plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileselama perkuliahan di fakultas farmasi...

171
FORMULASI EMULGEL ANTI ACNE EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.): PENGARUH KECEPATAN PUTAR PADA PROSES PENCAMPURAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Kristin Yunita NIM : 108114137 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dangthien

Post on 04-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

FORMULASI EMULGEL ANTI ACNE EKSTRAK KULIT BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L.): PENGARUH KECEPATAN PUTAR

PADA PROSES PENCAMPURAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN

STABILITAS FISIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Kristin Yunita

NIM : 108114137

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

i

FORMULASI EMULGEL ANTI ACNE EKSTRAK KULIT BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L.): PENGARUH KECEPATAN PUTAR

PADA PROSES PENCAMPURAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN

STABILITAS FISIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Kristin Yunita

NIM : 108114137

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala perkara dapat kutanggung

di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

“Whatever you are, be a good one”

― Abraham Lincoln ―

“What we know is a drop, what we don’t know is an ocean”

― Isaac Newton ―

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus Papa dan Mama tercinta Kakak-adikku tersayang Teman-teman farmasi dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaan yang

telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Formulasi Emulgel Anti Acne Ekstrak Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.): Pengaruh Kecepatan Putar pada Proses Pencampuran

terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik” ini dengan baik.

Penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan dalam proses

penyusunan skripsi ini. Namun, dengan adanya bantuan dan dukungan dari

perbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dukungan,

dan perjuangan untuk membiayai selama penulis menempuh perkuliahan.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, perhatian, semangat, dukungan dan kesabaran yang diberikan selama

penyusunan skripsi ini.

4. Melania Perwitasari M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas bimbingan, saran

dan pengarahannya selama penyusunan skripsi ini.

5. C. M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. selaku dosen penguji sekaligus

dosen pembimbing akademik atas bimbingan, saran dan pengarahannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

viii

selama penyusunan skripsi ini serta segala perhatian yang diberikan kepada

penulis selama menempuh perkuliahan.

6. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., Enade Perdana Istyastono, Ph.D., serta

Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., atas kesediaan untuk berkonsultasi dan

memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si., dan Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko,

M.Sc., atas kesediaan untuk berkonsultasi dan masukan-masukan yang

diberikan.

8. Segenap dosen atas kesabarannya dalam mengajar dan membimbing penulis

selama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

lain atas bantuan yang diberikan selama penelitian dan menempuh

perkuliahan.

10. Oh Andri dan Nadya serta seluruh keluarga yang senantiasa mendoakan serta

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Rosi dan Vian selaku teman satu tim penelitian atas kerja sama, semangat,

dukungan dan suka duka yang telah dilewati bersama.

12. Sahabat-sahabatku Anggun, Stien, Neno, Kezia, Nover yang selalu

menguatkan, menghibur dan mendoakan selama ini serta canda tawa yang

telah dilewati bersama.

13. Ka Mey, Ka Windra, Gref, Kristy, Malindo, William, Niko, Kevin, Angel,

Tere, Dwira, Tasya, Kezia, Wika dan teman-teman GBI Generasi Baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

ix

Yogyakarta khususnya cell group Jehovah Immeka dan Christ Image untuk

semangat, doa, perhatian, dan pengertian yang diberikan selama ini.

14. Teman-teman kelompok PKM-M 3B (Istri, Shella, Remma) atas dukungan,

doa dan keceriaan selama ini.

15. Naomi, Bakti, Devina, Nia, Maria, Nita Go, Cindy, Lia, Nita Rahayu, Eliza,

Bella, Tora, Hans, Widya, Sisca, Sita, Agrif atas kebersamaan dalam proses

penelitian di lantai 1.

16. Semua teman-teman angkatan 2010, khususnya kelas FST-B atas

kebersamaan, semangat, dukungan dan keceriaan selama ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan mengingat adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

INTISARI ......................................................................................................... xix

ABSTRACT ....................................................................................................... xx

BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1. Perumusan masalah ........................................................................ 4

2. Keaslian penelitian ......................................................................... 4

3. Manfaat penelitian .......................................................................... 6

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1. Tujuan umum ................................................................................. 6

2. Tujuan khusus ................................................................................ 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. 8

A. Jerawat.................................................................................................. 8

B. Manggis ................................................................................................ 10

1. Keterangan botani .......................................................................... 10

2. Kandungan kimia dan kegunaan .................................................... 11

C. Emulgel ................................................................................................ 13

D. Bahan Formulasi .................................................................................. 14

1. Emulsifying agent ........................................................................... 14

2. Gelling agent .................................................................................. 16

3. Propilen glikol ................................................................................ 18

4. Trietanolamin ................................................................................. 19

5. Parafin cair ..................................................................................... 20

6. Preservative.................................................................................... 21

7. Etanol ............................................................................................. 22

8. Aquadest ......................................................................................... 23

E. Pencampuran ........................................................................................ 23

F. Uji Sifat Fisik Emulgel......................................................................... 26

1. Viskositas ....................................................................................... 26

2. Daya sebar ...................................................................................... 28

G. Uji Iritasi HET-CAM ........................................................................... 28

H. Uji Potensi Antibakteri ......................................................................... 30

I. Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - Densitometri .................... 32

J. Landasan Teori ..................................................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xii

K. Hipotesis ............................................................................................... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 35

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 35

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 35

1. Variabel penelitian ......................................................................... 35

2. Definisi operasional ....................................................................... 36

C. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 38

1. Alat penelitian ................................................................................ 38

2. Bahan penelitian ............................................................................. 38

D. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 39

1. Identifikasi bahan ........................................................................... 39

2. Pembuatan emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis dengan

variasi kecepatan putar ................................................................... 39

3. Uji pH emulgel ............................................................................... 41

4. Uji sterilitas emulgel ...................................................................... 42

5. Pengujian tipe emulsi dengan metode pengenceran....................... 43

6. Uji sifat fisik emulgel ..................................................................... 43

7. Uji stabilitas fisik emulgel ............................................................. 44

8. Uji iritasi dengan HET-CAM ......................................................... 44

9. Uji daya antimikroba emulgel ekstak kulit buah manggis

terhadap Staphylococcus epidermidis ............................................ 45

10. Penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel dengan KLT-

densitometri .................................................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xiii

E. Analisis Data ........................................................................................ 49

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 52

A. Identifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis ............................................. 52

B. Formulasi Emulgel dengan Variasi Kecepatan Putar Mixer ................ 52

C. Pengamatan Organoleptis Emulgel ...................................................... 61

D. Uji pH Emulgel .................................................................................... 62

E. Uji Sterilitas Emulgel ........................................................................... 62

F. Uji Tipe Emulsi .................................................................................... 64

G. Uji Sifat Fisik Emulgel......................................................................... 65

H. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel.................................................... 67

I. Pengaruh Kecepatan Putar terhadap Viskositas, Daya Sebar, dan

Pergeseran Viskositas .......................................................................... 70

1. Viskositas ....................................................................................... 70

2. Daya sebar ...................................................................................... 73

3. Pergeseran viskositas ..................................................................... 74

J. Uji Iritasi dengan HET-CAM............................................................... 75

K. Uji Daya Antimikroba Emulgel terhadap Staphylococcus

epidermidis ........................................................................................... 77

L. Penetapan Kadar Alfa Mangostin dalam Emulgel dengan KLT-

Densitometri ......................................................................................... 81

1. Pembuatan kurva baku alfa mangostin .......................................... 82

2. Penyiapan sampel ........................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xiv

3. Penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak kulit

buah manggis ................................................................................. 84

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 87

A. Kesimpulan .......................................................................................... 87

B. Saran ..................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 88

LAMPIRAN ..................................................................................................... 93

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kategori iritasi berdasarkan skor iritasi pada HET-CAM........ 30

Tabel II. Klasifikasi aktivitas antibakteri berdasarkan diameter zona

hambat ...................................................................................... 32

Tabel III. Formula emulgel chlorphenesin ............................................... 40

Tabel IV. Formula emulgel ekstrak kulit buah manggis .......................... 40

Tabel V. Variasi kecepatan putar pada proses pembuatan emulgel

ekstrak kulit buah manggis....................................................... 41

Tabel VI. Hasil uji zona hambat formula orientasi emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis dengan variasi konsentrasi

ekstrak kulit buah manggis....................................................... 54

Tabel VII. Hasil uji sifat fisik emulgel setelah sterilisasi .......................... 66

Tabel VIII. Hasil uji stabilitas fisik emulgel ............................................... 69

Tabel IX. Hasil uji zona hambat tiap fomula, kontrol basis dan kontrol

positif........................................................................................ 79

Tabel X. Kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak kulit buah

manggis .................................................................................... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahap terjadinya jerawat (acne) ............................................... 9

Gambar 2. Struktur inti xanthone dan beberapa struktur turunan

xanthone ................................................................................... 12

Gambar 3. Tween 20 .................................................................................. 15

Gambar 4. Span 20 ..................................................................................... 15

Gambar 5. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol .................. 17

Gambar 6. Propilen glikol .......................................................................... 18

Gambar 7. Trietanolamin ........................................................................... 20

Gambar 8. Metil paraben ........................................................................... 21

Gambar 9. Propil paraben .......................................................................... 22

Gambar 10. Etanol ....................................................................................... 23

Gambar 11. Planetary mixer ........................................................................ 25

Gambar 12. Sigma blade mixer .................................................................... 25

Gambar 13. Membran chorioallantoic pada telur ayam .............................. 29

Gambar 14. Skema droplet minyak pada emulsi minyak dalam air,

menunjukkan arah molekul tween dan span pada antarmuka .. 57

Gambar 15. Gambaran skematis molekul carbopol dalam keadaan uncoil

dengan ikatan hidrogen ............................................................ 58

Gambar 16. Cross-link polimer asam akrilat dalam bentuk coil (sebelum

kontak dengan air) .................................................................... 59

Gambar 17. Cross-link polimer asam akrilat saat didispersikan dalam air

(mulai terbentuknya sistem uncoil) .......................................... 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xvii

Gambar 18. Cross-link polimer asam akrilat dalam bentuk uncoil setelah

netralisasi.................................................................................. 60

Gambar 19. Sediaan emulgel saat diaplikasikan di kulit ............................. 61

Gambar 20. Uji sterilitas emulgel dibandingkan dengan kontrol

kontaminasi media ................................................................... 64

Gambar 21. Uji tipe emulsi .......................................................................... 65

Gambar 22. Penampilan emulgel setelah pembuatan dan setelah

penyimpanan satu bulan ........................................................... 68

Gambar 23. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap viskositas ......... 71

Gambar 24. Perubahan bentuk polimer akibat shearing stress .................... 72

Gambar 25. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap daya sebar ........ 73

Gambar 26. Uji iritasi dengan HET-CAM: perlakuan NaOH 0,1 N dan

perlakuan emulgel eksrak kulit buah manggis ......................... 77

Gambar 27. Uji zona hambat emulgel terhadap Staphylococcus

epidermidis ............................................................................... 79

Gambar 28. Kurva baku alfa mangostin ...................................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis ekstrak kulit buah manggis .................. 93

Lampiran 2. MSDS ekstrak kulit buah manggis ........................................... 94

Lampiran 3. Sertifikat hasil uji Staphylococcus epidermidis ....................... 96

Lampiran 4. Perhitungan HLB ..................................................................... 97

Lampiran 5. Hasil uji zona hambat formula orientasi emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis dengan variasi konsentrasi

ekstrak kulit buah manggis....................................................... 97

Lampiran 6. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ........................ 97

Lampiran 7. Analisis statistika sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel

menggunakan program R 2.13.2 .............................................. 100

Lampiran 8. Hasil uji iritasi emulgel dengan HET-CAM ............................ 114

Lampiran 9. Hasil uji antimikroba emulgel terhadap Staphylococcus

epidermidis ............................................................................... 115

Lampiran 10. Analisis statistika uji antimikroba emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis ..................................................... 116

Lampiran 11. Hasil penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak

kulit buah manggis ................................................................... 118

Lampiran 12. Analisis statistika penetapan kadar alfa mangostin dalam

emulgel ekstrak kulit buah manggis ......................................... 135

Lampiran 13. Dokumentasi ............................................................................ 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xix

INTISARI

Sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel dipengaruhi oleh proses

pencampuran yaitu kecepatan putar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

signifikansi pengaruh kecepatan putar mixer terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik

emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis.

Jenis penelitian adalah eksperimental murni dengan lima variasi kecepatan

putar yaitu 100, 300, 500, 700, dan 900 rpm. Sifat fisik yang diamati meliputi

viskositas dan daya sebar sedangkan stabilitas fisik berfokus pada pergeseran

viskositas setelah satu bulan penyimpanan. Data dianalisis dengan menggunakan

program R 2.13.2 dengan uji ANOVA untuk data parametrik serta uji Kruskal-

wallis untuk data nonparametrik. Analisis statistik dilakukan dengan taraf

kepercayaan 95%. Organoleptis, iritasi, aktivitas antimikroba emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis, bakteri penginduksi timbulnya jerawat juga diamati

pada penelitian ini.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kecepatan putar berpengaruh

signifikan terhadap viskositas dan daya sebar serta tidak berpengaruh signifikan

terhadap pergeseran viskositas. Seluruh formula memenuhi persyaratan sifat fisik

dan stabilitas fisik sesuai dengan kriteria.

Kata kunci: Ekstrak kulit buah manggis, emulgel, kecepatan putar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

xx

ABSTRACT

Physical properties and physical stability of emulgel are influenced by

mixing process that is mixing rate. The aim of this study was to determine the

effect of mixing rate on the physical properties and physical stability of anti acne

emulgel of the mangosteen pericarp extract.

The study was pure experimental study with five variations of mixing rate,

100, 300, 500, 700, and 900 rpm. Physical properties observed were focused on

viscosity and spreadabiliy while for physical stability was on viscosity shift after

one month storage. Data were analyzed using R 2.13.2 program with ANOVA test

for parametric data and Kruskal-wallis test for nonparametric data. Statistical

analysis was performed at 95% confidence interval. Organoleptic, irritation, and

antimicrobial activity of emulgel against Staphylococcus epidermidis, an acne

inducing bacteria were also studied.

The result of this study showed that mixing rate was significantly affecting

the viscosity and spreadability but not significantly affecting the viscosity shift. All

of the formula was eligible the physical properties and physical stability in

accordance with criteria.

Keyword: mangosteen pericarp extract, emulgel, mixing rate

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kulit terutama kulit wajah merupakan salah satu simbol penampilan yang

penting bagi pria dan wanita, oleh karenanya sangat penting untuk menjaga dan

merawat kulit wajah dengan baik agar selalu sehat. Salah satu masalah yang

paling sering dialami pada kulit wajah adalah jerawat. Munculnya jerawat menjadi

masalah yang penting karena menimbulkan kesan kurang menarik dalam

penampilan seseorang (Wirakusumah, 2007).

Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan

produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan

saluran folikel rambut dan pori-pori kulit (Wirakusumah, 2007). Terdapat empat

faktor penting yang memicu terjadinya jerawat, yaitu tersumbatnya folikel rambut

oleh sel yang secara normal mengalami deskuamasi, hiperaktivitas kelenjar

minyak (sebaceous gland), proliferasi bakteri di dalam sebum, dan inflamasi

(Johnson and Nunley, 2000). Jerawat yang terjadi dengan adanya infeksi bakteri

bisa menyebabkan terjadinya inflamasi dan berakibat bertambah parahnya

jerawat. Propionibacterium acnes, Staphyloccocus epidermidis dan

Staphyloccocus aureus adalah tiga strain bakteri yang dapat menginduksi

terjadinya jerawat (Sukatta, Rugthaworn, Pitpiangchan, Dilokkunanant, 2008).

Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan bahan alam

yang memiliki khasiat sebagai antibakteri dan efektif dalam menghambat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

2

pertumbuhan Staphyloccocus epidermidis (Sukatta, et al., 2008). Hal ini

dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Pothitirat, Chomnawang,

Gritsanapan (2010), ekstrak etanol kulit buah manggis dengan kandungan alfa

mangostin 18,03 ± 80,71 % b/b dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus epidermidis dengan nilai Kadar Hambat Minimum (KHM)

sebesar 7,81 g/ml serta memilki nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar

62,50 g/ml.

Berdasarkan Torrungruang, Vichienroj, Chutimaworapan (2007) aktivitas

antibakteri yang dihasilkan dari ekstrak kulit buah manggis berasal dari xanthone

dimana alfa mangostin merupakan turunan xanthone yang memiliki aktivitas

antibakteri paling poten. Alfa mangostin merupakan zat aktif yang bersifat

hidrofobik. Oleh karena itu ekstrak kulit buah manggis diformulasikan ke dalam

bentuk sediaan emulgel karena menurut Panwar, Upadhyay, Bairagi, Gujar,

Darwhekar, Jain (2011) bentuk sediaan emulgel bersifat lebih stabil dan

merupakan suatu pembawa dengan pelepasan yang lebih baik bagi obat yang

bersifat hidrofobik. Emulgel merupakan sistem gabungan antara emulsi dengan

gel dimana suatu senyawa hidrofobik dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam

gel menggunakan emulsi dengan tipe obat/minyak/air.

Pencampuran merupakan suatu proses yang penting dalam pembuatan

suatu sediaan karena berperan untuk mencapai distribusi bahan yang homogen

dalam suatu sediaan (Voigt, 1995). Banyak faktor yang mempengaruhi proses

pencampuran pada sediaan dengan sistem non-Newtonian, antara lain suhu,

kecepatan geser, tegangan geser, tekanan dan waktu pencampuran (Nielloud and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

3

Marti-Mestres, 2000). Proses pencampuran memerlukan energi kinetik dimana

kecepatan putar mixer akan memberikan energi kinetik berupa gaya geser yang

mempengaruhi perubahan sifat fisik emulgel seperti viskositas. Hal ini karena

emulgel memiliki sistem reologi non-Newtonian sehingga reologi dan viskositas

sangat dipengaruhi oleh berbagai gaya geser yang dihasilkan oleh kecepatan putar

alat. Gaya geser yang diaplikasikan selama proses pencampuran tersebut dapat

menurunkan viskositas sehingga mempengaruhi sifat fisik emulgel dan

selanjutnya berpengaruh terhadap kualitas sediaan yang terbentuk (Amiji and

Sandmann, 2003). Penurunan viskositas emulgel menyebabkan emulgel semakin

encer dan dapat menyebabkan penurunan stabilitas fisik emulgel selama

penyimpanan.

Voigt (1995) menyatakan bahwa setiap alat pengemulsi memiliki

kecepatan pengadukan yang optimal. Sehingga pencampuran yang berlangsung

dengan kecepatan putar yang lebih tinggi belum tentu meningkatkan kualitasnya.

Selain itu, dalam skala industri, efisiensi jumlah energi yang digunakan

merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dimana semakin besar energi

yang digunakan, semakin besar pula biaya produksi yang diperlukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa variasi kecepatan

putar pada proses pembuatan emulgel dimungkinkan memiliki pengaruh dalam

menghasilkan emulgel yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik

yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

variasi kecepatan putar pada proses pembuatan emulgel anti acne ekstrak kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

4

buah manggis sehingga dapat dihasilkan sediaan emulgel yang memiliki sifat fisik

dan stabilitas fisik yang memenuhi kriteria.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat

penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah diperoleh formula yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan

stabilitas fisik yang sesuai dengan kriteria?

b. Apakah variasi kecepatan putar memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.)?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Pothitirat, et al. (2010)

yang meneliti tentang aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis

terhadap bakteri penginduksi timbulnya jerawat, yaitu Propionibacterium

acnes dan Staphylococcus epidermidis. Hasilnya ekstrak etanol kulit buah

manggis dengan kandungan alfa mangostin 18,03 ± 80,71 % b/b memiliki

nilai KHM 7,81 g/ml terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus

epidermidis serta memilki nilai KBM 15,63 g/ml untuk Propionibacterium

acnes dan 62,50 g/ml tehadap Staphylococcus epidermidis.

Sukatta, et al. (2008) memformulasikan ekstrak etanol kulit buah

manggis menjadi gel obat jerawat dengan melakukan optimasi konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

5

Carbopol Ultrez-10 dan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis dengan

aplikasi desain faktorial. Hasilnya diperoleh formula optimal dengan

konsentrasi Carbopol Ultrez-10 0,5% dan konsentrasi ekstrak kulit buah

manggis 0,5% berdasarkan hasil hedonic scale terhadap warna, viskositas,

absorpsi kulit, kemampuan melembabkan kulit dan penerimaan pasien.

Formula optimal gel yang dihasilkan memiliki aktivitas yang tinggi dalam

menghambat pertumbuhan bakteri penginduksi timbulnya jerawat yang

ditandai dengan adanya zona hambat terhadap Staphylococcus aureus sebesar

24,67 mm, Staphylococcus epidermidis sebesar 10,00 mm dan

Propionibacterium acnes sebesar 7,33 mm.

Penelitian tentang pengaruh proses pencampuran dalam formulasi

sediaan emulgel (kajian dari aspek suhu dan kecepatan pencampuran) pernah

dilakukan oleh Lestari (2012) dengan menggunakan zat aktif yang berbeda,

yaitu ekstrak teh hijau dengan menggunakan desain faktorial dua faktor dan

dua level. Hasil yang didapatkan adalah faktor suhu dan interaksi suhu dengan

kecepatan putar mixer berpengaruh terhadap respon pergeseran viskositas.

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian

tentang Formulasi Emulgel Anti Acne Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia

mangostana L.): Pengaruh Kecepatan Putar pada Proses Pencampuran

Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik belum pernah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

6

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan tentang pengaruh kecepatan putar pada proses pencampuran

emulgel terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah

manggis agar dapat dihasilkan emulgel dengan sifat yang diinginkan.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan bentuk sediaan

kosmetik berupa obat jerawat ekstrak kulit buah manggis yang memenuhi

persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik dengan proses produksi yang

efisien.

c. Manfaat metodologis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam bidang

kefarmasian mengenai contoh aplikasi penerapan uji statistika dalam

mengamati pengaruh kecepatan putar pada proses pencampuran emulgel

terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kulit buah manggis.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan emulgel

anti acne dari ekstrak kulit buah manggis dengan sifat fisik (viskositas dan

daya sebar) serta stabilitas fisik (pergeseran viskositas) yang memenuhi

kriteria dengan proses produksi yang efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

7

2. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

pengaruh kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan

stabilitas fisik emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jerawat

Jerawat atau acne adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan

berlebihan produksi sebum oleh kelenjar minyak (sebaceous gland) yang

menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit

(Wirakusumah, 2007). Terdapat empat faktor penting yang memicu terjadinya

jerawat, yaitu tersumbatnya folikel rambut oleh sel yang secara normal mengalami

deskuamasi, hiperaktivitas kelenjar sebasea (sebaceous gland), proliferasi bakteri

di dalam sebum, dan inflamasi (Johnson and Nunley, 2000). Propionibacterium

acnes, Staphyloccocus epidermidis dan Staphyloccocus aureus adalah tiga strain

bakteri yang dapat menginduksi terjadinya jerawat (Sukatta, et al., 2008).

Jerawat atau acne dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu komedo,

inflamasi dan nodular cystic acne. Jerawat terjadi apabila saluran ke permukaan

kulit untuk mengeluarkan sebum yang diproduksi oleh kelenjar minyak rambut

pada lapisan dermis tersumbat. Dalam keadaan normal, sel-sel folikel rambut

dapat keluar. Akan tetapi, jika terjadi jerawat, sel-sel folikel rambut bersama

dengan sebum akan menggumpal dan menyumbat saluran folikel rambut pada

lapisan epidermis kulit sehingga membentuk komedo yang menonjol di

permukaan kulit (Radji, 2010).

Komedo dapat berkembang menjadi inflamasi (inflammatory acne) apabila

terinfeksi oleh bakteri, terutama bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

9

menggunakan gliserol dalam sebum sebagai sumber nutrisi. (Radji, 2010).

Inflamasi yang terjadi timbul dari aksi enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Enzim

ini menghidrolisis sebum menjadi asam lemak bebas, yang merangsang proses

inflamasi. Chemotactic factor dilepaskan pada reaksi ini sehingga menarik

neutrofil dan terjadi inflamasi serta pembentukan papula dan pustula (Johnson and

Nunley, 2000).

Pada beberapa individu, jerawat dapat berkembang menjadi nodular cystic

acne, yang ditandai dengan terbentuknya nodula atau parut akibat peradangan.

Lesi pada kulit ini disertai dengan adanya nanah pada jerawat dan akan

meninggalkan bekas luka yang permanen pada kulit ketika sembuh (Radji, 2010).

Gambar 1. Tahap terjadinya jerawat (acne) (Amundson, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

10

B. Manggis

1. Keterangan botani

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang berasal

dari semenanjung Malaya kemudian menyebar ke seluruh daerah tropis di

Asia dan Australia. Di Indonesia, manggis dapat tumbuh mulai dari dataran

rendah hingga pegunungan dengan kisaran ketinggian 5-1.000 meter di atas

permukaan laut. Umumnya, tanaman manggis berbuah cukup baik di daerah

yang agak sejuk (Suhono dan LIPI, 2010).

Tanaman ini memiliki banyak nama daerah, antara lain: manggis

(Jawa, Melayu, Bali), manggu (Sunda), magi (Nias, Aceh), magisto (Batak),

kokapa (Mentawai), mangos (Kubu), sungkup (Dayak) dan kirasa (Makassar)

(Suhono dan LIPI, 2010). Klasifikasi tanaman manggis adalah sebagai berikut:

kingdom : Plantae (tumbuhan)

subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

subkelas : Dilleniidae

ordo : Theales

famili : Clusiaceae

genus : Garcinia

spesies : Garcinia mangostana L. (Natural Resources Conservation

Service, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

11

Morfologi tanaman manggis yaitu pohon memiliki tinggi 10-25 m,

batang berwarna cokelat keabu-abuan dan berdiameter 40-80 cm. Kayu batang

berwarna cokelat tua. Kulit batangnya mengeluarkan getah bila dilukai. Daun

berwarna hijau, kaku, mengilap, berbentuk lonjong, berujung lancip, terletak

berhadapan, dan berukuran 8 x 4 cm serta yang besar berukuran 12 x 5 cm

(Suhono dan LIPI, 2010).

Bunga manggis berwarna merah muda, terletak di ujung cabang daun.

Buah berdiameter 4-6,5 cm. Buah muda berwarna hijau dan bergetah kuning,

bila masak berwarna ungu kehitaman. Kulit buah bagian dalam tebal dan

berwarna merah. Biji ditutupi oleh aril berwarna putih. Setiap buah

mengandung 2-8 biji (Suhono dan LIPI, 2010).

2. Kandungan kimia dan kegunaan

Kulit buah manggis telah digunakan dalam obat-obatan tradisional

Asia untuk pengobatan luka, infeksi kulit, diare, disentri serta maag kronis.

Kulit buah manggis memiliki kandungan xanthone yang tinggi serta

mengandung zat bioaktif lainnya seperti tanin, flavonoid dan polifenol

(Pothitirat, et al., 2010).

Xanthone memiliki aktivitas antioksidan, antitumor, antialergi,

antiinflamasi, antibakteri, antijamur dan antivirus. Beberapa turunan xanthone

yang paling banyak diteliti adalah α, β dan γ-mangostin, garcinone E, 8-

deoxygartanin, dan gartanin (Pedraza-Chaverri, Cárdenas-Rodríguez, Orozco-

Ibarra, Pérez-Rojas, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

12

Gambar 2. Struktur inti xanthone dan beberapa struktur turunan

xanthone (Pedraza-Chaverri, et al., 2008).

Ekstrak kulit buah manggis menunjukkan aktivitas antimikroba

terhadap berbagai jenis mikroorganisme antara lain: Staphylococcus aereus,

Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella

typhimurium, Enterococcus species, Mycobacterium tuberculosis dan

Propionibacterium acnes. Berdasarkan hasil studi fitokimia, aktivitas

antimikroba yang dihasilkan berasal dari xanthone. Alfa mangostin merupakan

turunan xanthone yang memiliki aktivitas antibakteri paling poten

(Torrungruang, et al., 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

13

Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi

terhadap bakteri penyebab timbulnya peradangan jerawat yaitu

Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Ekstrak etanol

kulit buah manggis dengan kandungan alfa mangostin 18,03 ± 0,71 % b/b

memiliki nilai KHM 7,81 g/ml untuk kedua strain bakteri serta memiliki nilai

KBM 15,63 g/ml untuk Propionibacterium acnes dan 62,50 g/ml untuk

Staphylococcus epidermidis (Pothitirat, et al., 2010).

C. Emulgel

Gel merupakan suatu bentuk sediaan semisolid yang mengandung

komposisi air dalam jumlah tinggi sehingga dapat meningkatkan disolusi obat dan

juga memudahkan migrasi obat melalui basis yang utamanya berbentuk cair,

dibandingkan dengan basis salep atau krim. Akan tetapi, karakteristik ini menjadi

keterbatasan bagi senyawa yang bersifat hidrofobik. Oleh karena itu, untuk

mengatasi keterbatasan ini digunakan emulgel sehingga senyawa hidrofobik bisa

disiapkan dengan memanfaatkan kelebihan gel (Panwar, et al., 2011).

Emulgel adalah emulsi, baik tipe minyak dalam air atau air dalam minyak

dimana dilakukan penambahan gelling agent untuk membentuk sistem gel.

Emulgel memiliki acceptability yang tinggi bagi pasien karena memiliki

kelebihan baik yang berasal dari emulsi maupun gel (Mohamed, 2004). Sediaan

emulgel untuk penggunaan secara topikal memiliki karakteristik yang

menguntungkan seperti sifat tiksotropi, tidak berminyak, daya sebarnya baik,

mudah dicuci, emolien, transparan dan tampilannya yang menarik. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

14

bentuk sediaan emulgel bersifat lebih stabil dan merupakan suatu pembawa

dengan pelepasan yang lebih baik bagi obat yang bersifat hidrofobik (Panwar, et

al., 2011).

Suatu senyawa hidrofobik dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam gel

menggunakan emulsi dengan tipe obat/minyak/air. Kebanyakan obat hidrofobik

tidak dapat dimasukkan secara langsung ke dalam basis gel karena kelarutannya

menjadi penghalang serta dapat timbul masalah pada pelepasan obatnya. Emulgel

membantu memasukkan obat hidrofobik ke dalam fase minyak dan kemudian

globul-globul minyak terdispersi di dalam fase air menghasilkan emulsi tipe M/A.

Emulsi ini dapat dicampurkan dengan basis gel sehingga memberikan stabilitas

dan pelepasan obat yang lebih baik (Panwar, et al., 2011).

D. Bahan Formulasi

1. Emulsifying agent

Emulsifying agent adalah suatu molekul yang memiliki rantai

hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya.

Emulsifying agent memiliki kemampuan menarik fase air dan fase minyak

sekaligus, serta dapat menempatkan diri di antara kedua fase tersebut sehingga

dapat menurunkan tegangan permukaan antara fase air dengan fase minyak

(Lieberman, Rieger and Banker, 1996).

Tipe emulsi yang diinginkan M/A atau A/M tergantung pada nilai

keseimbangan hidrofil-lipofil (hydrophile-lipophile balance), yakni sifat

polar-non polar dari suatu emulsifying agent. Kombinasi emulsifying agent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

15

dengan nilai HLB tertentu dapat menentukan apakah emulsi yang dihasilkan

merupakan tipe M/A atau A/M sesuai dengan jumlah yang digunakan.

Umumnya emulsi M/A terbentuk jika HLB 9-12 dan terbentuk emulsi A/M

jika HLB 3-6 (Martin, Swarbrick, Cammarata, 1993).

a. Polioksietilen 20 sorbitan monolaurat (Tween 20)

Gambar 3. Tween 20 (Iro, 2013).

Tween 20 berbentuk cairan minyak berwarna kuning yang

memiliki nilai HLB 16,7. Tween 20 larut dalam etanol dan air serta tidak

larut dalam minyak mineral. Tween digunakan sebagai emulsifying agent,

solubilizing agent, dan wetting agent. Tween merupakan surfaktan non-

ionik hidrofilik yang digunakan secara luas sebagai emulsifying agent

dalam pembuatan emulsi minyak dalam air yang stabil. Secara tunggal

digunakan sebagai emulsifying agent emulsi M/A dengan konsentrasi 1-

15% dan secara kombinasi dengan surfaktan hidrofilik pada emulsi M/A

dengan konsentrasi 1-10%. Tween bersifat tidak toksik dan tidak

mengiritasi (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).

b. Sorbitan monolaurat (Span 20)

Gambar 4. Span 20 (Iro, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

16

Span 20 berbentuk cairan kental berwarna kuning yang memiliki

nilai HLB 8,6. Tween digunakan sebagai emulsifying agent, solubilizing

agent, dan wetting agent. Span 20 merupakan surfaktan non-ionik lipofilik

yang larut dalam minyak dan pelarut organik serta tidak larut dalam air.

Span biasa digunakan sebagai emulsifying agent pada bentuk sediaan krim,

emulsi, salep untuk penggunaan secara topikal. Saat digunakan secara

tunggal span akan membentuk emulsi air dalam minyak yang stabil,

namun sering digunakan secara kombinasi dengan tween untuk

menghasilkan emulsi tipe A/M atau M/A dengan konsistensi yang

bervariasi tergantung proporsi yang digunakan. Span digunakan secara

tunggal pada emulsi A/M dengan konsentrasi 1-15% dan secara kombinasi

dengan surfaktan hidrofilik pada emulsi tipe M/A dengan konsentrasi 1-

10%. Span bersifat tidak mengiritasi dan tidak toksik (Rowe, et al., 2009).

2. Gelling Agent

Gelling agent merupakan bahan yang digunakan untuk membentuk

gel. Secara umum gelling agent memiliki bobot molekul yang tinggi dan

diperoleh dari alam maupun sintetik. Gelling agent dapat terdispersi dalam air

dan dapat mengembang, serta meningkatkan viskositas. Gelling agent yang

ideal harus tidak berinteraksi dengan komponen lain dari formulasi, harus

bebas dari kontaminasi mikroba, perubahan suhu dan pH selama pembuatan

dan penggunaan preservative tidak boleh mengubah reologinya, ekonomis,

membentuk gel yang tidak berwarna, menimbulkan sensasi dingin saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

17

digunakan di tempat aplikasi, serta memiliki bau yang menyenangkan

(Mahalingam, Li, and Jasti, 2008).

Carbomer atau carbopol berbentuk serbuk putih yang higroskopis dan

merupakan suatu molekul asam. Carbopol merupakan polimer sintetik dari

asam akrilat dengan bobot molekul tinggi. Rantai polimernya terhubung

silang-menyilang (crosslinked) dengan alil sukrosa atau alil pentaeritritol.

Carbopol terdiri dari 52% – 68% gugus asam karboksilat (COOH). Secara

teoritis bobot molekul carbopol diperkirakan antara 7 x 105 sampai 4 x 10

9.

Carbopol dapat digunakan sebagai material bioadhesiv, controlled-release

agent, emulsifying agent, rheology modifier, stabilizing agent, suspending

agent, dan pengikat tablet. Sebagai gelling agent, carbopol digunakan pada

konsentrasi 0,5-2,0% (Rowe, et al., 2009).

Gambar 5. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol (Rowe, et

al., 2009).

Carbopol tersedia pada range bobot molekul yang luas yakni bobot

molekul rata-rata 450.000 (carbopol 907) hingga 4.000.000 (carbopol 940).

Bobot molekul berpengaruh pada tegangan permukaan dan viskositas produk

akhir. Oleh karena itu, carbopol 940 sangat efisien jika digunakan sebagai

gelling agent untuk menghasilkan viskositas yang tinggi pada konsentrasi

yang rendah (Curteis, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

18

Curteis (1991) menyatakan bahwa terdapat dua mekanisme

pengentalan carbopol, yaitu metode ikatan hidrogen (hanya dapat terjadi

dalam sistem pelarut polar) dan metode netralisasi (dapat terjadi baik pada

sistem pelarut polar maupun nonpolar).

a. Metode ikatan hidrogen

Sistem ini membutuhkan solvent yang dapat mendonorkan gugus

hidroksil. Hasil ikatan hidrogen antara gugus karboksil dari carbopol dan

gugus hidroksil dari solvent akan menyebabkan molekul carbopol yang

berbentuk coil menjadi uncoil dan terjadi kekentalan (Curteis, 1991).

b. Netralisasi

Carbopol yang didispersikan ke dalam air akan membentuk

dispersi koloid asam dengan viskositas yang rendah (Rowe, et al., 2009).

Pada metode ini carbopol yang bersifat asam dinetralkan oleh basa untuk

menghasilkan garam yang larut dalam pelarut. Selanjutnya molekul

carbopol berubah menjadi bentuk uncoil dan terjadi kekentalan pada gel

(Walters, 2007). Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam penetralan

polimer carbopol adalah borax, kalium hidroksida, natrium bikarbonat,

natrium hidroksida dan amin organik polar seperti trietanolamin (Rowe, et

al., 2009).

3. Propilen glikol

Gambar 6. Propilen glikol (Rowe, et al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

19

Propilen glikol berbentuk cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau. Propilen glikol dapat berfungsi sebagai antimicrobial preservative,

disinfectant, humectant, plasticizer, solvent, stabilizing agent dan water-

miscible cosolvent. Pada formulasi sediaan topikal propilen glikol digunakan

sebagai humektan dengan konsentrasi ≈15%. Propilen glikol larut dalam

aseton, kloroform, etanol, gliserin, dan air. Propilen glikol bersifat

higroskopis (Rowe, et al., 2009).

4. Trietanolamin

Trietanolamin (TEA) berbentuk cairan kental, tidak berwarna sampai

kuning pucat dan berbau amoniak. TEA berperan sebagai alkalizing agent dan

emulsifying agent. TEA banyak digunakan dalam formulasi sediaan topikal

terutama pembentukan emulsi. Konsentrasi yang digunakan dalam

emulsifikasi berkisar antara 2-4%. TEA bersifat sangat higroskopis dan larut

dalam air (Rowe, et al., 2009).

Trietanolamin yang bersifat basa dapat digunakan untuk netralisasi

carbopol. Penambahan trietanolamin pada carbopol akan menetralisasi gugus

asam karboksilat, membentuk garam yang larut. Sebelum netralisasi, carbopol

di dalam air akan ada dalam bentuk tak terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini,

polimer sangat fleksibel dan strukturnya random coil. Penambahan

trietanolamin akan menggeser kesetimbangan ionik membentuk garam yang

larut. Hasilnya adalah ion yang saling tolak menolak dari gugus karboksilat

dan polimer menjadi kaku dan rigid, sehingga meningkatkan viskositas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

20

Viskositas dan kejernihan gel yang dapat diterima yaitu pada pH 4,5-5,0 dan

mencapai titik optimum pada pH 7 (Osborne and Amann, 1990).

Overnetralisasi dapat menyebabkan penurunan viskositas karena kation basa

yang berlebih akan melingkupi gugus karboksilat sehingga mengurangi

tolakan elektrostatik (Walters, 2007).

Gambar 7. Trietanolamin (Rowe, et al., 2009).

5. Parafin cair

Liquid paraffin atau mineral oil berbentuk cairan minyak kental,

transparan, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau ketika dingin namun

memiliki bau samar minyak ketika dipanaskan. Parafin cair merupakan

campuran alifatik jenuh (C14-C18) dan hidrokarbon siklik dari hasil destilasi

minyak bumi. Parafin cair digunakan sebagai emolien, lubrikan, pelarut.

Parafin cair untuk emulsi topikal digunakan pada konsentrasi 1,0-32,0%.

Kelarutanmya yaitu praktis tidak larut dalam etanol 95%, gliserin, dan air,

larut dalam aseton, kloroform, eter, petroleum eter dan minyak atsiri (Rowe, et

al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

21

6. Preservative

a. Metil paraben

Gambar 8. Metil paraben (Rowe, et al., 2009).

Metil paraben atau nipagin berfungsi sebagai antimicrobial

preservative yang secara luas digunakan pada sediaan farmasi, kosmetik

dan makanan. Metil paraben berbentuk serbuk kristal putih, tidak berbau,

dan memiki rasa yang membakar. Paraben efektif pada rentang pH yang

luas (antara 4-8) dan memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas

meskipun paraben paling efektif menghambat yeast dan fungi. Paraben

juga lebih aktif tehadap bakteri Gram positif dibandingkan bakteri Gram

negatif (Rowe, et al., 2009).

Metil paraben dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi

dengan paraben lain atau dengan agen antimikroba lain. Aktivitas

antimikroba paraben meningkat seiring dengan peningkatan rantai gugus

alkil, tetapi kelarutannya dalam air menjadi menurun. Oleh karena itu,

penggunaan kombinasi paraben sering digunakan untuk menghasilkan efek

antimikroba yang lebih efektif. Metil paraben untuk sediaan topikal

digunakan pada konsentrasi 0,02–0,3 (Rowe, et al., 2009).

Kelarutan metil paraben pada suhu 25°C yaitu 1 bagian metil

paraben larut dalam 3 bagian etanol 95%, 5 bagian propilen glikol dan 400

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

22

bagian air. Paraben bersifat nonmutagenik, nonteratogenik, dan

nonkarsinogenik (Rowe, et al., 2009).

b. Propil paraben

Propil paraben atau nipasol berbentuk serbuk kristal putih, tidak

berbau dan tidak berasa, yang berfungsi sebagai antimicrobial

preservative. Propil paraben untuk sediaan topikal digunakan pada

konsentrasi 0,01–0,6. Propil paraben dapat digunakan secara tunggal

maupun kombinasi dengan paraben lain atau dengan agen antimikroba lain

untuk meningkatkan aktivitasnya. Propil paraben digunakan secara

kombinasi dengan paraben lain pada formulasi sediaan topikal. Kelarutan

propil paraben pada suhu 20°C yaitu 1 bagian larut dalam 1,1 bagian

etanol 95%; 3,9 bagian propilen glikol; 2500 bagian air; 3330 bagian

minyak mineral (Rowe, et al., 2009).

Gambar 9. Propil paraben (Rowe, et al., 2009).

7. Etanol

Etanol atau etil alkohol merupakan cairan mudah menguap, jernih,

tidak berwarna, berbau khas dan memiliki rasa yang membakar. Utamanya

etanol digunakan sebagai solvent, namun dapat juga digunakan sebagai

disinfektan. Selain itu, etanol dalam larutan dapat berfungsi sebagai pengawet

antimikroba dan dalam sediaan topikal dapat digunakan sebagai penetration

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

23

enhancer. Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform, eter, gliserin dan air

(Rowe, et al., 2009).

Gambar 10. Etanol (Rowe, et al., 2009).

8. Aquadest

Aqua destillata atau air suling merupakan air murni yang diperoleh

dengan penyulingan. Air murni berbentuk cairan jernih, tidak berwarna dan

tidak berbau dengan pH antara 5,0-7,0. Air murni dibuat dari air yang

memenuhi persyaratan air minum. Air murni digunakan untuk pembuatan

sediaan kecuali sediaan parenteral (Dirjen POM RI, 1995).

E. Pencampuran

Pencampuran adalah suatu proses yang bertujuan untuk menangani dua

atau lebih komponen yang belum bercampur atau sebagian bercampur, sehingga

setiap unit (partikel, molekul, dan lain-lain) dari komponen terletak sedekat

mungkin berinteraksi dengan unit lain dari komponen. Kapanpun jika suatu

produk mengandung lebih dari satu komponen maka tahap pencampuran

dibutuhkan dalam proses pembuatannya. Hal ini untuk menjamin distribusi yang

merata dari zat aktif, tampilan yang merata serta sediaan melepaskan obat pada

tempat yang tepat dan dengan kecepatan sesuai yang diharapkan (Aulton, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

24

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran pada sistem non-Newton

yaitu suhu, kecepatan geser, tegangan geser, tekanan, dan waktu pencampuran

(Nielloud and Marti-Mestres, 2000). Kecepatan putar dapat mempengaruhi sifat

fisik sediaan dimana kecepatan putar memberikan energi kinetik yang

menghasilkan gaya geser dalam proses formulasi. Polimer memiliki tipe alir

pseudoplastis dimana dalam keadaan diam (tidak terdapat gaya geser) polimer

berada dalam keadaan coil karena adanya stabilisasi intramolekuler. Air yang

amobil bersama konformasi globular ini akan membentuk struktur tiga dimensi

dalam sistem sehingga menghasilkan viskositas yang lebih tinggi. Ketika sistem

tersebut mendapatkan gaya geser, maka rantai polimer akan terurai dan dapat

menurunkan viskositas sediaan (Amiji and Sandmann, 2003).

Masalah yang sering terjadi pada pencampuran sediaan semisolid adalah

sediaan semisolid tidak mudah mengalir sehingga bahan yang berada pada dead

spot tidak dapat bercampur dengan baik. Maka diperlukan mixer yang sesuai yang

memiliki rotating element dengan jarak yang sempit dengan dinding wadah.

Mixer yang dapat digunakan dalam pencampuran sediaan semisolid antara lain

planetary mixer dan sigma blade mixer (Aulton, 2007).

1. Planetary mixer

Jenis mixer ini umumnya ditemukan di dapur rumah tangga dan dalam

skala yang lebih besar digunakan di industri. Dayung pada mixer diletakkan di

tengah, pada rotating arm. Dayung akan berputar mengitari sekeliling

mangkuk yang bulat sambil mengelilingi porosnya sendiri (Aulton, 1988).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

25

Gambar 11. Planetary mixer (Aulton, 2007).

2. Sigma blade mixer

Mesin ini digunakan untuk pencampuran bahan dengan viskositas

tinggi misalnya pasta yang kaku atau salep. Mekanisme pencampuran yang

terjadi didasarkan pada dua buah blade berbentuk ‘Z’ yang akan berputar dan

bertemu satu sama lain sehingga bentuknya mirip seperti simbol Ʃ (Aulton,

2007). Berputarnya kedua blade memungkinkan produk dapat dipindahkan

dari satu blade ke blade yang lain. Jarak yang berdekatan antara blade dan

dinding menghasilkan campuran homogen sempurna (JEC, 2014).

Gambar 12. Sigma blade mixer (Aulton, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

26

F. Uji Sifat Fisik Emulgel

1. Viskositas

Pada pembuatan kosmetik, reologi berpengaruh pada penerimaan

pasien, stabilitas fisika dan ketersediaan hayati, salah satunya adalah

viskositas. Viskositas merupakan pernyataan tahanan untuk mengalir dari

suatu sistem di bawah stress yang digunakan. Makin kental suatu cairan,

makin besar kekuatan yang diperlukan supaya cairan tersebut dapat mengalir

dengan laju tertentu (Martin, et al., 1993). Peningkatan viskositas akan

meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya

sebar (Garg, Aggarwal, Garg, and Singla, 2002).

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya yaitu

sistem Newton dan sistem non-Newton (Martin, et al., 1993). Contoh bahan

dengan sistem Newton yaitu air, alkohol, gliserin dan larutan sejati.

Sedangkan untuk sediaan seperti emulsi, suspensi, dispersi, dan larutan

polimer umumnya termasuk tipe non-Newtonian (Lieberman, et al., 1996).

Viskositas (η) digambarkan dengan persamaan matematika:

η =

=

dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan gaya geser (shear

stress) sebanding dengan viskositas dan berbanding terbalik dengan kecepatan

geser (shear rate). Jika viskositas meningkat maka shear stress harus

ditingkatkan agar shear rate tetap konstan. Namun hal ini hanya berlaku untuk

senyawa dengan tipe Newtonian. Pada tipe non-Newtonian, viskositas tidak

proporsional dengan kecepatan geser (Lieberman, et al., 1996). Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

27

hubungan antara shear stress dan shear rate tidak linier (Amiji and

Sandmann, 2003). Sistem non-Newtonian dibagi ke dalam tiga kelas aliran

yakni plastis, pseudoplastis dan dilatan (Martin, et al., 1993).

Banyak produk farmasi yang menunjukkan aliran pseudoplastis, antara

lain dispersi cair dari gom alam dan sintetis (misalnya tragakan, natrium

alginat, metil selulosa dan natrium karboksimetil selulosa). Secara umum,

aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, yang

merupakan kebalikan dari sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel

yang terflokulasi dalam suspensi. Viskositas zat pseudoplastis berkurang

dengan meningkatnya kecepatan geser (shear rate). Rheogram yang

melengkung pada bahan-bahan pseudoplastis diakibatkan karena kerja (aksi)

shearing terhadap molekul-molekul bahan yang berantai panjang seperti

polimer-polimer linier. Dengan meningkatnya shear stress (gaya geser),

molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan mulai menyusun sumbu

yang panjang dalam arah aliran. Hal ini mengurangi tahanan internal dari

bahan tersebut dan mengakibatkan shear rate yang lebih besar pada setiap

shear stress berikutnya. Selain itu, sebagian dari pelarut yang berikatan

dengan molekul kemungkinan dilepaskan, sehingga menyebabkan penurunan

efektif baik konsentrasi maupun ukuran molekul yang terdispersi. Hal ini juga

akan mengakibatkan penurunan viskositas yang nyata (Martin, et al., 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

28

2. Daya sebar

Daya sebar adalah kemampuan dari suatu sediaan untuk menyebar di

tempat aplikasi. Hal ini berhubungan dengan sudut kontak dari sediaan dengan

tempat aplikasinya. Daya sebar merupakan salah satu karakteristik yang

bertanggung jawab dalam keefektifan dalam pelepasan zat aktif dan

penerimaan konsumen dalam menggunakan sediaan semisolid. Faktor-faktor

yang mempengaruhi daya sebar yaitu viskositas sediaan, lama tekanan,

temperatur tempat aksi (Garg, et al., 2002).

Metode plat sejajar adalah metode yang paling banyak digunakan

untuk menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semi padat. Keuntungan

dari metode ini adalah sederhana dan relatif murah. Selain itu, peralatan dapat

didesain dan dibuat sesuai dengan kebutuhan tiap individu berdasarkan tipe

data yang dibutuhkan, rute administrasi, luas permukaan yang ditutupi, dan

pertimbangan model membran. Di sisi lain, metode ini kurang akurat dan

sensitif, serta data yang dihasilkan harus diinterpretasikan dan disajikan secara

manual (Garg, et al., 2002).

G. Uji Iritasi HET-CAM

Hen's Egg Test-Chorioallantoic Membrane (HET-CAM) merupakan salah

satu metode uji iritasi menggunakan hewan uji yaitu telur ayam. Sebelum

dilakukan uji, telur ditempatkan dalam inkubator dan disimpan pada suhu 38,3°C

± 0,2°C dan kelembaban relatif 58,5% ± 2%. Uji dilakukan saat embrio berusia 9-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

29

10 hari (Interagency Coordinating Committee on the Validation of Alternative

Methods, 2006).

Metode HET-CAM menggunakan membran chorioallantoic (CAM),

merupakan membran pernapasan vaskuler yang mengelilingi embrio burung yang

sedang berkembang. CAM terdiri dari gabungan antara korion yang berbatasan

dengan allantois. Korion merupakan kantung terluar yang berisi embrio, amnion

dan kuning telur sedangkan allantois merupakan suatu organ respirasi bagi

embrio yang berisi pembuluh darah, berkembang dari usus kemudian keluar dari

usus embrio ayam pada inkubasi hari ke 4 atau 5. Seiring dengan meningkatnya

ukuran allantois antara inkubasi hari ke 4 hingga 10, allantois ini akan melingkupi

embrio dan bergabung dengan korion menjadi CAM. Penggabungan kedua

membran memungkinkan terjadinya pertukaran udara antara embrio dengan

lingkungan udara luar. Setelah terbentuknya CAM, maka terjadilah pertumbuhan

yang cepat pada luas permukaan CAM hingga inkubasi hari ke 9 (ICCVAM,

2006).

Gambar 13. Membran chorioallantoic pada telur ayam (Biology Learning

Center The University of Arizona, 2007).

Pembuluh darah yang ada pada CAM adalah cabang dari arteri dan vena

dari allantois embrio yang berisi eritrosit dan leukosit yang terlibat dalam respon

inflamasi jika terkena rangsangan eksternal. Contohnya adalah efek iritasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

30

disebabkan oleh zat uji pada pembuluh darah dan protein pada jaringan lunak

membran ini (ICCVAM, 2006).

Efek iritasi yang terjadi pada uji HET-CAM diamati selama 300 detik pada

bagian CAM setelah pemberian senyawa uji. Efek iritasi yang diamati yaitu waktu

awal terjadinya hemoragi (perdarahan pada pembuluh darah), lisis (pecahnya

pembuluh darah) dan koagulasi (denaturasi protein vaskuler) (ICCVAM, 2006).

Menurut ICCVAM (2006), efek iritasi yang terjadi diberi skor sesuai

dengan waktu terjadinya hemoragi, lisis dan koagulasi dengan menggunakan

rumus:

Skor Iritasi =

tingkat iritasi kemudian ditentukan dari nilai rata-rata skor ketiga telur dan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel I. Kategori iritasi berdasarkan skor iritasi pada HET-CAM

Skor HET-CAM Kategori Iritasi

0-0,9 Tidak mengiritasi

1-4,9 Iritasi lemah

5-8,9 atau 5-9,9 Iritasi sedang

9-21 atau 10-21 Iritasi kuat

H. Uji Potensi Antibakteri

Metode pengukuran potensi antibakteri dapat dilakukan dengan beberapa

metode, antara lain:

1. Metode difusi

Metode ini mengukur aktivitas antimikroba berdasarkan pengamatan

luas zona jernih yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

31

mikroba dimana agen antimikroba akan berdifusi pada media Agar. Contoh

metode difusi antara lain metode disc diffusion (Kirby & Bauer) dan dan cup-

plate technique (metode sumuran). Pada metode disc diffusion, disc yang

berisi agen antimikroba diletakkan pada media Agar yang telah ditanami

mikroorganisme dimana agen antimikroba akan berdifusi pada media Agar

tersebut. Pada metode sumuran, Agar yang telah ditanami mikroorganisme uji

dibuat lubang sumuran kemudian ke dalam sumuran diberi agen antimikroba

yang akan diuji (Pratiwi, 2008).

2. Metode dilusi

Prinsip metode ini adalah larutan uji diencerkan sehingga diperoleh

beberapa konsentrasi. Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair

dan dilusi padat. Pada dilusi cair, cara yang dilakukan adalah dengan membuat

seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang masing-masing

ditambahkan mikroba uji. Pada dilusi padat dilakukan serupa dengan dilusi

cair namun menggunakan media padat. Masing-masing seri pengenceran yang

dibuat dicampurkan ke dalam media agar dan ditanami bakteri uji setelah

media telah memadat. Keuntungan metode ini dibandingkan dengan metode

difusi adalah dapat menentukan nilai KHM (kadar hambat minimum) dan

KBM (kadar bunuh minimum) dari larutan uji (Pratiwi, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

32

Berdasarkan Suryawiria (cit., Zahro dan Agustini, 2013), aktivitas

antibakteri berdasarkan diameter zona hambat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel II. Klasifikasi aktivitas antibakteri berdasarkan diameter zona hambat

Aktivitas antibakteri Diameter zona hambat

(mm)

Lemah < 5

Sedang 5-10

Kuat 10-20

Sangat kuat > 20

I. Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) – Densitometri

Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan fase

diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Kromatografi lapis tipis

(KLT) merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan

elektroforesis. Pada KLT fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada

permukaan bidang datar yang didukung oleh plat kaca, plat alumunium, atau plat

plastik (Gandjar dan Rohman, 2007). Pada KLT, sampel ditotolkan (berbentuk

spot) atau semprotkan (berntuk garis) pada plat. Sampel akan berjalan melintasi

plat bersama dengan fase gerak, didorong oleh gaya kapilaritas. Pemisahan

komponen terjadi melalui mekanisme adsorpsi, partisi, eksklusi atau pertukaran

ion atau kombinasi dari mekanisme tersebut (Patnaik, 2004).

Pelaksanaan KLT lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan

kromatografi kolom. Peralatan yang digunakan pun sederhana sehingga dapat

dikatakan bahwa hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat

secara cepat (Gandjar dan Rohman, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

33

KLT dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis

kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan nilai Rf solut dengan Rf baku

sedangkan analisis kuantitatif dari suatu senyawa yang telah dipisahkan dengan

KLT biasanya dilakukan scanning dengan densitometer langsung pada permukaan

lempeng KLT. Prinsip densitometer yaitu pengukuran intensitas radiasi yang

direfleksikan dari permukaan lempeng ketika disinari dengan lampu UV atau sinar

tampak. Solut-solut yang mampu menyerap sinar akan dicatat sebagai puncak

(peak) dalam pencatat (recorder) (Gandjar dan Rohman, 2007).

J. Landasan Teori

Kulit buah manggis memiliki kandungan alfa mangostin, suatu derivat

xanthone yang memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak kulit buah manggis dapat

diformulasikan menjadi obat jerawat karena alfa mangostin diketahui dapat

menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis, suatu bakteri penginduksi

terjadinya jerawat.

Emulgel merupakan sediaan topikal gabungan dari dua sistem, yaitu

sistem emulsi di dalam sistem gel. Alfa mangostin merupakan senyawa yang

bersifat hidrofobik sehingga bentuk sediaan emulgel cocok digunakan sebagai

pembawa karena emulgel bersifat lebih stabil dan merupakan suatu pembawa

dengan pelepasan yang lebih baik bagi obat yang bersifat hidrofobik.

Sifat fisik dan stabilitas fisik suatu sediaan sangat penting karena

berpengaruh terhadap acceptability pasien dan efektifitas terapetik suatu sediaan.

Sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel dipengaruhi oleh proses pencampuran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

34

antara lain kecepatan putar. Kecepatan putar akan memberikan energi kinetik

yang akan menimbulkan gaya geser yang akan mempengaruhi viskositas sediaan

emulgel sehingga dapat mempengaruhi sifat fisik serta stabilitas fisiknya.

K. Hipotesis

Variasi kecepatan putar mixer memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel anti acne ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) yang meliputi viskositas, daya sebar dan

pergeseran viskositas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni yang

bersifat eksploratif untuk mencari pengaruh kecepatan putar pada proses

pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel anti acne ekstrak

kulit buah manggis dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan putar

mixer.

b. Variabel tergantung.

1). Uji sifat fisik: viskositas, daya sebar.

2). Uji stabilitas fisik: pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama

satu bulan.

3). Uji aktivitas antibakteri: diameter zona hambat.

c. Variabel pengacau terkendali.

1). Uji sifat fisik dan stabilitas fisik: jenis dan ukuran mixer, suhu

pencampuran, lama pencampuran, kondisi wadah dan penyimpanan,

lama penyimpanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

36

2). Uji aktivitas antibakteri: kepadatan suspensi bakteri Staphylococcus

epidermidis (setara dengan larutan standar Mac Farland 1), diameter

lubang sumuran, dan lama inkubasi.

d. Variabel pengacau tak terkendali.

1). Uji sifat fisik dan stabilitas fisik: suhu ruangan saat proses pembuatan,

penyimpanan serta pengujian emulgel.

2). Uji aktivitas antibakteri: suhu inkubasi, suhu ruangan saat pengujian.

2. Definisi operasional

a. Ekstrak kulit buah manggis adalah ekstrak serbuk halus kering yang

berasal dari kulit buah tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) dengan

kandungan alfa mangostin minimal 25% yang diperoleh dari PT

Borobudur, Semarang.

b. Emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis adalah sediaan topikal

semisolid hasil emulsifikasi yang merupakan dispersi fase minyak dalam

air (M/A) yang dibuat dari bahan aktif ekstrak kulit buah manggis yang

digunakan untuk mengobati jerawat dengan formula yang tercantum dalam

penelitian ini.

c. Kecepatan putar adalah banyaknya putaran mixer per menit dalam proses

emulsifikasi, penambahan gelling agent (carbopol 940), dan netralisasi

carbopol 940 (penambahan trietanolamin).

d. Sifat fisik emulgel adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik

emulgel yang meliputi viskositas dan daya sebar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

37

e. Stabilitas fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya perubahan emulgel dalam penyimpanan yaitu

perubahan viskositas selama satu bulan penyimpanan.

f. Viskositas adalah suatu pertahanan dari emulgel untuk mengalir setelah

adanya pemberian gaya. Semakin besar viskositas, maka emulgel akan

makin tidak mudah untuk mengalir. Kriteria viskositas optimum adalah

200-300 dPas.

g. Daya sebar adalah diameter penyebaran tiap 1 gram emulgel pada alat uji

daya sebar yang diberi beban kaca dan pemberat hingga 125 gram dan

didiamkan selama 1 menit. Kriteria daya sebar optimum adalah 3-4 cm.

h. Pergeseran viskositas adalah presentase dari selisih viskositas emulgel

setelah 1 bulan penyimpanan dengan viskositas emulgel setelah 48 jam

pembuatan. Kriteria pergeseran viskositas optimum adalah < 10%.

i. Iritasi adalah terjadinya hemoragi, lisis dan koagulasi pada bagian

Chorioallantoic Membrane (CAM) telur ayam yang mungkin timbul

setelah pengaplikasian sediaan. Hemoragi merupakan perdarahan

pembuluh darah, lisis merupakan pecahnya pembuluh darah sedangkan

koagulasi merupakan denaturasi protein pada CAM.

j. Daya antibakteri emulgel ekstrak kulit buah manggis adalah

kemampuan dari emulgel ekstrak kulit buah manggis dalam menghambat

atau membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab jerawat,

ditunjukkan oleh adanya diameter zona hambat yang dihasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

38

k. Zona hambat adalah zona jernih di mana tidak dijumpai pertumbuhan

bakteri Staphylococcus epidermidis atau terdapat pertumbuhan sedikit

sekali dibandingkan dengan kontrol pertumbuhan.

l. Staphylococcus epidermidis adalah salah satu bakteri penyebab jerawat

yang berasal dari kultur murni Staphylococcus epidermidis ATCC 12228

yang diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (pipet

ukur, cawan petri, tabung reaksi, batang pengaduk, labu ukur, gelas ukur,

beaker glass, erlenmeyer) merk Pyrex-Japan, neraca digital, waterbath, mixer

merk Phillips modifikasi (Elecsa, USD), viscotester seri VT 04 (RION-

JAPAN), alat pengukur daya sebar, stopwatch, vortex, hot plate, stirer, jarum

ose, pelubang sumuran nomor 2, autoklaf, mistar, pipet mikro 100-1000 μL,

autosampler (Camag Linomat 5 No. 170610) dan densitometer (Camag TLC

scanner 3 CAT. No. 027.6485 SER. No. 160602).

2. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) yang diperoleh dari PT Borobudur, Carbopol 940

(pharmaceutical grade), Tween 20, Span 20, parafin cair, propilen glikol,

metil paraben, propil paraben, trietanolamin, etanol 70%, aquadest, media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

39

Muller-Hinton Broth (Merck), Muller-Hinton Agar (Oxoid), media Nutrient

Agar (Oxoid), Cindala®, bakteri uji Staphylococcus epidermidis yang

diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, HCl 1 M, NaCl 5%,

plat silica gel 60 F254, metanol p.a, kloroform p.a, etil asetat p.a, kertas saring,

telur ayam, NaCl 0,9%, NaOH 0,1 N.

D. Tata Cara Penelitian

1. Identifikasi bahan

a. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diperoleh dari

PT Borobudur, Semarang dan telah diuji identitasnya, dibuktikan dengan

Certificate of Analysis.

b. Kultur murni bakteri uji Staphylococcus epidermidis yang diperoleh dari

Balai Kesehatan Yogyakarta dan telah diuji kemurniannya.

2. Pembuatan emulgel anti acne ekstrak kulit buah manggis dengan variasi

kecepatan putar

Formula yang digunakan untuk pembuatan emulgel anti acne ekstrak

kulit buah manggis mengacu pada formula emulgel hasil penelitian Mohamed

(2004) dengan formula sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

40

Tabel III. Formula emulgel chlorphenesin

Bahan emulgel Satuan (g)

Chlorphenesin 0,5

Carbopol 934 1

Parafin cair 5

Tween 20 1

Span 20 1,5

Propilen glikol 5

Etanol 2,5

Trietanolamin q.s

Metil Paraben 0,03

Propil Paraben 0,01

Purified water add 100

Dilakukan modifikasi dengan mengganti zat aktif dan beberapa

eksipiennya. Formula hasil modifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel IV. Formula emulgel ekstrak kulit buah manggis (100 g emulgel)

Bahan emulgel Satuan (g)

Ekstrak kulit buah manggis 3

Carbopol 940 1

Parafin cair 5

Tween 20 1

Span 20 1,5

Propilen glikol 5

Etanol 70% 7,5

Trietanolamin 1,5

Metil Paraben 0,03

Propil Paraben 0,01

Aquadest 74,5

Cara pembuatan emulgel ekstrak kulit buah manggis:

Carbopol 940 dikembangkan dengan menggunakan sebagian aquadest

dari formula (60 ml) selama 24 jam. Semua bahan yang termasuk dalam fase

minyak (parafin cair dan span 20) dicampur terlebih dahulu di atas waterbath

pada suhu 70-80°C. Semua bahan yang termasuk fase air (tween 20 serta metil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

41

dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam propilen glikol) juga dicampur

terlebih dahulu pada suhu 70-80°C. Ekstrak kulit buah manggis dilarutkan

dalam etanol 70% kemudian ditambahkan ke dalam fase minyak. Fase minyak

dicampurkan ke dalam fase air dengan mixer selama 10 menit. Selanjutnya ke

dalam emulsi ditambahkan carbopol 940 yang sebelumnya telah

dikembangkan dengan aquadest serta ditambahkan sisa aquadest dan

dihomogenkan dengan mixer selama 10 menit. Trietanolamin ditambahkan ke

dalam campuran, kemudian campuran diaduk kembali dengan mixer selama 5

menit dan terbentuk emulgel. Proses pencampuran (emulsifikasi, penambahan

carbopol 940 dan penambahan trietanolamin) dilakukan sesuai dengan

kecepatan putar yang telah ditentukan. Emulgel yang telah terbentuk

disterilisasi panas basah dengan autoklaf pada suhu 115°C selama 20 menit,

tekanan 10 psi (0,68 atm).

Tabel V. Variasi kecepatan putar pada proses pembuatan emulgel

ekstrak kulit buah manggis

Formula Kecepatan putar (rpm)

1 100

2 300

3 500

4 700

5 900

3. Uji pH emulgel

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH

universal, yaitu dengan memasukkan indikator pH universal (pH strips) ke

dalam emulgel ekstrak kulit buah manggis yang telah dibuat. Kemudian nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

42

pH ditentukan dengan cara membandingkan warna yang dihasilkan dengan

standar.

4. Uji Sterilitas Emulgel

a. Pembuatan media. Media untuk uji sterilitas adalah nutrient agar (NA).

Jumlah NA yang akan ditimbang dihitung terlebih dahulu sesuai dengan

kebutuhan. Untuk 1 L media, ditimbang sebanyak 28 gram NA. NA yang

sudah ditimbang kemudian dicampurkan dengan aquadest. Media

dipanaskan diatas hot plate magnetic stirrer hingga diperoleh cairan

berwarna kuning jernih. Media NA dituangkan dalam tabung reaksi

dengan volume 15 ml. Media disterilkan dengan menggunakan autoklaf

selama 15 menit tekanan 1 atm pada suhu 121oC. Media NA yang sudah

disterilkan kemudian dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan

memadat.

b. Uji sterilitas emulgel ekstrak kulit buah manggis. Uji sterilitas dilakukan

dengan menyiapkan sediaan yang akan uji. Ose dipanaskan dari pangkal

ke ujung hingga membara. Diambil 1 ose sediaan yang akan diuji

(dilakukan secara aseptis). Ose digoreskan di permukaan NA dalam cawan

petri secara zig-zag. Cawan petri dilapisi dengan menggunakan plastik

wrap dan diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 24 jam. Hasil yang

diperoleh diamati dan dibandingkan dengan kontrol kontaminasi media

dan kontrol emulgel tanpa sterilisasi. Tiap formula dilakukan replikasi

sebanyak tiga kali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

43

5. Pengujian tipe emulsi dengan metode pengenceran

Emulgel diletakkan di atas gelas arloji kemudian ditambahkan fase air

(aquadest) dengan volume dua kali lipat volume emulgel dan diaduk dengan

batang pengaduk hingga merata. Dilakukan pula pengujian dengan

menggunakan fase minyak (parafin cair). Pengamatan dilakukan dengan

melihat apakah emulgel bercampur atau tidak.

6. Uji sifat fisik emulgel

a. Uji viskositas. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat

Viscotester Rion-Japan seri VT 04. Emulgel dimasukkan ke dalam wadah

sebanyak 100 gram dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas

emulgel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas.

Uji ini dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Dilakukan replikasi sebanyak

3 kali. Viskositas yang dikehendaki dalam penelitian ini yaitu antara 200-

300 dPas.

b. Uji Daya Sebar. Pengujian daya sebar dilakukan dengan modifikasi

metode dari Garg, et al. (2002). Sediaan emulgel ditimbang seberat 1 gram

dan diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas emulgel diletakkan

kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125

gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat penyebarannya.

Pengujian daya sebar dilakukan 48 jam setelah emulgel selesai dibuat.

Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Daya sebar yang dikehendaki di

dalam penelitian ini yaitu 3 – 5 cm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

44

7. Uji Stabilitas Fisik Emulgel

Uji stabilitas fisik dilihat dengan melihat presentase pergeseran

viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan. Presentase pergeseran

viskositas dihitung dengan cara selisih viskositas setelah satu bulan

penyimpanan dan 48 jam setelah pendiaman dibandingkan dengan viskositas

48 jam setelah pendiaman dikalikan 100%. Pergeseran viskositas yang

dikehendaki dalam penelitian ini adalah < 10%.

8. Uji iritasi dengan HET-CAM

Uji iritasi dengan metode HET-CAM dilakukan sesuai rekomendasi

prosedur dari ICCVAM (2006). Uji iritasi dilakukan dengan menggunakan

telur ayam dimana uji dilakukan pada saat embrio berusia 9 hari. Pada saat uji

dilakukan, kulit telur disekitar rongga udara dibuka sehingga akan terlihat

membran dalam telur. Membran dalam tersebut dibasahi dengan larutan NaCl

0,9 % hingga membran berwarna bening. Setelah itu, dengan bantuan pinset

membran dalam dibuang sehingga akan terlihat chorioallantoic membrane

CAM. Dilakukan analisis visual ntuk memverifikasi apakah terdapat kondisi

dalam sistem vaskular CAM yang membuat telur tidak layak untuk uji.

Berikutnya sebanyak 0,3 gram sediaan uji ditempatkan pada permukaan CAM.

Setelah 20 detik, sediaan uji dicuci dengan larutan NaCl 0,9% hingga benar-

benar hilang. Telur kemudian diamati dibawah kaca pembesar selama 300

detik untuk mengamati apakah terjadi efek iritan pada pembuluh darah CAM

meliputi hemoragi, lisis dan koagulasi. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

45

Efek iritasi yang terjadi diberi skor sesuai dengan waktu awal

terjadinya hemoragi, lisis dan koagulasi sehingga dapat ditentukan skor

iritasinya. Tingkat iritasi ditentukan dari nilai rata-rata skor ketiga telur dan

dapat dikategorikan apakah terjadi iritasi lemah, sedang, kuat atau tidak

mengiritasi.

9. Uji daya antimikroba emulgel ekstrak kulit buah manggis terhadap

Staphylococcus epidermidis

a. Pembuatan stok bakteri Staphylococcus epidermidis. Sebanyak 5 mL

media Muller-Hinton Agar (MHA) dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C

selama 15 menit. Setelah sterilisasi tabung reaksi dimiringkan dan

dibiarkan memadat. Diambil satu ose biakan murni Staphylococcus

epidermidis dan diinokulasikan secaran goresan zig-zag, kemudian

diinkubasikan selama 24 jam pada ruang inkubasi.

b. Pembuatan suspensi Staphylococcus epidermidis. Diambil satu sampai dua

ose koloni bakteri dari stok bakteri, dimasukkan ke dalam tabung reaksi

yang telah berisi 10 mL Muller-Hinton Broth (MHB) yang sudah di

sterilisasi, kemudian diinkubasikan selama 24 jam pada ruang inkubasi.

Selanjutnya, kekeruhan suspensi bakteri Staphylococcus epidermidis

disesuaikan dengan standar Mc Farland 1 (3,0 x 108 CFU/mL).

c. Pembuatan kontrol media. Media MHA steril dituang ke dalam cawan

petri, dan ditunggu hingga memadat, kemudian diinkubasi selama 24 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

46

pada ruang inkubasi. Setelah diinkubasi, diamati, dan dibandingkan

dengan perlakuan.

d. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus epidermidis.

Dalam kondisi aseptis, media MHA steril dengan suhu 45-50°C dituang ke

dalam cawan petri dan ditambahkan suspensi bakteri. Cawan petri

digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri

tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam pada ruang inkubasi. Setelah

diinkubasi, diamati pertumbuhan bakteri uji melalui kekeruhan media dan

dibandingkan dengan perlakuan.

e. Uji daya antibakteri emulgel ekstrak kulit buah manggis terhadap

Staphylococcus epidermidis. Dalam kondisi aseptis, sebanyak 15 mL

media MHA steril dengan suhu 45-50°C dituang ke dalam cawan petri

dengan diameter 12 cm dan dibiarkan memadat sebagai lapisan bawah.

Selanjutnya sebanyak 45 mL media MHA steril dengan suhu 45-50°C

ditambahkan suspensi bakteri, divortex dan dituang ke dalam cawan petri

sebagai lapisan atas. Cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri

dapat merata dan dibiarkan memadat. Selanjutnya dibuat 7 lubang

sumuran dengan diameter 0,6 cm pada lapisan atas (jangan sampai ke

dasar). Ke dalam masing-masing lubang sumuran diberi basis emulgel

sebagai kontrol negatif, gel Cindala® sebagai kontrol positif dan emulgel

formula 1, formula 2, formula 3, formula 4 serta formula 5. Cawan petri

tersebut kemudian diinkunbasi selama 24 jam pada ruang inkubasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

47

Kemudian diukur zona hambat yang dihasilkan. Dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali.

10. Penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel dengan KLT-

densitometri

a. Pembuatan fase gerak. Fase gerak yang digunakan pada penelitian ini yaitu

campuran kloroform-metanol-etil asetat (28:1,75:3,5) v/v. Fase gerak

dituang ke dalam bejana kromatografi kemudian kertas saring dimasukkan

dalam bejana yang berisi fase gerak. Bejana ditutup rapat dan dibiarkan

selama 1 jam hingga seluruh kertas saring terbasahi oleh fase gerak.

b. Pembuatan larutan stok alfa mangostin. Baku alfa mangostin ditimbang

sebanyak 0,5 mg dan dimasukkan dalam labu takar 5 ml, kemudian

dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas sehingga diperoleh

larutan stok alfa mangostin 0,1 mg/ml.

c. Pembuatan kurva baku alfa mangostin. Larutan stok alfa mangostin

ditotolkan menggunakan Linomat dengan volume 1; 2; 4; 8; 16 l pada

lempeng alumunim silica gel 60 F254 (20 x 20 cm) sehingga diperoleh seri

baku alfa mangostin 0,1; 0,2; 0,4; 0,8; 1,6 g. Lempeng silica kemudian

dikembangkan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan

fase gerak kloroform-metanol-etil asetat (28:1,75:3,5) v/v. Pengembangan

dilakukan setinggi 8 cm, lempeng silica kemudian dikeluarkan dan

ditunggu hingga kering pada suhu kamar. Bercak diamati di bawah lampu

UV 254 nm kemudian dianalisis dengan densitometer (TLC-scanner) pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

48

panjang gelombang 319 nm. Bercak seri baku alfa mangostin diamati

puncak kromatogram dan nilai AUC yang muncul dengan menggunakan

software winCATS. Dengan metode regresi linier, nilai seri kadar (g/ml)

diplotkan terhadap nilai AUC masing-masing seri larutan baku sehingga

diperoleh persamaan kurva baku y = bx + a dimana y merupakan nilai

respon (AUC), x merupakan konsentrasi senyawa baku, a adalah intersep

dan b adalah slope. Pembuatan kurva baku dilakukan repetisi sebanyak

tiga kali.

d. Pembuatan larutan uji. Sejumlah 3 g sampel emulgel ekstrak kulit buah

manggis ditimbang seksama kemudian dilakukan pemecahan emulgel

dengan penambahan HCl 1 M sebanyak 5 mL. Sampel kemudian

dimasukkan kedalam corong pisah dan dilakukan ekstraksi cair-cair

dengan penambahan 20 mL kloroform. Fase kloroform (fase bawah)

kemudian dipisahkan. Ekstraksi cair-cair dengan klorofom dilakukan 2

kali. Fase klorofom kemudian ditambahkan dengan 10 mL NaCl 5% dan

diambil fase bawah. Klorofom pada larutan uji diuapkan di atas hot plate

hingga bobot tetap. Sampel kemudian dilarutkan pada labu ukur 5 ml

dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan uji dibuat replikasi

sebanyak 3 kali.

e. Penetapan kadar alfa mangostin dalam ekstrak kulit buah manggis.

Sebanyak 1 L larutan uji ditotolkan pada lempeng silica gel 60 F254

menggunakan Linomat, kemudian dikembangkan dalam bejana

kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloroform-metanol-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

49

etil asetat (28:1,75:3,5) v/v. Pengembangan dilakukan setinggi 8 cm.

Lempeng silica kemudian dikeluarkan dan ditunggu hingga kering. Bercak

diamati di bawah lampu UV 254 nm kemudian dianalisis dengan

densitometer (TLC-scanner) pada panjang gelombang 319 nm. Puncak

kromatogram dan nilai AUC yang muncul diamati dengan menggunakan

software winCATS. Kadar alfa mangostin dalam sampel ditentukan

dengan memasukkan nilai AUC yang diperoleh sebagai nilai y pada

persamaan kurva baku yang paling baik.

E. Analisis Data

Pada penelitian ini akan diperoleh beberapa data, yaitu: data sifat fisik

meliputi viskositas dan daya sebar emulgel 48 jam setelah pembuatan, profil

pergeseran viskositas selama 1 bulan penyimpanan, daya anti bakteri berupa

diameter zona hambat dari tiap-tiap formula emulgel serta kadar alfa mangostin

dalam emulgel ekstrak kulit buah manggis. Analisis dilakukan untuk mengetahui

signifikansi pengaruh kecepatan putar terhadap sifat fisik, stabilitas fisik dan daya

anti bakteri emulgel ekstrak kulit buah manggis serta ada tidaknya perubahan

kadar emulgel selama penyimpanan.

Data viskositas, daya sebar, pergeseran viskositas dan zona hambat

dianalisis dengan uji Saphiro-wilk (untuk sampel yang kurang dari atau sama

dengan 50) untuk melihat kenormalan distribusi data dan uji kesamaan varians

Levene’s test untuk melihat kesamaan varians (Dahlan, 2009). Dalam uji

normalitas Shapiro-wilk dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai probability

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

50

value (p-value) lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal sedangkan jika p-

value kurang dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal (Istyastono, 2012).

Data yang diperoleh terdiri dari 5 kelompok formula sehinnga pengujian

dilakukan dengan menggunakan one way ANOVA atau uji Kruskal-wallis dimana

uji ini digunakan untuk uji > 2 kelompok data tidak berpasangan. Jika data sesuai

dengan kriteria uji statistik parametrik yakni memiliki distribusi data yang normal

dan kesamaan varians, maka analisis dilanjutkan dengan pengujian signifikansi

menggunakan one way ANOVA. Jika data tidak memenuhi kriteria uji statistik

parametrik, maka analisis data menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu uji

Kruskal-wallis. Pada uji one way ANOVA dan Kruskal-wallis dengan tingkat

kepercayaan 95%, maka faktor dikatakan berpengaruh signifikan jika nilai p-value

kurang dari 0,05 yang berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang

memiliki perbedaan signifikan (Dahlan, 2009).

Analisis Post-Hoc dilakukan apabila data berbeda signifikan dimana uji

Post-Hoc dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan

signifikan (Dahlan, 2009). Analisis Post-Hoc untuk ANOVA yaitu dengan uji T

sedangkan untuk Kruskal-wallis adalah dengan uji Wilcoxon. Pada uji T dua arah

dan Wilcoxon dua arah, dengan tingkat kepercayaan 95%, maka dua kelompok

dikatakan berbeda jika nilai p-value kurang dari 0,05.

Analisis penetapan kadar dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

perubahan kadar setelah penyimpanan emulgel selama satu bulan. Data yang

didapat dianalisis dengan uji Saphiro-wilk terlebih dahulu untuk melihat

kenormalan distribusi data dan uji kesamaan varians F-test untuk melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

51

kesamaan varians dua kelompok data. Pada uji kesamaan varians F-test dengan

taraf kepercayaan 95%, jika nilai p-value lebih dari 0,05 maka variansinya sama

sedangkan jika p-value kurang dari 0,05 maka variansinya berbeda. Apabila data

terdistribusi normal maka uji dilakukan dengan menggunakan uji T berpasangan

sedangkan jika data terdistribusi tidak normal maka digunakan uji Wilcoxon. Pada

uji T berpasangan dan Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95%, maka dua

kelompok dikatakan berbeda jika nilai p-value kurang dari 0,05. Analisis data

dilakukan dengan menggunakan software R 2.13.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis

Penelitian ini menggunakan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) yang diperoleh dari PT Borobudur, Semarang. Identifikasi

dilakukan dengan pengamatan organoleptis, meliputi: bentuk, warna, dan bau.

Ekstrak kulit buah manggis berwujud serbuk halus, berwarna coklat muda dan

berbau khas aromatik. Identifikasi dibuktikan dengan Certificate of Analysis

(CoA) yang terlampir di lampiran 1.

B. Formulasi Emulgel dengan Variasi Kecepatan Putar Mixer

Ekstrak kulit buah manggis diketahui memiliki aktivitas antimikroba

terhadap berbagai jenis mikroorganisme antara lain: Staphylococcus aereus,

Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhimurium,

spesies Enterococcus, Mycobacterium tuberculosis dan Propionibacterium acnes.

Studi fitokimia menunjukkan bahwa aktivitas antimikroba tersebut berasal dari

xanthone. Alfa mangostin merupakan turunan xanthone memiliki aktivitas

antibakteri yang paling poten (Torrungruang, et al., 2007).

Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi

terhadap bakteri penyebab timbulnya peradangan jerawat yaitu Propionibacterium

acnes dan Staphylococcus epidermidis. Ekstrak etanol kulit buah manggis dengan

kandungan alfa mangostin 18,03 ± 0,71 % b/b memiliki nilai KHM 7,81 g/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

53

untuk kedua strain bakteri dan nilai KBM 15,63 g/ml untuk Propionibacterium

acnes dan 62,50 g/ml untuk Staphylococcus epidermidis (Pothitirat, et al., 2010).

Berdasarkan data tersebut, maka ekstrak kulit buah manggis memiki peluang

untuk dapat diformulasikan menjadi suatu sediaan obat jerawat.

Bentuk sediaan yang dipilih adalah emulgel yang merupakan suatu sistem

gabungan antara emulsi dan gel. Zat aktif yang digunakan yaitu alfa mangostin

merupakan senyawa yang bersifat hidrofob. Bentuk sediaan gel memiliki banyak

kelebihan serta banyak digunakan dalam penghantaran obat secara topikal.

Namun, sistem gel ini memiliki keterbatasan pada penghantaran obat yang bersifat

hidrofobik sedangkan pada bentuk sediaan emulsi memiliki keterbatasan pada

stabilitasnya. Oleh karena itu peneliti memilih bentuk sediaan emulgel dimana

menurut Panwar, et al. (2011) emulgel merupakan suatu bentuk formulasi yang

baik untuk obat yang bersifat hidrofobik untuk pengahantaran obat secara topikal.

Bentuk sediaan emulgel ini bersifat lebih stabil dan merupakan pembawa yang

lebih baik bagi penghantaran obat yang bersifat hidrofobik. Pemilihan bentuk

sediaan emulgel juga dimaksudkan untuk meningkatkan acceptability pengguna

karena dapat menyamarkan warna coklat dari ekstrak kulit buah manggis sehingga

diharapkan lebih acceptable. Selain itu, emulgel juga merupakan suatu bentuk

variasi sediaan topikal yang banyak memiliki karakteristik menguntungkan seperti

sifat tiksotropi, tidak berminyak, daya sebarnya baik, mudah dicuci, emolien,

transparan dan tampilannya yang menarik. Obat yang bersifat hidrofobik dapat

disatukan ke dalam gel dengan menggunakan emulsi sistem M/A yang kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

54

ditambahkan gelling agent agar membentuk sistem gel yang dapat meningkatkan

stabilitas sediaan yang dibuat.

Bahan yang digunakan antara lain ektrak kulit buah manggis, carbopol

940, trietanolamin, parafin cair, propilen glikol, tween 20, span 20, metil paraben,

propil paraben, etanol 70% dan aquadest. Kulit buah manggis merupakan zat aktif

yang mengandung alfa mangostin yang berfungsi sebagai obat jerawat karena

memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak kulit buah manggis yang digunakan dalam

formula yaitu sebanyak 3% (3 gram untuk setiap 100 gram sediaan) yang

diperoleh dari hasil orientasi peneliti berdasarkan efektivitas (dilihat dari besarnya

zona hambat) serta penampilan yang dihasilkan. Orientasi yang dilakukan peneliti

yaitu dengan menggunakan konsentrasi ekstrak sebanyak 1%, 2%, 4%, 8%. Uji

zona hambat dilakukan terhadap bakteri uji Staphylococcus epidermidis

menggunakan metode difusi sumuran. Hasil zona hambat yang diperoleh yaitu

sebagai berikut:

Tabel VI. Hasil uji zona hambat formula orientasi emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit buah

manggis

Konsentrasi

ekstrak (%)

Rata-rata diameter zona

hambat ± SD (mm)

Kategori

1 4,08 ± 1,66 Lemah

2 6 ± 1,15 Sedang

4 8,42 ± 0,76 Sedang

8 9,83 ± 2,98 Sedang

Berdasarkan klasifikasi Suryawiria (cit., Zahro dan Agustini, 2013) yang

didasarkan pada diameter zona hambat (Tabel II), maka dapat dinyatakan bahwa

aktivitas antibakteri hasil orientasi formula emulgel ekstrak kulit buah manggis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

55

dengan konsentrasi 2%, 4% dan 8% menghasilkan diameter zona hambat yang

tergolong dalam kategori sedang. Penampilan sediaan yang dihasilkan yaitu

semakin besar jumlah ekstrak yang digunakan, penampilan emulgel semakin tidak

acceptable. Emulgel mulai terlihat tidak acceptable pada penggunaan eksrak

dengan konsentrasi 4%. Oleh karena itu peneliti menggunakan ekstrak kulit buah

manggis sebanyak 3% (3 gram untuk setiap 100 gram sediaan) dimana diperoleh

hasil zona hambat yang sedang dan penampilan yang acceptable.

Etanol 70% digunakan sebagai pelarut ekstrak kering kulit buah manggis.

Ekstrak kulit buah manggis yang terlarut dalam etanol 70% kemudian dimasukkan

ke dalam fase minyak dimana nantinya ekstrak kulit buah manggis yang terlarut

dalam etanol 70% dapat terpartisi di dalam fase minyak sehingga dapat

membentuk emulgel dengan tipe M/A. Emulgel yang dibuat diharapkan memiliki

tipe emulsi M/A karena memiliki keuntungan yakni droplet minyak berada di

dalam fase air sehingga tidak lengket, mudah dicuci dan tidak memperparah

jerawat. Pemilihan etanol 70% sebagai pelarut dikarenakan ekstrak kulit buah

manggis dapat larut dalam etanol 70%. Selain itu, pemilihan pelarut ini

disesuaikan dengan pelarut yang digunakan saat ekstraksi senyawa dari kulit buah

manggis yang tertera dalam CoA (Lampiran 1). Berdasarkan hasil orientasi

peneliti, etanol 70% yang digunakan yaitu sebanyak 7,5 gram untuk melarutkan 3

gram ekstrak kering kulit buah manggis (100 gram sediaan). Berdasarkan

Cosmetic Products Notification Portal (2013), maksimum penggunaan etanol

pada sediaan skin care seperti krim, lotion, gel yaitu sebanyak 10% b/b. Maka

penggunaan etanol pada emulgel masuk pada range yang diperbolehkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

56

Parafin cair dan propilen glikol berfungsi sebagai moisturizer. Moisturizer

berdasarkan mekanisme aksinya dapat dibedakan menjadi beberapa golongan,

antara lain emolien dan humektan. Parafin cair berfungsi sebagai emolien yaitu

suatu senyawa yang bekerja dengan cara melapisi kulit dengan droplet minyak

sehingga dapat mencegah dehidrasi atau hilangnya air pada saat sediaan

diaplikasikan ke kulit (Lynde, 2001). Parafin cair juga berfungsi sebagai fase

minyak.

Propilen glikol berfungsi sebagai humektan yang dapat menjaga

kelembaban, baik kelembaban dari sediaan emulgel sendiri maupun kelembaban

kulit saat emulgel diaplikasikan. Humektan bekerja dengan cara menarik air

menuju stratum korneum (Lynde, 2001). Mekanisme propilen glikol sebagai

humektan adalah dengan cara membentuk ikatan hidrogen antara gugus –OH pada

propilen glikol dengan air yang terdapat pada lingkungan (Prankerd, 2004).

Tween 20 dan span 20 digunakan sebagai emulsifying agent. Kombinasi

emulsifying agent dipilih karena dapat menghasilkan tipe emulsi yang diinginkan,

yaitu M/A sesuai dengan proporsi tween dan span yang digunakan (Martin, et al.,

1993). Emulgel yang dibuat memiliki nilai HLB 11,84 (lampiran 4) yang

merupakan tipe emulsi M/A (Martin, et al., 1993).

Prinsip kerja kombinasi tween (hidrofilik) dan span (lipofilik) ini adalah

bagian hidrokarbon molekul span berada dalam globul minyak dan radikal

sorbitan berada dalam fase air. Kepala sorbitan dari molekul span mencegah ekor

hidrokarbon bergabung erat dalam fase minyak. Ketika tween ditambahkan,

senyawa ini akan mengarah pada antarmuka sehingga sebagian ekor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

57

hidrokarbonnya berada pada fase minyak, sedangkan sisa rantainya, bersama

dengan cincin sorbitan dan rantai polioksietilen berada dalam fase air. Rantai

hidrokarbon molekul tween teramati berada dalam globul minyak di antara rantai

span, dan penyusunan ini menghasilkan gaya tarik-menarik Van der Waals yang

efektif. Dengan cara ini, lapisan antarmuka diperkuat dan stabilitas emulsi M/A

ditingkatkan melawan penggabungan partikel (Martin, et al., 1993).

Gambar 14. Skema droplet minyak pada emulsi minyak dalam air,

menunjukkan arah molekul tween dan span pada antarmuka (Sinko, 2011).

Carbopol merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot

molekul tinggi. Rantai polimernya membentuk silang-menyilang (crosslinked)

dengan alil sukrosa atau alil pentaeritritol. Carbopol terdiri dari 52% – 68% gugus

asam karboksilat (COOH). Carbopol 940 digunakan sebagai gelling agent dengan

konsentrasi 0,5 - 2% (Rowe, et al., 2009). Menurut Curteis (1991), carbopol 940

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

58

cocok dipilih sebagai gelling agent jika digunakan untuk menghasilkan viskositas

yang tinggi pada konsentrasi rendah.

Carbopol dalam bentuk tidak terdispersi berbentuk serbuk putih yang

mengandung molekul rantai panjang dalam bentuk coil. Setelah mengalami reaksi

tertentu molekul akan menjadi uncoil yang menyebabkan viskositas meningkat

(Curteis, 1991). Secara umum, mekanisme pengentalan yang terjadi

dimungkinkan melalui dua mekanisme sebagai berikut:

1. Metode ikatan hidrogen

Metode ini hanya dapat terjadi pada sistem pelarut polar karena sistem

ini membutuhkan penggunaan pelarut yang dapat mendonorkan gugus

hidroksil. Hasil ikatan hidrogen antara gugus karboksil dari carbopol dan

gugus hidroksil dari pelarut akan menyebabkan molekul menjadi uncoil dan

terjadi kekentalan. Pelarut yang dapat digunakan pada metode ini terbatas

seperti polihidroksi dan polietoksi seperti diol, triol dan poliol. Proses ini jauh

lembih lambat dari metode netralisasi dimana membutuhkan waktu beberapa

jam hingga pengentalan terjadi sempurna (Curteis, 1991).

Gambar 15. Gambaran skematis molekul carbopol dalam keadaan uncoil

dengan ikatan hidrogen (Curteis, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

59

2. Netralisasi

Metode ini dapat digunakan baik pada sistem dengan pelarut polar

maupun nonpolar (Curteis, 1991). Carbopol yang didispersikan ke dalam air

akan membentuk dispersi koloid asam dengan viskositas yang rendah. Ketika

dinetralkan dengan basa, maka akan terbentuk gel yang sangat kental. Bahan-

bahan yang dapat digunakan dalam penetralan polimer carbopol adalah borax,

kalium hidroksida, natrium bikarbonat, natrium hidroksida dan amin organik

polar seperti trietanolamin (Rowe, et al., 2009).

Penelitian ini menggunakan metode netralisasi yaitu dengan

mendispersikan carbopol dalam air dan dinetralisasi dengan trietanolamin.

Carbopol merupakan polimer sintetik asam akrilik yang membentuk cross-

link sebagai berikut:

Gambar 16. Cross-link polimer asam akrilat dalam bentuk coil (sebelum

kontak dengan air) (Noveon, 2008).

Carbopol termasuk dalam salah satu polimer sintetik yang pada saat

berbentuk serbuk memiliki struktur coil. Saat didispersikan dalam air,

carbopol akan mengembangkan rantai-rantai polimernya dan mulai terbentuk

struktur uncoil serta memperlihatkan gugus asam bebas (Walters, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

60

Sebelum netralisasi, carbopol di dalam air akan ada dalam bentuk tak terion

pada pH sekitar 3 (Osborne and Amann, 1990).

Gambar 17. Cross-link polimer asam akrilat saat didispersikan dalam air

(mulai terbentuknya sistem uncoil) (Noveon, 2008).

Penambahan basa trietanolamin membuat terjadinya netralisasi gugus

asam karboksilat membentuk garam yang larut (Osborne and Amann, 1990).

Netralisasi mengionisasi gugus karboksilat molekul carbopol sehingga

menghasilkan muatan negatif disepanjang backbone polimer dan terjadi gaya

tolak menolak elektrostatik yang menyebabkan molekul uncoil dan

meningkatkan viskositas dengan waktu reaksi yang cepat (Walters, 2007).

Gambar 18. Cross-link polimer asam akrilat dalam bentuk uncoil setelah

netralisasi (Noveon, 2008).

Preservative yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah

kombinasi metil paraben dan propil paraben. Kombinasi ini dimaksudkan untuk

menghasilkan efek pengawet sediaan yang lebih efektif. Konsentrasi metil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

61

paraben untuk penggunaan topikal adalah 0,02-0,3%, sedangkan propil paraben

0,01-0,6% (Rowe, et al., 2009).

Faktor yang akan dilihat pengaruhnya adalah kecepatan putar mixer pada

proses pencampuran (emulsifikasi, penambahan carbopol 940 dan penambahan

trietanolamin). Variasi kecepatan putar yang digunakan adalah 100, 300, 500 700,

900 rpm.

C. Pengamatan Organoleptis Emulgel

Pengamatan organoleptis dilakukan untuk melihat penampilan fisik dari

sediaan emulgel yang dibuat, meliputi bentuk, warna dan bau. Seluruh formula

emulgel ekstrak kulit buah manggis yang dibuat berbentuk semisolid, berbau khas

ekstrak kulit buah manggis dan berwarna kuning kecoklatan. Pada kecepatan putar

100 rpm diperoleh sediaan yang tidak acceptable dikarenakan adanya carbopol

yang belum bercampur homogen. Pada kecepatan putar 300 rpm carbopol telah

bercampur homogen. Semakin meningkatnya kecepatan putar memberikan

penampilan emulgel yang semakin halus dan merata.

Gambar 19. Sediaan emulgel saat diaplikasikan pada kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

62

D. Uji pH Emulgel

Sediaan emulgel yang dibuat perlu dilakukan uji pH untuk menghindari

terjadinya iritasi pada kulit sehingga aman dan nyaman saat digunakan. Pengujian

dilakukan menggunakan indikator kertas pH universal. Emulgel pada penelitian

ini memiliki pH 5-6 dimana masuk dalam rentang pH fisiologis kulit yaitu 4,5 –

6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007) sehingga tidak mengiritasi kulit.

E. Uji Sterilitas Emulgel

Uji sterilitas dilakukan untuk memastikan sterilitas dari sediaan emulgel

yang telah dibuat. Sediaan obat jerawat perlu dilakukan steriliasi agar menjadi

sediaan yang steril karena terdapat kemungkinan obat jerawat tersebut akan

dioleskan pada kulit yang mengalami luka terbuka akibat pecahnya jerawat.

Sediaan yang ditujukan untuk penggunaan luka terbuka pada kulit adalah sediaan

steril (Benson and Watkinson, 2012). Sterilisasi akan membuat sediaan bebas dari

kontaminan bakteri sehingga saat sediaan digunakan sebagai obat jerawat tidak

mempengaruhi proses penyembuhan jerawat.

Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan sterilisasi panas basah yaitu

dengan autoklaf pada suhu 115°C selama 20 menit. Pada penggunaan autoklaf

mikrobia akan mengalami denaturasi dan koagulasi protein esensial pada

mikroorganisme akibat adanya panas basah bertekanan (Ansel and Popovich,

1990). Pada penelitian ini, alasan penggunaan autoklaf adalah karena berdasarkan

Ghazali, Lian, and Ghani (2010) alfa mangostin memiliki melting point 180-

182°C sehingga diharapkan penggunaan autoklaf dapat mensterilkan sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

63

dengan suhu dibawah melting point tersebut karena menurut Ansel and Popovich

(1990) penggunaan panas basah memungkinkan mikroorganisme dapat mati pada

suhu yang lebih rendah dibandingkan penggunaan panas kering. Selain itu, bahan

formulasi yang digunakan tidak rusak ketika diautoklaf. Melting point suatu

senyawa merupakan suhu dimana material mengalami perubahan dari bentuk

padat menjadi cair. Senyawa organik akan meleleh saat mendekati atau mencapai

melting point-nya. Secara umum, banyak senyawa yang dapat mengkristal dengan

berbagai bentuk struktur kristal yang berbeda. Perubahan bentuk kristal ini sangat

dipengaruhi oleh temperatur (Katritzky, Jain, Lomaka, Petrukhin, Maran, and

Karelson, 2001). Oleh karena itu pemilihan suhu sterilisasi sebaiknya dilakukan

dibawah melting point senyawa untuk menghindari kemungkinan terjadinya

perubahan bentuk kristal jika terjadi rekristalisasi setelah pelelehan yang dapat

menyebabkan perubahan melting point dan atau perubahan efek.

Pemilihan suhu dan lama sterilisasi didasarkan pada penelitian Cahyono

(2014) dimana suhu dan lama yang digunakan adalah suhu dan lama yang

menghasilkan perubahan sifat fisik sekecil mungkin dan menghasilkan sediaan

yang steril. Hasil penelitian menyatakan bahwa pada suhu 115°C selama 20 menit

diperoleh sediaan yang telah steril dan sifat fisik yang baik dimana tidak terjadi

pemisahan fase emulgel, viskositas setelah sterilisasi masih berada pada rentang

200-300 dPas dan daya sebar masih berada dalam rentang 3-5 cm. Hasil yang

diperoleh yaitu kelima formula emulgel telah steril sehingga aman digunakan

pada jerawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

64

Gambar 20. Uji sterilitas emulgel (kiri) dibandingkan dengan kontrol

kontaminasi media (kanan)

F. Uji Tipe Emulsi

Uji tipe emulsi dilakukan untuk menentukan apakah emulsi yang dibuat

merupakan tipe A/M atau M/A. Pengujian tipe emulsi dapat dilakukan dengan

metode warna, metode pengenceran, percobaan pencucian, percobaan cincin dan

pengukuran daya hantar (Voigt, 1995). Tipe emulsi yang diharapkan pada

penelitian ini yaitu tipe M/A karena jika digunakan tipe emulsi A/M yang

memiliki fase luar minyak dapat memperparah jerawat yang timbul.

Pengujian yang dilakukan menggunakan metode pengenceran. Metode ini

berdasar atas adanya kenyataan bahwa fase luar emulsi dapat diencerkan. Jika

kedalam sedikit sampel emulsi ditambahkan sedikit air dan setelah pengocokan

atau pengadukannya diperoleh kembali emulsi yang homogen, maka emulsi yang

diuji berjenis M/A. Jika sampel dicampur dengan minyak maka hal ini akan

menyebabkan pecahnya emulsi. Pada emulsi tipe A/M akan diperoleh hasil yang

sebaliknya (Voigt, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

65

Hasil pengujian tipe emulsi dengan metode pengenceran menunjukkan

bahwa sediaan emulgel yang dibuat bercampur homogen dengan penambahan

aquadest (fase air) dan mengalami pemisahan dengan penambahan parafin cair

(fase minyak) berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa fase eksternal dari sistem

emulgel yang dibuat adalah air, sehingga tipe emulsi dari sediaan emulgel yang

dibuat adalah tipe emulsi M/A.

Uji tipe emulsi juga dilakukan pada saat sediaan belum ditambahkankan

gelling agent (masih dalam bentuk emulsi). Hal ini dilakukan sebagai penegasan

tipe emulsi dari sediaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa emulsi yang

dibuat larut dalam fase air dan mengalami pemisahan dengan penambahan fase

minyak berlebih sehingga dapat disimpulkan bahwa tipe emulsi dari sediaan

adalah M/A. Hal ini telah sesuai dengan nilai perhitungan HLB (lampiran 4)

dimana berdasarkan nilai HLB, tipe emulsi yang terbentuk adalah M/A.

Gambar 21. Uji tipe emulsi: a) emulgel dengan penambahan fase air, b)

emulgel dengan penambahan fase minyak, c) emulsi dengan penambahan

fase air, d) emulsi dengan penambahan fase minyak

G. Uji Sifat Fisik Emulgel

Sediaan emulgel yang dibuat selanjutnya diuji sifat fisiknya meliputi

viskositas dan daya sebar. Sifat fisik merupakan hal yang penting karena

berhubungan dengan acceptability bagi pengguna.

a b c d

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

66

Tabel VII. Hasil uji sifat fisik emulgel setelah sterilisasi

Formula Kecepatan putar

(rpm)

Rata-rata viskositas

(dPas)

Rata-rata daya sebar

(cm)

1 100 256,67 ± 5,77 3,67 ± 0,03

2 300 243,33 ± 2,89 3,7 ± 0,05

3 500 233,33 ± 2,89 3,71 ± 0,06

4 700 228,33 ± 5,77 3,78 ± 0,06

5 900 225 ± 5 3,88 ± 0,08

Viskositas merupakan pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu

sistem di bawah stress yang digunakan. Makin kental suatu cairan, makin besar

kekuatan yang diperlukan untuk digunakan supaya cairan tersebut dapat mengalir

dengan laju tertentu (Martin, et al., 1993). Viskositas suatu sediaan tidak boleh

terlalu tinggi (kental) atau terlalu rendah (encer). Seiring dengan meningkatnya

viskositas, maka dapat meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi namun

akan menurunkan daya sebarnya (Garg, et al., 2002). Viskositas yang dikehendaki

yaitu 200-300 dPas dimana pada viskositas 200 dPas tidak terlalu encer dan pada

viskositas 300 dPas tidak terlalu kental. Pengukuran viskositas dilakukan setelah

sediaan disteriliasasi dan dilakukan pendiaman selama 48 jam. Pendiaman ini

bertujuan untuk membebaskan sistem dari pengaruh energi dan gaya geser yang

ditimbulkan selama pembuatan, yang dapat mempengaruhi nilai viskositas.

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscotester Rion-

Japan seri VT-04 dengan rotor nomor 2 karena memiliki rentang pengukuran 100-

4000 dPas. Saat pengukuran, setelah emulgel dituang ke dalam wadah viscotester

didiamkan terlebih dahulu selama 5 menit (untuk menyamakan perlakuan) yang

bertujuan untuk membebaskan emulgel dari pengaruh gaya geser yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

67

diakibatkan oleh penuangan emulgel. Nilai viskositas emulgel ditunjukkan dengan

skala yang ditunjukkan oleh jarum pada alat viscotester tersebut.

Sifat fisik lainnya yang diukur adalah daya sebar. Pengukuran daya sebar

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana emulgel dapat menyebar ketika

diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam

formulasi yang bertanggung jawab terhadap kemudahan saat diaplikasikan di kulit,

pengeluaran dari wadah dan dapat mempengaruhi penerimaan konsumen.

Efektivitas terapi suatu sediaan topikal juga dipengaruhi oleh nilai daya sebar

(Garg, et al., 2002). Daya sebar suatu sediaan pada umumnya berbanding terbalik

dengan viskositas sediaan tersebut. Daya sebar yang diinginkan pada penelitian ini

adalah 3-5 cm dimana pada nilai daya sebar tersebut sediaan dengan mudah

diaplikasikan tanpa memerlukan tekanan yang besar, tetapi juga bisa

mempertahankan waktu tinggal di kulit.

Hasil yang diperoleh semua formula masuk dalam range viskositas yang

diharapkan, dimana viskositas tertinggi adalah formula dengan kecepatan putar 100

dan viskositas terendah adalah formula dengan kecepatan putar 900 rpm. Untuk

daya sebar, semua formula juga memenuhi range daya sebar yang diharapkan

dimana daya sebar terbesar yaitu formula dengan kecepatan putar 900 rpm dan

daya sebar terkecil ditunjukkan oleh formula dengan kecepatan putar 100 rpm.

H. Uji Stabilitas Fisik Emulgel

Stabilitas fisik juga penting dalam menentukan acceptability dari pasien.

Stabilitas emulgel menunjukkan kemampuan emulgel dalam menjaga sifat fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

68

yang sesuai dengan kriteria dan menjamin kualitas sediaan. Stabilitas emulgel bisa

dilihat dari tidak berubahnya bentuk, warna, bau, pH, viskositas, sifat alir, tekstur,

ukuran droplet, serta ada tidaknya pemisahan selama penyimpanan.

Pengamatan organoleptis setelah penyimpanan emulgel setelah satu bulan

menunjukkan tidak terjadinya perubahan penampilan dari emulgel baik dari

bentuk, warna maupun bau yang dihasilkan serta tidak terjadi pemisahan fase. pH

sediaan setelah satu bulan penyimpanan juga tidak menunjukkan perubahan. Hal

ini menunjukkan bahwa emulgel yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.

Gambar 22. Penampilan emulgel setelah pembuatan (kiri) dan setelah

penyimpanan satu bulan (kanan)

Stabilitas fisik emulgel diukur secara kuantitatif dengan melihat

pergeseran viskostas setelah satu bulan penyimpanan. Besarnya persen pergeseran

viskositas merupakan selisih antara viskositas pada awal pembuatan dan

viskositas setelah penyimpanan dibagi viskositas awal pembuatan dikalikan

100%. Sediaan emulgel dikatakan stabil jika pergeseran viskositas awal setelah

pembuatan dan setelah penyimpanan selama satu bulan kecil. Pada penelitian ini

pergeseran viskositas yang dikehendaki peneliti yaitu <10% yang didasarkan pada

penelitian Suryarini (2011) dimana digunakan standar pergeseran viskositas <10%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

69

untuk bentuk sediaan emulgel. Pergeseran viskositas dapat menggambarkan

stabilitas emulgel selama penyimpanan karena viskositas sediaan emulsi akan

cenderung menurun selama penyimpanan. Hal ini karena dalam penyimpanan

emulsi dapat mengalami kecenderungan ketidakstabilan berupa koalesen.

Koalesen menyebabkan ukuran droplet semakin membesar dan menurunkan

viskositas sediaan (Nielloud and Marti-Mestres, 2000). Ketidakstabilan berupa

koalesen ini dapat mengurangi acceptability konsumen serta dosis penggunaan

juga menjadi kurang tepat.

Tabel VIII. Hasil uji stabilitas fisik emulgel

Formula Kecepatan putar

(rpm)

Rata-rata pergeseran viskositas

(%)

1 100 5,85 ± 0,13

2 300 5,48 ± 1,22

3 500 7,16 ± 2,51

4 700 5,87 ± 1,39

5 900 5,20 ± 1,40

Hasil uji pergeseran viskositas, seluruh formula memenuhi persyaratan

yang ditetapkan, yaitu < 10%. Profil viskositas menunjukkan tidak terjadinya

penurunan viskositas pada seluruh formula pada penyimpanan melainkan

terjadinya peningkatan viskositas. Peningkatan viskositas yang terjadi dapat

dikarenakan polimer pada emulgel yang sebelumnya terurai akibat gaya geser dari

mixer, saat pencampuran selesai dan dilakukan pendiaman, pengaruh gaya geser

tersebut akan semakin menurun dan polimer akan mulai membentuk kembali

konformasi globular berupa struktur tiga dimensi dalam sistem sehingga terjadi

peningkatan viskositas (Amiji and Sandmann, 2003). Pembentukan konformasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

70

ini diduga masih berlangsung pada saat penyimpanan sehingga terjadi

peningkatan viskositas sistem selama penyimpanan.

I. Pengaruh Kecepatan Putar terhadap Viskositas, Daya Sebar, dan

Pergeseran Viskositas

1. Viskositas

Viskositas merupakan parameter yang penting dalam sifat fisik suatu

emulgel. Emulgel mengandung emulsi yang dapat mengalami salah satu

bentuk instabilitas, yaitu koalesensi. Koalesen merupakan bergabungnya

droplet-droplet menjadi droplet besar. Koalesensi terjadi karena kekuatan

tarik-menarik antara droplet sejenis lebih besar dibandingkan tarik-menarik

antara droplet yang berbeda jenis (Wasan, 2014). Viskositas dapat mengurangi

adanya koalesen sebab dengan adanya viskositas, pergerakan droplet menjadi

terbatas.

Analisis dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecepatan

putar terhadap viskositas emulgel. Hasil uji Shapiro-wilk viskositas kelima

formula menunjukkan terdapat kelompok data yang terdistribusi tidak normal.

Oleh karena itu digunakan uji nonparametrik Kruskal-wallis. Pada uji

Kruskal-wallis dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil data berbeda

signifikan yang berarti minimal terdapat dua kelompok data yang memiliki

perbedaan signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan putar

berpengaruh signifikan terhadap viskositas. Pengaruh kecepatan putar pada

viskositas yaitu kecepatan putar akan menurunkan viskositas (Tabel VII).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

71

215

220

225

230

235

240

245

250

255

260

265

0 200 400 600 800 1000

Vis

kosi

tas

± SD

(d

Pas

)

Kecepatan Putar (rpm)

Profil pengaruh kecepatan putar terhadap viskositas emulgel yaitu sebagai

berikut:

Gambar 23. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap viskositas

Kecepatan putar berpengaruh terhadap respon viskositas karena

kecepatan putar akan memberikan energi kinetik yang menghasilkan gaya

geser pada proses pencampuran yang dapat menurunkan viskositas sesuai

dengan tipe aliran emulgel yaitu pseudoplastik. Polimer pada emulgel

memiliki tipe alir pseudoplastis dimana dalam keadaan diam (tidak terdapat

gaya geser) polimer berada dalam bentuk coil atau konformasi globular karena

adanya stabilisasi intramolekuler. Air yang amobil bersama konformasi

globular ini akan membentuk struktur tiga dimensi dalam sistem sehingga

menghasilkan viskositas yang lebih tinggi. Ketika sistem tersebut

mendapatkan gaya geser, maka rantai polimer akan terurai dan mengikuti arah

aliran gaya sehingga menyebabkan viskositas sediaan menurun akibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

72

perubahan konformasi dari polimer dan lepasnya air (Amiji and Sandmann,

2003).

Gambar 24. Perubahan bentuk polimer akibat shearing stress (Amiji and

Sandmann, 2003).

Data selanjutnya dianalisis Post-Hoc dengan menggunakan uji

Wilcoxon dua arah dengan membandingkan tiap dua formula (untuk

mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan) dan diperoleh hasil

seluruh formula yang dibandingkan tidak berbeda signifikan. Perbedaan hasil

uji Kruskal-wallis dengan hasil uji Wilcoxon dikarenakan pada uji Wilcoxon

yang dilakukan tidak dapat menghitung p-value dengan tepat jika terdapat ties

atau data yang identik dalam satu kelompok yang sama (Ligges, 2008). Pada

data viskositas terdapat data yang identik pada kelompok formula yang sama

sehingga pada data viskositas uji Wilcoxon tidak digunakan. Uji Post-Hoc

untuk membandingkan dua kelompok data yang berbeda dilakukan secara

deskriptif yaitu dengan melihat nilai rata-rata dan SD tiap kelompok. Gambar

23 memperlihatkan terdapat formula yang memiliki nilai rata-rata ± SD

viskositas yang berpotongan sehingga dapat dideskripsikan tidak berbeda.

Kelompok data yang berbeda yaitu formula 1 dan 2, formula 1 dan 3, formula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

73

3.6

3.65

3.7

3.75

3.8

3.85

3.9

3.95

4

0 200 400 600 800 1000

Day

a Se

bar

± S

D (

cm)

Kecepatan Putar (rpm)

1 dan 4, formula 1 dan 5, formula 2 dan 3, formula 2 dan 4, formula 2 dan 5,

serta formula 3 dan 5.

2. Daya sebar

Analisis dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecepatan

putar terhadap daya sebar emulgel. Hasil uji daya sebar kelima formula

dengan Shapiro-wilk menunjukkan distribusi data yang tidak normal sehingga

pengujian signifikasi dilakukan dengan menggunakan alternatif uji

nonparametrik Kruskal-wallis. Hasil uji Kruskal-wallis diperoleh hasil data

yang berbeda signifikan. Hal ini berarti kecepatan putar berpengaruh

signifikan terhadap daya sebar. Pengaruh kecepatan putar tersebut adalah

meningkatkan daya sebar. Profil pengaruh kecepatan putar terhadap daya

sebar emulgel yaitu sebagai berikut:

Gambar 25. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap daya sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

74

Pengaruh kecepatan putar terhadap respon daya sebar adalah kecepatan

putar akan menghasilkan energi kinetik yang menghasilkan gaya geser pada

proses pencampuran yang dapat menurunkan viskositas dimana saat viskositas

menurun akan menyebabkan sediaan menjadi encer sehingga daya sebar

meningkat.

Data selanjutnya diuji Post-Hoc Wilcoxon dua arah dengan

membandingkan tiap dua formula didapatkan hasil seluruh formula yang

dibandingkan tidak berbeda signifikan. Perbedaan hasil uji Kruskal-wallis

dengan hasil uji Wilcoxon dikarenakan pada data daya sebar juga terdapat data

yang identik pada kelompok formula yang sama sehingga pada data daya

sebar uji Wilcoxon tidak digunakan. Uji Post-Hoc untuk membandingkan dua

kelompok data yang berbeda dilakukan secara deskriptif yaitu dengan melihat

nilai rata-rata dan SD tiap kelompok. Gambar 25 memperlihatkan bahwa

terdapat formula yang memiliki nilai rata-rata ± SD daya sebar yang

berpotongan sehingga dapat dideskripsikan tidak berbeda. Kelompok data

yang berbeda yaitu formula 1 dan 4, formula 1 dan 5, formula 2 dan 5, serta

formula 3 dan 5.

3. Pergeseran viskositas

Analisis dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecepatan

putar terhadap stabilitas emulgel yaitu pergeseran viskositas. Hasil uji

pergeseran viskositas kelima formula dengan Shapiro-wilk menunjukkan

terdapat kelompok data yang memiliki distribusi data tidak normal sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

75

uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan alternatif uji nonparametrik

Kruskal-wallis. Hasil uji Kruskal-wallis diperoleh hasil data tidak berbeda

signifikan, artinya kecepatan putar tidak berpengaruh signifikan terhadap

pergeseran viskositas. Hal ini berarti variasi kecepatan putar yang diteliti

meskipun menimbulkan perubahan viskositas yang signifikan namun pada

kecepatan putar yang diteliti gelling agent yang digunakan tetap dapat

menjaga stabilitas sediaan emulgel yang dibuat.

J. Uji Iritasi dengan HET-CAM

Uji iritasi dilakukan untuk memastikan keamanan formula emulgel yang

akan dilihat pengaruh kecepatan putarnya. Uji iritasi dilakukan dengan metode

HET-CAM (Hen's Egg Test - Chorioallantoic Membrane), yaitu menggunakan

hewan uji berupa telur ayam dimana uji dilakukan saat embrio berusia 9 hari.

Uji iritasi dilakukan dengan mengoleskan sediaan emulgel ekstrak kulit

buah manggis pada bagian chorioallantoic membrane (CAM) telur ayam. CAM

merupakan bagian pada telur ayam yang merupakan gabungan antara korion dan

allantois. Korion merupakan kantung tempat tumbuhnya embrio sedangkan

allantois merupakan bagian yang mengandung banyak pembuluh darah untuk

fungsi pernapasan bagi embrio ayam. Adanya iritasi ditunjukkan dengan

munculnya hemoragi (perdarahan pada pembuluh darah), lisis (pecahnya

pembuluh darah) dan koagulasi (denaturasi protein vaskuler) yang diamati selama

300 detik pada bagian CAM setelah pengaplikasian sediaan (ICCVAM, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

76

Selain emulgel dilakukan pula pengujian terhadap basis emulgel, NaCl

0,9%, NaCl 0,9% dalam basis emulgel, NaOH 0,1 N, NaOH 0,1 N dalam basis

emulgel. Pengujian terhadap basis dimaksudkan untuk melihat apakah basis

emulgel juga dapat berpotensi mengiritasi atau tidak. Larutan fisiologis NaCl

0,9% berfungsi sebagai kontrol negatif, yaitu suatu kontrol pembanding yang

diharapkan tidak terjadi efek iritasi sehingga perubahan (iritasi) yang terjadi pada

saat pengujian emulgel dapat terlihat. NaOH 0,1 N berfungsi sebagai kontrol

positif, yaitu merupakan suatu kontrol pembanding yang digunakan untuk

menghasilkan efek yang diharapkan (efek iritasi) sehingga perubahan positif saat

pengujian emulgel dapat diketahui. Kontrol digunakan untuk memvalidasi

prosedur yang digunakan. NaCl 0,9% dan NaOH 0,1 N juga dibuat dalam bentuk

semisolid dengan dicampurkan dalam basis emulgel. Hal ini karena larutan

bersifat lebih mudah menyebar sehingga efek iritasi dapat terjadi lebih cepat. Oleh

karena itu, kontrol positif dan negatif dibuat dalam bentuk semisolid untuk

menyamakan perlakuan dengan emulgel ekstrak kulit buah manggis.

Berdasarkan skor iritasi dan klasifikasi kategori iritasi ICCVAM (2006)

pada Tabel I, didapatkan hasil uji iritasi yaitu semua formula emulgel ekstrak kulit

buah manggis tidak menunjukkan adanya iritasi sehingga aman digunakan. Basis

emulgel, NaCl 0,9% serta NaCl 0,9% dalam basis emulgel juga tidak

menunjukkan adanya iritasi sedangkan pada NaOH 0,1 N menunjukkan terjadinya

iritasi kuat dan pada NaOH 0,1 N dalam basis emulgel menunjukkan terjadinya

iritasi sedang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

77

Gambar 26. Uji iritasi dengan HET-CAM: perlakuan NaOH 0,1 N (kiri) dan

perlakuan emulgel eksrak kulit buah manggis (kanan)

K. Uji Daya Antimikroba Emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis

Uji aktivitas antimikroba dari sediaan emulgel dilakukan untuk

mengetahui efektivitas atau potensi emulgel terhadap bakteri penginduksi

terjadinya jerawat. Terdapat 3 bakteri utama penginduksi timbulnya jerawat, yaitu

Propionibacterium acnes, Staphyloccocus epidermidis dan Staphyloccocus aureus

(Sukatta, et al., 2008). Pada uji ini digunakan salah satu dari tiga bakteri diatas,

yaitu Staphylococcus eidermidis.

Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri anaerob fakultatif, Gram

positif, dan banyak ditemukan pada kulit dan membran mukosa. Staphylococcus

epidermidis dapat menyebabkan ruam kulit dan infeksi kulit ringan yang disertai

dengan pembentukan abses. Staphylococcus epidermidis membentuk koloni

berwarna putih, bulat dan relatif kecil. Staphylococcus epidermidis memiliki

kisaran suhu pertumbuhan 15-40°C dan suhu optimum adalah 35°C (Radji, 2010).

Pothitirat, et al. (2010) telah meneliti bahwa ekstrak etanol kulit buah

manggis dengan kandungan alfa mangostin 18,03 ± 80,71 % b/b efektif dalam

Hemoragi

Lisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

78

menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dengan nilai KHM 7,81

g/ml dan KBM 62,50 g/ml. Perlu dilihat aktivitasnya setelah diformulasikan

menjadi sediaam emulgel, apakah dengan adanya penambahan eksipien masih

tetap menunjukkan aktivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan adanya zona

hambat.

Uji antimikroba pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode difusi sumuran karena sediaan yang diuji berbentuk semisolid. Prinsip

metode difusi sumuran adalah berdifusinya senyawa antibakteri yang terdapat

pada lubang sumuran menuju media agar disekelilingnya yang telah ditumbuhi

bakteri uji. Pada cawan petri yang telah berisis media Mueller Hinton Agar

(MHA) dibuat tujuh lubang sumuran. Ketujuh lubang tersebut diisi dengan

emulgel formula 1, emulgel formula 2, emulgel formula 3, emulgel formula 4,

emulgel formula 5, basis sebagai kontrol negatif dan Cindala® sebagai kontrol

positif. Basis sebabagi kontrol negatif digunakan untuk memastikan bahwa basis

atau bahan-bahan lain yang digunakan pada formula selain ekstrak kulit buah

manggis tidak memiliki akivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan zona hambat

sehingga dapat diketahui bahwa zona hambat yang dihasilkan berasal dari ekstrak

kulit buah manggis saja. Cindala® sebagai kontrol positif ini digunakan untuk

membandingkan efektivitas dari sediaan emulgel yang telah dibuat dengan

sediaan topikal obat jerawat yang telah beredar dipasaran. Cindala® merupakan

bentuk sediaan gel obat jerawat yang mengandung antibiotik clindamycin 10

mg/gram gel yang telah beredar di pasaran sebagai obat jerawat. Aktivitas

antimikroba dilihat dari besarnya zona jernih yang dihasilkan senyawa pada area

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

79

pertumbuhan, diukur dengan cara mengurangi diameter zona hambat (termasuk

sediaan) dikurangi dengan diameter sumuran.

Keterangan:

a = kontrol basis emulgel

b = emulgel formula 1 (100 rpm)

c = emulgel formula 2 (300 rpm)

d = emulgel formula 3 (500 rpm)

e = emulgel formula 4 (700 rpm)

f = emulgel formula 5 (900 rpm)

g = kontrol positif (Cindala®)

Gambar 27. Uji zona hambat emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis

Hasil dari uji antibakteri kontrol basis, kontrol positif dan kelima formula

emulgel adalah sebagai berikut:

Tabel IX. Hasil uji zona hambat tiap formula, kontol basis dan kontrol

positif

Formula Rata-rata zona hambat ±

SD (mm)

Kontrol Basis 0 ± 0

Kontrol positif 13,33 ± 1,15

1 (100 rpm) 6,67 ± 0,58

2 (300 rpm) 6,63 ± 0,58

3 (500 rpm) 6 ± 0

4 (700 rpm) 6 ±0

5 (900 rpm) 6,67 ± 0,58

Berdasarkan klasifikasi Suryawiria (cit., Zahro dan Agustini, 2013) yang

didasarkan pada diameter zona hambat (Tabel II), maka dapat dinyatakan bahwa

aktivitas antibakteri emulgel ekstrak kulit buah manggis terhadap Staphylococcus

a

b

c

d

g

e

f

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

80

epidermidis dilihat dari zona hambatnya tergolong sedang. Pada kontrol basis

emulgel terlihat tidak terdapat zona hambat artinya zona hambat yang dihasilkan

pada emulgel ekstrak kulit buah manggis hanya berasal dari ekstrak kulit buah

manggis dalam emulgel. Pada kontrol positif terlihat zona hambat yang tergolong

dalam kategori kuat.

Analisis statistika dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecepatan putar

terhadap zona hambat yang dihasilkan dari kelima formula emulgel dilihat dari

signifikansinya. Apabila hasilnya berbeda signifikan maka kecepatan putar

berpengaruh terhadap zona hambat yang dihasilkan sedangkan apabila hasilnya

tidak berbeda maka kecepatan putar tidak berpengaruh terhadap zona hambat

yang berarti tidak mempengaruhi pelepasan zat aktif dari sediaan emulgel yang

dibuat.

Hasil uji Saphiro-wilk menunjukkan terdapat kelompok data yang

terdistribusi tidak normal sehingga digunakan uji dengan Kruskal-wallis untuk

melihat signifikansi pengaruh kecepatan putar terhadap kelima formula. Hasil uji

Kruskal-wallis menunjukkan data tidak berbeda signifikan antara kelima formula

sehingga dapat dikatakan bahwa kecepatan putar pada proses pencampuran

emulgel tidak berpengaruh terhadap aktivitas antimikroba emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis. Hal ini berarti meskipun pada range variasi

kecepatan putar yang diteliti terjadi perubahan viskositas akibat kecepatan putar,

namun belum menghasilkan perbedaan yang berarti terhadap pelepasan senyawa

aktif alfa mangostin sehingga zona hambat yang dihasilkan tidak berbeda

signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

81

L. Penetapan Kadar Alfa Mangostin dalam Emulgel dengan KLT-

Densitometri

Penetapan kadar alfa mangostin pada emulgel ekstrak kulit buah manggis

yang dibuat dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) –

densitometri. Prinsip KLT yaitu pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan

afinitas antara fase diam dan fase gerak. Hasil pemisahan suatu senyawa dapat

langsung diukur kadarnya dengan menggunakan densitometer. Prinsip

densitometer yaitu pengukuran intensitas radiasi yang direfleksikan dari

permukaan lempeng ketika disinari dengan lampu UV atau sinar tampak. Solut-

solut yang mampu menyerap sinar akan dicatat sebagai puncak (peak) dalam

pencatat (recorder) (Gandjar dan Rohman, 2007).

Kondisi analisis KLT yang digunakan didasarkan pada hasil penelitian

Yuliani (2013) yaitu menggunakan fase diam plat silica gel 60 F254 20x20 cm dan

fase gerak berupa campuran kloroform-metanol-etil asetat (28:1,75:3,5) sehingga

merupakan sistem kromatografi fase normal dimana fase diam yang digunakan

bersifat polar sedangkan fase geraknya bersifat non polar. Jarak pengembangan

dilakukan sepanjang 8 cm dan pemindaian menggunakan TLC-scanner pada

panjang gelombang 319 nm. Pemilihan fase gerak dan jarak elusi yang digunakan

sangat penting dimana akan menentukan mampu tidaknya sistem memisahkan alfa

mangostin dari senyawa-senyawa lain dalam emulgel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

82

y = 12228x + 4249.5 r = 0.9957

0

5000

10000

15000

20000

25000

0 0.5 1 1.5 2

AU

C

Konsentrasi Alfa Mangostin (g)

Kurva Baku Alfa Mangostin

Linear (Kurva Baku Alfa Mangostin)

1. Pembuatan kurva baku alfa mangostin

Kurva baku yang dibuat merupakan kurva baku eksternal yang

menunjukkan hubungan linier antara konsentrasi analit dengan AUC (Area

Under Curve). Linearitas dapat ditentukan dengan pengukuran pada beberapa

konsentrasi analit. Nilai slope (b), intersep (a) dan koefisien korelasi (r)

menggambarkan informasi linearitas (Sugihartini, Fudholi, Pramono,

Sismindari, 2012). Pada penelitian ini digunakan lima konsentrasi seri baku,

yaitu 1g, 2g, 4g, 8g dan 16g. Persamaan kurva baku yang diperoleh

digunakan untuk menetapkan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak

kulit buah manggis.

Gambar 28. Kurva baku alfa mangostin

Persamaan kurva baku yang diperoleh adalah y = 12227,8032x +

4249,5042 dengan nilai r = 0,9957. Nilai r ini dibandingkan dengan nilai r

tabel untuk mengetahui validitas linearitas. Apabila nilai r lebih besar dari r

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

83

tabel maka nilai r cukup valid (Sugihartini, et al., 2012). Diketahui bahwa r

tabel 0,878 sehingga persamaan regresi cukup linier sehingga persamaan

kurva baku dapat digunakan untuk menetapkan kadar alfa mangostin dalam

emulgel ekstrak kulit buah manggis.

2. Penyiapan sampel

Penetapan kadar menggunakan KLT-densitometri menggunakan

sampel berupa larutan. Oleh karena itu emulgel yang akan ditetapkan kadar

alfa mangostinnya perlu dilakukan ekstraksi cair-cair terlebih dahulu untuk

mendapatkan alfa mangostin di dalam larutan. Sampel emulgel yang

digunakan yaitu sebanyak 3 gram kemudian dilakukan pemecahan dengan

asam kuat yaitu HCl 1 M. Penggunaan asam kuat karena carbopol bersifat

inkompatibel terhadap adanya asam kuat (Rowe, et al., 2009). Sampel emulgel

yang telah mengalami pemecahan akan berbentuk cair sehingga dapat

dilakukan ekstraksi cair-cair. Prinsip ekstraksi cair-cair yaitu pemisahan suatu

solut dari satu cairan ke cairan lain berdasarkan kelarutan dan berat jenis. Pada

ekstraksi cair-cair ini menggunakan kloroform sebagai solvent. Penggunaan

klorofom karena kloroform bersifat nonpolar sehingga diharapkan dengan

prinsip like dissolve like, alfa mangostin dapat larut dalam kloroform.

Kloroform ditambahkan ke dalam emulgel di dalam corong pisah. Selanjutnya

dilakukan ekstraksi sehingga terbentuk 2 fase dimana alfa mangostin akan

berada pada fase klorofom (fase bawah). Ekstraksi dengan kloroform

dilakukan sebanyak dua kali dengan harapan agar alfa mangostin dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

84

terambil seluruhnya. Selanjutnya fase kloroform diberi NaCl 0,5% yang

berfungsi untuk salting out. Salting out merupakan proses penambahan larutan

elektrolit yang dapat mendorong alfa-mangostin di lapisan air menuju ke

kloroform. Lapisan air dapat berasal dari sisa HCl yang digunakan saat

pemecahan emulgel.

Kloroform yang diperoleh diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental

yang kemudian dilarutkan ke dalam metanol pada labu ukur 5 mL.

Penggunaan metanol karena berdasarkan penelitian dari Misra, Dwivedi,

Mehta, Mehta and Jain (2009), ekstraksi alfa mangostin dari kulit buah

manggis dengan menggunakan berbagai macam solvent seperti kloroform, etil

asetat, aseton, etanol dan metanol diperoleh hasil recovery alfa mangostin:

metanol > kloroform > etanol > aseton > etil asetat

sehingga dapat dinyatakan bahwa alfa mangostin memiliki kelarutan yang

tinggi pada metanol.

3. Penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak kulit buah

manggis

Analisis alfa mangostin dalam sampel dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Pertama-tama dilakukan analisis kualitatif terlebih dahulu. Analisis

kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi senyawa-senyawa

yang ada di dalam sampel atau dengan kata lain merupakan merupakan suatu

cara untuk mengetahui ada tidaknya suatu analit yang dituju di dalam sampel.

Pada KLT, parameter yang digunakan untuk identifikasi adalah nilai Rf. Dua

senyawa dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf yang sama jika diukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

85

pada kondisi KLT yang sama (Gandjar dan Rohman, 2007). Analisis kualitatif

dilakukan dengan membandingkan nilai Rf baku dan sampel. Hasil yang

diperoleh yaitu pada kromatogram sampel muncul beberapa peak dimana

terdapat peak dengan nilai Rf yang mirip dengan nilai Rf baku alfa mangostin,

maka dapat dikatakan bahwa dalam emulgel ekstrak kulit buah manggis

terdapat kandungan alfa mangostin dimana senyawa tersebut memiliki

polaritas yang sama dengan baku alfa mangostin.

Analisis kuantittatif dilakukan untuk menentukan jumlah (kadar)

absolut atau relatif dari suatu senyawa yang terdapat di dalam sampel (Gandjar

dan Rohman, 2007). Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

kurva baku yang telah diperoleh dimana nilai AUC dari peak alfa mangostin

dari sampel emulgel ekstrak kulit buah manggis digunakan sebagai nilai y

pada kurva baku sehingga diperoleh nilai x yang merupakan kadar alfa

mangostin dalam emulgel. Analsisis kuantitatif dilakukan replikasi sebanyak

tiga kali dengan menggunakan densitometer pada panjang gelombang 319 nm.

Hasil pengukuran yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel X. Kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak kulit buah

manggis

Formula Kecepatan Putar

(rpm)

Rata-rata kadar alfa mangostin ± SD

(% b/b)

48 jam 1 bulan

1 100 0,2565 ± 0,0056 0,1930 ± 0,0030

2 300 0,2179 ± 0,0021 0,1759 ± 0,0056

3 500 0,2201 ± 0,0049 0,1746 ± 0,0031

4 700 0,2588 ± 0,0182 0,2022 ± 0,0023

5 900 0,2061 ± 0,0015 0,1712 ± 0,0062

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

86

Hasil uji statistik T berpasangan untuk data penetapan kadar menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara kadar alfa mangostin 48 jam setelah

pembuatan dibandingkan dengan kadar alfa mangostin setelah satu bulan

penyimpanan dimana terjadi penurun kadar alfa mangostin setelah satu bulan

penyimpanan. Hal ini dapat dikarenakan alfa mangostin dapat teroksidasi karena

alfa mangostin memiliki aktivitas antioksidan (Pedraza-Chaverri, et al., 2008).

Oksidasi dapat terjadi saat penyimpanan karena penggunaan kemasan yang

kurang sesuai.

Keterbatasan dari penelitian ini adalah belum menyertakan evaluasi

kemasan pada formulasi sediaan emulgel. Pengemas yang ideal untuk sediaan

topikal harus dapat melindungi produk dari pengaruh luar, seperti panas,

kelembaban, partikel asing, tidak reaktif dengan komponen produk, mudah

digunakan, ringan, serta ekonomis. Kemasan tube dari plastik maupun alumunium

memenuhi kriteria tersebut sehingga baik digunakan sebagai pengemas sediaan

sediaan emulgel (Mahalingam, et al., 2008). Evaluasi extrudability (kemudahan

emulgel untuk mengalir dan keluar dari kemasannya) juga tidak dapat dilakukan

karena keterbatasan dalam mendapatkan kemasan tube yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Seluruh formula memenuhi syarat sifat fisik dan stabilitas fisik sesuai kriteria.

2. Kecepatan putar berpengaruh signifikan terhadap viskositas dan daya sebar

namun tidak berpengaruh signifikan terhadap pergeseran viskositas.

B. Saran

1. Sebaiknya dilakukan uji adanya pengaruh proses pencampuran yang lain

seperti suhu dan lama pencampuran.

2. Sebaiknya dilakukan evaluasi penggunaan ekstrak kulit buah manggis dalam

emulgel agar dapat diperoleh zona hambat yang kuat.

3. Sebaiknya dilakukan optimasi dan validasi penetapan kadar alfa mangostin

dalam emulgel ekstrak kulit buah manggis dengan menggunakan metode

KLT-densitometri sehingga diperoleh pemisahan yang baik dan metode yang

valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

88

DAFTAR PUSTAKA

Amiji, M. M., and Sandmann, B. J., 2003, Applied Physical Pharmacy, McGraw-

Hill Companies Inc., United States of Amerika, pp. 372-381.

Amundson, B., 2014, What is acne? What Causes Acne? – What You Need to

Know, http://theacneproject.com/what-is-acne-and-what-causes-acne/,

diakses pada tanggal 1 April 2014.

Ansel, H. C., and Popovich, N. G., 1990, Pharmacutical Dosage Forms and Drug

Delivery Systems, 5th

ed., Lea & Febiger, Philadelphia, p. 262.

Aulton, M. E., 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design,

Churchill Livingstone, Hong Kong, pp. 561-563.

Aulton, M. E., 2007, Aulton’s Pharmaceutics the Design and Manufacture of

Medicines, 3rd

ed, Churchill Livingstone Elsevier, Philadelphia, pp. 153,

164-167.

Benson, H. A. E., and Watkinson, A. C., 2012, Transdermal and Topical Drug

Delivery, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, p. 283.

Biology Learning Center The University of Arizona, 2007, The Amniote Egg,

http://www.blc.arizona.edu/courses/schaffer/182/AmnioteEgg.htm,

diakses pada tanggal 10 April 2014.

Cahyono, R., 2014, Pengaruh Lama dan Suhu Sterilisasi Panas Basah terhadap

Voskositas dan Daya Sebar Emulgel Anti-Acne Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana L.), Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Cosmetic Products Notification Portal (CPNP), 2013, European Comission,

Europa, p. 71.

Curteis, T., 1991, An Investigation of The Use of Solvent Gels for The Removal

of Wax-Based Coatings from Wall Paintings, Dissertation, University of

London, London, pp. 13-17.

Dahlan, M. S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, ed. 4, Salemba

Medika, Jakarta, hal. 53, 83.

Dirjen POM RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan

RI, Jakara, pp. 112, 1125.

Gandjar I. G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, pp. 1, 353, 363, 366-367.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid

Formulations, Pharmaceutical Technology, pp. 84-102.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

89

Ghazali, S. A. I. S. M., Lian, G. E. C., Ghani, K. D. A., 2010, Chemical

Constituent from Roots of Garcinia Mangostana (Linn.), International

Journal of Chemistry, Vol. 2, No. 1, 134-142.

Interagency Coordinating Committee on the Validation of Alternative Methods

(ICCVAM), 2006, Current Status of In Vitro Test Methods for Identifying

Ocular Corrosives and Severe Irritants: Hen’s Egg Test - Chorioallantoic

Membrane Test Method, US Department of Health and Human Service,

United States, pp. 1-7, 1-13, 2-2, 2-3, 2-15, 2-17.

Interagency Coordinating Committee on the Validation of Alternative Methods

(ICCVAM), 2006, ICCVAM Test Method Evaluation Report: In Vitro

Ocular Toxicity Test Methods for Identifying Severe Irritants and

Corrosives, US Department of Health and Human Service, United States,

pp. G1-G10.

Iro, 2013, Span 20, http://www.irochemical.com/product/Surfactants/Span-

20.htm, diakses pada tanggal 10 April 2014.

Iro, 2013, Tween 20, http://www.irochemical.com/product/Surfactants/Tween-

20.htm, diakses pada tanggal 10 April 2014.

Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows: Aplikasi

Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit USD, Yogyakarta, hal. 21.

Jikosha Engineering Corporation, Sigma Mixer, 2014,

http://www.jikoshaengg.com/sigma_mixer.html, diakses pada tanggal 20

April 2014.

Johnson, B. A., and Nunley, J. R., 2000, Use of Systemic Agents in the Treatment

of Acne Vulgaris, http://www.aafp.org/afp/2000/1015/p1823.html, diakses

pada tanggal 15 April 2014.

Katritzky, A. R., Jain, R., Lomaka, A., Petrukhin, R., Maran, U., and Karelson,

M., 2001, Perspective on the Relationship between Melting Points and

Chemical Structure,

http://www.ark.chem.ufl.edu/Published_Papers/PDF/1134.pdf, diakses

pada tanggal 16 Juni 2014.

Lestari, A. B. S., 2012, Pengaruh Proses Pencampuran dalam Formulasi Sediaan

Emulgel Ekstrak Teh Hijau (Kajian dari Aspek Suhu dan Kecepatan

Pencampuran), Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9 (1), halaman 6-11.

Lieberman, H. A., Rieger, M. M., and Banker, G. S., (Eds.), 1996,

Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Volume 1, 2nd

Ed.,

Marcel Dekker Inc., New York, pp. 57, 157-158.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

90

Ligges, U., 2008, http://r.789695.n4.nabble.com/What-are-ties-Wilcox-u-test-

td857059.html, What are Ties? Wilcox U-test, diakses pada tanggal 16

Juni 2014.

Lynde, C. W., 2001, Moisturizers: What They Are And How They Work,

http://www.skintherapyletter.com/2001/6.13/2.html, diakses pada tanggal

20 April 2014.

Mahalingam, R., Li, X., and Jasti, B. R., 2008, Semisolid Dosages: Ointments,

Creams, and Gels, in Gad, S. C., Pharmaceutical Manufacturing

Handbook: Production and Processes, Wiley-Interscience, New Jersey, p.

279, 293.

Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, Physical

Chemical Principle in the Pharmaceutical Sciences, Edisi Ketiga, Jilid

Kedua, diterjemahkan oleh Yoshita, hal. 997, 1078, 1083-1085, 1150-

1151, UI Press, Jakarta.

Misra, H., Dwivedi, B. K., Mehta, D., Mehta, B. K., and Jain., D. C., 2009,

Development and Validation of High Performance Thin-Layer

Chromatographic Method for Determination of α Mangostin in Fruit

Pericarp of Mangosteen Plant (Garcinia mangostana L.) using Ultraviolet

– Visible Detection, Records of Natural Products, 3:4, 178-186.

Mohamed, M. I., 2004, Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation, The

AAPS Journal, 6 (3) Article 26.

Natural Resources Conservation Service, 2014, Mangosteen,

https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=GAMA10, diakses pada

tanggal 15 April 2014.

Nielloud, F., and Marti-Mestres, G., (Eds.), 2000, Pharmaceutical Emulsions and

Suspensions, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 97, 561.

Noveon, 2008, Carbopol®

Polimers Overview,

http://www.toprhyme.com.tw/New%20product/Carbopol%20polymer%2

0powder.pdf, diakses tanggal 19 April 2014.

Osborne, D. W., and Amann, A. H., 1990, Topical Drug Delivery Formulations,

Marcel Dekker Inc., New York, p. 383.

Panwar, A. S., Upadhyay, N., Bairagi, M., Gujar, S., Darwhekar, G. N., and Jain,

D. K., 2011, Emulgel: a Review, Asian Journal of Pharmacy and Life

Science, Vol. 1 (3).

Patnaik, P., 2004, Dean’s Analytical Chemistry Handbook, 2nd

edition, McGraw-

Hill Companies, Inc., USA, p. 5.92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

91

Pedraza-Chaverri, J., Cárdenas-Rodríguez, N., Orozco-Ibarra, M., and Pérez-

Rojas, J. M., 2008, Medicinal properties of mangosteen (Garcinia

mangostana), Food and Chemical Toxicology, 46, 3227-3239.

Pothitirat, W., Chomnawang, M. T., and Gritsanapan, W., 2010, Anti-Acne-

Inducing Bacterial Activity of Mangosteen Fruit Rind Extracts, Medical

Principles and Practice, 19, 281-286.

Prankerd, R. J., 2004, Formulations Chemistry II : Humectans and Preservatives,

http://cmapspublic.ihmc.us/rid=1099887089839_1869867864_1886/08VC

F2071SIIHumectantsPreservatives.pdf, diakses tanggal 20 April 2014.

Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga Medical Series, Jakarta, pp.

188-191.

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran, EGC, Jakarta, pp. 121, 179-180, 194, 205.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn, M. E., 2009, Handbook of

Pharmaceutical Excipients, 6th

ed, Pharmaceutical Press, London, pp.

17-19, 110-112, 441-445, 445-446, 549-553, 592-594, 596-598, 675-

678, 754-755.

Sinko, P. J., 2011, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6th

Ed., Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, p. 422.

Sugihartini, N., Fudholi, A., Pramono, S., dan Sismindari, 2012, Validasi Metode

Analisa Penetapan Kadar Epigalokatekin Galat dengan KLT Densitometri,

Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 81 – 87.

Suhono, B., dan LIPI, 2010, Ensiklopedia Flora 5, PT Kharisma Ilmu, Jakarta, p.

39.

Sukatta, U., Rugthaworn, P., Pitpiangchan, P., and Dilokkunanant, U., 2008,

Development of Mangosteen Anti-Acne Gel, Kasetsart J. (Nat. Sci.), 42,

163 – 168.

Suryarini, S., 2011, Pengaruh Tween 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent

terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel Antiacne Minyak

Cengkeh (Oleum caryophilli): Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, 59,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Torrungruang, K., Vichienroj, P., and Chutimaworapan, S., 2007, Antibacterial

activity of mangosteen pericarp extract against cariogenic Streptococcus

mutans, CU Dent J, 30, 1-10.

Tranggono, R. I., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, p. 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

92

Voigt, R., 1995, Lehrbuch Der Pharmazeutischen Technologie, diterjemahkan

oleh Soewandhi, S. N., hal. 439, 442-444, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Walters, K. A., 2007, Dermatological and Transdermal Formulations, Volume

119, Informa Healthcare Inc., New York, p. 326.

Wasan, K., 2014, Introduction to Emulsions,

http://www.wasanlab.com/pharm/emulsion.html, diakses tanggal 30 April

2014.

Wirakusumah, E. S., 2007, Cantik & Awet muda dengan Buah, Sayur, dan

Herbal, Penebar Swadaya, Depok, p. 21.

Yuliani, S. H., 2013, Pengembangan Sediaan Transdermal Mangostin Ekstrak

Manggis (Garcinia mangostana L.): Studi Absorpsi Perkutan Mangostin

secara In Vitro, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Zahro, L., dan Agustini, R., 2013, Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kasar

Saponin Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) terhadap Staphylococcus

aureus dan Escherichia coli, UNESA Journal of Chemistry, Vol. 2, No. 3,

120-129.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

93

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis ekstrak kulit buah manggis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

94

Lampiran 2. MSDS ekstrak kulit buah manggis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

96

Lampiran 3. Sertifikat hasil uji Staphylococcus epidermidis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

97

Lampiran 4. Perhitungan HLB

Emulgator Jumlah untuk 100 g (g) HLB

Tween 20 1 16,7

Span 20 1,5 8,6

HLB =

= 11,84

Lampiran 5. Hasil uji zona hambat formula orientasi emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit buah

manggis

Konsentrasi

ekstrak (%)

Diameter zona hambat (mm) Rata-rata ± SD

(mm) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

1 6 3,25 3 4,08 ± 1,66

2 7,25 5,75 5 6 ± 1,15

4 9,25 8,25 7,75 8,42 ± 0,76

8 13,25 8,5 7,75 9,83 ± 2,98

Lampiran 6. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel

Formula Kecepatan

putar

(rpm)

Rata-rata

viskositas

(dPas)

Rata-rata

daya sebar

(cm)

Rata-rata

pergeseran

viskositas (%)

1 100 256,67 ± 5,77 3,67 ± 0,03 5,85 ± 0,13

2 300 243,33 ± 2,89 3,7 ± 0,05 5,48 ± 1,22

3 500 233,33 ± 2,89 3,71 ± 0,06 7,16 ± 2,51

4 700 228,33 ± 5,77 3,78 ± 0,06 5,87 ± 1,39

5 900 225 ± 5 3,88 ± 0,08 5,20 ± 1,40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

98

1. Viskositas

Replikasi F(100)

(dPas)

F(300)

(dPas)

F(500)

(dPas)

F(700)

(dPas)

F(900)

(dPas)

1 260 245 230 225 220

2 260 245 235 235 230

3 250 240 235 225 225

Rata-rata 256,67 243,33 233,33 228,33 225

SD 5,77 2,89 2,89 5,77 5

2. Daya sebar

Replikasi F(100)

(cm)

F(300)

(cm)

F(500)

(cm)

F(700)

(cm)

F(900)

(cm)

1 3,65 3,65 3,65 3,75 3,95

2 3,65 3,7 3,75 3,75 3,8

3 3,7 3,75 3,75 3,85 3,9

Rata-rata 3,67 3,7 3,71 3,78 3,88

SD 0,03 0,05 0,06 0,06 0,08

3. Pergeseran viskositas

Rumus untuk menghitung pergeseran viskositas adalah

Dimana a = viskositas emulgel 48 jam setelah pembuatan

b = viskositas emulgel setelah penyimpana selama 1 bulan

Formula 100 rpm

Replikasi

Viskositas Pergeseran

viskositas (%) 48

jam

1

bulan

1 260 275 5,77

2 260 275 5,77

3 250 265 6

Rata-rata 5,85

SD 0,13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

99

Formula 300 rpm

Replikasi

Viskositas Pergeseran

viskositas (%) 48

jam

1

bulan

1 245 260 6,12

2 245 255 4,08

3 240 255 6,25

Rata-rata 5,48

SD 1,22

Formula 500 rpm

Replikasi

Viskositas Pergeseran

viskositas (%) 48

jam

1

bulan

1 230 250 8,70

2 235 255 8,51

3 235 245 4,26

Rata-rata 7,16

SD 2,51

Formula 700 rpm

Replikasi

Viskositas Pergeseran

viskositas (%) 48

jam

1

bulan

1 225 240 6,67

2 235 245 4,26

3 225 240 6,67

Rata-rata 5,87

SD 1,39

Formula 900 rpm

Replikasi

Viskositas Pergeseran

viskositas (%) 48

jam

1

bulan

1 220 235 6,82

2 230 240 4,35

3 225 235 4,44

Rata-rata 5,20

SD 1,40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

100

Lampiran 7. Analisis statistika sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel

menggunakan program R 2.13.2

1. Viskositas

a. Uji normalitas (Shapiro-wilk) data viskositas

Formula Kecepatan putar

(rpm)

p-value Distribusi data

1 100 1.154e-07 Tidak normal

2 300 1.127e-07 Tidak normal

3 500 1.127e-07 Tidak normal

4 700 9.312e-08 Tidak normal

5 900 1 Normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

101

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

b. Uji Kruskal-wallis data viskositas

p-value < 0,05 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang

berbeda signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

102

c. Uji Post-Hoc: Wilcoxon data viskositas

Formula p-value Keterangan

1 (100 rpm) : 2 (300 rpm) 0,4795 Tidak berbeda

1 (100 rpm) : 3 (500 rpm) 0,3458 Tidak berbeda

1 (100 rpm) : 4 (700 rpm) 0,0722 Tidak berbeda

1 (100 rpm) : 5 (900 rpm) 0,07652 Tidak berbeda

2 (300 rpm) : 3 (500 rpm) 0,8137 Tidak berbeda

2 (300 rpm) : 4 (700 rpm) 0,1642 Tidak berbeda

2 (300 rpm) : 5 (900 rpm) 0,1 Tidak berbeda

3 (500 rpm) : 4 (700 rpm) 0,3017 Tidak berbeda

3 (500 rpm) : 5 (900 rpm) 0,07652 Tidak berbeda

4 (700 rpm) : 5 (900 rpm) 0,184 Tidak berbeda

formula 1 (100 rpm) : formula 2 (300 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 1 (100 rpm) : formula 3 (500 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

103

formula 1 (100 rpm) : formula 4 (700 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 1 (100 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 2 (300 rpm) : formula 3 (500 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

104

formula 2 (300 rpm) : formula 4 (700 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 2 (300 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 3 (500 rpm) : formula 4 (700 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

105

formula 3 (500 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 1 (100 rpm) : formula 2 (300 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

Hasil uji Kruskal-Wallis menyatakan data viskositas berbeda signifikan

namun hasil uji Post Hoc Wilcoxon seluruh kelompok formula diperoleh hasil

data tidak berbeda signifikan. Perbedaan hasil dapat disebabkan karena pada

uji Wilcoxon yang dilakukan tidak dapat menghitung p-value dengan tepat jika

terdapat ties (data yang identik dalam satu kelompok). Maka uji Wilcoxon

tidak digunakan dan uji Post Hoc dilakukan secara deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

106

2. Daya sebar

a. Uji normalitas (Shapiro-wilk) data daya sebar

Formula Kecepatan putar

(rpm)

p-value Distribusi data

1 100 1.03e-07 Tidak normal

2 300 0,9999 Normal

3 500 1,047e-07 Tidak normal

4 700 4.132e-08 Tidak normal

5 900 0,6369 Normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

107

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

b. Uji Kruskal-Wallis data daya sebar

p-value < 0,05 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang

berbeda signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

108

c. Uji Post Hoc: Wilcoxon data daya sebar

Formula p-value Keterangan

1 (100 rpm) : 2 (300 rpm) 0,4795 Tidak berbeda

1 (100 rpm) : 3 (500 rpm) 0,3458 Tidak berbeda

1 (100 rpm) : 4 (700 rpm) 0,0722 Tidak berbeda

1 (100 rpm) : 5 (900 rpm) 0,07652 Tidak berbeda

2 (300 rpm) : 3 (500 rpm) 0,8137 Tidak berbeda

2 (300 rpm) : 4 (700 rpm) 0,1642 Tidak berbeda

2 (300 rpm) : 5 (900 rpm) 0,1 Tidak berbeda

3 (500 rpm) : 4 (700 rpm) 0,3017 Tidak berbeda

3 (500 rpm) : 5 (900 rpm) 0,07652 Tidak berbeda

4 (700 rpm) : 5 (900 rpm) 0,184 Tidak berbeda

formula 1 (100 rpm) : formula 2 (300 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 1 (100 rpm) : formula 3 (500 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

109

formula 1 (100 rpm) : formula 4 (700 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 1 (100 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 2 (300 rpm) : formula 3 (500 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

110

formula 2 (300 rpm) : formula 4 (700 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 2 (300 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 3 (500 rpm) : formula 4 (700 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

111

formula 3 (500 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

formula 4 (700 rpm) : formula 5 (900 rpm)

p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda signifikan

Hasil uji Kruskal-wallis menyatakan data daya sebar berbeda

signifikan namun hasil uji Post Hoc Wilcoxon seluruh kelompok formula

diperoleh hasil data tidak berbeda signifikan. Perbedaan hasil dapat

disebabkan karena pada uji Wilcoxon yang dilakukan tidak dapat menghitung

p-value dengan tepat jika terdapat ties (data yang identik dalam satu

kelompok). Maka uji Wilcoxon tidak digunakan dan uji Post Hoc dilakukan

secara deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

112

3. Pergeseran viskositas

a. Uji normalitas (Shapiro-wilk) data pergeseran viskositas

Formula Kecepatan putar

(rpm)

p-value Distribusi data

1 100 5.098e-08 Tidak normal

2 300 0,102 Normal

3 500 0,07229 Normal

4 700 6,881e-08 Tidak normal

5 900 0,06136 Normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

113

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

b. Uji Kruskal-Wallis data pergeseran viskositas

p-value > 0,05 berarti seluruh kelompok data tidak berbeda signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

114

Lampiran 8. Hasil uji iritasi emulgel dengan HET-CAM

Skor iritasi =

1. Kontrol positif NaOH 0,1 N

Replikasi Waktu (sekon) Skor Rata-rata

skor

Kategori

Hemoragi Lisis Koagulasi

1 1 36 301 11,18

11,15 Iritasi kuat 2 1 47 301 10,93

3 1 29 301 11,35

2. Kontrol negatif NaCl 0,9%

Replikasi Waktu (sekon) Skor Rata-rata

skor

Kategori

Hemoragi Lisis Koagulasi

1 301 301 301 0

0 Tidak

mengiritasi 2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

3. Kontrol positif NaOH 0,1 N dalam basis emulgel

Replikasi Waktu (sekon) Skor Rata-rata

skor

Kategori

Hemoragi Lisis Koagulasi

1 39 189 301 6,98

7,06 Iritasi

sedang 2 45 203 301 6,55

3 53 150 301 7,66

4. Kontrol negatif NaCl 0,9% dalam basis emulgel

Replikasi Waktu (sekon) Skor Rata-rata

skor

Kategori

Hemoragi Lisis Koagulasi

1 301 301 301 0

0 Tidak

mengiritasi 2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

115

5. Basis emulgel

Replikasi Waktu (sekon) Skor Rata-rata

skor

Kategori

Hemoragi Lisis Koagulasi

1 301 301 301 0

0 Tidak

mengiritasi 2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

6. Emulgel formula 1-5 (100 rpm – 900 rpm)

Replikasi Waktu (sekon) Skor Rata-rata

skor

Kategori

Hemoragi Lisis Koagulasi

1 301 301 301 0

0 Tidak

mengiritasi 2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

Lampiran 9. Hasil uji antimikroba emulgel terhadap Staphylococcus

epidermidis

Formula Zona Hambat (mm) Rata-rata ± SD

(mm) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Kontrol Basis 0 0 0 0 ± 0

Kontrol positif 14 14 12 13,33 ± 1,15

1 (100 rpm) 7 6 7 6,67 ± 0,58

2 (300 rpm) 6 6 7 6,63 ± 0,58

3 (500 rpm) 6 6 6 6 ± 0

4 (700 rpm) 6 6 6 6 ±0

5 (900 rpm) 7 7 6 6,67 ± 0,58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

116

Lampiran 10. Analisis statistika uji antimikroba emulgel terhadap

Staphylococcus epidermidis

a. Uji normalitas (Shapiro-wilk) data zona hambat

Formula Kecepatan putar

(rpm)

p-value Distribusi data

1 100 1,045e-07 Tidak normal

2 300 6,304e-08 Tidak normal

3 500 - -

4 700 - -

5 900 1,045e-07 Tidak normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

117

p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal

b. Uji Kruskal-Wallis data zona hambat

p-value > 0,05 berarti seluruh kelompok data tidak berbeda signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

118

Lampiran 11. Hasil penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak

kulit buah manggis

1. Pembuatan kurva baku alfa mangostin

a. Pembuatan larutan stok alfa mangostin

Penimbangan alfa mangostin:

Berat alumunium foil + alfa mangostin = 0,6347 mg

Berat alumunium foil + sisa = 0,1485 mg

Berat alfa mangostin = 0,4862 mg

Alfa mangostin dilarutkan dalam 5 ml metanol, sehingga konsentrasinya:

C = 0,4862 mg = 0,109724 mg/ml

5 ml

b. Data persamaan kurva baku alfa mangostin

Volume

penotolan

(l)

Baku alfa

mangostin

(g)

AUC

Repetisi 1 Repetisi 2 Repetisi 3

1 0,09724 4579,8 4250,7 4543,2

2 0,19448 8119,5 5967,6 7013,2

4 0,38896 11337,7 12583,2 9137,4

8 0,77792 16649,8 17905,1 14568,0

16 1,55584 22917,7 22828,5 22845,7

Persamaan regresi linier a = 5566,5958

b = 11866,7218

r = 0,9742

y = bx + a

= 11866,7218x

+ 5566,5958

a = 5161,2750

b = 12515,9980

r = 0,9458

y = bx + a

= 12515,9980x

+ 5161,2750

a = 4249,5042

b = 12227,8032

r = 0,9957

y = Bx + a

= 12227,8032x

+ 4249,5042

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

119

c. Kromatogram baku alfa mangostin (repetisi 3)

Konsentrasi 1g/ml

Konsentrasi 2g/ml

Konsentrasi 4g/ml

Konsentrasi 8g/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

120

Konsentrasi 16g/ml

2. Penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak kulit buah

manggis 48 jam setelah pembuatan

a. Data dan perhitungan kadar alfa mangostin dalam emulgel

Formula 1 (100 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0027 23188,9 1,5489 7744,5 0,2579

2 3,0010 22620,2 1,5024 7512 0,2503

3 3,0030 23439,1 1,5693 7846,5 0,2613

Rata-rata 0,2565

SD 0,0056

CV 2,1832

Replikasi 1

Persamaan regresi linier:

y = AUC

x = jumlah alfa mangostin dalam 1l sampel

y = 12227,8032x + 4249,5042

23188,9 = 12227,8032x + 4249,5042

x = 1,5489 g

jumlah alfa mangostin dalam 5ml sampel

= 1,5489 g x 5000 l

= 7744,5 g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

121

Kadar alfa mangostin dalam emulgel

=

= 7744,5 g x 100%

3,0027 g

= 0,2579%

Formula 2 (300 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0026 20081,0 1,2947 6473,5 0,2156

2 3,0015 20375,0 1,3188 6594 0,2197

3 3,0017 20279,6 1,3110 6555 0,2184

Rata-rata 0,2179

SD 0,0021

CV 0,9637

Formula 3 (500 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0018 20189,1 1,3036 6518 0,2171

2 3,0011 20214,2 1,3056 6528 0,2175

3 3,0024 20824,2 1,3555 6777,5 0,2257

Rata-rata 0,2201

SD 0,0049

CV 2,2263

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

122

Formula 4 (700 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0016 22525,9 1,4947 7473,5 0,2490

2 3,0021 22417,6 1,4858 7429 0,2475

3 3,0009 24785,5 1,6795 8397,5 0,2798

Rata-rata 0,2588

SD 0,0182

CV 7,0325

Formula 5 (900 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0013 19353,1 1,2352 6176 0,2058

2 3,0021 19500,6 1,2472 6236 0,2077

3 3,0027 19292,2 1,2302 6151 0,2048

Rata-rata 0,2061

SD 0,0015

CV 0,7278

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

123

b. Kromatogram emulgel ekstrak kulit buah manggis

Baku alfa mangostin

Formula 1 (100 rpm) – Replikasi 1

Formula 1 (100 rpm) – Replikasi 2

Formula 1 (100 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

124

Formula 2 (300 rpm) – Replikasi 1

Formula 2 (300 rpm) – Replikasi 2

Formula 2 (300 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

125

Formula 3 (500 rpm) – Replikasi 1

Formula 3 (500 rpm) – Replikasi 2

Formula 3 (500 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

126

Formula 4 (700 rpm) – Replikasi 1

Formula 4 (700 rpm) – Replikasi 2

Formula 4 (700 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

127

Formula 5 (900 rpm) – Replikasi 1

Formula 5 (900 rpm) – Replikasi 2

Formula 5 (900 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

128

3. Penetapan kadar alfa mangostin dalam emulgel ekstrak kulit buah

manggis setelah penyimpanan satu bulan

a. Data dan perhitungan kadar alfa mangostin dalam emulgel

Formula 1 (100 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0021 18444,5 1,1609 5804,5 0,1933

2 3,0025 18190,8 1,1401 5700,5 0,1899

3 3,0012 18622,1 1,1754 5877 0,1958

Rata-rata 0,1930

SD 0,0030

CV 1,5544

Formula 2 (300 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0023 17557,0 1,0883 5441,5 0,1812

2 3,0021 17202,2 1,0593 5296,5 0,1764

3 3,0011 16725,2 1,0203 5101,5 0,1700

Rata-rata 0,1759

SD 0,0056

CV 3,1836

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

129

Formula 3 (500 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0029 17023,1 1,0446 5223 0,1739

2 3,0012 16869,4 1,0321 5160,5 0,1719

3 3,0015 17304,8 1,0677 5338,5 0,1779

Rata-rata 0,1746

SD 0,0031

CV 1,7755

Formula 4 (700 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0018 18979,0 1,2046 6023 0,2006

2 3,0022 19022,3 1,2081 6040,5 0,2012

3 3,0013 19517,0 1,2302 6151 0,2048

Rata-rata 0,2022

SD 0,0023

CV 1,1375

Formula 5 (900 rpm)

Replikasi Berat

sampel

(g)

AUC Jumlah alfa

mangostin

dalam 1 l

sampel (g)

Jumlah alfa

mangostin

dalam 5 ml

sampel (g)

Kadar alfa

mangostin

(% b/b)

1 3,0015 17249,3 1,0631 5315,5 0,1771

2 3,0028 16849,3 1,0304 5152 0,1716

3 3,0024 16353,1 0,9898 4949 0,1648

Rata-rata 0,1712

SD 0,0062

CV 3,6215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

130

b. Kromatogram emulgel ekstrak kulit buah manggis

Baku alfa mangostin

Formula 1 (100 rpm) – Replikasi 1

Formula 1 (100 rpm) – Replikasi 2

Formula 1 (100 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

131

Formula 2 (300 rpm) – Replikasi 1

Formula 2 (300 rpm) – Replikasi 2

Formula 2 (300 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

132

Formula 3 (500 rpm) – Replikasi 1

Formula 3 (500 rpm) – Replikasi 2

Formula 3 (500 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

133

Formula 4 (700 rpm) – Replikasi 1

Formula 4 (700 rpm) – Replikasi 2

Formula 4 (700 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

134

Formula 5 (900 rpm) – Replikasi 1

Formula 5 (900 rpm) – Replikasi 2

Formula 5 (900 rpm) – Replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

135

Lampiran 12. Analisis statistika penetapan kadar alfa mangostin dalam

emulgel ekstrak kulit buah manggis

a. Uji normalitas (Shapiro-wilk) data penetapan kadar

Formula Kecepatan

putar

(rpm)

48 jam 1 bulan

p-value Distribusi

data

p-value Distribusi

data

1 100 0,5856 Normal 0,8322 Normal

2 300 0,6024 Normal 0,8428 Normal

3 500 0,07872 Normal 0,6369 Normal

4 700 0,7848 Normal 0,8547 Normal

5 900 0,6614 Normal 0,8836 Normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

136

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

137

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

138

b. Uji variansi (F test) data penetapan kadar

Formula Kecepatan putar

(rpm)

p-value Variansi

1 100 0,4332 Sama

2 300 0,2441 Sama

3 500 0,5675 Sama

4 700 0,03058 Berbeda

5 900 0,1081 Sama

p-value > 0,05 berarti kedua kelompok data memiliki variansi yang sama

p-value > 0,05 berarti kedua kelompok data memiliki variansi yang sama

p-value > 0,05 berarti kedua kelompok data memiliki variansi yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

139

p-value < 0,05 berarti kedua kelompok data memiliki variansi yang berbeda

p-value > 0,05 berarti kedua kelompok data memiliki variansi yang sama

c. Uji T berpasangan data penetapan kadar

Formula Kecepatan putar

(rpm)

p-value Keterangan

1 100 0,000612 Berbeda

2 300 0,009339 Berbeda

3 500 0,00085 Berbeda

4 700 0,02564 Berbeda

5 900 0,008879 Berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

140

p-value < 0,05 berarti kedua kelompok data berbeda signifikan

p-value < 0,05 berarti kedua kelompok data berbeda signifikan

p-value < 0,05 berarti kedua kelompok data berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

141

p-value < 0,05 berarti kedua kelompok data berbeda signifikan

p-value < 0,05 berarti kedua kelompok data berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

142

Lampiran 11. Dokumentasi

1. Orientasi emulgel dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit buah manggis

Konsentrasi ekstrak 1% Konsentrasi ekstrak 2%

Konsentrasi ekstrak 4% Konsentrasi ekstrak 8%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

143

2. Uji viskositas

3. Uji daya sebar .

4. Uji ukuran droplet

Emulgel Droplet Emulsi

(droplet tidak dapat terlihat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

144

5. Emulgel setelah pembuatan

Formula 1 (100 rpm) Formula 2 (300 rpm)

Formula 3 (500 rpm) Formula 4 (700 rpm)

Formula 5 (900 rpm)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

145

6. Emulgel setelah penyimpanan 1 bulan

Formula 1 (100 rpm) Formula 2 (300 rpm)

Formula 3 (500 rpm) Formula 4 (700 rpm)

Formula 5 (900 rpm)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

146

7. Uji sterilitas

Formula 1 (100 rpm) Formula 2 (300 rpm)

Formula 3 (500 rpm) Formula 4 (700 rpm)

Formula 5 (900 rpm) Kontrol kontaminasi media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

147

8. Uji HET-CAM

Foto hasil uji HET-CAM Foto hasil uji HET-CAM

NaCl 0,9% NaCl 0,9% dalam basis

Foto hasil uji HET-CAM Foto hasil uji HET-CAM

NaOH 0,1 N NaOH 0,1 N dalam basis

Foto hasil uji HET-CAM

Basis emulgel

Hemoragi

Lisis

Lisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

148

Foto hasil uji HET-CAM Foto hasil uji HET-CAM

Formula 100 rpm Formula 300 rpm

Foto hasil uji HET-CAM Foto hasil uji HET-CAM

Formula 500 rpm Formula 700 rpm

Foto hasil uji HET-CAM

Formula 900 rpm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

149

9. Uji daya antimikroba

Replikasi 1 Replikasi 2

Replikasi 3

Keterangan:

a = kontrol basis emulgel

b = emulgel formula 1 (100 rpm)

c = emulgel formula 2 (300 rpm)

d = emulgel formula 3 (500 rpm)

e = emulgel formula 4 (700 rpm)

f = emulgel formula 5 (900 rpm)

g = kontrol positif (Cindala®)

a

b

c

d

g

e

f

a

b

c

d

g

e

f

a

b

c

d

g

e

f

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileselama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Bimo, Pak Mukminin dan laboran-laboran

150

BIOGRAFI PENULIS

Kristin Yunita, lahir di Tegal pada tanggal 12

November 1992. Penulis merupakan anak kedua dari

tiga bersaudara dan anak dari pasangan Irvan Jaya

Gunarto (Tjoa Ek Hian) dan Sri Rejeki (Lie Kwie May).

Penulis telah menempuh pendidikan di TK

Pertiwi Balapulang pada tahun 1996-1998, SD Negeri 2

Balapulang pada tahun 1998-2004, SMP Negeri 1

Balapulang pada tahun 2004-2007, SMA Negeri 1 Slawi

pada tahun 2007-2010. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanara

Dharma pada tahun 2010-2014.

Selama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma, penulis

pernah menjadi asisten Praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi pada

tahun 2014. Penulis juga pernah menjadi seksi Publikasi, Dekorasi dan

Dokumentasi Komisi Pemiliihan Umum Gubernur BEMF dan Ketua DPMF pada

tahun 2011, Bendahara Inisiasi Fakultas Farmasi tahun 2011. Penulis juga pernah

lolos didanai DIKTI dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian

Kepada Masyarakat tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI