pleistosen

11
PLEISTOSEN Jaman Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu. Pada tahun 1839, charles lyell memberikan nama pleistosen untuk jaman geologi yang mengikuti jaman pliosen. Jaman ini dimulai dari awal kuarter hingga kira-kira 11.000 tahun yang lalu. Jaman pleistosen didefinisikan dengan dasar bahwa lapisan sedimen mengandung 90% hingga 100% dari fauna yang masih hidup. Rentang waktu umur pleistosen adalah 2.588.000 5.000) sampai 12.000 tahun sebelum masehi, dengan waktu akhir dinyatakan dalam tahun radiokarbon sekitar 10.000 karbon-14 tahun sebelum masehi. Ini mencakup sebagian besar periode terbaru dari perulangan gasial , sampai dengan awal musim kering. Akhir dari musim kering adalah sekitar 9640 SM. Pada tahun 2009 International Union of geological sciences (IUGS) menegaskan perubahan dalam jangka waktu Pleistosen, diawali pada tahun 1,806-2,588 juta tahun SM, dan menunjukan Pleistosen sebagai awal dari zaman es. Pleistosen mencakup periode terakhir dari zaman es. Nama Plio-Pleistosen yang berarti zaman es terakhir.

Upload: erika-silviani

Post on 09-Feb-2016

73 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

geologi sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: PLEISTOSEN

PLEISTOSEN

Jaman Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu. Pada tahun 1839, charles

lyell memberikan nama pleistosen untuk jaman geologi yang mengikuti jaman pliosen.

Jaman ini dimulai dari awal kuarter hingga kira-kira 11.000 tahun yang lalu. Jaman

pleistosen didefinisikan dengan dasar bahwa lapisan sedimen mengandung 90% hingga

100% dari fauna yang masih hidup.

Rentang waktu umur pleistosen adalah 2.588.000 (± 5.000) sampai 12.000 tahun

sebelum masehi, dengan waktu akhir dinyatakan dalam tahun radiokarbon sekitar

10.000 karbon-14 tahun sebelum masehi. Ini mencakup sebagian besar periode terbaru

dari perulangan gasial , sampai dengan awal musim kering. Akhir dari musim kering adalah

sekitar 9640 SM. Pada tahun 2009 International Union of geological sciences (IUGS)

menegaskan perubahan dalam jangka waktu Pleistosen, diawali pada tahun 1,806-2,588 juta

tahun SM, dan menunjukan Pleistosen sebagai awal dari zaman es. Pleistosen mencakup

periode terakhir dari zaman es. Nama Plio-Pleistosen yang berarti zaman es terakhir.

Definisi revisi Kuarter, dengan mendorong kembali tanggal awal Pleistosen menjadi

2,58 Ma.

Gunung tengah atlantik masih terus mekar dengan kecepatan 2 cm pertahun

pada jama ini. Karena pendeknya waktu pleistosen, tektonik yang terjadi belum banyak

merubah morfologi dan struktur bumi. Keadaan alam masih labil karena silih bergantinya 2

zaman, yaitu :

1. Zaman Glasial

Zaman Glasial adalah meluasnya lapisan es kutub utara sehingga eropa dan Amerika

bagian utara tertutup es. Hal ini mengakibatkan munculnya Dataran Sunda dan Dataran

Page 2: PLEISTOSEN

Dahul di Indonesia. Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Malysia Barat bergabung

menjadi satu dengan Benua Asia.

2. Zaman Interglasial

Zaman Interglasial adalah zaman mencairnya lapisan es di kutub utara. Pada Zaman

ini, temperature meningkat sehingga permukaan air laut naik dan terjadi banjir yang

menyebabkan daratan terpisah-pisah.

Zaman Plistosen dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan

Pleistosen Akhir.

1. Pleistosen Awal

Zaman ini juga dikenal sebagai Pleistosen Bawah (Lapisan dan Fauna Jetis).

Pleistosen Bawah ialah subdivisi awal atau terendah dari periode Kwarter. Di lapisan

inilah Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Modjokertensis dan Robustus

ditemukan. Pleistosen Awal terdiri dari tahap Gelasius dan Calabria.

2. Pleistosen Tengah

Zaman ini juga dikenal sebagai Lapisan atau Fauna Trinil. Pleistosen Tengah secara

lebih khusus disebut sebagai tahap Ionia. Zaman Pleistosen Tengah ialah subdivisi

peralihan dari Lapisan / Fauna Jetis ke Lapisan Ngandong pada periode Kwarter.Di

lapisan inilah Pithecanthropus Erectus ditemukan. Para ilmuan menghubungkan

makhluk ini sebagai missing link, atau makhluk peralihan dari kera ke manusia.

3. Pleistosen Akhir

Zaman ini juga dikenal sebagai Pleistosen Atas ( Lapisan atau Fauna Ngandong ).

Secara lebih mengkhusus, Pleistosen Akhir ini disebut sebagai tahap Tarantian).

Dilapisan ini Homo Sapiens, seperti : Homo Soloensis dan Homo Wajakensis hidup,

tumbuh dan berkembang. Zaman ini merupakan subdivisi akhir atau teratas dari

Page 3: PLEISTOSEN

periode Kwarter.Pada zaman ini, banyak hewan-hewan besar yang mengalami

kepunahan. Demikianlah tahap akhir dari periode Kwarter. Selanjutnya Tahap ini diikuti

oleh Tahap Holosen atau Zaman Alluvium.

Fauna

Baik fauna kontinen dan semudera memiliki binatang penting, spesifik, mamalia yang

relatif lebih besar daripada mamalia moderen.

Beberapa perubahan iklim selama zaman es memiliki dampak yang besar pada flora

dan fauna. Seperti daerah kontinen mengalami kehilangan populasi besar, hewan dan

tumbuhan mengahadapi tingkatan stress yang tinggi akibat zaman es ini. Hasil dari

perubahan iklim yang drastis itu adalah pengurangan populasi, dan makan suplay makanan

yang habis.

Beberapa perubahan iklim selama zaman es memiliki dampak yang besar pada flora

dan fauna. Seperti daerah kontinen mengalami kehilangan populasi besar, hewan dan

tumbuhan mengahadapi tingkatan stress yang tinggi akibat zaman es ini. Hasil dari

Page 4: PLEISTOSEN

perubahan iklim yang drastis itu adalah pengurangan populasi, dan makan suplay makanan

yang habis.

Kondisi Alam

Zaman pleistosen ditandai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub Bumi (zaman

glacial) dan diseling dengan zaman ketika es kembali mencair (zaman interglacial). Keadaan

ini silih berganti selama zaman pleistosin sampai empat kali. Di daerah tropika zaman glacial

ini berupa zaman hujan (zaman pluvial) yang diseling dengan zaman kering (interpluvial).

Keadaan es di kutub utara

Gunung tengah atlantik masih terus mekar dengan kecepatan 2 cm pertahun pada

jama ini. Karena pendeknya waktu pleistosen, tektonik yang terjadi belum banyak merubah

morfologi dan struktur bumi. Namun demikian perubahan tektonik yang terjadi yang terkait

Page 5: PLEISTOSEN

dengan perkembangan dan pencairan lempeng es di daerah kutub telah sangat

berpengaruh pada perubahan muka laut yang menyertainya.

Pada kala pleistosen, zona penujaman jawa pindah ke selatan, kearah samudera

india. Mulai terbentuk gunungapi kuarter, termasuk merapi, merbabu, lawu, ungaran, yang

sebagian masih hingga holosen. Susut laut yang mulai terjadi sejak pliosen terus

berlangsung hingga pertengahan pleistosen awal. Dijawa tengan susut laut ini disertai

dengan pengangkatan dari pegunungan kendeng. Akibatnya laut yang terletak diantara

kendeng dan pegunungan selatan ( yang telah terangkat sejak pliosen ) dimana daerah

sangiran terletak berubah menjadi lautan tertutup dan kemudian menjadi daerah rawa.

Pengangkatan yang terus berlangsung segera diikuti oleh erosi, dan hasil erosi tersebut

masuk ke cekungan rawa tersebut diatas yang kemudian menghadilkan endapan lempung

hitam ( formasi pucangan ). Pengisian terus menerus dari rawa tersebut berakibat daerah

tersebut menjadi daratan dengan sungai yang mengalir diatasnya (Sartono,

1976).Pengangkatan kendeng tersebut juga berakibat terbentuknya endapan teras yang

bertingkat-tingkat sepanjang lembah sungai, misalnya aliran Bengawan Solo diantara Ngawi

dan Cepu (Sartono, 1976).

Pada masa jaman es, karena suhu udara rata-rata lebih rendah dari sebelumnya, hal

ini mengakibatkan bahwa zona vegetasi bumi belahan utara berpindah keselatan lebihdari

2000 km dari posisi pra jaman es. Di eropa selatan, daerah tundra yang sangat luas yang

dialasi permafrost ( tanah yang beku secara permanen), melempar jauh kearah selatan

lempengan es hingga sejauh tepian dari laut tengah. Pada daerah seperti itu berkembang

pesat fauna daerah dingin seperti rusa kutub (reindeer), mammoth dan badak berbulu

lebat.

Page 6: PLEISTOSEN

Selama Pleistosen, perkembangan golongan mamalia sangat pesat, mungkin akibat

tersedianya relubg ekologi yang tepat. Muncul golongan baru misalnya mammoth, badak

berbulu tebal dan harimau bergigi pedang. Satu hal yang sangat penting adalah bahwa

muncul golongan hominid yang terwakili oleh homo erectus, homo habilis dan akhirnya

homo sapiens. Kondisi iklim yang tidak terlalu basah pada pleistosen menyukarkan

pertumbuhan hutan lebat. Hutan yang ada bukan merupakan hutan rimba, tetapi steppa.

Kondisi seperti ini berakibat berkembang pesatnya mamalia darat golongan gajah yang

berukuran besar seperti Stegodon trigonocephalus, mastodon, mammoth. Golongan

hominid mulai menggunakan peralatan batu, mulai bberburu dan berakibat punahya

beberapa hewan perburuan.

Pada kala pleistosen sebagian besar daratan ditutupi oleh es (divilium / jaman es).

Akibatnya banyak fauna yang bermigrasi. Inilah pembatasan antara jaman tersier ke kala

pleistosen ditandai dengan banyaknya fauna dan flora tertentu dan digantikan dengan

varietas baru yang disebabkan evolusi akibat penyesuaian diri.

Dengan lewatnya jaman wurm, maka berakhirlah jaman divilium dan mulailah jaman

holosen (post glacial) tanda-tanda peninggalan jaman es dapat dilihat dari ditemukannya

fauna vertebrata Ngandong serta Pithecanthrorupus Soloensis dalam undak-undakan di

Bengawan Solo. Pada jaman post glasial es mencair kembali dan Paparan Sunda tergenang

kembali oleh laut Jawa serta laut Cina Selatan. Paparan Sahul juga tergenang oleh laut

Arafura dan semakin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian pada Jaman wurm

daratan Indonesia terbagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post glacial sehinnga

terbentuklah kepulauan.

Page 7: PLEISTOSEN

Paleogeografi dan Iklim

Kontinen moderen merupakan hal yang penting dalam menentukan posisi yang

sekarang, dimana lempengan kemungkinan telah mengalami pergeseran satu sama lain

tidak lebih dari 100 km sejak awal periode. Berdasarkan pendapat Mark Lyans, iklim rata-

rata Pleistosen bisa menjadi karakter atas berlangsungnya El nino dengan pergerakan angin

di Pasifik selatan mengarah ke timur, udara panas meningkat di dekat Peru, air hangat

menyebar dari pasifik barat dan lautan indian ke pasifik timur, dan jejak El nino lain.

Page 8: PLEISTOSEN

Daftar Pustaka

Tri, Wildan Koesmawardani. 2012. Zaman Pleistosen. Jakarta : Teknik Geologi Universitas

Trisakti

https://id.wikipedia.org/wiki/Pleistosen

http://nadyagratia.blogspot.co.id/2013/11/zaman-pleistosen.html

http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/11/zaman-pleistosen.html

http://www.artikelsiana.com/2014/11/zaman-pleistosen-dilluvium-sejarah-

peninggalan.html

http://dwikimulyawan.blogspot.co.id/2012/09/pleistosin-bawah-sebagian-besar.html