poct
DESCRIPTION
POCT 2TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia
karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu oragnisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat
yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah. Pelayanan
kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang
ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam pelayanan
kesehatan.
Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan
pengobatan serta pemulihan kesehatan.
Laboratorium adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran,pengujian serta penentuan jenis penyakit. Pengguna baik itu
klinisi maupunpasien, mengharapkan hasil pemeriksaan laboratorium benar-
benar terjaminmutunya. Sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan,
pelayananlaboratorium sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
penegakandiagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan.
Dalam upaya mencapai tujuan laboratorium yaitu tercapainya
pemeriksaan yang bermutu maka tiap laboratorium baik negeri maupun swasta
melaksanakan program pemantapan mutu, baik pemantapan mutu internal
yang dilaksanakan oleh laboratorium sendiri maupun pemantapan mutu
eksternal yangdiselenggarakan oleh pemerintah. Program pemantapan mutu
1
ini merupakan sistem laboratorium klinik untuk mengetahui dan
meminimalkan kesalahan analitik dan merupakan bagian dari sistem jaminan
mutu yang merupakan suatu tindakan sistemik yang diperlukan untuk
menjamin kepuasan
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Oleh
karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan
laboratorim adalah kualitas alat yang digunakan untuk pemeriksaan.
Pada zaman modern seperti sekarang ini kemajuan teknologi
berkembang dengan pesatnya. Demikian juga perkembangan teknologi
laboratorium kesehatan, dimana tahun demi ide-ide, inovasi-inovasi,temuan-
temuan , metode metode baru dan alat alat yang baru diciptakan.
Dalam dekade saat ini perkembangan alat-alat laboratorium sudah
mencapai efisiensi waktu,metode,bahan, dan tenaga. Point of Care Test
(POCT) merupakan salah satu alat laboratorim yang mengedepankan
efisiensi. POCT merupakan alat pemeriksaan laboratorium yang dioperasikan
bukan di dalam laboratorium induk, melainkan di dekat pasien, baik pasien ra-
wat jalan maupun pasien rawat inap. Dengan semakin canggihnya peralatan
POCT, banyak pihak telah mencoba memakai fasilitas ini tanpa pemahaman
teknis penggunaannya. Penggunaan alat-alat laboratorium, termasuk POCT,
tanpa pengetahuan yang adekuat akan menyebabkan kesalahan pengeluaran
hasil, yang akhirnya membahayakan nyawa pasien, oleh karena itu perlu
diperlukan suatu pengawasan terhadap penggunaan POCT itu sendiri dari
pihak-pihak yang terkait termasuk disini organisasi profesi kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis membahas tentang peran
organisasi profesi terhadap pengawasan alat POCT (Point of Care Test).
1.2. Rumusan masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi profesi ?
1.2.2. Apakah yang dimaksud dengan Point of Care Test (POCT)
1.2.3. Bagaimana peran organisasi profesi dalam pengawasan alat Point of
Care Test (POCT)
2
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.1.1. Untuk memenuhi tugas matakuliah etika perilaku dan
profesi
1.3.1.2. Untuk mengetahui peran organisasi profesi dalam
pengawasan alat Point of Care Test (POCT)
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui apa itu organisasi profesi
1.3.2.2. Untuk mengetahui apa itu Point of Care Test (POCT)
1.3.2.3. Untuk mengetahui peran organisasi profesi dalam
pengawasan alat Point of Care Test (POCT).
1.4. Manfaat
1.4.1. Agar mengetahui apa itu organisasi profesi
1.4.2. Agar mengetahui apa itu Point of Care Test (POCT)
1.4.3. Agar mengetahui peran organisasi profesi dalam pengawasan alat
Point of Care Test (POCT)
3
BAB II
ISI
2.1 Organisasi Profesi
a. Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompokorang
dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi
dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama
sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, danmanajemen. Kajian mengenai
organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku
organisasi (organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization
analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang
cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode,lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
4
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang
antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-
orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk
melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui
bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian
tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak,
sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu
menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat
berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan
sebagainya.
b. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan
proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja
sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di
susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan
dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama
itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara
pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
c. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
5
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing
orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas,
dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat
di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan
bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang
satu dengan yang lain.
d. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer.
Suatu perencanaan yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan
cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik
tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara
baik akan mendapat keuntungan yaitu pelaksanaan tugas pekerjaan
mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
Ciri-ciri organisasi yang baik yaitu
1. Tujuan organisasi harus jelas dan realistis.
2. Pembagian kerja dan hubungan kerja antara unit-unit harus baik dan jelas.
3. Organisasi harus menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai
tujuan.
4. Tipe dan struktur organisasinya harus sesuai dengan kebutuhan.
5. Unit-unit kerja ditetapkan berdasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan
6. Job description setiap jabatan harus jelas dan tidak ada tumpang tindih
pekerjaan.
7. Rentang kendali setiap bagian berdasarkan volume pekerjaan.
8. Sumber perintah dan tanggung jawab harus jelas.
9. Jenis wewenang setiap jabatan harus jelas.
10. Hubungan antara bagian dengan bagian lainnya harus jelas.
6
11. Pendelegasian wewenang berdasarkan job description karyawan.
12. Organisasi harus mempunyai AD & RT
b. Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah jata dalam bahasa Inggris
“Profess”, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakuakn suatu
tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut.
Ciri-ciri profesi
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah
profesi
2. Pelatihan tersebut meliputi komplemen intelektual yang signifikan
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada
masyarakat
4. Adanya proses lisensi atau sertifikat
5. Adanya organisasi
6. Otonomi dalam pekerjaan
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi,
keran profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya, berikut aadalah karateristik profesi secara umum:
Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional
dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan 7
memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan
bisa diterapkan dalam praktik
Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus
untuk menjadi anggotanya.
Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi
Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya
ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama
pengetahuan teoritis.
Pelatihan institusional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa
dipercaya.
Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
c. Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama
untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan
dalam kapasitas mereka sebagai individu. Oleh karena itu organisai profesi ini
didirikan dengan tujuan agar mereka bisa bekerja secara bersama-sama.
8
Ciri – Ciri Organisasi Profesi Menurut Prof. DR. Azrul Azwar MPH (1998),
ada 3 ciri organisasi, antara lain :
a. Umumnya untuk satu profesi hanya ada satu organisasi profesi yg para
anggotanya berasal dari satu profesi saja dalam arti telah menyelesaikan
pendidikan profesi dgn dasar-dasar keilmuan yg sama.
b. Misi utama organisasi profesi adalah utk merumuskan kode etik (Code
of professional ethnic) merumuskan kompetensi profesi (professional
competency) serta memperjuangkan tegaknya kebebasan profesi
(professional autonomous).
c. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta
merumuskan standar pelayanan profesi (standar of professional
services) yg mana kode etik termasuk kedalamnya, merumuskan dan
menetapkan standar pendidikan dan pelatihan profesi (standar of
professional education and training) serta menetapkan dan
memperjuangkan kebijakan dan politik profesi (professional policy)
Peran organisasi profesi
a. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan profesi
b. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan profesi
c. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi profesi
d. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi
Manfaat organisasi profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
a. Mengembangkan dan memajukan profesi
b. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
c. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
d. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
2.2 Organisasi Profesi Analis Kesehatan
Organisasi profesi kesehatan adalah suatu wadah kumpulan orang yang
memiliki profesi dibidang kesehatan dan bergabung bersama untuk melaksanakan
fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka
sebagai individu.
9
Suatu profesi kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria :
a. Diberikan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada
klien maupun tenaga kesehatan lain
b. Mempunyai pendidikan formal untuk memperoleh pengetahuan,
sikap dan keterampilan
c. Melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan standar pelayanan
yang diakui masyarakat.
(Gambar 1: Organisasi Profesi)
Salah satu organisasi profesi kesehatan yang mewadahi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan adalah PATELKI. PATELKI (Persatuan Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan Indonesia) merupakan organisasi profesi analis
kesehatan yang mandiri, profesional, peduli serta aktif dalam peningkatan mutu
pelayanan laboratorium kesehatan.
Organisasi ini berdiri sejak tahun 1987 dan sudah mempunyai standar
profesi (kompetensi) yang telah ditetapkan oleh Menkes RI No.
370/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007. Organisasi ini adalah organisasi
profesi analis kesehatan yang bersifat independent, professional dan sosial
kemasyarakatan".(AD PATELKI Bab II Pasal 4).
10
Tujuan dibentuknya organisasi ini adalah untuk meningkatkan harkat dan
martabat tenaga Analis Kesehatan. Wadah sekaligus sarana pembinaan dan
pengembangan anggota dalam meningkatkan mutu profesionalisme, sarana
komunikasi dan kerjasama antar anggota, serta peningkatan kesejahteraan
anggota.
Peran PATELKI (AD Bab IV Pasal 6)
1) Pembina dan pengembang dalam peningkatan mutu pendidikan dan
pelayanan, serta IPTEK laboratorium kesehatan.
2) Pelaksana proses sertifikasi profesi dan memfasilitasi registrasi dan
lisensi.
3) Penata kehidupan keprofesionalan, pelayanan dan perlindungan hukum,
serta hubungan masyarakat dan kerjasama
4) Fasilitator dalam peningkatan kesejahteraan anggota, pengembangan
karir dan sistem penghargaan profesi
Fungsi PATELKI
1) Wadah pembinaan dan pengembangan anggota sesuai dengan tujuan
organisasi
2) Wadah pembinaan dan pengembangan mutu profesi
3) Wadah untuk menata kehidupan keprofesionalan serta peningkatan
kesejahteraan anggota
4) Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota dan antar anggota
organisasi lainnya
Struktur Organisasi
a. Organisasi Tingkat Pusat meliputi seluruh Wilayah Negara RI. Pengurus
Pusat berkedudukan di Jakarta.
b. Organisasi Tingkat Wilayah meliputi seluruh wilayah propinsi, daerah
khusus atau daerah istimewa.
c. Organisasi Tingkat Cabang meliputi wilayah kabupaten dan kota
Anggota Patelki
a. Anggota biasa : Anggota lulusan SMAK, AAK, AAM, Pendidikan
Tinggi Analis Kesehatan.
11
b. Anggota Luar Biasa : Anggota yang mempunyai profesi menunjang
pelayanan laboratorium kesehatan yang menyatakan diri sebagai anggota
c. Anggota Kehormatan : Pejabat pemerintah, swasta, masyarakat yang
berjasa atau diperlukan jasanya bagi organisasi.
Kode Etik Patelki
Kode etik patelki adalah perangkat yang dimiliki oleh PATELKI untuk
mengatur tata cara, aturan main, dan etika kerja dalam penyelenggaraan
pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan, baik yang dikelola oleh
pemerintah maupun oleh swasta. Pelaksanaannya dikendalikan oleh Majelis
Kode Etik yang berada di tingkat Pusat dan tingkat Wilayah. Kode etik
PATELKI mengatur kewajiban anggota terhadap profesi, terhadap diri
sendiri, terhadap pasien/pengguna jasa, terhadap teman sejawat dan terhadap
masyarakat.
Standar Profesi Patelki
Adalah perangkat yang dimiliki oleh organisasi yang mengatur Tugas Pokok,
Hak dan Kewajiban, Kemampuan yang harus dimiliki serta sikap dan
kepribadian yang harus dimiliki oleh Pranata Laboratorium Kesehatan
(Analis Kesehatan).
(Gambar 2: Lambang Patelki)
2.3 POCT (Point Of Care Testing)
Definisi POCT adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di dekat
pasien di luar laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat
12
inap. Menurut kriteria dari CLIA (Clinical Laboratory Improvement
Amendement), POCT pada umumnya dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan
kompleksitasnya yaitu “waive” dan “non-waive”. Yang dimaksud dengan waive
test adalah pemeriksaan non kritis yang disetujui oleh FDA untuk penggunaan di
rumah, menggunakan metode yang sederhana dan cukup akurat serta tidak
beresiko untuk membahayakan pasien bila hasil pemeriksaan tidak tepat.
Sedangkan non-waive test adalah pemeriksaan yang cukup kompleks di mana
pemeriksaan yang dilakukan membutuhkan pengetahuan minimal teknologi dan
pelatihan untuk menghasilkan pemeriksaan yang akurat, langkah-langkah
pengoperasian secara otomatis dapat dengan mudah dikontrol dan membutuhkan
interpretasi minimal. Nama lain POCT adalah “near patient testing”, “patient self
testing”, “rapid testing”, atau “bedsite testing”.
Dengan demikian maka POCT dapat bersinonim lebih luas pula yakni:
ujian sampingan (ancillary testing), ujian satelit (satellite testing), ujian sisi
ranjang (bedside testing), ujian dekat penderita (near patient testing), ujian di
rumah (home testing), swapenatalaksanaan (self- management),
swapenatalaksanaan penderita (patient self-management), ujian jarak jauh (remote
testing), ujian laboratorium di tempat praktek (physician’s office laboratories
testing),3 ujian samping pilih ganti (alternative-side testing), ujian awapusat
(decentralized testing), ujian luar laboratorium (out of laboratory testing).
Secara lebih luas POCT dinyatakan sebagai uji laboratorium yang
dilaksanakan oleh petugas (personal) yang berlatar belakang pendidikan
laboratorium dan bukan laboratorik klinis atau dilakukan oleh penderitanya
sendiri.
Pemeriksaan yang seringkali menggunakan metode POCT adalah
pemeriksaan kadar gula darah, HbA1c, gas darah, kadar elektrolit, marker
jantung, marker sepsis, urine dipstik, koagulasi (PT / INR), Hemoglobin darah,
tes kehamilan dan ovulasi.
Seperti telah dijelaskan POCT dapat digunakan oleh analis dan tenaga
kesehatan lain yang tidak mempunyai dasar ilmu pengetahuan laboratorium,
sehingga mereka tidak mengerti pengawasan mutu atas hasil pemeriksaan POCT.
Contohnya pada perawat di unit perawatan kritis mau melaksanakan pemeriksaan
13
menggunakan POCT bila memang bermanfaat bagi penderita, tetapi mereka
menginginkan bahwa mutu POCT adalah menjadi tanggung jawab laboratorium
pusat.
POCT juga dapat digunakan oleh penderita atau pasien dirumahnya sendiri.
Meskipun POCT di rumah sudah banyak digunakan, 70 % POCT terletak di
rumah sakit, ruang praktek dokter, dan lokasi lain-lain, dan segmen ini
diperkirakan akan bertumbuh sekitar 15,5 % per tahun, terutama untuk
penggunaan di rumah.
Hasil pemeriksaan menggunakan POCT memang dapat mempercepat hasil
pemeriksaan laboratorium, tetapi jika hasilnya tidak benar, maka tindakan
selanjutnya terhadap pasien akan tidak sesuai yang dapat menyebabkan kematian
(fatal). Dari data FDA (food and drug administration) Amerika Serikat antara
tahun 1984 sampai 1992 menunjukkan adanya 24 kematian dan 984 morbiditas
akibat penggunaan POCT untuk pemeriksaan glukosa yang tidak tepat.
Adapun beberapa dampak dari hasil pemeriksaan dengan POCT yang salah
antara lain: kesalahan dalam menangani penderita 50% disebabkan karena
kesalahan petunjuk (indikasi), 32% gagal dalam bertindak karena ketidak sesuai
dengan hasil pemeriksaan uji dan 55% terjadi kelambatan diagnosis karena
keterlambatan hasil pemeriksaan laboratorium.
14
(Gambar 3 : Alat-alat POCT (Point Care Of Testing)
Dalam penggunannya POCT dapat memberikan beberapa keuntungan dan
kerugian, antara lain :
a. Keuntungan Penggunaan POCT
Penggunaan POCT dilakukan berdekatan dengan penderita,
sehingga dapat memutus mata rantai penyerahan permintaan
pemeriksaan, pengiriman (transportasi) sampel ke laboratorium atau
penyampaian hasil pemeriksaan dari laboratorium perujuk, sehingga
dapat mengurangi kisaran waktu (turn-around time) yang berpengaruh
dalam menetapkan tindakan perawatan.
Hasil pemeriksaan yang cepat bermanfaat bagi dokter yang
merawat penderita, sehingga dapat menganalisis perkembangan
keadaan penderita, dapat mengambil langkah perawatan selanjutnya
dan dapat mendiskusikannya dengan penderita atau keluarganya.
Yaitu langkah apa yang sebaiknya akan dilakukan terhadap penderita,
sehingga dapat menurunkan kisaran waktu pengobatan (theraupetic
turnaround time).
Di samping itu kegiatan tersebut dapat segera menjelaskan
kepada penderita atau keluarganya yang berarti meningkatkan tatap
antarmuka klinik dengan penderita (clinical-patient interface),
sehingga memuaskan penderita (customer satisfaction) dan
menyenangkan bagi peklinik (convenience for the clinician).
Keuntungan lain penggunaan POCT ialah karena dilakukan di
dekat penderita, yang akan mengurangi kesalahan iatrogenik pra-
analitik, misalnya hipoglikemia sampel yang tidak segera diperiksa.
POCT tidak memerlukan penanganan sampel seperti
pemusingan (sentrifugasi) atau tambahan kegiatan lainnya, sehingga
jenis uji ini tepat untuk pemeriksaan bahan analisis (analit) yang tidak
stabil misalnya gas darah.
Pada pemeriksaan darah secara lazim (konvensional)
diperlukan jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan
15
penggunaan POCT yang hanya memerlukan sedikit volume. Hal ini
dapat mencegah kehilangan darah (iatrogenic blood loss) khususnya
bagi penderita yang berada di ruang perawatan intensif yang rawan
terhadap transfuse berulang dengan berbagai dampak negatifnya
seperti biaya dan risiko transfusi.
Penggunaan POCT tidak perlu memakai tenaga khusus
berpendidikan ilmu laboratorium, tetapi bisa dilakukan oleh tenaga
kesehatan lain seperti perawat. Asalkan ia telah mendapatkan
pelatihan yang memadai, agar dapat memeriksa dengan baik. Hal ini
dapat mengatasi keterbatasan jumlah tenaga analis.
Keuntungan lain dengan penggunaan POCT ialah jika
dirancang menarik akan lebih berdaya tarik (atraktif) dalam
meyakinkan penderita saat perawatan.
b. Kerugian penggunaan POCT
Pemeriksaan dengan POCT lebih mahal dibandingkan dengan
pemeriksaan cara yang lazim (konvensional) oleh laboratorium pusat
(sentral). Hal ini disebabkan karena pemeriksaan menggunakan alat
otomatis dapat mengurangi biaya per pengujian (POCT 2003).
Penggunaan POCT yang mudah dan cepat dapat menimbulkan
pemeriksaan yang melebihi keperluan atau tidak tepat, yang justru
dapat menimbulkan risiko terhadap penderita itu sendiri. Walau
tampaknya POCT tidak mahal tetapi penggunaan yang tidak tepat
justru akan menambah biaya yang lebih tinggi.
Penggunaan sampel darah yang sedikit, sukar untuk
mengetahui mutu (kualitas) sampel yang dapat berpengaruh terhadap
ketepatan hasil memeriksaan dengan POCT misalnya hemolisis,
lipemia dan obat- obatan.
Di samping itu, banyak POCT yang tidak dapat mencatat hasil
periksaan dalam jumlah besar atau dicetak melalui kertas bahang
(thermal paper) yang tidak bertahan lama. Oleh karena itu hasil
pemeriksaan dengan POCT harus dicatat atau didokumentasi dengan
baik.
16
Beberapa POCT memerlukan biaya operasional dan perawatan
yang mahal, bahkan perlu subsidi dana. Dalam hal pemantapan mutu
juga menambah beban, seperti pembelian bahan kontrol, karena harus
dilakukan untuk semua alat POCT yang dimiliki. Semakin banyak
memiliki POCT yang tersebar di unit pelayanan, maka semakin besar
perawatan dan tindakan pemantapan mutu tersebut.
Jika hasil pemeriksaan dari penggunaan alat POCT salah maka
akan berdampak terhadap tindakan selanjutnya pada pasien yang juga
akan tidak sesuai sehingga dapat merugikan pasien bahkan dapat
menyebabkan kematian.
2.4 Peran Organisasi Profesi terhadap Pengawasan Penggunaan Alat
POCT
Dasar hukum yang dipergunakan dalam pengawasan penggunaan alat
POCT :
- Permenkes No. 1189 Tahun 2010 tentang Produksi Alkes dan PKRT
- Permenkes No. 1190 Tahun 2010 tentang Izin Edar Alkes dan PKRT
- Permenkes No. 1191 Tahun2010 tentang Penyaluran Alkes
Penggunaan POCT pada saat sekarang semakin meningkat, hal ini
disebabkan karena alat POCT semakin banyak dipasarkan dan terjangkau
harganya. Sehingga banyak pengguna POCT. Pelaksanaan pemeriksa
laboratorium menggunakan POCT banyak dilakukan oleh tenaga-tenaga
kesehatan lain yang tidak mempunyai dasar pendidikan ilmu laboratorium dan
teknologi laboratorium, dimana hal ini berkaitan dengan pengertian alat POCT
yang dekat dengan pasiennya. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kelayakan
alat POCT tidak dapat dipastikan sehingga menyebabkan harus dilakukan suatu
pengaturan (regulasi) terhadap keamanan, mutu dan manfaat. Pengawasan yang
dapat dilakukan misalnya di USA dengan program penyempurnaan pembenahan
laboratorium klinik (the clinical laboratory improvement amendement /CLIA).
Sementara untuk di Indonesia sendiri pengawasan terhadap penggunaan POCT ini
belum dilakukan secara optimal sehingga diperlukan suatu lembaga untuk
melakukan pengawasan tersebut.
17
Salah satu lembaga yang dapat digunakan dalam pengawasan alat POCT
ini adalah organisasi profesi analis kesehatan dimana pertimbangan ini disebabkan
oleh keterkaitan profesi analis kesehatan sebagai profesi yang bergerak di bidang
laboratorium. Peran pengawasan yang dapat dilakukan organisasi profesi ini
adalah melalui peningkatan sistem pengawasan yaitu pembentukan suatu sub
inspeksi terhadap penggunaan alat POCT. Selain itu juga berdasarkan Permenkes
No. 1190 Tahun 2010 tentang Izin Edar Alkes dan PKRT, pengawasan terhadap
alat kesehatan tersebut harus dilakukan secara harmonisasi antara berbagai pihak
diantaranya pemerintah/stake holder, produsen, dan konsumen itu sendiri.
Skema Pengawasan Alat Kesehatan
Dari skema tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pengawasan juga
dilakukan dari penilaian kesesuaian izin edar. Izin edar adalah izin yang diberikan
kepada perusahaan untuk produk alat kesehatan atau perbekalan kesehatan rumah
tangga, yang akan diimpor, digunakan dan/atau diedarkan di wilayah Republik
Indonesia, berdasarkan penilaian terhadap mutu, keamanan, dan kemanfaatan.Izin
edar alat kesehatan sendiri diatur pada Permenkes No. 1190 Tahun 2010 tentang
Izin Edar Alkes dan PKRT menyebutkan pada pasal 8, bahwa :
1. Untuk penilaian mutu, keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan
dan/atau PKRT dalam rangka pemberian izin edar dibentuk tim penilai dan
tim ahli alat kesehatan dan/atau PKRT.
18
2. Tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas
pakar,organisasi profesi, asosiasi terkait, perguruan tinggi, praktisi dan
instansi terkait.
3. Tim penilai dan tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Direktur Jenderal.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa suatu penilaian izin edar
merupakan suatu pengawasan alat kesehatan yang dapat dilakukan oleh organisasi
profesi sebelum disalurkan kepada masing-masing penyalur alat kesehatan,
sehingga dapat dipeoleh mutu,keamanan dan manfaat yang terjamin. Sedangkan
bentuk pengawasan yang dilakukan setelah penjualan alat kesehatan.post-market
Oleh sebab itu organisasi profesi selaku organisasi independen terutama
organisasi analis kesehatan berperan dalam melakukan pengawasan dalam
penggunaan alat POCT ini guna untuk mengurangi resiko dan kegagalan yang
terjadi yang mungkin dapat merugikan pasien selaku pengguna jasa pelayanan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung
bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu. Organisasi profesi
kesehatan yang mewadahi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
PATELKI.
b. POCT (Point Of Care Test) adalah pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan di dekat pasien di luar laboratorium sentral, baik pasien rawat
jalan maupun pasien rawat inap.
c. Peran organisasi profesi analis kesehatan terhadap pengawasan alat POCT
berdasarkan Permenkes No. 1189 Tahun 2010 tentang Produksi Alkes dan
PKRT, Permenkes No. 1190 Tahun 2010 tentang Izin Edar Alkes dan
PKRT serta Permenkes No. 1191 Tahun2010 tentang Penyaluran Alkes
yaitu melakukan evaluasi mutu pemeriksaan yang menggunakan alat
POCT.
3.2. Saran
Sebagai seorang mahasiswa analis kesehatan yang merupakan calon
tenaga kesehatan sebaiknya meperhatikan teknis penggunaan POCT dengan baik
benar karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Apono.2012. “Etika Profesi”. http://aponodubalang.wordpress.com/ (diakses
tanggal 20 Oktober 2013)
Anonim.2010.”Patelki”. http://patelkijakartapusat.blogspot.com/2010/07/standar-
profesi-dan-perlindungan-hukum.html (diakses tanggal 20 Oktober 2013)
Anonim.2011. “Patelki Kebumen”. http://patelkikebumen.blogspot.com/2011/01/
rencana-kegiatan-seminar-sehari-dan.html (diakses tanggal 20 Oktober
2013)
Anonim.2011.”Organisasi Profesi”.http://dhiedotorg.wordpress. com/2011/09/25/
pengertian-definisi-arti-organisasi-dan-unsur-unsurnya/ (diakses tanggal
20 Oktober 2013)
Eva.2012.”Pengertian Organisasi Profesi “.http://evazahrotul.blogspot.com/2012/
10 /pengertian -organisasi10.html (diakses tanggal 20 Oktober 2013)
Wikipedia. 2010. “Organisasi”.http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi (diakses
tanggal 20 Oktober 2013)
21