plasenta previa

21
Plasenta previa Kelompok 4 Dina Aulia Syafitri Dwi Frista Alfrella Liana Indraini Melia Lativa

Upload: dwi-frista-alfrella

Post on 15-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Plasenta previaKelompok 4

Dina Aulia SyafitriDwi Frista AlfrellaLiana IndrainiMelia Lativa

Defenisi plasenta previaMenurut chalik 2008 Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan Menurut Romundstad et all, 2006. Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim yang dapat memberikan dampak yang sangat merugikan ibu maupun janin berupa perdarahan, prematuritas dan peningkatan angka kesakitan dan kematian perinatal

Insiden Plasenta PreviaMenurut Chalik (2008) plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi, dan sering terjadi pada usia di atas 30 tahun. Uterus yang cacat juga dapat meningkatkan angka kejadian plasenta previa. Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9 %. Sedangkan di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1 % yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya wanita yang hamil dengan paritas tinggi. Kejadian plasenta previa terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan, insiden dapat meningkat diantaranya sekitar 1 dari 20 persalinan pada ibu yang paritas tinggi (Decherney, Nathan, Goodwin, Laufer, 2007).

Etiologi Plasenta PreviaMenurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah mencakup :

a.Perdarahan (hemorrhaging).b.Usia lebih dari 35 tahun.c.Multiparitas.d.Pengobatan infertilitas.e.Multiple gestation.f.Erythroblastosis.g.Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya.h.Keguguran berulang.i.Status sosial ekonomi yang rendah.j.Jarak antar kehamilan yang pendek.k.Merokok.

Faktor ResikoMenurut penelitian Wardana (2007) yang menjadi faktor risiko plasenta previa yaitu: 1. Risiko plasenta previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar dibandingkan dengan umur < 35. 2. Risiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar dibandingkan primigravida. 3. Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus. 4. Riwayat seksio sesaria tidak ditemukan sebagai faktor risiko terjadinya plasenta previa.

Menurut Faiz & Ananth (2003) faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa frekuensi plasenta previa tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup yang juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko timbulnya plasenta previa

Faktor Predisposisi dan PresipitasiMenurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :a.Melebarnya pertumbuhan plasenta :Kehamilan kembar (gamelli).Tumbuh kembang plasenta tipis.b.Kurang suburnya endometrium :Malnutrisi ibu hamil.Melebarnya plasenta karena gamelliBekas seksio sesarea.Sering dijumpai pada grandemultipara.c.Terlambat implantasi :Endometrium fundus kurang subur.Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap untuk nidasi.

Klasifikasi Plasenta PreviaMenurut Chalik (2008) plasenta previa dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu: 1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum. 2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum. 3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.4. Plasenta letak rendah, yang berarti bahwa plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.

Menurut Perisaei, Sheilendra, Pahay, Rian (2008) plasenta previa dapat dibagi menjadi empat derajat berdasarkan scan pada ultrasound yaitu: 1. Derajat I : plasenta sudah melampaui segmen terendah rahim. 2. Derajat II : plasenta sudah mencapai ostium uteri internum. 3. Derajat III : plasenta telah terletak pada sebagian ostium uteri internum. 4. Derajat IV : plasenta telah berada tepat pada segmen bawah rahim

Menurut de Snoo dalam Mochtar (1998)klasifikasi plasenta previa berdasarkan pembukaan 4 -5 cm yaitu: 1. Plasenta previa sentralis (totalis), apabila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostea. 2. Plasenta previa lateralis, apabila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 : Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian belakang. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang ditutupi plasenta.

Lanjut klasifikasi

Posisi Plasenta Previa

PP letak rendahPP parsialisPP totalisMenurut FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.Darah biasanya berwarna merah segar.Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

Ciri CiriPerdarahan tanpa nyeri.Perdarahan berulang.Warna perdarahan merah segar.Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah.Timbulnya perlahan-lahan.Waktu terjadinya saat hamil.

His biasanya tidak ada.Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi.Denyut jantung janin ada.Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina.Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.Presentasi mungkin abnormal.

Patofisiologi Plasenta PreviaPerdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks mulai membuka. Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan robekan plasenta pada tempat perlekatannya (Cunningham et al, 2005).Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta previa ini ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan tersebut, tidak sama dengan serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III pada plasenta yang letaknya normal. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini perdarahan yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai (Oxorn, 2003).Pemeriksaan penunjang dan laboratoriumUSGKTGLaboratoriumSinar XPengkajian VaginalIsotop scanninngamniniosentensisDiagnosa Apabila plasenta previa trdeteksi pada akhir tahun pertama atau trimester kedua, sering kali lokasi plasenta akan bergeser ketika rahim membesar. Untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan USG, namun bagi beberapa wanita mungkin bahkan tidak terdiagnosis sampai persalinan, terutama dalam kasus-kasus plasenta previa sebagian (Faiz & Ananth, 2003). Menurut Mochtar (1998) diagnosa dari plasenta previa bisa ditegakkan dengan adanya gejala klinis dan beberapa pemeriksaan yaitu: AnamnesisInspeksi Palpasi abdomenPemeriksaan inspekuloPemeriksaan radio-isotopUSGPeriksa dalam

Komplikasi Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut :a.Pada ibu dapat terjadi :1)Perdarahan hingga syok akibat perdarahan2)Anemia karena perdarahan3)Plasentitis4)Endometritis pasca persalinan5) Plasenta Abruptio6) Histerektomib.Pada janin/bayi dapat terjadi :1)Persalinan premature2)Asfiksia berat3) Kecacatan pada bayi

Penatalaksanaan MedisMenurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu :a.Kaji kondisi fisik klienb.Menganjurkan klien untuk tidak coitusc.Menganjurkan klien istirahatd.Mengobservasi perdarahane.Memeriksa tanda vitalf.Memeriksa kadar Hbg.Berikan cairan pengganti intravena RLh.Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih prematurei.Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur kehamilan

Perawatan konservatif Bila:Kehamilan kurang 37 minggu.Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 menit).Bentuk perawatanIstirahat.Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.Memberikan antibiotik bila ada indikasii.Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit

pencegahanTidak ada cara untuk mencegah plasenta previa karena penyebab pasti dari plasenta previa belum ditemukan. Yang harus dilakukan adalah mencoba menghindari faktor risiko seperti merokok.Peran BidanBidan harus menjelaskan kepada ibu tentang kondisi nya dan melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:Mendiagnosa Merujuk

Kapan ke dokter??Segeralah datang ke dokter apabila pada wanita yang sedang hamil terjadi perdarahan yang tidak nyeri, berwarna merah segar, dan terutama terjadi pada triwulan ke-2 akhir. Plasenta previa juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG secara berkala meskipun tidak ada gejala perdarahan yang terjadi.

Selesaiiii