

    Dalam hal ini orang tua tidak mengontrol apa yang dilakukan anak,

    orang tua tidak memberikan bimbingan yang cukup kepada mereka

    dan semua yang dilakukan anak adalah benar, orang tua juga tidak

    perlu mendapatkan teguran, arahan dan bimbingan dari orang tua.

    Berikut ini adalah ciri-ciri pola asuh permitif diantaranya sebagai

    berikut:

    a) Didominasi pada anak

    b) Sikap longgar atau kebebasan dari orang tua

    c) Tidak ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua

    d) Kontrol dan perhatian orang tua sangat kurang dan bahkan

    mungkin tidak ada sama sekali.9

    7 Ibid.

    8 Helmawati, Pendidikan Keluarga, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), h. 138-139.

    9 Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Op. Cit., h. 151.

  • 12

    c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu

    sebagai berikut:

    1) Kepribadian orang tua.

    Setiap orang tua berbeda dalam tingkat energi, kesabaran,

    intelegensi, sikap dan kematangan. Karakteristik tersebut akan

    mempengaruhi kemampuan orang tua untuk memenuhi tuntutan

    peran sebagai orang tua dan bagaimana tingkat sensitivitas orang tua

    terhadap kebutuhan anak-anaknya.

    2) Keyakinan

    Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai pengasuhan akan

    mempengaruhi nilai dari pola asuh dan akan mempengaruhi tingkah

    lakunya dalam pengasuhan anaknya.

    3) Persamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua

    Apabila orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu

    berhasil menerapkan pola asuhnya pada anak dengan baik, maka

    mereka akan menggunakan teknik serupa dalam mengasuh anak bila

    mereka merasa pola asuh yang digunakan orang tua mereka tidak

    tepat, maka orang tua akan beralih ke teknik pola asuh yang lain.

    4) Penyesuaian dengan cara disetujui kelompok

    Orang tua yang baru memiliki anak atau yang lebih muda dan

    kurang berpengalaman lebih dipengaruhi oleh apa yang dianggap

    anggota kelompok.

    5) Usia orang tua

    Orang tua yang berusia muda cenderung lebih demokratis

    dibandingkan dengan orang tua yang berusia tua.

    6) Pendidikan orang tua

    Orang tua yang telah mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan

    mengikuti kursus dalam mengasuh anak lebih menggunakan teknik

  • 13

    pengasuhan authoritative atau pola asuh demokratis dibandingkan

    dengan orang tua yang tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan

    dalam mengasuh anak.

    7) Status sosial ekonomi

    Orang tua dari kelas menengah dan rendah cenderung lebih

    keras, memaksa dan kurang toleran dibandingkan dengan orang tua

    dari kelas atas.

    8) Jenis kelamin anak

    Orang tua umumnya lebih keras terhadap anak perempuan dari

    pada anak laki-laki.

    9) Temperamen

    Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi

    temperamen seorang anak. Anak yang menarik dan dapat beradaptasi

    akan berbeda pengasuhannya dibandingkan dengan anak yang

    cerewet dan kaku.

    10) Kemampuan anak.

    Orang tua akan membedakan perlakuan yang akan diberikan

    untuk anak yang berbakat dengan anak yang memiliki masalah dalam

    perkembangannya. Situasi anak yang mengalami rasa takut dan

    kecemasan biasanya tidak diberikan hukuman oleh orang tua. Tetapi

    sebaliknya, jika anak menentang dan berperilaku agresif

    kemungkinan orang tua akan mengasuh dengan pola authoritative.10

    10

    Mohammad Adnan, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan Akhlak Anak Dalam

    Pendidikan Islam”, Jurnal Studi Keislaman, Vol. 4, No. 1, 2018, h. 73-75.

  • 14

    d. Fungsi Keluarga Dalam Penerapan Pola Asuh

    Fungsi keluarga dalam penerapan pola asuh anak, diantaranya

    sebagai berikut:

    1) Fungsi biologis

    Menurut pakar pendidikan William Bennett, “Keluarga

    merupakan tempat yang paling awal (primer) dan efektif untuk

    menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan

    Kesejahteraan”. Secara biologis keluarga menjadi tempat untuk

    memenuhi kebutuhan dasar anak seperti pangan, sandang, dan papan.

    2) Fungsi pendidikan

    Keluarga melakukan kegiatan melalui asuhan, bimbingan dan

    pendampingan, serta teladan nyata untuk menggontrol pola pergaulan

    anak.

    3) Fungsi regulasi

    Orang tua dituntut untuk mengenalkan, membimbing, dan

    memberi teladan dalam hal aqidah agama dan perilaku beragama.

    4) Fungsi perlindungan

    Fungsi perlindungan dalam keluarga adalah untuk menjaga dan

    memelihara anggota keluarga dari tindakan negatif yang mungkin

    akan timbul. Setiap keluarga melindungi anggota keluarganya dalam

    hal apapun.

    5) Fungsi sosialisasi

    Dalam fungsi sosialisasi orang tua dituntut untuk

    mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik

    dalam lingkungan masyarakat. Orang tua atau anggota keluarga

    berperan sebagai penghubung antara kehidupan anak dengan

    kehidupan sosial dan norma-norma sosial di masyarakat.

  • 15

    6) Fungsi kasih sayang

    Keluarga harus menjalankan tugasnya memberikan kasih sayang

    kepada anggota keluarga dengan suasana yang penuh kerukunan,

    keakraban, dan kerjasama dalam menghadapi berbagai masalah dan

    persoalan hidup.

    7) Fungsi ekonomis

    Fungsi ekominis yang dimaksud adalah berkaitan dengan

    pencarian nafkah, pembinaan usaha, dan perencanaan anggaran

    biaya, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.

    8) Fungsi rekreatif

    Suasana rekreatif akan dialami oleh anak dan anggota keluarga

    apabila dalam kehidupan keluarga terdapat perasaan damai, jauh dari

    ketegangan batin, dan pada saat-saat tertentu merasakan kehidupan

    bebas dari kesibukan sehari-hari. 11

    2. Pola Asuh Orang Tua Dalam Perspektif Islam

    Mengasuh dan mendidik anak merupakan hal yang harus diperhatikan

    orang tua, apabila anak dibimbing dan dididik dengan baik, maka akan

    memberikan harapan yang cerah dan gemilang. Sebaiknya, apabila anak

    ditelantarkan dan tidak dididik dengan baik maka akan menghadapi masa

    depan yang suram.12

    Dalam syariah Islam mendidik dan membimbing anak

    merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim karena anak merupakan

    amanat dan menjadi tanggung jawab orang tua.13

    Mempunyai anak adalah dambaan dan kebanggaan bagi setiap orang

    tua. Anak merupakan hasil cinta kasih kedua orang tuanya, buah hati,

    pelipur lara, pelengkap keceriaan rumah tangga, penerus cita-cita, serta

    11

    Istina rakhmawati, “Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak”, Jurnal Bimbingan

    Konseling Islam, Vol. 6, No. 1, 2015, h. 7-8. 12

    Mohammad Adnan, Op. Cit., h, 75. 13

    Nurussakinah Daulay, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Perspektif Psikologi Dan Islam”,

    Jurnal Darul „Ilmi, Vol. 2, No. 2, 2014, h. 84.

  • 16

    pelindung orang tua terutama ketika mereka sudah dewasa dan orang tua

    sudah lanjut usia.14

    Islam menaruh perhatian tehadap kedudukan anak dan

    pengajaran serta pendidikan anak.

    a. Kedudukan Anak Menurut Islam

    Allah menyatakan dalam Al-Qur‟an tentang kedudukan anak

    terhadap orang tua, diantaranya sebagai berikut.

    1) Anak sebagai cobaan atau fitnah

    Fitnah juga sering diartikan ujian, yang dimaksudkan untuk

    menguji sejauh mana orang tua memperlakukan anaknya.15

    Anak

    adalah amanah yang perlu diperhatian oleh orang tua dengan

    seksama. Jika amanah tersebut tidak diperhatikan, maka akan

    menjadi cobaan yang akan menjadi tanggung jawab orang tua di

    akhirat.16

    Sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al-Anfal ayat 28.

    َنٌة َوَأنَّ اللََّو ِعْنَدُه َأْجٌر َعِظي َا أَْمَواُلُكْم َوأَْوََلدُُكْم ِفت ْ (32اَلنفال: سورة) مٌ َواْعَلُموا أَّنَّ

    “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah

    sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang

    besar” (QS. Al-Anfal: 28).17

    Dalam perspektif Al Quran, anak yang berfungsi sebagai

    perhiasan hidup dan permata hati, dan ujian bagi orang yang

    beriman. Dengan nikmat anak, sang orang tua di uji oleh Allah Swt,

    apabila orang tua tidak membina anak sesuai dengan peraturan

    Allah, maka di akhirat nanti orang tua akan menyesal. Orang tua

    mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya,

    14

    Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter Mengembangkan

    Karakter Anak Yang Islami, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), h. 185. 15

    Arif Budiono, “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Dalam Al-Qur‟an (Kajian Kisah

    Luqman)”, MIYAH: Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 02, 2019, h. 322. 16

    Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Op. Cit., h. 186. 17

    Kementerian Agama Republik Indonesia, The Qur‟an Al-Fatih, (Jakarta: Al-Fatih, 2012), h.

    180.

  • 17

    seperti pembinaan agamanya khususnya dalam tataran kemampuan

    beribadah dan membaca Al-Quran, demikian pula pembentukan

    Akhlak, pendidikan dan persiapan masa depan anak, serta

    kemaslahatan lainnya.18

    2) Anak sebagai hiasan

    Anak dapat dianggap sebagai perhiasan kehidupan di dunia

    yakni sesuatu yang menyenangkn hati. Namun, Allah menegaskan

    bahwa setiap manusia harus lebih mengutamakan amalan yang baik

    daripada bersenang-senang dengan anak.19

    Sesuai dengan QS. Al-

    Kahf ayat 46.

    ٌر أَمَ ٌر ِعْنَد َربَّْك ثَ َوابًا َوَخي ْ َُِياُت الصَّاِْلَاُت َخي ْ نْ َيا َواْلَبا ًَل اْلَماُل َواْلبَ ُنوَن زِيَنُة اْْلََياِة الدُّ

    (64الكُف: سورة)

    “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi

    amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di

    sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” (QS. Al-Kahf:

    46).20

    3) Anak sebagai musuh

    Dalam Alquran, kata aduww yang berarti musuh biasanya

    dinisbatkan kepada setan, iblis, oran kafir, dan anak. Sesuai dengan

    QS. At-Taghabun ayat 14.

    ا الَِّذيَن آَمُنوا ِإنَّ ِمْن أَْزَواِجُكْم َوَأْوََلدُِكْم َعُدوِّا َلُكْم فَاْحَذُروُىْم َوِإْن تَ ْعُفوا َُ يَا أَي ُّ

    (46:الّتغابن سورة) َوَتْصَفُحوا َوتَ ْغِفُروا فَِإنَّ اللََّو َغُفوٌر َرِحيمٌ

    18

    Arif Budiono, Op. Cit., h. 323. 19

    Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Op. Cit., h. 189. 20

    Kementerian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., h. 299.

  • 18

    “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan

    anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah

    kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak

    memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah

    Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. At-Taghabun: 14).21

    Pola asuh orang tua hendaknya bersifat holistik dan interkonektif

    atau memperhatikan seluruh potensi anak, sebab anak memiliki

    minat, kecenderungan dan potensi sejak lahir. Tidak ada anak yang

    bodoh, hanya cara memproses informasi yang berbeda. Setiap anak

    dilahirkan cerdas dan baik. Jika pola asuh orang tua terhadap anak

    yang keliru, akan menyebabkan bumerang baginya dan ungkin anak

    menjadi musuh bagi orang tua.

    4) Anak sebagai amanah

    Anak adalah amanah bagi setiap orang tua. Sebagai titipan yang

    telah diamanahi seorang anak harus mendidik, merawat dan

    memperhatikan perkembangan anaknya, baik fisik, psikis, mental

    maupun spiritualnya dengan sebaik-baik pendidikan.22

    b. Pendidikan Dan Pengajaran Anak Yang Terkandung Dalam QS.

    Luqman

    1) Bersyukur kepada Allah

    Allah Swt berfirman dalam QS. Luqman ayat 12

    َنا َا َيْشُكُر لِنَ ْفِسِو َوَمْن َكَفَر فَِإنَّ َوَلَقْد آتَ ي ْ لُْقَماَن اْلِْْكَمَة َأِن اْشُكْر لِلَِّو َوَمْن َيْشُكْر فَِإَّنَّ

    يدٌ (43)سورة لقمن: اللََّو َغِِنّّ ْحَِ

    “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu,

    ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada

    21

    Ibid., h. 557. 22

    Arif Budiono, Op. Cit., h. 320-325.

  • 19

    Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan

    barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah

    Mahakaya, Maha Terpuji” (QS. Luqman: 12).23

    Kata syukur mempunyai arti pujian. Pendidikan syukur

    dijelaskan dalam surah Luqman ayat 12 agar manusia senantiasa

    bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-

    Nya kepada kita. Seseorang yang bersyukur tentu tidak akan

    mengeluh atas kekurangan dirinya dan akan selalu merasa cukup atas

    apa yang diberikan padanya.24

    2) Pendidikan Aqidah

    Dalam Al-Qur‟an, Allah telah menceritakan tentang pesan-pesan

    Luqman Hakim kepada anaknya. Luqman memberikan pesan kepada

    anaknya bahwa agar anaknya menyembah Allah dan tidak

    menyekutukan-Nya.25

    Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Luqman

    Ayat 13.

    ْرَك َلظُْلٌم َعِظيمٌ َوِإذْ َُاَل لُْقَماُن َِلبِْنِو َوُىَو يَِعظُُو يَا بُ َِنَّ ََل ُتْشرِْك بِاللَِّو ِإنَّ الشّْ

    (42سورة لقمن:)

    “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia

    memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau

    mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

    adalah benar-benar kezhaliman yang besar” (QS. Luqman Ayat

    13).26

    23

    Kementerian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h.412. 24

    Rohani dan Hayati Nufus, “Pendidikan Anak Menurut Surat Luqman Ayat 12-19 Dalam

    Tafsir Ibnu Katsir”, al-Iltizam, Vol. 2, No. 1, 2017, h. 116. 25

    Adil Al-Ghiryani, Hikmah Luqman Al-Hakim, (Jakarta: Turos Khazanah Pustaka Islam,

    2015), h. 39. 26

    Kementerian Agama Republik Indonesia. Loc. Cit.

  • 20

    Kata Syirik menurut ibnu Mandzur berarti menyekutukan Allah

    dalam hal ketuhanan, yakni menuhankan zat lain selain Allah,

    padahal tidak ada yang mampu menyamai Allah Swt. Aqidah

    merupakan inti dari semua pendidikan yang ada, yaitu pendidikan

    tentang ketauhidan. Oleh sebab itu orang tua mempunyai kewajiban

    untuk membimbing, mendidik dan mengantarkan anak untuk

    senantiasa bertauhid kepada Allah.27

    Pendidikan aqidah merupakan

    landasan pertama dalam pembentukkan karakteristik dan moral anak.

    Kewajiban orang muslim adalah memelihara aqidah dan jangan

    sampai mengotori keyakinan dan kepercayaan.

    Sedangkan dalam surat Luqman ayat 16 menjelaskan bahwa.

    َماَواِت ا ِإْن َتُك ِمثْ َقاَل َحبٍَّة ِمْن َخْرَدٍل فَ َتُكْن ِف َصْخرٍَة أَْو ِف السَّ َُ َأْو يَا بُ َِنَّ ِإن َّ

    (44سورة لقمن: ) ِف اْْلَْرِض يَْأِت ِِبَا اللَُّو ِإنَّ اللََّو َلِطيٌف َخِبيٌ

    “(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu

    perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit

    atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan).

    Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Teliti” (QS. Luqman: 16).28

    Ayat di atas mengisyaratkan kepada anak agar anak yakin bahwa

    apapun yang dilakukan maka akan dipertanggungjawabkan, sehigga

    anak tidak berani berbohong di belakang orang tua. Orang tua harus

    mengajarkan konsep pahala dan dosa kepada anak agar dapat

    memahami bahwa semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan

    di hadapan Allah.29

    27

    Faizin Ainun Najib, “Konstruksi Pesan-pesan Lukman Al-Hakim Dalam QS. Luqman:

    (Analisis Qur‟anic Parenting)”, At-Tajdid, Vol. 3, No. 2, 2019, h. 117-118. 28

    Kementerian Agama Republik Indonesia. Loc.Cit. 29

    Lutfiyah, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak: Studi Ayat 13-19 Surat Luqman”,

    SAWWA, Vol. 12, No. 1, 2016, h. 141-142.

  • 21

    3) Pendidikan berbakti („ubudiyah)

    Dalam Al-Qur‟an surat Luqman ayat 14 menjelaskan bahwa.

    ُو َوْىًنا َعَلى ْنَساَن ِبَواِلَدْيِو َْحََلْتُو أُمُّ َنا اْْلِ َوْىٍن َوِفَصالُُو ِف َعاَمْْيِ َأِن اْشُكْر ِل َوَوصَّي ْ

    (46سورة لقمن: ) َوِلَواِلَدْيَك ِإَِلَّ اْلَمِصيُ

    “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada

    kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan

    lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua

    tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.

    Hanya kepada Aku kembalimu” (QS. Luqman: 14).30

    Ayat di atas mengingatkan seorang anak agar mengingat betapa

    seorang orang tuanya terutama ibu yang mengandung dengan susah

    payah, mulai dari mengandung sampai melahirkan dan menyapih

    sampai usia dua tahun. Peranan ibu dalam keluarga sangat penting,

    ibu berperan mengatur, membuat rumah tangga menjadi surga bagi

    anggota keluarganya dan menjadi mitra sejajar yang saling

    menyayangi dengan suaminya. Kewajiban utama ibu dalam

    memenuhi kebutuhan jasmani anak adalah menyusui.31

    30

    Kementerian Agama Republik Indonesia. Loc.Cit. 31

    Lutfiyah, Op. Cit., h. 138.

  • 22

    4) Larangan Larangan Taat Kepada Orang Tua Dalam Hal Kemusyrika

    Taat Kepada Orang Tua dalam Hal Kemusyrikan

    Dalam QS. Luqman ayat 15 menjelaskan bahwa.

    َما ِف ُُ َما َوَصاِحب ْ ُُ َوِإْن َجاَىَداَك َعَلى َأْن ُتْشرَِك ِب َما لَْيَس َلَك بِِو ِعْلٌم َفََل ُتِطْع

    نْ َيا َمْعُروفًا َواتَِّبْع َسِبيَل َمْن أَنَاَب ِإَِلَّ ُُثَّ ِإَِلَّ َمْرِجُعُكْم َفأُنَ بُّْئُكْم ِبَا ُكْنُتْم تَ ْعمَ نَ ُلو الدُّ

    (41 لقمن: سورة)

    “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku

    dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka

    janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di

    dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-

    Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku

    beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS.

    Luqman: 15).32

    Jika orang tua menyuruh untuk berbuat syirik jangan pernah

    ditaati meskipun harus tetap bermuamalah dengan makruf. Artinya

    meskipun orang tua sebagai orang yang berjasa terhadap anaknya,

    namun jika orang tua tidak salah maka jangan diikuti. Allah

    menggambarkan hubungan ini dalam gambaran yang mengisyaratkan

    kasih sayang dan kelembutan. Walaupun demikian sesungguhnya

    ikatan akidah harus dikedepankan dari hubungan darah yang kuat.33

    5) Pendidikan kemasyarakat (sosial)

    Islam sangat memperhatikan pendidikan sosial, karena akan

    memberikan dampak positif dalam perilaku dan perasaan batin anak

    yang tentunya berdampak pada agama, akhlak kebiasaan dan

    emosional anak. kebaikan lingkungan dan masyarakat sangat

    32

    Kementerian Agama Republik Indonesia, Loc.Cit. 33

    Lutfiyah, Op. Cit., h. 140-141.

  • 23

    bergantung pada kebiasaan masing-masing individu. Dimensi

    pendidikan sosial menurut surat Luqman setelah anak dikenalkan

    konsep akhlak kepada Tuhannya melalui jalan ibadah, dan berbakti

    kepada kedua orang tua dan diajarkannya akhlak pada konteks

    kemasyarakatan dengan mencakup etika, pergaulan (bertemu),

    berbicara dan berjalan.34

    Sebagaimana dalam QS. Luqman ayat 17.

    بُّ ُكلَّ ُُمَْتاٍل َفُخورٍ َك لِلنَّاِس َوََل ََتِْش ِف اْْلَْرِض َمَرًحا ِإنَّ اللََّو ََل ُيُِ َوََل ُتَصعّْْر َخدَّ

    (41سورة لقمن: )

    “Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia)

    berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan

    bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang

    demikian itu termasuk perkara yang penting” (QS. Luqman: 17).

    6) Pendidikan mental dan pendidikan akhlak (budi pekerti)

    QS. Luqman ayat 18-19

    بُّ ُكلَّ ُُمَْتاٍل َفُخوٍر َك لِلنَّاِس َوََل ََتِْش ِف اْْلَْرِض َمَرًحا ِإنَّ اللََّو ََل ُيُِ َوََل ُتَصعّْْر َخدَّ

    ُِْصْد ِف َمْشِيَك َواْغُضْض ِمْن َصْوِتَك ِإنَّ أَْنَكَر اْْلَ 42) ْصَواِت َلَصْوُت اْلَِْميِ ( َوا

    (43-42سورة لقمن: )

    “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena

    sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh,

    Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan

    membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan

    34

    Cut Suryani, Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Surat Luqman ayat 12-19”, Jurnal Ilmiah

    DIDAKTIKA, 2012, h. 127.

  • 24

    lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah

    suara keledai” (QS. Luqman: 18-19).35

    Dalam surat Luqman ayat 18-19 ini berkaitan dengan akhlak dan

    sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Ayah dan ibu

    dituntut untuk mendidik anak menjadi orang yang rendah hati, jangan

    sombong, lemah lembut dalam pergaulan, dan jangan mengeluarkan

    kata-kata atau ucapan yang kasar. Selain itu juga menunjukkan

    bahwa mendidik anak dengan baik dan benar dalam mengajarkan

    budi pekerti yang luhur merupakan tugas dan tanggungjawab berada

    di pundak ayah dan ibu. Hak anak juga untuk mendapatkan

    pendidikan yang baik, karena anak sangat memerlukan perhatian dan

    pengawasan ketat dari orang tuanya.36

    3. Orang Tua Tunggal

    a. Pengertian Orang Tua Tunggal

    Orang tua tunggal merupakan sebuah istilah yang tidak asing lagi di

    telinga masyarakat. Dimana seseorang memiliki peran ganda sebagai

    orang tua (ibu dan ayah) dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya.

    Fenomena orang tua tunggal ini merupakan salah satu dari dinamika di

    masyarakat.37

    Menurut Duval & Miller (1985) orang tua tunggal adalah

    “Orang tua yang memelihara dan membesarkan anak-anaknya tanpa

    kehadiran atau dukungan dari pasangan”.38

    Menurut Hurlock “Peran orang tua terhadap anak merupakan hal

    yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak”.39

    Setiap anak

    35

    Kementerian Agama Republik Indonesia.Loc.Cit. 36

    Cut Suryani, Op. Cit., h. 127. 37

    Desy, Op. Cit., h. 77. 38

    Titin Suprihatin, “Dampak Pola Asuh Orang Tua Tunggal (Single Parent Parenting)

    Terhadap Perkembangan Remaja”, Jurnal Penguatan Keluarga Di Zaman Now: Fakultas Psikologi,

    2018, h. 146. 39

    Delfriana Ayu A, “Pola Asuh Orang Tua Konsep Diri Remaja Dan Perilaku Seksual”,

    Jurnal Jumantik, Vol. 1 No.1, 2016, h. 107.

  • 25

    berhak untuk memperoleh pengasuhan dan kasih sayang yang lengkap

    dari kedua orang tuanya. Baik itu dalam sebuah keluarga yang utuh

    maupun tidak.40

    Goode mengatakan bahwa “Anak yang dibesarkan

    dalam keluarga yang bahagia akan tumbuh bahagia dan sehat secara

    psikologis. Sebaliknya anak yang dibesarkan dalam keluarga yang

    terpisah akan menghasilkan remaja nakal dua kali lebih tinggi dari pada

    anak yang dibesarkan rumah tangga utuh”.41

    Seorang anak sangat membutuhkan perhatian dari kedua orang

    tuanya, sehingga dalam keluarga single parent tuntutan peran ganda dari

    seorang ayah maupun ibu adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa

    terelakkan lagi. Orang tua tunggal dapat dikatakan sebagai tulang

    punggung keluarga yang harus memenuhi semua kebutuhan anak-

    anaknya. Adanya peran ganda sebagai ayah sekaligus ibu atau

    sebaliknya menjadikan orang tua tunggal terkadang tidak memiliki

    waktu dan perhatian yang cukup untuk anak-anaknya.42

    b. Keteladanan Dan Pengasuhan Orang Tua Tunggal

    Teladan dengan Al-Qur‟an dikenal dengan istilah “uswah” dan

    “iswah” yang memiliki arti sesuatu keadaan dimana seseorang

    meningikuti seseorang yang baik dalam kebaikan maupun keburukan.43

    Pengertian uswatun hasanah, secara terminologi, kata al-uswah berarti

    orang yang ditiru sedangkan hasanah berarti baik. Dengan demikian

    uswatun hasanah adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru, contoh

    indentifikasi, suritauladan atau keteladanan.44

    Keteladanan orang tua

    40

    Titin Suprihatin, Loc. Cit. 41

    Ibid. 42

    Desy, Op.,Cit, h, 78. 43

    Armai arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Isla, (Jakarta: Ciputat Press,

    2002), h. 90. 44

    Wiwi Okta Lestari, “Pengaruh Keteladanan Orang Tua Dan Guru Terrhadap Akhlak Siswa

    Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Bengkulu Selatan”, Al-Bahtsu, Vol. 2, No. 1, 2017, h. 3.

  • 26

    terhadap anak merupakan bagian terpenting dalam membentuk karakter

    anak.

    Status orang tua tunggal membawa konsekuensi perubahan peran

    pada ibu, ibu harus bertanggung jawab penuh baik dalam bidang

    ekonomi, pendidikan dan cara mengambil keputusan yang tepat,

    sehingga mengakibatkan berkurangnya perhatian orang tua terhadap

    anak dan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tuanya tidak terpenuhi

    dengan baik.45

    Dengan segala keterbatasaan dan peran ganda yang

    dipegang oleh seorang ibu, maka tugas dalam pengawasan dan

    pendidikan anak akan mengalami hambatan sehingga peran ibu sebagai

    orang tua tunggal dalam hal mendidik anak tidak dapat dijalankan

    dengan maksimal.46

    Ayah bertanggung jawab secara primer terhadap kebutuhan

    finansial keluarga. Menurut Palkovits “Keterlibatan dalam pengasuhan

    juga diartikan sebagai seberapa besar usaha yang dilakukan oleh seorang

    ayah dalam berpikir, merencanakan, merasakan, memperhatikan,

    memantau, mengevaluasi, mengkhawatirkan serta berdoa bagi

    anaknya”. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak akan berdampak

    positif terhadap anak, yaitu anak akan memiliki kemampuan sosial dan

    kognitif yang baik, serta kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini terjadi

    apabila ayah mengembangkan model pengasuhan yang negatif seperti

    ayah menunjukkan perilaku negatif, dan melibatkan hukuman fisik,

    maka anak memiliki perilaku yang negatif.47

    45

    Meryland Suryati, Emmy Solina, “Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Mendidik

    Anak Di Desa Lancang Kuning Utara”, JMM, Vol. 3 No. 2, 2019, h. 2. 46

    Ibid., h. 2-3. 47

    Farida Hidayati, dkk, “Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak”, Jurnal Psikologi Undip, Vol.

    9, No. 1, April 2011, h. 2.

  • 27

    c. Tipe-tipe Orang Tua Tunggal

    Terdapat beberapa tipe atau model pengasuhan yang dilakukan oleh

    orang tua tunggal dalam mengasuh anak diantaranya sebagai berikut:

    1) Tipe mandiri

    Tipe mandiri adalah orang tua yang mampu menghadapi

    kenyataan atau situasi sebagai orang tua tunggal dan mampu

    mengatasi masalah-masalah dengan sukses. Tipe ini menyadari

    kenyataan yang dihadapinya, segala masalah keluarga dapat teratasi

    dengan berbagai cara sebaik-baiknya.

    2) Tipe tergantung

    Tipe tergantung yaitu tipe orang tua tunggal yang hampir

    mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang timbul,

    akan tetapi kurang memiliki kemandirian. Dalam menghadapi

    masalah hanya tergantung kepada berbagai di luar dirinya seperti

    kakak, saudara, kawan atau anggota keluarga lain.

    3) Tipe tak bedaya

    Tipe tak berdaya adalah tipe yang berada dalam keadaan tak

    berdaya dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang

    ditimbulkan oleh kenyataan yang dihadapi. Tidak tahu apa yang

    harus dilakukan, terlalu menyerah dengan masalah, putus asa dan

    pesimis menghadapi masa depan. Pada tipe ini akan mengalami

    berbagai kegagalan seperti terputusnya anak-anak untuk sekolah,

    penghasilan berkurang, muncul berbagai masalah dan hambatan

    psikologis dan semakin menurunnya kondisi kesehatan. Tipe

    demikian tegolong kedalam tipe tak berdaya, tipe tak berdaya adalah

    mereka yang kurang siap menghadapi kenyataan, terlau besar

    ketergantungan kepada suami atau istri, kurang memiliki kompetensi

  • 28

    hidup, kurang memiliki keterampilan sosial dengan masyarakat, dan

    kurang mampu mengendalikan dirinya.48

    4. Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Wanita (TKI/TKW)

    a. Pengertian TKI/TKW

    Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa, ”Tenaga kerja adalah setiap orang

    yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa

    baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”.49

    Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara

    Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur Tengah,

    Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk

    jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah

    TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. Sedangkan TKI

    perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW).50

    b. Faktor-faktor Penyebab Menjadi TKI/TKW

    Bekerja di luar negeri sebagai pilihan masyarakat Indonesia dengan

    alasan terbatasnya kesempatan kerja di dalam negeri, tingkat upah

    rendah dan kemiskinan sedangkan kesempatan kerja di luar negeri

    sangat luas dan dengan tingkat upah yang tinggi.

    Terdapat beberapa faktor penyebab meningkatnya migrasi khusus

    perempuan ke luar negeri adalah, sebagai berikut:

    1) Perkembangan ekonomi yang sangat pesat di negara-negara tujuan

    dan meningkatnya permintaan terhadap buruh migran.

    48

    Mohammad Surya, Bina Keluarga, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), h. 232 49

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, h. 2. 50

    Choirul Hamidah, “Peran Keluarga Tenaga Kerja Indonesia Di Ponegoro Dalam

    Menentukan Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi”, Jurnal Ekuilibrium, Vol. 11, No. 1, 2016, h. 21-

    22.

  • 29

    2) Kebijakan migrasi tenaga kerja resmi dari pemerintah, maka

    perekrutan baik laki-laki maupun perempuan secara aktif digalakkan

    melalui kerjasama agen perekrut tenaga kerja.

    3) Meningkatkan kemiskinan dalam konteks program penyesuaian

    struktural (Struktural Adjusment Programme) yang menyebabkan

    penduduk pedesaan kehilangan tanah dan menjadi semakin miskin.

    4) Kurang kesempatan kerja dalam negeri yang memungkinkan

    memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

    5) Meningkatkan ketergantungan keluarga untuk memproleh

    pendapatan, khususnya dari keluarga tidak mampu.51

    c. Hak dan Kewajiban TKI/TKW

    Setiap calon TKI bekerja di luar negeri mempunyai hak dan

    kesempatan yang sama, hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 pasal 8 dan 9 tentang hak dan

    kewajiban TKI. Yang menyatakan bahwa Setiap calon TKI mempunyai

    hak dan kesempatan yang sama untuk :

    1) Bekerja di luar negeri. 2) Mmemperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri

    dan prosedur penempatan TKI di luar negeri.

    3) Memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri.

    4) Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

    keyakinan yang dianutnya.

    5) Memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan.

    6) Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan di negara tujuan.

    7) Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat

    dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan

    51

    Loso, “Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri”, Pandecta, Vol. 5,

    No. 2, 2010, h. 211.

  • 30

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di

    luar negeri.

    8) Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal.

    9) Memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.

    Setiap calon TKI/TKI mempunyai kewajiban untuk :

    1) Mentaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di negara tujuan.

    2) Menaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja.

    3) Membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan

    4) Memberitahukan atau melaporkan kedatangan keberadaan dan kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara

    tujuan.52

    d. Perlindungan Terhadap TKI/TKW

    Perlindungan hukum terhadap para Tenaga Kerja Indonesia tertera

    dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004. Yang

    menyatakan bahwa pemerintah berkewajiban:

    1) Menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang bersangkutan berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun

    yang berangkat secara mandiri.

    2) Mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI. 3) Membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan

    calon TKI di luar negeri.

    4) Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan.

    5) Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelumnya pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

    53

    Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri diawali dan

    terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses

    rekrutmen, selama bekerja dan hingga kembali pulang ke tanah air

    52

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, h. 4. 53

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan

    Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, Pasal 7, h. 4.

  • 31

    (Indonesia).54

    Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 77 Undang-Undang

    Nomor 39 Tahun 2004 bahwa:

    1) Setiap calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    2) Perlindungan tersebut seperti tertuang dalam ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan masa

    setelah penempatan.55

    5. Membentuk Akhlakul Karimah Anak

    a. Pengertian Akhlak

    Akhlak secara etimologi berasal dari kata khalaqa yang kata

    asalnya khuluqun, yang berarti perangai, tabiat dan adat. Sedangkan

    akhlak menurut terminologi berarti tingkah laku yang di dorong oleh

    suatu keinginan yang dilakukan seseorang secara sadar untuk

    melakukan suatu perbuatan yang baik.56

    Adapun pengertian akhlak menurut beberapa ahli diantaranya:

    1) Al-Ghazali, mengatakan bahwa akhlak adalah “Sifat yang tertanam (terpatri) dalam jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan-

    pebuatanyang gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

    pertimbangan (perenungan) terlebih dahulu”.

    2) Ibnu Maskawih mengatakan akhlak adalah “Perangai itu adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan gerakan

    yang tidak menghajatkan pemikiran“.

    3) Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah “Suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya

    dilakukan oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan

    jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat”

    4) Muhammad bin Ali Asy-Syarif al-Jurjani dalam bukunya al-Ta‟rifat, sebagaimana dikutip oleh Ali Abdul Halim Mahmud: “Akhlak adalah

    istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya

    54

    Hidayat, “Perlindungan Hak Tenaga Kerja Indonesia Di Taiwan Dan Malaysia Dalam

    Perspektif Hak Asasi Manusia (Protection of Indonesian Workers Rights in Taiwan And Malaysia in

    Human Rights Perspective)”, Jurnal HAM, Vol. 8, No. 2, 2017, h. 107. 55

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan

    Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, Pasal 7, h. 4. 56

    Mukni‟ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta:

    Ar-Ruzz Media, 2011), h. 104-105.

  • 32

    terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu

    dipikirkan dan merenung”.57

    Berdasarkan dari beberapa definisi akhlak di atas dapat disimpulkan

    bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang tertanam kuat yang ada di

    dalam diri seseorang, berupa perbuatan atau tingkah laku tanpa

    dipikirkan dan direnungkan terlebih dahulu atau perbuatan yang spontan

    dilakukan oleh seseorang.

    b. Macam-macam Akhlak

    Berikut ini akhlak dibagi menjadi dua diantaranya:

    1) Akhlak Mahmudah

    Akhlak mahmudah adalah akhlak yang sebagaimana dicontohkan

    oleh Rasulullah Saw dan harus diteladani oleh umatnya.58

    Yang

    termasuk kedalam akhlak terpuji atau mahmudah diantaranya, rendah

    hati, berilmu, beramal, jujur, tepati janji, amanah, istiqomah,

    berkemauan keras, berani, sabar, syukur, lemah lembut, takwa, malu,

    zuhud, tawakal kepada Allah, pemaaf, toleransi dan lain

    sebagainya.59

    2) Akhlak Madzmumah

    Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh

    setan. Akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela dan harus

    dihindari dan dijauhi. Akhlak Madzmumah hendaknya dijauhi dan

    dihindari, karena akhlak madzmumah menyebabkan penyakit hati.60

    Yang temasuk kedalam akhlak tercela atau akhlak madzmumah

    diantaranya, sikap suka berlebihan, buruk perilaku, takabur, bodoh,

    57

    Mahmud, Heri Gunawan dan Yuyun Yulianingsih, Op. Cit., h. 186. 58

    Veithzal Rivai Zainal, dkk, Manajemen Akhlak Menuju Akhlak Alqur‟an, (Jakarta: Salemba

    Diniyah, 2018), h. 75. 59

    Aminuddin, dkk, Membangun Karakter Dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama

    Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 97. 60

    Veithzal Rivai Zainal, dkk, Loc. Cit.

  • 33

    malas, bohong, ingkar janji, khianat, putus asa, tidak bersyukur,

    kasar, ingkar, serakah, sombong, dendam dan lain sebagainya.61

    c. Ruang Lingkup Akhlak

    Akhlak di dalam ajaran Islam mencakup berbagai aspek, dimulai

    akhlak terhadap manusia, hingga kepada sesama makhluk (manusia,

    binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tidak bernyawa).

    Berikut ini adalah ruang lingkup akhlak diantaranya sebagai

    berikut:

    1) Akhlak terhadap Allah

    Akhlak terhadap Allah atau pola hubungan manusia dengan

    Allah adalah sikap dan perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh

    manusia terhadap Allah. Akhlak terhadap Allah meliputi beribadah

    kepada-Nya, mentauhidkan-Nya, berdoa, berzikir, bersyukur serta

    tunduk dan taat kepada Allah.62

    Sebagaimana firman Allah SWT

    dalam QS. Az-Zariyat: 56.