plasma nutfah insektisida nabati

17
5/13/2018 PlasmaNutfahInsektisidaNabati-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 1/17 Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 43 PLASMA NUTFAH INSEKTISIDA NABATI Budi Martono, Endang Hadipoentyanti, dan Laba Udarno Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK  Insektisida nabati merupakan salah satu sarana pengendalian hama alternatif yang layak dikembangkan, karena senyawa insektisida dari tumbuhan tersebut mudah terurai di lingkungan dan relatif aman terhadap mahkluk bukan sasaran. Pencarian sumber nabati atau varietas unggul masih memerlukan upaya khusus dan sungguh-sungguh. Koleksi  plasma nutfah tanaman insektisida nabati di  Balittro sangat terbatas baik jenis maupun aksesi pada tiap-tiap jenis; koleksi tersebut tersebar di 5 kebun percobaan, yaitu Cikampek, Cimanggu, Sukamulya, Manoko, dan Gunung Putri. Upaya eksplorasi, koleksi, dan  pelestarian untuk meningkatkan keragaman genetik sangat diperlukan, demikian juga halnya dengan kegiatan karakterisasi dan evaluasi plasma nutfah yang ada. Diharapkan dari kegiatan-kegiatan tersebut, semua potensi dari setiap aksesi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan jenis-jenis unggul baru. Sampai saat ini karakterisasi dan evaluasi pendahuluan telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman, diantaranya bengkuang, mimba, derris, dan selasih. PENDAHULUAN Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 tahun 1995 pasal 3 ditetapkan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT); selanjutnya dalam pasal 19 dinyatakan bahwa penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan alternatif terakhir dan dampak yang ditimbulkan harus ditekan seminimal mungkin. Oleh karena itu, perlu dicari cara pengendalian yang efektif terhadap hama sasaran namun aman terhadap organisme bukan sasaran dan lingkungan. Salah satu golongan insektisida yang memenuhi persyaratan tersebut adalah insektisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (insektisida nabati). Tuntutan untuk menyediakan produk insektisida nabati telah mendorong dilakukannya berbagai macam penelitian mengenai jenis tanaman yang potensial sebagai sumber insektisida. Grainge et al., (1985) melaporkan bahwa ada lebih dari 1000 spp. tumbuhan yang mengandung insektisida, lebih dari 380 spp. mengandung zat pencegah makan ( antifeedant ), lebih dari 35 spp. mengandung akarisida, lebih dari 270 spp. mengandung zat penolak ( repellent ), dan lebih dari 30 spp. mengandung zat penghambat pertumbuhan. Berdasarkan hal tersebut, maka potensi bahan nabati untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman cukup besar. Indonesia dengan floranya yang sangat beragam, tentunya mengandung cukup banyak jenis-jenis tumbuhan yang merupakan sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengen- dalian serangga hama. Untuk itu, sudah saatnya dikelola dengan lebih serius

Upload: bulqis-vellaya

Post on 14-Jul-2015

149 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 1/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

43

PLASMA NUTFAH INSEKTISIDA NABATI

Budi Martono, Endang Hadipoentyanti, dan Laba Udarno

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

ABSTRAK

 Insektisida nabati merupakan salah satu

sarana pengendalian hama alternatif yang

layak dikembangkan, karena senyawa

insektisida dari tumbuhan tersebut mudah

terurai di lingkungan dan relatif aman terhadap

mahkluk bukan sasaran. Pencarian sumber 

nabati atau varietas unggul masih memerlukan

upaya khusus dan sungguh-sungguh. Koleksi

  plasma nutfah tanaman insektisida nabati di

  Balittro sangat terbatas baik jenis maupun

aksesi pada tiap-tiap jenis; koleksi tersebut 

tersebar di 5 kebun percobaan, yaitu Cikampek,Cimanggu, Sukamulya, Manoko, dan Gunung

Putri. Upaya eksplorasi, koleksi, dan

  pelestarian untuk meningkatkan keragaman

genetik sangat diperlukan, demikian juga

halnya dengan kegiatan karakterisasi dan

evaluasi plasma nutfah yang ada. Diharapkan

dari kegiatan-kegiatan tersebut, semua potensi

dari setiap aksesi dapat dimanfaatkan secara

maksimal untuk menghasilkan jenis-jenis

unggul baru. Sampai saat ini karakterisasi dan

evaluasi pendahuluan telah dilakukan pada

beberapa jenis tanaman, diantaranya

bengkuang, mimba, derris, dan selasih.

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah

(PP) No. 6 tahun 1995 pasal 3ditetapkan bahwa perlindungan

tanaman dilaksanakan melalui sistem

pengendalian hama terpadu (PHT);selanjutnya dalam pasal 19 dinyatakan

bahwa penggunaan pestisida dalam

rangka pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan (OPT)merupakan alternatif terakhir dan

dampak yang ditimbulkan harus

ditekan seminimal mungkin. Olehkarena itu, perlu dicari cara

pengendalian yang efektif terhadaphama sasaran namun aman terhadap

organisme bukan sasaran dan

lingkungan. Salah satu golonganinsektisida yang memenuhi persyaratan

tersebut adalah insektisida yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan (insektisida

nabati).Tuntutan untuk menyediakan

produk insektisida nabati telahmendorong dilakukannya berbagaimacam penelitian mengenai jenis

tanaman yang potensial sebagai sumber

insektisida. Grainge et al., (1985)melaporkan bahwa ada lebih dari 1000

spp. tumbuhan yang mengandung

insektisida, lebih dari 380 spp.mengandung zat pencegah makan

(antifeedant ), lebih dari 35 spp.

mengandung akarisida, lebih dari 270

spp. mengandung zat penolak (repellent ), dan lebih dari 30 spp.

mengandung zat penghambat

pertumbuhan. Berdasarkan hal tersebut,maka potensi bahan nabati untuk 

pengendalian organisme pengganggu

tanaman cukup besar.Indonesia dengan floranya yang

sangat beragam, tentunya mengandung

cukup banyak jenis-jenis tumbuhan

yang merupakan sumber bahan yang

dapat dimanfaatkan untuk pengen-dalian serangga hama. Untuk itu, sudah

saatnya dikelola dengan lebih serius

Page 2: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 2/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

44

dengan melakukan inventarisasi daneksplorasi untuk selanjutnya dikoleksi

dan dikonservasi baik secara in situ 

maupun ex situ, kemudian dikarak-terisasi/dievaluasi dan didokumentasi-

kan sehingga dapat dimanfaatkansebagai materi dalam perakitan varietasunggul baru.

PLASMA NUTFAH

INSEKTISIDA NABATI

Plasma nutfah tanaman

insektisida nabati di Balittro sangat

terbatas baik jenis maupun aksesi padatiap-tiap jenis.  Selama ini  upaya

pengumpulan keragaman plasma

nutfah tanaman tersebut hanyadilakukan melalui donor-donor apabila

ada kunjungan peneliti ke daerah, oleh

karena itu, eksplorasi secara khususmaupun introduksi dari luar negeri

perlu dilakukan untuk meningkatkan

keragaman yang ada. Untuk 

melestarikan koleksi plasma nutfahinsektisida nabati dilakukan dalam

bentuk koleksi hidup di 5 kebun

percobaan di Jawa Barat yang memiliki

kondisi agroekologi yang berbeda,yaitu di KP. Cikampek (50 m dpl), KP.Cimanggu (240 m dpl), KP.

Sukamulya (400 m dpl), KP. Manoko

(1200 m dpl), dan KP. Gunung Putri(1500 m dpl) (Tabel 1).

Diantara plasma nutfah

insektisida nabati, bengkuang(Pachyrhizus erosus (L.) Urban),

mimba (  Azadirachta indica A. Juss),

akar tuba ( Derris elliptica Benth), dan

selasih (Ocimum spp.) merupakantanaman yang cukup potensial untuk 

diteliti.

Bengkuang (  Pachyrhizus erosus (L.)

Urban)

Tanaman bengkuang termasuk 

dalam famili Leguminosae, tanaman iniberasal dari Meksiko dan Amerika

Tengah bagian Utara. Dari Meksikodiintroduksi ke Filipina oleh bangsa

Spanyol, kemudian menyebar keberbagai negara di Asia Tenggara

termasuk Indonesia (Tindal, 1983;

Purseglove, 1987). Saat ini tanamanbengkuang banyak diusahakan di

negara-negara beriklim tropik.

Bengkuang merupakan salahsatu tanaman yang berpotensi sebagai

sumber insektisida nabati yang

berspektrum luas (Grainge dan Ahmed,1988). Semua bagian tanamanbengkuang kecuali umbi mengandung

rotenon; berdasarkan bobot kering,

kandungan rotenon pada batang adalah0,03%, daun 0,11%, polong 0,02%,

dan biji 0,66% (Duke, 1981).

Kandungan rotenon murni pada bijiyang telah masak berkisar 0,5 - 1,0%

(Sorensen, 1996).Serbuk atau tepung biji

bengkuang dapat digunakan untuk melindungi benih tanaman darigangguan hama gudang (Kardinan,

1999), hama utama kacang hijau dan

kacang tunggak, yaitu Callosobruchus

maculates (Ibadurrahman, 1993), sertakepik    Lophobaris serratipes Marsh.

yang merupakan salah satu hama

utama tanaman lada (Mustikawati danMartono, 1993).

Page 3: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 3/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

45

Tabel 1. Koleksi plasma nutfah insektisida nabati di Balittro, tahun 2003.

No. Nama daerah Spesies FamiliBagian tanaman

yang diambil

Lokasi

(Kebun Perco

1. Culan  Aglaia odorataLOUR. Meliaceae Daun Cimanggu2. Babandotan  Ageratum conyzoidesLINN. Compositae Daun, bunga,

batang, dan akar

Cikampek,

Sukamulya, Manok Putri

3. Bengkuang Pachyrhizus erosus (L.) Urban. Leguminoceae Biji, daun, danbatang

Cimanggu

4. Cengkeh Sizigium aromaticum Myrtaceae Daun dan bunga Cimanggu, Manoko5. Cente  Lantana camaraLINN  Verbenaceae Daun dan bunga Cimanggu, Sukamuly6. Prasman/Panahan  Eupatorium triplinerveVAHL.  Compositae Daun Cimanggu7. Gadung  Dioscorea hispidaDennst.  Dioscoreaceae Umbi Cimanggu, Sukamuly

8. Gandarusa  Justitia gendarussaLINN.  Acanthaceae Daun Cikampek,Sukamulya, Manoko

9. Jambu mete  Anacardium occidentaleLINN. Anacardiaceae Kulit biji Cikampek,Sukamulya

10. Jarak   Ricinus communisLINN. Euphorbiaceae Daun dan biji Cikampek,Sukamulya

11. Jarak pagar  Jatropha curcasLINN. Euphorbiaceae Daun dan biji Cikampek,

Sukamulya12. Jeringau  Acorus calamusLINN. Araceae Rimpang Cimanggu, Sukamul

Putri13. Kayu putih  Eucalyptus globulesLABILL.  Myrtaceae Daun Cikampek, Cimanggu14. Kecubung  Datura metelLINN. Datiscaceae Daun dan biji Cimanggu, Manok 

Putri15. Kamalakian Croton tiglium L. Euphorbiaceae Biji Cimanggu16. Kipahit Tithonia tagitrifolia Simarubaceae Daun Cimanggu, Sukamuly17. Lada Piper nigrum LINN. Piperaceae Buah Cikampek,

Sukamulya18. Legundi Vitex trifolia LINN. Verbenaceae Daun Cimanggu, Manoko19. Marigol Tagetes minuta L.  Batang Cimanggu

20. Melaleuka  Melaleuca bracteata Myrtaceae Daun Cimanggu, GunuManoko

21. Mimba  Azadirachta indicaA. JUSS. Meliaceae Daun dan Biji Cikampek,

Sukamulya, Manoko22. Mindi  Melia azedarachLINN.  Meliaceae Daun dan biji Cikampek,

Sukamulya, Manoko23. Ocimum Ocimum basilicum LINN. Labiatae Daun dan biji Cikampek,

Sukamulya, Manok Putri

24. Paitan  Eupatorium inulifolium Gramineae Daun Cimanggu25. Pencahar Croton tiglium LINN. Euphorbiaceae Biji Cimanggu

26. Picung Pangium edule Reinw.  Flaccutisceae Buah Cimanggu27. Pirethrum Chrysanthemum cinerariafolium Compositae Bunga Gunung Putri, Manok 28. Sabadilla Schoenacaulon officinale Biji Cimanggu29. Saga  Abrus precatoriusLINN. Eguminosae Biji Cimanggu, Sukamuly30. Senggugu Clerodendron serratum SPRENG. Verbenaceae Daun Cimanggu, Manok 

Putri

31. Serai wangi  Andropogon nardusLINN. Gramineae Daun Cikampek,Sukamulya, Manok Putri.

32. Tembakau  Nicotiana tabacumL.  Solanaceae Daun Cimanggu33. Tephrosia Tephrosia vogelii HOOK. Leguminosae Terna Cimanggu, Manoko

34. Tuba  Derris ellipticaBENTH. Leguminosae Akar Cimanggu, Manoko

Page 4: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 4/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

46

Ekstrak dari bahan ini(konsentrasi 0,1%) dapat mengakibat-

kan mortalitas dan memperpanjang

lama perkembangan larva

Crocidolomia pavonana (F.) (sin. C.

binotalis Zeller) dari instar II ke instarIII dan dari instar II ke instar IV,masing-masing berkisar antara 0,77 -

3,29 hari dan 0,43 - 4,43 hari (Martono,

2003). Selain itu, bahan ini juga dapat

mengakibatkan mortalitas yang tinggipada ulat daun kubis, Plutella xylostella 

(L.); dan juga bersifat toksik terhadap

beberapa jenis serangga dari ordoColeoptera, Diptera, Hemiptera,

Lepidoptera, dan Orthoptera (Grainge

dan Ahmed, 1988). Kegunaan lain daribengkuang antara lain sebagai bahan

makanan penyegar, bahan kosmetika,

obat, pupuk hijau, dan pakan ternak.

 Eksplorasi dan Koleksi

Usaha pengumpulan danpelestarian tanaman bengkuang  untuk 

meningkatkan keragaman genetik 

sudah dimulai sejak lama oleh BalaiBesar Penyelidikan Pertanian (BBPP),

  jumlah koleksi yang pernah tercatat

sebanyak 71 galur yang dikumpulkandari berbagai daerah, kadar rotenoid

dari galur-galur tersebut rata-rata 1,4%beberapa galur ada yang sampai 1,9%.

Penelitian kandungan rotenoid tanaman

ini pernah dilakukan di empat KebunPercobaan (KP) : Cibinong, Kalipare,

Muneng, dan Genteng. Dari 71 galur

didapat lima nomor yang mempunyai

produktivitas tinggi (T-PE14, T-PE22,T-PE25, T-PE44, dan T-PE60) bila

dibandingkan dengan varietasCimanggu 85-1 dan Merauke 2, akantetapi kadar rotenoidnya tidak berbeda

nyata (Anon., 1958). Namun kegiatanpenelitian ini terhenti pada tahun 1960-

an karena terdesak oleh bahan-bahan

sintetis, sehingga nilai ekonomisproduk dari tanaman tersebut praktis

menurun. Menurunnya nilai ekonomisproduk tanaman bengkuang menyebab-kan prioritas penelitiannya menjadi

rendah sehingga kegiatan penelitian

kurang mendapat perhatian.

Perkembangan penelitian plasmanutfah bengkuang sangat minim,

eksplorasi dan koleksi plasma nutfah

dilakukan kembali tahun 1995. Sampaitahun 2003 telah terkumpul 77 nomor

koleksi dari beberapa daerah sentral

produksi dan introduksi, sebagian darinomor-nomor tersebut telah mati,

sampai saat ini tinggal 37 nomor (Tabel

2). Untuk itu, penanganan koleksi

bengkuang yang ada harus dilakukanlebih intensif. Ke-37 nomor koleksi

bengkuang tersebut sangat sedikit

  jumlahnya sehingga masih berupakoleksi dasar; untuk dapat dimanfaat-

kan lebih lanjut maka koleksi tersebutharus dikarakterisasi dan dievaluasi

untuk mengetahui potensi genetiknya. Evaluasi

Hasil penelitian mengenaipengaruh keadaan tempat terhadap

kadar rotenoid, dilaporkan bahwa dari

15 lokasi tidak menunjukkan adanyaperbedaan; selanjutnya dari penelitian

yang dilakukan di berbagai lokasi

menunjukkan bahwa tanaman

bengkuang menghasilkan bijiterbanyak pada daerah-daerah yang

mempunyai ketinggian tempat dibawah350 m dpl.

Page 5: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 5/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

47

Pada ketinggian 1000 m dpl,

meskipun tanaman dapat tumbuh baik 

akan tetapi bunganya banyak yanggugur, demikian pula halnya dengan

polong muda; hal tersebut menyebab-

kan hasil biji yang diperoleh rendah (65- 250 kg/ha). Disamping itu, waktu

berbunganya terlambat sekitar satu

bulan. Di Cobanrondo (Jawa Timur)

(1450 m dpl) pertumbuhan tanamanlambat, kebanyakan bunga mengering

sebelum terbuka sehingga hasil bijinya

hampir tidak ada. Di daerah-daerahyang musim kemarau-nya nyata,

seperti di Sumberrejo, Jambegede, danKalipare produksi biji berkisar 925 -

2074 kg/ha sedang di Bogor 1035 -1234 kg/ha (Anon., 1997).Produksi biji bengkuang per

satuan luas tidak hanya ditentukan oleh

tinggi tempat, iklim, dan jarak tanam,tetapi juga sangat ditentukan oleh

waktu tanam. Dari hasil penelitian

waktu tanam yang dilakukan di Bogor

menunjukkan bahwa waktu tanamyang paling tepat adalah pada awal

musim hujan, yaitu pada bulan

Nopember. Semakin lambat ditanamsemakin berkurang hasil bijinya

(Anon., 1955) (Tabel 3).

Tabel 3. Pengaruh waktu tanam

terhadap hasil biji

bengkuang.

Waktu tanam

(bulan)

Hasil biji

(kg/40 tanaman)Nopember 1954

Desember 1954

Januari 1955

Pebruari 1955Maret 1955

April 1955

Mei 1955

12,530

10,330

8,605

4,9803,720

2,285

1,805Sumber: Anon., 1955.

Mimba ( Azadirachta indica A. Juss)

Tanaman mimba termasuk 

dalam famili Meliaceae, tanaman ini

merupakan tanaman asli Afrika Asia.Di Asia tanaman ini banyak terdapat di

India, Burma, Cina Selatan, dan

Indonesia. Di Indonesia tanaman

mimba dijumpai di Jawa dan Bali,terutama disepanjang pantai utara pulau

Jawa seperti Subang, Cirebon, dan

Indramayu (Jawa Barat), Tegal,Banjarsari, dan Kranggan (Jateng),

Tuban, Lamongan, Gresik, Sidoarjo,

Pasuruan, Probolinggo, Asembagus,dan Banyuwangi (Jatim), Gilimanuk 

Tabel 2. Nomor-nomor koleksi bengkuang hasil eksplorasi dan koleksi

No. Asal Jumlah Aksesi Donor

1.2.

3.4.5.

6.

7.

Jawa TengahJawa Barat

Jawa TimurSumatera BaratSumatera Utara

Kalimantan Selatan

Introduksi

96

173

1

10

Budi MartonoBudi Martono

Budi martonoUrnemiP. Kale

P. kale

P. Kale

Page 6: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 6/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

48

dan Singaraja (Bali). Di daerahAsembagus dijumpai pohon-pohon

yang berumur di atas 50 tahun,

sedangkan di tempat lainnya umumnyaberumur di bawah 10 tahun

(Sastrodihardjo dan Aditya, 1992).Pohon mimba dapat dimanfaat-kan sebagai insektisida, sabun, pupuk,

pakan ternak, obat medis, dan cat.

Kandungan bahan aktif insektisida biji

mimba lebih banyak dibandingkandaun. Biji mimba mengandung

beberapa komponen aktif pestisida

antara lain azadirachtin, salannin,azadiradion, salannol, salanolacetate, 3-

deacetyl salannin, 14-epoxy-

azadiradion, gedunin, nimbenin, dandeacetyl nimbinen (Jones et al., dalam 

Schmutterer, 1990). Dari beberapa

komponen aktif tersebut ada empat

senyawa yang diketahui sebagaipestisida yaitu azadirachtin, salannin,

nimbinen, dan meliantriol. Komponen

lainnya belum diketahui secara pasti(Anon., 1992). Ekstrak biji mimba

dengan bahan aktif utama azadirachtindapat menimbulkan berbagai pengaruh

pada serangga, seperti hambatanaktivitas makan, gangguan perkem-bangan, penurunan keperidian, dan

ketahanan hidup serta hambatan

aktivitas peletakan telur (Schmutterer,1990). Jenis serangga yang aktivitas

hidup atau perkembangannya dapat

dihambat oleh ekstrak mimba kini

dilaporkan telah mencapai lebih dari200 spesies (Jacobson, 1986; Saxena,

1989, dan Warthen, 1989).

 Eksplorasi dan KoleksiEksplorasi dan pengumpulan

plasma nutfah mimba dari berbagai

daerah di Jawa barat telah dilakukantahun 1996, hasil selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 4. Dari 38 nomor

koleksi mimba yang terkumpulkemudian dikoleksi di KP. Cikampek.

Di antara nomor-nomor yangterkumpul, 30 nomor diperoleh dariKabupaten Indramayu yang dikumpul-

kan dari tiga desa sedangkan enam dan

dua nomor berturut-turut diperoleh dari

Kabupaten Subang dan Sumedang(Tabel 4).

 Karakterisasi

Data hasil karakterisasi awal dari

nomor-nomor yang dikoleksi dari bijimenunjukkan bahwa nomor-nomor

tersebut cukup bervariasi, hal ini

terutama ditunjukkan pada karakter  jumlah daun majemuk/cabang tersier

dengan koefisien keragaman (KK)

antara 7,76 - 69,61% (Tabel 5) dan

karakter jumlah buah/tandan denganKK antara 31,14 - 73,66% (Tabel 6).

Hal tersebut juga terdapat pada karakter

lainnya seperti produksi buah/cabangtersier dengan kisaran antara 3,74 -

74,90 g.

Akar Tuba ( Derris elliptica Benth)

Tanaman derris termasuk famili

Leguminosae; genus derris terdiri dari

sekitar 70 spesies, jumlah spesiesterbanyak ditemukan di Asia Tenggara

(Purseglove, 1987). Tidak semua genus

derris memiliki aktivitas sebagai racun;ada empat spesies yang telah

digunakan sebagai insektisida, yaitu D.

elliptica Benth.,   D. trifolia Lour.,  D.

malaccensis Prain., dan   D. ferruginea Benth. (Burkill, 1935; Kochhar, 1981).

Page 7: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 7/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

49

Tabel 4. Nomor-nomor koleksi plasma nutfah mimba hasil eksplorasi tahun1995/1996

AsalNo.

Desa Kecamatan KabupatenJumlah Aksesi

1.

2.3.4.

5.

6.7.

8.

Jati Sawit

Wana SariPemindangan WetanDangdeur

Kalijati

CigadungCikole

Cikadu

Jatibarang

PangaduaSindangSubang

Kalijati

PurwodadiCimalaka

Situraja

Indramayu

IndramayuIndramayuSubang

Subang

SubangSumedang

Sumedang

13

892

2

21

1Sumber : Tasma et al. (1996)

Tabel 5. Karakterisasi daun dan buah nomor-nomor koleksi plasma nutfah mimba

No. Nomorkoleksi

Rata-rata jumlah daun

majemuk/ 

cabang

tersier

KK(%)

Rata-rata jumlah

daun/daun

majemuk 

Rata-rata jumlah

daun/ 

cabang

tersier

Rata-ratapanjang

buah

(mm)

Rata-ratadiameter

buah

(mm)

Volume10 butir

buah

(ml)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

JS2

JS3

JS4

JS5

JS6

JS7

JS8

JS9

JS10WS1

WS2

WS3

WS4

WS5

PW1

PW2

PW3

PW4

PW5

PW8

PW9

14,30

40,00

19,70

19,70

18,00

13,70

14,30

20,70

18,7033,30

14,00

17,30

8,67

11,00

14,70

14,00

21,00

25,30

29,50

15,00

15,00

28,20

20,52

7,76

26,09

43,39

15,23

49,50

38,80

20,2822,72

31,13

69,61

35,24

27,27

67,57

33,23

41,51

6,03

31,49

20,00

24,04

12,0

14,0

12,7

12,0

12,0

14,0

14,0

12,0

14,014,0

14,7

14,7

12,0

14,7

15,3

14,0

14,7

14,0

14,0

16,0

14,0

172

561

249

236

216

191

201

248

261467

205

254

104

161

225

196

308

355

413

240

210

16,0

17,9

13,2

17,1

17,1

14,9

16,2

14,7

18,818,6

16,8

16,9

17,2

15,5

15,9

16,0

14,1

15,4

16,4

15,7

17,4

9,50

11,3

11,8

10,2

10,7

10,2

9,50

9,50

10,810,9

9,83

10,4

11,1

9,75

10,2

9,87

9,00

9,10

9,67

9,58

11,3

12,0

14,0

18,0

10,0

11,0

12,0

11,0

10,0

11,311,0

12,0

13,0

16,0

10,0

9,00

11,0

7,50

9,50

11,0

9,00

11,8

Sumber : Tasma et al. (1996)

Page 8: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 8/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

50

Salah satu spesies yang

dilaporkan telah banyak digunakansebagai insektisida adalah   D. elliptica Benth. Derris ditemukan tumbuh secara

liar mulai dari India sampai ke Irian

Jaya, sedangkan di Afrika dan Amerikatropis dibudidayakan. Di Indonesia,

derris terdapat hampir di seluruh

wilayah nusantara. Di Jawa ditemukan

mulai dari dataran rendah sampaiketinggian 1500 m dpl. Tumbuh

terpencar-pencar, di tempat yang tidak 

begitu kering, di tepi hutan, di pinggirsungai atau dalam hutan belukar yang

masih liar (Heyne, 1987).

Disamping rotenon sebagai

bahan aktif utama, bahan aktif lainyang terdapat pada akar tanaman derrisadalah deguelin (0,2 - 2,9%), elliptone

(0,4 - 4,6%), dan toxicarol (0 - 4,4%)

(Hamid, 1999). Selain sebagai racunikan, derris juga dapat digunakan

sebagai insektisida, yaitu untuk 

pemberantasan hama pada tanaman

sayuran (terutama kol), tembakau,kelapa, kina, kelapa sawit, lada, teh,

coklat, dan lain-lain (Anon., 1997).

 Eksplorasi dan KoleksiPenelitian dan upaya pengem-

bangan tanaman derris telah lama

Tabel 6. Karakterisasi hasil dan komponen hasil nomor-nomor koleksi plasma

nutfah mimba

No Nomor

koleksi

Rata-rata

 jumlah tandan

buah/cabang

tersier

Rata-rata

 jumlah

buah/ 

tandan

KK

(%)

Rata-rata

 jumlah buah/ 

cabang

tersier

Rata-rata

berat 100

butir (g)

Rata-rata

produksi

buah/cabang

tersier (g)1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

JS2

JS3

JS4

JS5

JS6

JS7

JS8

JS9

JS10

WS1

WS2

WS3

WS4WS5

PW1

PW2

PW3

PW4

PW5

PW8

PW9

5,67

14,0

19,7

19,7

18,0

13,7

14,3

20,7

18,7

33,3

14,0

17,3

8,6711,0

14,7

14,0

21,0

25,3

29,5

15,0

15,0

1,40

2,75

1,25

2,49

2,09

3,37

2,08

3,13

1,37

3,47

1,46

2,52

2,004,08

4,17

3,00

5,61

2,70

4,68

1,79

3,64

46,16

49,34

31,14

48,71

37,94

51,01

64,83

73,66

39,02

51,31

46,30

44,23

60,3058,62

59,47

52,12

51,69

62,34

53,99

49,86

50,85

7,94

38,5

5,00

10,7

16,0

30,0

19,4

31,3

2,74

28,9

12,3

24,3

6,6616,3

16,7

30,0

71,1

27,0

77,2

8,36

42,5

128

152

143

121

141

125

100

107

137

111

121

132

153101

79,8

107

78,0

97,7

97,0

108

122

10,1

58,6

7,13

12,9

22,6

33,6

19,4

33,4

3,74

32,7

14,9

32,1

10,216,4

13,1

32,1

55,4

26,4

74,9

9,00

51,7

Sumber : Tasma et al. (1996)

Page 9: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 9/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

51

dilakukan di Indonesia. Menurutcatatan yang ada, sejak tahun 1951

telah terkumpul berbagai tipe derris

dari berbagai perkebunan di Indonesiadan introduksi berbagai tipe derris dari

Malaya (Hamid, 1961). Sebelum tahun1958 Balai Besar PenyelidikanPertanian (BBPP) di Bogor telah

berhasil mengembangkan tanaman

derris tipe Ngawi T-DE 39 (Ngawi Ct .

23), setelah itu juga berhasildikembangkan dua tipe derris yang lain

yaitu tipe Puntu dan Wulung yang

mempunyai kadar rotenon lebih tinggi(8,25-10,7%) dibandingkan tipe Ngawi

(6,5%) (Djisbar, 1989).

Untuk mendukung pengem-bangan tanaman derris, penyediaan

bahan tanaman yang unggul

merupakan langkah awal yang harusdilakukan. Eksplorasi untuk mening-

katkan keragaman genetik sangatdiperlukan guna menunjang keber-hasilan pemuliaan tanaman ini. Sampai

tahun 1995 telah terkumpul 12 nomor

koleksi, 7 nomor dari daerah

Sumedang dan 5 nomor dari GunungKuning (Majalengka) (Wahyuni et al.,

1996).

Tabel 7. Karakteristik derris dari daerah Sumedang dan Gunung Kuning(Majalengka)

Diskripsi Daerah asal

Sumedang Majalengka

BatangBentuk 

Warna kulit batang

Permukaan

Diameter

DaunJumlah anak daun

Bentuk 

Warna

Ujung daun

Pangkal daun

Permukaan atas

Permukaan bawah

Pertulangan

Ratio panjang : lebar

Warna petiol

Bulat

Coklat kehitaman

Kasar, tidak berbulu

0,5 – 1,5 cm

7 – 13

Bulat memanjang

(oblongus)

Hijau gelap

Meruncing

Runcing-tumpul

Licin

Berbulu halus

Menyirip

2,4 – 3,3

Hijau

Bulat

Hijau keputihan

Batang bagian bawah dipenuhi oleh

tonjolan, menyerupai duri tapi

tumpul, batang bagian atas licin0,5 – 0,7 cm

5 – 9

Jorong-jorong memanjang (elliptic-

elliptic oblongus)

Hijau tua

Meruncing

Tumpul

Licin

Licin tidak berbulu

Menyirip

1,7 – 2,6

HijauSumber: Wahyuni et al. (1996).

Page 10: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 10/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

52

 Karakterisasi

Hasil karakterisasi batang dan

daun dari sembilan tipe   D. elliptica 

yang ada di KP. Citayam menunjukkanpenampilan yang hampir sama kecuali

pada warna dan ukuran anak daun(Tabel 8); karakterisasi lebih lanjut

perlu dilakukan untuk membedakankesembilan tipe  D. elliptica yang ada.

Kegiatan karakterisasi juga telah

dilakukan terhadap koleksi derris hasileksplorasi tahun 1995/1996, hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

7.Dari koleksi derris yang ada, 8

nomor koleksi diantaranya telah

dianalisa kandungan rotenonnya(kandungan rotenon berkisar 1,33-4,25%), tiga dari 8 nomor memiliki

kandungan rotenon tinggi dan

memenuhi syarat perdagangan yaituTDE 99 (4,25%), TDE 185 (3,15%),

dan Walikukun (3,65%). (Tabel 9).

Selasih (Ocimum spp.)

Ocimum merupakan salah satugenus terna tahunan yang termasuk 

famili Labiatae, terdiri dari beberapa  jenis baik yang telah dibudidayakan

maupun liar. Asal usul tanaman

tersebut tidak diketahui dengan pasti,tetapi menyebar di daerah tropis Asia,

Afrika, dan Amerika.

Menurut Hegi dalam Guenther(1952) terdapat 50-60 jenis ocimum

banyak dijumpai tumbuh di dataran

rendah hingga ketinggian 1100 m dpl.Beberapa jenis mempunyai nilai

ekonomis penting dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai penghasilminyak atsiri yang digunakan untuk 

obat-obatan, pengharum, bumbu, dan

bahan baku pestisida nabati.

Dipasar dunia, minyak selasih(basil oil) dikenal dengan nama sweet 

basil oil, reunion basil oil dan

intermediet basil oil (Guenther, 1952;Kirtikar dan Basu, 1975). Para ahli

taksonomi masih kesulitan untuk 

menggolongkan ocimum, apakahtermasuk jenis, sub jenis, tipe atau

forma karena tanaman ini bersifat

 polymorphis. Oleh karena itu untuk 

identifikasi lebih mudah berdasarkanpada komposisi kandungan kimianya

(bahan aktifnya). Berdasarkan senyawa

utama dalam minyak yang berasal daritanaman ocimum, maka dapat

dibedakan menjadi tipe Eropa (methylchavicol, linalool), tipe Reunion

(methyl chavicol, camphor), tipemethyl cinnamate, dan tipe eugenol(eugenol). Ada 11 jenis ocimum yang

telah dikenal di dunia, empat

diantaranya ada di Indonesia dengannama daerah dan kandungan senyawa

kimia yang berbeda-beda(Burkill,

1939; Heyne, 1987; Anon., 1989,

Hadipoentyanti, 1994) (Tabel 10).

Page 11: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 11/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

53

Tabel 8. Karakteristik morfologi sembilan tipe D. Ellipticadi KP. Citayam

Diskripsi Tipe

Walikukun SP 1 SP 2 TDE 43 TDE 49 TDE 83 TDE 99 TDE 185 TDE 186

Batang

Bentuk Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat BulatWarna Coklat

kehitaman

Coklat

gelap

Coklat

gelap

Coklat

gelap

Coklat

gelap

Coklat

gelap

Coklat

gelap

Coklat

gelap

Coklat

gelapPermukaan Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar

Daun

Letak daun Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

seling

Selang-

selingPanjangdaun

majemuk 

37,06 38,83 22,26 34,06 33,21 39,68 41,44 40,28 34,26

Jumlahanak daun

9 – 13 11 – 13 9 – 11 7 – 11 7 – 11 9 – 13 7 – 13 9 – 11 9 – 11

Posisi anak 

daun

Berhadapan Berhadapa

n

Berhadap

an

Berhadap

an

Berhadap

an

Berhadapan Berhadapan Berhadapan Berhadapan

Bentuk 

daun

Elliptic Elliptic Elliptic Elliptic Elliptic Elliptic Elliptic Elliptic Elliptic

Warna

daun

Hijau gelap Hijau

terang

Hijau

gelap

Hijau

terang

Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau

Ujung daun Meruncing Meruncing Meruncing

Meruncing

Meruncing

Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing

Pangkal

daun

Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul

Panjangdaun

13,70 12,70 7,54 12,98 12,72 12,56 14,70 12,25 12,23

Lebar daun 4,97 4,63 2,87 5,48 5,35 4,91 5,49 5,19 4,74

Tebal daun 0,27 0,27 0,26 0,28 0,27 0,42 0,29 0,34 0,39Permukaanatas

Licin Licin Licin Licin Licin Licin Licin Licin Licin

Permukaanbawah

Berbuluhalus

Berbuluhalus

Berbuluhalus

Berbulusedikit

Berbulusedikit

Berbulusedikit

Berbulusedikit

Berbulusedikit

Berbulusedikit

Pertulangan

daun

Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip

Page 12: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 12/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

54

Tabel 9. Analisa kadar rotenon 8 nomor koleksi D. elliptica asal KP. Citayam

No Nomor koleksi Kadar rotenone (%)

1.

2.3.

4.

5.6.

7.

8.

TDE 99

TDE 186TDE 43

TDE 83

TDE 185TDE 48

SP 1

Walikukun

4,25

2,451,08

1,33

3,152,50

2,65

3,65Sumber : Wikardi et al. (1992)

Tabel 10. Kandungan senyawa kimia pada 11 jenis Ocimum

No Jenis Kandungan kimia

1. O. bascillicum L., 2 tipe Eugenol (46%)3, metal sinamat, komforosimen, pinen, linalool, terpen, sineol (66%)

3,

metil kavikl.

2. O. canum Sims., 3 tipe Metal sinamat (54 – 85%), kamfor (54%),sitral (68%)

3. O. gratissimum L., 3 tipe Eugenol (46%)3, timol (39%), sitral (66%)3,

geraniol, osimem.4. O. kilimandscharicum L. Fenol (30%)

5. O. minimum L. Eugenol, benzoil, linalool, metal kavikol

6. O. micanthum Wild. Minyak atsiri (0,14 – 0,25%)7. O. methaefolium Hochst. Metil kavikol, anetol, alcohol

8. O. pi;osum L. Sitral (41%)3, sitrolellal (34%)3, sineol, lionen,timol, aldehida

9. O. sanctum L. Eugenol (76%)3, metol eugenol (20%)3,

karvakrol (3%)

10. O. suave L. Eugenol (13,5 – 14%)3 

11. O. viridae L. Timol (18 – 30%)3 Sumber : 1Burkill, 1935, 3Guenther, 1952; Anon., 1986; Heyne, 1987; Hadipoentyanti dan

Supriadi, 2000

Page 13: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 13/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

55

 Eksplorasi dan Koleksi

Sampai saat ini tercatat ada 5

  jenis ocimum yang dimiliki Balittro,

satu jenis diantaranya mati (Ocimum

minimum). Keempat jenis ocimum

tersebut dikoleksi di KP. Cimanggu,KP. Manoko, dan KP. Nagasari (Tabel

11).

 Karakterisasi

Kegiatan karakterisasi sebagian

koleksi Ocimum spp. telah dilakukan

tahun 1995/1996, hasil selengkapnyadapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 11. Koleksi plasma nutfah Ocimum spp. di Kebun Percobaan Balittro

No. Jenis/tipe Lokasi Bagian yang digunakan

1. Ocimum bascilicum: 2 tipe KP. Cimanggu Daun- Batang hijau KP. Manoko Biji

- Batang ungu KP. Nagasari2. Ocimum gratissimim: 2 tipe KP. Cimanggu Daun

- Daun kecil KP. Manoko- Daun besar

3. Ocimum sanctum KP. Cimanggu, KP. Manoko Daun, Biji, seluruh bagian4. Ocimum canum: 3 tipe KP. Cimanggu Biji

- Daun kecil KP. Manoko Daun- Daun besar KP. Nagasari

5. Ocimum minimum: 1 tipe KP. Manoko Daun- Jeneva (mati)

Sumber : Hadipoentyanti, 1996; Hadipoentyanti dan Supriadi, 2000.

Page 14: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 14/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

56

Tabel 12. Karakter morfologi 4 nomor/tipe ocimum

Karakter O. basilicum O. minimum O. canum

Batang hijau Batang ungu Jeneva Jepang

Informasi umum- Habitus: kanopi Tegak Tegak Tegak Tegak membalut

- Umur panen (hari) 129 129 129 129

Daun

- Warna daun Hijau Hijau keunguan Hijau kekuningan Hijau terang

- Bentuk daun Jorong Lanset-jorong Lanset Jorong-bulatmemanjang

- Bentuk daun ujung Runcing Meruncing Runcing Runcing-tumpul

- Bentuk pangkaldaun

Runcing Uncing Runcing Tumpl

- Tepi daun Bergigi Begigi Bergigi Bergigi sedikit- Permukaan daun Halus

berbuluHalus Halus Halus

- Panjang daun (cm) 3,3 – 6,9 2,6 – 6,8 1,6 – 2,9 4,9 – 9,8

- Lebar daun (cm) 1,9 – 3,4 1,4 – 3,4 0,7 – 1,9 3,1 – 5,1- Panjang tangkai

daun (cm)

0,9 – 1,8 0,7 – 2,4 0,4 – 0,9 0,6 – 2,9

- Luas daun (mm) 2,69 – 9,57 2,26 – 8,87 1,53 – 4,32 7,39 – 21,56

Batang

Tinggi tanaman (cm) 30 - 4 55 – 65 20 – 30 70 – 85Diameter batang (cm) 0,6 – 1,0 0,7 – 1,3 0,5 – 0,7 0,9 – 1,7

Warna batang Hijau Ungu Coklat kehijauan Hijau terangJumlah batang 9 – 13 9 – 15 8 – 20 11 - 17Panjang ruas (cm) 1,2 – 2,8 1,3 – 2,9 0,5 – 1,2 1,2 – 2,7Berat brangkasan

basah tiap rumpun (g)

3,10 – 575 115 – 466 375 – 975 439 – 1020

Berat brangkasankering tiap rumpun(g)

175 – 271 43,5 – 21,45 130,5 – 385 156 – 353

BungaAda tidaknya bunga Berbunga Berbunga Berbunga BerbungaWarna bunga Putih Putih keunguan Putih PutihKedudukan putik Putik lebih

pendek terhadap

benang sari

Putik lebih pendek 

dari benang sari

Putik lebih

pendek daribenang sari

Putik lebih

pendek daribenang sari

Jumlah putik 1 1 1 1Jumlah benang sari 4 4 4 4

(2 pendek, 2

panjang)

(2 pendek, 2

panjang)

(2 pendek, 2

panjang)

(2 pendek, 2

panjang)

Sumber: Hadipoentyanti, 1996

Page 15: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 15/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

57

KESIMPULAN

Potensi insektisida nabati sebagaisalah satu sarana pengendalian hama

cukup tinggi. Jumlah koleksi plasma

nutfah insektisida nabati saat ini yang

ada di kebun-kebun instalasi lingkupBalittro sangat sedikit, terbatasnya

  jumlah koleksi tersebut perludiusahakan dengan kegiatan eksplorasi

dan koleksi plasma nutfah. Sampai saat

ini baru empat jenis tanaman(bengkuang, mimba, derris, dan

selasih) yang sudah dilakukan

karakterisasi dan evaluasi pendahuluan.

Kegiatan karakterisasi dan evaluasitersebut, perlu dilanjutkan untuk 

mengetahui potensi genetik dari plasmanutfah yang ada sehingga akandiperoleh informasi yang lengkap

tentang karakter-karakter yang dimiliki

sebagai dasar untuk mengidentifikasisetiap aksesi yang pada akhirnya dapat

dimanfaatkan secara maksimal untuk 

menghasilkan jenis-jenis unggul baru.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 1955. Tanamaninsektisida. Laporan Tahunan,

Balai Besar Penyelidikan

Pertanian, Fasco Djakarta: 70-71.

Anonymous, 1958. Tanaman

insektisida. Laporan Tahunan,

Balai Besar Penyelidikan

Pertanian; Fasco Djakarta : 117 -120.

Anonymous, 1989. Medicinal herb

index in Indonesia. PT. EISAI

Indonesia.

Anonymous, 1992. Neem: A tree forsolving global problems. National

Research Council. National

Academy Press, Washington D.C.

Anonymous, 1997. Prospek beberapa

 jenis tanaman penghasil insektisida.Laporan bulan Oktober, Balai

Penelitian Tanaman Rempah danObat. 11 hal.

Burkill, I.H., 1935. A Dictionary of the

economic products of the Malay

peninsula. Government of the staitssettlement and Federal Malay

States.

Djisbar, A., 1989. Penelitian Tanaman

berkadar racun hama. ProsidingSimposium I Hasil Penelitian

Tanaman Industri. Buku VIII :

1260-1264.

Duke, J. A., 1981. Handbook of Legumes of World Economic

Importance. Plenum Press. New

York & London. 345 hal.

Grainge, M., S. Ahmed, W.C. Mitchell,dan J.W. Hylin, 1985. Plant

Species Reportedly Possessing PestControl Properties. An EWC/UH

Database, Resources System.

Institut E.W. Center, Univ. Of Hawaii, Honolulu. 249 hal.

Grainge, M., dan S. Ahmed, 1988.

Handbook of Plants with Pest

Control Properties. John Wiley &Sons. New York. 470 hal.

Guenther, 1952. The Essential Oil. D.

Nostrad Co. Inc., New York. 339 -433.

Page 16: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 16/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

58

Hadipoentyanti, E., 1994. Keragamangenetik tanaman kemangi (Ocimum 

spp.). Makalah Temu Kerja Plasma

Nutfah. 30 Maret 1994. 14 hal.

Hadipoentyanti, E., 1996. Karakterisasi

dan dokumentasi plasma nutfahketumbar dan selasih. Laporan

Teknis Balai Penelitian TanamanRempah dan Obat. 1 - 14.

Hadipoentyanti, E., dan Supriadi,

2000. Potensi ocimum sebagai

sumber bahan baku obat. BuletinKehutanan dan Perkebunan. Vol.

1(1): 11 - 19.

Hamid, A., 1961. Memorandum

pekerjaan pada seksi insektisida.Lap. Intern. 3 hal. (tidak 

dipublikasikan).

Hamid, A., 1999. Derris Lour.  In de

Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara,and R.H.M.J. Lemmens (Editors).

Plant Resources of South-EastAsia

No. 12 (1) Medicinal andPoisonous plants 1 : 234 - 242.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna

Indonesia (terj.) Vol. 2. BadanLitbang Kehutanan.

Ibadurrahman, 1993. Daya racun

bubuk biji bengkuang (Pachyrhizus

erosus (L.) Urban) terhadap

Callosobruchus maculatus (F.)

(Coleoptera: Bruchidae). Skripsi.

Jurusan Hama dan PenyakitTumbuhan, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. 37 hal.

Jacobson, M., 1986. The neem tree:natural resistance par excellence,pp.220-232. in M.B. Green and

P.A. Hedin (Eds.), NaturalResistance of Plants to Pests: Roles

of Allelochemicals. ACS,

Washington, D.C.

Kardinan, A., 1999. Pestisida Nabati:

Ramuan dan Aplikasi. PT. PenebarSwadaya, Jakarta. 80 hal.

Kirtikar, K.R., and Basu, B.D., 1975.

India Medicinal Plant Bishen SinghMahendra Pal Singh, Perodical

Experts Seconds Ed. Yayyes Press.

Vol. III : 1959 - 1968.

Kochhar, S.L., 1981. Tropical Crops, atexbook of economic botany. Mc.

Millan publishers Ltd. London 467

p

Martono, B., 2003. Pendugaanparameter genetik beberapa

karakter kuantitatif tanaman

bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) pada tiga taraf fosfor

dan keragaman aktivitas ekstrak 

biji terhadap ulat Crocidolomia

 pavonana (F.). Tesis. Program

Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor. 102 hal.

Martono, B., dan R. Bakti, 2003.

Koleksi plasma nutfah di Balittro.

Tidak dipublikasikan.

Mustikawati, D.R., dan Martono, 1993.Uji efikasi biji bengkuang

(Pachyrhizus erosus Urb.) terhadap

mortalitas   Laphobaris serratipes Marsh. Buletin Penelitian Tanaman

Industri 5 : 53 - 56.

Purseglove, J.W., 1987. TropicalCrops: Dicotyledons. Longman

Page 17: Plasma Nutfah Insektisida Nabati

5/13/2018 Plasma Nutfah Insektisida Nabati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/plasma-nutfah-insektisida-nabati 17/17

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1, 2004 

59

Singapore Publishers LtdSingapore. 719 p.

Sastrodihardjo, S. dan T. Aditya, 1992.

Bioactive substances from neem

(  Azadirachta indica Juss) with

pesticidal properties. Seminar onChemistry of Rainforest Plants and

Their Utilization for Development,Bukittinggi, 27-29 October 1992.

Saxena, R.C., 1989. Insecticides from

neem, pp. 110-135. In J.T.

Arnason, B.J.R. Philogene and P.Morand (eds.), Insecticides of Plant

Origin. ACS, Washington, D.C.

Schmutterer, H., 1990. Properties and

potential of natural pesticides fromneem tree,   Azadirachta indica.

Ann. Rev. Entomol. 35 : 271 - 295.

Sorensen, M., 1996. Yam Bean

Pachyrhizus DC. InternationalPlant Genetic Resources Institute,

Rome, Italy.

Tasma, I. M., B. Martono, dan S.Lendri, 1996. Eksplorasi plasma

nutfah tanaman mimba. Prosiding

Seminar Hasil Penelitian PlasmaNutfah Pertanian, Bogor, 13 Maret

1996.Tindal, H.D., 1983. Vegetables in The

Tropics. Macmillan Education Ltd.: 272 - 274.

Wahyuni, S., N. Ajijah, dan S. Lendri,

1996. Eksplorasi dan dokumentasi

tanaman akar tuba ( Derris

elliptica). Prosiding Seminar Hasil

Penelitian Plasma Nutfah

Pertanian. Bogor, 13 Maret 1996 :

186 - 189Warthen Jr., J.D., 1989. Neem

(  Azadirachta indica A. Juss):

organisms affected andreferencelist update. Proc. Ent. Soc.

Wash. 9 : 367 - 388.

Wikardi, E. A., I.M., Trisawa,

Anggraeni, dan Hernani, 1992.Potensi berbagai jenis pestisida

alami (pestisida botanis). Laporan

Hasil Penelitian. Balittro. 19 hal.