pleno c4ghdf

26
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENGUE C4

Upload: singgih-arto

Post on 06-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bvggh

TRANSCRIPT

Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam Pemberantasan Demam Berdarah DengueC4EpidemiologiData Demam Berdarah di Indonesia 5 tahun terakhir :

Th 2010:Incidence Rate (IR) : 65,67Case Fatality Rate (CFR: : 0,87%Jumlah pasien : 156.086Th 2012IR : 37,11CFR :0,90Jumlah pasien : 90,245Th 2014IR : 39,51CFR : 0,91%Jumlah pasien : 99,499

Th 2011IR : 27,67CFR : 0,91%Jumlah pasien : 65.725

Th 2013IR : 45,85CFR : 0,77%Jumlah pasien : 112,511terbanyak dilaporkan di daerah-daerah dengan tingkatkepadatan yang tinggiseperti provinsi-provinsi di Pulau Jawa, Bali danSumatera3Pendekatan epidemiologis

Paradigma sehat

Penyakit MenularDBD : penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah sesuai dengan Undang-Undang No. 4 th 1984 (Wabah Penyakit Menular) serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, maka bila dijumpai kasus DBD wajib dilaporkan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.Rantai Penularan

Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut

(viraemia) yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita yang

sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap infektif selama hidupnya Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk

bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke

tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3 - 4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit secara mendadak, yang

ditandai demam, pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya.7KLB timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian tersebut yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentuKriteria KLBTimbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di suatu daerahAdanya peningkatan kejadian kesakitan / kematian yang dua kali atau lebih dibandingkan dengan jumlah kesakitan / kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnyaAdanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

DHFDisebabkan virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus genus Flavivirus dari famili FlaviviridaeAda 4 serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4Ditemukan diseluruh indonesiaGejala

Vektor utama DHF : Aedes aegyptivektor potensialnya : Aedes albopictusBerkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah, terlindung dari cahaya matahari dan dekat manusiaNyamuk dewasa hidup +/- 10dJarak terbang 100mBersifat multiple bitersAktif menghisap darah pada siang haritahan suhu panas dan kelembaban tinggi

Distribusi Demam Berdarah (DHF)1. meningkatnya mobilitas penduduk2. kebiasan masyarakat menampung air bersih3. sikap dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang pencegahan penyakit ini4. kepadatan pendudukdhfFaktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas:Imunitas pejamuKepadatan populasi nyamukTransmisi virus dengueVirulensiKeadaan geografis setempat

Uapay penaggulangan KLB DBDCase findingRujukanPendekatan epidemiologi Pemberantasan VektorFogging fokusPenyuluhanSurveilenseEvaluasiSurveilansmeliputi proses :pengumpulan,pencatatan,pengolahan,analisis dan interpretasi data kasus penyebarluasan informasi ke penyelenggara program, instansi dan pihak terkait secara sistematis dan terus menerus. Materi ini juga menjelaskan tentang surveilans kasus DBD dari tingkat Puskesmas sampai dengan tingkat Provinsi.Secara khusus tujuan surveilans DBD adalah :

a. Memantau kecenderungan penyakit DBD

b. Mendeteksi dan memprediksi terjadinya KLB DBD serta penanggulangannya

c. Menindaklanjuti laporan kasus DBD dengan melakukan PE, serta melakukan

penanggulangan seperlunya,

d. Memantau kemajuan program pengendalian DBDe. Menyediakan informasi untuk perencanaan pengendalian DBD

f. Pembuatan kebijakan pengendalian DBD.16Kebijakan lainnyaPemerintah menginstruksikan semua rumah sakit baik negri maupun swasta untuk tidak menolak pasien penderita DBDPemerintah merekomendasikan sejumlah rumah sakit milik pemerintah untuk memberikan pengobatan gratis kepada penderita DBD yang dirawat di ruang perawatan kelas IIIPemerintah merekrut jumantik untuk memeriksa jentik-jentik nyamuk aedes aegyptiPemerintah melakuakn penyuluhan melalui iklan layana masyarakatPemerintah melakuakn penyelidikan epidemiologiTingkat pencegahan penyakitPrimer mencegah awitan suatu penyakit atau cedera selama masa prapatogenesis

Sekunder diagnosis dini dan pengobatan segera penyakit sebelum penyakit itu berkembang

Tersier melatih kembali, mendidik kembali, dan merehabilitasi pasien yang mengalami disabilitas permanen

Pemberantasan DHF1. menggunakan insektisida:Malanthion foggingMembunuh nyamuk dewasa, minimal dilakukan 2x dengan selang waktu 1 minggu, kemudian diikuti dengan abatisasi.

10 liter air cukup dengan 1 gram serbuk abatePemeberantasan Vektor DHFTanpa insektisidaPemberantasan sarang nyamuk (PSN)ndengan 3MMenguras tempat-tempatpenampungan air, minimal 1 minggu sekaliMenutup tempat-tempat penampungan airMengubur benda-benda yang dapat menampung air hujan (botol, kaleng) dan membersihkan halamanSayarat: PSN(3M) dilakuakn secara total coverageMenjadikan PSN sebagai perilaku masyarakat

Pelayanan puskesmasProgram kesehatan dasar Puskesmas:Promosi KesehatanKesehatan LingkunganKesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga BerencanaPerbaikan GiziPemberantasan Penyakit Menular Tujuan: menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, mengurangi faktor risiko memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular, proteksi khususPengobatan Dasar

Manajemen puskesmasPerencanaanPengorganisasianPelaksanaanPengawasan dan pengendalianPemberdayaan masyarakatDidik masyarakat tentang perilaku hidup sehatManfaatkan potensi yang ada di masyarakatLatih keterampilan staf puskesmas konseling dan pemasaranKerjasama dengan LSMPenutupDHF merupakan penyakit yang sering terjadi di Indonesia pencegahan penyakit ini : pemberantasan terhadap vektor penyakitnya.Vektor DHF aedes aegypti. Sebelum melakukan pemberantasan, perlu dilakukan pendekatan epidemiologi dan surveilans terlebih dahulu untuk mempelajari situasi yang terjadi di masyarakat. Puskesmas sebagai pihak yang bertanggung jawab harus menjalankan suatu program berdasarkan prinsip manajemen. Program tersebut harus tepat pada sasaran sehingga pemberantasan DHF dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

sekianTerima kasih