pleistosen
DESCRIPTION
geologi sejarahTRANSCRIPT
PLEISTOSEN
Jaman Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu. Pada tahun 1839, charles
lyell memberikan nama pleistosen untuk jaman geologi yang mengikuti jaman pliosen.
Jaman ini dimulai dari awal kuarter hingga kira-kira 11.000 tahun yang lalu. Jaman
pleistosen didefinisikan dengan dasar bahwa lapisan sedimen mengandung 90% hingga
100% dari fauna yang masih hidup.
Rentang waktu umur pleistosen adalah 2.588.000 (± 5.000) sampai 12.000 tahun
sebelum masehi, dengan waktu akhir dinyatakan dalam tahun radiokarbon sekitar
10.000 karbon-14 tahun sebelum masehi. Ini mencakup sebagian besar periode terbaru
dari perulangan gasial , sampai dengan awal musim kering. Akhir dari musim kering adalah
sekitar 9640 SM. Pada tahun 2009 International Union of geological sciences (IUGS)
menegaskan perubahan dalam jangka waktu Pleistosen, diawali pada tahun 1,806-2,588 juta
tahun SM, dan menunjukan Pleistosen sebagai awal dari zaman es. Pleistosen mencakup
periode terakhir dari zaman es. Nama Plio-Pleistosen yang berarti zaman es terakhir.
Definisi revisi Kuarter, dengan mendorong kembali tanggal awal Pleistosen menjadi
2,58 Ma.
Gunung tengah atlantik masih terus mekar dengan kecepatan 2 cm pertahun
pada jama ini. Karena pendeknya waktu pleistosen, tektonik yang terjadi belum banyak
merubah morfologi dan struktur bumi. Keadaan alam masih labil karena silih bergantinya 2
zaman, yaitu :
1. Zaman Glasial
Zaman Glasial adalah meluasnya lapisan es kutub utara sehingga eropa dan Amerika
bagian utara tertutup es. Hal ini mengakibatkan munculnya Dataran Sunda dan Dataran
Dahul di Indonesia. Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Malysia Barat bergabung
menjadi satu dengan Benua Asia.
2. Zaman Interglasial
Zaman Interglasial adalah zaman mencairnya lapisan es di kutub utara. Pada Zaman
ini, temperature meningkat sehingga permukaan air laut naik dan terjadi banjir yang
menyebabkan daratan terpisah-pisah.
Zaman Plistosen dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan
Pleistosen Akhir.
1. Pleistosen Awal
Zaman ini juga dikenal sebagai Pleistosen Bawah (Lapisan dan Fauna Jetis).
Pleistosen Bawah ialah subdivisi awal atau terendah dari periode Kwarter. Di lapisan
inilah Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Modjokertensis dan Robustus
ditemukan. Pleistosen Awal terdiri dari tahap Gelasius dan Calabria.
2. Pleistosen Tengah
Zaman ini juga dikenal sebagai Lapisan atau Fauna Trinil. Pleistosen Tengah secara
lebih khusus disebut sebagai tahap Ionia. Zaman Pleistosen Tengah ialah subdivisi
peralihan dari Lapisan / Fauna Jetis ke Lapisan Ngandong pada periode Kwarter.Di
lapisan inilah Pithecanthropus Erectus ditemukan. Para ilmuan menghubungkan
makhluk ini sebagai missing link, atau makhluk peralihan dari kera ke manusia.
3. Pleistosen Akhir
Zaman ini juga dikenal sebagai Pleistosen Atas ( Lapisan atau Fauna Ngandong ).
Secara lebih mengkhusus, Pleistosen Akhir ini disebut sebagai tahap Tarantian).
Dilapisan ini Homo Sapiens, seperti : Homo Soloensis dan Homo Wajakensis hidup,
tumbuh dan berkembang. Zaman ini merupakan subdivisi akhir atau teratas dari
periode Kwarter.Pada zaman ini, banyak hewan-hewan besar yang mengalami
kepunahan. Demikianlah tahap akhir dari periode Kwarter. Selanjutnya Tahap ini diikuti
oleh Tahap Holosen atau Zaman Alluvium.
Fauna
Baik fauna kontinen dan semudera memiliki binatang penting, spesifik, mamalia yang
relatif lebih besar daripada mamalia moderen.
Beberapa perubahan iklim selama zaman es memiliki dampak yang besar pada flora
dan fauna. Seperti daerah kontinen mengalami kehilangan populasi besar, hewan dan
tumbuhan mengahadapi tingkatan stress yang tinggi akibat zaman es ini. Hasil dari
perubahan iklim yang drastis itu adalah pengurangan populasi, dan makan suplay makanan
yang habis.
Beberapa perubahan iklim selama zaman es memiliki dampak yang besar pada flora
dan fauna. Seperti daerah kontinen mengalami kehilangan populasi besar, hewan dan
tumbuhan mengahadapi tingkatan stress yang tinggi akibat zaman es ini. Hasil dari
perubahan iklim yang drastis itu adalah pengurangan populasi, dan makan suplay makanan
yang habis.
Kondisi Alam
Zaman pleistosen ditandai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub Bumi (zaman
glacial) dan diseling dengan zaman ketika es kembali mencair (zaman interglacial). Keadaan
ini silih berganti selama zaman pleistosin sampai empat kali. Di daerah tropika zaman glacial
ini berupa zaman hujan (zaman pluvial) yang diseling dengan zaman kering (interpluvial).
Keadaan es di kutub utara
Gunung tengah atlantik masih terus mekar dengan kecepatan 2 cm pertahun pada
jama ini. Karena pendeknya waktu pleistosen, tektonik yang terjadi belum banyak merubah
morfologi dan struktur bumi. Namun demikian perubahan tektonik yang terjadi yang terkait
dengan perkembangan dan pencairan lempeng es di daerah kutub telah sangat
berpengaruh pada perubahan muka laut yang menyertainya.
Pada kala pleistosen, zona penujaman jawa pindah ke selatan, kearah samudera
india. Mulai terbentuk gunungapi kuarter, termasuk merapi, merbabu, lawu, ungaran, yang
sebagian masih hingga holosen. Susut laut yang mulai terjadi sejak pliosen terus
berlangsung hingga pertengahan pleistosen awal. Dijawa tengan susut laut ini disertai
dengan pengangkatan dari pegunungan kendeng. Akibatnya laut yang terletak diantara
kendeng dan pegunungan selatan ( yang telah terangkat sejak pliosen ) dimana daerah
sangiran terletak berubah menjadi lautan tertutup dan kemudian menjadi daerah rawa.
Pengangkatan yang terus berlangsung segera diikuti oleh erosi, dan hasil erosi tersebut
masuk ke cekungan rawa tersebut diatas yang kemudian menghadilkan endapan lempung
hitam ( formasi pucangan ). Pengisian terus menerus dari rawa tersebut berakibat daerah
tersebut menjadi daratan dengan sungai yang mengalir diatasnya (Sartono,
1976).Pengangkatan kendeng tersebut juga berakibat terbentuknya endapan teras yang
bertingkat-tingkat sepanjang lembah sungai, misalnya aliran Bengawan Solo diantara Ngawi
dan Cepu (Sartono, 1976).
Pada masa jaman es, karena suhu udara rata-rata lebih rendah dari sebelumnya, hal
ini mengakibatkan bahwa zona vegetasi bumi belahan utara berpindah keselatan lebihdari
2000 km dari posisi pra jaman es. Di eropa selatan, daerah tundra yang sangat luas yang
dialasi permafrost ( tanah yang beku secara permanen), melempar jauh kearah selatan
lempengan es hingga sejauh tepian dari laut tengah. Pada daerah seperti itu berkembang
pesat fauna daerah dingin seperti rusa kutub (reindeer), mammoth dan badak berbulu
lebat.
Selama Pleistosen, perkembangan golongan mamalia sangat pesat, mungkin akibat
tersedianya relubg ekologi yang tepat. Muncul golongan baru misalnya mammoth, badak
berbulu tebal dan harimau bergigi pedang. Satu hal yang sangat penting adalah bahwa
muncul golongan hominid yang terwakili oleh homo erectus, homo habilis dan akhirnya
homo sapiens. Kondisi iklim yang tidak terlalu basah pada pleistosen menyukarkan
pertumbuhan hutan lebat. Hutan yang ada bukan merupakan hutan rimba, tetapi steppa.
Kondisi seperti ini berakibat berkembang pesatnya mamalia darat golongan gajah yang
berukuran besar seperti Stegodon trigonocephalus, mastodon, mammoth. Golongan
hominid mulai menggunakan peralatan batu, mulai bberburu dan berakibat punahya
beberapa hewan perburuan.
Pada kala pleistosen sebagian besar daratan ditutupi oleh es (divilium / jaman es).
Akibatnya banyak fauna yang bermigrasi. Inilah pembatasan antara jaman tersier ke kala
pleistosen ditandai dengan banyaknya fauna dan flora tertentu dan digantikan dengan
varietas baru yang disebabkan evolusi akibat penyesuaian diri.
Dengan lewatnya jaman wurm, maka berakhirlah jaman divilium dan mulailah jaman
holosen (post glacial) tanda-tanda peninggalan jaman es dapat dilihat dari ditemukannya
fauna vertebrata Ngandong serta Pithecanthrorupus Soloensis dalam undak-undakan di
Bengawan Solo. Pada jaman post glasial es mencair kembali dan Paparan Sunda tergenang
kembali oleh laut Jawa serta laut Cina Selatan. Paparan Sahul juga tergenang oleh laut
Arafura dan semakin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian pada Jaman wurm
daratan Indonesia terbagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post glacial sehinnga
terbentuklah kepulauan.
Paleogeografi dan Iklim
Kontinen moderen merupakan hal yang penting dalam menentukan posisi yang
sekarang, dimana lempengan kemungkinan telah mengalami pergeseran satu sama lain
tidak lebih dari 100 km sejak awal periode. Berdasarkan pendapat Mark Lyans, iklim rata-
rata Pleistosen bisa menjadi karakter atas berlangsungnya El nino dengan pergerakan angin
di Pasifik selatan mengarah ke timur, udara panas meningkat di dekat Peru, air hangat
menyebar dari pasifik barat dan lautan indian ke pasifik timur, dan jejak El nino lain.
Daftar Pustaka
Tri, Wildan Koesmawardani. 2012. Zaman Pleistosen. Jakarta : Teknik Geologi Universitas
Trisakti
https://id.wikipedia.org/wiki/Pleistosen
http://nadyagratia.blogspot.co.id/2013/11/zaman-pleistosen.html
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/11/zaman-pleistosen.html
http://www.artikelsiana.com/2014/11/zaman-pleistosen-dilluvium-sejarah-
peninggalan.html
http://dwikimulyawan.blogspot.co.id/2012/09/pleistosin-bawah-sebagian-besar.html