pltn

33
ABV 4.1

Upload: zaenal-abidin

Post on 28-Jul-2015

83 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

ABV 4.1

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat :

Menjelaskan prinsip kerja Keselamatan dan Keamanan PLTN Pengangkutan xat radioaktif/bahan nuklir Pengawasan tenaga nuklir Menjelaskan pengelolaan limbah limbah

radioaktif dan pengaruh lingkungannya Menjelaskan aspek ekonomi, sosial-budaya

dan agama terhadap PLTN

ABV 4.2

PRINSIP-PRINSIP KERJA PLTN ABV 4.3

PLTN PLTU

PLTU≈

PLTN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

ABV 4.4

BWR = Boiling Water Reactor (Reaktor Air Didih)

CONTOH PLTN : PWR DAN BWR

PWR = Pressurized Water Reactor (Reaktor Air Tekan)

ABV 4.5

2 UNIT PLTN DILIHAT DARI ATAS ABV 4.6

KESELAMATAN DAN KEAMANAN PLTN

ABV 4.7

PERTAHANAN BERLAPIS

1. Preventif

2. Protektif

3. Mitigatif

• Marjin keselamatan

• Bahan berkualitas

Sistem I&K

Sistem Keselamatan

Manajemen Kecelakaan

Tanggap Darurat

Tujuan: Menjaga keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan terhadap bahaya akibat adanya bahan radioaktif dengan cara menyediakan sistem pertahanan dalam instalasi sehingga mencegah tersebarnya unsur berbahaya.

PENGHALANG (BARIER) FISIK ABV 4.8

KOMPONEN UTAMA REAKTOR NUKLIR

Bundel Bahan Bakar Bejana Reaktor Sistem Primer PLTN

ABV 4.9

BEDA KARAKTERISTIK CHERNOBYL ABV 4.10

ABV 4.11

The Target

Keamanan Terhadap Target

Studi Dampak Tumbukan Pesawat

WTC 208’ lebar1,353’ tinggi

Pentagon1,489’ lebar (921’ per sisi)71’ tinggi

Kolam bahan bakar bekas 80’ lebar40’ tinggi

Gedung penyungkup130’ lebar

160’ tinggi

Wadah penyimpananbahan bakar10’ lebar

20’ tinggi

ABV 4.12

Hasil Studi Dampak Tumbukan Pesawat PD PLTN

Dengan asumsi ada kejadian tumbukan pesawat komersial terbesar (Boeing 767) pada PLTN (dengan lokasi dan kecepatan tumbukan optimum), didapatkan hasil studi dampak tumbukan sebagai berikut :Sungkup reaktor amanKolam penyimpanan (jenis kering) bahan bakar tetap amanWadah pengangkut bahan bakar aman

ABV 4.13

Pengangkutan bahan bakar nuklir bekas

Kanister (wadah) Lulus Uji Tanpa Terbuka atau Pecah

ABV 4.14

Pengangkutan bahan-bakar nuklir bekas

Wadah ditabrak lokomotif 120 Ton yang melalu 80 mil per jam.

Wadah tak terbuka atau pecah

ABV 4.15

Wadah dibakar selama 90 menit dalam kolam bahan bakar jet dengan suhu lebih dari 2000 °F.

Wadah tak terbuka atau pecah

ABV 4.16

Pengangkutan bahan-bakar nuklir bekas

Wadah setelah mengalami pengujian

Serangkaian pengujian dilakukan dengan lebih serius dari pada kecelakaan manapun yang ada.

ABV 4.17

PENGAWASAN TERHADAP PLTN

ABV 4.18

PEMANFAATAN IPTEK NUKLIR HANYA UNTUK TUJUAN DAMAI

KESELAMATAN HARUS SELALU DIUTAMAKAN

MEMENUHI KEBUTUHAN DAN UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT

DASAR HKM KETENAGANUKLIRAN: UU No. 8 of 1978 ttg Ratifikasi NPT UU No.10 Tahun 1997 tentang

Ketenaganukliran Perjanjian Internasional ttg

”Additional Protokol” 1999 (Nuclear Safeguard)

PP No. 043/2006 ttg Perizinan Reaktor Nuklir

PP No. 33/2007 ttg Keselamatan Radiasi dan Keamanan Sumber Radiasi

ASPEK PENGAWASAN

ABV 4.19

ASPEK PENGAWASAN

KESELAMATAN

KEAMANAN

KEDAMAIAN (SAFEGUARD)

UU No. 10, Tahun 1997, tentang Ketenaganukliran Kebijakan Energi Nasional 2004-2020, Dokumen Menteri

ESDM, Februari 2004 RUKN 2005-2025, Kepmen ESDM 1213/K/31/MEM/2005, April

2005 Blueprint PEN 2005-2025, Dokumen Menteri ESDM, Mei 2005 Kebijakan Energi Nasional 2005-2025, Perpres No 5/2006,

Januari 2006. PP No. 43/2006 tentang Reaktor Nuklir RPP tentang Kesiapsiagaan Nuklir Nasional (Bapeten), 2007 Inpres tentang Tim Persiapan Pembangunan PLTN (DESDM),

2007 Penyiapan Inpres Pembangunan PLTN, 2007 Konsultasi dengan DPR, 2007 Pembentukan “Owner” PLTN, 2007

REGULASI PEMBANGUNAN PLTN

ABV 4.20

BADAN PENGAWAS DAN PELAKSANA

ABV 4.21

UNDANG-UNDANG NO 10/1997KETENAGANUKLIRAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ( BATAN ) Sebagai Badan Pelaksana: melaksanakan R & D tenaga nuklir

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN)Sebagai Badan Pengawas:

melaksanakan pengawasan tenaga nuklir di IndonesiaDibentuk pada 8 Mei 1999

LIMBAH DARI OPERASI PLTN ABV 4.22

Limbah PLTN digolongkan menjadi 3 kategori : Limbah radioaktif tingkat rendah Limbah radioaktif tingkat menengah Limbah radioaktif tingkat tinggi

Jumlah limbah keseluruhan adalah kecil dan (70-80%) merupakan limbah radioaktif tingkat rendah

Jumlah limbah sangat kecil dibandingkandengan volume limbah yang dihasilkan dari industri kimia atau dari pembangkitan bahan-bakar fosil

Limbah disimpan dan diisolasi dari lingkungan manusia

RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI

Penanganan : Vitrifikasi Ditampung dalam kontainer baja tahan

karat yang disimpan sementara di lokasi PLTN selama 30 tahun sampai 40 tahun untuk menurunkan radioaktivitas

Dipindahkan ke tempat penyimpanan lestari yang secara geologis memenuhi persyaratan

Bahan bakar bekas tersebut pada suatu saat bisa diambil kembali untuk dilakukan proses ulang Penyimpanan

Tanah Dalam

Terdiri atas bahan-bakar bekas dan sisaproses ulang

ABV 4.23

MENGELOLA DAN MEMPROSES LIMBAH RADIOAKTIF

Penyimpanan Tanah Dangkal

ABV 4.24

TURUNKAN PRODUKSI LIMBAH : DENGAN TEKNOLOGI LIMBAH DIPROSES DAN DIPERKECIL VOLUMENYA

LIMBAH GAS : FILTRASI BERTINGKAT LIMBAH CAIR : EVAPORASI PADAT SEMENTARA LIMBAH PADAT : INSENERASI KOMPAKSI PADAT

SEMENTARA/VITRIVIKASI LIMBAH SESUDAH DIPROSES DIBUNGKUS DAN DIISOLASI

BERTINGKATa. DIPADATKAN DALAM SEMEN ATAU KERAMIKb. PEMBUNGKUS : SEMEN/KERAMIKc. PEMBUNGKUS : BAJA

PENYIMPANAN SEMENTARA DAN PENYIMPANAN AKHIR

LIMBAH BAHAN-BAKAR (Persiapan & Operasi)

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

Abu

Gas sweetening

Limbah Radioaktif Tinggi

Bahan Beracun

Minyak Nuklir Matahari Gas Alam KayuBatubara

Source: IAEA, 1997Source: IAEA, 1997

SOx & NOx

Juta TonPer 1000 We/Th

ABV 4.25

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif dikelola secara terpusat dan sedapat

mungkin berada dekat reaktor nuklir, sehingga mempermudah pengawasan, transportasi, serta pengelolaannya.

Seluruh limbah yang telah diolah dan dimasukkan dalam wadah disimpan di fasilitas penyimpanan sementara paling tidak selama 20 tahun.

Selama fasilitas pengelolaan limbah radioaktif berada dekat reaktor, maka transportasi tidak akan menjadi faktor penting, kecuali ketika fasilitas penyimpanan lestari telah ada dan berlokasi jauh dari tempat pengolahannya.

PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS (TIPE BASAH DAN

KERING)

ABV 4.26

PENGARUH PLTN TERHADAP LINGKUNGAN

ABV 4.27

Harmonisasi PLTN dan Lingkungan

PLTN Tihange, 870 & 925 MW

Contoh Zone Perencanaan Kedaduratan Nuklir

10 km

50 km

ABV 4.28

PLTN

Korea

Mihama, Japan

ABV 4.29 Jaminan Keamanan, Keselamatan dan Kedamaian Masyarakat

ASPEK EKONOMI TERHADAP PLTN

ABV 4.30

Dekomisioning1–5%

Oprs &Prwtn60%

Investasi60%

Bhn bakar20%

Konversi 1%

Uranium 5%

Pengkayaan 6%

Fabrikasi bhn bakar 3%

Kegiatan akhir5%

DAMPAK KENAIKAN BIAYA BAHAN BAKAR

ABV 4.31

Dampak Kenaikan Bahan Bakar Pada Biaya Pembangkitan Listrik Di Findland Awal Tahun 2000

Gas

Batu Bara

Nuklir

Presentase Perubahan Biaya Bahan Bakar

Bia

ya P

emb

ang

kita

n E

ur/

MW

h

Persen

BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK

ABV 4.32

Nuklir Batubara Gas

Bhn bakar

Operasi danPerawatan

Investasi

Sumber : Biaya Proyeksi Pembangkitan Listrik (paris : OECD, 1998). Rata-rata nilai diambil dari Kanada, Perancis, Jepang, Spanyol dan Amerika

PERBANDINGAN BAHAN BAKAR LISTRIK

Pembangkitan listrik sebesar 1000 MWe pada suatu pembangkit listrik yang mempunyai efisiensi kapasitas 75 %, maka per tahunnya akan diperlukan bahan bakar sebanyak:

2.100.000 ton batubara atau 10.000.000 barel minyak bakar atau 64.000.000.000 kaki kubik gas alam atau 25.000 hektar luas tanah untuk PLTS atau 33 ton bundel bahan bakar uranium

ABV 4.33