plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · sebuah kesabaran dalam penantian, ... ibu dan ayah...

133
ASESMEN PAPARAN RESIDU FUNGISIDA DIFENOKONAZOL PADA BUAH MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP KEAMANAN KONSUMEN DIBAWAH PENGARUH KONDISI TROPIS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Serlika Rostiana 118114148 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doankhanh

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

ASESMEN PAPARAN RESIDU FUNGISIDA DIFENOKONAZOL PADA

BUAH MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP KEAMANAN

KONSUMEN DIBAWAH PENGARUH KONDISI TROPIS DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Serlika Rostiana

118114148

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

ASESMEN PAPARAN RESIDU FUNGISIDA DIFENOKONAZOL PADA

BUAH MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP KEAMANAN

KONSUMEN DIBAWAH PENGARUH KONDISI TROPIS DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Serlika Rostiana

118114148

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi

tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan,

sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman: 27)

Ya Allah, terimakasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang berlimpah ini,

sebuah langkah usai sudah telah ku gapai, sebuah perjalanan panjang dan gelap

telah kau berikan secercah cahaya terang, meskipun ini bukan akhir dari

perjalanan namun awal dari perjuangan. Dari perjalanan ini kini aku mengerti arti

sebuah kesabaran dalam penantian, sungguh berarti hikmah dari perjalanan ini.

Terimakasih ya Allah tiada hentinya aku bersyukur kepada-Mu…

Ibu tersayang dan Ayah tercinta…

Tanpa kasih sayang dan doa kalian yang tulus dan ikhlas tiada keridhaan

yang hadir untukku, semua nasihat dan petuahmu menjadi tuntunan jalanku. Tak

pernah terlihat keluh kesah diwajahmu dalam berjuang dan berkorban untuk

mengantar anakmu ini meraih cita-cita dan harapan serta impian sehingga menjadi

kenyataan. Sungguh aku tak mampu menggantikan segala yang telah kau berikan

yang setara dengan pengorbananmu, kini..sambutlah anakmu dan terimalah

keberhasilanku ini sebagai wujud jawaban atas kepercayaan yang kau berikan

serta atas kesabaran dan dukunganmu.

Kupersembahkan karya ini khusus untuk:

Tuhanku, Allah SWT

Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak

pernah putus

Suami, Anak dan Adik tercinta terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih

sayangnya selama ini

Semua keluarga,saudara-saudara, dan sahabat

Almamaterku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

serta penyusunan skripsi ini dengan judul “Asesmen Paparan Residu Fungisida

Difenokonazol Pada Buah Melon (Cucumis melo L.) Terhadap Keamanan

Konsumen Dibawah Pengaruh Kondisi Tropis Daerah Istimewa Yogyakarta“.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana farmasi S1 program studi Ilmu Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memotivasi,

memberikan kritik dan saran dari awal hingga akhir penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

2. Yohanes Dwiatmaka, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik serta dosen

penguji yang telah memberikan dukungan, motivasi, arahan, masukan dan

bimbingan.

3. Dr. Christine Patramurti, M. Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik, saran dan bimbingan.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

4. Aris Widayati, M.Si., Ph. D., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Agustina Setiawati, M. Sc., Apt. atas perijinannya menggunakan

laboratorium.

6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas

pengalaman dan ilmu yang telah diberikan.

7. Sanjayadi, M. Si. yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

mendampingi, membimbing, memotivasi, membantu, memberikan kritik dan

saran, serta membagi pengalaman dari sejak awal penelitian hingga akhir

penyusunan skripsi.

8. Teman seperjuangan skripsi: Rizky Seviana Puspitasari, Florentina Silviana

Devi dan Rushadi Jatmiko atas kesabaran, kebersamaan, kerja sama, dan suka

duka dari awal penelitian sampai akhir penyusunan skripsi.

9. Mas Bimo dan Pak Mus, seluruh staff laboratorium dan keamanan atas

bantuan dan kerjasamanya.

10. Teman seperjuangan di laboratorium Kimia Analisis Instrumental: Mbak

Yola, Wirna, Satrio, Devina, Opik, Yolanda, dan Adit atas kebersamaan dan

suka dukanya.

11. Ibu, Ayah, Adik, dan seluruh anggota keluargaku tercinta yang selalu

memberikan dukungan, semangat dan doa.

12. Suami tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa serta

waktu dan bantuannya selama proses penelitian.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

13. Teman-teman FST B 2011 dan seluruh angkatan 2011 atas dukungan,

semangat, suka dan duka selama ini.

14. Sahabat-sahabat tercinta atas doa, dukungan dan semangatnya selama ini.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang

bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.

Penulis

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vi

PRAKATA .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

INTISARI ................................................................................................ xx

ABSTRACT .............................................................................................. xxi

BAB I PENGANTAR ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

1. Permasalahan......................................................................... 3

2. Keaslian Penelitian ................................................................ 3

3. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...................................................... 6

A. Pestisida ...................................................................................... 6

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

B. Fungisida ..................................................................................... 6

1. Peranan Fungisida dalam Pengelolaan Penyakit Tumbuhan 7

2. Fungisida Sistemik ................................................................ 7

3. Paparan dan Pengaruh Samping Fungisida ........................... 8

C. Difenokonazol ............................................................................. 10

1. Sifat Fisika Kimia ................................................................. 11

2. Toksisitas .............................................................................. 12

D. Melon (Cucumis melo L.) ........................................................... 13

1. Sejarah Perkembangan Melon............................................... 13

2. Taksonomi Tanaman Melon ................................................. 14

3. Sifat dan Ciri Tanaman Melon .............................................. 14

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Melon

............................................................................................... 16

5. Kandungan Buah Melon ....................................................... 18

6. Cara Budidaya Melon ........................................................... 18

7. Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Melon ......................... 24

E. Laju Disipasi Residu Pestisida .................................................... 25

F. Iklim Tropis Daerah Istimewa Yogyakarta ................................. 29

G. Landasan Teori ............................................................................ 30

H. Hipotesis ...................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 33

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 33

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 33

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

1. Variabel Penelitian ................................................................ 33

2. Definisi Operasional.............................................................. 34

C. Bahan Penelitian.......................................................................... 35

D. Alat Penelitian ............................................................................. 36

E. Tata Cara Penelitian .................................................................... 37

1. Penyiapan Lahan Permodelan Tanaman Melon .................... 37

2. Pengecekan Curah Hujan, Suhu dan Kelembaban Lahan ..... 38

3. Pengecekan Jenis Tanah, pH Tanah dan Kandungan Bahan

Organik Tanah ....................................................................... 38

4. Kalibrasi Penyemprotan ........................................................ 38

5. Aplikasi Formula Fungisida Difenokonazol Pada Tanaman

Melon .................................................................................... 38

6. Pengambilan Sampel Buah Melon dari Lahan Permodelan

Tanaman Melon .................................................................... 39

7. Preparasi Sampel ................................................................... 40

8. Ekstraksi ................................................................................ 40

9. Clean up Sampel Menggunakan SPE C18 ............................. 41

10. Pembuatan Larutan Kurva Baku Difenokonazol .................. 42

11. Penetapan Kadar Residu Difenokonazol ............................... 42

F. Analisa Hasil ............................................................................... 43

G. Rancangan Penelitian .................................................................. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 51

A. Penyiapan Lahan Permodelan Tanaman Melon .......................... 52

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

B. Aplikasi Formula Fungisida Difenokonazol Pada Tanaman Melon

..................................................................................................... 55

C. Pengambilan Sampel Buah Melon dari Lahan Permodelan

Tanaman Melon dan Preparasi Sampel Buah Melon .................. 56

D. Penetapan Kadar Residu Difenokonazol ..................................... 57

E. Hilangya Residu DIfenokonazol ke dalam Daging Buah Melon 67

F. Pengaruh Kondisi Geografi Terhadap Laju Disipasi Residu

Difenokonazol dalam Sampel Buah Melon ................................ 69

G. Asesmen Paparan Residu Difenokonazol pada Buah Melon ...... 72

H. Penilaian Terhadap Keamanan Konsumen ................................. 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 78

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran ............................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 80

LAMPIRAN ............................................................................................ 83

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................ 111

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Melon tiap 100

gram Bahan .......................................................................... 18

Tabel II. Kondisi Optimum Sistem Kromatografi Gas yang

Digunakan ............................................................................ 43

Tabel III. Data Suhu, Curah Hujan, dan Kelembaban ......................... 53

Tabel IV. Data pH, Bahan Organik, Komposisi dan Kelas Tekstur

Tanah .................................................................................... 53

Tabel V. Data Hasil Kalibrasi Penyemprotan ..................................... 55

Tabel VI. Dosis Aplikasi Penyemprotan Fungisida Formulasi

Difenokonazol ...................................................................... 56

Tabel VII. Kadar Residu Difenokonazol di dalam Buah Melon Lahan

Siliran Kulonprogo ............................................................... 62

Tabel VIII. Kadar Residu Difenokonazol di dalam Buah Melon Lahan

Panggungharjo Bantul .......................................................... 63

Tabel IX. Kadar Residu Difenokonazol di dalam Buah Melon Lahan

Wedomartani Sleman ........................................................... 63

Tabel X. Kadar Residu Difenokonazol pada Keseluruhan Buah

Melon ................................................................................... 64

Tabel XI. DT50 Residu Difenokonazol Pada Buah Melon ................... 73

Tabel XII. Uji Signifikansi Slope Dua Kurva Kadar vs Hari Residu

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

Difenokonazol Pada Buah Melon Siliran Hasil

Perpotongan .......................................................................... 74

Tabel XIII. Uji Signifikansi Slope Dua Kurva Kadar vs Hari Residu

Difenokonazol Pada Buah Melon Bantul Hasil

Perpotongan .......................................................................... 75

Tabel XIV. Uji Signifikansi Slope Dua Kurva Kadar vs Hari Residu

Difenokonazol Pada Buah Melon Slemn Hasil

Perpotongan .......................................................................... 75

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Jalur Penyebaran atau Hilangnya Pestisida ......................... 26

Gambar 2. Penentuan Titik Potong Sebagai PHI .................................. 45

Gambar 3. Diagram Pengambilan Sampel Buah Melon ....................... 49

Gambar 4. Skema Analisis Residu Difenokonazol Pada Buah Melon . 50

Gambar 5. Sistem Penanaman Buah Melon .......................................... 54

Gambar 6. Kurva Baku Standar Difenokonazol ................................... 59

Gambar 7. Struktur Diastereoisomer Difenokonazol ............................ 61

Gambar 8. Overlay Kromatogram......................................................... 62

Gambar 9 . Kurva Laju Disipasi Residu Difenokonazol Pada Sampel

Lahan Siliran Kulonprogo .................................................. 68

Gambar 10. Kurva Laju Disipasi Residu Difenokonazol Pada Sampel

Lahan Panggungharjo Bantul ............................................. 68

Gambar 11. Kurva Laju Disipasi Residu Difenokonazol Pada Sampel

Lahan Wedomartani Sleman .............................................. 69

Gambar 12. Kurva Disipasi Residu Difenokonazol pada Keseluruhan

Buah Melon ........................................................................ 70

Gambar 13. Degradasi Difenokonazol oleh Mikroorganisme secara

Aerob .................................................................................. 72

Gambar 14. Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Residu Difenokonazol

Pada Buah Melon Siliran ................................................... 74

Gambar 15. Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Residu Difenokonazol

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

Pada Buah Melon Bantul ................................................... 74

Gambar 16. Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Residu Difenokonazol

Pada Buah Melon Sleman .................................................. 75

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Sertifikat Analisis Standar dan Formulasi Difenokonazol

Donasi dari PT Syngenta .................................................. 84

Lampiran 2. Kemasan Benih dan Determinasi Buah Melon Varietas

Action ............................................................................... 85

Lampiran 3. Data Suhu dan Kelembaban Lahan Siliran Kulonprogo

dari BMKG ...................................................................... 86

Lampiran 4. Data Suhu dan Kelembaban Lahan Wedomartani

Sleman dari BMKG......................................................... 87

Lampiran 5. Data Suhu dan Kelembaban Lahan Panggungharjo

Bantul dari BMKG .......................................................... 88

Lampiran 6. Data Curah Hujan dari BMKG ........................................ 89

Lampiran 7. Data Analisis Tanah dari Pertanian UGM ....................... 90

Lampiran 8. Label Penggunaan Formulasi Difenokonazol Syngenta .. 91

Lampiran 9. Kalibrasi Penyemprotan dan Perhitungan Dosis

Semprot Formulasi Difenokonazol Donasi dari PT

Syngenta .......................................................................... 92

Lampiran 10. Kerusakan Lahan Buah Melon Wedomartani, Sleman

Akibat Penyakit Antraknosa ........................................... 96

Lampiran 11. Cara Pemotongan Sampel Buah Melon ........................... 97

Lampiran 12. Contoh Penimbangan Sampel Buah Melon ..................... 99

Lampiran 13. Contoh Perhitungan Kadar Residu, Laju Disipasi, dan

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

PHI ................................................................................... 100

Lampiran 14. Uji Signifikansi Kadar Residu di Kulit dengan di dalam

daging buah ...................................................................... 105

Lampiran 15. Uji Signifikansi Pengaruh Kondisi Geografi Terhadap

Laju Disipasi dengan ANOVA ........................................ 108

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

INTISARI

Iklim tropis Indonesia yang panas dan lembab, memicu perkembangan dan penyebaran antraknosa (Colletotrichum sp.) yang menyebabkan kerusakan pada buah melon. Untuk mengontrol antraknosa, para petani menggunakan difenokonazol. Oleh karena itu, untuk menjamin keamanan konsumen, kadar residu difenokonazol pada buah melon harus ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pre-harvest interval (PHI) dengan melihat perilaku residu difenokonazol pada buah melon dibawah kondisi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk itu dipilih 3 lokasi penelitian dengan perbedaan kondisi geografis dan budidaya, yaitu Siliran Kulonprogo, Panggungharjo Bantul dan Wedomartani Sleman. Rancangan penelitian mengikuti decline study dengan aplikasi formulasi difenokonazol mengikuti anjuran maksimum yaitu 1 ml/L volume 600L/ha sebanyak 3 kali.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada penetrasi residu difenokonazol dari kulit ke dalam daging buah. Secara statistik, laju disipasi tidak mempengaruhi kondisi geografi pada ketiga tempat tanam. DT50 residu difenokonazol pada kulit buah adalah 4 hari yang mengindikasikan adanya biodegradasi dan tercuci air hujan. PHI ditetapkan pada hari ke-7 untuk lahan Siliran dan Sleman serta hari ke-5 untuk lahan Bantul sehingga petani disarankan panen saat hari ke-7 setelah aplikasi terakhir. Kadar residu difenokonazol pada melon saat PHI di ketiga tempat tanam jauh dibawah nilai BMR FAO/WHO sehingga aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci : laju disipasi, residu, difenokonazol, PHI, BMR

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

ABSTRACT

Indonesian tropical climate, which is warm and humid, promote the development and spread of anthracnose (Colletotrichum sp.) causing significant damage in melon. To control the anthracnose, farmers used difenoconazole. For the reason, to assure the safety of the consumer, the level of difenoconazole residue in melon should be managed. The purpose of this study is determining the pre-harvest interval (PHI) through understanding the behavior of difenoconazole residue in melon under Special Region of Yogykarta condition.

The study sites were melon production center in Siliran Kulonprogo, Panggungharjo Bantul and Wedomartani Sleman with has differences in geographical conditions and cultivation. The study design follow decline study with application formulations difenoconazole follow the recommended maximum dose that is 1 ml/L on the volume 600 L/ha much as 3 times.

The data didn’t show residue penetration from peel to the flesh. Statistically, dissipation rate on the whole fruit are no significant differences in those study site. From the dissipation rate DT50 in peel were 4 day were indicating biodegradation and leaching. The PHI were 7th day for Siliran and Sleman also 5th day for Bantul, so the farmer should harvest at 7 day after last application. Difenoconazole residue on melon at PHI in those study sites are bellow the MRL FAO/WHO requirement so it is safe for consumption. Keywords : dissipation rate, residue, difenoconazole, PHI, MRL

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang

banyak disukai oleh masyarakat. Daya tarik melon terletak pada cita rasa buahnya

yang manis, beraroma harum dan menyegarkan (Fitri, 2011). Saat ini Indonesia

sedang digalakkan buah tropis untuk menjadi produsen dan eksportir buah tropis

terbesar di Asia Tenggara. Salah satunya buah melon yang sampai saat ini telah

mampu mengisi pasar di berbagai negara, khususnya negara-negara di Asia

Tenggara, Timur Tengah, dan Asia Timur (Abby, 2015). Selain itu, permintaan

konsumsi buah melon setiap tahunnya selalu meningkat sehingga memerlukan

pasokan yang cukup besar dan berkesinambungan. Mengingat nilai ekonominya

yang cukup tinggi maka para petani di Indonesia melakukan budidaya melon di

berbagai daerah. Dibandingkan dengan buah tropis Indonesia lainnya, buah melon

memiliki keunggulan karakteristik yaitu dapat ditanam disepanjang musim dengan

umur yang tidak terlalu panjang sekitar 60 hari (Putra, 2015).

Karena tanaman melon berumur pendek (± 60 hari) maka gangguan

disetiap tahap pertumbuhannya akan langsung berpengaruh terhadap hasil

produksinya. Tanaman buah melon sering terkena serangan penyakit yang

disebabkan oleh fungi Colletrotichum sp. yang biasa disebut dengan antraknosa

atau penyakit patek. Nama Colletrotichum sp. dalam dunia pertanian sudah

menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah tropis seperti

Indonesia maupun subtropis karena dalam waktu beberapa hari penyakit

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

2

antraknosa dapat menggagalkan areal pertanaman melon (Kurnianti, 2013). Salah

satu cara penanggulangan serangan antraknosa adalah menggunakan fungisida

sistemik seperti difenokonazol yang banyak digunakan oleh petani. Difenokonazol

merupakan fungisida golongan triazol yang memiliki spketrum fungi luas dengan

aksi sistemik, serta mempunyai daya preventif dan kuratif terhadap banyak

patogen. Difenokonazol menghambat demetilasi selama sintesis ergosterol

sehingga menghentikan perkembangan jamur.

Ketika fungisida difenokonazol disemprotkan ke tanaman melon, maka

akan meninggalkan residu bagian buahnya. Secara tidak langsung residu yang

ditinggalkan akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi

buah melon yang terkontaminasi fungisida difenokonazol. Untuk menjaga

kesehatan konsumen, komisi internasional FAO/WHO Codex Allimentarius

Commision (CAC) telah menetapkan angka Batas Maksimum Residu (BMR)

difenokonazol pada buah melon yang masih diperbolehkan yaitu sebesar 0,7

mg/kg (CAC, 2014). Supaya ketersediaan melon dipasaran tetap terjaga terutama

dipasaran internasional dan aman bagi konsumen, maka perlu mengetahui kadar

residu difenokonazol pada buah melon dan pola laju disipasi fungisida

difenokonazol pada kondisi tropis di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan adanya

perbedaan kondisi geografi tempat tanam melon untuk menentukan selang waktu

antara aplikasi formulasi fungisida difenokonazol terakhir dengan saat panen

(PHI) sehingga mengetahui waktu panen yang tepat dengan kadar residu yang

sangat rendah dibawah BMR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

3

Metode analisis yang digunakan untuk menentukan keberadaan residu

fungisida difenokonazol pada kulit dan daging buah melon adalah metode analisis

yang sudah divalidasi oleh Devi (2015) meliputi ekstraksi, clean-up dan

determinasi dengan kromatografi gas detektor penangkap elektron (ECD). Metode

analisis untuk analisis residu difenokonazol menggunakan GC-ECD sudah pernah

dilakukan pada buah anggur, buah pisang, buah delima (pomegranate), dan padi

dimana penelitian pada buah melon sejauh penelusuran pustaka peneliti belum

dilakukan.

1. Permasalahan

a. Berapakah kadar residu fungisida difenokonazol pada kulit dan daging

buah melon (Cucumis melo L.)?

b. Bagaimana pola laju disipasi residu fungisida difenokonazol terhadap

perbedaan kondisi geografi tempat tanam buah melon (Cucumis melo L.)

yang digunakan dan berapa hari PHI (Pre Harvest Interval) atau waktu

panennya yang tepat?

c. Berdasarkan kadar residu difenokonazol pada saat PHI, apakah buah

melon (Cucumis melo L.) di Daerah Istimewa Yogyakarta aman

dikonsumsi?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka peneliti, penelitian mengenai “Asesmen

Paparan Residu Fungisida Difenokonazol Pada Buah Melon (Cucumis melo L.)

Terhadap Keamanan Konsumen Dibawah Pengaruh Kondisi Tropis Daerah

Istimewa Yogyakarta” belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai disipasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

4

difenokonazol telah dilakukan pada beras pada tahun 2012 oleh K. Wang dkk

dengan judul penelitian “Dissipation of difenoconazole in rice, paddy soil, and

paddy water under field conditions”. Selanjutnya ada penelitian menggunakan

GC-ECD mengenai ”Dissipation Behavior of Difenoconazole Residues in/on

Grapes (Vitis vinifera L.)” yang dilakukan oleh Osama I. Abdallah tahun 2014

dan “Residue Analysis of Difenoconazole in Banana and Soil” pada tahun 2012

yang dilakukan oleh HUAN Zhibo. Pada artikel EFSA (European Food Safety

Authority) yang berjudul ”Reasoned opinion on the modification of the existing

MRLs for difenoconazole in various crops” dicantumkan bahwa MRL untuk

melon berdasarkan Regulation (EC) No 1107/2009 of the European Parliament

and of the Council adalah 0,05 mg/kg sedangkan berdasarkan EFSA sebesar 0,2

mg/kg dimana penelitian dilakukan di beberapa negara subtropis di Eropa.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat metodologis. Penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan

mengenai cara menentukan laju disipasi dan Pre-Harvest Interval (PHI) residu

fungisida difenokonazol pada buah melon (Cucumis melo L.) sebagai evaluasi

keamanan residu fungisida difenokonazol pada buah melon (Cucumis melo L.).

b. Manfaat praktis. Penelitian ini dapat digunakan sebagai model penetapan

laju disipasi residu fungisida difenokonazol pada buah melon (Cucumis melo L.)

pada kondisi tropis Daerah Istimewa Yogyakarta dengan adanya berbagai

perbedaan kondisi geografi tempat tanam melon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

5

B. Tujuan Penelitian

1. Menetapkan kadar residu fungisida difenokonazol pada kulit dan daging buah

melon (Cucumis melo L.).

2. Menentukan pola laju disipasi residu fungisida difenokonazol terhadap

perbedaan kondisi geografi tempat tanam buah melon (Cucumis melo L.)

yang digunakan sebagai dasar penetapan waktu panen yang tepat atau PHI

(Pre-harvest Interval).

3. Mengevaluasi keamanan residu fungisida difenokonazol pada buah melon

(Cucumis melo L.) di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan kadar residu

difenokonazol pada saat PHI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest, yang berarti

hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida diartikan

sebagai pembunuh hama. Yang dimaksud hama bagi petani adalah sangat luas,

yaitu tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh

fungi (jamur), bakteri dan virus, kemudian nematode (cacing yang merusak akar),

siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan (Sudarmo, 1991).

Menurut The United States Environmental Control Act pestisida

didefinisikan sebagai berikut.

a. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan

untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga,

binatang pengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, atau jasad renik lain yang

terdapat pada hewan dan manusia.

b. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk

mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman (Djojosumarto, 2008).

B. Fungisida

Fungisida adalah salah satu jenis pestisida yang dipakai untuk membunuh

atau menghambat perkembangan jamur. Fungisida berasal dari dua kata dalam

bahasa Latin yaitu : fungus dan caedo. Fungus atau jamaknya fungi artinya jamur,

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

7

sedangkan caedo artinya membunuh. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut

menjadi fungisida (Sumardiyono, 2013).

1. Peranan Fungisida dalam Pengelolaan Penyakit Tumbuhan

Kelompok organisme yang paling banyak menjadi patogen adalah jamur

(fungi), disusul oleh bakteri dan virus. Oleh karena itu, pengelolaan kimiawi

penyakit tumbuhan paling banyak menggunakan fungisida dan sebagian kecil

bakterisida. Penyakit menyebar dari suatu tempat ke tempat lain bersama dengan

penyebaran spora, yang terjadi terutama dengan perantaraan angin, air, tanah dan

serangga. Spora jamur berbobot ringan, sehingga mudah diterbangkan oleh angin

ke tempat yang jauh dan jatuh ke permukaan tanaman atau daun. Pada tanaman

yang rentan, setelah patogen bertemu dengan permukaan tanaman atau daun,

maka spora akan berkecambah kemudian akan terjadi penetrasi yang diikuti

dengan perkembangan patogen dalam jaringan tanaman. Fungisida yang

disemprotkan pada permukaan tanaman menghambat perkecambahan spora.

Spora menjadi mati dan tidak terjadi penetrasi. Apabila sudah terjadi penetrasi,

perkembangan patogen dalam jaringan tanaman dapat dihambat apabila fungisida

yang diaplikasikan dapat terserap oleh tanaman. Tanaman yang sudah menderita

sakit dapat disembuhkan atau dikurangi intensitas kerusakannya (Sumardiyono,

2013).

2. Fungisida Sistemik

Fungisida sistemik adalah fungisida yang dapat masuk melewati kutikula

dan terserap oleh tanaman, bersifat mobile (bergerak) atau ditranslokasikan dari

tempat aplikasi ke bagian tanaman yang lain, atau bergerak dari akar melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

8

xilem ke daun. Fungisida sistemik dapat diaplikasikan sebagai fungisida protektan

atau terapeutan. Fungisida jenis ini berfungsi mencegah perkembangan penyakit

sehingga dapat menyembuhkan tanaman yang sudah sakit atau menghambat

perkembangan penyakit atau disebut juga fungisida kemoterapeutan. Fungisida

sistemik yang baik harus memenuhi beberapa kriteria :

a. Senyawa tersebut harus bersifat fungisidal atau dapat diubah menjadi

senyawa yang beracun dalam tanaman.

b. Senyawa tersebut harus mempunyai fitotoksisitas yang sangat rendah karena

terserap oleh tanaman.

c. Senyawa tersebut harus dapat terserap oleh akar, daun atau biji sebelum dapat

ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lain (Sumardiyono, 2013).

Setelah perlakuan dengan fungisida ini akan terjadi penetrasi ke dalam

jaringan tanaman, kemudia ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lain.

Fungisida sistemik bekerja sampai jarak yang jauh dari tempat aplikasi dan dapat

menyembuhkan tanaman yang sudah sakit. Fungisida sitemik bekerja bersama

dengan proses metabolism tanaman. Fungisida sistemik hanya bekerja pada satu

tempat dari bagian sel jamur, sehingga disebut mempunyai cara kerja single site

action atau spesifik. Jenis-jenis fungisida sistemik diantaranya golongan oksatin,

metalaksil, benzimidazol, fosfat organik, pirimidin, triazol dan strobilurin

(Sumardiyono, 2013).

3. Paparan dan Pengaruh Samping Fungisida

a. Pengaruh terhadap lingkungan. Fungisida mengandung racun yang

disamping dapat mengendalikan jamur juga mempunyai pengaruh racun terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

9

lingkungan. Tiap jenis fungisida mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap

lingkungan. Pengaruh terhadap lingkungan tergantung dari daya racun (toksisitas),

cara dan kekerapan aplikasi, serta persistensi. Dalam praktik penyemprotan

tanaman dengan fungisida, sebagian fungisida ada yang jatuh ke atas tanah sekitar

tanaman. Hal ini menyebabkan tanah sekitar tanaman terpapar fungisida, sehingga

dapat mempengaruhi kualitas air tanah yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pada keadaan cuaca yang beranging kencang, sebagian bahan semprot akan

memberikan drift (cipratan) ke tempat bukan sasaran yang dapat menyebabkan

pencemaran lingkungan berupa kontaminasi akibat cipratan misalnya akan

mencemari sekitar lahan pertanian. Kontaminasi pada lingkungan juga terjadi

akibat dari pencucian alat semprot setelah aplikasi. Pencucian sprayer tidak boleh

dilakukan pada saluran air irigasi, sungai kecil atau sumber air lain. Pencucian

dilakukan dengan sisa dibuang jauh dari pemukiman atau tempat bermain anak-

anak (Sumardiyono, 2013).

b. Pengaruh terhadap organisme tanah. Pestisida yang persisten termasuk

didalamnya fungisida yang persisten, sangat berbahaya bagi tanah dan air tanah.

Klasifikasi pestisida yang berbahaya di dalam tanah didasarkan atas

persistensinya. Makin persisten suatu pestisida, maka semakin berbahaya.

Umumnya fungisida tidak berbahaya, kecuali PCP dan golongan merkuri

(Sumardiyono, 2013).

c. Pengaruh terhadap manusia. Pengaruh terhadap manusia dapat bersifat

langsung atau tidak langsung. Yang bersifat langsung adalah pengaruh terhadap

kesehatan pekerja. Para pekerja dan pemakai fungisida tentu akan terpapar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

10

fungisida sewaktu melakukan aplikasi. Bila fungisida yang diaplikasikan berdaya

racun tinggi, akibat terhadap para pekerja menjadi sangat berbahaya. Para pekerja

akan terpapar fungisida melalui udara yang terhirup karena sebagian bahan yang

disemprotkan akan terbawa angin dan masuk ke dalam saluran pernafasan. Para

pekerja juga rentan terpapar fungisida bila terjadi kecelakaan atau tumpahan yang

mengenai tangan atau kulit. Secara tidak langsung, manusia mendapatkan

kontaminasi fungisida melalui makanan yang kita makan. Manusia

mengkonsumsi daging, ikan, sayur, beras, atau produk-produk pertanian yang

lain. Bila produk tersebut mengandung residu pestisida maka manusialah yang

akan mendapatkan residu yang paling banyak (Sumardiyono, 2013).

C. Difenokonazol

Difenokonazol merupakan fungisida berspektrum luas yang digunakan

untuk berbagai penyakit pada berbagai buah, sayur, sereal dan tanaman lainnya.

Fungisida difenokonazol termasuk golongan fungisida triazol yang bekerja secara

sistemik dan memiliki daya preventif dan kuratif. Difenokonazol bekerja

menghambat demetilasi selama sintesis ergosterol sehingga menghentikan

perkembangan jamur. Difenokonazol merupakan molekul yang berpotensi dapat

bergerak, tidak mudah untuk dicuci karena kelarutan dalam air rendah.

Difenokonazol tidak volatil, persisten di dalam tanah dan pada lingkungan akuatik

(Anonim1, 2015).

Nama umum : difenoconazole

Sinonim : CGA 169374

Nama IUPAC : 1-[2-[2-chloro-4-(4-chloro-phenoxy)-phenyl]-4-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

11

methyl[1,3]dioxolan-2-ylmethyl]-1H-1,2,4-triazole

Rumus molekul : C19H17Cl2N3O3

Massa molekul : 406,3

Rumus struktur :

(EFSA, 2011).

1. Sifat Fisika Kimia

Bentuk fisik : putih, tidak berbau, bubuk Kristal halus

Titik lebur : 82-83 ºC

Titik didih : 100,8 ºC pada 3,7 mPa

Suhu dekomposisi : 337 ºC

Kepadatan relatif : 1,39 pada 22 ºC

Tekanan uap : 3,32 × 10-8 Pa pada 25 ºC

Kelarutan di dalam air : 15 mg/L pada 25 ºC

Log Pow (koefisien partisi) : 4,4 pada 25 ºC

Konstanta disosiasi dalam pKa : 1,1 pada 20 ºC

Konstanta Henry’s law : 9,0 × 10-7 Pa m3 mol-1 pada 25 ºC

Kelarutan dalam pelarut organik : Aseton > 500 g/L

Diklorometan > 500 g/L

Etil asetat > 500 g/L

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

12

Hexan 3,0 g/L

Metanol > 500 g/L

Oktanol 110 g/L

Toluen > 500 g/L

(EFSA, 2011).

2. Toksisitas

Pada toksisitas akut difenokonazol memiliki LD50 oral pada tikus sebesar

1453 mg/kg bb, LD50 oral pada mencit > 2000 mg/kg bb, LD50 dermal pada

kelinci > 2010 mg/kg bb dan LD50 inhalasi pada tikus > 3,3 mg/L (4 jam paparan)

(EFSA, 2011).

Pada toksisitas jangka pendek difenokonazol, pada tikus terjadi efek

penurunan berat badan dan jantung, penurunan nafsu makan dan minum, liver

(pada dosis tinggi setelah paparan secara oral), liver dan tiroid setalah paparan

secara dermal. Pada mencit terjadi efek penurunan berat badan, penurunan berat

indung telur, liver (pembesaran dan peningkatan berat, vakuolisasi dan koagulasi

nekrosis) dan pada anjing terjadi penurunan berat badan, liver (berat meningkat

dan perubahan secara klinis), pembentukan katarak (pada dosis tinggi). NOAEL

oral pada rat 20 mg/kgbb/d (90 hari), mouse : 34 mg/kgbb/d (90 hari), anjing : 31

mg/kgbb/d (28 minggu) sedangkan NOAEL dermal pada rat adalah 100

mg/kgbb/d (28 hari). Difenokonazol mungkin menjadi genotoksik secara in vivo

(EFSA, 2011).

Pada toksisitas jangka panjang pada Rat terjadi efek penurunan berat

badan, liver (berat relatif meningkat, hepatosit hipertropi) dan pada mouse terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

13

penurunan berat badan, liver (berat meningkat, perubahan histopatologi termasuk

nekrosis, hipertropi, perubahan lemak dan stasis empedu). Karsinogenisitas

difenokonazol ditunjukkan adanya adenoma/karsinoma liver pada mice, hanya

pada dosis tinggi, namun difenokonazol dianggap tidak menimbulkan resiko

karsinogenik pada manusia (EFSA, 2011).

Pada toksisitas reproduksi difenokonazol secara parental dapat

menurunkan berat badan, pada keturunan yang dihasilkan dapat menurunkan berat

badan melalui laktasi dan tidak ada efek samping pada reproduksi. NOAEL

parental adalah 16,8 mg/kgbb/d, NOAEL reproduksi adalah 189 mg/kgbb/d dan

NOAEL keturunan adalah 16,8 mg/kgbb/d (EFSA, 2011).

Toksisitas difenokonazol terhadap perkembangan terjadi efek variasi

skeletal (rat) dan peningkatan jumlah resorpsi (rat,rabbit), pada maternal terjadi

efek penurunan berat badan dan nafsu makan (rat, kelinci), aborsi dan kematian.

NOAEL maternal pada rat adalah 15,6 mg/kg bb/d, pada kelinci 25 mg/kgbb/d

serta NOAEL perkembangan pada rat 15,6 mg/kg bb/d dan pada kelinci 25

mg/kgbb/d (EFSA, 2011).

D. Melon (Cucumis melo L.)

1. Sejarah Perkembangan Melon

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili

Curcubitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat

dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur

Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

14

dan akhuirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon

tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk

Indonesia (Kemenristek, 2015).

2. Taksonomi Tanaman Melon

Tanaman melon termasuk jenis tanaman labu. Tanaman lain yang masih

satu keluarga dengan melon di antaranya semangka, blewah, mentimun, dan

waluh. Secara taksonomi tanaman melon dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Klas : Dikotiledoneae

Subklas : Sympetalae

Ordo : Curcubitales

Famili : Curcubitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis melo L. (Redaksi Agromedia, 2007).

3. Sifat dan Ciri Tanaman Melon

a. Bentuk Tanaman. Tanaman melon tumbuh menjalar di atas permukaan

tanah atau seringkali dirambatkan pada turus bambu. Apabila tanaman dibiarkan

tumbuh, maka akan membentuk banyak cabang yang muncul dari ketiak daun.

Dari cabang-cabang terebut akan muncul bunga yang akhirnya akan menjadi buah

setelah terjadi persilangan antara bunga jantan dan bunga bentina. Tanaman melon

dapat mencapai ketinggian lebih dari 2 m, sehingga dengan demikian perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

15

dilakukan pemangkasan. Susunan daun berselang-seling dengan daun yang ada di

atasnya (Samadi, 2007).

b. Akar. Sistem perakaran pada tanaman melon menyebar tetapi tidak dalam.

Cabang akar dan rambut-rambut akar menyebar ke segala arah sampai dengan

kedalaman 15-30 cm (Samadi, 2007).

c. Batang. Batang tanaman melon berbentuk segilima dengan sudut-sudut

yang sedikit membulat. Pertumbuhan batang tidak lurus. Batang berstruktur lunak,

berbulu, dan berwarna hijau muda. Pada batang utama muncul cabang-cabang

baru yang berkembang ke arah samping (Samadi, 2007).

d. Daun. Daun melon memiliki bentuk agak bulat, bersudut lima, dengan tepi

daun bergerigi (tidak rata) dan permukaan yang berbulu. Daun memiliki diameter

10-16 cm. Susunan daun berselang-seling antara daun yang di bawah dengan daun

yang tumbuh di atasnya. Pada setiap ketiak daun tumbuh sulur yang berfungsi

sebagai alat untuk menjelar. Panjang tangkai daun berkisar antara 10-17 cm

(Samadi, 2007).

e. Bunga. Bunga melon berbentuk lonceng, berwarna kuning cerah, mirip

bunga tanaman semangka, memiliki kelopak daun sebanyak 5 buah dan

kebanyakan bersifat uniseksual monoesius. Lebah sangat berperan dalam proses

penyerbukannya, sehingga bantuan manusia sudah tidak diperlukan lagi. Bunga-

bunga ini muncul hampir pada setiap ketiak tangkai daun. Dalam waktu beberapa

hari, bunga-bunga tersebut akan layu dan gugur, kecuali bunga betina yang telah

dibuahi. Bunga yang telah dibuahi akan bertahan dan berkembang hingga menjadi

buah (Samadi, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

16

f. Buah. Buah melon sangat beragam dalam hal ukuran, bentuk buah, rasa,

aroma, dan kenampakan permukaan kulit buahnya. Hal ini sangat tergantung pada

varietasnya. Tanaman melon dapat dipanen buahnya pada umur 65-75 hari setelah

pindah tanam, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuhnya. Melon

yang ditanam di dataran tinggi berumur lebih panjang daripada yang ditanam di

dataran rendah. Daging buah melon memiliki warna yang bervariasi tergantung

pada varietasnya. Ada yang memiliki warna daging buah hijau muda, putih susu,

kuning muda, jingga dan lain-lain (Samadi, 2007).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Melon

a. Iklim

1) Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon,

dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman.

2) Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang

sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang

menguntungkan bagi pathogen. Saat tanaman melon menjelang

panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.

3) Tanaman melon memelukan penyinaran matahari penuh selama

pertumbuhannya.

4) Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk

pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanaman melon antara 25

– 30 °C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18

°C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

17

5) Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi

pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi

tanaman melon mudah diserang penyakit (Kemenristek, 2015).

b. Media Tanam

1) Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat

berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk

memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon

tidak menyukai tanah yang terlalu basah.

2) Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8 – 7,2.

3) Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup

banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air

hujan (Kemenristek, 2015).

c. Ketinggian Tempat. Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik

pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900

meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal (Kemenristek,

2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

18

5. Kandungan Buah Melon

Kandungan gizi buah melon dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I. Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Melon tiap 100 gram Bahan (Roe, 2013)

Komposisi Gizi Banyaknya (Jumlah)

Energi 29 kcal.

Protein 0,50 gram

Lemak 0,10 gram

Karbohidrat 6,8 gram

Serat 0,70 gram

Abu 0,70 gram

Kalsium 6 mg

Fosfor 6 mg

Kalium 180,00 mg

Zat besi 0,18 mg

Natrium 11 mg

Thiamin 0,07 mg

Riboflavin 0,01 mg

Vitamin B6 0,07 mg

Vitamin C 8,0 mg

Niacin 0,40 mg

Air 91,0 gram

6. Cara Budidaya Melon

a. Pembibitan. Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media

semai yang khusus untuk pembibitannya. Benih disemai di polybag dan akan

tumbuh menjadi calon bibit dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar

menjadi bibit melon yang sehat dan kekar. Bibit dipersemaian di siram setiap pagi

hari mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

19

Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis

tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari polibag. Apabila

daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor.

Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman perlu diulangi pada

sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan

menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap akibatnya bibit

menjadi kurus, kering dan layu (Kemenristek, 2015). Bibit melon dipindahkan ke

lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon telah berusia 10–

12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman

lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut

tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun

jangan sampai kekurangan air (Kemenristek, 2015).

b. Persiapan Pengolahan Media Tanam. Sebelum bibit melon dipindahkan ke

lapangan maka perlu dilakukan pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan

waktu/jadwal tanam, penetapan luas areal penanaman, dan pengaturan volume

produksi. Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu

varietas melon yang ditanam dan waktu panen varietas melon lainnya. Penetapan

luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal, luas lahan yang tersedia,

musim dan permintaan pasar. Tanaman melon yang diusahakan di lahan terbuka

di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-

menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem

hidroponik (Kemenristek, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

20

c. Pembukaan Lahan. Untuk penanaman melon lahan dilakukan pembajakan.

Untuk pencangkulan dan penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering

karena kita bisa mudah membentuk tanah yang semula berbongkah-bongkah dan

cukup liat, tanah yang beremah-remah dan cukup sarang (mudah diserap air).

Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah

menembus tanah, juga akan mudah bernapas (Kemenristek, 2015).

d. Pembentukan Bedengan. Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah

dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket dan

berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses

pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa

kimia yang beracun dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan.

Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk

membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 12–15 m;

tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; dan lebar parit 55–65

cm. Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjadi

struktur tanah yang remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu

bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama

seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada

hingga menghilang tuntas. Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan

memudahkan perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di

musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah.

Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam

air jika hujan deras. Dan pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

21

karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat

dengan lebar 55–65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat

penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian (Kemenristek, 2015).

e. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP). Mulsa PHP yang terdiri

dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna hitam

dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan

memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal,

kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan

mengusir serangga-serangga penggangu tanaman. Sedangkan warna hitam pada

mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat,

akibatnya perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga

mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma

tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang). Pemasangan mulsa sebaiknya

dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga

menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang

untuk satu bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedengan-bedengan dibiarkan

tertutup mulsa PHP selama 3 – 5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan agar

pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia sehingga

dapat diserap tanaman (Kemenristek, 2015).

f. Teknik Penanaman. Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan

pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yang

berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga

panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

22

dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan

membentuk segi empat dua baris berhadap-hadapan membentuk segi tiga. Bibit

yang telah di semai ± 3 minggu dipindahkan ke dalam wadah besar beserta

medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag

kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang

telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan

kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas (Kemenristek, 2015).

g. Pemeliharaan Tanaman. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20

hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan

buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan).

Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian

pemupukan sejak awal. Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk

pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari

tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari. Tanaman di siram

sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat

menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan

terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti

penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan

mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau

malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali

manfaatnya (Kemenristek, 2015).

h. Pemeliharaan Lain. Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk

rambatan dapat dipasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

23

mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, dan

bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir

harus terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan

bobot kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm

dari pinggir gulu dan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita

bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga

antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di

belakangnya. Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk

memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-

rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman

tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas

luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali,

yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan

dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan

menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya

sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25 (Kemenristek, 2015,).

i. Panen. Tanda/ciri penampilan tanaman siap panen adalah ukuran buah

sesuai dengan ukuran normal, serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar, dan

warna kulit hijau kekuningan, umur Panen ± 3 bulan setelah tanam, waktu

Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari. Cara panen adalah potong tangkai

buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2 cm untuk memperpanjang masa

simpan buah, tangkai dipotong berbentuk huruf “T” maksudnya agar tangkai buah

utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

24

daunnya, pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah

yang benar-benar telah siap dipanen (Kemenristek, 2015).

7. Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Melon

Tanaman melon merupakan tanaman yang rentan terhadap berbagai

serangan penyakit dan hal ini akan berakibat pada hasil buah yang diproduksi

(Nuryanto, 2007). Jenis penyakit yang sering muncul pada tanaman melon adalah

penyakit jamur atau cendawan dan kekeringan (Anonim, 2014). Tanaman melon

memang membutuhkan kelembaban udara yang tinggi pada awal fase

pertumbuhannya yaitu dari perkecambahan benih. Pada fase dewasa, tanaman

memerlukan kelembaban udara lebih rendah disbanding pada fase pertumbuhan

awal. Sementara kelembaban yang tinggi dan kualitas sirkulasi udara yang buruk

dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit, karena dengan

kelembaban yang tinggi maka orgaisme penyebab penyakit seperti cendawan atau

jamur dapat tumbuh dan mempengaruhi kondisi tanaman (Nuryanto, 2007).

Penyakit patek atau antraknosa merupakan salah satu jenis penyakit

tanaman yang sering merepotkan petani atau pembudidaya. Kerugian yang

ditimbulkan oleh serangan patek atau antraknosa ini terbilang sangat besar,

bahkan tidak jarang penyakit ini menimbulkan kegagalan panen. Penyakit ini

sangat sulit dikendalikan terutama jika kelembaban areal pertanaman sangat

tinggi.

Penyakit patek atau antraknosa disebakan oleh serangan cendawan.

Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu

rendah. Penyebaran spora dan miselium cendawan penyebab antraknosa sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

25

cepat. Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas 95% dan suhu

udara dibawah 32 °C. Jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya

penyakit antraknosa adalah Colletrotichum sp. Nama cendawan Colletrotichum

sp menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan

daerah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini terutama sering menyerang tanaman

melon (Kurnianti, 2013).

Penyakit antraknosa menyerang semua bagian tanaman yang ditandai

dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi

cokelat tua sampai kehitaman. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang

berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak

bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa

spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan

fungisida sitemik dengan bahan aktif yang bisa digunakan adalah difenokonazol

(Oktara, 2014).

E. Laju Disipasi Residu Pestisida

Seperti halnya pestisida yang lain, fungisida juga meninggalkan residu

pada berbagai komoditas pertanian, lingkungan dan manusia. Residu adalah sisa

pestisida yang masih terdapat di lingkungan, produk tanaman atau bahan lain

setelah mengalami degradasi. Adanya residu akan berpengaruh terhadap

lingkungan dan kesehatan. Untuk menjaga kesehatan masyarakat, oleh pemerintah

ditetapkan angka MRLs (Maximum Residue Limits) yaitu batas maksimum residu

yang masih diperbolehkan pada komoditas pertanian (Sumardiyono, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

26

Di Indonesia masalah residu fungisida juga telah mendapatkan perhatian

yang cukup besar dari masyarakat. Hal ini terkait dengan meningkatnya produk

ekspor maupun impor beberapa komoditas hortikultura. Oleh karena itu, data

analisis residu berbagai komoditas tetap diperlukan untuk memenuhi syarat

sertifikasi bahan ekspor. Ekspor komoditas hasil pertanian yang mengandung

residu fungisida di atas MRL ada kemungkinan akan ditolak oleh negara

pengimpor yang mempunyai persyaratan yang ketat (Sumardiyono, 2013).

Residu dapat hilang atau terurai dan faktor-faktor yang mempengaruhi

hilangnya residu di lingkungan adalah penguapan, pencucian, penyerapan

(terabsorpsi), mengalami reaksi, degradasi, titik-titik semprot yang terbawa oleh

angin (spray drift), dan run off.

Gambar 1. Jalur Penyebaran atau Hilangnya Pestisida (Anonim2, 2015)

Adsorpsi adalah pengikatan pestisida oleh partikel tanah. Jumlah

pestisida yang teradsorpsi dengan tanah bergantung pada jenis pestisida, jenis

tanah, kelembaban, pH tanah, dan tekstur tanah. Pestisida sangat teradsorpsi

dengan tanah liat atau kandungan bahan oraganik yang tinggi. Pestisida tidak

cukup kuat teradsorpsi pada tanah berpasir (Anonim2, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

27

Penguapan adalah proses padatan atau cairan berubah menjadi gas yang

dapat bergerak jauh dari tempat aplikasi. Penguapan pestisida paling mudah

terjadi pada tanah berpasir dan tanah yang basah. Cuaca yang panas, kering atau

berangin dan droplet semprot yang kecil dapat meningkatkan terjadinya

penguapan (Anonim2, 2015).

Spray drift adalah gerakan droplet-droplet (titik-titik) semprot menjauhi

tempat aplikasi oleh udara/angin. Spray drift dipengaruhi oleh :

a. Ukuran droplet/tetesan semprot, semakin kecil ukuran tetesan maka akan

lebih mudah terbawa udara.

b. Kecepatan angin, semakin kuat angin maka petisida yang disemprotkan akan

mudah terbawa oleh angin.

c. Jarak antara nozel dengan tanaman target atau tanah, semakin jauh jarak

maka angin semakin mempengaruhi semprotan (Anonim2, 2015).

Adanya titik-titik semprot yang terbawa oleh angin dapat

mengkontaminasi tanaman didekatnya atau tanaman yang siap panen. Selain itu,

titik semprot yang terbawa angin dapat mencemari air kolam, sungai, selokan,

ikan atau tanaman dan hewan akuatik lainnya. Pastisida yang mengalami spray

drift yang berlebihan akan mengurangi aplikasinya ke tanaman target dan

mengurangi efektivitas pestisida (Anonim2, 2015).

Pencucian adalah perpindahan pestisida oleh air ke dalam tanah. Faktor-

faktor yang mempengaruhi apakah pestisida tercuci ke tanah adalah interaksi

pestisida dengan air hujan. Pencucian akan meningkat ketika :

a. Pestisida dapat larut dalam air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

28

b. Tanah berpasir

c. Terjadi hujan tidak lama setelah penyemprotan

d. Pestisida tidak terikat kuat dengan tanah (Anonim2, 2015).

Karakterisasi tanah sangat penting terhadap perpindahan pestisida. Tanah

liat memiliki kapasitas yang tinggi untuk mengadsorpsi banyak bahan kimia

seperti pestisida. Tanah berpasir memiliki kapasitas yang jauh lebih rendah untuk

menyerap pestisida. Bahan organik di dalam tanah juga dapat menyerap pestisida.

Pestisida akan cenderung berpindah pada volume air hujan yang besar dengan

interval yang lebih sering (Anonim2, 2015).

Penyerapan (absorpsi) adalah masuknya pestisida dan bahan kimia

lainnya ke dalam jaringan tanaman atau mikroorganisme. Sedangkan degradasi

adalah proses perusakan pestisida setelah aplikasi. Pestisida dapat terpecah karena

mikroba, reaksi kimia, dan cahaya atau fotodegradasi. Proses ini dapat

berlangsung dimana saja pada jam, hari bahkan tahun tergantung pada kondisi

lingkungan dan karakteristik kimia dari pestisida. Pestisida yang pecah dengan

cepat umumnya tudak bertahan pada lingkungan atau tanaman. Proses degradasi

dapat terjadi karena :

a. Mikrobia, adalah pemecehan pestisida oleh mikroorganisme seperti fungi,

bakteri dan protozoa. Degradasi oleh mikrobia dapat meningkat ketika suhu

hangat, pH menguntungkan, kondisi yang lembab dan kesuburan tanah baik

yang berarti banyaknya bahan organik (Gardner, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

29

b. Kimiawi, adalah pemecahan pestisida oleh reaksi kimia di dalam tanah.

Tingkat dan jenis reaksi kimia yang terjadi dipengaruhi oleh ikatan pestisida

dengan tanah, suhu tanah dan pH tanah.

c. Fotodegradasi, adalah pemecahan pestisida oleh sinar matahari. Semua

pestisida rentan terhadap fotodegradasi sampai batas tertentu. Tingkat

pemecahan dipengaruhi oleh intensitas dan spectrum sinar matahari, lama

penyinaran, dan sifat pestisida (Anonim2, 2015).

Konsentrasi residu pestisida yang dapat dianggap aman yakni bila telah

95% terdisipasi dari dosis awal yang diaplikasikan. Suatu pestisida perlu

ditetapkan dalam hal ini nilai DT50, yaitu waktu yang dibutuhkan suatu pestisida

untuk mengalami proses disipasi sehingga kadarnya menjadi separo dari kadar

awal yang diaplikasikan. Nilai DT50 ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam

penilaian keamanan residu pestisida. Standar keamanan untuk setiap residu

pestisida dalam setiap komoditi pertanian disebut dengan batas maksimum residu

(BMR, Maximum Residue Limits, MRLs) (Noegrohati, 2008).

F. Iklim Tropis Daerah Istimewa Yogyakarta

Wilayah DIY berada di sekitar garis khatulistiwa tepatnya pada posisi

7º.33’- 8º.12’ LS, sehingga termasuk daerah yang beriklim tropis atau memiliki

dua musim dalam setahun yakni musim penghujan dan kemarau. Secara umum,

karakteristik cuaca di wilayah DIY bertemperatur tinggi atau memiliki suhu udara

yang panas dengan suhu rata-rata 25 ºC sampai 32 ºC serta memiliki kelembaban

udara dan curah hujan yang cukup tinggi. Di tempat-tempat yang lebih tinggi

suhunya lebih dingin (BPS DIY, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

30

Iklim tropis yang bercirikan temperatur dan kelembaban tinggi, kaya

sinar matahari, dan memiliki dua musim berseling, yaitu musim kemarau (kering)

dan penghujan (basah), mempunyai pengaruh yang besar terhadap persistensi

pestisida di lingkungan. Secara umum, iklim tropis memungkinkan proses

degradasi, baik degradasi kimiawi maupun degradasi mikrobial berlangsung lebih

cepat, sehingga persistensi pestisida di daerah tropis relatif lebih pendek

dibandingkan daerah beriklim sedang (Tortensson, 1985).

G. Landasan Teori

Fungisida adalah salah satu jenis pestisida yang digunakan untuk untuk

membunuh atau mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh

cendawan (jamur atau fungi). Difenokonazol merupakan salah satu fungisida yang

bekerja secara sistemik yang banyak digunakan oleh petani untuk menghentikan

perkembangan jamur penyebab berbagai penyakit pada berbagai buah, sayur,

sereal dan tanaman lainnya.

Buah melon merupakan salah satu buah tropis yang banyak dikonsumsi

oleh masyarakat karena buahnya yang segar dan rasanya manis. Pada

pertumbuhannya, tanaman buah melon mudah terserang penyakit yang disebabkan

oleh cendawan atau jamur pada kelembaban tinggi seperti kondisi tropis di

Indonesia. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman melon yang disebabkan

oleh cendawan atau jamur adalah antraknosa yang disebabkan cendawan

Colletrotichum s. Cara pengendalian antraknosa yang sering digunakan oleh para

petani melon dengan menggunakan fungisida difenokonazol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

31

Fungisida difenokonazol dapat meninggalkan residu pada tanaman melon

termasuk pada bagian buahnya setelah diaplikasikan. Residu dapat hilang karena

proses pencucian oleh air hujan, penguapan, terdegradasi bahkan terabsorpsi atau

terdistribusi ke dalam daging buah melon. Secara tidak langsung residu

difenokonazol yang ditinggalkan akan berpengaruh terhadap kesehataan manusia

yang mengkonsumsi buah melon yang terkontaminasi.

Difenokonzol yang diaplikasikan akan menempel pada kulit buah

kemudian berpenetrasi ke dalam daging buah. Hilangnya residu fungisida

difenokonazol pada buah melon dapat digambarkan dengan laju disipasi yaitu

nilai slope pada kurva hari vs kadar residu difenokonazol serta waktu degradasi

(DT50) dalam hari. Wilayah DIY termasuk daerah beriklim tropis memungkinkan

terjadinya proses degradasi residu difenokonazol dan dibandingkan dengan daerah

beriklim sub tropis laju disipasi residu difenokonazol pada kondisi tropis di DIY

akan berlangsung lebih cepat. Untuk menjaga keamanan bagi manusia yang

mengkonsumsi buah melon perlu ditetapkan kadarnya pada buah melon saat

waktu panen (PHI) dan tidak melebihi BMR FAO/WHO residu difenokonazol

pada buah melon yang sudah ditetapkan yaitu 0,7 mg/kg.

H. Hipotesis

1. Kadar difenokonazol dalam kulit buah melon lebih besar dari pada di dalam

daging buah melon.

2. Kondisi geografi tempat tanam buah melon berpengaruh pada laju disipasi

residu fungisida difenokonazol pada buah melon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

32

3. Berdasarkan kadar pada saat PHI yang ditetapkan, buah melon di Daerah

Istimewa Yogyakarta aman dikonsumsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni sederhana

karena terdapat perlakuan pada subjek uji yaitu tanaman buah melon. Rancangan

penelitian ini merupakan pola lengkap satu arah. Lengkap berarti terdapat dua

kelompok subyek uji dalam penelitian ini yaitu adanya kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Pola satu arah artinya penelitian ini hanya meneliti pengaruh

satu variabel bebas saja yaitu besarnya kadar dan pola laju disipasi residu

difenokonazol pada buah melon pada kondisi geografi tempat tanam melon yang

berbeda.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

j. Variabel Bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar

fungisida difenokonazol yang disemprotkan pada model tanaman melon dan

kondisi geografi tempat tanam melon.

k. Variabel Tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah

kadar dan pola laju disipasi residu fungisida difenokonazol pada kulit dan daging

buah melon (Cucumis melo L.) dengan kondisi geografi tempat tanam yang

berbeda.

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

34

l. Variabel Pengacau Terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah jenis benih tanaman melon yang digunakan, penyemprotan

pestisida lain oleh petani, cara penyemprotan fungisida difenokonazol.

m. Variabel Pengacau Tak Terkendali. Variabel pengacau tak

terkendali dalam penelitian ini adalah cuaca tempat tanam melon.

2. Definisi Operasional

a. Residu fungisida adalah sisa fungisida yang masih terdapat di tanaman

buah melon setelah mengalami degradasi, dinyatakan dengan satuan

mg/kg.

b. Residu fungisida yang dianalisis adalah difenokonazol yang merupakan

fungisida golongan triazol.

c. Kadar residu difenokonazol pada kulit buah adalah kadar residu pada

sampel bagian kulit buah yang berbentuk kasar, berjaring dan keras

dengan ketebalan ± 0,5 cm, dinyatakan dengan satuan mg/kg.

d. Kadar residu difenokonazol pada daging buah adalah kadar residu pada

sampel bagian daging buah yang berwarna hijau muda atau hijau

keputihan, dinyatakan dengan satuan mg/kg.

e. Kadar residu difenokonazol pada keseluruhan buah adalah kadar residu

gabungan sampel bagian kulit dan daging buah, dinyatakan dengan

satuan mg/kg.

f. Disipasi adalah proses hilangnya senyawa residu fungisida difenokonazol

pada buah melon yang disebabkan karena degradasi, absorbsi atau

peluruhan ke medium lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

35

g. Laju disipasi dilihat dari penurunan kadar residu fungisida difenokonazol

pada kulit, daging dan keseluruhan buah melon pada hari ke 0, 1, 3, 5, 7,

14 setelah aplikasi terakhir fungisida difenokonazol, dinyatakan dengan

satuan per hari.

h. H-1 adalah satu hari sebelum aplikasi terakhir fungisida difenokonazol.

i. H0, H+1, H+3, H+5, H+7 dan H+14 adalah hari ke-0, 1, 3, 5, 7, dan 14

setelah aplikasi terakhir fungisida difenokonazol.

j. BMR (Batas Maksimum Residu) adalah batas maksimum kandungan

residu fungisida difenokonazol yang boleh terdapat pada buah melon,

dinyatakan dengan satuan (mg/kg).

k. Pre-Harvest Interval (PHI) adalah jumlah hari yang harus dilewati residu

fungisida difenokonazol antara aplikasi teakhir fungisida sampai pada

saat panen.

C. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulasi

difenokonazol donasi dari PT Syngenta (Registration Number 01020120052228),

standar difenokonazol donasi dari PT Syngenta dengan kemurnian 96,3 %

(Registration Number 119446-68-3), standar dekaklorobifenil (DCB) (analytical

standard E. Sigma-Aldrich) CAS Number 2051-24-3, methanol (for analysis, E.

Merck, Katalog Number 1.06009.2500), acetonitril (gradient grade for liquid

chromatography, E. Merck, Katalog Number 1.00030.4000), n-Hexan ((for

analysis, E. Merck, Katalog Number 1.04367.2500), aquadest dan aquabidest

(Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi USD), Magnesium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

36

Sulfat (MgSO4) (for analysis, E. Merck, Katalog Number 1.05886.1000), Natrium

klorida (NaCl) (for analysis, E. Merck, Katalog Number 1.06404.5000), Na3citr

(for analysis, E. Merck, Katalog Number 1.06448.1000), Na2Hcitr (for analysis,

E. Sigma-Aldrich, Katalog Number 71635), gas nitrogen UHP dengan kemurnian

99,999% (PT. SAMATOR), SPE C18 400 mg, sampel buah melon dari tanaman

buah melon (Cucumis melo L.) varietas Action (sudah dideterminasi oleh Bagian

Biologi Farmasi UGM pada Surat Keterangan No. BF/474 Ident/Det/XII/2015

atas nama Serlika Rostiana) yang berasal dari 3 lahan yaitu dusun Siliran

kabupaten Kulonprogo, dusun Pelemsewu kabupaten Bantul dan dusun

Wedomartani kabupaten Sleman.

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, masker,

sarung tangan latex, tangki alat semptro 6 Liter (sprayer), kromatografi gas HP

5890 Series II dilengkapi dengan detektor ECD 63Ni dan kolom kapiler non polar

(5%-phenyl)-methylpolysiloxane, kolom SPE C18 6 ml ukuran 400 mg, neraca

analitik (OHAUS Carat Series PAJ 1003, max 60/120 g, min 0,001 g),

blender,botol centrifuge BIOLOGIX® 15 ml, vortex, thermometer, centrifuge, hot

plate, stopwatch, ultrasonifikasi dan vakum, mikropipet, glass fin, syringe, dan

alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

37

E. Tata Cara Penelitian

1. Penyiapan Lahan Permodelan Tanaman Melon

Tanaman buah melon yang digunakan berasal dari 3 lokasi lahan

pertanian melon di area provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki

kelembaban, curah hujan, ketinggian tempat, jenis tanah, kandungan bahan

organik tanah dan pH tanah yang berbeda. Adapun lokasi lahan pertanian melon

yang digunakan untuk permodelan antara lain lokasi pertama terletak di dusun

Siliran Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo, lokasi kedua terletak di dusun

Pelemsewu Kelurahan Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dan

lokasi ketiga terletak di dusun Demangan Lama Kelurahan Wedomartani

Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman.

Seluruh tanaman melon pada masing-masing lahan ditanam dan diolah

seperti biasa petani mengolahnya dan diberikan pestisida, pupuk maupun obat

oleh petani seperti biasa tanpa mengandung bahan aktif difenokonazol. Bibit

melon yang dipakai adalah jenis Action. Jarak antar tanaman melon dan jarak

antar baris masing-masing secara berturut-turut adalah 40 cm dan 2 meter (lokasi

Siliran, Kulonprogo), 40 cm dan 30 cm (lokasi Ngemplak, Sleman), 40 cm dan 40

cm (lokasi Panggungharjo, Bantul). Luas tanaman melon bagian kelompok

perlakuan berbeda-beda setiap lahan yaitu masing-masing 20 meter x 30 meter

(lokasi Siliran, Kulonprogo), 22,75 meter x 1 meter (lokasi Panggungharjo,

Bantul) dan 14,0 meter x 1,9 meter (lokasi Ngemplak, Sleman). Jumlah tanaman

melon yang diberi perlakuan penyemprotan fungisida formulasi difenokonazol

donasi dari PT Syngenta masing-masing lahan ada 100 tanaman melon sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

38

luas bagian kelompok perlakuan setiap lahan berbeda-beda sedangkan sisa

tanaman melon yang lain sebagai kelompok kontrol tanpa penyemprotan fungisida

formulasi difenokonazol donasi dari PT Syngenta.

2. Pengecekan Curah Hujan, Suhu dan Kelembaban Lahan

Dilakukan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)

Daerah Istimewa Yogyakarta selama proses penanaman.

3. Pengecekan Jenis Tanah, pH Tanah dan Kandungan Bahan Organik

Tanah

Dilakukan oleh Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gajah

Mada Yogyakarta.

4. Kalibrasi Penyemprotan

Kalibrasi penyemprotan dilakukan menggunakan air yang dimasukkan ke

dalam tangki penyemprot pestisida dengan volume yang diketahui. Setelah tangki

terisi air kemudian berjalan biasa sambil menyemprotkan ke area plot tanaman

melon yang akan diberi perlakuan formula difenokonazol. Mencatat waktu saat

mulai menyemprot sampai selesai yaitu ketika seluruh area plot tanaman melon

yang akan diberi perlakuan terbasahi oleh air hasil penyemprotan. Air yang masih

tersisa di dalam tangki dikeluarkan lalu menghitung volumenya. Selisih volume

awal air dengan volume air sisa penyemprotan adalah volume larutan semprot

yang akan diaplikasikan.

5. Aplikasi Formula Fungisida Difenokonazol Pada Tanaman Melon

Cara penyemprotan formula difenokonazol dilakukan mengikuti good

agricultural practices (GAP) berdasarkan hasil kalibrasi penyemprotan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

39

volume larutan semprot yang digunakan sebanyak hasil kalibrasi dan waktu

penyemprotan supaya seluruh tanaman melon terbasahi. Masing-masing lahan

pada kelompok perlakuan memiliki luas yang berbeda-beda sehingga dosis

semprot yang digunakan berbeda-beda sesuai perhitungan dosis aplikasi

maksimum menurut label yaitu 1 𝑚𝑙 𝐿� dengan volume cairan semprot 600 L/ha.

Formula fungisida difenokonazol disemprotkan sebanyak 3 kali, penyemprotan

pertama ketika bunga pada tanaman melon rontok dan mulai muncul bakal buah,

penyemprotan kedua 10 hari setalah penyemprotan pertama serta penyemprotan

ketiga dilakukan saat buah melon siap panen dengan kematangan mencapai 75%.

Penyemprotan fungisida dilakukan pada pagi hari maksimal pukul 08.00 ketika

cuaca tidak berangin.

6. Pengambilan Sampel Buah Melon dari Lahan Permodelan Tanaman

Melon

Sampel buah melon diambil sebanyak masing-masing 5 buah dari

petakan secara acak terstratifikasi 1 hari sebelum penyemprotan ketiga dan setelah

penyemprotan ketiga yaitu pada hari ke 0, 1, 3, 5, 7 dan 14. Sebagai kontrol

diambil sabanyak 5 sampel buah melon dari petakan yang letaknya paling jauh

dari petakan sampel perlakuan secara acak terstratifikasi. Sampel diambil

menggunakan gunting bersih dan sarung tangan, terlebih dahulu sampel

dibersihkan dengan sikat halus kemudian dikemas dalam plastik bersih. Sampel

yang diperoleh dibawa ke laboratorium dan segera dilakukan proses preparasi

berdasarkan metode analisis yang sudah dilakukan validasi oleh Devi (2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

40

7. Preparasi Sampel

Sampel buah melon masing-masing terlebih dahulu dilakukan

penimbangan berat 1 buah melon tanpa ada pencucian sebelumnya. Setelah

ditimbang dilakukan proses pemotongan dimana sampel buah melon

dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu seluruh (whole), kulit (peel) dan daging

(flesh) dengan metode quartering caranya satu buah melon dipotong menjadi dua

bagian lalu dari setengah buah melon tersebut dipotong lagi menjadi dua bagian

dimana bagian yang satu sebagai sampel whole yang ditimbang beratnya dan

bagian yang satu lagi dipisahkan antara kulit dan daging buahnya lalu masing-

masing dilakukan penimbangan berat kulit buah melon dan berat daging buah

melon. Sehingga satiap buah melon diambil seperempat bagian untuk sampel kulit

dan daging lalu seperempat bagian untuk sampel keseluruhan buah (whole).

8. Ekstraksi

Setelah sampel buah melon dipotong-potong berdasarkan kelompok

bagiannya, sampel buah melon dilakukan homogenisasi dengan cara diblender

tanpa penambahan air. Kelompok bagian keseluruhan, kulit dan daging buah

masing-masing dilakukan 3 kali replikasi dari mulai penimbangan. Jumlah sampel

yang ditimbang sebanyak 5 gram yang langsung dimasukkan ke dalam tabung

sentrifuge lalu ditambahkan 2 gram MgSO4; 0,5 gram NaCl; 0,5 gram Na3sitrat

dan 0,25 gram Na2HCitr dan asetonitril sebanyak 5 ml. Setelah itu digojog dengan

tangan selama 1 menit lalu divortex selama 2 manit kemudian disentrifugasi

selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Supernatan hasil sentrifugasi diambil

semuanya, ditampung ke dalam flakon bersih. Kemudian dilakukan reekstraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

41

dengan cara menambahkan 5 ml asetonitril ke dalam tabung sentrifuge yang sudah

diambil supernatannya lalu digojog kembali dengan tangan selama 1 menit,

divortex selama 2 manit setelah itu dilakukan sentrifuge selama 5 menit dengan

kecepatan 5000 rpm. Supernatan hasil reekstraksi diambil semuanya dan

ditampung ke dalam flakon yang berisi supernatan hasil ekstraksi pertama.

Selanjutnya dikeringkan menggunakan nitrogen sehingga memperoleh ekstrak

kering. Sampel ekstrak kering sebelum dilakukan clean up ditambahkan 500 µl

aquabidest kemudian dilakukan degasing.

9. Clean up Sampel Menggunakan SPE C18

a. Pengkondisian kolom SPE C18. Sebelum SPE C18 digunakan terlebih

dahulu dilakukan pengkondisian dengan cara memasukkan 5 ml methanol

ditunggu sampai semuanya keluar dari SPE C18 dan kering. Setelah kering

dilanjutkan memasukkan 5 ml aquabidest ke dalam SPE C18 dan ditunggu sampai

keluar dari SPE C18 tetapi jangan sampai kering.

b. Loading Sampel. Sampel yang sudah didegasing, sebelum SPE C18

mengering dimasukkan ke dalam kolom SPE C18 dan eluat yang dihasilkan

dibuang dan jangan sampai kolom SPE C18 mengering.

c. Pencucian Sampel. Menambahkan 5 ml aquabidest ke dalam sampel

kemudian dimasukkan ke dalam SPE C18 dan eluat yang dihasilkan dibung dan

kolom SPE C18 ditunggu sampai agak mengering.

d. Elusi. Elusi dilakukan dengan cara menambahkan 3 ml methanol ke dalam

sampel lalu dimasukkan ke kolom SPE C18 dan eluat yang dihasilkan ditampung

ke dalam flakon baru lalu selanjutnya dikeringkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

42

10. Pembuatan Larutan Kurva Baku Difenokonazol

a. Pembuatan larutan stok difenokonazol (larutan induk). Sebanyak kurang

lebih 52,6 mg baku difenokonazol ditimbang dengan seksama kemudian

dilarutkan dengan 1 ml heksan sehingga didapatkan baku difenokonazol dengan

konsentrasi 52,6 mg/ml.

b. Pembuatan larutan intermediet difenokonazol 1 (Stok A). Sebanyak 40 µl

larutan induk difenokonazol dilarutkan ke dalam 1000 µl heksan sehingga

didapatkan konsentrasi baku difenokonazol sebesar 0,526 µg/µl.

c. Pembuatan larutan intermediet difenokonazol 2 (Stok D). Sebanyak 10 µl

stok A diambil dengan menggunakan syringe dilarutkan ke dalam 1000 µl

heµksan sehingga diperoleh larutan intermedie difenokonazol 2 dengan

konsentrasi 0.526 x 10-2 µg/µl.

d. Pembuatan seri larutan kurva baku difenokonazol. Baku difenokonazol

dari stok D diambil volume 1 µl, 2 µl, 3 µl, 4 µl, 5 µl, 7 µl, 10 µl, 15 µl, dan 20

µl, masing-masing ditambahkan 2 µl DCB lalu diencerkan dengan heksan hingga

volume 200 µl. Masing-masing larutan baku diinjeksikan ke dalam kromatografi

gas sebanyak 2 µl. Dalam tahap ini diperoleh hubungan antara kadar

difenokonazol dengan rasio luas puncak difenokonazol terhadap DCB.

11. Penetapan Kadar Residu Difenokonazol

Ekstrak kering hasil clean up ditambahkan DCB sebanyak 2 µl lalu

dilarutkan menggunakan hexan sebanyak 200 µl. Sebanyak 2 µl diinjeksikan

kedalam kromatografi gas dengan detektor penangkap elektron pada kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

43

sistem kromatografi gas yang optimum. Adapun kondisi kromatografi gas

detektor penangkap elektron yang digunakan yaitu:

Tabel II. Kondisi Optimum Sistem Kromatografi Gas yang Digunakan (Sanjayadi, 2014)

Parameter Kondisi optimum

1. Injektor (split)

Suhu injektor 230 °C

Volume injeksi 2 µl

2. Oven

Panjang kolom 25 meter

Fase diam 5%-phenyl-methylpolysiloxane

Temperatur Terprogram 100 °C (3 menit)

30 °C/menit, 245 °C (30 menit)

30 °C /menit, 260 °C (15 menit)

3. Detektor

Detektor ECD63Ni

Suhu detektor 295 °C

4. Gas

Gas N2 UHP

Laju alir gas 1ml/menit

F. Analisa Hasil

1. Penentuan Kadar Residu Fungisida Difenokonazol

Untuk menentukan kadar residu difenokonazol pada sampel buah melon

dilakukan dengan cara setelah didapatkan luas puncak DCB dan luas area dua

puncak difenokonazol pada kromatogram, ditentukan jumlah luas puncak

difenokonazol kemudian menentukan rasio luas puncak difenokonazol dengan

luas puncak DCB. Rasio yang diperoleh diintrapolasikan ke dalam persamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

44

regresi linier kurva baku yang sudah diperoleh. Kadar residu difenokonazol

dihitung dengan menggunakan persamaan:

y = Bx + A

dimana y merupakan rasio luas puncak analit dengan DCB dan x adalah kadar

analit yang diperoleh.

2. Penentun Laju Disipasi Residu Fungisida Difenokonazol

Laju disipasi residu fungisida difenokonazol merupakan slope hubungan

antara hari vs ln kadar (mg/kg) residu fungisida difenokonazol.

3. Penentuan Waktu-Degradasi (DT50)

DT50 merupakan waktu yang diperlukan residu fungisida difenokonazol

untuk 50% terdegradasi/terdisipasi. DT50 merupakan parameter penting penanda

kecepatan degradasi. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung DT50

adalah :

𝐷𝑇50 =ln 2𝑘

=0,693𝑘

Keterangan : k = laju disipasi (Abdallah, 2014).

4. Penentuan Pre-Harvest Interval (PHI)

Penentuan PHI dilakukan dengan cara menentukan titik potong pada

kurva kadar vs hari setelah aplikasi terakhir antara proses disipasi mulai paling

cepat menuju proses disipasi yang lambat atau bentuk kurva mulai mendatar.

Setelah titik potong ditemukan kemudian menentukan persamaan y = bx + a yang

dihasilkan dari kedua kurva hasil perpotongan dengan menggunakan program

powerfit (Universiteit Utrecht faculteit scheikunde). Kemudian slope antara kedua

persamaan garis dilakukan uji signifikansi dengan uji t (t-test), apabila slope

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

45

antara garis hasil perpotongan berbeda signifikan maka titik potong tersebut

adalah sebagai PHI (Noegrohati, 2015).

Gambar 2. Penentuan Titik Potong Sebagai PHI (Noegrohati, 2015).

5. Uji Signifikansi Kadar Residu Difenokonazol pada Kulit dan Daging

Buah Melon

Uji signifikansi diawali dengan uji F (p = 0,05) untuk melihat

homogenitas data berdasarkan perbedaan standar deviasi setelah itu dilakukan uji t

(p = 0,05). Perbedaan standar deviasi ini untuk menentukan persamaan yang

digunakan untuk uji t. Rumus uji F:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆12

𝑆22

Degrees of freedom = n1-1, n2-1

Apabila Fhitung<Ftabel maka standar deviasi tidak berbeda signifikan maka

persamaan uji t yang digunakan adalah :

𝑆2 = (𝑛1−1)𝑆12+(𝑛2−1)𝑆22

(𝑛1+𝑛2−2)

𝑡 = |𝑏1−𝑏2|

𝑠� 1𝑛1+ 1𝑛2

Persamaan regresi linier y = Bx +a

Persamaan regresi linier y = Bx +a

PHI Hari

mg/kg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

46

Degrees of freedom = n1 + n2 – 2

Apabila Fhitung > Ftabel maka standar deviasi berbeda signifikan maka persamaan

uji t yang digunakan adalah :

𝑡 = |𝑏1−𝑏2|

�𝑆12

𝑛1+𝑆22

𝑛2

𝐷𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑜𝑓 𝑓𝑟𝑒𝑒𝑑𝑜𝑚 = �𝑆12+𝑆22�𝑆14

𝑛12(𝑛1−1)

+𝑆24

𝑛22(𝑛2−1)

Hasilnya apabila thitung> ttabel artinya berbeda signifikan, begitu juga

sebaliknya (Miller, 2010). Untuk memperoleh data polynomial seperti standar

deviasi slope dan slope dengan cara memplotkan ln kadar terhadap hari ke dalam

software powerfit (Universiteit Utrecht faculteit scheikunde).

6. Uji Signifikansi Pengaruh Kondisi Geografi Terhadap Laju Disipasi

Residu Difenokonazol pada Ketiga Lahan

Menentukan laju disipasi pada masing-masing lahan dengan program

powerfit (Universiteit Utrecht faculteit scheikunde) dengan cara memplotkan hari

vs ln kadar (mg/kg) residu fungisida difenokonazol sehingga diperoleh data

polynomial. Selanjutnya untuk melihat ada perbedaan yang signifikan atau tidak

pada laju disipasi diketiga lahan dilakukan uji signifikasi menggunakan ANOVA.

Menurut Miller (2010) uji ANOVA meliputi:

a. Menentukan variansi masing-masing kelompok sampel dengan persamaan:

∑(𝑥𝑖 − �̅�2) /(𝑛 − 1) atau variansi = SD2

b. Menentukan within-sample variation dengan persamaan:

∑𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖h

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

47

c. Menentukan between-sample variation dengan persamaan:

n�(x�i − x�)2i

/(h − 1)

dimana h adalah jumlah kelompok sampel.

d. Melakukan uji F (p = 0,05) satu arah yaitu dengan Fhitung adalah hasil dari

between-sample variation dibagi dengan hasil dari within-sampel variation.

Ftabel adalah (h − 1, h(n − 1)). Apabila Fhitung > Ftabel maka berbeda

signifikan, begitu juga sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka tidak berbeda

signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

48

G. Rancangan Penelitian

1. Persiapan dan Perlakuan Lahan Permodelan

Pentuan Lokasi Lahan Melon dan Area Perlakuan

Penanaman Tanaman Melon

Aplikasi formula fungisida difenokonazol pada plot perlakuan

sesuai perhitungan dosis aplikasi

Semprot 1 : Bunga mulai rontok dan muncul bakal buah

Semprot 2 : 10 hari setelah penyemprotan pertama

Semprot 3 : Menjelang panen kematangan ± 75%

Kontrol

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

49

2. Pengambilan Sampel Buah Melon

Gambar 3. Diagram Pengambilan Sampel Buah Melon secara Acak Terstratifikasi pada Lahan Perlakuan

100 tanaman melon

Dibagi menjadi 3 bagian

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3

Pilih 1 buah

secara acak per

hari

Pilih 3 buah

secara acak per

hari

Pilih 1 buah

secara acak per

hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

50

3. Analisis Residu Difenokonazol pada Buah Melon

Gambar 4. Skema Analisis Residu Difenokonazol Pada Buah Melon

Keseluruhan Daging Kulit

Kadar residu pada keseluruhan, kulit, daging buah melon hasil perlakuan Hipotesis 1

Laju Disipasi pada Tiap Lahan

Menentukan DT50 dan PHI

Hipotesis 2

Hipotesis 3

Clean-up dengan C18

Determinasi dengan GC-ECD

Analisis Data

Kadar residu pada keseluruhan, kulit, daging buah melon kontrol

Analisis Data

Determinasi dengan GC-ECD Ekstraksi

Clean-up dengan C18

Ekstraksi Keseluruhan Daging Kulit

Sampel buah melon

Kontrol Perlakuan

Sampel buah melon diambil pada H-1 dan H0, H+1, H+3, H+5, H+7, H+14

setelah aplikasi terakhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman buah melon sering terkena serangan penyakit yang disebabkan

oleh fungi Colletrotichum sp. yang biasa disebut dengan antraknosa atau penyakit

patek. Salah satu cara penanggulangan serangan antraknosa adalah menggunakan

fungisida sistemik seperti difenokonazol yang banyak digunakan oleh petani yang

dapat mengganggu kesehatan konsumen. Supaya ketersediaan melon dipasaran

tetap terjaga dan aman bagi konsumen maka perlu mengetahui kadar residu

difenokonazol pada buah melon dan pola laju disipasi fungisida difenokonazol

pada kondisi tropis di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari laju disipasi dapat

menentukan selang waktu antara aplikasi formulasi fungisida difenokonazol

terakhir dengan saat panen (PHI) sehingga mengetahui waktu panen yang tepat

dengan kadar residu yang sangat rendah dibawah BMR Codex 0,7 mg/kg dan

melon yang dikonsumsi aman bagi masyarakat Indonesia khususnya serta

diterima dalam perdagangan internasional.

Metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar residu

difenokonazol pada buah melon adalah Gas Chromatography Electron Capture

Detector (GC-ECD). Metode analisis ini dilakukan validasi dan optimasi oleh

Devi (2015) dengan rangkaian penelitian uji kesesuaian sistem GC-ECD,

preparasi sampel buah melon, optimasi clean-up SPE C18, dan validasi metode

analisis residu difenokonazol pada buah melon. Kinerja sistem GC-ECD

teroptimasi memberikan kisaran linearitas 0,890 - 0,999 dengan LLMV 7,364

ng/g, IDL (Instrument Detection Limit) 0,01 – 0,07 ng/ml dan IQL (Instrument

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

52

Quatitation Limit) 0,002 µg/g sehingga metode analisis dapat digunakan untuk

memantau kadar residu difenokonazol dibawah BMR FAO/WHO 0,7 mg/kg.

Sedangkan hasil validasi metode analisis residu difenokonazol pada buah melon

dengan adisi pada ekstrak blanko sebelum diinjeksikan ke GC-ECD untuk melihat

kinerja GC memberikan nilai recovery adisi 86 - 91%; recovery adisi sebelum

clean-up dengan SPE C18 sebesar 113-121% dengan kesalahan 8,753 % dan

recovery adisi pada keseluruhan metode analisis sebesar 71-115% sehingga

metode analisis ini memenuhi spesifikasi persyaratan untuk memantau kadar

residu difenokonazol pada buah melon. Setelah dinyatakan valid, peneliti mulai

menyiapkan lahan permodelan tanaman melon yang kemudian diberikan

perlakuan terntentu untuk menetukan kadar residu fungisida difenokonazol.

A. Penyiapan Lahan Permodelan Tanaman Melon

Terdapat 3 lokasi perkebunan melon yang ada di Daerah Istimewa

Yogyakarta yang dipilih menjadi lahan permodelan yaitu :

1. Terletak di dusun Siliran Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo (110° 10'

18.6276" BT dan -7° 57' 37.206" LS, 16 mdpl).

2. Terletak di dusun Pelemsewu Kelurahan Panggungharjo Kecamatan Sewon

Kabupaten Bantul (110° 21' 40.5936" BT dan -7° 50' 7.8324" LS, 84 mdpl).

3. Terletak di dusun Demangan Lama Kelurahan Wedomartani Kecamatan

Ngemplak Kabupaten Sleman (110° 26' 13.236" BT dan -7° 43' 6.204"LS,

254 mdpl).

Ketiga lahan permodelan diatas memiliki kondisi geografi yang masing-

masing berbeda pada setiap lahan seperti yang ditunjukkan pada Tabel III dan IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

53

Berdasarkan data dari BMKG DIY (Nomor Surat KT.401/798/YGI/VI/2015 atas

nama Rushadi Jatmiko) dan analisis tanah dari Pertanian UGM (Nomor Surat

014/T/0117/02/15 atas nama Serlika Rostiana) tersebut ketiga lahan memenuhi

kriteria untuk tumbuh kembang tanaman buah melon dari segala aspek iklim,

media tanam dan ketinggian tempat. Sistem penanaman berbeda-beda pada tiap

lahan dapat dilihat pada Gambar 5, pada lahan lokasi Siliran, Kulonprogo dengan

dibiarkan tanaman melon berada diatas pasir sedangkan sistem penanaman pada

lahan lokasi Panggungharjo, Bantul dan Wedomartani, Sleman dengan ditopang

menggunakan ajir atau tongkat dari bilah bambu. Waktu penanaman buah melon

pada lahan Siliran dan Bantul adalah bulan Januari-Maret 2015 dan waktu

penanaman buah melon pada lahan Sleman adalah bulan Februari-April 2015.

Tabel III. Data Suhu, Curah Hujan, dan Kelembaban (Sumber: BMKG DIY)

Lokasi Rata-rata Suhu (°C)

Rata-rata Kelembaban (%)

Rata-rata Curah Hujan

(mm)

Siliran, Kulonprogo 26,2 85,3 313

Panggungharjo, Bantul 25,3 87,3 275

Wedomartani, Sleman 24,2 80,3 417,3

Tabel IV. Data pH, Bahan Organik, Komposisi dan Kelas Tekstur Tanah (Sumber: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM)

Lokasi pH

Tanah

Bahan Organik

(%)

Komposisi Tanah (%) Kelas Tekstur Tanah Lempung Debu Pasir

Siliran, Kulonprogo

6,71 0,54 2,45 7,17 90,37 Pasir

Panggungharjo, Bantul

6,58 2,08 23,84 35,17 40,99 Geluh

Wedomartani, Sleman

6,67 1,09 4,64 19,97 75,39 Pasir

geluhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

54

Pemilihan ketiga lahan permodelan tanaman melon tersebut berdasarkan

beberapa kriteria yaitu:

1. Bibit tanaman buah melon yang digunakan adalah bibit buah melon varietas

Action 434 yang telah menjadi pilihan utama banyak petani melon di Daerah

Istimiwa Yogyakarta. Buah melon varietas Action memiliki ciri-ciri buah

melon yang memiliki jaring (net) pada permukaan kulit buahnya dan

berwarna hijau serta daging buah berwarna hijau kekuningan (Tanindo,

2010).

2. Petani tidak menggunakan pestisida berbahan aktif difenokonazol untuk

mendapatkan kadar residu yang benar-benar dari hasil perlakuan.

3. Setiap lahan memiliki kondisi geografi yang berbeda, dimana kondisi

geografi meliputi jenis tanah, komposisi tanah, curah hujan, suhu, dan

kelembaban.

(1) (2) (3)

Gambar 5. Sistem penanaman buah melon (1) lahan Siliran, Kulonprogo, (2) lahan Panggungharjo, Bantul dan (3) lahan Wedomartani Sleman

Selain ada 100 tanaman melon sebagai sampel perlakuan, diambil juga

sampel yang digunakan sebagai kontrol. Sampel kontrol diharapkan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

55

mengandung residu difenokonazol sehingga dapat digunakan sebagai pembanding

negatif terhadap sampel perlakuan.

B. Aplikasi Formula Fungisida Difenokonazol Pada Tanaman Melon

Sebelum formula fungisida difenokonazol diaplikasikan ke tanaman

melon, dilakukan kalibrasi penyemprotan terlebih dahulu. Perhitungan dosis

aplikasi berdasarkan luas lahan karena sudah kebiasaan petani dan industri yang

memproduksi formula fungisida pada label berdasarkan luas lahan. Kadar

difenokonazol pada label formula dari PT Syngenta sebesar 125 g/L dengan

aturan pakai maksimum 1 ml/L dengan volume larutan semprot 600 L/ha.

Dengan adanya hasil kalibrasi penyemprotan, dosis formula

difenokonazol di dalam sejumlah volum larutan semprot dapat disemprotkan

merata ke seluruh tanaman melon pada masing-masing lahan sehingga kadar yang

diterima setiap tanaman buah melon sama.

Tabel V. Data Hasil Kalibrasi Penyemprotan

Siliran Kulonprogo

Panggungharjo Bantul

Wedomartani Sleman

Luas lahan 60 m2 22,7 m2 26,6 m2

Volume cairan formulasi hasil

perhitungan 3,6 ml 1,365 ml 2 ml

Volume cairan semprot hasil

kalibrasi 4 liter 4 liter 4 liter

Waktu penyemprotan hasil kalibrasi

3 menit 16 detik (3 putaran),

habis (tidak ada sisa), seluruh tanaman rata

terkena semprotan

6 menit (3 putaran), habis (tidak ada sisa), seluruh tanaman

rata terkena semprotan

Kedua plot masing-masing 2 menit 50 detik (1 putaran), habis (tidak ada

sisa), seluruh tanaman rata

terkena semprotan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

56

Tabel VI. Dosis Aplikasi Penyemprotan Fungisida Formulasi Difenokonazol Siliran, Kulonprogo

(luas 60 m2) Panggungharjo, Bantul

(luas 22,7 m2) Wedomartani, Sleman

(luas 26,6 m2) 3,6 𝑚𝑙

4 𝐿� 1,4 𝑚𝑙4 𝐿� 2,0 𝑚𝑙

6 𝐿�

Penyemprotan formula difenokonazol dilakukan sebanyak 3 kali yaitu

penyemprotan pertama ketika bunga pada tanaman melon rontok dan mulai

muncul bakal buah karena pada saat itu jamur sangat mudah tumbuh.

Penyemprotan kedua 10 hari setalah penyemprotan pertama serta penyemprotan

ketiga dilakukan saat buah melon siap panen dengan kematangan mencapai 75%.

C. Pengambilan Sampel Buah Melon dari Lahan Permodelan Tanaman

Melon dan Preparasi Sampel Buah Melon

Setelah aplikasi formula difenokonazol yang terakhir, mulai 1 hari

sebelum semprot terakhir (H-1) sampel buah melon diambil, selanjutnya diambil

pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7 dan 14 setelah aplikasi terakhir. Pengambilan sampel

buah melon 75% masak dilakukan secara acak terstratifikasi baik untuk sampel

perlakuan maupun sampel kontrol masing-masing sebanyak 5 buah melon.

Pengambilan sampel acak terstratifikasi adalah pengambilan sampel buah melon

dengan cara mengelompokkan tanaman buah melon pada plot perlakuan menjadi

bagian tepi dan tengah kemudian setiap kelompok masing-masing diambil sebagai

sampel. Melalui pengambilan sampel secara acak terstratifikasi diharapkan sampel

dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga tidak ada

kelompok yang terabaikan (Nasution, 2003). Sampel kontrol diambil lebih dahulu

dari petakan lain yang jaraknya paling jauh dari petakan sampel perlakuan karena

diharapkan dengan jarak yang paling jauh untuk menghindari drifting residu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

57

difenokonazol sehingga tidak mengandung residu difenokonazol. Drifting

merupakan titik-titik semprot ketika penyemprotan berlangsung ikut terbawa

angin. Pengambilan sebanyak 5 buah tersebut berdasarkan aturan FAO yaitu

untuk pengambilan sampel tanaman dengan buah yang beratnya lebih dari 250

gram, diharuskan mengambil sebanyak 5 buah sampel atau sekurang-kurangnya 2

kg (FAO, 1999).

Sampel diambil menggunakan gunting bersih dan sarung tangan, terlebih

dahulu sampel dibersihkan dengan sikat halus untuk menghilangkan kotoran-

kotoran atau sisa-sisa pasir yang menempel pada permukaan kulit buah melon.

Pembersihan dengan sikat ini dilakukan secara perlahan dan halus supaya

mengurangi terjadinya kehilangan senyawa target yaitu residu fungisida

difeokonazol. Setelah dibersihkan masing-masing sampel buah melon dimasukkan

ke dalam kantong plastik bening dan diberi label kemudian segera dibawa ke

laboratorium untuk dilakukan preparasi.

D. Penetapan Kadar Residu Difenokonazol pada Sampel Buah Melon

Sebelum dilakukan penetapan kadar residu difenokonazol, berdasarkan

hasil validasi metode analisis oleh Devi (2015) sampel buah melon melalui proses

preparasi sampel dan homogenisasi dengan diblender tanpa penambahan air

terlebih dahulu kemudian melakukan proses ekstraksi. Homogenisasi sampel

dengan blender tanpa penambahan air karena pada hasil validasi oleh peneliti lain

kandungan kadar air di dalam buah melon adalah 92,224% pada daging buah;

93,782% pada keseluruhan buah dan 93,050% pada kulit buah, sehingga

dipersyaratkan untuk preparasi sampel kadar air lebih dari 80% tidak perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

58

penambahan air (Anastasiades, 2006). Ekstraksi dilakukan menggunakan

asetonitril dan 4 jenis garam yaitu MgSO4 anhidrat, NaCl, Na3sitrat dan Na2HCitr

berdasarkan metode analisis untuk multiresidu yang sudah ada. MgSO4 anhidrat

digunakan untuk menarik air kemudian adanya NaCl karena kelarutan

difenokonazol kecil di dalam air dan difenokonazol memiliki energi bebas

membentuk rongga di dalam air maka air lebih menarik NaCl kemudian

difenokonazol didesak sehingga keluar dan lebih larut ke dalam asetonitril.

Na3sitrat dan Na2HCitr digunakan sebagai buffer untuk mengontrol pH,

mempertahankan pH sampel antara 4-6 dan pada pH tersebut analit stabil selama

proses dan meminimalkan ko-ekstraktan (Anastasiades, 2006). Adanya

penggojogan dilakukan untuk memecah gumpalan matriks sampel sehingga

gumpalan matriks sampel semakin kecil, luas permukaan akan semakin meningkat

dan kesetimbangan yang optimum akan lebih cepat tercapai. Hasil sentrifugasi

menunjukkan asetonitrik berada di bagian atas dan air berada dibagian bawah

karena massa jeis air lebih besar dari asetonitril. Reekstraksi dilakukan untuk

meminimalisir analit yang masih tertinggal di dalam matriks sampel dan

kesetimbangan akan lebih banyak tercapai.

Setelah diperoleh ekstrak kering hasil ekstraksi selanjutnya sampel

dilakukan proses clean-up dengan SPE C18. Difenokonazol akan terjerap pada fase

diam C18 dengan ikatan lemah agar dapat terelusi dan dengan washing

menggunakan aquabidest analit akan tertahan pada fase diam dan senyawa yang

labih polar akan ikut terelusi. Setelah itu analit dielusi menggunakan metanol

yang akan mengambil analit yang tertahan pada fase diam karena kelarutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

59

difenokonazol di dalam metanol > 500 g/L. Setelah itu hasil elusi dikeringkan

sehingga diperoleh ekstrak kering yang siap untuk determinasi menggunakan GC-

ECD. Sebelum dilakukan penginjekan ke dalam GC-ECD terlebih dahulu dibuat

seri larutan kurva baku difenokonazol untuk memperoleh persamaan regresi linear

untuk menghitung kadar residu difenokonazol. Kurva baku yang digunakan untuk

menghitung kadar residu difenokonazol pada sampel ekstrak ditunjukkan pada

Gambar 6. Persamaan regresi linear yang diperoleh dari kurva baku adalah y=-

0,08989+3,50422x dengan koefisien korelasi (R2) 0,9977 yang artinya metode

yang digunakan memiliki linearitas yang baik karena memenuhi persyaratan nilai

R2 yaitu ≥ 0,98 (Ahuju, 2005).

Gambar 6. Kurva Baku Standar Difenokonazol

Penetapan kadar residu fungisida difenokonazol pada kulit, daging dan

keseluruhan buah melon dilakukan menggunakan GC-ECD dengan cara

memasukkan rasio luas puncak difenokonazol dengan DCB yang dihasilkan pada

kromatogram kedalam persamaan kurva baku sehingga diperoleh kadar residu

difenokonazol pada sampel. Penetapan kadar dilakukan menggunakan

kromatografi gas karena volatilitas analit yaitu difenokonazol yang ditunjukkan

dalam konstanta Henry’s law yaitu 9,0 x 10-7 Pa m3 mol-1 dimana semakin besar

y = 3.50422x - 0.08989 R² = 0.9977

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Ras

io lu

as p

unca

k D

if/D

CB

massa (ng)

Kurva Baku Standar Difenokonazol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

60

nilai konstanta Henry maka senyawa semakin cepat menguap (Kenndler, 2004).

Digunakan detektor ECD berdasarkan struktur dari difenokonazol yang

mengandung atom elektronegatif seperti Cl dan O yang mempunyai afinitas

terhadap elektron bebas yang berasal dari sumber radioaktif 63Ni. Gugus

elektronegatif akan menangkap elektron bebas untuk dibawa keluar detektor,

sehingga terjadi pengurangan jumlah elektron dari sistem dan pengurangan jumlah

arus akan direkam dan dianggap sebagai respon kromatogram. Semakin banyak

jumlah atom elektronegatif dalam suatu senyawa maka akan semakin tinggi

respon pada GC-ECD (Grob, 1995).

Kromatogram standar, sampel blangko dan residu difenokonazol yang

dihasilkan pada masing-masing sampel bagian ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 (A) adalah puncak standar DCB (dekaklorobifenil) pada waktu retensi

(tR) sekitar 22-23 menit. DCB digunakan sebagai standar internal saat determinasi

karena untuk mengkoreksi kesalahan hilangnya analit saat determinasi

menggunakan GC-ECD. DCB dipilih sebagai standar internal karena dapat

dideteksi oleh GC-ECD, memiliki waktu retensi yang konstan dan rasio dengan

analit konstan (jika konsentrasi bertambah maka rasio juga naik). Gambar 8

menunujukkan keajegan waktu retensi (tR) antara puncak DCB dengan dua

puncak difenokonazol yaitu ± 22-23 menit dan sekitar 26-28 menit secara

berturut-turut. Respon senyawa difenokonazol adalah munculnya 2 puncak pada

tR sekitar 26-28 menit yaitu ditunjukkan pada Gambar 8 (B). Adanya 2 puncak ini

dikarenakan difenokonazol memiliki struktur diastereoisomer dengan adanya 2

karbon kiral pada strukturnya (Hamilton, 2014). Struktur diastereoisomer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

61

difenokonazol dapat dilihat pada Gambar 7. Tanda bintang (*) menunjukkan

karbon kiral dimana pada bagian kiral struktur dapat terjadi perputaran sehingga

terjadi perubahan bentuk molekul yang mengakibatkan difenokonazol memiliki

dua isomer (diastereoisomer). Menurut Spivey (2008) diastereoisomer memiliki

sifat fisika dan kimia yang berbeda sehingga pada kromatogram terdapat dua

puncak difenokonazol. Karena difenokonazol memiliki respon 2 puncak pada GC-

ECD maka kedua luas puncak yang dihasilkan dijumlahkan. Menurut United

States Department of Agriculture (2015) mengenai data program pestisida,

kuantifikasi senyawa yang memiliki puncak banyak (multi-peak) berdasarkan

puncak terbesar atau menjumlahkan semua puncak. Gambar 8 menunjukkan pada

sampel blangko dan daging buah tidak terdapat difenokonazol. Pada penginjekan

standar, sampel kulit buah dan keseluruhan buah terdapat difenokonazol yang

ditunjukkan pada kromatogram (Gambar 8). Tinggi rendahnya puncak

difenokonazol yang dihasilkan pada kromatogram berdasarkan kadar residu

difenokonazol yang terkandung di dalam masing-masing sampel.

Gambar 7. Struktur Diastereoisomer Difenokonazol (Twohig, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

62

Gambar 8. Overlay Kromatogram (A) puncak DCB dan (B) puncak difenokonazol

pada GC-ECD

Tabel VII. Kadar Residu Difenokonazol di dalam Buah Melon Lahan Siliran Kulonprogo

Hari setelah aplikasi terakhir

Kadar di dalam kulit buah (mg/kg)

Kadar di dalam daging buah

(mg/kg)

H-1 0,003 0,000

H0 0,079 0,002

H+1 0,040 0,000

H+3 0,026 0,000

H+5 0,024 0,000

H+7 0,016 0,000

H+14 0,007 0,002

Kontrol 0,000 0,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

63

Tabel VIII. Kadar Residu Difenokonazol di dalam Buah Melon Lahan Panggungharjo Bantul

Hari setelah aplikasi terakhir

Kadar di dalam kulit buah

melon (mg/kg)

Kadar di dalam daging buah

melon (mg/kg)

H-1 0,002 0,000

H0 0,025 0,002

H+1 0,051 0,000

H+3 0,013 0,000

H+5 0,011 0,000

H+7 0,013 0,000

Kontrol 0,000 0,000

Tabel IX. Kadar Residu Difenokonazol di dalam Buah Melon Lahan Wedomartani

Sleman

Hari setelah aplikasi terakhir

Kadar di dalam kulit buah

melon (mg/kg)

Kadar di dalam daging buah

melon (mg/kg)

H-1 0,014 0,000

H0 0,022 0,000

H+1 0,022 0,000

H+3 0,014 0,000

H+5 0,021 0,000

H+7 0,009 0,000

H+14 0,009 0,000

Kontrol 0,011 0,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

64

Tabel X. Kadar Residu Difenokonazol pada Keseluruhan Buah Melon

Hari setelah aplikasi terakhir

Kadar pada buah melon Siliran

(mg/kg)

Kadar pada buah melon Bantul

(mg/kg)

Kadar pada buah melon Sleman

(mg/kg) H-1 0,001 0,001 0,021

H0 0,042 0,013 0,018

H+1 0,022 0,010 0,023

H+3 0,026 0,004 0,016

H+5 0,020 0,002 0,020

H+7 0,012 0,007 0,003

H+14 0,007 - 0,002

Kontrol 0 0 0,011

Kadar residu fungisida difenokonazol di dalam kulit dan daging buah

melon pada masing-masing lahan dan masing-masing hari setelah aplikasi terakhir

dapat dilihat pada Tabel VII, Tabel VIII dan Tabel IX. Penetapan kadar residu

fungisida difenokonazol di dalam kulit dan daging buah melon dilakukan untuk

membuktikan hipotesis 1 yaitu kadar residu difenokonazol rata-rata paling banyak

terdapat di dalam kulit buah melon daripada daging buah bila dilihat langsung.

Untuk membuktikan apakah kadar residu difenokonazol pada kulit lebih besar

daripada di daging buah maka dilakukan uji signifikansi slope antara kadar residu

difenokonazol pada kulit dengan daging buah setiap harinya.

Uji signifikansi diawali dengan uji F untuk melihat perbedaan standar

deviasi kemudian uji signifikansi slope dengan uji t. Hasil uji F antara standar

deviasi kadar residu difenokonazol pada kulit dengan daging buah setiap harinya

dari lahan Siliran adalah Fhitung= 254,56 dan Ftabel=5,05 artinya Fhitung>Ftabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

65

sehingga standar deviasi berbeda signifikan dan hasil uji t slope yang dilakukan

adalah thitung=6,352 dan ttabel=180 maka thitung>ttabel sehingga berbeda signifikan,

artinya kadar residu difenokonazol pada kulit buah lebih besar dari pada di daging

buah dari Siliran. Sedangkan hasil uji F antara standar deviasi kadar residu

difenokonazol pada kulit dengan daging buah setiap harinya dari lahan Bantul

adalah Fhitung= 333,58 dan Ftabel=5,05 artinya Fhitung>Ftabel sehingga standar deviasi

berbeda signifikan dan hasil uji t slope yang dilakukan adalah thitung= 3,154 dan

ttabel=100 maka thitung>ttabel sehingga berbeda signifikan, artinya kadar residu

difenokonazol pada kulit buah lebih besar dari pada di daging buah dari Bantul.

Dari hasil uji signifikansi baik buah melon dari Siliran maupun Bantul kadar

residu difenokonazol di kulit buah lebih besar daripada di daging buah melon

karena kulit buah terletak paling luar sehingga saat penyemprotan fungisida kulit

buah langsung terkena cairan semprot. Residu difenokonazol di dalam daging

buah melon pada lahan Siliran Kulonprogo terdapat pada hari ke-0 dan hari ke-14

serta di dalam daging buah melon Panggungharjo Bantul terdapat residu

difenokonazol pada hari ke-0 setelah aplikasi terakhir. Adanya residu

difenokonazol pada daging buah melon dari Siliran dan Bantul pada hari ke-0

karena ada sisa residu dari penyemprotan formula fungisida difenokonazol

sebelumnya (penyemprotan 2).

Tabel X adalah kadar residu difenokonazol pada keseluruhan buah melon

dari Siliran, Bantul dan Sleman. Penetapan kadar residu difenokonazol pada

keseluruhan buah dilakukan untuk menetapkan pola laju disipasi residu

difenokonazol pada masing-masing lahan untuk pembuktian hipotesis 2 sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

66

dasar penentuan PHI (Pre Harvest Interval) (Hamilton, 2014). Secara keseluruhan

data dapat dilihat pada hari sebelum aplikasi terakhir (H-1) mula-mula kadar

residu difenokonazol kecil karena ada sisa-sisa residu difenokonazol hasil

penyemprotan formula difenokonazol aplikasi kedua kemudian kadar residu

meningkat pada hari ke-0 4 jam setelah aplikasi terakhir. Kadar kontrol sampel

buah melon Siliran Kulonprogo dan Panggungharjo Bantul baik pada kulit, daging

maupun keseluruhan buah adalah 0 mg/kg yang artinya pada kontrol tidak

mengandung residu difenokonazol. Kadar residu difenokonazol pada kulit, daging

dan keseluruhan buah melon dari Sleman tidak dapat menggambarkan keadaan

sebenarnya karena kerusakan yang terjadi pada buah melon Sleman akibat

penyakit antraknosa. Kerusakan yang terjadi pada tanaman buah melon dimulai

pada saat sudah muncul buah melon sekitar umur 40 hari yang ditandai dengan

munculnya bercak kecoklatan pada sebagian batang dan daun menyerang pada

hampir seluruh lahan tanaman melon. Ketika buah melon mulai tumbuh

membesar, kebanyakan buah yang terbentuk tidak terdapat jaring (net) tidak

seperti buah melon yang semestinya dan banyak buah yang mengalami

pembusukan. Namun, secara kasat mata dapat dilihat kadar residu difenokonazol

di kulit lebih besar daripada di dalam daging buah karena pada daging buah per

hari setelah aplikasi terakhir tidak terdapat residu difenokonazol. Selanjutnya pada

kontrol terdapat residu difenokonazol karena petani juga menyemprotkan

fungisida yang mengandung difenokonazol pada seluruh lahan melon akibat

serangan antraknosa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

67

E. Hilangnya Residu Difenokonazol ke dalam Daging Buah Melon

Disipasi adalah proses hilangnya residu fungisida difenokonazol pada

buah melon yang disebabkan karena penguapan, pencucian, pelapukan, degradasi,

absorbsi atau peluruhan ke medium lainnya. Laju disipasi karena adanya absorpsi

ke dalam daging buah dilihat dari penurunan kadar residu fungisida difenokonazol

pada kulit dan daging buah melon pada hari ke 0, 1, 3, 5, 7, 14 setelah aplikasi

terakhir fungisida difenokonazol. Laju disipasi didapat dengan cara memplotkan

antara ln kadar rata-rata residu difenokonazol (mg/kg) vs hari setelah aplikasi

terakhir sehingga diperolah persamaan y=bx+a. Slope (kemiringan) pada

persamaan yang diperoleh menunjukkan laju disipasi.

Persamaan pada Gambar 9 menunjukkan laju disipasi terjadi pada kulit

buah melon Siliran yaitu sebesar 0,153/hari. Pada daging buah melon Siliran tidak

terjadi disipasi karena residu difenokonazol hanya terdapat pada hari ke-0 setelah

aplikasi terakhir yang diakibatkan dari sisa penyemprotan kedua setelah itu residu

difenokonazol terdapat pada daging buah melon pada hari ke-14 setelah aplikasi

terakhir yang artinya terjadi penetrasi residu difenokonazol dari kulit ke dalam

daging buah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

68

Gambar 9. Kurva Laju Disipasi Residu Difenokonazol Pada Sampel Lahan Siliran Kulonprogo

Persamaan pada Gambar 10 menunjukkan laju disipasi pada kulit buah

melon Bantul sebesar 0,165/hari dan laju disipasi pada daging buah tidak

ditentukan karena residu difenokonazol pada daging buah melon Bantul hanya

terdapat pada hari ke-0 setelah aplikasi terakhir akibat sisa penyemprotan 2 dan

tidak terdapat residu difenokonazol pada hari selanjutnya artinya tidak terjadi

penetrasi residu difenokonazol dari kulit ke dalam daging buah melon dari Bantul.

Gambar 10. Kurva Laju Disipasi Residu Difenokonazol Pada Sampel Lahan

Panggungharjo Bantul

Pada Gambar 11 laju disipasi residu difenokonazol pada kulit buah

melon adalah 0,068/hari dan pada daging buah karena tidak terdapat residu

y = -0.1532x - 2.9338 R² = 0.9151

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

00 5 10 15

Ln m

g/kg

Hari

Kurva Disipasi Residu Difenokonazol Siliran

Kulit

Daging

Linear(Kulit)

y = -0.1655x - 3.4477 R² = 0.5389

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

00 2 4 6 8

Ln m

g/kg

Hari

Kurva Disipasi Residu Difenokonazol Bantul

Kulit

Daging

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

69

difenokonazol maka laju disipasi residu difenokonazol pada daging buah tidak

dapat ditentukan artinya sama sekali tidak terjadi penetrasi residu difenokonazol

dari kulit buah ke dalam daging buah. Tidak terjadi penetrasi diduga disebabkan

karena kerusakan yang terjadi pada buah melon dari Sleman ini dimana terjadi

perubahan pada tekstur buahnya.

Gambar 11. Kurva Laju Disipasi Residu Difenokonazol Pada Sampel Lahan

Wedomartani Sleman

F. Pengaruh Kondisi Geografi Terhadap Laju Disipasi Residu

Difenokonazol dalam Sampel Buah Melon

Daerah tropis secara umum dicirikan oleh keadaan iklim yang hampir

seragam. Namun adanya perbedaan geografi seperti perbedaan ketinggian tempat

di atas permukaan laut (dpl) menimbulkan perbedaan cuaca secara keseluruhan

pada tempat tersebut. Unsur cuaca dan iklim tersebut adalah suhu, kelembaban

dan curah hujan serta jenis tanah. Pada dataran rendah ditandai dengan suhu

lingkungan yang tinggi sedangkan dataran tinggi ditandai dengan menurunnya

suhu udara dan peningkatan curah hujan (Andrian, 2014). Pengaruh kondisi

geografi terhadap laju disipasi residu difenokonazol dapat dilihat dari aspek curah

y = -0.0687x - 3.8585 R² = 0.6503

-6

-5

-4

-3

-2

-1

00 5 10 15

Ln m

g/kg

Hari

Kurva Disipasi Difenokonazol Sleman

Kulit

Daging

Linear(Kulit)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

70

hujan, suhu udara, kelembaban dan jenis tanah pada masing-masing lahan tempat

tanam buah melon.

Gambar 12. Kurva Disipasi Residu Difenokonazol pada Keseluruhan Buah Melon

Pada kurva disipasi residu difenokonazol plot antara ln kadar residu

difenokonazol (mg/kg) vs hari setelah aplikasi terakhir diperoleh persamaan kurva

y=bx + a dimana b adalah laju disipasi residu difenokonazol. Untuk membuktikan

pengaruh kondisi geografi terhadap laju disipasi maka dilakukan uji signifikansi

slope antara laju disipasi pada lahan Siliran, Bantul dan Sleman dengan ANOVA.

Uji signifikansi diawali dengan uji within-sample variation dengan hasil

0,00625 dan uji between-sample variation dengan hasil 0,000965. Selanjutnya uji

F satu arah yaitu perbandingan antara within-sample variation dengan between-

sample variation dengan hasil 0,1544 serta Ftabel (2, 15) adalah 3,682. Berdasarkan

perhitungan menunjukkan bahwa Fhitung<Ftabel yang artinya tidak berbeda

signifikan. Berdasarkan hasil uji ANOVA tersebut kondisi geografi tidak

mempengaruhi laju disipasi residu difenokonazol.

Terjadinya laju disipasi residu difenokonazol pada buah melon dari

Siliran Kulonprogo dapat disebabkan terjadinya biodegradasi oleh

y = -0.1186x - 3.4051 R² = 0.9014

y = -0.1618x - 4.6248 R² = 0.3497

y = -0.1784x - 3.7297 R² = 0.788 -7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

00 5 10 15

Ln

mg/

kg

Hari

Kurva Disipasi Difenokonazol Keseluruhan Buah Melon

Siliran

Bantul

Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

71

mikroorganisme melalui paparan tanah karena tanaman melon yang dekat dengan

tanah, fotodegradasi dan tercuci oleh air hujan (curah hujan di lahan Siliran

sebanyak 313 mm lebih besar daripada di lahan Bantul sebanyak 275 berdasarkan

BMKG). Difenokonazol diketahui tidak volatil pada lingkungan sehingga tinggi

atau rendahnya suhu tidak berpengaruh terhadap hilangnya residu difenokonazol

karena penguapan namun mungkin terjadi proses fotodegradasi (Anonim1, 2015).

Hilangnya residu difenokonazol pada buah melon Sleman dapat disebabkan

tercuci oleh air hujan karena curah hujan di Sleman paling tinggi 417,3 mm.

Namun karena kadar residu difenokonazol tidak menggambarkan keadaan yang

sebenarnya maka laju disipasi juga tidak dapat menggambarkan keadaan

sebenarnya. Laju disipasi residu difenokonazol pada sampel buah melon dari

Panggungharjo Bantul dapat disebabkan biodegradasi oleh mikroorganisme yang

tumbuh di lingkungan karena kelembaban udara di Panggungharjo Bantul paling

tinggi yaitu 87,3 % dibandingkan dengan Siliran Kulonprogo yaitu 85,3 %.

Menurut Gardner (2015) degradasi residu pestisida oleh mikroba dapat meningkat

pada kondisi yang lembab, serta mikroba membutuhkan air untuk tumbuh

sehingga daerah lembab yang berarti memiliki kandungan air yang banyak rentan

terhadap pertumbuhan mikroba (Thompson, 2015). Kelembaban pada lahan

Bantul yang tinggi menyebabkan mikroorganisme tumbuh pada lingkungan dan

dapat mendegradasi residu difenokonazol pada buah melon. Menurut Hamilton

(2014) difenokonazol dapat terdegradasi oleh mikroorganisme secara aerob

dengan reaksi seperti pada Gambar 13. Selain itu hilangnya residu difenokonzol

dapat disebabkan adanya adsorpsi residu difenokonazol dengan tanah karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

72

difenokonazol teradsorpsi kuat dengan tanah (Anonim, 2012). Oleh karena itu

dengan tingginya jumlah bahan organik pada lahan Bantul menyebabkan

mikroorganisme di tanah tumbuh baik sehingga mikroorganisme dapat

mendegradasi residu difenokonazol di tanah.

Gambar 13. Degradasi difenokonazol oleh mikroorganisme secara aerob (Hamilton, 2014).

G. Asesmen Paparan Residu Difenokonazol pada Buah Melon

Setelah mengetahui pola laju disipasi residu difenokonazol pada buah

melon selanjutnya menentukan waktu degradasi (DT50) yaitu waktu yang

dibutuhkan residu difenokonazol 50% terdegradasi. Waktu degradasi (DT50)

ditentukan dengan cara memasukkan slope (laju disipasi) pada keseluruhan buah

melon yang diperoleh ke dalam persamaan berikut:

𝐷𝑇50 =0,693𝑘

DT50 menandakan kecepatan degradasi residu difenokonazol. Dari data yang

diperoleh waktu degradasi pada sampel keseluruhan buah melon dari lahan

Panggungharjo Bantul dengan DT50 4,304 hari serta pada sampel keseluruhan

buah melon dari lahan Siliran Kulonprogo dengan DT50 5,873 hari. Data waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

73

degradasi (DT50) yang diperoleh pada sampel kulit buah melon dari lahan

Panggungharjo Bantul yaitu 4,2 hari. Secara keseluruhan data dapat dilihat

kecepatan degradasi residu difenokonazol pada buah melon di Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah 4-5 hari.

Tabel XI. DT50 Residu Difenokonazol Pada Buah Melon DT50 (hari) Siliran

Kulonprogo Panggungharjo

Bantul Wedomartani

Sleman Kulit 4,529 4,200 10,191 Whole 5,873 4,304 3,893 Daging - - -

Selain menetapkan waktu degradasi (DT50) juga ditentukan Pre-Harvest

Interval (PHI) yaitu jumlah hari yang harus dilewati residu fungisida

difenokonazol antara aplikasi terakhir fungisida sampai pada saat panen sehingga

dapat mengetahui waktu panen yang tepat yaitu dengan kadar residu

difenokonazol dibawah BMR 0,7 mg/kg berdasarkan CODEX FAO/WHO. PHI

ditentukan melalui titik potong pada kurva kadar vs hari setelah aplikasi terakhir

pada sampel buah melon keseluruhan (whole) karena sesuai dengan aturan pada

BMR dan juga saat setelah aplikasi residu difenokonazol langsung terpenetrasi ke

dalam daging buah melon dan daging buah melon tersebut yang dikonsumsi

manusia (Hamilton, 2014). Titik potong ditentukan dengan melihat kurva kadar vs

hari setelah aplikasi terakhir yang terbentuk, apabila pada satu titik bentuk kurva

berbentuk menurun kemudian mulai mendatar yang artinya laju disipasi mulai

berjalan lambat serta masih memenuhi LOQ maka titik tersebut menjadi titik

potong. Titik potong tidak diambil pada kurva yang mendatar karena pada daerah

tersebut artinya laju disipasi yang terjadi berjalan sangat lambat dan tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

74

ditentukan kapan laju disipasi tersebut akan berhenti atau residu difenokonazol

benar-benar hilang.

Gambar 14. Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Residu Difenokonazol Pada Buah Melon Siliran

Tabel XII. Uji Signifikansi Slope Dua Kurva Kadar vs Hari Residu Difenokonazol Pada Buah Melon Siliran Hasil Perpotongan

thitung Α ttabel Kesimpulan

13,25784 0,05 2,132 Berbeda signifikan

Gambar 15. Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Residu Difenokonazol Pada Buah Melon Bantul

y = -0.00422x + 0.040 R² = 0.984

y = -0.00071x + 0.016 R² = 1

0.000

0.010

0.020

0.030

0.040

0.050

0 5 10 15

Kada

r mg/

kg

Hari

Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Pada Buah Melon Siliran

H0 - H7

H7 - H14

Linear (H0 - H7)

Linear (H7 - H14)

y = -0.00225x + 0.012 R² = 0.948

y = 0.0025x - 0.010 R² = 1

0.000

0.005

0.010

0.015

0 2 4 6 8

Kada

r mg/

kg

Hari

Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Pada Buah Melon Bantul

H0 - H5

H5 - H7

Linear (H0 -H5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

75

Tabel XIII. Uji Signifikansi Slope Dua Kurva Kadar vs Hari Residu Difenokonazol Pada Buah Melon Bantul Hasil Perpotongan

thitung Α ttabel Kesimpulan 56742,84 0,05 2,132 Berbeda signifikan

Gambar 16. Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Residu Difenokonazol Pada Buah

Melon Sleman

Tabel XIV. Uji Signifikansi Slope Dua Kurva Kadar vs Hari Residu Difenokonazol Pada Buah Melon Sleman Hasil Perpotongan

thitung Α ttabel Kesimpulan 2.57005 0,05 2,132 Berbeda signifikan

Pada Gambar 14 dan Gambar 16 kurva kadar vs hari residu

difenokonazol pada buah melon Siliran dan Sleman, kurva mulai akan mendatar

pada titik hari ke-7 setelah aplikasi terakhir sehingga hari ke-7 dijadikan sebagai

titik potong. Sedangkan pada Gambar 15 kurva kadar vs hari residu difenokonazol

pada buah melon Bantul kurva mulai mendatar pada titik hari ke-5 setelah aplikasi

terakhir karena interval waktu pengambilan sampel buah melon Bantul hanya

sampai hari ke-7 sehingga hari ke-5 dijadikan sebagai titik potong untuk

menentukan PHI buah melon lahan Bantul. Setelah menentukan titik potong maka

diperoleh 2 kurva hasil perpotongan yang dapat diketahui slope masing-masing

y = -0.0028x + 0.026 R² = 0.670

y = -0.00014x + 0.004 R² = 1

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0 5 10 15

Kada

r mg/

kg

Hari

Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Pada Buah Melon Sleman

H0 - H7

H7 - H14

Linear (H0 - H7)

Linear (H7 - H14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

76

kemudian melakukan uji t untuk melihat signifikansi antara kedua slope tersebut.

Jika berbeda signifikan maka titik potong dapat digunakan sebagai waktu panen

(PHI). Dari hasil data tersebut diperoleh waktu panen yang tepat saat PHI buah

melon dari Siliran dan Sleman adalah 7 hari setelah aplikasi terakhir dan PHI

buah melon Bantul adalah 5 hari setelah aplikasi terakhir fungisida difenokonazol.

Sebagai referensi waktu degradasi (DT50) residu difenokonazol pada

buah anggur dari Italia yang beriklim subtropis adalah 15 hari dengan PHI 21

hari, buah apel dari Prancis yang beriklim subtropis DT50-nya 693 hari dengan

PHI 14 hari, buah papaya dari Brazil yang beriklim tropis DT50-nya 6 hari dengan

PHI 14 hari, dan buah mangga dari Brazil DT50-nya 5 hari dengan PHI 7-9 hari

(Hamilton, 2014). Artinya iklim tropis memang berpengaruh terhadap kecepatan

degradasi (DT50) maupun waktu panen (PHI) dimana waktu degradasi maupun

laju disipasi pada daerah subtropis lebih lambat.

H. Penilaian Terhadap Keamanan Konsumen

Dari hasil PHI yang diperoleh waktu panen yang tepat untuk buah melon

lahan Siliran Kulonprogo adalah 7 hari dengan kadar residu difenokonazol sebesar

0,012 mg/kg; waktu panen yang tepat untuk buah melon lahan Panggungharjo

Bantul adalah 5 hari dengan kadar residu difenokonazol sebanyak 0,002 mg/kg,

dan waktu panen yang tepat untuk buah melon lahan Wedomartani Sleman adalah

7 hari dengan kadar residu difenokonazol sebesar 0,003 mg/kg. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa waktu panen yang tepat untuk buah melon Daerah Istimewa

Yogyakarta rata-rata adalah 5-7 hari dengan kadar residu difenokonazol yang

sangat rendah dibawah BMR Codex 0,7 mg/kg yang sudah ditetapkan pada tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

77

2014, sehingga aman dikonsumsi oleh manusia dan sesuai dengan label

penggunaan difenokonazol dari Syngenta yaitu penggunaan dilakukan 7 hari

sebelum waktu panen (PHI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar residu difenokonazol pada kulit buah lebih besar dari pada di dalam

daging buah melon.

2. Kondisi geografi tempat tanam tidak mempengaruhi laju disipasi dengan hasil

relatif sama secara statistik antara laju disipasi residu difenokonazol pada

buah melon di Bantul yaitu 0,161/hari, laju disipasi residu difenokonazol

pada buah melon di Siliran yaitu 0,118/hari dan laju disipasi residu

difenokonazol pada buah melon di Sleman yaitu 0,178/hari dengan PHI 7 hari

untuk buah melon di Siliran dan Sleman serta 5 hari untuk buah melon di

Bantul.

3. Kadar residu difenokonazol pada buah melon yang dipanen saat PHI berada

dibawah nilai MRL Codex yaitu 0,7 mg/kg (kadar residu Siliran 0,012 mg/kg,

Bantul 0,002 mg/kg, Sleman 0,003 mg/kg) sehingga buah melon di Daerah

Istimewa Yogyakarta aman dikonsumsi manusia.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai laju disipasi residu difenokonazol pada

buah melon diberbagai tempat di luar Daerah Istimewa Yogyakarta di

Indonesia.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai laju disipasi residu difenokonazol pada

tanah tempat tanam melon.

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

79

3. Perlu penambahan interval waktu pengambilan sampel buah melon yang lebih

panjang dan mempersempit selang waktu pengambilan sampel buah melon

sehingga waktu PHI yang didapatkan lebih akurat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

80

DAFTAR PUSTAKA

Abby, M., 2015, Potensi Indonesia sebagai Eksportir Buah Tropis,

http://solusibisnis.co.id/potensi-indonesia-sebagai-eksportir-buah-tropis.html, diakses tanggal 20 Agustus 2015.

Abdallah, O. I., Almaz, M. M., Arief, M. H., El-Aleem, A. E. H. A., 2014, Behaviour of Chlorfenapyr and Difenoconazole Residues in/on Grapes (Vitis vinifera L.), Nature and Science, 12 (1), pp. 51.

Ahuja, S., and Dong, M.W., 2005, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC, volume 6, Elsevier, Inc., USA, p. 192.

Anastassiades, M., The QuEChERS Method –Background Informationand Recent Developments, Community Reference LaboratoryPesticide Residuesusing Single Residue Methods,Stuttgart, pp. 50, 66.

Andrian, Supriadi, Marpaung, P., 2014, Pengaruh Keringgian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap Produksi Karet (Heven brasiliensis Muell. Arg.) di Kebun Hapesong PTPN III Tapanuli Selatan, Jurnal Online Agroekoteknologi, 2 (3), 981-989.

Anonim, 2012, Material Safety Data Sheet Difenoconazole 25% EC, Tagros. Anonim, 2014, Distanak Banten Dorong Petani Tanam Melon Golden,

http://www.antarabanten.com/berita/21637/distanak-banten-dorong-petani-tanam-melon-golden, diakses tanggal 21 November 2015.

Anonim1, 2014, Difenoconazole Stereoisomeric Composition with Reduced Phytotoxicity, Patent WO2014118127A1, http://www.google.com/patents/WO2014118127A1?cl=en, diakses tanggal 21 November 2015.

Anonim1, 2015, Difenoconazole (Ref: CGA 169374), University of Hertfordshire, http://sitem.herts.ac.uk/aeru/ppdb/en/Reports/230.htm, diakses tanggal 15 November 2015.

Anonim2, 2015, Pesticide Wise; Environmental Fate, http://www.agf.gov.bc.ca/pesticides/c_2.htm, diakses tanggal 19 November 2015.

Badan Pusat Statistik DIY, 2014, Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, BPS, Yogyakarta, pp. 1.

CAC (Codex Alimentarius Comission), 2014, Pesticide Residues in Food and Feed, http://www.codexalimentarius.org/standards/pestres/pesticide-detail/en/?p_id=224, diakses tanggal 13 November 2015.

Devi, F. S., 2015, Validasi Metode Analisis, Residu Difenokonazol dalam Buah Melon (Cucumis melo L.), Skripsi.

Djojosumarto, P., 2008, Pestisida dan Aplikasinya, Agromedia Pustaka, Jakarta, pp. 1-5.

European Food Safety Authority (EFSA), 2011, Conclusion on the Peer Review of the Pesticide Risk Assessment of the Active Substance Difenoconazole, EFSA Journal, 9 (1), 22-23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

81

Fitri, M., Nurdin, A., dan Warnita, 2011, Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Nutrifarm AG terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.), Jerami, 4 (3), 148-149.

Food and Agriculture Organization, 1999, Recommended Methods of Sampling for The Determination of Pesticide Residue for Compliance With MRLs, CAC/GL, 33, pp. 8.

Gardner, R., 2015, Understanding the Fate of Pesticide After Application, http://pesticidestewardship.org/water/Pages/FateofPesticides.aspx, diakses tanggal 29 November 2015.

Grob, L.R., 1995, Modern Practice of Gas Chromatography, John Wiley and Sons Inc., New York. pp. 291-295

Hamilton, D. J., 2014, Difenoconazole (224), http://www.fao.org/fileadmin/templates/agphome/documents/Pests_Pesticides/JMPR/Evaluation07/Difenoconazole.pdf, diakses tanggal 9 Mei 2014.

Kementrian Riset dan Teknologi RI, 2015, Tentang Budidaya Pertanian Melon, http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/melon.pdf, diakses tanggal 21 November 2015.

Kurnianti, N., 2013, Penyakit Patek atau Antraknosa, http://www.tanijogonegoro.com/2013/09/patek-antraknosa.html, diakses tanggal 12 November 2015.

Miller, J. N., Miller, J. C., 2010, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, Sixth Edition, Pearson Education Limited, UK, pp. 39-40.

Nasution, R., 2003, Teknik Sampling, USU digital library, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, pp. 3-4.

Noegrohati, S., 2008, Pelatihan Pengambilan Contoh dan Analisis Multiresidu Pestisida, Peningkatan SDM BPMPT, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Yogyakarta.

Noegrohati, S., 2015, Wawancara Pribadi. Nuryanto, H., 2007, Budi Daya Melon, Azka Press, Jakarta, pp. 46, 47, 95. Oktara, N., 2014, Hama dan Penyakit Tanaman Melon,

http://www.petanihebat.com/2014/05/hama-dan-penyakit-tanaman-melon.html, diakses tanggal 21 November 2015.

Putra, Y. M. P., 2015, Indonesia Miliki 94 Varitas Melon Unggulan, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/08/12/nsz7n4284-indonesia-miliki-94-varietas-melon-unggulan, diakses tanggal 12 November 2015.

Redaksi Agromedia, 2007, Budi Daya Melon, Agromedia Pustaka, Jakarta, pp. 5. Roe, M., Church, S., Pinchen, H., Finglas, P., 2013, Nutrient Analysis of Fruit and

Vegetables; Analytical Report, Institute of Food Research, UK, pp. 65. Samadi, B., 2007, Melon; Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen, Kanisius,

Yogyakarta, pp. 13-17. Sree, K. S., Varma, A., 2015, Biocontrol of Lepidopteran Pests; Use of Soil

Microbes and their Metabolites, Springer International Publishing, Switzerland, pp. 146.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

82

Spivey, A., 2008, Chemistry I (Organic); Stereochemistry; Diastereomers, http://www.ch.ic.ac.uk/local/organic/tutorial/ACS4.pdf, diakses tanggal 13 November 2015.

Sudarmo, S., 1991, Pestisida, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, pp. 9. Sumardiyono, C., 2013, Pengantar Toksikologi Fungisida, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, pp. 6-9, 29, 32, 54-60, 88-91, 94-96. Tanindo, 2010, Enggan Beralih dari Action, 11 (2), Edisi XXXIX,

http://www.tanindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=366:enggan-beralih-dari-action&catid=387:enggan-beralih-dari-action&Itemid=101, diakses tanggal 12 November 2015.

Tortensson, L., 1985, Behaviour of Glyphosate in Soils and Its Degradation, Eds. The Herbicide Glyphosate, Swedish University of Agricultural Sciences, Uppsala, Sweden, pp. 137-150.

Twohig, M., 2013, Enantiomeric and Diastereomeric Resolutions of Chiral Pesticides by ACQUITY UPC2 with UV Detection, Application Note, pp. 3.

United States Department of Agriculture, 2015, United States Department of AgricultureAgricultural Marketing Service, Science & Technology, Pesticide Data Program, US, pp 8-29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

83

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

84

Lampiran 1. Sertifikat Analisis Standar Difenokonazol dan Formulasi Difenokonazol Donasi dari PT Syngenta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

85

Lampiran 2. Kemasan Benih dan Determinasi Buah Melon Varietas Action

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

86

Lampiran 3. Data Suhu dan Kelembaban Lahan Siliran Kulonprogo dari BMKG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

87

Lampiran 4. Data Suhu dan Kelembaban Lahan Wedomartani Sleman dari BMKG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

88

Lampiran 5. Data Suhu dan Kelembaban Lahan Panggungharjo Bantul dari BMKG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

89

Lampiran 6. Data Curah Hujan dari BMKG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

90

Lampiran 7. Data Analisis Tanah dari Pertanian UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

91

Lampiran 8. Label Penggunaan Formulasi Difenokonazol Syngenta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

92

Lampiran 9. Kalibrasi Penyemprotan dan Perhitungan Dosis Semprot Formulasi Difenoconazole Donasi dari PT Syngenta

Aturan pakai pada label untuk melon : 0,5 – 1 ml/L

Dosis maksimum : 600 L/ha

Lokasi Lahan I : Siliran, Kulonprogo

A. Perhitungan Dosis Semprot Formulasi Fungisida Difenokonazol Lahan

Siliran Kulonprogo

Luas lahan perlakuan : 20 meter × 3 meter = 60 m2

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡 = 60 𝑚2

10000 𝑚2 × 600 𝐿 = 3,6 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑐𝑜𝑛𝑎𝑧𝑜𝑙𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛

= 3,6 𝐿 × 1 𝑚𝑙𝐿� = 3,6 𝑚𝑙

Dosis semprot untuk lahan Siliran adalah 3,6 𝑚𝑙3,6 𝐿�

B. Kalibrasi Penyemprotan Lahan Siliran Kulonprogo

Kecepatan berjalan pelan-pelan biasa

Percobaan 1 : isi sprayer 5 liter

Waktu 1 menit 30 detik (1 putaran)

Waktu 3 menit 90 detik (3 putaran)

Sisa dalam sprayer 3,620 ml

Percobaan 2 : isi sprayer 5 liter

Waktu 3 menit (4 putaran)

Sisa 2,2 ml

Percobaan 3 : isi sprayer 5 liter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

93

Waktu 3 menit 35 detik (3 putaran)

Habis (tidak ada sisa)

Percobaan 4 : isi sprayer 3,6 liter

Waktu 3 menit 20 detik (3 putaran kurang ¼ sisa lahan

yang belum terkena)

Habis (tidak ada sisa)

Percobaan 5 : isi sprayer 4 liter

Waktu 3 menit 16 detik (3 putaran)

Habis (tidak ada sisa) tetapi seluruh tanaman rata terkena semprotan

C. Dosis Semprot Fungisida Difenokonazol Pada Lahan Perlakuan

Perhitungan volume cairan amistar Top : 3,6 ml

Volume cairan semprot hasil kalibrasi : 4 liter

Dosis semprot : 3,6 𝑚𝑙4 𝐿�

Lokasi Lahan 2 : Panggungharjo, Bantul

A. Perhitungan Dosis Semprot Formulasi Fungisida Difenokonazol Lahan

Panggungharjo Bantul

Luas lahan perlakuan : 22,75 meter × 1 meter = 22,75 m2

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡 = 22,75 𝑚2

10000 𝑚2 × 600 𝐿 = 1,365 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑐𝑜𝑛𝑎𝑧𝑜𝑙𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛= 1,365 𝐿 × 1 𝑚𝑙

𝐿� = 1,365 𝑚𝑙

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

94

Dosis semprot untuk lahan Bantul adalah 1,365 𝑚𝑙1,365 𝐿�

B. Kalibrasi Penyemprotan Lahan Panggungharjo Bantul

Kecepatan berjalan pelan-pelan biasa

Percobaan 1 : isi sprayer 4 liter

Waktu 5 menit 30 detik (3 putaran)

Sisa

Percobaan 2 : isi sprayer 4 liter

Waktu 6 menit (3 putaran)

Habis (tidak ada sisa) tetapi seluruh tanaman rata terkena semprotan

C. Dosis Semprot Fungisida Difenokonazol Pada Lahan Perlakuan

Perhitungan volume cairan amistar Top : 1,365 ml ≈ 1,4 𝑚𝑙

Volume cairan semprot hasil kalibrasi : 4 liter

Dosis semprot : 1,4 𝑚𝑙4 𝐿�

Lokasi Lahan 3 : Wedomartani, Sleman

A. Perhitungan Dosis Semprot Formulasi Fungisida Difenokonazol Lahan

Wedomartani Sleman

Luas lahan perlakuan : 14 meter × 1,9 meter = 26,6 m2

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡 = 26,6 𝑚2

10000 𝑚2 × 600 𝐿 = 1,596 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑐𝑜𝑛𝑎𝑧𝑜𝑙𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛= 1,596 𝐿 × 1 𝑚𝑙

𝐿� = 1,596 𝑚𝑙 ≈ 2 𝑚𝑙

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

95

Dosis semprot untuk lahan Wedomartani adalah 1,596 𝑚𝑙1.596 𝐿�

B. Kalibrasi Penyemprotan Lahan Panggungharjo Bantul

Kecepatan berjalan pelan-pelan biasa

Percobaan 1 : isi sprayer 6 liter

Waktu 2 menit 50 detik (1 putaran pada bedeng 1)

Waktu 2 menit 50 detik (1 putaran pada bedeng 2)

Habis (tidak ada sisa) tetapi seluruh tanaman rata terkena semprotan

C. Dosis Semprot Fungisida Difenokonazol Pada Lahan Perlakuan

Perhitungan volume cairan amistar Top : 1,596 𝑚𝑙 ≈ 2 𝑚𝑙

Volume cairan semprot hasil kalibrasi : 6 liter

Dosis semprot : 2 𝑚𝑙6 𝐿�

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

96

Lampiran 10. Kerusakan Lahan Buah Melon Wedomartani, Sleman Akibat Penyakit Antraknosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

97

Lampiran 11. Cara Pemotongan Sampel Buah Melon

Setelah sampel buah melon diambil dari lahan kemudian segera dibawa ke

laboratorium, dipotong menjadi 2 bagian dan setengah buah melon untuk analisis.

½ bagian yang satu dipotong lagi menjadi dua

dan ½ bagian yang lain dibuang

Bagian buah yang dipotong dari ½ bagian dipotong menjadi 2 lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

98

Potongan yang

terpilih untuk

analisis

Potongan 1 (1/4)

digunakan untuk

sampel whole

Potongan 1 (1/4) yang

lain digunakan

untuk sampel kulit dan daging

Bagian buah yang dipotong dari ½ bagian dipotong menjadi 2 lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

99

Lampiran 12. Contoh Penimbangan Sampel Buah Melon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

100

Lampiran 13. Contoh Perhitungan Kadar Residu, Laju Disipasi, dan Pre-

Harvest Interval (PHI)

A. Contoh Perhitungan Kadar

Karena pada kromatogram difenokonazol memiliki 2 puncak sehingga

didapatkan 2 luas puncak maka luas puncak difenokonazol dijumlahkan

kemudian baru ditentukan rasionya dengan DCB. Penentuan kadar ekstrak

yang terukur dengan cara memasukkan rasio luas puncak dalam persamaan

kurva baku sebagai y. Sehingga didapatkan nilai x yang merupakan kadar

ekstrak yang terukur.

y = bx + a

y = rasio luas puncak

x = Cekstrak (ng/2µl)

Setelah mendapatkan kadar dalam ekstrak, maka menghitung kadar residu

dalam sampel dengan persamaan:

𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =

𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑉𝑖𝑛𝑗

× 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑃

𝑚

Keterangan:

Csampel : kadar dalam sampel (ng/g)

Cekstrak : kadar dalam ekstrak (ng/2µl)

Vinj : volume injeksi (µl)

Vsampel : volume sampel (µl)

P : faktor pengenceran

m : berat sampel (g)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

101

Contoh:

Sampel buah melon diambil pada hari ke-1 setelah aplikasi terakhir kemudian

dibawa ke laboratorium untuk dipreparasi (homogenisasi). Sampel hasil

homogenisasi ditimbang sebanyak 5 gram untuk segera dilakukan ekstraksi.

Esktrak kering hasil clean up dilarutkan dengan 200µl hexan kemudian

dilakukan pengenceran dengan mengambil sebanyak 40 µl dari larutan

tersebut, lalu di add 200 µl hexan dan setelah itu diinjeksikan ke dalam GC

sebanyak 2 µl. Setelah diinjeksikan, pada kromatogram diperoleh luas puncak

DCB 24194,8; luas puncak difenokonazol 8276,8 dan 18714,5. Berapa kadar

residu difenokonazol pada hari ke-1 setelah aplikasi terakhir tersebut?

Diketahui:

Persamaan kurva baku = y = -0.08989 + 3.50422 x

Luas puncak DCB = 24194,8

Luas puncak difenokonazol 1 = 8276,8

Luas puncak difenokonazol 2 = 18714

- Luas puncak difenokonazol = 8276,8 + 18714 = 26991,3

Rasio = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑘𝑜𝑛𝑎𝑧𝑜𝑙𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝐷𝐶𝐵

= 26991,324194,8

= 1,1156

- Cekstrak

y = -0.08989 + 3.50422 x

1,1156 = -0.08989 + 3.50422 x

x = 0,34401 ng/2µl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

102

- Csampel

Vinj = 2 µl

Vsampel = 200 µl

P = 200 40

m = 5 gram

𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =0,34401

2 × 200 × 200405

Csampel = 344,01 ng/g

B. Contoh Penentuan Laju Disipasi

Setelah didapatkan kadar sampel dengan satuan ng/g kemudian dikonversikan

satuannya hingga menjadi mg/kg seperti pada contoh berikut:

Hari Rata-rata Kadar Residu Difenokonazol

pada Sampel C whole (ng/g)

C whole (mg/kg)

Ln C whole

H-1 1,333 0,001 -6,62067

H0 41,773 0,042 -3,1755

H+1 22,186 0,022 -3,80829

H+3 25,638 0,026 -3,66367

H+5 20,198 0,020 -3,90215

H+7 11,768 0,012 -4,44237

H+14 6,760 0,007 -4,99677

Selanjutnya memplotkan antara hari dengan ln kadar sehingga diperoleh

kurva laju disipasi dengan persamaan y = bx + a dimana b (slope) adalah

laju disipasi dengan satuan hari-1 :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

103

C. Penentuan PHI

- Pada kurva laju disipasi ditentukan titik potongnya

- Analisis kedua slope dengan software power fit

H0 – H7 : Polynomial Degree is: 1 , based on 4 data points (#1 to #4) POLYNOMIAL is: F(x) = 0.04084 - 0.00422 x higher degree is no significant improvement: F(1,1,95.0%) = 161.448 > F_obs = 1.949 Coefficients, Standard Deviations and 95.0% Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 4.08411E-002 1.60650E-003 3.39299E-002 4.77523E-002 a1 -4.22430E-003 3.52672E-004 -5.74150E-003 -2.70709E-003 Variance Y, S^2 = 3.327102804E-006 Covariance matrix of Coefficients: 2.58084E-006 -4.66416E-007

y = -0.1186x - 3.4051 R² = 0.9014 -6

-5

-4

-3

-2

-1

00 5 10 15

Ln m

g/kg

Hari

Kurva Disipasi Residu Difenokonazol Siliran

y = -0.0042x + 0.0406 R² = 0.9841

y = -0.0007x + 0.0168 R² = 1 0.000

0.010

0.020

0.030

0.040

0.050

0 5 10 15

Kada

r mg/

kg

Hari

Kurva Perpotongan Kadar vs Hari Pada Buah Melon Siliran

H0 - H7

H7 - H14

Linear (H0 - H7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

104

-4.66416E-007 1.24378E-007 Correlation Coefficient: -0.99310 x value at y = 0: 9.668 Std.Dev.: 0.539 Range: 7.3E+000 < x0 < 1.2E+001 H7-H14:

Polynomial Degree is: 1 , based on 2 data points (#4 to #5) POLYNOMIAL is: F(x) = 0.01700 - 0.00071 x Polynomial fits data exactly Correlation Coefficient: -1.00000

- Uji signifikansi slope dua kurva hasil perpotongan dengan uji t

thitung Α ttabel Keterangan

13,25784 0,05 2,132 Berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

105

Lampiran 14. Contoh Uji Signifikansi Kadar Residu Difenokonazol pada

Kulit dan Daging Buah Melon Siliran

1. Analisis polynomial slope kurva kadar di kulit dan daging buah per hari

dengan software power fit

- Slope kadar di kulit buah :

Polynomial Degree is: 1 , based on 6 data points (#1 to #6) POLYNOMIAL is: F(x) = 0.05169 - 0.00394 x higher degree is no significant improvement: F(1,3,95.0%) = 10.127 > F_obs = 4.149 Coefficients, Standard Deviations and 95.0% Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 5.16923E-002 1.05384E-002 2.24361E-002 8.09485E-002 a1 -3.93846E-003 1.54267E-003 -8.22113E-003 3.44208E-004 Variance Y, S^2 = 3.093769231E-004 Covariance matrix of Coefficients: 1.11058E-004 -1.18991E-005 -1.18991E-005 2.37982E-006 Correlation Coefficient: -0.78721 x value at y = 0: 13.125 Std.Dev.: 3.668 Range: 2.9E+000 < x0 < 2.3E+001

- Slope kadar di daging buah :

Polynomial Degree is: 1 , based on 6 data points (#1 to #6) POLYNOMIAL is: F(x) = 0.00036 + 0.00006 x higher degree is no significant improvement: F(1,3,95.0%) = 10.127 > F_obs = 7.941 Coefficients, Standard Deviations and 95.0% Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 3.58974E-004 6.59129E-004 -1.47086E-003 2.18881E-003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

106

a1 6.15385E-005 9.64866E-005 -2.06322E-004 3.29399E-004 Variance Y, S^2 = 1.210256410E-006 Covariance matrix of Coefficients: 4.34451E-007 -4.65483E-008 -4.65483E-008 9.30966E-009 Correlation Coefficient: 0.30382 x value at y = 0: -5.833 Std.Dev.: 18.487 Range: -5.7E+001 < x0 < 4.5E+001

2. Uji Signifikansi slope

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆12

𝑆22

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,0015422

0,00009652

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,000002370,00000000931

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 254,56

Degrees of freedom = n1-1, n2-1

= 6-1, 6-1

= 5,5

Ftabel = 5,05

Apabila Fhitung>Ftabel maka standar deviasi berbeda signifikan maka

persamaan uji t yang digunakan adalah :

𝑡 = |𝑏1−𝑏2|

�𝑆12

𝑛1+𝑆22

𝑛2

𝑡 = |−0,00394−0,00006|

�0,00154226 +0,00009652

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

107

𝑡 = 0,004

�0,000002376 +0,00000000931

6

𝑡 = 0,004�3,95×10−7+1,552×10−9

𝑡 = 0,004�3,965×10−7

𝑡 = 0,0046,297×10−4

𝑡 = 6,325

𝐷𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑜𝑓 𝑓𝑟𝑒𝑒𝑑𝑜𝑚 = �𝑆12+𝑆22�𝑆14

𝑛12(𝑛1−1)

+𝑆24

𝑛22(𝑛2−1)

𝐷𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑜𝑓 𝑓𝑟𝑒𝑒𝑑𝑜𝑚 = 180

𝛼 = 0,05

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,9732

thitung>ttabel maka slope berbeda signifikan artinya kadar residu difenokonazol

di kulit lebih besar daripada di dalam daging buah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

108

Lampiran 15. Uji Signifikansi Pengaruh Kondisi Geografi Terhadap Laju

Disipasi dengan ANOVA

1. Analisis polynomial slope kurva laju disipasi masing-masing lahan dengan

software power fit

- Slope lahan Siliran :

Polynomial Degree is: 1 , based on 6 data points (#1 to #6) POLYNOMIAL is: F(x) = -3.40521 - 0.11859 x higher degree is no significant improvement: F(1,3,95.0%) = 10.127 > F_obs = 0.269 Coefficients, Standard Deviations and 95.0% Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 -3.40521E+000 1.33757E-001 -3.77653E+000 -3.03388E+000 a1 -1.18592E-001 1.95800E-002 -1.72949E-001 -6.42354E-002 Variance Y, S^2 = 4.983880641E-002 Covariance matrix of Coefficients: 1.78909E-002 -1.91688E-003 -1.91688E-003 3.83375E-004 Correlation Coefficient: -0.94957 x value at y = 0: -28.714 Std.Dev.: 5.619 Range: -4.4E+001 < x0 < -1.3E+001

- Slope lahan Bantul:

Polynomial Degree is: 1 , based on 5 data points (#1 to #5) POLYNOMIAL is: F(x) = -4.62461 - 0.16187 x higher degree is no significant improvement: F(1,2,95.0%) = 18.514 > F_obs = 7.017 Coefficients, Standard Deviations and 95.0% Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 -4.62461E+000 5.22406E-001 -6.28712E+000 -2.96210E+000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

109

a1 -1.61872E-001 1.27454E-001 -5.67483E-001 2.43739E-001 Variance Y, S^2 = 5.328207541E-001 Covariance matrix of Coefficients: 2.72908E-001 -5.19825E-002 -5.19825E-002 1.62445E-002 Correlation Coefficient: -0.59132 x value at y = 0: -28.570 Std.Dev.: 25.096 Range: -1.1E+002 < x0 < 5.1E+001

- Slope lahan Sleman :

Polynomial Degree is: 1 , based on 6 data points (#1 to #6) POLYNOMIAL is: F(x) = -3.72928 - 0.17838 x higher degree is no significant improvement: F(1,3,95.0%) = 10.127 > F_obs = 0.006 Coefficients, Standard Deviations and 95.0% Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 -3.72928E+000 3.16003E-001 -4.60655E+000 -2.85201E+000 a1 -1.78377E-001 4.62581E-002 -3.06796E-001 -4.99577E-002 Variance Y, S^2 = 2.781755910E-001 Covariance matrix of Coefficients: 9.98579E-002 -1.06991E-002 -1.06991E-002 2.13981E-003 Correlation Coefficient: -0.88770 x value at y = 0: -20.907 Std.Dev.: 6.826 Range: -4.0E+001 < x0 < -2.0E+000

2. Uji Signifikansi slope dengan ANOVA

a. Variansi 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 lahan Siliran = 0,01952 = 0,0003802

Variansi 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 lahan Bantul = 0,12742 = 0,01623

Variansi 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 lahan Sleman = 0,04632 = 0,002144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

110

b. 𝑊𝑖𝑡ℎ𝑖𝑛 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0,0003802+0,01623+0,0021443

𝑊𝑖𝑡ℎ𝑖𝑛 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0,018753

𝑊𝑖𝑡ℎ𝑖𝑛 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0,00625

c. 𝐵𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 =

(−0,118+0,153)2+(−0,162+0,153)2+(−0,178+0,153)2

3−1

𝐵𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = (0,035)2+(−0,009)2+(−0,025)2

2

𝐵𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0,000965

d. One-sided F test = 0,0009650,00625

= 0,1544

e. Ftabel (3, 15) = 3,682

Fhitung< Ftabel artinya slope tidak berbeda signifikan sehingga kondisi

geografi tidak mempengaruhi laju disipasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · sebuah kesabaran dalam penantian, ... Ibu dan Ayah terima kasih atas doa, motivasi, semangat, kasih sayang yang tak pernah putus . Suami,

111

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Asesmen Paparan Residu Fungisida Difenokonazol Pada Buah Melon (Cucumis melo L.) Terhadap Keamanan Konsumen Dibawah Pengaruh Kondisi Tropis Daerah Istimewa Yogyakarta” ini memiliki nama lengkap Serlika Rostiana. Penulis dilahirkan di Gunungkidul pada tanggal 27 September 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Abdul Halim Aliap dan Tuminah. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu TK Islam Tunas Melati Yogyakarta (1997-

1999). Sekolah Dasar (SD) Wojo III Bantul (1999-2005), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 4 Yogyakarta (2005-2008), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kasihan Tirtonirmolo Bantul (2008-2011) dan pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan antara lain sebagai volunteer pada longmarch memperingati hari HIV/AIDS dunia oleh JMKI 2012, Panitia Pharmacope 2013 sebagai keamanan, Panitia Pengambilan Sumpah/Janji Apoteker Baru Angkatan XXIV 2013 sebagai penerima tamu, Panitia Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi 2013 sebagai koordinator konsumsi, dan Panitia dalam Komisi Pemilihan Umum Gubernur BEMF & Ketua DPMF Farmasi Periode 2014-2015 sebagai koordinator konsumsi pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI