pmk 04 tahun 2014

24
8/9/2015 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 1/24 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pengelolaan Aset Pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam; Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Upload: shintadamayanti

Post on 18-Aug-2015

231 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Kekayaan Negara

TRANSCRIPT

8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 1/24MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIASALINANPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 4/PMK.06/2013TENTANGTATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAMDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang : bahwauntukmelaksanakanketentuanPasal3ayat(4)PeraturanPemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan PadaBadanPengusahaanKawasanPerdaganganBebasDanPelabuhanBebasBatam,perlumenetapkanPeraturanMenteriKeuangantentangTataCaraPengelolaanAsetPadaBadanPengusahaanKawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas BatamMengingat : 1. UndangUndangNomor17Tahun2003tentangKeuanganNegara(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2003Nomor47,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 4286) 2. UndangUndangNomor1Tahun2004tentangPerbendaharaanNegara(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2004Nomor47,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 4355) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuanganBadanLayananUmum(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2005Nomor48,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4502)sebagaimanatelahdiubahdenganPeraturanPemerintahNomor74Tahun2012(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2012Nomor171,TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340) 4. PeraturanPemerintahNomor6Tahun2006tentangPengelolaan8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 2/24BarangMilikNegara/Daerah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2006Nomor20,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4609)sebagaimanatelahdiubahdenganPeraturanPemerintahNomor38Tahun2008(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2008Nomor78,TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855) 5. PeraturanPemerintahNomor6Tahun2011tentangPengelolaanKeuangan Pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan BebasDanPelabuhanBebasBatam(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2011Nomor17,TambahanLembaranNegaraRepublik Indonesia Nomor 5196) 6. PeraturanPresidenNomor24Tahun2010tentangKedudukan,Tugas,DanFungsiKementerianNegaraSertaSusunanOrganisasi,Tugas,DanFungsiEselonIKementerianNegarasebagaimanatelahbeberapakalidiubahterakhirdenganPeraturanPresidenNomor92Tahun2011(LembaranNegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142) 7. PeraturanMenteriKeuanganNomor96/PMK.06/2007tentangTata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan,Dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara 8. PeraturanMenteriKeuanganNomor120/PMK.06/2007tentangPenatausahaan Barang Milik Negara MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURANMENTERIKEUANGANTENTANGTATACARAPENGELOLAANASETPADABADANPENGUSAHAANKAWASANPERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM. BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. BarangMilikNegara,yangselanjutnyadisingkatBMN,adalahsemuabarangyangdibeliataudiperolehatasbebanAnggaranPendapatandanBelanjaNegara(APBN)atauberasaldariperolehan lainnya yang sah. 2. Aset adalah seluruh barang milik negara yang dikelola oleh BadanPengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam. 3. AsetDalamPenguasaanBadanPengusahaan,yangselanjutnyadisebutAsetDalamPenguasaan,adalahAsetdalambentukHakPengelolaan Lahan. 4. PengelolaBarangadalahpejabatyangberwenangdan8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 3/24bertanggungjawabmenetapkankebijakandanpedomansertamelakukan pengelolaan BMN. 5. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenanganpenggunaan BMN. 6. KawasanPerdaganganBebasdanPelabuhanBebasBatam,yangselanjutnyadisebutKawasan,adalahwilayahsebagaimanadimaksuddalamPeraturanPemerintahNomor46Tahun2007tentangKawasanPerdaganganBebasDanPelabuhanBebasBatamsebagaimanatelahdiubahdenganPeraturanPemerintahNomor5Tahun2011tentangPerubahanAtasPeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan PerdaganganBebas Dan Pelabuhan Bebas Batam. 7. DewanKawasanPerdaganganBebasdanPelabuhanBebasBatam, yang selanjutnya disebut Dewan Kawasan, adalah DewanyangdibentukolehPresidendankeanggotaannyaditetapkanPresidendengantugasdanwewenangmenetapkankebijakanumum,membina,mengawasidanmengkoordinasikankegiatanBadan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas Batam. 8. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebasBatam,yangselanjutnyadisebutBadanPengusahaan,adalahlembaga/instansipemerintahpusatyangdibentukolehDewanKawasandengantugasdanwewenangmelaksanakanpengelolaan,pengembangan,danpembangunanKawasansesuaidengan fungsifungsi Kawasan. 9. BadanLayananUmum,yangselanjutnyadisingkatBLU,adalahinstansidilingkunganPemerintahyangdibentukuntukmemberikanpelayanankepadamasyarakatberupapenyediaanbarangdan/ataujasayangdijualtanpamengutamakanmencarikeuntungandandalammelakukankegiatannyadidasarkanpadaprinsip efisiensi dan produktivitas. 10. PengelolaanKeuanganBadanLayananUmum,yangselanjutnyadisingkatPKBLU,adalahpengelolaankeuanganyangmemberikanfleksibilitasberupakeleluasaanuntukmenerapkanpraktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepadamasyarakatdalamrangkamemajukankesejahteraanumumdanmencerdaskankehidupanbangsa,sebagaimanadiaturdalamUndangUndangNomor1Tahun2004tentangPerbendaharaanNegara,sebagaipengecualiandaripengelolaankeuanganNegarapada umumnya. 11. PenggunaanadalahkegiatanyangdilakukanolehPenggunaBarangdalammengeloladanmenatausahakanAsetyangsesuaidengan tugas dan fungsi Badan Pengusahaan. 12. PemanfaatanadalahpendayagunaanAsetuntuk8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 4/24menyelenggarakankegiatanpelayananumumsecarapenuhdalammelaksanakanpengelolaan,pengembangandanpembangunanKawasandengantidakmengubahstatuskepemilikan. 13. Sewa adalah pemanfaatan Aset oleh pihak lain dalam jangkawaktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai. 14. PinjamPakaiadalahpenyerahanpenggunaanAsetBadanPengusahaankepadaPemerintahDaerahdalamjangkawaktutertentutanpamenerimaimbalan,dansetelahjangkawaktutersebutberakhirdiserahkankembalikepadaBadanPengusahaan. 15. KerjasamaPemanfaatanadalahpemanfaatanAsetBadanPengusahaan oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalamrangka peningkatan penerimaan Badan Pengusahaan dan sumberpembiayaan lainnya. 16. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Aset. 17. PenjualanadalahpengalihankepemilikanAsetkepadapihaklaindengan menerima penggantian dalam bentuk uang. 18. TukarMenukaradalahpengalihankepemilikanAsetyangdilakukanantaraBadanPengusahaandenganPemerintahDaerah,BadanUsahaMilikNegara/DaerahataubadanhukumlainnyayangdimilikiNegara,danSwasta,denganmenerimapenggantiandalambentukbarang,sekurangkurangnyadengannilai seimbang. 19. HibahadalahpengalihankepemilikanAsetdariBadanPengusahaan kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah DaerahkepadaBadanPengusahaan,ataukepadapihaklain,tanpamemperoleh penggantian. 20. PenghapusanadalahtindakanmenghapusAsetdaripembukuan/daftarbarangdenganmenerbitkankeputusandaripejabatyangberwenanguntukmembebaskanBadanPengusahaandan/atauPengelolaBarangdaritanggungjawabadministrasi dan fisik atas Aset. 21. Penatausahaanadalahrangkaiankegiatanyangmeliputipembukuan,inventarisasi,danpelaporanAsetsesuaidenganketentuan ketentuanperaturan perundangundangan. 22. Inventarisasiadalahkegiatanuntukmelakukanpendataan,pencatatan dan pelaporan hasil pendataan Aset. 23. PenggolonganadalahkegiatanuntukmenetapkanAsetsecarasistematikkedalamgolongan,bidang,kelompok,subkelompok,dan subsub kelompok.8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 5/24 24. DirekturJenderaladalahDirekturJenderaldilingkunganKementerianKeuanganyanglingkuptugasdantanggungjawabnya meliputi pengelolaan BMN. BAB IIRUANG LINGKUPPasal 2 PeraturanMenteriinimengaturpelaksanaanpengelolaanAsetpadaBadan Pengusahaan, yang meliputi: a. BMN b. barang yang diperoleh dari pendapatan operasional BadanPengusahaan c. barangyangpendanaannyamerupakangabunganantaraAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pendapatanoperasional d. Aset Dalam Penguasaan. BAB IIIPEJABAT PENGELOLA ASET Pasal 3 (1) MenteriKeuanganselakubendaharaumumnegaramerupakanpengelola barang milik negara. (2) DirekturJenderalmerupakanpelaksanafungsionalataskewenangandantanggungjawabMenteriKeuanganselakupengelola barang milik negara. (3) KepalaBadanPengusahaanmerupakanPenggunaBarangyangdalammenjalankankewenangandantanggungjawabnyasecarafungsionaldilaksanakanolehpejabatyangditunjukuntukmelaksanakantugasdanfungsipengelolaanAsetpadaBadanPengusahaan. BAB IVPELAKSANAAN PENGELOLAANBagian KesatuPrinsip Umum Pasal 4 (1) Pengelolaan Aset dilaksanakan berdasarkan asas: a. fungsional,yaitupengambilankeputusandanpemecahan8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 6/24masalahmasalahdibidangpengelolaanAsetyangdilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang, Pengguna Barang,danPengelolaBarangsesuaifungsi,wewenang,dantanggungjawab masingmasing b. kepastianhukum,yaitupengelolaanAsetharusdilaksanakanberdasarkan hukum dan peraturan perundangundangan c. transparansi,yaitupenyelenggaraanpengelolaanAsetharustransparanterhadaphakmasyarakatdalammemperolehinformasi yang benar d. efisiensi, yaitu pengelolaan Aset diarahkan agar Aset digunakansesuaibatasanbatasanstandarkebutuhanyangdiperlukandalamrangkamenunjangpenyelenggaraantugasdanfungsipemerintahan secara optimal e. akuntabilitas,yaitusetiapkegiatanpengelolaanAsetharusdapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat dan f. kepastiannilai,yaitupengelolaanAsetharusdidukungolehadanyaketepatanjumlahdannilaiAsetdalamrangkaoptimalisasipemanfaatandanpemindahtangananAsetsertapenyusunan Neraca Pemerintah. (2) Pengelolaan Aset meliputi: a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran b. pengadaan c. penggunaan d. Pemanfaatan e. pengamanan dan pemeliharaan f. penilaian g. Pemindahtanganan h. pemusnahan i. Penghapusan j. Penatausahaan k. pengawasan dan pengendalian. Pasal 5 Badan Pengusahaan mengelola Aset berupa: a. tanah dan/atau bangunan dan/atau b. selain tanah dan/atau bangunan. 8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 7/24Bagian KeduaPerencanaanPasal 6 (1) PerencanaankebutuhanAsetdisusundalamrencanabisnisdananggaranBadanPengusahaansetelahmemperhatikanketersediaanAsetyangadasertakemampuandalammenghimpun pendapatan. (2) PerencanaankebutuhanAsetsebagaimanadimaksudpadaayat(1)berpedomanpadastandarbarang,standarkebutuhan,danstandar harga/biaya. (3) Standarbarangdanstandarkebutuhansebagaimanadimaksudpadaayat(2)ditetapkanolehMenteriKeuanganberdasarkanusulan Badan Pengusahaan. (4) Standarharga/biayasebagaimanadimaksudpadaayat(2)mengacupadaketentuanperaturanperundangundangandibidang PK BLU. Bagian KetigaPenggunaanPasal 7 (1) Penggunaan Aset dilaksanakan dengan: a. digunakan sendiri oleh Badan Pengusahaan b. digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya c. dioperasikan oleh pihak lain atau d. dialihkan status penggunaannya kepada Pengguna Baranglainnya. (2) Penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan olehMenteri Keuangan. (3) PenggunaanAsetselaintanahdan/ataubangunanyangberdasarkanperaturanperundangundangantidakdipersyaratkanadanyabuktikepemilikandengannilaibukusampaidenganRp25.000.000,00ditetapkanolehBadanPengusahaan. (4) AsetyangtelahditetapkanstatuspenggunaannyapadaBadanPengusahaan dapat dioperasikan oleh pihak lain tanpa mengubahstatuspenggunaanAsettersebut,denganketentuanpengoperasianAsetdimaksudkanuntukmenjalankanpelayananumum sesuai tugas dan fungsi Badan Pengusahaan. 8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 8/24(5) Pengalihan status penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)hurufddilakukanterhadapAsetyangtidakdigunakanlagioleh Badan Pengusahaan. (6) Ketentuanmengenaipersyaratan,tatacarapelaksanaan,prosedur,dandokumenpenetapanstatusAsetmengikutiketentuanperaturanperundangundangandibidangpengelolaanBMN. Pasal 8 (1) AsetyangtelahditetapkanstatuspenggunaannyapadaBadanPengusahaandapatdigunakansementaraolehPenggunaBaranglainnyadalamjangkawaktutertentutanpaharusmengubahstatus penggunaan Aset tersebut. (2) Penggunaansementarasebagaimadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehBadanPengusahaansetelahterlebihdahulumendapatkan persetujuan Menteri Keuangan. (3) Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(2),penggunaansementarayangdilakukanuntukjangkawaktukurangdari6(enam)bulan,dilaksanakanolehKepalaBadanPengusahaan dan dilaporkan kepada Menteri Keuangan. (4) Pada saat jangka waktu penggunaan sementara telah habis, Asetyang digunakan sementara tersebut: a. dikembalikan kepada Badan Pengusahaan dan b. dapatdialihkanstatusnyakepadaPenggunaBaranglainsetelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Bagian KeempatPemanfaatanParagraf 1Prinsip UmumPasal 9 (1) Pemanfaatan Aset meliputi: a. Sewa b. Pinjam Pakai c. Kerjasama Pemanfaatan. (2) Pemanfaatan Aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan terhadap: a. Aset berupa tanah dan/atau bangunan 8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 9/24b. Aset berupa sebagian tanah dan/atau bangunan dan/atau c. Aset selain tanah dan/atau bangunan. (3) Pemanfaatan Aset tidak mengubah status kepemilikan Aset. (4) PerpanjanganjangkawaktuPemanfaatanAsetdilakukandenganketentuanjangkawaktutersebuttidakmelampauibataswaktukeberadaanKawasansesuaiketentuanperaturanperundangundangan. (5) Pemanfaatan Aset dilaksanakan oleh Kepala Badan Pengusahaandan dilaporkan kepada Menteri Keuangan. (6) Pemanfaatan Aset dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknisdengan memperhatikan kepentingan umum. (7) Kepentinganumumsebagaimanadimaksudpadaayat(6)harusmerupakankegiatanyangmenyangkutkepentinganbangsadannegara,masyarakatluas,rakyatbanyak/bersama,dan/ataukepentingan pembangunan. Pasal 10 (1) PendapatanyangdiperolehdariPemanfaatanAsetdapatdigunakanlangsungolehBadanPengusahaansesuaiketentuanperaturan perundangundangan. (2) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan olehKepala Badan Pengusahaan kepada Menteri Keuangan. (3) Aset yang diperoleh dari hasil Pemanfaatan menjadi Aset BadanPengusahaan. Paragraf 2SewaPasal 11 Sewa dilakukan dalam rangka: a. mengoptimalkanPemanfaatanBMNyangbelum/tidakdipergunakandalampelaksanaantugasdanfungsipenyelenggaraan pemerintahan Negara b. memperolehfasilitasyangdiperlukandalamrangkamenunjangtugas dan fungsi Badan Pengusahaan atau c. mencegah penggunaan BMN oleh pihak lain secara tidak sah. Pasal 12 Pihak yang dapat menyewa Aset meliputi: a. Pemerintah Daerah b. Badan Usaha Milik Negara8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 10/24 c. Badan Usaha Milik Daerah d. swasta e. unit penunjang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan/ negaradan/atau f. badan hukum lainnya. Pasal 13 (1) SewaAsetdilakukandalamjangkawaktupalinglama5(lima)tahun dan dapat diperpanjang. (2) PerpanjanganSewaAsetsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukandenganketentuanjangkawaktutersebuttidakmelampauibataswaktukeberadaanKawasansesuaiketentuanperaturan perundangundangan. (3) Permintaan perpanjangan jangka waktu Sewa harus disampaikankepadaKepalaBadanPengusahaanpalinglambat3(tiga)bulansebelum berakhirnya jangka waktu Sewa. (4) Penetapan formula tarif Sewa diusulkan oleh Kepala BadanPengusahaan untuk mendapat persetujuan Menteri Keuangan. (5) Penetapan tarif Sewa dilakukan oleh Kepala Badan Pengusahaan. Pasal 14 Sewa Aset dituangkan dalam perjanjian, yang sekurangkurangnyamemuat: a. dasar perjanjian b. para pihak yang terikat dalam perjanjian c. jenis, luas atau jumlah barang, besaran Sewa, dan jangka waktuSewa d. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaanselama jangka waktu Sewa dan e. hak dan kewajiban para pihak. Paragraf 3Pinjam PakaiPasal 15 (1) Pinjam Pakai Aset dilaksanakan antara Badan Pengusahaandengan Pemerintah Daerah. (2) Jangka waktu Pinjam Pakai Aset paling lama 2 (dua) tahun dandapat diperpanjang.8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 11/24 (3) Pinjam Pakai dilaksanakan berdasarkan perjanjian yangsekurangkurangnya memuat: a. para pihak yang terikat dalam perjanjian b. jenis, luas atau jumlah Aset yang dipinjamkan, dan jangkawaktu c. tanggungjawabpeminjamatasbiayaoperasionaldanpemeliharaan selama jangka waktu Pinjam Pakai dan d. hak dan kewajiban para pihak. Paragraf 4Kerjasama PemanfaatanPasal 16 (1) Kerjasama Pemanfaatan Aset dilaksanakan dalam rangka: a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Aset b. meningkatkan pendapatan Badan Pengusahaan dan/atau c. memenuhibiayaoperasional,pemeliharaandan/atauperbaikan yang diperlukan terhadap Aset. (2) Kerjasama Pemanfaatan Aset dapat dilakukan dengan: a. Badan Usaha Milik Negara b. Badan Usaha Milik Daerah c. badan hukum lainnya d. pihak lain. Pasal 17 Kerjasama Pemanfaatan Aset dilaksanakan dengan ketentuan sebagaiberikut: a. mitraKerjasamaPemanfaatanharusmembayarkontribusitetapkepadaBadanPengusahaansetiaptahunselamajangkawaktupengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntunganhasil Kerjasama Pemanfaatan b. dalamhaljangkawaktuKerjasamaPemanfaatankurangdari1(satu) tahun, mitra Kerjasama Pemanfaatan membayar kontribusitetapdanpembagiankeuntunganberdasarkan perhitungan yangdilakukan oleh Badan Pengusahaan c. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntunganhasilKerjasamaPemanfaatanditetapkandarihasilperhitungantim yang dibentuk oleh Kepala Badan Pengusahaan d. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 12/24hasilKerjasamaPemanfaatanharusmendapatpersetujuanKepala Badan Pengusahaan. Pasal 18 Selamajangkawaktupengoperasian,mitraKerjasamaPemanfaatandilarangmenjaminkanataumenggadaikanAsetyangmenjadiobyekKerjasama Pemanfaatan. Pasal 19 (1) KerjasamaPemanfaatanAsetdilakukandalamjangkawaktupaling lama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang. (2) KerjasamaPemanfaatanAsetyangdiperuntukkanbagipenyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun. (3) PerpanjanganKerjasamaPemanfaatanAsetsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukandenganketentuanjangkawaktutersebuttidakmelampauibataswaktukeberadaanKawasan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (4) SeluruhbiayapersiapandanpelaksanaanKerjasamaPemanfaatanyangterjadisetelahditetapkannyamitraKerjasamaPemanfaatan menjadi beban mitra Kerjasama Pemanfaatan. Pasal 20 (1) MitraKerjasamaPemanfaatanditetapkanmelaluitender,kecualiuntukAsetyangbersifatkhususdapatdilakukanpenunjukanlangsung. (2) Aset yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memiliki kriteria: a. mempunyaispesifikasitertentusesuaidenganperaturanperundangundangan,sepertiinvestasididasarkanpadaperjanjian hubungan bilateral antar negara b. bersifat rahasia dalam kerangka pertahanan negara c. mempunyai konstruksi dan spesifikasi yang harus denganperijinan khusus d. dalam rangka menjalankan tugas negara atau e. lainnyaberdasarkanpenetapanKepalaBadanPengusahaansetelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan. Pasal 21 (1) PemilihanmitraKerjasamaPemanfaatanmelaluitendersebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) pengumumannyadilakukan di 1 (satu) media massa nasional, 1 (satu) media massalokal dan/atau 1 (satu) media massa internasional. 8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 13/24(2) Dalam hal pada pelaksanaan tender sebagaimana dimaksud padaayat(1)calonmitrayangmemasukanpenawarankurangdari3(tiga)peserta,dilakukanpengumumanulangdimediamassanasional, media massa lokal dan/atau media massa internasional. (3) Dalam hal setelah pengumuman ulang sebagaimana dimaksudpada ayat (2): a. terdapat paling sedikit 3 (tiga) peserta, proses dilanjutkandengan tender b. calon mitra kurang dari 3 (tiga) peserta, proses dilanjutkandengan: 1. seleksi langsung untuk calon mitra yang hanya 2 (dua)peserta atau 2. penunjukan langsung untuk calon mitra yang hanya 1 (satu)peserta. Pasal 22 KetentuanlebihlanjutmengenaitatacaraPemanfaatanAsetdiaturolehKepalaBadanPengusahaansetelahterlebihdahulumemintapertimbangan Menteri Keuangan. Bagian Kelima Pengamanan dan PemeliharaanPasal 23 (1) Badan Pengusahaan wajib melakukan pengamanan Aset. (2) Pengamanan Aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputipengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamananhukum. Pasal 24 (1) Aset harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan sesuai ketentuanperaturan perundangundangan. (2) Bukti kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpandengan tertib dan aman oleh Badan Pengusahaan. Pasal 25 (1) BadanPengusahaanbertanggungjawabataspemeliharaanAsetyang berada dalam penguasaannya. (2) Dalam hal: a. AsetdigunakansementaraolehKementerian/Lembaga,pemeliharaanmenjaditanggungjawabsepenuhnyadariKementerian/ Lembaga pengguna sementara8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 14/24 b. Asetdioperasionalkanolehpihaklain,pemeliharaanmenjaditanggungjawabsepenuhnyadaripihaklainyangmengoperasionalkan c. AsetdilakukanPemanfaatandenganpihaklain,pemeliharaanmenjaditanggungjawabsepenuhnyadarimitraPemanfaatanbersangkutan. (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)hurufa,terhadapAsetyangdigunakansementaraolehKementerian/Lembaga dengan jangka waktu kurang dari 6 (enam)bulan,pemeliharaanyangtimbulselamajangkawaktupenggunaan sementara dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Bagian KeenamPemindahtanganan Paragraf 1Prinsip UmumPasal 26 (1) Asetyangtidaklagidiperlukanbagipenyelenggaraantugasdanfungsi Badan Pengusahaan dapat dilakukan Pemindahtanganan. (2) Pemindahtanganan Aset dilaksanakan berdasarkan pertimbanganteknisdenganmemperhatikankepentingannegaradankepentingan umum. (3) Pemindahtanganan Aset meliputi: a. Penjualan b. Tukar Menukar c. Hibah. Pasal 27 (1) Pemindahtanganan Aset dilakukan oleh Kepala BadanPengusahaan setelah mendapatkan persetujuan MenteriKeuangan. (2) PelaksanaanPemindahtangananAsetdilaporkankepadaMenteriKeuanganpalinglambat1(satu)bulansetelahselesainyapelaksanaan Pemindahtanganan. Pasal 28 (1) PendapatanyangdiperolehdariPemindahtangananAsetmerupakanpendapatanNegaradandisetorkanseluruhnyakeRekening Kas Umum Negara. (2) Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 15/24(1),terhadapPenjualanAsetyangpendanaannyaberasaldaripendapatanoperasional,pendapatanyangdiperolehmerupakanpendapatan Badan Pengusahaan dan dapat dikelola langsung olehBadanPengusahaansesuaiketentuanperaturanperundangundangan di bidang PK BLU. (3) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan olehKepala Badan Pengusahaan kepada Menteri Keuangan. Paragraf 2 Penjualan Pasal 29 (1) Penjualan Aset dilaksanakan dengan pertimbangan: a. untuk optimalisasi Aset yang tidak lagi dapat digunakan ataudilakukan Pemanfaatan b. secaraekonomislebihmenguntungkanbagiNegara/BadanPengusahaan apabila dijual dan/ atau c. sebagaipelaksanaanketentuanperaturanperundangundangan. (2) Penjualan Aset dilakukan secara lelang di hadapan pejabat lelang. Pasal 30 Penjualan Aset berupa tanah dan/ atau bangunan serta selain tanahdan/ atau bangunan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kepala Badan Pengusahaan mengajukan usulan Penjualankepada Menteri Keuangan b. MenteriKeuanganmenelitidanmengkajiusulanPenjualanyangdiajukan oleh Kepala Badan Pengusahaan c. MenteriKeuanganmemutuskanuntukmenyetujuiatautidakmenyetujui usulan Penjualan dalam batas kewenangannya d. untukPenjualanyangmemerlukanpersetujuanPresidenatauDewanPerwakilanRakyat,MenteriKeuanganmengajukanusulPenjualan disertai dengan pertimbangan yang diperlukan e. penerbitanpersetujuanolehMenteriKeuanganterhadapPenjualan sebagaimana dimaksud pada huruf d dilakukan setelahmendapat persetujuan Presiden atau Dewan Perwakilan Rakyat. Paragraf 3 Tukar Menukar Pasal 31 (1) Tukar Menukar Aset dilaksanakan dengan pertimbangan: a. untukmemenuhikebutuhanoperasionalpenyelenggaraan8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 16/24tugas dan fungsi Badan Pengusahaan b. untuk optimalisasi Aset dan/atau c. tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara (APBN). (2) Tukar Menukar Aset dilakukan dengan: a. Pemerintah Daerah b. Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnyayang dimiliki Negara atau c. swasta, baik badan hukum maupun perorangan. (3) ObjekTukarMenukar,baikAsetyangdilepasmaupunbarangpengganti, harus berada dalam wilayah Badan Pengusahaan. (4) Dikecualikandariketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(3),apabilaAsetyangdilepasberadapadawilayahkerjakantorperwakilanBadanPengusahaan,makabarangpenggantinyadapat berada di luar wilayah Badan Pengusahaan. Pasal 32 (1) Pemilihan mitra Tukar Menukar dilakukan melalui tender denganpengumumannya di 1 (satu) media massa nasional, 1 (satu) mediamassa lokal danj atau 1 (satu) media massa internasional. (2) Dalam hal pada pelaksanaan tender sebagaimana dimaksud padaayat(1)calonmitrayangmemasukanpenawarankurangdari5(lima)peserta,dilakukanpengumumanulangdimediamassanasional, media massa lokal dan/atau media massa internasional. (3) Dalam hal setelah pengumuman ulang sebagaimana dimaksudpada ayat (2): a. terdapat paling sedikit 5 (lima) peserta, proses dilanjutkandengan tender b. calon mitra kurang dari 5 (lima) peserta, proses dilanjutkandengan: 1. seleksi langsung untuk calon mitra paling sedikit 2 (dua)peserta atau 2. penunjukan langsung untuk calon mitra yang hanya 1 (satu)peserta. (4) TatacaraTukarMenukarAsetmelaluitendermengikutiketentuanperaturanperundangundangandibidangpengelolaanBMN. Pasal 33 Mitra Tukar Menukar Aset dapat ditentukan tanpa melalui tender8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 17/24dalam hal: a. mitra Tukar Menukar adalah Pemerintah Daerah b. mitraTukarMenukaradalahpihakyangmendapatpenugasandariPemerintah/BadanPengusahaandalamrangkapelaksanaankepentingan umum atau c. mitra Tukar Menukar penyedia barang pengganti hanya 1 (satu)mitra. Pasal 34 (1) Tukar Menukar Aset tanpa melalui tender dilakukan dengan tatacara sebagai berikut: a. KepalaBadanPengusahaanmengajukanusulankepadaMenteri Keuangan yang paling sedikit memuat: 1. pertimbangan usulan 2. spesifikasi, harga perolehan dan nilai wajar Aset yang akandilepas 3. spesifikasidanhargabarangpengganti,denganketentuannilaibarangpenggantitersebutpalingsedikitsamadengannilai wajar Aset yang dilepas dan 4. mitra Tukar Menukar. b. Menteri Keuangan melakukan penelitian atas usulan TukarMenukar tersebut. c. Dalam hal berdasarkan penelitian usulan Tukar Menukar dapatdisetujui,makapersetujuantersebutdituangkandalamsuratMenteri Keuangan kepada Kepala Badan Pengusahaan. d. BerdasarkanpersetujuanMenteriKeuangantersebut,KepalaBadan Pengusahaan melaksanakan Tukar Menukar. e. Dalam hal berdasarkan penelitian usulan Tukar Menukar tidakdisetujui,makapernyataantidaksetujutersebutdituangkandalamsuratMenteriKeuangankepadaKepalaBadanPengusahaan disertai alasannya. f. UntukTukarMenukarberupatanahdan/ataubangunan,setelahpelaksanaanpengadaanbarangpenggantiselesai,KepalaBadanPengusahaanmelakukanpenelitianbarangpengganti yang meliputi: 1. kesesuaiandatadanspesifikasibarangpenggantidenganketentuan perjanjian dan / atau addendum perjanjian dan 2. meneliti kelengkapan dokumen barang pengganti. g. PelaksanaanTukarMenukardituangkandalamsuatuberita8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 18/24acaraserahterimabarangyangditandatanganiolehKepalaBadan Pengusahaan dan mitra Tukar Menukar. h. Berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud pada huruf g,KepalaBadanPengusahaanmenetapkankeputusanPenghapusanAsetyangdilepas,palinglambat1(satu)bulanterhitungsejaktanggalberitaacaraserahterimabarangdanmengusulkanpenetapanstatuspenggunaanterhadapbarangpengganti sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. i. UsulanpenetapanstatuspenggunaansebagaimanadimaksudpadahurufhdisampaikanolehKepalaBadanPengusahaankepadaMenteriKeuanganpalinglambat1(satu)bulanterhitung sejak tanggal keputusan Penghapusan Aset tersebut,dengandisertaisalinankeputusanPenghapusanAsetyangdilepas dan salinan berita acara serah terima. j. Barang pengganti dicatat sebagai Aset oleh Badan PengusahaandalampembukuanBadanPengusahaandanolehMenteriKeuangan dalam Daftar BMN Pengelola. (2) Segalatindakanyangdilakukandalamperencanaan,persiapandan pelaksanaan Tukar Menukar tanpa melalui tender, termasukakibat hukum yang menyertainya, sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kepala Badan Pengusahaan. Paragraf 4 HibahPasal 35 (1) HibahAsetdilaksanakandenganpertimbanganuntukkepentingansosial,keagamaan,kemanusiaan,danpenyelenggaraan Pemerintahan Negara/ Daerah. (2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhisyarat sebagai berikut: a. bukan merupakan barang rahasia negara b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orangbanyak dan c. tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsiBadan Pengusahaan. (3) HibahdilaksanakanolehKepalaBadanPengusahaansetelahmendapat persetujuan Menteri Keuangan. Pasal 36 Hibah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. KepalaBadanPengusahaanmengajukanusulankepadaMenteri8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 19/24Keuangandisertaidenganpertimbangan,kelengkapandata,danhasil kajian internal Badan Pengusahaan. b. MenteriKeuanganmenelitidanmengkajiberdasarkanpertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35ayat (1) dan ayat (2). c. MenteriKeuanganmenyetujuiatautidakmenyetujuiterhadapusulanHibahyangdiajukanolehKepalaBadanPengusahaansesuai batas kewenangannya. d. KepalaBadanPengusahaanmelaksanakanHibahdenganberpedoman pada persetujuan Menteri Keuangan. e. pelaksanaanserahterimaAsetdituangkandalamberitaacaraserahterimayangditandatanganiolehKepalaBadanPengusahaan dan pihak penerima Hibah. f. berdasarkanberitaacarasebagaimanadimaksudpadahurufe,KepalaBadanPengusahaanmenetapkankeputusanPenghapusan, Aset yang dihibahkan paling lambat 1 (satu) bulanterhitung sejak tanggal berita acara serah terima. g. salinankeputusanPenghapusanAsetyangdihibahkanbesertasalinan berita acara serah terima disampaikan oleh Kepala BadanPengusahaankepadaMenteriKeuanganpalinglambat1(satu)bulanterhitungsejaktanggalkeputusanPenghapusanAsettersebut. Pasal 37 Kelengkapan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf aadalah sebagai berikut: a. Untuk usulan Hibah Aset berupa tanah dan/ atau bangunan,harus disertai dengan: 1. rincianbarangyangakandilakukanHibah,termasukbuktikepemilikan,tahunperolehan,luas,nilaibuku,kondisidanlokasi 2. data calon penerima Hibah 3. suratpernyataandariKepalaBadanPengusahaanbahwaHibahAsettidakmengganggupenyelenggaraantugasdanfungsi Badan Pengusahaan dan 4. surat pernyataan kesediaan menerima Hibah Aset dari calonpenerima Hibah. b. UntukusulanHibahAsetselaintanahdan/ataubangunan,harus disertai dengan data pendukung meliputi: 1. rincianbarangyangakandilakukanHibah,termasuktahun8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 20/24perolehan,identititas/spesifikasi,nilaibuku,lokasi,danperuntukan barang 2. data calon penerima Hibah 3. suratpernyataandariKepalaBadanPengusahaanbahwaHibahAsettidakmengganggupenyelenggaraantugasdanfungsi Badan Pengusahaan dan 4. surat pernyataan kesediaan menerima Hibah Aset dari calonpenerima Hibah. c. Dalamhalbuktikepemilikansebagaimanadimaksudpadahurufa angka 1 tidak ada, maka dapat digantikan dengan bukti lainnyaseperti dokumen kontrak, akte /perjanjian jual beli, dan dokumensetara lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Bagian Ketujuh Pemusnahan Pasal 38 (1) Pemusnahan Aset dilakukan apabila: a. tidakdapatdigunakan,tidakdapatdilakukanPemanfaatan,dan/atau tidak dapat dilakukan Pemindahtanganan atau b. terdapat alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundangundangan . (2) Pemusnahansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilaksanakanolehKepalaBadanPengusahaansetelahmendapatpersetujuanMenteri Keuangan. (3) Pelaksanaanpemusnahansebagaimanadimaksudpadaayat(2)dituangkandalamberitaacarayangditandatanganiolehKepalaBadan Pengusahaan dan dilaporkan kepada Meriteri Keuangan. (4) PemusnahanAsetdilaporkanolehKepalaBadanPengusahaankepadaMenteriKeuanganpalinglambat1(satu)bulanterhitungsejaktanggalpelaksanaanpemusnahanAsetdisertaidengansalinan berita acara pemusnahan. Bagian Kedelapan Penghapusan Pasal 39 Penghapusan Aset pada Badan Pengusahaan meliputi: a. Penghapusan dari pembukuan Badan Pengusahaan b. Penghapusan dari daftar BMN Pengelola. Pasal 40 (1) PenghapusanAsetdaripembukuanBadanPengusahaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a, dilakukan dalam8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 21/24halAsetsudahtidakberadadalampenguasaanBadanPengusahaan,terjadipemusnahan,atausebabsebablainyangsecaranormaldapatdiperkirakanwajarmenjadipenyebabPenghapusan. (2) PelaksanaanPenghapusansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dituangkandalamberitaacarayangditandatanganiolehKepalaBadan Pengusahaan dan dilaporkan kepada Menteri Keuangan. (3) PenghapusanAsetdaridaftarBMNPengelolasebagaimanadimaksuddalamPasal39hurufb,dilakukandalamhalAsetdimaksudsudahberalihkepemilikannya,terjadipemusnahan,ataukarenasebabsebablainyangsecaranormaldapatdiperkirakan wajar menjadi penyebab Penghapusan. Pasal 41 (1) PenghapusanAsetdilakukanolehKepalaBadanPengusahaandalamsuatukeputusan,setelahmendapatkanpersetujuanMenteri Keuangan. (2) PenghapusanAsetdilaporkanolehKepalaBadanPengusahaankepadaMenteriKeuanganpalinglambat1(satu)bulanterhitungsejaktanggalpelaksanaanPenghapusanAsetdisertaidengansalinan keputusan Penghapusan dan dokumen terkait lainnya. Pasal 42 TatacaraPenghapusanAsetmengikutiketentuanperaturanperundangundangan di bidang pengelolaan BMN. Bagian Kesembilan Penatausahaan Pasal 43 (1) Kepala Badan Pengusahaan wajib melakukan Penatausahaan Asetyang berada dalam penguasaannya. (2) Penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pembukuan b. inventarisasi dan c. pelaporan. (3) BadanPengusahaanmelakukanPenatausahaansebagaimanadimaksudpadaayat(2)menurutpenggolongandankodefikasiBMN. (4) Ketentuanmengenaipersyaratan,tatacarapelaksanaan,prosedur, dan format dokumen Penatausahaan BMN sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) berpedoman pada ketentuanperaturan perundangundangan di bidang pengelolaan BMN.8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 22/24 Bagian Kesepuluh Pengawasan dan Pengendalian Pasal 44 (1) KepalaBadanPengusahaanmelakukanpengawasandanpengendalianterhadapperencanaankebutuhandanpenganggaran,pengadaan,penggunaan,Pemanfaatan,pengamanandanpemeliharaan,penilaian,Pemindahtanganan,pemusnahan,Penghapusan,Penatausahaan,danpengawasandan pengendalian Aset yang berada dalam penguasaannya. (2) KetentuanmengenaitatacarapelaksanaandanprosedurpengawasandanpengendalianAsetsebagaimanadimaksudpadaayat(1)mengikutiketentuanperaturanperundangundangandibidang pengelolaan BMN. Pasal 45 DalamrangkaoptimalisasifungsipengawasandanpengendalianAset,MenteriKeuangandapatmelakukanmonitoringdanevaluasiterhadap pengelolaan Aset yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan. BAB V KETENTUAN LAINLAIN Pasal 46 (1) DalamrangkapengelolaanAsetDalamPenguasaan,BadanPengusahaandapatmelakukanPemanfaatansebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)dan/ataupemanfaatandalambentuk lainnya. (2) Pengelolaan Aset Dalam Penguasaan dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 47 Ketentuan mengenai pengelolaan Aset pada Badan Pengusahaan yangtidakdiaturdalamPeraturanMenteriinidilaksanakansesuaiketentuan perundangundangan di bidang pengelolaan BMN. Pasal 48 (1) PeralihanpengelolaanAsetdariOtoritaPengembanganDaerahIndustriPulauBatamkepadaBadanPengusahaandilakukandengan berita acara serah terima. (2) Peralihan pengelolaan Aset dari Bendahara Umum Negara BelanjaLainnya(BA.999.08)kepadaBadanPengusahaandilakukandengan berita acara serah terima. (3) PeralihanpengelolaanAsetsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dan ayat (2) ditindaklanjuti dengan penetapan status penggunaanoleh Menteri Keuangan.8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 23/24 (4) Penetapanstatuspenggunaansebagaimanadimaksudpadaayat(3)didasarkanpadausulanyangdiajukanolehKepalaBadanPengusahaan dengan disertai berita acara sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2). (5) Pengajuan penetapan status sebagaimana dimaksud pada ayat (4)harusdisampaikankepadaMenteriKeuangandalamjangkawaktupalinglama6(enam)bulanterhitungsejaktanggalPeraturan Menteri ini mulai berlaku. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 49 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. persetujuanpengelolaanAsetyangtelahditerbitkanolehPengelolaBarangsebelumberlakunyaPeraturanMenteriini,dinyatakantetapberlakudandapatdilaksanakansesuaiketentuan yang berlaku pada saat pengajuan usulan b. usulanpengelolaanAsetyangtelahdiajukanolehPenggunaBarangkepadaPengelolaBarangdanbelummendapatpersetujuanPengelolaBarangsampaidengansaatberlakunyaPeraturanMenteriini,prosesselanjutnyamengikutiketentuandalam Peraturan Menteri ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 50 Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 6 (enam) bulan sejaktanggal diundangkan. Agarsetiaporangmengetahuinya,memerintahkanpengundanganPeraturanMenteriinidenganpenempatannyadalamBeritaNegaraRepublik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Januari2013 MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA, ttd. AGUS D.W.8/9/2015 PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBhttp://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2013/4~PMK.06~2013Per.HTM 24/24MARTOWARDOJODiundangkan di Jakartapada tanggal 2 Januari 2013MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDINBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 7