poin

6
Poin-poin penting yg timbul setelah analisis: PT.kimia farma sebagai perusahaan pemerintah telah terbukti melakukan rekayasa dalam pelaporan keuanganya,hal ini terindikasi oleh kementrian terkait serta bapepam dari adanya salah saji yg sangat material pada laporan keuanganya. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2. Kesalahan saji tersebut berasal dari berbagai pos yg overstated,yg mungkin terjadi karena memang sengaja dilakukan oleh pihak internal perusahan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Untuk sanksi dan denda yg dikenakan menurut undang2 terkait,maka disebutkan bahwa : PT. Kimia Farma diharuskan membayar denda sebesar 500 juta rupiah (menurut PP mengenai penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal) Direksi lama PT.Kimia Farma diharuskan membayar 1 milyar rupiah ke kas Negara (menurut UU no.8 th 1995 pasal 5 huruf n) Auditor KAP HTM diharuskan membayar sebesar 100 juta rupiah ke kas Negara,karena telah dianggap gagal memenuhi dan menerapkan standar professional yg disyaratkan oleh SPAP seksi 110. (menurut UU no.8 th 1995 pasal 5 huruf n)

Upload: galang-pandu-aranza

Post on 17-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Poin analisis Kimia Farma

TRANSCRIPT

Page 1: Poin

Poin-poin penting yg timbul setelah analisis:

PT.kimia farma sebagai perusahaan pemerintah telah terbukti melakukan rekayasa dalam

pelaporan keuanganya,hal ini terindikasi oleh kementrian terkait serta bapepam dari

adanya salah saji yg sangat material pada laporan keuanganya. Dimana tindakan ini

terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan

Keuangan poin 2.

Kesalahan saji tersebut berasal dari berbagai pos yg overstated,yg mungkin terjadi karena

memang sengaja dilakukan oleh pihak internal perusahan dengan tujuan tertentu.

Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan

keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal

mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu

manajemen melakukan kecurangan tersebut.

Untuk sanksi dan denda yg dikenakan menurut undang2 terkait,maka disebutkan bahwa :

PT. Kimia Farma diharuskan membayar denda sebesar 500 juta rupiah (menurut PP

mengenai penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal)

Direksi lama PT.Kimia Farma diharuskan membayar 1 milyar rupiah ke kas Negara

(menurut UU no.8 th 1995 pasal 5 huruf n)

Auditor KAP HTM diharuskan membayar sebesar 100 juta rupiah ke kas Negara,karena

telah dianggap gagal memenuhi dan menerapkan standar professional yg disyaratkan

oleh SPAP seksi 110. (menurut UU no.8 th 1995 pasal 5 huruf n)

Keterkaitan akuntan/auditor dalam hal ini tidak terlalu dicurigai sebagai pihak yg aktif

bekerja sama dalam kecurangan tersebut,namun bapepam menilai bahwa akuntan publik

tersebut tetap harus ikut bertanggung jawab karena akuntan lah yg bertugas

memeriksa,mencari bukti2 dan melporkan adanya ketidak wajaran dalam pelaporan

keuangan suatu entitas.

Keterkaitan manajemen PT.Kimia Farma dalam kecurangan ini telah sangat jelas terjadi

dengan ditetapkanya mantan direksi lama sebagai tersangka kasus penggelembungan

laba bersih perusahaan.

Dampak bagi laporan keuangan, akuntan publik HTM diwajibkan untuk melakukan

restatement laporan keuangan PT.Kimia farma per 31 Desember 2001 serta audit laporan

keuangan ulang hingga periode 30 juni 2002.

Page 2: Poin

Dampak bagi Investor dan perusahaan setelah adanya revisi, perusahaan dengan segera

melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa sebagai bentuk pertanggung jawaban

terhadap publik. Namun RUPS tetap menilai bahwa kinerja perusahaan (terkait laba yg

sesungguhnya) masih tergolong baik. Mereka mengaggap kecurangan ini murni dilakukan

oleh manajemen lama perusahaan dan telah dijadikan tersangka.

Dampak bagi akuntan/KAP terkait (HTM), walaupun tidak terindikasi aktif ikut bekerja

sama dalam kecurangan tersebut. HTM telah dinilai gagal menerapkan standar profesi

akuntan publik.mereka diwajibkan melakukan restatement atas laporan keuangan serta

melakukan audit ulang per tanggal 30 juni 2002. Serta menurut keputusan rups,

menyatakan secara aklamasi bahwa tidak akan memakai jasa HTM lagi sebagai akuntan

public di PT.Kimia farma.

Dampak bagi akuntan publik secara umum, Akuntan memilki peran dalam membantu

menyajikan laporan keuangan yg fair atas aktivitas bisnis suatu entitas.Dan jika tejadi

kecurangan seperti yg dibahas dalam kasus ini membuat pemerintah ikut campur tangan

mengatasi hal tersebut. Salah satu yg terpenting adalah dengan membuat aturan baru

yang mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah adanya praktik-praktik yang

akan melanggar etika oleh para akuntan publik.

Dampak bagi masyarakat umum, masyarakat secara tidak langsung akan terpengaruh

dengan fenomena2 yg terjadi seperti kasus yg telah menimpa PT.Kimia Farma tersebut.

Masyarakat yg sejatinya sebagai pengawas tertingi dalam konstitusi setidaknya akan

merasa dikhianati oleh praktik2 seperti ini. Dan ujung nya kemana lagi jika bukan

menyalahkan pemerintah? Tidak percaya dengan pemerintah? Tidak taat kepada Negara?

Kasus yang menimpa KAP HTM ini adalah risiko inheren dari dijalankannya suatu tugas

audit. Sedari awal, KAP HTM seharusnya menyadari bahwa kemungkinan besar akan ada

risiko manipulasi seperti yang dilakukan PT. Kimia Farma, mengingat KAP HTM adalah KAP

yang telah berdiri cukup lama. Risiko ini berdampak pada reputasi HTM dimata

pemerintah ataupun publik, dan pada akhirnya HTM harus menghadapi konsekuensi risiko

seperti hilangnya kepercayaan publik dan pemerintah akan kemampuan HTM, penurunan

pendapatan jasa audit, hingga yang terburuk adalah kemungkinan di tutupnya Kantor

Akuntan Publik tersebut.

Page 3: Poin

Diluar risiko bisnis, risiko etika yang dihadapi KAP HTM ini cenderung pada kemungkinan

dilakukannya kolaborasi dengan manajemen Kimia Farma dalam manipulasi laporan

keuangan.Walaupun secara fakta KAP HTM terbukti tidak terlibat dalam kasus manipulasi

tersebut, namun hal ini bisa saja terjadi. Dan tetap saja HTM mendapat konsekwensi dari

aktivitas bisnis mereka

Jika ditarik kembali ke belakang,hal-hal seperti kasus ini bagi HTM seharusnya dapat

diminimalisir.yaitu dengan menysusun, merencanakan, merancang, dan melaksanakan

manajemen resiko yg tepat sebelum memulai aktivitas auditnya :

1. Mengidentifikasi dan menilai risiko etika

Dalam kasus antara KAP HTM dan Kimia Farma ini, pengidentifikasian dan penilaian

risiko etika dapat diaplikasikan pada tindakan sebagai berikut:

A. Melakukan penilaian dan identifikasi para stakeholder HTM.

HTM selayaknya membuat daftar mengenai siapa dan apa saja

parastakeholder yang berkepentingan beserta harapan mereka. Dengan

mengetahui siapa saja para stakeholder dan apa kepentingannya serta

harapan mereka, maka KAP HTM dapat melakukan penilaian dalam

pemenuhan harapan stakeholder melalui pembekalan kepada para auditor

senior dan junior sebelum melakukan audit pada Kimia Farma.

B. Mempertimbangkan kemampuan SDM HTM dengan ekspektasi

para stakeholder, dan menilai risiko ketidak sanggupan SDM HTM dalam

menjalankan tugas audit

C. Mengutamakan reputasi KAP HTM

Yaitu dengan berpegang pada nilai-nilai hypernorm, seperti kejujuran,

kredibilitas, reliabilitas, dan tanggung jawab.Faktor-faktor tersebut bisa

menjadi kerangka kerja dalam melakukan perbandingan.

Tiga tahapan ini akan menghasilkan data yang memungkinkan pimpinan KAP

HTM dapat mengawasi adanya peluang dan risiko etika, sehingga dapat

ditemukan cara untuk menghindari dan mengatasi risiko tersebut, serta agar

dapat secara strategis mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut.

Page 4: Poin

2. Menerapkan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategis

dengan stakeholder

KAP HTM dapat melakukan pengelompokan stakeholder dan meratingnya dari segi

kepentingan, dan kemudian menyusun rencana untuk berkolaborasi

dengan stakeholder yang dapat memberikan dukungan dalam penciptaan strategi,

yang dapat memenuhi harapan para stakeholder HTM.