poin
DESCRIPTION
Poin analisis Kimia FarmaTRANSCRIPT
Poin-poin penting yg timbul setelah analisis:
PT.kimia farma sebagai perusahaan pemerintah telah terbukti melakukan rekayasa dalam
pelaporan keuanganya,hal ini terindikasi oleh kementrian terkait serta bapepam dari
adanya salah saji yg sangat material pada laporan keuanganya. Dimana tindakan ini
terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan poin 2.
Kesalahan saji tersebut berasal dari berbagai pos yg overstated,yg mungkin terjadi karena
memang sengaja dilakukan oleh pihak internal perusahan dengan tujuan tertentu.
Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan
keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal
mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu
manajemen melakukan kecurangan tersebut.
Untuk sanksi dan denda yg dikenakan menurut undang2 terkait,maka disebutkan bahwa :
PT. Kimia Farma diharuskan membayar denda sebesar 500 juta rupiah (menurut PP
mengenai penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal)
Direksi lama PT.Kimia Farma diharuskan membayar 1 milyar rupiah ke kas Negara
(menurut UU no.8 th 1995 pasal 5 huruf n)
Auditor KAP HTM diharuskan membayar sebesar 100 juta rupiah ke kas Negara,karena
telah dianggap gagal memenuhi dan menerapkan standar professional yg disyaratkan
oleh SPAP seksi 110. (menurut UU no.8 th 1995 pasal 5 huruf n)
Keterkaitan akuntan/auditor dalam hal ini tidak terlalu dicurigai sebagai pihak yg aktif
bekerja sama dalam kecurangan tersebut,namun bapepam menilai bahwa akuntan publik
tersebut tetap harus ikut bertanggung jawab karena akuntan lah yg bertugas
memeriksa,mencari bukti2 dan melporkan adanya ketidak wajaran dalam pelaporan
keuangan suatu entitas.
Keterkaitan manajemen PT.Kimia Farma dalam kecurangan ini telah sangat jelas terjadi
dengan ditetapkanya mantan direksi lama sebagai tersangka kasus penggelembungan
laba bersih perusahaan.
Dampak bagi laporan keuangan, akuntan publik HTM diwajibkan untuk melakukan
restatement laporan keuangan PT.Kimia farma per 31 Desember 2001 serta audit laporan
keuangan ulang hingga periode 30 juni 2002.
Dampak bagi Investor dan perusahaan setelah adanya revisi, perusahaan dengan segera
melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa sebagai bentuk pertanggung jawaban
terhadap publik. Namun RUPS tetap menilai bahwa kinerja perusahaan (terkait laba yg
sesungguhnya) masih tergolong baik. Mereka mengaggap kecurangan ini murni dilakukan
oleh manajemen lama perusahaan dan telah dijadikan tersangka.
Dampak bagi akuntan/KAP terkait (HTM), walaupun tidak terindikasi aktif ikut bekerja
sama dalam kecurangan tersebut. HTM telah dinilai gagal menerapkan standar profesi
akuntan publik.mereka diwajibkan melakukan restatement atas laporan keuangan serta
melakukan audit ulang per tanggal 30 juni 2002. Serta menurut keputusan rups,
menyatakan secara aklamasi bahwa tidak akan memakai jasa HTM lagi sebagai akuntan
public di PT.Kimia farma.
Dampak bagi akuntan publik secara umum, Akuntan memilki peran dalam membantu
menyajikan laporan keuangan yg fair atas aktivitas bisnis suatu entitas.Dan jika tejadi
kecurangan seperti yg dibahas dalam kasus ini membuat pemerintah ikut campur tangan
mengatasi hal tersebut. Salah satu yg terpenting adalah dengan membuat aturan baru
yang mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah adanya praktik-praktik yang
akan melanggar etika oleh para akuntan publik.
Dampak bagi masyarakat umum, masyarakat secara tidak langsung akan terpengaruh
dengan fenomena2 yg terjadi seperti kasus yg telah menimpa PT.Kimia Farma tersebut.
Masyarakat yg sejatinya sebagai pengawas tertingi dalam konstitusi setidaknya akan
merasa dikhianati oleh praktik2 seperti ini. Dan ujung nya kemana lagi jika bukan
menyalahkan pemerintah? Tidak percaya dengan pemerintah? Tidak taat kepada Negara?
Kasus yang menimpa KAP HTM ini adalah risiko inheren dari dijalankannya suatu tugas
audit. Sedari awal, KAP HTM seharusnya menyadari bahwa kemungkinan besar akan ada
risiko manipulasi seperti yang dilakukan PT. Kimia Farma, mengingat KAP HTM adalah KAP
yang telah berdiri cukup lama. Risiko ini berdampak pada reputasi HTM dimata
pemerintah ataupun publik, dan pada akhirnya HTM harus menghadapi konsekuensi risiko
seperti hilangnya kepercayaan publik dan pemerintah akan kemampuan HTM, penurunan
pendapatan jasa audit, hingga yang terburuk adalah kemungkinan di tutupnya Kantor
Akuntan Publik tersebut.
Diluar risiko bisnis, risiko etika yang dihadapi KAP HTM ini cenderung pada kemungkinan
dilakukannya kolaborasi dengan manajemen Kimia Farma dalam manipulasi laporan
keuangan.Walaupun secara fakta KAP HTM terbukti tidak terlibat dalam kasus manipulasi
tersebut, namun hal ini bisa saja terjadi. Dan tetap saja HTM mendapat konsekwensi dari
aktivitas bisnis mereka
Jika ditarik kembali ke belakang,hal-hal seperti kasus ini bagi HTM seharusnya dapat
diminimalisir.yaitu dengan menysusun, merencanakan, merancang, dan melaksanakan
manajemen resiko yg tepat sebelum memulai aktivitas auditnya :
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko etika
Dalam kasus antara KAP HTM dan Kimia Farma ini, pengidentifikasian dan penilaian
risiko etika dapat diaplikasikan pada tindakan sebagai berikut:
A. Melakukan penilaian dan identifikasi para stakeholder HTM.
HTM selayaknya membuat daftar mengenai siapa dan apa saja
parastakeholder yang berkepentingan beserta harapan mereka. Dengan
mengetahui siapa saja para stakeholder dan apa kepentingannya serta
harapan mereka, maka KAP HTM dapat melakukan penilaian dalam
pemenuhan harapan stakeholder melalui pembekalan kepada para auditor
senior dan junior sebelum melakukan audit pada Kimia Farma.
B. Mempertimbangkan kemampuan SDM HTM dengan ekspektasi
para stakeholder, dan menilai risiko ketidak sanggupan SDM HTM dalam
menjalankan tugas audit
C. Mengutamakan reputasi KAP HTM
Yaitu dengan berpegang pada nilai-nilai hypernorm, seperti kejujuran,
kredibilitas, reliabilitas, dan tanggung jawab.Faktor-faktor tersebut bisa
menjadi kerangka kerja dalam melakukan perbandingan.
Tiga tahapan ini akan menghasilkan data yang memungkinkan pimpinan KAP
HTM dapat mengawasi adanya peluang dan risiko etika, sehingga dapat
ditemukan cara untuk menghindari dan mengatasi risiko tersebut, serta agar
dapat secara strategis mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut.
2. Menerapkan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategis
dengan stakeholder
KAP HTM dapat melakukan pengelompokan stakeholder dan meratingnya dari segi
kepentingan, dan kemudian menyusun rencana untuk berkolaborasi
dengan stakeholder yang dapat memberikan dukungan dalam penciptaan strategi,
yang dapat memenuhi harapan para stakeholder HTM.