plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · this thesis studied about the domination and hegemony...

97
i DOMINASI DAN HEGEMONI KERAJAAN DEMAK TERHADAP KAUM TIONGHOA DALAM NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Dika Prasetyo Wibisono NIM: 06 4114 018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buinga

Post on 15-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

i

DOMINASI DAN HEGEMONI KERAJAAN DEMAK TERHADAP KAUM TIONGHOA

DALAM NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA

(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Dika Prasetyo Wibisono

NIM: 06 4114 018

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Saya memang seseorang yang berjalan lamban, tetapi saya tidak akan berjalan ke belakang.

(Abraham Lincoln)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap

kali kita jatuh.

(Confusius)

Salah satu penemuan terbesar yang pernah ditemukan manusia adalah bahwa mereka akhirnya

menyadari jika mereka bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak mereka sangka bisa

mereka lakukan.

(Henry Ford)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Sang Maha Kasih, Yesus Kristus

Bapak Ibu yang telah membuat aku ada

Mbak mita yang memotivasiku

Serta semua orang yang kukasihi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

v

ABSTRAK

Wibisono, Dika Prasetyo. 2013. Dominasi danHegemoni Kerajaan Demak Terhadap Kaum

Tionghoa dalamm novel Putri Cina Karya Sindhunata. Kajian Sosiologi Sastra.

Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata

Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini mengkaji dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum

Tionghoa di dalam novel Putri Cina karya Sindhunata. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis dan mendeskripsikan dominasi dan hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit

terhadap kaum Tionghoa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Metode yang dipakai dalam

penelitian adalah metode deskriptif. Langkah-langkah yang ditempuh adalah menganalisis alur

cerita; kemudian menggunakan hasil analisis alur untuk lebih memahami dominasi dan

hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa.

Hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Alur dalam novel Putri Cina adalah

alur campuran. Peristiwa-peristiwa yang terjadi tidak berjalan secara kronologis atau progresif.

Ini dikarenakan ada beberapa peristiwa yang mengalami flash back. Konflik utama dalam novel

Puteri Cina sendiri adalah hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit terhadap kaum Tionghoa.

(2) Dominasi kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa diawali sejak Demak dikuasai oleh

Raden Patah (Jin Bun) dan berakhir ketika kerajaan Demak mengalahkan kerajaan Majapahit.

Hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa yang terlihat dalam empat bidang yaitu

hegemoni agama, hegemoni politik, hegemoni ekonomi dan hegemoni budaya. Ada tiga

tingkatan hegemoni yang dikemukan oleh Gramsci yaitu Ada tiga tingkatan hegemoni yang

dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni total (integral), hegemoni yang merosot (decandent), dan

hegemoni yang minimum.

Dominasi kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa diawali sejak Demak dikuasai oleh

Raden Patah (Jin Bun) dan berakhir ketika kerajaan Demak mengalahkan kerajaan Majapahit.

Hegemoni agama kerajaan Demak digambarkan ketika Raden Patah mendirikan kerajaan

Demak. Hegemoni politik kerajaan Demak dijabarkan ketika kaum Tionghoa dipaksa tunduk

pada aturan yang telah dibuat oleh kerajaan Demak. Hegemoni ekonomi kerajaan Demak

digambarkan pada saat Kaum Tionghoa yang mayoritas bekerja sebagai pedagang menjadi sapi

perahan. Kaum Tionghoa hanya dianjurkan untuk berdagang dan berdagang saja demi

kemakmuran kerajaan. Hegemoni budaya kerajaan Demak terdekripsikan ketika kaum Tionghoa

dilarang untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budaya mereka

sendiri. Hegemoni total (integral) Gramsci tampak ketika kerajaan Demak telah berhasil

menguasai kerajaan Majapahit sepenuhnya. Hegemoni merosot kerajaan Demak terhadap kaum

Tionghoa ditunjukkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh kaum Tionghoa atas

kebijakan yang telah dibuat oleh Raden Patah. Hegemoni minimum dalam kaitannya dengan

analisis novel Putri Cina hegemoni minimum ditunjukkan oleh kediktatoran Raden Patah yang

dirasakan sudah tidak lagi memandang kaun Tionghoa sebagai bagian dari rakyat kerajaan

Demak.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dominasi dan hegemoni yang terjadi

pada para tokoh dalam novel Puteri Cina terjadi karena ketamakan kerajaan Demak terhadap

kekuasaan. Kaum Tionghoa menghadapi kekerasan dan pembunuhan bahkan pemerkosaan.

Keadilan terhadap kaum Tionghoa sengaja diabaikan karena pihak penguasa sibuk mengurusi

urusan kekuasaan mereka masing- masing. Pihak yang berkuasa lebih mementingkan tahta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

vi

mereka daripada mengurusi kehidupan rakyatnya. Akibatnya rakyat menjadi kehilangan arah,

dan dengan mudah dapat dihasut oleh pihak yang mengambil keuntungan pribadi dari kekacauan

yang ditimbulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

vii

ABSTRACT

Wibisono, Dika Prasetyo. 2013. The Domination and Hegemony of Demak Kingdom

toward the Tionghoa. The Sosiology Literature. A Thesis. Indonesian Literature, Faculty of

Literature, Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the

Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The aim of this study was to analyze and

describe the domination hegemony of Demak kingdom towards the Tionghoa.

This study used sosiology literature approach. Begun with structure of the text analyses

which is focused on plot analyses then continued with the domination and hegemony of Demak

kingdom. The Demak’s kingdom domination begun at Raden Patah controlled Demak Kingdom.

The hegemony consisted of four aspects. Those were religion, politics, culture and economics.

There are three level of Hegemony based on Gramsci’s theory, total hegemony (integral), slump

hegemony (decadent) and third minimum hegemony.

The method used in this study was descriptive method. The steps done in this study was

through the plot story analysis; then used the result of plot of the story to really comprehend the

domination and hegemony of Demak kindoms towards the Tionghoa.

The result of this research were (1) The plot of Putri Cina novel was mixture plot. The

events did not happen chronologically or progresive. This was because some of the events were

flash back. The main conflict in Putri Cina novel itself was the domination and hegemony of

Demak kingdom towards the Tionghoa. (2) The domination of Demak kingdom was begun at

Demak controlled by Raden Patah. Hegemony of Demak kingdom towards the Tionghoa seen in

this novel consisted of four aspects. Those were religion, politics, economics and culture.

The domination of Demak kingdom described when Raden Patah was controlled. The

religion hegemony of Demak kingdom described when Raden Patah built Demak kingdom. The

politics hegemony of Demak kingdom happened when the Tionghoa forced to obey the rules

made by Demak kingdom. The economic hegemony of Demak kingdom was described when the

Tionghoa as the majority worked as traders became the colonized. The Tionghoa was only

suggested to trade and only trade for the sake of the wealth of the country. The culture hegemony

of Demak kingdom described when the Tionghoa banned to hold the activities deal with own

culture.

As the thesis result, it can be concluded that the hegemony of the characters in Putri Cina

novel happened because the arrogancy of Demak and Majapahit towards the hegemony. The

Tionghoa faced the cruelty and killing and also rape. The justice towards the Tionghoa ignored

by the authority because they were busy to mantain their authority. The authority people their

aothority than maintaining life of their population. As a result, their population lost their ways

and easy to be instigated by the people who take the advantages from the chaos happened.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam

menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yaitu:

1. S.E Peni Adji, S.S, M.Hum sebagai dosen pembimbing I, terima kasih

telah meluangkan banyak waktu untuk memberi masukan dan

membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum, sebagai dosen pembimbing II, terima kasih

atas segala bimbingan dan masukan kepada saya untuk meyelesaikan

skripsi ini.

3. Seluruh dosen jurusan Sastra Indonesia, yang telah dengan sabar

membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Sastra Indonesia.

4. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran

dan biaya sehingga dapat mendidik penulis sampai melangkah sejauh

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

1.5 Tinjuan Pustaka ........................................................................... 6

1.6 Landasan Teori ............................................................................ 11

1.6.1 Teori Alur ........................................................................ 10

1.6.2 Teori Sosiologi Sastra ..................................................... 12

1.6.3 Teori Dominasi dan Hegemoni Gramsci ....................... 14

1.6.3.1 Teori Dominasi ………………………………………... 14

1.6.3.2 Teori Hegemoni ……………………………………….. 17

1.7 Metode Penelitian ....................................................................... 17

1.7.1 Pendekatan ...................................................................... 21

1.7.2 Metode Penelitian ........................................................... 21

1.7.2.1 Metode Pengumpulan Data ............................. 22

1.7.2.2 Metode Analisis Data ..................................... 23

1.7.2.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ........... 24

1.7.2.4 Sumber Data .................................................... 25

1.8 Sistematika Penyajian ................................................................. 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

xii

BAB II ANALISIS ALUR NOVEL PUTRI CINA KARYA ...................

SINDHUNATA ............................................................................... 26

2.1 Alur ............................................................................................. 26

2.1.1 Tahap Situation (Tahap Penyituasian) ............................... 27

2.1.2 Tahap Generating Circumstances (Tahap Pemunculan ....

Konflik .............................................................................. 29

2.1.3 Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik) ........... 32

2.1.4 Tahap Climax (Tahap Klimak) …………………………. 34

2.1.5 Tahap Denouement (Tahap Penyelesaian) ........................ 37

2.2 Rangkuman ................................................................................. 40

BAB III DOMINASI DAN HEGEMONI KERAJAAN DEMAK

TERHADAP KAUM TIONGHOA DALAM NOVEL

PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA ....................................... 43

3.1 Kerajaan Demak .......................................................................... 45

3.1.1 Dominasi Kerajaan Demak Terhadap Kaum Tionghoa ..... 46

3.1.2 Hegemoni Kerajaan Demak Terhadap kaum Tionghoa … 51

3.1.2.1 Hegemoni Agana Kerajaan Demak ……………… 53

3.1.2.2 Hegemoni Politik Kerajaan Demak …………………… 60

3.1.2.3 Hegemoni Ekonomi Kerajaan Demak …………………. 66

3.1.2.4 Hegemoni Budaya Kerajaan Demak …………………... 67

3.2 Rangkuman ................................................................................. 73

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 76

4.2 Saran .......................................................................................................... 81

Daftar Pustaka .................................................................................................. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan jalan untuk menyempurnakan hidup manusia. Melalui

sastra seseorang mampu melihat dan merefleksikan apa yang telah dilakukannya

dan merencanakan apa yang akan dia perbuat. Manusia memerlukan kesenian

untuk melengkapi kehidupannya.Kesenian tersebut dapat diperoleh salah satunya

melalui sebuah karya sastra. Dunia sastra merupakan sebuah wadah seni yang

dapat memberikan kepuasan ataupun pengetahuan yang diterima oleh pembaca

melalui refleksinya terhadap karya sastra, realitas, dan imajinasi. Hanya saja,

yang membedakannya dengan seni yang lain adalah sastra memiliki aspek bahasa

(Semi,1984:39).

Karya sastra muncul dari proses kreatif pengarang yang secara tidak sadar

telah meununtunnya ke suatu dunia imajinasi. Inspirasi yang diperoleh pengarang

dapat menggiring daya kreasi pengarang ke dalam suatu dunia yang tak terbatas

ruang dan waktu.Pengarang memiliki sebuah hak otonom untuk menciptakan

sebuah dunianya.Sumber inspirasi juga dapat diperoleh dari hasil observasi

maupun pengalaman empiris oleh pengarang itu sendiri. Hal ini juga dijelaskan

oleh Sumardjo (1979:65) yang mengatakan bahwa karya sastra merupakan hasil

pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Ada banyak kejadian yang

dapat memotivasi seseorang untuk menciptakan karya sastra.Di antaranya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

2

peristiwa sejarah, pengalaman pribadi, tragedi kemanusiaan maupun peristiwa

politik dapat menjadi cikal bakal sebuah karya sastra.

Sebuah karya sastra dijadikan alat pengontrol sosial dalam

masyarakat.Karya sastra bagi pembaca dapat menjadi gambaran suatu kehidupan

sosial sebuah masyarakat.Di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai humanisme

yang secara implisit maupun eksplisit terdapat di dalam substansi sebuah karya.

Hal ini juga terdapat dalam novel Putri Cina .

Di dalam novel Putri Cina, Sindhunata mendeskripsikan cerita yang

bersumber pada kenyataan sosial dalam masyarakat.Kenyataan ini tampak dalam

usaha penegasan kekuasaan atau usaha menciptakan suatu hegemoni antarelemen

masyarakat. Novel ini menggambarkan proses hegemoni di tanah Jawa yang

selalu berakhir dengan cara kekerasan dan menggunakan cara-cara yang licik.

Kerajaan Demak dan Majapahit sebagai pihak yang memiliki hegemoni berusaha

untuk dapat melanjutkan kekuasaan yang dimilikinya selama mungkin.Namun,

ketika pihak penguasa tidak mampu mengatasi berbagai persoalan, diperlukan

kambing hitam sebagai pembenaran atas ketidakmampuan penguasa.Di dalam hal

ini identitas menjadi suatu alat politik.Kaum Cina sebagai minoritas dipaksa

menjadi tameng pihak penguasa.

Putri Cina bercerita tentang seorang putri berkebangsaan Cina yang

diangkat menjadi selir Prabu Brawijaya.Dia sangat dibenci oleh permaisuri Prabu

Brawijaya yaitu Putri Cempa.Untuk meredam kebencian ini, Prabu Brawijaya

mengasingkan Putri Cina ke Palembang ke tempat anaknya yaitu Prabu Arya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

3

Damar. Di Palembang Putri Cina melahirkan dua anak sekaligus yaitu Raden

Patah dan Raden Kusen yang kelak akan mendirikan kerajaan Demak di tanah

Jawa.

Dari Palembang Putri Cina melakukan pengembaraan ke Pulau Jawa.Di

pulau Jawa, dia melihat bagaimana kaumnya dianiaya bahkan dibunuh demi

melanggengkan kekuasaan pihak penguasa dalam hal ini kaum Jawa.Dalam novel

ini terlihat jelas konflik antara kaum Jawa dengan kaum Tionghoa. Hal tersebut

diperkuat dengan dialog antara tokoh Sabdopalon-Nayagenggong dengan Putri

Cina:

“Orang yang dianggap bersalah dan ditimpai kesalahan adalah Paduka

(Putri Cina) dan kaum Paduka” (Sindhunata 2007:71).

Dalam kutipan di atas tampak bagaimana kaum Jawa (kerajaan

Majapahit) mencari “kambing hitam” bagi keberlangsungan kekuasaan. Kaum

Tionghoa dijadikan korban bagi pertikaian yang dilakukan oleh kerajaan

Majapahit. Kerajaan Majapahit dengan segala hegemoni dan otoritas yang

dimiliki dapat mencari korban atas rivalitas politik yang terjadi diantara mereka.

Kerajaan Majapahit dengan cerdik mencari kambing hitam atas kesalahan yang

dilakukan oleh pihak penguasa.

Hegemoni yang dimiliki oleh kerajaan Demak dan Majapahit juga telah

mampu mengatur aspek kehidupan dan adat-istiadat kaum Cina. Kejadian tersebut

tampak dalam kutipan berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

4

“Tak ada lagi barongsai, samsi, liong atau leang-leong, serta wayang

potehi yang dulu pernah menghibur banyak orang, dan bahkan disukai

juga oleh orang-orang pribumi.Orang-orang Cina juga tidak mudah

menjalankan ibadat mereka di kelenteng-kelenteng.Bahkan mereka tidak

diperbolehkan merayakan tahun baru Cina. Orang Cina yang nekat

terpaksa merayakan tahun barunya dengan sembunyi-

sembunyi”(Sindhunata 2007:110).

Dari kutipan-kutipan di atas terlihat bahwa ada usaha kerajaan Demak

untuk merepresi kaum Cina.Konflik antara tokoh dikemas dengan nuansa politik

yang cukup kental.Keinginan yang besar kerajaan Demak dan Majapahit untuk

melanggengkan kekuasaan telah mengakibatkan kaum Tionghoa sebagai pihak

yang dipersalahkan.

Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat novel Putri

Cina dengan gambaran hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit sebagai objek

penelitian. Penulis akan mengkaji benturan diantara sesama kaum Jawa yang

mengkondisikankaum Cina sebagai korbannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi

sastra.Menurut Ratna (2003:2) pendekatan sosiologi sastra mempunyai hubungan

yang dialektik antara karya sastra dan masyarakat.Jadi secara sosiologis karya

sastra tidak bisa terlepas dari sebuah kelompok masyarakat. Dalam hal ini,

analisis struktur yang akan dikaji oleh penulis adalah alur cerita Putri Cina. Hal

ini dikarenakan alur yang terdapat di dalam novel ini dapat mendeskripsikan

hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit terhadap kaum Tionghoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

5

Latar sosial yang akan dianalisis dari novel Putri Cina adalah hegemoni

kerajaan Demak dan Majapahit terhadap kaum Tionghoa. Hegemoni ini

digambarkan melalui konflik-konflik yang terjadi di dalam cerita.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah-masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana unsur alur yang ada dalam novel Putri Cina ?

1.2.2 Bagaimana dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap

kaum Tionghoa dalam novel Putri Cina?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan alur yang terdapat dalam novel Putri Cina ?

1.3.2 Mendeskripsikan dominasi dan hegemoni kerajaan Demak

terhadap kehidupan kaum Tionghoa dalam novel Putri Cina ?

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan manfaat

dari penelitian ini yaitu:

1.4.1 Dalam dunia sastra, khususnya sastra Indonesia sapat menambah

khazanah sosiologi sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

6

1.4.2 Dari segi praktis, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan

apresiasi kesusastraan Indonesia yaitu apresiasi terhadap novel

Putri Cina.

1.4.3 Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi pembaca sastra untuk

meninjau fenomena kehidupan sosial dalam novel yang ada di

Indonesia.

1.5 Tinjauan Pustaka

Novel ini pernah diresensi oleh Maria Hartiningsih di harian Kompas 23

September 2007.Hartiningsih menceritakan bahwa Putri Cina mengisahkan

adanya pengkambinghitaman etnis Cina oleh etnis Jawa yang disusun secara rapi

dan sistematis.Novel ini menggambarkan peralihan kekuasaan di tanah Jawa yang

selalu berlumur darah dan pengkhianatan. Ketika raja tak mampu menghadapi

beragam persoalan, akan selalu diperlukan kambing hitam. Identitas menjadi

permainan politik. Di situ, memakukan identitas tunggal tak hanya

berbahaya,tetapi juga kejam. Manusia terus mengulang sejarah itu dalam konteks

kekuasaan yang berbeda-beda.Pemerkosaan terhadap perempuan etnis Cina juga

terjadi waktu itu.Sejarah kontemporer mencatat pengkambinghitaman etnis Cina

sejak 1740.

Novel Putri Cina pernah dibahas di dalam Jurnal ilmiah kebudayaan

SintesisVolume 6. Nomor 1, Maret 2008.Di dalam jurnal tersebut, Novita Dewi

menulis makalah berjudul “Putri Pewarta Perdamaian”.Dewi mencoba melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

7

rekonsiliasi masyarakat pasca-konflik lewat imajinasi historis dalam novel karya

Sindhunata Putri Cina.

Rekonsiliasi akan pesan perdamaian dalam novel Putri Cina ditunjukkan

pada bagaian awal dan akhir novel. Bahwa tokoh menerima ketidakjelasan

identitasnya.Pesan ini menjadi mengena karena dikemas secara riuh dengan kisah-

kisah peperangan, balas dendam, dan tentu saja pengkambinghitaman.Kisah-kisah

tadi diangkat dari sejarah, mitos, cerita rakyat dan realitas politik modern yang

menggarisbawahi kengerian dan kesia-siaan perang antarsaudara.Lebih-lebih,

adanya narasi tokoh Putri Cina yang menerima takdirnya dan bersedia

mengampuni musuh yang telah menfitnah dan memporakporandakan

keluarganya.Hal ini merupakan narasi-narasi perdamaian dan rekonsiliasi yang

dibayar oleh cinta dan kematian. Aroma cinta dan kematian juga tersirat dalam

kisah perjalan cinta berujung maut antara dua anak manusia berbeda warna kulit

Gurdo Paksi-Giok Tien yang menjadi titik bidik buku ini berdiri di atas lapisan-

lapisan kisah lain yang secara beragam melibatkan cinta dan kematian sebagai

tema. Karya ini juga menghadirkan ruang untuk berkontemplasi bahwa

“melindungi semua orang, Jawa maupun Cina” tidak hanya dibebankan pada

senapati, tetapi merupakan tugas semua manusia yang (masih) peduli akan

kemanusiaannya. Adanya hibriditas, identitas mengambang, warga dunia dan

istilah muluk lainnya diidealkan tidak hanya cocok untuk budaya, tetapi

diharapkan bisa bersenyawa dengan ekonomi dan atau politik lintas etnis (Dewi,

2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

8

Novel Putri Cina pernah dibahas dalam peluncuran dan bedah novel Putri

Cina dengan tema “Narasi dan Identitas Putri Cina” di Bandung pada tanggal 11

Desember 2007 yang dimuat dalam majalah BASIS edisi Januari-Februari 2008

oleh Karlina Supelli dan Bambang Sugiharto. Karlina Supelli, dosen STF

Driyakara Jakarta membahas novel Putri Cina dengan judul Putri Cina: Tragedi

dan Transendensi. Karlina Supelli menyatakan bahwa Putri Cina adalah

perjalanan memasuki problematika eksistensi dengan ketidakpastian hakikat diri

serta kegamangan identitas hanyalah merupakan bagian. Novel ini (Putri Cina)

adalah penelusuran terhadap situasi manusia sekaligus kondisi eksistensinya

dengan pencabangan pokok-pokoknya ke banyak sekali peristiwa, tetapi

semuanya mengerucut ke satu hal: kekerasan bukan perkara yang menyergap

manusia secara gaib (Putri Cina halaman 63). Kekerasan mengakar dalam

kondisinya sebagai manusia (BASIS, 2008: 36). Putri Cina membawa pesan yang lama sudah ada bersama kita, bahkan

sejak mitos kejatuhan Adam.Yang pertama, kondisi asali manusia adalah konflik

yang tak berkesudahan.Kedua, kondisi eksternalnya tidak mungkin berubah,

kecuali manusia mengenali sosok tersembunyi yang paling mencemaskan, yaitu

kerapuhan hatinya.Putri Cina menghasilkan ledakan emosional

pembacanya.Kesedihannya terasa senyap. Mungkin karena kita (pembaca)

terbiasa dengan emosi mentah sebagaimana ditampilkan sinetron, debat para

politisi, tayangan berita, dan peristiwa sehari-hari di jalan raya. Kita hanya terpicu

secara emosional jika pengarang menyuguhkan kepada kita informasi lengkap

mengenai tokoh-tokoh utama, baik karakter, tampilan fisik, masa lalu, maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

9

jatuh bangun emosinya.Putri Cina memaksa kita (pembaca) mengimajinasikan itu

semua melalui dialog-dialog batinnya, dalam penafsirannya atas peristiwa, atau

dalam langkah berikut yang ia (Putri Cina) pilih setiap kali ia selesai

mendengarkan dongeng, atau kala dongeng menjelma di dalam dirinya ( BASIS:

2008: 41).

Bambang Sugiharto dalam makalahnya yang berjudul Putri Cina :

Semacam Genealogi Kekerasan menyatakan bahwa novel Putri Cina adalah novel

yang tidak lazim. Ketidaklaziman disebabkan karena tokoh (Putri Cina) adalah

sosok perempuan anonim, representasi simbolik perempuan Tionghoa umumnya,

namun sekaligus juga konkret, sebab ia muncul dalam setiap zaman dalam sosok-

sosok perempuan berbeda, yang terpintal dalam aneka peristiwa. Novel ini (Putri

Cina) tak lazim juga karena pada akhirnya agaknya semua tokoh di sana hanyalah

konfigurasi konseptual untuk membangun wacana tentang hakikat kekerasan dan

mekanisme pengkambinghitaman, sekaligus pula ia (novel Putri Cina) semacam

penulisan ulang sejarah dalam rangka merumuskan kerumitan masalah identitas

(BASIS, 2008: 43).

Novel Putri Cina menggunakan kerangka, bahasa dan gaya bercerita ala

dongeng motologis. Maka, apapun bisa menjadi apapun.Alur cerita bisa menjadi

surealis, peristiwa-peristiwa yang mungkin nyata sengaja dipandu dengan

keyakinan dan metafora yang tak mesti sepenuhnya logis.Kepala bisa tiba-tiba

menjadi mawar hitam, wajah bisa dijinjing di tangan, orang terbang ke Cina hanya

naik layangan, anjing beribu manusia, dan sebagainya.Alhasil, membaca novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

10

Putri Cina adalah bagaikan membaca tulisan purba babad Jawa.Di dalamnya fakta

dan fiksi saling berkelit dan dengan amat bebasnya (BASIS, 2008: 45).

Yang menonjol dari novel ini adalah upaya pelacakan identitas, yang

berakhir pada semacam genealogi kekerasan beserta mekanisme kambing

hitamnya.Genealogi kekerasan di sini dalam arti pelacakan akar-akar yang telah

membentuk situasi-situasi penuh dilemma dan kekerasan hingga hari ini.

Kepentingan reflektif-filosofis ini memang membuat gaya dan kerangka mitologis

menjadi siasat yang strategis (BASIS, 2008: 45).

Novel Putri Cina pernah dianalisis dalam bentuk skripsi oleh Christhoper

Woodrich (2011) dengan judul Pengaruh Kerusuhan Mei 1998 dalam Putri Cina.

Woordrich (2011: 106) mengatakan bahwa Kerusuhan Mei 1998 telah sangat

mempengaruhi pikiran warga Cina di Indonesia. Perkosaan, pembunuhan, dan

penjarahan massal itu telah meninggalkan bekas di hati mereka yang tidak mudah

hilang. Penulisan Putri Cina bukanlah sekadar penulisan novel, tetapi

pengabadian suatu pengalaman dalam bentuk tulisan. Hal-hal yang terjadi di

dalam novel mempunyai maksud untuk mencatat pengalaman dan keterjadian

untuk masa depan, supaya orang dapat memahami apa yang dialami. Meskipun

ditulis secara alegoris, kenyataan sangat menonjol. Putri Cina mengemukakan

kenyataan pahit yang harus dipahami. Novel ini juga menyampaikan suatu

pesan,bahwa perlu ada kebhinekatunggalikaan supaya negeri ini (Indonesia).

Berdasarkan berbagai analisis di atas, terlihat bahwa novel Putri Cina

bukanlah sebuah karya satra biasa. Novel ini sengaja ditulis oleh Sindhunata

untuk menggambarkan bagaimana sejarah kelam yang dialami oleh kaum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

11

Tionghoa sejak zaman dahulu. Penguasa pada zaman dulu menggunakan kaum

Tionghoa sebagai pihak yang dikorbankan untuk melanggengkan kekuasaan yang

telah dimiliki oleh pihak penguasa. Putri Cina merupakan gabungan antara tragedi

dengan peristiwa sejarah Jawa. Hal inilah yang menarik penulis untuk

mengangkat novel Putri Cina dengan dominasi dan hegemoni kerajaan Demak

terhadap kaum Tionghoa.

1.6 Landasan Teori

Untuk dapat memahami hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit

terhadap kaum Cina dalam novel Putri Cina penulis menggunakan teori alur,

sosiologi sastra dan konsep hegemoni.

1.6.1 Teori Alur

Alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu

hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan peristiwa yang lain (Stanton dalam Nurgiyantoro 2010:113).

Sudjiman (1988:30) menambahkan bahwa alur merupakan peristiwa-

peristiwa yang diurutkan untuk membangun tulang punggung cerita.Peristiwa-

peristiwa tidak hanya meliputi yang bersifat fisik seperti cakapan/lakuan, tetapi

termasuk perubahan sikap tokoh yang mengubah jalan nasib.

Semua peristiwa yang terjadi dalam sebuah teks sastra tidak selalu

dimasukkan dalam tahapan alur, hanya peristiwa-peristiwa yang potensial yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

12

dapat menjalankan sebuah alur cerita saja.Peristiwa-peristiwa ini juga disebut

dengan peristiwa penting.Peristiwa penting adalah kejadian-kejadian yang

mempengaruhi gerak sebuah alur cerita.Dalam sebuah teks sastra, peristiwa

penting ini berkembang dengan sifat yang saling terkait sehingga menciptakan

sebuah alur cerita. Untuk menganalisis sebuah alur cerita, yang harus dirunut dan

dianalisis hanya kejadian-kejadian yang termasuk dalam peristiwa penting saja

(Singgalingging: 2009: 14).

Menurut Nurgiyantoro (2010:149), tahapan alur dapat dibagi menjadi lima

tahapan yaitu, (1) tahap situation atau tahap penyituasian, (2) tahap generating

circumstances atau tahap pemunculan konflik, (3) tahap rising action atau tahap

peningkatan konflik, (4) tahap climax atau tahap klimaks, dan (5) tahap

denouement atau tahap penyelesaian.

Tahap penyituasian adalah tahapan yang berisi pelukisan dan pengenalan

situasi latar dan tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembuka cerita,

pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandasi

cerita yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya (Nurgiyantoro, 2010: 149).

Tahap pemunculan konflik adalah tahap ketika konflik berkembang atau

dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Tahap peningkatan

konflik merupakan tahapan ketika konflik yang telah dimunculkan pada tahap

sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya.

Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan

menegangkan (Nurgiyantoro, 2010:149).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

13

Tahap klimaks merupakan tahapan ketika konflik yang terjadi mencapai

titik intensitas puncak.Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memilki lebih dari

satu klimaks, namun tetap ada satu klimaks utama.Tahap penyelesaian adalah

tahapan konflik yang telah memasuki babak penyelesaian atau ketegangan

dikendorkan. Dalam tahap ini, konflik-konflik yang lain atau konflik-konflik

tambahan (jika ada) diberi jalan keluar atau ceritanya diakhiri (Nurgiyantoro,

2010:150).

1.6.2 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan suatu ilmu interdisipliner antara sosiologi

dengan ilmu sastra (Wiyatmi,2006:30). Sosiologi sastra adalah studi ilmiah dan

objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-lembaga

dan proses sosial (Swingewood via Faruk.2005:1). Sosiologi sastra berkembang

dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan memanfaatkan teori

strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi, bahkan dianggap

sebagai involusi (Ratna, 2010:332).

Pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada aspek dokumenter

sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau

potret fenomena sosial.Pada hakikatnya, fenomena sosial itu bersifat konkret,

terjadi di lingkungan sosial dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.

Fenomena itu diangkat kembali menjadi wacana baru dengan proses kreatif

(pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya)

dalam bentuk karya sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

14

Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri

sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial.Dalam pengertian ini, kehidupan

mencakup hubungan antara masyarakat dengan orang-orang, antarmanusia, antara

peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Maka, memandang karya sastra

sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang

dikenakan pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran realitas sosial ,

atau yang hendak digambarkan.

1.6.3 Teori Dominasi dan Hegemoni

1.6.3.1 Dominasi

Arti dominasi dalam prespektif teori kritis adalah suatu kekuasaan yang

paling dominan, berasal dari luar diri manusia, sangat mempengaruhi dan turut

mengatur seluruh aktivitas dan kegiatan berpikir serta tingkah laku manusia,

sementara manusia menerimanya tanpa landasan kesadaran yang utuh (Ginting,

2012:42).

Sementara itu, arti dan bentuk dominasi yang berkembang di masyarakat

hadir dalam rupa yang sangat variatif. Dominasi dapat berupa sistem birokrasi,

hukum pasar, bentuk-bentuk kebudayaan yang memaksakan, ilmu pengetahuan,

ideologi, bahkan filsafat. Dominasi itu disadari atau tidak disadari telah

melahirkan disorientasi nilai, penyimpangan eksistensi, alineasi, budaya tunggal

yang mematikan budaya pluralisme, memusnahkan budaya minoritas. Singkatnya

dominasi meletakkan manusia pada titik nadir terrendah dalam nilai-nilai

kemanusian (Ginting, 2012:42).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

15

Secara lebih spesifik (Ginting, 2012:42) membagi dominasi menurut

bidangnya yaitu dominasi birokrasi, dominasi budaya. Dominasi birokrasi

dikemukakan oleh Max Webber sedangkan dominasi budaya dianalisis oleh

Jurgen Habermas.

Birokrasi menurut Max Webber mengacu pada mengacu kepada kasus-

kasus pemaksaan kekuasaan, tatkala seseorang pelaku menuruti perintah spesifik

yang dikeluarkan orang lain. Menawarkan bentuk-bentuk hadiah, penghargaan,

materiil, kehormatan sosial, merupakan bentuk paling meresap dari ikatan yang

mengikat antara pengikut dan pimpinan. Ditambahkan bahwa telah terjadi

dominasi dalam organisasi birokrasi yang berskala besar. Weber memandang

bahwa birokrasi sudah tidak lagi efisien, akan tetapi menghasilkan korban yang

bersifat psikologis atau emosional. Ikatan kesetiaan pribadi yang memberi arti dan

tujuan hidup di masa lampau dirusakkan oleh impersonalitas birokrasi. Kepuasan

dan kesenangan mencetuskan perasaan secara spontan ditekan oleh tuntutan taat

pada spesialisasi sempit, rasional dan sistematis dalam sebuah kantor birokrasi.

Singkatnya, logika efesiensi telah menghancurkan perasaan dan emosi manusia

secara sistematis (Weber via Ginting, 2012:45).

Suatu ciri yang utama dalam birokrasi adalah keteraturan. Setiap birokrasi

harus menghasilkan sebuah sistem kategori yang dapat memberikan tempat pada

segala sesuatu di dalam yuridiksi tertentu, serta dapat menjadi refrens untuk

menangani segala sesuatu. Karena administrasi birokrasi berlangsung kontinyu

dalam jangka waktu tertentu, maka sistem kategori ini berkembang. Ada

superioritas (superiority) birokrasi yang memandang kesemestaan persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

16

sebagai hal kacau balau, tidak tersistematisasi, bisu menanti untuk diubah menjadi

keadaan tertib, yang menembus berkat adanya administrasi. Akhirnya, birokrasi

menghasilkan suatu gaya taksonomik (sifat tergolong-golong), yang

memungkinkan terbawa atau menjalar secara berhasil ke dalam lingkungan

kehidupan sosial lainnya. Selanjutnya, yang lebih fatal lagi adalah birokrasi

kurang bersifat menstimulus timbulnya fantasi kreatif dan cenderung memfiksasi

daripada menginovasi. Weber mengatakan bahwa kekuasaan yang baik ialah

bersifat tradisionil, kharismatik, legal dan rasional, sebagai kemungkinan bahwa

seorang pelaku akan mampu mewujudkan gagasannya sekalipun ditentang orang

lain, dengan siapa pelaku itu berada dalam hubungan sosial (Webber via Ginting,

2012:47).

Sementara arti dan bentuk dominasi budaya menurut Habermas dapat

dijumpai dalam pandangannya mengenai proses saintifikasi (pengilmiahan).

Habermas menjelaskan bahwa kebudayaan ilmiah masyarakat industri maju, riset,

teknologi, produksi dan administrasi jalin- menjalin menjadi sebuah sistem yang

saling tergantung. Sistem tersebut kemudian menjadi basis kehidupan manusia

modern dalam arti harafiah (Habermas via Ginting, 2012:47-48). Hubungan

manusia dengan sistem tersebut menjadi aneh. Hubungan itu bersifat intim

sekaligus mengasingkan. Habermas melihat bahwa muncul suatu dogmatisme

baru, bukan berasal dari ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi bersumber dari

pemutlakan dimensi teknis pada bidang sosial dan budaya lainnya. Apabila

ditafsirkan, disinilah arti domnasi dalam pandangan Hebermas, agaknya rasio

tidak lagi dipahami sebagai kemampuan kognitif manusia untuk membebaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

17

diri dari dogmatisme, melainkan sebagai kemampuan kognitif memanipulasi alam

secara teknis.

1.6.3.2 Teori Hegemoni

Antonio Gramsci menciptakan suatu teori untuk menganalisis

kekuasaan.Teori ini disebut teori hegemoni.Teori ini lahir sesudah teori

fundamental dari Karl Max.Di dalam teori hegemoni dan dominasi ini Gramsci

menjabarkan mengenai kekuasaan yang bertendensi menjadi sesuatu yang

disebutnya sebagai hegemoni.

Menurut Hendarto via Patria-Arief (2003:125) ada tiga syarat suatu

keadaan disebut hegemoni. Pertama, orang menyesuaikan diri mungkin karena

takut akan konsekuens-konsekuensi bila ia tidak menyesuaikannya. Dalam

keadaan ini konformitas ditempuh melalui penekanan dan sanksi-sanksi yang

menakutkan.Kedua, orang menyesuaikan diri mungkin karena terbiasa mengikuti

tujuan-tujuan dengan cara-cara tertentu.Konformitas dalam hal ini merupakan

partisipasi uang tidak terefleksikan dalam hal bentuk aktivitas yang tetap, sebab

orang yang menganut pola-pola tingkah laku tertentu dan jarang dimungkinkan

untuk menolak.Ketiga, konformitas yang muncul dari tingkah laku memiliki

hubungan dengan unsur tertentu dalam masyarakat.

Supremasi sebuah kelompok mewujudkan diri dalam dua cara, sebagai

“dominasi” dan sebagai „kepemimpinan‟ intelektual dan moral. Dan di satu pihak,

sebuah kelompok sosial mendominasi kelompok-kelompok oposisi untuk

menghancurkan mereka, bahkan mungkin menggunakan kekuatan bersenjata. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

18

lain pihak, kelompok sosial memimpin kelompok-kelompok kerabat dan sekutu

mereka. Kelompok sosial tersebut kemudian menjadi dominan ketika kelompok

socsal ini mempraktekkan kekuasaan, tapi bahkan bila pihak penguasa telah

memegang kekuasaan penuh di tangannya,pihak penguasa masih harus terus

“memimpin” juga ( Gramsci via Patria- Arief 2003: 117-118).

Secara literal hegemoni berarti “kepemimpinan”.Lebih sering kata itu

digunakan oleh para komentator politik untuk menunjuk kepada pengertian

dominasi.Akan tetapi, bagi Gramsci, konsep hegemoni berarti sesuatu yang lebih

kompleks.Gramsci menggunakan konsep itu untuk meneliti bentuk – bentuk

politis, kultural dan ideologis tertentu, yang lewatnya, dalam suatu masyarakat

yang ada, suatu kelas fundamental dapat membangun kepemimpinannya sebagai

sesuatu yang berbeda dari bentuk-bentuk dominasi yang bersifat memaksa (Faruk

2005:63).

Ada tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni

total (integral), hegemoni yang merosot (decandent), dan hegemoni yang

minimum. Hegemoni integral ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati

totalitas. Masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang

kokoh.Ini tampak dalam hubungan organis antara pemerintah dan yang diperintah.

Hegemoni yang merosot (decandent) adalah suatu keadaan ketika sistem yang ada

telah memenuhi kebutuhan atau sasarannya Suatu kelompok massa tidak selaras

dengan pemikiran yang dominan dari subjek hegemoni. Hegemoni minimum

adalah kesatuan ideologis antara elit ekonomis, politis, dan intelektual yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

19

berlangsung bersamaan dengan keengganan terhadap setiap campur tangan massa

dalam hidup bernegara.

Menurut Gramsci, kriteria metodologis yang menjadi dasar studinya (teori

hegemoni) didasarkan pada asumsi, bahwa supremasi suatu kelompok sosial

menyatakan dirinya dalam dua cara, yaitu sebagai “dominasi” dan sebagai

“kepemimpinan moral dan intelektual”. Suatu kelompok sosial mendominasi

kelompok – kelompok anatagonistik yang cenderung “dihancurkan” , atau bahkan

ia taklukkan dengan kekuatan tentara. Atau, kelompok tersebut memimpin

kelompok yang sama dan beraliansi dengannya ( Faruk 2005: 68).

Dalam sistem kekuasaan menurut Gramsci, suatu rezim akan memakai dua

jalan untuk memperoleh kekuasaan. Yang pertama adalah penguasaan kesadaran

melalui jalan pemaksaan dan kekerasan (coercive). Kedua adalah melalui

penguasaan lewat jalan hegemoni, yaitu kepatuhan dan kesadaran elemen

masyarakat (Sutrisno-Putranto, 2013:30).

Untuk menganalisis hegemoni, Gramsci menggunakan dua corak

intelektual guna mengukur tingkat hegemoni dalam sebuah kekuasaan. Yang

pertama adalah intelektual tradisional, yaitu intelektual yang tunduk dan patuh

terhadap kepentingan rezim kekuasaan. Intelektual yang demikian (intelektual

tradisional) sebenarnya secara faktual adalah musuh masyarakat karena dengan

posisi dan integrasinya bekerja sama dengan rezim serta memanipulasi sistem

sosial dan politik yang menindas. Yang kedua adalah intelektual organik, yaitu

para intelektual (kaum filsuf) yang bergabung dengan masyarakat untuk

menjalankan tugasnya yaitu membangkitkan kesadaran masyarakat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

20

dimanipulasi oleh kekuatan yang hegemonik dengan memberikan pendidikan

cultural dan politik dalam keseharian (Sutrisno-Putranto, 2013:31).

Secara lebih rinci, Faruk (2005:65) menjelaskan bahwa teori hegemoni

Gramsci digunakan untuk meneliti bentuk-bentuk politis, kultural, dan idelogis

tertentu dalam kelashegemonik yang diyakini bertindak bagi kemaslahatan

masyarakat secara keseluruhan. Konsep hegemoni dengan demikian

mengimplikasikan bahwa aplikasinya melibatkan konstelasi kekuatan sosial

politik yang luas yang disebutnya dengan blok historis, yaitu hubungan

resiprokal antara wilayah aktivitas politik, kultural, religi maupun dengan

wilayah ekonomi.

Untuk lebih memformulasikan secara lebih mendalam, Teori hegemoni

Gramsci meliputi empat bidang yaitu:

a. Hegemoni Politik

b. Hegemoni Budaya

c. Hegemoni Agama

d. Hegemoni Ekonomi

Hegemoni budaya berfungsi sebagai alat untuk menciptakan masyarakat

yang tidak dapat menyesuaikan diri, masyarakat yang percaya bahwa mereka

superior di hadapan manusia lainnya karena sudah mengingat fakta- fakta dan

data-data dan yang dengan cepat menyebutkannya dalam setiap kesempatan yang

dengan demikian mengubah meraka menjadi suatu perintang anatara diri mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

21

sendiri dengan orang lain (Faruk 2005: 65). Hegemoni agama berfungsi untuk

menciptakan common sense terhadap suatu golongan tertentu. Common sense

meliputi sistem-sistem kepercayaan menyeluruh, tahayul,tahayul, dan opini-opini

(Faruk 2005: 70-71).

Hegemoni ekonomi dijadikan alat negara untuk memperoleh legitimasi

negara di mata masyarakat.Bagi Gramsci elemen ekonomi digunakan untuk

mempengaruhi aktifitas negara dan aktifitas sipil (Patria-Arif 2005: 136).

Hegemoni politik merujuk pada pengertian bahwa masyarakat sipil yang

menentukan jalannya suatu negara melalui tangan suatu kelompok yang

mendominasi dengan seperangkat aturan hukum.Hukum dan aturan politik

digunakan untuk menjalankan suatu roda pemerintahan (Patria- Arif 2005: 133).

1.7 Metode Penelitian

Pada bagian ini akan dikemukakan mengenai pendekatan dan metode.

1.7.1 Pendekatan

Dalam penelitian ini, pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan

sosiologi sastra yang menelaah secara objektif dan ilmiah tentang manusia dan

masyarakat. Pendekatan sosiologi sastra menganalisis manusia dalam masyarakat

dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu (Ratna, 2004:45).

Dari hal ini, dapat diperoleh gambaran tentang cara manusia menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan yang menempatkan anggota masyarakat di tempat

masing-masing (Damono, 1979:7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

22

1.7.2 Metode Penelitian

Metode berasal dari kata Yunani meta, berarti „dari‟ atau „sesudah‟, dan

hodos, yang artinya „perjalanan‟. Kedua istilah tersebut dipahami sebagai

perjalanan atau mengejar suatu tujuan (Basuki, 2006: 92). Metode dapat

didefinisikan sebagai cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud

atau juga cara kerja sistematis untuk memudahkan pelaksanaan sebuah kegiatan

guna mencapai tujuan yang ditentukan (Basuki, 2006:93).

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi metode

pengumpulan data, metode analisis data, metode hasil analisis data. Berikut

diuraikan masing-masing tahap penelitian tersebut.

1.7.2.1.1 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didapat melalui studi pustaka. Teknik tersebut

dipakai untuk mendapatkan data yang ada, yaitu sebuah novel berjudulPutri

Cina, buku-buku referensi, dan artikel atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan

objek tersebut.

Dalam penelitian ini, juga digunakan teknik simak dan teknik catat.Teknik

simak digunakan untuk menyimak teks bahasa yang telah dipilih sebagai bahan

penelitian, sedangkan teknik catat digunakan untuk mencatat hal-hal yang

dianggap sesuai dan mendukung penulis dalam memecahkan rumusan

masalah.Teknik catat merupakan tindak lanjut dari teknik simak (Sudaryanto,

1993: 133-135).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

23

1.7.2.1.2 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis isi untuk

menganalisis data-data yang telah dikumpulkan.Metode analisis isi adalah metode

yang digunakan untuk mengkaji isi dari suatu hal. Isi tersebut yang menjadi objek

prioritas yang akan dianalisis, misalnya, karya sastra, maka yang akan dianalisis

adalah isi karya tersebut secara utuh dan pesan-pesan yang ada dengan sendirinya

sesuai dengan hakikat sastra.

Isi dalam metode analisis ini terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi

komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen atau naskah,

sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat

komunikasi yang terjadi. Isi laten adalah isi sebagaimana dimaksudkan oleh

penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam

hubungan naskah dengan konsumen (Ratna, 2004: 48). Analisis isi laten akan

menghadirkan arti, sedangkan analisis isi komunikasi akan melahirkan makna.

Dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran.Dasar penafsiran

dalam analisis isi adalah menitikberatkan pada isi dan pesan.Oleh karena itu,

metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode analisis isi yang

menganalisis isi laten dari sebuah naskah. Dalam upaya ini, penulis akan

memfokuskan penelitian pada isi yang terkadung dalam sebuah novel tanpa

melihat isi komunikasi (pesan yang diterima oleh pembaca) dari novel tersebut.

Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan tujuan untuk memaparkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

24

secara tepat bagaimana alur cerita, dan hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit

terhadap kaum Tionghoa dalam novel Putri Cina.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

adalah pertama, menganalisis alur novelPutri Cina yang berupa analisis alur

ceritanya. Kedua, adalah menganalisis hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit

terhadap kaum Cina dalam novel Putri Cina. Hal ini dilakukan agar pemahaman

hegemoni merupakan cermin proses sosial.

1.7.2.1.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Pasca menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif untuk

menyajikan hasil analisis data.Metode deskriptif adalah cara yang teratur dan

berpikir baik-baik untuk menggambarkan sesuatu dengan apa adanya. Metode

deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memaparkan keseluruhan hasil

penelitian.Metode deskriptif merupakan metode yang berusaha mendeskripsikan

dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada,

pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat yang terjadi,

atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung (Sudaryanto, 1993: 135-137).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

25

1.7.2.1.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Judul Buku : Putri Cina

Pengarang : Sindhunata

Tahun Terbit : 2007

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 306 halaman

1.8 Sistematika Penyajian

Untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dan hasil penelitian ini,

dibutuhkan suatu sistematika yang jelas. Sistematika penyajian dari penelitian ini

dapat dirinci menjadi empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang

berisi latar balakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, pendekatan, metode penelitian, teknik

pengumpulan data, sumber data dan sistematika penyajian.Bab kedua merupakan

analisis struktur alur dalam novel Putri Cina karya Sindhunata. Bab tiga

merupakan pembahasan mengenai dominasi dan hegemoni kerajaan terhadap

kehidupan kaum Tionghoa. Bab keempat merupakan penutup yang berisi

kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

26

BAB II

ANALISIS ALUR NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA

Untuk dapat mengetahui dominasi dan hegemoni kerajaan Demak

terhadap kaum Tionghoa penulis harus menganalis struktur dari novel Putri Cina.

Struktur karya sastra terbagi dalam berbagai macam unsur. Pada bab ini penulis

hanya akan memaparkan analisis unsur alur dalam novel Putri Cina karya

Sindhunata. Analisis alur dilakukan agar dapat menggambarkan dominasi dan

hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa.

Penulis hanya akan menganalisis alur pada saat berdirinya kerajaan Demak

sampai dengan berakhirnya masa transisi kerajaan Majapahit yang dikalahkan

oleh kerajaan Demak di novel Putri Cina karya Sindhunata. Hal tersebut

dilakukan agar pada analisis pada bab ini terfokus dengan hal-hal yang

berhubungan dengan dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum

Tionghoa dalam novel Putri Cina karya Sindhunata.

2.1 Alur

Menurut Nurgiyantoro (2007: 149), tahapan alur dapat dibagi menjadi

lima tahapan, yaitu (1) tahap situation atau tahap penyituasian, (2) tahap

generating circumstances atau tahap pemunculan konflik, (3) tahap rising action

atau tahap peningkatan konflik, (4) tahap climax atau tahap klimaks, dan (5) tahap

denouement atau tahap penyelesaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

27

2.1.1 Tahap situation (tahap penyituasian)

Pada tahap awal, cerita diawali dengan flash back (kilas balik) mengenai

nasib kehidupan Putri Cina yang sengsara. Kilas balik ini diawali dengan

keheranan Putri Cina terhadap kaumnya (orang cina) yang selalu mencari

kekayaan saja tanpa memikirkan nasib mereka di kemudian hari. Dia merasa

heran mengapa orang Cina tidak mengingat ajaran leluhur mereka seperti yang

tergambar dalam kutipan berikut ini:

(1) “Di hadapan Tao, segala usaha manusia takkan berarti apa-apa. Apapun

usahamu, kau harus menerima, bahwa akhirnya gunung-gunung akan

tetap hijau dan sungai-sungai akan selalu mengalir seperti adanya. Dan

tidaklah Chuang Tzu berkata,”Jika saat berpulang telah tiba, aku hanya

membutuhkan beberapa lembar daun pisang saja.” Untuk apakah

semuanya,bila akhirnya manusia cukup dibaringkan di atas daun ketika

ia untuk selamanya tertidur?” ( Sindhunata, 2006: 13 ).

Selanjutnya, dipaparkan bahwa Putri Cina tidak berasal dari Cina. Dia

mempunyai leluhur Jawa. Menurut dongeng Kim Liyong, Putri Cina ada sebelum

Jaka Prabangkara (anak raja Majapahit Prabu Brawijaya V) menikah dengan dua

orang gadis Cina yang kelak akan melahirkan banyak anak-cucu dan akhirnya

berlayar sampai ke tanah nenek luhurnya, Tanah Jawa. Menurut babad Jaka

Prabangkara, Putri Cina merupakan keturunan dari perkawinan antara Jaka

Prabangkara dengan seorang putri di negeri Cina bernama Kim Liyong. Seperti

dalam kutipan berikut ini:

(2) “Sekarang Putri Cina pun merasa pasti, ia memang ditakdirkan hidup di

Tanah Jawa. Leluhurnya telah mengajarkannya untuk mempelajari tao,

orang harus mengetahui tentang hidup dan mati. Siapa mengalami hidup,

dia harus tahu tentang mati. Di manakah lagi dia hidup dan mati itu

harus ia alami dan pelajari, kalau bukan di Tanah Jawa ini?”

(Sindhunata 2006 : 24 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

28

Di dalam novel ini juga diceritakan mengenai sejarah kerajaan Demak dan

runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam

pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak memiliki seorang raja yaitu Raden Patah.

Raden Patah adalah anak dari Arya Damar (Anak Prabu Brawijaya V) dengan

Putri Cina. Raden Patah memiliki seorang adik yaitu Raden Kusen yang kelak

akan menjadi seorang adipati di Terung.

Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan karena sebuah serangan yang

dilakukan oleh kerajaan Demak. Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah

mendapat dukungan dari berbagai kekuatan dari Bupati Madura, Arya Teja dari

Tuban, Bupati Sura Pringga dan penguasa kerajaan Giri menyerang kerajaan

Majapahit. Kekalahan Majapahit dapat digambarkan melalui kutipan di bawah ini:

“Pusat Majapahit dikepung. Prabu Brawijaya memerintahkan Patih Gadjahmada

balas menyerang mereka. Namun ternyata, mereka tak mudah ditaklukkan. Malah

dengan mudah pasukan Majapahit menyerah kalah” (Sindhunata 2006:31).

Lalu Putri Cina yang saat itu masih berada di Palembang pergi ke pulau

Jawa. Dia merasa bahagia mendengar runtuh Kerajaan Majapahit. Dia pergi tanpa

arah hingga pada suatu ketika dia sampai di Tuban. Di Tuban dia berhenti sejenak

dan berdoa kepada leluhurnya. Setelah itu dia merasa kematiannya akan segera

datang. Dari Tuban Putri Cina lalu melanjutkan perjalannya menuju Gresik. Di

Gresik dia lalu teringat bahwa dia telah diserahkan kepada Arya Damar oleh

Prabu Brawijaya ke Palembang. Setelah merenung sejenak dia memutuskan untuk

melanjutkan perjalannya ke Majapahit. Dia berpikir bahwa ada orang di Majapahit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

29

yang dapat meringankan bebannya yaitu Sabdopalon-Nayagenggong,abdi setia

Prabu Brawijaya.

Dalam novel Putri Cina tahap penyituasian diawali dengan kilas balik

mengenai nasib kehidupan Putri Cina yang sengsara. Kilas balik diawali dengan

keheranan Putri Cina terhadap kaumnya ( kaum Tinghoa) yang selalu berusaha

untuk mencari harta benda saja tanpa tanpa memikirkan nasib mereka di

kemudian hari. Pada tahap ini selanjutnya dipaparkan bahwa Putri Cina tidak

berasal dari Cina. Putri Cina memiliki leluhur Jawa. Di dalam tahap penyituasian

ini juga diceritakan mengenai sejarah kerajaan Demak dan Majapahit.

2.1.2 Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik)

Tahap pemunculan konflik dalam novel Putri Cina menceritakan awal dari

kisah kesengsaraan Putri Cina. Dalam perjalanannya di Pulau Jawa Putri Cina

merasa heran dengan keadaan Majapahit sekarang. Sepeninggal Raja Prabu

Brawijaya V, keadaan Majapahit berubah total. Bangunan kerajaan Majapahit

rusak dan keadaan rakyat menjadi tidak terurus. Putri Cina bertanya kepada salah

seorang wanita yang dulu menjadi danyangnya yaitu Loro Cemplon. Dari mulut

Loro Cemplon inilah akhirnya Putri Cina kemudian menjadi mengetahui

keberadaan Sabdopalon-Nayagenggong yang telah mempersiapkan diri untuk

murca,menghilang dari dunia. Putri Cina pun memutuskan untuk melanjutkan

perjalanan ke Banyuwangi. Di Banyuwangi, Putri Cina bertemu dengan

Sabdopalon-Nayagenggong tepat sebelum mereka murca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

30

Sabdopalon-Nayagenggong menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di

Majapahit setelah kepemimpinan Prabu Brawijaya V. Sabdopalon-Nayagenggong

kemudian mulai menceritakan keadaan Majapahit dengan kisah perang

Baratayuda di padang Kurusetra. Perang Baratayuda adalah perang antara

Pandawa dan Kurawa. Pihak yang menjadi pemenang dari perang itu adalah

Pandawa. Akan tetapi, kemenangan Pandawa itu diperoleh dengan satu syarat

yaitu semua keturunan Pandawa harus siap menerima kutukan dari Kurawa.

Kutukan itu menyebutkan bahwa di tanah Jawa ini selamanya akan terjadi

pertikaian.

Salah satu yang menjadi korbannya adalah cucu Abimanyu yaitu Prabu

Janamejaya, anak dari Prabu Parikesit. Janamejaya berpikir untuk mengakhiri

dendam Kurawa terhadap Pandawa adalah dengan mencari kurban. Janamejaya

memilih kurban tersebut adalah saudaranya sendiri, Srutasena. Tetapi upacara

kurban tidak jadi dilaksanakan karena para keturunan Pandawa harus menerima

kutukan seperti yang terdapat pada kutipan di bawah ini:

“Ya,terbukti sekali lagi sekarang, bahwa darah dendam di Kurusetra itu tidak

pernah reda. Sekarang akulah yang terkena kutukan itu.Kurban apa pun takkan

bisa menghalangi kutukanku ini, kata Sarama.”( Sindunata, 2006: 50).

Setelah bercerita mengenai perang Baratayuda, Sabdopalon-

Nayagenggong menjelaskan kepada Putri Cina bahwa Putri Cina juga akan

menerima kutukan itu. Putri Cina lalu mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya

konflik yang terjadi antara Prabu Brawijaya dengan Raden Patah merupakan

kelanjutan dari kutukan yang telah menyelimuti Tanah Jawa sejak dulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

31

Sabdopalon-Nayagenggong memberitahu kepada Putri Cina bahwa pertikaian

yang ada di Tanah Jawa tidak hanya melibatkan manusia, tetapi juga dewa. Hal ini

terdapat dalam kutipan di bawah ini:

“”Ya, Paduka, seperti sudah hamba katakan berulang kali,jauh sebelum

anak-anak momongan hamba bertikai,hamba sudah bertikai,ketika hamba

masih di alam dewa dulu. Karena hamba adalah Semar,Sang Hyang Ismaya

yang menelan Gunung Garbawasa untuk mengalahkan saudara

hamba,Togog,Sang Hyang Antaga”,kata Sabdopalon-Nayagenggong” (

Sindunata, 2006: 66).

Sabdopalon-Nayagenggong lalu berkata bahwa dia akan kembali ke

tempat dia menelan Gunung Garbawasa untuk bertapa. Menurut Sabdopalon-

Nayagenggong Gunung Garbawasa sebetulnya merupakan simbol dari

keduniawiaan. Sabdopalon-Nayagenggong baru akan pergi ke Gunung Garbawasa

setelah menceritakan sebuah ramalan mengenai siapa yang menjadi korban

pertikaian di antara sesama orang Jawa.

“Benar Paduka. Ketika keadaan damai, Paduka adalah manusia seperti mereka

karena sama seperti mereka. Tapi ketika keadaan pecah dalam pertikaian,Paduka

bukanlah manusia karena Paduka tidak sama dengan mereka.”.( Sindhunata 2006:

71).

Sesudah mendengar cerita Sabdopalon-Nayagenggong Putri Cina diam

sejenak. Tanpa diketahui olehnya, Sabdopalon-Nayagenggong akhirnya murca.

Putri Cina tidak peduli dengan murca-nya Sabdopalon-Nayagenggong. Putri Cina

akhirnya sadar tentang nasib kaumnya. Mereka harus melawan tetapi untuk

melawan mereka harus menerimanya terlebih dahulu. Nasib kaum Tionghoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

32

mulai menjadi kenyataan setelah munculnya sebuah kerajaan bernama Medang

Kamulan Baru yang dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Murhardo.

Dalam novel Putri Cina, tahap pemunculan konfilik menceritakan awal

dari kisah kesengsaraan Putri Cina. Dalam perjalanannya di pulau Jawa Putri Cina

bertemu dengan Loro Cemplon, salah seorang danyangnya. Dari pertemuannya

dengan Loro Cemplon inilah kemuadian Putri Cina bertemu dengan Sabdopalon-

Nayagenggong. Sabdopalon-Nayagenggong bercerita tentang apa yang terjadi di

kerajaan Majapahit setelah kepemimpinan Prabu Brawijaya V yang diawali

dengan cerita mengenai perang Baratayudha antara Pandawa dan Kurawa. Setelah

bercerita mengenani perang BarataYudha, Sabdopalon-Nayagenggong lalu

menjelaskan kepada Putri Cina bahwa kelak dia dan kaumnya (kaum Tionghoa)

juga akan menerima kutukan yang sama seperti dalam perang Baratayudha.

Setelah mendengar cerita dari Sabdopalon-Nayagenggong Putri Cina kemudian

diam sejenak kemudian berpikir bahwa kaum Tionghoa akan menjadi pihak yang

dipersalahkan atas konflik yang terjadi diantara sesama kaum Jawa.

2.1.3 Tahap rising action (tahap peningkatan konflik)

Pada tahap peningkatan konflik dalam novel Putri Cina diawali dengan

keadaan pasca murcanya Prabu Brawijaya v. Setelah Prabu Brawijaya murca,

diangkatlah Prabu Muhardo sebagai raja di Majapahit dan kemudian mengubah

nama menjadi kerajaan Medang Kamulan. Prabu Murhardo awalnya sangat

dicintai oleh rakyatnya. Di bawah kepemimpinannya rakyat Medang Kamulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

33

Baru hidup damai dan sejahtera. Ia memerintah dengan penuh welas asih. Akan

tetapi, setelah beberapa tahun kemudian keadaan berubah. Keadaan menjadi kacau

balau. Rakyat lalu mengubah namanya menjadi Prabu Amurco Sabdo. Prabu

Amurco Sabdo berarti raja yang mengkhianati kata-katanya sendiri. Rakyat

Pedang Kamulan menduga bahwa rajanya telah dibutakan oleh kekuasaan.

Kekuasaan itu diperoleh dengan cara yang tidak lazim.

“Wahyu dan segala perangkat gaib lainnya membuat ia ora eling lan

waspada. Ia akan menjadi lupa akan ajaran leluhur,bahwa manusai itu harus

selalu ingat akan pesan aja dumeh. Maksudnya,kalau sudah sakti dan

berkuasa, janganlah lupa, bahwa wong sekti ana kalane apes,pangkat bisa

minggat,wong pinter bisa lai,rejeki bisa mati,donya bisa lunga: orang sakti

bisa celaka,pangkat bisa minggat,orang pintar bisa lupa, rezeki bisa

mati,dunia bisa pergi.” (Sindhunata 2006: 101).

Pedang Kamulan telah menjadi negeri yang kacau. Dan Putri Cina berpikir

tinggal menunggu waktunya bagi kaum Cina untuk menjadi korban dari

kekacauan di negeri Pedang Kamulan. Putri Cina melihat sebuah petanda melalui

kupu-kupu kunung yang terbang. Menurut tradisi Cina, kupu-kupu kuning terbang

merupakan simbol dari kematian.

Keadaan negeri Pedang Kamulan semakin tidak terkendali. Rakyat

melakukan aksi kerusuhan dan penjarahan. Rakyat merubah nama kerajaan

Medang Kamulan menjadi Pedang Kamulan. Untuk mengatasi keadaan tersebut

Prabu Amurco Sabdo akhirnya mengangkat seorang senopati bernama Gurdo

Paksi. Senopati Gurdo Paksi merupakan panglima terbaik di negeri Medang

Kamulan. Dia mempunyai seorang isteri keturunan cina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

34

2.1.4. Tahap climacx (tahap klimak)

Pada tahap ini konflik meningkat. Dalam novel Putri Cina tahap ini

dimulai dari persekongkolan antara penasihat Raja Amurco Sabdo yaitu Patih

Wrenggono dan Tumenggung Joyo Sumenggah. Mereka berdua sepakat untuk

mencari kambing hitam atas keadaan yang terjadi di kerajaan Pedang Kamulan.

“Dan yang lebih menegerikan lagi adalah peristiwa ini: banyak wanita Cina

diperkosa. Malahan, di banyak tempat, wanita Cina diperkosa ramai-ramai.

Dan kejinya, perkosaan itu dilakukan di hadapan orang tua atau saudara-

saudara wanita Cina yang malang itu.” ( Sindhunata, 2006: 150).

Kekacauan semakin brutal tetapi penguasa terlihat membiarkan semuanya

terjadi. Beberapa orang beanggapan bahwa Prabu Amurco Sabdo harus turun dari

jabatannya dan menunujukkan kebencian yang sangat mendalam kepada kaum

Cina.

Sementara itu di tengah Senopati Gurdo Paksi sedang sibuk mengatasi

huru-hara yang terjadi di kota, istri Gurdo Paksi yaitu Giok Tien berada di dalam

rumah bersama dua saudaranya yaitu Giok Liang dan Giok Hwa. Mereka takut

untuk keluar dari rumah. Tanpa sebab yang jelas Giok Tien mengingatkan

saudara-saudaranya tentang lakon yang dijalani Giok Tien. Sebelum menjadi istri

Gurdo Paksi, Giok Tien adalah seorang penari. Giok Tien pernah memerankan

lakon Sampek Eng Tay.

“Sam Pek Eng Tay adalah lakon yang memberi pelajaran, bahwa cinta tak

pernah berakhir dengan kematian. Sam Pek telah dikuburkan, ia akan mati

selamanya di sana, jika Eng Tay tidak terjun menyusulnya. Dan karena

cinta, Eng Tay rela terjun menjumpainya di dalam kuburan. Akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

35

mereka berdua hidup dan terbang menjadi sepasang kupu-kupu yang indah.”

( Sindhunata 2006: 200).

Tiba-tiba ada segerombolan prajurit dari istana Majapahit datang ke rumah

Giok Tien. Mereka dipimpin oleh Joyo Sumenggah. Joyo Sumenggah ingin

menyalamatkan Giok Tien beserta saudara-saudaranya. Saat ingin menyelamatkan

Giok Tien beserta saudara-saudaranya, dua kakaknya mati ditusuk oleh orang tak

dikenal. Joyo Sumengah pun datang beserta para prajurit. Giok Tien merasa heran

karena suaminya (Gurdo Paksi) tidak menyelamatkannya. Joyo Sumenggah

berusaha untuk membujuk Giok Tien agar bersedia ikut dengannya. Giok Tien

hanya diam, tetap tidak mau. Akhirnya kesabaran Joyo Sumenggah hilang.

Birahinya memuncak dan dia ingin memperkosa Giok Tien. Ketika Joyo

Sumenggah ingin memperkosa Giok Tien, tiba-tiba datang Prabu Amurco Sabdo

sehingga Joyo Sumenggah tidak jadi memperkosa Giok Tien.

Giok Tien pun dibawa oleh Prabu Amurco Sabdo ke istana. Sementara itu

suaminya, senopati Gurdo Paksi merasa dijebak karena dituduh telah membunuh

dua kakak Giok Tien dengan pusaka kerajaan yaitu keris Pesat Nyawa.

“Cik, kau tahu bukan aku yang membunuhmu. Aku minta keadilan karena pusaka

laknat ini.” (Sindhunata 2006: 238).

Sesampainya Giok Tien di istana Pedang Kamulan, Prabu Amurco Sabdo

kagum terhadapnya. Birahinya meningkat karena tidak tahan melihat kemolekan

tubuh Giok Tien. Dan akhirnya Prabu Amurco Sabdo memperkosanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

36

“Wis manuta, among sira gawe swarga. Sudahlah,Putri Cina, menurutlah

kepadaku, hanya kaulah yang dapat menyediakan surga bagiku. Dengan buas

ia melucuti busananya. Nafsunya sudah tinggal melompat keluar, ketika ia

mulai melihat badan Giok Tien yang putih dan halus mulus itu. Giok Tien

sudah tidak berdaya lagi ketika Prabu Amurco Sabdo menindihkan badannya

ke tubuhnya. Ia hanya bisa menjerit lirih. Jeritan itu terdengar pedih merintih.”

( Sindhunata 2006: 251).

Tanpa disadari perbuatan Amurco Sabdo dilihat oleh Joyo Sumengah.

Untuk menutupi perbuatannya dia menawari Joyo Sumenggah untuk memperkosa

Giok Tien juga. Tetapi sebelum Joyo Sumengah melaksanakan niatnya, Gurdo

Paksi datang. Dia marah terhadap Prabu Amurco Sabdo dan Joyo Sumengah.

Kedatangan Gurdo Paksi diikuti oleh kedatangan Patih Wrenggono yang

mengabarkan jika rakyat menuntut pertanggungjawaban Gurdo Paksi.

Giok Tien lalu mengancam jika nama baik suaminya tidak dipulihkan, dia

akan membeberkan perbuatan Prabu Amurco Sabdo kepada rakyat. Amurco

Sabdo lalu mengumumkan pengunduran dirinya kepada rakyat dan otomatis

Gurdo Paksi pun harus melepaskan jabatannya sebagai senopati.

Tahap klimak dalam novel Putri Cina dimulai dengan meningkatnya

konflik dalam cerita. Persengkongkolan antara penasihat Raja Amurco Sabdo

yaitu Patih Wrenggono dan Tumenggung Jaya Sumenggah. Mereka berdua

sepakat untuk mencari kambing hitam atas apa yang terjadi di Pedang Kamulan.

Kaum Tionghoa menjadi pihak yang dipersalahkan atas kekacauan yang terjadi,

perempuan-perempuan Tionghoa diperkosa ketika situasi kacau, termasuk pula

Giok Tien yang diperkosa oleh Prabu Amurco Sabdo. Tetapi sebelum

memperkosa Giok Tien, Gurdo Paksi (suami Giok Tien) datang. Gurdo Paksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

37

marah kepada Prabu Amurco Sabdo dan Prabu Joyo Sumenggah. Gurdo Paksi

datang ke istana untuk menuntut pertanggung jawaban kepada Prabu Amurco

Sabdo atas kekacauan yang terjadi.

2.1.5. Tahap denouement (tahap penyelesaian)

Tahap ini di dalam novel Putri Cina mengulas tentang kehidupan rakyat

pasca raja Prabu Amurco Sabdo dan akhir kisah cinta antara Giok Tien dengan

Gurdo Paksi. Kehidupan rakyat di kerajaan Pedang Kamulan menjadi damai

kembali setelah Aryo Sabrang menjadi raja baru.

“Di mana-mana,sawah-sawah mulai menghijau dan segar. Petani-petani gembira

karena panenan mereka berhasil. Pedagang-pedagang pun dapat menjalankan

usahanya dengan hati tenang.” (Sindhunata 2006: 280).

Gurdo Paksi dan Giok Tien kembali bersatu. Mereka hidup bersama.

Setelah empat puluh hari kematian kakak-kakak Giok Tien, Gurdo Paksi dan Giok

Tien berziarah ke makam para saudara Giok Tien. Kesedihan Giok Tien tampak

kembali ketika mereka tiba di depan pusara. Dia teringat akan kenangan-kenangan

indah mereka bertiga. Tiba-tiba sebuah anak panah meluncur dari belakang Gurdo

Paksi, Giok Tien mendorong tubuh Gurdo Paksi dan anak panah itu akhirnya

tertancap di dada Giok Tien.

Gurdo Paksi pun ikut lenyap dan menjelma menjadi kupu-kupu pula. Joyo

Sumengah terperangah membelalak tak percaya melihat kedua tubuh yang

tadinya sudah mati dan menjadi mayat kini menjadi sepasang kupu-kupu yang

hidup dan terbang di hadapannya.” (Sindhunata 2006:297).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

38

Giok Tien akhirnya tewas di pangkuan Gurdo Paksi. Ternyata yang

membunuh Giok Tien adalah Joyo Sumengah yang kini menjadi senopati di

Padang Kamulan. Akhirnya apa yang telah diimpikan oleh Giok Tien terjadi juga.

Mereka menjadi Sam Pek Eng Tay.

Untuk lebih memperjelas analisis alur pada novel Putri Cina karya

Sindhunata yang berhubungan dengan dominasi dan hegemoni kerajaan Demak

terhadap kaum Tionghoa, penulis melampirkan bagan alur sebagai berikut :

BAB Halaman Bagian Alur

1 9-14 Perkenalan; timbulnya konflik 1

2-12 15-87 Timbulnya konflik 2

13-17 88-149 Klimaks

19-20 153-165 Penyelesaian

Pada bab pertama, tokoh Putri Cina diperkenalkan. Konfliknya sebagai

tokoh juga muncul; ternyata dia merasa kehilangan identitas, yang ditandai

dengan kehilangan wajahnya.

Dalam Peningkatan Konflik 1 Putri Cina teringat pada cerita rakyat.

Anak raja Majapahit, Jaka Prabangkara, dihukum karena telah menggambarkan

selir kesayangan raja dengan sangat tepat, termasuk noda hitam dekat vaginanya.

Sebagai hukuman, Jaka Prabangkara ditugaskan untuk menggambarkan semua

yang ada di langit dan tidak turun dari langit sampai dia tiba di negeri Cina.

Setiba di sana, dia menjadi terkenal dan akhirnya menikah dengan dua

perempuan, yaitu seorang warga miskin dan seorang putri kaisar Cina;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

39

keturunannya bertakdir kembali ke tanah Jawa. Oleh karena itu, Putri Cina merasa

bahwa dia sebenarnya sudah orang Jawa.

Namun, dia (Putri Cina) teringat lagi bahwa pada kerajaan Majapahit

sudah ada seorang selir dari Cina; dengan demikian, Putri Cina merasa bahwa

pencariannya tidak selesai. Dia ingat bahwa selir Cina itu telah dienyahkan saat

hamil ke Sumatra (Sriwijaya) karena kehendak permaisuri kesayangan raja; selir

itu dinikahkan dengan anak raja itu dan akhirnya melahirkan anak dari kedua

bapak-anak itu. Kedua anaknya tumbuh dewasa, lalu pulang ke tanah Jawa dan

akhirnya menjatuhkan raja Majapahit dan mendirikan kerajaan baru, kerajaan

Demak.

Pada konflik 2 Kerajaan Demak di bawah pimpinan Raden Patah berusaha

untuk melakukan kudeta terhadap kerajaan Majapahit. Kudeta terhadap kerajaan

Majapahit mendapatkan dukungan dari Adipati Terung serta pihak-pihak lain

yang sepaham dengan Raden Patah. Kerajaan Majapahit menjadi terjepit. Prabu

Brawijaya beserta pasukannya berlindung di dalam lingkungan istana kerajaan

Majapahit.

Klimaks dari bagian alur ini adalah murcanya Prabu Brawijaya ke langit.

Peristiwa ini adalah puncak dari perang antara kerajaan Demak dan Majapahit.

Raden Patah beserta para pendukungnya berhasil masuk ke dalam kompleks

kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya yang mengetahui bahwa pemimpim

penyerangan kerajaan Majapahit adalah Raden Patah, anak kandungnya sendiri

akhirnya memeilih murca dari singgasananya. Semenjak itu Kerajaan Demak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

40

menguasai kerajaan Majapahit. Seluruh tatanan Majapahit yang berlatar belakang

agama Hindhu diganti secara perlahan oleh Raden Patah yang membawa idelogi

agama Islam.

2.2. Rangkuman

Pada Bab II analisis struktur dititikberatkan pada analisis alur novel Putri

Cina karya Sindhunata. Di dalam novel ini, alur dibagi menjadi lima tahapan yaitu

tahap situation (penyituasian), tahap circumstances (tahap pemunculan konflik),

tahap rising action (tahap peningkatan konflik), tahap climacx (tahap klimak ) dan

nouement ( tahap penyelesaian).

Bagian awal merupakan tahap penyituasian. Bagian ini dimulai dengan

kilas balik ini diawali dengan keheranan Putri Cina terhadap kaumnya (orang

cina) yang selalu mencari kekayaan saja tanpa memikirkan nasib mereka di

kemudian hari. Dia merasa heran mengapa orang Cina tidak mengingat ajaran

leluhur mereka. Putri Cina merasa mengapa kaumnya hanya berusaha untuk

mencari kekayaan selama masa hidupnya. Dia menyayangkan falsafah-falsafah

nenek moyang kaum Tionghoa sudah dilupakan.

Bagian tengah merupakan tahap pemunculan konflik. Bagian ini

menceritakan awal dari kisah kesengsaraan Putri Cina. Dalam perjalanannya di

Pulau Jawa, dia merasa heran dengan keadaan Majapahit sekarang. Sepeninggal

Raja Prabu Barawijaya V, keadaan Majapahit berubah total. Puing-puing

berserakan dan keadaan rakyat menjadi tidak terurus. Putri Cina bertanya kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

41

salah seorang wanita yang dulu menjadi danyangnya yaitu Loro Cemplon. Dari

mulut Loro Cemplon inilah akhirnya Putri Cina mengetahui keberadaan

Sabdopalon-Nayagenggong.

Bagian ketiga adalah tahap rising action (tahap peningkatan konflik). Pada

tahap ini berkisah tentang Prabu Muhardo yang awalnya sangat dicintai oleh

rakyatnya. Di bawah kepemimpinannya, rakyat Medang Kamulan Baru hidup

damai dan sejahtera. Ia memerintah dengan penuh welas asih seperti yang diidam-

idamkan oleh rakyat. Tetapi setelah beberapa tahun kemudian keadaan berubah.

Suasana menjadi kacau balau. Rakyat lalu mengubah namanya menjadi Prabu

Amurco Sabdo. Perubahan nama ini merupakan reaksi rakyat terhadap

kepemimpinan Prabu Muhardo. Nama Prabu Amurco Sabdo berarti raja yang

mengkhianati kata-katanya sendiri. Rakyat Pedang Kamulan menduga bahwa

rajanya telah dibutakan oleh kekuasaan. Kekuasaan itu diperoleh dengan cara

yang tidak lazim.

Bagian keempat adalah tahap climacx (tahap klimaks). Dalam novel Putri

Cina tahap ini dimulai dari persekongkolan antara penasehat Raja Amuco Sabdo

yaitu Patih Wrenggono dan Tumenggung Joyo Sumenggah. Keduanya sepakat

untuk mencari kambing hitam atas keadaan yang terjadi di kerajaan Pedang

Kamulan. Kambing hitam yang dimaksud adalah pihak yang dipersalahkan atas

apa yang terjadi di Medang Kamulan. Pihak kerajaan mencari cara untuk tidak

bertanggung jawab atas kekacauan dengan cara menjadikan kaum Cina sebagai

pihak yang harus bertanggung jawab atas kedaan di kerajaan yang tidak

terkendali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

42

Tahap kelima merupakan tahap penyelesaian konflik di dalam novel Putri

Cina. Tahap ini di dalam novel Putri Cina mengulas tentang kehidupan rakyat

pasca Prabu Amurco Sabdo.dan akhir kisah cinta antara Giok Tien dengan Gurdo

Paksi. Kehidupan rakyat di kerajaan Pedang Kamulan menjadi damai kembali

setealah Aryo Sabrang menjadi raja baru. Gurdo Paksi dan Giok Tien kembali

bersatu. Setelah empat puluh hari kematian kakak-kakak Giok Tien, Gurdo Paksi

dan Giok Tien berziarah ke makam para saudara Giok Tien. Kesedihan Giok Tien

tampak kembali ketika mereka tiba di depan pusara. Dia teringat akan kenangan-

kenangan indah mereka bertiga. Tiba-tiba sebuah anak panah meluncur dari

belakang Gurdo Paksi, Giok Tien mendorong tubuh Gurdo Paksi dan anak panah

itu akhirnya tertancap di dada Giok Tien.

Giok Tien akhirnya tewas di pangkuan Gurdo Paksi. Ternyata yang

membunuh Giok Tien adalah Joyo Sumengah yang kini menjadi senopati di

Padang Kamulan. Akhirnya apa yang telah diimpikan oleh Giok Tien terjadi juga.

Mereka menjadi Sam Pek Eng Tay.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

43

BAB III

DOMINASI DAN HEGEMONI KERAJAAN DEMAK TERHADAP KAUM

TIONGHOA DALAM NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA

Dari analisis Bab II, terlihat adanya permasalahan dominasi dan hegemoni

kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa dalam novel Putri Cina karya Sindhunata.

Dominasi dan hegemoni tersebut timbul karena adanya peranan kekuasaan dari

kerajaan Demak. Dalam Bab III, permasalahan dominasi dan hegemoni kerajaan

Demak dan terhadap kaum Tionghoa tersebut akan dianalisis lebih dalam lagi.

Analisis dominasi dan hegemoni diurutkan mulai dari yang paling dominan hingga

yang memiliki peranan paling kecil. Analisis dominasi dan hegemoni berikut ini

meliputi analisis dominasi kerajaan Demak dan hegemoni kerajaan Demak yang

terbagi atas hegemoni agama, hegemoni politik, hegemoni ekonomi dan hegemoni

budaya. Dalam analisis ini penulis menggunakan teori dominasi dan hegemoni

Antonio Gramsci.

Arti dominasi dalam prespektif teori kritis adalah suatu kekuasaan yang paling

dominan, berasal dari luar diri manusia, sangat mempengaruhi dan turut mengatur

seluruh aktivitas dan kegiatan berpikir serta tingkah laku manusia, sementara manusia

menerimanya tanpa landasan kesadaran yang utuh (Ginting, 2012:42).

Secara literal hegemoni berarti “kepemimpinan”.Lebih sering kata itu

digunakan oleh para komentator politik untuk menunjuk kepada pengertian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

44

dominasi.Akan tetapi, bagi Gramsci, konsep hegemoni berarti sesuatu yang lebih

kompleks.Gramsci menggunakan konsep itu untuk meneliti bentuk – bentuk politis,

kultural dan ideologis tertentu, yang lewatnya, dalam suatu masyarakat yang ada,

suatu kelas fundamental dapat membangun kepemimpinannya sebagai sesuatu yang

berbeda dari bentuk-bentuk dominasi yang bersifat memaksa (Faruk 2005:63).

Meskipun Gramsci memulai analisis dari bidang politik, agama, ekonomi dan

budaya penulis terlebih dahulu menganalisis bidang agama,politik, ekonomi dan

terakhir bidang budaya. Hal ini dipilih karena penulis melihat bidang agama yang

paling mayoritas mendominasi dibandingkan ketiga bidang yang lain.

Hegemoni agama berfungsi untuk menciptakan common sense terhadap suatu

golongan tertentu. Common sense meliputi sistem-sistem kepercayaan menyeluruh,

tahayul, dan opini-opini (Faruk 2005: 70-71). Hegemoni politik merujuk pada

pengertian bahwa masyarakat sipil yang menentukan jalannya suatu negara melalui

tangan suatu kelompok yang mendominasi dengan seperangkat aturan hukum.

Hukum dan aturan politik digunakan untuk menjalankan suatu roda pemerintahan

(Patria- Arif 2005: 133).

Hegemoni ekonomi dijadikan alat negara untuk memperoleh legitimasi negara

di mata masyarakat. Bagi Gramsci elemen ekonomi digunakan untuk mempengaruhi

aktivitas negara dan aktivitas sipil (Patria-Arif 2005: 136).

Hegemoni budaya berfungsi sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang

tidak dapat menyesuaikan diri, masyarakat yang percaya bahwa terdapat kelompok

yang superior di hadapan masyarakat lainnya karena sudah mengingat fakta- fakta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

45

dan data-data dan yang dengan cepat menyebutkannya dalam setiap kesempatan yang

dengan demikian mengubah meraka menjadi suatu perintang antara diri mereka

sendiri dengan orang lain (Faruk 2005: 65). Dalam analisis hegemoni ini, akan

diawali dengan deskripsi singkat mengenai kerajaan Demak.

3.1 Kerajaan Demak

Demak terletak di daerah Pegunungan Muria , Jawa Tengah. Pada abad XVI

Demak telah menjadi lumbung padi yang berasal dari daerah-daerah pertanian sekitar

Demak. Sungai yang menjadi penghubung antara Demak dengan daerah dalaman di

Jawa Tengah adalah sungai Serang, yang anak-anak sungainya bersumber di

pegunungan kapur dan bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara. Di sebelah

selatan pegunungan Kapur tersebut terletak daerah-daerah tua Jawa Tengah, yaitu

Pengging dan Pajang (De Graff-Pigeaud 1974: 38).

Demak merupakan kerajaaan Islam pertama di Pulau Jawa. Raden Patah

(pendiri Kerajaan Demak) saat itu sedang dalam perjalanan ke Pulau Jawa bersama

dengan adik tirinya yaitu Raden Kusen untuk menghadap Prabu Brawijaya V sebagai

kewajibannya atas telah diberikannya kekuasaan di Palembang. Di dalam perjalanan

menuju Majapahit, mereka bertemu dengan seorang tokoh agama Islam yang

kemudian dikenal dengan Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) di daerah Ngampeldenta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

46

3.1.1 Dominasi kerajaan Demak terhadap Kaum Tionghoa

Dominasi kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa mulai nampak sejak

Demak dikuasai oleh Raden Patah (Jin Bun). Raden Patah merupakan anak dari Prabu

Brawijaya. Demak yang sebelumnya merupakan daerah di bawah kekuasaan kerajaan

Majapahit berubah menjadi daerah yang maju di bawah pimpinan Raden Patah.

Sebelumnya Demak hanya merupakan sebuah daerah kekuasaan Majapahit seperti

daerah-daerah kekuasaan lain yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit. Proses dominasi

kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa diawali dengan pendirian Demak menjadi

kerajaan Demak. Raden Patah yang menjadi abdi kerajaan Majapahit mendirikan

kerajaan Demak yang berlatar belakang agama Islam. Hal tersebut terdeskripsikan

dalam kutipan berikut ini:

Kapal singgah di Sura Pringga. Raden Patah dan Raden Kusen turun, terus

berjalan ke Ngampeldenta. Di sana mereka memeluk agama baru, dan

berguru kepada Sunan Ngampeldenta (Sindhunata, 2007: 28).

Berdasarkan kutipan di atas, Raden Patah dan Raden Kusen dalam perjalanan

menuju Majapahit singgah terlebih dahulu di daerah Ngampeldenta. Di

Nagmpeldenta mereka berdua bertemu dengan Sunan Ampel (Bong Swi Hoo), yang

pada saat itu menjadi ulama besar Islam keturunan Tionghoa di pulau Jawa. Hal

inilah yang menandai mulainya Raden Patah memeluk agama Islam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

47

Berpindahnya agama Raden Patah yang pada awalnya memeluk agama

Hindhu menjadi agama Islam. Proses perpindahan agama ini tak lepas dari peran

Sunan Ampel yang menjadi guru bagi Raden Patah. Sunan Ampel (Bong Swi Hoo)

adalah cucu dari Bong Tak Keng, pemimpin komunitas Tionghoa Islam di Jawa yang

ditugaskan oleh Sam Po Bo (Laksamana Ceng Ho) (Mulyana: 2008: 96). Pada tahun

1445 Sunan Ampel dikirim ke Palembang untuk membantu Arya Damar yang saat iru

menjadi raja di Palembang. Arya Damar (Swan Liong) adalah anak dari Prabu

Brawijaya V. Setelah beberapa tahun di Palembang, Arya Damar memerintahkan

Sunan Ampel pergi ke pulau Jawa untuk menghadap kapten Cina di Tuban bernama

Gan Eng Cu (Arya Tedja). Gan Eng Cu (Arya Tedja) adalah mantan Kapten Cina di

Manila yang kemudian ditugaskan ke Jawa oleh Laksamana Ceng Ho (Sam Po Bo)

untuk mengurusi kepentingan orang-orang Islam Tionghoa di Pulau Jawa, terutama

wilayah Majapahit oleh Sam Po Bo (Laksamana Cheng Ho). Setibanya di Pulau

Jawa, Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) bertemu dengan Gan Eng Cu. Karena terikat

dengan kecerdasan Sunan Ampel, Gan Eng Cu memungut Sunan Ampel menjadi

menantu. Sunan Ampel kemudian menikah dengan cucu Gan Eng Cu yaitu Ni Gede

Manila. Dari pernikahan Sunan Ampel dengan Ni Gede Manila lahirlah seorang putra

bernama Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim (Mulyana, 2009: 97-

98). Setelah dibimbing secara intens oleh Sunan Ampel, Raden Patah mantab untuk

memeluk agama Islam. Hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

48

Di sana mereka memeluk agama baru, dan berguru kepada Sunan

Ngampeldenta. Setelah beberapa lama, Raden Kusen mengingatkan, mereka

masih harus pergi ke Majapahit. Raden Patah menolak. Ia tak mau lagi ke

sana, karena tak ingin mengabdi kepada raja yang lain agamanya dari dia

(Sindhunata, 2007: 28).

Berdasarkan kutipan di atas, nampak bahwa Raden Patah telah mantap untuk

memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Hindhu. Hal ini tentunya membuat

Sunan Ampel menjadi gembira. Sunan Ampel mendapatkan calon penerus untuk

menyebarkan agama Islam di pulau Jawa yaitu Raden Patah.

Raden Patah yang pada awalnya menganut agama Hindhu berubah menganut

agama Islam setelah lama menetap di Demak. Hal ini tidak terlepas dari adanya peran

Sunan Ampel yang saat itu sedang merintis penyebaran agama Islam di pulau Jawa.

Agama Hindhu yang pada saat itu telah mendominasi pulau Jawa, berusaha

diimbangi oleh Sunan Ampel yang membawa agama Islam. Untuk memperkuat

pengaruhnya di daerah Demak dan sekitarnya Sunan Ampel terus memperdalam ilmu

agama Islam kepada Raden Patah. Ambisi Sunan Ampel untuk mendominasi agama

Islam melalui Kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa tidak hanya dengan

merekrut Raden Patah sebagai “peminpin” pemberontak Majapahit.

Selama dalam masa persinggahan, Raden Patah (Jin Bun) dan Raden Kusen

(Kin San) kemudian mempelajari agama Islam yang diajarkan oleh Sunan Ampel

(Bong Swi Hoo). Raden Patah tertarik untuk mempelajari agama Islam dan singgah

sementara di Demak sedangkan Raden Kusen tetap melanjutkan perjalanan ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

49

Majapahit untuk menghadap Prabu Brawijaya V sebagai bukti dharma baktinya

kepada raja Brawijaya V. hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut ini:

Setelah beberapa lama, Raden Kusen mengingatkan, mereka masih harus

pergi ke Majapahit. Raden Patah menolak. Ia tak mau lagi ke sana, karena tak

ingin mengabdi kepada raja yang lain agamanya dari dia (Sindhunata, 2007:

28).

Berdasarkan kutipan di atas, Raden Patah yang telah menganut agama Islam

kemudian mendirikan kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.

Raden Patah telah berhasil didoktrin oleh Sunan Ampel untuk memeluk agama baru

yaitu Islam. Lain halnya dengan Raden Kusen, dia tetap melanjutkan perjalanan ke

Majapahit untuk menghadap Prabu Brawijaya. Berdasarkan kutipan di atas, Raden

Patah telah mendirikan padepokan bernama Bintara. Padepokan tersebut menjadi

pusat untuk memperdalam ilmu agama Islam yang diajarkan oleh Sunan Ampel

kepada Raden Patah. Di bawah pimpinan Raden Patah pedepokan Bintara menjadi

jaya dan terkenal sampai ke seluruh pulau Jawa. Raden Patah yang memilih tetap

tinggal di Ngampeldenta berusaha untuk terus memperdalam agama Islam. Guna

menyebarkan agama Islam sebagai agama baru di pulau Jawa, Raden Patah berencana

mendirikan suatu padepokan di Ngampeldenta. Hal tersebut tergambar dalam kutipan

berikut ini:

Raden Patah berjalan sesuai dengan pesan gurunya. Di sebuah hutan, ia

mencium bau yang amat harum. Bau yang berasal dari gelagah. Inilah tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

50

yang yang dicarinya. Maka di sinilah ia mendirikan padepokannya. Dan

dinamainya tempat itu Bintara (Sindhunata, 2007: 28).

Dengan adanya pendirian padepokan yang akan menjadi cikal bakal

munculnya kerajaan Demak, usaha Raden Patah dan Sunan Ampel untuk

memusatkan penghayatan agama Islam menjadi terfasilitasi. Padepokan ini

diharapkan oleh Raden Patah dan Sunan Ampel mempermudah penyebaran agama

Islam di pulau Jawa yang pada saat itu masih didominasi oleh agama Hindhu.

Raden Patah memiliki pendapat bahwa selain agama Islam tidak boleh ada

agama lain yang ada di pulau Jawa. Kemunculan hal ini tidak terlepas dari perubahan

sikap drastis yang ditunjukkan oleh Raden Patah setelah memeluk agama Islam.

Kaum Tionghoa pun mulai merasakan agama Islam menjadi kekuatan baru di

Majapahit selain agama Hindhu yang telah ada terlebih dahulu. Demak yang berubah

menjadi kerajaan, semakin lama mulai memperbesar pengaruh agama Islam di Pulau

Jawa.

Kerajaan Demak menjadi daerah yang mendominasi kemajuan di segala

bidang dibandingkan daerah-daerah kekuasaan kerajaan Majapahit lainnya. Di tangan

Raden Patah, Demak menjelma menjadi daerah yang disegani di pulau Jawa.

Kerajaan Demak juga menjadi pusat pengembangan agama Islam di pulau Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

51

3.1.2 Hegemoni kerajaan Demak terhadap Kaum Tionghoa

Hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa dimulai sejak adanya

rencana pemberontakan Demak terhadap kerajaan Majapahit. Sebelum melakukan

pemberontakan ke Majapahit, Sunan Ampel ingin memperkokoh ajaran agama Islam

yang mulai mendominasi di pulau Jawa, Sunan Ampel sengaja menjodohkan Raden

Patah dengan keluarganya sendiri. Hal tersebut seperti yang tergambar dalam kutipan

di bawah ini:

Sementara itu, Raden Patah tetap mendalami ilmunya di Ngampeldenta Sunan

Ngampeldenta kemudian mengambilnya menjadi menantu. Ia mengawinkan

Raden Patah dengan cucunya, Nyai Ageng Mendaka, anak Nyai Ageng

Manyura, putri sulungnya (Sindhunata, 2007: 28).

Berdasarkan kutipan di atas, Raden Patah dijodohkan dengan cucu Sunan

Ampel sendiri. Pernikahan campuran antara Raden Patah yang latar belakang Hindhu

dengan Nyai Ageng Mendaka yang berlatar belakang agama Islam sengaja dilakukan

oleh Sunan Ampel. Raden Patah tidak kuasa untuk menolak perkawinan tersebut

karena mengingat banyak jasa yang telah dilakukan Sunan Ampel kepada dirinya

termasuk merubah paradigma (cara berpikir) Raden Patah terhadap Prabu Brawijaya

V.

Langkah perkawinan campuran ini merupakan usaha untuk semakin

memperkokoh hegemoni Kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa. Kaum Tionghoa

tidak mempunyai kuasa dengan keadaan yang demikian. Prabu Brawijaya yang

mengetahui perkembangan pesat kemajuan Demak di bawah pimpinan Raden Patah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

52

merasa gembira. Prabu Brawijaya memuji kemajuan yang dialami Demak di bawah

tangan Raden Patah.

Hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa diawali oleh

penyerangan kerajaan Majapahit oleh Raden Patah. Penyerangan kerajaan Majapahit

oleh kerajaan Demak tidak dilakukan oleh Raden Patah sendiri. Dia mendapatkan

dukungan dari berbagai pihak termasuk dari pihak-pihak yang sebelumnya telah

terhegemoni oleh kerajaan Majapahit. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut ini:

“Akhirnya saatnya pun tiba. Di Demak, bergabunglah menjadi satu kekuatan-

kekuatan yang hendak menyerang Majapahit. Kecuali Adipati Terung, meraka adalah

Bupati Madura, Arya Tedja dari Tuban, Bupati Sura Pringga, dan penguasa Giri”

(Sindhunata, 2007: 30-31).

Masa transisi pergantian puncak kekuasaan Majapahit dari tangan Prabu

Brawijaya ke tangan Raden Patah berjalan dengan mulus. Meskipun peralihan

kekuasaan dari Parabu Brawijaya kepada Raden Patah harus diawali dengan

peperangan.

Hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa meliputi hegemoni

agama, hegemoni politik, hegemoni ekonomi, dan hegemoni budaya. Hegemoni

agama kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa ditandai dengan pendirian kerajaan

Demak oleh Raden Patah. Hegemoni politik kerajaan Demak terhadap kaum

Tionghoa ditandai dengan pelarangan kaum Tionghoa untuk menyelenggarakan

aktivitas adat leluhur mereka sendiri. Hegemoni ekonomi kerajaan Demak terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

53

kaum Tionghoa tergambar dalam pembentukan kaum Tionghoa sebagai kaum yang

eksklusif yang pada ujungnya akan menjadikan kaum Tionghoa sebagai pihak yang

dibenci oleh masyarakat pribumi melalui motif ekonomi. Hegemoni budaya kerajaan

Demak terhadap kaum Tionghoa tergambar pada pelarangan kerajaan Demak

terhadap kegiatan budaya leluhur kaum Tionghoa. Hegemoni-hegemoni tersebut di

atas akan diuraikan lebih lanjut dalam sub-sub bab di bawah ini.

3.1.2.1 Hegemoni Agama Kerajaan Demak

Hegemoni agama berfungsi untuk menciptakan common sense terhadap suatu

golongan tertentu. Common sense meliputi sistem-sistem kepercayaan meneyeluruh,

tahayul, dan opini-opini (Faruk 2005: 70-71).

Menurut Girard (2006:211) agama berfungsi untuk menundukkan kekerasan,

dan menjaga supaya kekerasan itu tidak liar. Akan tetapi agama dijadikan kedok

permainan kekuasaan politik oleh Kaum Jawa untuk membuat suatu tatanan

kehidupan baru di Majapahit. Tatanan yang tentunya sesuai dengan apa yang menjadi

kehendak pihak penguasa. Agama telah menjadi alat bagi kaum Jawa untuk

melanggengkan kekuasaan suatu rezim.

Demak merupakan kerajaaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak

lahir karena Raden Patah yang pada saat itu sedang dalam perjalanan ke Pulau Jawa

bersama dengan adik tirinya yaitu Raden Kusen untuk menghadap Prabu Brawijaya V

sebagai kewajibannya atas telah diberikannya kekuasaan di Palembang. Di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

54

perjalanan mereka menuju Majapahit, mereka bertemu dengan seseorang tokoh

agama Islam yang kemudian dikenal dengan Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) di daerah

Ngampeldenta. Di sana mereka berdua memeluk agama baru yaitu agama Islam

seperti yang digambarkan dalam kutipan berikut ini :

Kapal singgah di Sura Pringga. Raden Patah dan Raden Kusen turun, terus

berjalan ke Ngampeldenta. Di sana mereka memeluk agama baru, dan

berguru kepada Sunan Ngampeldenta (Sindhunata, 2007: 28).

Dalam kutipan di atas, terlihat jika Raden Patah dan Raden Kusen telah

memeluk agama baru yaitu Islam dari sebelumnya memeluk agama Hindu. Perubahan

agama yang dianut oleh keduanya membuat perubahan paradigma (mind set)

keduanya berubah mengenai kepercayaan. Di bawah bimbingan dan arahan dari

Sunan Ampel mereka berdua kemudian mempunyai pandangan berbeda mengenai

Kerajaan Majapahit yang bernafaskan dengan nuansa Agama Hindhu. Agama Hindhu

yang kental dengan kegiatan ritus pemujaan dewa dan hal-hal yang mistis tentu

sangat bertolak belakang dengan Agama Islam.

Di Ngampeldenta mereka berdua mendapat doktrin baru yaitu agama Islam.

Seiring pendalaman agama baru selama di Ngampeldenta, Raden Kusen kemudian

berpikir bahwa dia bersama Raden Patah harus kembali menghadap Prabu Brawijaya

V sebagai raja Majapahit. Raden Kusen merasa bahwa ia harus segera menghadap

Prabu Brawijaya di Majapahit sebagai bukti dharma bakti diri seorang hamba kepada

rajanya. Dia takut bahwa raja Brawijaya akan marah apabila mereka tidak kembali

menghadap dirinya lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

55

Lain halnya dengan Raden Kusen, Raden Patah tetap ingin berada di sana

untuk lebih memperdalam agama Islam dan meninggalkan agama Hindhu

sepenuhnya. Menurut Mulyana (2008:50) Sunan Ngampel memberi nasihat kepada

Raden Patah untuk menetap di Bintara alias Gelagah wangi. Nasihat itu diindahkan

oleh Raden Patah. Raden Patah lebih memilih tetap tinggal di Ngampeldenta untuk

mendalami agama Islam yang telah diajarkan oleh Sunan Ampel seperti yang

dideskripsikan dalam kutipan berikut :

Setelah beberapa lama, Raden Kusen mengingatkan, mereka masih harus

pergi ke Majapahit. Raden Patah menolak. Ia tak mau lagi ke sana, karena tak

ingin mengabdi kepada raja yang lain agamanya dari dia (Sindhunata, 2007:

28).

Berdasarkan kutipan di atas, Raden Patah telah berubah dan berhasil didoktrin

penuh oleh Sunan Ampel. Raden Patah menganggap semua agama di luar agama

Islam adalah „kafir‟. Oleh karena itu, dia memilih untuk tetap tinggal di

Ngampeldenta guna „memerangi‟ orang „kafir‟ di Majapahit yang tidak lain adalah

ayah kandungnya sendiri yaitu raja Brawijaya kelak. Untuk memuluskan langkahnya

mengkudeta Prabu Brawijaya, ia berusaha untuk mengumpulkan massa melalui diri

Sunan Ampel yang saat itu dikenal sebagai ulama Islam yang disegani di Demak.

Selain mengumpulkan massa dari pengikut Sunan Ampel, Raden Patah juga

memiliki cara untuk merebut hati dari Sunan Ampel. Dia berusaha untuk menjadi

bagian dari keluarga guru agamanya tersebut. Berkat pendekatan yang intens,

akhirnya Raden Patah berhasil meluluhkan hati dari salah seorang cucu Sunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

56

Ngampel. Di Ngampeldenta Raden Patah menikah dengan cucu Sunan Ampel, yaitu

Nyai Ageng Mendaka. Hal ini dijelaskan dalam kutipan berikut ini :

Sementara itu, Raden Patah tetap mendalami ilmunya di Ngampeldenta Sunan

Ngampeldenta kemudian mengambilnya menjadi menantu. Ia mengawinkan

Raden Patah dengan cucunya, Nyai Ageng Mendaka, anak Nyai Ageng

Manyura, putri sulungnya (Sindhunata, 2007: 28).

Setelah menikah, Raden Patah sebagai murid dari Sunan Ampel menjadi lebih

terlegitimasi dan lebih aktif dalam penyebaran agama Islam. Ia telah mendapat

pengakuan dari Sunan Ampel sendiri. Oleh sebab itu, Sunan Ampel menilai Raden

Patah layak untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh Pulau Jawa. Untuk

mengumpulkan pengikut di Ngampeldenta, Sunan Ampel membangun sebuah tempat

(padepokan). Padepokan itu terletak di daerah Bintara yang kelak akan menjadi cikal

bakal kerajaan Demak Bintara. Demak Bintara lahir setelah Raden Patah mendapat

petunjuk dari Sunan Ngampel seperti dituliskan dalam kutipan berikut ini:

Raden Patah berjalan sesuai dengan pesan gurunya. Di sebuah hutan, ia

mencium bau yang amat harum. Bau yang berasal dari gelagah. Inilah tempat

yang yang dicarinya. Maka di sinilah ia mendirikan padepokannya. Dan

dinamainya tempat itu Bintara (Sindhunata, 2007: 28).

Di bawah pimpinan Raden Patah Bintara menjadi jaya dan terkenal sampai ke

seluruh pulau Jawa. Kabar kemasyuran Bintara itu pun sampai juga di telinga Prabu

Brawijaya. Prabu Brawijaya mengetahui bahwa Demak Bintara dipimpin oleh

anaknya sendiri. Maka dia mengutus Raden Kusen yang saat itu telah menjabat

sebagai seorang adipati di Terung untuk mengajak Raden Patah menghadap

kepadanya. Raden Kusen pun bergegas menemui kakaknya tersebut di Bintara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

57

Setibanya di Bintara Raden Kusen membujuk Raden Patah untuk menghadap Prabu

Brawijaya di Majapahit.

Akhirnya setelah bujukan Raden Kusen berhasil, mereka berdua lalu pergi ke

Majapahit. Setibanya di Majapahit Raden Patah disambut dengan baik oleh Prabu

Brawijaya. Prabu Brawijaya bangga atas apa yang ditunjukkan oleh Raden Patah,

anaknya sendiri. Tak henti-hentinya pujian dilontarkan oleh Prabu Brawijaya

terhadap Raden Patah. Akhirnya, kerajaan Demak pun diakui kekuasaan oleh Prabu

Brawijaya setelah anaknya sendiri menghadap kepada dirinya (Prabu Brawijaya). Hal

tersebut terdeskripsikan dalam kutipan berikut ini :

Betapa girang hati Prabu Brawijaya, setelah ia melihat Raden Patah berada di

hadapannya. “Nyata bagus bocah iki, teka memper lawan panjenenganingsun

(Sungguh tampan anak ini, persis mirip dengan diri saya)”, kata sang raja

bangga. Maka Prabu Brawijaya memaklumkan, Raden Patah adalah anaknya.

Diakuinyalah kekuasaannya di Bintara. Malahan ia memujikan, kelak Bintara

akan besar dan menjadi negara bernama Demak. Dengan tulus ikhlas ia

diahadiahi pasukan berjumlah satu laksa (Sindhunata, 2007: 29).

Setelah menghadap dan mendapat pujian dari Prabu Brawijaya, Raden Patah

kembali ke Bintara. Dia tidak mabuk pujian dan tetap setia dengan komitmennya

untuk “mengislamkan” Majapahit. Dia malah menjadi semakin mantab dengan

niatnya tersebut. Kemudian dia menghadap Sunan Ngampel untuk mengutarakan

keinginannya itu. Sunan berusaha untuk menenangkan hati Raden Patah supaya ia

tidak terburu-buru mewujudkan niatnya tersebut.

Sunan Ampel memberikan nasihat bahwa apabila Raden Patah ingin

mewujudkan impiannya tersebut, berarti ia juga harus “mengislamkan” ayahnya juga

yaitu Prabu Brawijaya. Beliau mengingatkan Raden Patah supaya ia berpikir ulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

58

dengan niatnya tersebut. Ia mengingatkan bahwa Prabu Brawijaya telah sangat baik

kepada dirinya dengan memberikan pengakuan terhadap berdirinya kerajaan yang

dipimpin oleh Raden Patah di Ngampeldenta. Salah satu nasehat Sunan Ampel

dijabarkan dalam kutipan berikut ini:

Sampai sekarang aku tak halangi untuk menyebarkan agama baru di Tanah

Jawa. Jika ayahmu belum ngrasuk agama kita, itu hanya karena Allah

Pangeran belum memperkenankannya. Janganlah kamu nggege mangsa,

tunggu sampai waktunya tiba, semuanya akan terlaksana dengan sendirinya

(Sindhunata, 2007:30).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa sebetulnya Sunan Ampel sudah merasa

yakin bahwa Raden Patah akan berusaha untuk “mengislamkan” Majapahit. Sunan

Ampel memilih untuk bersikap pragmatis dengan tidak menyetujui terlebih dahulu

keinginan Raden Patah tersebut. Ia mencoba untuk melihat situasi dan memanfaatkan

kondisi harmonis yang terjadi diantara Demak dan Majapahit. Hubungan yang

harmonis tersebut merupakan jalan yang aman tanpa harus mengadakan “perang”

dengan agama Hindu. Kemasyuran Raden Patah dan kerajaan Demak dinilai Sunan

Ampel sebagai credit point (nilai tambah) yang sangat berguna bagi proses

penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Demak yang sudah mendapat pengakuan secara resmi dari Majapahit seakan

mendapat angin segar merasa kian bebas untuk menyebarkan agama Islam di tanah

Jawa. Karena perkembangan kerajaan Demak yang tumbuh menjadi sebuah kerajaan

pusat penyebaran agama Islam, Raden Patah pun lupa dengan kewajibannya rutin

untuk menghadap Prabu Brawijaya. Seiring dengan kemajuan pesat yang dialami oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

59

keraajaan Demak, Raden Patah menjadi gelap mata dan sudah tidak lagi menganggap

Prabu Brawijaya sebagai rajanya lagi.

Hegemoni agama itu semakin nampak ketika imam pertama dari masjid

Demak adalah Sunan Bonang yang merupakan anak dari Raden Patah / Raden

Rahmat dari Ngampeldenta hasil pernikahannya dengan cucu Sunan Ampel yaitu

Nyai Ageng Mendaka (De Graaf- Pigeaud 1974: 53). Akan tetapi untuk

mengislamkan Majapahit, Demak tidak bisa berjuang sendiri. Demak membutuhkan

dukungan dari berbagai pihak supaya dapat menjadi lebih kuat dalam menghadapi

Majapahit, seperti yang digambarkan dalam kutipan berikut ini:

Kecuali Adipati Terung, mereka adalah Bupati Madura, Arya Teja dari Tuban,

Bupati Sura Pringga, dan penguasa Giri. Mereka membawa semua pasukan

mereka dan pergi menyerang Majapahit (Sindhunata, 2007: 31).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Demak telah berhasil mendapatkan

dukungan dari berbagai pihak. Adipati Terung yang semula setia kepada raja

Brawijaya pun membelot kepada Demak. Demak yang menjelma menjadi kerajaan

Islam yang besar mulai menunjukkan kekuasannya di tanah Jawa. Raden Patah mulai

mantap untuk menyebarkan agama Islam sebagai agama baru di tanah Jawa.

Kemantapan Raden Patah ini sejalan dengan jangka (ramalan) yang telah ada

sebelumnya seperti kutipan di bawah ini:

Raden Patah tetap menolak untuk datang menghadap sang raja. Katanya

(Raden Patah) sudah menjadi jangka (ramalan) yang pasti terjadi, Demak

akan menjadi kerajaan baru, yang menjadi pusat tanah Jawa, dengan agama

yang baru pula (Sindhunata, 2007: 30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

60

Berdasarkan kutipan di atas Raden Patah menjadi semakin mantab untuk

menyebarkan agama Islam sebagai agama baru di tanah Jawa. Raden Patah bahkan

sudah tidak takut kepada Prabu Brawijaya yang merupakan raja Majapahit, kerajaan

yang menguasai tanah Jawa. Sesuai kutipan di atas, Raden Patah beranggapan bahwa

menyebarkan agama Islam sebagai agama baru di Jawa merupakan suatu kewajiban

dan untuk menggenapi jangka (ramalan) yang telah ada. Bahkan, Raden Patah berani

menganggap agama selain agama Islam adalah agama yang „kafir‟ (halaman 44).

Kemunculan agama baru (Islam) ini telah mendeskripsikan hegemoni Islam

terhadap Hindu, bahkan hal ini dipertegas oleh serangan Raden Patah terhadap

kekuasaan sang Ayah (Majapahit). Imbas lain dalam pergeseran corak kekuasaan ini

adalah berubahnya sistem sosial di Jawa, termasuk kaum Tionghoa. Hal ini berakibat

kepada kaum Tionghoa yang menjadi hidup dalam ketidaknyamanan. Kaum

Tionghoa merasa menjadi tidak sebebas dulu lagi untuk berinteraksi dengan

masyarakat pribumi seperti pada masa Prabu Brawijaya.

3.1.2.2 Hegemoni Politik Kerajaan Demak

Hegemoni politik merujuk pada pengertian bahwa masyarakat sipil yang

menentukan jalannya suatu negara melalui tangan suatu kelompok yang mendominasi

dengan seperangkat aturan hukum. Hukum dan aturan politik digunakan untuk

menjalankan suatu roda pemerintahan (Patria- Arif 2005: 133).

Kerajaan Demak di tangan Raden Patah berusaha untuk memperluas

kekuasaannya di pulau Jawa. Raden Patah dari Ngampeldenta adalah putera dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

61

Prabu Brawijaya V yang berasal dari salah seorang selirnya yaitu Putri Cina. Kaum

Tionghoa pada masa kerajaan Demak dipaksa tunduk pada aturan yang telah dibuat

oleh kerajaan Demak. Pelarangan tersebut nampak dalam titah/ perintah Raden Patah

kepada kaum Tionghoa seperti dalam kutipan berikut ini:

“Tak ada lagi barongsai, samsi, liong atau leang-leong, serta wayang potehi

yang dulu pernah menghibur banyak orang, dan bahkan disukai juga oleh

orang-orang pribumi. Orang-orang Cina juga tidak mudah menjalankan ibadat

mereka di kelenteng-kelenteng”. (Sindhunata, 2007:110).

Berdasarkan kutipan di atas, titah Raden Patah menyatakan bahwa kaum

Tionghoa dilarang untuk menyelenggarakan akitivitas sosial budaya leluhur mereka

sendiri. Pelarangan ini merupakan bentuk dari kekuasaan politik yang telah diperoleh

Raden Patah setelah berhasil menaklukkan kerajaan Majapahit. Kaum Tionghoa

diarahkan oleh kerajaan Demak menjadi suatu golongan yang ekslusif sehingga dapat

menimbulkan kebencian serta stereotype oleh kalangan rakyat biasa.

Melalui hegemoni politik yang telah diperoleh Raden Patah, pihak penguasa

membuat stereotype terhadap Kaum Tionghoa. Stereotype terbentuk berdasarkan

suatu pendapat yang sudah ada sebelumnya kemudian diperkuat oleh pengamatan

pribadi secara sepintas dan biasanya berkonotasi negatif. Stereotype bisa

menumbuhkan fanatisme dan kecurigaan yang akhirnya akan semakin menutup diri

masing-masing kelompok dan memperkuat stereotype itu sendiri (Hariyono

:1994:57). Stereotipe ini tergambar dalam kutipan berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

62

“Begitu terjadi pertikaian, orang Cina menjadi salah karena gila dagang

sehingga tak memberi kesempatan pada orang lain untuk berdagang”. (Sindhunata,

2007: 80).

Stereotype manusia Cina biasa disebutkan sebagai orang yang memiliki sikap

tertutup, angkuh, egoistis, dan materialistis. Tapi kadang-kadang menunjukkan sikap

ramah, murah hati, rajin, ulet, namun juga dengan mudah menghambur-hamburkan

materi, suka berpesta dan berspekulasi (Hariyono: 1994: 58).

Selain melalui pembuatan aturan pelarangan penyelenggaraan kegiatan sosial

budaya, kerajaan Demak dengan cerdik menggunakan hegemoni politik yang mereka

miliki dengan cara memperalat Raden Patah yang merupakan anak dari seorang kaum

Tionghoa untuk melawan ayahnya sendiri yaitu Prabu Brawijaya.

Raden Patah yang telah berhasil didoktrin oleh Sunan Ampel secara „tidak

sengaja‟ dijodohkan dengan sanak keluarganya sendiri. Dia diusahakan untuk

menjadi bagian dari keluarga guru agamanya tersebut. Di Ngampeldenta Raden Patah

menikah dengan cucu Sunan Ampel yaitu Nyai Ageng Mendaka, seperti yang

dijelaskan dalam kutipan berikut ini :

Sementara itu, Raden Patah tetap mendalami ilmunya di Ngampeldenta Sunan

Ngampeldenta kemudian mengambilnya menjadi menantu. Ia mengawinkan

Raden Patah dengan cucunya, Nyai Ageng Mendaka, anak Nyai Ageng

Manyura, putri sulungnya (Sindhunata, 2007: 28).

Setelah menikah kemudian Raden Patah menjadi lebih terlegitimasi dan lebih

aktif dalam penyebaran agama Islam. Raden Patah telah mendapat pengakuan dari

Sunan Ampel sendiri. Oleh sebab itu, Sunan Ampel menilai Raden Patah layak untuk

menyebarkan agama Islam ke seluruh pulau Jawa. Kerajaan Demak ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

63

melanggengkan hegemoni yang telah mereka miliki untuk selama-lama, meskipun

kekuasaan itu diperoleh dengan cara pertumpahan darah. Keadaan yang demikian

membuat kehidupan kaum Tionghoa menjadi tidak nyaman lagi.

Kerajaan Demak yang menebar konflik di bumi Majapahit berusaha untuk

lepas tangan atas apa yang mereka perbuat. Mereka berusaha untuk mencari pihak

yang layak dipersalahkan atas kekacauan yang terjadi. Kerajaan Demak

menggunakan kekuasaan politik yang mereka miliki. Oleh sebab itu, kerajaan Demak

menjadikan kaum Tionghoa sebagai tameng untuk melegitimasi perbuatannya.

Keadaan ini diperparah dengan sikap dan perilaku kaum Tionghoa yang

dianggap tidak sesuai dengan pandangan hidup Jawa. Kaum Tionghoa dirasa hanya

mau mementingkan dirinya sendiri dan kelompoknya. Hal tersebut ditunjukkan

dengan kutipan berikut ini:

Harta. Kekayaan. Pelit. Gila dagang. Apa salahnya orang Cina dengan itu

semuanya? Tidak, mereka tidak salah karena mereka memiliki harta,

kekayaan, pelit, dan gila dagang. Mereka bersalah, karena mereka lupa dan

tidak peduli, bahwa sewaktu-waktu mereka bisa disalhkan dan dikorbankan,

bila sedang terjadi pertikaian (Sindhunata, 2007: 80).

Perilaku kaum Tionghoa yang mementingkan dirinya sendiri membuat

mereka semakin menjadi terpinggirkan. Rasa toleransi terhadap kaum Tionghoa

menjadi hilang sehingga dengan mudah pihak penguasa menghasut rakyat untuk

membenci kaum Tionghoa. Berbagai propaganda dan hasutan yang diprakasai pihak

penguasa menemui titik temunya. Momentum kebencian kalangan bawah kaum Jawa

terhadap kaum Tionghoa dengan lihai dipergunakan oleh pihak penguasa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

64

mengorbankan kaum Tionghoa sebagai kambing hitam atas kekacauan yang terjadi.

Hal tersebut dituliskan dalam kutipan berikut ini:

“Mudah, Sinuwun. Sekali lagi hamba katakan, itu sungguh mudah! Alihklan

saja segala kekerasan yang mau pecah itu kepada orang-orang Cina. Setelah

itu Sinuwun akan mengendalikan keadaan dengan lebih mudah” kata Patih

Wrenggono. Ia tersenyum tanpa perasaan (Sindhunata, 2007: 134).

Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa pihak penguasa berusaha

untuk menjadikan Kaum Tionghoa sebagai kambing hitam atas kekacauan yang

mereka perbuat. Pihak penguasa menghasut golongan rakyat Jawa untuk

menimbulkan api kebencian terhadap Kaum Tionghoa yang berada di dalam

ketakutan dan berhati- hati dalam beraktivitas.

Selain sebagai diposisikan sebagai kambing hitam Kaum Tionghoa

dideskripsikan memiliki harga diri di mata rakyat pribumi. Kaum Jawa dalam hal ini

direpresentasikan oleh kerajaan Demak menjadikan kaum Tionghoa layaknya sebuah

boneka mainan belaka. Kaum Tionghoa diperlakukan semena-mena oleh pihak

penguasa untuk menjadikan kaum Tionghoa sebagai “sapi perahan” seperti dalam

kutipan berikut ini:

“Mereka memang menjadi luar biasa kaya. Tapi mereka tidak ingat, bahwa

dengan demikian mereka ditaruh di titik rawan yang paling gawat. Ya, mereka

tidak sadar bahwa, mereka dijadikan sandaran yang enak bagi keluarga dan

pengikut Prabu Amurco Sabdo dalam menambah nikmat. Mereka bangga,

karena mau bekerja keras, padahal keringat mereka sedang diperas.

Kelihatannya mereka kaya, dan hidup mewah padahal diam-diam mereka

habis-habisan diperah” (Sindhunata, 2007: 104).

Harga diri kaum Tionghoa yang sudah tidak ada lagi di mata rakyat pribumi.

Eksistensi Kaum Tionghoa dalam kehidupan masyarakat pribumi menjadi tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

65

terlihat lagi. Strata sosial kaum Tionghoa yang dahulunya menjadi golongan yang

dipandang dalam sistem sosial masyarakat pribumi menjadi tidak dihiraukan. Kaum

Tionghoa menjadi tidak berpengaruh lagi dan hal ini merupakan dampak dari

politisasi yang dilakukan oleh penguasa Medang Kamulan.

Kedudukan kaum Tionghoa yang telah lemah di hadapan rakyat memudahkan

pihak penguasa untuk memperlakukan kaum Tionghoa sesuai dengan kehendak

penguasa. Kaum Tionghoa menjadi “kambing hitam” ketika keadaan politik di

kerajaan tidak stabil seperti kutipan di bawah ini:

“Senapati, kuakui memang aku memberi kesempatan kepada orang-orang

Cina. Kuakui mereka telah banyak membantu aku dengan kekayaan mereka.

Kupuji mereka sebagai orang-orang yang mau bekerja keras. Semata-mata

hanya supaya kekayaan mereka bisa kuperas. Sementara kubiarkan mereka

terus menumpuk harta, dan menjadi semakin kaya, menuruti keserakahan

mereka. Dengan demikian mereka menjadi kelompok yang menimbulkan

kecemburuan dan iri. Kecemburuan dan keirian terhadap mereka itu sudah ada

di dalam diri rakyat negeri ini. Sekarang, negeri ini sedang dilanda kekacauan.

Kalau menyulut api kebencian dan keiirian terhadap orang Cina itu adalah

satu-satunya jalan dan celah untuk menyelamatkan negeri ini dari kekacauan,

mengapa hal itu tidak kita kerjakan?” kata Prabu Amurco Sabdo”

(Sindhunata, 2007:135).

Berdasarkan kutipan di atas, Kaum Tionghoa menjadi “Kambing hitam”

untuk menyelamatkan keadaan kerajaan Medang Kamulan dari kekacauan. Kaum

Tionghoa dimanfaatkan oleh Prabu Amurco Sabdo untuk menstabilkan kembali

keadaan politik di Medang Kamulan. Prabu Amurco Sabdo tidak lagi mempedulikan

kehidupan kaum Tionghoa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

66

3.1.2.3 Hegemoni Ekonomi Kerajaan Demak

Hegemoni ekonomi digunakan untuk mempengaruhi aktivitas suatu negara

dan masyarakat. Ekonomi dijadikan alat negara untuk memperoleh legitimasi negara

di mata masyarakat (Patria-Arif 2005: 136).

Kaum Tionghoa yang mayoritas bekerja sebagai pedagang menjadi seperti

sapi perahan. Mereka hanya dianjurkan untuk berdagang dan berdagang saja demi

kemakmuran kerajaan. Akibatnya kaum Tionghoa terkesan menjadi kelompok yang

eksklusif di mata rakyat kecil seperti dalam kutipan berikut ini:

“Harta. Kekayaan. Pelit. Gila dagang. Apa salahnya orang Cina dengan itu

semua ? Tidak, mereka tidak salah karena mereka memiliki harta, kekayaan,

pelit dan gila dagang. Mereka bersalah, karena mereka lupa dan tidak peduli,

bahwa sewaktu-waktu mereka bisa disalahkan dan dikorbankan, bila sedang

terjadi pertikaian”. (Sindhunata, 2007: 80).

Ekslusivitas kaum Tionghoa tersebut memang sengaja diciptakan oleh pihak

kerajaan untuk menutupi pertikaian yang terjadi di kalangan elit kerajaan. Hal ini

bertujuan apabila sewaktu-waktu terjadi kekacauan dalam pemerintahan, kaum

Tionghoa akan menjadi pihak yang akan dikorbankan. Pihak kerajaan berusaha untuk

menggiring opini masyarakat agar memandang kaum Tionghoa sebagai golongan

yang mewah dan bergaya hidup tinggi.

Akibat dari keekslusifan kaum Tionghoa dalam struktur sosial masyarakat

Demak, pihak elit kerajaan Demak dengan mudah dapat menggunakan kaum

Tionghoa sebagai perisai atas kekacauan sistem pemerintahan di kerajaan Demak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

67

Kaum Tinghoa yang gila dagang memungkinkan mereka untuk memonopoli

kehidupan ekonomi. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut ini:

“Begitu pecah pertikaian, orang Cina menjadi salah karena gila dagang, sehingga

tak memberi kesempatan pada orang lain untuk juga berdagang” (Sindhunata, 2007:

80).

Kaum Tionghoa yang telah memonopoli kehidupan ekonomi kerajaan Demak

menjadikan kaum Tionghoa leluasa memegang kendali atas keadaan perekonomian di

kerajaan Demak khususnya dalam lingkungan masyarakatnya. Ini mendeskripsikan

jika Kaum Tionghoa didskripsikan sebagai bangsa yang kaya secara materil. Akan

tetapi, Kaum Tionghoa tidak memiliki hak monopoli yang melawati batas teritorial

ekonomi kerajaan Demak. Hal ini berdampak kepada hak politik Kaum Tionghoa

yang tidak dapat menjaga kekayaan materilnya karena dominasi hak ekonomi yang

dikuasai oleh kerajaan Demak (bangsa jawa).

3.1.2.4 Hegemoni Budaya Kerajaan Demak

Kekuasaan yang dimiliki oleh keraajaan Demak juga telah mampu mengatur

aspek kehidupan dan adat-istiadat kaum Tionghoa. Kerajaan Demak melarang

penyelenggaraan kegiatan budaya leluhur kaum Tionghoa. Kejadian tersebut tampak

dalam kutipan berikut ini:

“Tak ada lagi barongsai, samsi, liong atau leang-leong, serta wayang potehi

yang dulu pernah menghibur banyak orang, dan bahkan disukai juga oleh

orang-orang pribumi. Orang-orang Cina juga tidak mudah menjalankan ibadat

mereka di kelenteng-kelenteng. Bahkan mereka tidak diperbolehkan

merayakan tahun baru Cina. Orang Cina yang nekat terpaksa merayakan tahun

barunya dengan sembunyi-sembunyi”(Sindhunata 2007:110).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

68

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa kaum Tionghoa dilarang untuk

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budaya mereka sendiri.

Kerajaan Demak dengan segala otoritasnya tidak memperbolehkan kaum Tionghoa

untuk tetap melestarikan budaya leluhur mereka sendiri.

Kaum Tionghoa dengan segala keterbatasannya berusaha untuk tetap hidup

rukun berdampingan dengan kaum Jawa sebagai golongan minoritas di tanah Jawa.

Akan tetapi, kaum Jawalah (kerajaan Demak) yang tidak mau bertoleransi kepada

mereka. Kerajaan Demak berusaha untuk merepresi kaum Tionghoa. Kehausan

kerajaan Demak atas kekuasaan telah mengakibatkan kaum Tionghoa sebagai pihak

yang dipersalahkan.

Sikap represif kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa juga disesalkan oleh

Putri Cina. Putri Cina sebagai ibu dari Raden Patah merasa sedih dengan apa yang

dilakukan oleh Raden Patah terhadap Kaum Tionghoa leluhurnya sendiri. Hal

tersebut digambarkan dalam kutipan berikut ini:

“Sungguh sedihlah hati Putri Cina memikirkan itu semua. Ia merasa ikut

bersalah, karena dialah ibunda Raden Patah. Hidup manusia memang harus

berubah. Karena itu sejarah juga senantiasa berubah, seperti yang sekarang

dibuat Raden Patah. Tapi mestikah ini semua membuat adat-istiadat

menghormati orang tua yang diwarisinya dari Cina juga ikut patah? Akankah

perbuatan yang salah ini kelak membuat hidupnya sendiri terkena musibah?

Mana lagi inti dan pokok hidup yang bisa membuatnya bahagia, jika hormat

pada orangtua sudah bubrah?” (Sindhunata, 2007:37).

Berdasarkan kutipan di atas, sikap dan perbuatan Raden Patah terhadap kaum

Tionghoa disayangkan oleh Putri Cina. Raden Patah sudah tidak mempedulikan lagi

adat-istiadat Cina untuk menghormati orang tua. Putri Cina khawatir bila nanti apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

69

yang telah dilakukan oleh Raden Patah menjadi efek yang tidak baik bagi kehidupan

kaum Tionghoa di tanah Jawa. Kutipan di atas dapat dianggap sebagai dominasi

budaya Jawa dalam hal ini budaya Islam dalam diri Raden Patah, seorang Tionghoa

yang lebih memilih melanggar budaya Tionghoa, yaitu penghormatan kepada

orangtua.

Kaum tionghoa menjadi terasing di dalam kehidupan masyarakat Demak.

Mereka (kaum Tionghoa) harus tunduk kepada pihak kerajaan Demak yang

mengubah tatanan kehidupan sosial. Salah satu dari perubahan tatanan sosial tersebut

adalah penggantian nama kaum Tionghoa menjadi nama pribumi seperti dalam

kutipan berikut ini:

“Memang sejak Prabu Amurco Sabdo menggulingkan penguasa sebelumnya

seperti Ajisaka menggulingkan Dewata Cengkar, orang-orang Cina dilarang

menjalankan kebudayaannya. Nama merekapun harus diganti dengan nama

pribumi asli. Dihapuslah nama-nama Cina di Tanah Jawa ini. Padahal

tidakkah nama itu adalah warisan yang mereka terima turun-temurun ? Dan

dalam nama itu mereka menyimpan siapa diri mereka sesungguhnya ? Apa

artinya mereka kaya, jika mereka tiada lagi bernama ?” (Sindhunta,

2007:110).

Berdasarkan kutipan di atas, kaum Tionghoa dilarang untuk menggunakan

nama asli mereka dan menggantinya dengan nama pribumi. Hal ini berakibat pada

hilangnya identitas budaya asli kaum Tionghoa. Penyeragaman nama kaum Tionghoa

mengakibatkan kaum pribumi sama dengan kaum Tionghoa sehingga mereka (kaum

Tionghoa) tidak mempunyai identitas budaya asli (Budaya Tionghoa).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

70

Ada tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni

total (integral), hegemoni yang merosot (decandent), dan hegemoni yang minimum.

Hegemoni integral ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati totalitas.

Masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang kokoh.Ini

tampak dalam hubungan organis antara pemerintah dan yang diperintah.

Hegemoni total (integral) Gramsci dalam kaitannya dengan analisis dominasi

dan hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa dalam novel Putri Cina

karya Sindhunata tampak ketika kerajaan Demak telah berhasil menguasai kerajaan

Majapahit sepenuhnya. Demak yang telah menjadi penguasa tunggal tanah Jawa

menggantikan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Brawijaya V. Seluruh rakyat baik

yang belatar belakang agama Islam maupun tidak (termasuk kaum Tionghoa) tunduk

kepada kerajaan Demak di bawah pimpinan Raden Patah.

Kepatuhan itu ditunjukkan dengan tidak adanya perlawanan oleh kaum

Tionghoa terhadap segala pelarangan aktivitas sosial budaya kaum Tionghoa. Kaum

Tionghoa dilarang untuk melakukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan adat-istiadat

mereka seperti pertunjukkan barongsai, liong juga samsi. Kaum tionghoa menjadi

terasing di dalam kehidupan masyarakat Demak. Mereka (kaum Tionghoa) harus

tunduk kepada pihak kerajaan Demak yang mengubah tatanan kehidupan sosial.

Salah satu dari perubahan tatanan sosial tersebut adalah penggantian nama kaum

Tionghoa menjadi nama pribumi seperti dalam kutipan berikut ini:

“Memang sejak Prabu Amurco Sabdo menggulingkan penguasa sebelumnya

seperti Ajisaka menggulingkan Dewata Cengkar, orang-orang Cina dilarang

menjalankan kebudayaannya. Nama merekapun harus diganti dengan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

71

pribumi asli. Dihapuslah nama-nama Cina di Tanah Jawa ini. Padahal

tidakkah nama itu adalah warisan yang mereka terima turun-temurun ? Dan

dalam nama itu mereka menyimpan siapa diri mereka sesungguhnya ? Apa

artinya mereka kaya, jika mereka tiada lagi bernama ?” (Sindhunta,

2007:110).

Berdasarkan kutipan di atas, kaum Tionghoa dilarang untuk menggunakan

nama asli mereka dan menggantinya dengan nama pribumi. Hal ini berakibat pada

hilangnya identitas budaya asli kaum Tionghoa. Penyeragaman nama kaum Tionghoa

mengakibatkan kaum pribumi sama dengan kaum Tionghoa sehingga mereka (kaum

Tionghoa) tidak mempunyai identitas budaya asli (Budaya Tionghoa).

Hegemoni yang merosot (decandent) adalah suatu keadaan ketika sistem yang

ada telah memenuhi kebutuhan atau sasarannya Suatu kelompok massa tidak selaras

dengan pemikiran yang dominan dari subjek hegemoni. Hegemoni merosot kerajaan

Demak terhadap kaum Tionghoa ditunjukkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan

oleh kaum Tionghoa atas kebijakan yang telah dibuat oleh Raden Patah. Kaum

Tionghoa sudah tidak merasakan kehidupan yang aman dan tentram lagi setelah

Majapahit jatuh ke tangan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah.

Kaum Tionghoa dengan segala keterbatasannya berusaha untuk tetap hidup

rukun berdampingan dengan kaum Jawa sebagai golongan minoritas di tanah Jawa.

Akan tetapi, kaum Jawalah (kerajaan Demak) yang tidak mau bertoleransi kepada

mereka. Kerajaan Demak berusaha untuk merepresi kaum Tionghoa. Kehausan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

72

kerajaan Demak atas kekuasaan telah mengakibatkan kaum Tionghoa sebagai pihak

yang dipersalahkan.

Sikap represif kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa juga disesalkan oleh

Putri Cina. Putri Cina sebagai ibu dari Raden Patah merasa sedih dengan apa yang

dilakukan oleh Raden Patah terhadap Kaum Tionghoa leluhurnya sendiri. Hal

tersebut digambarkan dalam kutipan berikut ini:

“Sungguh sedihlah hati Putri Cina memikirkan itu semua. Ia merasa ikut

bersalah, karena dialah ibunda Raden Patah. Hidup manusia memang harus

berubah. Karena itu sejarah juga senantiasa berubah, seperti yang sekarang

dibuat Raden Patah. Tapi mestikah ini semua membuat adat-istiadat

menghormati orang tua yang diwarisinya dari Cina juga ikut patah? Akankah

perbuatan yang salah ini kelak membuat hidupnya sendiri terkena musibah?

Mana lagi inti dan pokok hidup yang bisa membuatnya bahagia, jika hormat

pada orangtua sudah bubrah?” (Sindhunata, 2007:37).

Berdasarkan kutipan di atas, sikap dan perbuatan Raden Patah terhadap kaum

Tionghoa disayangkan oleh Putri Cina. Raden Patah sudah tidak mempedulikan lagi

adat-istiadat Cina untuk menghormati orang tua. Putr

Hegemoni minimum adalah kesatuan ideologis antara elit ekonomis, politis,

dan intelektual yang berlangsung bersamaan dengan keengganan terhadap setiap

campur tangan massa dalam hidup bernegara. Dalam kaitannya dengan analisis novel

Putri Cina hegemoni minimum ditunjukkan oleh kediktatoran Raden Patah yang

dirasakan sudah tidak lagi memandang kaun Tionghoa sebagai bagian dari rakyat

kerajaan Demak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

73

Kaum Tionghoa merasa terasing dan hanya dijadikan kambing hitam atas

kekacauan yang terjadi menjelang runtuhnya kerajaan Demak. Kekacauan yang

timbul akibat ketamakan Raden Patah mengakibatkan terjadinya chaos di kerajaan

Demak.

3.3 Rangkuman

Berdasarkan analisis di atas, terlihat bahwa kerajaan Demak berperan aktif

dalam dominasi dan hegemoni terhadap kaum Tionghoa. Dominasi kerajaan Demak

terhadap kaum Tionghoa mulai nampak sejak Demak dikuasai oleh Raden Patah (Jin

Bun). Raden Patah merupakan anak dari Prabu Brawijaya. Demak yang sebelumnya

merupakan daerah di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit berubah menjadi daerah

yang maju di bawah pimpinan Raden Patah. Sebelumnya Demak hanya merupakan

sebuah daerah kekuasaan Majapahit seperti daerah-daerah kekuasaan lain yang

dimiliki oleh kerajaan Majapahit. Proses dominasi kerajaan Demak terhadap kaum

Tionghoa diawali dengan pendirian Demak menjadi kerajaan Demak.

Hegemoni agama kerajaan Demak di mulai ketika Raden Patah mendirikan

kerajaan Demak. Kerajaan Demak lahir karena Raden Patah saat itu sedang dalam

perjalanan ke Pulau Jawa bersama dengan adik tirinya yaitu Raden Kusen untuk

menghadap Prabu Brawijaya V sebagai kewajibannya atas telah diberikannya

kekuasaan di Palembang. Di dalam perjalanan mereka menuju Majapahit, mereka

bertemu dengan seseorang tokoh agama Islam yang kemudian dikenal dengan Sunan

Ampel (Bong Swi Hoo) di daerah Ngampeldenta. Di sana mereka berdua memeluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

74

agama baru yaitu agama Islam. Demak yang sudah mendapat pengakuan secara resmi

dari Majapahit seakan mendapat angin segar merasa kian bebas untuk menyebarkan

agama Islam di tanah Jawa. Karena perkembangan kerajaan Demak yang tumbuh

menjadi sebuah kerajaan pusat penyebaran agama Islam, Raden Patah pun lupa

dengan kewajibannya rutin untuk menghadap Prabu Brawijaya. Seiring dengan

kemajuan pesat yang dialami oleh kerajaan Demak, Raden Patah menjadi gelap mata

dan sudah tidak lagi menganggap Prabu Brawijaya sebagai rajanya lagi. Hegemoni

itu semakin nampak ketika Imam pertama dari masjid Demak adalah Sunan Bonang

yang merupakan anak dari Raden Patah / Raden Rahmat dari Ngampeldenta hasil

pernikahannya dengan cucu Sunan Ampel yaitu Nyai Ageng Mendaka.

Hegemoni agama Kerajaan Majapahit ditandai dengan proses islamisasi

penduduk Majapahit yang sebelumnya memeluk agama Hindhu. Proses islamisasi

tersebut tidak terlepas dari kekalahan perang Majapahit dari Demak.

Hegemoni politik Kerajaan Demak Kaum Tionghoa pada masa kerajaan

Demak tampak ketika kaum Tionghoa dipaksa tunduk pada aturan yang telah dibuat

oleh kerajaan Demak. Kerajaan Demak membuat aturan mengenai pelarangan

kegiatan sosial budaya Kaum Tionghoa. Hegemoni politik kerajaan Majapahit

tampak pada usaha penguasa yang menjadikan kaum Tionghoa sebagai tameng atas

kekacauan yang terjadi di Majapahit. Kekacauan tersebut disebabkan oleh perubahan

aturan yang mempengaruhi kehidupan kaum Tionghoa. Kaum Tionghoa dipaksa

untuk memeluk agama Islam yang disebarkan di Majapahit setelah kepimpinan pasca

Prabu Brawijaya V.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

75

Hegemoni ekonomi kerajaan Demak terdeskripsikan pada saat kaum

Tionghoa yang mayoritas bekerja sebagai pedagang menjadi sapi perahan. Kaum

Tionghoa hanya dianjurkan untuk berdagang dan berdagang saja demi kemakmuran

kerajaan. Akibatnya, kaum Tionghoa terkesan menjadi kelompok yang eksklusif di

mata rakyat kecil. Hegemoni kerajaan Majapahit di bidang ekonomi terdeskripsikan

ketika kehidupan ekonomi kaum Tionghoa yang dulu makmur dan teratur telah

berubah menjadi tidak teratur. Aktivitas mayoritas kaum Tionghoa yang berprofesi

sebagai pedagang otomatis terhenti. Rakyat melakukan penjarahan dan pengerusakan

terhadap aset yang dimiliki oleh kaum Tionghoa.

Hegemoni budaya kerajaan Demak kaum terdeksripsikan ketika kaum

Tionghoa dilarang untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

budaya mereka sendiri. Kerajaan Demak dengan segala otoritasnya tidak

memperbolehkan kaum Tionghoa untuk tetap melestarikan budaya leluhur mereka

sendiri. Berdasarkan hasil analisis penulis, tidak terdapat hegemoni budaya yang

dilakukan oleh kerajaan Majapahit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

76

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa novel Putri Cina karya Sindhunata memiliki penggambaran

mengenai dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa.

Dominasi dan hegemoni tersebut terjadi karena keadaan sosial pada jaman

kerajaan Demak yang penuh dengan intrik politik. Intrik politik di dalam novel

Putri Cina dijabarkan melalui dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap

kaum Tionghoa yang menyebabkan kaum Tionghoa sebagai kambing hitam

(pihak yang dikorbankan) guna memuluskan ambisi elit politik kerajaan Demak

yang haus akan kekuasaan.

Dalam bab II penulis terlebih dahulu melakukan analisis struktural atau

analisis unsur intrinsik sebelum menganalisis dominasi dan hegemoni kerajaan

Demak terhadap kaum Tionghoa. Penulis memfokuskan analisis strukturnya

hanya pada analisis alur dan tokoh yang ada dalam novel Putri Cina. Hal ini

karena alur dan tokoh ceritalah yang sangat potensial menggambarkan peristiwa

kekuasaan politik kaum Jawa terhadap kaum Tionghoa. Struktural Alur cerita

dalam novel Putri Cina adalah alur campuran. Peristiwa-peristiwa yang terjadi,

tidak berjalan secara kronologis. Dalam menganalisis alur, peneliti memaparkan

jalan cerita secara berurutan, sehingga mempermudah peneliti untuk menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

77

konflik. Konflik utama dalam novel Putri Cina adalah kedatangan pasukan dari

Demak yang dipimpin oleh Raden Patah dan Raden Kusen untuk menyerang

Majapahit. Setelah Demak berhasil menaklukkan Majapahit segala tatanan

kehidupan menjadi berubah. Kaum Tionghoa yang dulunya hidup harmonis

menjadi pihak yang dikambinghitamkan atas ketamakan pihak penguasa yang

berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya tersebut.

Dalam bab III, penulis menganalisis peranan kerajaan Demak dalam

kaitannya dengan dominasi dan hegemoni terhadap kaun Tionghoa di dalam novel

Putri Cina. Dominasi kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa mulai nampak

sejak Demak dikuasai oleh Raden Patah (Jin Bun). Raden Patah merupakan anak

dari Prabu Brawijaya. Demak yang sebelumnya merupakan daerah di bawah

kekuasaan kerajaan Majapahit berubah menjadi daerah yang maju di bawah

pimpinan Raden Patah. Sebelumnya Demak hanya merupakan sebuah daerah

kekuasaan Majapahit seperti daerah-daerah kekuasaan lain yang dimiliki oleh

kerajaan Majapahit. Proses dominasi kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa

diawali dengan pendirian Demak menjadi kerajaan Demak. Raden Patah yang

menjadi abdi kerajaan Majapahit mendirikan kerajaan Demak yang berlatar

belakang agama Islam.

Hegemoni agama kerajaan Demak di mulai ketika Raden Patah

mendirikan kerajaan Demak. Kerajaan Demak lahir karena Raden Patah saat itu

sedang dalam perjalanan ke Pulau Jawa bersama dengan adik tirinya yaitu Raden

Kusen untuk menghadap Prabu Brawijaya V sebagai kewajibannya atas telah

diberikannya kekuasaan di Palembang. Di dalam perjalanan mereka menuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

78

Majapahit, mereka bertemu dengan seseorang tokoh agama Islam yang kemudian

dikenal dengan Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) di daerah Ngampeldenta. Di sana

mereka berdua memeluk agama baru yaitu agama Islam. Demak yang sudah

mendapat pengakuan secara resmi dari Majapahit seakan mendapat angin segar

merasa kian bebas untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Hegemoni

agama Kerajaan Majapahit ditandai dengan proses islamisasi penduduk Majapahit

yang sebelumnya memeluk agama Hindhu. Proses islamisasi tersebut tidak

terlepas dari kekalahan perang Majapahit dari Demak.

Hegemoni politik Kerajaan Demak tampak ketika kaum Tionghoa dipaksa

tunduk pada aturan yang telah dibuat oleh kerajaan Demak. Kerajaan Demak

membuat aturan mengenai pelarangan kegiatan sosial budaya Kaum Tionghoa.

Hegemoni politik kerajaan Majapahit tampak pada usaha penguasa yang

menjadikan kaum Tionghoa sebagai tameng atas kekacauan yang terjadi di

Majapahit. Kekacauan tersebut disebabkan oleh perubahan aturan yang

mempengaruhi kehidupan kaum Tionghoa. Kaum Tionghoa dipaksa untuk

memeluk agama Islam yang disebarkan di Majapahit setelah kepimpinan pasca

Prabu Brawijaya V.

Hegemoni ekonomi kerajaan Demak terdeskripsikan pada saat Kaum

Tionghoa yang mayoritas bekerja sebagai pedagang menjadi sapi perahan. Kaum

Tionghoa hanya dianjurkan untuk berdagang dan berdagang saja demi

kemakmuran kerajaan. Akibatnya kaum Tionghoa terkesan menjadi kelompok

yang eksklusif di mata rakyat kecil. Hegemoni kerajaan Majapahit di bidang

ekonomi terdeskripsikan ketika kehidupan ekonomi kaum Tionghoa yang dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

79

makmur dan teratur telah berubah menjadi tidak teratur. Aktivitas mayoritas kaum

Tionghoa yang berprofesi sebagai pedagang otomatis terhenti. Rakyat melakukan

penjarahan dan pengerusakan terhadap aset yang dimiliki oleh kaum Tionghoa.

Hegemoni budaya kerajaan Demak kaum terdekripsikan ketika kaum

Tionghoa dilarang untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan budaya mereka sendiri. Kerajaan Demak dengan segala otoritasnya tidak

memperbolehkan kaum Tionghoa untuk tetap melestarikan budaya leluhur mereka

sendiri. Berdasarkan hasil analisis penulis, tidak terdapat hegemoni budaya yang

dilakukan oleh kerajaan Majapahit.

Ada tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni

total (integral), hegemoni yang merosot (decandent), dan hegemoni yang

minimum. Hegemoni integral ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati

totalitas. Masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang

kokoh.Ini tampak dalam hubungan organis antara pemerintah dan yang diperintah.

Hegemoni total (integral) Gramsci dalam kaitannya dengan analisis

dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa dalam novel

Putri Cina karya Sindhunata tampak ketika kerajaan Demak telah berhasil

menguasai kerajaan Majapahit sepenuhnya. Demak yang telah menjadi penguasa

tunggal tanah Jawa menggantikan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Brawijaya

V. Seluruh rakyat baik yang belatar belakang agama Islam maupun tidak

(termasuk kaum Tionghoa) tunduk kepada kerajaan Demak di bawah pimpinan

Raden Patah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

80

Hegemoni merosot kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa ditunjukkan

oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh kaum Tionghoa atas kebijakan yang

telah dibuat oleh Raden Patah. Kaum Tionghoa sudah tidak merasakan kehidupan

yang aman dan tentram lagi setelah Majapahit jatuh ke tangan Demak di bawah

kepemimpinan Raden Patah.

Kaum Tionghoa dengan segala keterbatasannya berusaha untuk tetap

hidup rukun berdampingan dengan kaum Jawa sebagai golongan minoritas di

tanah Jawa. Akan tetapi, kaum Jawalah (kerajaan Demak) yang tidak mau

bertoleransi kepada mereka. Kerajaan Demak berusaha untuk merepresi kaum

Tionghoa. Kehausan kerajaan Demak atas kekuasaan telah mengakibatkan kaum

Tionghoa sebagai pihak yang dipersalahkan.

Hegemoni minimum dalam kaitannya dengan analisis novel Putri Cina

hegemoni minimum ditunjukkan oleh kediktatoran Raden Patah yang dirasakan

sudah tidak lagi memandang kaun Tionghoa sebagai bagian dari rakyat kerajaan

Demak. Kaum Tionghoa merasa terasing dan hanya dijadikan kambing hitam atas

kekacauan yang terjadi menjelang runtuhnya kerajaan Demak. Kekacauan yang

timbul akibat ketamakan Raden Patah mengakibatkan terjadinya chaos di kerajaan

Demak.

Dari analisis yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa

hegemoni yang terjadi pada para tokoh dalam novel Putri Cina terjadi karena

ketamakan kerajaan Demak terhadap kekuasaan. Kaum Tionghoa menghadapi

kekerasan dan pembunuhan bahkan pemerkosaan. Keadilan terhadap kaum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

81

Tionghoa sengaja diabaikan karena pihak penguasa sibuk mengurusi urusan

kekuasaan mereka masing-masing. Pihak yang berkuasa lebih mementingkan

tahta mereka daripada mengurusi kehidupan rakyatnya. Akibatnya rakyat menjadi

kehilangan arah, dan dengana mudah dapat dihasut oleh pihak yang mengambil

keuntungan pribadi dari kekacauan yang ditimbulkan.

5.2 Saran

Novel Putri Cina ini masih memiliki banyak permasalahan yang dapat

digunakan untuk penelitian. Novel Putri Cina ini dapat diteliti lagi dengan

mengunakan pendekatan historis maupun dengan pendekatan psikologi sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

82

DAFTAR PUSTAKA

De, Graaf.H.J. dan Th.G.Pigeaud. 1985. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa :

Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Jakarta: PT. Temprint.

Dewi, Novita. 2008. Putri Pewarta Perdamaian: Kajian Atas Putri Cina Karya

Sindhunata. Dalam jurnal ilmiah kebudayaan. Sintesis, Vol 6. No.1,

hlm. 40-49.

Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai

Post-Modernisme. Jakarta: Pustaka Jaya.

Hariyono, P.1994. Kultur Cina dan Jawa : Pemahaman Menuju Asimilasi

Kultural. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hartiningsih, Maria. 2007. “Pergumulan Menguak Identitas”. Harian Kompas, 23

September 2007, hlm 11.

Mulyana, Slamet. 2008. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya

Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKiS.

_______________. 2009. Tafsir sejarah Nagara Kertagama. Yogyakarta: LKiS.

Nurgiyantoro, Burhan.2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

83

Patria, Nezar dan Andi Arief. 2003. Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutrisno, Mudji dan Putranto Hendar. 2013. Teori- teori Kebudayaan.

Yogyakarta: Kanisius.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.

Sindhunata. 2006. Kambing Hitam : Teori Rene Girard. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Sindhunata. 2007.Putri Cina. Jakarta: Gramedia.

Sosiologi Sastra Sebagai Pendekatan Menganalisis Karya Sastra. Stable URL:

http://inongelistia.blogspot.com/2012/04/sosiologi-sastra-sebagai-

pendekatan.html. Diakses tanggal 20 April 2009 pukul 20.00 WIB.

Singgalingging,Hendra. 2009. Citra Agama Hindu-Buddha dan Agama Islam

dalam Novel Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer : Analisis

Strukturalisme Genetik. Skripsi.Yogyakarta.

Suka. I. Ginting. 2012. Dominasi dalam Prespektif Teori Kritis. Dalam jurnal

ilmiah kebudayaan PUSTAKA, Vol. XII. No. 1 hlm 41-51.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

84

Sudaryanto.1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian

Wahana Kebudayaan secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana

Press.

Sugiharto, Bambang. 2008. “Putri Cina: Semacam Genealogi Kekerasan”. BASIS,

Januari-Februari 2008 hlm. 43.

Sumardjo, Yacob. 1979. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: CV. Nur

Cahaya.

Supelli, Karlina. 2008. “Putri Cina: Tragedi dan Transendensi”. BASIS, Januari-

Februari 2008, hlm.35.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka

Jaya.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yudiono, K.S. 1986. Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · This thesis studied about the domination and hegemony of Demak kingdom toward the Tionghoa in Putri Cina novel written by Sindhunata. The

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI