pmp uji transmisi

32
PRAKTIKUM PERAWATAN MESIN PERKAKAS UJI TRANSMISI MESIN MILLING DAN BUBUT LABORATORIUM PEMESINAN LAPORAN Ditulis sebagai tugas mata kuliah Perawatan Mesin Perkakas pada Program Studi D3 Teknik Mesin Oleh: M. Geovany F. R. 131211018 M. Yusuf Qordhowi 131211019 3-MM

Upload: fakhri

Post on 15-Apr-2016

285 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Perawatan Mesin Perkakas Uji Transmisi pada Mesin Bubut dan Millig Lab. Pemesinan Polban

TRANSCRIPT

Page 1: PMP Uji Transmisi

PRAKTIKUM PERAWATAN MESIN PERKAKAS

UJI TRANSMISI MESIN MILLING DAN BUBUT

LABORATORIUM PEMESINAN

LAPORAN

Ditulis sebagai tugas mata kuliah Perawatan Mesin Perkakas

pada Program Studi D3 Teknik Mesin

Oleh:

M. Geovany F. R. 131211018

M. Yusuf Qordhowi 131211019

3-MM

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016

Page 2: PMP Uji Transmisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pembelajaran

1. Memahami prinsip kerja transmisi mesin milling dan bubut.

2. Mengetahui bagian-bagian dari mesin milling dan bubut.

3. Dapat menganalisis dan memperbaiki penyebab kerusakan yang terjadi pada

sistem transmisi mesin milling dan bubut.

1.2 Latar Belakang

1.2.1 Mesin Milling

Mesin milling adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan/menyelesaikan

suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau milling (cutter) sebagai pahat

penyayat yang berputar pada sumbu mesin.

Mesin milling termasuk salah satu mesin yang gerak utamanya berputar, di mana

pahat potong (pisau milling) dipasang pada spindle. Spindle ini dapat berputar serah

jarum jam (clock wise) atau berlawanan arah jarum jam (counter clock wise)

disesuaikan dengan arah mata potong dari pisau milling, sedang putarannya dapat

diatur sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.

Umumnya mesin milling digunakan untuk meratakan permukaan, membuat alur,

membuat roda gigi, membuat benda kerja yang mempunyai segi banyak beraturan,

membuat profil dan bentuk yang tak beraturan dan lain sebagainya.

Prinsip kerja mesin milling adalah alat potong (cutter) mempunyai gerak putar,

sedangkan benda kerja yang terpasang pada meja mempunyai gerak mendatar, tegak,

atau berputar secara lambat (sesuai dengan kecepatan pemakanan).

Page 3: PMP Uji Transmisi

1.2.2 Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda

yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang

sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada

pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.

Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi

dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi

benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir

dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar

roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindle dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan

ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai

dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan

jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik

ke ulir inci.

Gambar 1.1 Bagian-bagian Mesin Bubut

Page 4: PMP Uji Transmisi

1.3 Komponen-komponen pada Mesin

1.3.1 Komponen Mesin Milling

Mesin milling yang digunakan saat praktikum adalah Mesin Milling Aciera F3.

Berikut ini adalah bagian-bagian yang terdapat dalam mesin milling konvensional,

diantaranya:

1. Spindle Utama

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam

alat potong. Dibagi menjadi 3 jenis:

a. Vertical Spindle

b. Horizontal Spindle

Gambar 1.2 Bagian-bagian Mesin Milling

Page 5: PMP Uji Transmisi

c. Universal Spindle

2. Meja/Table

Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja.

Di bagi menjadi 3 jenis:

a. Fixed Table

b. Swivel Table

c. Compound Table

3. Motor Drive

Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin

yang lain seperti spindle utama, meja (feeding) dan pendingin (cooling). Pada

mesin milling sedikitnya terdapat 3 buah motor:

a. Motor Spindle Utama

b. Motor Gerakan Pemakanan (feeding)

c. Motor Pendingin (cooling)

4. Transmisi

Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang

digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam

yaitu :

a. Transmisi Spindle Utama

b. Transmisi Feeding

Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Transmisi gear box

b. Transmisi V – belt

5. Knee

Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini

terdapat transmisi gerakan pemakanan (feeding).

6. Column/tiang

Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin

yang lain.

Page 6: PMP Uji Transmisi

7. Base/Dasar

Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan/tiang.

Tempat cairan pendingin.

8. Control

Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem

kontrol yaitu:

a. Mekanik

b. Elektrik

Dibagi menjadi 2 bagian:

1) Sederhana

2) Komplek (CNC)

1.3.2 Komponen Mesin Bubut

1. Kepala Tetap

Bagian mesin bubut yang terletak disebelah kiri mesin yang terdiri dari 4

bantalan pencekam dan digunakan untuk menyangga benda kerja sejajar

dengan sumbu utama. Kecepatan putaran kepala tetap dapat diatur dengan

menyesuaikan tuas spindle dengan kecepatan yang sudah dihitung dengan

mepertimbangkan jenis bahan kerja yang dipakai. Pemindahan kecepatan

dilakukan saat mesin berhenti berputar dan tidak boleh mengubah kecepatan

saat sedang bekerja.

Gambar 1.3 Kepala Tetap

Page 7: PMP Uji Transmisi

2. Bed Mesin (Alas)

Sebagai tumpuan dari tekanan / gaya-gaya yang dihasilkan saat proses

pembubutan. Adapun kegunaan bed mesin yang lebih spesifikasi adalah :

1) Tempat kepala lepas

2) Tempat kedudukan eretan

3) Tempat kedudukan penyangga

Bed mesin terdiri dari bermacam-macam bentuk, ada yang datar, ada yang

kedua sisinua mempunya ketinggian tertentu, dan lain-lain. Selain itu, bed

mesin juga berfungsi sebagai pondasi mesin bubut.

3. Eretan

Eretan membantu kita dalam proses pemakanan benda kerja, kita dapat

mengukur kedalaman, panjang, saat proses pemakanan berlangsung.

Menggunakan eretan dengan memutarnya sesuai dengan kebutuhan kita.

Berikut macam – macam eretan dalam mesin bubut :

1) Eretan Atas

Eretan yang terletak di bagian atas pada tool post dengan gerakan ke kiri

dan ke kanan dengan ketelitian pemakanan yang lebih akurat

dibandingkan dengan eretan bawah.

Gambar 1.4 Bed Mesin (Alas)

Page 8: PMP Uji Transmisi

2) Eretan Melintang

Eretan yang terletak di tengah tool post dengan posisi roda mengadah

keluar. Berfungsi untuk pemakanan depan dan belakang untuk pengaturan

tebal benda kerja sesuai dengan prosedur.

3) Eretan Bawah

Sama halnya dengan eretan atas yang berfungsi untuk memakan benda

kerja dengan gerakan ke kiri dan ke kanan tetapi dengan ketelitian

pemakan yang lebih besar.

1.4 Teori Dasar Perawatan

Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk

menjaga suatu produk atau barang dalam memperbaikinya sampai pada kondisi yang

dapat diterima.

Pentingnya dilakukan pekerjaan perawatan diantaranya adalah:

1. Agar alat tersebut selalu siap pakai pada saat yang diperlukan.

2. Agar kinerja suatu alat tetap dalam kondisi yang baik secara teknis maupun

ekonomis.

3. Agar umur pakai dari alat tersebut dapat diperpanjang.

Gambar 1.5 Eretan Atas, Melintang, dan Bawah

Page 9: PMP Uji Transmisi

1.5 Definisi Perawatan

Perawatan terencana adalah perawatan yang diorganisasi dan dilakukan dengan

pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya. Jenis perawatan terencana, adalah sebagai

berikut:

1. Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu

yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan

dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain yang tidak

memenuhi kondisi yang bisa diterima.

2. Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki

suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk

memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

3. Perawatan jalan adalah perawatan yang dapat dilakukan selama mesin dipakai.

4. Perawatan berhenti adalah perawatan yang hanya dapat dilakukan selama

mesin berhenti.

5. Perawatan darurat adalah perawatan yang perlu segera dilakukan untuk

mencegah akibat yang serius.

1.6 Strategi Perawatan

1. Breakdown Maintenance

Suatu pekerjaan yang dilakukan terhadap suatu alat/fasilitas berdasar

perencanaan sebelumnya yang diduga telah mengalami kerusakan. Jadi, cara

perawatan ini dapat dilakukan bila terjadi kerusakan (breakdown) pada mesin.

Penyebab kerusakan pada mesin yaitu ada kerusakan komponen yang tidak

diperkirakan dan tidak dapat dicegah sehinggan perlu adanya pergantian.

Kejadian ini dapat diatasi dengan pengecekan secara teratur dan mengetahui

cara pencegahannya. Cara perawatan ini sangat menggangu jalannya proses

produksi selain itu cara perawatan ini juga sangat mahal karena adanya

Page 10: PMP Uji Transmisi

tambahan biaya seperti membayar operator yang mengangur dan membayar

lembur bagi tenaga perawatan yang melakukan kerja perbaikan darurat.

2. Scheduled Maintenance

Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan maintenance dan kejadian-

kejadian yang menyertainya.

3. Preventive Maintenance

Perawatan dilakukan dengan cara perkiraan dan inspeksi secara

berkala,sehingga perawatan seperti ini sering disebut perawatan yang

direncanakan atau perawatan yang dijadual. Tujuan dari perawata ini adalah

melokasikan sumber-sumber kerusakan dan menghilangkannya sebelum

kerusakan terjadi. Perawatan ini lebih ekonomis dibandingkan breakdown

maintenance. Adapun cara penanganan terhadap kerusakan yaitu mengadakan

inspeksi, pelumasan, dan pengecekan peralatan . Selain itu perlu pengukuran

untuk mencegah beban lebih, kelembaban, kerugian pada mesin, kelalaian,

dan sebagainya. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan dengan cara ini

lebih pendek dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk breakdown.

Page 11: PMP Uji Transmisi

BAB II

PRAKTIKUM INSPEKSI UJI TRANSMISI

MESIN MILLING DAN BUBUT

2.1 Mesin Milling

1. Tujuan Praktikum

1) Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja mesin milling.

2) Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi komponen mesin.

3) Mahasiswa dapat melakukan identifikasi transmisi pada mesin.

4) Mahasiswa mengetahui flow diagram transmisi dan analisis permasalahan

yang ada pada komponen mesin.

2. Alat dan Bahan yang Digunakan

1) Kunci L 4

2) Kunci L 6

3) Kunci L 8

4) Jangka Sorong

5) Oli

6) Palu Plastik

7) Kuas

8) Majun/lap pembersih

3. Mesin yang Dipakai Saat Praktikum

5) Tipe mesin: ACIERA type F3

6) Nomer seri: ML.

4. Studi Kasus

Pengecekan transmisi yang bekerja pada mesin milling.

5. Langkah Kerja

1) Pastikan sumber arus listrik dalam posisi OFF, periksa lingkungan kerja

dan gunakan alat keselamatan kerja.

Page 12: PMP Uji Transmisi

2) Lakukan test drive untuk memastikan mesin masih berjalan dengan baik

setelah itu matikan mesin.

3) Pinjam peralatan yang dibutuhkan saat melakukan praktikum.

4) Lepaskan baut head mesin milling menggunakan kunci L 6 dan tarik head

mesin milling ke arah depan.

5) Buka sekat yang berada di dalamnya menggunakan kunci L 4 dan

bersihkan sekitarnya menggunakan majun.

6) Periksa sistem transmisi gear yang berada di dalamnya.

7) Periksa juga transmisi ulir yang berada pada bagian depan mesin.

8) Identifikasi transmisi tersebut berikut jenis, modul, diameter pitch

maupun jumlah gigi lalu catat di buku catatan dan lakukan pengecekan.

9) Selanjutnya periksa transmisi belt dengan membuka penutup pada badan

mesin/column (lihat Gambar 1.2) dan lakukan pengecekan.

10) Selanjutnya melakukan identifikasi permasalahan yang ada pada

komponen transmisi dan catat kembali.

11) Setelah melakukan pengambilan data, lakukan pelumasan pada transmisi

gear dan ulir.

12) Kemudian pasang komponen-komponen ke posisi semula.

13) Lakukan test drive kembali sampai keadaan mesin berjalan seperti kondisi

awal.

14) Bersihkan mesin milling dengan kuas dan majun pembersih.

15) Melapor kepada instruktur.

6. Data yang Didapatkan setelah Melakukan Praktikum

Tabel 2.1 Spesifikasi Roda Gigi Payung dan Roda Gigi Lurus

No. Jenis Roda Gigi Jumlah Gigi (z)Diameter

Pitch (mm)Modul

1. Payung besar 35 70 2

2. Payung kecil 14 28 2

3. Lurus 40 60 1,5

Page 13: PMP Uji Transmisi

Cara Kerja Mesin Milling

2.2 Mesin Bubut

1. Tujuan Praktikum

1) Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja mesin bubut.

2) Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi komponen mesin.

3) Mahasiswa dapat melakukan identifikasi transmisi pada mesin.

4) Mahasiswa mengetahui flow diagram transmisi dan analisis permasalahan

yang ada pada komponen mesin.

2. Alat dan Bahan yang Digunakan

1) Kunci L 4

2) Kunci L 6

3) Kunci L 8

4) Jangka Sorong

5) Palu Plastik

6) Grease dan Oli

7) Kuas

8) Majun/Lap Pembersih

3. Mesin yang Dipakai Saat Praktikum

1) Tipe mesin: MAXIMAT V3

2) Nomer seri: BU. 6.32

MotorSpindle Motor

(Belt)Roda Gigi

Payung Kecil

Kepala Lepas

Roda Gigi Payung Besar

Spindle

Roda Gigi Lurus

Spindle

Output

Page 14: PMP Uji Transmisi

4. Studi Kasus

Pengecekan transmisi yang bekerja pada mesin bubut.

5. Langkah Kerja

1) Pastikan sumber arus listrik dalam posisi OFF, periksa lingkungan kerja

dan gunakan alat keselamatan kerja.

2) Lakukan test drive untuk memastikan mesin masih berjalan dengan baik

setelah itu matikan mesin.

3) Pinjam peralatan yang dibutuhkan saat melakukan praktikum.

4) Untuk melihat gearbox lepaskan baut deck plate mesin bubut dan angkat

penutupnya.

5) Periksa sistem transmisi roda gigi yang berada di dalamnya.

6) Identifikasi transmisi tersebut berikut jenis, modul, diameter pitch

maupun jumlah gigi lalu catat di buku catatan dan lakukan pengecekan.

7) Selanjutnya periksa transmisi belt dengan membuka cover pada badan

bagian mesin samping kiri (lihat Gambar 1.1) dan lakukan pengecekan.

8) Selanjutnya melakukan identifikasi permasalahan yang ada pada

komponen transmisi dan catat kembali.

9) Setelah melakukan pengambilan data, lakukan pelumasan pada transmisi

roda gigi.

10) Kemudian pasang komponen-komponen ke posisi semula.

11) Lakukan test drive kembali sampai keadaan mesin berjalan seperti kondisi

awal.

12) Bersihkan mesin bubut dengan kuas dan majun pembersih.

13) Melapor kepada instruktur.

Page 15: PMP Uji Transmisi

6. Data yang Didapatkan setelah Melakukan Praktikum

Tabel 2.2 Spesifikasi Roda Gigi pada Bagian Cover

No. Roda Gigi Jumlah Gigi (z)Diameter

Pitch (mm)Modul

1. Change Gear 40 40 40 1

2.Change Gear

127127 127 1

3.Change Gear

100 m120 100 1

4. Change Gear 80 80 80 1

Spesifikasi Pulley Motor Kecil

1) Tipe : D1A 110 040

2) Diameter : 56 mm

3) Lebar : 28,18 mm

4) Tebal : 36,18 mm

Tabel 2.3 Spesifikasi Roda Gigi pada Bagian Deck Plate

No. Roda Gigi Jumlah Gigi (z)Diameter

Pitch (mm)Modul

1. Gear No. 5 85 127,5 1,5

2. Gear No. 42 34 51 1,5

3. Gear No. 43 74 111 1,5

4. Gear No. 44 47 70,5 1,5

5. Gear No. 45 61 91,5 1,5

6. Gear No. 49 1,5

7. Gear No. 52 34 51 1,5

8. Gear No. 53 61 91,5 1,5

9. Gear No. 54 47 70,5 1,5

Page 16: PMP Uji Transmisi

Line of Power Mesin Bubut

Gambar 1.6 Line of Power Mesin Bubut

Page 17: PMP Uji Transmisi

BAB III

TROUBLE SHOOTING SISTEM TRANSMISI

PADA MESIN BUBUT

3.1 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem transmisi pada mesin.

2. Mahasiswa dapat menganalisis permasalahan apa saja yang ada terkait sistem

transmisi mesin.

3. Mahasiswa dapat menentukan strategi perawatan yang perlu digunakan pada

mesin bubut.

4. Mahasiswa dapat memberikan rekomendasi masalah dan perbaikan terkait

masalah pada sistem transmisi mesin.

3.2 Alat yang Digunakan

5. Kunci L 6

6. Kunci L 8

7. Rachet

8. Kunci Shock 14, 12, 17

9. Manual Book

3.3 Mesin yang Digunakan saat Praktikum

1. Tipe mesin: MAXIMAT V3

2. Nomor mesin: BU 6.35 dan BU 7.01

3.4 Studi Kasus

1. Melakukan identifikasi kerusakan pada sistem transmisi.

2. Membuat daftar permasalahan yang memuat hipotesis penyebab masalah,

rekomendasi, dan strategi perawatan.

3. Melakukan perbaikan di lapangan apabila diperlukan.

Page 18: PMP Uji Transmisi

3.5 Permasalahan di Lapangan dan Langkah Perawatan

1. Masalah Sistem Transmisi Mesin Bubut BU. 6.32

a. Ring Patah

Hipotesis Masalah

Ring patah dapat disebabkan karena pemakaian mesin bubut yang terus-

menerus tanpa memperhatikan penggantian komponen yang sesuai

jadwalnya.

b. Belt Aus

Gambar 3.1 Ring Roda Gigi yang Patah

Hipotesis Masalah

Belt aus dapat disebabkan karena

pemakaian mesin bubut yang terus-

menerus tanpa memperhatikan penggantian

komponen yang sesuai jadwalnya.

Gambar 3.2 V-Belt Mulai Mengalami Keausan

Page 19: PMP Uji Transmisi

c. Oli pada Gear Box Kurang

Hipotesis Masalah

Kurangnya kepedulian terhadap pelumasan secara berkala di lapangan

sehingga diperlukan pembuatan jadwal pelumasan sesuai dengan

waktunya (lihat rujukan manual book).

2. Masalah Sistem Transmisi Mesin Bubut BU. 7.01

a. Pergerakan Eretan Tidak Lancar

Gambar 3.3 Pelumasan yang Kurang pada Gear Box

Gambar 3.4 Eretan Atas

Page 20: PMP Uji Transmisi

Hipotesis Masalah

Penyetelan kekencangan baut pengunci eretan yang terlalu kencang

sehingga slide pada alur sesak dan menyebabkan eretan atas sulit diputar.

b. Eretan Bawah Longgar

Hipotesis Masalah

Penyetelan kekencangan baut pengunci eretan yang terlalu longgar

sehingga eretan gojlak.

Gambar 3.5 Eretan Bawah

Page 21: PMP Uji Transmisi

c. Kecepatan Potong Otomatis Posisi D dan K yang Tidak Beroperasi

Hipotesis Masalah

Sistem transmisi roda gigi yang bermasalah di dalam gear box pada

bagian tuas posisi D dan K, sehingga tidak dapat dioperasikan.

Diperlukan pembongkaran transmisi roda gigi dan perbaikan agar dapat

berjalan dan berfungsi kembali.

3. Rekomendasi Trouble Shooting

1) Diperlukan perawatan secara berkala pada setiap mesin bubut yang ada di

Lab. Pemesinan untuk mengetahui kondisi komponen-komponen yang

masih baik dan yang perlu pergantian. Selain itu dengan adanya

perawatan berkala dapat mengetahui kapan penggantian oli pelumas, dan

baut-baut yang perlu dikencangkan.

2) Untuk komponen-komponen yang sudah terlanjur rusak apabila

memungkinkan dapat melakukan perbaikkan atau apabila sudah tidak

memungkinkan lagi dapat dilakukan penggantian komponen.

3) Tambahan adalah melakukan condition based maintenance untuk

mengetahui segala kerusakan yang ada pada mesin bubut.

Gambar 3.6 Tuas Penyetelan Kecepatan Otomatis

Page 22: PMP Uji Transmisi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pada praktikum perawatan mesin perkakas bagian transmisi yang telah

dilakukan, mahasiswa dapat mengenal cara kerja dan komponen-komponen

transmisi bubut dan milling dari mulai penggerak (motor) sampai ke spindle

penggerak nya.

2. Identifikasi komponen yang telah dilakukan pada transmisi bubut dan milling,

didapatkan bagian yang sudah mulai rusak seperti V-Belt yang kondisinya

kurang baik, dll.

3. Pada praktikum troubleshooting mesin bubut, didapatkan kondisi eretan yang

kurang baik dan telah dilakukan tindak lanjut agar fungsi eretan kembali

dalam kondisi terbaiknya.

4.2 Saran

1. Instruktur atau dosen terkait agar memberikan job dan sheet yang jelas kepada

para mahasiswa yang akan melakukan praktek.

2. Perlu dilakukannya pengawasan agar mahasiswa yang tidak mengerti dapat

leluasa untuk bertanya kepada instruktur atau dosen.

3. Praktek yang dilakukan seharusnya di standarisasi agar terstruktur

4. Para mahasiswa/praktikan agar fokus terhadap jobdesk yang diberikan oleh

instruktur atau dosen.

Page 23: PMP Uji Transmisi

LAMPIRAN